BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi penduduk yang tidak merata di Indonesia telah terjadi jauh sebelum masa penjajahan Belanda, dimana penduduk terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Bali. Hasil Sensus Penduduk D.I.Yogyakarta tahun 2010 mengemukakan bahwa distribusi penduduk Provinsi D.I.Yogyakarta terpusat di Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, dan kabupaten Gunungkidul. Jumlah penduduk dari ketiga kabupaten tersebut secara berturut-turut meliputi jiwa; jiwa; dan jiwa (BPS, 2010). Apabila dilihat dari segi kepadatan penduduk, maka kepadatan penduduk di Provinsi D.I.Yogyakarta tahun 2010 adalah jiwa per km 2. Artinya bahwa setiap 1 km 2, wilayah D.I.Yogyakarta dihuni oleh jiwa penduduk. Kepadatan penduduk ini berada pada urutan ketiga secara nasional setelah Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat. Kepadatan penduduk DKI Jakarta tahun 2010 adalah jiwa per km 2, sedangkan kepadatan penduduk Jawa Barat adalah jiwa per km 2 (BPS, 2010). Kepadatan penduduk di Provinsi D.I.Yogyakarta dapat diketahui berdasarkan wilayah. Kepadatan penduduk dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang semakin meningkat dibagi dengan luas wilayah. Kepadatan penduduk di Provinsi D.I.Yogyakarta mayoritas terdapat di Kota Yogyakarta. Setiap 1 km 2 wilayah Kota Yogyakarta dihuni oleh jiwa penduduk. Hal ini terjadi karena Kota Yogyakarta adalah ibukota Provinsi D.I.Yogyakarta, sehingga Kota Yogyakarta dijadikan sebagai pusat dari segala aktivitas, kegiatan, bahkan pendidikan dan perkonomian. Kota Yogyakarta merupakan kota yang memiliki penduduk yang beragam (Juningsih, 2015). Seiring berjalannya waktu, pendidikan semakin berkembang sehingga menyebabkan penduduk yang berasal dari luar Yogyakarta melakukan migrasi untuk meningkatkan kualitas hidup. Penduduk tersebut membangun permukiman baru, sehingga Kota Yogyakarta semakin beragam dan mencerminkan miniatur Indonesia (Junungsih, 2015).

2 Pembangunan pada setiap wilayah akan mempengaruhi terjadinya migrasi (Trisnaningsih, 1993). Semakin banyak pembangunan di setiap wilayah, maka arus migrasi semakin tinggi. Migrasi tersebut terjadi karena adanya faktor pendorong dan penarik terhadap suatu wilayah. Kondisi sosial ekonomi di daerah asal yang tidak memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan seseorang menyebabkan orang tersebut melakukan migrasi untuk memenuhi kebutuhannya. Aspek migrasi di Indonesia dapat dirasakan pada provinsi-provinsi tertentu, seperti D.I.Yogyakarta, DKI Jakarta, Sumatera Barat, dan Lampung (Mantra, 1998). Migrasi telah terjadi sejak zaman dahulu kala, yaitu pada zaman kerajaan di Indonesia. Hingga saat ini, perpindahan penduduk (migrasi) tersebut terus berlanjut, sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan struktur penduduk. Migrasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah migrasi penduduk secara geografis dengan menggunakan batasan administrasi. Batasan administrasi yang digunakan adalah batas provinsi, kabupaten, kecamatan, kelurahan, serta pedukuhan (Mantra, 1985). Biasanya alasan terjadinya migrasi pada setiap daerah berbeda-beda, sehingga terdapat migran yang hanya melakukan migrasi dalam waktu tertentu dan tidak bertujuan untuk menetap. Data yang digunakan untuk mengetahui migrasi bersumber dari data sensus penduduk dan survei penduduk antar sensus. Alasan pemilihan sumber data ini adalah karena data sensus penduduk lebih lengkap apabila dibandingkan dengan data lain seperti data registrasi penduduk. Data yang dimaksud misalnya data jumlah penduduk, migrasi, kepadatan penduduk, distribusi penduduk. Keterbatasan yang terdapat dalam data sensus penduduk adalah data ini hanya mengungkapkan volume dan arus migran antar provinsi di Indonesia. Selain itu, sensus penduduk hanya menjaring perpindahan penduduk yang melewati batas provinsi dalam jangka waktu 6 bulan, sedangkan perpindahan penduduk dalam jarak dekat lebih banyak terjadi di Indonesia. Meskipun demikian, data migrasi yang diperoleh dari sensus penduduk sangat penting untuk mengetahui jaringjaring migrasi antar provinsi di Indonesia. Sumber data yang berasal dari Survei

3 Penduduk Antar Sensus (SUPAS) digunakan sebagai data migrasi risen untuk mengetahui keterbaharuan data migrasi di Provinsi D.I.Yogyakarta (BPS, 2010). Salah satu bagian dari migrasi penduduk adalah terjadinya migrasi risen. Migrasi risen merupakan perpindahan penduduk yang pernah pindah dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (mulai dari 5 tahun sebelum pencacahan). Migrasi risenlebih mencerminkan dinamika spasial penduduk antar provinsi dibandingkan dengan migrasi seumur hidup yang relatif statis. Dinamika spasial yang dimaksud adalah pergerakan penduduk secara keruangan yang menyebabkan terjadinya perubahan penduduk. Migrasi semasa hidup tidak digunakan dalam penelitian ini karena migrasi semasa hidup hanya mencerminkan dinamika migrasi sejak lahir, serta tidak memiliki perpindahan secara dinamis dari tahun ke tahun. Migrasi total tidak digunakan dalam penelitian karena tidak memiliki batasan waktu antara migrasi masuk dengan migrasi keluar pada wilayah kajian (BPS, 2010). Migrasi total berbeda dengan migrasi risen dalam hal waktu. Migrasi risen memiliki batasan waktu, yaitu lima tahun yang lalu, sedangkan migrasi total tidak memiliki batasan waktu seperti migrasi risen. Batasan waktu penting dalam kajian karena mampu menujukkan perubahan, baik jumlah migrasi risen maupun arus migrasi risen. Hal ini memberikan perbedaan arus migrasi risen dari waktu ke waktu. Analisis mengenai migrasi risen dari waktu ke waktu penting untuk dilakukan karena tingkat arus migrasi dapat diamati. Selain itu, arus migrasi risen menggambarkan perubahan yang terjadi pada peta kekuatan ekonomi di berbagai pulau atau provinsi, mengingat ekonomi merupakan motif utama bagi migran untuk masuk ke dalam arus migrasi (Mantra, et al., 1985) Rumusan Masalah Pertumbuhan dan persebaran penduduk di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menimbulkan permasalahan. Berdasarkan hasil sensus penduduk, laju pertumbuhan penduduk dari tahun 1980 hingga 2010 menunjukkan adanya kenaikan dan penurunan. Tahun 1980, laju pertumbuhan penduduk mencapai 1,1%, kemudian menurun menjadi 0,58% pada tahun Tahun 2000, laju pertumbuhan penduduk semakin menurun yaitu 0,72%. Penurunan laju

