TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian dibidang ekologi dan lingkungan cukup banyak mengungkap

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian dibidang ekologi dan lingkungan cukup banyak mengungkap"

Transkripsi

1 TINJAUAN PUSTAKA Keanekaragaman Serangga Penelitian dibidang ekologi dan lingkungan cukup banyak mengungkap tentang keanekaragaman (diversity) suatu komunitas. Hal ini disebabkan karena keanekaragaman menunjukkkan indikator kestabilan suatu komunitas. Dimana kestabilan ini menunjukkan bahwa suatu komunitas akan relatif stabil walaupun banyak gangguan terhadap komunitas tersebut (Karmana, 2010). Keragaman jenis adalah sifat komunitas yang memperlihatkan tingkat keanekaragaman jenis organisme yang ada didalamnya (Krebs, 1978). Untuk memperoleh keragaman jenis ini cukup diperlukan kemampuan mengenal dan membedakan jenis meskipun tidak dapat mengidentifikasikan jenis hama (Odum, 1971). Ada 7 faktor yang saling berkaitan menentukan derajat naik turunnya keragaman jenis, yaitu: a. Waktu, keragaman komunitas bertambah sejalan waktu, berarti komunitas tua yang sudah lama berkembang, lebih banyak terdapat organisme daripada komunitas muda yang belum berkembangan. Waktu dapat berjalan dalam ekologi lebih pendek atau hanya sampai puluhan generasi. b. Heterogenitas ruang, semakin heterogen suatu lingkungan fisik semakin kompleks komunitas flora dan fauna disuatu tempat tersebut dan semakin tinggi keragaman jenisnya. c. Kompetisi, terjadi apabila sejumlah organisme menggunakan sumber yang sama yang ketersediaannya kurang atau walaupun ketersediaanya cukup, namun persaingan tetap terjadi juga bila organisme-organisme itu.

2 d. Memanfaatkan sumber tersebut, yang satu menyerang yang lain atau sebaliknya. e. Pemangsaan yang mempertahankan komunitas populasi dari jenis bersaing yang berbeda dibawah daya dukung masing-masing selalu memperbesar kemungkinan hidup berdampingan sehingga mempertinggi keragaman, apabila intensitas dari pemangsaan terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menurunkan keragaman jenis. f. Kestabilan iklim, makin stabil keadaan suhu, kelembaban, salinitas, ph dalam suatu lingkungan, maka semakin banyak jenis dalam lingkungan tersebut. Lingkungan yang stabil, lebih memungkinkan keberlangsungan evolusi. g. Produktivitas juga dapat menjadi syarat mutlak untuk keanekaragaman yang tinggi (Krebs, 1978). Ada 3 kriteria keanekaragaman jenis serangga yaitu bila H <1 berarti keanekaragaman jenis serangga rendah, dimana keberadaan serangga dan musuh alami tidak seimbang yang dapat membuat kerusakan pada tanaman, bila H 1-3 berarti keanekaragaman serangga sedang yaitu mengarah hampir baik dimana keberadaan hama dan musuh alami di lapangan hampir seimbang, bila H >3 berarti keanekaragaman serangga tinggi, dimana keadaan ekosistem yang ada di lapangan adalah seimbang yaitu antara hama dan musuh alaminya dalam keadaan seimbang sehingga tidak perlu dilakukan perlakuan untuk membunuh serangga hama (Michael, 1995). Status Serangga Pada Pertanaman Padi Serangga merupakan salah satu bagian dari keragaman hayati. Serangga dapat berupa hama yaitu organisme yang menimbulkan kerusakan pada tanaman

3 dan menurunkan kualitas maupun kuantitasnya sehingga menimbulkan kerugian ekonomi bagi manusia. Serangga juga dapat berupa musuh alami yaitu pengatur populasi yang efektif karena bersifat tergantung kepadatan. Jika terjadi peningkatan populasi serangga hama maka akan diikuti oleh peningkatan populasi musuh alami (respon numerik) dan respon fungisional yaitu peningkatan daya makan atau daya parasitasinya (Untung, 2006). Tanaman padi dikenal sebagai salah satu tanaman yang banyak diminati serangga dan hama. Di Indonesia terdapat beberapa jenis hama yang merupakan hama utama pada tanaman padi. Hama utama pada persemaian basah yaitu hama putih (Nymphula depunctalis), Padi trip (Trips oryzae), dan Ulat Tentara (Pseudaletia unipuncta). Hama utama setelah persemaian yaitu wereng batang coklat (Nilaparvata lugens), wereng batang hijau (Nephotettix apicalis), walang sangit (Leptocorisa acuta), Penggerek Batang Padi, dan Hama Tikus (Rattus argentiventer) (Prihatman, 2000). Dalam mendukung keberhasilan pengendali hama sangat ditentukan pula oleh keadaan agroekosistem setempat. Hal itu berkaitan dengan keragaman spesies serangga yang hidup pada pertanaman di ekosistem tersebut. Semakin tinggi keragaman serangga yang ada pada ekosistemn tersebut maka akan meningkatkan peluang keberhasilan dari pemanfaatan agens pengendali tersebut. Semakin besar komposisi keragaman serangga maka ekosistem semakin stabil, karena dominasi salah satu serangga tidak akan terjadi. Serangga-serangga tersebut saling berinteraksi sehingga menghasilkan suatu kestabilan ekosistem (Subagiya, 2013).

4 Hasil pengamatan di lapangan didapat tanaman padi baru berumur 20 hari dan 70 hari. Padi yang berumur 20 hari hanya ditemukan hama belalang (Valanga sp.) yang masih kecil atau nimfa, dan orong-orong, sedangkan penyakitnya belum ditemukan, tetapi banyak ditemukan predator yaitu anak katak dan kecebong (Rana cancriovora), serta beberapa jenis capung. Padi yang berumur 70 hari, ditemukan hama Belalang (Valanga sp.), dan Walang Sangit (Leptocorisa acuta).penyakit yang ditemukan pada padi yang berumur 70 hari adalah penyakit bercak belah ketupat (Cercospora) dan bercak yang disebabkan jamur Helminthosporium. Musuh alami predator pada padi berumur 70 hari adalah jenis jangkrik (Metioche sp.), jenis belalang (Conocephalus longipennis), kumbang lady (Micrapsis sp.), dan kumbang tanah (Ophionea nigrofasciata S.), laba-laba (Lycosa sp.), capung, dan parasitoid Tetrastichus shoenobii (Kalsum dan Romza, 2014). Penggerek Batang Padi Penggerek batang padi merupakan hama tanaman padi yang termasuk ordo lepidoptera dari famili Noctuidae dan Pyralidae. Serangga ini umumnya tertarik pada lampu pada malam hari, berbentuk kupu-kupu kecil yang disebut ngengat dan tersebar di daratan Asia, Amerika, dan Australia. Di Indonesia, terdapat lima spesies penggerek batang padi yang menjadi kendala di lahan irigasi maupun lahan lebak dan pasang surut. Penggerek batang padi tersebut adalah penggerek batang padi kuning Scirpophaga (Tryporyza) incertulas (Walker) (Lepidoptera: Pyralidae), penggerek batang padi putih Scirpophaga (Tryporyza) innotata (Walker), Chilo suppressalis Walker, Chilo polychrysus (Meyrick), dan Sesamia inferens (Walker) (Baehaki, 2013).

