5. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Model Penentuan Skala Prioritas Konservasi Koleksi Lukisan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "5. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Model Penentuan Skala Prioritas Konservasi Koleksi Lukisan"

Transkripsi

1 5. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Model Penentuan Skala Prioritas Konservasi Koleksi Lukisan Penelitian ini menitik-beratkan pada tindakan konservasi fisik pada koleksi lukisan sehingga pembobotan terhadap indeks kondisi fisik perlu mendapatkan nilai yang lebih tinggi dari indeks arti khusus karena kondisi fisik memberikan kontribusi yang lebih besar bagi konservator ketika melakukan tindakan pada koleksi lukisan sedangkan arti khusus koleksi lebih digunakan sebagai pertimbangan bagi konservator dalam bernegosiasi terhadap segala kemungkinan potensi yang hilang ketika dilakukan tindakan fisik pada koleksi lukisan. Model penilaian yang diajukan dalam penelitian ini tidak serta-merta menjadikan segala keputusan yang diambil oleh konservator menjadi lebih objektif namun model ini dapat digunakan sebagai suatu instrumen yang dapat membantu konservator dalam menyeleksi koleksi yang akan ditangani dan menjadi pertimbangan sebelum konservator melakukan tindakan khusus pada koleksi lukisan (Muñoz Viñas, 2011, pp ). Peneliti meyakini dengan pasti bahwa model penentuan skala prioritas konservasi koleksi lukisan ini dapat digunakan dan diterapkan untuk museum sejenis. Keyakinan tersebut didasarkan pada variabel kondisi fisik koleksi lukisan yang digunakan dalam penelitian telah mengacu pada variabel kondisi fisik koleksi lukisan pada media kanvas secara umum. Sebagai contoh variabel kondisi fisik 267

2 268 seperti retak dan rapuh tidak mungkin berbeda antara koleksi lukisan yang dimiliki oleh satu museum dengan museum lain. Perbedaan yang mungkin terjadi antara museum satu dengan museum lainnya adalah penentuan kriteria penilaian yang digunakan karena metode penilaian ini sangat dipengaruhi oleh kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan skala kondisi fisik dan arti khusus koleksi lukisan. Dapat terjadi suatu museum telah mengembangkan kriteria penilaiannya menjadi lebih lebar dan lebih baik sehingga dapat menghasilkan penilaian dan penentuan skala prioritas yang lebih rinci dibandingkan dengan hasil penelitian ini Pengaturan Suhu dan Kelembapan Ruang Hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa suhu di dalam ruang Galeri I Museum Affandi belum masuk ke dalam kategori yang ideal (18 o C 22 o C) (Canadian Conservation Institute, 1993, hal. 2) (Heritage Collection Council, 1998, hal. 30) karena pada hari terang suhu maksimum mencapai 32,7 0 C dan suhu minimum 28,8 o C sedangkan pada hari gelap suhu maksimum mencapai 30,4 o C dan suhu minimum 26,4 o C. Kelembapan relatif ruangan di dalam ruang Galeri I Museum Affandi juga mencapai batas yang direkomendasikan yaitu sebesar 70%RH (Ankersmit & H.L. Stappers, 2017, p. 51) karena pada hari gelap tercatat mencapai tingkat kelembapan relatif sebesar 79,4 %RH sedangkan pada kondisi kering masih pada batas aman yaitu pada 50%RH dari nilai yang direkomendasikan yaitu 40%RH (Heritage Collection Council, 1998, hal. 30).

3 269 Berdasarkan hasil analisis suhu dan kelembapan relatif maka tindakan yang dapat diajukan oleh peneliti untuk mengatasi pemasalahan tersebut adalah sebagai beikut: 1. Alternatif Solusi 1. Melakukan penggantian/peremajaan perangkat AC yang digunakan di dalam ruang Galeri I karena dari dua buah AC yang ada, satu buah perangkat mengalami kerusakan dan satu buah perangkat yang masih beroperasional sudah tidak dapat berfungsi dengan optimal untuk menurunkan suhu dan mengatur kelembapan udara di dalam ruang Galeri I. Penggantian perangkat AC yang baru hendaknya perlu dipilih dengan cermat sehingga perangkat AC baru secara kuantitas dan kualitas dapat bekerja dengan lebih optimal yaitu dengan mempertimbangkan: a. Luas ruang. Kemampuan perangkat AC untuk dapat mengakomodasi pengaturan suhu dan kelembapan ruang dengan luas ruang Galeri I. b. Kemampuan perangkat AC untuk dapat mencapai tingkat suhu dan kelembapan ruang yang ideal bagi koleksi lukisan. c. Daya listrik yang dikonsumsi oleh perangkat AC perlu menjadi pertimbangan sebagai bagian dari efisiensi pengeluaran museum. 2. Alternatif Solusi 2. Mengoperasionalkan perangkat AC yang saat ini masih beroperasi pada siang hari. AC menghasilkan udara yang kering sehingga dapat digunakan untuk menjaga kelembapan ruang pada hari gelap tidak meningkat hingga di atas 70% RH sedangkan suhu yang di atur pada malam

4 270 hari dapat disamakan atau sedikit di atas rerata suhu di luar ruang pada hari gelap. 3. Alternatif Solusi 3. Menggunakan perangkat pengatur kelembapan udara yang dapat bekerja sebagai penambah kelembapan (humidifier) dan sebagai pengurang kelembapan (dehumidifier). Perangkat ini disarankan digunakan karena berdasarkan analisis suhu dan kelembapan relatif ruang, masalah kelembapan relatif ruang menjadi prioritas utama untuk dilakukan pengaturan Intensitas Cahaya dan Radiasi UV Matahari Berdasarkan analisis data terhadap intensitas cahaya matahari maka kerentanan koleksi lukisan berdasarkan perkiraan tingkat kerusakan akibat intensitas dan paparan radiasi ultraviolet cahaya matahari adalah sebagai berikut: Tabel 5.1. Kerentanan Koleksi Terhadap Intensitas Cahaya Matahari (Berdasarkan rerata tingkat kerusakan akibat intensitas cahaya matahari selama 7 jam) Tingkat Kerusakan (Normal) (Toleransi) >1050 (Bahaya) Jumlah Koleksi dan Nomor Koleksi (Nomor koleksi diurutkan dari tingkat kerusakan terbesar hingga terkecil) Jumlah koleksi : 0 (0%) - Jumlah koleksi : 14 (42,4%) 3, 16, 23, 30, 25, 24, 17, 28, 22, 29, 21, 19, 18, 20 Jumlah koleksi : 19 (57,6 %) 41, 40, 39, 37, 10, 32, 38, 31, 6, 33, 12, 36, 34, 35, 26, 13, 27, 14, 15

