BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian tersebut dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris, berarti caracara yang dilakuakn itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sedangkan empiris berarti proses yang digunakan dalam penelitian tersebut menggunakan langkahlangkah tertentu yang bersifat logis (Sugiyono, 2010; 1) Adapun metode penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi antara metode penelitian kualitatif dan metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif yang digunakan dalam hal ini adalah untuk membuktikan atau menolak teori yang ada dengan data yang dihasilkan, sedangkan penelitian kualitatif pada penelitian ini digunakan untuk memahami fenomena atau gejala social dengan lebih menitikberatkan pada gambaran atau fenomena yang dikaji untuk menghasilkan sebuah teori baru. Dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan pendekatan deskriptif dengan tujuan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan apa adanya mengenai suatu variabel, gejala, keadaan, atau fenomena sosial tertentu. Dalam hal ini digunakan untuk menganalisis data yang 60

2 61 diperoleh secara mendalam dan menyeluruh, dengan harapan dapat diketahui Kinerja SMK Negeri 49 Jakarta dengan menggunakan pendekatan Balance Scorecard. B. Definisi dan Operasionalisasi Variabel Untuk memperjelas batasan variabel yang akan diteliti maka perlu diberikan definisi operasional variabel. Variabel yang di analisis dalam penelitian kinerja Sekolah SMK Negeri 49 dengan Pendekatan Balanced Scorecard meliputi: 1) Variabel kinerja perspektif keuangan, 2) Variabel Kinerja perspektif peserta didik, 3) Variabel kinerja perspektif proses internal, dan 4) Variabel perspektif pertumbuhan dan pembelajaran 1. Variabel Kinerja Perspektif Keuangan ` Perspektif keuangan yang akan di ukur peneliti mengambil data berupa Laporan Keuangan Sekolah, yaitu: Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) dan Realisasi kegiatan dan Anggaran Sekolah SMK Negeri 49 tahun pelajaran 2014/2015. Perspektif keuangan yang akan di ukur kinerja nya peneliti menggunakan model pengukuran kinerja keuangan sektor publik. Pengukuran kinerja keuangan yang dilakukan dengan metode value for money (mahsun:2009) atas Laporan Keuangan SMK Negeri 49 tahun 2014/2015. Dalam konsep value for money penilaian kinerja keuangan dinilai atas tiga dasar yaitu; ekonomis, efisiensi, dan efektifitas. Value for money ( Rasmini, dkk., 2011:8 ) merupakan konsep pengelolaan

3 62 organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen penting yaitu ekonomis, efisiensi, dan efektifitas. Keuangan yang di kelola oleh lembaga sekolah SMK Negeri 49 merupakan keuangan yang bersumber dari Anggaran pemerintah berupa Biaya Operasional Pendidikan (BOP) dan Biaya Operasional Sekolah (BOS). Dimana dana tersebut wajib dikelola dengan Tercapai oleh sekolah atas amanah Anggaran Negara dan wajib dilaporkan oleh pemerintah dinas pendidikan. a) Ekonomis Kinerja keuangan dapat diukur nilai keekonomisannya dengan melihat realisasi belanja operasional dari anggaran belanja yang sudah ditetapkan. Dalam hal ini jika realisasi belanja lebih besar dari anggaran yang ditetapkan maka kinerja keuangan dapat dikatakan tidak ekonomis. Sebaliknya, jika realisasi belanja lebih kecil dari pada anggaran yang tersedia maka dikatakan kinerja keuangannya ekonomis. b) Efektivitas Analisis efektivitas bertujuan untuk mengetahui sekolah dikatakan efektif dan sebaliknya jika realisasi pendapatan kemampuan SMK Negeri 49 dalam upaya mencapai target pendapatan yang sudah dianggarkan. Jika terjadi realisasi pendapatan lebih besar dari target maka kinerja keuangan manajemen sekolah lebih rendah dari target pendapatan maka dikatakan belum efektif. Sumber data yang

4 63 digunakan untuk menentukan nilai efektif keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran. Efektifitas ini padaa dasarnya berhubungan dengan sebuah pencapaian tujuan dan target kebijakan. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan tersebut mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (spending wisely). Efektifitas tidak berhenti sampai tujuan tercapai tetapi sampai pada kualitatif hasil yang dikaitkan dengan pencapaian visi lembaga. Efectiveness characterized by qualitative outcomes. Efektivitas lebih menekankan pada kualitatif outcomes. Manajemen keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas jika kegiatan yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam rangka mencapai tujuan lembaha yang bersangkutan dan kualitatif outcomes-nya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. c) Efisiensi Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan. Eficiency characterized by quantitative outputs (Garner,2004). Efisiensi adalah perbandngan yang tertercapai antara masukan (input) dan keluaran (output) atau antara daya beli dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu, biaya. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua hal yaitu; 1) dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga, dab biaya. Kegiatan dapat dikatakan efisien jika penggunaan waktu, tenaga, biaya yang sekecil-kecilnya dapat mencapai hasil yang

5 64 ditetapkan. 2) dilihat dari segi hasil. Kegiatan dapat dikatakan efisien jika penggunaan waktu, tenaga, dan biaya terlalu memberikan hasil sebanyak-banyaknya Tercapai kuantitas maupun kualitasnya. Tingkat efisiensi dalam mengelola keungan dengan melihat perbandingan antara realisasi pendapatan dengan realisasi anggaran belanja. 2. Variabel Kinerja Perspektif Peserta didik Perspektif peserta didik, dalam penelitian ini diartikan sebagai perspektif yang digunakan untuk mengukur kepuasan siswa yang dikuasai oleh SMK Negeri 49 Jakarta yang dilihat dari kepuasan siswa yang mencakup Keandalan, daya tangkap, Jaminan, Empati, dan bukti fisik. Pada perspektif Balanced Scorecard untuk kategori peserta didik peneliti hanya menggunakan pelanggan primer (peserta didik) karena pada pelanggan lainnya sudah dilakukan kepuasan pada pengujian Evaluasi Diri Sekolah. 3. Variabel Kinerja Perspektif Proses Internal Perspektif proses internal, dalam penelitian ini diartikan sebagai perspektif yang digunakan untuk mengukur sejauh mana manajemen SMK Negeri 49 Jakarta dalam mencapai tujuan para pemangku kepentingan yaitu tingkat implementasi kurikulum 2013 yang tertuang pada delapan Standar Nasional Pendidikan yang terdiri dari delapan Standar dimana peneliti menggunakan tujuh standar untuk bagian perspektif internalnya yaitu; Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi,

