FISKAL UNTUK MENDUKUNG RENCANA. Pada MUSRENBANGNAS Mei 2009
|
|
- Liana Hermawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ARAH KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO & FISKAL UNTUK MENDUKUNG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 PAPARAN MENTERI KEUANGAN Pada MUSRENBANGNAS 2009 Pada MUSRENBANGNAS Mei 2009
2 POKOK BAHASAN KERANGKA EKONOMI MAKRO 2010 ARAH KEBIJAKAN FISKAL
3 Kerangka Ekonomi Makro
4 Biaya Krisis Global 2008/2009 Penurunan Pertumbuhan Ekonomi. 3,2% (2008) ke -1,3% (2009) Penurunan pertumbuhan perdagangan dari 2,5% (2008) ke -11% (2009) Arus Modal Keluar USD 500 Milliar ke AS Penurunan Nilai Aset di Lembaga Keuangan USD 750 Miliar 4
5 Biaya Penanganan Krisis Lebih dari 5 Trilliun Dollar Perkiraan Pertumbuhan PDB tahun 2009 Jan 08 Apr 08 Oct 08 Nov 08 Jan 09 Apr p World 44 4,4 38 3,8 30 3,0 22 2,2 05 0,5-1, ,9 USA 1,8 0,6 0,1 0,7-1, Europe 1,9 1,2 0,2 0,7-2, Japan 1,7 1,5 0,5 0,2-2, China 10, ,5 93 9,3 85 8,5 67 6, India 8,2 8,0 6,9 6,3 5, ASEAN 5 6,2 6,0 4,9 4,2 2, Indonesia 6,4 8,0 6,0 5,5 4,5 2,5 3, Proyeksi Volume Perdagangan Dunia Jan-08 Apr-08 Okt-08 Nov 08 Jan-09 Apr
6 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia tahun 2009 Menunjukkan Pemburukan 3,7 MEXICO 2,5 CANADA 2,8 USA 4,1 UK 3,0 FRANCE 42 4,2 EU 4,4 ITALY 5,6 GERMAN 6 RUSIA CHINA 51 5,1 6,5 TURKEY 6,2 JAPAN 0,9 S Arabia 3,0 Thailand INDIA 4,5 10 Singapore 3,5 Malaysia 4,0 South Korea Philipine 0 1,3 BRAZIL INDONESIA 2,5 0,3 S. Africa 1,5 Argentina 1,4 Australia Sumber: IMF : Pertumbuhan (+) : Pertumbuhan (-) 6
7 Prognosa Ekonomi Global mulai pulih di 2010 % Source: IMF Dunia Amerika Serikat Uni Eropa Jepang Pertumbuhan Ekonomi dapat membaik mulai di 2010, bila: Penyelesaian krisis keuangan AS dan Eropa Meningkatnya perdagangan dunia Efektifitas stimulus fiskal 2009 dan kelanjutan stimulus fiskal 2010 (2% PDB) Pelaksanaan rencana tindak G20, khususnya regulasi di sektor keuangan 7
8 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2010 diharapkan dapat mulai mengalami pemulihan kembali % 6.0% 5.5% 5.0% 45% 4.5% 5.0% 5.7% 5.5% 6.3% 6.1% 4,0% 4,5% 5,0 6,0% % % % * 2010* 0.03 Pertumbuhanan ekonomi Q diperkirakan mencapai 4,3% 48% 4,8%, dengan didukung oleh Konsumsi RT & Pemerintah, serta Investasi. Pertumbuhan 2010 dapat berlanjut didukung oleh Konsumsi & Investasi Untuk Mencapai Target 2010 : Kemiskinan : 12% 13.5% (2009 = 12% -14%) Pengangguran : 8% (2009 = 8.3% - 8.6%) 8
9 Indikator Ekonomi Makro Pertumbuhan Ekonomi (%) Inflasi (%) y-o-y Tingkat Bunga SBI 3 Bulan (%) Nilai Tukar (Rp/US$ 1) Harga Minyak (US$/barel) Produksi Minyak (MBCD) Tingkat Pengangguran Terbuka Tingkat Kemiskinan Persen Persen * 2010* * 2010* 9
10 Arah Kebijakan Fiskal
11 Pokok-pokok Kebijakan Fiskal 2010 Mendukung pemulihan perekonomian nasional dengan melanjutkan program stimulus fiskal Defisit APBN 2010 sekitar 1,3% PDB Insentif perpajakan (melalui penurunan tarif PPh Badan) Mempertahankan stimulus belanja negara melalui peningkatkan daya beli masyarakat dan program pembangunan padat karya Mempertahankan rasio anggaran Pendidikan minimal 20% 11
