BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara rawan bencana, baik bencana alam, bencana
|
|
- Indra Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara rawan bencana, baik bencana alam, bencana non alam dan bencana sosial. Hal ini dimungkinkan karena secara geografis Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik dunia, memiliki lebih dari 128 gunung berapi aktif, dan sekitar 150 sungai, baik besar maupun kecil, yang melintasi wilayah padat penduduk. Hampir setiap kejadian bencana menimbulkan permasalahan kesehatan seperti korban meninggal, menderita sakit, luka luka, pengungsi dan masalah gizinya, serta masalah air bersih dan sanitasi lingkungan yang menurun ( Depkes RI, 2011). Salah satu kejadian bencana alam yang paling sering terjadi di negara kita adalah banjir akibat dari perubahan iklim yang terjadi dari pemanasan gobal. Akibat pemanasan global terjadi pencairan es dikutup dan meningkatnya permukaan air laut, musim hujan yang berkepanjangan dan angin topan. Disamping itu banjir juga di picu oleh perilaku masyarakat yang buruk seperti membuang sampah ke sungai sehingga merusak badan sungai, berkurangnya daerah resapan air hujan akibat pembangunan dan tata ruang yang tidak terencana ditambah lagi dengan perilaku penebangan hutan secara liar ( Notoatmodjo,2007). Menurut berita yang ditulis Subiantoro di Antara News. Com, Tanggal 17 Januari 2013, banjir di samping menimbulkan korban jiwa, harta benda, kerusakan
2 lingkungan dan fasilitas pembangunan, banjir juga menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Banjir merupakan penyebab tersebarnya agent penyakit dan wabah penyakit menular seperti diare, cholera, typoid dan leptospirosis. Diantara korban banjir di Kampung Melayu, Jakarta Timur ada 231 korban banjir yang terserang penyakit diare atau sekitar 18,4%. Dimana 78 orang yang mengungsi di Posko Sudin Kesehatan Jakarta Timur dan 153 orang yang di Masjid At-Tawabin. Kebanyakan warga mengidap diare terutama anak-anak," ujar Kasudin Kesehatan Jakarta Timur, Safarudin, Jumat (18/01/2013). Hal ini terjadi akibat perubahan pada tiga faktor segitiga epidemiologi yaitu agent(kuman penyakit), host (daya tahan tubuh menurun) dan environment ( sanitasi yang buruk). Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan oleh Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia Medical Relief di 51 titik banjir di Jakarta dengan pasien korban banjir menunjukkan bahwa 4 penyakit yang terbanyak diderita korban bencana banjir adalah diare, ISPA, leptospirosis dan penyakit kulit (Yunizar, 2013). Sedangkan menurut data dari Departemen Kesehatan menunjukkan diare menjadi penyakit pembunuh kedua pada balita Indonesia setelah radang paru atau peneumonia ( Depkes RI, 2011). Saat terjadi bencana banjir dengan atau tanpa pengungsian terjadi kerusakan lingkungan yang menyebabkan rendahnya kualitas sanitasi, kurangnya persediaan air bersih, kebersihan diri dan kebersihan makanan yang dikonsumsi tidak memadai dan ada yang menggunakan sumber air bersih yang telah tercemar banjir. Mengkonsumsi
3 kualitas air minum yang buruk dapat menyebabkan wabah diare bila tidak di ambil tindakan yang cepat dan tepat ( Metrotvnews.com,2013). Menurut data dari WHO penyakit diare membunuh satu anak di dunia setiap 15 detik, karena akses terhadap sanitasi yang sangat rendah terutama dalam keadaan kedaruratan pasca bencana seperti banjir. Hal ini memberi efek yang sangat luas hingga dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi dan potensi sumber daya manusia pada skala nasional. Di Amerika lebih dari 2 juta kasus diare akut infeksius terjadi disetiap tahunnya, yang merupakan penyebab kedua dari morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. WHO