V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ketinggian tanah sebesar 700 meter dari permukaan laut sehingga desa ini

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ketinggian tanah sebesar 700 meter dari permukaan laut sehingga desa ini"

Transkripsi

1 V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian Desa Cikarawang Desa Cikarawang merupakan salah satu dari sepuluh desa yang terdapat di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa Cikarawang memiliki luas wilayah sebesar 226,56 Ha dengan kondisi geografis yaitu memiliki ketinggian tanah sebesar 700 meter dari permukaan laut sehingga desa ini termasuk ke dalam daerah bertopografi atau berdataran tinggi, serta suhu udara rata-rata yaitu berkisar antara C. Batas wilayah Desa Cikarawang secara administratif adalah sebagai berikut: sebelah utara berbatasan dengan Sungai Cisadane, sebelah selatan dengan Sungai Ciapus, sebelah barat dengan Sungai Ciaduan, dan sebelah timur dengan Kelurahan Situgede. Jarak dari pusat pemerintahan desa ke pusat pemerintahan kecamatan sejauh 5 km, jarak ke pusat pemerintahan administrasi kota sejauh 45 km sedangkan jarak ke ibu kota kabupaten/kotamadya daerah tingkat II sejauh 40 km. Kondisi transportasi dari dan ke Desa Cikarawang sudah cukup baik yaitu adanya fasilitas jalan yang beraspal dengan lebar 4 meter sehingga bisa dicapai dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Desa Cikarawang dibagi menjadi tiga dusun, tujuh rukun warga (RW) dan tiga puluh dua rukun tetangga (RT). Jumlah total penduduk di desa ini sebanyak jiwa yang terdiri atas jiwa laki-laki dan jiwa perempuan, serta jumlah kepala keluarga sebanyak kepala keluarga. Kegiatan perekonomian penduduk yang terdapat di Desa Cikarawang di dominasi oleh kegiatan dalam sektor pertanian sehingga secara umum ekonomi 50

2 masyarakatnya lebih banyak bertumpu pada sektor ini. Selain itu, terdapat pula usaha peternakan, usaha perikanan, usaha industri, usaha jasa, dan usaha perdagangan. Wilayah di desa ini memiliki potensi yang besar jika dilihat dari segi sumberdaya alamnya yang sebagian besar masih berupa lahan pertanian. Kegiatan pertanian sangat potensial untuk dikembangkan, terutama pertanian tanaman padi dan palawija. Kegiatan di sektor peternakan terlihat dari beberapa usaha ternak yang dimiliki oleh setiap warga di rumahnya masing-masing. Komoditas peternakan yang telah dikembangkan secara komersial di wilayah desa ialah penggemukan kambing dan usaha peternakan ayam berkapasitas ayam potong yang dimiliki oleh warga masyarakat. Kegiatan di sektor industri terlihat dari telah terdapatnya beberapa home industry komersial yaitu pembuatan miniatur aeromodelling, pembuatan pupuk organik bokasi, dan industri makanan seperti dodol, keripik tempe, talas dan pisang. Usaha-usaha tersebut dapat memberikan manfaat bagi masyarakat desa dalam meyerap tenaga kerja. Di sektor perikanan belum cukup berkembang, hal ini terlihat dari kurang optimalnya pemanfaatan dari keberadaan danau atau situ seperti Situ Burung yang ada di desa ini untuk budidaya perikanan air tawar. Usaha pada sektor jasa yang telah dilakukan warga di Desa Cikarawang adalah jahit-menjahit, wartel, mobil angkutan, ojeg, penggilingan gabah dan pengolahan tanah pertanian, yaitu melalui penyewaan kerbau atau traktor tangan. Pada sektor perdagangan, di daerah ini beberapa warga telah menjadi pengumpul hasil pertanian yaitu ubi jalar dan ubi kayu untuk dijual di Pasar Induk Kramatjati, dan industri pengolahan pangan. Sebagian warga ada yang menjadi pedagang 51

3 sayur-mayur, kacang-kacangan, bakso, mie ayam, maupun produk-produk lain serta ada yang membuka warung di rumahnya. Di desa ini juga terdapat lembagalembaga masyarakat seperti kelompok PKK, pramuka gudep, kelompok tani, karang taruna, kelompok remaja mesjid, majelis ta lim, Kader Pembangunan Desa (KPD), dan lain sebagainya. Lahan pertanian di Desa Cikarawang terutama digunakan untuk sawah dan ladang, yaitu seluas 194,572 hektar, dengan luas lahan sawah 155,620 hektar. Sebagian besar tanah pertanian yang dikelola warga merupakan milik sendiri. Dari hasil sawah dan ladang inilah masyarakat desa dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sistem pola tanam yang dilakukan oleh petani Dusun I dan II adalah dengan menggunakan sistem bergilir antara padi dan palawija. Berbeda dengan sistem pola tanam yang dilakukan petani Dusun III yang hanya menanam padi saja. Hal ini berkaitan dengan sistem irigasi yang terdapat di desa. Kurangnya air dan harus ada pembagian alokasi air dengan sistem bergilir menyebabkan Dusun I dan Dusun II melakukan penanaman padi hanya satu kali dalam setahun sedangkan Dusun III air selalu melimpah, hal ini menyebabkan struktur tanahnya menjadi basah sehingga hanya cocok untuk ditanami padi. Oleh karena itu, pada Dusun III penanaman padi dapat dilakukan tiga kali dalam setahun. Potensi pertanian yang sangat dominan di Desa Cikarawang ini menumbuhkan keinginan masyarakat untuk membentuk kelompok tani agar terciptanya wadah untuk berkumpul, bekerjasama dan membentuk suatu kesatuan yang memiliki kesamaan identitas, atribut, sistem norma dan peraturan-peraturan berkelompok guna mengatur pola-pola interaksi antar anggota kelompok dan mencapai tujuan bersama. Kelompok tani yang sudah terdaftar di kantor 52