5 271 Tabel 5.2. Kerentanan Koleksi Terhadap Radiasi UV Cahaya Matahari (Berdasarkan rerata tingkat kerusakan akibat radiasi ultraviolet cahaya matahari selama 7 jam) Tingkat Kerusakan (Normal) (Toleransi) >1050 (Bahaya) Jumlah Koleksi dan Nomor Koleksi (Nomor koleksi diurutkan dari tingkat kerusakan terbesar hingga terkecil) Jumlah koleksi : 27 (81,8%) 14, 15, 16, 13, 10, 12, 17, 22, 18, 38, 39, 40, 6, 41, 37, 36, 23, 3, 27, 35, 24, 34, 26, 33, 25, 32, 31 Jumlah koleksi : 3 (9,1%) 20, 21, 28 Jumlah koleksi : 3(9,1 %) 30, 29, 19 Kesimpulan yang didapatkan dari kedua data tersebut adalah bahwa faktor intensitas cahaya matahari merupakan ancaman yang perlu diperhatikan oleh konservator Museum Affandi dibandingkan dengan tingkat kerusakan akibat paparan radiasi ultraviolet. Berdasarkan Grafik Gambar Paparan Radiasi UV Matahari Pada Koleksi (lihat Gambar 4.21) menunjukkan bahwa tiga koleksi yang berjudul Peacock, Red Chilli, dan Parangtritis at Night memiliki potensi tingkat kerusakan yang tinggi akibat paparan radiasi UV. Potensi kerusakan akibat paparan radiasi UV tersebut karena posisi ketiga lukisan tersebut langsung berhadapan dengan pintu yang menggunakan penutup polycarbonat transparan sehingga cahaya dan radiasi UV masuk dan langsung menuju koleksi lukisan. Kondisi tersebut perlu mendapatkan perhatian khusus bagi pengelola Museum Affandi untuk mengatur ulang posisi peletakan koleksi lukisan Affandi dalam pameran di dalam ruang Galeri I. Hendaknya penempatan koleksi lukisan perlu dijauhkan dari sumber masuknya cahaya dan radiasi UV.

6 272 Dampak dari intensitas cahaya yang tinggi juga dapat menyebabkan perubahan warna (faded, discolouring) dan meningkatnya suhu ruang seperti yang terjadi pada efek rumah kaca melihat Ruang Galeri I Museum Affandi yang tertutup rapat. Perubahan warna tidak selalu disebabkan oleh radiasi ultraviolet karena gelombang cahaya tampak yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu masih dapat melewati lubang cahaya yang terbuat dari bahan polycarbonate dengan warna abu-abu bening. Rekomendasi yang diajukan untuk mengurangi intensitas matahari ini adalah: 1. Alternatif Solusi 1. Mengganti warna dari penutup polycarbonate dengan warna putih susu sehingga pancaran cahaya matahari dapat menyebar (diffuse) namun ruangan masih cukup mendapatkan penerangan secara alami walaupun yang saat ini digunakan adalah warna abu-abu gelap transparan sehingga masih belum bisa menahan intensitas cahaya matahari. Dampak negatif dari pencahayaan yang menyebar ini adalah proses sesuaian warna (colour rendering) menjadi kurang baik karena mengurangi ketajaman warna (colour contrast) dari masing-masing warna pada koleksi lukisan. Contoh dari efek ini adalah perbedaan suasana lingkungan antara cuaca mendung dengan cuaca yang cerah (terik). Pada saat cuaca mendung, warna di lingkungan sekitar kita lebih berkesan suram sedangkan pada saat cuaca cerah maka kita dapat melihat lebih jelas dan lebih baik warna-warna yang ada di sekitar kita namun hal ini sebenarnya tidak menjadi masalah karena lampu LED telah digunakan di dalam Ruang Galeri I untuk

7 273 membantu pencahayaan dan penggunaan lampu LED tersebut bersifat sementara yang hanya dinyalakan ketika ada pengunjung berada di dalam ruangan. 2. Alternatif Solusi 2. Mengembalikan kembali konsep penahan cahaya seperti yang pernah dilakukan yaitu dengan membentangkan kain putih sepanjang lubang cahaya. Konsep ini sebenarnya sama seperti rekomendasi yang diajukan pada nomor 1 yaitu menyebarkan cahaya matahari yang masuk ke ruangan. Konsep ini menjadi alternatif sehingga tidak perlu mengganti atap polycarbonat yang digunakan pada saat ini. Dampak negatif dari penggunaan konsep ini adalah kain penutup dapat menjadi kantung debu/kotoran sehingga perlu dilakukan pembersihan secara rutin. Jika bahan kain yang digunakan adalah bahan organik maka ada kemungkinan dapat menjadi tempat hidup investasi biologis seperti jamur dan dapat menjadi makanan serangga. Alternatif penggunaan bahan adalah menggunakan bahan sintetis seperti polyvinyl. 3. Alternatif Solusi 3. Menggunakan lapisan penyerap (filter) ultraviolet pada bagian penutup atap sehingga paparan radiasi ultraviolet dapat lebih dikurangi. Filter UV dapat berupa kaca dengan bahan yang mampu menahan radiasi UV atau dapat menggunakan filter UV berupa lembaran film yang biasa digunakan untuk melapisi kaca pada mobil.

8 Intensitas Cahaya dan Radiasi UV LED Berdasarkan analisis data terhadap intensitas cahaya LED maka kerentanan koleksi lukisan berdasarkan perkiraan tingkat kerusakan akibat intensitas cahaya dan paparan radiasi ultraviolet LED adalah sebagai berikut: Tabel 5.3. Kerentanan Koleksi Terhadap Intensitas Cahaya LED (Berdasarkan rerata tingkat kerusakan akibat intensitas cahaya LED selama 15 menit) Tingkat Kerusakan 0 12,5 (Normal) 12,75 37,5 (Toleransi) >37,5 (Bahaya) Jumlah Koleksi dan Nomor Koleksi (Nomor koleksi diurutkan dari tingkat kerusakan terbesar hingga terkecil) Jumlah koleksi : 1 (3%) 26 Jumlah koleksi : 2 (6%) 10, 16 Jumlah koleksi : 30(91%) 21, 33, 22, 31, 23, 38, 41, 18, 30, 15, 17, 39, 36, 14, 40, 32, 37, 34, 24, 28, 13, 29, 25, 3, 20, 6, 27, 19, 35, 12 Tabel 5.4. Kerentanan Koleksi Terhadap Radiasi UV LED (Berdasarkan rerata tingkat kerusakan akibat radiasi ultraviolet LED selama 15 menit) Tingkat Kerusakan 0 18,75 (Normal) 19 37,5 (Toleransi) >37,5 (Bahaya) Jumlah Koleksi dan Nomor Koleksi (Nomor koleksi diurutkan dari tingkat kerusakan terbesar hingga terkecil) Jumlah koleksi : 33 (100%) 21, 33, 40, 36, 27, 37, 34, 24, 25, 31, 23, 28, 29, 19, 22, 30, 15, 14, 20, 6, 38, 41, 17, 39, 32, 13, 3, 35, 12, 10, 16, 26, 18 Jumlah koleksi : 0 (0%) - Jumlah koleksi : 0 (0%) - Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis terhadap kerentanan koleksi akibat intensitas cahaya dan paparan radiasi ultraviolet adalah bahwa