6 65 Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Pendidik dan Ketanagakerjaan, Standar Pengelolaan, Standar Sarana dan Prasarana. Penilaian kinerja Proses internal digunakan data sekunder yang dimiliki sekolah yang relevan untuk memproyeksikan perspektif internal yang ada pada SMK Negeri 49 Jakarta, antara lain; 1. Inovasi, yaitu kemampuan sekolah dalam mengidentifikasi pengelolaan sebuah sekolah untuk menjadikan sekolah yang unggul. Keunggulan sekolah dan inovasi terletak pada bagaimana sekolah melakukan manajemen sebuah proses mengajar dengan baik dengan berdasar pada konsep kurikulum yang tepat dengan tantangan zaman. Data yang digunakan untuk mengukur inovasi adalah Evaluasi Diri Sekolah pada aspek Standar Isi. Standar isi menuntut sekolah mengimplementasikan kurikulum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. 2. Proses Operasi, yaitu kemampuan sekolah dalam melakukan proses belajar mengajar yang berkualitas sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan peserta didik. Indikator yang digunakan adalah Evaluai Diri Sekolah tahun pada Standar Nasional Pendidikan diantaranya; Standar Proses, Standar Kompetensi Kelulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, dan Standar Penilaian Pendidikan. 3. Proses Layanan, yaitu kemampuan sekolah menjalin hubungan dengan alumni dan dunia industri. Tujuannya adalah untuk jangka panjang dalam peningkatan citra sekolah sehingga mempunyai daya jual tinggi bagi

7 66 masyarakat. Berdasarkan data sekunder yang di dapat dari sekkolah tentang penelusuran alumni, website sekolah dan organisasi alumni, maka hal ini dapat dikaatakan sebagai kinerja layanan alumni. 4. Variabel Kinerja Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Perspektif ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sekolah dapat terus melakukan perbaikan dan menambah nilai bagi peserta didik dan stakeholdernya. Sekolah sebagai organisasi sektor publik harus melakukan inovasi, kreatifitas dan terus belajar meningkatkan proses perbaikan dan pertumbuhan yang berkesinambungan dan berkelanjutan. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, dalam penelitian ini diartikan sebagai perspektif yang digunakan untuk mengidentifikasi sejauh mana manajemen SMK Negeri 49 Jakarta dalam usahanya untuk tumbuh, yang dilihat dari tingkat kepuasan guru dan karyawan yang diukur melakui kuesioner kepuasan Mennesota (Minnesota Saticfaction Questionaire) yang sering digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan pegawai. Kuesioner ini dibagikan kepada tenaga pendidik dan kependidikan SMK Negeri 49 Jakarta dengan jumlah responden 40. Faktor lain dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah pertumbuhan sistem informasi sekolah (ICT). Pemanfaatan teknologi Tercapai dalam manajemen maupun pembelajaran menjadikan sekolah dapat melaksanakan kegiatan secara efektif dan efisien. Informasi yang akurat dan dengan ketepatan waktu menjadi suatu yang hal sangat

8 67 dibutuhkan dalam menunjang kagiatan proses sekolah untuk menjadi sekolah yang unggul Faktor motivasi kerja guru dan pegawai juga merupakan aspek dalam perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Hal ini mengacu pada definisi Operasional dari motivasi kerja itu sendiri adalah dorongan dari dalam diri dan luar diri seseorang, untuk melakukan sesuatu yang terlihat dari dimensi internal dan dimensi eksternal. C. Pengukuran Variabel Adapun perhitungan masing-masing perspektif yaitu: 1) Perspektif Keuangan Pada perspektif keuangan, pengukuran yang digunakan untuk mengukur adalah tingkat ekonomis, efektivitas dan efisiensi keuangan, dengan rumus berikut (Rasmini, dkk., 2011:8). Data yang akan di oleh adalah data sekunder berupa Laporan Keuangan Sekolah (RKAS). 1. Ekonomis Pada pengukuran tingkat ekonomis suatu kinerja keuangan sekolah dapat dirumuskan sebagai berikut: Adapun tingkat ekonomis dapat dikonversi dalam pengukuran sebagai berikut:

9 68 2. Efisiensi Tabel 3.1 Skala Pengukuran Ekonomis Keuangan Skala Persentase (%) Kategori 1 <105 Sangat tidak Ekonomis Tidak Ekonomis Cukup Ekonomis Ekonomis 5 <90 Sangat Ekonomis (Sumber: Sugiyono,2010:93 diolah kembali ) Pada pengukuran variabel efisiensi pada perspektif keuangan dapat dirumuskan sebagai berikut: Adapun tingkat efisiensi dapat dikonversi dalam pengukuran sebagai berikut: 3. Efektivitas Tabel 3.2 Skala Pengukuran Efisiensi Keuangan Skala Persentase (%) Kategori 1 > 120 Sangat tidak efisien Tidak efisien Cukup Efisien Efisien 5 < 60 Sangat efisien (Sumber: Sugiyono,2010:93 diolah kembali ) Pada pengukuran variabel efektivitas pada perspektif keuangan dapat dirumuskan sebagai berikut:

10 69 Adapun tingkat efektifitas dapat dikonversi dalam pengukuran sebagai berikut: Tabel 3.3 Skala Pengukuran Efektiftas Keuangan Skala Persentase (%) Kategori 1 <60 Sangat tidak efektif Tidak efektif Cukup efektif Efektif 5 >100 Sangat efektif (Sumber: Sugiyono,2010:93 diolah kembali ) 2) Perspektif Peserta didik Perspektif ini diukur dengan melihat kepuasan siswa. Kepuasan peserta didik dapat diartikan sebagai suatu tingkatan di mana harapan dibandingkan dengan kinerja aktual yang dirasakannya (Udi utomo, 2011:7). Kepuasan siswa dalam penelitian diukur dengan membandingkan harapan dan kinerja aktual dari layanan pendidikan yang diterima. Pada perspektif peserta didik peneliti hanya terfokus pada kepuasan siswa, tidak kuesioner kepada orang tua wali murid. Hal ini dikarenakan pada SMK Negeri 49 semua anggaran dana sudah menjadi tanggungan sekolah yang di peroleh dari BOP dan BOS. Adapun untuk mengukur tingkat kepuasan siswa dapat di rumuskan sebagai berikut: Kuesioner kepuasan peserta didik berdasarkan dimensi kualitas pelayanan yang diungkapkan oleh Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (dalam Tjiptono dan Chandra, 2011:198) yang terdiri dari lima dimensi yaitu

