BAB II PELAKSANAAN PILKADA DAIRI SEBAGAI PERWUJUDAN KEDAULATAN RAKYAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PELAKSANAAN PILKADA DAIRI SEBAGAI PERWUJUDAN KEDAULATAN RAKYAT"

Transkripsi

1 30 BAB II PELAKSANAAN PILKADA DAIRI SEBAGAI PERWUJUDAN KEDAULATAN RAKYAT A. Pengertian Pilkada Pelaksanaan Pemilihan umum (termasuk Pilkada Langsung Kabupaten Dairi), merupakan perwujudan kedaulatan rakyat (masyarakat), karena hakikat Pemilu jauh lebih dalam dibanding sekedar memberikan suara, setiap suara yang diberikan sengat bermakna bagi terbentuknya pemerintahan yang legitimate yaitu suatu pemerintahan yang di percaya dan didukung oleh rakyat. Pemilu dalam hal ini Pilkada tidak berakhir ketika seseoarang sudah memberikan suaranya di TPS, tetapi jauh lagi, Pemilu hanyalah awal dari terbentuknya hubungan penguasa dengan pemegang kedaulatan yakni rakyat. 40 Pelaksanaan Pilkada Kabupaten Dairi merupakan perwujudan kedaulatan rakyat. Rakyat betul-betul memiliki kedaulatan yang utuh sebab secara langsung mereka terlibat dalam menentukan para pemimpinnya. Dengan demikian diharapkan akan terjadi peningkatan rasa tanggung jawab secara timbal balik. Sang kepala daerah merasa mendapat dukungan dari masyarakat sehingga kebijakannya tentu tentu lebih berpihak kepada kepentingan dan kesejahteraan rakyat. Pada saat yang sama, rakyat juga akan lebih mendukung kebijakan kepala 40 Ahmad Nadir, Pilkada Langsung dan Masa Depan Demokrasi, Averroes Press, Malang, 2005 h.37.

2 31 daerah, sebab mereka telah berperan secara langsung dalam pengangkatan sang pemimpin. 41 Pilkada dilaksanakan secara langsung oleh masyarakat berdasarkan pasal 18 ayat (4) UUD NRI Tahun 1945 (setelah perubahan), UU No. 32 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 2005 Tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (yang selanjutnya disebut PP No.6 Tahun 2005). 42 Pasal 56 ayat (1) UU No.32 Tahun 2004 menyatakan Kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, jujur dan adil, dan pada Pasal 56 ayat (2) dinyatakan pasangan calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Menurut Undang- Undang ini yang berhak mengajukan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah partai politik dan gabungan partai politik. Berdasarkan ketentuan tersebut calon perorangan atau calon independen tidak berhak mengajukan pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah. Akan tetapi, berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi No.5/PUU-V/2007 tanggal 23 Juli 2007 maka calon perorangan atau independen dapat mengajukan diri sebagai pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah. 43 Pasal 56 ayat (2) telah mengalami perubahan dengan dikeluarkanya UU No.12 Tahun 2008 menjadi Pasangan calon sebagaimana dimaksud pada ayat 41 Ibid h PP No.6 Tahun 2005 (LNRI No.22 Tahun 2005, TLNRI No.4480) 43 Zakaria Bangun, Demokrasi dan Kehidupan Demokrasi di Indonesia, Bina Media Perintis, Medan, 2008, h

3 32 ayat (1) diusulkan oleh partai politik, gabungan partai politik, atau perorangan yang didukung oleh sejumlah orang yang memenuhi persyaratan sebagaimana ketentuan Undang-Undang ini. Pengertian Pilkada menurut Pasal 1 angka 1 PP No. 6 Tahun 2005 adalah: Sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah provinsi dan/atau kabupaten/kota berdasarkan pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah. Sedangkan pengertian kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah Gubernur dan wakil gubernur untuk provinsi, bupati dan wakil bupati untuk kabupaten, serta walikota dan wakil walikota untuk Kota. B. Landasan Yuridis Pelaksanaan Pilkada Pelaksanaan Pilkada di daerah sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia sinkron dengan pemilihan presiden dan wakil presiden. Yaitu pelaksanaan pemilihan secara langsung oleh rakyat. Landasan Yuridis atau yang menjadi dasar hukum dilaksankannya Pilkada langsung diatur dalam perundang-undangan meliputi: 1. Pasal 1 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945 yang mengatur bahwa Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. 2. Pasal 18 ayat (4) UUD NRI Tahun 1945 yang mengatur bahwa Gubernur, Bupati, dan Walikota sebagai kapala pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis. 3. Pasal 28D UUD NRI Tahun 1945 yang mengatur bahwa Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.

4 33 4. Pasal 56 ayat (1) UU No.32 Tahun 2004 Kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, jujur dan adil. 5. PP No.6 Tahun 2005 Tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 2005 Tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Joncto PP No.17 Tahun 2005 Tetang perubahan atas PP No.6 Tahun Pasal 1 ayat (4) UU No.22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaran Pemilihan Umum menyatakan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah pemilihan umum untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun UU No.12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. C. Syarat-Syarat Pencalonan Kepala Daerah Persyaratan untuk menjadi calon kepala daerah dan wakil kepala daerah diatur dalam Pasal 58 UU No. 32 Tahun 2004 Joncto No. 12 Tahun 2008 yang isinya: Calon kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi syarat: a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. setia kepada pancasila sebagai dasar Negara, UUD NRI Tahun 1945, cita-cita proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta pemerintah; c. setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17

5 34 Agustus 1945, dan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta pemerintah; d. berpendidikan sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) tahun bagi calon gubernur/wakil gubernur dan berusia sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) tahun bagi calon bupati/wakil bupati dan walikota/wakil walikota; e. sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan menyeluruh tim dokter; f. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang tealah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih; g. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap; h. mengenal daerahnya dan dikenal masyarakat di daerahanya; i. menyerahkan daftar kekayaan pribadi dan bersedia untuk diumumkan; j. tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan dan/atau badan hukum yang menjadi tanggung jawabnya yang merugikan keuangan negara; k. tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap; l. dihapus m. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atau bagi yang belum mempuyai NPWP wajib mempuyai bukti pembayaran pajak; n. menyerahkan daftar riwayat hidup lengkap yang memuat antara lain riwayat pendidikan dan pekerjaan serta keluarga sekandung, suami atau istri; o. belum pernah menjabat sebagai kepala atau wakil kepala daerah selama 2 (dua) kali masa jabatan dalam jabatan yang sama; p. tidak dalam status sebagai penjabat kepala daerah; dan q. mengundurkan diri sejak pendaftaran bagi kepala daerah dan/wakil kepala daerah yang masih menduduki jabatanya. Yang dimaksud dengan bertakwa dalam ketentuan ini dalam arti taat menjalankan kewajiban agamannya. 44 Maksud dari kata setia dalam ketentuan ini diatur dalam Penjelasan Pasal 58 Hurup b yang bunyinya sebagai berikut: -Yang dimaksud dengan setia dalam ketentuan ini adalah tidak pernah terlibat gerakan separatis, tidak pernah melakukan gerakan secara inkonstitusional atau dengan kekerasaan untuk mengubah Dasar Negara serta tidak pernah melanggar Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun Yang dimaksud dengan setia kepada pemerintah dalam ketentuan ini adalah mengakui pemerintahan yang sah menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Penjelasan Pasal 58 Huruf a