4 pertumbuhan penduduk terjadi akibat program pemerintah dalam memberikan dan menjalankan program Keluarga Berencana (KB). Selain itu, program perbaikan taraf kesehatan masyarakat seperti membaiknya kesehatan ibu, anak dan balita merupakan salah satu bagian dari program tersebut. Tahun 2010, laju pertumbuhan penduduk Provinsi D.I.Yogyakarta meningkat menjadi 1,04% per tahun (BPS, 2010). Hal ini berkaitan dengan angka kematian yang semakin menurun dan angka harapan hidup di provinsi ini semakin meningkat, serta jumlah migrasi yang masuk ke provinsi ini semakin bertambah. Salah satu tujuan migran masuk ke Provinsi D.I.Yogyakarta adalah untuk bersekolah dan bekerja. Tahun 2011, laju pertumbuhan penduduk Provinsi D.I.Yogyakarta adalah 1,23, sedangkan tahun 2015, 1,16%. Penurunan laju pertumbuhan penduduk disebabkan karena persentase fertilitas tidak seimbang dengan mortalitas. Artinya adalah bahwa laju pertumbuhan penduduk menurun karena tingkat kelahiran dan tingkat kematian menurun, sedangkan faktor migrasi yang masuk ke provinsi ini juga semakin meningkat (BPS DIY, 2014). Migrasi dapat meningkatkan jumlah penduduk apabila jumlah penduduk yang masuk ke suatu wilayah lebih banyak daripada jumlah penduduk yang meninggalkan wilayah tersebut. Sebaliknya, migrasi dapat mengurangi jumlah penduduk apabila jumlah penduduk yang masuk ke suatu wilayah lebih sedikit daripada jumlah penduduk yang meninggalkan wilayah tersebut. Secara terus menerus, penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir (menambah jumlah penduduk), tetapi di sisi lain akan dikurangi oleh jumlah kematian yang terjadi pada semua kelompok umur. Sementara itu, migrasi juga berperan dalam mempengaruhi jumlah penduduk. Dengan kata lain, migrasi dijadikan sebagai penyeimbang jumlah penduduk apabila laju pertumbuhan penduduk menurun dan fertilitasi (TFR) menurun. Berdasarkan permasalahan di atas, maka timbullah pertanyaan sebagai berikut: a. Bagaimana karakteristik migran yang masuk di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2010;

5 b. Bagaimana arus migrasi risen di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan Sensus Penduduk tahun dan SUPAS 2015? 1.3. Tujuan Penelitian Secara umum, penelitian ini bertujuan menganalisis migrasi risen di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan data Sensus Penduduk tahun Secara operasional, tujuan dari penelitian ini adalah: a. Mengkaji karakteristik migran risen yang masuk ke Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2010; b. Memetakan arus migrasi risen di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan Sensus Penduduk tahun dan SUPAS Manfaat Penelitian a. Manfaat secara Praktis Penelitian migrasi risen di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun dapat memberikan manfaat dalam kebijakan kependudukan. Kebijakan kependudukan yang dimaksud adalah penyebaran penduduk di Provinsi DIY, sehingga persebaran penduduk di provinsi ini semakin merata. b. Manfaat Secara Akademis Dengan mengetahui arus migrasi risen dan karakteristik migran risen di Provinsi D.I.Yogyakarta, maka dapat dipahami persebaran penduduk di provinsi ini. Selain itu, penelitian ini dijadikan sebagai sumber pengetahuan terkait karakteristik migran yang masuk di provinsi ini Penelitian Sebelumnya Penelitian mengenai migrasi telah banyak dilakukan oleh para ahli. Biasanya data yang digunakan untuk mengkaji migrasi bersumber dari data sensus penduduk. Beberapa peneliti yang telah meneliti migrasi antara lain Hasan (1983) menganalisis perubahan pola migrasi penduduk di Provinsi Sulawesi. Hasil penelitian beliau menunjukkan bahwa volume, arus, dan arah migrasi tahun 1980

6 mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun Tingkat migrasi masuk tahun 1971 adalah 1,4%, sedangkan tahun 1980 tingkat migrasi berubah menjadi 1,9% dari jumlah penduduk pada tahun-tahun tersebut. Tingkat migrasi keluar tahun 1980 hampir 2 kali lipat dari tahun 1971, yaitu 8,4% dan 4,7%. Migrasi keluar cenderung menuju pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang baru seperti perusahaan hutan (kayu) di Kalimantan Timur, pertanian pangan di Jambi dan Sulawesi Tengah serta potensi alam yang besar yang berupa hutan dan tanah yang subur di Irian Jaya. Kaharudin Anas (1983) melakukan penelitian mengenai pola migrasi di Kalimantan Timur. Arus migrasi yang masuk di Kalimantan Timur dipengaruhi oleh jarak. Pengaruhnya adalah semakin jauh jarak yang ditempuh, maka jumlah migran yang masuk ke Kalimantan Timur semakin berkurang. Tahun 1971 dan 1980, daerah tujuan utama migran asal Provinsi Kalimantan Timur adalah Provinsi Jawa Timur, DKI Jakarta dan Kalimantan. Tatik Mariyanti (2010) melakukan penelitian tentang pengaruh industrialisasi terhadap migrasi per provinsi di Indonesia tahun Data yang digunakan oleh Tatik merupakan data yang bersumber dari BPS 2010 dan statistik Indonesia dan Statistik Nasional Tatik melakukan analisis data dengan menggunakan analisis inferensial dengan menggunakan model regresi liniear. Tatik mengemukakan bahwa konstribusi sektor industri terhadap PDRB berpengaruh positif terhadap migrasi per provinsi di Indonesia pada tahun Pengaruhnya adalah perkembangan sektor industri mampu meningkatkan pendapatan setiap provinsi, bahkan daerah di Indonesia. Selain itu, kontribusi sektor industri terhadap tenaga kerja memberikan dampak positif. Dampaknya adalah sektor industri mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak, sehingga mampu menarik penduduk dari luar daerah untuk melakukan kecenderungan dalam melakukan migrasi. Sudibia (2012) melakukan pola migrasi dan karakteristik migran berdasarkan Hasil Sensus Penduduk 2010 di Provinsi Bali. Hasil Penelitian beliau antara lain pertama, jumlah migran risen yang masuk ke Bali berdasarkan hasil