11 70 Keandalan (Reliability), Daya tanggap (Responsiveness), Jaminan (Assurance), Empati (Emphaty), Bukti Fisik (Tangibles), Berdasarkan 5 dimensi diatas dapat dikatakan bahwa kelima dimensi tersebut dapat digunakan sebagai alat ukur bagi sekolah dalam memberikan kualitas layanan terhadap peserta didik. Skala likert yang digunakan sebagai alternatif adalah STP (1) = Sangat Tidak Puas, TP (2)= Puas, CP (3) = Cukup Puas, P (4) = Puas, dan SP (5) = Sangat Puas. Pada penilaian interprestasi responden terhadap kepuasan peserta didik tersebut adalah hasil nilai yang dihasilkan dengan menggunakan rumus index % yaitu : ( Total Skor / Y x 100) Kuesioner tersebut akan dibagikan kepada siswa adalah sekitar 15% dari seluruh total siswa 776 x 15% = 116,4 dan peneliti membulatkan menjadi 120 sebagai peserta didik SMK Negeri 49 Jakarta dengan tingkat pengembalian 90%. Adapun tingkat kepuasan siswa tersebut dapat dikonversi skala pengukuran sebagai berikut: Tabel 3.4 Skala Pengukuran Tingkat Kepuasan Peserta Didik Skala Persentase (%) Kategori Sangat Tidak Puas Tidak Puas Cukup Puas Puas Sangat Puas (Sumber: Sugiyono,2010:93 diolah kembali ) 3) Perspektif Proses Internal Perspektif ini diukur dengan tingkat implementasi kurikulum 2013 yang dilihat dari 8 standar nasional pendidikan yaitu standar kompetensi

12 71 lulusan, standar isi, standar proses, standar tenaga pendidik dan kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian (PP No. 13 tahun 2015 dan Alawiyah, 2013:10). Penelitian ini hanya mengambil tujuh SNP dimana Standar Pembiayaan tidak digunakan karena sudah di ukur pada perspektif keuangan. Pada Penilaian Standar Nasional Pendidikan peneliti menggunakan instrumen kursioner yang tersebar ke sejumlah elemen sekolah seperti guru, siswa, staff tata usaha, dan kepala sekolah. Tujuan dari penilaian SNP ini adalah bagian dari Evaluasi Diri Sekolah (EDS) yang ditetapkan sesuai Standar Nasional Pendidikan. SNP tesebut dilakukan pengukuran dengan data primer berupa kuesioner terhadap elemen sekolah yang telah di tentukan yaitu: 60 kuesioner (siswa), 5 kuesioner (komite sekolah), 20 kuesioner (guru). Kuesioner yang diajukan pun berbeda-beda sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan. Kemudiaan kuesioner tersebut diolah melalui program EDS untuk Standar Nasional Pendidikan pada program Spreadsheet. Dimana hasil dari kuesioner tersbut akan memunculkan output mengenai skor kinerja sekolah berdasarkan SNP. Adapun metode Scoring Kinerja Proses untuk Delapan Standar Nasional Pendidikan adalah sebagai berikut: 1. Inovasi Berdasarkan definisi variabel dari inovasi maka pengukuran terhadap inovasi SMK Negeri 49 Jakarta menggunakan Standar isi.

13 72 Pengukuran kinerja inovasi dengan pemberian skor terhadap tingkat kinerja dilakukan berdasarkan tabel scoring SMK Neger 49 Jakarta sebagai berikut. Aspek Standar Nasional Pendidikan Tabel 3.5 Metode Scoring Kinerja Inovasi Prosentase Skor Pencapaian dalam SNP Kategori Standar Isi Sangat Tercapai Tercapai Cukup Tercapai Tidak Tercapai Sangat Tidak Tercapai Sumber: Sugiyono, 2010 diolah kembali 2. Proses Operasional Pengukuran dalam proses operasional pada SMK Negeri 49 Jakarta menggunakan Standar Nasional Pendidikan yang terdiri dari 6 aspek pengukuran yaitu; Standar Proses, Standar Kompetensi Kelulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, dan Standar Penilaian Pendidikan. Pada standar pembiayaan peneliti tidak melakukan penelitian pada standar ini, karena pembiayaan telah dilakukan peneliti melalui perspektif keuangan. Prosentase pencapaian masing-masing komponen SNP diperoleh dengan membandingkan nilai yang diperoleh dengan nilai maksimal dari masing-masing standar. Kemudiaan skor tersebut dibobot sesuai kategori yang ditetapkan seperti tabel berikut.

14 73 Tabel 3.6 Metode Scoring Kinerja Proses Operasi Aspek Standar Nasional Pendidikan Prosentase Pencapaian dalam SNP Skor Kategori Standar Kompetensi Kelulusan Sangat Tercapai Tercapai Cukup Tercapai Tidak Tercapai Sangat Tidak Tercapai Standar Proses Sangat Tercapai Tercapai Cukup Tercapai Tidak Tercapai Sangat Tidak Tercapai Standar Pendidik dan Kependidikan Sangat Tercapai Tercapai Cukup Tercapai Tidak Tercapai Sangat Tidak Tercapai Standar Pengelolaan Sangat Tercapai Tercapai Cukup Tercapai Tidak Tercapai Sangat Tidak Tercapai Standar Penilaian Sangat Tercapai Tercapai Cukup Tercapai Tidak Tercapai Sangat Tidak Tercapai Standar Sarana dan Prasarana Sangat Tercapai Tercapai Cukup Tercapai Tidak Tercapai Sangat Tidak Tercapai ( Sumber: Sugiyono, 2010 diolah kembali)

