Tesis ini Telah Diuji dan Dinilai Oleh Panitia Penguji pada Program Pascasarjana Universitas Udayana Pada Tanggal 18 Agustus 2017
|
|
- Fanny Lesmono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Tesis ini Telah Diuji dan Dinilai Oleh Panitia Penguji pada Program Pascasarjana Universitas Udayana Pada Tanggal 18 Agustus 2017 Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana No : 107.8/UN14.2.2/PD/2017 Tanggal : 18 Agustus 2017 Panitia Penguji Usulan Penelitian Tesis adalah : Ketua : Prof.dr. D.N Wirawan, MPH Anggota : 1. dr. Anak Agung Sagung Sawitri, MPH 2. Prof. Dr.dr. Mangku Karmaya, M.Repro.,PA (K) 3. Dr.dr. Dyah Pradnyaparamita D, M.Si 4. Dr. Pande Putu Januraga, M.Kes, DrPH iii
2 KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH Tingkat kelangsungan pemakaian kontrasepsi menjadi salah satu indikator keberhasilan dari program KB yang digunakan untuk mengetahui kualitas pemakaian kontrasepsi dilihat dari lamanya pemakaian dan kontinuitas pemakaian. Kelangsungan pemakaian kontrasepsi juga sangat penting artinya untuk perencanaan program bagi pengelola program KB. Kelangsungan pemakaian kontrasepsi dinyatakan berhubungan dengan beberapa faktor seperti umur, paritas, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, dukungan suami dan kualitas layanan. Penelitian terkait kelangsungan pemakaian kontrasepsi saat ini masih sangat terbatas. Penelitian serupa pernah dilakukan di Klinik Catur Warga PKBI Daerah Bali tetapi hanya terbatas pada pemakaian kontrasepsi IUD. Oleh karena itu, penulis ingin melakukan penelitian untuk melihat kelangsungan pemakaian kontrasepsi IUD, suntik dan pil. Penelitian ini dilakukan di Desa Banyuning Kecamatan Buleleng. Tersusunnya tesis ini tidak terlepas dari anugerah Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kelancaran dan kemudahan dalam proses penyusunan dan penyelesaiannya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. dr. Dewa Nyoman Wirawan, MPH selaku pembimbing I dan dr. A.A Sagung Sawitri, MPH selaku pembimbing II atas segala bimbingan dan dukungannya dalam proses penyusunan tesis ini. Ucapan terimakasih juga iv
3 disampaikan kepada Rektor Universitas Udayana, Prof. DR.dr. Ketut Suastika, Sp.PD.(KEMD) dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Prof.Dr.dr. Putu Astawa,Sp.OT(K),M.Kes serta Prof.dr. Dewa Nyoman Wirawan, MPH sebagai Ketua Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana yang telah memberikan kesempatan untuk menjadi mahasiswa dan menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat di Universitas Udayana. Kepada seluruh dosen dan staf karyawan Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat terimakasih atas segala bimbingan dan dukungannya. Kepada Bapak Lurah Banyuning terimakasih atas ijin yang telah diberikan untuk melakukan penelitian di Desa Banyuning. Terakhir penulis sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga dan teman-teman yang selalu memberikan semangat, dorongan dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Semoga kita selalu berada dalam lindungan-nya. Penulis v
4 SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Lina Anggaraeni Dwijayanti NIM : Program Studi Judul Tesis : Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat : Tingkat Kelangsungan Pemakaian Kontrasepsi di Desa Banyuning Kecamatan Buleleng Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Denpasar, Agustus 2017, Yang Membuat Pernyataan LINA ANGGARAENI DWIJAYANTI NIM vi
5 ABSTRAK TINGKAT KELANGSUNGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI PIL, SUNTIK DAN IUD DI DESA BANYUNING KECAMATAN BULELENG Beberapa penelitian menunjukkan kontrasepsi IUD memiliki kelangsungan lebih tinggi dari kontrasepsi suntik dan pil. Kelangsungan pemakaian kontrasepsi digunakan untuk mengetahui kualitas pemakaian kontrasepsi yang dilihat dari lamanya pemakaian dan kontinuitas pemakaian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelangsungan pemakaian kontrasepsi IUD, suntik dan pil serta faktor-faktor yang berhubungan dengan kelangsungan pemakaian kontrasepsi yang terakhir digunakan. Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan pengambilan data secara retrospektif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terstruktur menggunakan kuesioner kepada 100 WUS yang pernah atau sedang menjadi akseptor KB (IUD, suntik, pil). Analisis univariat dilakukan dengan menggunakan survival analysis untuk melihat kelangsungan pemakaian kontrasepsi. Analisis bivariat dan multivariat dilakukan dengan metode Regresi Cox. Kelangsungan pemakaian kontrasepsi IUD pada anak pertama sebesar 84,62%, pada anak kedua sebesar 87,88% lebih tinggi dari kontrasepsi suntik 71,03% pada anak pertama dan 79,56% pada anak kedua. Alasan kesehatan paling tinggi menyebabkan angka ketidaklangsungan pemakaian kontrasepsi suntik dan IUD. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kelangsungan pemakaian kontrasepsi yang terakhir digunakan adalah persepsi akseptor yang mendapat pelayanan tidak berkualitas (HR:2,54, 95% CI: 1,22-5,29). Perlu meningkatkan kualitas pelayanan KB kepada calon akseptor dan akseptor pengguna KB sehingga dapat meningkatkan kelangsungan pemakaian kontrasepsi. Kata kunci: Tingkat kelangsungan, kontrasepsi, jumlah anak, persepsi tentang kualitas layanan. vii
