BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik
|
|
- Siska Sugiarto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Indonesia merupakan sebuah negara yang sedang berkembang, baik dalam bidang ekonomi dan industri. Sehingga semakin banyak perusahaan yang tertarik untuk membangun pabrik karena kesempatan bersaing yang masih cukup tinggi. Pembangunan sektor industri di Indonesia mengalami peningkatan, salah belakang satunya pada sub sektor industri kimia. Hal ini sangat dibutuhkan karena ketergantungan Indonesia terhadap barang impor dari luar negeri masih sangat besar. Indonesia masih banyak mengimpor bahan baku maupun produk kimia daripada memproduksi sendiri untuk kebutuhan dalam negeri ataupun untuk ekspor ke luar negeri. Dari besarnya impor bahan kimia tersebut mengakibatkan pengeluaran (output ) negara yang semakin besar. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk mencukupi kebutuhan produk industri kimia dalam negeri dan untuk mengurangi ketergantungan barang impor. Misalnya kebutuhan akan Vinyl chloride monomer (VCM). Dalam perkembangannya, VCM diproduksi sebagai produk antara dan digunakan untuk bahan baku pembuatan polimer terutama polivinyl chloride (PVC). PVC memiliki kegunaan yang sangat luas, antara lain sebagai bahan pembentuk bermacam-macam plastik, lapisan pelindung, dan lapisan perekat. Dari kegunaan yang beragam tersebut, tidak heran jika kebutuhan PVC semakin bertambah. Sehingga kebutuhan VCM juga terus meningkat. Menurut data ekpor-impor dari Badan Pusat Statistik Indonesia tahun , jumlah impor VCM selalu mengalami fluktuasi tetapi cenderung naik dari tahun ke tahun tahun 2009 nilai impor 110x 10 3 ton /tahun dan pada tahun 2013 nilai impor sebesar 230 x 10 3 ton /tahun. Maka merupakan suatu kesempatan untuk membangun pabrik tersebut, guna mengurangi impor dan menambah lapangan kerja di Indonesia. Untuk itu, pendirian pabrik diethanolamine ini pada tahun 2017 dapat memenuhi kebutuhan akan VCM dalam negeri. 1
2 1.2 Maksud dan Tujuan Pendirian Pabrik Dengan mempertimbangkan nilai manfaat, nilai jual produk, dan tingkat kebutuhan di dalam negeri, maka pendirian pabrik Vinyl chloride monomer (VCM). di Indonesia bertujuan untuk: a. Mengurangi ketergantungan impor VCM b. Menambah devisa negara c. Memenuhi kebutuhan VCM dalam negeri d. Menciptakan lapangan pekerjaan Dilihat dari segi ekonomi diharapkan dengan adanya pabrik ini dapat membuka lapangan kerja baru yang secara tidak langsung dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. e. Mengembangkan potensi daerah sehingga mendukung pembangunan daerah. f. Mengetahui lebih rinci mengenai proses produksi, alat-alat produksi, tata letak pabrik, utilitas dan analisa ekonomi dari prancangan suatu pabrik kimia khususnya pabrik VCM 1.3 Analisa Pasar dan Perencanaan Kapasitas Produksi Analisa Pasar Kebutuhan vinyl chloride monomer di Indonesia termasuk besar dan diperkirakan akan terus meningkat seiring perkembangan industri hulu dan hilir yang semakin pesat, hal tersebut ditujuntukan pada Tabel 1.1 yang diperoleh dari data produksi, konsumsi, impor dan ekspor dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun Berdasarkan persen pertumbuhan, produksi vinyl chloride monomer di Indonesia tidak mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga harus dilakukan impor vinyl chloride monomer dari beberapa negara lain. Semakin meningkatnya produksi industri hilir yang menggunakan vinyl chloride monomer sebagai bahan baku, daya konsumsi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan serta dalam upaya mengurangi ketergantungan impor, menjadi alasan perlunya didirikan pabrik baru untuk produksi vinyl chloride monomer. Tabel 1.1. Data Impor dan Ekspor Vinyl Chloride Monomer di Indonesia Tahun Ekspor Perkembangan Impor Perkembangan Tahun (10 3 ton) (%) (10 3 ton) (%)
3 , , , , , , , ,16 Rata-rata -21,72 21,71 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) 2014 Perkembangan ekspor Vinyl Chloride Monomer dari tahun ditunjukkan pada Grafik 1.1 di bawah ini. Gambar 1.1. Grafik perkembangan Ekspor VCM tahun Perkembangan Impor Vinyl Chloride Monomer dari tahun ditunjukkan pada Grafik 1.2 di bawah ini 3
4 Gambar 1.2. Grafik perkembangan Impor VCM tahun Pada grafik diatas diperoleh ekspor VCM dari tahun 2009 sampai tahun 2013 mengalami penurunan, sedangkan impor terus mengalami kenaikan. Oleh karena itu kebutuhan impor VCM harus ditekan dengan cara memenuhi kebutuhan tersebut melalui adanya produksi dalam negri. Hal ini menunjukkan adanya peluang bagi produsen untuk pengisian pasar dalam negri menggantikan impor, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk impor dapat ditekan serendah mungkin Perencanaan Kapasitas Produksi Kapasitas produksi harus ditentukan berdasarkan perencanaan yang baik, karena besarnya kapasitas produksi bisa menimbulkan biaya yang cukup besar, ada beberapa pertimbangan yang penting untuk menentukan kapasitas produksi VCM antara lain sebagai berikut : A.Ketersediaan Bahan Baku Bahan baku dari pembuatan vinyl chloride monomer adalah Ethylene Dichloride (EDC) yang diperoleh dari PT Asahimas Chemical dengan kapasitas produksi EDC sebesar ton/tahun yang terletak di kawasan industri Cilegon Banten dan PT Sulfindo Adiusaha dengan kapasitas produksi EDC sebesar ton/tahun yang juga berlokasi di kawasan industri Merak. 4
5 B.Kebutuhan Pasar Lokal Kebutuhan akan bahan kimia di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat, sejalan dengan berkembangnya industri PVC khususnya industri Vinil Chloride Monomer dimana produk ini dapat dipakai sebagai bahan baku industri lain sehingga dengan berdirinya pabrik pembuatan industri Vinil Chloride Monomer ini dapat mendorong pendirian industri lainnya. C. Konsumsi dan Produksi Vinil Chloride Monomer Di Indonesia tepatnya di PT Asahimas Chemical papbrik terbesar yang memproduksi Vinil Chloride Monomer dengan kapasitas ton/tahun, sementara kebutuhan akan Vinil Chloride Monomer dari tahun ke tahun semakin meningkat terutama disektor industri plastik. Pada tabel 1.2 dapat terlihat data kapasitas produksi dari pabrik PVC yang ada di Indonesia. Vinyl chloride monomer merupakan barang setengah jadi yang digunakan sebagai bahan baku utama untuk pabrik PVC. Pabrik-pabrik PVC yang terdapat di Indonesia dapat di lihat pada tabel 1.2 No Tabel 1.2 Pabrik PVC di Indonesia Pabrik PVC Kapasitas Produksi (10 3 ton/tahun) 1 PT Asahimas Chemical 285 PT TPC Indoplastic and 2 Chemical PT Standard Toyo Polymer 87 4 PT Sulfindo Adiusaha 80 5 PT Eastern Polymer 36 Total 588 5