6 35 Penjelasan Pasal 58 Huruf q menjelaskan mengenai pengunduran diri yang diatur dalam Pasal 58 Huruf q yaitu sebagai berikut: Pengunduran diri dari jabatannnya berlaku bagi : a. kepala daerah yang akan mencalonkan diri atau dicalonkan menjadi kepala daerah di daerah sendiri atau di daerah lain; b. wakil kepala daerah yang akan mencalonkan diri atau dicalonkan menjadi kepala daerah sendiri atau di daerah lain; c. wakil kepala daerah yang akan mencalonkan diri atau dicalonkan menjadi wakil kepala daerah di daerah sendiri atau di daerah lain; d. bupati atau walikota yang akan mencalonkan diri atau dicalonkan menjadi gubernur dan wakil gubernur, dan e. wakil bupati atau wakil wakil walikota yang akan mencalonkan diri atau dicalonkan menjadi gubernur atau wakil gubernur. Pengunduran diri gubernur dibuktikan dengan menyerahkan surat pernyataan pengunduran diri yang tidak dapat ditarik kembali disertai dengan surat pernsetujuan dari Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden, sedangkan keputusan Presiden tentang pemberhentian yang bersangkutan sebagai kepala daerah/wakil kepala daerah disampaikan kepada KPU provinsi selambat-lambatnya pada saat ditetapkan sebagai calon gubernur dan wakil gubernur. Pengunduran diri sebagai bupati/wakil bupati dan walikota/wakil walikota dibuktikan dengan menyerahkan surat pernyataan pengunduran diri yang tidak dapat ditarik kembali disertai surat persetujuan Menteri Dalam Negeri, sedangkan keputusan Menteri Dalam Negeri tentang pemberhentian yang bersangkutan sebagai kepala daerah/wakil kepala daerah disampaikan kepada KPU kabupaten/kota selambat-lambatnya pada saat ditetapkan sebagai calon bupati/wakil bupati dan walikota/wakil walikota. Pasal 59 UU No. 32 Tahun 2004 Joncto No. 12 Tahun 2008 berbunyi sebagai berikut : (1) Peserta pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah: a. pasangan calon yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik. b. pasangan calon perseorangan yang didukung oleh sejumlah orang, (2) Partai politik atau gabungan partai politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat mendaftarkan pasangan calon apabila memenuhi persyaratan perolehan sekurang-kurangnya 15% (lima belas persen) dari jumlah kursi DPRD atau 15% (lima belas persen) dari akumulasi perolehan suara yang sah dalam pemilihan umum anggota DPRD di daerah yang bersangkutan.

7 36 (2a) Pasangan calon perseorangan sebagimana dimaksud ayat (1) huruf b dapat mendaftarkan diri sebagi pasangan calon gubernur/wakil gubernur apabila memenuhi syarat dukungan dengan ketentuan: a. provinsi dengan jumlah penduduk sampai dengan (dua juta) jiwa harus didukung sekurang-kurangnya 6,5% (enam koma lima persen); b. provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari (dua juta) sampai dengan (enam juta) jiwa harus didukung sekurang-kurangnya 5% (lima persen); c. provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari (enam juta) sampai dengan (dua belas juta) jiwa harus didukung sekurang-kurangnya 4% (empat persen); d. provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari (dua belas juta) jiwa harus didukung sekurang-kurangnya 3% (tiga persen); (2b) Pasangan calon perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat mendaftarkan diri sebagai pasangan calon bupati/wakil bupati atau walikota/wakil walikota apabila memenuhi syarat dukungan dengan ketentuan: a. kabupaten/kota dengan jumlah penduduk sampai dengan (dua ratus lima puluh ribu) jiwa harus didukung sekurang-kurangnya 6,5% (enam koma lima persen); b. kabupaten/kota dengan jumlah pemduduk lebih dari (dua ratus lima puluh ribu) sampai dengan (lima ratus ribu) jiwa harus didukung sekurang-kurangnya 5% (lima persen); c. kabupaten/kota dengan jumlah penduduk lebih dari (lima ratus ribu) sampai dengan (satu juta) jiwa harus didukung sekurang-kurangnya 4% (empat persen); dan d. kabupaten/kota dengan jumlah penduduk lebih dari (satu juta) jiwa harus didukung sekurang-kurangnya 3% (tiga persen). (2c) Jumlah dukungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (2a) tersebar di lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah kabupaten/kota yang dimaksud. (2d) Jumlah dukungan sebagimana dimaksud Pasal 59 ayat (2b) tersebar di lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah kecamatan di kabupaten/kota dimaksud. (2e) Dukungan sebagaimana pada ayat (2a) dan (2b) dibuat dalam bentuk surat dukungan yang disertai dengan fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau surat keterangan tanda penduduk sesuai dengan peraturan perundang-undangan; (3) Dihapus (4) Dalam proses penetapan pasangan calon, partai politik atau gabungan partai politik memperhatikan pendapat dan tanggapan masyarakat, (4a) Dalam penetapan pasangan calon perseorangan, KPU provinsi dan/atau KPU kabupaten/kota memperhatikan tanggapan masyarakat. (5) Partai politik atau gabungan partai politik pada saat mendaftarkan calon partai politik, wajib menyerahkan:

8 37 a. surat pencalonan yang ditandatangani oleh pimpinan partai politik atau pimpinan partai politik yang tergabung; b. kesepakatan tertulis antar partai poltik yang tergabung untuk mencalonkan pasangan calon; c. surat pernyataan tidak akan menarik pencalonan atas pasangan yang dicalonkan yang ditandatangani oleh pimpinan partai politik atau para pimpinan partai politik yang tergabung; d. surat pernyataan kesediaan yang bersangkutan sebagai calon kepala daerah dan wakil kepala daerah secara berpasangan; e. surat pernyataan tidak akan mengundurkan diri sebagai pasangan calon; f. surat pernyataan kesanggupan mengundurkan diri dari jabatan jika apabila terpilih menjadi kepala daerah dan wakil kepala daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan; g. surat pernyataan mengundurkan diri dari jabatan negeri bagi calon yang berasal dari pegawai negeri sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia, dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia; h. surat pernyataan tidak aktif dari jabatannya bagi pimpinan DPRD tempat yang bersangkutan menjadi calon di daerah yang menjadi wilayah kerjanya; i. surat pemberitahuan kepada pimpinan bagi anggota DPR, DPD dan DPRD yang mencalonkan diri sebagai calon kepala daerah dan wakil kepala daerah; j. kelengkapan persyaratan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud pada Pasal 58; dan k. visi, misi, dan program dari pasangan calon secara tertulis. (5a) Calon perseorangan pada saat mendaftar wajib menyerahkan: a. surat pencalonan yang ditandatangani oleh pasangan calon perseorangan; b. berkas dukungan dalam bentuk pernyataan dukungan yang dilampiri dengan fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau surat keterangan tanda penduduk; c. surat pernyataan tidak mengundurkan diri sebagai pasangan calon; d. surat pernyataan kesanggupan mengundurkan diri deari jabatan apabila terpilih menjadi kepala daerah dan wakil kepala daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan; e. surat pernyataan mengundurkan diri jabatan negeri bagi calon yang berasal dari pegawai negeri sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia, dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia; f. surat pernyataan nonaktif dari jabatan bagi pimpinan DPRD tempat yang bersangkutan menjadi calon kepala daerah dan wakil kepala daerah di wilayah kerjanya; g. surat pemberitahuan kepada pimpinan bagi anggota DPR, DPD, dan DPRD yang mencalonkan diri sebagai kepala daerah dan wakil kepala daerah;

9 38 h. kelengkapan persyaratan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud pada Pasal 58; dan i. visi, misi, dan program dari pasangan calon secara tertulis. (5b) Dukungan sebagaimana dimaksud pada ayat (5a) huruf b hanya diberikan kepada satu pasanagan calon perseorangan. (6) Partai politik atau gabungan partai poltik sebaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat mengusulkan satu pasangan calon dan pasangan calon tersebut tidak dapat diusulkan lagi oleh partai politik atau gabungan partai politik lainya. (7) Masa pendaftaran pasangan calon sebaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak pengumuman pendaftaran pasangan calon. Menurut Pasal 57 ayat (1) Joncto Pasal 4 ayat (1) PP No.6 Tahun 2005 mengatur bahwa penyelenggara Pilkada adalah Komisi Pemilihan Umum Daerah. Penetapan pemilih dalam Pilkada diatur pada Pasal 68 UU No.32 Tahun 2004 Joncto Pasal 15 PP No.6 Tahun 2005 yaitu Warga negara Indonesia yang pada hari pemungutan suara pemilihan sudah berusia 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin mempuyai hak memilih. Pasal 69 UU No.32 Tahun 2004 Joncto Pasal 16 PP No.6 Tahun 2005 mengatur untuk dapat menggunakan hak memilih dalam pemilihan,warga negara Indonesia harus terdaftar sebagai pemilih. Menurut Pasal ayat (2) menyatakan bahwa Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi syarat: 1. Nyata-nyata tidak sedang tergangu jiwanya/ingatannya. 2. Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum tetap. 3. Berdomisili di daerah pemilihan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sebelum disahkanya daftar pemilih sementara yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk.