juga memperkirakan ada sekitar 4 milliyar kasus diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta kasus pertahun di dunia. Bila angka ini diterapkan di Indonesia setiap tahun sekitar 100 juta episode kejadian diare akut terjadi pada orang dewasa (Zein, 2011). Kemudian Kurnia Fitri Jamil, pakar tropik infeksi dari Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, dalam 13th Jakarta Antimicrobial Update 2012, menyampaikan bahwa bencana alam merupakan faktor risiko yang penting bagi kejadian luar biasa (outbreak). Jamil menyebutkan transmisi penyakit infeksi sesungguhnya bukan terjadi secara langsung akibat bencana alamnya melainkan terjadi secara sekunder. Hal itu disebabkan eksaserbasi dari faktor risiko penyakit yang sudah ada sebelumnya. Bencana alam hanya menjadi faktor presipitasi. Diare juga merupakan masalah yang sudah dipastikan ada pada populasi pengungsi. Hal ini disebabkan kondisi air dan sanitasi yang sangat jauh dari kebersihan pada populasi pengungsi. Dengan kepadatan penduduk yang sangat besar,
4 mereka menuntut sarana dan prasarana air bersih dan sanitasi yang memadai. Secara lugas, diare merupakan penyebab mayor kematian terkait bencana yang bukan merupakan dampak trauma langsung saat bencana terjadi. Kematian terkait diare ini mencapai 40% (Jamil,2012). Kebanyakan diare disebabkan oleh virus rotavirus, bakteri E. Coli sebagai penyebab lansung diare akut yang terjadi hampir pada 85% dari seluruh kejadian diare, dengan angka kematian sekitar 8 dari penderita, dan kebanyakan disebabkan oleh dehidrasi. Sebagai tenaga kesehatan, kita harus menyiapkan antibiotik, obat anti-diare, serta cairan infus untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas terkait diare. (Sofwan, 2010). Akan tetapi yang tidak kalah penting adalah upaya upaya penanggulangan dan pencegahan diare pada masyarakat rawan bencana banjir terutama kepada ibu-ibu rumah tangga dengan memberikan pendidikan kesehatan sebagai upaya mitigasi yang berkelanjutan untuk mengurangi dampak dari bencana. Ibu rumah tangga adalah orang yang sangat berpengaruh dalam menjaga kesehatan seluruh anggota keluarganya karena aktivitasnya dalam menyiapkan makanan, mengajarkan anakanak pola hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan sebelum makan, menggunakan jamban, membuang sampah, dan lain-lain ( Haryanto, 2010). Oleh karena itu perlu suatu upaya terpadu dan menyeluruh dari semua pihak untuk upaya pencegahan diare pasca banjir melalui perencanaan yang matang melalui upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu ibu rumah tangga melalui program pendidikan kesehatan yang tepat, berkesinambungan dengan menggerakkan
5 semua sumber karena salah satu tujuan khusus upaya kesehatan adalah menghindarkan manusia dan lingkungannya dari dampak bencana yang terjadi baik akibat ulah manusia maupun alam, melalui upaya-upaya surveilans epidemiologi, pencegahan dan penanggulangan bencana yang dilakukan secara terpadu dengan peran masyarakat secara aktif melalui penyadaran dan peningkatan kemampuan masyarakat menghadapi ancaman bencana termasuk resiko wabah diare pasca banjir ( Rahmat, 2004). Menurut Leavel dan Clark dalam Ali (2010), salah satu upaya pencegahan primer untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan dengan mengolah pola pikir orang agar ia dapat berpikir rasional, objektif, mampu secara sadar mewujudkan pengetahuan tentang kesehatan dalam kehidupan sehari harinya. Bahkan diharapkan orang tersebut mampu menularkan pengetahuannya kepada orang lain. Untuk mencapai tujuan pendidikan kesehatan perlu alih pengetahuan dan alih tehnologi tentang cara kerja, penggunaan alat bantu dalam melaksanakan pendidikan kesehatan kepada masyarakat, cara pendekatan ke masyarakat merupakan hal-hal yang memegang peranan penting mencapai keberhasilan. Cara bekerja sambil belajar (learning by doing), pemahaman dan penghayatan tentang pendidikan kesehatan kepada masyarakat dan peran pendidik kesehatan (tenaga penyuluh) sebagai anggota dari tim kesehatan masyarakat desa dapat lansung diterapkan. Karena pendidikan kesehatan yang berjalan sendiri tidaklah ada artinya. Pendidikan kesehatan baru ada artinya jika dilaksanakan bersama program kesehatan dan yang terbaik adalah jika
