ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VIII A SMP NEGERI 3 SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU

Transkripsi

1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VIII A SMP NEGERI 3 SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU Maria Kristinova, Suryadi Sowinangun, Aminuyati Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Untan Kristinnova4l@yahoo.com Abstract: This thesis is titled, "Analysis of Factors Learning Difficulties Students At IPS Integrated Lesson In Class VIII A Junior High School 3Sekayam the District", with, a common problem "What are the factors that cause learning difficulties of students in integrated social studies ".The method used is descriptive survey form. Population of 22 students. The factors that lead to student learning difficulties are internal factors consist of the student's interest at 46.67%, 53.33% motivation, attitude of 16.67%, and 13.33% health. External factors derived from the family way parents educate 26.67%, the relationship of parents with children 40%, family atmosphere / home rate of 13.33%, and 43.33% family economic circumstances. External factors of the school environment consists of factors that come from teachers teaching teachers include 26.66%, 73.33% delivery methods, attendance of teachers 40%. External factors of the society include 53.33% of mass media, friends hang out 50%, and is active in community activities 10%. Keywords: Factors Student Learning Difficulties. Abstrak: Skripsi ini berjudul, Analisis Faktor-faktor Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di Kelas VIII A SMP Negeri 3Sekayam Kabupaten Sanggau, dengan, masalah umum Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan bentuk survei. Populasi berjumlah 22 siswa. Faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa yaitu faktor internal terdiri dari minat siswa sebesar 46,67%, motivasi 53,33%, sikap 16,67%, dan kesehatan 13,33%. Faktor eksternal berasal dari lingkungan keluarga cara orang tua mendidik sebesar 26,67%, hubungan orang tua dengan anak 40%, suasana keluarga/rumah sebesar 13,33%, dan keadaan ekonomi keluarga 43,33%. Faktor eksternal dari lingkungan sekolah terdiri dari faktor yang berasal dari guru mencakup cara mengajar guru 26,66%, metode penyampaian materi 73,33%, kehadiran guru 40%. Faktor eksternal dari lingkungan masyarakat mencakup media massa 53,33%, teman bergaul 50%, dan aktif dalam kegiatan masyarakat 10%. Kata Kunci : Faktor-Faktor Kesulitan Belajar Siswa. 1

2 P endidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan di zaman modern dituntut pendidikan yang diarahkan pada perubahan tingkah laku yang sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal (3) yang berbunyi: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Usaha pencapaian tujuan pendidikan nasional sangat berkaitan dengan unsur-unsur pendidikan. Salah satu unsur yang paling berperan besar terhadap proses dan hasil pendidikan adalah lembaga pendidikan. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mempunyai peran penting dalam mengembangkan potensi peserta didik. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal, merupakan tempat proses pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah yang diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Namun tidak selamanya tujuan pembelajaran itu tercapai dengan baik. Seringkali ditemukan permasalahan dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPS Terpadu. Salah satunya adalah rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh siswa, hal ini disebabkan karena siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran IPS ekonomi. Secara umum ada dua faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri (internal) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal). Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) mencakup minat, motivasi, sikap belajar dan kesehatan fisik maupun kesehatan mental siswa. Sedangkan faktor yang berasal dari luar siswa (eksternal) antara lain dari lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Faktor dari lingkungan sekolah mencakup faktor yang berasal dari guru, sarana dan prasarana sekolah. Faktor dari lingkungan keluarga misalnya cara orang tua mendidik anak, hubungan orang tua dan anak, suasana keluarga/rumah dan keadaan ekonomi keluarga. Sedangkan faktor dari lingkungan masyarakat mencakup teman bergaul dan aktivitas atau kesibukan dalam masyarakat serta media massa. Faktor-faktor tersebut berdampak ada siswa yang mengalami masalah atau kesulitan dalam belajar sehingga akan menyebabkan hasil belajar siswa yang rendah. Demikian halnya di SMP Negeri 3 Sekayam Kabupaten Sanggau ditemukan beberapa siswa yang mengalami masalah/kesulitan belajar sehingga siswa sulit untuk menerima/memahami materi pelajaran dan berdampak pada hasil 2