10 39 4. Seorang Warga Negara Republik Indonesia yang telah terdaftar dalam daftar pemilih ternyata tidak lagi memenuhi syarat sebaimana dimaksud ayat (2) tidak dapat menggunakan hak pilihnya. D. Pelaksanaan Pilkada Dairi Kabupaten Dairi terletak di Provinsi Sumatera Utara dengan Sidikalang sebagai ibukotanya. Pelaksanaan Pilkada di Kabupten Dairi dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pilkada Dairi dilaksanakan untuk memilih bupati dan wakil bupati Dairi periode yang pelaksanaanya dilakukan dua kali putaran. 1. Pelaksanaan Pilkada Dairi putaran pertama Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Dairi Nomor 23 Tahun 2008 tanggal 26 Agustus 2008 menetapkan pasangan calon bupati dan wakil bupati peserta Pilkada Dairi Tahun 2008 sebagai berikut : No Nama Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Partai Politik/Gabungan Partai Politik yang Mengajukan Pasangan Calon/Calon Perseorangan Kepala Wakil Kepala Daerah Daerah Toempal Sianturi 2 Drs. Parlemen Sinaga, MM Dra. Remita Sembiring dr. Budiman Simanjuntak, M. Kes 1.Partai Damai Sejahtera 2.Partai Patriot Pancasila 3.Partai Nasional Indonesia Marhaenisme 4.Partai Pelopor 1. Partai Demokrasi Kebangsaan 2. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 3. Partai Sarikat Indonesia 4. Partai Penegak Demokrasi

11 40 3 Hotraja Sitanggang, S. Sos 4 Drs. Viktor Udjung, Ak. MM Ir. Bungaran Sinaga, M.Si Drs. Mardongan Sigalingging, MM Indonesia 5. Partai Karya Peduli Bangsa 6. Partai Buruh Sosial Demokrat 7. Partai Bulan Bintang 8. Partai Perhimpunan Indonesia Baru Perseorangan A. Partai Nasional Banteng Kemerdekaan B. Partai Demokrat C. Partai Bintang Reformasi D. Partai Amanat Nasional 5 KRA. Johnny Sitohang Adinagoro 6 Ir. Tagor Sinurat 7 Drs. F. Janterem Pinem Irwansyah Pasi, SE Ir. Arson Sihombing Ir. Tumpu Capah, M.Si Partai Golongan Karya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Perseorangan Berdasarkan keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Dairi Nomor 24 tahun 2008 tanggal 28 Agustus 2008 tentang penetapan nomor urut pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah peserta Pilkada Kabupaten Dairi Tahun 2008 dengan rincian sebagai berikut: Nama Pasangan Calon Kepala Daerah Wakil Kepala Daerah Drs. F. Janterem Ir. Tumpu Capah Pinem KRA. Johnny Irwansyah Pasi, SE Sitohang Adinagoro Nomor Urut 1(satu) 2(dua) Hotraja Sitanggang, S. Sos Ir. Bungaran Sinaga, M.Si 3(tiga)

12 41 Drs. Parlemen Sinaga, MM dr. Budiman Simanjuntak, M. Kes 4 (empat) Ir. Tagor Sinurat Ir. Arson Sihombing 5 (lima) Toempal Sianturi Dra. Remita Sembiring 6 (enam) Drs. Viktor Udjung, Ak. MM Drs. Mardongan Sigalingging, MM 7 (tujuh) Berdasarkan Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 01 Tahun 2008 tanggal 13 Mei 2008 tentang tahapan, program dan jadwal waktu penyelenggaran Pilkada Kabupaten Dairi Tahun 2008 menetapkan bahwa Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Dairi dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober Berdasarkan Surat Keputusan tersebut maka Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Dairi putaran pertama dilaksanakan untuk seluruh wilayah Kabupaten Dairi pada Hari Senin Tanggal 27 Oktober Rekapitulasi hasil pemilihan dari Tempat Pemungutan Suara (TPS), dan surat suara berdasarkan Model DB-KWK 45 dan lampiran Model DB1-KWK 46 didapatkan perolehan suara Pilkada Dairi adalah sebagai berikut: No Nama Pasangan Jumlah Suara 1 Drs. Janterem Pinem dan Ir. Tumpu Capah, Msi KRA.Johnny Sitohang Adinagoro dan Irwansyah Pasi, S.H 3 Hotradja Sitanggang, S.Sos dan Ir.Bungaran Sinaga, Msi 4 Drs. Parlemen Sinaga, MM dan dr. Budiman Simanjuntak, M.Kes Ir. Tagor Sinurat, Msc dan Ir.Arson Sihombing 6 SMT.Tom Sianturi dan Dra.Remita Br Formulir berita acara rekapitulasi penghitungan suara pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah di tingkat kabupaten/kota 46 Formulir catatan pelaksanaan rekapitilasi penghitungan suara pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah di tingkat kabupaten/kota

13 42 Sembiring 7 Drs.Victor Udjung,AK,MM dan Drs.Mardongan Sigalingging,MM Jumlah Perolehan suara terbesar pertama dan perolehan suara terbesar kedua pasangan calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Dairi sebagai berikut: No.Urut Nama Pasangan Pasangan Calon 4 Drs.Parlemen Sinaga, MM dan dr. Budiman Simanjuntak 2 KRA.Johnny Sitohang dan Irwansyah Pasi Jumlah Suara (%) (26,07%) (24,31%) Ketentuan Pasal 107 UU No.12 Tahun 2008 mengatur sebagai berikut: (1) Pasangan Calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang memperoleh suara lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah suara sah ditetapkan sebagai pasangangan calon terpilih. (2) Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak terpenuhi, pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang memperoleh suara lebih dari 30% (tiga puluh persen) dari jumlah suara yang sah, pasangan calon yang perolehan suaranya terbesar dinyatakan sebagai calon terpilih. (3) Dalam hal pasangan calon yang perolehan suara terbesar sebagaimana dimaksud ayat (2) terdapat lebih dari satu pasangan calon yang perolehan suaranya sama, penentuan pasangan calon terpilih dilakukan beradasarkan wilayah peroehan suara yang lebih luas, (4) Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (2) tidak terpenuhi, atau tidak ada yang mencapai 30% (tiga puluh persen) dari jumlah suara yang sah, dilakukan pemilihan putaran kedua yang diikuti pemenang pertama dan pemenang kedua. (5) Apabila pemenang pertama sebaimana dimaksud pada ayat (2) diperoleh dua pasangan calon, kedua pasangan calon tersebut berhak mengikuti pemilhan putaran kedua. (6) Apabila pemenang pertama sebaimana dimaksud ayat (4) diperoleh oleh tiga pasangan calon atau lebih, penentuan peringkat pertama dan kedua dilakukan berdasarkan wilayah perolehan suara yang lebih luas.