15 74 3. Proses Layanan Pengukuran terhadap layanan alumni atau purna jual dilakukan sistem scoring sebagai berikut; Tabel 3.7 Metode Scoring Terhadap Kinerja Layanan No Aspek yang dinilai Indikator Skor ASpek 1 Penelusuran Alumni 1. Tidak ada data telusur 2. Ada Data telusur 0-25 persen lengkap 3. Ada Data telusur persen lengkap 4. Ada Data telusur persen lengkap 5. Ada Data telusur persen lengkap 2 Organisasi Alumni 1. Tidak ada organisasi alumni 2. Ada Organisasi Alumni, tidak aktif 3. Ada organisasi Alumni, cukup Aktif 4. Ada Organisasi Alumni, Aktif 5. Ada Organisasi Alumni, Sangat Aktif 3 Website Sekolah 1. Tidak ada website 2. Ada website, informasi tidak up to date 3. Ada website, informasi cukup up to date 4. Ada website, informasi up to date 5. Ada website, Informasi Sangat Up to date Sumber: Sugiyono, 2010 diolah kembali 4) Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Perspektif ini diukur dengan melihat kepuasan pegawai (Luhulima dkk., 2014:2). Perspektif pembelajaran juga bersumber dari faktor sumber daya manusia, sistem, dan prosedur organisasi. Termasuk dalam perspektif ini adalah peningkatan kreatifitas guru, peningkatan metode pembelajaran guru, pelatihan pegawai dan budaya organisasi sekolah (Dally,2010:60) serta peningkatan ICT sekolah. 1. Kepuasan Guru dan pegawai Untuk mengukur kinerja pertumbuhan dan pembelajaran digunakan kuesioner kepuasan (Minnesota Satisfaction Quetionaire)

16 75 yang sering digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan pegawai. Kuesioner ini dibagikan kepada tenaga pendidik dan kependidikan SMK Negeri 49 Jakarta yang merupakan responden dalam penelitian ini. Kurang Tercapai, tidak Tercapai. Jawaban responden atas kuesioner tersebut dikauntitatifkan untuk mencari nilai rata-rata kinerja tersebut dengan skala likert. Untuk mengukur tingkat kepuasan tersebut dilakukan dengan membandingkan skor maksimal dengan skor persepsi tenaga pendidik dan kependidikan terhadap realita yang ada Kepuasan guru menurut penelitian yang pernah dilakukan merupakan Kepuasan kerja yang memiliki peran yang penting dalam perspektif ini, karyawan yang memiliki kepuasan kerja dapat memberikan hasil kerja yang baik dapat menguntungkan perusahaan. Kuesioner yang akan disebarkan adalah sebanyak 40 kuesioner dengan membagi masing-masing guru 6 kuesioner untuk setiap kejuruan. Tabel 3.8 Skala Pengukuran Tingkat Kepuasan Guru dan Pegawai Skala Persentase (%) Kategori Sangat Tidak Puas Tidak Puas Cukup Puas Puas Sangat Puas (Sumber: Sugiyono,2010:93 diolah kembali )

17 76 2. Motivasi Kerja Guru dan pegawai Dalam melakukan pekerjaan, biasanya seseorang tidak selamanya hanya dipengaruhi oleh motivasi ekstrinsik seperti pemenuhan keuangan semata, tetapi motivasi intrinsik merupakan hal yang tidak dapat diabaikan. Dalam sebuah organisasi sekolah motivasi kerja guru sangat mempengaruhi efek dari sebuah kinerja sekolah. Dalam konteks ini pengukuran motivasi kerja guru diukur dengan menggunakan kuesioner yang berisi indikator pada motivasi internal dan motivasi eksternal, yang tertuang dalam kuesioner berupa pernyataan. Pengukuran motivasi dengan menggunakan kuesioner dengan skala Likert yang berisi pernyataan pernyataan terpilih dan telah diuji validitas dan realibilitas. Kuesioner yang akan disebarkan adalah sebanyak 40 kuesioner dengan membagi masing-masing guru 6 kuesioner untuk setiap kejuruan Pengukuran tingkat motivasi dapat diukur dengan membandingkan skor tingkat motivasi responden dengan skor maksimal motivasi. Kuesioner yang diajukan merupakan kuesioner yang sudah sering dilakukan dalam penelitian sebelumnya yaitu menggunakan kuesioner Dr Hamzah (2006; 74). Pengukuran motivasi menggunakan skala likert yang dapat disajikan pada tabel berikut;

18 77 Tabel 3.9 Skala Pengukuran Tingkat Motivasi Guru dan Pegawai Skala Persentase (%) Kategori Sangat Rendah Rendah Cukup Rendah Tinggi Sangat Tinggi (Sumber: Sugiyono,2010:93 diolah kembali ) 3. Sistem Informasi Sekolah Pada sistem Informasi Sekolah pengukuran yang dilakukan oleh peneliti melalaui kuesioner. Adapun pertumbuhan pada sistem Informasi Sekolah yang ada di SMK Negeri 49 adalah; 1) ketersediaana sistem informasi, 2) keakuratan sistem informasi, 3) waktu yang diperlukan dalam memperoleh informasi 4) Fasilitas Ujian Berbasis Online, dan 5) Sistem Administrasi Sekolah (SAS). Kuesioner yang akan disebarkan adalah sebanyak 30 kuesioner kepada guru dengan membagi masingmasing guru 6 kuesioner untuk setiap kejuruan. Dan untuk siswa akan dibagikan sebanyak 120 kuesioner yang akan dilampirkan bersamaan dengan kuesioner kepuasan peserta didik. Adapun untuk mengukur kepuasan terhadap kemampuan Sistem Informasi Sekolah dapat diukur dengan cara berikut: Untuk skala pengukuran sistem informasi sekolah dapat disajikan pada tabel berikut.

19 78 Tabel 3.10 Skala Pengukuran Kinerja Sistem Informasi Sekolah Prosentase Skor Kategori Pencapaian Indikator Pespektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Ketersediaan Sistem Informasi Keakuratan Sistem Informasi Waktu yang diperlukan dalam memperoleh Informasi Fasilitas Ujian Berbasis Online Sangat Puas Puas Cukup Puas Tidak Puas Sangat Tidak Puas Sangat Puas Puas Cukup Puas Tidak Puas Sangat Tidak Puas Sangat Puas Puas Cukup Puas Tidak Puas Sangat Tidak Puas Sangat Puas Puas Cukup Puas Tidak Puas Sangat Tidak Puas Sistem Administrasi Sangat Puas Sekolah (SAS) Puas Cukup Puas Tidak Puas Sangat Tidak Puas (Sumber: Sugiyono,2010:93 diolah kembali ) Untuk lebih jelasnya dalam mengukur masing-masing perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif peserta didik, perspektif proses internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:

20 79 Tabel 3.11 Variabel Penelitian Variabel Indikator Sub Indikator Perspektif Keuangan Perspektif Peserta didik Perspektif Proses Internal Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Sumber Pengolahan Data Skala Ekonomis Laporan RKAS Likert 1-5 Efektivitas Laporan RKAS Likert 1-5 Efisiensi Laporan RKAS Likert 1-5 Kepuasan Peserta didik Wujud Fisik Kuesioner Likert 1-5 Keandalan Kuesioner Likert 1-5 Data Tangkap Kuesioner Likert 1-5 Jaminan Kuesioner Likert 1-5 Empati Kuesioner Likert Inovasi Standar Standar Isi Nasional Pendidikan 2. Proses Operasi LAporan Hasil EDS 2015 Likert 1-5 a. Standar Proses LAporan Hasil EDS 2015 Likert 1-5 b. Standar PTK LAporan Hasil EDS 2015 Likert 1-5 c. Standar Pengelolaan LAporan Hasil EDS 2015 Likert 1-5 d. Standar Penilaian LAporan Hasil EDS 2015 Likert 1-5 e. Standar Sarpras LAporan Hasil EDS 2015 Likert 1-5 f. Standar Penilain LAporan Hasil EDS 2015 Likert Proses Layanan a. Penelusuran Alumni Laporan BKK Likert 1-5 b. Organisasi Alumni Hasil Litbang 2015 Likert 1-5 c. Website Sekolah Hasil Litbang 2015 Likert 1-5 Kepuasan Kerja dan Pegawai Kuesioner Likert 1-5 Kemampuan Sistem Informasi Tingkat Ketersediaan Informasi Kuesioner Likert 1-5 Tingkat Keakuratan Informasi yang tersedia Kuesioner Likert 1-5 Waktu yang diperlukan untuk memperoleh informasi Kuesioner Likert 1-5 Fasilitas Ujian berbasis Online Kuesioner Likert 1-5 Administrasi SAS Kuesioner Likert 1-5 Motivasi Kerja dan Pegawai Dimensi Internal dan Eksternal Kuesioner Likert 1-5 Sumber: Sugiyono 2010, diolah kembali

21 80 D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Menurut Sugiyono (2010: 115) dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai dan siswa di SMK Negeri 49 Jakarta. 2. Sampel Penelitian Sedangkan sampel penelitian adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan sampel jika peneliti bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sample. Teknik ini merupakan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah melainkan didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Arikunto, 2010:183). Adapun sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi yang menjadi subyek sesungguhnya, yaitu pegawai dan siswa di SMK Negeri 49 Jakarta. Penarikan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010:122). Alasan penggunaan metode tersebut adalah karena ingin mendapatkan data yang lebih valid dikarenkan pertanyaan serta pernyataan akan ditujukan kepada bagian yang memegang peranan penting pada setiap indikator yang akan di teliti.

22 81 E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam melakukan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa instrumen dalam pengumpulan data dengan maksud untuk mempermudah serta memperoleh data yang akurat, relevan, dan dapat dipertanggungjawabkan. Berikut ini instrumen pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam proses penulisan dan pengumpulan data, yakni: 1. Kuesioner Menurut Sugiyono (2011:142) yang dimaksud dengan kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang cocok digunakan untuk jumlah responden yang cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner yang digunakan diuji validitas dan reliabilitas, yaitu: a. Uji Validitas Menurut Ghozali (2013:52-53) dijelaskan bahwa Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner. Uji signifikansi dilakukand dengan cara membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df)=n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

23 82 a. Jika r 0,30, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah valid b. Jika r 0,30, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah tidak valid Uji validitas lain dalam penelitian ini menggunakan korelasi Product Moment dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: r n X Y X Y X² Y² = Koefisien validitas butir pertanyaan yang dicari = Banyaknya koresponden = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item = Skor total yang diperoleh dari seluruh item = Jumlah Skor dalam distribusi X = Jumlah Skor dalam distribusi Y = Jumlah kuadrat masing-masing X = Jumlah kuadrat masing-masing Y b. Uji Reliabilitas Menurut Ghozali (2013:47-48) disebutkan bahwa reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini diukur dengan cara pengukuran sekali saja (one shot). Pengukuran dengan cara ini hanya dilakukan sekali saja dan kemudian hasilnya dibandingkan

24 83 dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Cara ini dapat dilakukan dengan program SPSS dengan uji statistik cronbach alpha (α). Suatu konstruk dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha > 0,70. Uji reliabilitas instrumen penelitian ini akan menggunakan reliability analysis dengan teknik Alpha Cronbach yang mempunyai rumus sebagai berikut: [ ] [ ] Keterangan: α n S 2 = Koefisien reliabilitas instrumen Alpha Cronbach = Jumlah butir pernyataan = Varian skor secara keseluruhan Jumlah varian dicari terlebih dahulu dengan cara mencari nilai varian tiap butir dengan persamaan sebagai berikut: Keterangan: S = varian X = nilai skor yang dipilih n = jumlah sampel Suatu instrumen alat ukur dikatakan reliabel dan bisa diproses pada tahap selanjutnya jika nilai Cronbach Alpha > 0,7. Jika instrumen alat ukur memiliki nilai Cronbach Alpha < 0,7 maka alat ukur tersebut tidak reliabel.

25 84 Untuk mempermudah perhitungan uji validitas dan reliabilitas, maka digunakan perengkat lunak komputer (software) program Exel for windows dan SPSS (Statistical Product and Service Solution). 2. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Dibandingkan dengan metode pengumpulan data lainnya, metode dokumentasi ini tidak begitu sulit, dalam arti jika ada kekeliruan sumber datanya masih tetap ada, belum berubah. Dengan metode dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati. Untuk mencatat hal-hal yang bersifat bebas atau belum ditentukan peneliti dapat menggunakan kalimat bebas (Arikunto, 2010: ). Dokumentasi yang akan di kelola oleh peneliti adalah hasil dari sasaran mutu sekolah periode , serta data laporan keuangan penggunaan anggaran BOP dan BOS. 3. Wawancara tak Terstruktur Penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam (in dpth interviewe) berupa wawancara semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur Sugiyono (2012: 73-73) di dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara detail terbuka, dimana piha yang diajak wawancara dimintai pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara,

