Lampiran 1. Perhitungan kelimpahan sel Nannochloropsis sp.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran 1. Perhitungan kelimpahan sel Nannochloropsis sp."

Transkripsi

1 L A M P I R A N 40

2 41 Lampiran 1. Perhitungan kelimpahan sel Nannochloropsis sp. Kelimpahan sel (ind x10 6 /ml) = n x 25 5 x104 Contoh : Pengamatan Nannochloropsis sp. pada perlakuan aerasi di hari ke -1 ulangan 1 diperoleh N = 45 Kelimpahan sel (ind x10 6 /ml) = n x 25 5 x104 = 45 x 5 x 10 4 = 225 x 10 4 = 2,25 x 10 6 Jadi kelimpahan sel Nannochloropsis sp. sebesar = 2,25 x 10 6 sel/ml

3 42 Lampiran 2. Perhitungan laju pertumbuhan spesifik (μ) kelimpahan sel dan biomassa mikroalga 1. Laju Pertumbuhan Spesifik Kelimpahan Sel (μ) Mikroalga Laju pertumbuhan spesifik kelimpahan sel Nannocloropsis sp dihitung dengan menggunakan persamaan berikut Dimana : µ = (ln N t ln N 0 ) / t..(2) µ = Laju pertumbuhan spesifik kelimpahan sel (sel /ml/hari) N 0 N t t = Kelimpahan sel Nannocloropsis sp. awal (sel/ml) = Kelimpahan sel Nannocloropsis sp. akhir (sel/ml) = Selang waktu dari N 0 ke N t (hari) Laju pertumbuhan spesifik maksimum dihitung dari kelimpahan pada saat awal kultur hingga puncak kelimpahan maksimum. Contoh : Nannochloropsis sp. pada perlakuan dengan aerasi memiliki kelimpahan pada hari ke-0 = 1,98 x10 6 sel/ml, kelimpahan pada hari ke-1 = 2,45 x10 6 sel/ml, kelimpahan pada hari ke-2 = 3,70 x10 6 sel/ml. Laju pertumbuhan spesifik (µ) kelimpahan sel pada hari ke-1 adalah : µ = ln (2,45 x10 6 ) ln (1,98 x10 6 )/ (1-0) = 0,21 Laju pertumbuhan spesifik (µ) kelimpahan sel pada hari ke-2 adalah : µ = ln (3,70 x10 6 ) ln (2,45 x10 6 )/ (2-1) = 0,41

4 43 Lampiran 2. (Lanjutan) Laju pertumbuhan biomassa sel Nannocloropsis sp. dihitung dengan menggunakan persamaan berikut (Chiu et al, 2008) : Dimana : µ = (ln w t ln w 0 ) / t..(2) µ = Laju pertumbuhan biomasa sel (sel /ml/hari) w 0 w t t = Biomassa sel Nannocloropsis sp. awal (sel/ml) = Biomassa sel Nannocloropsis sp. akhir (sel/ml) = Selang waktu dari N 0 ke N t (hari) Laju pertumbuhan spesifik maksimum dihitung dari kelimpahan pada saat awal kultur hingga puncak kelimpahan maksimum. Contoh : Nannochloropsis sp. pada perlakuan dengan aerasi memiliki biomassa pada hari ke-0 = 0,15 gram/liter, biomassa pada hari ke-1 = 0,18 gram/liter, biomassa pada hari ke-2 = 0,22 gram/liter. Laju pertumbuhan (µ) biomassa sel pada hari ke-1 adalah : µ = ln (0,18) ln (0,15)/ (1-0) = 0,18 Laju pertumbuhan (µ) biomassa sel pada hari ke-2 adalah : µ = ln (0,22) ln (0,18)/ (2-1) = 0,20

5 44 Lampiran 3. Deskripsi dan mekanisme operasional Orsat Gambar 1. Peralatan ORSAT Keterangan Gambar : A : Valve A, dihubungkan dengan tempat penampungan gas karbondioksida yang akan dianalisis kandungannya B : Valve B, dihubungkan ke tabung absorpsi C : Three-way Valve D : Tabung Absorpsi E : Reservoir Gas F : Reservoir larutan pendorong gas berisi larutan NaCl

6 45 Lampiran 3. (Lanjutan) KETERANGAN PENGISIAN BAHAN KIMIA Larutan KOH 50% : Diisikan ke dalam Tabung D Fungsinya sebagai larutan penyerap gas yang akan dianalisis Larutan NaCl 3% : Diisikan ke dalam Tabung F fungsinya sebagai larutan pendorong gas yang akan dianalisis Air : Diisikan ke bagian selubung luar Tabung E fungsinya sebagai pembias untuk memudahkan visualisasi/pembacaan skala. PETUNJUK PENGOPERASIAN PERSIAPAN AWAL 1. Pastikan semua bahan kimia telah berada pada tabung yang tepat. 2. Pastikan juga semua Valve yang tidak digunakan berada pada posisi tertutup. 3. Buka penutup tabung F. 4. Pastikan level cairan pada tabung D (depan & belakang) berada pada posisi setara. Jika level cairan tidak setara, atur dengan membuka Valve B dan C, jika perlu naik turunkan Tabung F. Setelah level cairan setara, kembalikan Valve B ke posisi tertutup. 5. Mengusir udara atau sisa gas sebelumnya dari Tabung E. Langkah selanjutnya adalah membuang udara atau sisa gas sebelumnya, sehingga tidak mengganggu atau menginterferensi analisis yang akan dilakukan. Untuk melakukannya pastikan Valve B dalam keadaan tertutup. Kemudian