14 43 (7) Apabila pemenang kedua sebaimana dimaksud pada ayat (4) diperoleh oleh lebih dari satu pasangan calon, penentuanya dilakukan berdasarkan wilayah perolehan suara yang lebih luas. (8) Pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang memperoleh suara terbanyak pada putaran kedua dinyatakan sebagai pasangan calon terpilih. Berdasarkan ketentuan Pasal 107 diatas maka dilaksanakanlah Pilkada Kabupaten Dairi putaran kedua, karena perolehan suara pada Pilkada Dairi putaran pertama tidak ada pasangan calon yang mencapai 30% (tiga puluh persen) dari jumlah suara yang sah, yang diikuti oleh pemenang pertama dan pemenang kedua Pilkada Dairi Putaran Kedua Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Dairi Nomor 08 Tahun 2008 tentang perubahan atas Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Dairi Nomor 01 Tahun 2008 mengatur tentang tahapan, program dan jadwal Pilkada Kabupaten Dairi tanggal 2008 menetapkan pemilihan bupati dan wakil bupati Putaran kedua dilaksanakan pada tanggal 22 Desember Akan tetapi, berdasarkan Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Dairi Nomor 08 Tahun 2008 tentang perubahan atas keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 01 Tahun 2008 maka terjadi perubahan Jadwal Pilkada putaran kedua dari tanggal 22 Desember menjadi tanggal 9 Desember Alasan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Dairi mengadakan perubahan terhadap jadwal Pilkada Kabupaten Dairi adalah berdasarkan Pasal 66 UU No.32 Tahun 2004 yang diantaranya mengatur bahwa tugas dan wewenang Komisi Pemihan Umum Daerah adalah merencanakan dan menetapkan tanggal pemilihan, 47 Berdasarkan ketentuan Pasal 107 ayat (4) dan ayat (5)

15 44 dan dengan perhitungan penyelenggaran Pilkada putaran pertama tanggal 27 Oktober sampai dengan tanggal 9 Desember 2008 telah berjarak 42 (empat puluh dua) hari dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Dairi sudah selesai mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pemilihan umum putaran kedua. Pilkada Kabupaten Dairi putaran kedua diikuti oleh pasangan calon nomor urut 4 atas nama Drs.Parlemen Sinaga, MM dan dr. Budiman Simanjuntak yang memperoleh suara terbesar pertama sebanyak (26,07%) dan pasangan calon nomor urut 2 atas nama KRA. Johnny Sitohang Adinagoro dan Irwansyah Pasi, S.H yang memperoleh suara terbesar kedua sebanyak (24,31%). Berdasarkan berita acara rekapitulasi hasil penghitungan suara Pilkada Kabupaten Dairi oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Dairi, Model DB-KWK dan Model DB1-KWK tanggal 13 Desember 2008, perolehan suara Pilkada Dairi Putaran kedua adalah sebagai berikut: No.Urut Pasangan Calon Nama Pasangan Jumlah Suara (%) 2 KRA. Johnny Sitohang Adinogoro dan Irwansayah Pasi, S.H (51,17) 4 Drs.Parlemen Sinaga, MM dan dr. Budiman Simanjuntak (48,83) JUMLAH Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Dairi Nomor 37 tanggal 13 Desember 2008 tentang penetapan pasanagan calon terpilih kepala daerah dan wakil kepala daerah Kabupaten Dairi tahun 2008 putaran kedua memutuskan menetapkan KRA. Johnny Sitohang Adinagoro dan Irwansyah Pasi, S.H,

16 45 pasangan calon dengan nomor urut 2 yang perolehan suara sebanyak (51,17%), sebagai pasangan calon bupati dan wakil bupati Dairi periode tahun E. Perselisihan Hasil Pilkada Dairi Pasca Putaran Kedua Perselisihan atau sengketa pilkada ada dua yaitu sengketa Pilkada yang kewenangan penyelesaianya ada di tangan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) 48 dan sengketa Pilkada yang penyelesaiannya ada di tangan lembaga peradilan. Sengketa Pilkada yang penyelesaiannya ditangani oleh Panwaslu adalah sengketa yang timbul dalam penyelenggaraan Pilkada. Sengketa ini diselesaikan berdasarkan PP No.6 Tahun 2005 Pasal 111 ayat (4) dan (5), yang dibedakan lagi menjadi: Laporan yang bersifat sengketa dan tidak mengandung unsur pidana, diselesaikan oleh Panitia Pengawas Pilkada. 2. Laporan yang bersifat sengketa mengandung unsur tindak pidana, penyelesaiannya diteruskan kepada aparat penyidik. 48 Pasal 64 ayat (4) UU No.32 Tahun yang berbunyi: Panitia pengawas pemilihan mempuyai tugas dan wewenang: a.mengawasi semua tahapan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah; b.menerima laporan pelanggaran peraturan perundang-undangan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah; c.menyelesaikan sengketa yang timbul dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah; d.meneruskan temuan dan laporan yang tidak dapat diselenggarakan kepada instansi yang berwenang; dan e.mengatur hubungan koordinasi antar panitia pengawasan pada semua tingkatan. 49 Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, Analisis dan Evaluasi Hukum Tentang Peran Lembaga Peradilan Dalam Sengketa Pilkada (Undang- Undang Dasar Nomor 32 Tahun 2004),, Jakarta, 2008, h.12.

17 46 Sedangkan, sengketa yang kewenangan penyelesaiannya ada di tangan lembaga peradilan yaitu Mahkamah Konstitusi 50 adalah sengketa hasil penetapan Pilkada atau disebut juga sengketa hasil Pilkada. 51 sebagaimana diatur dalam Pasal 263C UU No.12 Tahun 2008 Joncto Peraturan Mahkamah Konstitusi No.15 Tahun 2008 Tentang Pedoman Beracara Dalam Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah (selanjutnya disebut Peraturan MK No.15/PMK/2008 Tahun 2008). Perselisihan atau sengketa yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini adalah perselisihan hasil Pilkada berdasarkan studi kasus Pilkada Kabupaten Dairi, yakni perselisihan hasil Pilkada Kabupaten Dairi pasca putaran kedua yang permasalahan utamanya ketika dimohonkan kepada MK adalah keberatan terhadap hasil penghitungan suara Pilkada Kabupaten Dairi yang ditetapkan berdasarkan penetapan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Dairi Nomor 37 Tahun 2008 tentang penetapan calon terpilih kepala daerah dan wakil kepala daerah Kabupaten Dairi tahun 2008 Putaran kedua, bertanggal 13 Desember Permohonan Perselisihan Hasil Pilkada Kabupaten Dairi diajukan oleh pasangan calon yang kalah pada pilkada Kabupaten Dairi putaran kedua,yakni Drs.Parlemen Sinaga,MM dan dr.budiman Simanjuntak. M.kes (yang selanjutnya disebut sebagai pemohon). Adapun alasan pemohon mengajukan permohonan tersebut adalah akibat timbulnya perselisihan atau sengketa Pilkada Kabupaten Dairi pasca putaran kedua yaitu sebagai berikut: 50 Pasal 236C UU No.12 Tahun 2008 berbunyi: Penanganan sengketa hasil perhitungan suara pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah oleh Mahkamah Agung dialihkan kepada Mahkamah Konstitusi paling lama 18 (delapan belas) bulan sejak Undang-Undang ini diundangkan. 51 Ibid.

18 47 1. Dalam permohonannya pemohon mengemukakan bahwa sejak semula Panwaslu Kabupaten Dairi telah keberatan atas lolosnya calon bupati kabupaten Dairi Nomor urut 2 oleh karena persyaratan administratif yang tidak terpenuhi oleh calon bupati nomor urut 2 yakni KRA. Johnny Sitohang Adinogoro Sesuai dengan surat Panwaslu Kabupten Dairi Nomor 33/PANWAS- D/IX/2008 tertanggal 18 September 2008 yang ditujukan kepada KPU Pusat di Jakarta pada point 2 antara lain menyatakan pelanggaran yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Dairi sebagaimana disebutkan di atas adalah menyangkut tentang riwayat pendidikan calon kepala daerah/wakil kepala daerah Dairi sebagaimana ditegaskan pada Pasal 8D ayat (2) Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Pedoman Teknis Tatacara Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Sesuai dengan pasal tersebut diketahui bahwa salah satu diketahui bahwa salah satu calon kepala daerah/wakil kepala daerah tidak melengkapi berkas persyaratan sebagaimana ditegaskan pada pasal tersebut di atas, namum ternyata Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Dairi tetap meloloskan calon kepala daerah tersebut tanpa alasan yang jelas Bahwa sesuai dengan surat surat Panwaslu Nomor 33/PANWAS- D/IX/2008 tertanggal 18 September 2008 pada poin 3 menyatakan bahwa 52 Posita Nomor 8 53 Posita Nomor 9.