9 275 koleksi lukisan yang berada di dalam Ruang Galeri I Museum Affandi memiliki kerentanan terhadap intensitas cahaya LED namun di sisi lain, tidak ada ancaman bagi koleksi lukisan akibat paparan radiasi ultraviolet LED. Hal ini terlihat dari sebanyak 30 koleksi lukisan (91%) berada pada tingkat kerentanan bahaya intensitas cahaya matahari namun sebanyak 33 koleksi lukisan (100%) berada pada tingkat kerentanan paparan radiasi ultraviolet yang sangat rendah (normal). Berdasarkan ancaman terhadap intensitas cahaya LED tersebut maka rekomendasi yang dapat diajukan bagi Museum Affandi adalah: 1. Alternatif Solusi 1. Mengurangi intensitas cahaya LED dengan cara mengurangi waktu paparan cahaya LED pada koleksi lukisan. Hal tersebut sudah dilakukan oleh Museum Affandi dengan cara menyalakan LED hanya jika diperlukan ketika terdapat pengunjung di Ruang Galeri I. Tindakan ini sebaiknya tetap dipertahankan. 2. Alternatif Solusi 2. Mengubah sudut jatuhnya cahaya LED sehingga mengurangi cahaya yang terlalu terfokus pada permukaan lukisan yang menimbulkan efek hot spot. 3. Alternatif Solusi 3. Mengatur jarak lampu LED dengan koleksi lukisan. Menjauhkan lampu LED dari koleksi lukisan hingga didapatkan intensitas cahaya yang tidak terlalu mengancam koleksi lukisan.

10 Alternatif Solusi 4. Mengganti (merotasi) koleksi lukisan yang ditampilkan pada Galeri I secara rutin untuk menghindari terjadinya akumulasi kerusakan akibat intensitas cahaya LED Skala Prioritas dan Rekomendasi Konservasi Koleksi Skala prioritas dan rekomendasi konservasi terhadap 33 buah koleksi lukisan karya Affandi yang berada di Galeri I Museum Affandi akhirnya dapat disusun setelah mendapatkan hasil akhir indeks kondisi fisik dan indeks arti khusus dari setiap koleksi lukisan. Penentuan skala prioritas dan rekomendasi konservasi koleksi lukisan disusun berdasarkan konsep dasar yang diajukan oleh Lesee dan Bradley yang kemudian dimodifikasi oleh peneliti sehingga dapat sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Berdasarkan penghitungan tersebut maka dapat disusun tabel skala prioritas konservasi koleksi lukisan yang menjadi objek penelitian ini. Susunan koleksi tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 5.5. Skala Prioritas Koleksi Lukisan Karya Affandi (Diurutkan berdasarkan skala prioritas) Prioritas I Prioritas II Prioritas III Prioritas IV No Koleksi Judul Lukisan Indeks Kondisi Fisik Indeks Arti Khusus Nilai Akhir Skala Prioritas 27 Copy Bruegel The Mother and Her Daughter Captured Spy Family of Sudarso Mother Inside The Room A Painter With The Daughter

11 Holding My First Grandchild Potret Diri dan Tujuh Matahari Potret Diri (1964) Potret Diri (1970) Mother in Law My Wife and Her Mother Red Sun and Balinese Boat Place Du Tetre Bird Market Sesudah Gagal Melukis Red Chili Parangtritis at Night Potret Diri Tidak Tercapai Potret Met Dochter Nude European Girl Mother s Anger Kecak Dance Fallen Plant in The Rice Field Potret Diri Menghisap Pipa Tiga Ekspresi Wajah Four Dead Rooster and The Foot Peacock Potret Diri Bathuk Mripat Ke Bali Bekerja Potret Diri dan Ayam Mati Embrio

12 278 Berdasarkan sajian data pada tabel di atas maka perbandingan populasi koleksi lukisan yang menjadi objek penelitian berdasarkan skala prioritas konservasi koleksi lukisan adalah sebagai berikut: Tabel 5.6. Jumlah Koleksi Berdasarkan Skala Prioritas Konservasi Skala Prioritas Jumlah Koleksi % Jumlah Koleksi Rekomendasi 1 0 0% Restorasi 2 0 0% Remedial % Monitoring Intensif % Monitoring Gambar 5.1. Grafik Skala Prioritas Koleksi Lukisan ( : Skala 4 : Skala 3 : Skala 2 : Skala 1) Berdasarkan jumlah koleksinya maka sebanyak 19 koleksi lukisan di Galeri I mendapatkan predikat rekomendasi berupa monitoring intensif walaupun menunjukkan kondisi fisik yang baik namun beberapa komponen lukisan

13 279 menunjukkan kondisi yang tidak stabil. Selain itu, koleksi yang termasuk dalam kategori ini memiliki arti khusus sedang (skala 2). Tindakan monitoring intensif ini disarankan untuk dilakukan pada koleksi tersebut untuk melihat perkembangan kondisi fisik komponen yang tidak stabil. Jika kondisi fisik yang tidak stabil tersebut di kemudian hari tidak menunjukkan perkembangan ke kondisi yang lebih rusak maka skala prioritasnya dapat diturunkan ke kategori monitoring. Tindakan monitoring intensif ini dapat disarankan untuk dilakukan dalam kurun waktu 3 bulan sekali. Sebanyak 14 buah koleksi lukisan lain yang dipamerkan di Galeri I masuk dalam skala prioritas 4 sehingga rekomendasi tindakan konservasi yang perlu dilakukan adalah melakukan monitoring. Tindakan monitoring tersebut disarankan dilakukan dalam kurun waktu 6 bulan sekali mengingat kondisi fisik koleksi yang stabil. Jika pada suatu saat koleksi dalam kelompok ini terdapat kerusakan yang menyebabkan ketidakstabilan pada kondisi fisiknya maka koleksi dapat ditingkatkan skala prioritasnya menjadi lebih tinggi Saran Penelitian Penelitian mengenai penentuan skala prioritas konservasi koleksi lukisan yang dilakukan oleh peneliti hingga saat ini tentunya masih memiliki beberapa kekurangan. Hal tersebut disebabkan karena hingga saat ini, metode penilaian yang dilakukan untuk menentukan tindakan pada koleksi museum belum pernah menerapkan metode kuantitatif. Penerapan metode kuantitatif pada penentuan skala prioritas koleksi lukisan dalam penelitian ini sangat bergantung pada tingkat rinci variabel dan kriteria yang