5 Penggerek batang padi dapat menyerang semua stadium pertumbuhan tanaman padi. Serangan pada stadium vegetatif menyebabkan kematian anakan (tiller) muda yang disebut sundep (dead hearts). Kehilangan hasil akibat serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif dapat dikompensasi dengan pembentukan anakan baru. Berdasarkan simulasi pada stadium vegetatif, tanaman masih sanggup mengkompensasi akibat kerusakan oleh penggerek batang padi sampai 30%. Serangan pada stadium generatif menyebabkan malai tampak putih dan hampa yang disebut beluk (white heads). Kerugian hasil yang disebabkan setiap persen gejala beluk berkisar 1-3% atau rata-rata 1.2% (BBPTP, 2015). Pengendalian adalah ; Menghancurkan telur-telur yang terdapat dilingkungan persemaian dan membunuh larva-larva yang baru menetas. Menarik perhatian imago dengan perangkap jebak berwarna atau lampu petromaks (Siregar, 2007). Aplikasi insektisida sebaiknya dilakukan pada saat 4 hari setelah ditemukan 1 ekor ngengat pada light trap atau pertanaman tersebut. Pengendalian fisik dengan menangkap ngengat dengan light trap (untuk luas 50 ha cukup 1 light trap). Pemanfaatan musuh alami parasitoid dengan melepas parasitoid telur seperti Trichogramma japonicum dengan dosis 20 pias/ha (1 pias = telur terparasit) sejak awal pertanaman (BBPTP, 2015). Perbanyakan Trichogramma sp melalui inang telur kutu dedak (Coryza sp) (Swastika, 2014). Wereng Batang Coklat

6 Wereng coklat (Nilaparvata lugens) merupakan hama yang sangat merugikan perpadian di Indonesia, dengan serangannya sampai puso pada areal yang luas dalam waktu yang singkat. Hama ini mudah beradaptasi membentuk biotipe baru dan dapat mentransfer virus kerdil hampa dan virus kerdil rumput yang daya rusaknya lebih hebat dari hama wereng coklat itu sendiri. Pada 2005 serangan wereng coklat terpusat di Jawa dengan menyerang ha pertanaman padi (Effendi, 2009). Pengendalian : Musuh alami wereng batang coklat yang berupa predator yaitu laba-laba (Lycosa sp., Tetragnatha spp., Oxyopes sp., Callitrichia sp.), Paederus fucipes, Cyrtorhinus lividipennis, Coccinella spp., Ophionea sp., dan Microvelia atrolineata. Jamur patogen serangga, Beauveria bassiana dan Metarhizium anisopliae dapat menekan populasi wereng batang coklat masing-masing 40% dan 23% (Kartohardjono, 2011). Keong Mas (Pomace canaliculata Lamarck) Merupakan hama baru yang penyebarannya cukup luas. Kerusakan terjadi ketika tanaman masih muda. Petani harus menyulam atau menanam ulang pada daerah dengan populasi siput yang tinggi sehingga biaya produksi meningkat. Pengendaliannya adalah: Secara mekanis dapat dilakukan dengan mengambil dan memusnahkan telur dan keong mas baik dipesemaian atau di pertanaman secara bersamasama, membersihkan saluran air dari tanaman air seperti kangkung, dan

7 mengembalakan itik setelah panen. Untuk mengurangi kegagalan panen, harus menyiapkan benih lebih banyak. Pada stadia vegetatif, dapat dilakukan: (1) pemupukan P dan K sebelum tanam; (2) menanam bibit yang agak tua (>21 Hari) dan jumlah bibit lebih banyak; (3) mengeringkan sawah sampai 7 HST; (4) tidak mengaplikasikan herbisida sampai 7 HST; (5) mengambil keong mas atau telur dan memusnahkan; (6) memasang saringan pada pemasukan air untuk menjaring siput; (7) mengumpan dengan menggunakan daun talas atau daun pepaya; (8) Aplikasi pestisida anorganik atau naba i seperti saponin dan rerak sebanyak kg/ha sebelum tanam pada caren sehingga pestisida bisa dihemat.memasang saringan pada pemasukan air untuk menjaring siput; (7) mengumpan dengan menggunakan daun talas atau daun pepaya; (8) Aplikasi pestisida anorganik atau nabati seperti saponin dan rerak sebanyak kg/ha sebelum tanam pada caren sehingga pestisida bisa dihemat (Roja, 2009). Hama Burung Ada banyak tantangan dan rintangan yang harus dihadapi para petani padi sebelum sampai pada masa panen, salah satu diantaranya adalah masalah hama. Salah satu hama padi yang sangat mengganggu petani adalah burung pemakan padi. Burung pemakan padi ini banyak jenisnya, antara lain burung pipit atau bondol jawa (Lonchura lecogastroides), bondol peking (Lonchura punctulata), bondol haji (Lonchura maja), manyar jambul (Ploceus manyar), manyar emas (Ploceus hypoxanthus), dan burung gereja erasia (Passer montanus) (Sumariadi et al., 2013).