6 Tabel 1.3 Nama-Nama Pabrik Vinil Chloride Monomer di Indonesia No Nama Pabrik Kapasitas (ton/tahun) 1 Asahimas Chemical Sulfindo Adiusaha Jumlah Berdasarkan data-data diatas kebutuhan Vinil Chloride Monomer di Indonesia adalah sebagai berikut Tabel 1.4 Data kebutuhan Vinil Chloride Monomer di Indonesia No Tahun (x) Impor (10 3 ton /tahun) Kapasitas yang ada di Indonesia (10 3 ton /tahun) Ekspor (10 3 ton /tahun) Kebutuhan VCM di Indonesia (10 3 ton /tahun) (y) Berdasarkan tabel 1.4 maka kebutuhan VCM beberapa tahun mendatang dapat diprediksi. Besar kebutuhan mendatang dapat dicari dengan menggunakan metode Least Square : y = a + b (x x ) Dimana : b = ( x x) ( y y) ( x x) 2 x = x ( x) ( y y) y x n y ( x x) 2 = ( x) 2 x n 2 6
7 Keterangan : x= tahun ke y = kebutuhan VCM x = rata-rata x y = rata-rata y n = jumlah data yang diobservasi Berikut adalah perhitungan kapasitas produksinya: Tabel 1.5 Perhitungan persamaan kebutuhan Vinil Chloride Monomer di Indonesia No. x y x 2 y 2 xy , , 544, , , 1.088, , , 1.791, , , 2.648, , , 3.535, Σ , , , x ,00 y 5 610,80 a = 610,80 15* b 5 2 (15) ,4 Maka, y = 610,80 +44,4 (x - 3) = 44,4x+477,6 Dari perhitungan dengan persamaan Least Square diatas diperoleh persamaan : 7
8 y = 44,4x + 477,6 Misal x = 6 ; Maka y = 44,4 (6) + 477,6= 744 x 10 3 ton /tahun Sehingga proyeksi kebutuhan Vinil Chloride Monomer di Indonesia pada tahun tercantum pada tabel berikut: Tabel 1.6 Proyeksi kebutuhan Vinil Chloride Monomer di Indonesia Tahun (x) Proyeksi Kebutuhan VCM di Indonesia (10 3 ton/tahun) (y) , , , , , ,00 Berdasarkan data proyeksi Kebutuhan Vinil Chloride Monomer pada tahun 2016 yaitu sebesar 832,8 x10 3 ton /tahun sedangkan total kapasitas yang sudah ada saat ini sebesar 500 x 10 3 ton /tahun maka kekurangan suplay sebesar 332,8 x 10 3 ton /tahun. Dengan pendirian pabrik sebesar ton /tahun (sama dengan kapasitas minimum pabrik yang sudah ada sekarang ) diharapkan dapat memenuhi ± 30% dari kekurangan tersebut. 1.4 Pemilihan Lokasi Pabrik Secara geografis penentuan lokasi pabrik sangat menentukan kemajuan pabrik tersebut pada saat produksi dan di massa yang akan datang. Dengan penentuan lokasi pabrik yang tepat akan menghasilkan biaya produksi dan distribusi yang minimal sehingga pabrik tersebut dapat berjalan efisien dan ekonomis serta menguntungkan. Disamping pertimbang teknis dan ekonomis diperlukan pula petimbangan sosiologis, yaitu pertimbangan dalam mempelajari sifat dan sikap masyarakat di 8
9 sekitar daerah yang dipilih sebagai lokasi pabrik, sehingga jika ada hambatan sosiologis yang timbul dari luar dapat diperhitungkan sebelumnya. Berdasarkan beberapa pertimbangan di atas maka direncanakan pendirian pabrik pembuatan Vinyl Chloride Monomer (VCM) berlokasi di daerah Cilegon, Banten. Alasan pemilihan daerah ini sebagai lokasi disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut : 1. Ketersediaan Bahan Baku Utama Karena VCM bersifat weight loss, oleh karena itu kriteria lokasi pendirian pabrik di titik beratkan pada kemudahan dalam mendapatkan bahan baku. Dengan pertimbangan tersebut maka Cilegon merupakan kawasan yang dekat dengan sumber bahan baku EDC yang diperoleh dari PT Asahimas Chemical dan PT Sufindo Adiusaha yang masih berada di daerah Cilegon Banten. 2. Keadaan Iklim Lokasi rencana pabrik merupakan daerah yang stabil, baik ditinjau dari meteorologi maupun geografisnya dengan temperatur rata-rata 30 o C. Bencana alam dan gangguan lain yang berarti belum pernah terjadi di daerah tersebut, sehingga diperkirakan operasi pabrik akan berjalan dengan lancar. 3. Persediaan Utilitas Penggunaan air pada industri sangatlah banyak jumlahnya. Oleh karena itu, sebagai alternatif sumur atau mata air dapat dipakai sebagai supply. Namun karena jumlah air dari sumur atau mata air sangat terbatas, maka pabrik dapat membeli air dari perusahaan air bersih setempat. Untuk mengatasi pengaruh musim, maka reservoir harus dipasang. Begitupun juga bahan bakar dan listrik dipakai dalam jumlah besar dalam prosesproses kimia, maka guna menekan biaya operasi, lokasi pabrik haruslah dekat dengan sumber bahan bakar dan listrik atau dengan kata lain energi untuk bahan bakar dan listrik haruslah selalu tersedia khusus untuk pemakaian listrik. Listrik dapat disuplai dari PLN Suralaya yang letaknya tidak jauh dari pabrik atau pembangkit listrik menggunakan generator. 4. Pemasaran Produk 9
10 Untuk pemasaran produk, perlu diperhatikan letak pabrik dengan pasar yang membutuhkan vinyl chloride monomer. Hal ini untuk menekan biaya pendistribusian produk ke lokasi pasar dan waktu pengiriman. Pemilihan lokasi terletak di kawasan industri Cilegon mengingat karena sebagian besar pemasarannya meliputi Pulau Jawa secara umum. Produksi VCM diperlukan untuk bahan baku industri khususnya industri plastik. Daerah Cilegon, Serang, Merak dan Jabotabek sebagai daerah industri merupakan lahan potensial bagi pemasaran produk. 5. Transportasi dan Telekomunikasi Secara transportasi diperlukan untuk mengangkut bahan baku, memasarkan produk dan lain-lain. Oleh karena itu, fasilitas jalan raya, rel kereta api atau pelabuhan, maupun bandara mutlak sangat dibutuhkan. Di sekitar Cilegon banyak terdapat kawasan industri yang telah memiliki sarana transportasi yang memadai, baik itu jalur darat (dekat dengan jalan tol) maupun jalur laut dengan adanya pelabuhan di kawasan Merak yaitu pelabuhan Merak sehingga menjadikan proses pengkapalan dan pemasaran produk menjadi lebih cepat dan efisien. Dan juga adanya jalur kereta api sehingga transportasi bahan baku dan produk lancar. Begitu pula jaringan telekomunikasi seperti jaringan telepon, faximile dan telex sudah tersedia dengan lengkap. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bahan Baku Utama dan Tambahan Pembuatan Vinyl Klorida Monomer (VCM) 10