7 46 Lampiran 3. (Lanjutan) buka Valve C, dan dengan perlahan angkat Tabung F. Perhatikan level cairan dalam Tabung E, level cairan dalam tabung E akan naik dan udara atau gas di atasnya akan terusir keluar. Angkat terus Tabung F hingga level cairan dalam tabung F mencapai pipa horizontal. Jika jumlah udara atau gas yang terusir keluar sudah dirasa cukup, tutup Valve C. 6. Peralatan ORSAT siap diisi dengan gas baru yang akan dianalisis. PENGISIAN GAS 1. Pastikan semua kriteria tahapan awal telah telah terpenuhi. 2. Hubungkan kontainer gas ke Valve A. 3. Buka Valve A, pindahkan gas dengan cara memberikan tekanan pada kontainer gas, atau dengan menurunkan Tabung F. 4. Perhatikan level cairan pada Tabung E, level cairan akhir harus berada pada skala seratus atau nol pada bagian bawah tabung. 5. Setelah level cairan dalam Tabung E berada pada skala seratus atau nol pada bagian bawah tabung, tutup Valve A. 6. Peralatan ORSAT siap digunakan untuk keperluan analisis. TAHAP ANALISIS GAS 1. Pastikan peralatan ORSAT telah siap digunakan untuk analisis. 2. Buka Valve B. 3. Angkat perlahan Tabung F, sehingga gas akan pindah dari tabung E ke Tabung Absorpsi (Tabung D). Perhatikan level cairan pada Tabung D, jangan sampai salah satunya menjadi kosong, jika hal ini terjadi maka gas yang akan dianalisis akan lepas dan bergabung dengan udara. Tabung D

8 47 Lampiran 3. (Lanjutan) merupakan dua tabung kembar yang saling terhubung, level cairan di salah satu tabung akan naik, sementara level cairan di tabung pasangannya akan turun. 4. Setelah level cairan pada salah satu tabung D hampir habis, turunkan kembali tabung F. 5. Saat menurunkan tabung F, perhatikan level cairan pada Tabung E. Hentikan menurunkan tabung F pada saat level cairan pada tabung E mencapai skala seratus atau nol pada bagian bawah. 6. Ulangi langkah ke-3 hingga langkah ke-6 beberapa kali sesuai kebutuhan. 7. Perhatikan bacaan skala pada Tabung E, saat level cairan pada Tabung D berada dalam keadaan setara. 8. Naik turunkan Tabung F satu kali lagi, kemudian kembali perhatikan bacaan skala pada Tabung E, saat level cairan pada Tabung D berada dalam keadaan setara. Bandingkan bacaan skala saat ini dengan bacaan sebelumnya (butir 7). 9. Jika terdapat perbedaan bacaan skala yang signifikan, ulangi langkah 7 dan langkah 8. Analisis dapat dihentikan setelah bacaan skala cenderung konstan selama beberapa kali pengulangan. 10. Untuk menghentikan analisis, perhatikan level cairan dalam Tabung D. Saat level cairan dalam tabung D sudah setara, segera tutup Valve B. Kemudian baca skala dengan melihat level cairan dalam Tabung E.

9 48 Lampiran 3. (Lanjutan) PEMBACAAN SKALA 1. Pastikan level cairan dalam Tabung D berada dalam keadaan setara, sebelum membaca skala. 2. Skala dibaca dengan melihat level cairan pada Tabung E. Pada prinsipnya, jumlah gas yang terabsorpsi akan sama dengan jumlah cairan yang mengisi Tabung E pada saat akhir analisis

10 49 Lampiran 4. Kelimpahan sel dan laju pertumbuhan kelimpahan sel Nannochloropsis sp. a) Perlakuan Kontrol Hari Kelimpahan Sel (x 10 6 ) Kelimpahan Sel μ μ maks ke rata-rata (x 10 6 ) 0 2,35 1,80 1,80 1, ,25 2,50 2,60 2,45 0,21-2 4,20 3,35 3,55 3,70 0,41-3 7,90 5,90 6,00 6,60 0,58-4 7,60 9,40 7,80 8,27 0,23-5 9,05 9,75 9,10 9,30 0, ,10 9,30 10,30 10,23 0,10 0,27 7 8,70 10,00 6,55 8,42-0, ,05 5,60 6,15 7,60-0,10 - b) Perlakuan P1 Hari Kelimpahan Sel (x 10 6 ) Kelimpahan Sel μ μ maks ke rata-rata (x 10 6 ) 0 1,35 1,30 1,75 1, ,05 4,40 4,35 4,27 1,07-2 7,05 7,25 7,80 7,37 0,55-3 8,75 8,75 8,9 8,80 0, ,30 9,75 10,85 11,30 0, , ,00 14,52 0,25 0, ,15 5,35 18,2 14,23-0, ,20 4,10 17,3 13,53-0, ,15 4,10 16,6 12,95-0,04 -

11 50 Lampiran 4. (Lanjutan) c) Perlakuan P2 Hari Kelimpahan Sel (x 10 6 ) Kelimpahan Sel μ μ maks ke rata-rata (x 10 6 ) 0 2,60 2,40 2,15 2, ,00 2,70 3,50 3,07 0,25-2 5,50 7,80 5,50 6,18 0, ,25 7,90 8,65 9,27 0, ,50 7,75 12,1 10,45 0, ,75 8,50 11,65 11,30 0,08 0, ,50 11,90 9,85 10,75-0, ,50 12,25 8,75 7,38-0,38-8 4,15 2,75 5,25 4,22-0,56 -

12 51 Lampiran 5. Biomassa dan laju pertumbuhan biomassa Nannochloropsis sp. a) Perlakuan Kontrol Hari Biomassa (g/l) Biomassa μ μ maks ke- 1 2 rata-rata (g/l) 0 0,15 0,14 0, ,18 0,17 0,18 0,18-2 0,2 0,23 0,22 0,20-3 0,22 0,23 0,23 0,04-4 0,36 0,25 0,31 0,30-5 0,23 0,32 0,28-0,10-6 0,27 0,41 0,34 0,21 0,14 7 0,3 0,21 0,26-0,28-8 0,16 0,16 0,16-0,46 - b) Perlakuan P1 Hari Biomassa (g/l) Biomassa μ μ maks ke- 1 2 rata-rata (g/l) 0 0,16 0,24 0, ,14 0,28 0, ,23 0,26 0, ,24 0,21 0, ,32 0,39 0, ,43 0,46 0, ,20 6 0,42 0,42 0, ,38 0,39 0, ,22 0,34 0,

13 52 Lampiran 5. (Lanjutan) c) Perlakuan P2 Hari ke- Biomassa Biomassa Μ μ maks 1 2 rata-rata 0 0,24 0,26 0, ,28 0,2 0,24-0,04-2 0,3 0,21 0,26 0,06-3 0,31 0,22 0,27 0,04-4 0,31 0,28 0,30 0,11-5 0,34 0,34 0,34 0,14-6 0,36 0,39 0,38 0,10-7 0,45 0,34 0,40 0,05 0,07 8 0,28 0,13 0,21-0,63 -