8 Pengendaliannya ; Sistem aplikasi mikrokontroler AT89S52 sebagai pengontrol sistem pengusir burung pemakan padi dengan bunyi sirine (Sumariadi et al., 2013). Penggunaan jaring pada tanaman padi. Memasang tiang kaleng bekas di setiap pematang sawah dengan benang. Tabel 1. Jenis-jenis serangga hama pada tanaman padi sawah dan kerusakan yang ditimbulkan No Nama Ilmiah Nama Daerah Famili Kerusakan yang ditimbulkan 1 Leucopholis rorida dan Heteronychus spp. Hama uret Scarabidae Larva memakan akar, dewasa (kumbang) memakan daun padi 2 Antherigona oryzae Malloch dan A.exigua Stein Lalat bibit padi Muscidae Menyerang titik tumbuh bibit padi 3 Nymphula depunctalis Hama putih Pyralidae Menyerang daun 4 Orselia oryzae Wood- Mason Hama Ganjur Cecidomyiidae Larva memakan titik tumbuh daun 5 Cnaphalocroccis medinalis Guenne Pyralidae Ulat penggulung daun/ Hama putih palsu 6 Scirpophaga innotata Pengge-rek batang padi 7 Scirpophaga incertulas Pengge-rek batang padi 8 Chilo supressalis Pengge-rek batang padi 9 Sesamea inferens Pengge-rek batang padi Pyralidae Pyralidae Pyralidae Noctuidae Larva menggulung dan memakan daun Menggerek batang dan memakan tangkai atau pangkal daun Menggerek batang dan memakan tangkai atau pangkal daun Menggerek batang dan memakan bagian dalam batang Larva menggerek batang dan memakan pelepah daun

9 10 Scotinophora coartata Kepin-ding tanah 11 Nilaparvata lugens Stal Wereng batang coklat 12 Sogatella furcifera Jorv. Wereng batang punggung putih 13 Nephotettix spp. Wereng daun hijau 14 Recilia dorsalis Motch Wereng daun zigzag/ loreng 15 Leptocorissa acuta Walang Thunb. sangit Pentatomidae Delphacidae Delphacidae Cicadellidae Cicadellidae Coreidae Sumber: Dirangkum dari Suharto, 2007 dalam Aminatum, Nimfa dan serangga dewasa menghisap cairan tanaman Nimfa dan dewasa menghisap cairan batang Menghisap cairan tanaman pada awal tanam Menghisap cairan daun dan vektor penyakit beberapa penyakit Menghisap cairan daun Nimfa dan serangga dewasa menghisap bulir padi Kelompok musuh alami serangga hama tanaman padi sawah ada dari kelompok laba-laba, kelompok parasit serangga dan kelompok predator serangga. Beberapa parasitoid yang ditemukan pada tanaman padi yaitu parasitoid yang potensial yaitu Telenomus sp; Ooencyrtus sp;tetratichus sp; Trichogramma sp; Compsilura sp; Brachymeria sp; Apanteles sp; dan Amauromorpha sp. (Moningka et al., 2012). Mina Padi Budidaya mina padi, salah satu optimalisasi potensi lahan sawah irigasi dengan teknologi tepat guna. Sistem pertanian mina padi merupakan salah satu kearifan lokal yang harus dilestarikan di Indonesia. Ketahanan pangan dengan sistem integrated farming melalui mina padi yang berkonsepkan ketiga perpaduan, yaitu integrated crop management (pengelolaan tanaman terpadu), integrated pest management (pengelolaan hama terpadu), dan integrated nutrient

10 management (pengelolaan hara terpadu) sangat menguntungkan bagi petani dalam meningkatkan taraf kehidupan mereka. Kearifan lokal yang jadi budaya bangsa kita, salah satunya dengan sistem mina padi yang ramah lingkungan merupakan strategi dalam pengelolaan pertanian berkelanjutan (Siregar, 2014). Mina padi merupakan suatu kegiatan pemeliharaan ikan di sawah dimana bentuk sawah dibuat sedemikian rupa sehingga membuat ikan layak hidup. Sistem mina padi dapat menambah pendapatan petani melalui hasil panen ikan pada sawah. Ikan yang biasa digunakan dalam sistem mina padi di dasa purwosari adalah ikan mas. Mina padi biasa juga disebut tumpang sari. Istilah mina padi berasal dari bahasa Sansekerta yaitu mina (yang berarti ikan). Mina padi dapat diartikan sebagai sistem pemeliharaan ikan di sawah yang dilakukan bersamaan dengan penanaman atau pemeliharaan padi. Batas masa pemeliharaan ikan pada sistem mina padi berkisar hari. Batas masa pemeliharaan ikan ini terkait erat dengan umur padi. Dalam praktiknya, waktu pemanenan ikan disesuaikan dengan tujuan penanaman ikan, untuk pendederan atau pembesaran (Tiku, 2008). Usahatani sistem mina padi ini dapat menggurangi pemakaian insektisida maupun tumbuhnya rumput. Hal in terjadi karena terciptanya hubungan yang harmonis antara padi, ikan, air, dan tanah sehingga tercapai kondisi keseimbangan ekologis yang baik, dengan demikian serangan hama dan rumput menjadi berkurang. Memperkecil resiko kehilangan sumber penghasilan, karena dari sistem ini tidak mengandalkan pada satu sumber saja, sehingga kegagalan salah satu jenis usaha tidak akan mempengaruhi pendapatan petani (Nurhayati et al., 2013).

11 Tabel 2. Padat tebar ikan pada berbagai ukuran dalam budidaya mina padi. No Ukuran (cm) Berat (g/ekor) Padat Tebar (ekor/ha) 1 0,5-1, liter 2 1,0-3,0 0,5-1, ,0-5,0 3,0-5, ,0-8,0 8,0-10, ,0-10,0 15,0-20, ,0 20,0-25, Sember : Suriapermana et al., Benih ikan yang di sebar sebaiknya berukuran > 3-5 cm, karena < 3 cm beresiko kematian sangat tinggi baik karena predator maupun fluktuasi air (Riasari et al., 2005). Varietas yang banyak dan baik digunakan oleh petani mina padi yaitu ciherang dan IR64. Karena memiliki kualitas yang hampir sama dalam produksi dan umur yang relatif singkat (Tiku, 2008). Dalam budidaya mina padi ada beberapa sistem caren yang digunakan, diantaranya dengan caren di keliling tanaman padi, caren tengah, caren diagonal, caren keliling tengah, caren keliling diagonal dan caren secara silang. Desain yang saya gunakan dalam penelitian ini yaitu penggunaan kontruksi parit tengah. Karena penggunaan ini merupakan desain yang umum digunakan oleh petani di Desa Purwosari, Kecamatan Pematang Bandar, Kabupaten Simalungun, Sumatera utara.

12 Gambar 1. Desain dan Konstruksi caren di Mina Padi

Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep)

Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep) HAMA PENGGEREK BATANG PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA Status Penggerek batang padi merupakan salah satu hama utama pada pertanaman padi di Indonesia. Berdasarkan luas serangan pada tahun 2006, hama penggerek

Lebih terperinci

Artikel untuk Majalah Ilmiah Populer WUNY September 2012 TEKNIK PENGENDALIAN SERANGGA HAMA TANAMAN PADI DENGAN KONSERVASI MUSUH ALAMI

Artikel untuk Majalah Ilmiah Populer WUNY September 2012 TEKNIK PENGENDALIAN SERANGGA HAMA TANAMAN PADI DENGAN KONSERVASI MUSUH ALAMI Artikel untuk Majalah Ilmiah Populer WUNY September 2012 TEKNIK PENGENDALIAN SERANGGA HAMA TANAMAN PADI DENGAN KONSERVASI MUSUH ALAMI A. Pendahuluan Oleh: Tien Aminatun Jurdik Biologi FMIPA UNY e-mail:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hama dapat berupa penurunan jumlah produksi dan penurunan mutu produksi.