7 Sensus Penduduk 2010 cenderung meningkat dibandingkan dengan keadaan pada tahun 2000 yaitu meningkat dari 76,6 ribu orang menjadi 102,4 ribu orang selama periode Jumlah migran keluar dari Provinsi Bali cenderung menurun dari 54,8 ribu orang menjadi 41,2 ribu orang selama periode Kedua, pola migrasi risen yang masuk ke Provinsi Bali pada tahun 2000 tidak berbeda nyata dengan keadaan pada tahun 2010 (Tabel 1.1). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti diatas, maka hal yang membedakannya dengan penelitian penulis adalah lokasi penelitian penulis. Penulis melakukan penelitian di Provinsi D.I.Yogyakarta. Data yang digunakan oleh penulis bersumber dari data hasil sensus penduduk. Tahun yang digunakan oleh penulis adalah tahun 1980, 1990, 2000, dan Selain itu, penulis juga menggunakan data SUPAS 2015 untuk mengetahui migrasi risen di Provinsi D.I.Yogyakarta tahun Hal lain yang membedakan dengan penelitian lain adalah penulis memetakan arus migrasi risen, baik arus migrasi risen masuk maupun migrasi risen keluar. Hal ini dilakukan untuk mengetahui provinsi penyumbang migran risen dan volume migrasi risen di D.I.Yogyakarta.

8 No. Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Peneliti, Tahun, Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Judul 1 Hasan Mangunrai (1983). Perubahan Pola Migrasi Penduduk Sulawesi Selatan Tesis Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui perubahan pola migrasi penduduk 1971 dan 1980 di Sulawesi Selatan yang meliputi migrasi semasa hidup, migrasi total, migrasi kembali, serta hubungan secara deskriptif, pertumbuhan migrasi dengan pertumbuhan ekonomi, perhubungan dan fasilitas kesehatan 1971 dan 1980 di Sulawesi Selatan. penelitian ini adalah menggunakan deskriptif dengan menggunakan data sekunder hasil Sensus Penduduk 1971 dan 1980 yang diperoleh dari BPS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola migrasi yang meliputi volume, arus, dan arah perpindah tahun 1980 mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun Tingkat migrasi masuk tahun 1971 adalah 1,4%, sedangkan tahun 1980 tingkat migrasi berubah menjadi 1,9% dari jumlah penduduk pada tahun-tahun tersebut. tingkat migrasi keluar tahun 1980 hampir 2 kali lpat dari tahun 1971, yaitu 8,4% dan 4,7%. Migrasi keluar cenderung menuju pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang baru seperti perusahaan hutan (kayu) di Kalimantan Timur, pertanian pangan di Jambi dan Sulawesi Tengah serta potensi alam yang besar yang berupa hutan dan tanah yang subur di Irian Jaya. 2 H. Kaharuddin Anas (1983) Perkembangan Pola Migrasi Kalimantan Timur Tesis 3 Sudibia, I K., Dayuh Rimbawan, I N., Adnyana (2012) Pola migrasi dan Karakteristik Migran Berdasarkan Hasil Sensus Penduduk 2010 di Provinsi Bali Jurnal Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui perkembangan pola migrasi Kalimantan Timur tahun 1971 dan 1980 yang meliputi migrasi semasa hidup, migrasi total, migrasi kembali, perkiraan migrasi bersih antar sensus, karakteristik migran, serta migran satu tahap dan migran beberapa tahap Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola migrasi penduduk di Provinsi Bali berdasarkan hasil SP 2010; dan mengetahui karakteristik migran masuk di Provinsi Bali berdasarkan hasil SP penelitian ini adalah analisis data sekunder dari Sensus Penduduk 1971 dan Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa deskriptif dengan membuat perhitungan dari tabulasi silang. penelitian ini adalah menggunakan metode analisis deskriptif. Penelitian ini menunjukkan bahwa migrasi masuk di Kalimantan Timur dipengaruhi oleh jarak. Semakin jauh jarak yang ditempuh semakin kurang jumlah migran. Dikelompok tinggi, dari dua periode sensus penduduk yakni tahun 1971 dan 1980 daerah tujuan utama sampai dengan ketiga tidak berubah yakni Jawa Timur, DKI Jakarta dan Kalimantan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah pertama, jumlah migran risen yang masuk ke Bali berdasarkan hasil SP 2010 cenderung meningkat dibandingkan dengan keadaan pada tahun 2000 yaitu meningkat dari 76,6 ribu orang menjadi 102,4 ribu orang selama periode Jumlah migran keluar dari Provinsi Bali cenderung menurun dari 54,8 ribu orang menjadi 41,2 ribu orang selama periode Kedua, pola migrasi risen yang masuk ke Provinsi Bali pada tahun 2000 tidak berbeda nyata dengan keadaan pada tahun 2000.