6 ABSTRACT CONTINUATION RATE OF ORAL CONTRACEPTION, INJECTABLE, AND IUD IN BANYUNING VILLAGE BULELENG DISTRICT Several studies showed that IUD contraceptives have higher survival than syringes contraceptives and pills. Continuity of contraceptive used is used to determine the quality of contraceptive usage seen from the duration of usage and continuity of usage. This study purposed to determine the continuity of contraceptive used of IUD, syringes and pills and the factors that related to the last use of contraceptive used. This research was a survey research with retrospective approach. Data collection was done by structured interview by using questionnaires to 100 WUS who have been or are becoming KB acceptor (IUD, syringes, pill). Univariate analysis was performed by using survival analysis to see the continuity of contraceptive use. Bivariate and multivariate analyzes were performed by Cox Regression method. Continuity of IUD contraceptive usage in parity 1 is 84,62%, in parity 2 equal to 87,88% higher than syringe contraception 71,03% at parity 1 and 79,56% in parity 2. The highest health reason causing the number of discontinuation of contraception syringes and IUD usage. The result of multivariate analysis shows that the variables related to continuation the last used of contraception are acceptors perceptions of unqualified service (HR: 2.54, 95% CI: 1,22-5,29). Need to improve the quality of family planning services to prospective acceptors and acceptors of family planning so as to improve the continuity of contraceptive used. Keywords: Continuation rate, contraception, parity, perception of service quality. viii
7 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DEPAN SAMPUL DALAM i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI iii KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH iv SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT vi ABSTRAK vii ABSTRACT viii DAFTAR ISI ix DAFTAR TABEL xii DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG xiv DAFTAR LAMPIRAN xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Tujuan umum Tujuan khusus Manfaat Penelitian Teoritis Praktis 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pemakaian Kontrasepsi dan Fertilitas Kelangsungan Pemakaian Kontrasepsi Teori Perilaku dalam Kelangsungan Pemakaian Kontrasepsi 19 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP PENELITIAN DAN HIPOTESIS ix
8 3.1 Kerangka Bepikir Konsep Penelitian Hipotesis 37 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Penentuan Sumber Data Populasi penelitian Jumlah sampel Variabel Penelitian Identifikasi variabel Definisi operasional variabel Instrumen Penelitian Prosedur Pengumpulan Data Analisa data Analisis univariat Analisis bivariat dan multivariat 45 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik Responden, Suami dan Proporsi Pemakaian Alat Kontrasepsi Kelangsungan Pemakaian Kontrasepsi Untuk Masing-Masing Jenis Kontrasepsi, Semua Cara (All Method) dan Pemakaian Kontrasepsi yang Terakhir Digunakan Ketidaklangsungan Pemakaian Kontrasepsi Berdasarkan Alasan Berhenti Variabel Independen yang Berhubungan dengan Kelangsungan Pemakaian Kontrasepsi yang Terakhir Digunakan 56 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Kelangsungan Pemakaian Kontrasepsi Berdasarkan Jenis x
9 Kontrasepsi dan Paritas Ketidaklangsungan Pemakaian Kontrasepsi Berdasarkan Alasan Berhenti Hubungan Persepsi Tentang Kualitas Layanan dengan Kelangsungan Pemakaian Kontrasepsi Keterbatasan Penelitian 72 BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan Saran 74 DAFTAR PUSTAKA 75 LAMPIRAN-LAMPIRAN xi
10 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel 40 Tabel 5.1 Karakteristik Responden dan Suami 46 Tabel 5.2 Current User Berdasarkan Jenis Kontrasepsi dan Paritas 47 Tabel 5.3 Proporsi Pemakaian Alat Kontrasepsi 48 Tabel 5.4 Proporsi Pemakaian Alat Kontrsepsi yang Terakhir 48 Tabel 5.5 Proporsi Variabel Dukungan Suami, Persepsi Tentang Kualitas Layanan, Tempat Pelayanan dalam Pemakaian Kontrasepsi yang Terakhir 49 Tabel 5.6 Komponen Dukungan Suami dan Perepsi Tentang Kualitas Layanan 50 Tabel 5.7 Kelangsungan Pemakaian Kontrasepsi Berdasarkan Jenis Kontrasepsi Pada Anak Pertama dan Kedua 51 Tabel 5.8 Kelangsungan Pemakaian Kontrasepsi Berdasarkan Jenis Kelamin Anak 53 Tabel 5.9 Kelangsungan Pemakaian Kontrasepsi yang Terakhir Berdasarkan Jenis Kontrasepsi 54 Tabel 5.10 Distribusi Alasan Berhenti Menggunakan Kontrasepsi Pada Akseptor Suntik dan IUD 55 Tabel 5.11 Angka Insiden Ketidaklangsungan Pemakaian Kontrasepsi Yang Terakhir Berdasarkan BeberapaVariabel 57 Tabel 5.12 Adjusted HR Ketidaklangsungan Pemakaian Kontrasepsi yang Terakhir 58 xii
11 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 TFR di Indonesia Dibandingkan Negara-negara ASEAN 9 Gambar 2.2 CPR dan TFR Tahun Gambar 2.3 TFR Secara Nasional dan Bali Tahun Gambar 2.4 DO Rate KB Tahun 2003 dan Gambar 2.5 Elemen Pokok Kualitas Pelayanan 32 Gambar 3.1 Konsep Penelitian Tingkat Kelangsungan Pemakaian Kontrasepsi 36 Gambar 5.1 Kaplan-Meier Kelangsungan Pemakaian Kontrasepsi Untuk Masing-masing Jenis Kontrasepsi dan Semua Cara (All Method) Pada Anak Pertama dan Kedua 51 Gambar 5.2 Kaplan-Meier Kelangsungan Pemakaian Kontrasepsi yang Terakhir Berdasarkan Jenis Kontrasepsi 54 xiii
12 DAFTAR SINGKATAN ASFR BPM CCR CDCR CPR CYP DMPA IBI IUD KB KBPP KIA KK MDG s MKJP PUS RPJMN SDKI TFR WUS : Age Spesific Fertility Rate : Bidan Praktek Mandiri : Contraceptive Continuation Rate : Contraceptive Discontinuation Rate : Contraceptive Prevalence Rate : Couple Years Protection : Depo Medroxy Progesteron Asetat : Ikatan Bidan Indonesia : Intra Uterine Device : Keluarga Berencana : Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan : Kesehatan Ibu dan Anak : Keluarga Berencana : Millenium Development Goal s : Metode Kontrasepsi Jangka Panjang : Pasangan Usia Subur : Rencana Pembangunan Jangka Menengah : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia : Total Fertility Rate : Wanita Usia Subur xiv
13 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian 81 Lampiran 2. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan 82 Lampiran 3. Kuesioner 84 Lampiran 4. Hasil Analisa Data 94 xv