14 280 digunakan semakin rinci kriteria yang ditentukan maka nilai yang dihasilkan akan lebih menggambarkan arti khusus koleksi lukisannya Pengembangan Skala dan Kriteria Skala penilaian yang digunakan dalam penelitian ini baru menggunakan skala dengan rentang yang pendek (skala 0 3). Rentang skala yang pendek ini sebenarnya lebih mudah diterapkan namun proses seleksi atau pengkategorisasian koleksi lukisannya masih terlalu luas. Skala yang lebih lebar sebenarnya akan lebih baik hasilnya untuk menghasilkan hasil akhir yang lebih terkategorisasi karena penggunaan skala yang lebih lebar akan mengasilkan kelompok-kelompok yang lebih banyak dan lebih rinci. Penggunaan skala yang lebih lebar, sebagai contoh 0 10, tentunya akan ebih baik dibandingkan dengan skala yang lebih pendek (skala 0 3) namun hal ini juga tidak menjadikan metode penilaian menjadi semakin mudah. Penggunaan skala yang lebih lebar tentunya membutuhkan kriteria penilaian yang lebih banyak dan lebih rinci untuk membedakan antara skala yang satu dengan skala yang lainnya. Pengembangan skala penilaian tersebut tentunya berdampak pada pengembangan kriteria penilaian. Semakin lebar rentang skala yang digunakan tentu memerlukan penentuan kriteria yang lebih rinci untuk dapat membedakan antara skala yang satu dengan skala lainnya.

15 Pembobotan Antar Variabel Pembobotan akan lebih baik jika diterapkan pada setiap variabel penilaian (baik variabel kondisi fisik maupun variabel arti khusus) karena masing-masing variabel penilaian yang ada memiliki kontribusi yang tidak sama dalam mempengaruhi kondisi fisik maupun arti khusus. Variabel yang memberikan kontribusi besar dalam mempengaruhi kondisi fisik maupun arti khusus alangkah lebih baik mendapatkan bobot yang lebih tinggi dibandingkan dengan variabel yang lain. Sebagai contoh, pemudaran warna pigmen cat minyak hendaknya memiliki bobot yang lebih kecil dibandingkan dengan terjadinya pengelupasan pigmen warna karena pemudaran warna pigmen tidak berkontribusi besar terhadap hilangnya informasi dibandingkan dengan pengelupasan pigmen cat. Berdasarkan contoh tersebut di atas maka skala 3 pada pemudaran warna pigmen cat minyak (faded) memiliki bobot yang lebih kecil dibandingkan dengan skala 3 pada pengelupasan pigmen cat (embritllement).

1. BAB I PENGANTAR. kebutuhan pelaksanaan tindakan konservasi koleksi museum. Menurut Harry

1. BAB I PENGANTAR. kebutuhan pelaksanaan tindakan konservasi koleksi museum. Menurut Harry 1. BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Konservasi merupakan salah satu tindakan penting yang tidak dapat dilepaskan dari museum dalam hal pengelolaan koleksi museum. Konservasi yang dilakukan terhadap

Lebih terperinci

Sunglasses kesehatan mata

Sunglasses kesehatan mata Sunglasses kesehatan mata Sunglasses atau Kacamata Hitam sudah menjadi barang kebutuhan seharihari, terutama di daerah-daerah tropis seperti Indonesia. Entah untuk digunakan saat sedang berjalan di siang

Lebih terperinci

Untuk terang ke 3 maka Maka diperoleh : adalah

Untuk terang ke 3 maka Maka diperoleh : adalah JAWABAN LATIHAN UAS 1. INTERFERENSI CELAH GANDA YOUNG Dua buah celah terpisah sejauh 0,08 mm. Sebuah berkas cahaya datang tegak lurus padanya dan membentuk pola gelap terang pada layar yang berjarak 120

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 75 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perpustakaan BPHN merupakan perpustakaan khusus dalam bidang hukum. Namun, keberadaannya sebagai sebuah lembaga pembinaan hukum nasional dalam pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

Lebih terperinci

Unsur-Unsur Efek Cahaya Pada Perpustakaan. Abstrak

Unsur-Unsur Efek Cahaya Pada Perpustakaan. Abstrak Unsur-Unsur Efek Cahaya Pada Perpustakaan Cut Putroe Yuliana Prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh Abstrak Perpustakaan sebagai tempat untuk belajar membutuhkan intensitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah paparannya berlebihan. Kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari

BAB I PENDAHULUAN. jumlah paparannya berlebihan. Kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matahari sebagai sumber cahaya alami memiliki peranan yang sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan, tetapi selain mempunyai manfaat sinar matahari juga dapat

Lebih terperinci

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB 14 420 040 TEKNIK ELEKTRO ILUMINASI (PENCAHAYAAN) Iluminasi disebut juga model refleksi atau model pencahayaan. Illuminasi menjelaskan tentang interaksi

Lebih terperinci

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu BAB 2 PEMANASAN BUMI S alah satu kemampuan bahasa pemrograman adalah untuk melakukan kontrol struktur perulangan. Hal ini disebabkan di dalam komputasi numerik, proses perulangan sering digunakan terutama

Lebih terperinci

Pemanasan Bumi. Suhu dan Perpindahan Panas

Pemanasan Bumi. Suhu dan Perpindahan Panas Pemanasan Bumi Meteorologi Suhu dan Perpindahan Panas Suhu merupakan besaran rata- rata energi kine4k yang dimiliki seluruh molekul dan atom- atom di udara. Udara yang dipanaskan akan memiliki energi kine4k

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN tangkapan yang berbeda. Untuk hari pertama tanpa menggunakan lampu, hari ke menggunakan dua lampu dan hari ke menggunakan empat lampu. Dalam satu hari dilakukan dua kali operasi penangkapan. Data yang

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya 1. EBTANAS-06-22 Berikut ini merupakan sifat-sifat gelombang cahaya, kecuali... A. Dapat mengalami pembiasan B. Dapat dipadukan C. Dapat dilenturkan D. Dapat dipolarisasikan E. Dapat menembus cermin cembung

Lebih terperinci

Cahaya sebagai media Fotografi. Syarat-syarat fotografi. Cahaya

Cahaya sebagai media Fotografi. Syarat-syarat fotografi. Cahaya Cahaya sebagai media Fotografi Pencahayaan merupakan unsur dasar dari fotografi. Tanpa pencahayaan yang optimal, suatu foto tidak dapat menjadi sebuah karya yang baik. Pengetahuan tentang cahaya mutlak

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Tanpa Beban Untuk mengetahui profil sebaran suhu dalam mesin pengering ERK hibrid tipe bak yang diuji dilakukan dua kali percobaan tanpa beban yang dilakukan pada

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama 38 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama adalah pembuatan alat yang dilaksanakan di Laboratorium Mekanisasi

