Reaching the Unreached

Transkripsi

1 Reaching the Unreached STAKEHOLDER M EETING STRATEGIC ALLIANCE FOR A CHIEVING MDGS BANDUNG, 2 1 OCTOBER 2 010

2 DI Yogyakarta Central Java Central Kalimantan DKI Jakarta Bali East Kalimantan North Sulawesi East Java DI Aceh Bangka Belitung Jambi Riau West Java South Sumatra South Sulawesi Lampung Banten Riau Islands West Kalimantan West Sumatra South-east Sulawesi West Papua Papua Bengkulu North Sumatra Central Sulawesi Gorontalo North Maluku South Kalimantan East Nusa Tenggara West Nusa Tenggara Maluku West Sulawesi Death for every 1000 live birth AKB dan AKA Membaik Tetapi Terdapat Disparitas Antar Propinsi Infant Mortality Child Mortality Source: DHS 2007

3 Wealth quintile Terjadi Pula Disparitas Antar Income Quintiles Mortality rate per live births Highest 6 26 Child mortality Infant mortality Fourth 8 29 Middle Second Lowest Data source : IDHS 2007

4 Umur Harapan Hidup Bervariasi antara 60 Tahun di NTB dan 75 Tahun di Jogjakarta Add PER figure 1.6 on life expectancy 4 Source: World Bank 2008, Investing in Indonesia s Health

5 percentage Pertolongan persalinan oleh tenaga terlatih meningkat, tapi masih terjadi disparitas antara kelompok kaya dan kelompok miskin 100 Delivery by health professional by wealth quintile Lowest Second Middle Fourth Highest Wealth quintile Data source : IDHS

6 percentage MMRatio per live births Disparitas Tempat Bersalin antara kelompok kaya dan miskin dan risiko kematian ibu ,5 73,9 10, ,9 45,7 81,3 24,7 37,9 53,4 17,9 Lowest Second Middle Fourth Highest Wealth quintile Delivery at home Delivery at Health facility Data source : IDHS MMR

7 Maluku West Sulawesi North Maluku East Nusa Tenggara Papua Banten Gorontalo Southeast Sulawesi West Papua South Sulawesi Central Sulawesi West Kalimantan West Nusa Tenggara South Sumatera Central Kalimantan West Java Jambi Lampung Bengkulu DI Aceh East Kalimantan South Kalimantan East Java West Sumatera Bangka Belitung Central Java North Sumatera Riau North Sulawesi Riau Islands Bali DI Yogyakarta DKI Jakarta percentage Disparitas juga terjadi antar propinsi 100 Delivery assistance & place by province Data source : IDHS 2007 % SBA % Facility base delivery

8 Besar belanja kesehatan percapita (pemerintah) bervariasi antar propinsi dan kabupaten 8 District public health expenditures by Province, 2005 Source: World Bank 2008 Investing in Indonesia s Health; Health Expenditure Review 2008

9 # people who utilized public services with ASKESKIN card ( Millions) % of people who utilzed ASKESKIN card (out of those who have access to the card) Targeting JAMKESMAS cukup baik, tapi pemanfaatan pelayanan oleh kelompok kaya tetap lebih tinggi Utilization of ASKESKIN card by income quintile, ,00 # people with ASKESKIN card 20% 11,30 10,00 8,00 11,9% 7,54 12,9% 14,5% 15,3% 17,3% 15% 6,00 10% 5,65 4,00 3,87 5% 2,00 2,21 1,10 0,77 0,65 0,31 0,24 0,46 0,21 0,16 0,10 0,29 0,00 0% Poorest 2nd 3rd 4th Richest # of people in quintile with access to Askeskin Card # of people in quintile who utilized Askeskin Card to hospital # of people in quintile who utilized Askeskin Card to health center % of people who utilzed ASKESKIN card (out of those who have access to the card) Source: Worldbank staff calculations based on Susenas 2008

10 Distribusi bidan cukup merata 10 Government target is a 100 midwives per 100,000 population by 2010 Note: All types of midwives included. Source: Indonesia Health Profile 2008

