BAB I PENDAHULUAN. untuk mengukur kinerja suatu bank dan kemampuan bersaing. Salah satu. melalui Return on Asset (ROA) atau rasio laba terhadap aset.

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Profitabilitas perbankan syariah senantiasa mengalami peningkatan pada beberapa tahun terakhir. Profitabilitas merupakan indikator yang tepat untuk mengukur kinerja suatu bank dan kemampuan bersaing. Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah melalui Return on Asset (ROA) atau rasio laba terhadap aset. Return on Asset memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dari kegiatan operasi perusahaan. Sehingga dalam penelitian ini Return on Asset digunakan sebagai ukuran tingkat profitabilitas dan kinerja perbankan syariah. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank dan semakin baik posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Dendawijaya, 2009:118). Hal ini membuat setiap perbankan syariah pasti akan selalu mempertahankan dan memperbaiki tingkat ROA mereka. Perkembangan ROA perbankan syariah sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2015 disajikan dalam gambar 1.1 berikut ini : 1

2 2.50% 2.00% 1.50% 1.00% 0.50% 0.00% Return on asset Sumber :Otoritas Jasa Keuangan, November 2015 Gambar 1.1 Perkembangan ROA perbankan syariah di Indonesia Berdasarkan gambar 1.1 diatas menunjukkan bahwa return on asset relatif mengalami pertumbuhan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2015, kecuali pada tahun 2009 dan Pada tahun 2009 tingkat ROA mengalami penurunan sebesar 0,09% dari tahun sebelumnya menjadi 1,48%. Sedangkan pada tahun 2014 tingkat ROA mengalami penurunan sebesar 1,20% dari tahun sebelumnya menjadi 0,80%. Perkembangan ROA pada beberapa perbankan syariah di Indonesia padatahun 2012 sampai dengan tahun 2015 disajikan dalam gambar 1.2 berikut ini : 2

3 2.50% 2.00% 1.50% 1.00% 0.50% 0.00% PT Bank Panin Syariah Tbk PT Bank BNI Syariah PT Bank BRI Syariah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Bank Syariah Mandiri Sumber : Laporan keuangan bank umum syariah dan otoritas jasa keuangan,maret 2016 Gambar 1.2 Perkembangan ROA pada beberapa perbankan syariah di Indonesia Pada gambar diatas terlihat bahwa perkembangan ROA PT Bank BRI Syariah dan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk bergerak mengikuti perkembangan ROA perbankan syariah dari tahun 2012 sampai dengan Dimana pada tahun 2013 dan 2015, tingkat ROA mengalami kenaikan, namun mengalami penurunan pada tahun 2014.Sedangkan pada perbankan syariah lainnya, pertumbuhan ROA mengalami perbedaan dengan pertumbuhan ROA perbankan syariah di Indonesia. Perkembangan ROA PT Bank BNI Syariah dan PT Bank Syariah Mandiri menunjukkan grafik perkembangan yang sama dari tahun 2012 sampai dengan tahun ROA kedua bank tersebut menunjukkan penurunan dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014.Namun pada tahun 3

4 2015, ROA kedua bank tersebut menunjukkan peningkatan menjadi 1,34% dan 0,53%. Tingkat ROA PT Bank Panin Syariah Tbk menunjukkan perkembangan yang berbeda dengan bank umum syariah lainnya. Hal ini ditunjukkan pada tahun 2014, disaat bank umum syariah lain mengalami penurunan tingkat ROA, PT Bank Panin Syariah Tbk mengalami kenaikan pada tingkat ROA sebesar 0,86% menjadi 1,58%. Perbedaan lainnya adalah pada tahun 2015 ROA bank syariah mengalami kenaikan, namun PT Bank Panin Syariah Tbk mengalami penurunan tingkat ROA sebesar 0,53% menjadi 1,06%. Pengembalian yang diperoleh oleh bank umum syariah berasal dari beberapa aset pembiayaan dan aset operasional lainnya. Pembiayaan yang telah disalurkan oleh bank umum syariah adalah pembiayaan jual beli dan bagi hasil. Pembiayaan yang tergolong berprinsip jual beli adalah murabahah, salam, dan istishna. Sedangkan pembiayaan yang berprinsip bagi hasil adalah pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Pembiayaan tersebut tentu akan ada hubungannya dengan tingkat pengembalian aset pada bank. Karena pembiayaan tersebut akan memberikan hasil pada bank umum syariah. Disamping pembiaayaan tersebut, return bank umum syariah juga didapatkan dari investasi sukuk dan pinjaman qardh. Investasi yang telah ditempatkan pada sukuk akan memberikan return kepada bank umum syariah dan akan mempengaruhi Return on Asset bank umum syariah tersebut. Sedangkan pada pinjaman qardh, bank umum syariah bisa 4

