Kata kunci : Peran, perempuan tani, program MKRPL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata kunci : Peran, perempuan tani, program MKRPL"

Transkripsi

1 Peran Perempuan Tani dalam Mendukung Ketahanan Pangan Rumah Tangga Melalui Program Model Kawasan Rumah Pangan Lestari di Desa Rawan Pangan Kabupaten Gunung Kidul Kurnianita Triwidyastuti dan Subagiyo Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta Jl. Stadion Maguwoharjo no. 22, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran perempuan tani dalam mendukung ketahanan pangan rumah tangga melalui program Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL). Penelitian dilaksanakan pada bulan Pebruari Nopember 2013, di Desa Pundungsari Kecamatan Semin, salah satu Desa Rawan Pangan yang merupakan lokasi pelaksanaan MKRPL Kabupaten Gunungkidul. Metode penelitian yang digunakan adalah survey dengan melibatkan 22 orang anggota kelompok wanita tani (KWT) Menur. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder, dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita tani mampu berperan aktif dalam pelaksanaan Program MKRPL, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan hasil, sampai pada monitoring dan evaluasi. Selain itu, wanita tani mampu berkontribusi dalam peningkatan gizi keluarga dan peningkatan pendapatan, sebagai salah satu upaya pengentasan desa rawan pangan. Kata kunci : Peran, perempuan tani, program MKRPL Pendahuluan Indonesia adalah salah satu negara yang menempatkan pemantapan ketahananan pangan sebagai prioritas utama pembangunan. Sebagai salah satu negara yang mempunyai komitmen dalam menurunkan kemiskinan sesuai kesepakatan MDG s, maka berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan tingkat kerawanan pangan. Kerawanan pangan menurut Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP) Kabupaten Gunugkidul (2012 ), didefinisikan kondisi ketidakcukupan pangan yang dialami daerah, masyarakat atau rumah tangga, pada waktu tertentu untuk memenuhi standar kebutuhan fisiologis bagi pertumbuhan dan kesehatan masyarakat. Kondisi ini adalah kondisi kebalikan dari ketahanan pangan, yang sering diperhalus dengan istilah terjadi penurunan ketahanan pangan, meskipun pada dasarnya dengan pengertiannya sama (Purwantini, 2014). Saat ini, di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih terdapat 20 Desa yang masih tergolong rawan pangan, diantaranya 7 desa rawan pangan terdapat di Kabupaten Gunungkidul. Kriteria rawan pangan didasarkan pada tiga aspek yaitu ketersedian pangan lokal, akses kesehatan dan tingginya tingkat kemiskinan. Jumlah ini sudah jauh berkurang dari tahun 2013, sejumlah 24 desa. Menurut Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Gunungkidul, berkurangnya desa rawan pangan tersebut tidak terlepas dari upaya pemerintah untuk melakukan berbagai perbaikan dibidang pangan, kesehatan, pendidikan, dan lain lain ( Di bidang pangan, salah satu upaya pemerintah untuk mengentaskan desa rawan pangan adalah melalui pemanfaatan sumberdaya yang tersedia melalui pemanfaatan lahan pekarangan yang dikelola oleh rumah tangga. Selama ini pekarangan belum dimanfaatkan secara optimal. Komitmen pemerintah untuk melibatkan rumah tangga dalam mewujudkan kemandirian pangan dapat diaktualisasikan dengan menggerakkan kembali budaya menanam di lahan pekarangan, baik di perkotaan maupun di perdesaan Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian

2 Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL) adalah salah satu program Kementerian Pertanian yang menitikberatkan pada pemanfaatan pekarangan. MKRPL dirancang untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal, pelestarian tanaman pangan untuk masa depan, serta peningkatan pendapatan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Sebagai kelompok sasaran diutamakan untuk kelompok perempuan, antara lain melalui kelompok wanita tani. Keberhasilan MKRPL salah satunya ditentukan oleh peran aktif perempuan. Suradisastra (1998) dalam Triwidyastuti et.al (2005) menyatakan bahwa keterlibatan perempuan dalam kegiatan produktif pertanian memungkinkan mereka untuk meningkatkan kekuatan perannya sebagai anggota keluarga yang dapat memberikan sumbangan yang dapat diukur dalam bentuk peningkatan pendapatan keluarga. Peran perempuan yang identik dengan sektor domestik, mampu menjadikan perempuan mampu berperan aktif terutama dalam upaya memenuhi subsistensi keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peran wanita tani dalam program MKRPL di Desa Rawan Pangan Kabupaten Gunungkidul, terutama dalam mendukung ketahanan pangan rumah tangga. Metodologi Penelitian dilaksanakan di Desa Pundungsari Kecamatan Semin Kabupaten Gunungkidul dengan pertimbangan bahwa desa tersebut merupakan salah satu desa rawan pangan dan sebagai pelaksana kegiatan M-KRPL Penelitian ini melibatkan responden sebanyak 22 orang yang tergabung dalam kelmpok wanita tani Menur. Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Pebruari sampai dengan Nopember 201 dengan menggunakan metode survai. Data yang dikulumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder, selanjutnya data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif. Hasil dan Pembahasan 1. Karakteristik Lokasi Desa Pundungsari merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul dengan luas wilayah sebesar 728,2255 ha. Secara geografis, Desa Pundungsari berada di ketinggian 500 mdpl, dengan topografi dataran rendah dan berbukit. Curah hujan rata-rata mm/th. Desa Pundungsari berjarak 1 km dari ibukota kecamatan, 25 km dari ibukota Kabupaten dan 64 km dari Ibukota Provinsi. Dari data Monografi desa Pundungsari tahun 2011, jumlah penduduk desa sebanyak orang, terdiri dari penduduk laki-laki orang (48,74%) dan penduduk perempuan orang (51,26%), dengan jumlah kepala keluarga sebanyak orang. Mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, baik sebagai pemilik, penggarap maupun buruh tani. Saat ini, Desa Pundungsari termasuk sebagai salah satu Desa Rawan Pangan di DIY. Desa Rawan pangan adalah kondisi suatu daerah yang tingkat ketersediaan, akses dan atau keamanan pangan sebagian masyarakat dan rumah tangganya tidak cukup untuk memenuhi standar kebutuhan fisiologi bagi pertumbuhan dan kesehatan suatu desa dengan jumlah KK miskin > 30% (Badan Ketahanan Pangan, 2012). Berdasarkan SK Gubernur No. 434/KEP/2012, tanggal 28 Desember 2012, Desa Pundungsari menjadi salah satu dari 8 Desa Percontohan Pengurangan Kemiskinan dan Kerawanan Pangan di DIY. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 1735

