MAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA DAN ALAT UKUR REAKTOR KIMIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA DAN ALAT UKUR REAKTOR KIMIA"

Transkripsi

1 MAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA DAN ALAT UKUR REAKTOR KIMIA Disusun oleh: Andri Heri K Deddy Wahyu Priyatmono Defrizal Rizki Pradana Ferry Setiawan Nungki Merinda Sari Prima Anggraini JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2016

2 KATA PENGANTAR Segala Puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-nya, sehingga kami masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk menyusun Makalah Alat Industri Kimia dan Alat Ukur (Reaktor Kimia). Makalah ini dibuat untuk memahami materi tersebut, sehingga kita dapat mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Pada kesempatan yang berbahagia ini kami menyampaikan terima kasih kepada Dwi Ana Anggorowati, ST, MT. selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Alat Industri Kimia dan Alat Ukur, dan semua pihak yang telah meluangkan waktunya serta turut berperan dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga jasa yang demikian besar ini, mendapat balasan yang seimbang dari Allah yang Maha Esa. Makalah yang kami buat ini masih banyak kesalahan dan kekurangan karena kami masih dalam tahap pembelajaran, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca demi kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin. Malang, April 2016 Penulis

3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang menghasilkan produk dari proses pengolahan bahan dengan menggunakan suatu teknologi sehingga dapat menghasilkan suatu produk yang bernilai ekonomis dan dapat dimanfaatkan lebih lanjut. Proses pengolahan bahan untuk memperoleh produk dapat berlangsung secara fisik dan kimia. Untuk menunjang kegiatan industri dibutuhkan suatu bagian produksi yang bertugas menjalankan proses suatu pabrik. Reaktor adalah suatu alat proses tempat dimana terjadinya suatu reaksi berlangsung baik itu reaksi kimia atau nuklir bukan secara fisika. Dengan terjadinya reaksi kimia inilah suatu bahan berubah ke bentuk bahan lainnya. Perubahan yang ada terjadi secara spontan yaitu terjadi dengan sendirinya atau bisa juga membutuhkan energi seperti panas. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan kimia. Reaktor kimia adalah jenis reaktor yang umum digunakan dalam industri. Rancangan reaktor kimia merupakan tahap terpenting dari seluruh rancangan dalam proses. Setiap zat (material) mempunyai karakteristik yang berbeda beda. Untuk mereaksikan suatu zat (material) yang perlu diperhatikan adalah fase dari zat tersebut (padat, cair, atau gas), kondisi operasi dari zat itu pada suhu dan tekanan tertentu dimana zat tersebut akan bereaksi, sifat reaksi endoterm dan eksoterm, serta kecepatan reaksinya. Kondisi kondisi inilah yang diperlukan untuk memilih tipe reaktor yang tepat sehingga proses dan produk yang dihasilkan bernilai ekonomis. 1.2 Tujuan - Dapat mengetahui pengertian reaktor - Dapat mengetahui pengertian reaktor kimia - Dapat mengetahui pemilihan jenis reaktor dan tujuannya - Dapat mengetahui jenis dan klasifikasi reaktor - Dapat mengetahui jenis reaksi dan katalis pada reaktor

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Reaktor Reaktor adalah suatu alat proses tempat di mana terjadinya suatu reaksi berlangsung, baik itu reaksi kimia, nuklir, dan biologis, dan bukan secara fisika. Reaktor dibagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut: - Reaktor kimia : tidak ada perubahan massa selama reaksi dan hanya berubah dari satu bahan ke bahan lain. - Reaktor nuklir : terdapat perubahan massa yang berubah menjadi energi yang besar. Reaktor Kimia adalah segala tempat terjadinya reaksi kimia, baik dalam ukuran kecil seperti tabung reaksi sampai ukuran yang besar seperti reaktor skala industri. Tidak seperti skala kecil dalam tabung reaksi, reaktor ukuran komersil industri perlu perhitungan yang teliti karena menyangkut jumlah massa dan energi yang besar. 1.2 Pemilihan Jenis Reaktor Reaktor kimia memiliki berbagai macam jenis dan bentuk yang dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa faktor, jenisjenis reaktor ini akan di bahas lebih lanjut pada bab berikutnya. Untuk itulah alasan pemilihan jenis reaktor yang tepat tujuan pemilihannya serta parameter yang mempengaruhi rancangan nya untuk proses kimia tertentu perlu diketahui. 1. Faktor dalam memilih jenis reaktor Pemilihan jenis reaktor yang akan digunakan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: a. Fase zat pereaksi dan hasil reaksi b. Tipe reaksi dan persamaan kecepatan reaksi, serta ada tidaknya reaksi samping c. Kapasitas produksi d. Harga alat (reaktor) dan biaya instalasinya e. Kemampuan reaktor untuk menyediakan luas permukaan yang cukup untuk perpindahan panas

5 2. Tujuan dalam memilih jenis reaktor Tujuan utama dalam memilih jenis reaktor adalah alasan ekonomis, keselamatan, dan kesehatan kerja, serta pengaruhnya terhadap lingkungan. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih jenis reaktor tertentu: a. Mendapat keuntungan yang besar, konversi, dan efisiensi terbesar b. Biaya produksi rendah c. Modal kecil atau volume reaktor minimum d. Operasinya sederhana dan mudah e. Keselamatan kerja terjamin f. Polusi terhadap sekelilingnya (lingkungan) dijaga sekecil - kecilnya 3. Parameter yang mempengaruhi rancangan reaktor Dalam merancang suatu reaktor perlu diperhatikan parameter-parameter tertentu agar reaktor yang dibangun dapat memenuhi unjuk kerja yang diharapkan. Parameter nya antara lain: a. Waktu tinggal b. Volum (V) c. Temperatur (T) d. Tekanan (P) e. Konsentrasi senyawa f. Koefisien perpindahan panas Pada dasarnya dalam merancang reaktor perlu diperhatikan faktor neraca massa dan energinya. Secara garis besar umumnya reaktor dianggap ideal atau beroperasi dalam keadaan steady state, dengan kata lain besarnya massa yang masuk akan sama dengan massa yg keluar ditambah akumulasi. Sementara untuk menunjang energi yang diperlukan agar terjadinya reaksi kimia tertentu dalam reaktor, biasanya dilakukan penambahan atau pengambilan panas dari reaktor dengan menggunakan tipe heat exchanger tertentu, antara lain:

6 Gambar 1. External Heat Exchanger Gambar 2. Cooling By Vapour Phase 1.3 Klasifikasi Reaktor Secara umum terdapat dua jenis utama reaktor kimia yang dibedakan berdasarkan bentuknya, antara lain: - Reaktor tangki atau bejana - Reaktor pipa Kedua jenis reaktor dapat dioperasikan secara kontinyu maupun batch. Biasanya, reaktor beroperasi dalam keadaan stabil namun terkadang bisa juga beroperasi secara transien (berubah ubah/tidak stabil). Keadaan reaktor yang transien adalah ketika reaktor pertama kali dioperasikan, misalnya: setelah perbaikan atau pembelian baru, di mana komponen produk masih berubah terhadap waktu.