11 Dalam membuat suatu pabrik, hal utama yang perlu diperhatikan adalah kemudahan dalam mendapatkan bahan baku. Dalam hal ini bahan baku untuk membuat pabrik vinyl klorida monomer sangat mudah di dapatkan. Bahan baku utama pada pembuatan pabrik ini adalah etilen diklorida dan asam klorida yang sudah banyak diproduksi di dalam negeri Etilen Diklorida Senyawa Etilen diklorida atau dengan nama IUPAC 1,2-dikhloroetana (DCE) adalah senyawa hidrokarbon diklorinasi yabg biasa digunakan untuk memproduksi vinyl chloride monomer (VCM) dan bahan utama untuk produksi Polivinyl Klorida (PVC). Pada 1794, Jan Rudolph Deiman, pedagang Adriaan van Paets Troostwijk, kimiawan Anthoni Lauwerenburg, dan ahli botani Nicolaas Bondt, di bawah nama Gezelschap der Hollandsche Scheikundigen (Masyarakat Belanda Kimiawan), adalah yang pertama untuk memproduksi 1,2-dikhloroetana dari gas dan gas klorin. A. Sifat-sifat Fisika Bentuk fisik : Cairan tidak berwarna Berat molekul : g mol -1 Densitas : 1,253 g / cm 3, Titik lebur : -35 C (-31 F, 238 K) Titik didih : 84 C (183 F, 357 K) Kelarutan : 0,87 g/100 ml (20 C) B. Sifat-sifat Kimia Reaksi dengan Etilen diklorida kemudian di- cracking (dipanaskan tanpa paparan oksigen) untuk menghasilkan vinil klorida (CH 2 =CHCl) dan asam klorida (HCl) CH 2 Cl-CH 2 Cl CH 2 =CHCl + HCl Reaksi cracking 1,2-dichloroethane dapat dikerjakan dalam fase cair dehydrochlorination atas 1,2-dichloroethane chlorine yang 11
12 akan hilang sebagai garam ketika 1,2-dichloroethane ditreatmen dengan larutan alkali. CH 2 Cl-CH 2 Cl + NaOH ===> CH 2 =CHCl + NaCl + H 2 O Asam Klorida Asam klorida pertama kali ditemukan sekitar tahun 800 sesudah masehi oleh ahli kimia Jabir bin Hayyan (Geber) dengan mencampurkan natrium klorida dengan asam sulfat ( vitriol ). Jabir menemukan banyak senyawa-senyawa kimia penting lainnya, dan mencatat penemuannya ke dalam lebih dari dua puluh buku. Penemuan Jabir atas air raja yang dapat melarutkan emas mengandung asam klorida dan asam nitrat. Pada Abad Pertengahan, asam klorida dikenal oleh ahli kimia Eropa sebagai spirits of salt atau acidum salis (asam garam). Istilah asam garam ini pun masih digunakan di beberapa bahasa dunia, misalnya dalam bahasa Jerman Salzsäure, bahasa Belanda Zoutzuur, bahasa Mandarin (yansuan), dan bahasa Jepang (ensan). Gas HCl disebut sebagai udara asam laut. Produksi asam klorida secara signifikan dicatat oleh Basilius Valentinus pada abad ke- 15. Pada abad ke-17, Johann Rudolf Glauber dari Karlstadt am Main, Jerman menggunakan natrium klorida dan asam sulfat untuk membuat natrium sulfat melalui proses Mannheim. Proses ini akan melepaskan gas hidrogen klorida sebagai produk sampingannya. Joseph Priestley dari Leeds berhasil menghasilkan hidrogen klorida murni pada tahun 1772, dan pada tahun 1818, Humphry Davy dari Penzance, Inggris, membuktikan bahwa komposisi kimia zat tersebut terdiri dari hidrogen dan klorin ] Jabir bin Hayyan dalam gambar abad pertengahan. A. Sifat-sifat fisika Bentuk fisik : Cairan Warna : Tak berwarna Bau : berbau tajam Berat atom : 36,45 gr/mol Massa jenis : 3,21 gr/cm 3 Titik leleh : C Energi ionisasi : 1250 Kj/mol 12
13 Kalor jenis : 0,115 kal/gr 0 C B.Sifat-sifat kimia Dapat larut dalam alkali hidroksida, kloroform dan eter HCl + NaOH NaCl + H 2 O Merupakan oksidator kuat Hidrogen klorida (HCl) adalah asam monoprotik, yang berarti bahwa ia dapat berdisosiasi melepaskan satu H + hanya sekali. Dalam larutan asam klorida, H + ini bergabung dengan molekul air membentuk ion hidronium, H 3 O +. HCl + H 2 O H 3 O + + Cl 2.2. Vinyl Klorida Monomer (VCM) Vinyl chloride adalah senyawa organochloride dengan rumus H 2 C=CHCl yang juga disebut vinyl chloride monomer (VCM atau kloroetana). Senyawa ini tak berwarna dan merupakan senyawa kimia penting dalam industry terutama digunakan untuk menghasilkan polymer poly vinyl chloride (PVC). Kira-kira 13 juta ton diproduksi setiap tahun. VCM masuk dua puluh bahan petrokimia terbesar produksi dunia. China adalah pembuat terbesar dan juga pemakai terbesar dari VCM. Vinyl chloride adalah gas dengan bau manis, sangat beracun, mudah terbakar, dan karsinogenik. Vinil klorida yang dilepaskan oleh industri atau dibentuk oleh kerusakan bahan kimia yang terklorinasi bisa masuk ke udara dan pasokan air minum. Vinyl chloride adalah kontaminan yang umum ditemukan di dekat tempat pembuangan sampah. Pada massa lalu VCM digunakan sebagai refrigeran. Pentingnya vinil klorida hasil dari meluasnya penggunaan poli (vinil klorida), salah satu polimer yang paling penting. Sintesis pertama dari vinil klorida pada tahun ketika V.Rernault memperolehnya dengan dehydrochlorinating 1,2-dikhloroetana dengan kalium beralkohol. Pada tahun 1902, diperoleh oleh Bilitz dengan thermal cracking dari senyawa yang sama. Namun, pada saat itu, ilmu dan teknologi polimer belum canggih, sehingga penemuan ini tidak mengakibatkan konsekuensi industri atau komersial. Kerja dasar dari F.Klatte atas polimerisasi senyawa vinylic memunculkan produksi industri vinil klorida pada 1930-an. 13