4 Kecamatan Dramaga berjumlah empat kelompok, yakni Kelompok Tani Hurip, Mekar, Setia dan Subur Jaya. Kelompok Tani Hurip merupakan kelompok tani yang berdiri paling awal dibandingkan kelompok tani lainnya Kelompok Tani Hurip Kelompok Tani Hurip (KTH) telah diakui keberadaannya dan telah terdaftar di Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor. Kelompok ini merupakan salah satu kelompok tani yang berada di Desa Cikarawang dan telah berdiri sejak tahun Jumlah anggota kelompok tani sekarang mencapai 60 orang. Sekretariat Kelompok Tani Hurip (KTH) beralamat di Kampung Carangpulang Bubulak Rt Rw 03 No. 43, Dusun II, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pembentukan kelompok tani berasal dari keinginan para petani untuk saling bekerjasama dalam memajukan sektor pertanian desa. Selain telah diakui keberadaanya, Kelompok Tani Hurip (KTH) ini sudah dipercaya untuk mengelola traktor tangan dan sering mendapat bantuan dari pemerintah melalui UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas), seperti pemberian bibit padi, pohon jati, pupuk (urea, NPK) dan bibit kacang. Adanya keinginan memajukan kelompok tani, menimbulkan kesadaran anggota untuk membenahi dan membangun sistem kerja kelompok tani serta perencanaan usaha untuk meningkatkan pendapatan kelompok. Hal ini ditandai dengan dibentuknya struktur organisasi lengkap disertai dengan seksi-seksi dan pembagian kerja yang jelas. Struktur organisasi Kelompok Tani Hurip terdiri dari 11 orang yang menjabat sebagai pengurus seperti ketua, sekretaris, bendahara, seksi kelompok wanita tani, seksi pengairan/p3a, seksi humas, seksi usaha yang terdiri dari usaha 53

5 hasil bumi dan rencana usaha yang memiliki kemungkinan untuk dijalankan seperti penggilingan dan tepung ubi jalar, seksi pertanian dan seksi kehutanan serta dua orang penasehat. Sumber : Kelompok Tani Hurip Gambar 2. Kelompok Tani Hurip Keberadaan Kelompok Tani Hurip ini sering juga dijadikan sebagai tempat pembelajaran bagi mahasiswa-mahasiswi Institut Pertanian Bogor ketika ingin mengadakan kegiatan, baik yang bersifat akademik maupun non akademik. Kegiatan akademiknya berupa kegiatan praktikum dari mata kuliah yang berhubungan dengan kelembagaan dan usaha tani serta kegiatan penelitian untuk memperoleh data yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa yang bersangkutan, termasuk penulis. Sedangkan untuk kegiatan non akademik, kegiatan yang dilakukan berupa kegiatan yang berhubungan dengan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan lomba-lomba lain yang berhubungan dengan pertanian. Oleh karena itu, keberadaan Kelompok Tani Hurip sangat mendukung perkembangan pengetahuan, baik secara teori maupun secara praktek di lapangan. 54

6 5.2. Gambaran Umum Usaha Sejarah Berdirinya Usaha Berawal dari kegiatan PT. Akzonobel Car Refinisher Indonesia yang berkunjung ke Desa Cikarawang dengan tujuan memberikan modal pelatihan sebagai program Coorporate Social and Responsibility (CSR) perusahaan tersebut. PT. Akzonobel Car Refinisher Indonesia datang ke kelompok-kelompok tani yang ada di Desa Cikarawang diantaranya, Kelompok Tani Hurip, Kelompok Tani Setia, dan Kelompok Tani Subur Jaya untuk diseleksi kelompok tani mana yang akan memperoleh modal pelatihan. Kegiatan ini juga disambut baik oleh pihak IPB yang berperan sebagai fasilitator dengan program yang dimiliki oleh IPB, yakni Pusat Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (P2SDM). Melihat Kelompok Tani Hurip memiliki struktur organisasi yang lebih lengkap dan solid bila dibandingkan dengan kedua kelompok tani lainnya, maka PT. Akzonobel dan IPB sepakat memilih Kelompok Tani Hurip sebagai penerima modal pelatihan yang akan digunakan untuk memberdayakan sumber daya manusia di Desa Cikarawang. Kelompok Tani Hurip yang dipilih sebagai penerima modal memiliki tiga rencana untuk memanfaatkan modal pelatihan yang diterima, seperti (1) mendirikan penggilingan tepung ubi jalar, (2) mengelola sampah organik sebagai alternatif pupuk, dan (3) mendirikan koperasi masyarakat. Alasan Kelompok Tani Hurip mengajukan tiga rencana ini karena besarnya potensi ubi jalar di desa ini dan seringnya masyarakat desa mengeluh masalah ketersediaan pupuk untuk kebutuhan sawah dan ladang mereka. Limbah hasil pertanian dan peternakan juga sering tidak termanfaatkan dengan baik sehingga menimbulkan masalah sampah 55

7 bagi desa tersebut. Selain itu, banyak petani yang mengeluh akan rendahnya pendapatan dari hasil panen yang mereka terima karena sering menjual kepada orang yang kurang bertanggungjawab sehingga wajar jika kehadiran koperasi masyarakat juga menjadi bagian dari rencana. Melihat ketiga rencana yang diajukan tersebut, PT. Akzonobel lebih tertarik dengan rencana mengelola sampah organik sebagai alternatif pupuk. Hal ini dikarenakan banyaknya masyarakat yang bekerja sebagai petani dan besarnya potensi pertanian di Desa Cikarawang sehingga PT. Akzonobel menilai bahwa kebutuhan akan pupuk pasti besar. Selain itu rencana ini akan mampu menjawab masalah sampah dari limbah-limbah pertanian dan peternakan di desa tersebut. Kelompok Tani Hurip yang ditunjuk sebagai pelaksana akhirnya mendirikan usaha pupuk kompos sebagai realisasi dari rencana yang diajukan sesuai dengan program kerja PT. Akzonobel. Pengusahaan pupuk kompos oleh Kelompok Tani Hurip hingga saat ini belum berkembang secara signifikan karena masih berproduksi secara terbatas sesuai luasan lahan pengomposan yang dimiliki. Padahal permintaan yang terjadi dari masyarakat Desa Cikarawang dan luar desa sangat besar. Dengan kata lain, pengusahaan pupuk kompos ini memiliki potensi pasar yang besar Pengadaan Input Pengusahaan pupuk kompos Kelompok Tani Hurip ini menggunakan bahan baku utama yang berasal dari limbah pertanian seperti jerami, arang sekam dan kotoran kambing. Jerami dan arang sekam diperoleh dari sisa panen padi yang dihasilkan para petani anggota Kelompok Tani Hurip. Sama halnya dengan pengadaan input kotoran kambing, usaha ini memperolehnya dari para anggota 56