7 Pada umumnya bahan yang direaksikan dalam reaktor kimia adalah cairan dan gas, namun kadang-kadang ada juga padatan yang diikutkan dalam reaksi, misalnya: katalisator, reagent inert. Tentu saja perlakuan terhadap bahan yang akan direaksikan akan berbeda-beda bergantung pada mekanisme reaksinya. Untuk memudahkan dalam mempelajari jenis-jenis reaktor kimia, maka jenis reaktor kimia dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa klasifikasi, misalnya : berdasarkan bentuk, keadaan proses, keadaan operasi, penggunaan, dan fasa. Gambar 3. Klasifikasi Reaktor A. Klasifikasi reaktor berdasarkan bentuk Reaktor dapat dibedakan yang paling sederhana adalah berdasarkan bentuknya. Terdapat dua bentuk utama dari reaktor, antara lain: 1. Reaktor Tangki Dikatakan reaktor tangki ideal bila pengadukannya sempurna, sehingga komposisi dan suhu didalam reaktor setiap saat selalu uniform. Dapat dipakai untuk proses batch, semi batch, dan proses alir. 2. Reaktor pipa Biasanya digunakan tanpa pengaduk sehingga disebut Reaktor Alir Pipa. Dikatakan ideal bila zat pereaksi yang berupa gas atau cairan, mengalir didalam pipa dengan arah sejajar sumbu pipa.

8 B. Klasifikasi reaktor berdasarkan keadaan operasi Reaktor dapat dibedakan berdasarkan keadaan operasinya, hal ini dapat dilakukan karena reaksi kimia biasanya disertai dengan penyerapan atau pelepasan energi berupa panas (endotermik, dan eksotermik), sehingga dapat teramati melalui perubahan suhu dari komponen-komponen yang terlibat dalam reaksi. Klasifikasnya antara lain: 1. Reaktor isotermal Dikatakan isotermal jika umpan yang masuk, campuran dalam reaktor, aliran yang keluar dari reaktor selalu seragam dan bersuhu sama. 2. Reaktor adiabatis Dikatakan adiabatis jika tidak ada perpindahan panas antara reaktor dan sekelilingnya. Jika reaksinya eksotermis, maka panas yang terjadi karena reaksi dapat dipakai untuk menaikkan suhu campuran di reaktor. ( K naik dan ra besar sehingga waktu reaksi menjadi lebih pendek). 3. Reaktor non adiabatis C. Klasifikasi reaktor berdasarkan keadaan proses Keadaan proses dalam industri terdapat tiga jenis, yakni: batch, semi batch, dan kontinyu. Berdasarkan tiga jenis proses ini juga dapat digunakan dalam membedakan jenis reaktor yang digunakan, antara lain: 1. Reaktor Batch Reaktor jenis ini biasanya sangat cocok digunakan untuk produksi berkapasitas kecil misalnya dalam proses pelarutan padatan, pencampuran produk, Batch distillation, kristalisasi, ekstraksi cair-cair, farmasi dan fermentasi. Reaktor jenis ini memiliki ciri tidak terdapat aliran inlet atau outlet selama operasi, memiliki pengaduk untuk mencampur reaktan, dan dalam prosesnya harus berutan (tidak dapat dilakukan bersamaan) antara mengisi bahan baku, operasi, pengeluaran produk, cleaning, dan conditioning untuk mengolah bahan baku berikutnya. Gambar 4. Reaktor Batch

9 2. Reaktor Semi Batch Reaktor semi-batch umumnya berbentuk tangki berpengaduk, cara operasinya adalah dengan jalan memasukan sebagian zat pereaksi ke dalam reaktor, sedangkan zat pereaksi yang lain atau sisanya dimasukan secara kontinyu ke dalam reaktor. Ada material yang masuk selama operasi ytanpa dipindahkan. Reaktan yang masuk bisa dihentikan, dan produk bisa dipindahkan selama operasi waktu tertentu. Tidak beroperasi secara steady state. Contoh paling sederhana misalnya tangki fermentor, ragi dimasukkan sekali ke dalam tangki (secara batch) namun CO2 yang dihasilkannya dikeluarkan secara kontinyu. Contoh lainnya adalah klorinasi, suatu reaksi cair-gas, gas digelembungkan secara kontinyu dari dasar tangki agar bereaksi dengan cairan di tangki yang diam (batch). 3. Reaktor Kontinyu Reaktor kontinyu Reaktor kontinyu mempunyai aliran masukan dan keluaran (inlet/outlet) yang terdiri dari campuran homogen/heterogen. Reaksi kontinyu di operasikan pada kondisi steady, dimana arus aliran masuk sama dengan arus aliran keluar. Reaktor kontinyu dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu : a. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) atau Continous Striired Tank Reactor (CSTR) Biasanya berupa tangki berpengaduk dengan asumsi pengadukan sempurna, konsentrasi tiap komponen dalam reaktor seragam sebesar konsentrasi aliran yang keluar dari reaktor. Model ini biasanya digunakan pada reaksi homogen di mana semua bahan baku dan katalisnya berfasa cair, atau reaksi antara cair dan gas dengan katalis cair. Reaktor CSTR dapat disusun secara seri maupun pararel. Pemasangan secara seri akan meningkatkan kemampuan konversi reaktor CSTR, semakin banyak jumlah yang dipasang seri maka konversinya akan semakin mendekati reaktor PFR denganh volume yang sama. Sementara pemasangan secara paralel umumnya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produsi dengan konversi yang sama. CSTR umum digunakan pada industri proses, terutama dengan reaksi homogen fasa cair, dimana diperlukan pengadukan yang konstan. CSTR juga banyak digunakan

10 pada proses biologi di industri dan dikenal dengan sebutan Fermentor. Contohnya pada industri antibiotik, dan waste water treatment. Fermentor Mendegradasi atau menghancurkan molekul berukuran besar menjadi berukuran lebih kecil dengan hasil samping pada umumnya adalah alkohol. Gambar 5. Reaktor CSTR seri Gambar 6. Reaktor CSTR pararel Prinsip Kerja Reaktor CSTR Satu atau lebih reagen fluida dimasukkan pada tangki sebuah reaktor yang dilengkapi dengan kipas atau impeller. Impeller mengaduk cairan untuk memastikan cairan tersebut tercampur rata. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) ini dipanaskan baik menggunakan sistim tertutup di dalam tangki atau jaket yang mengelilingi tangki. Pada tangki pencampur yang digunakan pada reaktor kimia, dua fluida atau lebih direaksikan