14 Vinyl chloride yang diperoleh oleh F.Klatte pada 1912 melalui hydrochlorination katalitik acetylene. Rute ini hampir secara eksklusif digunakan selama hampir 30 tahun. Karena tingginya kebutuhan energi untuk produksi asetilena, penggantian dengan pengganti yang lebih murah adalah tantangan untuk waktu yang lama. Pada , acetylene dapat digantikan sebagian oleh ethylene, dimana vinil klorida diproduksi oleh klorinasi langsung ke 1,2-dikhloroetana dan berikutnya thermal cracking. Unit produksi pertama yang besar untuk rute ini dilakukan oleh Dow Chemical Co., Monsanto Chemical Co. dan Shell Oil Co. Pergantian lengkap untuk penggunaan eksklusif etilena sebagai bahan baku menjadi mungkin ketika oxychlorination skala besar etilena dengan 1,2- dikhloroetana telah terbukti secara teknis layak (Dow Chemical, ). A.Sifat-sifat fisika Bentuk fisik : Pada kondisi tekanan normal berbentuk gas. Tapi pada kondisi tekanan dibawah normal berbentuk cairan. Warna : Tidak berwarna Berat molekul : 62.5 gr/mol Kelarutan : 0,1 gr/100 ml air pada 25 0 C Density relatif : 0,9 gr/ml Titik lebur : C Titik didih : C Tekanan uap : 346 Kpa pada suhu 25 0 C Bau : bau manis Titik nyala : gas mudah menyala ( Perry, 1984 ) B.Sifat-sifat kimia Dapat membentuk polivinil klorida (PVC) Oksidator kuat dengan Tembaga dan Alumunium Dapat bereaksi dengan besi dan baja pada keadaan lembab 2.3. Proses Pembuatan Vinil Klorida Monomer (VCM) 14
15 Reaksi Acetylene dengan Hydrogen Chloride (HCl) Menurut Nexant s ChemSystem Process Evaluation/ Research Planning (2007), metode pembuatan VCM dengan mereaksikan acetylene dengan HCl merupakan metode yang pertama kali digunakan dalam memproduksi vinyl chloride monomer (VCM). Metode ini dilakukan dengan mereaksikan acetylene yang berada pada fasa uapnya dengan HCl. Reaksi ini berjalan dengan bantuan mercury chloride (HgCl 2 ) dan karbon aktif sebagai katalis. Karbon aktif yang digunakan sebagai carrier mercury chloride ini dapat diperoleh dari batu bara atau coke petroleum. Pada proses ini, HCl bebas air dihasilkan dari reaksi antara gas H 2 dan gas Cl 2, sedangkan asetilen dikeringkan terlebih dahulu kemudian dilewatkan tumpukan karbon dengan tujuan untuk menghilangkan zat-zat yang dapat merusak katalis seperti sulfida. Acetylene dan HCl dicampur dengan menggunakan mixer untuk kemudian dipanaskan terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam reaktor. Reaksi yang terjadi pada proes ini cukup sederhana dan dinilai cukup efektif karena menghasilkan konversi yang cukup tinggi. Adapun reaksi yang terjadi pada proses ini adalah sebagai berikut : Reaksi di atas merupakan reaksi eksotermis dengan panas reaksi pada 25 0 C dan tekanan 1 atm adalah sebesar Kkal/Kgmol, sehingga panas yang timbul akibat reaksi harus diserap agar reaktor tetap bekerja secara isothermal. Reaksi ini berjalan pada temperature C dan tekanan 1,5 atm sampai 1,6 atm. Pada kondisi operasi tersebut, konversi reaktan adalah sebesar 80-85%. Reaktor yang dipakai pada proses ini adalah fixed bed reactor dengan katalis yang diletakkan di dalam pipa-pipanya Proses Cracking Autothermal Ethane dan OHC Proses ini menggunakan Ethane, Chlorine dan Oksigen sebagai bahan baku. Reaksi yang terjadi: 15
16 H O Cl 2 + HCl H 2 O (Reaksi 1) O HCl Cl 2 + H 2 O (Reaksi 2) 3) Reaksi Overall : Cl 2 H 3 Cl + HCl (Reaksi H O Cl 2 H 3 Cl H 2 O Chlorine terlebih dahulu dipanaskan sampai suhu dibawah 400C, dicampur dengan oksigen yang sebelumnya juga telah dipanaskan. Rasio molar chlorine terhadap ethane adalah 0,4-0,6 : 1 dan rasio oksigen terhadap ethane adalah 0,1-0,4 : 1. Campuran gas panas ini dialirkan ke dalam reaktor pertama yang berupa multi tubular reaktor dan bereaksi dengan ethane yang sebelum masuk reaktor dipanaskan hingga suhu dibawah 600 C. Reaktor beroperasi pada suhu antara 700 C sampai 1000 C dan waktu retensi 0,1 sampai 10 detik. Pada reaktor ini terjadi reaksi seperti pada reaksi 1. Produk reaktor yang bersuhu tinggi ini terdiri dari sejumlah besar ethylen dan HCl serta by-produk seperti air, CO, H 2, H 2,CO 2 dan karbon, diquenching dengan air yang tidak bereaksi dengan produk reaktor. Pada quench tower ini partikel-partikel padat berupa karbon diserap dengan air yang sekaligus menurunkan temperatur produk. Produk keluaran quench tower ini berupa gas yang masih mengandung acethylene dialirkan ke hidrogenator untuk mereaksikan acethylene dengan hidrogen sehingga terbentuk lagi ethylen. H 2 + H 2 Produk keluaran hidrogenator dialirkan ke reaktor OHC untuk mereaksikan ethylen, HCl, dan oksigen yang menghasilkan 1,2- dichloroethane (EDC) dan air seperti terlihat pada reaksi 2. Reaktor ini berupa fixed bed atau fluid bed reaktor dengan katalis cooper chloride dengan temperatur operasi C. Produk reaktor OHC dipurifikasi dan 16
17 hasilnya berupa EDC dialirkan ke tubular furnace untuk dicracking menjadi vinyl chloride monomer (produk akhir) dan HCl seperti terlihat pada reaksi 3. Hasil cracking ini kemudian difurifikasi dan HCl yang terbentuk direcycle kembali ke reaktor OHC. Sedangkan EDC yang tidak bereaksi dikirim kembali ke furnace Proses Kombinasi Ethylene Proses lain dari pembuatan vinyl chloride monomer adalah proses seimbang (balance process). Proses ini merupakan kombinasi antara proses klorinasi langsung dan oxyhydrochlorinasi. Klorinasi langsung merupakan proses yang menghasikan lebih sedikit produk daripada proses oxyhydrochlorinasi serta menghasikan hasil samping HCl dari proses pirolisis. HCl yang dihasilkan dari proses klorinasi langsung dapat digunakan kembali pada proses selanjutnya, yaitu proses oxyhydrochlorinasi. Reaksi dari proses ini adalah : + Cl 2 Cl 2 + 2HCl + ½ O 2 o2 OOooo 2 H½O 4 Cl 2 OO Cl + H 2 O 2 H 3 Cl + 2HCl Reaksi overall : 2 + Cl 2 + ½O 2 2 H 3 Cl + H 2 O Proses Klorinasi Langsung (Cracking Thermal Dichloroethane dari Klorinasi Etilen) Vinyl Chloride Monomer (VCM) dapat juga diproduksi melalui proses cracking etilen diklorida (EDC). Proses klorinasi ethylene ini menggunakan ethylen dan klorin sebagai bahan baku. Proses ini beroperasi pada temperature o C dan tekanan 3-30 atm dengan menggunakan katalis Friedel-Crafts seperti FeCl 3. Proses cracking ini dapat mendekomposisi etilen diklorida (EDC) menjadi vinyl chloride monomer (VCM) dan asam klorida (HCl). 17
