LINGKUNGAN MIKROORGANISME. Dyah Ayu Widyastuti
|
|
- Leony Tanuwidjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LINGKUNGAN MIKROORGANISME Dyah Ayu Widyastuti
2 Faktor Lingkungan Aktivitas mikroorganisme dipengaruhi pula oleh faktor-faktor lingkungannya Perubahan lingkungan dapat mengakibatkan perubahan sifat morfologi dan fisiologi mikroorganisme Beberapa kelompok mikroogranisme sangat resisten terhadap perubahan lingkungan Mikroorganisme tersebut dengan cepat menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan yang baru
3 Faktor lingkungan Biotik Abiotik Fisika Kimia
4 Abiotik dan Biotik Faktor Biotik Interaksi dalam satu populasi mikrobia Interaksi dalam berbagai macampopulasi mikrobia Faktor Abiotik Suhu Kelembaban Tekanan osmosis ph Ion Radiasi Tegangan permukaan Tekanan hidrostatis Getaran
5 Faktor Biotik Interaksi mikroorganisme dalam populasi yang sama Interaksi positif (kooperasi) kecepatan pertumbuhan meningkat Kepadatan populasi meningkat kecepatan pertumbuhan meningkat Contoh: pertumbuhan satu sel mikroorganisme menjadi satu koloni sel pada saat fase lag Interaksi negatif (kompetisi) kecepatan pertumbuhan menurun Contoh: populasi mikroorganisme dalam medium terbatas
6 Interaksi antara berbagai populasi mikroorganisme Netralisme tidak saling mempengaruhi Terjadi pada kepadatan populasi yang sangat rendah, atau secara fisik dipisahkan dalam mikrohabitat, serta populasi yang keluar dari habitat alaminya Komensalisme hubungan antara dua populasi yang satu diuntungkan dan yang lain tidak terpengaruh Sinergisme menyebabkan kemampuan untuk mengubah senyawa kimia tertentu dalam medium Apabila melibatkan 2 populasi atau lebih disebut sintropisme penting dalam penguraian senyawa organik di tanah
7 Mutualisme interaksi dua populasi, dua-duanya memperoleh keuntungan Bersifat spesifik dan salah satu populasi yang bersimbiosis tidak dapat digantikan oleh populasi yang lain Kompetisi saling berebut Mengakibatkan menurunnya jumlah sel yang hidup Terjadi pada populasi mikroorganisme yang menggunakan media pertumbuhan yang sama Amensalisme salah satu populasi dirugikan, yang lain diuntungkan atau tidak terpengaruh Merupakan cara untuk melindungi diri dari populasi lainnya Misal: menghasilkan toksin
8 Parasitisme populasi satu diuntungkan (parasit), dan satunya dirugikan (inang) Bersifat spesifik dan dipengaruhi oleh keperluan nutrisi yang dibutuhkan Ukuran mikroorganisme yang bersifat parasit umumnya lebih kecil dibandingkan inangnya
9 Faktor Abiotik Suhu pertumbuhan mikroorganisme membutuhkan kisaran suhu tertentu Suhu minimum: suhu terendah dan mikroorganisme masih dapat hidup Suhu optimum: suhu paling baik untuk pertumbuhan mikroorganisme Suhu maksimum: suhu tertinggi untuk kehidupan mikroorganisme
10 Suhu Pengelompokan mikroorganisme berdasarkan kisaran suhu pertumbuhannya Psikrofil (kriofil) Mikroorganisme yang dapat tumbuh pada suhu 0-30C dengan suhu optimum sekitar 15 C Mesofil Mikroorganisme yang mampu hidup di suhu minimum 15 C, suhu optimum C, dan maksimum C Termofil Mikroorganisme yang dapat hidup di suhu tinggi, minimal 40 C, optimum C, dan maksimum 75 C
11 Suhu
12 Suhu Pengaruh suhu terhadap mikroorganisme Kematian mikroorganisme yang disebabkan oleh suhu mengikuti orde pertama bahwa pada pemberian suhu letal, kecepatan kematian tergantung pada jumlah sel hidup yang ada Persamaan: dn/dt = -cn (kecepatan kematian/rate of death = konstanta proporsionalitas x jumlah sel hidup) Note: tanda minus (-) menunjukkan penurunan jumlah sel