8 kelompok tani yang memiliki hewan ternak kambing serta masyarakat Desa Cikarawang yang memiliki hewan ternak kambing juga Proses Produksi Pembuatan pupuk organik dapat dilakukan dengan cara tradisional dan dengan teknologi, dimana dengan cara tradisional membutuhkan waktu berbulan- keunggulan, yakni dapat meningkatkan fermentasi bulan karena bahan organik dibiarkan lapuk dengan sendirinya sehingga proses fermentasi berlangsung secara alami. Sedangkan cara pembuatan pupuk organik dengan teknologi pengomposan proses fermentasi dapat dipercepat dengan cara menambahkan bahan lain yang disebut aktivator. Aktivator merupakan bahan bagi bakteri pengurai yang terdiri dari enzim, asam humat bahan, dan mikroorganisme (kultur bakteri). Aktivator pengomposan yang digunakan oleh Kelompok Tani Hurip adalah EM4. Aktivator pengomposan EM4 digunakan oleh Kelompok Tani Hurip dikarenakan EM4 memiliki lim bah organik dan kotoran ternak hingga lingkungan menjadi tidak bau, meningkatkan ketersediaan unsur hara untuk tanaman, serta menekan pertumbuhan mikroorganisme patogen tanah. Proses pembuatan pupuk kompos diproduksi dengan sistem aerob (menggunakan oksigen), dimana mikroba menggunakan oksigen dalam proses dekomposisi bahan organik. Proses dekomposisi dapat juga terjadi tanpa menggunakan oksigen yang disebut proses anaerob. Pengomposan secara anaerob memanfaatkan mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara dalam mendegradasi bahan organik, dimana pada proses ini akan dihasilkan bau yang tidak sedap. 57

9 Kegiatan pengusahaan pupuk kompos ini secara umum meliputi persiapan lokasi pembuatan, pemilihan bahan, pemotongan bahan, penumpukan bahan, pengayaan, pembalikan, pengayakan, dan pengemasan. Metode pembuatannya dilakukan dengan cara penumpukan berlapis-lapis pada ruang terbuka dan ternaungi. Semua tahap kegiatan dilakukan secara manual dengan alat-alat yang tergolong sederhana (sekop, cangkol, golok, ember dsb). Mesin yang digunakan berupa mesin pencacah jerami sehingga bisa lebih efektif dan efesien jika dibandingkan dengan cara manual, yaitu dengan golok. Tenaga kerja yang digunakan berasal dari masyarakat sekitar dibawah bimbingan Kelompok Tani Hurip. 1. Persiapan Bahan dan Lokasi Sebelum memulai proses produksi, bahan-bahan telah dipersiapkan tidak jauh dari tempat pengomposan, gunanya agar mudah dan mempercepat waktu saat ingin melakukan pengolahan. Selain bahan baku juga perlu disiapkan cangkul atau sekop untuk mengaduk dan ember atau alat penyiram untuk menyiram bahan adukan serta karung goni atau plastik yang berongga untuk menutupi tumpukan. Lokasi pengomposan yang digunakan Kelompok Tani Hurip terdiri dari lahan pengomposan ukuran 3x8 m, satu buah gudang berisi rak untuk penyimpanan kompos yang siap dijual serta lahan terbuka (alami) untuk peletakan bahan-bahan baku. Lokasi pengomposan dilengkapi dengan atap dari atap berupa seng asbes untuk menghindari curahan air hujan secara langsung. Lahan pengomposan ini terdiri dari empat petakan atau bedengan yang berdampingan sejajar dengan panjang 3 m, lebar 2 m dan tinggi 30 cm untuk setiap petakannya. Tujuan pembuatan petakan ini adalah untuk menjaga agar tidak tergenang 58

10 sewaktu hujan. Lantai petakan disemen guna memudahkan pengadukan dan pembalikan adonan bahan-bahan tersebut. 2. Pemilihan Bahan Pada pembuatan pupuk kompos terdapat berbagai alternatif bahan baku yang dapat digunakan namun bahan-bahan yang harus dipilih adalah bahan yang memiliki kandungan C/N rasio cukup rendah (20-30 C/N ratio). Hal ini dikarenakan bahan yang memiliki C/N rasio itu mudah melapuk dan terdekomposisi (ideal). Apabila nilai C/N rasio suatu bahan semakin tinggi maka semakin lambat bahan tersebut untuk diubah menjadi kompos. Sebaliknya, jika suatu bahan yang nilai C/N rasio rendah maka akan mempercepat laju pengomposan. Bahan baku yang digunakan oleh Kelompok Tani Hurip dalam usaha pupuk kompos ini adalah bahan-bahan yang berasal dari limbah pertanian seperti jerami, arang sekam, serta kotoran kambing. Hal ini dikarenakan potensi jerami dan kotoran kambing yang cukup besar di Desa Cikarawang sehingga berpeluang untuk dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos. Meskipun kandungan C/N rasio pada jerami cukup besar (80 C/N rasio), Kelompok Tani Hurip mengatasinya dengan mencampur bahan lain yang memiliki nilai C/N rasio-nya rendah agar dapat mempersingkat laju pengomposan. Bahan yang dimaksud adalah kotoran kambing yang memiliki nilai C/N rasio sebesar 20 C/N rasio. Kotoran kambing yang digunakan telah dibersihkan dari sisa-sisa plastik, kaca atau potongan kayu dan benda-benda lain yang sulit melapuk. Apabila pengadaan bahan baku berupa sekam bakar sulit diperoleh, dapat diganti dengan abu gosok yang relatif mudah diperoleh di daerah 59

11 pedesaan. Pemilihan bahan-bahan tersebut mampu menghasilkan pupuk kompos yang bermutu dan berkualitas sehingga nilai jualnya menjadi lebih tinggi. 3. Pemotongan Bahan Dalam pembuatan pupuk kompos, bahan-bahan organik yang digunakan harus dipotong atau dicacah menjadi berukuran kecil dan seragam sehingga proses pengomposan dapat berlangsung dengan cepat. Ukuran potongan ± 5-10 cm. Dengan menggunakan bahan-bahan yang berukuran kecil akan memudahkan mikroba atau bakteri untuk merombak bahan-bahan tersebut sehingga proses fermentasi dapat berlangsung lebih cepat. Oleh karena itu, Kelompok Tani Hurip menggunakan mesin pencacah sebagai alat pemotong jeraminya. 4. Penumpukan Bahan dan Pengolahan Proses pembuatan pupuk kompos oleh Kelompok Tani Hurip dilakukan dengan cara menumpuk bahan-bahan secara berlapis-lapis. Bahan-bahan ditimbun dengan ketinggian tertentu guna memperoleh kondisi suhu adonan yang optimum, yaitu untuk dataran rendah sekitar cm sedangkan untuk dataran menengah hingga tinggi sebaiknya lebih dari 20 cm. Lapisan paling dasar yaitu kotoran sapi yang disebar dan diratakan terlebih dahulu kemudian diatasnya ditaburkan arang sekam dan jerami. Bahan-bahan yang telah ditumpuk disiram perlahan-lahan dengan larutan kultur bakteri (larutan bioaktivator = EM4, air) dan diaduk dengan sekop secara merata. Saat penumpukan bahan, pergerakan udara dalam timbunan harus tetap dipertahankan agar jasad pembusuk atau mikroba mendapat suplai oksigen atau udara yang dibutuhkan untuk hidup (aerob) dan aktivitas pelapukan. Bila tidak tersedia oksigen yang cukup dan tumpukan tidak menghasilkan suhu yang ideal, 60