Lebih terperinci

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Penggunaan Kolektor Terhadap Suhu Ruang Pengering Energi surya untuk proses pengeringan didasarkan atas curahan iradisai yang diterima rumah kaca dari matahari. Iradiasi

Lebih terperinci

Metamerisme dan Iluminan Isi

Metamerisme dan Iluminan Isi S O L U S I J A H I T C O AT S Metamerisme dan Iluminan Isi Pengantar Apa itu metamerisme? Jenis-Jenis Metarisme Pentingnya Cahaya dalam Metarisme Apa itu iluminan? Apa perbedaan antara sumber cahaya dengan

Lebih terperinci

STRUKTURISASI MATERI

STRUKTURISASI MATERI STRUKTURISASI MATERI KOMPETENSI DASAR 3.9 Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan 4.8 Menyajikan ide/gagasan pemecahan masalah gejala pemanasan global dan dampaknya

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. RADIASI MATAHARI DAN SH DARA DI DALAM RMAH TANAMAN Radiasi matahari mempunyai nilai fluktuatif setiap waktu, tetapi akan meningkat dan mencapai nilai maksimumnya pada siang

Lebih terperinci

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING I Wayan Swi Putra 1, I Nyoman Satya Kumara 2, I Gede Dyana Arjana 3 1.3 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

TEKNIK SENI LUKIS POTRET DIRI AFFANDI

TEKNIK SENI LUKIS POTRET DIRI AFFANDI TEKNIK SENI LUKIS POTRET DIRI AFFANDI PENGKAJIAN SENI Oleh: Rani Dewayani NIM 0811940021 PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI JURUSAN SENI MURNI FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2015 TEKNIK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Identifikasi bahaya yang dilakukan mengenai jenis potensi bahaya, risiko bahaya, dan pengendalian yang dilakukan. Setelah identifikasi bahaya dilakukan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cahaya adalah suatu perpindahan energi yang dapat merangsang indera

BAB I PENDAHULUAN. Cahaya adalah suatu perpindahan energi yang dapat merangsang indera BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Cahaya adalah suatu perpindahan energi yang dapat merangsang indera penglihatan manusia untuk menghasilkan sebuah gambaran visual. Manusia membutuhkan

Lebih terperinci

Grafik tegangan (chanel 1) terhadap suhu

Grafik tegangan (chanel 1) terhadap suhu IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KONVERSI RANGKAIAN PENGUKUR SUHU Rangkaian pengukur suhu ini keluarannya adalah tegangan sehingga dibutuhkan pengambilan data konversi untuk mengetahui bentuk persamaan yang

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU BAB IV KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU 4.1. Tema Desain Penderita TB maupun penderita penyakit paru lainnya akan memiliki perasaan dan pikiran negatif, bahkan setelah sembuh penderita penyakit

Lebih terperinci

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk;

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk; CARA SABLON MANUAL ALAT DAN BAHAN CETAK SABLON Alat: - Meja sablon, selain digunakan untuk menyablon meja ini digunakan pada saat afdruk screen. Bagian utama meja adalah kaca (tebal 5 mm), lampu neon 2

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap aspek kehidupan tidak lepas dari sarana-sarana penunjang kegiatan manusia, dimana setiap sarana membutuhkan energi untuk dapat bekerja. Pemanfaatan energi ini

Lebih terperinci

PENGARUH NANOPARTIKEL TITANIUM DIOKSIDA PADA RESIN SEBAGAI MATERIAL TRANSPARAN ANTI UV DAN SELF CLEANING MATERIAL SKRIPSI LAILA SARI

PENGARUH NANOPARTIKEL TITANIUM DIOKSIDA PADA RESIN SEBAGAI MATERIAL TRANSPARAN ANTI UV DAN SELF CLEANING MATERIAL SKRIPSI LAILA SARI PENGARUH NANOPARTIKEL TITANIUM DIOKSIDA PADA RESIN SEBAGAI MATERIAL TRANSPARAN ANTI UV DAN SELF CLEANING MATERIAL SKRIPSI LAILA SARI 0810442038 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU ANALISIS AUDIT ENERGI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK (APLIKASI PADA GEDUNG J16 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS SUMATERA UTARA) Dewi Riska S. Barus (1), Surya Tarmizi

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.4 1. ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... Klorofil Kloroplas Hormon Enzim Salah satu faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

STUDI AWAL FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) DENGAN EKSTRAKSI DAUN BAYAM SEBAGAI DYE SENSITIZER DENGAN VARIASI JARAK SUMBER CAHAYA PADA DSSC

STUDI AWAL FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) DENGAN EKSTRAKSI DAUN BAYAM SEBAGAI DYE SENSITIZER DENGAN VARIASI JARAK SUMBER CAHAYA PADA DSSC STUDI AWAL FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) DENGAN EKSTRAKSI DAUN BAYAM SEBAGAI DYE SENSITIZER DENGAN VARIASI JARAK SUMBER CAHAYA PADA DSSC Surabaya 27 Januari 2012 Perumusan Masalah B Latar

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Rangkaian Elektronik Lampu Navigasi Energi Surya Rangkaian elektronik lampu navigasi energi surya mempunyai tiga komponen utama, yaitu input, storage, dan output. Komponen input

Lebih terperinci

RADIASI MATAHARI DAN TEMPERATUR

RADIASI MATAHARI DAN TEMPERATUR RADIASI MATAHARI DAN TEMPERATUR Gerakan Bumi Rotasi, perputaran bumi pada porosnya Menghasilkan perubahan waktu, siang dan malam Revolusi, gerakan bumi mengelilingi matahari Kecepatan 18,5 mil/dt Waktu:

Lebih terperinci

SIMPULAN UMUM 7.1. OPTIMISASI BIAYA KONSTRUKSI PENGERING ERK

SIMPULAN UMUM 7.1. OPTIMISASI BIAYA KONSTRUKSI PENGERING ERK VII. SIMPULAN UMUM Berdasarkan serangkaian penelitian yang telah dilakukan dan hasil-hasil yang telah dicapai, telah diperoleh disain pengering ERK dengan biaya konstruksi yang optimal dan dapat memberikan

Lebih terperinci

MASTER LEDspot LV AR111 - solusi ideal untuk pencahayaan sorot di toko

MASTER LEDspot LV AR111 - solusi ideal untuk pencahayaan sorot di toko Lighting MASTER LEDspot LV AR - solusi ideal untuk pencahayaan sorot di toko MASTER LEDspot LV AR Memberikan sinar aksen hangat seperti halogen, MASTER LEDspot LV AR adalah solusi retrofit yang ideal untuk

Lebih terperinci

A. DISPERSI CAHAYA Dispersi Penguraian warna cahaya setelah melewati satu medium yang berbeda. Dispersi biasanya tejadi pada prisma.