13 Suhu Suhu tinggi di atas suhu maksimum mengakibatkan: Titik kematian thermal Suhu yang dapat mematikan spesies mikroorganisme dalam waktu 10 menit pada kondisi tertentu Waktu kematian thermal Waktu yang diperlukan untuk mematikan suatu spesies mikroorganisme pada suatu suhu yang tetap
14 Suhu Suhu rendah mengakibatkan: Cold shock Penurunan suhu yang mendadak kematian terutama pada fase logaritmik Pembekuan (freezing) Rusaknya sel karena adanya kristal es di dalam cairan intraseluler Lyofilisasi Proses pendinginan di bawah titik beku dalam keadaan vakum secara bertingkat Proses pengawetan mikroorganisme karena cairan protoplasma langsung diuapkan tanpa melalui fase cair (sublimasi)
15 Kelembaban Mikroorganisme memerlukan air bebas yang diukur dengan parameter kelembaban relatif/water activity Umumnya dapat tumbuh pada kelembaban relatif 0,998-0,6 Bakteri umumnya memerlukan kelembaban relatif 0,90-0,999 Bakteri halofil hanya 0,75 Mikroorganisme yang tahan kekeringan akan membentuk spora ataupun kista
16 Tekanan Osmosis Mikroorganisme di larutan hipertonis sel plasmolisis membran sel terkelupas Mikroorganisme di larutan hipotonis sel plasmoptisa sel pecah
17 Potential of Hidrogen (ph) Tingkat keasaman mempengaruhi viabilitas mikroorganisme Lebih mudah dimatikan dengan pemanasan saat ph rendah Pengelompokkan mikroorganisme berdasarkan kemampuan hidup pada ph tertentu: Asidofil tumbuh pada ph 2,0-5,0 Neurofil tumbuh pada ph 5,5-8,0 Alkalifil tumbuh pada ph 8,4-9,5
18 Mikroorganisme memiliki ph minimum, optimum, dan maksimum untuk tempat hidupnya Kisaran ph untuk habitan jamur relatif luas ph untuk habitat khamir: 4,0-4,5 ph untuk habitat bakteri: 6,5-7,5 Kestabilan ph dijaga dengan larutan buffer, misalnya KH2PO4 dan K2HPO4
19 Ion Logam berat (Hg, Ag, Cu, Au, Pb) bersifat toksik pada kadar rendah Logam berat memiliki daya oligodinamik Fisiologi mikroorganisme dapat dipengaruhi pula oleh ion sulfat, tartrat, klorida, nitrat, dan benzoat Dapat mengurangi pertumbuhan mikroorganisme tertentu Sering digunakan sebagai pengawet Senyawa lain yang juga dapat berpengaruh asam benzoat, asam asetat, asam sorbat, dll
20 Radiasi Menyebabkan ionisasi molekul-molekul di dalam protoplasma Cahaya dapat mematikan mikroorganisme heterotrof yang tidak memiliki pigmen fotosintesis Namun, mutasi akan terjadi jika radiasi yang diterima mikroorganisme dalam kadar yang rendah Sinar yang dapat mematikan mikroorganisme diantaranya: inframerah, X-ray, UV, dan radiasi sinar lain
21 Tegangan Permukaan Mempengaruhi cairan sehingga permukaan cairan tersebut membentuk struktur seperti membran yang elastis Perubahan tegangan permukaan dapat mempengaruhi morfologi dan pertumbuhan mikroorganisme Senyawa-senyawa yang dapat mengurangi tegangan permukaan: senyawa surfaktan, seperti Tween-80, Tween-20, Triton-A20, dll
22 Tekanan Hidrostatik Dapat pula mempengaruhi metabolosme dan pertumbuhan mikroorganisme Menghambat kerja berbagai enzim Mengganggu fungsi selectif permeable membran sel Menghambat sintesis asam nukleat dan protein
23 Getaran Banyak dimanfaatkan untuk isolasi senyawa dari dalam sel mikroorganisme karena getaran mekanik dapat merusak dinding dan membran sel Sonikasi untuk isolasi komponen sel dengan getaran ultrasonik
24 Habitat mikroorganisme??? Archaebacteria? Eubacteria? Cyanobacteria? Yeast/Khamir? Mold/Kapang? Perbedaan habitat tiap golongan mikroorganisme?