9 Lanjutan Tabel 1.1 No. Peneliti, Tahun, Judul Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian 4 A.A Tara Trendyari (2014) Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Migrasi Masuk ke Kota Denpasar. Jurnal Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh variabel sosial ekonomi berupa pendapatan, kesempatan kerja, investasi, akses pelayanan pendidikan, dan akses pelayanan kesehatan terhadap migrasi masuk ke Kota Denpasar. Metode yang digunakan adalah Stratified random sampling yang distrata berdasarkan wilayah kecamatan di Kota Denpasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pendapatan kesempatan kerja, investasi, akses pelayanan pendidikan, dan akses pelayanan kesehatan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap migrasi masuk ke Kota Denpasar. Variabel pendapatan, kesempatan kerja, dan investasi berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan variabel akses pelayanan pendidikan dan akses pelayanan kesehatan tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap migrasi masuk ke Kota Denpasar. Variabel pendapatan berpengaruh paling dominan terhadap migrasi masuk ke Kota Denpasar. 5 Tatik Mariyanti (2010) Pengaruh industrialisasi terhadap migrasi per provinsi di Indonesia pada tahun Jurnal Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh industrialisasi terhadap migrasi per provinsi pada tahun 2010 penelitian adalah analisis statistik deskriptif dan analisa inferensial dengan menggunakan model regresi liniear. Hasil penelitian menunjukkan bahwakontribusi PDRB berepngaruh positif terhadap migrasi per provinsi di Indonesia tahun Tingkat upah minimum rata-rata sangat berpengaruh baik secara substansi maupun secara statistik terhadap migrasi. UMR yang tinggi menunjukkan kondisi kesejahteraan masyarakat semakin tinggi. 6 Yusni Maulida (2013) Pengaruh Tingkat Upah terhadap Migrasi Masuk di Kota Pekanbaru. Jurnal Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh upah terhadap arus migrasi di Kota Pekanbaru penelitian adalah regresi sederhana Hasil penelitian menunjukkan bahwa upah memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap jumlah migrasi masuk di Kota Pekanbaru.

MIGRASI RISEN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN Permatasari Telaumbanua

MIGRASI RISEN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN Permatasari Telaumbanua MIGRASI RISEN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 1980-2010 Permatasari Telaumbanua Yepsartel16@gmail.com Agus Joko Pitoyo aguspit@ugm.ac.id ABSTRACT The purposed of this

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan kependudukan mendasar yang terjadi di Indonesia selain pertumbuhan penduduk yang masih tinggi adalah persebaran penduduk yang tidak merata. Hasil sensus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai masalah, seperti pengangguran, kemiskinan, tingkat pendapatan yang rendah dan lain sebagainya. Dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perhatian terhadap penduduk terutama jumlah, struktur dan pertumbuhan dari waktu ke waktu selalu berubah. Pada zaman Yunani dan Romawi kuno aspek jumlah penduduk sangat

Lebih terperinci

Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk di Indonesia Mulai Tahun 1961 sampai Tahun 2010

Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk di Indonesia Mulai Tahun 1961 sampai Tahun 2010 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk di Indonesia Mulai Tahun 1961 sampai Tahun 2010 Kondis i penduduk di suatu negara sangat besar pengaruhnya terhadap pembangunan nasional. Jumlah penduduk di suatu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang melimpah. Sumber daya alam nantinya dapat digunakan sebagai pendukung

BAB I PENDAHULUAN. yang melimpah. Sumber daya alam nantinya dapat digunakan sebagai pendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang mempunyai sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya alam nantinya dapat digunakan sebagai pendukung kegiatan industri serta

Lebih terperinci

peran menghabiskan sumber daya ekonomi yang tersedia.

peran menghabiskan sumber daya ekonomi yang tersedia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penduduk merupakan sumber daya utama yang berpengaruh besar terhadap pembangunan ekonomi di suatu daerah. Secara umum penduduk berperan sebagai input produksi dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berpenghuni.pada pulau-pulau yang berpenghuni, penduduk nya tersebar secara

I. PENDAHULUAN. berpenghuni.pada pulau-pulau yang berpenghuni, penduduk nya tersebar secara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wilayah negara Indonesia yang terdiri dari ± 18000 pulau besar dan kecil.diantara pulau-pulau tersebut ada yang berpenghuni dan ada yang tidak berpenghuni.pada

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I berisikan penjabaran dan pembahasan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan laporan Tugas Akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika

BAB I PENDAHULUAN. pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Migrasi dalam konteks demografi cukup memberikan sumbangan yang sangat besar pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ITB Central Library, penduduk (population) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ITB Central Library, penduduk (population) adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penduduk dapat diartikan sebagai suatu kesatuan organisme yang terdiri dari individu, individu yang sejenis yang mendiami suatu daerah dengan batasbatas tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Padahal sumber data penduduk yang tersedia hanya secara periodik, yaitu Sensus Penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Padahal sumber data penduduk yang tersedia hanya secara periodik, yaitu Sensus Penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Para pemakai data kependudukan, khususnya para perencana, pengambil kebijaksanaan, dan peneliti sangat membutuhkan data penduduk yang berkesinambungan dari tahun ke

Lebih terperinci

DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN

DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN 2011-2014 PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI JAKARTA 2011 KATA PENGANTAR Dalam rangka pemantauan rencana aksi percepatan pelaksanaan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 49 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis dan Administratif Pulau Jawa merupakan salah satu dari lima pulau besar di Indonesia, yang terletak di bagian Selatan Nusantara yang dikenal sebagai

Lebih terperinci

MOBILITAS PENDUDUK Pertemuan ke 1,2,3,4 MIGRASI. Drs. CHOTIB, M.Si

MOBILITAS PENDUDUK Pertemuan ke 1,2,3,4 MIGRASI. Drs. CHOTIB, M.Si MOBILITAS PENDUDUK Pertemuan ke 1,2,3,4 MIGRASI Drs. CHOTIB, M.Si chotib@ldfeui.org Kajian Kependudukan dan Ketenagakerjaan Program Pascasarjana Universitas Indonesia . Konsep dan Definisi Migrasi (1)

Lebih terperinci

DINAMIKA PERTUMBUHAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN

DINAMIKA PERTUMBUHAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN IV. DINAMIKA PERTUMBUHAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Bertambahnya jumlah penduduk berarti pula bertambahnya kebutuhan konsumsi secara agregat. Peningkatan pendapatan diperlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatankekuatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatankekuatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatankekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Secara terus menerus,

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 205,1 juta pada

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MIGRASI MASUK KE KOTA DENPASAR

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MIGRASI MASUK KE KOTA DENPASAR E-Jurnal EP Unud, 3 [10] : 476-484 ISSN: 2303-0178 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MIGRASI MASUK KE KOTA DENPASAR A.A. Tara Trendyari I Nyoman Mahaendra Yasa Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengukur keberhasilan pembangunan ekonomi di daerah adalah pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. mengukur keberhasilan pembangunan ekonomi di daerah adalah pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembangunan daerah diarahkan pada peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan hasil-hasil pembangunan yang dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan.