14 53 Lampiran 6. Kualitas air media kultivasi Nannochloropsis sp. a) Perlakuan aerasi Hari ph Salinitas Salinitas Suhu Suhu ke- rata-rata rata-rata rata-rata 0 8, , ,00 1 8, , ,00 2 8, , ,00 3 8, , ,00 4 8, , ,00 5 8, , ,00 6 8, , ,00 7 8, , ,33 8 8, , ,00 9 8, , ,33 b) Pemberian P1 Hari Salinitas Salinitas Suhu Suhu ke rata-rata rata-rata , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,00

15 54 Lampiran 6. (Lanjutan) c) Perlakuan P2 Hari Salinitas Salinitas Suhu Suhu ke rata-rata rata-rata ,00 28,50 28,50 28,50 28, , , ,00 28,50 28,50 28,50 28, , , , , , , , , , , , , , ,00 d) ph sebelum diberikan gas karbondioksida Hari ph Kontrol ph ph P1 ph ph P2 ph ratarata rata- rata- ke rata rata 0 8,4 8,5 8,5 8,47 7,5 7,8 6,5 7,27 6,4 7,0 6,2 6,53 1 8,5 8,4 8,3 8,40 6,5 7,1 6,0 6,53 6,6 6,2 6,5 6,43 2 9,0 8,9 8,8 8,90 6,0 6,1 6,2 6,10 6,7 6,3 6,8 6,60 3 8,5 8,5 8,5 8,50 6,4 6,3 7,4 6,70 6,6 6,5 6,4 6,50 4 8,2 8,2 8,2 8,20 6,2 7,4 7,7 7,10 6,5 6,3 6,4 6,40 5 8,7 8,6 8,6 8,63 6,7 7,8 7,7 7,40 6,5 7,0 6,8 6,77 6 8,6 8,6 8,5 8,57 6,7 6,8 6,8 6,77 6,6 6,7 6,6 6,63 7 9,1 8,8 8,5 8,80 6,3 6,5 6,5 6,43 6,4 6,4 6,4 6,40 8 8,8 8,4 8,3 8,50 6,6 6,5 6,5 6,53 6,3 6,2 6,2 6,23 9 8,7 8,3 8,3 8,43 6,5 6,5 6,1 6,33 5,6 5,6 5,6 5,60

16 55 e) ph setelah diberikan gas karbondioksida Hari ph P1 ph ph P2 ph ke ratarata rata-rata 0 7,8 7,9 8,0 7,90 8,1 8,0 8,1 8,07 1 7,9 7,9 8,0 7,93 7,9 7,9 7,9 7,90 2 8,0 8,0 8,0 8,00 8,3 8,3 8,3 8,30 3 7,8 8,0 8,0 7,93 8,0 8,1 8,2 8,10 4 8,0 8,0 8,0 8,00 8,3 8,2 8,25 8,25 5 8,3 8,1 8,0 8,13 8,2 8,1 8,15 8,15 6 8,3 8,3 8,2 8,27 8,2 8,3 8,4 8,30 7 8,3 8,3 8,2 8,27 8,2 8,3 8,2 8,23 8 8,4 8,4 8,3 8,37 8,1 8,3 8,4 8,27 9 8,5 8,5 8,4 8,47 8,3 8,4 8,3 8,33

17 56 Lampiran 7. Kandungan karbondioksida terlarut dalam kultivasi Nannochloropsis sp. pada perlakuan p1 dan p2 Hari P1 (mg/l) CO 2 terlarut P2 (mg/l) CO 2 terlarut Ke rata-rata rata-rata 0 9,98 9,98 13,98 11,31 38, , ,93 33,95 29,96 39, , ,93 33,95 29,96 39, , ,93 39,95 29,96 41,28 50,94 55,94 34,95 47, ,88 66,9 29,96 64,91 49,94 59,92 62,92 57, ,91 72,91 60,92 69,58 63,92 45,94 54,93 54, ,90 75,90 75,90 75,91 69,91 39,95 59,92 56, ,93 70,91 75,90 67,59 47,94 44,95 40,95 44, ,94 81,89 61,92 65,92 69,91 69,91 89,89 76, ,86 129,84 99,88 114,86 299,64 299,64 299,64 299,64

18 57 Lampiran 8. Kandungan karbondioksida tersisa dalam kultivasi Nannochloropsis sp. pada perlakuan P1 dan P2 Hari P1 CO 2 orsat P2 CO 2 orsat Ke rata-rata rata-rata 0 9,00 12,00 13,00 11,33 11,80 10,20 12,00 11, ,80 11,60 13,00 12,13 12,40 12,40 10,80 11, ,80 11,40 6,00 9,40 12,80 9,60 10,80 11, ,80 10,80 11,80 11,13 10,80 9,60 9,00 9, ,80 10,60 10,40 10,60 9,40 9,40 9,80 9, ,20 9,80 12,60 11,20 9,20 9,20 11,40 9, ,80 8,80 8,80 9,47 8,80 8,60 8,40 8, ,80 11,20 9,60 10,53 6,40 6,60 6,00 6, ,60 10,80 11,80 11,40 7,60 7,80 8,40 7, ,60 11,70 11,80 11,70 7,00 5,00 9,00 7,00

19 58 Lampiran 9. Analisis stastik rancangan acak kelompok 1. Pengaruh Perbedaan Perlakuan Terhadap Kelimpahan Sel SUMMARY Count Sum Average Variance Hari ke-0 3 5, , , Hari ke-1 3 9, , , Hari ke ,25 5,75 3, Hari ke , , , Hari ke , , , Hari ke , , , Hari ke , , , Hari ke , , ,84509 Hari ke , , ,39009 Kontrol 9 58,55 6, , P1 9 88, , ,87362 P , ,81174 ANOVA Source of Variation SS df MS Fhit P-value F tab Hari 296, , , ,35E-05 2, Perlakuan 54, , , , Error 46, , Total 398, F tabel < F hitung tolak H 0 Perlakuan yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kelimpahan sel Nannochloropsis sp.