25
Faktor Lingkungan Mikroba
Faktor Lingkungan Mikroba Agroindustri Produk Fermentasi TIP FTP UB Mas ud Effendi Faktor Lingkungan Aktivitas mikroba dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungannya. Perubahan lingkungan dapat mengakibatkan
Lebih terperinciMETABOLISME MIKROBIAL OLEH: FIRMAN JAYA
METABOLISME MIKROBIAL OLEH: FIRMAN JAYA 1. Metabolisme Aerobik dan Anaerobik Proses metabolisme: a. Katabolisme: reaksi eksergonik (Penguraian Senyawa Karbohidrat energi). Contoh: respirasi asam piruvat,
Lebih terperinciII. LINGKUNGAN PERTUMBUHAN MIKROBA
II. LINGKUNGAN PERTUMBUHAN MIKROBA Aktivitas mikroba dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungannya. Perubahan lingkungan dapat mengakibatkan perubahan sifat morfologi dan fisiologi mikroba. Beberapa kelompok
Lebih terperinciPERTUMBUHAN MIKROORGANISME
PRORAM STUDI PETERNAKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA PERTUMBUHAN MIKROORGANISME DR. ZURAIDA HANUM, S.Pt, M. Si DR. Ir. YUSDAR ZAKARIA, MS DR. Ir. YURLIASNI, M. Sc MATAKULIAH MKROBIOLOGI PRORAM STUDI PETERNAKAN
Lebih terperinci2. Shigella. Suhu : C, suhu optimum
MIKROBIOLOGI INDUSTRI ZAENAB POKOK BAHASAN 1. Faktor yang mempegaruhi Mikroorganisme Dalam industri 2. Mikroorganisme yang digunakan dalam idustri i obat-obatan. obatan. 3. Mikroorganisme yang digunakan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN MIKROBA PERTEMUAN-3 P E N D I D I K A N N A S I O N A L U N IV E RS ITA S T R U N O J O Y O. 1. Dr. Ir. R. A. Sidqi Zaed Z.M., MS.
PERTUMBUHAN MIKROBA PERTEMUAN-3 D E PA R T E M E N P E N D I D I K A N N A S I O N A L U N IV E RS ITA S T R U N O J O Y O 1. Dr. Ir. R. A. Sidqi Zaed Z.M., MS. Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
Lebih terperinciDr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.
BIO210 Mikrobiologi Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. Kuliah 6. NUTRISI DAN MEDIA Kebutuhan dan syarat untuk pertumbuhan, ada 2 macam: fisik suhu, ph, dan tekanan osmosis. kimia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gerakan jumat bersih adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Gerakan jumat bersih Gerakan jumat bersih adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan kebersihan pada suatu tempat, sedangkan kegiatan jumat bersih yang dilakukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bacillus thuringiensis merupakan salah satu bakteri patogen serangga yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bacillus thuringiensis merupakan salah satu bakteri patogen serangga yang telah dikembangkan menjadi salah satu bioinseksitisida yang patogenik terhadap larva nyamuk
Lebih terperinciPERTUMBUHAN JASAD RENIK
PERTUMBUHAN JASAD RENIK DEFINISI PERTUMBUHAN Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai pertambahan secara teratur semua komponen di dalam sel hidup. Pada organisme multiselular, yang disebut pertumbuhan
Lebih terperinciDASAR-DASAR PENGOLAHAN IKAN Lanjutan
TP IKAN KE-3 DASAR-DASAR PENGOLAHAN IKAN Lanjutan IKAN SEGAR KERUSAKAN IKAN PENANGANAN IKAN SEGAR Faktor yang berpengaruh pada kerusakan : KONDISI AWAL IKAN KESEGARAN BAKTERI : JENIS BAKTERI UMUR STATUS
Lebih terperinciBAB IV RESPONS MIKROBIA TERHADAP SUHU TINGGI
BAB IV RESPONS MIKROBIA TERHADAP SUHU TINGGI FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN: 1. Mikrobia penyebab kerusakan dan mikrobia patogen yang dimatikan. 2. Panas tidak boleh menurunkan nilai gizi / merusak komponen
Lebih terperinciIII. NUTRISI DAN MEDIUM KULTUR MIKROBA
III. NUTRISI DAN MEDIUM KULTUR MIKROBA Medium pertumbuhan (disingkat medium) adalah tempat untuk menumbuhkan mikroba. Mikroba memerlukan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energi dan untuk bahan pembangun
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Isolasi dan Seleksi Mikrob pada A. malaccensis Populasi bakteri dan fungi diketahui dari hasil isolasi dari pohon yang sudah menghasilkan gaharu. Sampel yang diambil merupakan
Lebih terperincidari reaksi kimia. d. Sumber Aseptor Elektron
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan didefenisikan sebagai pertambahan kuantitas konstituen seluler dan struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti pertambahan jumlah, pertambahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengawetan dengan suhu rendah bertujuan untuk memperlambat atau menghentikan metabolisme. Hal ini dilakukan berdasarkan fakta bahwa respirasi pada buah dan sayuran tetap
