BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi yang tanpa batasan ruang dan jarak, yang semakin. tumbuh dan berkembangnya peradaban baru di abad 21 ini.

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi yang tanpa batasan ruang dan jarak, yang semakin memudahkan manusia untuk berinteraksi dengan manusia lain menyebabkan tumbuh dan berkembangnya peradaban baru di abad 21 ini. Era yang semakin terbuka dan bebas ini juga menyebabkan apa yang dinamakan perkembangan perdagangan juga semakin maju, yang tadinya orang memenuhi kebutuhannya dengan cara barter (saling menukar barang) kini berubah dengan menggunakan alat tukar berupa uang. Tak hanya itu, dahulu yang tadinya penjual dan pembeli harus saling bertemu di satu waktu dan tempat yang sama guna bertransaksi, kini cukup dengan kecanggihan teknologi abad 21 seperti telepon dan internet. Semua hal, baik melihat barang yang ingin dibeli, tawarmenawar barang dan bertransaksi, dapat dikondisikan dengan mudah dan tidak perlu membuang banyak waktu, tenaga, dan biaya. Namun masih ada saja penjual maupun pembeli yang masih mempertahankan cara tradisional dan tidak mau beralih dengan kecanggihan teknologi abad 21. Seperti para pedagang di pasar tradisional di Indonesia, kebanyakan penjual dan pembeli lebih mantap dengan bertemu langsung dengan orang yang bersangkutan, melihat barang dagangan secara langsung, dan tawarmenawar pula secara langsung. Lebih-lebih di pedalaman hutan yang berada di 1

2 2 Indonesia, suku-suku pedalaman di Indonesia masih mengandalkan sistem barter untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti umbi-umbian dan buah-buahan ditukar dengan beras, hasil buruan ditukar dengan pakaian. Hal ini tentunya sangat ironis jika melihat kesenjangan perdagangan yang berada di pelosok pedalaman dan yang berada di kota metropolitan. Kesenjangan perdagangan tersebut tidak terlepas dari suatu kegagalan. Salah satu faktornya adalah dari kemajuan yang tidak menyeluruh sehingga kurang menjangkau ke semua wilayah. Namun jika melihat potensi di pulau Jawa, dibanding dengan pulau-pulau lain di Indonesia, perdagangan di Jawa lebih maju dan memiliki tingkat transaksi perdagangan yang lebih tinggi. Salah satunya adalah wilayah di Jawa Tengah, dengan Ibukota Provinsi yang berada di Semarang. Perkembangan pemakaian teknologi dan perkembangan perdaganganya sudah maju dan dapat mengikuti alur perkembangan jaman. Para produsen dan konsumen sudah memaksimalkan apa yang di namakan kecanggihan teknologi sebagai suatu hal yang dapat mendorong mereka untuk lebih maju dan sukses. Salah satu bisnis yang laris dipasaran adalah bisnis fashion atau sandangan dalam bahasa jawa. Segala macam pakaian, sepatu, tas, dan lain-lain yang melekat, dipakai, dan digunakan pada tubuh manusia dapat dijual dan menghasilkan keuntungan baik bagi penjual maupun pembeli. Bagi penjual dapat memperoleh laba dan bagi pembeli mendapatkan kepuasan karena kebutuhannya terpenuhi.

3 3 Karena sandangan adalah suatu bisnis yang menjanjikan dan suatu pasar yang terlihat menguntungkan, sehingga terjadi banyak persaingan dalam bisnis fashion ini. Banyak sekali produsen, baik pakaian, celana, sepatu, tas, dan lainlain masuk menjajakan hasil produksinya kepada konsumen. Para pedagang pun tak luput untuk saling bersaing dalam menjajakan dagangannya kepada konsumen. Salah satu pedagang yang berkecimpung di bisnis sandangan adalah Toko Amanah. Terletak di Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal. Kurang lebih berjarak 30 Km di sebelah selatan dari Kota Semarang. Toko sandangan yang dimotori oleh Bapak Siswanto ini sudah berdiri sejak tahun Sebagai perusahaan dagang yang bergerak di bidang fashion dan sudah dirintis sejak lama, Toko Amanah pada kenyataanya dalam melayani pangsa pasar di bidang fashion mengalami pasang surut dalam bisnisnya. Berikut adalah data penjualan Toko Amanah: Tabel 1.1 Data Penjualan Toko Amanah Tahun Tahun Penjualan (Rp) Persentase % ,7 % % ,9 % Sumber : Data Internal Toko Amanah

4 4 Dari data tabel 1.1 diatas terlihat kenaikan persentase yang berindikasi baik di tahun awal 2013 ke tahun 2014 sebesar 24,7 %. Dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami penurunan persentase dari tahun sebelumnya, dan berakhir di tahun 2015 dengan persentase sebesar -23 %. Dan yang paling mencengangkan adalah penjualan dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami penurunan kembali yang berpersentase sebesar -15, 9 %. Persentase yang terus menurun mengindikasikan suatu hal yang tidak baik bagi perusahaan karena berimbas pada penjualan yang terus menurun. Namun jika dilihat dari sudut pandang yang lain, Toko Amanah mempunyai keunggulan dalam memimpin pangsa pasar fashion di Boja. Berikut adalah data penjualan toko fashion di Boja, Kendal: Tabel 1.2 Data Penjualan Toko Fashion Tahun 2016 di Boja, Kendal Toko Fashion Penjualan (Rp) Persentase Zakka ,4 % Tasya Boja ,5 % Sasha ,2 % Wijaya ,5 % Amanah ,4 % Jumlah % Sumber: Observasi lapangan toko fashion yang ada di Boja, Kendal.