14 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya pengendalian jumlah dan pertambahan penduduk di Indonesia saat ini belum dapat dikatakan optimal. Indonesia menduduki urutan keempat dengan jumlah penduduknya jiwa atau sekitar 3,5% dari keseluruhan jumlah penduduk dunia berdasarkan data dari Central Intelligence Agency (CIA) World Factbook tahun Jumlah penduduk Indonesia yang tinggi berhubungan dengan tingkat fertilitas atau tingkat kelahiran yang tinggi (SDKI, 2012). Salah satu indikator yang sering digunakan untuk mengukur fertilitas adalah angka kelahiran total atau Total Fertility Rate (TFR) yang menunjukkan rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang wanita sampai dengan akhir masa reproduksinya. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 melaporkan TFR di Indonesia dari 2,41 menjadi 2,6 per wanita reproduksi. Dalam upaya untuk mencapai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2014 sebesar 2,36 per wanita reproduksi dan target Millenium Development Goal s (MDG s) 2015 sebesar 2,1 per wanita reproduksi memerlukan upaya yang cukup serius (SDKI, 2012). Selama ini kebijakan pengendalian fertilitas di Indonesia dikenal sebagai Program Keluarga Berencana (KB) Nasional. Implementasi kebijakan Program KB di Indonesia secara internasional memang telah diakui sebagai salah satu program KB yang berhasil di negara berkembang. Namun, keberhasilan tersebut 1
15 2 belum dapat dinyatakan maksimal, penurunan fertilitas tidak terlihat dalam dasawarsa terakhir seperti yang disebutkan dalam data SDKI tahun Hasil analisis Sensus Penduduk tahun 2010 juga melaporkan stagnansi program kependudukan dan keluarga berencana di Indonesia. Pelaksanaan program KB saat ini nampaknya masih terfokus pada motivasi pasangan suami istri untuk menggunakan alat kontrasepsi dengan indikator prevalensi pemakaian kontrasepsi atau Contraceptive Prevalence Rate (CPR) saja, upaya mendorong pasangan subur untuk menjaga kelangsungan pemakaian kontrasepsi sebagai suatu ukuran keberhasilan program KB belum jelas terlihat. Wujud nyata pelaksanaan program Keluarga Berencana yang dilaksanakan di Indonesia yaitu dalam bentuk pelayanan kontrasepsi. Menurut Leli dan Hadriah (2009) dalam Erman (2012), metode kontrasepsi merupakan salah satu upaya dalam program Keluarga Berencana untuk pengendalian fertilitas atau menekan pertumbuhan penduduk yang paling efektif. Data SDKI 2012 menunjukkan bahwa rasio penggunaan Non-MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) dan MKJP ( ) setiap tahun semakin tinggi, meningkat dari 1,5 menjadi 4,5. Pemakaian kontrasepsi Non-MKJP lebih besar dibandingkan dengan pemakaian kontrasepsi MKJP, angka ketidaklangsungannya (drop-out) juga cenderung lebih tinggi. Dijelaskan bahwa Couple Years Protection (CYP) MKJP yang berkisar 3-5 tahun memberi peluang untuk kelangsungan yang tinggi, sedangkan CYP Non- MKJP yang berkisar 1-3 bulan memberi peluang besar untuk putus penggunaan kontrasepsi (20-40%) (SDKI, 2012).
16 3 Tingkat kelangsungan penggunaan kontrasepsi ini dapat menjadi salah satu indikator keberhasilan dari program KB itu sendiri karena walaupun jumlah akseptor banyak (prevalensi tinggi) tetapi tingkat kelangsungan penggunaannya rendah maka program KB belum sepenuhnya dinyatakan berhasil (Astariani, 2013). Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) target yang ingin dicapai adalah menurunnya tingkat putus pemakaian kontrasepsi menjadi 24,6% dari status awal 27,1% (Bappenas, 2015). Tingkat kelangsungan pemakaian kontrasepsi digunakan untuk mengetahui kualitas pemakaian kontrasepsi yang dilihat dari lamanya pemakaian dan kontinuitas pemakaian (Kariman, 2006). Bagi pengelola program KB angka kelangsungan pemakaian kontrasepsi sangat penting artinya untuk perencanaan program. Beberapa studi tentang tingkat kelangsungan pemakaian kontrasepsi pernah dilakukan bahkan di beberapa negara. Ditemukan tingkat kelangsungan pemakaian kontrasepsi Norplant di Shiraz, Iran adalah 45% pada 5 tahun pemakaian (N. Nakhaee, 2002), tingkat kelangsungan pemakaian kontrasepsi suntik DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat) di United States hanya 23% selama 1 tahun pemakaian (Westfall, John M; Main, Deborah; Barnard, Lynn, 1996). Di Indonesia, probabilitas kelangsungan penggunaan kontrasepsi untuk semua metode yang paling lama adalah 72 bulan sebanyak 50,35% (Sistri, 2009). Penelitian tentang tingkat kelangsungan pemakaian kontrasepsi di Provinsi Bali masih sangat terbatas. Penelitian pengembangan dengan Sistem Modular pernah dilakukan pada tahun 1982 oleh D.N. Wirawan di Kabupaten Tabanan, Badung, Bangli, untuk melihat tingkat kelangsungan pemakaian kontrasepsi
17 4 dengan memperlihatkan probabilitas pemakaian kontrasepsi selama 1 tahun untuk kontrasepsi pil (62,4%), IUD/ Intra Uterine Device (83,9%), suntikan (51,6%), kondom (65,9%). Pada penelitian tersebut juga terlihat bahwa kelangsungan pemakaian kontrasepsi untuk cara yang pertama kali digunakan (first method) setelah satu tahun pemakaian adalah IUD (83,9%), pil (62,4%), kondom (51,6%), dan suntikan (65,9%). Pada setiap bulannya tampak juga bahwa IUD mempunyai angka kelangsungan paling tinggi dibandingkan ketiga metode kontrasepsi lainnya (Wirawan, 1984). Penelitian serupa juga pernah dilakukan di Klinik Catur Warga PKBI Daerah Bali tahun 2012, namun hanya terbatas pada pemakaian kontrasepsi IUD saja. Penelitian tersebut mendapatkan hasil yaitu tingkat kelangsungan pemakaian kontrasepsi IUD 71% untuk waktu satu tahun pemakaian (Astariani, 2013). Tingkat kelangsungan dalam pemakaian kontrasepsi sangat dipengaruhi oleh kedisiplinan dan kepatuhan akseptor dalam memakainya. Karakteristik dari masing-masing akseptor seperti usia, paritas, pendidikan, pekerjaan sangat berkaitan dengan kelangsungan pemakaian kontrasepsi seperti yang diuraikan dalam beberapa hasil penelitian (Khader, 2006; Barden-O Fallon et al., 2011; Sistri, 2009). Disisi lain sebagai upaya penguat dalam mempertahankan kelangsungan pemakaian kontrasepsi, faktor eksternal seperti peranan keluarga/ suami dan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas juga sangat dibutuhkan. Pentingnya kualitas layanan keluarga berencana ditegaskan pada Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan yang diadakan di Kairo tahun Titik beratnya adalah mengganti upaya keluarga