Lebih terperinciFaktor Pembatas (Limiting Factor) Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 9 April 2018
Faktor Pembatas (Limiting Factor) Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 9 April 2018 Faktor Pembatas Keadaan yang mendekati atau melampaui batas toleransi. Kondisi batas
Lebih terperinciPENGENDALIAN MIKROORGANISME
PENGENDALIAN MIKROORGANISME 1 MIKROORGANISME Menimbulkan penyakit Infeksi ringan-berat- kematian Mencemari makanan, minuman, kosmetik, obat dan sediaan farmasi Perubahan secara kimia Tidak dapat dikonsumsi
Lebih terperinciFaktor biotik dalam lingkungan. Tim dosen biologi
Faktor biotik dalam lingkungan Tim dosen biologi FAKTOR BIOTIK Di alam jarang sekali ditemukan organisme yang hidup sendirian, tetapi selalu berada dalam asosiasi dengan organisme lain. Antar jasad dalam
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Biologi Tetraselmis sp. Tetraselmis sp. merupakan alga bersel tunggal, berbentuk oval elips dan memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengurangan Senyawa Sulfur dalam Minyak Bumi Minyak bumi adalah campuran kompleks hidrokarbon ditambah senyawa anorganik dari sulfur, oksigen, nitrogen, dan senyawa-senyawa yang
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertumbuhan Mikroalga Laut Scenedesmus sp. Hasil pengamatan pengaruh kelimpahan sel Scenedesmus sp. terhadap limbah industri dengan dua pelakuan yang berbeda yaitu menggunakan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Bakteri Penitrifikasi Sumber isolat yang digunakan dalam penelitian ini berupa sampel tanah yang berada di sekitar kandang ternak dengan jenis ternak berupa sapi,
Lebih terperinciPraktikum Pengaweta Makanan Minuman PENGARUH MACAM DAN KADAR ZAT PENGAWET TERHADAP MASA SIMPAN MAKANAN/MINUMAN
Praktikum Pengaweta Makanan Minuman PENGARUH MACAM DAN KADAR ZAT PENGAWET TERHADAP MASA SIMPAN MAKANAN/MINUMAN. Tujuan Praktikum. Mengetahui pengaruh macam zat pengawet terhadap masa simpan makanan / minuman.
Lebih terperinci2) Komponen Penyusun Ekosistem
EKOSISTEM 1) Pengertian Habitat dan Relung Ekologi Hubungan timbal balik dan saling ketergantungan antara mahluk hidup dengan lingkungannya dipelajari dalam cabang ilmu yang disebut ekologi. Ekologi berasal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. populer di kalangan masyarakat. Berdasarkan (SNI ), saus sambal
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saus Sambal Saus Sambal merupakan salah satu jenis pangan pelengkap yang sangat populer di kalangan masyarakat. Berdasarkan (SNI 0129762006), saus sambal didefinisikan sebagai
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
Produksi Bakteriosin HASIL DAN PEMBAHASAN Bakteriosin merupakan senyawa protein yang berasal dari Lactobacillus plantarum 2C12. Senyawa protein dari bakteriosin telah diukur konsentrasi dengan menggunakan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN MIKROORGANISME
PERTUMBUHAN MIKROORGANISME 2 pertumbuhan Diartikan sebagai penambahan jumlah sel Penambahan jumlah sel pada bakteri dilakukan secara biner (membelah diri) yaitu dari 1 sel membelah menjadi 2 sel yang identik
Lebih terperinciPrinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri
Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri PENANGANAN Jenis Kerusakan Bahan Pangan Kerusakan mikrobiologis Kerusakan mekanis Kerusakan fisik Kerusakan biologis Kerusakan kimia Kerusakan
Lebih terperincio Archaebacteria o Eubacteria
o Archaebacteria o Eubacteria Tujuan Pembelajaran: Menjelaskan tentang monera... Ciri umum Golongan Peranan CIRI UMUM MONERA Nukleus :Prokariotik Sel : Monoseluler Reproduksi:Pembelahan sel Bakteri: pembelahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kelangsungan Hidup Berdasarkan hasil pengamatan selama 40 hari massa pemeliharaan terhadap benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) diketahui rata-rata tingkat kelangsungan
Lebih terperinciNUTRISI DAN MEDIUM MIKROBA
NUTRISI DAN MEDIUM MIKROBA (PERTEMUAN 4) D E PA R T E M E N P E N D I D I K A N N A S I O N A L U N IV E RS ITA S T R U N O J O Y O Dr. Ir. R. A. Sidqi Zaed Z.M., MS. Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan bahan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan fungsinya tidak pernah digantikan oleh senyawa lain. Sebuah molekul air terdiri dari sebuah atom