26 85 peneliti menggunakan bantuan pedoman wawancara untuk memudahkan dan memfokuskan pertanyaan yang diutarakan. 4. Observasi Pada penelitian ini, teknik observasi yang digunakan adalah observasi terus terang dan tersamar. Menurut Sugiyono (2012:66) peneliti dalam pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa peneliti sedang melakukan penelitian. Sehingga sejak awal subjek yang diteliti mengetahui awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi suatu saat peneliti juga tiak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari jika suatu saat data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan jika dilakukan dengan terus terang, maka peneliti tidak diijinkan untuk melakukan observasi. F. Analisis Data Penelitian ini menggunakan data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari ikhtisar laporan keuangan tahun Sedangkan data kualitatif diperoleh dari hasil pengisian kuesioner yang dilakukan terhadap siswa dan guru dari SMK Negeri 49 Jakarta. Pada penelitian ini masing-masing perspektif dalam Balanced Scorecard akan diukur dengan indikator pengukuran kinerja yang berbeda seperti yang tertera pada tabel pengukuran perspektif balanced score card. Masing-masing perspektif tersebut memiliki bobot tersendiri, yang dapat dilihat pada tabel berikut:

27 86 Tabel 3.12 Pembobotan seluruh Perspektif Balanced Scorecard Sumber Variabel Indikator Sub Indikator Pengolahan Data Ekonomis Laporan RKAS 5 Perspektif Efektivitas Keuangan Laporan RKAS 5 Efisiensi Laporan RKAS 5 Perspektif Peserta didik Perspektif Proses Internal Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Bobot Maks Kepuasan Peserta didik Wujud Fisik Kuesioner 5 Keandalan Kuesioner 5 Data Tangkap Kuesioner 5 Jaminan Kuesioner 5 Empati Kuesioner 5 Standar Nasional Pendidikan 1. Inovasi Standar Isi Hasil EDS Proses Operasi a. Standar Proses Hasil EDS b. Standar PTK Hasil EDS c. Standar Pengelolaan Hasil EDS d. Standar Penilaian Hasil EDS e. Standar Sarpras Hasil EDS f. Standar Penilain Hasil EDS Proses Layanan a. Penelusuran Alumni Laporan BKK 5 b. Organisasi Alumni Hasil Litbang c. Website Sekolah Hasil Litbang Kepuasan Kerja dan Pegawai Kuesioner 5 Kemampuan Sistem Informasi Tingkat Ketersediaan Informasi Kuesioner 5 Tingkat Keakuratan Informasi yang tersedia Kuesioner 5 Waktu yang diperlukan untuk memperoleh informasi Kuesioner 5 Fasilitas Ujian berbasis Online Kuesioner 5 Administrasi SAS Kuesioner 5 Motivasi Kerja dan Dimensi Internal dan Eksternal Kuesioner Pegawai 5 Jumlah Bobot Maksimal Kinerja 125

28 87 Setelah semua data terkumpul, maka dilakukan tabulasi pada masingmasing perspektif dan dihitung masing-masing skor dan total skornya. Kemudian, skor yang diperoleh tersebut dibandingkan dengan skor total pembobotan seluruh perspektif seperti yang telah terjadi pada tabel di atas. Hasil pengukuran kinerja sekolah tersebut kemudian dikonversi dengan menggunakan skala berikut: Tabel 3.13 Kinerja Sekolah Skala Skore Kategori Sangat tidak Baik Tidak Baik Cukup Baik Baik 5 > 105 Sangat Baik Sugioyo (2010) diolah kembali

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah jalan yang menyatukan secara logis segala upaya untuk sampai kepada penemuan, pengetahuan dan pemahaman tentang sesuatu yang dituju atau diarah secara tepat. Setiap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Sugiyono (2012:2), metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditentukan, dibuktikan, dan dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Pemilihan subyek penelitian Penyusunan Instrumen Penelitian (kuesioner)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Peneliti yang melakukan penelitian sebelumnya harus menentukan metode penelitian yang akan digunakan pada penelitiannya, karena hal tersebut akan membantu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 40 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Penelitian Kepustakaan 1. Study literatur atau studi kepustakaan, yaitu dengan mendapatkan berbagai literatur dan referensi tentang manajemen

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Untuk mendapatkan informasi dan data yang diperlukan untuk penyusunan penelitian ini, maka penulis memilih wilayah Parung Serab Ciledug Tangerang sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BALANCED SCORECARD

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BALANCED SCORECARD BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BALANCED SCORECARD Sebagaimana yang telah diuraikan pada Bab 2, penulis memutuskan menggunakan metode balanced scorecard untuk mengukur kinerja RSUD Tg. Uban di Provinsi Kepulauan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan desain atau suatu proses yang memberikan arahan atau petunjuk secara sistematis kepada peneliti dalam melakukan proses penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian dan obyek penelitian Dilihat dari tujuannya, penelitian ini adalah penelitian terapan. Penelitian terapan dilakukan dengan tujuan menerapkan, mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Burhan Bungin (2005:119) jenis penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Burhan Bungin (2005:119) jenis penelitian ini adalah penelitian 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di BMT Fajar Bandar Lampung yang beralamat di jalan Ki Maja Way Halim Bandar Lampung 3.2. Jenis Penelitian Menurut Burhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Dalam menjawab pertanyaan penelitian pertama ini difokuskan pada bagaimana kualitas pelayanan dilihat dari persepsi manajemen. Metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 9 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Variabel Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi literasi informasi terhadap hasil belajar siswa kelas XI mata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Subjek Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 6 Bandung, yang beralamat di Jalan Pasirkaliki No.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitiannya. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitiannya. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2010:2) pengertian metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Penelitian ini merupakan studi kasus pada rumah sakit islam PKU

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Penelitian ini merupakan studi kasus pada rumah sakit islam PKU 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian ini merupakan studi kasus pada rumah sakit islam PKU Muhammadiyah Pekajangan. Penelitian studi kasus adalah suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi kasus di kawasan usaha agroindustri terpadu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi kasus di kawasan usaha agroindustri terpadu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan studi kasus di kawasan usaha agroindustri terpadu Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat. Pengumpulan data dalam penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan III. METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang menggambarkan atau

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pada Restaurant Bumbu Desa Cabang Laswi Bandung, penulis melakukan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pada Restaurant Bumbu Desa Cabang Laswi Bandung, penulis melakukan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Untuk mengumpulkan data yang dijadikan bahan dalam penyusunan Tugas Akhir yang berjudul Analisis Penilaian Citra Perusahaan Oleh Konsumen Pada

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus (case study). Penelitian kualitatif

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksplanatif

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksplanatif III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksplanatif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Bungin (2005:171) penelitian eksplanatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di Kota Kudus yang merupakan kedudukan dari R&D PT Pura Group Kudus. 3.1.2. Waktu Penelitian Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tiket pesawat secara online. Pada proses ini dibutuhkan waktu penelitian sejak

BAB III METODE PENELITIAN. tiket pesawat secara online. Pada proses ini dibutuhkan waktu penelitian sejak BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Untuk mendapatkan informasi dan data yang diperlukan dalam penyusunan penelitian ini, maka penulis memilih wilayah Kota Serang, Banten sebagai lokasi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya 44 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bandung. Dalam penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pembuatan kartu kuning di Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar Lampung.