3 Sesuai dengan topografinya yang mayoritas daerah perbukitan kering, lahan pertanian di Desa Pundungsari mayoritas adalah lahan kering bukan sawah (57%). Luas lahan Desa Pundungsari dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1. Luas Lahan Pertanian di Desa Pundungsari Kecamatan Semin, Jenis Lahan Luas (Ha) 1. Lahan Sawah 271,9181 a. Irigasi setengah teknis 89,685 b. Tadah hujan 182, Lahan Bukan Sawah 356,8174 a. Pekarangan/bangunan 132,397 b. Tegalan/kebun 224,4204 c. Ladang 21,000 Sumber : Data Monografi tahun 2011 Semester II Desa Pundungsari Kecamatan Semin Kabupaten Gunungkidul Komoditas pertanian yang banyak diusahakan adalah padi palawija yaitu padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah dan kedelai; sayur-sayuran yaitu kubis, sawi, tomat, kacang panjang, terong, lombok, bawang merah, mentimun; buah-buahan yaitu pisang, pepaya, jeruk, mangga, jambu mete, jambu air, rambutan, sirsat, klengkeng, kedondong, dan lain-lain. Sedangkan tanaman perkebunan yang ada di Desa Pundungsari antara lain cengkeh dan pala. Ternak juga banyak diusahakan oleh masyarakat Pundungsari, baik ternak besar maupun ternak kecil, mayoritas adalah ayam kampung. Selain itu, masyarakat juga banyak yang beternak kambing dan sapi. 2. Karakteristik responden Deskripsi karakteristik petani responden merupakan informasi umum yang terkait dengan keadaan petani yang meliputi informasi mengenai umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota rumah tangga, serta pekerjaan utama dan pekerjaan sampingan. KWT Menur, yang menjadi sasaran MKRPL, merupakan KWT yang sudah dibentuk sejak tahun 2010, beranggotakan 22 orang. Aktivitas kelompok ini lebih pada pengolahan pangan yaitu empon-empon. Sampai saat ini, kelompok tersebut masih aktif dengan membuat olahan jahe. Pertemuan kelompok rutin diadakan setiap hari Minggu Kliwon. Kegiatan rutin adalah arisan, simpan pinjam, pembuatan jahe instan, sirup jahe. Dengan adanya kegiatan M-KRPL, kelompok bertambah kegiatannya yaitu mengelola KBD dan mengembangkannya di masing-masing RPL. Umur merupakan salah satu tolok ukur bagi keberhasilan pelaksanaan kegiatan usahatani, khususnya dalam menjalankan berbagai kegiatan yang memerlukan kemampuan fisik, seperti pengolahan lahan, tanam, pemeliharaan pertanaman, pengairan, pengendalian hama dan penyakit, panen dan pasca panen. Secara tidak langsung kadang-kadang umur juga menggambarkan pengalaman dalam kegiatan usahatani. Berdasarkan kriteria umur petani responden KWT Menur, umur termuda 33 th dan tertua 75 th, dengan rata-rata umur 47 th. Gambar 1, terlihat bahwa mayoritas responden termasuk kriteria umur produktif (86,36%). Dengan demikian, secara fisik responden mempunyai kemampuan melaksanakan kegiatan dengan baik. Berdasarkan latar belakang pendidikan, responden memiliki tingkat pendidikan yang beragam (gambar 1). Dari gambar tersebut, terlihat bahwa dari pendidikan, mayoritas pendidikan anggota KWT adalah SD (72,73%). Lainnya SLTP (22,73%) dan SLTA (4,55%). Dengan pendidikan formal yang rendah, masih perlu adanya pendidikan nonformal lainnya seperti kursus 1736 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian

4 atau pelatihan-pelatihan untuk menambah pengetahuan dan wawasan petani. Pendidikan yang rendah ini kemungkinan karena anggota KWT berada di lokasi Desa rawan pangan yang sangat dekat dengan kemiskinan. Prioritas alokasi pendapatan keluarga tidak pada pendidikan tetapi lebih kepada pemenuhan pangan. Luas kepemilikan pekarangan, mayoritas (45,45%) berada pada strata sedang ( m2). Gambar 1. Sebaran umur responden, tingkat pendidikan dan luas kepemilikan lahan pekarangan di KWT Menur.Karakteristik petani memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap tingkat partisipasi kegiatan yang berbeda. Secara umum pendidikan sangat mempengaruhi pola pikir dan pengetahuan petani. Hasil penelitian Baba dkk (2011) menunjukkan bahwa tingkat pendidikan, umur, tingkat kosompolit berpengaruh negatif terhadap partisipasi petani terhadap penyuluhan tentang sapi perah di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Sementara dalam penelitian yang lain yang dilakukan oleh Hidayat dkk (2009), faktor sosial ekonomi seperti umur, pendidikan dan luas lahan tidak berpengaruh terhadap tingkat partisipasi petani dalam SLPHT di Kabupaten Sukorejo, Blitar. Hal ini disebabkan karena masih ada faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat partisipasi petani, misalnya adanya faktor penyuluhan, budaya, dan lainlain. 3. Peran Wanita Tani pada Kegiatan MKRPL Pada dasarnya, masyarakat di Gunungkidul, terutama di Desa Pundungsari Semin sudah memanfaatkan pekarangannya untuk berbagai hal. Berbagai macam program pemanfaatan pekarangan pun sudah pernah digulirkan oleh pemerintah. Hanya saja, selama itu pekarangan belum optimal dimanfaatkan untuk pemenuhan gizi keluarga. Mayoritas masyarakat menanami pekarangannya dengan tanaman ubi kayu dan jagung. MKRPL adalah program yang menitikberatkan pemanfaatan lahan pekarangan secara optimal. Lahan pekarangan dapat dimanfaatkan dengan berbagai macam tanaman dan ternak, untuk meningkatkan kemandirian pangan rumah tangga, terutama dalam hal peningkatan gizi keluarga dan juga dapat meningkatkan pendapatan. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 1737

5 Peran aktif perempuan anggota KWT meningkat dari sebelumnya, yang pada awal pembentukannya, KWT Menur hanya aktif dalam pengolahan pangan. Peran aktif tersebut tampak pada partisipasi anggota KWT dalam berbagai kegiatan seperti terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Partisipasi pelaksana M-KRPL No Tahapan kegiatan Partisipasi (%) Laki-laki Perempuan A Sosialisasi 31,25 68,75 Tk. Kabupaten Tk. Desa Pundungsari B Pembentukan dan dinamika kelompok sasaran 25,00 75,00 Identifikasi awal 40,00 60,00 Pertemuan rutin 10,00 90,00 C Pelatihan 10,00 90,00 1. Budidaya tanaman 10,00 90,00 2. Pembuatan pupuk organik 10,00 90,00 3. Pembuatan pestisida 20,00 80,00 4. Budidaya ikan 20,00 80,00 5. Administrasi kelompok 0 100,00 6. Pengolahan umbi garut 5 95,00 7. Pengemasan dan pelabelan 5 95,00 D Pelaksanaan 25,56 74,44 1. Pembangunan KBD 75,00 25,00 2. Penyiapan media tanam 35,00 65,00 3. Penyemaian 20,00 80,00 4. Pembumbunan 20,00 80,00 5. Penanaman langsung 10,00 90,00 6. Pemeliharaan 30,00 70,00 7. Panen 20,00 80,00 8. Pengolahan hasil 10,00 90,00 9. Pemasaran 10,00 90,00 E Pendampingan 30,00 70,00 1. Pengelolaan KBD 40,00 60,00 2. Implementasi RPL 30,00 70,00 F Monitoring 25,00 75,00 G Evaluasi 40,00 60,00 Dari Tabel diatas, dapat dilihat bahwa perempuan dan laki-laki terlibat dalam pelaksanaan M- KRPL di Gunungkidul. Laki-laki dan perempuan bekerjasama mulai dari tahap sosialisasi sampai pada pelaksanaan dan monitoring evaluasi. Namun, sebagian besar kegiatan didominasi oleh ibuibu dengan proporsi keterlibatan laki-laki 26,56% dan perempuan 88,82%. Pada tahap sosialisasi, perempuan berpartisipasi sebesar 68,75% sedangkan laki-laki 31,25%. Peran laki-laki dalam tahap ini masih cukup besar karena pada tahap ini banyak petugas dari kabupaten, Kecamatan, Desa, para penyuluh, baik dari BPP maupun BPTP serta peneliti lakilaki, beberapa petani yang turut hadir. Kehadiran para petugas tersebut memang sangat diharapkan mengingat bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menyampaikan maksud dan tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan, sehingga akan menjadi lebih baik apabila semakin luas cakupan peserta yang mengetahui dan memahami adanya kegiatan M-KRPL, sebagai model dari KRPL yang akan dikembangkan lebih lanjut Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian

6 Pada tahap pelatihan, mayoritas yang terlibat adalah perempuan (90,00%). Hal ini disebabkan karena pelatihan lebih dititikberatkan langsung pada kelompok sasaran (KWT). Dalam hal ini, tidak saja KWT yang mendapatkan pendampingan tetapi juga KWT lain yang letaknya berdekatan. Hal ini dilakukan dengan harapan bahwa teknologi yang diberikan dapat langsung diterapkan oleh masyarakat sekitar dimulai dari anggota kelompok yang hadir dan menularkan kepada anggota atau masyarakat yang lain. Besarnya peran aktif perempuan dalam KRPL tersebut membuktikan pula bahwa KRPL merupakan salah satu bentuk dukungan Kementrian Pertanian dalam Pengarusutamaan Gender, sesuai dengan yang diamanatkan dalam Inpres no 9 tahun Kementerian pertanian sangatlah menyadari bahwa terwujudnya keadilan dan kesetaraan gender di bidang pertanian akan dapat meningkatkan produktivitas dunia kerja pertanian, mulai dari aparat hingga pelaku di bidang pertanian (Badan Litbang Pertanian, 2013). Local champion perempuan diharapkan dapat menjadi leader dalam keberlangsungan dan keberlanjutan KRPL. 4. Manfaat Kegiatan MKRPL Program M-KRPL adalah salah satu program yang bertujuan untuk meningkatkan pola konsumsi pangan masyarakat. Dari hasil kajian, diketahui bahwa tingkat konsumsi energi anggota KWT Menur peserta M-KRPL berkisar antara 1.632, ,68 kkal/kapita/hari, dengan ratarata tingkat konsumsi energi sebesar 1.883,69 kkal/kapita/hari. Skor PPH meningkat dari 62,09 menjadi 65,69. Dari angka tersebut, terlihat adanya peningkatan PPH sebesar 5,79%. Meskipun angka PPH ini masih jauh lebih rendah dari harapan yaitu 100, namun adanya peningkatan skor menunjukkan adanya peningkatan keragaman gizi yang dikonsumsi. Berbagai tanaman yang diusahakan baik di KBD maupun di RPL mampu menghemat pengeluaran rumah tangga bahkan menambah pendapatan. Beberapa responden menyatakan bahwa hasil panen di pekarangan mampu menghemat pengeluaran rumah tangga berkisar antara Rp Rp dalam sebulan. Dari hasil penjualan bibit dan tanaman dalam polibag dapat pula menambah pendapatan dengan harga yang bervariasi, Rp Rp , tergantung jenis dan umur tanaman. Dari hasil pelatihan, anggota KWT sudah mampu mengolah berbagai pengolahan pangan yaitu emping garut, sirup jahe dan jahe instan. Dengan pembelian bahan emping garut seharga Rp diperoleh hasil sebesar Rp , sehingga diperoleh keuntungan sekitar Rp Dari pembelian bahan untuk pembuatan sirup jahe sebesar Rp dapat menghasilkan sirup sebanyak 4-5 botol seharga Rp /botol. Dengan analisa usaha sederhana, dapat diperoleh keuntungan sebesar Rp Rp Pada pembuatan jahe instan, dari pembelian bahan sebesar Rp dapat menjadi 199 sachet jahe instan 1000, sehingga diperoleh keuntungan kelompok sebesar Rp Keuntungan ini tentunya tidak stabil, tergantung pada ketersediaan bahan baku dan harga jual. Pada saat ketersediaan bahan baku berlimpah, biasanya harga menjadi murah sehingga keuntungan yang diperoleh cukup banyak. Keuntungan ini terhitung masih sangat kecil, karena selama ini KWT masih mengelola pengolahan pangan dengan omset yang masih rendah dengan tenaga kerja yang terbatas. KWT masih terkendala dengan harga bahan baku dan kesibukan anggota yang cukup banyak. Dengan peningkatan manajemen yang baik, diharapkan akan diperoleh hasil yang lebih baik dan dapat meningkatkan pendapatan kelompok. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 1739

7 Selain tanaman, ternak lele di pekarangan mampu menambah gizi keluarga. Meskipun mengalami keterbatasan air, lele dalam kolam pekarangan seluas 12 m 2 dapat diperoleh hasil ± 50 kg. Panen tersebut masih untuk kebutuhan sendiri untuk menambah gizi keluarga. 5. Kendala Pengembangan MKRPL Pemanfaatan pekarangan untuk usahatani bukanlah hal yang pokok bagi masyarakat secara umum, termasuk bagi pelaksana M-KRPL. Usahatani di lahan pekarangan merupakan usaha sampingan yang pada mulanya tidak diperhitungkan sebagai sumber pendapatan dan menambah kebutuhan pangan dan gizi keluarga. Hal ini menyebabkan waktu yang dicurahkan lebih banyak untuk berusahatani di sawah atau tegalan sebagai pekerjaan utamanya, terutama apabila bersamaan dengan kegiatan tanam maupun panen padi. Pada saat itulah tenaga kerja pertanian terakumulasi di lahan sawah, sehingga berakibat kurang terawatnya tanaman di pekarangan serta ketersediaan bibit di KBD mengalami kekosongan. Dengan demikian diperlukan manajemen kelompok yang lebih baik dalam hal pengaturan waktu anggota (piket). Sosial budaya masyarakat di satu sisi memberikan dukungan positif terhadap pelaksanaan M-KRPL. Budaya gotong royong masih kuat mengakar di masyarakat Gunungkidul, sehingga terlihat partisipasi secara fisik cukup tinggi. Di sisi lain, budaya dan kegiatan sosial seperti sambatan, rewangan, upacara tradisional masih berlaku. Pelaksana M-KRPL yang mayoritas ibuibu, juga banyak disibukkan dengan aktivitas tersebut, sehingga waktu untuk mengelola KBD dan KRPL harus menyesuaikan dengan aktivitas sosial tersebut. Hambatan yang lain karena masih rendahnya pengetahuan dan teknologi yang dikuasai oleh petani pelaksana. Sekalipun pengalaman cukup lama dalam bertani tetapi teknologi hanya sebatas pada komoditas yang biasa diusahakan, sedangkan M-KRPL mengharapkan adanya usahatani dengan berbagai komoditas. Komoditas yang beragam membutuhkan pengetahuan yang komplek dan pengelolaan yang baik. Penguatan kelembagaan kelompok baik pelatihan, pertemuan-pertemuan kelompok, penyuluhan, dan pendampingan masih terus dibutuhkan. Kendala yang lain adalah terbatasnya ketersediaan air. Pada musim hujan, petani banyak disibukkan di sawah/tegalan, tetapi di musim kemarau, air terbatas. Petani tentunya lebih mengutamakan penggunaan air untuk kebutuhan sehari-hari daripada untuk pelaksaan M-KRPL. Di lokasi KBD sudah dipasang PAM atau pemasangan pipa dari sumur bur dari tempat lain. Namun pada musim kemarau, kondisi airnya juga sedikit sehingga tidak mencukupi untuk kebutuhan KBD secara keseluruhan. Kesimpulan - Wanita tani mampu berperan aktif dalam pelaksanaan program MKRPL, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pada pemanfaatan hasil. - Kendala dalam implementasi MKRPL bagi wanita tani adalah pada faktor sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan sosial budaya. Daftar Pustaka Arifin HS, Munandar A, Schultin KG., Kaswanto, The Role and Impacts of Small-scale, Homestead Agriforestry System ( Pekarangan ) on Household Prosperity: an Analysis of Aro-ecological Zones of Java, Indonesia. International Journals of Agriscience Vol. 2(1): , October Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian

8 Baba, S., Isbandi, T. Mardikanto, dan Waridin Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi Peternak Sapi Perah dalam Penyuluhan di Kabupaten Enrekang. Jurnal Ilmu Ternak, Juni Vol. 11, No 1. Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Gunungkidul Peta Potensi Kerawanan Pangan dan Gizi. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Pengembangan Kawasan Rumah Pangan lestari (KRPL). Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari dan Sinergi Program TA Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul Statistik Daerah Kabupaten Gunungkidul Hidayat, H., k. Sukesi., dan I. Kusumawarni Hubungan faktor Sosial Ekonomi dengan Tingkat Partisipasi dalam Program Sekolah lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) Padi. AGRISE vol IX, no 1, Januari Purwantini, Tri Bastuti Pendekatan rawan pangan dan Gizi: Besaran, Karakteristik, dan penyebabnya. Forum Penelitian Agro Ekonomi, Volume 32 No 1, Juli Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor. Surat Keputusan Gubernur selaku Ketua DKP DIY Nomor : 434/KEP/2012, 28 Desember 2012 tentang : Penunjukkan desa desa sebagai lokasi percontohan. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Triwidyastuti, K., Soeharsono dan Hano Hanafi Kajian Analisis Gender dalam Sistem Usahatani Integrasi Tanaman-ternak di Kecamatan Playen Gunungkidul DIY. Prosiding Seminar Nasional Implementasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Pertanian untuk Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian Departemen Pertanian bekerjasama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta Desa di DIY disebut Masih Rawan Pangan. Diunduh tgl 17 Maret Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 1741

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu 38119 PENDAHULUAN Hingga saat ini, upaya mewujudkan ketahanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup sepanjang waktu merupakan keniscayaan yang tidak terbantahkan. Hal ini menjadi prioritas pembangunan pertanian nasional dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang kaya dengan ketersediaan pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu padi-padian, umbi-umbian,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2 42 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Provinsi Lampung merupakan penghubung utama lalu lintas Pulau Sumatera dan Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2 kota. Provinsi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

MEMANFAATKAN PEKARANGAN PEROLEH RUPIAH

MEMANFAATKAN PEKARANGAN PEROLEH RUPIAH MEMANFAATKAN PEKARANGAN PEROLEH RUPIAH Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) merupakan program yang dicanangkan pemerintah dengan tujuan pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI Keadaan Umum Wilayah Penelitian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai ratio jumlah rumahtangga petani

Lebih terperinci

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan alam, keadaan pendududuk, keadaan sarana perekonomia dan keadaaan pertanian di Desa Sukerojo adalah

Lebih terperinci

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DAN PERKEMBANGANNYA DI SULAWESI TENGAH BPTP Sulawesi Tengah

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DAN PERKEMBANGANNYA DI SULAWESI TENGAH BPTP Sulawesi Tengah KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DAN PERKEMBANGANNYA DI SULAWESI TENGAH BPTP Sulawesi Tengah Pendahuluan Indonesia memiliki potensi sumber daya lahan hayati yang sangat kaya dengan berbagai jenis tanaman pangan,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Desa Purwasari Desa Purwasari merupakan salah satu Desa pengembangan ubi jalar di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Usahatani ubi jalar menjadi

Lebih terperinci

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN Menghias rumah tinggal dengan tanaman hias? Itu sudah biasa. Lain halnya yang dilakukan para ibu anggota Kelompok Wanita Tani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU ABSTRAK PENDAHULUAN

STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU ABSTRAK PENDAHULUAN STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU Umi Pudji Astuti dan Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

Lebih terperinci

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN LUWU TIMUR

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN LUWU TIMUR MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN LUWU TIMUR Ir. PETER TANDISAU, MS., dkk. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan (food security) menjadi focus perhatian pemerintah saat

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 1 PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Banjarsari terletak di Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting karena pertanian berhubungan langsung dengan ketersediaan pangan. Pangan yang dikonsumsi oleh individu terdapat komponen-komponen

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL)

Lebih terperinci

KEGIATAN M-KRPL KABUPATEN BARRU

KEGIATAN M-KRPL KABUPATEN BARRU KEGIATAN M-KRPL KABUPATEN BARRU Ir. Abdul Fattah, MP, dkk I.Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Presiden RI pada acara Konferensi Dewan Ketahanan Pangan di Jakarta International Convention Center (JICC) bulan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Ruang Lingkup Penelitian... 9

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Ruang Lingkup Penelitian... 9 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... ii ABSTRACT... iii ABSTRAK... iv RINGKASAN... v HALAMAN PERSETUJUAN... viii RIWAYAT HIDUP... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xii

Lebih terperinci

POLA PENATAAN LAHAN PEKARANGAN BAGI KELESTARIAN PANGAN DI DESA SEBORO KRAPYAK, KABUPATEN PURWOREJO

POLA PENATAAN LAHAN PEKARANGAN BAGI KELESTARIAN PANGAN DI DESA SEBORO KRAPYAK, KABUPATEN PURWOREJO POLA PENATAAN LAHAN PEKARANGAN BAGI KELESTARIAN PANGAN DI DESA SEBORO KRAPYAK, KABUPATEN PURWOREJO Cahyati Setiani, Iswanto, dan Endang Iriani Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Email: cahyati_setiani@yahoo.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia selain sandang dan papan. Ketersediaan pangan yang cukup menjadi isu nasional untuk mengentaskan kerawanan pangan di berbagai daerah.