I. PENDAHULUAN. hama dapat berupa penurunan jumlah produksi dan penurunan mutu produksi. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padi merupakan komoditas strategis yang selalu mendapatkan prioritas penanganan dalam pembangunan pertanian. Upaya meningkatkan produksi padi terutama ditujukan untuk

Lebih terperinci

1. tikus 2. penggerek batang padi 3. wereng coklat

1. tikus 2. penggerek batang padi 3. wereng coklat 1. tikus 2. penggerek batang padi 3. wereng coklat Wereng coklat, (Nilaparvata lugens Stal) ordo Homoptera famili Delphacidae. Tubuh berwarna coklat kekuningan - coklat tua, berbintik coklat gelap pd

Lebih terperinci

1 Menerapkan pola tanam yang teratur dan waktu tanam yang serempak (tidak lebih dari 2 minggu)

1 Menerapkan pola tanam yang teratur dan waktu tanam yang serempak (tidak lebih dari 2 minggu) Hama dan penyakit merupakan cekaman biotis yang dapat mengurangi hasil dan bahkan dapat menyebabkan gagal panen. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil panen yang optimum dalam budidaya padi, perlu dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbeda terdapat 6 familiy dan 9 spesies yakni Family Pyralidae spesies

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbeda terdapat 6 familiy dan 9 spesies yakni Family Pyralidae spesies 30 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Jenis Serangga Hama Berdasarkan hasil identifikasi serangga hama dilokasi Agroekosistem berbeda terdapat 6 familiy dan 9 spesies yakni Family Pyralidae spesies Scripophaga

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PENGGEREK BATANG PADI

PENGENDALIAN PENGGEREK BATANG PADI PENGENDALIAN PENGGEREK BATANG PADI I. PENDAHULUAN Kabupaten Bantul mencanangkan sasaran : (1). Padi, luas tanam 32.879 ha, luas panen 31.060 ha, produktivitas 65,43 ku/ha GKG, produksi 203.174 ton, ( 2)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Intensitas serangannya dapat mencapai 90% di lapang, sehingga perlu

BAB I PENDAHULUAN. Intensitas serangannya dapat mencapai 90% di lapang, sehingga perlu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggerek batang padi adalah salah satu hama utama pada tanaman padi. Intensitas serangannya dapat mencapai 90% di lapang, sehingga perlu mendapatkan perhatian serius.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family Oryzoideae dan Genus Oryza. Organ tanaman padi terdiri atas organ vegetatif dan organ generatif.

Lebih terperinci

HAMA PENYAKIT TANAMAN PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA

HAMA PENYAKIT TANAMAN PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA HAMA PENYAKIT TANAMAN PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA Yurista Sulistyawati BPTP Balitbangtan NTB Disampaikan dalam Workshop Pendampingan UPSUS Pajale, 18 April 2017 PENDAHULUAN Provinsi NTB: Luas panen padi

Lebih terperinci

Wereng coklat, (Nilaparvata lugens Stal) ordo Homoptera famili Delphacidae. Tubuh berwarna coklat kekuningan - coklat tua, berbintik coklat gelap pd

Wereng coklat, (Nilaparvata lugens Stal) ordo Homoptera famili Delphacidae. Tubuh berwarna coklat kekuningan - coklat tua, berbintik coklat gelap pd Wereng coklat, (Nilaparvata lugens Stal) ordo Homoptera famili Delphacidae. Tubuh berwarna coklat kekuningan - coklat tua, berbintik coklat gelap pd pertemuan sayap depan. Panjang badan serangga jantan

Lebih terperinci

b) Kepik Mirid (Cyrtorhinus lividipennis ) c) Kumbang Stacfilinea (Paederus fuscipes)/tomcat d) Kumbang Carabid (Ophionea nigrofasciata)

b) Kepik Mirid (Cyrtorhinus lividipennis ) c) Kumbang Stacfilinea (Paederus fuscipes)/tomcat d) Kumbang Carabid (Ophionea nigrofasciata) Wereng batang cokelat (Nilaparvata lugens) merupakan salah satu hama penting pada pertanaman padi karena mampu menimbulkan kerusakan baik secara langsung maupun tidak langsung. WBC memang hama laten yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Sawah organik dan non-organik Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang menghindari penggunaan pupuk buatan, pestisida kimia dan hasil rekayasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia setelah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia setelah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Padi Padi adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban manusia. Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia setelah jagung

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA MODUL BUDIDAYA PADI Produksi gabah padi di Indonesia rata-rata 4-5 ton/ha. PT. NATURAL NUSANTARA berupaya membantu tercapainya ketahanan pangan nasional melalui peningkatan produksi padi berdasarkan asas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah ( S. coarctata

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah ( S. coarctata 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah (S. coarctata) Secara umum tampak bahwa perkembangan populasi kepinding tanah terutama nimfa dan imago mengalami peningkatan dengan bertambahnya

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PARASITOID Tetrastichus schoenobii Ferr. (Eulopidae, Hymenoptera) DALAM PENGENDALIAN PENGGEREK BATANG PADA TANAMAN PADI

PEMANFAATAN PARASITOID Tetrastichus schoenobii Ferr. (Eulopidae, Hymenoptera) DALAM PENGENDALIAN PENGGEREK BATANG PADA TANAMAN PADI PEMANFAATAN PARASITOID Tetrastichus schoenobii Ferr. (Eulopidae, Hymenoptera) DALAM PENGENDALIAN PENGGEREK BATANG PADA TANAMAN PADI Arifin Kartohardjono Balai Besar Penelitian Tanaman padi ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Mengenal Hama Wereng Batang Coklat Nilaparvata lugens Stal. Oleh : Budi Budiman

Mengenal Hama Wereng Batang Coklat Nilaparvata lugens Stal. Oleh : Budi Budiman Mengenal Hama Wereng Batang Coklat Nilaparvata lugens Stal Oleh : Budi Budiman Nak, kemungkinan hasil panen padi kita tahun ini berkurang!, sebagian besar padi di desa kita terserang hama wereng. Itulah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jumlah spesies dalam komunitas yang sering disebut kekayaan spesies