18 5 berencana menjadi pendekatan kesehatan reproduktif yang komprehensif dengan pelayanan yang berkualitas yang berorientasi pada akseptor sehingga membuat akseptor mampu membuat pilihan sesuai informasi yang didapat. Kualitas pelayanan yang baik merupakan elemen yang sangat penting dibutuhkan bagi akseptor sebagai pihak penerima layanan sehingga dapat mendorong keberlangsungan pemakaian kontrasepsi yang lebih lama (Sari, 2012). Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa wanita yang mendapatkan pelayanan kontrasepsi yang berkualitas dari tenaga kesehatan memiliki tingkat kelangsungan yang lebih lama dibandingkan dengan wanita yang mendapatkan kualitas pelayanan yang buruk (Koeing, 2003; Ramarao, 2003). Metode kontrasepsi tertentu juga tidak dapat dipakai tanpa adanya kerjasama dengan suami. Kesadaran akan fertilitas memerlukan kerjasama dan saling percaya antara pasangan suami istri. Keadaan yang paling ideal adalah bahwa suami istri sama-sama untuk memilih metode kontrasepsi terbaik, saling kerjasama dalam pemakaian kontrasepsi, membiayai pengeluaran untuk kontrasepsi, memperhatikan tanda bahaya/ komplikasi akibat kontrasepsi sehingga diharapkan penggunaan kontrasepsi dapat berlangsung lama (Hartanto, 2003). Saat ini telah terjadi pergeseran pemanfaatan fasilitas pelayanan kontrasepsi oleh peserta KB di masyarakat dari pelayanan pemerintah ke swasta, seperti yang ditunjukkan dalam hasil SDKI tahun 1997, 2003, dan Kecenderungan pemanfaatan fasilitas pelayanan swasta untuk pelayanan kontrasepsi meningkat secara konsisten dari 42% menjadi 63% dan kemudian 69%, sedangkan fasilitas pelayanan pemerintah menurun dari 43%, menjadi 28% dan kemudian 22%.
19 6 Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menunjukkan bahwa tempat terbanyak masyarakat mendapatkan pelayanan KB di sektor swasta adalah Bidan Praktek Mandiri (BPM) yaitu 52,5%. Sedangkan fasilitas pelayanan pemerintah lainnya seperti rumah sakit, puskesmas, pustu, poskesdes digunakan sekitar 23,9% oleh peserta KB. Kabupaten Buleleng merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Bali dengan estimasi jumlah penduduk terbesar kedua di Tahun 2013 setelah Kota Denpasar (Kemenkes RI, 2013). Berdasarkan data Susenas tahun 2010, Kabupaten Buleleng memiliki nilai TFR terendah kedua setelah Kota Denpasar yaitu sebesar 2,45, namun angka ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan TFR Nasional yaitu 2,37. Bila melihat indikator pencapaian pelayanan Keluarga Berencana dalam upaya menurunkan TFR, cakupan peserta KB aktif di Kabupaten Buleleng tahun 2014 sebanyak 86,85%, sudah melebihi cakupan Provinsi Bali yaitu 83,87%. Selain itu Kabupaten Buleleng memiliki cakupan peserta KB Baru tertinggi kedua setelah Kota Denpasar yaitu sebanyak 10,71% (Profil Dinkes Provinsi Bali, 2014). Berdasarkan data dari BKKBN Kabupaten Buleleng pada Bulan Januari 2017, Kecamatan Buleleng sebagai kecamatan terluas di Kabupaten Buleleng tercatat memiliki jumlah PUS terbanyak yaitu sebanyak dengan jumlah peserta aktif sebanyak 84,90%. Meningkatnya pemakaian alat/cara KB biasanya akan diikuti dengan meningkatknya angka ketidaklangsungan pemakaian alat kontrasepsi. Namun, saat ini belum ada data mengenai tingkat kelangsungan pemakaian kontrasepsi di Kabupaten Buleleng termasuk gambaran faktor internal dan eksternal yang berkaitan didalamnya sebagai indikator dalam program KB
20 7 untuk menurunkan tingkat fertilitas dan jumlah penduduk. Berdasarkan latar belakang tersebut diperlukan penelitian untuk melihat tingkat kelangsungan pemakaian kontrasepsi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka pertanyaan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut Bagaimana karakteristik ibu, dukungan suami dan persepsi tentang kualitas layanan dalam kelangsungan pemakaian kontrasepsi? Berapa angka kelangsungan pemakaian untuk masing-masing jenis kontrasepsi serta pemakaian kontrasepsi semua cara (all method)? Apa alasan akseptor berhenti menggunakan kontrasepsi? Apakah ada hubungan umur, pendidikan, status bekerja, status ekonomi, dukungan suami, persepsi tentang kualitas layanan,dan tempat pelayanan dengan kelangsungan pemakaian kontrasepsi yang terakhir digunakan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan umum Mengetahui tingkat kelangsungan pemakaian kontrasepsi dan variabel independen yang berhubungan dengan kelangsungan pemakaian kontrasepsi yang terakhir digunakan Tujuan khusus Adapun tujuan khusus dari penelitian ini dapat diuraikan seperti dibawah ini. 1. Mendeskripsikan karakteristik ibu, dukungan suami dan persepsi tentang kualitas layanan dalam kelangsungan pemakaian kontrasepsi.
21 8 2. Mendeskripsikan tingkat kelangsungan pemakaian kontrasepsi untuk masing-masing jenis kontrasepsi dan pemakaian semua cara (all-method). 3. Mendeskripsikan alasan akseptor berhenti menggunakan kontrasepsi. 4. Menganalisis hubungan umur, jumlah anak, jenis kelamin anak, pendidikan, status bekerja, status ekonomi, dukungan suami, persepsi tentang kualitas pelayanan, tempat pelayanan dengan kelangsungan pemakaian kontrasepsi terakhir. 1.4 Manfaat Penelitian Teoritis Informasi tentang tingkat kelangsungan pemakaian kontrasepsi dapat digunakan untuk mengembangkan teori dan sebagai tolak dasar pengembangan penelitian yang lebih luas Praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu program pemerintah dalam meningkatkan kelangsungan pemakaian kontrasepsi.