Lebih terperinci

POLA PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT PADA LAHAN KRITIS (Studi Kasus di Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan) Oleh : Nur Hayati

POLA PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT PADA LAHAN KRITIS (Studi Kasus di Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan) Oleh : Nur Hayati POLA PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT PADA LAHAN KRITIS (Studi Kasus di Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan) Oleh : Nur Hayati Ringkasan Penelitian ini dilakukan terhadap anggota Kelompok Tani

Lebih terperinci

Kontribusi Pemanfaatan Lahan Pekarangan terhadap Pemenuhan Gizi Keluarga dan Pengeluaran Pangan Rumah Tangga

Kontribusi Pemanfaatan Lahan Pekarangan terhadap Pemenuhan Gizi Keluarga dan Pengeluaran Pangan Rumah Tangga Kontribusi Pemanfaatan Lahan Pekarangan terhadap Pemenuhan Gizi Keluarga dan Pengeluaran Pangan Rumah Tangga Neneng Ratna, Erni Gustiani dan Arti Djatiharti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Pringsewu 1. Geografis Kabupaten Pringsewu Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH. Kecamatan Wonosari merupakan Ibukota Kabupaten Gunungkidul, yang

KEADAAN UMUM DAERAH. Kecamatan Wonosari merupakan Ibukota Kabupaten Gunungkidul, yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH A. Letak Geografi dan Topografi Kecamatan Wonosari merupakan Ibukota Kabupaten Gunungkidul, yang memiliki luas sebesar 7551 Ha (BPS, 2015). Kecamatan Wonosari terbagi menjadi 14

Lebih terperinci

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 1 Tahun

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 1 Tahun DIVERSIFIKASI KONSUMSI MASYARAKAT BERDASARKAN SKOR POLA PANGAN HARAPAN PADA LOKASI MKRPL DI KEC. KRAMATWATU KAB. SERANG Yati Astuti 1) dan Fitri Normasari 2) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administrasi menjadi wilayah bagian dari Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis mengenai Potensi Pengembangan Produksi Ubi Jalar (Ipomea batatas L.)di Kecamatan Cilimus Kabupaten. Maka sebagai bab akhir pada tulisan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN Karakteristik umum dari responden pada penelitian ini diidentifikasi berdasarkan jenis kelamin, usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, pendapatan di luar usahatani

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Selain itu juga Indonesia merupakan negara agraris

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH 5.1. Kondisi Umum Kecamatan Leuwisadeng Kecamatan Leuwi Sadeng merupakan kecamatan yang terletak di Leuwi Sadeng, Kabupaten Bogor. Kecamatan Leuwi Sadeng terdiri dari 8

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Piyaman merupakan salah satu Desa dari total 14 Desa yang berada di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Desa Piyaman berjarak sekitar

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Wilayah Penelitian dilakukan di Kabupaten Jember, Propinsi Jawa Timur yaitu di Desa Pakusari Kecamatan Pakusari. Desa Pakusari memiliki lima Dusun yaitu Dusun

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN PANGAN DAN GIZI KELUARGA MELALUI RUMAH HIJAU DI KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI.

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN PANGAN DAN GIZI KELUARGA MELALUI RUMAH HIJAU DI KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN PANGAN DAN GIZI KELUARGA MELALUI RUMAH HIJAU DI KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI. Refliaty dan Endriani Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Alam 1. Letak geografis dan batas administrasi Desa Banjararum merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. keadaan penduduk dan keadaan pertanian yang ada di Desa Ambarketawang.

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. keadaan penduduk dan keadaan pertanian yang ada di Desa Ambarketawang. IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Keadaan umum wilayah penelitian menjelaskan tentang keadaan geografis, keadaan penduduk dan keadaan pertanian yang ada di Desa Ambarketawang. Keadaan geografis mencakup

Lebih terperinci

Perkembangan m-krpl Di Kabupaten Dompu Dan Dukungan Penyuluh Pertanian Lapangan

Perkembangan m-krpl Di Kabupaten Dompu Dan Dukungan Penyuluh Pertanian Lapangan Prinsip Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yaitu dibangun dari kumpulan rumah tangga agar mampu mewujudkan kemandirian pangan melalui pemanfaatan pekarangan dengan berbagai jenis tanaman pangan, sayuran,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian 60 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian Daerah penelitian terletak di Desa Fajar Asri Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah. Desa Fajar Asri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung oleh ketersediaannya air yang cukup merupakan faktor fisik pendukung majunya potensi

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN PURWOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Studi kasus Daerah Rawan Pangan)