Lebih terperinci

VIII. SIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis deskripsi, estimasi dan simulasi kebijakan

VIII. SIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis deskripsi, estimasi dan simulasi kebijakan 300 VIII. SIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN SARAN 8.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis deskripsi, estimasi dan simulasi kebijakan peramalan tentang dampak kebijakan migrasi terhadap pasar kerja dan

Lebih terperinci

Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), 2015

Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), 2015 ABSTRAKSI Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) merupakan survey kependudukan yang dilaksanakan setiap lima tahun setelah pelaksanaan sensus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk di Indonesia terus bertambah setiap tahun. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia tidak menunjukkan peningkatan, justru sebaliknya laju pertumbuhan penduduk

Lebih terperinci

EVALUASI KONDISI DEMOGRAFI SECARA TEMPORAL DI PROVINSI BENGKULU: Rasio Jenis Kelamin, Rasio Ketergantungan, Kepadatan Peduduk

EVALUASI KONDISI DEMOGRAFI SECARA TEMPORAL DI PROVINSI BENGKULU: Rasio Jenis Kelamin, Rasio Ketergantungan, Kepadatan Peduduk EVALUASI KONDISI DEMOGRAFI SECARA TEMPORAL DI PROVINSI BENGKULU: Rasio Jenis Kelamin, Rasio Ketergantungan, Kepadatan Peduduk Afid Nurkholis Email: afidnurkholis@gmail.com ABSTRAK Pengukuran terhadap karakteristik

Lebih terperinci

MIGRASI. Oleh : CHOTIB Donovan Bustami

MIGRASI. Oleh : CHOTIB Donovan Bustami MIGRASI Oleh : CHOTIB Donovan Bustami 1. Konsep dan Definisi Migrasi Migrasi merupakan salah satu dari tiga komponen dasar dalam demografi. Komponen ini bersama dengan dua komponen lainnya, kelahiran dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan nasional suatu negara yakni melalui jumlah dan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan nasional suatu negara yakni melalui jumlah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara dapat tercermin melalui jumlah penduduk dan pendapatan perkapita di suatu negara. Penduduk merupakan salah satu faktor keberhasilan pembangunan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur 57 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta Provinsi DKI Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter diatas permukaan laut dan terletak antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika kependudukan terjadi karena adanya dinamika kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan dalam jumlah, komposisi dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih dikenal dengan istilah otonomi daerah sebagai salah satu wujud perubahan fundamental terhadap

Lebih terperinci

JURNAL EKONOMI Volume 21, Nomor 2 Juni 2013 PENGARUH TINGKAT UPAH TERHADAP MIGRASI MASUK DI KOTA PEKANBARU. Yusni Maulida

JURNAL EKONOMI Volume 21, Nomor 2 Juni 2013 PENGARUH TINGKAT UPAH TERHADAP MIGRASI MASUK DI KOTA PEKANBARU. Yusni Maulida PENGARUH TINGKAT UPAH TERHADAP MIGRASI MASUK DI KOTA PEKANBARU Yusni Maulida Jurusan Ilmu Ekonomi Prodi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12.5, Simpang Baru, Pekanbaru

Lebih terperinci

MASALAH KEPENDUDUKAN DI NEGARA INDONESIA. Sri Rahayu Sanusi,SKM,Mkes. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

MASALAH KEPENDUDUKAN DI NEGARA INDONESIA. Sri Rahayu Sanusi,SKM,Mkes. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara MASALAH KEPENDUDUKAN DI NEGARA INDONESIA Sri Rahayu Sanusi,SKM,Mkes. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara 1.PENDAHULUAN Dari hasil sensus penduduk tahun 1990 jumlah penduduk Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Thomas Maltus mengatakan dalam bukunya yang berjudul Essay on the

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Thomas Maltus mengatakan dalam bukunya yang berjudul Essay on the BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Thomas Maltus mengatakan dalam bukunya yang berjudul Essay on the principle of population merumuskan pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi sebagai konsep pertambahan

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN...

HALAMAN PENGESAHAN... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Bujur Timur sampai 105º50 (BT) Bujur Timur dan 3º45 (LS) Lintang Selatan

BAB IV GAMBARAN UMUM. Bujur Timur sampai 105º50 (BT) Bujur Timur dan 3º45 (LS) Lintang Selatan 55 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Lampung terletak pada kedudukan 103º40 (BT) Bujur Timur sampai 105º50 (BT) Bujur Timur dan 3º45 (LS) Lintang Selatan sampai 6º45 (LS)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2 persen dari jumlah penduduk atau sekitar 2,5 sampai 3 juta orang per tahun (Nehen, 2010:96).

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN No.54/09/17/I, 1 September 2016 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN GINI RATIO PADA MARET 2016 SEBESAR 0,357 Daerah Perkotaan 0,385 dan Perdesaan 0,302 Pada

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 51 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Keadaan Geografis 1. Keadaan Alam Wilayah Kabupaten Bantul terletak antara 07 o 44 04 08 o 00 27 Lintang Selatan dan 110 o 12 34 110 o 31 08 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh.