6 pendidikan kesehatan dilaksanakan bersama program kesehatan dan masyarakat (Ali,2010). Menurut Wijayanti (2008), sebagai staf Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Kesehatan, penyuluhan/pendidikan kesehatan yang diberikan dalam rangka pencegahan penyakit diare pasca bencana banjir meliputi : menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mencuci tangan dengan sabun, meminum air minum yang telah diolah, menggunakan air yang tidak terkontaminasi, pengelolaan sampah yang baik dan membuang air besar pada tempatnya akan mengurangi penularan diare. Dalam keadaan bencana inisiatif rakyat untuk menolong diri dan keluarganya terutama untuk pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit dapat dibangun dengan upaya pendidikan kesehatan untuk sadar dan siaga bencana dengan perilakuperilaku yang menunjang kesehatan dalam kedaaan tidak bencana/pra bencana (Depkes RI, 2011). Hal ini terbukti saat WHO (2010), melakukan sebuah survey dibeberapa negara berkembang yang rawan bencana tahun2007,dari hasil studinya menunjukkan angka kejadian diare menurun 32% dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar, 45% dengan perilaku mencuci tangan pakai sabun, 39% dengan pengelolaan air minum yang aman di rumah tangga. Sedangkan dengan mengintegrasikan ketiga perilaku intervensi tersebut, kejadian diare menurun 94%. Pendidikan kesehatan juga merupakan suatu upaya yang strategis untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kepada kelompok sasaran dan salah satu hal yang sangat mempengaruhi pencapaian tujuan dari pendidikan kesehatan
7 tersebut adalah metode pembelajaran yang digunakan, disamping media dan alat bantu. Hal ini terbukti dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahfiluddin tentang model KIE untuk meningkatkan pengetahuan dan praktek kebersihan diri anak sekolah dasar sebagai upaya penunjang pencegahan penyakit cacingan di Kota Madya Semarang tahun 2009 dengan hasil setelah dilakukan pemberian buku saku pengetahuan siswa meningkat. Siswa berpengetahuan rendah turun dari 88,2% menjadi 13.1%, berpengetahuan sedang dari 11,8% menjadi 65,8% dan berpengetahuan baik dari 0% menjadi 21,1% sedangkan pada SD kontrol tingkat pengetahuan siswa tetap tidak mengalami perubahan. Sedangkan penelitian Rustiawan (2010), tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas lingkungan serta hubungan dengan kejadian diare dan status gizi anak balita yang dilakukan di 16 Kecamatan di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah tahun 2010, dari analisis data disimpulkan bahwa kualitas lingkungan dan sumber air bersih sangat menentukan kejadian diare, dan kualitas lingkungan sangat dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga dan pendidikan orang tua. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Dewi, tentang pengembangan model ceramah pada penyuluhan kesehatan gigi dan mulut oleh kader kepada ibu-ibu pengunjung posyandu agar menjaga kesehatan gigi anak balitanya di Kecamatan Medan Amplas Medan tahun Dapat disimpulkan bahwa metode pengembangan yang disertai dengan demonstrasi dan simulasi lebih baik daripada metode ceramah untuk meningkatkan pengetahuan ibu balita dan menurunkan skor plak anak balita.