20 59 Lampiran 9. (Lanjutan) 2. Pengaruh Perbedaan Perlakuan Terhadap Biomassa Sel SUMMARY Count Sum Average Variance Hari ke-0 3 0,595 0, , Hari ke-1 3 0,625 0, , Hari ke-2 3 0,715 0, , Hari ke-3 3 0,715 0, , Hari ke-4 3 0,956 0, ,00107 Hari ke-5 3 1,06 0, , Hari ke-6 3 1,135 0, , Hari ke-7 3 1,035 0,345 0,0061 Hari ke-8 3 0,645 0,215 0, Kontrol 9 2,095 0, , P1 9 2,766 0, , P2 9 2,62 0, , ANOVA Source of Variation SS df MS Fhit P-value F tabel 2.96E- 05 2, Hari 0, , ,20767 Perlakuan 0, , , , , Error 0, , Total 0, F tabel < Fhit maka tolak H 0 Perlakuan yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap biomassa sel Nannochloropsis sp.

21 60 Lampiran 10. Analisis statistik Uji Tukey 1. Pengaruh Pemberian Karbondioksida terhadap Kelimpahan Sel Nannochloropsis sp. Selisih K P1 K 0 3,3 P1 0 P2 P2 0,7 2,6 0 LSD = q α (p,v) KTG r = q α (3,16) KTG r = 2,08 Kesimpulan Selisih P1 dan K >LSD : 3,3 > 2,08 Selisih P2dan K < LSD : 0,70 <2,08 Selisih P1 dan P2 > LSD: 2,60 >2,08 P1 terhadap kontrol memberikan pengaruh nyata untuk kelimpahan sel Nannochloropsis sp. P2 terhadap kontrol tidak memberikan pengaruh nyata untuk kelimpahan sel Nannochloropsis sp. P1 terhadap P2 memberikan pengaruh nyata untuk kelimpahan sel Nannochloropsis sp.

22 61 Lampiran 10. (Lanjutan) 2. Pengaruh Pemberian Karbondioksida terhadap Biomassa Nannochloropsis sp. Selisih K P1 K P1 0 P2 P LSD = q α (p,v) KTG r = q α (3,16) KTG r = 0,045 Kesimpulan Selisih P1 dan K >LSD : 0,07 > 0,04 Selisih P2dan K > LSD : 0,06 > 0,04 Selisih P1 dan P2 < LSD: 0,01 < 0,04 P1 terhadap kontrol memberikan pengaruh nyata untuk biomassa Nannochloropsis sp. P2 terhadap kontrol memberikan pengaruh nyata untuk biomassa Nannochloropsis sp. P1 terhadap P2 tidak memberikan pengaruh nyata untuk biomassa Nannochloropsis sp.

23 62 Lampiran 11. Dokumentasi alat dan bahan penelitian Hand Refraktometer Haemocytometer Pipet Tetes Mikroskop Tabung gas CO 2

24 63 Lampiran 11. (Lanjutan) Aerator Flowmeter ph meter Vacum pump Kertas Saring Bibit Nannochloropsis sp.

25 64 Lampiran 12. Dokumentasi kegiatan penelitian Kultivasi Inokulan Nannochloropsis sp Kultivasi Outdoor Perlakuan Kontrol Kultivasi Outdoor Perlakuan 1 Kultivasi Outdoor Perlakuan 2

26 65 Lampiran 12. (Lanjutan) Pengendapan Biomassa Nannochloropsis sp. Penyaringan Biomassa Nannochloropsis sp. Biomassa Nannochloropsis sp. pada Kertas Saring Pengukuran CO 2 terlarut Hasil Titrasi Pengukuran CO 2 terlarut

3. BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga bulan Juni 2012

3. BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga bulan Juni 2012 11 3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga bulan Juni 2012 bertempat di Laboratorium Kultivasi Mikroalga di Pusat Penelitian Surfaktan

Lebih terperinci

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2009 hingga bulan April

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2009 hingga bulan April 3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2009 hingga bulan April 2010 bertempat di Laboratorium Kultivasi Mikroalga di Pusat Penelitian Surfaktan

Lebih terperinci

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zooplankton, Balai Besar

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zooplankton, Balai Besar III. METODE KERJA A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zooplankton, Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung, Desa Hanura, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Etanol Bayam

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Etanol Bayam Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Etanol Bayam Dalam 100 g bayam mengandung 426 mg nitrat dan 557 mg fosfor dan konsentrasi nitrat yang optimum dalam perkembangbiakan fitoplankton adalah 0,9-3,5

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelimpahan Nannochloropsis sp. pada penelitian pendahuluan pada kultivasi

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelimpahan Nannochloropsis sp. pada penelitian pendahuluan pada kultivasi 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pendahuluan Kelimpahan Nannochloropsis sp. pada penelitian pendahuluan pada kultivasi kontrol, kultivasi menggunakan aerasi (P1) dan kultivasi menggunakan karbondioksida

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan Pada bulan Februari - Maret 2015 di Balai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan Pada bulan Februari - Maret 2015 di Balai 17 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan Pada bulan Februari - Maret 2015 di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung, Desa Hanura, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way

BAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Pengambilan data penelitian diperoleh dari perhitungan kelimpahan sel Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way Anova

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol) 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian disusun menggunakan metoda statistika rancangan acak lengkap (RAL) satu faktor, dimana faktor yang diujikan adalah pengaruh konsentrasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Formulasi :... (1) pengamatan yang dilakukan adalah sebanyak 3 kali pengulangan.

LAMPIRAN. Formulasi :... (1) pengamatan yang dilakukan adalah sebanyak 3 kali pengulangan. LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Penghitungan kelimpahan diatom Formulasi :... (1) Dimana N adalah jumlah sel mikroalga yang teramati Bidang Pengamatan pengamatan yang dilakukan adalah sebanyak 3 kali pengulangan.

Lebih terperinci

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut III. METODE KERJA A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung, Desa Hanura, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung dari bulan Januari

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan lokasi penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan September 2010 sampai Mei 2011. Kegiatan penelitian meliputi tahap persiapan, pengamatan laju pertumbuhan Kappaphycus

Lebih terperinci

PEMANFAATAN GAS KARBONDIOKSIDA (CO 2 ) PADA KULTIVASI OUTDOOR MIKROALGA Nannochloropsis sp.