GUSTI AYU RATNA ADI SARI
UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN DAN PERSEPSI AKSEPTOR KB HORMONAL TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SELEMADEG BARAT KABUPATEN TABANAN TAHUN 2015 GUSTI AYU RATNA ADI
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah penduduk di Provinsi Bali dari periode ke periode, selalu mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 1971 jumlah penduduk
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI DETERMINAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI DI PUSKESMAS PACARKELING KOTA SURABAYA
DETERMINAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI DI PUSKESMAS PACARKELING KOTA SURABAYA Oleh : UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT SURABAYA 2016 DETERMINAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI DI PUSKESMAS PACARKELING
Lebih terperinciUNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MENGWI II
UNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MENGWI II NI PUTU ENIK ERNAWATI PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS
Lebih terperinciPENERIMAAN KONTRASEPSI VASEKTOMI DI KECAMATAN WANASABA KABUPATEN LOMBOK TIMUR
TESIS PENERIMAAN KONTRASEPSI VASEKTOMI DI KECAMATAN WANASABA KABUPATEN LOMBOK TIMUR YUDI ARDIANA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 TESIS PENERIMAAN KONTRASEPSI VASEKTOMI DI KECAMATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi Indonesia. Dinamika laju pertumbuhan penduduk di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya pertumbuhan penduduk di Indonesia merupakan masalah utama yang dihadapi Indonesia. Dinamika laju pertumbuhan penduduk di Indonesia saat ini cukup tinggi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebanyak 248 juta jiwa. akan terjadinya ledakan penduduk (Kemenkes RI, 2013).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya laju pertumbuhan penduduk yang terjadi merupakan suatu permasalahan yang dihadapi Indonesia, maka diperlukan perhatian serta penanganan yang sungguh sungguh
Lebih terperinciFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS I DENPASAR SELATAN TAHUN 2015
UNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS I DENPASAR SELATAN TAHUN 2015 PUTU AYU PEGGY ARISTYA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan mengalami kemunduruan. Setelah program KB digalakkan pada tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak era reformasi digulirkan, program Keluarga Berencana (KB) dirasakan mengalami kemunduruan. Setelah program KB digalakkan pada tahun 1967 telah terjadi penurunan
Lebih terperinciAPLIKASI ANALISIS KESINTASAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KELANGSUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI IUD DI KLINIK CATUR WARGA PKBI DAERAH BALI TAHUN
Judul 1 UNIVERSITAS UDAYANA APLIKASI ANALISIS KESINTASAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KELANGSUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI IUD DI KLINIK CATUR WARGA PKBI DAERAH BALI TAHUN 2012 KOMANG DERI ASTARIANI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan salah satu masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan salah satu masalah kependudukan yang masih terjadi di Indonesia. Indonesia berada di urutan keempat negara dengan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia berada di urutan ke empat dengan penduduk terbesar di dunia setelah Amerika, China, dan India. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus 2010 mencapai angka
Lebih terperinciPENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PEMAKAIAN AKDR PADA AKSEPTOR KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS I DENPASAR BARAT
UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PEMAKAIAN AKDR PADA AKSEPTOR KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS I DENPASAR BARAT SANG AYU MADE CHANDRADITA ASTASANI 1120025021 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN
Lebih terperinciUNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN DAN PERSEPSI AKSEPTOR KB NON MKJP TENTANG KONTRASEPSI IMPLAN DI PUSKESMAS I DENPASAR UTARA TAHUN 2016
UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN DAN PERSEPSI AKSEPTOR KB NON MKJP TENTANG KONTRASEPSI IMPLAN DI PUSKESMAS I DENPASAR UTARA TAHUN 2016 NI LUH MADE MEGA KARYATI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung dari hasil Sensus Penduduk tahun 2010 mencatat jumlah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Provinsi Lampung dari hasil Sensus Penduduk tahun 2010 mencatat jumlah penduduk mencapai 7.608.405 jiwa, sedangkan hasil sensus penduduk tahun 2000 mencatat jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 : keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI. DETERMINAN PEMAKAIAN METODE KONTRASEPSI IMPLANT DAN IUD DI JAWA TIMUR (Analisis Data SUSENAS 2015)
SKRIPSI DETERMINAN PEMAKAIAN METODE KONTRASEPSI IMPLANT DAN IUD DI JAWA TIMUR (Analisis Data SUSENAS 2015) Oleh: MONITA DESTIWI UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM SARJANA PROGRAM
Lebih terperinciDETERMINAN LOSS TO FOLLOW UP
TESIS DETERMINAN LOSS TO FOLLOW UP PASIEN ODHA YANG MENERIMA TERAPI ANTIRETROVIRAL DI LAYANAN VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING SEKAR JEPUN RSUD BADUNG TAHUN 2006-2014 PUTU DIAN PRIMA KUSUMA DEWI PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kependudukan telah menjadi perhatian pemerintah Indonesia sejak ditandatanganinya deklarasi mengenai kependudukan oleh para pemimpin dunia termasuk presiden
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN IMPLANT PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR DI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN BANYUWANGI
TESIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN IMPLANT PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR DI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN BANYUWANGI FIRDAWSYI NUZULA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Hasil penelitian PRB (Population
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dihasilkan dalam International Conference of Population Development (ICPD) Cairo
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan lingkungan strategis baik nasional, regional maupun internasional, telah memberi pengaruh pada program keluarga berencana nasional di Indonesia. Perubahan
Lebih terperinciTINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN PADA LAYANAN RADIOGRAFI KONVENSIONAL DI RUMAH SAKIT PEMERINTAH, SWASTA, DAN KLINIK RADIOLOGI SWASTA KOTA DENPASAR
TESIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN PADA LAYANAN RADIOGRAFI KONVENSIONAL DI RUMAH SAKIT PEMERINTAH, SWASTA, DAN KLINIK RADIOLOGI SWASTA KOTA DENPASAR COKORDA ISTRI ARIWIDYASTUTI NIM 1392161004 PROGRAM
Lebih terperinciPENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR USE OF CONTRACEPTION BY COUPLES OF CHILDBEARING AGE
PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR USE OF CONTRACEPTION BY COUPLES OF CHILDBEARING AGE Ika Wahyu Mayangsari 1, Retno Heru Setyorini 2, Cahyaning Setyo Hutomo 2 1 Mahasiswa Akademi Kebidanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga Berencana (KB) merupakan tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada pada posisi keempat di dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih relative tinggi. Esensi tugas program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia (Cina, India, dan Amerika Serikat) dengan. 35 tahun (Hartanto, 2004).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jumlah penduduk Indonesia, menempati posisi keempat terbesar di dunia (Cina, India, dan Amerika Serikat) dengan laju pertumbuhan yang relatif tinggi. Program KB merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meskipun program KB dinyatakan cukup berhasil di Indonesia, namun dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan. Dari hasil penelitian diketahui