12 Kebijakan Pendapatan Negara 2010 Triliun Rp 1,200 1,000 Pen. Perpajakan PNBP 800 Pertumbuhan Penerimaan pajak non-migas naik moderat (sekitar 14%) mengantisipasi perlambatan kegiatan dunia di 2009 dan pemulihan di 2010 Kebijakan Perpajakan: Penurunan tarif PPh Badan 3% (stimulus pajak) 600 Subsidi (DTP) PPN dan Bea Masuk sektor tertentu (stimulus pajak) 400 Penurunan tarif BM dalam rangka FTA dan harmonisasi tarif BM MFN, serta ASW APBN 2009 Dok. Stim Dok APBN Stim. Stim. Harga Minyak (US$/barel) Lifting Minyak (ribu bph) 1,037 1, Dok Harga Minyak (US$/barel) 37,2 51,8 63,8 69,7 97, Lifting Minyak (ribu bph) Melanjutkan reformasi dan modernisasi di Perpajakan dan Kepabeanan Kebijakan PNBP: Peningkatan produksi SDA (migas dan nonmigas) Peningkatan kinerja BUMN Perbaikan administrasi dan pelayanan PNBP K/L 12
13 Kebijakan Belanja Negara Tahun ,0 800,0 600,0 400,0 200,0 Bel Pemerintah Pusat Transfer ke Daerah APBN2009 Dok Pagu Indikatif Proyeksi Stimulus 2010 Sejalan dengan Prioritas Pembangunan Nasional tahun 2010: 1. Pemeliharaan kesejahteraan rakyat, serta penataan kelembagaan dan pelaksanaan sistem perlindungan sosial 2. Peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia 3. Pemantapan reformasi birokrasi dan hukum, serta pemantapan demokrasi 4. Pemulihan ekonomi melalui peningkatan daya saing yang didukung oleh pembangunan pertanian, infrastruktur, dan energi 5. Peningkatan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup 13
14 Kebijakan Belanja Kementerian/Lembaga Tahun 2010 Triliun Rupiah 350,0 300,00 250,0 200,0 150,00 100,0 50,0 0,0 120,8 189,4 225,0 290,0 APBN-P 322,3 333,5 323,9 330, APBN2009 Dok 2008 Stimulus 2010 Belanja pegawai : mempertahankan pendapatan riil aparatur negara; Belanja barang : sama dengan tahun 2009; Belanja modal : fokus pada penyediaan Infrastruktur dasar multiyears; Bantuan Sosial: menjaga kesinambungan program prioritas: BOS, PKH, PNPM, Jamkesmas, dan penanggulangan bencana. Melanjutkan Program reformasi birokrasi 14
15 Proyeksi Pagu Indikatif K/L 2010 (Rp Triliun) Mengikat, PNBP & BLU 14% Tidak Mengikat ` Tidak Mengikat, Pagu Indikatif (Dalam Trilliun Rupiah) Mengikat Belanja Pegawai Belanja Barang PNBP & BLU Belanja Barang 23% ` Belanja Pegawai 63% Tidak Mengikat PNBP 3.53% Pinjaman Luar Negeri 7.00% BLU 2.14% Hibah Luar Negeri 0.43% Pinjaman DN 0.30% Berdasarkan Rupiah Murni Pinjaman Sumber Luar Negeri PNBP BLU 7.07 Hibah Luar Negeri 1.42 Pinjaman DN 1.00 Dalam Trilliun Rupiah Rupiah Murni 86.60% Catatan: Jumlah Pagu Indikatif K/L berdasarkan SEB Meneg PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan mengenai Pagu Indikatif dan Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2010; Terdapat Rp 6,1 T untuk Cadangan Stimulus Fiskal K/L yang belum dialokasi.