11 bersama untuk menghasilkan suatu fluida yang berbeda dari fluida sebelumnya. Reaksi ini terjadi pada temperatur tertentu yang harus dipertahankan tetap besarnya atau konstans agar dapat dihasilkan temperatur dan jenis fluida keluaran yang diinginkan. b. Reaktor Alir Pipa (RAP) atau Plug Flow Reaktor (PFR) Merupakan suatu reaktor berbentuk pipa yang beroperasi secara kontinyu. Dalam PFR selama operasi berlangsung bahan baku dimasukkan terus menerus dan produk reaksi akan dikeluarkan secara terus menerus sehingga tidak terjadi pencampuran ke arah aksial dan semua molekul mempunyai waktu tinggal di dalam reaktor sama besar. Seluruh reaktan masuk melalui bagian inlet reaktor, semua perhitungan dalam merancang PFR harus dengan asusmsi bahwa tidak terjadi back mixing, downstream, dan upstream. PFR memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibanding CSTR pada volume yang sama. PFR yang dipasang seri maka konversinya akan sama dengan PFR tunggal yang panjangnya sama dengan jumlah dari panjang tiap reaktor PFR penyusun, sementara untuk yang dipasang paralel tujuan nya sama dengan CSTR, yakni meningkatkan kapasitas produksi dengan konversi yang sama. PFR memiliki aplikasi yang luas, baik dalam sistem fasa gas, maupun fasa cair. Umumnya digunakan pada sintesis amoniak dari unsur-unsur penyususnnya, dan oksidasi sulfur dioksida menjadi sulful trioksida. Seperti pada reaktor CSTR, reaktor PFR juga dapat disusun secara seri maupun paralel seperti yang terlihat pada gambar berikut: Gambar 7. Reaktor PFR

12 Gambar 8. PFR seri Gambar 9. PFR pararel 1.4 Jenis Reaksi Dan Reaktor dengan Katalis A. Jenis Reaksi Pada Reaktor Seperti yang telah diketahui, reaktor merupakan tempat terjadinya reaksi kimia. Jenis reaksi kimia dalam reaktor secara garis besar dibagi ke dalam beberapa jenis, antara lain: - Kombinasi langsung atau reaksi sintesis A + B AB - Dekomposisi/penguraian atau reaksi analisis AB A + B - Reaksi substitusi tunggal A + BC AC + B - Reaksi substitusi ganda/metatesis AB + CD CB B. Reaktor dengan Katalis Terkadang dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja reaktor dengan cara mempercepat tercapainya konversi reaksi tertentu dipergunakanlah katalis. Katalis merupan suatu zat yang digunakan untuk mempercepat reaksi tetapi terlepas, bahkan dapat dikatakan tidak ikut bereaksi. Berikut merupakan contoh beberapa jenis reaktor yang menggunakan katalis, antara lain:

13 1. Shell and Tube Reactor Seperti reaktor pipa tetapi berupa beberapa pipa yang disusun dalam sebuah shell, reaksi berjalan di dalam pipa pipa dan pemanas/pendingin di shell. Alat ini digunakan apabila dibutuhkan sistem transfer panas dalam reaktor. Gambar 11. Shell and Tube Reactor 2. Fixed Bed Catalytic Reactor Merupakan reaktor berbentuk pipa besar yang didalamnya berisi katalisator padat. Bisanya digunakan untuk reaksi fasa gas dengan katalisator padat. Apabila diperlukan proses transfer panas yang cukup besar biasanya berbentuk fixed bed multitube, dimana reaktan bereaksi di dalam tubetube yang berisi katalisator dan pemanas/pendingin mengalir di luar tube. Fixed Bed Reactor katalitik dapat didefinisikan sebagai suatu tube silindrikal yang dapat diisi dengan partikel-partikel katalis. Selama operasi, gas atau liquid atau keduanya akan melewati tube dan partikel-partikel katalis, sehingga akan terjadi reaksi. Fixed bed reactor adalah reaktor yang dalam prosesnya mempunyai prinsip kerja pengontakan langsung antara pereaktan dengan partikel-partikel katalis. Fixed bed reactor biasanya digunakan untuk umpan (pereaktan) yang mempunyai viskositas kecil. Kelebihan Fixed Bed Reactor - Dapat digunakan untuk mereaksikan dua macam gas sekaligus - Kapasitas produksi cukup tinggi

14 - Pemakaian tidak terbatas pada kondisi reaksi tertentu (eksoterm atau endoterm) sehingga pemakaian lebih fleksibel - Aliran fluida mendekati plug flow, sehingga dapat diperoleh hasil konversi yang tinggi - Pressure drop rendah - Oleh karena adanya hold-up yang tinggi, maka menghasilkan pencampuran radial yang lebih baik dan tidak ditemukan pembentukan saluran (channeling). Gambar 12. Fixed Bed Catalitic Reactor Bentuk Reaktor Fixed Bed Bentuk reactor Fixed Bed dapat dibagi menjadi : a. Reaktor dengan satu lapis tumpukan katalisator (Single Bed) Sebagai penyangga katalisator dipakai butir-butir alumunia (bersifat inert terhadap zat pereaksi) dan pada dasar reactor disusun dari butir yang besar makin keatas makin kecil, tetapi pada bagian atas katalisator disusun dari butir kecil makin keatas makin besar. b. Multi bed Katalisator diisi lebih dari satu tumpuk katalisator, fixed bed dengan katalisator lebih dari satu tumpuk banyak dipakai dalam proses adiabatic. Jika reaksi yang terjadi sangat eksotermis pada konversi yang masih kecil suhu gas sudah naik sampai lebih

15 tinggi dari suhu maksimum yang diperbolehkan untuk katalisator, maka gas harus di dinginkan terlebih dahulu kedalam alat penukar panas diluar reactor untuk di dinginkan dan selanjutnya dialirkan kembali ke reaktor melalui tumpukan katalisator kedua, jika konversi gas yang keluar dari tumpukan kedua belum mencapai yang direncanakan, tetapi suhu gas sudah lebih tinggi dari yang diperbolehkan maka dilakukan pendinginan lagi dengan mengalirkan gas kealat penukar panas kedua kemudian di kembalikan ke reactor yang masuk melalui tumpukan katalisator ketiga dan seterusnya sampai diperoleh konversi yang diinginkan. Jika reaksi bersifat endotermis maka penukar panas diluar reactor dapat digunakan untuk pemanas gas reaksi. 3. Fluidized Bed Reactor Fluidized Bed Reactor adalah adalah jenis reaktor kimia yang dapat digunakan untuk mereaksikan bahan dalam keadaan banyak fasa. Reaktor jenis ini menggunakan fluida (cairan atau gas) yang dialirkan melalui katalis padatan (biasanya berbentuk butiran-butiran kecil) dengan kecepatan yang cukup sehingga katalis akan terolak sedemikian rupa dan akhirnya katalis tersebut dapat dianalogikan sebagai fluida juga. Proses ini, dinamakan fluidasi. Fluidized Bed Reaktor dapat digunakan untuk pencampuran dan pemisahan antar fasa. Biasanya digunakan untuk reaksi fasa gas katalisator padat dengan umur katalisator yang sangat pendek sehingga harus cepat diregenerasi, atau padatan dalam reaktor adalah reaktan yang bereaksi menjadi produk. Gambar 13.a. Fludized Bed Reactor