3 belajar siswa yang masih banyak di bawah standar ketuntasan. Di SMP Negeri 3 Sekayam Kabupaten Sanggau, kelas VIII berjumlah lima kelas dengan klasifikasi kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, dan VIII E. Dari kelima kelas tersebut peneliti tertarik untuk meneliti satu kelas saja yaitu kelas VIII A. Alasan peneliti memilih kelas VIII A sebagai objek penelitian karena berdasarkan pra riset yang telah dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 3 Sekayam Kabupaten Sanggau, di kelas VIII A lebih banyak ditemukan siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan menunjukkan gejala seperti sering ribut di kelas, tidak serius dan tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran, siswa sering keluar masuk pada saat proses belajar mengajar berlangsung, kenyataan ini didukung dengan nilai ratarata ulangan harian semester 1 kelas VIII A pada mata pelajaran IPS Terpadu yaitu 4,98 dengan klasifikasi 13 siswa yang tidak tuntas dan 9 siswa yang tuntas. Sementara siswa akan mencapai standar ketuntasan yang ditetapkan sekolah apabila siswa mencapai hasil nilai minimal 60. Guru yang mengajar pada mata palajaran IPS Terpadu dipegang oleh 2 orang guru yang latar pendidiknya sarjana pendidikan. Pendekatan yang digunakan dalam mengajar masih didomina oleh guru dan berpusat pada guru, bukan pada siswa, karena metode yang digunakan metode ceramah, sedangkan model pembelajaran masih belum bervariasi. Sarana pendukung dalam belajar mengajar seperti; perpustakaan belum maksimal karena buku-buku pelajaran dan buku-buku paket secara khusus yang menunjang pembelajaran IPS terpadu sangat sedikit jumlahnya. Hal tersebut di atas yang melatar belakangi penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan menganalisis lebih jauh tentang Apa saja Faktor- Faktor Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu di Kelas VIII A SMP Negeri 3 Sekayam Kabupaten Sanggau?.Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini yaitu Bagaimana faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII A SMP Negeri 3 Sekayam Kabupaten Sanggau?. Selanjutnya untuk membatasi pembahasan, perlu diberikan batasan masalah ke dalam sub-sub masalah sebagai berikut: (1).Apa saja faktor-faktor internal yang menyebabkan kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII A SMP Negeri 3 Sekayam Kabupaten Sanggau? (2).Apa saja faktor-faktor eksternal yang menyebabkan kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII A SMP Negeri 3 Sekayam Kabupaten Sanggau?(3) Apa saja upaya-upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi masalah kesulitan belajar yang dialami siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII A SMP Negeri 3 Sekayam Kabupaten Sanggau? Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui faktor-faktor internal yang menyebabkan kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII A SMP Negeri 3 Sekayam Kabupaten Sanggau. (2) Untuk mengetahui faktor-faktor eksternal yang menyebabkan kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII A SMP Negeri 3 Sekayam Kabupaten Sanggau. (3) Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi masalah 3

4 kesulitan belajar yang dialami siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII A SMP Negeri 3 Sekayam Kabupaten Sanggau.Untuk memperjelas batasan masalah dalam penelitian ini perlu diterangkan ruang lingkup penelitian mengenai permasalahan yang akan diteliti. Untuk itu perlu dikemukakan tentang variabel penelitian dan definisi operasional sebagai berikut: Menurut Sugiyono (2009:60), Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:118), Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variabel tunggal. Yang menjadi variabel tunggal dalam penelitian ini yaitu Faktor-Faktor Kesulitan Belajar Siswa. Indikator-indikatornya adalah: (a) Faktor internal, dengan aspekaspek sebagai berikut: (1) Minat, (2) Motivasi, (3) Sikap belajar, (4) Kesehatan, (b) Faktor eksternal, dengan aspek-aspek sebagai berikut: (1) Faktor yang berasal dari lingkungan keluarga (a) Cara orang tua mendidik, (b) Hubungan orang tua dengan anak (c) Suasana keluarga/rumah (d) Keadaan ekonomi keluarga (2) Faktor yang berasal dari lingkungan sekolah (a) Faktor yang berasal dari guru (b) Sarana dan prasarana sekolah (3) Faktor yang berasal dari lingkungan masyarakat (a) Media massa (b) Teman bergaul (c) Aktivitas atau kesibukan dalam masyarakat METODE Untuk memecahkan masalah penelitian diperlukan suatu metode atau cara tertentu. Menurut Sugiyono (2009:1), Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Menurut Hadari Nawawi (2007:65), ada empat metode penelitian yang biasa digunakan, yaitu: (1) Metode filosofis (2) Metode deskriptif (3) Metode historis (4) Metode eksperimen Metode penelitian yang digunakan harus sesuai dengan masalah yang diteliti. Berdasarkan masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini, maka metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Menurut Hadari Nawawi (2007:67), Metode deskriptif adalah sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki, menggambarkan/melukiskankeadaan subyek-obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dalam penelitian ini peneliti ingin menggambarkan Faktor-faktor kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII A SMP Negeri 3 Sekayam Kabupaten Sanggau. Menurut Hadari Nawawi (2005:64), terdapat beberapa bentuk penelitian dalam metode deskriptif, yaitu: (1) Survey (survey studies) (2) Studi hubungan (Interelation studies) (3) Studi perkembangan (Develoment studies). Dalam penelitian ini bentuk penelitian yang digunakan adalah bentuk survei, dimana bentuk penelitian ini bertujuan mencari data dan fakta-fakta untuk mengetahui faktor-faktor kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII A SMP Negeri 3 Sekayam Kabupaten Sanggau. 4

5 Menurut Sugiyono (2009:117), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Sekayam Kabupaten Sanggau yang berjumlah 22 orang siswa.menurut Suharsimi Arikunto (2005:134), Untuk sekedar ancangancang, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih. Berdasarkan pernyataan di atas maka penelitian ini adalah penelitian populasi dengan melihat besarnya objek penelitian yang akan diteliti. Teknik Pengumpul Data Agar data dapat diperoleh secara objektif, maka diperlukan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan. Menurut Hadari Nawawi (2007:100), dalam suatu penelitian terdapat cara atau teknik yang dapat ditempuh, yaitu: (a) Teknik observasi langsung (b) Teknik observasi tidak langsung (c) Teknik komunikasi langsung (d) Teknik komunikasi tidak langsung (e) Teknik pengukuran (f) Teknik studi dokumenter. Dari uraian di atas, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (a) Teknik observasi langsung, adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang tampak pada obyek penelitian yang pelaksanaannya langsung pada tempat dimana suatu peristiwa, keadaan atau situasi sedang terjadi. (b) Teknik komunikasi langsung, adalah cara mengumpulkan data yang mengharuskan seseorang peneliti mengadakan kontak langsung secara lisan atau tatap muka dengan sumber data. (c) Teknik komunikasi tidak langsung, adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengedarkan angket yang berisikan daftar pertanyaan secara tertulis yang diajukan kepada obyek penelitian. (d) Teknik studi dokumenter, adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan kategori dan klasifikasi bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian. Alat yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (a) Lembar observasi yaitu pencatatan data yang dilakukan dengan menggunakan sebuah daftar yang memuat apa-apa atau gejala-gejala yang akan diamati yang terjadi pada saat proses belajar mengajar mata pelajaran IPS Terpadu berlangsung di kelas VIII A SMP Negeri 3 Sekayam Kabupaten Sanggau. (b) Pedoman wawancara, yaitu alat untuk mengumpulkan data dengan pertanyaan yang digunakan sebagai pedoman wawancara dengan sumber data, dalam hal ini adalah guru mata pelajaran IPS Terpadu kelas VIII A SMP Negeri 3 Sekayam Kabupaten Sanggau.Angket (c) atau kuesioner, yaitu alat untuk mengumpulkan data yang berisikan daftar pertanyaan tertulis dengan alternatif jawaban yang ditujukan kepada siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Sekayam Kabupaten Sanggau sebagai responden. (d)lembar catatan, digunakan untuk mencatat data-data yang berkenaan dengan penelitian ini yang ada dalam arsip, buku-buku atau dokumen yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti di kelas VIII A SMP Negeri 3 Sekayam Kabupaten Sanggau. Data yang telah terkumpul dari penyebaran angket diteliti terlebih dahulu, untuk mengetahui keabsahan data dalam mengisi angket yang dilakukan oleh 5

6 responden. Kemudian data tersebut diolah dan disajikan dalam bentuk tabel guna untuk kepentingan analisis. Data yang diperoleh di sini adalah data nominal. Data tersebut dianalisis dengan cara perhitungan persentase yang digunakan untuk menghitung persentase dari setiap item jawaban dari angket yang disebarkan melalui rumus persentase. Rumus persentase yang digunakan adalah menurut Mardalis (2009:82) sebagai berikut: Persentase = Keterangan: n = Jumlah Jawaban Responden yang memilih setiap alternatif = Jumlah Responden HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapat dua faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa yaitu: (a) Faktor Internal: Kurangnya minat belajar siswa ditunjukkan dengan 46,67% siswa kadang-kadang mencatat materi yang telah disampaikan oleh guru. Rendahnya motivasai belajar siswa ditunjukkan dengan 53,33% siswa kadang-kadang mengulang kembali di rumah pelajaran yang telah disampaikan oleh guru di sekolah. Sikap belajar yang kurang baik dalam belajar ditunjukkan dengan 16,67% siswa selalu izin keluar kelas pada saat guru mengajar di kelas. Kesehatan dapat menyebabkan kesulitan belajar siswa ditunjukkan dengan 13,33% siswa sering menderita sakit sehingga terpaksa tidak masuk sekolah. Siswa jarang mengajukan pertanyaan pada saat proses belajar mengajar berlangsung, hanya ada beberapa anak saja yang kadangkadang mengajukan pertanyaan. Motivasi dan semangat siswa kurang dalam mengikuti pelajaran. Masih ada siswa yang tidak mengerjakan tugas yang telah diberikan. Pembahasan Hanya terdapat 4 orang siswa mencatat materi yang disampaikan oleh guru. Hanya terdapat 2 orang siswa mengajukan pertanyaan kepada kepada guru tentang materi yang tidak mereka pahami. Terdapat 3 orang siswa terlihat mengantuk pada saat guru mengikuti pelajaran. Terdapat 6 orang siswa mengobrol dengan teman sebangku pada saat guru sedang menjelaskan materi pelajaran. Terdapat 2 orang siswa mengusik temannya pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Terdapat 2 orang siswa ribut pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Terdapat 3 orang siswa izin keluar pada saat proses belajar mengajar berlangsung. (b) Faktor Eksternal: Cara orang tua mendidik mempengaruhi kesulitan belajar siswa ditunjukkan dengan 26,67% orang tua kadang-kadang mengingatkan untuk belajar. Hubungan orang tua dengan anak mempengaruhi kesulitan belajar ditunjukkan dengan 40% orang tua kadang-kadang mengamati/mongontrol kegiatan belajar mereka di rumah maupun di sekolah. Suasana keluarga/rumah mempengaruhi kesulitan belajar siswa ditunjukkan dengan 13,33%, setiap mereka belajar di rumah, keluarga/saudara mereka sering ribut sehingga mengganggu 6