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer di Indonesia. Buah naga mengandung antara lain vitamin C, betakaroten, kalsium,
Lebih terperinciSUHU. Kemiringan lereng dan garis lintang
SUHU 1. Variasi Suhu Suhu bervariasi secara meruang dan mewaktu Berbagai karakteristik muka bumi penyebab variasi suhu : Komposisi dan warna tanah Kegemburan dan kadar air tanah Kerimbunan tumbuhan Iklim
Lebih terperinciKERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI
KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI 1 Sebagian besar dikonsumsi dalam bentuk olahan Pengolahan : Menambah ragam pangan Perpanjang masa simpan bahan pangan Bahan Pangan 2 Komponen Utama Penyusun Bahan Pangan
Lebih terperinciKULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN GULA, GARAM DAN ASAM. Disiapkan oleh: Siti Aminah
KULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN GULA, GARAM DAN ASAM Disiapkan oleh: Siti Aminah PERAN GULA DALAM PENGAWETAN Bakteri, ragi dan kapang disusun oleh membrane yang menyebabkan air dapat masuk atau keluar
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Kadar Oksigen Terlarut Hasil pengukuran konsentrasi oksigen terlarut pada kolam pemeliharaan ikan nila Oreochromis sp dapat dilihat pada Gambar 2. Dari gambar
Lebih terperinciPendahuluan. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/28/2016. Pohon Kehidupan. Tiga Domain Kehidupan
Pengantar Biologi MPA-107, 3 (2-1) Kuliah 13 BIOSISTEMATIKA & EVOLUSI: MIKROORGANISME Tim Pengantar Biologi Jurusan Biologi FMIPA Unsyiah Pendahuluan Mikroorganisme, atau mikroba, adalah makhluk hidup
Lebih terperinciNama : Fitriyatun Nur Jannah Nim : Makul : Teknologi Pangan TEKNOLOGI PENGAWETAN MAKANAN
Nama : Fitriyatun Nur Jannah Nim : 5213412006 Makul : Teknologi Pangan TEKNOLOGI PENGAWETAN MAKANAN Pengawetan adalah bahan yang ditambahkan pada makanan atau minuman untuk mencegah atau menghambat fermentasi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sirup 2.1.1 Defenisi Sirup Sirup adalah larutan pekat dari gula yang ditambah obat dan merupakan larutan jernih berasa manis. Dapat ditambah gliserol, sorbitol atau polialkohol
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. : Volvocales. : Tetraselmis. Tetraselmis sp. merupakan alga bersel tunggal, berbentuk oval elips dan memiliki
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tetraselmis sp. Menurut B u t c h e r ( 1 9 5 9 ) klasifikasi Tetraselmis sp. adalah sebagai berikut: Filum : Chlorophyta Kelas : Chlorophyceae Ordo : Volvocales Sub ordo Genus
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakterisasi Tepung Onggok Karakterisasi tepung onggok dapat dilakukan dengan menganalisa kandungan atau komponen tepung onggok melalui uji proximat. Analisis proximat adalah
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelimpahan Nannochloropsis sp. pada penelitian pendahuluan pada kultivasi
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pendahuluan Kelimpahan Nannochloropsis sp. pada penelitian pendahuluan pada kultivasi kontrol, kultivasi menggunakan aerasi (P1) dan kultivasi menggunakan karbondioksida
Lebih terperinciBAB VIII PROSES FOTOSINTESIS, RESPIRASI DAN FIKSASI NITROGEN OLEH TANAMAN
BAB VIII PROSES FOTOSINTESIS, RESPIRASI DAN FIKSASI NITROGEN OLEH TANAMAN 8.1. Fotosintesis Fotosintesis atau fotosintesa merupakan proses pembuatan makanan yang terjadi pada tumbuhan hijau dengan bantuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan minuman sari buah atau nektar, produk roti, susu, permen, selai dan jeli
Lebih terperinciPengeringan Untuk Pengawetan
TBM ke-6 Pengeringan Untuk Pengawetan Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau mengilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang di kandung melalui penggunaan
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Berikut ini adalah hasil penelitian dari perlakuan perbedaan substrat menggunakan sistem filter undergravel yang meliputi hasil pengukuran parameter kualitas air dan
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
V. HASIL PEMBAHASAN 5.1. Sukrosa Perubahan kualitas yang langsung berkaitan dengan kerusakan nira tebu adalah penurunan kadar sukrosa. Sukrosa merupakan komponen utama dalam nira tebu yang dijadikan bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengawet adalah substansi kimia yang berguna untuk melindungi produksi makanan, stimulan, produksi obat-obatan, dan kosmetik untuk melawan perubahan berbahaya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunitas mikroba dari sampel tanah yang dapat diisolasi dengan kultivasi sel