16 Gambar 13.b. Schematic Of Fluidized Bed Reactor 4. Trickle Bed Reactor Reactor trickle bed adalah reaktor dengan packing katalis dimana fasa cair dan gas mengalir searah ke bawah yang mengalami interaksi pada katalis padatan. Reaktor ini digunakan untuk memanaskan feed (umpan) menjadi vapour. Gambar 14. Trickle Bed Reactor

17 5. Slurry Reactor Reaktor ini menggunakan liquid sebagai reaktant dan solid sebagai katalis. Biasanya terdiri dari liquid stirred tank, pada beberapa keadaan, gas sebagai reaktan juga diembunkan melalui reaktan. Keberadaan katalis sebagai slurry membuat penambahan dan pengambilan katalis dalam proses menjadi mudah. Gambar 14. Slurry Reactor

18 DAFTAR PUSTAKA Wanda.2012.Alat Alat Industri Kimia.namikazewand.blogspot.co.id/2012/03/alat alat industri - kimia.html?m=1 (diakses tanggal 11 April 2016) Leo.2008.Reaktor. adalah suatu proses tempat.html?m=1 (diakses tanggak 11 April 2016) Budiman Arif.2015.Makalah Alat Industri Kimia Reaktor.Fakultas Teknik, Universitas Bandung Raya:Bandung. Setyowati Suparni R.2008.Kimia Industri SMK Jilid 2.Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional:Jakarta.

MAKALAH REAKTOR FIXED BED TEKNIK REAKSI KIMIA

MAKALAH REAKTOR FIXED BED TEKNIK REAKSI KIMIA MAKALAH REAKTOR FIXED BED TEKNIK REAKSI KIMIA Disusun oleh : Kelompok 5 : 1. Aisyah Nur Aini 2. Andrian Sularso 3. Faradila Ardhining T. 4. M. Faiz Hardiansyah I8313001 I8313003 I8313020 I8313032 PROGRAM

Lebih terperinci

PERALATAN INDUSTRI KIMIA

PERALATAN INDUSTRI KIMIA PERALATAN INDUSTRI KIMIA (SIZE REDUCTION, STORAGE, REACTOR ) Penyusun: Lely Riawati, ST., MT. Agustina Eunike, ST., MT., MBA. PERALATAN INDUSTRI KIMIA YANG DIBAHAS : I Material Handling II III Size Reduction

Lebih terperinci

Kinetika Reaksi Kimia dan Reaktor; Teori dan Soal Penyelesaian dengan SCILAB oleh Kusmiyati, S.T., M.T., Ph.D. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU

Kinetika Reaksi Kimia dan Reaktor; Teori dan Soal Penyelesaian dengan SCILAB oleh Kusmiyati, S.T., M.T., Ph.D. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Kinetika Reaksi Kimia dan Reaktor; Teori dan Soal Penyelesaian dengan SCILAB oleh Kusmiyati, S.T., M.T., Ph.D. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398;

Lebih terperinci

B T A CH C H R EAC EA T C OR

B T A CH C H R EAC EA T C OR BATCH REACTOR PENDAHULUAN Dalam teknik kimia, Reaktor adalah suatu jantung dari suatu proses kimia. Reaktor kimia merupakan suatu bejana tempat berlangsungnya reaksi kimia. Rancangan dari reaktor ini tergantung

Lebih terperinci

PENGANTAR TEKNIK KIMIA JOULIE

PENGANTAR TEKNIK KIMIA JOULIE PENGANTAR TEKNIK KIMIA JOULIE Chemical Engineering PENGANTAR TEKNIK KIMIA Chemical Engineering 11 Kompetensi : Memiliki kemampuan mengenal secara umum peranan, manfaat dan resiko industri kimia. Memiliki

Lebih terperinci

Kinetika Reaksi Homogen Sistem Reaktor Alir (Kontinyu)

Kinetika Reaksi Homogen Sistem Reaktor Alir (Kontinyu) KINETIKA DAN KATALISIS / SEMESTER PENDEK 2009-2010 PRODI TEKNIK KIMIA FTI UPN VETERAN YOGYAKARTA Kinetika Reaksi Homogen Sistem Reaktor Alir (Kontinyu) Senin, 19 Juli 2010 / Siti Diyar Kholisoh, ST, MT

Lebih terperinci

Gambar 7.4 skema trickle bed reactor

Gambar 7.4 skema trickle bed reactor Gambar 7.4 skema trickle bed reactor Gambar 7. 5 Skema Slurry Reactor Gambar 7.6 plug flow reactor yang dirangkai serie Reaktor tersebut dapat saja dioprasikan dalam rangkaian seri atau paralel. Dalam

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. perpindahan panas.

BAB II PEMBAHASAN. perpindahan panas. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Reaktor 2.1.1 Definisi Reaktor Reaktor adalah satu alat proses tempat terjadinya suatu reaksi berlangsung, baik itu reaksi kimia maupun nuklir. Dengan terjadinya reaksi

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES II. DESKRIPSI PROSES A. JENIS-JENIS PROSES Proses pembuatan metil klorida dalam skala industri terbagi dalam dua proses, yaitu : a. Klorinasi Metana (Methane Chlorination) Reaksi klorinasi metana terjadi

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Tritolyl Phosphate dari Cresol dan POCl3 Dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Tritolyl Phosphate dari Cresol dan POCl3 Dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang terus melakukan pembangunan di berbagai sektor untuk mengurangi ketergantungan dari negara lain. Menurut Prosiding Simposium Nasional

Lebih terperinci

REAKTOR KIMIA NON KINETIK KINETIK BALANCE R. YIELD R. STOIC EQUILIBRIUM R. EQUIL R. GIBBS CSTR R. PLUG R.BATCH

REAKTOR KIMIA NON KINETIK KINETIK BALANCE R. YIELD R. STOIC EQUILIBRIUM R. EQUIL R. GIBBS CSTR R. PLUG R.BATCH TUTORIAL 3 REAKTOR REAKTOR KIMIA NON KINETIK BALANCE R. YIELD R. STOIC EQUILIBRIUM R. EQUIL R. GIBBS KINETIK CSTR R. PLUG R.BATCH MODEL REAKTOR ASPEN Non Kinetik Kinetik Non kinetik : - Pemodelan Simulasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Metanol merupakan cairan polar yang dapat bercampur dengan air, alkohol alkohol

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Metanol merupakan cairan polar yang dapat bercampur dengan air, alkohol alkohol BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metanol Metanol merupakan cairan polar yang dapat bercampur dengan air, alkohol alkohol lain seperti, ester, keton, eter, dan sebagian besar pelarut organik. Metanol sedikit

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES II. DESKRIPSI PROSES A. Proses Pembuatan Trimetiletilen Secara umum pembuatan trimetiletilen dapat dilakukan dengan 2 proses berdasarkan bahan baku yang digunakan, yaitu pembuatan trimetiletilen dari n-butena