5 5 Terlihat pada tabel 1.2 Toko Zakka dengan penjualan Rp di tahun 2016 menguasai persentase 5,4 % dari total persentase 100 %, dan dalam hal ini Toko Zakka paling sedikit jika dibandingkan dengan yang lain. Toko Tasya Boja, dengan penjualan Rp di tahun 2016 menguasai 8,5 %, kemudian Toko Sasha dengan penjualan Rp menguasai persentase 18,2 %, selanjutnya Toko Wijaya dengan penjualan Rp menguasai persentase 11,5 %. Toko Amanah menjadi toko yang paling mendominasi dalam hal penjualan fashion di Boja, dengan memperoleh Rp dan memimpin persentase dengan menguasai 56,4 %. Toko Amanah yang kini beromset miliyaran pertahunnya tentunya tidak terlepas dari proses kesuksesan yang sudah dirintis puluhan tahun sebelumnya. Saat pertama kali membuka usaha sendiri di tahun 1988, Bapak Siswanto dibantu Istrinya hanya bermodalkan uang Rp dan satu buah kios di pasar. Sang ibu, Nyonya Artidjah lah yang pertama kali memberikan modal awal dan memberikan sebuah kios di pasar untuk dikelola oleh anaknya, Bapak Siswanto. karena sebelum 1988, usaha sandangan sudah dirintis terlebih dahulu oleh Nyonya Artidjah selaku Ibu dari Bapak Siswanto sejak tahun 1960-an, namun saat anak-anaknya sudah tumbuh dewasa dan sudah menikah, barulah Nyonya Artidjah menyuruh untuk membuka toko sendiri yang sebelumnya, anak-anaknya hanya ikut membantunya berdagang di pasar.

6 6 Sebagai perusahaan dagang yang bergerak di bidang fashion dan sudah dirintis sejak lama, Toko Amanah pada kenyataanya dalam melayani pangsa pasar di bidang fashion tidak sendirian. Banyak pesaing yang bermunculan dan tumbuh subur melebarkan sayapnya sehingga menimbulkan persaingan yang kompetitif dalam bisnis ini dari tahun ke tahun. Berikut adalah data cabang toko fashion di Boja: Tabel 1.3 Data Cabang Toko Fashion Tahun 2016 di Boja, Kendal Toko Fashion Jumlah Cabang Persentase Zakka 1 7,7 % Tasya Boja 2 15,4 % Sasha 2 15,4 % Wijaya 2 15,4 % Amanah 6 46,1 % Jumlah % Sumber: Observasi lapangan toko fashion yang ada di Boja, Kendal. Dari cabang Toko Amanah sendiri memiliki 6 cabang yang tersebar di wilayah Boja, 3 cabang berada di Kecamatan Boja, 2 cabang berada di Tampingan, Boja dan 1 cabang berada di Jatisari, Mijen. Terlihat dalam tabel 1.3 toko yang paling sedikit memiliki cabang adalah Toko Zakka, kemudian Toko Tasya Boja, Sasha, dan Wijaya masing-masing

7 7 memiliki 2 cabang. Dan Toko Amanah memiliki cabang terbanyak, yaitu 6 cabang. Pada kenyataanya Toko Amanah walaupun mengalami penurunan penjualan dari tahun ke tahun periode yang terlihat jelas di tabel 1.1, namun Toko Amanah masih menjadi pemimpin pasar dalam hal penjualan yang terlihat di tabel 1.2. Hal positif serupa juga terlihat di tabel 1.3 diatas, yang menjadikan Toko Amanah menjadi pemimpin dalam banyaknya jumlah cabang yang dimiliki. Untuk itulah peneliti merasa tertarik untuk memahami lebih mendalam lagi tentang kesuksesan Toko Amanah. Maka peneliti memutuskan untuk mengambil judul Telaah Kesuksesan Toko Amanah Menjadi Pemimpin Pasar Fashion di Boja, Kendal (Kajian Pemasaran) 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka masalah dalam penelitian ini adalah penjualan perusahaan yang terus-menerus mengalami penurunan namun tetap memimpin pasar dan menjadi yang terbesar di wilayahnya. Untuk itu rumusan masalahnya adalah Bagaimana Toko Amanah sukses menjadi pemimpin pasar fashion di Boja, Kendal? Untuk itu, pertanyaan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana strategi pemasaran yang diterapkan Toko Amanah hingga bisa meraih kesuksesan? 2. Faktor-faktor apa saja yang membuat Toko Amanah sukses?

8 Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang mendalam tentang telaah kesuksesan, dalam hal ini Toko Amanah. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk: 1) Untuk mengetahui dan meneliti kesuksesan Toko Amanah. 2) Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi penentu kesuksesan Toko Amanah Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Kegunaan teoritis, dapat memperkaya studi tentang ilmu manajemen khususnya manajemen pemasaran, yang terkait dengan telaah kesuksesan Toko Amanah. 2) Kegunaan praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi yang berarti bagi manajemen Toko Amanah, khususnya mengenai faktor yang mempengaruhi kesuksesan Toko Amanah.