A. DISPERSI CAHAYA Dispersi Penguraian warna cahaya setelah melewati satu medium yang berbeda. Dispersi biasanya tejadi pada prisma. Optika fisis khusus membahasa sifat-sifat fisik cahaya sebagai gelombang. Cahaya bersifat polikromatik artinya terdiri dari berbagai warna yang disebut spektrum warna yang terdiri dai panjang gelombang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi lingkungan kerja menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kenyamanan pekerja (Choi dkk, 2012). Pada saat pekerja merasa nyaman dalam bekerja maka

Lebih terperinci

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK I. SOAL PILIHAN GANDA Diketahui c = 0 8 m/s; µ 0 = 0-7 Wb A - m - ; ε 0 = 8,85 0 - C N - m -. 0. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut : () Di udara kecepatannya cenderung

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT CAHAYA. 1. Cahaya Merambat Lurus

SIFAT-SIFAT CAHAYA. 1. Cahaya Merambat Lurus SIFAT-SIFAT CAHAYA Dapatkah kamu melihat benda-benda yang ada di sekelilingmu dalam keadaan gelap? Tentu tidak bukan? Kita memerlukan cahaya untuk dapat melihat. Benda-benda yang ada di sekitar kita dapat

Lebih terperinci

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias 7.3 Cahaya Cahaya, apakah kamu tahu apa itu cahaya? Mengapa dengan adanya cahaya kita dapat melihat lingkungan sekitar kita? Cahaya Matahari yang begitu terang dapat membentuk pelangi setelah hujan berlalu?

Lebih terperinci

Spektrofotometer UV /VIS

Spektrofotometer UV /VIS Spektrofotometer UV /VIS Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer merupakan gabungan dari alat optic dan elektronika

Lebih terperinci

Matahari dan Kehidupan Kita

Matahari dan Kehidupan Kita Bab 5 Matahari dan Kehidupan Kita Tema Peristiwa dan Kesehatan Pernahkah kalian berjalan di siang hari yang terik? Misalnya, saat sepulang sekolah. Apa yang kalian rasakan? Kalian tentu merasa kepanasan.

Lebih terperinci

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 1 A. PENGERTIAN PENGINDERAAN JAUH B. PENGINDERAAN JAUH FOTOGRAFIK

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 1 A. PENGERTIAN PENGINDERAAN JAUH B. PENGINDERAAN JAUH FOTOGRAFIK GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 08 Sesi NGAN PENGINDERAAN JAUH : 1 A. PENGERTIAN PENGINDERAAN JAUH Penginderaan jauh (inderaja) adalah cara memperoleh data atau informasi tentang objek atau

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini dibahas mengenai pemaparan analisis dan interpretasi hasil dari output yang didapatkan penelitian. Analisis penelitian ini dijabarkan dan diuraikan pada

Lebih terperinci

STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM

STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM JETri, Volume 5, Nomor 2, Februari 2006, Halaman 1-20, ISSN 1412-0372 STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM Chairul Gagarin Irianto Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI,

Lebih terperinci

Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam. Cahaya dapat kita temui dimana-mana. cahaya bersifat gelombang dan

Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam. Cahaya dapat kita temui dimana-mana. cahaya bersifat gelombang dan CAHAYA Pendahuluan Pelajaran tentang cahaya pada sekolah menengah pertama (SMP) merupakan mata pelajaran yang diberikan pada siswa kelas VIII dengan berdasarkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar

Lebih terperinci

Kulit adalah organ terluar dari tubuh yang melapisi seluruh tubuh manusia. Berat kulit diperkirakan sekitar 7 % dari berat tubuh total.

Kulit adalah organ terluar dari tubuh yang melapisi seluruh tubuh manusia. Berat kulit diperkirakan sekitar 7 % dari berat tubuh total. WIJUMA wt Kulit adalah organ terluar dari tubuh yang melapisi seluruh tubuh manusia. Berat kulit diperkirakan sekitar 7 % dari berat tubuh total. Kulit memiliki fungsi yang sangat penting bagi tubuh, diantaranya:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Tabel 4. 1 Rata-rata cuaca bulanan Stasiun PUSLITBANG FP UNS. Suhu Udara

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Tabel 4. 1 Rata-rata cuaca bulanan Stasiun PUSLITBANG FP UNS. Suhu Udara BAB IV HASIL DAN ANALISA Penelitian ini dilakukan dengan beberapa pengujian untuk mengetahui pengaruh variasi jenis pelindung terhadap waktu cuaca pada plastik PP-karet. Pengujian yang dilakukan adalah

Lebih terperinci

Pemberian tanda dan pemasangan lampu halangan (obstacle lights) di sekitar bandar udara

Pemberian tanda dan pemasangan lampu halangan (obstacle lights) di sekitar bandar udara Standar Nasional Indonesia Pemberian tanda dan pemasangan halangan (obstacle lights) di sekitar bandar udara ICS 93.120 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup

Lebih terperinci

A. SIFAT-SIFAT CAHAYA

A. SIFAT-SIFAT CAHAYA A. SIFAT-SIFAT CAHAYA Sebuah benda dapat dilihat karena adanya cahaya, yang memancar atau dipantulkan dari benda tersebut, yang sampai ke mata. Cahaya menurut sumber berasalnya ada 2 macam, yaitu: 1. cahaya

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Elektromagnet - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK Interferensi Pada

Lebih terperinci

LEMBAR KONDISI TEKSTIL Form. LKT-Tekstil/MNI/2014

LEMBAR KONDISI TEKSTIL Form. LKT-Tekstil/MNI/2014 LEMBAR KONDISI TEKSTIL Form. LKT-Tekstil/MNI/2014 No No. Inv. Nama Benda Asal Benda Ukuran Kondisi Ruang : / Laci : BAHAN PEMBENTUK BENDA LOGAM Benang Logam Benang Emas Benang Perak Percik Logam Prada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu penerangan diperlukan oleh manusia untuk mengenali suatu obyek

BAB I PENDAHULUAN. Suatu penerangan diperlukan oleh manusia untuk mengenali suatu obyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu penerangan diperlukan oleh manusia untuk mengenali suatu obyek secara visual. Penerangan jalan dibuat untuk mempermudah dan membantu manusia dalam melihat obyek

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.3.6 Pembuatan Humidifier Sistem kerja humidifier pada chamber A dan B yakni dengan menggunakan kain dengan daya kapilaritas tinggi untuk menyerap air dari tray yang diletakkan di bawah kain tersebut.