PEMANFAATAN GAS KARBONDIOKSIDA (CO 2 ) PADA KULTIVASI OUTDOOR MIKROALGA Nannochloropsis sp. PEMANFAATAN GAS KARBONDIOKSIDA (CO 2 ) PADA KULTIVASI OUTDOOR MIKROALGA Nannochloropsis sp. ADITYA HIKMAT NUGRAHA SKRIPSI DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT

Lebih terperinci

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juli 2010 di Laboratorium PT. Suri

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juli 2010 di Laboratorium PT. Suri 3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juli 2010 di Laboratorium PT. Suri Tani Pemuka (Japfa), Unit Hatchery Udang Vannamei, Jalan Raya Gilimanuk km

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari di Balai Besar Pengembangan Budidaya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari di Balai Besar Pengembangan Budidaya III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Januari di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Hanura Lampung dan uji proksimat di Politeknik Lampung 2012. B. Materi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Hanura Lampung pada bulan Juli - Agustus 2011. B. Materi Penelitian B.1. Biota Uji Biota

Lebih terperinci

pemeliharaan Gelidium latifolium berlangsung dari bulan Juni sampai Juli Rangkaian penelitian dilakukan di Laboratorium Mikroalga, Surfactant

pemeliharaan Gelidium latifolium berlangsung dari bulan Juni sampai Juli Rangkaian penelitian dilakukan di Laboratorium Mikroalga, Surfactant 3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai Juli 2012. Waktu pemeliharaan Gelidium latifolium berlangsung dari bulan Juni sampai Juli 2012. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 RANCANGAN PERCOBAAN 1. Variabel Penyerapan CO 2 memerlukan suatu kondisi optimal. Dalam penelitian ini akan dilakukan beberapa variasi untuk mencari kondisi ideal dan menghasilkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Performa Reproduksi Sapi Perah Impor Pertama

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Performa Reproduksi Sapi Perah Impor Pertama 48 LAMPIRAN Lampiran 1. Data Performa Reproduksi Sapi Perah Impor Pertama No. ID Sapi... Selanjutnya Ke Tanggal Tanggal Kawin Pertama Jumlah Servis (Kali) Service Period Lama Kosong Selang 1 776 1 13/08/2009

Lebih terperinci

SNTMUT ISBN:

SNTMUT ISBN: PENAMBAHAN NUTRISI MAGNESIUM DARI MAGNESIUM SULFAT (MgSO 4.7H 2 O) DAN NUTRISI KALSIUM DARI KALSIUM KARBONAT (CaCO 3 ) PADA KULTIVASI TETRASELMIS CHUII UNTUK MENDAPATKAN KANDUNGAN LIPID MAKSIMUM Dora Kurniasih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental. Pengambilan data penelitian diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental. Pengambilan data penelitian diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2009 bertempat di Laboratorium Nutrisi Ikan Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Lebih terperinci

BAB III METODE. 3.1 Lokasi dan Waktu

BAB III METODE. 3.1 Lokasi dan Waktu BAB III METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 - Januari 2017 di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Bandung. 3.2 Alat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2015 di Balai Besar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2015 di Balai Besar III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2015 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung dan Laboratorium Pengelolaan Limbah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2015 di Balai Besar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2015 di Balai Besar III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2015 di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung (BBPBL), Laboratorium Pengelolaan Limbah Agroindustri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Aquatik, Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Aquatik, Fakultas 16 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Aquatik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung, Pada bulan Desember 2014. B.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode deskriptif kualitatif. Perlakuan dalam penelitian ini diulang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode deskriptif kualitatif. Perlakuan dalam penelitian ini diulang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan metode deskriptif kualitatif. Perlakuan dalam penelitian ini diulang

Lebih terperinci

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian. (BBPBAP) Jepara, gulma air Salvinia molesta, pupuk M-Bio, akuades,

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian. (BBPBAP) Jepara, gulma air Salvinia molesta, pupuk M-Bio, akuades, 9 II. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah biakan murni Spirulina platensis yang diambil

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2012 di Balai. Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Hanura -Lampung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2012 di Balai. Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Hanura -Lampung 24 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2012 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Hanura -Lampung dan Uji Proksimat dilaksanakan

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. berflagel. Selnya berbentuk bola berukuran kecil dengan diameter 4-6 µm.

2. TINJAUAN PUSTAKA. berflagel. Selnya berbentuk bola berukuran kecil dengan diameter 4-6 µm. 3 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Nannochloropsis sp Mikroalga adalah tumbuhan tingkat rendah yang memiliki klorofil, yang dapat digunakan untuk melakukan proses fotosintesis. Mikroalga tidak memiliki

Lebih terperinci

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 2.1 Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 2.1.1 Materi Penelitian 2.2 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ph universal, plastik ukuran 1 Kg, larutan MnSO 4, formalin,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan 2. Alat

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan 2. Alat III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Limbah cair usaha kegiatan peternakan dari MT Farm Ciampea b. Air Danau LSI IPB. c.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penambahan Chlorella sp. dan waktu kontak) dan empat kali ulangan untuk masingmasing

BAB III METODE PENELITIAN. penambahan Chlorella sp. dan waktu kontak) dan empat kali ulangan untuk masingmasing BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini bersifat eksperimental. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif melalui RAL (Rancangan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1 Perhitungan massa CO 2

LAMPIRAN. Lampiran 1 Perhitungan massa CO 2 159 LAMPIRAN Lampiran 1 Perhitungan massa CO 2 Berdasarkan data hasil ujicoba pada kelima fotobioreaktor (R1, R2, R3, R4 dan R5), telah dihitung kapasitas rerata penyerapan CO 2 selama penelitian (persamaan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN 18 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perikanan, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada bulan Maret - April

Lebih terperinci

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu 40 Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat 1. Kadar air (AOAC 1995, 950.46) Cawan kosong yang bersih dikeringkan dalam oven selama 2 jam dengan suhu 105 o C dan didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. ALAT DAN BAHAN Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain 3 unit bak kultivasi (p = 100 cm, l = 60 cm dan t = 40 cm), 6 unit aquarium (p = 40 cm, l = 25 cm dan t = 27

Lebih terperinci

Lampiran 1 Analisis probit uji LC50-96 jam minyak sereh. Pengamatan Jumlah Respon