12 maka pelapukan atau fermentasi akan gagal dan terjadi pembusukan yang tidak diharapkan oleh bakteri-bakteri anaerob. Sumber : Kelompok Tani Hurip 2011 Gambar 3. Penumpukan Bahan Kompos 5. Pengayaan Proses pengayaan disini maksudnya sebagai penambahan bahan lain misalnya, bahan yang mengandung hara dan nutrisi lebih banyak. Bahan-bahan kompos dapat diperkaya dengan penambahan kapur pertanian, serbuk gergaji, tulang ikan dan sebagainya. Pengayaan yang dilakukan pada pembuatan pupuk kompos yaitu menyiram kembali tumpukan bahan dengan larutan kultur bakteri sekali lagi. Kemudian gundukan adonan ditutup dengan karung goni atau plastik berlubang selama 4-7 hari agar aerasi berjalan lancar. 6. Pembalikan Berulang Adonan bahan-bahan yang telah ditumpuk harus dilakukan pembalikan dan pengadukan setiap dua hari sekali agar suhu tetap terjaga. Sebab, bila suhu terlalu tinggi harus segera diaduk dan dibalik lagi agar terhindar dari kerusakan. Suhu optimum berada pada kisaran C. Gundukan yang telah mencapai suhu normal ditutup kembali dengan karung goni. Selain itu, kandungan air diusahakan 61

13 mencapai 30 persen dengan parameter jika dikepal dengan tangan air tidak keluar dari adonan dan jika dilepas akan megar. 7. Pengayakan Setelah terfermentasi selama 4-7 hari, adonan kompos siap dikemas dan digunakan sebagai pupuk organik. Hal ini ditandai dengan menurunnya suhu dari gundukan adonan. Bila belum siap dikemas dalam waktu yang cukup lama, sebaiknya kompos tetap dijaga kelembabannya supaya proses fermentasi menjadi sempurna dan kompos tidak terlihat kering (lembab). Ciri-ciri dari bahan-bahan yang sudah menjadi kompos yaitu warna berubah mendekati kehitaman dan teksturnya remah (mudah diayak). Untuk memperoleh kualitas pupuk kompos yang lebih baik, pupuk kompos yang siap kemas sebaiknya diayak terlebih dahulu sehingga butiran pupuk kompos menjadi halus dan merata. Hal ini dilakukan mengingat tujuan akhir produk adalah menjadi barang komersil yang akan dijual ke pasaran sehingga kualitas produk menjadi suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Pengayakan dilakukan oleh Kelompok Tani Hurip dengan menggunakan alat pengayak yang berupa saringan kawat. Sumber : Kelompok Tani Hurip 2011 Gambar 4. Pupuk Kompos Hasil Ayakan 62

14 8. Pengemasan Pengemasan dilakukan agar kadar air atau kelembaban pupuk kompos tetap terjaga dan tidak mudah kering. Oleh karena itu pupuk kompos ini memiliki ketahanan yang cukup kuat untuk penggunaan dan penyimpanan dalam jangka panjang. Pupuk kompos yang dihasilkan Kelompok Tani Hurip dikemas dengan plastik berlabel. Sumber : Kelompok Tani Hurip 2011 Gambar 5. Pengemasan Pupuk Kompos Pemasaran Ruang lingkup pemasaran pupuk kompos yang di produksi oleh Kelompok Tani Hurip saat ini hanya terbatas pada pasar internal saja. Hal ini dikarenakan pengusahaan pupuk kompos ini masih dilakukan dengan menggunakan peralatan yang sederhana sehingga memerlukan waktu yang lama dalam proses pembuatannya, serta skala usaha yang masih kecil sehingga belum mampu menghasilkan unit produksi dalam jumlah besar. Padahal jika dilihat dari segi konsumen, sangat besar permintaan yang terjadi di pasar sehingga Kelompok Tani Hurip sendiri sering mengalami kehabisan unit produksi. Adapun ruang lingkup pasar internal yang dimaksud mencakup Perumahan Ciomas Permai, Perumahan Ciampea Asri, serta para petani disekitar Desa Cikarawang itu sendiri. 63

15 5.3. Dampak Sosial Ekonomi Usaha Hadirnya usaha pupuk kompos yang didirikan oleh Kelompok Tani Hurip memperoleh tanggapan yang baik dari masyarakat sekitar Desa Cikarawang. Hal ini dikarenakan usaha pupuk kompos ini tidak menimbulkan dampak yang negatif terhadap kondisi masyarakat sekitar usaha yang sebagian besar adalah petani. Jika dilihat dari segi sosial, usaha pupuk kompos ini dapat membuat para petani bebas dari ketergantungannya akan penggunaan pupuk kimia. Hal ini dapat dilihat dari berkurangnya proporsi pemakaian pupuk anorganik karena petani Desa Cikarawang menjadi tahu bagaimana cara membuat pupuk kompos yang berasal dari limbah hasil panen mereka sendiri yaitu jerami. Dengan demikian, petani Desa Cikarawang secara mandiri mampu memenuhi kebutuhannya akan pupuk dan dapat memajukan pertanian organik. Usaha pupuk kompos ini juga banyak melibatkan berbagai pihak (stakeholder), seperti para petani dalam hal budidaya pertanian yang menghasilkan produk sampingan berupa limbah pertanian, para peternak kambing sebagai sumber pengadaan kotoran kambing yang digunakan untuk campuran bahan baku, pengumpul residu tanaman, hingga usaha pembuat pupuk kompos itu sendiri yakni Kelompok Tani Hurip. Dengan demikian, keberadaan usaha pupuk kompos ini secara umum telah membuka kesempatan kerja di berbagai bidang. Dalam pengusahaan pupuk kompos itu sendiri telah membuka kesempatan kerja bagi penduduk sekitar walaupun cakupannya masih sangat kecil yaitu tiga orang tenaga kerja. Sedikitnya penyerapan tenaga kerja pada usaha ini dikarenakan skala usaha yang masih kecil sehingga tenaga kerja yang diperlukan tidak banyak. 64