Lebih terperinci

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III BAB III KONSEP DESAIN Sebagaimana fungsinya sebagai Museum Budaya Propinsi Jawa Barat, museum ini mewakili kebudayaan Jawa Barat, sehingga tema yang diangkat adalah Kesederhanaan Jawa Barat dengan mengadaptasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah dengan cara Solar Desinfection (SODIS). SODIS adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah dengan cara Solar Desinfection (SODIS). SODIS adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air adalah unsur penting yang sangat berperan dalam kehidupan dan untuk hidup manusia. Bukan saja karena sekitar 80% tubuh manusia adalah terdiri dari cairan, akan tetapi

Lebih terperinci

PERTEMUAN 10. Bahan Ajar 10. Metode penanganan koleksi permuseuman)

PERTEMUAN 10. Bahan Ajar 10. Metode penanganan koleksi permuseuman) PERTEMUAN 10 Bahan Ajar 10. Metode penanganan koleksi permuseuman) A. Pendahuluan Mengelola atau penanganan museum adalah tugas pokok seorang kepala museum. Dari uraian modul-modul terdahulu, kita sudah

Lebih terperinci

DIMENSI WARNA. DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd

DIMENSI WARNA. DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd DIMENSI WARNA DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd Warna panas: adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning Warna dingin, adalah kelompok

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam

I. PENDAHULUAN. Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, berupa material bening atau transparan yang biasanya dihasilkan dari

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus : Tujuan Instruksional Umum : 1. Memberikan pemahaman fungsi cahaya. 2. Memberikan pemahaman karakter cahaya. 3. Memberikan pemahaman arah cahaya. Tujuan Instruksional Khusus : 1. Mahasiswa mampu memahami

Lebih terperinci

PENGARUH SERAPAN SINAR MATAHARI OLEH KACA FILM TERHADAP DAYA KELUARAN PLAT SEL SURYA

PENGARUH SERAPAN SINAR MATAHARI OLEH KACA FILM TERHADAP DAYA KELUARAN PLAT SEL SURYA PENGARUH SERAPAN SINAR MATAHARI OLEH KACA FILM TERHADAP DAYA KELUARAN PLAT SEL SURYA Ricko Mahindra*, Awitdrus, Usman Malik Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agro Klimatologi ~ 1

BAB I PENDAHULUAN. Agro Klimatologi ~ 1 BAB I PENDAHULUAN Klimatologi berasal dari bahasa Yunani di mana klima dan logos. Klima berarti kemiringan (slope) yang diarahkan ke lintang tempat, sedangkan logos berarti ilmu. Jadi definisi klimatologi

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan Acara I PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP LAJU FOTOSINTESIS

Laporan Praktikum Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan Acara I PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP LAJU FOTOSINTESIS Laporan Praktikum Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan Acara I PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP LAJU FOTOSINTESIS Disusun oleh Nama : Muhammad Darussalam Teguh NIM : 12696 Golongan : B4 Asisten Koreksi :

Lebih terperinci

Perancangan dan Pengujian Sistem Pengukuran Sinar UV Dari Intensitas Matahari.

Perancangan dan Pengujian Sistem Pengukuran Sinar UV Dari Intensitas Matahari. 1 Perancangan dan Pengujian Sistem Pengukuran Sinar UV Dari Intensitas Matahari. Yulia Imelda Piyoh [1], Made Rai Suci Shanti [1,2], Andreas Setiawan [1,2] [1] Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN

METODELOGI PENELITIAN III. METODELOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan baku yang digunakan adalah kelopak kering bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.) yang berasal dari petani di Dramaga dan kayu secang (Caesalpinia

Lebih terperinci

02. Jika laju fotosintesis (v) digambarkan terhadap suhu (T), maka grafik yang sesuai dengan bacaan di atas adalah (A) (C)

02. Jika laju fotosintesis (v) digambarkan terhadap suhu (T), maka grafik yang sesuai dengan bacaan di atas adalah (A) (C) Pengaruh Kadar Gas Co 2 Pada Fotosintesis Tumbuhan yang mempunyai klorofil dapat mengalami proses fotosintesis yaitu proses pengubahan energi sinar matahari menjadi energi kimia dengan terbentuknya senyawa

Lebih terperinci

Air dalam atmosfer hanya merupakan sebagian kecil air yang ada di bumi (0.001%) dari seluruh air.

Air dalam atmosfer hanya merupakan sebagian kecil air yang ada di bumi (0.001%) dari seluruh air. KELEMBABAN UDARA 1 Menyatakan Kandungan uap air di udara. Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal Xpedia Fisika Optika Fisis - Soal Doc. Name: XPFIS0802 Version: 2016-05 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) muatan listrik yang diam (2) muatan listrik yang bergerak lurus

Lebih terperinci

Sistem Monitoring dan Kontrol Rumah Kaca berbasis Arduino, LabView dan Antarmuka Web

Sistem Monitoring dan Kontrol Rumah Kaca berbasis Arduino, LabView dan Antarmuka Web Sistem Monitoring dan Kontrol Rumah Kaca berbasis Arduino, LabView dan Antarmuka Web Christian Fredy Naa 1,a), Elohansen Padang 2,b), Yolla Sukma Handayani 3,c), Hendro 4,d) 1 Teknik Elektro Konsentrasi

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-1 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Fasilitas Fisik Sekarang 1. Meja Kasir Ukuran ketinggian meja kasir saat ini sudah ergonomis, namun tinggi monitor ke lantai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG

BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG 3.1 Tema Perancangan Tema Dalam Perancangan Interior Rumah Sakit Anak di Bandung ini adalah Wonderland (Tanah Impian). Konsep tema ini didasari oleh tinjauan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis dan interpreasi hasil dari pengumpulan dan pengolahan data di bab sebelumnya. Analisis yang akan dibahas antara lain analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minyak, gas serta batu bara telah menjadi bagian tak terpisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Minyak, gas serta batu bara telah menjadi bagian tak terpisahkan dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak, gas serta batu bara telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kebutuhan sehari-hari dan memiliki peranan yang penting dalam pertumbuhan dunia. Alat-alat transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jenis Energi Unit Total Exist

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang   Jenis Energi Unit Total Exist 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan kebutuhan pokok bagi kegiatan sehari-hari, misalnya dalam bidang industri, dan rumah tangga. Saat ini di Indonesia pada umumnya masih menggunakan

Lebih terperinci

PERANAN ARSIPARIS DALAM PRESERVASI ARSIP Rusidi

PERANAN ARSIPARIS DALAM PRESERVASI ARSIP Rusidi PERANAN ARSIPARIS DALAM PRESERVASI ARSIP Rusidi I. PENDAHULUAN Arsip sangat penting sehingga dikatakan sebagai minyak pelumas organisasi. Pada saat dinamis arsip adalah salah satu data yang berfungsi sebagai

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika Persiapan Penilaian Akhir Semester (PAS) Genap Halaman 1 01. Spektrum gelombang elektromagnetik jika diurutkan dari frekuensi terkecil ke yang paling besar adalah...