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN PURWOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Studi kasus Daerah Rawan Pangan) ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN PURWOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Studi kasus Daerah Rawan Pangan) Dr. Aris Slamet Widodo, SP., MSc. Retno Wulandari, SP., MSc. Prodi Agribisnis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Palawija dan hortikultura merupakan bagian dari tanaman pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. Palawija dan hortikultura merupakan bagian dari tanaman pertanian yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Palawija dan hortikultura merupakan bagian dari tanaman pertanian yang memegang peranan penting bagi keberlangsungan hidup masyarakat dan khususnya para petani. Pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap manusia untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari guna mempertahankan hidup. Pangan juga merupakan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Keadaan Anggota Kelompok Wanita Tani Menurut Umur. Anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Dusun Pakel Jaluk juga merupakan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Keadaan Anggota Kelompok Wanita Tani Menurut Umur. Anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Dusun Pakel Jaluk juga merupakan V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani 1. Keadaan Anggota Kelompok Wanita Tani Menurut Umur Anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Dusun Pakel Jaluk juga merupakan ibu rumah tangga yang mengurusi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Karakteristik Desa 5.1.1. Kondisi Geografis Secara administratif Desa Ringgit terletak di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Letak Desa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha mencapai tujuan organisasi. Partisipasi menurut Kamus Besar Bahasa

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha mencapai tujuan organisasi. Partisipasi menurut Kamus Besar Bahasa II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Partisipasi 2.1.1 Pengertian partisipasi Menurut Rodliyah (2013) partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi dalam situasi kelompok sehingga dapat dimanfaatkan sebagai motivasi

Lebih terperinci

PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK

PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK 1 Hutwan Syarifuddin, 1 Wiwaha Anas Sumadja, 2 Hamzah, 2 Elis Kartika, 1 Adriani, dan 1 Jul Andayani 1. Staf Pengajar Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 33 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Pituruh 4.1.1 Letak Geografis Secara administratif Kecamatan Pituruh terbagi menjadi 49 desa. Batasbatas wilayah kecamatan adalah sebagai

Lebih terperinci

padi-padian, umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, dan pangan dari hewani yaitu

padi-padian, umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, dan pangan dari hewani yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang kaya dengan ketersediaan pangan dan rempah yang beraneka ragam.berbagai jenis tanaman pangan yaitu padi-padian, umbi-umbian,

Lebih terperinci

Analisis Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perkotaan Dalam Mewujudkan Diversifikasi Konsumsi Pangan (Studi Kasus di Kota Bandar Lampung)

Analisis Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perkotaan Dalam Mewujudkan Diversifikasi Konsumsi Pangan (Studi Kasus di Kota Bandar Lampung) Analisis Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perkotaan Dalam Mewujudkan Diversifikasi Konsumsi Pangan (Studi Kasus di Kota Bandar Lampung) Nasriati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung Jl. ZA. Pagar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber matapencaharian dari mayoritas penduduknya, sehingga sebagian besar penduduknya menggantungkan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut: KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Biofisik 4.1.1 Letak dan Aksesibilitas Berdasarkan buku Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Purwakarta (21) Dinas Kehutanan Purwakarta merupakan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

POTENSI LAHAN PERTANIAN BAGI PENGEMBANGAN PALAWIJA DI LAMPUNG

POTENSI LAHAN PERTANIAN BAGI PENGEMBANGAN PALAWIJA DI LAMPUNG POTENSI LAHAN PERTANIAN BAGI PENGEMBANGAN PALAWIJA DI LAMPUNG Oleh: Muchjidin Rachmat*) Abstrak Tulisan ini melihat potensi lahan, pengusahaan dan kendala pengembangan palawija di propinsi Lampung. Potensi

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04 ' 27 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui. perannya dalam pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB), penyerapan

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui. perannya dalam pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB), penyerapan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sumber pendapatan yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui perannya dalam pembentukan Produk

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang 79 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur 1. Keadaan Umum Pemerintahan Kecamatan Teluk Betung Timur terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketahanan pangan baik pada tingkat rumah tangga, nasional, regional, maupun global merupakan salah satu wacana yang sering muncul dalam pembahasan dan menjadi sebuah

Lebih terperinci

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI Qanytah dan Trie Reni Prastuti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Bukit Tegalepek,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Lokasi Geografis

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Lokasi Geografis 33 KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Lokasi Geografis Daerah penelitian terletak di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Kecamatan Imogiri berada di sebelah Tenggara dari Ibukota Kabupaten Bantul.

Lebih terperinci

KAJIAN RAGAM SUMBER PENDAPATAN RUMAH TANGGA PEDESAAN (STUDI KASUS DESA PRIMA TANI KABUPATEN PROBOLINGGO, JAWA TIMUR)

KAJIAN RAGAM SUMBER PENDAPATAN RUMAH TANGGA PEDESAAN (STUDI KASUS DESA PRIMA TANI KABUPATEN PROBOLINGGO, JAWA TIMUR) KAJIAN RAGAM SUMBER PENDAPATAN RUMAH TANGGA PEDESAAN (STUDI KASUS DESA PRIMA TANI KABUPATEN PROBOLINGGO, JAWA TIMUR) Kasmiyati, Amik Krismawati dan Dwi Setyorini Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49 29 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 60 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tingkat Partisipasi Wanita Tani Dalam Program P2KP di Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten Partisipasi menurut Mardikanto (1987) adalah keikutsertaan seseorang atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk di dunia semakin meningkat dari tahun ketahun. Jumlah penduduk dunia mencapai tujuh miliar saat ini, akan melonjak menjadi sembilan miliar pada

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Kondisi Geografis Kecamatan Cigombong Kecamatan Cigombong adalah salah satu daerah di wilayah Kabupaten Bogor yang berjarak 30 km dari Ibu Kota Kabupaten, 120 km