III. METODE PENELITIAN. pembuatan kartu kuning di Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar Lampung. III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pelayanan pembuatan kartu kuning di Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar Lampung. Sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KONSEP DAN DEFINISI JASA Keanekaragaman makna dalam hal pemakaian istilah service dijumpai dalam literatur manajemen. Namun demikian, secara garis besar konsep service mengacu

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan-kekuatan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan-kekuatan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metodologi 3.1.1 Pendekatan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan untuk menjelaskan kedudukan-kedudukan dari

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan untuk menjelaskan kedudukan-kedudukan dari III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Pada penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian yang bersifat eksplanasi. Menurut Sugiyono (2013), penelitian eksplanasi adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2006:2). Metode penelitian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2006:2). Metode penelitian yang digunakan 22 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2006:2). Metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Didalam suatu penelitian, obyek penelitian merupakan hal yang sangat penting

BAB III METODE PENELITIAN. Didalam suatu penelitian, obyek penelitian merupakan hal yang sangat penting BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penetapan Obyek Penelitian Didalam suatu penelitian, obyek penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk ditetapkan agar penelitian tersebut terarah pada sasaran yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011:7), metode penelitian kuantitatif diartikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, sehingga dapat melakukan analisis.

Lebih terperinci

BAB III STUDI KASUS. Penelitian ini difokuskan pada layanan SPEEDY dan subjek penelitian

BAB III STUDI KASUS. Penelitian ini difokuskan pada layanan SPEEDY dan subjek penelitian BAB III STUDI KASUS 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini difokuskan pada layanan SPEEDY dan subjek penelitian adalah kepada para pelanggan layanan SPEEDY di Kota Bandung. Penelitian ini terdiri dari dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini sifatnya mandiri atau satu variabel dan hasil penelitian nantinya

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini sifatnya mandiri atau satu variabel dan hasil penelitian nantinya 33 III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif digunakan karena variabel yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Hos Cokroaminoto Ruko Grogol C2, Pekalongan. Alasan dipilihnya toko

BAB III METODE PENELITIAN. Hos Cokroaminoto Ruko Grogol C2, Pekalongan. Alasan dipilihnya toko 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil objeknya adalah Toko Arjuna Motor Jl. Hos Cokroaminoto Ruko Grogol C2, Pekalongan. Alasan dipilihnya toko ini sebagai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif yakni suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan yang semakin ketat, membuat setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan bersaing agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif survei. Penelitian deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif survei. Penelitian deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif survei. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rangkaian sistematis dari penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research. Jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research. Jenis penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research. Jenis penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan metode penelitian yang akan dipakai pada penelitiannya, karena

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan metode penelitian yang akan dipakai pada penelitiannya, karena BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Peneliti yang akan melakukan penelitian harus mengetahui serta menentukan metode penelitian yang akan dipakai pada penelitiannya, karena metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis kuantitatif. Penelitian kuantitatif yakni suatu metode dalam penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam jenis penelitian lapangan (field research). Agar penelitian ini lebih

BAB III METODE PENELITIAN. dalam jenis penelitian lapangan (field research). Agar penelitian ini lebih 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jika dilihat dari lokasi yang akan diteliti, penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research). Agar penelitian ini lebih terarah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Populasi 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia, Jalan Setiabudhi No.229 Bandung. 2. Populasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian Hubungan penggunaan mesin kantor dengan efektivitas

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian Hubungan penggunaan mesin kantor dengan efektivitas 47 BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian Hubungan penggunaan mesin kantor dengan efektivitas kerja pegawai pada Sub Kepegawaian dan Umum Dinas Pendidikan Provinsi Jawa

Lebih terperinci

Tabel 3. 1 Subjek Penelitian No. Subjek Bidang Jumlah 01. Pengelola Bidang Pengembangan DIKLAT 6 Bidang Pendidikan dan Pelatihan

Tabel 3. 1 Subjek Penelitian No. Subjek Bidang Jumlah 01. Pengelola Bidang Pengembangan DIKLAT 6 Bidang Pendidikan dan Pelatihan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di badan pendidikan dan pelatihan daerah Provinsi yang beralamat di Jalan Windu No. 26 Kota Bandung. Peneliti memilih penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. objektif, valid, dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu). Subjek adalah

BAB III METODE PENELITIAN. objektif, valid, dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu). Subjek adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek penelitian menurut Sugiyono (2012) adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif Sugiyono (2009:206) menyatakan bahwa statistik deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam penelitian ini metode deskriptif yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkan data,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkan data, BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkan data, sedangkan instrument adalah alat Bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data itu. ( Arikunto, 2002:194) 3.1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 32 Agar bisa mendapatkan data

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 32 Agar bisa mendapatkan data 40 BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 32 Agar bisa mendapatkan data yang dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kudus. Penelitian ini dimulai dari bulan Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus 2013. Berdasarkan jenis masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh data, menganalisis dan menyimpulkan hasil penelitian. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan sebuah rancangan bagaimana suatu penelitian akan dilakukan. Rancangan tersebut digunakan untuk mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data hasil penelitian dengan mempergunakan statistik. Penelitian ini dilakukan di tempat karaoke QYU-QYU.