Lampiran 1 Analisis probit uji LC50-96 jam minyak sereh. Pengamatan Jumlah Respon 58 Lampiran 1 Analisis probit uji LC5096 jam minyak sereh LC 50 96jam Konsentrasi Jumlah Terekspos Pengamatan Jumlah Respon Pengaturan Proporsi Respon Prediksi Proporsi Respon Proposi Respon 60 10 1 0,1000

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995) Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995) Bahan sejumlah kurang lebih 1 g ditimbang. Sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml dan ditambahkan 200 ml HCl 3%. Sampel kemudian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kultur Chaetoceros sp. dilakukan skala laboratorium dengan kondisi

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kultur Chaetoceros sp. dilakukan skala laboratorium dengan kondisi 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pertumbuhan Chaetoceros sp. Kultur Chaetoceros sp. dilakukan skala laboratorium dengan kondisi parameter kualitas air terkontrol (Lampiran 4). Selama kultur berlangsung suhu

Lebih terperinci

KANDUNGAN LEMAK TOTAL Nannochloropsis sp. PADA FOTOPERIODE YANG BERBEDA ABSTRAK

KANDUNGAN LEMAK TOTAL Nannochloropsis sp. PADA FOTOPERIODE YANG BERBEDA ABSTRAK e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume I No 2 Februari 2013 ISSN: 2302-3600 KANDUNGAN LEMAK TOTAL Nannochloropsis sp. PADA FOTOPERIODE YANG BERBEDA Meytia Eka Safitri *, Rara Diantari,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. = data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah data τ i ε ij

BAHAN DAN METODE. = data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah data τ i ε ij II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 perlakuan dan 2 kali ulangan. Perlakuan yang akan diterapkan yaitu pemakaian

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian 3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian

3. METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian 3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian 3. METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental di lapang dengan menggunakan fotobioreaktor rancangan Badan Pengembangan dan Penerapan Teknologi (BPPT) (Lampiran

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE 2. 1 Rancangan penelitian 2.2 Persiapan wadah 2.3 Penyediaan larva ikan patin

II. BAHAN DAN METODE 2. 1 Rancangan penelitian 2.2 Persiapan wadah 2.3 Penyediaan larva ikan patin II. BAHAN DAN METODE 2. 1 Rancangan penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 5 kali ulangan. Rancangan perlakuan yang diberikan pada larva ikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian

III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Mei Juni 2014, di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung. 3.2 Alat dan Bahan Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian Kegiatan penelitian ini terbagi dalam dua tahap yaitu tahap penelitian pendahuluan dan tahap utama. Penelitian pendahuluan meliputi hasil uji kapasitas serap zeolit,

Lebih terperinci

1. Water Holding Capacity (WHC) (Modifikasi Agvise Laboratories). 2. Ammonia Holding Capacity (AHC) (Modifikasi Nurcahyani 2010).

1. Water Holding Capacity (WHC) (Modifikasi Agvise Laboratories). 2. Ammonia Holding Capacity (AHC) (Modifikasi Nurcahyani 2010). LAMPIRAN 47 Lampiran 1. Metode Analisis Proksimat 1. Water Holding Capacity (WHC) (Modifikasi Agvise Laboratories). Pengujian WHC dilakukan dengan mengurangi berat bahan setelah ditambahkan air dengan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30 April 2013 hingga 9 Mei 2013 dan terbagi menjadi dua tahap. Tahap pertama merupakan penelitian pendahuluan

Lebih terperinci

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013 TUGAS AKHIR SB 091358 PENGARUH KOMBINASI KONSENTRASI MEDIA EKSTRAK TAUGE (MET) DENGAN PUPUK UREA TERHADAP KADAR PROTEIN Spirulina sp. PADA MEDIA DASAR AIR LAUT Dwi Riesya Amanatin (1509100063) Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

The effectiveness of tofu liquid waste for growing Chlorella sp. Hotma BR Sidabutar 1), M.Hasbi 2), Budijono 2)

The effectiveness of tofu liquid waste for growing Chlorella sp. Hotma BR Sidabutar 1), M.Hasbi 2), Budijono 2) 1 The effectiveness of tofu liquid waste for growing Chlorella sp. By Hotma BR Sidabutar 1), M.Hasbi 2), Budijono 2) hotmasidabutar4@gmail.com ABSTRACT Tofu liquid waste is rich in micro and macro nutrients

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah akuarium dengan dimensi 50 x 30 x 30 cm 3 untuk wadah pemeliharaan ikan, DO-meter, termometer, ph-meter, lakban, stoples bervolume 3 L,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2012 di Laboratorium

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2012 di Laboratorium 16 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2012 di Laboratorium Fitoplankton Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung. 3.2. Materi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung pada bulan November 2012. 3.2 Materi Penelitian 3.2.1 Biota uji Biota uji yang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Flowsheet Rancangan Percobaan

Lampiran 1. Flowsheet Rancangan Percobaan 43 Lampiran 1. Flowsheet Rancangan Percobaan Furosemida Sifat Fisikokimia Serbuk hablur berwarna putih s/d kekuningan dan tidak berbau Praktis tidak larut dalam air pka 3,9 Log P 0,74 Kelarutan 0,01 (mg/ml)

Lebih terperinci

II. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Tahap Penelitian 2.3 Alat dan Bahan Alat dan Bahan untuk Penentuan Kemampuan Puasa Ikan

II. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Tahap Penelitian 2.3 Alat dan Bahan Alat dan Bahan untuk Penentuan Kemampuan Puasa Ikan II. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2010. Lokasi penelitian bertempat di Laboratorium Basah bagian Lingkungan. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH PASOKAN KARBONDIOKSIDA TERHADAP KELIMPAHAN SEL MIKROALGA JENIS Nannochloropsis sp HAKIKI RIFATUDIN

PENGARUH PASOKAN KARBONDIOKSIDA TERHADAP KELIMPAHAN SEL MIKROALGA JENIS Nannochloropsis sp HAKIKI RIFATUDIN PENGARUH PASOKAN KARBONDIOKSIDA TERHADAP KELIMPAHAN SEL MIKROALGA JENIS Nannochloropsis sp HAKIKI RIFATUDIN DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur uji