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh. 19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan meliputi kenaikan pendapatan perkapita yang relatif cepat, ketersediaan kesempatan kerja yang luas, distribusi pendapatan yang merata serta kemakmuran

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur

Lebih terperinci

GAMBARAN KETENAGA KERJAAN PROPINSI BALI. Ir. SINAR INDRA Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN

GAMBARAN KETENAGA KERJAAN PROPINSI BALI. Ir. SINAR INDRA Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN GAMBARAN KETENAGA KERJAAN PROPINSI BALI Ir. SINAR INDRA Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN SDM (Human Resources) mengandung pengertian: SDM adalah usaha kerja

Lebih terperinci

Katalog BPS: Katalog BPS:

Katalog BPS: Katalog BPS: Katalog BPS: 2204009 Katalog BPS: 2204009 PROFIL MIGRAN HASIL SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL 2011 2012 ISBN : 978-979-064-620-9 Katalog BPS : 2204009 No. Publikasi : 04140.1301 Ukuran Buku : 17,6 cm

Lebih terperinci

Mobilitas Penduduk II

Mobilitas Penduduk II Mobilitas Penduduk II Kependudukan (Demografi) Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si 1 Sumber Data Mobilitas Penduduk Sumber data mobilitas penduduk Sensus penduduk disini diperoleh data yang lengkap Namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas penduduk tentunya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas penduduk tentunya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mobilitas penduduk tentunya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan pembangunan sebab mobilitas penduduk merupakan bagian integral dari proses pembangunan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber daya lahan yang terdapat pada suatu wilayah, pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber daya lahan yang terdapat pada suatu wilayah, pada dasarnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya lahan yang terdapat pada suatu wilayah, pada dasarnya merupakan modal dasar pembangunan yang perlu digali dan dimanfaatkan dengan memperhatikan karakteristiknya.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MIGRASI DAN PRODUKTIVITAS PEKERJA Dl KALlMAAiTAN TIMUR

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MIGRASI DAN PRODUKTIVITAS PEKERJA Dl KALlMAAiTAN TIMUR 4,.I - /ft'\~~ / ff O''-y/ i/ i I ( ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MIGRASI DAN PRODUKTIVITAS PEKERJA Dl KALlMAAiTAN TIMUR JURUSAH ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN IUSTlTUT

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi Tabel., dan Padi Per No. Padi.552.078.387.80 370.966 33.549 4,84 4,86 2 Sumatera Utara 3.48.782 3.374.838 826.09 807.302 4,39 4,80 3 Sumatera Barat.875.88.893.598 422.582 423.402 44,37 44,72 4 Riau 454.86

Lebih terperinci

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG IV. DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG 4.1. Provinsi Lampung 4.1.1. Gambaran Umum Provinsi Lampung meliputi wilayah seluas 35.288,35 kilometer persegi, membentang di ujung selatan pulau Sumatera, termasuk pulau-pulau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perencanaan pembangunan, data kependudukan memegang peran yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perencanaan pembangunan, data kependudukan memegang peran yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, data kependudukan memegang peran yang penting. Penduduk merupakan bagian terpenting bagi suatu negara dilihat dari segi kuantitas maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep pembangunan yang berkembang disekitar kita antara lain konsep

BAB I PENDAHULUAN. Konsep pembangunan yang berkembang disekitar kita antara lain konsep BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep pembangunan yang berkembang disekitar kita antara lain konsep pembangunan yang bertujuan untuk pertumbuhan ekonomi dan konsep pembangunan yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh besarnya tingkat pemanfaatan lahan untuk kawasan permukiman,

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh besarnya tingkat pemanfaatan lahan untuk kawasan permukiman, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan kota yang ditunjukkan oleh pertumbuhan penduduk dan aktivitas kota menuntut pula kebutuhan lahan yang semakin besar. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya tingkat

Lebih terperinci

Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), 2005

Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), 2005 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), 2005 ABSTRAKSI Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) merupakan survey kependudukan yang dilaksanakan setiap lima tahun setelah pelaksanaan sensus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Demografi mempelajari jumlah, persebaran, teritorial dan komposisi penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Demografi mempelajari jumlah, persebaran, teritorial dan komposisi penduduk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demografi mempelajari jumlah, persebaran, teritorial dan komposisi penduduk serta perubahan perubahannya dan sebab sebab perubahan itu, yang biasanya timbul karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikategorikan sebagai salah satu negara dengan tingkat kematian bayi yang tinggi (Grant, 1985., Soemantri dkk, 1987). Kondisi Angka Kematian Bayi (AKB) di

Lebih terperinci

PEDESAAN DAN KEPENDUDUKAN. Oleh Agustina Bidarti, S.P, M.Si. dan M. Arby, S.P., M.Sc

PEDESAAN DAN KEPENDUDUKAN. Oleh Agustina Bidarti, S.P, M.Si. dan M. Arby, S.P., M.Sc PEDESAAN DAN KEPENDUDUKAN Oleh Agustina Bidarti, S.P, M.Si. dan M. Arby, S.P., M.Sc PENDAHULUAN Dalam konteks pembangunan modern, terutama di negara2 berkembang, pedesaan dan kependudukan merupkan dua

Lebih terperinci

Antar Kerja Antar Daerah (AKAD)

Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) Konsep Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) merujuk pada mobilitas pekerja antar wilayah administrasi dengan syarat pekerja melakukan pulang pergi seminggu sekali atau sebulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tantangan Indonesia saat ini adalah menghadapi bonus demografi tahun 2025 yang diikuti dengan bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Badan Perencanaan

Lebih terperinci

2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KO TA BEKASI

2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KO TA BEKASI 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Migrasi adalah salah satu fenomena penduduk yang dipelajari dalam studi geografi. Migrasi merupakan salah satu dari tiga faktor dasar yang mepengaruhi pertumbuhan

Lebih terperinci

DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN

DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN 2007-2011 PUSAT DATA DAN INFORMASI DEPARTEMEN KESEHATAN RI JAKARTA 2009 KATA PENGANTAR Salah satu permasalahan yang dihadapi saat ini adalah belum ada kesepakatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tetap menarik, tergantung dari aspek mana kajian itu dilakukan (Kasto 2002