18 + Cl 2 Cl 2 Cl 2 Reaksi keseluruhan dari proses ini adalah : + Cl 2 H 3 Cl + HCl H 3 Cl + HCl Proses Oxyhydrochlorinasi Ethylene (OHC) Proses oxychlorinasi ini menggunakan Ethylen, HCl dan O 2 yang diambil langsung dari udara sebagai bahan bakunya. Pada proses ini, Ethylen, HCl dan O 2 direaksikan di dalam Reaktor Fixed Bed pada temperatur 210 o C 300 o C dengan tekanan 1,5 14 atm dengan katalis CuCl 2. Gas gas hasil reaksi di reaktor dipisahkan di separator dan ethylen dichloride yang masih mengandung 1,2 trichloroethane dipisahkan dari H 2 O dengan decanter kemudian dimurnikan di EDC tower. Ethylen dichloride dicracking di furnace untuk mendapatkan Vinyl Chloride monomer. HCl dari hasil pemisahan dengan VCM tower di recycle kembali ke reaktor kemudian VCM dimurnikan untuk mendapatkan produk yang diinginkan. Reaksi proses ini adalah : + ½ O 2 + HCl Cl 2 Cl 2 + H 2 O H 3 Cl + HCl Reaksi keseluruhan dari proses ini adalah : + ½ O 2 + HCl H 3 Cl + H 2 O Cracking Ethylene Dichloride (EDC) Vinyl chloride monomer (VCM) dapat diproduksi melalui proses cracking etilen dikhlorida (EDC). EDC sendiri diperoleh melalui dua metode, yakni direct chlorination (mereaksikan etilen dengan asam klorida) dan metode oxychloronation (mereaksikan etilen, oksigen dan asam khlorida). Proses cracking etilen ini beroperasi pada temperature C dan tekanan bar. Proses cracking ini dapat mendekomposisi etilen 18
19 dikhlorida (EDC) menjadi vinyl chloride monomer (VCM) dan asam klorida (HCl) sesuai dengan reaksi berikut : Reaktor yang digunakan pada proses ini adalah long tubular coil yang berada di dalam furnace. Reaktor ini terdiri dari dua bagian, yaitu pre-heat zone dan reaction zone. Pada pre-heat zone dilakukan penyesuaian suhu hingga mencapai o C dimana reaksi pirolisis dapat berlangsung secara optimum, kemudian pada reaction zone terjadi reaksi pemecahan EDC menjadi VCM. Diameter koil reaktor dirancang sedemikian rupa sehingga kecepatan gas yang mengalir didalamnya berkisar antara m/s dan panjang koil dirancang hingga memungkinkan waktu tinggal selama 5-30 sekon. Pada proses ini ada banyak impurities yang terdeteksi dalam hasil pirolisis, sehingga EDC harus dimurnikan terlebih dahulu sebelum masuk reaktor. Pada proses ini pembentukan coke akan sangat menganggu reaksi. Untuk mencegah terbentuknya coke, suhu reaksi harus dijaga berada di bawah C, namun pada temperatur di bawah C kecepatan reaksi akan rendah, karena reaksi ini merupakan reaksi endotermis. Hal ini dapat diatasi dengan penambahan aditif seperti nitromethane chloroform atau carbon tetrachloride (Dimian and Bildea, 2008) Pemilihan Proses Pembuatan Vinyl Klorida Monomer (VCM) Berdasarkan empat proses komersial yang ada, maka dapat dilihat pada tabel perbandingan proses dari setiap prosesnya sebagai berikut : Proses Reaksi Proses Proses Cracking Proses Acetylene Cracking Kombinasi Ethylene dengan Autothermal Ethylene Dichloride Parameter Hydrogen Ethane dan (EDC) Chloride (HCl) OHC Acetylene dan Ethane, Ethylene, Etilen diklorida Bahan Baku HCl chlorine dan chlorine, HCl, dan asam klorida oksigen O 2 Katalis Merkuri CuCl 2 FeCl 3 dan Digunakan aditif 19
20 Kondisi Operasi Bentuk Reaktor Khlorida (HgCl 2 ) dengan karbon aktif sebagai pembawa Temperatur : C dan Tekanan : 1,5-1,6 atm fixed bed reactor Temperatur : reaktor 1 = C ; reaktor 2 = C Reaktor 1 : multi tubular reaktor reaktor 2 : fixed bed atau fluid CuCl 2 Temperatur : reaktor 1 = C ; reaktor 2 = C fixed bed reactor bed reaktor Konversi 80-85% 60% Yield 96% Kemurnian Produk Alat Utama Hasil Sampingan Hasil Utama Kelebihan fixed bed reactor Reaktor 1 : multi tubular reaktor reaktor 2 : fixed bed atau fluid fixed bed reactor berupa Carbon Tetrachloride Temperatur : C dan tekanan : atm long tubular coil long tubular coil bed reaktor Asam klorida Vinyl Klorida Monomer Reaksi relatif mudah dan Vinyl Klorida Monomer Hasil samping berupa HCl Vinyl Klorida Monomer Hasil samping berupa HCl Vinyl Klorida Monomer Ekonomis, scale up industri sudah 20
21 menghasilkan dapat direcycle dapat ada dan terbukti yield yang kembali direcycle menguntungkan cukup besar, 80 kembali - 85% Pemakaian Bahan baku Biaya proses Banyaknya katalis (HgCl 2 ) sulit dan mahal tinggi impurities yang yang serta biaya dihasilkan pada Kekurangan membahayakan lingkungan dan proses tinggi proses cracking EDC sehingga besarnya perlu unit kebutuhan pemurnian EDC energi proses ini Berdasarkan perbandingan di atas maka dipilih proses cracking EDC karena memiliki banyak kelebihan diantaranya, bahan baku mudah diperoleh, biaya operasi lebih ekonomis serta proses lebih sederhana dibandingkan dengan ketiga proses lainnya. BAB III KONSEPSI PRARANCANGAN 3.1 Deskripsi Proses Pembuatan Vinil Chlorida Monomer Dalam proses pembuatan vinil chlorida monomer ini terdiri dari 3 tahapan yaitu : 21
22 1. Tahap penguapan cairan EDC dengan proses pengrekahan thermal 22
BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Vinyl Chloride Monomer dari Ethylene Dichloride dengan Kapasitas Ton/ Tahun. A.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vinyl chloride monomer (VCM) merupakan senyawa organik dengan rumus molekul C 2 H 3 Cl. Dalam perkembangannya, VCM diproduksi sebagai produk antara dan digunakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah pembangunan industri kimia di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia saat ini sedang berusaha untuk tumbuh dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki negara agar dapat mengurangi ketergantungan terhadap negara lain.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bersama untuk meningkatkan kinerja perekonomian. nasional, sektor industri kimia tetap menjadi salah satu tumpuan dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya bersama untuk meningkatkan kinerja perekonomian nasional, sektor industri kimia tetap menjadi salah satu tumpuan dan harapan. Peluang yang cukup baik dalam
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES. (2007), metode pembuatan VCM dengan mereaksikan acetylene dengan. memproduksi vinyl chloride monomer (VCM). Metode ini dilakukan
II. DESKIPSI POSES A. Jenis - Jenis Proses a) eaksi Acetylene (C2H2) dengan Hydrogen Chloride (HCl) Menurut Nexant s ChemSystem Process Evaluation/ esearch planning (2007), metode pembuatan VCM dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Vinyl Chloride monomer Dengan Proses Pirolisis Ethylene Dichloride Kapasitas 150.
Prarancangan Pabrik Vinyl Chloride monomer Dengan Proses Pirolisis Ethylene Dichloride BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Vinyl chloride monomer (chloroethylene) merupakan salah satu
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Monochlorobenzene dari Benzene dan Chlorine Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era industrialisasi dan perdagangan bebas ini, perlu adanya pengembangan dalam perindustrian di Indonesia. Oleh karena itu, perlu didirikan suatu industri yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Perkloroetilen dari Propana dan Klorin Kapasitas ton/tahun BAB I
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Perkembangan sektor industri di Indonesia, khususnya industri kimia dari tahun ketahun telah mengalami peningkatan baik kualitas maupun kuantitas, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran dengan Proses Kontinyu Kapasitas 25.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan saat ini bidang industri di negara Indonesia mengalami peningkatan salah satunya yaitu industri kimia. Tetapi Indonesia masih banyak mengimpor bahan-bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah produksi asam akrilat berikut esternya. Etil akrilat, jenis ester
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Salah satu industri petrokimia yang berkembang pesat dewasa ini adalah produksi asam akrilat berikut esternya. Etil akrilat, jenis ester akrilat ini ikut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memikirkan potensi industrinya. Pertumbuhan industri di Indonesia semakin
I. PENDAHULUAN Memasuki era globalisasi dan persaingan pasar bebas membuat Indonesia harus memikirkan potensi industrinya. Pertumbuhan industri di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun baik dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kiswari Diah Puspita D
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak dulu manusia di seluruh dunia tidak pernah lepas dari penggunaan sesuatu yang berbahan kimia dalam kehidupan sehari-hari Hal ini harus diperhatikan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amar Ma ruf D
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu bidang yang dapat menunjang perkembangan negara Indonesia adalah bidang industri, terutama industri kimia. Namun industri kimia dalam negeri masih
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Untuk meningkatkan perekonomian di Indonesia, salah satu caranya dengan pembangunan industri kimia. Salah satu bentuk industri kimia yaitu industri
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Kalsium Klorida dari Kalsium Karbonat dan Asam Klorida Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Seiring dengan berkembangnya globalisasi, produk industri setiap negara dapat keluar masuk dengan lebih mudah yang menyebabkan persaingan antar setiap
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Isobutil palmitat dari Asam palmitat dan Isobutanol Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia khususnya industri kimia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Kebutuhan bahan kimia dalam negeri masih banyak didatangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluen dari Toluen dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 55.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Indonesia begitu kaya dengan hasil alam. Potensi ini seharusnya dimanfaatkan dalam proses transformasi Indonesia dari negara agraris menjadi negara
Lebih terperinci1.2 Kapasitas Pabrik Untuk merancang kapasitas produksi pabrik sodium silikat yang direncanakan harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Sampai saat ini situasi perekonomian di Indonesia belum mengalami kemajuan yang berarti akibat krisis yang berkepanjangan, hal ini berdampak pada bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang menggalakkan pembangunan, termasuk di bidang industri. Pertumbuhan industri memiliki prospek untuk meningkatkan devisa
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Asam Asetat dengan Proses Monsanto Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Industri asam asetat di Indonesia merupakan salah satu industri kimia yang memiliki prospek cukup baik. Produk asam asetat ini memiliki pasar yang
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia banyak melakukan pengembangan di segala bidang, salah satunya adalah pembangunan di bidang industri,
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Akrolein dari Propilen dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pertumbuhan industri kimia di Indonesia mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia. Salah satu bahan yang banyak digunakan dalam industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendirian Pabrik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Dalam era industrialisasi, pertumbuhan industri di indonesia terutama industri kima semakin mengalami peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Sampai saat ini situasi perekonomian di Indonesia belum mengalami kemajuan yang berarti akibat krisis yang berkepanjangan, hal ini berdampak pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.
1 Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Dalam era perdagangan bebas, Indonesia dituntut untuk mampu bersaing dengan negara-negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Ethyl Chloride dari Ethylene dan Hydrogen Chloride Kapasitas Ton/Tahun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memasuki era perdagangan bebas, negara Indonesia perlu mengembangkan lagi sektor-sektor yang menunjang untuk perkembangan ekonomi. Salah satu diantaranya adalah
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK ETIL KLORIDA DARI HIDROGEN KLORIDA DAN ETILEN KAPASITAS TON/TAHUN
LAPORAN TUGAS AHKIR PRARANCANGAN PABRIK ETIL KLORIDA DARI HIDROGEN KLORIDA DAN ETILEN KAPASITAS 35.150 TON/TAHUN Oleh : Erwin Luqman Wibowo D 500 040 034 Dosen Pembimbing : Ir. H. Haryanto, AR, MS Hamid
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK DIKLOROBUTANA DARI TETRAHIDROFURAN KAPASITAS TON PER TAHUN
LAPORAN TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK DIKLOROBUTANA DARI TETRAHIDROFURAN KAPASITAS 31.500 TON PER TAHUN Disusun Oleh: DIDIK PURNOMOSIDI D 500 000 047 Dosen Pembimbing : AKIDA MULYANINGTYAS, ST,MSc HAMID
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Asam Asetat dari Metanol dan Karbon Monoksida Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan dunia industri sangat pesat seiring berkembangnya teknologi pada masa kini. Industri kimia merupakan salah satu sektor industri yang berfokus pada bidang
Lebih terperinci<Pra (Rancangan (pabri^ metil'klorida dari <MetanoCdan asam Florida ton/tafiun PENDAHULUAN
Lebih terperinci
Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Perkembangan industri kimia tiap tahunnya mengalami peningkatan yang begitu cepat dan mempunyai dampak terhadap tumbuhnya berbagai industri yang terkait.