5 mendapatkan hasil atas pinjaman qardh dari bonus yang diberikan oleh pengguna pinjaman tersebut. Bonus ini kemudian akan mempengaruhi penghasilan bank umum syariah dan tingkat Return on Asset-nya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan variabel investasi sukuk, pinjaman qardh, piutang murabahah, pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah untuk mempengaruhi ROA. Variabel tersebut peneliti jadikan sebagai variabel independen karena merupakan sumber pemasukan terbesar dari operasional bank umum syariah sekaligus menjadi produk unggulan bank umum syariah yang paling diminati oleh masyarakat. Perkembangan investasi sukuk, qardh, murabahah, mudharabahdanmusyarakahperbankan syariah di Indonesia disajikan dalam tabel 1.1 berikut ini : Tabel 1.1 Perkembangan Investasi Sukuk, Qardh, Murabahah, Mudharabah dan Musyarakah Perbankan Syariah di Indonesia Periode Investasi Mura Mudha Musya Qardh* Sukuk* bahah* rabah* rakah* Keterangan : * dalam miliaran rupiah Sumber: StatistikPerbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan, Maret 2016 Berdasarkan tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa investasi sukuk mengalami kenaikan dari tahun 2012sampai dengan tahun Investasi sukukpada tahun 2013 sebesar miliar rupiah naik sebesar 23,80% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2015, saldo investasi sukuk mencapai miliar rupiah, naik 76,39% dari tahun sebelumnya. Kenaikan investasi 5

6 sukuk pada tahun diatas tidak diikuti dengan kenaikan Return on Asset yang mengalami penurunan pada tahun Qardh padatahun 2012 sampai dengan tahun 2015 mengalami penurunan. Qardh pada tahun 2013 sebesar miliar rupiah, turun 25,60% dari tahun sebelumnya. Penurunan tersebut terus berlanjut hingga tahun 2015 menjadi miliar rupiah, turun 33,76% dari tahun sebelumnya.jika dilihat dari kekonsistensian data antara variabel qardh dengan return on asset, qardhmengalami penurunan pada setiap periode yang diteliti, sedangkan ROA mengalami penurunan hanya pada tahun Murabahah, mudharabahdan musyarakah mengalami kenaikan pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2015.Murabahahpada tahun 2013 sebesar miliar rupiah naik sebesar 25,64% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2015 saldo murabahah mencapai miliar rupiah, naik 4,04% dari tahun sebelumnya. Mudharabah pada tahun 2013 naik sebesar 13,32% dari tahun sebelumnya menjadi sebesar miliar rupiah. Pada tahun 2015 saldo mudharabah mencapai miliar rupiah, naik 4,31% dari tahun sebelumnya. Musyarakahmengalami kenaikan pada tahun 2013 menjadi sebesar miliar rupiah, naik 44,12% dari tahun sebelumnya. Kemudian naik hingga miliar rupiah pada tahun 2015, naik 22,92% dari tahun sebelumnya. Jika dilihat dari kekonsistensian antara variabel murabahah, mudharabah dan musyarakah dengan return on asset, murabahah, 6

7 mudharabahdan musyarakahselalu mengalami kenaikan dari tahun 2012 sampai dengan tahun Namun return on asset mengalami penurunan pada tahun Sedangkan pada tahun 2012,2013 dan 2015 mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, mengindikasikan adanya research gap dari variabel independen yang mempengaruhi return on asset bank umum syariah. Adapun variabel independen tersebut adalah investasi sukuk, pinjaman qardh, piutang murabahah, pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Pada variabel pertama yaitu investasi sukuk, bukti empiris Ramadhani (2013) menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara investasi sukuk dengan tingkat profitabilitas yang dikur dengan return on asset. Sedangkan Bayuny (2013) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa investasi sukuk berpengaruh positif signifikan terhadap return on asset. Dengan adanya research gap dari penelitian Ramadhani (2013) dan Bayuny (2013), maka perlu melanjutkan penelitian kembali yaitu pengaruh investasi sukuk terhadap return on asset. Variabel independen kedua adalah pinjaman qardh yang merupakan salah satu akad pembiayaan sosial bank umum syariah. Dalam penelitian Ariyani (2014) menunjukkan bahwa pinjaman qardh tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Sedangkan Kurniawan (2015) dalam penelitiannya menunjukkan hasil bahwa pinjaman qardh berpengaruh negatif terhadap profitabilitas (ROA). Hal ini memang sifat dari produk tersebut yang 7