19 48 Panwaslu Kabupaten Dairi telah meminta KPU Pusat agar memeriksa dan memproses Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Dairi Berdasarkan Surat Keputusan Pemilihan Umum Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Dairi Nomor 08 Tahun 2008 tentang perubahan atas keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 01 Tahun 2008 tentang tahapan, program, dan jadwal waktu Pilkada Kabupaten Dairi Tahun 2008 menetapkan tanggal pemilihan bupati dan wakil bupati putaran kedua diadakan pada tanggal 22 Desember 2008 (Bukti P-8) Namun kemudian tiba-tiba pihak termohon (Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Dairi) secara sepihak merubah jadwal Pilkada tahap kedua tanpa mengeluarkan suatu surat pencabutan terhadap penetapan Nomor 08 Tahun 2008 tentang jadwal pemilihan putaran kedua yaitu tanggal 22 Desember 2008 menjadi tanggal 09 Desember Berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh termohon kepada pemohon bahwa percepatan tersebut dilakukan sesuai dengan rapat koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara dan mangatakan bahwa pelaksanaan Pilkada putaran kedua di Kabupaten Dairi dan Kabupaten Langkat adalah pada tanggal 09 Desember 2008, namum faktanya Kebupaten Langkat melaksanakan Pilkada putaran kedua pada tanggal 20 Desember Menurut pemohon bahwa sejak semula calon bupati dengan Nomor urut 2 yakni KRA. Johnny Sitohang Adinogoro telah melakukan kecurangan 54 Posita Nomor Posita Nomor Posita Nomor 13.

20 49 dengan cara berkas pencalonan yang diajukan oleh KRA. Johnny Sitohang Adinogoro yang diserahkan kepada Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Dairi, yang bersangkutan hanya melampirkan Surat Keterangan Tamat Belajar SD Parulian Medan serta SMP Parulian Medan, dan Surat Keterangan Tamat belajar tersebut bukan sebagai Surat Pengganti Ijasah dan tanpa legalisasi dari Dinas Pendidikan Medan (bukti P-10) Berdasarkan Surat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Suamtera Utara Nomor /KPU-SU tanggal 24 November 2008 yang ditujukan kepada Ketua Komisi Pemilihan Umum Pusat di Jakarta pada point 2 menyatakan bahwa berdasarkan Surat Keterangan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara Nomor 421.3/5368.PMU.2/22/2008 tertanggal 21 November 2008 bahwa syarat berkas yang diajukan oleh KRA. Johnny Sitohang Adinogoro untuk mengikuti ujian persamaan setingkat Sekolah Menengah Umum dari Kantor Wilayah Pemdidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara adalah ijazah program paket B setara SLTP Nomor 02 PB,0009 yang dikeluarkan oleh Departemen Pandidikan Kebudayaan Kabupaten Dairi tanggal 02 Maret 2008, hal ini berarti bertentangan dengan dalil calon buapti Nomor Urut 2 yang menyatakan bahwa pada saat mendaftarkan diri sebagai calon bupati Kabupaten Dairi mempergunakan ijazah SMP Parulian Medan sedangkan menurut Surat Keterangan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara adalah ijazah program paket B. 57 Posita Nomor 16.

21 50 9. Berdasarkan Surat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara yang ditujukan kepada Komisi Pemilihan Umum Jakarta tanggal 21 November 2008 Nomor /KPU-SU yang antara lain menyatakan dalam pelaksanaan Pilkada Kabupaten Dairi di Sumatera Utara terdapat satu masalah yang mendapat banyak sorotan publik yang berkaitan dengan persyaratan pendidikan atas nama KRA. Johnny Sitohang Adinogoro, salah seorang calon bupati Dairi periode yang pada saat itu masih menjabat sebagai Wakil Bupati Kabupaten Dairi (bukti P-11) Berdasarkan Surat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara Nomor /KPU-SU pada point 3 secara tegas menjelaskan pada dasarnya secara administrasi KRA. Johnny Sitohang Adinogoro belum memenuhi berkas syarat pendidikan pendidikan sebagai calon kepala daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun 2008, yang tembusannya antara lain kepada Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Dairi Berdasarkan surat Komisi Pemilihan Umum Sumatera Utara yang ditujukan kepada Komisi Pemilihan Umum Jakarta Nomor /KPU-SU tanggal 24 November 2008, bahwa keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Dairi tentang penetapan calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Dairi periode tertanggal 26 Agustus 2008 tidak sesuai dengan Pasal 8 ayat (2) huruf d Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun 2008 tentang pedoman teknis tata cara pencalonan 58 Posita Nomor Posita Nomor 19

22 51 Pilkada, yang pada isinya disebutkan Dalam hal ijazah bakal pasangan calon karena sesuatu dan lain hal tidak dapat ditemukan atau hilang, maka calon dapat menyertakan surat keterangan pengganti ijazah dari sekolah yang bersangkutan yang dilegalisasi oleh Dinas Pendidikan Nasional atau Kantor Departemen Agama Provinsi/Kabupaten/Kota tempat sekolah itu berdiri Bahwa termohon telah memaksakan kehendaknya karena memasukkan dan membiarkan calon bupati dan wakil bupati Nomor Urut 2 yakni KRA. Johnny Sitohang Adinogoro dan Irwansyah Pasi, S.H menjadi perserta calon bupati Kabupaten Dairi Berdasarkan Surat Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Dairi Nomor 64/PANWAS.D/X yang ditujukan kepada Komisi Pemilihan Pusat di Jakarta tertanggal 04 November 2008 karena berdasarkan rapat pleno Panwaslu Kabupaten Dairi atas adanya laporan Forum Pemantau Pilkada Kabupaten Dairi perihal laporan pelanggaran peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun 2008 dan pemberian keterangan palsu oleh calon bupati dengan nomor ururt 2 Panwaslu Kabupaten berpendapat bahwa hal tersebut adalah merupakan pelanggaran administratif pemilu dan meminta Komisi Pemillihan Pusat segera memeriksa dan memberi sanksi tegas terhadap Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Dairi Berdasarkan Surat Panwaslu Nomor 67/PANWAS-D/XI/2008 tertanggal 10 November 2008 yang ditujukan kepada Kapolres Kabupaten Dairi 60 Posita Nomor Posita Nomor Posita Nomor 22

23 52 menyatakan bahwa Panwaslu telah merekomendasikan Kapolres Kabupaten Dairi untuk melakukan penyidikan dan pemeriksaan terhadap calon bupati Nomor urut 2 perihal persyaratan Administratif yang tidak memenuhi Ketetapan Komisi Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun 2008, tetapi calon tersebut diloloskan oleh Komisi Pemilihan Kabupaten Dairi sebagai pasangan calon dalam Pilkada Kabuapten Dairi Berdasarkan hal yang telah disebut diatas jelas bahwa pelaksanaan Pilkada Kabupaten Dairi telah bertentangan dengan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Dairi dan tindakan pemohon yang telah meloloskan calon bupati dengan Nomor urut 2 sebagai perserta calon bupati Kabupaten Dairi merupakan tindakan yang cacat hukum dan tindakan tersebut sangat merugikan pemohon Berdasarkan fakta yang ditemukan pada saat Pilkada Kabupaten Dairi putaran kedua ditemukan adanya pemilih yang memiliki NIK 65 ganda sejumlah 1551 dengan perincian sebagai berikut (bukti P-12): 66 No. PPK 67 (Kecamatan) Jumlah TPS 68 NIK Ganda 1 Tanah Pinem Berampu Tiga Lingga Pegagan Hilir Posita Nomor Posita Nomor Singkatan dari Nomor Induk Kependudukan 66 Posita Nomor Singkatan dari Panitia Pemilihan Kecamatan 68 Singkatan Tempat Pemungutan Suara

24 53 5 Lae Parira 32-6 Gunung Sitember Parbuluan Sidikalang Siempat Nempu Siempat Nempu Hilir Siempat Nempu Hulu Silalahi Sabungan Silima Pungga Pungga Sitinjo Sumbul Jumlah Berdasarkan fakta dan temuan di lapangan pada saat pelaksaan Pilkada Kabupaten Dairi putaran kedua adanya nama ganda, dengan perincian sebagai berikut (bukti P-13) : 69 No. PPK (Kecamatan) Jumlah TPS Nama Ganda 1 Tanah Pinem Berampu Tiga Lingga Pegagan Hilir Posita Nomor 26