16 Dilihat dari segi ekonomi, usaha pupuk kompos yang berbasiskan pertanian organik ini telah berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian desa. Hal ini dikarenakan pertanian organik yang sifatnya padat karya memungkinkan tumbuhnya usaha kecil menengah berupa industri pupuk organik skala kecil yang bersumber pada potensi lokal dimana hal tersebut tidak mungkin dilakukan pada pertanian anorganik yang membutuhkan modal besar baik finansial maupun teknologi. Para petani dan masyarakat Desa cikarawang dapat memanfaatkan limbah pertanian dan peternakannya sebagai sumber bahan baku pembuatan pupuk kompos dimana harga yang diterima si pemilik limbah sebesar Rp 150,00 per kg untuk jerami dan Rp 500,00 per kg untuk kotoran kambing. Dengan demikian, adanya usaha pupuk kompos ini telah memberi kontribusi bagi pertumbuhan perekonomian Desa Cikarawang dan mempererat ikatan sosial yang saling menguntungkan. 65

17 BAHAN PADAT BAHAN CAIR Jerami Arang Kotoran Sekam Kambing Air EM4 Bahan Baku Larutan Fermentor Adonan dengan kadar air 30 % Proses Fermentasi Suhu C Kompos Packaging Sumber : Kelompok Tani Hurip 2011 Gambar 6. Alur Pembuatan Pupuk Kompos SELARAS 66

V. GAMBARAN UMUM USAHA

V. GAMBARAN UMUM USAHA V. GAMBARAN UMUM USAHA 5.1. Gambaran Umum Wilayah 5.1.1. Kondisi Fisik Desa Ciburuy Pelaksanaan unit usaha pupuk organik Koperasi Lisung Kiwari terletak di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA 27 BAB IV GAMBARAN UMUM DESA 4.1 Desa Cikarawang 4.1.1 Kondisi Demografis Desa Cikarawang merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan terdiri dari 7 RW. Sebelah

Lebih terperinci

CARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO

CARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO CARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO Kompos merupakan pupuk yang dibuat dari sisa-sisa mahluk hidup baik hewan maupun tumbuhan yang dibusukkan oleh organisme pengurai.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian daripada sejarah pertanian. Penggunaan pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak permulaan manusia mengenal bercocok

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

Kompos Cacing Tanah (CASTING) Kompos Cacing Tanah (CASTING) Oleh : Warsana, SP.M.Si Ada kecenderungan, selama ini petani hanya bergantung pada pupuk anorganik atau pupuk kimia untuk mendukung usahataninya. Ketergantungan ini disebabkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20. PENDAHULUAN Selama ini para petani telah banyak memanfaatkan bahan organik sebagai pupuk di lahan pertanian, karena bahan tersebut merupakan bahan yang cepat melapuk. Salah satu contoh bahan organik yang

Lebih terperinci

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN PENDAHULUAN Tanah yang terlalu sering di gunakan dalam jangka waktu yang panjang dapat mengakibatkan persediaan unsur hara di dalamnya semakin berkurang, oleh karena itu pemupukan merupakan suatu keharusan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA PENDAHULUAN Petani pakai pupuk kimia Tekstur & struktur tanah ( sulit diolah & asam) Mobilisasi unsur hara Suplai

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pupuk Bokasi adalah pupuk kompos yang diberi aktivator. Aktivator yang digunakan adalah Effective Microorganism 4. EM 4 yang dikembangkan Indonesia pada umumnya

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PRODUKSI KOMPOS

LAPORAN AKHIR PRODUKSI KOMPOS KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAS DAN PERHUTANAN SOSIAL DIREKTORAT BINA PERBENIHAN TANAMAN HUTAN LAPORAN AKHIR PRODUKSI KOMPOS RUMPIN SEED SOURCES AND NURSERY CENTER JAKARTA,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara jumlah sampah yang dihasilkan dengan sampah yang diolah tidak seimbang. Sampah merupakan

Lebih terperinci

KKN ITATS Tahun Kegiatan Pelatihan Pembuatan Kompos. Disiapkan oleh Taty Alfiah, ST.MT

KKN ITATS Tahun Kegiatan Pelatihan Pembuatan Kompos. Disiapkan oleh Taty Alfiah, ST.MT KKN ITATS Tahun 2010 Kegiatan Pelatihan Pembuatan Kompos Disiapkan oleh Taty Alfiah, ST.MT Lokasi pelatihan pembuatan kompos Tempat / Kelurahan Dusun Kelompok Bulurejo Kacangan VII Munggu Gianti Gianti

Lebih terperinci

TEKNIK PEMBUATAN pupuk BOKASHI

TEKNIK PEMBUATAN pupuk BOKASHI TEKNIK PEMBUATAN pupuk BOKASHI TEKNIK PEMBUATAN pupuk BOKASHI Teknik Pembuatan Pupuk Bokashi @ 2012 Penyusun: Ujang S. Irawan, Senior Staff Operation Wallacea Trust (OWT) Editor: Fransiskus Harum, Consultant

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian telah berlangsung selama empat bulan mulai bulan Oktober 2013 sampai Februari 2014, dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan yang kotor merupakan akibat perbuatan negatif yang harus ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN

PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN Oleh: Siti Marwati Jurusan Penidikan Kimia FMIPA UNY siti_marwati@uny.ac.id Pendahuluan Disadari atau tidak,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. keadaan penduduk, keadaan sarana dan prasana, keadaan pertanian, dan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. keadaan penduduk, keadaan sarana dan prasana, keadaan pertanian, dan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran umum lokasi penelitian bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan lokasi penelitan berdasarkan pada keadaan topografi dan geografi, keadaan penduduk,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang Desa Cikarawang merupakan salah satu desa yang yang berada dalam wilayah administrasi Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Jawa Barat.

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH PETERNAKAN

PENUNTUN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH PETERNAKAN PENUNTUN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH PETERNAKAN Disusun Oleh: Ir. Nurzainah Ginting, MSc NIP : 010228333 Departemen Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara 2007 Nurzainah Ginting

Lebih terperinci

Dua puluh tahun silam lahan seluas 1 ha itu kering kerontang. Residu

Dua puluh tahun silam lahan seluas 1 ha itu kering kerontang. Residu 1 BUAH Sehatkan Tanah dengan Bokashi Kesuburan tanah meningkat berkat bokashi Dua puluh tahun silam lahan seluas 1 ha itu kering kerontang. Residu fosfat bak lapisan semen nampak jelas bila tanah digali

Lebih terperinci

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut: KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Biofisik 4.1.1 Letak dan Aksesibilitas Berdasarkan buku Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Purwakarta (21) Dinas Kehutanan Purwakarta merupakan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.2 Analisis Situasi Mitra pupuk organik.