Lampiran 1. Prosedur uji LAMPIRAN 32 Lampiran 1. Prosedur uji 1) Kandungan nitrogen dengan Metode Kjedahl (APHA ed. 21 th 4500-Norg C, 2005) Sebanyak 0,25 gram sampel dimasukkan ke dalam labu kjedahl dan ditambahkan H 2 SO 4 pekat

Lebih terperinci

Akuarium. Disucihamakan dengan larutan klorin 150 mg/l selama 24 jam. Dinetralisir dengan 50 mg/l Natrium Thiosulfat. Dibilas dengan air bersih

Akuarium. Disucihamakan dengan larutan klorin 150 mg/l selama 24 jam. Dinetralisir dengan 50 mg/l Natrium Thiosulfat. Dibilas dengan air bersih Lampiran 1. Diagram Alir Cara Kerja Akuarium Disucihamakan dengan larutan klorin 150 mg/l selama 24 jam Dinetralisir dengan 50 mg/l Natrium Thiosulfat Dibilas dengan air bersih Aerator dipasang sesuai

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi Hewan Air Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, pada bulan Maret 2013 sampai dengan April 2013.

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua tahap, tahap pertama dilaksanakan di laboratorium bioteknologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad, tahap

Lebih terperinci

Lampiran 1 Media pupuk untuk pertumbuhan Spirulina fusiformis

Lampiran 1 Media pupuk untuk pertumbuhan Spirulina fusiformis 44 Lampiran 1 Media pupuk untuk pertumbuhan Spirulina fusiformis Dalam setiap satu liter media mengandung: NaHCO3 : 10,0 gr Pupuk NPK : 1,18 gr Pupuk TSP : 1,20 gr NaCl : 1,00 gr Selanjutnya ditambahkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014, di Laboratorium Budidaya III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014, di Laboratorium Budidaya Perikanan bagian Genetika dan Pemuliaan Ikan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

BAB III RANCANGAN PENELITIAN BAB III RANCANGAN PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh lama pencahayaan terhadap laju pertumbuhan Botryococcus braunii dan pembentukan hidrokarbon. Untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah Quasi Experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non equivalent control

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pembuatan pupuk cair dan karakteristik pupuk cair ini dilaksanakan dari bulan November sampai Desember 200 yang dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

Lampiran 2. Prosedur Uji Kinerja Formula Surfaktan APG untuk Enhanced Water Flooding

Lampiran 2. Prosedur Uji Kinerja Formula Surfaktan APG untuk Enhanced Water Flooding LAMPIRAN 52 Lampiran 2. Prosedur Uji Kinerja Formula Surfaktan APG untuk Enhanced Water Flooding 1. Tegangan Antar Permukaan Metode Spinning Drop (Gardener and Hayes, 1983) Cara kerja Spinning Drop Interfacial

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN. Bahan penelitian yang akan digunakan adalah S. platensis, pupuk Azolla pinnata,

IV METODOLOGI PENELITIAN. Bahan penelitian yang akan digunakan adalah S. platensis, pupuk Azolla pinnata, IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 di Laboratorium Pendidikan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga.

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus II. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2013 di Laboratorium Budidaya Perikanan Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pendahuluan dan utama. Metodologi penelitian sesuai dengan Supriyono, et al. (2010) yaitu tahap pendahuluan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. sistem olah tanah dengan pemupukan N jangka panjang dari tahun 1987 sampai

III. BAHAN DAN METODE. sistem olah tanah dengan pemupukan N jangka panjang dari tahun 1987 sampai III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung dengan perlakuan sistem olah tanah dengan pemupukan N jangka panjang dari tahun 1987

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sketsa lokasi tambak penelitian

Lampiran 1. Sketsa lokasi tambak penelitian Lampiran 1. Sketsa lokasi tambak penelitian 58 59 Lampiran 2. Data bobot basah (gr) pada masing-masing perlakuan Bobot Jarak Tanam Ulangan Minggu Ke- 0 7 14 21 28 35 42 50 gr 20 cm 1 50 85 105 145 150

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JenisPenelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah quasi experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non randomized pretest-postest

Lebih terperinci

No. Nama Alat Merek/Tipe Kegunaan Tempat. Jelo Tech Mengeringkan daun pare Perkembangan inkubator Hewan. Pyrex Iwaki. - Menyaring ekstrak.

No. Nama Alat Merek/Tipe Kegunaan Tempat. Jelo Tech Mengeringkan daun pare Perkembangan inkubator Hewan. Pyrex Iwaki. - Menyaring ekstrak. Lampiran 1. Spesifikasi alat dan bahan No. Nama Alat Merek/Tipe Kegunaan Tempat Oven 1. Jelo Tech Mengeringkan daun pare inkubator 2. Loyang - 3. Labu erlenmeyer Pyrex Iwaki 4. Cawan petri Pyrex Iwaki

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Kegiatan penelitian berupa percobaan di laboratorium yang terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pendahuluan dan utama. Penelitian pendahuluan bertujuan untuk

Lebih terperinci

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990). LAMPIRAN 74 Lampiran 1. Klasifikasi fraksi tanah menurut standar Internasional dan USDA. Tabel kalsifikasi internasional fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990). Fraksi Tanah Diameter (mm) Pasir 2.00-0.02

Lebih terperinci

Modul Praktikum Plankton Budidaya Chlorella

Modul Praktikum Plankton Budidaya Chlorella 2014 Modul Praktikum Plankton Budidaya Chlorella Tim Asisten Laboratorium Planktonologi FPIK UNPAD I. Pendahuluan Chlorella merupakan salah satu jenis fitoplankton yang banyak digunakan untuk berbagai

Lebih terperinci

Lampiran 1 Prosedur pengukuran osmolaritas media dan osmolaritas cairan tubuh(hemolim) juvenil udang galah 1. Kabel disambungkan ke sumber listrik

Lampiran 1 Prosedur pengukuran osmolaritas media dan osmolaritas cairan tubuh(hemolim) juvenil udang galah 1. Kabel disambungkan ke sumber listrik Lampiran 1 Prosedur pengukuran osmolaritas media dan osmolaritas cairan tubuh(hemolim) juvenil udang galah 1. Kabel disambungkan ke sumber listrik kemudian menekan tombol main power yang terletak di bagian

Lebih terperinci

Biota kultur yang digunakan dalam penelitian adalah Nannochloropsis sp. yang dikultur pada skala laboratorium di BBPBL Lampung.