Lebih terperinci

TUTORIAL III REAKTOR

TUTORIAL III REAKTOR TUTORIAL III REAKTOR REAKTOR KIMIA NON KINETIK KINETIK BALANCE EQUILIBRIUM CSTR R. YIELD R. EQUIL R. PLUG R. STOIC R. GIBBS R. BATCH REAKTOR EQUILIBRIUM BASED R-Equil Menghitung berdasarkan kesetimbangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asetanilida Asetanilida merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus

Lebih terperinci

Teknik Reaksi Kimia Lanjut

Teknik Reaksi Kimia Lanjut UNIVERSITAS INDONESIA Teknik Reaksi Kimia Lanjut Pasca Sarjana Dicka A Rahim [ 110610795 ] Rindang Isnaniar Wisnu Aji [ 1106109043 ] 01 D E P O K P4 5 A Reaksi fase liquid : A + B C Mengikuti persamaan

Lebih terperinci

Tugas Perancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

Tugas Perancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Mulai dari industri makanan, tekstil, kimia hingga farmasi. Dalam proses produksinya, beberapa

Lebih terperinci

BAB V SPESIFIKASI ALAT PROSES

BAB V SPESIFIKASI ALAT PROSES BAB V SPESIFIKASI ALAT PROSES A. Peralatan Proses 1. Reaktor ( R-201 ) : Mereaksikan 8964,13 kg/jam Asam adipat dengan 10446,49 kg/jam Amoniak menjadi 6303,2584 kg/jam Adiponitril. : Reaktor fixed bed

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Absorpsi dan stripper adalah alat yang digunakan untuk memisahkan satu komponen atau lebih dari campurannya menggunakan prinsip perbedaan kelarutan. Solut adalah komponen

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan BAB I PENGANTAR Metil salisilat merupakan turunan dari asam salisat yang paling penting secara komersial, disamping

Lebih terperinci

PENGETAHUAN PROSES PADA UNIT SINTESIS UREA

PENGETAHUAN PROSES PADA UNIT SINTESIS UREA BAB V PENGETAHUAN PROSES PADA UNIT SINTESIS UREA V.I Pendahuluan Pengetahuan proses dibutuhkan untuk memahami perilaku proses agar segala permasalahan proses yang terjadi dapat ditangani dan diselesaikan

Lebih terperinci

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES 10 II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES A. Proses Pembuatan Disodium Fosfat Anhidrat Secara umum pembuatan disodium fosfat anhidrat dapat dilakukan dengan 2 proses berdasarkan bahan baku yang digunakan, yaitu

Lebih terperinci

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES 10 II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam Pabrik Kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut Teknologi proses.

Lebih terperinci

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses.

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan - 1 -

Bab I Pendahuluan - 1 - Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Pada saat ini, pengoperasian reaktor unggun diam secara tak tunak telah membuka cara baru dalam intensifikasi proses (Budhi, 2005). Dalam mode operasi ini, reaktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengolah an Kimia

BAB I PENDAHULUAN. Pengolah an Kimia BAB I PENDAHULUAN Proses kimia terdiri dari tahapan pengolahan, yaitu: pengolahan fisika awal seperti permurnian/purifikasi bahan, perubahan fasa (cair ke uap, uap ke cair, padat ke cair); pengolahan kimia

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES. (2007), metode pembuatan VCM dengan mereaksikan acetylene dengan. memproduksi vinyl chloride monomer (VCM). Metode ini dilakukan

II. DESKRIPSI PROSES. (2007), metode pembuatan VCM dengan mereaksikan acetylene dengan. memproduksi vinyl chloride monomer (VCM). Metode ini dilakukan II. DESKIPSI POSES A. Jenis - Jenis Proses a) eaksi Acetylene (C2H2) dengan Hydrogen Chloride (HCl) Menurut Nexant s ChemSystem Process Evaluation/ esearch planning (2007), metode pembuatan VCM dengan

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan I. Pendahuluan A. Latar Belakang Dalam dunia industri terdapat bermacam-macam alat ataupun proses kimiawi yang terjadi. Dan begitu pula pada hasil produk yang keluar yang berada di sela-sela kebutuhan

Lebih terperinci

FORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI

FORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI BAB VI FORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI VI.1 Pendahuluan Sebelumnya telah dibahas pengetahuan mengenai konversi reaksi sintesis urea dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Lebih terperinci

Kinetika Reaksi Homogen Sistem Reaktor Alir (Kontinyu)

Kinetika Reaksi Homogen Sistem Reaktor Alir (Kontinyu) KINETIKA DAN KATALISIS / SEMESTER GENAP 2010-2011 PRODI TEKNIK KIMIA FTI UPN VETERAN YOGYAKARTA Kinetika Reaksi Homogen Sistem Reaktor Alir (Kontinyu) Siti Diyar Kholisoh & I Gusti S. Budiaman / Juni 2011

Lebih terperinci

UPN VETERAN JAWA TIMUR

UPN VETERAN JAWA TIMUR UPN VETERAN JAWA TIMUR UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR PAPER TEKNIK REAKSI KIMIA III DEACTIVATION CATALYST REACTOR, SLURRY REACTOR DAN PEMILIHAN REAKTOR PADA JUDUL PABRIK Disusun oleh

Lebih terperinci

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses utama dari sebuah pabrik kimia

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses utama dari sebuah pabrik kimia II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses.

Lebih terperinci

Gambar 1 Open Kettle or Pan

Gambar 1 Open Kettle or Pan JENIS-JENIS EVAPORATOR 1. Open kettle or pan Prinsip kerja: Bentuk evaporator yang paling sederhana adalah bejana/ketel terbuka dimana larutan didihkan. Sebagai pemanas biasanya steam yang mengembun dalam

Lebih terperinci

Pemanfaatan Bentonit Dan Karbon Sebagai Support Katalis NiO-MgO Pada Hidrogenasi Gliserol

Pemanfaatan Bentonit Dan Karbon Sebagai Support Katalis NiO-MgO Pada Hidrogenasi Gliserol Pemanfaatan Bentonit Dan Karbon Sebagai Support Katalis NiO-MgO Pada Hidrogenasi Gliserol Oleh : Ferlyna Sari 2312 105 029 Iqbaal Abdurrokhman 2312 105 035 Pembimbing : Ir. Ignatius Gunardi, M.T NIP 1955

Lebih terperinci

MAKALAH ILMU ALAMIAH DASAR

MAKALAH ILMU ALAMIAH DASAR MAKALAH ILMU ALAMIAH DASAR Bagaimana Pengaruh Suhu terhadap Kelarutan Zat Padat dalam Zat Cair Oleh : Fitria Anjar Sari 124254074 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN PMPKN KELAS PPKn