BAB I PENDAHULUAN. dan tetap menarik, tergantung dari aspek mana kajian itu dilakukan (Kasto 2002 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Migrasi sebagai bagian dari mobilitas penduduk horizontal merupakan salah satu komponen pertumbuhan penduduk selain fertilitas dan mortalitas. Ketiga komponen ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistika, 2012). Berdasarkan gambar 1.1 terjadi peningkatan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistika, 2012). Berdasarkan gambar 1.1 terjadi peningkatan jumlah penduduk 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan penduduk merupakan kenaikan jumlah penduduk dari periode tertentu di suatu daerah, akibat jumlah kelahiran semakin yang meningkat (Badan Pusat Statistika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Melayu, Jawa, Pak-pak, Angkola, Nias dan Simalungun dan sebagainya. Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Melayu, Jawa, Pak-pak, Angkola, Nias dan Simalungun dan sebagainya. Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumatera Utara adalah salah satu daerah yang didiami oleh masyarakat yang multietnis. Hal ini tampak dari banyaknya suku yang beragam yang ada di provinsi ini misalnya

Lebih terperinci

tp :// w ht.g o ps.b w w.id PERTUMBUHAN DAN PERSEBARAN Penduduk Indonesia HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 ISBN: 978-979-064-313-0 No. Publikasi: 04000.1108 Katalog BPS: 2102024 Ukuran Buku: B5 (18,2 cm x 25,7

Lebih terperinci

DATA MENCERDASKAN BANGSA

DATA MENCERDASKAN BANGSA Visi BPS Pelopor Data Statistik Terpercaya untuk Semua Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 237,6 juta orang dengan laju pertumbuhan sebesar 1,49 persen per tahun DATA MENCERDASKAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: mobilitas ulang-alik, tingkat upah, pendidikan, jarak tempuh, umur, kegiatan adat

ABSTRAK. Kata kunci: mobilitas ulang-alik, tingkat upah, pendidikan, jarak tempuh, umur, kegiatan adat Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Alasan Seseorang Untuk Melakukan Mobilitas Ulang-Alik (Commuting) (Studi Kasus Di Desa Pandak Gede) Nama : Dewa Ayu Cintya Nandiswari NIM : 1306105126 ABSTRAK

Lebih terperinci

Policy brieft FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UMUR KAWIN PERTAMA WANITA DI BALI

Policy brieft FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UMUR KAWIN PERTAMA WANITA DI BALI Latar belakang. Policy brieft FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UMUR KAWIN PERTAMA WANITA DI BALI BPS mendefinisikan umur perkawinan pertama sebagai umur pada saat wanita melakukan perkawinan secara hukum

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MIGRASI DAN PRODUKTIVITAS PEKERJA Dl KALlMAAiTAN TIMUR

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MIGRASI DAN PRODUKTIVITAS PEKERJA Dl KALlMAAiTAN TIMUR 4,.I - /ft'\~~ / ff O''-y/ i/ i I ( ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MIGRASI DAN PRODUKTIVITAS PEKERJA Dl KALlMAAiTAN TIMUR JURUSAH ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN IUSTlTUT

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan 41 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Jakarta adalah ibu kota Negara Indonesia dan merupakan salah satu Provinsi di Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Migrasi merupakan perpindahan orang dari daerah asal ke daerah tujuan. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan dengan kedua daerah

Lebih terperinci

Katalog BPS: TREN/ REN/POLA MIGRASI DARI BERBAGAI SENSUS DAN SURVEI. BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA - INDONESIA

Katalog BPS: TREN/ REN/POLA MIGRASI DARI BERBAGAI SENSUS DAN SURVEI.  BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA - INDONESIA Katalog BPS: 2204008. TREN/ REN/POLA MIGRASI DARI BERBAGAI SENSUS DAN SURVEI BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA - INDONESIA TREN/POLA MIGRASI DARI BERBAGAI SENSUS DAN SURVEI BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA

Lebih terperinci

Penyusunan Publikasi Statistik Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja, 2017

Penyusunan Publikasi Statistik Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja, 2017 BADAN PUSAT STATISTIK Penyusunan Publikasi Statistik Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja, 2017 ABSTRAKSI Mobilitas penduduk dan tenaga kerja merupakan bagian dari proses pembangunan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara pemerintah dan pihak swasta (masyarakat) sehingga sumber daya yang ada

BAB I PENDAHULUAN. antara pemerintah dan pihak swasta (masyarakat) sehingga sumber daya yang ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah sebuah proses terciptanya kerjasama antara pemerintah dan pihak swasta (masyarakat) sehingga sumber daya yang ada dapat dikelola untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

Penyusunan Publikasi Statistik Migrasi Hasil SUPAS, 2016

Penyusunan Publikasi Statistik Migrasi Hasil SUPAS, 2016 BADAN PUSAT STATISTIK Penyusunan Publikasi Statistik Migrasi Hasil SUPAS, 2016 ABSTRAKSI Migrasi merupakan salah satu dari tiga faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, selain faktor lainnya,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Pulau Jawa merupakan salah satu bagian dari lima pulau besar di

IV. GAMBARAN UMUM. Pulau Jawa merupakan salah satu bagian dari lima pulau besar di 51 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Administratif Pulau Jawa merupakan salah satu bagian dari lima pulau besar di Indonesia, yang terletak di bagian Selatan Nusantara yang dikenal sebagai negara

Lebih terperinci

ASPEK KEPENDUDUKAN I. Tujuan Pembelajaran

ASPEK KEPENDUDUKAN I. Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Geografi K e l a s XI ASPEK KEPENDUDUKAN I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami pengertian antroposfer. 2. Memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya laju pertumbuhan penduduk di beberapa bagian di dunia menyebabkan jumlah penduduk meningkat dengan cepat. Di beberapa bagian di dunia telah terjadi kemiskinan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatankekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Secara terus

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK DATA AGREGAT PER KECAMATAN KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN SERIBU Jumlah Penduduk di Kabupaten Adm. Kepulauan Seribu berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 21.071 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Kabupaten Wonogiri di bagian tenggara, Kabupaten Klaten di bagian timur laut,

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Kabupaten Wonogiri di bagian tenggara, Kabupaten Klaten di bagian timur laut, BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Profil Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu dari 34 provinsi di Indonesia yang terletak di pulau jawa bagian selatan tengah.