25 54 5 Lae Parira Gunung Sitember Parbuluan Sidikalang Siempat Nempu Siempat Nempu Hilir Siempat Nempu Hulu Silalahi Sabungan Silima Pungga Pungga Sitinjo Sumbul Jumlah Berdasarkan fakta serta temuan di lapangan pada saat Pilkada Kabuapten dairi putaran kedua ditemukan adanya pemilih yang tidak memiliki NIK (NIK kosong) tetapi tetap ikut memilih sejumlah (bukti P-14) : 70 No. PPK (Kecamatan) Jumlah TPS NIK Kosong 1 Tanah Pinem Berampu Tiga Lingga Pegagan Hilir Posita Nomor 27

26 55 5 Lae Parira Gunung Sitember Parbuluan Sidikalang Siempat Nempu Siempat Nempu Hilir Siempat Nempu Hulu Silalahi Sabungan Silima Pungga Pungga Sitinjo Sumbul Jumlah Berdasarkan fakta serta temuan di lapangan pada saat Pilkada Kabuapten Dairi putaran kedua ditemukan adanya NIK rekayasa sejumlah (bukti P-14) : 71 No. PPK (Kecamatan) Jumlah TPS NIK Kosong 1 Tanah Pinem Berampu Tiga Lingga Pegagan Hilir Posita Nomor 28

27 56 5 Lae Parira Gunung Sitember Parbuluan Sidikalang Siempat Nempu Siempat Nempu Hilir Siempat Nempu Hulu Silalahi Sabungan Silima Pungga Pungga Sitinjo Sumbul Jumlah Berdasarkan fakta di lapangan pada saat pencoblosan pada Pilkada Kabupaten Dairi putaran kedua tanggal 09 Desember 2008, ditemukan adanya 14 (empat belas) orang pemilih dibawah umur yang diantaranya bernama Andre Josua Manurung, Nomor urut dalam salinan Daftar Pemilih Tetap, untuk TPS II alamat SD 3, Kecamatan Sumbul Desa Tanjung Beringin dengan Model KWC, yang diketahui oleh Lamhot Sinaga, tempat tanggal lahir Huta Julu 14 Februari 1967 (bukti P-7) Posita Nomor 29.

28 Berdasarkan fakta di lapangan pada saat diadakannya Pilkada Putaran kedua, ditemukan adanya pemilih yang pada kenyataannya telah meninggal dunia, tetapi masih memilih antara lain: a. Lomri Sianturi urutan nomor 37 di Desa Parbuluan TPS b. Pita Siburian di Desa Parbubu III, TPS 1 Nomor 200. c. Usman Nainggolan di Desa Parbubu, serta adanya pemilih di bawah umur yaitu Rebeka Nainggolan di TPS 1 Desa Parbuluan III Nomor urut Berdasarkan fakta di lapangan ditemukan adanya pemabagian uang (money politic) sebesar Rp ,- (dua puluh ribu rupiah) yang dilakukan oleh tim sukses pasangan calon buapti dan wakil bupati Kabupaten Dairi Nomor urut 2, sebanyak 264 (dua ratus enam puluh empat) orang dengan tujuan agar memilih pasangan calon bupati dan wakil bupati Nomor urut 2 tersebut (bukti P-15) Berdarkan fakta di lapangan ditemukan adanya penganiayaan yang dilakukan oleh tim sukses Join Pass 74 pasangan calon Nomor Urut 2 terhadap Mamba Lumban Gaol di Desa Laomolgap Kecamatan Tiga Lingga, karena yang bersangkutan tidak bersedia memilih pasangan calon nomor urut 2 tersebut sekalipun yang bersangkutan telah dipaksa Adanya temuan-temuan kecurangan yang dilakukan oleh tim sukses Join Pass pada saat pelaksanaan Pilkada Kabupaten Dairi putaran kedua. Oleh 73 Posita Nomor Tim sukses Pasangan Calon Nomor urut 2 KRA. Johnny Sitohang Adinogoro dan Irwansyah Pasi, S.H 75 Posita Nomor 32

29 58 karena itu sebanyak 821 (delapan ratus dua puluh satu) orang masyarakat Kabupaten Dairi menyatakan sikap tidak menerima hasil Pilkada dan meminta agar Komisi Pemilihan Umum Kabuapen Dairi selaku penyelenggara Pilkada membatalakan dan melanjutkan proses rekapitulasi penghitungan suara (Bukti P-16) Dengan adanya tindakan kecurangan-kecurangan yang ditemukan pada saat pencoblosan putaran kedua masyarakat Kabupaten Dairi telah menyatakan sikap penolakan terhadap Pilkada putaran kedua, serta meminta penyelenggara Pilkada membatalkan dan tidak melanjutkan proses rekapitulasi penghitungan suara dan telah menyampaikan aspirasinya kepada Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Dairi pada tanggal 12 Desember 2008 (Bukti P-17) Berdasarkan temuan saksi Hengki yang menyatakan pada saat pelaksanaan pencoblosan Pilkada Kabupaten Dairi putaran kedua di TPS XI Kelurahan Bi Beruh Kecamatan Sidikalang ditemukan adanya empat orang pria mendatangi TPS tersebut akan tetapi keempat itu bukan berasal dari daerah setempat akan tetapi telah melakukan pencoblosan, dan adanya dua orang wanita bercadar yang bukan penduduk setempat mendatangi lokasi TPS XI untuk melakukan pencoblosan (Bukti P-18) Di Desa Soban Kecamatan Siempat Nempu di TPS III dan TPS IV ditemukan adanya penambahan data pemilih dengan memasukkan pemilih 76 Posita Nomor Posita Nomor Posita Nomor 35

30 59 yang tidak memenuhi syarat karena belum cukup umur dan bukan berasal dari daerah Soban yang ditemukan oleh saksi Josben Sinaga (Bukti P-19) Menjelang Pilkada tim sukses Join Pass yakni Garibaldi Tambunan menyerahkan amplop berisi uang Rp ,- (dua puluh ribu rupiah) sebanyak 739 (tujuh ratus tiga puluh sembilan) amplop kepada Mangatur Kudadiri yang selanjutnya dibagi-bagikan kepada pemilih agar memilih calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Dairi Nomor urut 2, dan amplop tersebut telah dibagikan Menjelang Pilkada Kabupaten Dairi putaran kedua, ditemukan adanya tindakan intimidasi serta penyuapan terhadap anggota Panwaslu lapangan yang bernama Marusaha Sinaga, dan anggota Panwaslu Kabupaten Dairi tersebut menyaksikan adanya pemberian uang kepada pemilih oleh tim sukses pasangan calon bupati dan wakil bupati Nomor urut 2 yakni Bempa Nababan bersama KRA. Johnny Sitohang, Adinogoro, dan hal ini telah dilaporkan kepada ketua Panwaslu dan sepakat untuk ditindaklanjuti Adanya temuan sebanyak lima puluh lembar surat suara yang sama yang digunakan di TPS pada Pilkada Kabupaten Dairi putaran kedua. Ditemukan oleh Akbar Solin di rumah Irwansyah Pasi S.H (calon wakil bupati Nomor urut 2) yang terletak di jalan Dalihan Natolu Nomor 91 Sidilakang Posita Nomor Posita Nomor Posita Nomor Posita Nomor 39.