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pendekatan klasik untuk memperoleh akses biokatalis baru adalah dengan menumbuhkembangkan mikroorganisme dari sampel lingkungan, seperti tanah dalam media berbeda dan
Lebih terperinciMetabolisme Energi. Pertemuan ke-4 Mikrobiologi Dasar. Prof. Ir. H. Usman Pato, MSc. PhD. Fakultas Pertanian Universitas Riau
Metabolisme Energi Pertemuan ke-4 Mikrobiologi Dasar Prof. Ir. H. Usman Pato, MSc. PhD. Fakultas Pertanian Universitas Riau Sumber Energi Mikroba Setiap makhluk hidup butuh energi untuk kelangsungan hidupnya
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
16 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Populasi Mikroba Indigenus dalam Bahan Pembawa Kompos dan Gambut. 4.1.1. Jumlah Populasi Mikroba pada Bahan Pembawa Sebelum proses sterilisasi, dilakukan penetapan jumlah
Lebih terperinciKultivasi, reproduksi dan pertumbuhan Bakteri
Kultivasi, reproduksi dan pertumbuhan Bakteri 1. Persyaratan Nutrisi Bakteri 2. Tipe-tipe Nutrisi Bakteri 3. Kondisi Fisik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan Bakteri 4. Reproduksi Bakteri 5. Pertumbuhan
Lebih terperincimerangsang skutelum menghasilkan GA. GA dikirim ke sel-sel protein untuk membentuk enzim baru sebagai pelarut cadangan makanan.
Pertemuan : Minggu ke 13 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Perkembangan buah dan biji Sub pokok bahasan : 1. Terbentuknya biji 2. Perkembangan buah 3. Perkecambahan biji 4. Penuaan dan kematian
Lebih terperinciPENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama
Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama PENGAWETAN PANGAN I. PENDAHULUAN Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan
Lebih terperinciBAB II EKOLOGI MIKROBIOLOGI PANGAN
BAB II EKOLOGI MIKROBIOLOGI PANGAN TIGA FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN: Faktor intrinsik Faktor ektrinsik Faktor implisit FAKTOR INTRINSIK: komposisi kimia, sifat fisik, dan struktiir biologi pangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pisang merupakan buah yang umum ditemui di Indonesia. Badan Pusat statistik mencatat pada tahun 2012 produksi pisang di Indonesia adalah sebanyak 6.189.052 ton. Jumlah
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR
No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 9 BAB X AIR Air merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta cita rasa makanan kita.
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.1. Autotrof. Parasit. Saprofit
SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.1 1. Makhluk hidup yang dapat berfotosintesis adalah makhluk hidup... Autotrof Heterotrof Parasit Saprofit Kunci Jawaban : A Makhluk hidup autotrof
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikroorganisme Lokal (MOL) Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Bahan utama
Lebih terperinciVI. PENGAWETAN MAKANAN MENGGUNAKAN SUHU TINGGI
VI. PENGAWETAN MAKANAN MENGGUNAKAN SUHU TINGGI Penggunaan suhu tinggi untuk pengawetan makanan secara umum dapat digolongkan menjadi 2 kategori yaitu : pasteurisasi dan sterilisasi. - Pasteurisasi - Pasteurisasi
Lebih terperinciA. Isolasi Mikrobia merupakan proses pemisahan mikrobia dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan harus
A. Isolasi Mikrobia merupakan proses pemisahan mikrobia dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan harus diketahui cara-cara penumbuhan mikrobia pada media biakan
Lebih terperinciMIKROBIOLOGI PANGAN TITIS SARI
MIKROBIOLOGI PANGAN TITIS SARI Ilmu yang mempelajari kehidupan makhluk mikroskopik Mikroorganisme atau jasad renik MIKROBIOLOGI Ukuran sangat kecil, hanya dapat diamati dengan bantuan mikroskop Spoilage
Lebih terperinciMikrobiologi Industri
Mikrobiologi Industri After UTS Kode Mata Kuliah : 2035820 Bobot : 2 SKS OLEH Imam Santosa, S.T.,M.T Irma Atika Sari, S.T., M.Eng SILABUS Ujian Tengah Semester 8. Media Fermentasi dan sterilisasi - kriteria
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. endomikoriza atau FMA (Fungi Mikoriza Arbuskula) pada jenis tanaman. (Harley and Smith, 1983 dalam Dewi, 2007).