Lebih terperinci

Heri Rustamaji Jurusan Teknik Kimia Universitas Lampung

Heri Rustamaji Jurusan Teknik Kimia Universitas Lampung Heri Rustamaji Jurusan Teknik Kimia Universitas Lampung Optimasi mencakup dua proses : ❶ formulasi problem optimasi dalam bentuk persamaan matematis, ❷ penyelesaian problem matematis yang terbentuk Tujuan

Lebih terperinci

Perancangan dan Simulasi Reaktor Plug Flow Adiabatis untuk Reaksi Pembuatan 1,3 Butadiena Menggunakan Program Scilab 5.1.1

Perancangan dan Simulasi Reaktor Plug Flow Adiabatis untuk Reaksi Pembuatan 1,3 Butadiena Menggunakan Program Scilab 5.1.1 Perancangan dan Simulasi Reaktor Plug Flow Adiabatis untuk Reaksi Pembuatan 1,3 Butadiena Menggunakan Program Scilab 5.1.1 Disusun Oleh: Sherly Zagita L.N 21030113120023 Farel Abdala 21030113130195 LABORAORIUM

Lebih terperinci

Perancangan Proses Kimia PERANCANGAN

Perancangan Proses Kimia PERANCANGAN Perancangan Proses Kimia PERANCANGAN SISTEM/ JARINGAN REAKTOR 1 Rancangan Kuliah Section 2 1. Dasar dasar Penggunaan CHEMCAD/HYSYS 2. Perancangan Sistem/jaringan Reaktor 3. Tugas 1 dan Pembahasannya 4.

Lebih terperinci

KRISTALISASI. Amelia Virgiyani Sofyan Azelia Wulan C.D Dwi Derti. S Fakih Aulia Rahman

KRISTALISASI. Amelia Virgiyani Sofyan Azelia Wulan C.D Dwi Derti. S Fakih Aulia Rahman KRISTALISASI Penyusun : Amelia Virgiyani Sofyan 1215041006 Azelia Wulan C.D 1215041007 Dwi Derti. S 1215041012 Fakih Aulia Rahman 1215041019 Ulfah Nur Khikmah 1215041052 Yuliana 1215041056 Mata Kuliah

Lebih terperinci

LAMPIRAN A REAKTOR. = Untuk mereaksikan Butanol dengan Asam Asetat menjadi Butil. = Reaktor Alir Tangki Berpengaduk Dengan Jaket Pendingin

LAMPIRAN A REAKTOR. = Untuk mereaksikan Butanol dengan Asam Asetat menjadi Butil. = Reaktor Alir Tangki Berpengaduk Dengan Jaket Pendingin LAMPIRAN A REAKTOR Fungsi = Untuk mereaksikan Butanol dengan Asam Asetat menjadi Butil Asetat. Jenis = Reaktor Alir Tangki Berpengaduk Dengan Jaket Pendingin Waktu tinggal = 62 menit Tekanan, P Suhu operasi

Lebih terperinci

kimia KESETIMBANGAN KIMIA 2 Tujuan Pembelajaran

kimia KESETIMBANGAN KIMIA 2 Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 kimia K e l a s XI KESETIMBANGAN KIMIA 2 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami faktor-faktor yang memengaruhi kesetimbangan.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Pabrik Fosgen ini diproduksi dengan kapasitas 30.000 ton/tahun dari bahan baku karbon monoksida dan klorin yang akan beroperasi selama 24 jam perhari dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dietil eter merupakan salah satu bahan kimia yang sangat dibutuhkan dalam industri dan salah satu anggota senyawa eter yang mempunyai kegunaan yang sangat penting.

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN

KESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN KESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN 1. Suatu reaksi dikatakan mencapai kesetimbangan apabila. A. laju reaksi ke kiri sama dengan ke kanan B. jumlah koefisien reaksi ruas kiri sama dengan ruas kanan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Reaksi pembentukan C8H4O3 (phthalic anhydride) adalah reaksi heterogen fase gas dengan katalis padat, dimana terjadi reaksi oksidasi C8H10 (o-xylene) oleh

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES 34 BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES 3.1. Tangki Tangki Bahan Baku (T-01) Tangki Produk (T-02) Menyimpan kebutuhan Menyimpan Produk Isobutylene selama 30 hari. Methacrolein selama 15 hari. Spherical

Lebih terperinci

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES A. Pemilihan Proses Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dimetil Eter Dimetil Eter (DME) adalah senyawa eter yang paling sederhana dengan rumus kimia CH 3 OCH 3. Dikenal juga sebagai methyl ether atau wood ether. Jika DME dioksidasi

Lebih terperinci

SINTESIS BUTANOL H 9. OH, merupakan

SINTESIS BUTANOL H 9. OH, merupakan SINTESIS BUTANOL Salah satu jenis produksi industri kimia yang dibutuhkan dalam jumlah yang terus meningkat adalah industri n-butanol. n-butanol yang memiliki rumus kimia C 4 H 9 OH, merupakan produk hasil

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang B. Tinjauan Pustaka

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang B. Tinjauan Pustaka BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Sektor industri termasuk industri kimia di dalamnya, dewasa ini mengalami pertumbuhan yang sangat pesat seiring dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia, baik dari

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Dodekilbenzena dari Dodeken dan Benzena Dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Dodekilbenzena dari Dodeken dan Benzena Dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun memiliki dampak yang sangat besar terhadap berbagai aspek dalam kehidupan. Salah satu dampak yang dapat dirasakan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR 1. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR 1. Latar Belakang BAB I PENGANTAR 1. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan industri di Indonesia terus meningkat, termasuk di dalamnya industri kimia. Perkembangan ini menuntut peningkatan unsur-unsur penunjang industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya melimpah dan dapat diolah sebagai bahan bakar padat atau

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya melimpah dan dapat diolah sebagai bahan bakar padat atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biomassa merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang jumlahnya melimpah dan dapat diolah sebagai bahan bakar padat atau diubah ke dalam bentuk cair atau gas.

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES. Proses produksi Metil Akrilat dapat dibuat melalui beberapa cara, antara

II. DESKRIPSI PROSES. Proses produksi Metil Akrilat dapat dibuat melalui beberapa cara, antara 11 II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Proses Proses produksi Metil Akrilat dapat dibuat melalui beberapa cara, antara lain : 1. Pembuatan Metil Akrilat dari Asetilena Proses pembuatan metil akrilat adalah

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB II DESKRIPSI PROSES 16 BAB II DESRIPSI PROSES II.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk II.1.1. Spesifikasi Bahan Baku Nama Bahan Tabel II.1. Spesifikasi Bahan Baku Propilen (PT Chandra Asri Petrochemical Tbk) Air Proses (PT

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK 1 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

LAPORAN KERJA PRAKTEK 1 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Alat penukar kalor (Heat Exchanger) merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menukarkan energi dalam bentuk panas antara fluida yang berbeda temperatur yang

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES. Tahap-tahap reaksi formaldehid Du-Pont untuk memproduksi MEG sebagai

II. DESKRIPSI PROSES. Tahap-tahap reaksi formaldehid Du-Pont untuk memproduksi MEG sebagai II. DESKRIPSI PROSES 2.1 Macam Macam Proses 1. Proses Formaldehid Du Pont Tahap-tahap reaksi formaldehid Du-Pont untuk memproduksi MEG sebagai berikut : CH 2 O + CO + H 2 O HOCH 2 COOH 700 atm HOCH 2 COOH

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES. MEK mulai dikembangkan pada tahun 1980-an sebagai pelarut cat. Dalam pembuatan

II. DESKRIPSI PROSES. MEK mulai dikembangkan pada tahun 1980-an sebagai pelarut cat. Dalam pembuatan II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis Proses MEK mulai dikembangkan pada tahun 1980-an sebagai pelarut cat. Dalam pembuatan MEK dikenal 3 macam metode pembuatan berdasarkan perbedaan bahan bakunya (Ullman, 2007).