16 Anggaran Pendidikan, 2010 (dalam Triliun Rupiah) (Pagu Indikatif) A. Anggaran Fungsi Pendidikan pada 89,55 82,53 semua K/L B. Anggaran Fungsi Pendidikan pada 117,86 113,11 Transfer ke Daerah Total Anggaran Pendidikan 207,41 195,64 Rasio Anggaran Fungsi Pendidikan terhadap total Belanja Negara (%) 21,0 20,6 16
17 Kebijakan Subsidi Tahun 2010 Triliun Rp 300 Kebijakan Subsidi : BBM Listrik Non Energi Menjaga stabilitas harga barang & jasa untuk hajat hidup masyarakat Mendukung peningkatan produktivitas dan revitalisasi Pertanian Meningkatkan pelayanan publik (PSO) Dok. Stimulus APBN Mendorong pengembangan energi alternatif Non BBM 17
18 Anggaran Transfer ke Daerah Tahun 2010 Triliun Rp DBH DAU DAK OTSUS & Penye APBN 2009 Dok. Stimulus 2010 Anggaran Transfer ke Daerah tahun 2010 bersifat baseline 18
19 ARAH KEBIJAKAN UMUM TRANSFER KE DAERAH TAHUN Mengurangi kesenjangan fiskal antara pusat dan daerah serta antar daerah; 2. Mendukung kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas pembangunan nasional yang menjadi urusan daerah; 3. Meningkatkan aksessibilitas publik terhadap prasarana dan sarana sosial ekonomi dasar di daerah, dan pengurangan kesenjangan pelayanan publik antar daerah; 4. Meningkatkan kemampuan daerah dalam menggali potensi ekonomi daerah; 5. Meningkatkan daya saing daerah melalui pembangunan infrastruktur; 6. Mendukung kesinambungan fiskal nasional dalam kerangka kebijakan ekonomi makro. 19
20 Pokok-Pokok Kebijakan Dana Bagi Hasil (DBH) Tahun (1) 1. Menyempurnakan proses perhitungan, penetapan alokasi dan ketepatan waktu penyaluran: peningkatan koordinasi; peningkatan akurasi data. 2. Jenis-jenis DBH: DBH Pajak : PBB, BPHTB, PPh, Cukai DBH SDA : Kehutanan, Pertambangan Umum Perikanan, Minyak dan Gas Bumi, Panas Bumi 20
21 Pokok-Pokok Kebijakan Dana Bagi Hasil (DBH) Tahun (2) 3. Mengalokasikan DBH Cukai Hasil Tembakau kepada daerah penghasil cukai hasil tembakau dan kepada daerah penghasil tembakau mulai tahun 2010, sesuai dengan Keputusan Mahkamah Konstitusi mengenai DBH Cukai Hasil Tembakau. 21
22 Pokok-Pokok Kebijakan Dana Alokasi Umum (DAU) Tahun (1) Besaran pagu DAU Nasional ditetapkan sekurang-kurangnya 26% dari PDN Neto. Melanjutkan prinsip i Non Hold Harmless Meningkatkan pemerataan kemampuan keuangan antardaerah (sebagai equalization grant) Meningkatkan akurasi data dasar perhitungan DAU yang bersumber dari lembaga/instansi yang berwenang; 22
23 Pokok-Pokok Kebijakan Dana Alokasi Umum (DAU) Tahun (2) DAU untuk Daerah Pemekaran: 1. Pemberian DAU untuk 26 daerah pemekaran tahun 2007/2008 secara mandiri Berdampak Fiskal 2. Pemberian DAU untuk 14 daerah pemekaran tahun 2008/2009 secara proporsional dengan daerah induknya (menggunakan data luas wilayah, jumlah penduduk dan jumlah PNSD) Fiskal Netral.
24 Pokok-Pokok Kebijakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun (1) 1. Prioritas: membantu daerah-daerah yang kemampuan keuangan daerahnya relatif rendah; mendorong pencapaian standar pelayanan minimal (SPM), melalui penyediaan sarana dan prasarana fisik ik pelayanan dasar masyarakat. 2. Alokasi per Bidang: sejalan dengan prioritas RKP 2010; memperhatikan pelaksanaan pengalihan bagian anggaran K/L yang digunakan untuk mendanai kegiatan yang sudah menjadi urusan daerah ke DAK; Bidang DAK:Pendidikan, Kesehatan, Kependudukan, Prasarana Jalan, Irigasi, Air Minum, Kelautan dan Perikanan, Pertanian, Prasarana Pemerintahan, Lingkungan hidup, Kehutanan, ht Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Perdagangan 24
25 Pokok-Pokok Kebijakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun (2) 3. Reformulasi dan penajaman kriteria alokasi DAK (kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis) 4. Menunjang percepatan pembangunan sarana dan prasarana di daerah tertinggal, daerah pesisir dan kepulauan, daerah perbatasan dengan negara lain, daerah rawan bencana, serta daerah yang termasuk kategori daerah ketahanan pangan, dan daerah pariwisata; 5. Menyederhanakan pola penyaluran DAK (4 kali : 30%, 30%, 30%, 10%, menjadi 3 kali : 30%, 45%, 25%)