TINJAUAN PUSTAKA Mikoriza merupakan suatu bentuk simbiosis mutualistik antara jamur dan akar tanaman (Brundrett, 1991). Hampir pada semua jenis tanaman terdapat bentuk simbiosis ini. Umumya mikoriza dibedakan
Lebih terperinciPROSES FERMENTASI. Iman Rusmana. Departemen Biologi FMIPA IPB
PROSES FERMENTASI 2 Iman Rusmana Departemen Biologi FMIPA IPB Proses Fermentasi sintesis produk & metabolisme primer 3 Tipe : 1. Produk disintesis langsung dari metabolisme primer 2. Produk disintesis
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA. berflagel. Selnya berbentuk bola berukuran kecil dengan diameter 4-6 µm.
3 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Nannochloropsis sp Mikroalga adalah tumbuhan tingkat rendah yang memiliki klorofil, yang dapat digunakan untuk melakukan proses fotosintesis. Mikroalga tidak memiliki
Lebih terperinciII. PEWARNAAN SEL BAKTERI
II. PEWARNAAN SEL BAKTERI TUJUAN 1. Mempelajari dasar kimiawi dan teoritis pewarnaan bakteri 2. Mempelajari teknik pembuatan apusan kering dalam pewarnaan bakteri 3. Mempelajari tata cara pewarnaan sederhana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Udara tidak mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Jenis Bakteri Udara Pada Rumah Sakit Udara tidak mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya bakteri udara kemungkinan terbawa oleh debu, tetesan uap air kering
Lebih terperinciR E A K S I U J I P R O T E I N
R E A K S I U J I P R O T E I N I. Tujuan Percobaan Memahami proses uji adanya protein (identifikasi protein) secara kualitatif. II. Teori Dasar Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul
Lebih terperinciRESPON ORGANISME AKUATIK TERHADAP VARIABEL LINGKUNGAN (ph, SUHU, KEKERUHAN DAN DETERGEN)
1 RESPON ORGANISME AKUATIK TERHADAP VARIABEL LINGKUNGAN (ph, SUHU, KEKERUHAN DAN DETERGEN) Angga Yudhistira, Dwi Rian Antono, Hendriyanto Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Lebih terperinciPENGONTROLAN MIKROBA DALAM MAKANAN MIKROBIOLOGI MAKANAN PROGRAM STUDI MIKROBIOLOGI SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
PENGONTROLAN MIKROBA DALAM MAKANAN MIKROBIOLOGI MAKANAN PROGRAM STUDI MIKROBIOLOGI SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Pengendalian pertumbuhan mikroba Pengendalian pertumbuhan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Isolasi Enzim α-amilase Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan menanam isolat bakteri dalam media inokulum selama 24 jam. Media inokulum tersebut
Lebih terperinciSIFAT KOLIGATIF LARUTAN
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Sifat koligatif larutan yaitu sifat larutan yang hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel zat terlarut. Syarat sifat koligatis: 1. Larutan harus encer (larutan dianggap ideal) tidak
Lebih terperinciPengalengan buah dan sayur. Kuliah ITP
Pengalengan buah dan sayur Kuliah ITP Kompetensi Mahasiswa memahami teknologi pengalengan atau pembotolan sederhana dan mutakhir, prinsip dan perubahan yang terjadi serta dampak pengalengan atau pembotolan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. zat kimia lain seperti etanol, aseton, dan asam-asam organik sehingga. memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi (Gunam et al., 2004).
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Enzim merupakan senyawa protein yang disintesis di dalam sel secara biokimiawi. Salah satu jenis enzim yang memiliki peranan penting adalah enzim selulase. Enzim selulase
Lebih terperinci1 Asimilasi nitrogen dan sulfur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan tingkat tinggi merupakan organisme autotrof dapat mensintesa komponen molekular organik yang dibutuhkannya, selain juga membutuhkan hara dalam bentuk anorganik
Lebih terperinciKESEHATAN IKAN. Achmad Noerkhaerin P. Jurusan Perikanan-Untirta
KESEHATAN IKAN Achmad Noerkhaerin P. Jurusan Perikanan-Untirta Penyakit adalah Akumulasi dari fenomena-fenomena abnormalitas yang muncul pada organisme (bentuk tubuh, fungsi organ tubuh, produksi lendir,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam budidaya perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari biaya produksi. Pakan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Dari pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh data mengenai biomassa panen, kepadatan sel, laju pertumbuhan spesifik (LPS), waktu penggandaan (G), kandungan nutrisi,
Lebih terperinciPengawetan bahan pangan
Pengawetan bahan pangan SMA Negeri 5 Mataram Dhita Fajriastiti Sativa, S.Pd. Prinsip pengawetan pangan Mencegah atau memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan Mencegah kerusakan yang
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3 Data perubahan parameter kualitas air
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kualitas Air Kualitas air merupakan faktor kelayakan suatu perairan untuk menunjang kehidupan dan pertumbuhan organisme akuatik yang nilainya ditentukan dalam kisaran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bakteri 1. Pengertian Bakteri Bakteri adalah mikroorganisme bersel tunggal yang tidak terlihat oleh mata, tetapi dengan bantuan mikroskop, mikroorganisme tersebut akan nampak.