Lebih terperinci

Kata kunci : pemanasan global, bahan dan warna atap, insulasi atap, plafon ruangan, kenyamanan

Kata kunci : pemanasan global, bahan dan warna atap, insulasi atap, plafon ruangan, kenyamanan Variasi bahan dan warna atap bangunan untuk Menurunkan Temperatur Ruangan akibat Pemanasan Global Nasrul Ilminnafik 1, a *, Digdo L.S. 2,b, Hary Sutjahjono 3,c, Ade Ansyori M.M. 4,d dan Erfani M 5,e 1,2,3,4,5

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Kerangka Berpikir Konsep Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep 105 106 Dari kerangka berpikir diatas dapat penulis memilih konsep Batik Pekalongan : The Diversity of Culture

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS MENGHITUNG TINGKAT PENCAHAYAAN DI LABTEK IXC

LAPORAN TUGAS MENGHITUNG TINGKAT PENCAHAYAAN DI LABTEK IXC AR 3121 FISIKA BANGUNAN LAPORAN TUGAS MENGHITUNG TINGKAT PENCAHAYAAN DI LABTEK IXC KELOMPOK 2 Indra Rhamadhan 15213025 Raudina Rahmi 15213037 Shafira Anjani 15213027 Putri Isti Karimah 15213039 Estu Putri

Lebih terperinci

Jenis-jenis Monitor. Gambar 1. CRT

Jenis-jenis Monitor. Gambar 1. CRT Jenis-jenis Monitor 2.4.1 Monitor tabung CRT Tabung sinar katoda (bahasa Inggris: cathode ray tube atau CRT) yang ditemukan oleh Karl Ferdinand Braun, merupakan sebuah tabung penampilan yang banyak digunakan

Lebih terperinci

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 0 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM Cahaya Cermin 0. EBTANAS-0-2 Bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dari sebuah benda setinggi h yang ditempatkan pada jarak lebih kecil

Lebih terperinci

STRUKTUR BUMI. Bumi, Tata Surya dan Angkasa Luar

STRUKTUR BUMI. Bumi, Tata Surya dan Angkasa Luar STRUKTUR BUMI 1. Skalu 1978 Jika bumi tidak mempunyai atmosfir, maka warna langit adalah A. hitam C. kuning E. putih B. biru D. merah Jawab : A Warna biru langit terjadi karena sinar matahari yang menuju

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Optika Fisis - Latihan Soal Doc Name: AR12FIS0399 Version : 2012-02 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) Mauatan listrik yang diam (2) Muatan listrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radiasi matahari merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri atas medan listrik dan medan magnet. Matahari setiap menit

BAB I PENDAHULUAN. Radiasi matahari merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri atas medan listrik dan medan magnet. Matahari setiap menit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matahari merupakan kendali cuaca serta iklim yang sangat penting dan sebagai sumber energi utama di bumi yang menggerakkan udara dan arus laut. Energi matahari diradiasikan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.557,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2012 TENTANG MANAJEMEN ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

Spektrum Gelombang Elektromagnetik

Spektrum Gelombang Elektromagnetik Spektrum Gelombang Elektromagnetik Gelombang elektromagnetik yang dirumuskan oleh Maxwell ternyata terbentang dalam rentang frekuensi yang luas. Sebagai sebuah gejala gelombang, gelombang elektromagnetik

Lebih terperinci

SAINS ARSITEKTUR II Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur

SAINS ARSITEKTUR II Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur SAINS ARSITEKTUR II Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur Disusun oleh : Yudi Leo Kristianto (0951010014) Dosen : JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMA... Kelas / Semester : X / II Mata Pelajaran : FISIKA Standar : 3. Menerapkan prinsip kerja alat-alat optik. 3.1 alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif. Pembentukan

Lebih terperinci

LUKISAN BASUKI ABDULLAH DAN MAKNANYA

LUKISAN BASUKI ABDULLAH DAN MAKNANYA LUKISAN BASUKI ABDULLAH DAN MAKNANYA 2017 Judul : "Kakak dan Adik" Nama seniman : Basuki Abdullah tahun : 1971 ukuran : 65 x 79 cm. Lukisan Basuki Abdullah yang berjudul Kakak dan Adik (1978) ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat, dan pesatnya perkembangan teknologi. Berdasarkan data

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat, dan pesatnya perkembangan teknologi. Berdasarkan data BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi energi listrik di Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, meningkatnya kemampuan ekonomi masyarakat, dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI 5.1 Kesimpulan Studi Dari hasil analisa yang telah dipaparkan, dapat ditarik kesimpulan mengenai kajian terhadap tingkat pelayanan angkutan umum taksi di Kota Bandung,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengeringan Pengeringan merupakan proses pengurangan kadar air bahan sampai mencapai kadar air tertentu sehingga menghambat laju kerusakan bahan akibat aktivitas biologis

Lebih terperinci

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema Tema yang diusung dalam pengerjaan proyek Resort Dengan Fasilitas Meditasi ini adalah Arsitektur Tropis yang ramah lingkungan. Beberapa alasan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Bagan

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Bagan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bagan Bagan merupakan suatu alat tangkap yang termasuk kedalam kelompok jaring angkat dan terdiri atas beberapa komponen, yaitu jaring, rumah bagan, dan lampu. Jaring bagan umumnya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMAKASIH... ii. ABSTRAK... iii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMAKASIH... ii. ABSTRAK... iii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI LEMBAR PENGERAHAN LEMBAR PERNYATAAN KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL...... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB 1 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasiannya seperti bidang industri, perkantoran dan rumah tangga. Peralatan

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasiannya seperti bidang industri, perkantoran dan rumah tangga. Peralatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belekang Energi listrik merupakan salah satu energi yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Berbagai bidang aktifitas membutuhkan energi listrik dalam pengoperasiannya seperti

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1. Ruang aktif. 3.1.1. Pengertian ruang aktif. Ruang aktif adalah ruang yang memilki berbagai macam kegiatan, didalam ruangan tersebut adanya perubahan interior atau eksterior

Lebih terperinci

FOTOGRAFI merupakan SAINS dan SENI Kata PHOTOGRAPHY berasal dari bahasa Yunani, yang berarti MENULIS DGN SINAR. Aspek Sains Fotografi mengandung arti

FOTOGRAFI merupakan SAINS dan SENI Kata PHOTOGRAPHY berasal dari bahasa Yunani, yang berarti MENULIS DGN SINAR. Aspek Sains Fotografi mengandung arti FOTOGRAFI merupakan SAINS dan SENI Kata PHOTOGRAPHY berasal dari bahasa Yunani, yang berarti MENULIS DGN SINAR. Aspek Sains Fotografi mengandung arti di mana Objek terekam pada permukaan Fotosensitif,

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 52 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Title Untuk desain title, penulis menggunakan font " Trajan" yang memiliki cita rasa klasik dan elegan. Warna yang digunakan adalah hitam atau putih tergantung

Lebih terperinci