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

PROSES PRODUKSI ASAM SULFAT

PROSES PRODUKSI ASAM SULFAT PRODU KSI A SAM SU LFAT BAB III PROSES PROSES PRODUKSI ASAM SULFAT 3.1 Flow Chart Proses Produksi Untuk mempermudah pembahasan dan urutan dalam menguraikan proses produksi, penulis merangkum dalam bentuk

Lebih terperinci

MAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA ABSORPSI

MAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA ABSORPSI MAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA ABSORPSI Disusun Oleh : Kelompok II Salam Ali 09220140004 Sri Dewi Anggrayani 09220140010 Andi Nabilla Musriah 09220140014 Syahrizal Sukara 09220140015 JURUSAN TEKNIK KIMIA

Lebih terperinci

PRARANCANGAN PABRIK ETIL ASETAT DARI ASAM ASETAT DAN ETANOL DENGAN PROSES KONTINYU KAPASITAS TON PER TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK ETIL ASETAT DARI ASAM ASETAT DAN ETANOL DENGAN PROSES KONTINYU KAPASITAS TON PER TAHUN LAPORAN TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK ETIL ASETAT DARI ASAM ASETAT DAN ETANOL DENGAN PROSES KONTINYU KAPASITAS 25.000 TON PER TAHUN Oleh : SULASTRI Dosen Pembimbing: 1. Ir. H. Haryanto AR, M.S. 2. Dr.

Lebih terperinci

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. dalam alkohol (Faith and Keyes,1957).

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. dalam alkohol (Faith and Keyes,1957). II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES A. Jenis-Jenis Proses Aluminium sulfat atau yang lebih dikenal dengan tawas merupakan salah satu bahan kimia yang sangat diperlukan baik dalam industri pengolahan air. Alum

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB II DESKRIPSI PROSES BAB II DESKRIPSI PROSES II.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung, dan Produk Spesifikasi Bahan Baku 1. Metanol a. Bentuk : Cair b. Warna : Tidak berwarna c. Densitas : 789-799 kg/m 3 d. Viskositas

Lebih terperinci

Gambar 1 Proses Reaksi Kimia

Gambar 1 Proses Reaksi Kimia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Industri kimia, penggunaan reaktor merupakan jantung dari proses kimia untuk mendapatkan produk yang diinginkan. Untuk perancangan reaktor skala industri tersebut,

Lebih terperinci

AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG KESETIMBANGAN ENERGI Konsep dan Satuan Perhitungan Perubahan Entalpi Penerapan Kesetimbangan Energi Umum

Lebih terperinci

BAB II PEMILIHAN DAN DESKRIPSI PROSES. Paraldehida merupakan senyawa polimer siklik asetaldehida yang

BAB II PEMILIHAN DAN DESKRIPSI PROSES. Paraldehida merupakan senyawa polimer siklik asetaldehida yang BAB II PEMILIHAN DAN DESKRIPSI PROSES A. Macam-macam Proses Paraldehida merupakan senyawa polimer siklik asetaldehida yang dihasilkan dengan mereaksikan katalis asam dengan asetaldehida. Beberapa jenis

Lebih terperinci

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA I K e l a s A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI TUJUAN PEMBELAJARAN

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA I K e l a s A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI TUJUAN PEMBELAJARAN KTSP & K-13 kimia K e l a s XI TERMOKIMIA I TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Menjelaskan hukum kekekalan energi, membedakan sistem dan

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas utama yang dikembangkan di Indonesia. Dewasa ini, perkebunan kelapa sawit semakin meluas. Hal ini dikarenakan kelapa sawit dapat meningkatkan

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES II. DESKRIPSI PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses. Secara garis

Lebih terperinci

Termodinamika dan Kesetimbangan Kimia

Termodinamika dan Kesetimbangan Kimia Termodinamika dan Kesetimbangan Kimia Dalam kesetimbangan kimia terdapat 2 reaksi yaitu reaksi irreversible dan reaksi reversible. Reaksi irreversible (reaksi searah) adalah reaksi yang berlangsung searah.

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Universitas Indonesia. Pemodelan dan..., Yosi Aditya Sembada, FT UI

BAB 2 DASAR TEORI. Universitas Indonesia. Pemodelan dan..., Yosi Aditya Sembada, FT UI BAB 2 DASAR TEORI Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang diproduksi dari sumber nabati yang dapat diperbaharui untuk digunakan di mesin diesel. Biodiesel mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan

Lebih terperinci

Diagram Fasa Zat Murni. Pertemuan ke-1

Diagram Fasa Zat Murni. Pertemuan ke-1 Diagram Fasa Zat Murni Pertemuan ke-1 Perubahan Fasa di Industri Evaporasi Kristalisasi Diagram Fasa Diagram yang bisa menunjukkan, pada kondisi tertentu (tekanan, suhu, kadar, dll) zat tersebut berfasa

Lebih terperinci

BAB II URAIAN PROSES. Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol,

BAB II URAIAN PROSES. Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol, 7 BAB II URAIAN PROSES 2.1. Jenis-Jenis Proses Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol, atau phenyl carbinol. Benzil alkohol mempunyai rumus molekul C 6 H 5 CH 2 OH. Proses

Lebih terperinci

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses. Secara garis besar,

Lebih terperinci

Pada proses pengeringan terjadi pula proses transfer panas. Panas di transfer dari

Pada proses pengeringan terjadi pula proses transfer panas. Panas di transfer dari \ Menentukan koefisien transfer massa optimum aweiica BAB II LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Proses pengeringan adalah perpindahan masa dari suatu bahan yang terjadi karena perbedaan konsentrasi.