11 Jumlah ahli kebidanan sangat rendah dan yang ada berkelompok di daerah perkotaan 11

12 Rasio dokter terhadap penduduk tingkat nasional menutupi disparitas yang cukup besar anatara daerah urban dan daerah rural 12 Source: KKI, 2008

13 West Papua Maluku North Sulawesi East Kalimantan Bali Papua West Sumatera Gorontalo DI Yogyakarta DKI Jakarta South Sulawesi Central Sulawesi North Maluku Sounth Kalimantan Bengkulu Nanggroe Aceh Darussalam Central Kalimantan NTT Southeast Sulawesi West Kalimantan North Sumatera Riau Central Java Jambi Bangka Belitung Island South Sumatera East Java NTB Lampung West Java Banten Indonesia # Health center Ratio Meskipun terdapat 2.5 tempat tidur per 10,000 (5.6 RS per 1,000,000), dan 3.5 Puskesmas per 100,000 terdapat disparitas yang cukup besar antar propinsi Health Center Health Center ratio per (L) Ratio Bed per (L) Source: MoH, Health Profile 2007

14 Kualitas tenaga kesehatan bervariasi antar wilayah dan tidak banyak berubah dalam 10 tahun terakhir 14 Service Prenatal Care National Java/Bali Sumatra Other Provinces P= P= P= P= Public 42 46*** 45 47** 35 39** 38 49*** Private 40 44*** 43 46*** 34 37** 39 46*** Child Curative Care Public 56 64*** 58 66*** 48 56*** 55 65*** Private 55 59*** 57 62*** *** Adult Curative Care Public 49 56*** 52 59*** 43 48*** 44 53*** Private 46 53*** 48 56*** 40 51*** 44 51*** Source: IFLS 2007

15 Sistem Kesehatan : Sistem yang Hidup Sistem kesehatan seperti roda-roda bergerak yang saling bersinggungan. Perubahan salah satu komponennya akan mengubah kerja komponen lainnya

16 THE HEALTH SYSTEM TARGET POPULATION Financing Payment Efficiency Health Status Organization Regulation Quality Customer Satisfaction Behavior CONTROL KNOBS Source: Roberts et.al. 2004, Getting Health Reform Right Access INTERMEDIATE PERFORMANCE MEASURES Risk Protection PERFORMANCE GOALS

17 Financing Saat ini paling besar out of pocket dan dana pemerintah (termasuk Jamkesmas). Sumber lain: asuransi, dana masyarakat, dana bantuan LN. Total hanya sekitar 2% GDP Perlu tingkatkan efisiensi Tentukan apa yang bisa dibeli dengan uang yang terbatas: idealis vs realistis pengaruh lobby, tekanan politis

18 Payment Saat ini: Budget line item di sektor publik, berbasis input: gaji dll (rigid) Sistem kapitasi JAMKESMAS: dibayarkan hanya ke PUSKESMAS tanpa kompetisi pihak lain. Alternatif lain: sistem kompetisi Provider berkewajiban merekrut peserta:kualitas pelyanan baik, peserta banyak. Provider yang kualitasnya baik dan pesertanya banyak mendapat pemasukan yang tinggi.

19 Organization Desentralisasi: kesempatan untuk lebih tepat sasaran dan lebih efisien Kebijakan one size fits all Otonomi dalam tanda petik terutama kebijakan pegawai Sistem pelayanan daerah rural: one size fits all mahal dan tidak efisien Berbagai alternative rekrutmen nakes: insentif, beasiswa plus bonding, task shifting

20 Regulation WKS dokter, distribusi lebih rata Dual practice: dokter memilih tempat kerja di daerah urban agar banyak pasien pribadi Task shifting: ke bidan/perawat, ke dokter umum (pelatihan, supervisi, komunikasi) Regulasi meningkatkan kualitas: sertifikasi, lisensi, akreditasi Penduduk miskin banyak menggunakan bidan dan perawat (Hasil IFLS: kualitas terendah), Regulasi sistem asuransi (financing, payment, risk pooling )

21 Behavior Pengetahuan penting untuk meningkatkan utilisasi: JAMKESMAS, pertolongan persalinan di fasilitas, kegiatan preventif/promotif Strategi IEC yang baik tidak murah: isi pesan, penyajian pesan, dan jaringan komunikasi yang akan digunakan