31 Ditemukan oleh Akbar Solin adanya pemilih yang telah mencoblos lebih dari satu kali dan mencuci bekas tinta tersebut di rumah Irwansyah Pasi, S.H dan kembali pergi mencoblos Dengan adanya NIK yang bermasalah yang terdiri atas NIK rekayasa, NIK ganda, dan NIK kosong serta nama ganda, maka sepatutnya suara yang diperoleh oleh pasangan calon Nomor urut 2 adalah sebagai berikut: (6298 (NIK Rekayasa) (NIK Ganda) (NIK Kosong) (Nama Ganda)) = = suara. 84 Petitum primer pemohon dalam permohonannya adalah sebagai berikut: 1. Mengabulkan permohonan untuk seluruhnya. 2. Menyatakan pencalonan baupati Nomor urut 2 KRA. Johnny Sitohang, Adinogoro cacat hukum dak tidak sah sebagai perserta Pilkada Kabuapten Dairi. 3. Menyatakan hasil penghitungan suara yang yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Dairi Nomor 37 Tahun 2008 tanggal 13 Desember 2008 adalah tidak benar. 4. Menyatakan batal dan tidak mempuyai kekuatan hukum yang mengikat Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Dairi Nomor 37 Tahun 2008 tangal 13 Desember Menetapakan pasanagn calon bupati dan wakil bupati dengan Nomor urut 4 yaitu Drs. Parlemen Sinaga, MM dan Dr. Budiman Simanjuntak, M.Kes sebagai bupati dan wakil bupati terpilih. 83 Posita Nomor Posita Nomor 41

32 61 Sedangkan, petitum subsider pemohon adalah: 1. Mengabulkan permohonan pemohon untuk seluruhnya. 2. Menyatakan hasil penghitungan suara yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum Kabuapten Dairi Nomor 37 Tahun 2008 adalah tidak benar. 3. Menyatakan batal dan tidak mempuyai kekuatan hukum yang mengikat Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Dairi Nomor 37 Tahun 2008 tanggal 13 Desember Menetapkan hasil penghitungan suara yang benar sebagai berikut: No.Urut Nama Pasangan Pasangan Calon 2 KRA. Johnny Sitohang Adinogoro dan Irwansayah Pasi, S.H 4 Drs.Parlemen Sinaga, MM dan dr. Budiman Simanjuntak Jumlah Suara (%) Suara tidak sah JUMLAH Menyatakan pasangan calon bupati Kabupaten Dairi dan calon wakil bupati Kabupaten Dairi dengan Nomor urut 4 sebagai calon bupati dan wakil bupati terpilih periode Petitum lebih sudsider lagi adalah: 1. Mengabulkan permohonan subsider pemohon keberatan. 2. Menyatakan hasil penghitungan suara yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Dairi Nomor 37 Tahun 2008 tanggal 13 Desember adalah tidak benar.

33 62 3. Menyatakan batal dan tidak mempuyai kekuatan hukum yang mengikat Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Dairi Nomor 37 Tahun 2008 tanggal 13 Desember Memerintahkan kepada termohon untuk mengulang pelaksanaan Pilkada Dairi setelah memutahirkan data untuk daerah pemilihan Kecamatan Berampu, Kecamatan Sitember, Kecamatan Lae Parira, Kecamatan Parbuluan, Kecamatan Pegagan Hilir, Kecamatan Siempat Nempu, Kecamatan Siempat Nempu Hilir, Kecamatan Siempat Nempu Hulu, Kecamatan Silalahi Sabungan, Kecamatan Silima Pungga-Pungga, Kecamatan Sitinjo, Kecamatan Sumbul, Kecamatan Tanah Pinem, Kecamatan Tiga Lingga. 5. Menentukan/menetapkan bahwa pelaksanaan pemilihan ulang kepala daerah Kabupaten Dairi, harus dilaksanakan selambat-lambatnya dalam waktu antara tiga bulan sampai enam bulan terhitung sejak putusan ini di ucapkan. Atau, apabila majelis hakim konstitusi berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya.

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.59, 2008 OTONOMI. Pemerintah. Pemilihan. Kepala Daerah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMILIHAN, PENGESAHAN PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG 1 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMILIHAN, PENGESAHAN PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.245, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5588) PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.23, 2015 PEMERINTAHAN DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Penetapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 60/PHPU.D-VI/2008 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 60/PHPU.D-VI/2008 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 60/PHPU.D-VI/2008 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat pertama

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA MENJADI UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KOMISI PEMILIHAN UMUM, Menimbang : a. bahwa ketentuan Pasal

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH [LN 2008/59, TLN 4844]

UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH [LN 2008/59, TLN 4844] UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH [LN 2008/59, TLN 4844] 14. Ketentuan Pasal 115 ditambah 3 (tiga) ayat, yakni

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA MENJADI UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, SERTA WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KOMISI PEMILIHAN UMUM, Menimbang : a. bahwa ketentuan

Lebih terperinci

SEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU

SEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU SEKILAS PEMILU 2004 Pemilihan umum (Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

TATA CARA PENCALONAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

TATA CARA PENCALONAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH TATA CARA PENCALONAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH OLEH PARPOL/GABUNGAN PARPOL/PERSEORANGAN PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN BIMA TAHUN 2010 PESERTA PEMILU KADA??? PASANGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENCALONAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan Bersama

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan Bersama www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang:

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DRAFT 24 SEPT 2014 - DPRD UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, SERTA WALIKOTA DAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 130, 2016 PEMERINTAH DAERAH. Pemilihan. Kepala Daerah. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5898) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

CHECKLIST PENGAWASAN TAHAPAN PENCALONAN PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH. Rujukan

CHECKLIST PENGAWASAN TAHAPAN PENCALONAN PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH. Rujukan Lampiran PERATURAN BAWASLU REPUBLIK INDONESIA Nomor : 22 Tahun 2009 Tanggal : 3 Desember 2009 CHECKLIST PENGAWASAN TAHAPAN PENCALONAN PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH A. Persyaratan Pencalonan:

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

- 3 - Pasal 4. Pasal 6

- 3 - Pasal 4. Pasal 6 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMILIHAN, PENGESAHAN PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN

Lebih terperinci

2012, No Mengingat membentuk Undang-Undang tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan

2012, No Mengingat membentuk Undang-Undang tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.117, 2012 POLITIK. PEMILU. DPR. DPD. DPRD. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5316) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEMILIHAN KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan Pemilihan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEMILIHAN KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan Pemilihan Kepala

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

Pengantar. Purnomo S. Pringgodigdo

Pengantar. Purnomo S. Pringgodigdo Pengantar Membaca peraturan perundang undangan bukanlah sesuatu yang mudah. Selain bahasa dan struktur, dalam hal Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tantangan ini bertambah dengan perubahan

Lebih terperinci

RODER NABABAN, HORAS SIAGIAN, & ASSOCIATESS

RODER NABABAN, HORAS SIAGIAN, & ASSOCIATESS Jakarta, 31 Desember 2008 Kepada Yth. Ketua Majelis Mahkamah Konstitusi RI Perkara Permohonan No. 60/PHPU.D VI / 2008 Jl. Medan Merdeka Barat No. 6 Jakarta. H a l : Kesimpulan Permohonan No 60/ PHPU.D-VI/

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG PENGUMUMAN. NOMOR : 95/KPU-Kab /VII/2015

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG PENGUMUMAN. NOMOR : 95/KPU-Kab /VII/2015 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG PENGUMUMAN NOMOR : 95/KPU-Kab-011.329047/VII/2015 TENTANG PENDAFTARAN PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI BANDUNG TAHUN 2015 Berdasarkan ketentuan Peraturan KPU

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMILIHAN, PENGESAHAN PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

- 3 - Pasal 4. Pasal 6

- 3 - Pasal 4. Pasal 6 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMILIHAN, PENGESAHAN PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMILIHAN, PENGESAHAN PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGUSULAN DAN PENGANGKATAN WAKIL GUBERNUR, WAKIL BUPATI, DAN WAKIL WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMILIHAN, PENGESAHAN PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGUSULAN DAN PENGANGKATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGUSULAN DAN PENGANGKATAN SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGUSULAN DAN PENGANGKATAN WAKIL GUBERNUR, WAKIL BUPATI, DAN WAKIL WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.825, 2012 KOMISI PEMILIHAN UMUM. Pemilu. Pencalonan. Kepala Daerah. Wakil Kepala Daerah. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.825, 2012 KOMISI PEMILIHAN UMUM. Pemilu. Pencalonan. Kepala Daerah. Wakil Kepala Daerah. Pedoman. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.825, 2012 KOMISI PEMILIHAN UMUM. Pemilu. Pencalonan. Kepala Daerah. Wakil Kepala Daerah. Pedoman. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR/WAKIL GUBERNUR, BUPATI/WAKIL BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 17 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMILIHAN, PENGESAHAN PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