BAB I. PENDAHULUAN 1.2 Analisis Situasi Mitra pupuk organik. BAB I. PENDAHULUAN 1.2 Analisis Situasi Mitra Pertanian merupakan sumber pangan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini menyebabkan bidang pertanian harus dapat memacu diri untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011

PUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011 PUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011 TUJUAN PEMBELAJARAN Memahami definisi pupuk kandang, manfaat, sumber bahan baku, proses pembuatan, dan cara aplikasinya Mempelajari

Lebih terperinci

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 Sesi : PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 17 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lokasi persawahan dan rumah kompos Dept. Teknik Sipil dan Lingkungan IPB di Kelurahan Margajaya, Kec. Bogor Barat, Kota Bogor.

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK RUMAH TANGGA DALAM PEMBUATAN PUPUK BOKASHI DI KELURAHAN TUAH KARYA, KECAMATAN TAMPAN, PEKANBARU

PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK RUMAH TANGGA DALAM PEMBUATAN PUPUK BOKASHI DI KELURAHAN TUAH KARYA, KECAMATAN TAMPAN, PEKANBARU PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK RUMAH TANGGA DALAM PEMBUATAN PUPUK BOKASHI DI KELURAHAN TUAH KARYA, KECAMATAN TAMPAN, PEKANBARU Novia Gesriantuti*, Elsie, Israwati Harahap, Nofripa Herlina, Yeeri Badrun Prodi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk

I. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan usaha tani yang intensif telah mendorong pemakaian pupuk anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk anorganik yang berlebihan adalah

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

PENERAPAN IPTEKS. Pemanfaatan Limbah Usaha Pemotongan Ayam dan Pertanian Untuk Penyediaan Pupuk Organik Cair dan Produksi Tanaman Organik

PENERAPAN IPTEKS. Pemanfaatan Limbah Usaha Pemotongan Ayam dan Pertanian Untuk Penyediaan Pupuk Organik Cair dan Produksi Tanaman Organik Pemanfaatan Limbah Usaha Pemotongan Ayam dan Pertanian Untuk Penyediaan Pupuk Organik Cair dan Produksi Tanaman Organik Murniaty Simorangkir Ratih Baiduri Idramsa Abstrak Program tanaman organik adalah

Lebih terperinci

DWI SETYO ASTUTI A

DWI SETYO ASTUTI A EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KOMPOS ORGANIK HASIL PENGOMPOSAN DENGAN INOKULAN LIMBAH TOMAT dan EM -4 TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Sebagai Syarat Guna Mencapai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan sapi perah selain menghasilkan air susu juga menghasilkan limbah. Limbah tersebut sebagian besar terdiri atas limbah ternak berupa limbah padat (feses) dan limbah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 34 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Profil Desa Cibunian 4.1.1 Keadaan Alam dan Letak Geografis Desa Cibunian merupakan salah satu desa di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi cukup, nilai ekonomis tinggi serta banyak digunakan baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi cukup, nilai ekonomis tinggi serta banyak digunakan baik untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, karena memiliki kandungan gizi cukup,

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Medan, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Pada ketinggian tempat

Lebih terperinci

BOKASHI (BAHAN ORGANIK KAYA AKAN SUMBER HAYATI)

BOKASHI (BAHAN ORGANIK KAYA AKAN SUMBER HAYATI) 1 BOKASHI (BAHAN ORGANIK KAYA AKAN SUMBER HAYATI) Bokashi adalah pupuk kompos yang dihasilkan dari proses fermentasi atau peragian bahan organik dengan teknologi EM4 (Effective Microorganisms 4). Keunggulan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH 5.1. Sejarah dan Perkembangan P4S Nusa Indah Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Nusa Indah adalah sebuah pusat pelatihan usaha jamur tiram dan tanaman hias

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Kondisi Geografis Kecamatan Cigombong Kecamatan Cigombong adalah salah satu daerah di wilayah Kabupaten Bogor yang berjarak 30 km dari Ibu Kota Kabupaten, 120 km

Lebih terperinci

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair Pupuk Organik Unsur hara merupakan salah satu faktor yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Penggunaan pupuk sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung Oleh Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP. A. Latar Belakang Budidaya jamur merang di dalam kumbung merupakan teknik budidaya jamur yang dilakukan secara modern dengan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metoda

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metoda 18 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Pembuatan kompos dilakukan di saung plastik yang dibuat di University Farm kebun percobaan Cikabayan (IPB) Dramaga.Analisis fisik, kimia dan pembuatan Soil Conditionerdilakukan

Lebih terperinci

PENGOMPOSAN JERAMI. Edisi Mei 2013 No.3508 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

PENGOMPOSAN JERAMI. Edisi Mei 2013 No.3508 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian PENGOMPOSAN JERAMI Dahulu, pada waktu panen padi menggunakan ani-ani, maka yang dimaksud dengan jerami adalah limbah pertanian mulai dari bagian bawah tanaman padi sampai dengan tangkai malai. Namun saat

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA DKI Jakarta merupakan wilayah terpadat penduduknya di Indonesia dengan kepadatan penduduk mencapai 13,7 ribu/km2 pada tahun

Lebih terperinci

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao PENDAHULUAN Pengolahan hasil kakao rakyat, sebagai salah satu sub-sistem agribisnis, perlu diarahkan secara kolektif. Keuntungan penerapan pengolahan secara kolektif adalah kuantum biji kakao mutu tinggi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Hal tersebut menjadi masalah yang perlu diupayakan melalui. terurai menjadi bahan anorganik yang siap diserap oleh tanaman.

I PENDAHULUAN. Hal tersebut menjadi masalah yang perlu diupayakan melalui. terurai menjadi bahan anorganik yang siap diserap oleh tanaman. 1 I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Salah satu limbah peternakan ayam broiler yaitu litter bekas pakai pada masa pemeliharaan yang berupa bahan alas kandang yang sudah tercampur feses dan urine (litter broiler).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hal ini dikarenakan munculnya kesadaran dari masyarakat mengenai pentingnya

I. PENDAHULUAN. hal ini dikarenakan munculnya kesadaran dari masyarakat mengenai pentingnya I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian organik kini mulai menjadi peluang baru dalam usaha pertanian, hal ini dikarenakan munculnya kesadaran dari masyarakat mengenai pentingnya mengonsumsi makanan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. beberapa pasar di Kota Bandar Lampung dan di kebun percobaan Universitas

III. METODE PENELITIAN. beberapa pasar di Kota Bandar Lampung dan di kebun percobaan Universitas 26 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di laboratorium Biokimia Politeknik Universitas Lampung, beberapa pasar di Kota Bandar Lampung dan di kebun percobaan Universitas Lampung.