Biota kultur yang digunakan dalam penelitian adalah Nannochloropsis sp. yang dikultur pada skala laboratorium di BBPBL Lampung. III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 13-21 Januari 2014 bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KARBONDIOKSIDA (CO 2 ) UNTUK KULTIVASI MIKROALGA Nannochloropsis sp. SEBAGAI BAHAN BAKU BIOFUEL

PEMANFAATAN KARBONDIOKSIDA (CO 2 ) UNTUK KULTIVASI MIKROALGA Nannochloropsis sp. SEBAGAI BAHAN BAKU BIOFUEL PEMANFAATAN KARBONDIOKSIDA (CO 2 ) UNTUK KULTIVASI MIKROALGA Nannochloropsis sp. SEBAGAI BAHAN BAKU BIOFUEL FEMI ZUMARITHA SKRIPSI DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

BAB III RANCANGAN PENELITIAN BAB III RANCANGAN PENELITIAN Percobaan yang akan dilakukan adalah fermentasi minyak kelapa dengan bantuan mikroorganisme yang menghasilkan enzim protease dan menganalisis kualitas minyak yang dihasilkan.

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN III. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan Bahan yang digunakan adalah daun kacang panjang, alkohol 70%, HCl 0,7%, NaOH 1N, ZnSO 4 5%, Ba(OH)

Lebih terperinci

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN MODUL 1.01 ABSORPSI Oleh : Fatah Sulaiman, ST., MT. LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN 2008 2 Modul 1.01 ABSORPSI I. Tujuan Praktikum

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur kerja Kemampuan puasa ikan Tingkat konsumsi oksigen Laju ekskresi amoniak

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur kerja Kemampuan puasa ikan Tingkat konsumsi oksigen Laju ekskresi amoniak II. BAHAN DAN METODE Kegiatan penelitian ini terbagi dalam dua tahap yaitu tahap penelitian pendahuluan dan tahap utama. Penelitian pendahuluan meliputi hasil uji kapasitas serap zeolit, kapasitas serap

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Penelitian dilakukan selama 40 hari dari bulan Februari sampai dengan Maret. Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain:

III. METODOLOGI. Penelitian dilakukan selama 40 hari dari bulan Februari sampai dengan Maret. Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain: 21 III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama 40 hari dari bulan Februari sampai dengan Maret 2013 bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Ikan nila yang digunakan adalah ikan nila strain BEST yang berasal dari Instalasi Riset Plasma Nutfah, Cijeruk dengan ukuran panjang 4,52±3,9 cm dan bobot 1,35±0,3

Lebih terperinci

Disusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si

Disusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si Disusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si DAFTAR HALAMAN Manual Prosedur Pengukuran Berat Jenis... 1 Manual Prosedur Pengukuran Indeks Bias... 2 Manual Prosedur Pengukuran kelarutan dalam Etanol... 3 Manual

Lebih terperinci

Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian

Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian LAMPIRAN 55 56 Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian Kegiatan Alat Bahan Pengambilan contoh Alat aerasi hipolimnion Generator System GPS Van Dorn water sampler Tali berskala ph meter

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Kadar Oksigen Terlarut Hasil pengukuran konsentrasi oksigen terlarut pada kolam pemeliharaan ikan nila Oreochromis sp dapat dilihat pada Gambar 2. Dari gambar

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Tujuan Tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah mengetahui teknik kultur Chaetoceros sp. dan Skeletonema sp. skala laboratorium dan skala massal serta mengetahui permasalahan yang

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MIKORIZA INDIGENOUS DESA POTERAN, PULAU POTERAN, SUMENEP MADURA DAN APLIKASINYA SEBAGAI BIOFERTILIZER PADA TANAMAN CABAI RAWIT

IDENTIFIKASI MIKORIZA INDIGENOUS DESA POTERAN, PULAU POTERAN, SUMENEP MADURA DAN APLIKASINYA SEBAGAI BIOFERTILIZER PADA TANAMAN CABAI RAWIT Tugas Akhir IDENTIFIKASI MIKORIZA INDIGENOUS DESA POTERAN, PULAU POTERAN, SUMENEP MADURA DAN APLIKASINYA SEBAGAI BIOFERTILIZER PADA TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens) Disusun Oleh : Eka Novi Octavianti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Menurut Mandalam & Palsson (1998) ada 3 persyaratan dasar untuk kultur mikroalga fotoautotropik berdensitas tinggi yang tumbuh dalam fotobioreaktor tertutup. Pertama adalah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel Mata air yang terletak di Gunung Sitember Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat 48 Air minum yang dialirkan menggunakan pipa besi Lokasi pengambilan

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Perlak uan Uji Persiapan Alat dan Bahan

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Perlak uan Uji Persiapan Alat dan Bahan II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian 2.1.1 Perlak uan Uji Penelitian ini dilakukan dengan mengkultur spirulina Spirulina fusiformis dalam skala laboratorium (1 liter) dengan pencahayaan menggunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2 11 METODE PENELITIAN Tempat dan waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lingkungan Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor untuk pemeliharaan

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus cabe

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus cabe Standar Nasional Indonesia Saus cabe ICS 67.080.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Syarat

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. PEMANFAATAN LIMBAH CAIR TEMPE SEBAGAI NUTRIEN KULTIVASI Chlorella sp. MIKROALGA PENGHASIL BIOENERGI LAPORAN AKHIR PKMP

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. PEMANFAATAN LIMBAH CAIR TEMPE SEBAGAI NUTRIEN KULTIVASI Chlorella sp. MIKROALGA PENGHASIL BIOENERGI LAPORAN AKHIR PKMP PROGRAM KREATIITAS MAHASISWA PEMANFAATAN LIMBAH CAIR TEMPE SEBAGAI NUTRIEN KULTIASI Chlorella sp. MIKROALGA PENGHASIL BIOENERGI LAPORAN AKHIR PKMP Disusun oleh: Prayuga Deka Rusyana F34100072 Angkatan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 23 Februari sampai 11 Maret 2013, di Laboratorium Akuakultur dan untuk pengamatan selama endogenous

Lebih terperinci