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara ke-5 di dunia dengan jumlah penduduk
2 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara ke-5 di dunia dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu 249 juta. Dengan Angka Fertilitas atau Total Fertelitity Rate (TFR) 2,6, Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lepas dari berbagai masalah kependudukan. Masalah di bidang. Indonesia sebesar 1,49% per tahun.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang tidak lepas dari berbagai masalah kependudukan. Masalah di bidang kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah jumlah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN berjumlah jiwa meningkat menjadi jiwa di tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan laju pertumbuhan penduduk yang cukup cepat. Berdasarkan penelitian Noya, dkk. (2009), penduduk Indonesia pada tahun 1971 berjumlah
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD)
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DI PUSKESMAS POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontrasepsi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Pada saat ini telah banyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keadaan stagnan yang ditandai dengan tidak meningkatnya beberapa indikator
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Pelayanan Keluarga Berencana (KB) di Indonesia mengalami suatu keadaan stagnan yang ditandai dengan tidak meningkatnya beberapa indikator pelayanan KB yaitu
Lebih terperinciUNIVERSITAS UDAYANA NI MADE ARIEK ASRI ARYANTI
UNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEHADIRAN ANGGOTA BINA KELUARGA BALITA (BKB) DALAM KEGIATAN BKB DI BANJAR MANUKAYA LET DESA MANUKAYA KECAMATAN TAMPAKSIRING KABUPATEN GIANYAR
Lebih terperinciNANDINI PARAHITA SUPRABA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR
TESIS HUBUNGAN AKTIVITAS SOSIAL, INTERAKSI SOSIAL, DAN FUNGSI KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP LANJUT USIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS I DENPASAR UTARA KOTA DENPASAR NANDINI PARAHITA SUPRABA PROGRAM PASCASARJANA
Lebih terperinciPROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI DI KELURAHAN MOJOSONGO KECAMATAN JEBRES Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI
FAKTOR PENYEBAB AKSEPTOR KB SUNTIK TIDAK MEMILIH METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) (Studi di Puskesmas Gading Kecamatan Tambaksari Surabaya) Oleh: NIM. 101311123046 UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS
Lebih terperincipemakaian untuk suatu cara kontrasepsi adalah sebesar 61,4% dan 11% diantaranya adalah pemakai MKJP, yakni IUD (4,2 %), implant (2,8%), Medis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk cukup padat. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia adalah 237.556.363
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bahwa angka kematian ibu (AKI) di Indonesia di tahun 2012 mengalami kenaikan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kematian dan kesakitan pada ibu hamil dan bersalin serta bayi baru lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara berkembang (Saifuddin, 2005). Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggalakkan program keluarga berencana dengan menggunakan metode
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masalah kependudukan merupakan masalah yang terus mendapatkan perhatian pemerintah dan lembaga terkait. Pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keterbatasan. Pertumbuhan penduduk yang pesat dan terbatasnya lahan sebagai sumber
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertambahan jumlah penduduk mengakibatkan kepadatan populasi semakin meningkat. Hal ini akan berpengaruh pada daya dukung lingkungan yang memiliki keterbatasan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memungkinkan wanita untuk merencanakan kehamilan sedemikian rupa sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Keluarga Berencana (KB) berpotensi meningkatkan status kesehatan wanita dan menyelamatkan kehidupannya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memungkinkan
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN ULANG PASCA PEMASANGAN IUD DI PUSKESMAS I DENPASAR TIMUR TAHUN 2016
UNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN ULANG PASCA PEMASANGAN IUD DI PUSKESMAS I DENPASAR TIMUR TAHUN 2016 LUH PUTU SUSENI ARIATI NIM. 1420015034 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS
Lebih terperinciMasyarakat Universitas Diponegoro. Masyarakat Universitas Diponegoro ABSTRACT
PERBEDAAN LAMA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) MENURUT KELUHAN AKSEPTOR DI KELURAHAN SAMPANGAN KECAMATAN GAJAHMUNGKUR KOTA SEMARANG TAHUN 2013 Dyah Sutriyani 1, Dharminto 2, Sri Winarni 2
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perbandingan karakteristik...,cicik Zehan Farahwati, FKM UI, 2009
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Keluarga Berencana (KB) berpotensi meningkatkan status kesehatan wanita dan menyelamatkan kehidupannya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memungkinkan
Lebih terperinciAssociated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village
Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village Arief AR, Dewiarti AN, Sibero HT Medical Faculty of Lampung University Abstract The rate
Lebih terperinciSKRIPSI FAKTOR DETERMINAN PERILAKU KELUARGA BERENCANA (KB) DENGAN METODE OPERASI PRIA (MOP) DI KECAMATAN JENAWI KABUPATEN KARANGANYAR
SKRIPSI FAKTOR DETERMINAN PERILAKU KELUARGA BERENCANA (KB) DENGAN METODE OPERASI PRIA (MOP) DI KECAMATAN JENAWI KABUPATEN KARANGANYAR Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN PESERTA KB PIL DAN SUNTIK TENTANG KONTRASEPSI PIL DAN SUNTIK DI BPM LENI INDRAWATI BERBAH SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2013
GAMBARAN PENGETAHUAN PESERTA KB PIL DAN SUNTIK TENTANG KONTRASEPSI PIL DAN SUNTIK DI BPM LENI INDRAWATI BERBAH SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS LAPANGAN KELUARGA BERENCANA DI KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2015
UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS LAPANGAN KELUARGA BERENCANA DI KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2015 SANG AYU NYOMAN DIANTARI NIM. 1320015032 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Lebih terperinciPROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR
TESIS HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN KARAKTERISTIK SOSIAL DEMOGRAFI BIDAN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI KABUPATEN BADUNG LUH SUDEMI PROGRAM PASCASARJANA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang
Lebih terperinciKelangsungan Penggunaan Kontrasepsi di Indonesia
KESEHATAN REPRODUKSI Kelangsungan Penggunaan Kontrasepsi di Indonesia Sariana Sistri* Abstrak Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah Republik Rakyat Cina, India