Lebih terperinci

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG ) PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG ) Antonius Hermawan Permana dan Rizki Satria Hirasmawan Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

PEMBUATAN PUPUK PADAT DAN CAIR DARI SAMPAH ORGANIK

PEMBUATAN PUPUK PADAT DAN CAIR DARI SAMPAH ORGANIK MODUL: PEMBUATAN PUPUK PADAT DAN CAIR DARI SAMPAH ORGANIK I. DESKRIPSI SINGKAT S ampah organik selain dihasilkan dari proses alami juga merupakan hasil dari adanya aktifitas manusia. Seiring dengan peningkatan

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis, dan Iklim Lokasi Penelitian Desa Ciaruten Ilir merupakan desa yang masih berada dalam bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan lingkungan hidup tidak bisa dipisahkan dari sebuah pembangunan. Angka pertumbuhan penduduk dan pembangunan kota yang makin meningkat drastis akan berdampak

Lebih terperinci

Pemanfaatan dan Pengolahan Pupuk Organik Dari Limbah Tanaman Jagung Dan Kulit Coklat

Pemanfaatan dan Pengolahan Pupuk Organik Dari Limbah Tanaman Jagung Dan Kulit Coklat Pemanfaatan dan Pengolahan Pupuk Organik Dari Limbah Tanaman Jagung Dan Kulit Coklat (1 Uswatun Hasanah, 2 Murniaty Simorangkir, 3 Indra Masmur, 4 Sajaratud Dur dan, 5 Elvri Melliaty Sitinjak) Abstrak

Lebih terperinci

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut.

Lebih terperinci

mencintai, melestarikan dan merawat alam untuk kualitas hidup lebih baik Talaud Lestari

mencintai, melestarikan dan merawat alam untuk kualitas hidup lebih baik Talaud Lestari mencintai, melestarikan dan merawat alam untuk kualitas hidup lebih baik Talaud Lestari Didukung oleh: Talaud Lestari Mencintai, melestarikan dan merawat alam untuk kualitas hidup lebih baik harus segera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroberi atau strawberry dalam bahasa Inggris, merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang terpenting di dunia, terutama untuk negara-negara beriklim subtropis.

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu:

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu: 15 METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di lapang pada bulan Februari hingga Desember 2006 di Desa Senyawan, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat (Gambar 3). Analisis

Lebih terperinci

Pembuatan Pupuk Organik. Samijan BPTP Jawa Tengah

Pembuatan Pupuk Organik. Samijan BPTP Jawa Tengah Pembuatan Pupuk Organik Samijan BPTP Jawa Tengah Peranan Pentingnya Pupuk Organik Meningkatkan dan memperbaiki kesuburan fisik, kimia dan biologis tanah Mengurangi pencemaran lingkungan Dapat digunakan

Lebih terperinci

pelalawankab.bps.go.id

pelalawankab.bps.go.id ISBN : 979 484 622 8 No. Publikasi : 25 Katalog BPS : 1101002.1404041 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 12 + iii Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Gambar Kulit : Seksi Integrasi

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015. 21 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015. Tempat yang digunakan yaitu di tempat peneliti di desa Pacing, Kecamatan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. limbah, mulai dari limbah industri makanan hingga industri furnitur yang

BAB I PENDAHULUAN. limbah, mulai dari limbah industri makanan hingga industri furnitur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah bisa dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, pasar, perkantoran, hotel, rumah makan maupun industri. Salah satu kota yang menghasilkan limbah ialah Muntilan. Banyaknya

Lebih terperinci

Pembuatan Kompos Limbah Organik Pertanian dengan Promi

Pembuatan Kompos Limbah Organik Pertanian dengan Promi Pendahuluan Promi adalah formula mikroba unggul yang mengandung mikroba pemacu pertumbuhan tanaman, pelarut hara terikat tanah, pengendali penyakit tanaman, dan dapat menguraikan limbah organik pertanian/perkebunan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi tanah pada lahan pertanian saat sekarang ini untuk mencukupi kebutuhan akan haranya sudah banyak tergantung dengan bahan-bahan kimia, mulai dari pupuk hingga

Lebih terperinci

POLA USAHATANI PADI, UBI JALAR, DAN KATUK UNTUK MENGAKUMULASI MODAL DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI

POLA USAHATANI PADI, UBI JALAR, DAN KATUK UNTUK MENGAKUMULASI MODAL DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI 1 POLA USAHATANI PADI, UBI JALAR, DAN KATUK UNTUK MENGAKUMULASI MODAL DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI (Studi Kasus H. Adul Desa Situ Daun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Ach. Firman

Lebih terperinci

EVALUASI PROSES KOMPOSTING DALAM RANGKA PENINGKATAN PRODUKSI KOMPOS

EVALUASI PROSES KOMPOSTING DALAM RANGKA PENINGKATAN PRODUKSI KOMPOS Makalah EVALUASI PROSES KOMPOSTING DALAM RANGKA PENINGKATAN PRODUKSI KOMPOS STUDI KASUS : UPT PENGOLAHAN SAMPAH DAN LIMBAH KOTA PROBOLINGGO IKA KRISTINA DEWI NRP. 3108 040 701 12/15/2008 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan lima kali

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Penelitian. pengomposan daun jati dan tahap aplikasi hasil pengomposan pada tanaman sawi

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Penelitian. pengomposan daun jati dan tahap aplikasi hasil pengomposan pada tanaman sawi 31 IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Penelitian Penelitian yang telah dilakukan terbagi menjadi dua tahap yaitu tahap pengomposan daun jati dan tahap aplikasi hasil pengomposan pada tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kompos Limbah Pertanian Pengomposan merupakan salah satu metode pengelolaan sampah organik menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos. Pengomposan

Lebih terperinci

Gambar 1. Tata Letak Petak Percobaan

Gambar 1. Tata Letak Petak Percobaan 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian di lapang dilakukan sejak dari bulan Mei sampai dengan Agustus 2009. Lokasi penelitian terletak di kebun percobaan pertanian organik

Lebih terperinci

pelalawankab.bps.go.id

pelalawankab.bps.go.id ISBN : 979 484 615 5 No. Publikasi : 18 Katalog BPS : 1101002.1404020 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 12 + iii Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Gambar Kulit : Seksi Integrasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen melalui beberapa variasi. Untuk lebih jelasnya berikut adalah gambar diagram alir penelitian. Gambar 3.1.