Lebih terperinci

I. UMUM. serasi... serasi antara Pemerintah dan Daerah serta antar Daerah untuk menjaga keutuhan

I. UMUM. serasi... serasi antara Pemerintah dan Daerah serta antar Daerah untuk menjaga keutuhan PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG TATACARA PEMILIHAN, PENGESAHAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH I. UMUM Sejalan dengan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 151 TAHUN 2000 (151/2000) TENTANG TATACARA PEMILIHAN, PENGESAHAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187);

Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187); -2- Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 5 Tahun 2015 tentang Pengawasan Tahapan Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta

Lebih terperinci

2015, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4884); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negar

2015, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4884); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.720, 2015 KPU. Gubernur. Wakil Gubernur. Bupati. Wakil bupati. Walikota. Wkil Walikota. Pemilihan. Pencalonan. Pencabutan. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 9 TAHUN

Lebih terperinci

- 4 - dan/atau Walikota dan Wakil Walikota (Berita Negara

- 4 - dan/atau Walikota dan Wakil Walikota (Berita Negara - 2 - Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

UJI PUBLIK RANCANGAN PERATURAN KPU TENTANG PENCALONAN PESERTA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

UJI PUBLIK RANCANGAN PERATURAN KPU TENTANG PENCALONAN PESERTA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN UJI PUBLIK RANCANGAN PERATURAN KPU TENTANG PENCALONAN PESERTA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 1 Partai Politik/Gabungan Partai Politik yang Dapat Mengusulkan Paslon Partai Politik dan/atau Gabungan

Lebih terperinci

2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang Pengawasan Tahapan

2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang Pengawasan Tahapan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.776, 2015 BAWASLU. Tahapan. Pencalonan Pilkada. Pengawasan. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN

Lebih terperinci

PKPU NO. 9 TAHUN 2015

PKPU NO. 9 TAHUN 2015 Komisi Pemilihan Umum Jl. Imam Bonjol No. 29 Jakarta Pusat Telp 021-31937223 Fax 3157759 PKPU NO. 9 TAHUN 2015 Tentang Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG PENGUMUMAN. NOMOR : 94/KPU-Kab /VII/2015

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG PENGUMUMAN. NOMOR : 94/KPU-Kab /VII/2015 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG PENGUMUMAN NOMOR : 94/KPU-Kab-011.329047/VII/2015 TENTANG PENDAFTARAN PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI BANDUNG TAHUN 2015 Dalam rangka Pemilihan Bupati dan

Lebih terperinci

PERUBAHAN PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KENDAL TAHUN 2015

PERUBAHAN PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KENDAL TAHUN 2015 LAMPIRAN I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL NOMOR : 24/Kpts/KPU-Kab-012.329248/TAHUN 2015 PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL NOMOR 11/Kpts/KPU-Kab-

Lebih terperinci

SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 45/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 45/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN NOMOR : 45/Kpts/KPU Kab 014329920/2010 TENTANG TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN TUBAN TAHUN 2011

Lebih terperinci

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 51/PUU-XIII/2015 Pembentukan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015, Pengusungan Pasangan Calon oleh Partai Politik, Sanksi Pidana Penyalahgunaan Jabatan dalam Penyelenggaraan

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MINAHASA

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MINAHASA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MINAHASA P E N G U M U M A N Nomor: 001/PL.03.2-PU/03/7102/K1/I/2018 Tentang: PENDAFTARAN BAKAL PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI DALAM PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN TAHAPAN PENCALONAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.303, 2010 KOMISI PEMILIHAN UMUM. Pencalonan. Kepala Daerah. Wakil Kepala Daerah.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.303, 2010 KOMISI PEMILIHAN UMUM. Pencalonan. Kepala Daerah. Wakil Kepala Daerah. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.303, 2010 KOMISI PEMILIHAN UMUM. Pencalonan. Kepala Daerah. Wakil Kepala Daerah. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG KOMISI PEMILIHAN UMUM PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PENCALONAN DALAM PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2009 KOMISI PEMILIHAN UMUM,

Lebih terperinci

KULIAH 12 PEMILIHAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

KULIAH 12 PEMILIHAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KULIAH 12 PEMILIHAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH 1 Pemilihan Asas Pengaju Langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil Partai Politik atau Gabungan Partai Politik Persyaratan Parpol atau Gabungan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 151 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENGESAHAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM, PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENCALONAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK

RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN

Lebih terperinci

KEPUTUSANKOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH. NOMOR : 08/Kpts/KPU-Prov-012/2012 T E N T A N G

KEPUTUSANKOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH. NOMOR : 08/Kpts/KPU-Prov-012/2012 T E N T A N G KEPUTUSANKOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR : 08/Kpts/KPU-Prov-012/2012 T E N T A N G PENETAPANJUMLAH DAN SEBARANDUKUNGAN BAGI CALON PERSEORANGAN PESERTA PEMILIHAN UMUM GUBERNURDAN WAKIL

Lebih terperinci

2015, No menyelesaikan sengketa yang timbul dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Waliko

2015, No menyelesaikan sengketa yang timbul dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Waliko No.920, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Penyelesaian Sengketa. Pemilihan. Gubernur. Wakil Gubernur. Bupati. Wakil Bupati. Walikota. Wakil Walikota. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 8 TAHUN

Lebih terperinci

Lampiran II : Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Pekalongan Nomor : 270/ 22 Tahun 2010 Tanggal : 1 November 2010

Lampiran II : Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Pekalongan Nomor : 270/ 22 Tahun 2010 Tanggal : 1 November 2010 SALINAN Lampiran II : Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Pekalongan Nomor : 270/ 22 Tahun 2010 Tanggal : 1 November 2010 BENTUK DAN JENIS FORMULIR PENCALONAN PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN PENETAPAN HASIL PEMILIHAN UMUM DAN PENGGANTIAN CALON TERPILIH

Lebih terperinci

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti U

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti U No.826, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KPU. Pemilihan. Gubernur dan Wagub. Bupati dan Wabup. Walikota dan Wawali.Pencalonan. Pencabutan. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab 014329920/2010 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN, PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUARO JAMBI

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUARO JAMBI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUARO JAMBI P E N G U M U M A N NOMOR : 259/KPU-Kab.005.435331/IX/2016 TENTANG PENDAFTARAN BAKAL PASANGAN CALON PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI MUARO JAMBI PADA PEMILIHAN

Lebih terperinci

(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Tahun 2011 Nomor 8 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5189);

(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Tahun 2011 Nomor 8 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5189); - 2 - (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Tahun 2011 Nomor 8 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5189); 5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BUTON. PENGUMUMAN NOMOR : /Peng/KPU.Kab /IX/TAHUN 2016 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BUTON. PENGUMUMAN NOMOR : /Peng/KPU.Kab /IX/TAHUN 2016 TENTANG KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BUTON PENGUMUMAN NOMOR : /Peng/KPU.Kab.026.433532/IX/TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI DALAM PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI BUTON

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XIII/2015 Pembentukan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015, Pengusungan Pasangan Calon oleh Partai Politik, Sanksi Pidana Penyalahgunaan Jabatan dalam Penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMILIHAN, PENGESAHAN PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, 1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN PERGERAKAN KOTAK SUARA, REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA, DAN PENETAPAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN DAN SELEKSI CALON ANGGOTA KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA (KPPS) DAN PETUGAS KETERTIBAN TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI MUARO JAMBI PADA PEMILIHAN

Lebih terperinci

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD 1945 yang diamandemen Hukum, terdiri dari: Pemahaman Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum Pemahaman

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI SEMARANG TAHUN 2010

PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI SEMARANG TAHUN 2010 Lampiran I : Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Semarang Nomor : 18 Tahun 2009 Tanggal : 23 Desember 2009 PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

JENIS FORMULIR PENCALONAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DARI PERSEORANGAN

JENIS FORMULIR PENCALONAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DARI PERSEORANGAN LAMPIRAN II KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 20/Kpts/KPU-Prov-011/VIII/2012 TANGGAL : 08 Agustus 2012 TENTANG : PEDOMAN TEKNIS PENDAFTARAN, PENELITIAN, DAN PENETAPAN PASANGAN

Lebih terperinci