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Metanol merupakan senyawa yang sangat esensial sekarang ini. Metanol merupakan senyawa intermediate yang menjadi bahan baku untuk berbagai industri antara lain industri

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Sikloheksana dengan Proses Hidrogenasi Benzena Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES

Prarancangan Pabrik Sikloheksana dengan Proses Hidrogenasi Benzena Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1. Spesifikasi Bahan Baku 1. Benzena a. Rumus molekul : C6H6 b. Berat molekul : 78 kg/kmol c. Bentuk : cair (35 o C; 1 atm) d. Warna :

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA 1 EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PERANCANGAN PABRIK UREA FORMALDEHID DENGAN PROSES DBWESTERN KAPASITAS 16.000 TON/TAHUN Oleh : FAHRIYA PUSPITA SARI SHOFI MUKTIANA SARI NIM. L2C007042

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1 Uraian Proses 3.1.1 Persiapan Bahan Baku Proses pembuatan Acrylonitrile menggunakan bahan baku Ethylene Cyanohidrin dengan katalis alumina. Ethylene Cyanohidrin pada T-01

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN NERACA MASSA DAN ENERGI

BAB I PENDAHULUAN NERACA MASSA DAN ENERGI NME D3 Sperisa Distantina 1 BAB I PENDAHULUAN NERACA MASSA DAN ENERGI Definisi Teknik Kimia: Pemakaian prinsip-prinsip fisis bersama dengan prinsip-prinsip ekonomi dan human relations ke bidang yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Nitrometana Nitrometana merupakan senyawa organik yang memiliki rumus molekul CH 3 NO 2. Nitrometana memiliki nama lain Nitrokarbol. Nitrometana ini merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk menyerap kalor dari lingkungan atau untuk melepaskan kalor ke lingkungan. Sifat-sifat fisik

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES. Titik didih (1 atm) : 64,6 o C Spesifik gravity : 0,792 Kemurnian : 99,85% Titik didih (1 atm) : -24,9 o C Kemurnian : 99,5 %

BAB II DESKRIPSI PROSES. Titik didih (1 atm) : 64,6 o C Spesifik gravity : 0,792 Kemurnian : 99,85% Titik didih (1 atm) : -24,9 o C Kemurnian : 99,5 % BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1 Spesifikasi Bahan Baku a. Metanol (PT. KMI, 2015) Fase : Cair Titik didih (1 atm) : 64,6 o C Spesifik gravity : 0,792 Kemurnian : 99,85%

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Metanol dari Low Rank Coal Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Metanol dari Low Rank Coal Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Metanol sangat dibutuhkan dalam dunia industry, karena banyak produk yang dihasilkan berbahan metanol. Metanol digunakan oleh berbagai industri seperti industri plywood,

Lebih terperinci

Kristalisasi. Shinta Rosalia Dewi (SRD)

Kristalisasi. Shinta Rosalia Dewi (SRD) Kristalisasi Shinta Rosalia Dewi (SRD) Pendahuluan Kristalisasi adalah proses pembentukan kristal padat dari suatu larutan induk yang homogen. Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan padat-cair yang

Lebih terperinci

MODEL ABSORPSI MULTIKOMPONEN GAS ASAM DALAM LARUTAN K 2 CO 3 DENGAN PROMOTOR MDEA PADA PACKED COLUMN

MODEL ABSORPSI MULTIKOMPONEN GAS ASAM DALAM LARUTAN K 2 CO 3 DENGAN PROMOTOR MDEA PADA PACKED COLUMN MODEL ABSORPSI MULTIKOMPONEN GAS ASAM DALAM LARUTAN K 2 CO 3 DENGAN PROMOTOR MDEA PADA PACKED COLUMN NURUL ANGGRAHENY D NRP 2308100505, DESSY WULANSARI NRP 2308100541, Dosen Pembimbing : Prof.Dr.Ir.Ali

Lebih terperinci

TRANSFER MASSA ANTAR FASE. Kode Mata Kuliah :

TRANSFER MASSA ANTAR FASE. Kode Mata Kuliah : TRANSFER MASSA ANTAR FASE Kode Mata Kuliah : 2045330 Bobot : 3 SKS ALAT-ALAT TRANSFER MASSA Perancangan alat transfer massa W A = W A = N A A jumlah A yang ditransfer waktu N A : Fluks molar atau massa

Lebih terperinci

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian HRSG HRSG (Heat Recovery Steam Generator) adalah ketel uap atau boiler yang memanfaatkan energi panas sisa gas buang satu unit turbin gas untuk memanaskan air dan

Lebih terperinci

PRARANCANGAN PABRIK UREA FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS TON / TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK UREA FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS TON / TAHUN EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRARANCANGAN PABRIK UREA FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS 44.000 TON / TAHUN MURTIHASTUTI Oleh: SHINTA NOOR RAHAYU L2C008084 L2C008104 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB II URAIAN PROSES. Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol,

BAB II URAIAN PROSES. Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol, 7 BB II URIN PROSES.. Jenis-Jenis Proses Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol, atau phenyl carbinol. Benzil alkohol mempunyai rumus molekul 6 H 5 H OH. Proses pembuatan

Lebih terperinci

Prosiding Matematika ISSN:

Prosiding Matematika ISSN: Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Model Matematika Konsentrasi Zat Pada Reaktor Alir Tangki Berpengaduk yang Disusun Seri Mathematical Model of Concentration of The Substance In CSTR Compiled Series

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, September Penyusun,

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, September Penyusun, KATA PENGANTAR Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya kepada penyusun, sehingga penyusunan Tugas Akhir dengan judul Pra Rancangan Pabrik Aseton dari

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. URAIAN PROSES Pabrik asetanilida ini di produksi dengan kapasitas 27.500 ton/tahun dari bahan baku anilin dan asam asetat yang akan beroperasi selama 24 jam perhari dalam

Lebih terperinci

Secara umum tahapan-tahapan proses pembuatan Amoniak dapat diuraikan sebagai berikut :

Secara umum tahapan-tahapan proses pembuatan Amoniak dapat diuraikan sebagai berikut : PROSES PEMBUATAN AMONIAK ( NH3 ) Amoniak diproduksi dengan mereaksikan gas Hydrogen (H 2) dan Nitrogen (N 2) dengan rasio H 2/N 2 = 3 : 1. Disamping dua komponen tersebut campuran juga berisi inlet dan

Lebih terperinci

Bab 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1. PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Bab 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan Industri kimia di Indonesia sudah cukup maju seiring dengan globalisasi perdagangan dunia. Industri pembuatan Nylon yang merupakan salah satu industri

Lebih terperinci

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd KIMIA TERAPAN Penggunaan ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari sangat luas CAKUPAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES. bahan baku Metanol dan Asam Laktat dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai

BAB III PERANCANGAN PROSES. bahan baku Metanol dan Asam Laktat dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1 Uraian Proses Proses pembuatan Metil Laktat dengan reaksi esterifikasi yang menggunakan bahan baku Metanol dan Asam Laktat dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam Salisilat Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES. : jernih, tidak berwarna

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam Salisilat Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES. : jernih, tidak berwarna BAB II DESKRIPSI PROSES 1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 1.1. Spesifikasi Bahan Baku a. Metanol (www.kaltimmethanol.com) Fase (25 o C, 1 atm) : cair Warna : jernih, tidak berwarna Densitas (25 o C)

Lebih terperinci