Lebih terperinciPerancangan Pabrik Metil klorida Dengan Proses Hidroklorinasi Metanol Kapasitas Ton/tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Perkembangan dan pertumbuhan industri di Indonesia semakin meningkat, tidak terkecuali industri kimia. Dewasa ini, kebutuhan akan produk-produk berbahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik Perekonomian bangsa yang belum stabil, banyak disebabkan oleh. tingginya suhu politik dan keamanan yang belum terjamin. Pada masa sulit seperti ini,
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES
II. DESKRIPSI PROSES A. JENIS-JENIS PROSES Proses pembuatan metil klorida dalam skala industri terbagi dalam dua proses, yaitu : a. Klorinasi Metana (Methane Chlorination) Reaksi klorinasi metana terjadi
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Metilen Klorida dari Metil Klorida dan Klorin Kapasitas Ton/Tahun
BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Metilen klorida adalah salah satu senyawa klorometana dengan gugus molekul CH 2 Cl 2. Senyawa klorometana ini diproduksi dari reaksi klorinasi antara metil klorida (CH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri bahan intermediate (setengah jadi) di Indonesia sedang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Industri bahan intermediate (setengah jadi) di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang pesat, yaitu untuk mencukupi kebutuhan bahan baku industri
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Xylen dari Etil Benzen Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR
BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG Pembangunan di bidang industri kimia di Indonesia semakin pesat perkembangannya. Hal ini dibuktikan dengan didirikannya beberapa pabrik kimia di Indonesia. Kegiatan pengembangan
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Dodekilbenzena dari Dodeken dan Benzena Dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun memiliki dampak yang sangat besar terhadap berbagai aspek dalam kehidupan. Salah satu dampak yang dapat dirasakan adalah
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Perkembangan industri kimia di indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dengan hal itu kebutuhan bahan baku dan bahan penunjang dalam industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Kapasitas Pabrik Dalam pemilihan kapasitas pabrik acetophenone ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yaitu:
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Seiring dengan kemajuan jaman, pembangunan di segala bidang harus semakin diperhatikan. Salah satu jalan untuk meningkatkan taraf hidup bangsa adalah
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR 1. Latar Belakang
BAB I PENGANTAR 1. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan industri di Indonesia terus meningkat, termasuk di dalamnya industri kimia. Perkembangan ini menuntut peningkatan unsur-unsur penunjang industri
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan sector industri menuntut bangsa Indonesia menuju kearah industrialisasi. Sampai saat ini pembangunan
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Karbon Aktif Grade Industri Dari Tempurung Kelapa dengan Kapasitas 4000 ton/tahun BAB I PENGANTAR
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia mengalami peningkatan secara kualitatif maupun kuantitatif, khususnya industri kimia. Hal ini menyebabkan kebutuhan bahan baku dan bahan
Lebih terperinciPrarancangan pabrik sikloheksana dari benzena Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara berkembang sedang menggalakkan pembangunan di bidang industri. Dengan program alih teknologi, perkembangan industri di Indonesia khususnya industri
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES
BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1. Spesifikasi bahan baku 2.1.1.1. Ethylene Dichloride (EDC) a. Rumus Molekul : b. Berat Molekul : 98,96 g/mol c. Wujud : Cair d. Kemurnian
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa
II. DESKRIPSI PROSES A. Macam - Macam Proses Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses sebagai berikut: 1. Proses Calcium Chloride-Sodium Carbonate Double Decomposition
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM NITRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS TON/TAHUN
Laporan Tugas Akhir PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM NITRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS 70.000 TON/TAHUN Disusun Oleh : Nama : RIKI ADI SUWARNO NIM : D.500.00.071 NIRM : 0.6.106.0050.50071
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN
Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampai saat ini situasi perekonomian di Indonesia belum mengalami kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, pemanfaatan sumber daya alam yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya teknologi dan industri di Indonesia, pemerintah berupaya meningkatkan pertumbuhan industri kimia yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dietil eter merupakan salah satu bahan kimia yang sangat dibutuhkan dalam industri dan salah satu anggota senyawa eter yang mempunyai kegunaan yang sangat penting.
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK PROPILEN OKSIDA DARI ISOBUTANA, UDARA DAN PROPILEN KAPASITAS TON/TAHUN
LAPORAN TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK PROPILEN OKSIDA DARI ISOBUTANA, UDARA DAN PROPILEN KAPASITAS 31.500 TON/TAHUN Oleh : Ika Ratna Sari D 500 040 039 Dosen Pembimbing : Akida Mulyaningtyas, S.T., MSc.
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka memasuki pembangunan jangka panjang, pemerintah menitikberatkan pembangunan nasional pada sektor industri. Dengan berbagai kebijakan yang diambil, pemerintah
Lebih terperinciPABRIK VINYL ACETATE DARI ACETYLENE DAN ACETIC ACID DENGAN PROSES VAPOR PHASE PRA RENCANA PABRIK. Oleh : MOHAMAD HAMDAN SULTONIK
PABRIK VINYL ACETATE DARI ACETYLENE DAN ACETIC ACID DENGAN PROSES VAPOR PHASE PRA RENCANA PABRIK Oleh : MOHAMAD HAMDAN SULTONIK 0631010077 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciDari pertimbangan faktor-faktor diatas, maka dipilih daerah Cilegon, Banten sebagai tempat pendirian pabrik Aseton.
BAB I. PENGANTAR Perkembangan industri di Indonesia pada saat ini mengalami peningkatan di segala bidang, terutama industri yang bersifat padat modal dan teknologi Indonesia diharapkan mampu bersaing dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alkena Alkena merupakan hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap dua C=C. Suku alkena yang paling kecil terdiri dari dua atom C, yaitu etena. Jumlah atom H pada gugus
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Isopropanolamin dari Propilen Oksida dan Amonia Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia, khususnya industri kimia mengalami kemajuan yang sangat pesat sehingga kebutuhan bahan baku serta bahan penunjang untuk industri
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat-Sodium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Perkembangan industri kimia yang begitu cepat sangat berdampak terhadap berbagai industri yang terkait. Salah satu industri yang cukup baik untuk dikembangkan
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Kloroform dari Sodium hidroksida, Klorin, dan Aseton dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri kimia senantiasa berkembang seiring dengan kemajuan teknologi untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan manusia. Industri bulk chemical merupakan salah satu sektor
Lebih terperinciEXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA
EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRA RANCANGAN PABRIK VINIL CHLORIDE MONOMER MELALUI PROSES DIRECT CHLORINATION DENGAN KAPASITAS 163.000 TON/TAHUN O l e h : Amelia Maharani Hafsah Fajrin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Di era global seperti sekarang ini, pembangunan disekitar industri mengalami perkembangan yang sangat cepat termasuk didalamnya pembangunan di sub
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asetat Anhidrid dari Aseton dan Asam Asetat Kapasitas Ton/Tahun A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Semakin majunya teknologi membuat perkembangan industri semakin pesat. Terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Perkembangan tersebut terlihat dari semakin
Lebih terperincipembersih sepcrti pembersih Iantai, dan Iain-lain. (Kirk and Othmer, 1977;
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PEN1HRIAN PABRIK Pada dasa warsa terakhir negara Indonesia sedang meningkatkan pembangunan di segala bidang khususnya bidang industri kimia. Metil klorida atau sering
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang
BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai bagian dari negara yang mengikuti perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) harus siap berkembang terutama pada bidang ekonominya untuk menghadapi
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Green Epichlorohydrin (ECH) dengan Bahan Baku Gliserol dari Produk Samping Pabrik Biodiesel Kapasitas 75.