8 Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Badan PPSDMK, Pusat Data dan Informasi; Profil Kesehatan Provinsi Aceh Tahun 2011, Provinsi Aceh terletak di ujung barat negara Indonesia yang terdiri dari 18 Kabupaten dan 5 Kotamadya, 286 Kecamatan, Desa/Kelurahan dengan luas wilayah km2 dan jumlah penduduk laki-laki jiwa dan perempuan jiwa. Jumlah fasilitas kesehatan yang dimiliki provinsi ini adalah 144 puskesmas perawatan dan 186 puskesmas non perawatan, dengan jumlah rumah sakit pemerintah dan swasta sebanyak 59 buah dan berbagai jenis Sumber daya manusia kesehatan dengan jumlah UKBM Posyandu buah dan poskesdes 2002 buah. Data yang diperoleh dari Ditjen Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI tahun 2012, urutan 10 penyakit terbesar yang diderita masyarakat Aceh adalah diare dan gastroenteritis masih berada diurutan pertama dengan proporsi kasus laki-laki 51,86%, perempuan 48,14% dengan Case Fatality Rate ( CFR) 1,79%. Sedangkan angka Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare dari tahun ke tahun cenderung meningkat dengan CFR tahun 2010 yaitu 2,48% dan CFR tahun 2011 menjadi 5%. Hal ini juga diduga ada hubungan dengan sanitasi lingkungan dan perilaku masyarakat yang belum menunjang kesehatan apalagi pasca bencana banjir yang terjadi di beberapa wilayah Kabupaten seperti Aceh Utara, Bireuen, Pidie Jaya, Sigli, Singkil, Aceh Selatan, Aceh Barat dan Aceh Tenggara. Dimana penderita diare yang paling rawan adalah kelompok anak- anak dan bayi.
9 Sedangkan Kabupaten Aceh Utara sebagai salah satu Kabupaten di Aceh yang rawan terjadi banjir. Ada beberapa wilayah yang hampir setiap tahunnya terjadi banjir. Berdasarkan data laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Utara periode Januari sampai Desember Tahun 2012 telah terjadi banjir dibeberapa Kecamatan di Wilayah Kabupaten Aceh Utara yaitu Kecamatan Matangkuli menggenangi 20 (dua puluh) Gampong dengan ketinggian air Cm dengan jumlah korban 853 KK atau jiwa,kecamatan Tanah Luas menggenangi 18 ( delapan belas) Gampong, 3 (tiga) kemukiman akibat meluapnya Krueng Keureto dengan ketinggian air mencapai 1 meter, dan yang menjadi korban KK atau jiwa, Kecamatan Simpang Keuramat, Kuta makmur, Pirak Timu, Lhoksukon, Muara Batu dan Sawang, bahkan diantara Kecamatan tersebut terjadi banjir 2 sampai 3 kali banjir dalam setahun, seperti Kecamatan Matangkuli, dan Pirak Timu. Berdasarkan studi awal yang dilakukan peneliti ke Puskesmas Matangkuli Kecamatan Matangkuli Kabupaten Aceh Utara yang merupakan salah satu puskesmas dengan wilayah kerja yang rawan banjir, didapatkan data telah terjadi peningkatan frekuensi beberapa penyakit pasca bencana banjir salah satunya adalah penyakit diare, dimana puncak frekuensinya terjadi pada 2 hari sampai seminggu pasca bencana banjir ( Dari uraian di atas diperlukan suatu upaya yang sistematis, terpadu dan berkesinambungan untuk mencegah terjadinya peningkatan frekuensi penyakit diare pasca banjir dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga tentang penanggulangan dan pencegahan diare bila
10 ancaman banjir datang sehingga dapat mencegah kejadian KLB serta ancaman wabah diare di wilayah bencana. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian apakah ada perbedaan efektivitas metode simulasi dan media leaflet terhadap pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu rumah tangga dalam penanggulangan dan pencegahan diare akibat infeksi di daerah rawan banjir di Kecamatan Matangkuli Kabupaten Aceh Utara? 1.2. Permasalahan Metode pendidikan kesehatan yang baik dan media yang tepat akan memberi pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat. Akan tetapi dari hasil pengamatan dilapangan fenomena yang didapat di daerah rawan bencana banjir di Kecamatan Matangkuli Kabupaten Aceh Utara menunjukkan pendidikan kesehatan belum memberi pengaruh positif terhadap hal tersebut. Hal ini dapat dilihat dari masih tingginya frekuensi penyakit berbasis lingkungan terutama diare pasca bencana banjir, walaupun pendidikan kesehatan terus dilakukan oleh petugas, hal ini mungkin dipengaruhi oleh pemilihan metode dan media yang kurang tepat dengan sasaran. Oleh karena itu penulis ingin meneliti apakah ada perbedaan efektivitas metode simulasi dan media leaflet terhadap pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu rumah tangga dalam penanggulangn dan pencegahan diare di daerah rawan banjir di Kecamatan Matangkuli Kabupaten Aceh Utara?
11 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai perbedaan efektivitas metode simulasi dan media leaflet terhadap pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu rumah tangga dalam penanggulangan dan pencegahan diare di daerah rawan banjir di Kecamatan Matangkuli Kabupaten Aceh Utara Hipotesis Ho : Tidak ada perbedaan efektivitas metode simulasi dan media leaflet terhadap pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu rumah tangga dalam penanggulangan dan pencegahan diare daerah rawan banjir di Kecamatan Matangkuli Kabupaten Aceh Utara. Ha : Ada perbedaan efektivitas metode simulasi dan media leaflet terhadap pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu rumah tangga dalam penanggulangan dan pencegahan diare di daerah rawan banjir di Kecamatan Matangkuli Kabupaten Aceh Utara Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas yang wilayah kerjanya rawan bencana banjir dalam merencanakan, mengorganisir, melaksanakan dan mengevaluasi metode dan media pendidikan kesehatan tentang penanggulangan dan pencegahan diare kepada masyarakat terutama ibu ibu rumah tangga sehingga dapat mencapai tujuan yang ditentukan dengan efektif dan efisien.
12 2. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara untuk melatih tenaga penyuluh kesehatan yang mampu menggunakan segala metode dan media pembelajaran yang efektif agar tujuan pendidikan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat terutama ibu ibu rumah tangga tercapai. 3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti terutama tenaga promosi kesehatan di wilayah bencana untuk merancang dan mengembangkan suatu metode pendidikan kesehatan yang tepat sasaran sesuai kebutuhan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
BAB I PENDAHULUAN. hidro-meteorologi (banjir, kekeringan, pasang surut, gelombang besar, dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berlokasi di wilayah yang rawan terhadap berbagai kejadian bencana alam, misalnya bahaya geologi (gempa, gunung api, longsor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia (Depkes RI, 2007). dan balita. Di negara berkembang termasuk Indonesia anak-anak menderita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit, utamanya penyakit infeksi (Notoatmodjo S, 2004). Salah satu penyakit infeksi pada balita adalah diare.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat Indonesia ditentukan oleh banyak faktor, tidak hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana prasarana kesehatan saja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diantaranya meninggal serta sebagian besar anak-anak berumur dibawah 5
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare sampai saat ini merupakan penyebab kematian di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/bulan. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hak bagi setiap warga Negara Indonesia, termasuk anak-anak. Setiap orang tua mengharapkan anaknya tumbuh dan berkembang secara sehat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan berperilaku sehat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk
1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk kemajuan suatu bangsa selain pendidikan dan ekonomi sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Diare
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), diare adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), diare adalah penyebab nomor satu kematian balita di seluruh dunia. Sementara United Nations for Children and Funds
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bersifat endemis juga sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan di negara berkembang, terutama di Indonesia baik di perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit diare bersifat endemis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare sampai saat ini merupakan penyebab kematian di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan
Lebih terperinciANALISIS DISTRIBUSI PENYAKIT DIARE DAN FAKTOR RESIKO TAHUN 2011 DENGAN PEMETAAN WILAYAH DI PUSKESMAS KAGOK SEMARANG
ANALISIS DISTRIBUSI PENYAKIT DIARE DAN FAKTOR RESIKO TAHUN 2011 DENGAN PEMETAAN WILAYAH DI PUSKESMAS KAGOK SEMARANG DIMAZ PUJI SANTOSO D22.2010.00929 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia melalui WHO (World Health Organitation) pada tahun 1984 menetapkan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting karena merupakan penyumbang utama ketiga angka kesakitan dan kematian anak di berbagai
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas lingkungan dapat mempengaruhi kondisi individu dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas lingkungan dapat mempengaruhi kondisi individu dan masyarakat, dimana kualitas kondisi lingkungan yang buruk akan menimbulkan berbagai gangguan pada kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak umur bawah lima tahun (balita) merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit, terutama penyakit infeksi (Notoatmodjo, 2011). Gangguan kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh, hal ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari 3 kali sehari dan berlangsung selama dua hari atau lebih. Orang yang mengalami diare akan kehilangan cairan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama lebih dari tiga dasawarsa, Indonesia telah melaksanakan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Departemen Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelangsungan Hidup anak ditunjukkan dengan Angka Kematian bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita Indonesia adalah tertinggi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terkontaminasi akibat akses kebersihan yang buruk. Di dunia, diperkirakan sekitar
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan salah satu penyakit yang sering dijumpai di masyarakat. Penyakit ini terutama disebabkan oleh makanan dan minuman yang terkontaminasi akibat akses kebersihan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi di berbagai negara terutama di negara berkembang, dan sebagai salah satu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah kondisi dimana terjadi buang air besar atau defekasi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit diare adalah kondisi dimana terjadi buang air besar atau defekasi yang tidak biasa (lebih dari 3 kali sehari), dan perubahan dalam jumlah serta konsistensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi akan penyakit (Maryunani, 2013). Oleh karena itu, pada masa ini anak usia sekolah dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebesar 3,5% (kisaran menurut provinsi 1,6%-6,3%) dan insiden diare pada anak balita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia yang terus terjadi di suatu tempat tertentu biasanya daerah pemukiman padat penduduk, termasuk penyakit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan bencana, baik yang disebabkan kejadian alam seperi gempa bumi, tsunami, tanah longsor, letusan
Lebih terperinciUKDW. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi. Survei morbiditas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Visi Indonesia Sehat 2010 merupakan gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan penyakit yang berbasis lingkungan dan terjadi hampir di seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2013,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang beriklim sedang, kondisi ini disebabkan masa hidup leptospira yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Leptospirosis merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Insidensi pada negara beriklim hangat lebih tinggi dari negara yang beriklim sedang, kondisi ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) khususnya Pneumonia masih merupakan penyakit utama penyebab kesakitan dan kematian bayi dan Balita. Pneumonia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala umur. 1.5 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya karena diare. Faktor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut data UNICEF dan WHO tahun 2009, diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita di dunia, nomor 3 pada bayi dan nomor 5 bagi segala umur. 1.5 juta anak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yaitu terciptanya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia hingga saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dengan makin meningkatnya angka kesakitan diare
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan tolak ukur yang digunakan. dalam pencapaian keberhasilan program dengan berbagai upaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat merupakan tolak ukur yang digunakan dalam pencapaian keberhasilan program dengan berbagai upaya berkesinambungan, terpadu dan lintas sektor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab. mortalitas dan morbiditas anak di dunia.
7 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penyakit diare merupakan salah satu penyebab mortalitas dan morbiditas anak di dunia. Diare menjadi penyebab kedua kematian pada anak di bawah lima tahun, sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau lendir(suraatmaja, 2007). Penyakit diare menjadi penyebab kematian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah gangguan buang air besar/bab ditandai dengan BAB lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja cair, dapat disertai dengan darah dan atau lendir(suraatmaja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pneumonia adalah penyebab utama kematian anak di dunia. Pneumonia diperkirakan membunuh sekitar 1,2 juta anak usia dibawah lima tahun (balita) dalam setiap tahunnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam beberapa tahun terakhir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi masalah kesehatan internasional yang terjadi pada daerah tropis dan subtropik di seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi kebijakan pelaksanaan pengendalian lingkungan sehat diarahkan untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral dalam pembangunan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare hingga saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia, dimana setiap tahunnya kejadian kasus diare sekitar 4 miliar, dengan jumlah kematian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bencana adalah sebuah fenomena akibat dari perubahan ekosistem yang terjadi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana adalah sebuah fenomena akibat dari perubahan ekosistem yang terjadi secara tiba-tiba dalam tempo relatif singkat dalam hubungan antara manusia dengan lingkungannya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan buang air besar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan mulut. Apabila kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan musim hujan. Tata kota yang kurang menunjang mengakibatkan sering
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mengalami dua musim setiap tahun, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Tata kota yang kurang menunjang mengakibatkan sering terjadinya banjir di beberapa daerah.
Lebih terperinciGrafik 1.1 Frekuensi Incidence Rate (IR) berdasarkan survei morbiditas per1000 penduduk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare sampai saat ini masih merupakan penyebab kematian utama di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan. Faktor penyebab diare yang sangat dominan adalah sarana air bersih dan pembuangan tinja. Kedua faktor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah
BAB 1 PENDAHULUAN Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, identifikasi kerangka kerja konseptual, pertanyaan penelitian, variabel penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak. Pada tahun 2001 sebanyak
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di negara miskin dan negara berkembang, diare akut masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak. Pada tahun 2001 sebanyak 1,5 juta anak di bawah
Lebih terperinciPERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE
PENELITIAN PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE Andreas A.N*, Titi Astuti**, Siti Fatonah** Diare adalah frekuensi dan likuiditas buang air besar (BAB) yang abnormal, ditandai dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan. Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare Depkes RI 2011).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat diwujudkan jika masyarakat Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. (triple burden). Meskipun banyak penyakit menular (communicable disease) yang
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor kesehatan Indonesia saat ini sedang berada dalam situasi transisi epidemiologi (epidemiological transition)yang harus menanggung beban berlebih (triple burden).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi buang air besar. Diare dapat juga didefinisikan bila buang air besar tiga kali atau lebih dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever (DHF) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN UPAYA PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS NGORESAN SURAKARTA
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN UPAYA PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS NGORESAN SURAKARTA SKRIPSI Disusun oleh: WAHYU PURNOMO J 220 050 027 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kemajuan yang cukup bermakna ditunjukan dengan adanya penurunan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama lebih dari tiga dasawarsa, derajat kesehatan di Indonesia telah mengalami kemajuan yang cukup bermakna ditunjukan dengan adanya penurunan angka kematian bayi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan di negara berkembang terutama di Indonesia, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit diare bersifat endemis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nigeria masing-masing 6 juta episode (Kemenkes RI, 2011). (15%-30%). Berdasarkan hasil penelitian Khin, dkk tahun 2003 di Myanmar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia saat ini dan sering terjadi pada anak - anak. Insidens menurut kelompok umur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) mendefinisikan Diare merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (World Health Organization) mendefinisikan Diare merupakan penyakit dimana buang air besar dalam bentuk cair sebanyak 3 kali sehari atau lebih dari normal, terkadang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam (Depkes RI, 2010).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diare adalah penyakit yang terjadi karena perubahan konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih berair
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau biasa juga disebut sebagai PHBS
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau biasa juga disebut sebagai PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rencana pembangunan jangka panjang bidang kesehatan RI tahun 2005 2025 atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku masyarakat yang diharapkan dalam Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam rangka memperbaiki kualitas
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam GBHN 1993 disebutkan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam rangka memperbaiki kualitas hidupnya. Pada Repelita VI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (www.datastatistik-indonesia.com)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak usia sekolah merupakan tumpuan bagi masa depan bangsa. Mereka merupakan sasaran yang strategis untuk pelaksanaan program kesehatan, karena selain jumlahnya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan WHO tahun 2015 menyebutkan bahwa diare masih merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Balita merupakan kelompok umur yang rentan terhadap penyakit, terutama penyakit infeksi seperti diare. Diare adalah suatu kondisi buang air besar dengan konsistensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak seluruh dunia, yang menyebabkan 1 miliyar kejadian sakit dan 3-5 juta kematian setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia adalah tercapainya bangsa yang maju dan mandiri, sejahtera lahir dan batin. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemerintah Indonesia, berbeda dengan Indonesia
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2
ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 Lintang Sekar Langit lintangsekar96@gmail.com Peminatan Kesehatan Lingkungan,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pengambilan data sekunder dari rekam medis di RS KIA Rachmi Yogyakarta 2015. Pengambilan sampel data dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Anak FKUI/RSCM, diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit diare merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan. Diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proportional Mortality Ratio (PMR) masing-masing sebesar 17-18%. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gastroenteritis hingga saat ini masih merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian hampir di seluruh daerah geografis di dunia dan semua kelompok usia
Lebih terperinciLAPORAN SEMENTARA PENANGANAN MASALAH KESEHATAN AKIBAT BENCANA ALAM BANJIR DI KECAMATAN BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2013
LAPORAN SEMENTARA PENANGANAN MASALAH KESEHATAN AKIBAT BENCANA ALAM BANJIR DI KECAMATAN BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2013 (PERIODE 05 S.D 07 PEBRUARI 2013) PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS KESEHATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam, maupun faktor manusia yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis,hidrologis dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari tujuan dan upaya pemerintah dalam memberikan arah pembangunan ke depan bagi bangsa Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang dilakukan seseorang untuk selalu memperhatikan kebersihan, kesehatan, dan berperilaku sehat. Program PHBS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang dikategorikan high burden countries. Kasus baru Tuberkulosis di dunia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Situasi TB di dunia semakin memburuk, sebahagian besar negara di dunia yang dikategorikan high burden countries. Kasus baru Tuberkulosis di dunia mengalami peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasien dewasa yang disebabkan diare atau gastroenteritis (Hasibuan, 2010).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare masih merupakan salah satu penyebab utama masalah kesehatan masyarakat Indonesia,baik ditinjau dari segi angka kesakitan maupun angka kematiannya. Angka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan negara kepulauan terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah negara Indonesia memiliki kerawanan tinggi terhadap terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam maupun faktor manusia. Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang parenkim paru. Penderita TB paru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia, terutama di negara berkembang, termasuk Indonesia. Penyakit diare adalah penyebab utama kedua kematian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sampai saat ini diare masih menjadi masalah kesehatan di dunia sebagai penyebab mortalitas dan morbiditas. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2013
Lebih terperincisecara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Kepentingan kesegaran jasmani dalam pemeliharaan kesehatan tidak diragukan lagi, semakin tinggi tingkat kesehatan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2008). kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Hampir empat juta orang meninggal setiap tahun.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh Pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan diperhatikan oleh Pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di Negara berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat. ISPA masih menjadi masalah kesehatan yang penting karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Masa usia sekolah disebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sekolah merupakan aset atau modal utama pembangunan masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Masa usia sekolah disebut juga sebagai
Lebih terperinciDemam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit DBD banyak
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. World Health
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. World Health Organization (1) pada tahun 1984 mendefinisikan diare sebagai berak cair tiga kali atau lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan anak. Di negara berkembang, anak-anak menderita diare % dari semua penyebab kematian (Zubir, 2006).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare hingga saat ini, masih merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian hampir di seluruh daerah geografis di dunia. Semua kelompok usia bisa terserang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya angka kejadian Rabies di Indonesia yang berstatus endemis
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya angka kejadian Rabies di Indonesia yang berstatus endemis Rabies, kini menjadi tantangan bagi pencapaian target Indonesia bebas Rabies pada 2015. Guna penanggulangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebut infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). ISPA merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit saluran pernapasan akut yang mengenai saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang disebabkan oleh agen infeksius disebut infeksi saluran pernapasan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013 Nurjanatun Naimah 1, Istichomah 2, Meyliya Qudriani 3 D III Kebidanan Politeknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk dalam kategori
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk dalam kategori Negara sedang berkembang, dimana keadaan kesehatan masyarakat dan lingkungannya merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya berfokus kepada pengelolaan obat (drug oriented)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kefarmasian merupakan salah satu kunci pokok suksesnya sistem kesehatan. Pelayanan kefarmasian telah mengalami perubahan yang semula hanya berfokus kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh kali sehari, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan salah satu penyakit yang sering mengenai bayi dan balita. Seorang bayi baru lahir umumnya akan buang air besar sampai lebih dari sepuluh kali sehari,
Lebih terperinci