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MELALUI USAHA KOMPOS BOKASHI, BUDIDAYA SAYUR DAN JAMUR MERANG ABSTRAK

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MELALUI USAHA KOMPOS BOKASHI, BUDIDAYA SAYUR DAN JAMUR MERANG ABSTRAK PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MELALUI USAHA KOMPOS BOKASHI, BUDIDAYA SAYUR DAN JAMUR MERANG Mariati, Rosita Sipayung, Riswanti, dan Era Yusraini Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Lebih terperinci

MEMBUAT PUPUK ORGANIK PADAT

MEMBUAT PUPUK ORGANIK PADAT MEMBUAT PUPUK ORGANIK PADAT Oleh : Jamaluddin Al Afgani* A. Latar Belakang Penggunaan pupuk kimia secara intensif oleh petani selama beberapa dekade ini menyebabkan petani sangat tergantung pada pupuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Organik Menurut Permentan No.2/Pert/Hk.060/2/2006, tentang pupuk organik dan pembenah tanah, dikemukakan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya

Lebih terperinci

BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK. menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan plastik kemudian

BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK. menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan plastik kemudian BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK 6.1. Pewadahan Sampah Pewadahan individual Perumahan Cipinang Elok pada umumnya dibagi menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG Usahatani ubi jalar di Desa Cikarawang menurut bentuk dan coraknya tergolong ke dalam usahatani perorangan dimana pengelolaannya dilakukan

Lebih terperinci

Kata kunci: jerami padi, kotoran ayam, pengomposan, kualitas kompos.

Kata kunci: jerami padi, kotoran ayam, pengomposan, kualitas kompos. I Ketut Merta Atmaja. 1211305001. 2017. Pengaruh Perbandingan Komposisi Jerami dan Kotoran Ayam terhadap Kualitas Pupuk Kompos. Dibawah bimbingan Ir. I Wayan Tika, MP sebagai Pembimbing I dan Prof. Ir.

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dimulai pada bulan April 2010 sampai bulan Maret 2011 yang dilakukan di University Farm Cikabayan, Institut Pertanian Bogor untuk kegiatan pengomposan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada saat sekarang ini lahan pertanian semakin berkurang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada saat sekarang ini lahan pertanian semakin berkurang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini lahan pertanian semakin berkurang kesuburannya, hal tersebut dikarenakan penggunaan lahan dan pemakaian pupuk kimia yang terus menerus tanpa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2012 luas perkebunan kakao di

I. PENDAHULUAN. bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2012 luas perkebunan kakao di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman kakao merupakan salah satu komoditas andalan yang berperan penting bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2012 luas perkebunan kakao di Indonesia mencapai 1.774.463

Lebih terperinci

Pembuatan Kompos - - Yogyakarta, 30 Mei 2008

Pembuatan Kompos - - Yogyakarta, 30 Mei 2008 Pembuatan Kompos Yogyakarta, 30 Mei 2008 Drs. Iqmal Tahir, M.Si Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Sekip Utara Yogyakarta 55281 - - - Bahan baku Pada dasarnya bahan

Lebih terperinci

Created by. Lisa Marianah (Widyaiswara Pertama, BPP Jambi) PEMBUATAN PUPUK BOKASHI MENGGUNAKAN JAMUR Trichoderma sp. SEBAGAI DEKOMPOSER

Created by. Lisa Marianah (Widyaiswara Pertama, BPP Jambi) PEMBUATAN PUPUK BOKASHI MENGGUNAKAN JAMUR Trichoderma sp. SEBAGAI DEKOMPOSER PEMBUATAN PUPUK BOKASHI MENGGUNAKAN JAMUR Trichoderma sp. SEBAGAI DEKOMPOSER A. Latar Belakang Pupuk merupakan bahan tambahan yang diberikan ke tanah untuk tujuan memperkaya atau meningkatkan kondisi kesuburan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran. 1. Kondisi Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran. 1. Kondisi Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran 50 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran 1. Kondisi Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran Dinamika pembangunan masyarakat Desa Negara Saka Kabupaten

Lebih terperinci

TEKNIK PRODUKSI KOMPOS. Bio-TRIBA BT1. (Bahan aktif, Bacillus pantotkenticus dan Trichoderma lactae)

TEKNIK PRODUKSI KOMPOS. Bio-TRIBA BT1. (Bahan aktif, Bacillus pantotkenticus dan Trichoderma lactae) TEKNIK PRODUKSI KOMPOS. Bio-TRIBA BT1 (Bahan aktif, Bacillus pantotkenticus dan Trichoderma lactae) Bio-TRIBA BT1 adalah formula bentuk cair mengandung spora Bacillus pantotkenticus dan Trichoderma lactae,

Lebih terperinci

PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER

PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER Anitarakhmi Handaratri, Yuyun Yuniati Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ma Chung Email: anita.hand@gmail.com, yuyun.yuniati@machung.ac.id

Lebih terperinci

1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Kelompok tani sehamparan

1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Kelompok tani sehamparan 1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Pilih kondisi lahan sawah Anda: O Irigasi O Tadah hujan O Rawa pasang surut Apakah rekomendasi pemupukan yang diperlukan akan digunakan untuk: O lahan sawah individu petani

Lebih terperinci

Temu Lapang Bioindustri Sawit-Sapi

Temu Lapang Bioindustri Sawit-Sapi Temu Lapang Bioindustri Sawit-Sapi Bangkinang-Salah satu kegiatan diseminasi inovasi hasil penelitian dan Pengkajian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Riau adalah kegiatan temu lapang. Pada sabtu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU FERMENTASI DAN PENAMBAHAN AKTIVATOR BMF BIOFAD TERHADAP KUALITAS PUPUK ORGANIK

PENGARUH WAKTU FERMENTASI DAN PENAMBAHAN AKTIVATOR BMF BIOFAD TERHADAP KUALITAS PUPUK ORGANIK PENGARUH WAKTU FERMENTASI DAN PENAMBAHAN AKTIVATOR BMF BIOFAD TERHADAP KUALITAS PUPUK ORGANIK Hargono dan C. Sri Budiyati Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedharto,

Lebih terperinci