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jumlah spesies dalam komunitas yang sering disebut kekayaan spesies TINJAUAN PUSTAKA Keragaman dan Keanekaragaman Serangga Indeks Keanekaragaman dapat digunakan untuk menyatakan hubungan kelimpahan species dalam komunitas. Keanekaragaman species terdiri dari 2 komponen

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian m dpl dan dapat hidup baik

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian m dpl dan dapat hidup baik TINJAUAN PUSTAKA Ekologi Tanaman Jagung Jagung merupakan salah satu komoditas strategis dan bernilai ekonomis, serta mempunyai peluang untuk dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG KLINIK TANAMAN (PTN 402) HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI DI DESA CINANGNENG KECAMATAN TENJOLAYA BOGOR

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG KLINIK TANAMAN (PTN 402) HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI DI DESA CINANGNENG KECAMATAN TENJOLAYA BOGOR LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG KLINIK TANAMAN (PTN 402) HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI DI DESA CINANGNENG KECAMATAN TENJOLAYA BOGOR disusun oleh: Kelompok 01 Lutfi Afifah A34070039 Zhenita Vinda Tri Handini

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu mengimbangi kebutuhan pangan penduduk yang jumlahnya terus. dapat mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu mengimbangi kebutuhan pangan penduduk yang jumlahnya terus. dapat mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pertanian Anorganik Dan Organik Padi merupakan salah satu sumber makanan pokok bagi sebagian besar bangsa Indonesia (Idham & Budi, 1994). Menurut Pracaya (2002) upaya untuk mampu

Lebih terperinci

MENGIDENTIFIKASI dan MENGENDALIAN HAMA WERENG PADA PADI. Oleh : M Mundir BP3KK Nglegok

MENGIDENTIFIKASI dan MENGENDALIAN HAMA WERENG PADA PADI. Oleh : M Mundir BP3KK Nglegok MENGIDENTIFIKASI dan MENGENDALIAN HAMA WERENG PADA PADI Oleh : M Mundir BPKK Nglegok I LATAR BELAKANG Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) adalah semua organisme yang menggangu pertumbuhan tanaman pokok

Lebih terperinci

Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Sesuai Dengan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Sasaran

Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Sesuai Dengan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Sasaran PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA PADI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Sesuai Dengan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Sasaran BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Aplikasi Insektisida terhadap Populasi WBC dan Musuh Alaminya di Lapangan Nilaparvata lugens Populasi wereng batang cokelat (WBC) selama penelitian dipengaruhi oleh interaksi antara

Lebih terperinci

Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara cara sebagai berikut:

Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara cara sebagai berikut: Berikut merupakan beberapa contoh hama. a. Tikus Tikus merupakan hama yang sering kali membuat pusing para petani. Hal ini diesbabkan tikus sulit dikendalikan karena memiliki daya adaptasi, mobilitas,

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.1 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.1 1. Berikut ini yang merupakan tanda bahwa tanaman dirusak oleh cacing, kecuali.. Bintil akar B. Bercak akar Busuk akar Lubang pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan produksi padi dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan produksi padi dipengaruhi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan tanaman serealia penting dan digunakan sebagai makanan pokok oleh bangsa Indonesia. Itulah sebabnya produksi padi sangat perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis-Jenis Predator pada Tanaman Padi Hasil pengamatan predator pada semua agroekosistem yang diamati sebagai berikut: 1. Tetragnatha sp. Klas : Arachnida Ordo : Araneae

Lebih terperinci

Penggerek Pucuk Tebu dan Teknik Pengendaliannya

Penggerek Pucuk Tebu dan Teknik Pengendaliannya Penggerek Pucuk Tebu dan Teknik Pengendaliannya Produksi gula nasional Indonesia mengalami kemerosotan sangat tajam dalam tiga dasawarsa terakhir. Kemerosotan ini menjadikan Indonesia yang pernah menjadi

Lebih terperinci

commit to users I. PENDAHULUAN

commit to users I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya jumlah dan tingkat kesejahteraan penduduk, maka kebutuhan akan hasil tanaman padi ( Oryza sativa L.) yang berkualitas juga semakin banyak. Masyarakat

Lebih terperinci

STUDI KERUSAKAN AKIBAT SERANGAN HAMA PADA TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN BULA, KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR, PROPINSI MALUKU

STUDI KERUSAKAN AKIBAT SERANGAN HAMA PADA TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN BULA, KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR, PROPINSI MALUKU STUDI KERUSAKAN AKIBAT SERANGAN HAMA PADA TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN BULA, KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR, PROPINSI MALUKU J. Audrey Leatemia dan Ria Y. Rumthe Dosen Fakultas Pertanian Universitas Pattimura

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Fauna Tanah 4.1.1. Populasi Total Fauna Tanah Secara umum populasi total fauna tanah yaitu mesofauna dan makrofauna tanah pada petak dengan jarak pematang sempit (4 m)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Wereng batang coklat (WBC) dapat menyebabkan kerusakan dan kematian total

II. TINJAUAN PUSTAKA. Wereng batang coklat (WBC) dapat menyebabkan kerusakan dan kematian total II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stall) Wereng batang coklat (WBC) dapat menyebabkan kerusakan dan kematian total pada tanaman padi (hopperburn) sebagai akibat dari hilangnya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama 1. Penggerek Batang Berkilat Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan (1998) adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Intensitas Serangan Hama Penggerek Batang Padi (HPBP) Hasil penelitian tingkat kerusakan oleh serangan hama penggerek batang pada tanaman padi sawah varietas inpari 13

Lebih terperinci

I. KEBERADAAN OPT PADI

I. KEBERADAAN OPT PADI I. KEBERADAAN OT ADI ada periode 1-15 Mei 2015 dilaporkan pertanaman padi di Jawa Timur seluas 534.325,40 Ha dan terpantau 22 jenis OT yang menyerang tanaman dengan keberadaan serangannya (keadaan dan

Lebih terperinci

Waspada Serangan Hama Tanaman Padi Di Musim Hujan Oleh : Bambang Nuryanto/Suharna (BB Padi-Balitbangtan)