BAB III METODE PENELITIAN. data hasil penelitian dengan mempergunakan statistik. Penelitian ini dilakukan di tempat karaoke QYU-QYU. 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif yaitu dengan mengolah data hasil penelitian dengan mempergunakan statistik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha restoran saat ini dinilai sebagai bisnis yang berprospek tinggi. Perkembangan usaha restoran di Kota Bogor telah menimbulkan persaingan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pusat penelitian. Objek penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah BMT Al Hijrah KAN Jabung yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah BMT Al Hijrah KAN Jabung yang 55 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah BMT Al Hijrah KAN Jabung yang beralamatkan di Jl. Suropati No. 4 Kemantren, Jabung, Malang. 3.2 Jenis Penelitian Jenis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. BPR Syari ah Hasanah Pekanbaru, dengan tujuan untuk menganalisa hubungan proses bisnis pembiayaan dan penggunaan teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Menurut Sugiyono (008 : ), Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut sumber perolehannya, data dapat dibagi menjadi dua yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut sumber perolehannya, data dapat dibagi menjadi dua yaitu : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Menurut sumber perolehannya, data dapat dibagi menjadi dua yaitu : 1. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber asli. Dalam hal ini,

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah istri (wanita) pada pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan. Istri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pada skripsi ini informasi yang diperoleh dari penelitian dikelola dengan

III. METODE PENELITIAN. Pada skripsi ini informasi yang diperoleh dari penelitian dikelola dengan III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Pada skripsi ini informasi yang diperoleh dari penelitian dikelola dengan penelitian kuantitatif. Menurut Kountur (2007) penelitian kuantitatif adalah penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penyuluhan Pertanian bertujuan untuk mengembangkan kemampuan petani dan kelompok tani, mengubah perilakunya dalam usaha taninya sehingga mampu menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berlokasi di Jln. Jenderal Sudirman No. 337 Pekanbaru 20116, Telp (0761)

BAB III METODE PENELITIAN. berlokasi di Jln. Jenderal Sudirman No. 337 Pekanbaru 20116, Telp (0761) BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT Bank Riau Kepri Pekanbaru, yang berlokasi di Jln. Jenderal Sudirman No. 337 Pekanbaru 20116, Telp (0761) 370550,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat descriptive research. Descriptive Research bertujuan menguji hipotesis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara atau prosedur untuk mengetahui dan mendapatkan data dengan tujuan tertentu yang menggunakan teori dan konsep yang bersifat empiris, rasional

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, sedangkan metode yang digunakan adalah analisis deskriptif. Penelitian deskriptif ditandai adanya upaya untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis harus dilakukan secara profesional. (Kotler, 1994:2). Untuk itu, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis harus dilakukan secara profesional. (Kotler, 1994:2). Untuk itu, kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menghadapi persaingan global yang semakin kuat, pengelolaan kegiatan bisnis harus dilakukan secara profesional. (Kotler, 1994:2). Untuk itu, kegiatan bisnis

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode dapat dirumuskan suatu proses atau prosedur yang sistematik berdasarkan prinsip dan teknik ilmiah yang dipakai oleh disiplin (ilmu) untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif studi korelasi (Correlation Study) dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELTIAN

BAB III METODOLOGI PENELTIAN BAB III METODOLOGI PENELTIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif. Menurut Jallaludin Rahmat, Penelitian Deskriptif adalah Suatu penelitian yang berusaha untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Utara No. 9A, Tol Tomang, Kebon Jeruk, Jakarta 11510

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Utara No. 9A, Tol Tomang, Kebon Jeruk, Jakarta 11510 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dituju untuk melakukan penelitian dalam mengumpulkan data adalah Bank Bukopin cabang Esa Unggul yang bertempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Adapun tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo. Sedangkan waktu yang dibutuhkan peneliti untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lampung Kantor Cabang Utama Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lampung Kantor Cabang Utama Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek dan Jenis Penelitian Objek dari penelitian ini adalah Produk Kredit Pegawai pada Bank Lampung dengan subjek yang dipilih adalah nasabah Kredit Pegawai pada Bank

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan 30 BAB III METODOLOGI PEELITIA A. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 006: ). Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan pernyataan penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, responden penelitian, alat ukur penelitian, prosedur penelitian, dan metode analisis data.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi tersebut mencakup konteks riset, data dan sumber data, lokasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi tersebut mencakup konteks riset, data dan sumber data, lokasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN Lingkup Penelitian Pada bab ini akan dibahas metodologi yang digunakan dalam penelitian ini. Metodologi tersebut mencakup konteks riset, data dan sumber data, lokasi penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. maka yang menjadi objek penelitian ini adalah kinerja dan pelayanan yang

BAB III METODE PENELITIAN. maka yang menjadi objek penelitian ini adalah kinerja dan pelayanan yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya maka yang menjadi objek penelitian ini adalah kinerja dan pelayanan yang pada kantor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN - Desain Penelitian Desain penelitian adalah kerangka kerja atau rencana untuk mengumpulkan, mengukur, dan menganalisis data Donald R. Copper dan C. William Emory (2002, p122).

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini adalah studi yang meneliti tentang pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan di restoran Tairyo Indonesia yang terletak di

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega di Jalan Soekarno Hatta No 216,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini berusaha mengetahui kredibilitas pengurus sebuah lembaga nirlaba yang membentuk citra dari lembaga nirlaba tersebut, maka penelitian ini sejalan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. asosiatif. Menurut Kusmayadi dan Endar Sugiarto dalam buku Prof. J. Supranto,

BAB 3 METODE PENELITIAN. asosiatif. Menurut Kusmayadi dan Endar Sugiarto dalam buku Prof. J. Supranto, BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian. Pada penelitian dalam proyek akhir ini, digunakan metode deskriptif dan asosiatif. Menurut Kusmayadi dan Endar Sugiarto dalam buku Prof. J. Supranto, M.A.,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, karena data-data penelitian berupa angka-angka dan disertai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, karena data-data penelitian berupa angka-angka dan disertai dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena data-data penelitian berupa angka-angka dan disertai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (explanatory),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (explanatory), 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (explanatory), dengan verifikatif, yang mana tujuan dari penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bagian ini akan dijelaskan langkah-langkah yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah agar penelitian sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Langkah-langkah dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah level of explanation yaitu penelitian deskriptif dan asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Siregar (2013, p.15)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian ini dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta karena telah merealisasikan program Jaminan Kesehatan Khusus (Jamkesus) bagi penyandang

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. karyawan. Data yang digunakan berupa jawaban responden yang pada dasarnya

BAB II METODE PENELITIAN. karyawan. Data yang digunakan berupa jawaban responden yang pada dasarnya BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan regresi linier dengan maksud mencari pengaruh antara variabel independent (X) yaitu gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Model analisis deskriptif merupakan metode yang memberikan

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Model analisis deskriptif merupakan metode yang memberikan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan verifikatif. Model analisis deskriptif merupakan metode yang memberikan deskripsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keadaan yang sebenarnya dari obyek penelitian. Kegiatan yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keadaan yang sebenarnya dari obyek penelitian. Kegiatan yang dilakukan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode studi kasus yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari obyek penelitian. Kegiatan yang dilakukan yakni dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian korelasional, dengan metode kuantitatif. yaitu suatu proses menemukan pengetahuan yang

Lebih terperinci