26 Pokok-Pokok Kebijakan Dana Otsus dan Dana Penyesuaian Tahun Dana Otsus: Prov. NAD setara 2% DAU Nasional; Prov. Papua dan Papua Barat setara 2% DAU Nasional. 2. Dana tambahan infrastruktur dalam rangka pelaksanaan Otonomi Khusus bagi Prov. Papua dan Papua Barat; 3. Dana Penyesuaian diprioritaskan untuk gaji guru PNSD. 26
27 Pokok-Pokok Kebijakan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) 1. Perluasan basis PDRD sesuai dengan potensi ekonomi dan kewenangan daerah; 2. Peningkatan diskresi penetapan tarif PDRD; 3. Peningkatan efektifitas pengawasan PDRD; 4. Membatalkan Perda dan menolak Rancangan Perda pungutan daerah yang menghambat investasi di Daerah. 27
28 Kebijakan Defisit Anggaran Tahun ,5-1 -1,5-2 -2, Dok. St imulus 2010 Defisit Anggaran 2010 sekitar 1,3% PDB (proyeksi awal) Dengan mempertimbangkan a.l. : Kelanjutan stimulus fiskal untuk pemulihan perekonomian nasional Kemampuan Pembiayaan tahun
29 Tindak Lanjut Kementerian/Lembaga (1) 1. Menyiapkan RKA-KL 2010 sesuai dengan program prioritas pembangunan tahun 2010: - Melakukan k optimalisasi i Pagu Indikatif 2010; - Alokasi anggaran sejalan dengan pencapaian kinerja keluaran K/L; - Alokasi anggaran agar dilaksanakan secara efektif & efisien (daya serap tinggi dengan output optimal); - Membatasi penyelenggaraan rapat, seminar, pertemuan, lokakarya, pemasangan telepon baru, pembangunan gedung baru, pengadaan kendaraan bermotor kecuali kendaraan fungsional; - Tidak mengalokasikan anggaran untuk kegiatan/sub kegiatan yang tidak terkait dengan Tupoksi K/L seperti perayaan, peringatan hari besar, hari raya, hari ulang tahun, pemberian hadiah/tanda mata, karangan bunga, pesta dan POR. 29
30 Tindak Lanjut Kementerian/Lembaga (2) 2. Penyusunan anggaran K/L 2010 harus menjaga disiplin waktu dan dokumen, baik dalam pembahasan internal Pemerintah maupun dengan komisi terkait di DPR, agar DIPA benar- benar efektif di awal tahun 2010; 3. Pengusulan program/kegiatan dan tambahan anggaran 2010 agar disampaikan KL kepada Pemerintah, dlm hal ini Meneg PPN dan Menteri Keuangan, untuk kemudian secara bersama (kolektif) Pemerintah cq Menteri Keuangan akan menyampaikan kepada DPR; 30
31 Tindak Lanjut Kementerian/Lembaga (3) 4. Jika K/L diminta mempresentasikan rencana kerja dan anggaran (RKA) dalam Rapat Kerja Panitia Anggaran dengan Pemerintah, maka RKA yang disampaikan adalah yang sudah dibahas dengan Komisi DPR terkait; 5. Pemilihan kegiatan K/L agar merujuk pada pembagian urusan dan kewenangan Pusat dan Daerah, serta mensinkronisasi kegiatan K/L dengan kegiatan di Daerah yang dibiayai dari Dana Perimbangan dan Dana Otsus. 31
32 Tindak Lanjut Pemerintah Daerah (1) 1. Penyusunan RAPBD harus sesuai dengan program prioritas it pembangunan tahun 2010 : - mendukung program pemulihan perekonomian nasional; - kualitas alokasi anggaran lebih efisien dan efektif. 2. Penyelesaian RAPBD 2010 dilakukan tepat waktu (harus lebih baik dari 2009). 3. RAPBD 2010 dirancang secara fleksibel untuk dapat NAIK atau TURUN guna menyesuaikan dengan perubahan kebijakan Fiskal nasional dan penyesuaian asumsi ekonomi makro
33 Tindak Lanjut Pemerintah Daerah (2) 4. Membuat Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang taat azas, tepat waktu, sesuai dengan standar dan prinsip akuntansi sebagai wujud akuntabilitas kepada masyarakat. 5. Melanjutkan program stimulus fiskal daerah, a.l.: penghapusan, pembebasan dan pemberian keringanan beberapa jenis pungutan daerah (PKB, BBNKB, SITU, dan SIUP); memberikan insentif pinjaman bunga murah bagi petani, nelayan, peternak, dan pengusaha kecil dan mikro untuk pengembangan komoditas tertentu; optimalisasi penggunaan SiLPA untuk melaksanakan program stimulus fiskal daerah, misalnya dengan mendukung kegiatan ekonomi kerakyatan dan kegiatan yang dapat menyerap tenaga kerja. 33