8 merupakan dana talangan dan tidak berfokus terhadap keuntungan secara material, melainkan lebih mengedepankan kinerja sosial bank syariah. Dengan adanya research gap dari penelitian Ariyani (2014) dan Kurniawan (2015), maka perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh pinjaman qardh terhadap return on asset. Variabel independen ketiga adalah piutang murabahah. Sikumbang (2015) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa murabahah tidak perpengaruh signifikan terhadap return on asset. Bukti empiris penelitian Ariyani (2014) menunjukkan bahwa murabahah berpengaruh signifikan terhadap return on asset. Sedangkan Reinissa (2015) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa murabahah berpengaruh signifikan negatif terhadap return on asset. Dengan adanya research gap dari penelitian Sikumbang (2015), Ariyani (2014) dan Reinissa (2015), maka perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh piutang murabahah terhadap return on asset. Variabel independen keempat adalah pembiayaan mudharabah. Pembiayaan ini merupakan salah satu dari pembiayaan bagi hasil bank umum syariah di Indonesia. Semakin besar mudharabah, maka semakin besar profitabilitas, karena pendapatan dari mudharabah akan mempengaruhi besarnya laba yang diperoleh bank (Firdaus, 2009) dan besarnya laba yang diperoleh akan mempengaruhi profitabilitas. Dalam penelitian Kurniawan (2015) menunjukkan bahwa semakin tinggi mudharabah maka semakin tinggi return on asset bank umum yang 8

9 diproksikan dengan return on asset. Sedangkan bukti empiris Sikumbang (2015) menunjukkan bahwa mudharabah tidak berpengaruh signifikan terhadap return on asset. Dengan adanya research gap dari para peneliti tersebut, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap return on asset. Variabel independen kelima adalah pembiayaan musyarakah. Semakin besar pembiayaan musyarakah, maka semakin besar profitabilitas karena pendapatan dari pembiayaan musyarakah akan mempengaruhi besarnya laba yang diperoleh bank (Firdaus, 2009) dan besarnya laba yang diperoleh akan mempengaruhi profitabilitas (ROA). Dalam penelitian Reinissa (2015) menunjukkan bahwa musyarakah berpengaruh signifikan positif terhadap return on asset. Sedangkan bukti empiris Sikumbang (2015) menunjukkan bahwa musyarakah tidak berpengaruh signifikan terhadap return on asset. Dengan adanya research gap dari peneliti tersebut, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh pembiayaan musyarakah terhadap return on asset. Adanya inkonsistensi hasil penelitian-penelitian terdahulu membuat peneliti tertarik untuk meneliti variabel-variabel diatas. Namun, dalam hal ini perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu dari periode laporan keuangan yang diamati. Penelitian ini mengamati laporan keuangan bank umum syariah dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015, sementara penelitian terdahulu menggunakan data triwulan yang belum diaudit dari 9

10 tahun 2010 sampai dengan 2012 serta ada juga yang menggunakan data laporan keuangan audit tahun 2010 sampai dengan tahun Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi Return on Asset bank umum syariah di Indonesia tahun 2012 sampai dengan tahun Adapun variabel-variabel yang digunakan antara lain investasi sukuk, pinjaman qardh, piutang murabahah, pembiayaan musyarakah dan pembiayaan mudharabah. Profitabilitas diukur dengan Return On Asset (ROA) untuk mengetahui kinerja aset yang dimiliki bank umum syariah dalam memperoleh laba. Maka, berdasarkan paparan latar belakang di atas, penulis merasa perlu melakukan penelitian tersebut dan terdorong untuk mengambil judul Pengaruh Investasi sukuk, Pinjaman Qardh, Piutang Murabahah, Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Terhadap Return On Asset Bank Umum Syariah di Indonesia. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka peneliti merumuskan masalah yaitu apakah investasi sukuk, pinjaman qardh, piutang murabahah, pembiayaan mudharabah dan musyarakah berpengaruh terhadap return on asset bank umum syariah di Indonesia baik secara simultan maupun secara parsial? 10

11 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah investasi sukuk, pinjaman qardh, piutang murabahah, pembiayaan mudharabah dan musyarakah berpengaruh terhadap return on asset bank umum syariah di Indonesia baik secara simultan maupun secara parsial. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis, diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis secara khusus, dan pembaca secara umum, mengenai profitabilitas bank umum syariah di Indonesia. 2. Bagi perusahaan perbankan syariah, sebagai bahan informasi dan sumbangan pemikiran untuk membuat keputusan bagi praktisi perbankan syariah. 3. Bagi peneliti lain, sebagai bahan masukan untuk memperbaiki penelitian sejenis berikutnya pada sektor perbankan, khususnya perbankan syariah, sehingga penelitian perbankan syariah tidak berhenti. 4. Bagi investor, sebagai tambahan masukan guna membantu investor dalam pengambilan keputusan apabila investor ingin menanamkan modalnya pada bank umum syariah di Indonesia. 11