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian di Indonesia memiliki 2 jenis lahan yaitu lahan kering dan lahan

I. PENDAHULUAN. Pertanian di Indonesia memiliki 2 jenis lahan yaitu lahan kering dan lahan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian di Indonesia memiliki 2 jenis lahan yaitu lahan kering dan lahan basah, keduanya memiliki karakteristik yang berbeda. Karakter lahan basah yang lebih identik

Lebih terperinci

Pekarangan Sebagai Pendongkrak Pendapatan Ibu Rumah Tangga di Kabupaten Boyolali

Pekarangan Sebagai Pendongkrak Pendapatan Ibu Rumah Tangga di Kabupaten Boyolali Pekarangan Sebagai Pendongkrak Pendapatan Ibu Rumah Tangga di Kabupaten Boyolali Pendahuluan Sri Murtiati dan Nur Fitriana Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Jln. BPTP No. 40 Sidomulyo, Ungaran

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN digilib.uns.ac.id 7 BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Kondisi Geografis dan Batas-Batas Administrasi Desa Pulutan merupakan salah satu Desa yang ada di Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul. Desa

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Batang adalah salah satu kabupaten yang tercatat pada wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Letak wilayah berada diantara koordinat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pertanian dan agribisnis di pedesaan merupakan sumber pertumbuhan perekonomian nasional. Agribisnis pedesaan berkembang melalui partisipasi aktif petani

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan 47 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak geografis, topografi, dan pertanian Kabupaten Lampung Selatan Wilayah Kabupaten Lampung Selatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskrifsi Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Popayato Barat merupakan salah satu dari tiga belas Kecamatan yang ada di Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo. Kecamatan Popayato

Lebih terperinci

FORMAT MONOGRAFI BAGI PENYULUH PERTANIAN DI BALAI PENYULUHAN KECAMATAN SEJANGKUNG KABUPATEN SAMBAS

FORMAT MONOGRAFI BAGI PENYULUH PERTANIAN DI BALAI PENYULUHAN KECAMATAN SEJANGKUNG KABUPATEN SAMBAS FORMAT MONOGRAFI BAGI PENYULUH PERTANIAN DI BALAI PENYULUHAN KECAMATAN SEJANGKUNG KABUPATEN SAMBAS TIM PENYUSUN: SETIYO BUDI PURWANTO, SST JAJA SUDIRJA BALAI PENYULUHAN KECAMATAN SEJANGKUNG KABUPATEN SAMBAS

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembangunan sektor pertanian telah memberi kontribusi yang besar

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembangunan sektor pertanian telah memberi kontribusi yang besar BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah pembangunan di Indonesia memperlihatkan bahwa pembangunan sektor pertanian telah memberi kontribusi yang besar terhadap perubahan dalam perekonomian Indonesia.

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

Lesson Learn. Peningkatan Penerapan Rumah Pangan Lestari dalam Upaya Membentuk Kawasan Rumah Pangan Lestari

Lesson Learn. Peningkatan Penerapan Rumah Pangan Lestari dalam Upaya Membentuk Kawasan Rumah Pangan Lestari Lesson Learn Peningkatan Penerapan Rumah Pangan Lestari dalam Upaya Membentuk Kawasan Rumah Pangan Lestari Siti Lia Mulijanti dan A. Djatiharti BPTP Jawa Barat E-mail: liamulijanti@yahoo.com Abstrak Kemandirian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran. 1. Kondisi Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran. 1. Kondisi Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran 50 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran 1. Kondisi Umum Desa Negara Saka Kabupaten Pesawaran Dinamika pembangunan masyarakat Desa Negara Saka Kabupaten

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menduduki posisi yang sangat vital (Mardikanto,1993). Sector pertanian

I. PENDAHULUAN. menduduki posisi yang sangat vital (Mardikanto,1993). Sector pertanian I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontribusi sektor pertanian terhadap petumbuhan ekonomi nasional selalu menduduki posisi yang sangat vital (Mardikanto,1993). Sector pertanian memberikan kontribusi yang

Lebih terperinci

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap bermacam-macam bahan pangan. TUJUAN PEMANFAATAN PEKARANGAN 10.3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia merupakan bagian dari negara

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia merupakan bagian dari negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia merupakan bagian dari negara berkembang yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah dan terus mengupayakan pembangunan,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13 V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Kondisi Umum Desa Kemukten 5.1.1 Letak Geografis Desa Kemukten secara administratif terletak di Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas tanam, produksi, dan produktivitas tanaman padi dan jagung per Kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, Tahun 2008.

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas tanam, produksi, dan produktivitas tanaman padi dan jagung per Kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, Tahun 2008. A. Latar Belakang dan Masalah I. PENDAHULUAN Sektor pertanian di Indonesia memegang peranan strategis karena merupakan sebagai tumpuan hidup sebagian besar penduduk Indonesia, dimana hampir setengah dari

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 34 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Profil Desa Cibunian 4.1.1 Keadaan Alam dan Letak Geografis Desa Cibunian merupakan salah satu desa di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang artinya bahwa pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO

KEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO IV. KEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO A. Keadaan Geografis Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan dengan luas wilayah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI MENDUKUNG USAHA DIVERSIFIKASI PANGAN DI KABUPATEN SOPPENG

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI MENDUKUNG USAHA DIVERSIFIKASI PANGAN DI KABUPATEN SOPPENG PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI MENDUKUNG USAHA DIVERSIFIKASI PANGAN DI KABUPATEN SOPPENG Rakhmat, dkk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan (food security) menjadi focus perhatian

Lebih terperinci