34 DATA PENYAMPAIAN PERDA APBD 2009 PER 30 APRIL 2009 DAERAH Tahun Anggaran 2009 Des '08 Jan '09 Feb '09 Mar '09 Apr '09 TOTAL PROV ( 100,0% ) KAB / KOTA ( 99,4% ) JUMLAH ( 99,4% ) Catatan : 2009 : Provinsi 33, Kab/Kota 477, Jumlah 510 daerah 3 (tiga) Daerah dikenakan sanksi berupa penundaan penyaluran 25% DAU SILPA Tahun 2008 sebesar Rp. 51,65 T 34
35 GRAFIK PENYAMPAIAN PERDA APBD 2009 PROV/KAB/KOTA SE-INDONESIA Per Tanggal 30 April Des Thn Sebelum Jan Peb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep
36 Terima Kasih
Kerangka Ekonomi Makro Serta Kebijakan Fiskal & Penganggaran 2010
1 Kerangka Ekonomi Makro Serta Kebijakan Fiskal & Penganggaran 2010 Paparan Menko Perekonomian/Menteri Keuangan Pada Rakorbangpus di Bappenas, 22 April 2009 Kerangka Ekonomi Makro 2 Proyeksi Pertumbuhan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009
PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan sebesar 6,0%.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009
PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2009
PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan
Lebih terperinciRENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA Disampaikan oleh: Direktur Pembiayaan dan Kapasitas Daerah Dr. Ahmad Yani, S.H., Akt., M.M., CA. MUSRENBANG
Lebih terperinciINFOGRAFIS REALISASI PELAKSANAAN APBN 2017
INFOGRAFIS REALISASI s.d. 31 Mei 2017 FSDFSDFGSGSGSGSGSFGSF- DGSFGSFGSFGSGSG Realisasi Pelaksanaan INFOGRAFIS (s.d. Mei 2017) Perkembangan Asumsi Ekonomi Makro Lifting Minyak (ribu barel per hari) 5,1
Lebih terperinciREALISASI SEMENTARA APBNP
I. PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH REALISASI SEMENTARA 1 Dalam tahun, realisasi pendapatan negara dan hibah mencapai Rp1.014,0 triliun (16,0 persen dari PDB). Pencapaian ini lebih tinggi Rp21,6 triliun (2,2
Lebih terperinciINFOGRAFIS REALISASI PELAKSANAAN APBN 2017
INFOGRAFIS REALISASI s.d. 28 April 2017 FSDFSDFGSGSGSGSGSFGSF- DGSFGSFGSFGSGSG Realisasi Pelaksanaan INFOGRAFIS (s.d. April 2017) Perkembangan Asumsi Ekonomi Makro Lifting Minyak (ribu barel per hari)
Lebih terperinciPERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN disampaikan pada: Sosialisasi
Lebih terperinciINFOGRAFIS REALISASI PELAKSANAAN APBN 2017
INFOGRAFIS REALISASI s.d. 31 Maret 2017 Realisasi Pelaksanaan INFOGRAFIS (s.d. Maret 2017) Perkembangan Asumsi Ekonomi Makro Lifting Minyak (ribu barel per hari) 5,1 5,01 4,0 3,61 5,3 5,2 13.300 13.348
Lebih terperinciDaftar Tabel Data Fiskal Regional Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Daftar Tabel Data Fiskal Regional Kanwil Ditjen Perbendaharaan LAMPIRAN BAB II. Inflasi PERKEMBANGAN TINGKAT INFLASI Prov/Kab/Kota Tingkat Inflasi (%) Keterangan Prov Maret 0 (YoY) Kabupaten Maret 0 (bulanan)
Lebih terperinciRANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010
RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 Oleh: H. Paskah Suzetta Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Disampaikan pada Rapat Koordinasi Pembangunan Tingkat Pusat (Rakorbangpus) untuk RKP 2010 Jakarta,
Lebih terperinciPerkembangan Perekonomian dan Arah Kebijakan APBN 2014
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Perkembangan Perekonomian dan Arah Kebijakan APBN 2014 Jakarta, 10 Juni 2014 Kunjungan FEB UNILA Outline 1. Peran dan Fungsi APBN 2. Proses Penyusunan APBN 3. APBN
Lebih terperinciDATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DATA POKOK -P DAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : dan.......... 1 Tabel 2 : Penerimaan Dalam Negeri, 1994/1995...... 2 Tabel 3 : Penerimaan Perpajakan, 1994/1995.........
Lebih terperinciDATA POKOK APBN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DATA POKOK APBN 2005 2010 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2005 2010.. 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2005 2010..... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara, 2005
Lebih terperinci2 makro yang disertai dengan perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal, dan pergeseran anggaran antarunit organisasi dan/atau antarprogram yang berdampak
No.44, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. APBN. Tahun 2015. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5669) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3
Lebih terperinci2 Sehubungan dengan lemahnya perekonomian global, kinerja perekonomian domestik 2015 diharapkan dapat tetap terjaga dengan baik. Pertumbuhan ekonomi p
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KEUANGAN. APBN. Tahun 2015. Perubahan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 44) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1 Kondisi Pendapatan Daerah Pendapatan daerah terdiri dari tiga kelompok, yaitu Pendapatan Asli
Lebih terperinciHUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DASAR PEMIKIRAN HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PUSAT DAN DAERAH DAERAH HARUS MEMPUNYAI SUMBER-SUMBER KEUANGAN YANG MEMADAI DALAM MENJALANKAN DESENTRALISASI
Lebih terperinciDATA POKOK APBN
DATA POKOK - DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, dan...... 1 Tabel 2 : Penerimaan Dalam Negeri, 1994/1995...... 2 Tabel 3 : Penerimaan
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAK BIDANG KESEHATAN 2010
KEBIJAKAN DAK BIDANG KESEHATAN 2010 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bogor, 13 Oktober 2009 Dasar Hukum UU No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara UU No.25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Lebih terperinciDATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DATA POKOK APBN 2005 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2005.. 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2005..... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara, 2005. 3 Tabel 4 : Belanja
Lebih terperinciRealisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2015 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2015 Indikator a. Pertumbuhan ekonomi (%, yoy) 5,7 4,7 *) b. Inflasi (%, yoy) 5,0 3,35
Lebih terperinciRANCANGAN PAGU INDIKATIF TA 2010 DEPUTI BIDANG PENDANAAN PEMBANGUNAN BAPPENAS
RANCANGAN PAGU INDIKATIF TA 2010 DEPUTI BIDANG PENDANAAN PEMBANGUNAN BAPPENAS OUTLINE PAPARAN Tema dan Prioritas RKP 2010 Strategi Pemulihan Ekonomi dan Pemeliharaan Kesejahteraan Metode Alokasi Pendanaan
Lebih terperinciDATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DATA POKOK APBN 2005 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2005.. 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2005..... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara, 2005. 3 Tabel 4 : Belanja
Lebih terperinciDANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH
DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH Oleh: DR. MOCH ARDIAN N. Direktur Fasilitasi Dana Perimbangan dan Pinjaman Daerah KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH 2018 1 2 KEBIJAKAN
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi
Lebih terperinciKondisi Perekonomian Indonesia Terkini
Kondisi Perekonomian Indonesia Terkini Disampaikan oleh: Parjiono, Ph.D Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Surabaya, 16 Agustus 2017 Kuliah Umum Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciDOKUMEN TAMBAHAN NOTA KEUANGAN
DOKUMEN TAMBAHAN NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2009 REPUBLIK INDONESIA DOKUMEN TAMBAHAN NOTA KEUANGAN DAN RAPBN TA 2009 Pendahuluan Pada tahun anggaran
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.5907 KEUANGAN NEGARA. APBN. Tahun 2016. Perubahan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 146). PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah menggambarkan kondisi dan analisis perekonomian daerah, sebagai
Lebih terperinciPress Briefing. Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (PMK Nomor 50/PMK.07/2017)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Press Briefing Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (PMK Nomor 50/PMK.07/2017) Jakarta, 13 April 2017 1 MENGAPA PERLU? DITETAPKAN PMK 50/PMK.07/2017 Adanya
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinci2013, No makro yang disertai dengan perubahan kebijakan fiskal yang berdampak cukup signifikan terhadap besaran APBN Tahun Anggaran 2013 sehingg
No.108, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN NEGARA. APBN. Tahun Anggaran 2012. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5426) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciDATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DATA POKOK APBN 2005 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2005.. 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2005..... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara, 2005. 3 Tabel
Lebih terperinciDATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN-P 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DATA POKOK -P 2007 DAN -P 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 :, 2007 dan 2008......... 1 Tabel 2 : Penerimaan Dalam Negeri, 1994/1995 2008...... 2 Tabel 3 : Penerimaan Perpajakan,
Lebih terperinciBAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)
BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan
Lebih terperinciNOTA KEUANGAN DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2011 REPUBLIK INDONESIA
NOTA KEUANGAN DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2011 REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman BAB I PENDAHULUAN I-1 1.1 Umum... 1.2 Pokok-pokok Perubahan Asumsi
Lebih terperinciTABEL MEKANISME ALUR DATA DJPK
Lampiran 1 Peraturan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Nomor PER- 01 /PK/2009 Tentang Mekanisme Aliran Data di Lingkungan DJPK TABEL MEKANISME ALUR DATA DJPK No. SUMBER DATA KOMPONEN DATA Bentuk Data
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.142, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN NEGARA. APBN. Tahun anggaran 2014. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5547) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Hal mendasar dalam perencanaan pembangunan tahunan adalah kemampuannya dalam memproyeksikan kapasitas riil keuangan daerah secara
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 3 KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Kerangka Ekonomi Makro dan Pembiayaan Pembangunan pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2008 memberi gambaran kondisi ekonomi makro tahun 2006,
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat:
Lebih terperinciARAH KEBIJAKAN PENGANGGARAN BELANJA 2012 dan 2013
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Anggaran ARAH KEBIJAKAN PENGANGGARAN BELANJA 2012 dan 2013 Disampaikan dalam Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Grand Sahid Jakarta
Lebih terperinciTabel 1a APBN 2004 dan APBN-P 2004 (miliar rupiah)
Tabel 1a APBN 2004 dan 2004 Keterangan APBN (1) (2) (3) (4) (5) A. Pendapatan Negara dan Hibah 349.933,7 17,5 403.769,6 20,3 I. Penerimaan Dalam Negeri 349.299,5 17,5 403.031,9 20,3 1. Penerimaan Perpajakan
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA
KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA DIREKTORAT FASILITASI DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Lebih terperinciNo koma dua persen). Untuk mencapai target tersebut, pemerintah akan meningkatkan kredibilitas kebijakan fiskal, menjaga stabilitas ekonomi ma
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.6111 KEUANGAN. APBN. Tahun 2017. Perubahan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 186) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciDATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DATA POKOK APBN 2006 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2006... 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2006... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara dan Hibah, 2006...
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN NOMOR 74/DPD RI/IV/2012 2013 PERTIMBANGAN TERHADAP KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN POKOK-POKOK KEBIJAKAN FISKAL SERTA DANA TRANSFER DAERAH DALAM RANCANGAN UNDANG-UNDANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
Lebih terperinciRevenue & Expenditure
Pengenalan tentang Keuangan Daerah Revenue & Expenditure Syukriy Abdullah Penger5an Keuangan Daerah Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah
Lebih terperinciKEBIJAKAN UMUM DAN ALOKASI DAK TA 2014
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN UMUM DAN ALOKASI DAK TA 2014 Disampaikan pada: Rapat Konsolidasi DAK Bidang Dikmen TA 2014 Nusa Dua, 28 November 2013 AGENDA PAPARAN 1. Postur Dana Transfer
Lebih terperinciKEBIJAKAN EKONOMI INDONESIA
KEBIJAKAN EKONOMI INDONESIA Kuliah SEI pertemuan 11 NANANG HARYONO, S.IP., M.Si DEPARTEMEN ADMINISTRASI FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA 2012 Perencanaan Pembangunan Ekonomi ARTHUR LEWIS dalam buku DEVELOPMENT
Lebih terperinciDATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DATA POKOK APBN 2006 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2006 2012... 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2006 2012... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara
Lebih terperinciNOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN
NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELAN NJA NEGAR RA TAHUN ANGGARAN 2011 REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Grafik... Daftar Boks... Daftar
Lebih terperinci2017, No Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017; c. bahwa untuk mengamankan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Neg
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.186, 2017 KEUANGAN. APBN. Tahun 2017. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6111). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciProyeksi pertumbuhan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis finansial global yang bermula dari krisis subprime mortgage di Amerika Serikat (AS) pada tahun 2007, dalam waktu yang relatif singkat berubah menjadi krisis ekonomi
Lebih terperinciDATA POKOK APBN-P 2006 DAN APBN 2007 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DATA POKOK -P DAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Tabel 1 : -.......... 1 Tabel 2 : Penerimaan Dalam Negeri, 1989/1990...... 2 Tabel 3 : Penerimaan Perpajakan, 1989/1990...... 3 Tabel
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.146, 2016 KEUANGAN NEGARA. APBN. Tahun 2016. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5907) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciI. UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2017 SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. KETERANGAN PERS Pokok-Pokok UU APBN-P 2016 dan Pengampunan Pajak
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA GEDUNG DJUANDA I, JALAN DR. WAHIDIN NOMOR I, JAKARTA 10710, KOTAK POS 21 TELEPON (021) 3449230 (20 saluran) FAKSIMILE (021) 3500847; SITUS www.kemenkeu.go.id KETERANGAN
Lebih terperinciCatatan : Kebijakan Transfer ke Daerah Dalam rangka RAPBNP Tahun 2011 Kebijakan belanja daerah atau transfer ke daerah dalam APBN 2011
Catatan : Kebijakan Transfer ke Daerah Dalam rangka RAPBNP Tahun 2011 Kebijakan belanja daerah atau transfer ke daerah dalam APBN 2011 Belanja daerah atau transfer ke daerah dalam APBN 2011 diarahkan untuk:
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2008
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Kondisi perekonomian Kabupaten Lamandau Tahun 2012 berikut karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun 2013-2014 dapat digambarkan
Lebih terperinciA. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya kebijakan ekonomi daerah yang mengatur hubungan pemerintah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahirnya kebijakan ekonomi daerah yang mengatur hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Kebijakan pemerintah Indonesia tentang otonomi daerah secara efektif
Lebih terperinciRincian Penerimaan Perpajakan Tahun Anggaran 2008 adalah sebagai berikut
PENJELASAN A T A S RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 45 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2008
Lebih terperinciPECAPP. Revenue & Expenditure. Pengenalan tentang Keuangan Daerah. Syukriy Abdullah
Pengenalan tentang Keuangan Daerah A-PDF Watermark DEMO: Purchase from www.a-pdf.com to remove the watermark Revenue & Expenditure Syukriy Abdullah Pengertian Keuangan Daerah Keuangan Daerah adalah semua
Lebih terperinciRANCANGANRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2015
RANCANGANRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciDisampaikan: Edy Putra Irawady Deputi Menko Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan
Disampaikan: Edy Putra Irawady Deputi Menko Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan 1 PENGAMANAN UMUM Penempatan likuiditas dana di Bank2 BUMN Menerbitkan 2 Perpu (Penjaminan, kolateral Pinjaman)
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2008 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2009
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2008 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM (DBH SDA)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM (DBH SDA) Surabaya, 8 Oktober 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KERANGKA PENYAJIAN 1. INDONESIA KAYA SUMBER DAYA ALAM?
Lebih terperinciNOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA
NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Grafik... Daftar Boks... BAB
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 165/PMK.07/2012 TENTANG PENGALOKASIAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
1 of 41 1/31/2013 12:38 PM MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165/PMK.07/2012 TENTANG PENGALOKASIAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPeranan Sektor Migas sebagai Sumber Pendapatan APBN dan APBD. Disampaikan pada Diskusi Publik IESR Jakarta, 23 September 2015
Peranan Sektor Migas sebagai Sumber Pendapatan APBN dan APBD Disampaikan pada Diskusi Publik IESR Jakarta, 23 September 2015 2 Outline 1. Perkembangan Lifting Migas, dan Cost Recovery 2. Perkembangan Harga
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 29 TAHUN 2002 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2003 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciTabel 1a APBN 2004 dan APBN-P 2004 (miliar rupiah)
Tabel 1a 2004 dan -P 2004 Keterangan -P ( (3) (4) (5) A. Pendapatan Negara dan Hibah 349.933,7 17,5 403.769,6 20,3 I. Penerimaan Dalam Negeri 349.299,5 17,5 403.031,8 20,3 1. Penerimaan Perpajakan 272.175,1
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH I. UMUM Berdasarkan amanat Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciPENJELASAN A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2000 TENTANG
PENJELASAN A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2000 UMUM Anggaran
Lebih terperinciRINGKASAN APBN TAHUN 2017
RINGKASAN APBN TAHUN 2017 1. Pendahuluan Tahun 2017 merupakan tahun ketiga Pemerintahan Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk mewujudkan sembilan agenda priroritas (Nawacita)
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1278, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Anggaran. Transfer. Daerah. Pengalokasian. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.07/2013 TENTANG PENGALOKASIAN
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD 3.1.1.1. Sumber Pendapatan Daerah Sumber pendapatan daerah terdiri
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kondisi perekonomian Kota Ambon sepanjang Tahun 2012, turut dipengaruhi oleh kondisi perekenomian
Lebih terperinciTABEL 2 RINGKASAN APBN, (miliar rupiah)
2 A. Pendapatan Negara dan Hibah 995.271,5 1.210.599,7 1.338.109,6 1.438.891,1 1.635.378,5 1.762.296,0 I. Pendapatan Dalam Negeri 992.248,5 1.205.345,7 1.332.322,9 1.432.058,6 1.633.053,4 1.758.864,2 1.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan perundangundangan.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengelolaan Pemerintah Daerah di Indonesia sejak tahun 2001 memasuki era baru yaitu dengan dilaksanakannya otonomi daerah. Otonomi daerah ini ditandai dengan
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
DEWAN PERWAKILAN DAERAH KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 4/DPD RI/I/2013-2014 PERTIMBANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.240, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. APBN. Tahun 2017. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5948) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016
Lebih terperinciPENJELASAN A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG
PENJELASAN A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2000 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2001 UMUM Anggaran
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.07/2014 TENTANG PENGALOKASIAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.07/2014 TENTANG PENGALOKASIAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2002 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KEUANGAN NEGARA. APBN Perubahan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 63)
No. 4848 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KEUANGAN NEGARA. APBN 2008. Perubahan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 63) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciDATA POKOK APBN 2007 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DATA POKOK APBN 2007 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 : Asumsi Ekonomi Makro, 2007... 1 Tabel 2 : Ringkasan APBN, 2007... 2 Tabel 3 : Pendapatan Negara dan Hibah, 2007...
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii
Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Umum... 1.2 Realisasi Semester I Tahun 2013... 1.2.1 Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro Semester
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2005 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH.
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI
Kondisi yang memungkinkan dilakukan penyesuaian APBN melalui mekanisme APBN Perubahan atau pembahasan internal di Badan Anggaran berdasarkan UU No. 27/2009 1. Pasal 14 Undang-Undang No.47 Tahun 2009 tentang
Lebih terperincifaktor yang dimiliki masing-masing negara, antara lain sistem ekonomi, kualitas birokrasi. Sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara akan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu negara sangat ditentukan oleh berbagai faktor yang dimiliki masing-masing negara, antara lain sistem ekonomi, ketersediaan sumber daya, teknologi,
Lebih terperinciMEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA NEGARA
MEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA NEGARA KOMPETENSI DASAR Mamahami pelaksanaan pasal-pasal yang mengatur tentang keuangan negara INDIKATOR Sumber Keuangan Negara Mekanisme Pengelolaan Keuangan Negara
Lebih terperinci