Waspada Serangan Hama Tanaman Padi Di Musim Hujan Oleh : Bambang Nuryanto/Suharna (BB Padi-Balitbangtan) Waspada Serangan Hama Tanaman Padi Di Musim Hujan Oleh : Bambang Nuryanto/Suharna (BB Padi-Balitbangtan) Memasuki musim hujan tahun ini, para petani mulai sibuk mempersiapkan lahan untuk segera mengolah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Tanaman padi saat berumur 1-3 MST diserang oleh hama keong mas (Pomacea caanaliculata). Hama ini menyerang dengan memakan bagian batang dan daun tanaman yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukmana (1997), sistematika tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukmana (1997), sistematika tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai TINJAUAN PUSTAKA Ekologi Tanaman Jagung berikut : Menurut Rukmana (1997), sistematika tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai Kingdom Divisi Subdivisi Kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. luas areal kakao yang cenderung mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari

I. PENDAHULUAN. luas areal kakao yang cenderung mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Lampung merupakan daerah potensial untuk pengembangan komoditas kakao karena sumber daya alam dan kondisi sosial budaya yang mendukung serta luas areal kakao yang

Lebih terperinci

BIOMA, Juni 2015 ISSN: Vol. 17, No. 1, Hal. 9-15

BIOMA, Juni 2015 ISSN: Vol. 17, No. 1, Hal. 9-15 BIOMA, Juni 2015 ISSN: 1410-8801 Vol. 17, No. 1, Hal. 9-15 Indeks Keragaman Serangga Hama Pada Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Di Lahan Persawahan Padi Dataran Tinggi Desa Sukawening, Kecamatan Ciwidey,

Lebih terperinci

Cultural Control. Dr. Akhmad Rizali. Pengendalian OPT melalui Teknik Budidaya. Mengubah paradigma pengendalian OPT:

Cultural Control. Dr. Akhmad Rizali. Pengendalian OPT melalui Teknik Budidaya. Mengubah paradigma pengendalian OPT: Cultural Control Dr. Akhmad Rizali Pengendalian OPT melalui Teknik Budidaya Mengubah paradigma pengendalian OPT: Dari: mengendalikan setelah terjadi serangan OPT, Menjadi: merencanakan agroekosistem sehingga

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertanian Pangan Organik dan Budidaya Padi Organik

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertanian Pangan Organik dan Budidaya Padi Organik II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertanian Pangan Organik dan Budidaya Padi Organik Teknologi pertanian yang semakin mutakhir dan dapat diperbaharui (renewable) menimbulkan perubahan yang signifikan dalam kegiatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv RIWAYAT HIDUP... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... xi DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dan berkaitan dengan lingkungan hidupnya. Dalam komunitas organisme

TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dan berkaitan dengan lingkungan hidupnya. Dalam komunitas organisme TINJAUAN PUSTAKA Komunitas Ekosistem Komunitas adalah sistem kehidupan bersama dari sekelompok populasi organisme yang saling berhubungan karena ada saling pengaruh satu dengan yang lainnya dan berkaitan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Stabilitas Galur Sidik ragam dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap karakter pengamatan. Perlakuan galur pada percobaan ini memberikan hasil berbeda nyata pada taraf

Lebih terperinci

Srie Juli Rachmawatie, Tri Rahayu Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Islam Batik Surakarta

Srie Juli Rachmawatie, Tri Rahayu Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Islam Batik Surakarta KAJIAN PERBEDAAN UMUR TANAM PADI (Oryza sativa L.) VARIETAS MEKONGGA TERHADAP POPULASI WERENG COKLAT DI DESA DALANGAN KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO Srie Juli Rachmawatie, Tri Rahayu Staf Pengajar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Padi (Oryza sativa) Padi merupakan tanaman semusim yang termasuk golongan rumput-rumputan (Gramineae). Adapun taksonomi tanaman padi yakni diklasifikasikan ke dalam divisi Spermatophytae

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis-Jenis Predator Pada Tanaman Jagung Jenis-jenis predator yang tertangkap pada tanaman jagung dengan sistem pola tanam monokultur dan tumpangsari adalah sama yakni sebagai

Lebih terperinci

BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR, 2(1):35-45, 2017

BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR, 2(1):35-45, 2017 ANALISIS KERAGAMAN JENIS SERANGGA HERBIVORA DI AREAL PERSAWAHAN KELURAHAN TAMALANREA KOTA MAKASSAR ANALYSIS OF BIODIVERSITY HERBIVORE INSECT IN PADDY FIELD AT TAMALANREA MAKASSAR CITY Paramitha Sari 1,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk oval sampai bulat, pada permukaan atasnya agak datar. Jumlah telur

TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk oval sampai bulat, pada permukaan atasnya agak datar. Jumlah telur TINJAUAN PUSTAKA 1. Penggerek Batang Tebu Raksasa Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi penggerek batang tebu raksasa adalah sebagai berikut : Kingdom Filum Class Ordo Famili Genus Spesies : Animalia :

Lebih terperinci

HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI SERTA PENGENDALIANNYA

HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI SERTA PENGENDALIANNYA HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI SERTA PENGENDALIANNYA BAB I PENDAHULUAN Menurut Jakes Seto (2011) Padi (bahasa latin: Oryza sativa L.) adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kabupaten Klaten merupakan salah satu sentra produksi beras di Indonesia. Saat ini, lebih dari 8% hasil produksi pertanian pangan di kabupaten Klaten adalah beras. Budidaya padi dilakukan

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL PERAMALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN TANAMAN PADI

APLIKASI MODEL PERAMALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN TANAMAN PADI APLIKASI MODEL PERAMALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN TANAMAN PADI Oleh: Edi Suwardiwijaya Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Jl. Raya Kaliasin. Tromol

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2014, Palembang September 2014 ISBN :

Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2014, Palembang September 2014 ISBN : Serangan Hama Wereng dan Kepik pada Tanaman Padi di Sawah Lebak Sumatera Selatan Attack of Leafhopper and Ladybug Pests to Rice Plant in the Lowland Rice South Sumatra Septiana Anggraini 1*), Siti Herlinda

Lebih terperinci

Serangga Hama dan Arthropoda Predator yang Terdapat pada Padi Lebak di Desa Pelabuhan Dalam Kecamatan Pemuluatan Provinsi Sumatera Selatan

Serangga Hama dan Arthropoda Predator yang Terdapat pada Padi Lebak di Desa Pelabuhan Dalam Kecamatan Pemuluatan Provinsi Sumatera Selatan Serangga Hama dan Arthropoda Predator yang Terdapat pada Padi Lebak di Desa Pelabuhan Dalam Kecamatan Pemuluatan Provinsi Sumatera Selatan Insect Pest and Arthropoda Predator in Lowland Rice in Pelabuhan

Lebih terperinci

CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2)

CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2) CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2) Lektor Kepala/Pembina TK.I. Dosen STPP Yogyakarta. I. PENDAHULUAN Penurunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu kali produksi. Akar tanaman padi berbentuk serabut yang berfungsi menyerap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu kali produksi. Akar tanaman padi berbentuk serabut yang berfungsi menyerap 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Padi (Oryza sativa) Tanaman padi termasuk golongan tanaman semusim atau tanaman muda yaitu tanaman yang biasanya berumur pendek, kurang dari satu tahun dan hanya satu

Lebih terperinci

Peta Konsep. Tujuan Pembelajaran. gulma biologi hama predator. 148 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Tikus. Hama. Ulat. Kutu loncat. Lalat. Cacing.