Lebih terperinciUNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIDAK TERPENUHINYA KEBUTUHAN BER-KB (UNMET NEED KB) DI KELURAHAN
UNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIDAK TERPENUHINYA KEBUTUHAN BER-KB (UNMET NEED KB) DI KELURAHAN SEMARAPURA KLOD KANGIN KECAMATAN KLUNGKUNG LUH GDE KRISNA DEWI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
Lebih terperinciLaporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 dan Laporan Performance Monitoring and Accountability 2020 (PMA2020) gelombang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program Keluarga Berencana (KB) dibentuk dengan tujuan untuk mengendalikan jumlah penduduk sehingga dapat mewujudkan penduduk tanpa pertumbuhan atau Zero Population
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah dampak dari meningkatnya angka kelahiran. Angka kelahiran dapat dilihat dari pencapaian tingkat fertilitas.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk merupakan masalah yang sedang dihadapi di Negara maju maupun di Negara berkembang termasuk Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia tahun 2010
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2014 mencapai 231,4 juta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah utama di Indonesia adalah penduduk yang cukup tingi. Laju pertumbuhan penduduk bervariasi pada tahun 2009 sebesar 2,4%, sedangkan jumlah penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mendiami Pulau Jawa (Sulistyawati, 2011). dengan menggunakan alat kontrasepsi (Kemenkes, 2014).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Keluarga Berencana (KB) diyakini telah berkontribusi terhadap penurunan tingkat kelahiran dan tingkat kematian, yang selanjutnya mengakibatkan penurunan tingkat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian yang serius. Program pembangunan termasuk pembangunan dibidang kesehatan harus didasarkan pada dinamika
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Menurut dari hasil sensus penduduk tahun 2010 yang dilakukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Menurut dari hasil sensus penduduk tahun 2010 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia memiliki 237 juta jiwa. Jumlah ini menjadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk terbesar. Indonesia masuk dalam peringkat ke empat di dunia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar. Indonesia masuk dalam peringkat ke empat di dunia setelah berturut-turut China, India dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lebih besar menempatkan ibu pada risiko kematian (akibat kehamilan dan persalinan)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontrasepsi modern memainkan peranan penting untuk menurunkan kehamilan yang tidak diinginkan yang merupakan salah satu penyebab terjadinya kematian ibu. Kehamilan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Keluarga Berencana (KB) merupakan bagian program pembangunan nasional di Indonesia yang sudah dimulai sejak masa awal pembangunan lima tahun (1969) yang bertujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Juli 2013 mencapai 7,2 miliar jiwa, dan akan naik menjadi 8,1 miliar jiwa pada tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laju pertumbuhan penduduk dunia pada tahun 2013 mengalami peningkatan lebih tinggi dari perkiraan dua tahun yang lalu. Jumlah penduduk dunia pada bulan Juli 2013 mencapai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Program Keluarga Berencana (KB) Nasional yang dicanangkan sejak tahun 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan
Lebih terperinciTESIS DETERMINAN PENERIMAAN PELAYANAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM PASCA PLASENTA PADA IBU PASCA PERSALINAN DI KOTA DENPASAR
TESIS DETERMINAN PENERIMAAN PELAYANAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM PASCA PLASENTA PADA IBU PASCA PERSALINAN DI KOTA DENPASAR NI MADE RAI WIDIASTUTI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah pengendalian tingkat kelahiran dan usaha penurunan tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah utama yang dihadapi Indonesia di bidang kependudukan adalah pengendalian tingkat kelahiran dan usaha penurunan tingkat pertambahan penduduk yang demikian telah
Lebih terperinciINTISARI PENGARUH PEMAKAIAN KONTRASEPSI ORAL DAN SUNTIK TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS TAPIN UTARA KABUPATEN TAPIN
INTISARI PENGARUH PEMAKAIAN KONTRASEPSI ORAL DAN SUNTIK TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS TAPIN UTARA KABUPATEN TAPIN Shela Fuspita Maharani 1 ; Riza Alfian 2 ; Erny Karmila 3 Berdasarkan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI DENGAN JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN WANITA PUS. (Jurnal) Oleh AYU FITRI
1 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI DENGAN JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN WANITA PUS (Jurnal) Oleh AYU FITRI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2016 2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program KB di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1957, namun masih jadi urusan kesehatan dan bukan menjadi urusan kependudukan. Sejalan dengan semakin meningkatnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kualitas pelayanan kesehatan. Kematian ibu masih merupakan masalah besar yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Angka kematian merupakan barometer status kesehatan, terutama kematian ibu dan kematian bayi. Tingginya angka kematian tersebut menunjukkan rendahnya kualitas pelayanan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DROP OUT AKSEPTOR KB DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DROP OUT AKSEPTOR KB DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG Ardiana Nur Aini, Atik Mawarni, Dharminto Bagian Biostatistika dan Kependudukan, Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (bkkbn.go.id 20 Agustus 2016 di akses jam WIB). besar pada jumlah penduduk dunia secara keseluruhan. Padahal, jumlah penduduk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk dunia saat ini 7,2 milyar jiwa (menurut CIA World Factbook Tahun 2015). Indonesia menduduki urutan keempat dengan jumlah penduduk terbanyak setelah
Lebih terperinciSEKILAS PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROPINSI BENGKULU KURUN WAKTU 1980 SAMPAI DENGAN 2003
SEKILAS PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROPINSI BENGKULU KURUN WAKTU 1980 SAMPAI DENGAN 2003 BAB I. PENDAHULUAN I. Latar Belakang Secara kuantitatif demografis Program KB Nasional mempunyai fungsi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. atau pasangan suami istri untuk mendapatkan tujuan tertentu, seperti
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Keluarga Berencana (KB) adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan tujuan tertentu, seperti menghindari kelahiran yang
Lebih terperinciGAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI RUMAH BERSALIN RACHMI PALEMBANG TAHUN 2014
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI RUMAH BERSALIN RACHMI PALEMBANG TAHUN 2014 Rika Oktapianti Dosen Program Studi Kebidanan STIK Bina Husada ABSTRAK Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu dari negara berkembang dengan jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu dari negara berkembang dengan jumlah penduduk Indonesia yang menempati posisi ke empat di dunia setelah negara Cina, India dan Amerika
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diatas 9 negara anggota lain. Dengan angka fertilitas atau Total Fertility Rate
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak no. 4 di dunia, yaitu 249 juta jiwa. Di antara negara ASEAN, Indonesia menjadi negara dengan jumlah penduduk
Lebih terperinciABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK
1 ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK Nanik Oktavia ¹, Trisnaningsih ², Zulkarnain ³ This study aimed to determine the effect of education
Lebih terperinciPENGARUH REPUTASI, ETIKA, SELF ESTEEM DAN PREFERENSI RISIKO PIMPINAN PADA BUDGETARY SLACK BANK PERKREDITAN RAKYAT DI PROVINSI BALI
TESIS PENGARUH REPUTASI, ETIKA, SELF ESTEEM DAN PREFERENSI RISIKO PIMPINAN PADA BUDGETARY SLACK BANK PERKREDITAN RAKYAT DI PROVINSI BALI I NYOMAN PUTRAYASA PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM
Lebih terperinciTESIS. Oleh ELVIPSON SINAGA /IKM
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU, DUKUNGAN SUAMI, BUDAYA DAN KUALITAS PELAYANAN KB DENGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI AKDR (IUD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG TESIS Oleh ELVIPSON SINAGA
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MKJP PADA PUS DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MKJP PADA PUS DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU Mia Rita Sari Akademi Kebidanan Husada Gemilang Mia.ritasari@yahoo.com Abstrak Cakupan preferensi
Lebih terperinciPUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
PENGARUH MEDIA LEAFLET TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN WUS (WANITA USIA SUBUR) DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD (INTRA UTERINE DEVICE) DI DESA TEGALREJO KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI PUBLIKASI ILMIAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. periode tahun yaitu 1,45%. Maka dari itu, pemerintah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai laju pertumbuhan penduduk yang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah penduduk dari tahun 1971 yang berjumlah 119. 208. 229 orang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebab apapun yang berkaitan atau memperberat kehamilan diluar kecelakaan. Angka
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kematian ibu adalah kematian wanita dalam masa kehamilan atau dalam waktu 42 hari setelah pemberhentian kehamilan tanpa memandang usia dan tempat kehamilan, oleh sebab
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB) yang masih cukup tinggi di Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam mendukung upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang masih cukup tinggi di Indonesia dibandingkan Negara ASEAN, kesepakatan global
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2010) dan laju pertumbuhan penduduk antara tahun sebesar 1,49% yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia, tercatat saat ini jumlah penduduk sebanyak 237,6 juta jiwa (menurut sensus 2010) dan laju
Lebih terperinciImelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK
HUBUNGAN PARITAS DAN SIKAP AKSEPTOR KB DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI JANGKA PANJANG DI KELURAHAN MUARA ENIM WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERUMNAS KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2012 Imelda Erman, Yeni Elviani
Lebih terperinciTESIS EFEK KEADILAN REMUNERASI, KOMPETENSI ATASAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP WITHHOLDING EFFORT
TESIS EFEK KEADILAN REMUNERASI, KOMPETENSI ATASAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP WITHHOLDING EFFORT IDA AYU KARTIKA MAHARANI NIM : 1490661068 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA
Lebih terperinciMORALITAS INDIVIDU, MANAJEMEN LABA, SALAH SAJI, PENGUNGKAPAN, BIAYA DAN MANFAAT, SERTA TANGGUNG JAWAB DALAM ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
TESIS MORALITAS INDIVIDU, MANAJEMEN LABA, SALAH SAJI, PENGUNGKAPAN, BIAYA DAN MANFAAT, SERTA TANGGUNG JAWAB DALAM ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN \ INGRID SARASWATI BAYUSENA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS
Lebih terperinciSTIKES NGUDI WALUYO. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan
STIKES NGUDI WALUYO HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG EFEK SAMPING KB SUNTIK DEPO MEDROXY PROGESTERONE ACETAT (DMPA) DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI PADA PERIODE BERIKUTNYA DI BPS MURWANTI Skripsi
Lebih terperinciPROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR
TESIS HUBUNGAN JENIS FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA, STATUS KEPESERTAAN DAN KARAKTERISTIK SOSIO-DEMOGRAFIS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI KOTA DENPASAR NI MADE WIDIASTUTI
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNA KB IUD DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI FAUZIA HATTA PALEMBANG
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNA KB IUD DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI FAUZIA HATTA PALEMBANG Deby Meitia Sandy Program Studi Kebidanan STIK Bina Husada Palembang email : debymeitiasandy@yahoo.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam mencapai target MDGs (Millennium Development Goals), termasuk negara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak negara di berbagai belahan dunia telah berkomitmen secara serius dalam mencapai target MDGs (Millennium Development Goals), termasuk negara Indonesia sampai
Lebih terperinciNuke Devi Indrawati. Tlp : ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR KEBIJAKAN DAN PENGETAHUAN TENTANG PELAYANAN KB YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA IBU PASANGAN USIA SUBUR AKSEPTOR KB DI KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG Nuke
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperaatan. Disusun oleh : SUNARSIH J.
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN, DUKUNGAN KELUARGA, DAN TARIF LAYANAN DENGAN PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI SUNTIK PADA AKSEPTOR KB DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciANALISIS JUMLAH, BIAYA DAN FAKTOR PENENTU TERJADINYA SISA MAKANAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR
TESIS ANALISIS JUMLAH, BIAYA DAN FAKTOR PENENTU TERJADINYA SISA MAKANAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR NI LUH PARTIWI WIRASAMADI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR
Lebih terperinciPENGARUH DUKUNGAN ORGANISASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL
TESIS PENGARUH DUKUNGAN ORGANISASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL I DEWA PUTU GEDE WIYATA PUTRA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016 TESIS PENGARUH DUKUNGAN ORGANISASIONAL
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya angka kelahiran di Indonesia masih menjadi masalah utama dalam kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan lamban, hingga
Lebih terperinciPRAKTEK KELUARGA BERENCANA (KB) PADA PASANGAN USIA SUBUR MUDA PARITAS RENDAH (PUS MUPAR) JURNAL. Oleh. Ilma Safitri ( )
PRAKTEK KELUARGA BERENCANA (KB) PADA PASANGAN USIA SUBUR MUDA PARITAS RENDAH (PUS MUPAR) JURNAL Oleh Ilma Safitri (1013034010) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015
Lebih terperinci