Lebih terperinci2.6.4 Analisis Uji Morfologi Menggunakan SEM BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan Penelitian Alat
DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR LAMPIRAN... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR ISTILAH... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang...
Lebih terperinciMATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
SOAL LATIHAN MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEMESTER 2 BANK SOAL PAKET 3 SMP Nama Guru Pelajaran Nama Kelas : : : : 1. Pada piramida makanan, trofik kedua selalu di tempati oleh... a. Produsen b.
Lebih terperinciPebrin Manurung PEMBAHASAN
Pebrin Manurung 242009032 PEMBAHASAN Selain sebagai pemanis, gula juga berperan sebagai pengawet karena mengurangi nilai aktivitas air (Aw). Walaupun gula ini berperan sebagai pengawet, tetapi bakteri
Lebih terperinciDAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN.. HALAMAN PENGESAHAN.. RIWAYAT HIDUP.. i ABSTRAK... ii ABSTRACT.. iii UCAPAN TERIMAKASIH. iv DAFTAR ISI....... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sehingga dapat memudahkan dalam pemeliharaannya. Kurangnya minat terhadap
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang dikenal di Indonesia sebagai ternak penghasil daging dan susu. Kambing adalah salah satu ternak yang telah didomestikasi
Lebih terperinciPembiakan dan Pertumbuhan Bakteri
Pembiakan dan Pertumbuhan Bakteri A. Pertumbuhan Sel Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran atau subtansi atau masa zat suatu organisme, Pada organisme bersel satu pertumbuhan lebih diartikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bakteri terdapat dimana-mana di dalam tanah, debu, udara, dalam air susu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bakteri terdapat dimana-mana di dalam tanah, debu, udara, dalam air susu, maupun pada permukaan jaringan tubuh kita sendiri, di segala macam tempat serta lingkungan
Lebih terperinciHASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis
IV. HASIL DA PEMBAHASA A. Penelitian Pendahuluan 1. Analisis Karakteristik Bahan Baku Kompos Nilai C/N bahan organik merupakan faktor yang penting dalam pengomposan. Aktivitas mikroorganisme dipertinggi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Spirulina sp.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Spirulina sp. Spirulina sp. merupakan mikroalga yang menyebar secara luas, dapat ditemukan di berbagai tipe lingkungan, baik di perairan payau, laut dan tawar. Spirulina
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Amonia Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai dari parameter amonia yang disajikan dalam bentuk grafik. Dari grafik dapat diketahui
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.1 PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan titik kritis pengenceran limbah dan kondisi mulai mampu beradaptasi hidup pada limbah cair tahu. Limbah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Natrium Hipoklorit Sterilisasi merupakan suatu cara untuk menanggulangi transmisi penularan infeksi bakteri patogen dari alat kesehatan ke manusia. Alat kesehatan yang perlu
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Pola Spektra Buah Belimbing
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pola Spektra Buah Belimbing Buah belimbing yang dikenai radiasi NIR dengan panjang gelombang 1000-2500 nm menghasilkan spektra pantulan (reflektan). Secara umum, spektra pantulan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Seiring bertambahnya jumlah penduduk tiap tahunnya diikuti dengan
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring bertambahnya jumlah penduduk tiap tahunnya diikuti dengan semakin meningkat pula permintaan masyarakat terhadap bahan pangan untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan
Lebih terperinci1. Suhu Rendah 2. Suhu Tinggi 3. Pengeringan 4. Penggunaan BTM 5. Penggunaan asam, Garam, dan gula.
PENGAWETAN MAKANAN Oleh Z A E N A B 1. Suhu Rendah 2. Suhu Tinggi 3. Pengeringan 4. Penggunaan BTM 5. Penggunaan asam, Garam, dan gula. 1. SUHU RENDAH - Suhu rendah suhu dibwh suhu udara normal tp msih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan yang semakin tinggi serta adanya tekanan dari para ahli dan pecinta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dasawarsa terakhir ini, pemakaian enzim yang sifatnya efisien, selektif, mengkatalisis reaksi tanpa produk samping dan ramah lingkungan meningkat pesat. Industri
Lebih terperinci