A. LATAR BELAKANG BAB I PENGANTAR Saat ini Asia Tenggara adalah produsen biodiesel terbesar di Asia dengan total produksi 1.455 juta liter per tahun. Hal ini didukung dengan ketersediaan tanaman kelapa,
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK NATRIUM NITRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS TON/TAHUN
PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM NITRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS 60.000 TON/TAHUN Oleh FAJAR SETIA ARIBOWO D. 500. 00. 08 Dosen Pembimbing : 1. Akida Mulyaningtyas, ST, MSc. Rois Fathoni,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Butil Akrilat dari Asam Akrilat dan Butanol Kapasitas Ton per Tahun. Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Perkembangan dunia industri menjadi bagian pembangunan ekonomi jangka panjang yang diarahkan untuk membentuk struktur ekonomi yang lebih kokoh dan
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Etilena dari Propana Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN Etilena merupakan senyawa hidrokarbon dengan rumus kimia C 2 H 4. Senyawa ini memiliki nama IUPAC ethene, dan dikenal juga dengan nama elayl, acetene, bicarburetted hydrogen, olefiant
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang yang saat ini sedang giat melaksanakan perkembangan di berbagai bidang. Diantaranya adalah pembangunan di bidang industri yang salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Gliserol dari Epiklorohidrin dan NaOH Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Pertumbuhan industri kimia di Indonesia saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini terbukti dengan banyaknya pendirian pabrik yang menggunakan
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Linier Alkil Benzena dengan Proses Detal Kapasitas Ton/Tahun Pendahulan BAB I PENDAHULUAN
Prarancangan Pabrik Linier Alkil Benzena dengan Proses Detal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mengakibatkan semakin
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL METAKRILAT DARI ASAM METAKRILAT DAN BUTANOL DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS TON/TAHUN
LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL METAKRILAT DARI ASAM METAKRILAT DAN BUTANOL DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS 20.150 TON/TAHUN Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Trisodium Fosfat dari Asam Fosfat, Sodium Karbonat, dan Sodium Hidroksida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam dan sumber daya manusia yang meningkat saat ini, diharapkan dapat menciptakan pembangunan industri sebagai usaha dalam menciptakan struktur ekonomi
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan Air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Memasuki era globalisasi sektor industri mengalami perkembangan pesat, termasuk didalamnya perkembangan sub sektor industri kimia. Sejalan dengan
Lebih terperinciII. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES
II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES.1 Jenis-jenis bahan baku dan proses Proses pembuatan VAM dapat dibuat dengan dua proses, yaitu proses asetilen dan proses etilen. 1. Proses Dasar Asetilen Reaksi yang terjadi
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES
II. DESKRIPSI PROSES A. Proses Pembuatan Trimetiletilen Secara umum pembuatan trimetiletilen dapat dilakukan dengan 2 proses berdasarkan bahan baku yang digunakan, yaitu pembuatan trimetiletilen dari n-butena
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Allyl Chloride dari Propylene dan Gas Chlor dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia, khususnya industri kimia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Perkembangan yang cukup pesat ini dapat dilihat dari meningkattnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. desinfektan, insektisida, fungisida, solven untuk selulosa, ester, resin karet,
Kapasitas 10.000 ton / tahu BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Metil benzoat merupakan salah satu bahan yang dibutuhkan dalam industri. Kegunaanya antara lain sebagai pelarut cat, zat aditif untuk pestisida,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kimia yang tidak berwarna dan berbau khas, larut dalam air, alkohol, aseton,
Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Asam asetat atau methane carbocyclic atau ethanoic acid adalah suatu senyawa organic dengan rumus molekul CH 3 COOH. Asam asetat
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses
II. DESKRIPSI PROSES A. Macam- Macam Proses Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses sebagai berikut: 1. Proses Calcium Chloride-Sodium Carbonate Double Decomposition
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik
1 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik BAB I PENDAHULUAN Perkembangan industri merupakan bagian dari usaha pengembangan ekonomi masyarakat jangka panjang yang di arahkan untuk menciptakan struktur ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik
KAPASITAS 20.000 TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Sejalan dengan berkembangnya teknologi dan industri di Indonesia, pemerintah beruapaya meningkatkan pertumbuhan industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Etil Klorida dengan Proses Hidroklorinasi Etanol Kapasitas Ton/Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang berkembang di bidang industri. Baik di bidang industri jasa maupun industri pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Perkembangan industri
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Etilen Diamin dari Etilen Diklorid dan Amoniak dengan Kapasitas ton/tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ethylenediamine, atau pada umumnya dikenal sebagai etilen diamin (EDA) adalah senyawa organik dengan rumus kimia C2H8N2. Cairan tak berwarna dan berbau ammonia ini adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vinyl Acetate Monomer (VAM) adalah cairan bening yang tidak dapat larut (immiscible), namun dapat larut secara perlahan dalam air, selain itu VAM merupakan cairan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Senyawa nitrat banyak terdapat di alam dalam bentuk garam-garam nitrat. Asam nitrat (HNO 3 ) diperkirakan berasal dari mineral sodium nitrat (NaNO 3 ). Sejak dahulu,
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas utama yang dikembangkan di Indonesia. Dewasa ini, perkebunan kelapa sawit semakin meluas. Hal ini dikarenakan kelapa sawit dapat meningkatkan
Lebih terperinciPrarancangan pabrik isopropil asetat dari asam asetat dan propilen kapasitas ton / tahun
Prarancangan pabrik isopropil asetat dari asam asetat dan propilen kapasitas 50.000 ton / tahun Oleh : Dhani Priyambodo NIM. I 0502019 Dwi Hantoro NIM. I 0502021 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Magnesium klorida Salah satu kegunaan yang paling penting dari MgCl 2, selain dalam pembuatan logam magnesium, adalah pembuatan semen magnesium oksiklorida, dimana dibuat melalui
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Kaprolaktam dari Asam Benzoat Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan industri di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Mulai dari industri makanan, tekstil, kimia hingga farmasi. Dalam proses produksinya, beberapa
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Sodium Dodekilbenzena Sulfonat dari Dodekilbenzena dan Oleum 20% Kapasitas Produksi ton/tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Dodekilbenzena sulfonat adalah salah satu produk intermediet untuk bahan baku pembuatan deterjen sintetik, shampo, pasta gigi, dan sabun cuci. Selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Sodium DodekilBenzena Sulfonat Dari DodekilBenzena Dan Oleum 20% dengan Kapasitas ton/tahun.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Dengan berkembangnya teknologi saat ini dalam berbagai bidang, Indonesia dituntut agar dapat bersaing dengan negara-negara dalam bidang industri. Diperlukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia berpengaruh pada pembangunan di sub-sektor industri.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan industri nasional diarahkan guna meningkatkan daya saing agar mampu menerobos pasar internasional dan mempertahankan pasar dalam negeri. Perkembangan yang pesat
Lebih terperinciBAB II URAIAN PROSES. Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol,
7 BAB II URAIAN PROSES 2.1. Jenis-Jenis Proses Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol, atau phenyl carbinol. Benzil alkohol mempunyai rumus molekul C 6 H 5 CH 2 OH. Proses
Lebih terperinciPendahuluan BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Indonesia sebagai bagian negara-negara di dunia harus siap untuk menghadapi era perdagangan bebas yang sudah dimulai. Indonesia bisa dikatakan masih
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES
BAB II DESKRIPSI PROSES II. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk II... Spesifikasi bahan baku. Epichlorohydrin Rumus Molekul : C 3 H 5 OCl Wujud : Cairan tidak berwarna Sifat : Mudah menguap Kemurnian : 99,9%
Lebih terperinciTATA LETAK PABRIK. terhadap kelangsungan proses pabrik yang meliputi keberhasilan dan
VII. TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam mendirikan suatu pabrik. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan
Lebih terperinci1 Prarancangan Pabrik n-butil Metakrilat dari Asam Metakrilat dan Butanol dengan Proses Esterifikasi Kapasitas ton/tahun Pendahuluan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya industri di dunia serta khususnya di Indonesia, semakin banyak diversifikasi usaha yang telah dilakukan. Indonesia sebagai salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prancangan Pabrik Styrene dari Ethylbenzen Kapasitas ton/tahun A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sytrene (dengan rumus kimia C 6 H 5 Ch=CH 2 ) merupakan senyawa organic dan termasuk kedalam golongan senyawa hidrokarbon aromatis. Sytrene yang juga dikenal dengan
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Propilen Oksid Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Dalam era industrialisasi sekarang ini, industri kimia mengalami perkembangan yang sangat pesat, jumlah dan jenis industri kimia dari tahun ke tahun semakin bertambah.
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR
A. Latar Belakang Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan BAB I PENGANTAR Metil salisilat merupakan turunan dari asam salisat yang paling penting secara komersial, disamping
Lebih terperinci