7 konsentrasi belajar. Keadaan ekonomi keluarga mempengaruhi kesulitan belajar siswa ditunjukkan dengan 43,33% siswa menyatakan di rumah mereka tidak tersedia fasilitas untuk menunjang kegiatan belajar di rumah. Cara mengajar guru mempengaruhi kesulitan belajar siswa ditunjukkan dengan 26,66% siswa menyatakan pada saat mengajar guru kadang-kadang melemparkan pertanyaan kepada mereka tentang materi pelajaran. Metode penyampaian materi mempengaruhi kesulitan belajar siswa ditunjukkan dengan 73,33% siswa menyatakan setiap mengajar guru mereka tidak pernah menggunakan media pembelajaran. Kehadiran guru mempengaruhi kesulitan belajar siswa ditunjukkan dengan 40% guru IPS Ekonomi sering tidak masuk kelas. Sarana dan prasarana sekolah mempengaruhi kesulitan belajar siswa ditunjukkan dengan 56,67% siswa menyatakan setiap belajar kadang-kadang menggunakan sarana dan prasarana di sekolah seperti perpustakaan. Faktor media massa mempengaruhi kesulitan belajar siswa ditunjukkan dengan 53,33% siswa sering menonton/bermain Play Station (PS)/bermain internet. Teman bergaul mempengaruhi kesulitan belajar siswa ditunjukkan dengan 50% siswa sering bermain/bepergian ke luar rumah dengan teman-temannya bukan untuk urusan belajar. aktivitas atau kesibukan dalam masyarakat 10% siswa selalu ikut dalam kegiatan/organisasi di luar sekolah. Kurangnya sarana dan prasarana penunjang dalam kegiatan belajar mengajar. Metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar adalah metode ceramah, metode tanya jawab dan metode pemberian tugas. Dalam mengajar guru IPS Ekonomi kadang-kadang menggunakan media pembelajaran. SIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Faktor-faktor internal yang menyebabkan kesulitan belajar siswa. Untuk sub masalah ini terdapat beberapa faktor-faktor internal yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:faktor internal yang terdiri dari minat siswa sebesar 46,67%, motivasi 53,33%, sikap 16,67%, dan kesehatan 13,33%. (2)Faktor-faktor eksternal yang meyebabkan kesulitan belajar siswa. Untuk sub masalah ini terdapat beberapa faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut: Faktor eksternal yang terdiri dari lingkungan keluarga yaitu cara orang tua mendidik sebesar 26,67%, hubungan orang tua dengan anak 40%, suasana keluarga/rumah sebesar 13,33%, dan keadaan ekonomi keluarga 43,33%. Faktor eksternal yang terdiri dari lingkungan sekolah yaitu faktor yang berasal dari guru mencakup cara mengajar guru 26,66%, metode penyampaian materi 73,33%, kehadiran guru 40%. Faktor eksternal yang terdiri dari lingkungan masyarakat mencakup media massa 53,33%, teman bergaul 50%, dan aktif dalam kegiatan masyarakat 10%. (3) Upaya-upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi kesulitan belajar siswa. Adapun usaha-usaha yang dilakukan oleh guru mata pelajaran IPS Terpadu untuk mengatasi masalah kesulitan belajar siswa yaitu: (a) Selalu memberikan tugas/pr kepada siswa sehingga mereka akan belajar dan mengulang kembali 7

8 pelajaran di rumah. (b) Menyuruh mereka untuk banyak membaca buku pelajaran. (c) Memberikan remedial kepada siswa yang tidak tuntas dalam belajar. Saran Dengan melihat hasil analisis faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu yang meliputi faktor internal dan faktor eksternal, maka diharapkan: (1) Hendaknya guru dalam mengajar menggunakan metode yang lebih bervariasi sehingga anak lebih bersemangat dan tidak bosan mengikuti pelajaran serta sering memberikan tugas-tugas rutin berkaitan dengan materi sehingga secara tidak langsung siswa akan belajar dan mengulang materi tersebut di rumah. (2) Hendaknya dalam mengajar guru menggunakan media pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih fokus dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran. (3) Hendaknya pihak sekolah menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap untuk menunjang pembelajaran di sekolah sehingga siswa akan lebih termotivasi untuk belajar. (4) Hendaknya pihak sekolah lebih cepat dan tepat dalam pengambilan kebijakan dalam mengevaluasi siswa sebagai bentuk tindak lanjut serta memberikan dorangan kepada guru agar dapat mengatasi masalah kesulitan belajar siswa. DAFTAR RUJUKAN Aunurrahman. (2008). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Dalyono. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. FKIP. (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Pontianak: UNTAN. Hadari Nawawi. (2007). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Mardalis. (2009). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: PT Bumi Aksara. Muhibbin Syah. (2009). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Nana Sudjana. (2005). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Oemar Hamalik. (2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suhaenah Suparno. (2001). Membangun Kompentensi Belajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Syaiful Bahri Djamarah. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Undang-Undang RI No. 20 Tahun (2007). Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Visimedia. W.J.S. Poerwadarminta. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 8