Lebih terperinci

D. Dinamika Kependudukan Indonesia

D. Dinamika Kependudukan Indonesia D. Dinamika Kependudukan Indonesia Indonesia adalah negara kepulauan dengan potensi sumber daya manusia yang sangat besar. Jumlah penduduk yang tinggal di Indonesia mencapai 256 juta jiwa (Worl Population

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tinggi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk pada bulan Agustus 2010 jumlah

I. PENDAHULUAN. tinggi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk pada bulan Agustus 2010 jumlah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negara berkembang yang memiliki banyak permasalahan penduduk, salah satunya adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti Negara Indonesia akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Negara

BAB I PENDAHULUAN. seperti Negara Indonesia akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk yang begitu besar di Negara yang sedang berkembang seperti Negara Indonesia akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Negara tersebut. Dalam Wicaksono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berharga bagi setiap bangsa. Penduduk dengan demikian menjadi modal

BAB I PENDAHULUAN. berharga bagi setiap bangsa. Penduduk dengan demikian menjadi modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk merupakan titik sentral pembangunan. Konsep ini lahir dari Konfrensi Asia Pasifik ke 5 di Bangkok, Thailand pada Desember 2002. Dalam konsep ini, penduduk

Lebih terperinci

SEKAPUR SIRIH. Tanjungpinang, Agustus 2010 Kepala BPS Kota Tanjungpinang. Ir. ABRIANSYAH MULLER NIP

SEKAPUR SIRIH. Tanjungpinang, Agustus 2010 Kepala BPS Kota Tanjungpinang. Ir. ABRIANSYAH MULLER NIP SEKAPUR SIRIH Sebagai pengemban amanat UU Nomor 16 Tahun 1997 tentang statistik serta sejalan dengan rekomendasi PBB mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan, maka BPS menyelengarakan Sensus Penduduk 2010.

Lebih terperinci

KECENDERUNGAN POLA DAN DAMPAK MIGRASI PENDUDUK DI PROVINSI BALI PERIODE *

KECENDERUNGAN POLA DAN DAMPAK MIGRASI PENDUDUK DI PROVINSI BALI PERIODE * KECENDERUNGAN POLA DAN DAMPAK MIGRASI PENDUDUK DI PROVINSI BALI PERIODE 1980-2005* I Ketut Sudibia Pusat Penelitian Kependudukan dan Pengembangan SDM Universitas Udayana email : ppk_psdm@yahoo.co.id ABSTRACT

Lebih terperinci

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Rezky Fatma Dewi Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan. suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan. suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia yang apabila dikelola dengan baik penduduk dapat menjadi salah satu modal dasar

Lebih terperinci

Kompilasi Data Profil Migran, 2014

Kompilasi Data Profil Migran, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Kompilasi Data Profil Migran, 2014 ABSTRAKSI Data migrasi penduduk merupakan jenis data kependudukan yang masih langka dan jarang penyajiannya. Hal ini disebabkan karena sebelum tahun

Lebih terperinci

Penyusunan Publikasi Statistik Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja, 2013

Penyusunan Publikasi Statistik Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Penyusunan Publikasi Statistik Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja, 2013 ABSTRAKSI Proses mobilitas penduduk sebagian besar didasarkan pada motif ekonomi. Seseorang akan berpindah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan taraf hidup atau mensejahterakan seluruh rakyat melalui pembangunan ekonomi. Dengan kata

Lebih terperinci

Masalah lain yang muncul adalah berubahnya struktur

Masalah lain yang muncul adalah berubahnya struktur Di Indonesia proses transisi demografi dapat dikatakan berhasil yang ditunjukkan dengan penurunan tingkat kematian bayi dan kematian maternal secara konsisten. Di sisi yang lain, terjadi peningkatan angka

Lebih terperinci

BAB 2 ANALISIS LINGKUNGAN MAKRO

BAB 2 ANALISIS LINGKUNGAN MAKRO BAB 2 ANALISIS LINGKUNGAN MAKRO Baik di industri furniture maupun industri lainnya, akan ada faktor eksternal yang akan mempengaruhi keberlangsungan bisnis perusahaan. Ada 5 faktor eksternal yang turut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kemakmuran antar daerah. Namun kenyataan yang ada adalah masih besarnya distribusi

BAB 1 PENDAHULUAN. kemakmuran antar daerah. Namun kenyataan yang ada adalah masih besarnya distribusi BAB 1 PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Tujuan pembangunan daerah yaitu mencari kenaikan pendapatan perkapita yang relatif cepat, ketersediaan kesempatan kerja yang luas, distribusi pendapatan yang merata,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan sudah merupakan masalah serius yang bukan saja dihadapi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan sudah merupakan masalah serius yang bukan saja dihadapi oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kependudukan sudah merupakan masalah serius yang bukan saja dihadapi oleh Negara-negara karena banyak menyangkut segi kehidupan. Bahkan tahun-tahun belakangan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN

PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2010 2035 Dr. Sukamdi Agus Joko Pitoyo, M.A. Eddy Kiswanto, M.Si M. Arif Fahrudin Alfana PENDAHULUAN Proyeksi penduduk merupakan cara penggambaran jumlah penduduk

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI PERKEMBANGAN MIGRASI, PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA. penting untuk diteliti secara khusus karena adanya kepadatan dan distribusi

V. DESKRIPSI PERKEMBANGAN MIGRASI, PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA. penting untuk diteliti secara khusus karena adanya kepadatan dan distribusi 131 V. DESKRIPSI PERKEMBANGAN MIGRASI, PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA 5.1. Migrasi Internal Migrasi merupakan salah satu faktor dari tiga faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Peninjauan

Lebih terperinci

POLA MIGRASI DAN KARAKTERISTIK MIGRAN BERDASARKAN HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 DI PROVINSI BALI

POLA MIGRASI DAN KARAKTERISTIK MIGRAN BERDASARKAN HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 DI PROVINSI BALI PIRAMIDA Vol. VIII No. 2 : 59-75 ISSN : 1907-3275 POLA MIGRASI DAN KARAKTERISTIK MIGRAN BERDASARKAN HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 DI PROVINSI BALI Sudibia, I K 1., Dayuh Rimbawan, I N 1., Adnyana, IB 2 1

Lebih terperinci

PERTEMUAN 4 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

PERTEMUAN 4 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA PERTEMUAN 4 : METODE PENGUMPULAN DATA Oleh : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA (darmawan@esaunggul.ac.id) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik - Universitas ESA UNGGUL Semester Genap

Lebih terperinci