Peta Konsep. Tujuan Pembelajaran. gulma biologi hama predator. 148 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Tikus. Hama. Ulat. Kutu loncat. Lalat. Cacing. Peta Konsep Hama Tikus Mengidentifikasi hama dan penyakit pada tumbuhan Penyakit Ulat Kutu loncat Lalat Cacing Wereng Burung Virus Bakteri Jamur Pengendalian Hama Gulma Biologis Mekanis Kimia Pola tertentu

Lebih terperinci

Hama Penting pada Tanaman Padi 1. Jenis hama padi 2. Bioekologi hama padi 3. Pengelolaan hama padi

Hama Penting pada Tanaman Padi 1. Jenis hama padi 2. Bioekologi hama padi 3. Pengelolaan hama padi Hama Penting pada Tanaman Padi 1. Jenis hama padi 2. Bioekologi hama padi 3. Pengelolaan hama padi Jenis hama yang menyerang tanaman padi: 1. Penggerek batang padi 2. Wereng batang coklat 1. Wereng hijau

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3. 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Juli 2010. Penelitian terdiri dari percobaan lapangan dan analisis tanah dan tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), hama walang sangit dapat di klasifikasikan sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), hama walang sangit dapat di klasifikasikan sebagai TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Walang Sangit (Leptocorisa acuta T.) berikut : Menurut Kalshoven (1981), hama walang sangit dapat di klasifikasikan sebagai Kelas Ordo Famili Genus Species : Insekta : Hemiptera

Lebih terperinci

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jumlah spesies dalam satu komunitas yang sering disebut dengan. banyak spesies tersebut (Anonimus, 2008).

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jumlah spesies dalam satu komunitas yang sering disebut dengan. banyak spesies tersebut (Anonimus, 2008). TINJAUAN PUSTAKA Indeks keanekaragaman/ Indeks Diversitas Insdeks keanekaragaman dapat dipegunakan dalam menyatakan hubungan kelimpahan spesies dalam suatu komunitas. Keanekaragaman jenis terdiri dari

Lebih terperinci

I. Ordo Hemiptera ( bersayap setengah )

I. Ordo Hemiptera ( bersayap setengah ) Tugas Pengendalian Hama Terpadu Harry Sugestiadi / 0806132041 I. Ordo Hemiptera ( bersayap setengah ) Ciri-ciri dari Ordo Hemiptera yaitu : Tipe mulut menusuk menghisap Mempunyai dua pasang sayap, tebal

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan Balai Benih Induk Hortikultura Pekanbaru yang dibawahi oleh Dinas Tanaman Pangan Provinsi Riau. Penelitian ini dimulai pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 12 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan persawahan Desa Joho, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo dari bulan Mei hingga November 2012. B. Bahan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Keragaman Iklim

TINJAUAN PUSTAKA Keragaman Iklim TINJAUAN PUSTAKA Keragaman Iklim Keragaman iklim merupakan perubahan nilai rerata atau varian dari unsurunsur iklim seperti radiasi matahari, suhu, curah hujan, kelembaban, angin dan sebagainya dalam rentang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Padi

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Padi 4 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Padi Syarat Tumbuh Padi merupakan tanaman ordo Graminales, family Graminae, genus Oryza, dan spesies Oryza spp.. Padi dapat tumbuh pada ketinggian 650 sampai 1500 m dpl dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L) Meriill) merupakan salah satu komoditi tanaman yang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L) Meriill) merupakan salah satu komoditi tanaman yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max (L) Meriill) merupakan salah satu komoditi tanaman yang penting dalam pertanian di Indonesia karena memiliki berbagai manfaat, baik

Lebih terperinci

Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama

Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama Embriani BBPPTP Surabaya Pendahuluan Adanya suatu hewan dalam suatu pertanaman sebelum menimbulkan kerugian secara ekonomis maka dalam pengertian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Noctuidae :

Lebih terperinci

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT Handoko Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Lahan sawah intensif produktif terus mengalami alih fungsi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hama karena mereka menganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat,

BAB I PENDAHULUAN. hama karena mereka menganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tumbuhan mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau jamur). Hewan dapat disebut

Lebih terperinci

Peran Varietas Tahan dalam PHT. Stabilitas Agroekosistem

Peran Varietas Tahan dalam PHT. Stabilitas Agroekosistem Peran Varietas Tahan dalam PHT Dr. Akhmad Rizali Stabilitas Agroekosistem Berbeda dengan ekosistem alami, kebanyakan sistem produksi tanaman secara ekologis tidak stabil, tidak berkelanjutan, dan bergantung

Lebih terperinci

HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA

HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA Jambu mete merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Brasil Tenggara. Tanaman ini dibawa oleh pelaut portugal ke India

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) 4 TINJAUAN PUSTAKA Padi (Oryza sativa L.) Pentingnya Padi sebagai Tanaman Pangan Padi (Oryza sativa L.) merupakan komoditi pangan yang mendapat prioritas utama dalam pembangunan pertanian karena menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi sawah (Oryza sativa L.) merupakan salah satu komoditas andalan Provinsi

I. PENDAHULUAN. Padi sawah (Oryza sativa L.) merupakan salah satu komoditas andalan Provinsi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Padi sawah (Oryza sativa L.) merupakan salah satu komoditas andalan Provinsi Lampung pada sektor tanaman pangan. Produksi komoditas padi di Provinsi Lampung

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT TEKNIK BUDIDAYA TOMAT 1. Syarat Tumbuh Budidaya tomat dapat dilakukan dari ketinggian 0 1.250 mdpl, dan tumbuh optimal di dataran tinggi >750 mdpl, sesuai dengan jenis/varietas yang diusahakan dg suhu

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Laju Dekomposisi Jerami Padi pada Plot dengan Jarak Pematang 4 meter dan 8 meter Laju dekomposisi jerami padi pada plot dengan jarak pematang 4 m dan 8 m disajikan pada Tabel

Lebih terperinci

TEKNIK PENGELOLAAN HAMA OLEH SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOI FPMIPA UPI

TEKNIK PENGELOLAAN HAMA OLEH SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOI FPMIPA UPI TEKNIK PENGELOLAAN HAMA OLEH SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOI FPMIPA UPI Teknik/cara pengendalian yang dapat digunakan dalam pengelolaan banyak ragamnya. Ada beberapa cara yang dipadukan dalam suatu koordinasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. I. Ekologi Tanaman Kelapa Sawit (Elais guinensis Jacq.) baik di daerah tropis (15 LU - 15 LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di

TINJAUAN PUSTAKA. I. Ekologi Tanaman Kelapa Sawit (Elais guinensis Jacq.) baik di daerah tropis (15 LU - 15 LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di TINJAUAN PUSTAKA I. Ekologi Tanaman Kelapa Sawit (Elais guinensis Jacq.) Habitat aslinya adalah daerah semak belukar. Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis (15 LU - 15 LS). Tanaman ini tumbuh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memikat perhatian banyak mata. Pemuliaan anggrek dari tahun ke tahun,

I. PENDAHULUAN. memikat perhatian banyak mata. Pemuliaan anggrek dari tahun ke tahun, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bunga anggrek adalah salah satu jenis tanaman hias yang mampu memikat perhatian banyak mata. Pemuliaan anggrek dari tahun ke tahun, terus menghasilkan ragam varietas anggrek

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PETANI KARAKTERISTIK USAHATANI

KARAKTERISTIK PETANI KARAKTERISTIK USAHATANI LAMPIRAN 57 Lampiran 1 Kuesioner pengendalian hama terpadu tanaman padi Lokasi : KARAKTERISTIK PETANI Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Tanggungan keluarga : Pengalaman bertani (tahun) : Pekerjaan sampingan

Lebih terperinci

3. PENGENDALIAN OPT TANAMAN JAGUNG

3. PENGENDALIAN OPT TANAMAN JAGUNG 3. PENGENDALIAN OPT TANAMAN JAGUNG 1. DEFINISI Pengendalian OPT tanaman jagung ditekankan pada Sistem Pengendalian Hama Terpadu PHT. PHT sistem pengendalian OPT dengan mengandalkan komponen ekosistem yang

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pakar Penyuluh Diagnosa Hama Padi dengan Metode Forward Chaining

Perancangan Sistem Pakar Penyuluh Diagnosa Hama Padi dengan Metode Forward Chaining 30 Perancangan Sistem Pakar Penyuluh Diagnosa Hama Padi dengan Metode Forward Chaining Yahya Nur Ifriza dan Djuniadi Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Indonesia yahyanurifriza@gmail.com

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Chilo sacchariphagus Boj. (Lepioptera: Crambidae) Bentuk telur jorong dan sangat pipih, diletakkan dalam 2-3 baris tersusun

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Chilo sacchariphagus Boj. (Lepioptera: Crambidae) Bentuk telur jorong dan sangat pipih, diletakkan dalam 2-3 baris tersusun TINJAUAN PUSTAKA 1. Chilo sacchariphagus Boj. (Lepioptera: Crambidae) 1.1 Biologi Bentuk telur jorong dan sangat pipih, diletakkan dalam 2-3 baris tersusun seperti atap genting (Gambar 1). Jumlah telur

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Pertumbuhan Tanaman 4. 1. 1. Tinggi Tanaman Pengaruh tiap perlakuan terhadap tinggi tanaman menghasilkan perbedaan yang nyata sejak 2 MST. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat

Lebih terperinci

JENIS DAN KEPADATAN POPULASI SERANGGA PADA PERTANAMAN PADI SAWAH FASE VEGETATIF DI DESA TALAWAAN KECAMATAN TALAWAAN KABUPATEN MINAHASA UTARA

JENIS DAN KEPADATAN POPULASI SERANGGA PADA PERTANAMAN PADI SAWAH FASE VEGETATIF DI DESA TALAWAAN KECAMATAN TALAWAAN KABUPATEN MINAHASA UTARA 1 JENIS DAN KEPADATAN POPULASI SERANGGA PADA PERTANAMAN PADI SAWAH FASE VEGETATIF DI DESA TALAWAAN KECAMATAN TALAWAAN KABUPATEN MINAHASA UTARA TYPE AND DENSITY OF THE POPULATION OF INSECTS OF VEGETATIVE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha memenuhi kebutuhan primernya, dan salah satu kebutuhan primernya tersebut adalah makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tanaman pertanian yang diusahakan adalah tanaman padi (Oryza Sativa L.). Tanaman padi (O.sativa) merupakan tanaman pangan utama di Indonesia, karena

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,

Lebih terperinci

Tetratichus brontispae, PARASITOID HAMA Brontispa longissima

Tetratichus brontispae, PARASITOID HAMA Brontispa longissima Tetratichus brontispae, PARASITOID HAMA Brontispa longissima Oleh : Umiati, SP dan Irfan Chammami,SP Gambaran Umum Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan tanaman perkebunan industry berupa pohon batang lurus

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae)

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae) TINJAUAN PUSTAKA Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae) Seekor imago betina dapat meletakkan telur sebanyak 282-376 butir dan diletakkan secara kelompok. Banyaknya telur dalam

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) TERHADAP POPULASI PENGGEREK BATANG PADI KUNING (Scirpophaga incertulas Wlk.

PENGARUH PENERAPAN SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) TERHADAP POPULASI PENGGEREK BATANG PADI KUNING (Scirpophaga incertulas Wlk. digilib.uns.ac.id PENGARUH PENERAPAN SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) TERHADAP POPULASI PENGGEREK BATANG PADI KUNING (Scirpophaga incertulas Wlk.) Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu roda penggerak pembangunan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu roda penggerak pembangunan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu roda penggerak pembangunan nasional. Dilihat dari kontribusinya dalam pembentukan PDB pada tahun 2002, sektor ini menyumbang sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Rismunandar, 1993). Indonesia memiliki beragam jenis beras dengan warna nya

BAB I PENDAHULUAN. (Rismunandar, 1993). Indonesia memiliki beragam jenis beras dengan warna nya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padi atau beras merupakan komoditas strategis dan sumber pangan utama untuk rakyat Indonesia. Pemerintah Indonesia sejak tahun 1960 sampai sekarang selalu berupaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip ekologi telah diabaikan secara terus menerus dalam pertanian modern,

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip ekologi telah diabaikan secara terus menerus dalam pertanian modern, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prinsip ekologi telah diabaikan secara terus menerus dalam pertanian modern, akibatnya agroekosistem menjadi tidak stabil. Kerusakan-kerusakan tersebut menimbulkan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci