KERAGAMAN FENOTIPIK DAN GENETIK, PROFIL REPRODUKSI SERTA STRATEGI PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN SAPI KATINGAN DI KALIMANTAN TENGAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KERAGAMAN FENOTIPIK DAN GENETIK, PROFIL REPRODUKSI SERTA STRATEGI PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN SAPI KATINGAN DI KALIMANTAN TENGAH"

Transkripsi

1 181 Lampiran 1. Kuisener kegiatan penelitian eksploratif Sapi Katingan KERAGAMAN FENOTIPIK DAN GENETIK, PROFIL REPRODUKSI SERTA STRATEGI PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN SAPI KATINGAN DI KALIMANTAN TENGAH DAFTAR PERTANYAAN RESPONDEN Nama Responden : Desa : Kecamatan : Kabupaten : Enumerator : Tanggal wawancara : SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

2 182 I. KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA A. INFORMASI UMUM 1. Anggota rumah tangga (termasuk kepala keluarga) Jenis kelamin Laki Perempuan Jumlah <15 th th > 55 th Jumlah Kerja Tidak Kerja Kerja Tidak Kerja Kerja Tidak Kerja Kerja Tidak Kerja 2. Aktivitas usahatani yang utama: 1. Produksi peternakan 2. Produksi tanaman pangan 3. Produksi tanaman perkebunan 4. Perikanan 5. Lainnya 3. Penguasaan lahan dan status penggarapan lahan Jenis lahan Sawah irigasi teknis/semi teknis Sawah irigasi desa/sederhana Sawah tadah hujan Sawah lebak/rawa Tegalan/ladang Kebun Kolam/tambak Luas (ha) Status penguasaan 1) Status penggarapan 2) Sumber air Ketersedia an air 3) 4)

3 183 Keterangan: 1) 1 = Milik; 2 = Menyewa; 3 = Bagi hasil; 4 = Gadaian 2) 1 = Digarap sendiri; 2 = Disewakan; 3 = Dibagihasilkan 4 = Tidak digarap 3) 1 = Bendungan; 2 = Sungai; 3 = Embung air; 4 = Rawa 4) 1 = Padi 3x pertahun; 2 = 2x pertahun; 3 = 1x pertahun 4. Penguasaan ternak Sapi Jenis ternak Kambing Babi Ayam buras Itik Lain-lain:... Milik sendiri (ekor) *) Gaduhan (ekor) Total Ekor Rp. (000) *) Cara pengembalian : Penguasaan dan tipe lahan penggembalaan Tipe lahan Milik sendiri Sewa Bersama Lahan penggembalaan terbuka Lahan penggembalaan dengan pohonpohon Lahan penggembalaan dengan semak belukar Lahan penggembalaan berawa-rawa

4 184 B. PENDAPATAN RUMAH TANGGA KELUARGA 1. Pendapatan perbulan/pertahun dari kegiatan berburuh Anggota keluarga Kepala keluarga Istri Anak 1 Anak 2 Anak 3 Jenis pekerjaan buruh Lokasi kegiatan 1) berburuh Penghasilan kotor per bulan/tahun (Rp.000) 1) 1 = dalam desa; 2 = luar desa; 3 = luar kecamatan; 4 = luar kabupaten; 5 = luar provinsi 2. Pendapatan per bulan/ pertahun dari pekerjaan tetap Anggota keluarga Jenis pekerjaan Penghasilan kotor per bulan/pertahun (Rp.000) Kepala keluarga Istri Anak 1 Anak 2 Anak 3 3. Pendapatan perbulan/pertahun dari usaha rumah tangga dan kiriman Jenis usaha Pendapatan per tahun (Rp.000) Warung/toko/kios Pedagang hasil bumi Pedagang input Pedagang ternak Pengojek Industri/kerajinan (sebutkan:...) Menyewakan lahan Menyewakan ternak pengolah tanah/pejantan Menyewakan alsintan

5 185 Bengkel Pendapatan dari kiriman anak/istri/suami yang bekerja di kota atau TKI Lainnya (sebutkan:...) 4. Pendapatan pertahun dari usaha tanaman tahunan Jenis tanaman Jumlah pohon menghasilkan Produksi per tahun (kg) Perkebunan Buah-buahan Nilai per tahun (Rp.000) 5. Pendapatan per tahun dari usaha tanaman semusim Jenis tanaman MH MK-1 MK-2 Padi dan palawija Sayuran Produksi per tahun (kg) Nilai (Rp.000) Produksi per tahun (kg) Nilai (Rp.000) Produksi per tahun (kg) Nilai (Rp.000)

6 Pendapatan per tahun dari usaha ternak Jenis ternak Sapi Kerbau Kuda Kambing Domba Babi Ayam ras Ayam buras Itik Ikan Telur Lainnya Jumlah ternak dan hasil ternak yang dijual/dikonsumsi selama 1 tahun Dijual (ekor per kg) Dikonsum si (ekor per kg) Total nilai (Rp.000) Pendapatan per tahun dari menyewakan ternak untuk membajak lahan/pejantan/dll (Rp.000) Total pendapa tan (Rp.000) II. TERNAK SAPI A. SISTEM PRODUKSI 1. Pengalaman beternak :.. tahun 2. Tujuan memelihara sapi :

7 Komposisi umur dan perkembangan ternak sapi Uraian Jumlah (ekor) Nilai total (Rp) Perkembangan ternak 1 tahun terakhir: - Lahir - Jual - Beli - Mati - Disembelih Sapi Anak (< 1 tahun) Muda (1 3 tahun) Dewasa ( 3 tahun) Jantan Jantan Jantan Jumlah 4. Dijual, alasan : a. Sistem dan cara penjualan :... b. Kapan penjualan maksimal : c. Cara pembayaran : d. Lokasi pembeli/pasarnya : e. Ternak yang paling mudah dijual : f. Jumlah rata-rata sapi yang dijual perbulan/tahun : Disembelih, alasan :...

8 Penyebab kematian: 1. Predator 4. Keracunan 2. Penyakit 5. Kekeringan 3. Kecelakaan 6. Tidak diketahui 7. Perlakuan sapi yang mati : Manajemen pemeliharaan ternak Sistem pemeliharaan Musim hujan Musim kemarau Ekstensif (digembalakan) Semi intensif (dikandangkan hanya malam hari) Intensif (dikandangkan sepanjang hari) Lainnya (sebutkan) 9. Manajemen pemeliharaan anak :

9 Pemberian pakan Jenis pakan Rumput lapangan Pemberian pakan (kg/hari) Kemarau Penghujan Harga pakan (Rp/kg) Nilai per tahun (Rp.000) Rumput unggul Limbah pertanian/perkebunan: Konsentrat Dedak padi Mineral Lainnya (sebutkan)... Total Nilai 11. Pemberian air Sumber air Sumber air Kemarau (jarak km) Penghujan (jarak km) Mata air Kolam/waduk Air hujan Sungai dll (sebutkan)...

10 Cara pemberian air Frekuensi pemberian air Disediakan bebas Sekali sehari Sekali dalam 2 hari Sekali dalam 3 hari Lain-lain (sebutkan) Musim Kemarau Musim Penghujan Anak Muda Dewasa Anak Muda Dewasa 12. Penerapan teknologi budidaya lokal (indigenous knowledge) : Biaya investasi kandang/ranch dan peralatan Jenis investasi Nilai investasi (Rp.000) Umur pakai (Tahun) Biaya penyusutan per tahun*) (Rp.000/tahun) *) Biaya penyusutan = nilai investasi/umur pakai 14. Biaya pemeliharaan ternak (Rp.000/tahun) a. Pembelian obat :... b. Ongkos pengobatan termasuk vaksinasi :... c. Biaya perkawinan / IB :... d. Biaya lain (sebutkan) :... e. Biaya tenaga kerja :... f. Total biaya :...

11 191 B. KESEHATAN 1. Akses ke pelayanan kesehatan 2. Jarak terdekat dengan pelayanan kesehatan Dokter Hewan < 1 km Mantri Hewan Petugas lainnya 1 5 km 6 10 km... > 10 km 3. Kejadian penyakit Penyakit dominan (Nama atau gejala) 1. Musim Pengobatan Vaksinasi Kema rau Penghu jan Tradisio nal Modern Rutin Jika diperlukan Wabah penyakit 4. Kontrol terhadap parasit eksternal (caplak, lalat, dll) Modern :... Tradisional : Kontrol terhadap parasit internal (cacing, parasit darah, dll) Modern :... Tradisional :...

12 192 C. BREEDING 1. Alasan untuk memelihara pejantan 2. Kriteria memilih pejantan 1. Untuk perkawinan 1. Ukuran 2. Keagamaan/budaya 2. Warna 3. Tenaga kerja 3. Tanduk 4. Lainnya Lainnya Sistim perkawinan 1. Alami (kawin dengan pejantan) - Dikontrol - Tanpa dikontrol 2. Inseminasi Buatan (IB) 4. Sumber pejantan dalam 1 tahun terakhir Asal pejantan Pejantan milik sendiri (hasil memelihara sendiri) Pejantan milik sendiri (hasil membeli) Pejantan milik tetangga Pejantan milik bersama (umum) Pejantan yang tidak diketahui Breed 1: Nama umum (contoh: PO, Bali, Madura, dll) Breed 2: Nama umum

13 Pemilihan/penolakan sapi (disposal/culling) menurut pemilik Parameter Jantan Ukuran Warna Karakter Kesehatan Kondisi tubuh Performan produksi Umur tua Kesuburan Lain-lain:... D. BREED SAPI LOKAL DI DAS KALIMANTAN TENGAH 1. Nama lokal spesifik : Karakteristik awal ternak datang 1. Warna Ukuran Bentuk tanduk dll Populasi breed lokal Meningkat Alasan :... Stabil Alasan :... Menurun Alasan :... Tidak diketahui Alasan :...

14 Asal dari breed lokal Turunan (warisan) Spesifik informasi :... (misal: Tahun, dll) Tetangga Spesifik informasi :... Pasar Spesifik informasi :... Proyek pemerintah Spesifik informasi :... Tidak diketahui Spesifik informasi :... Lain-lain... Spesifik informasi : Perkawinan paling sering terjadi Bulan Karakteristik Produktivitas Uraian 1. Umur pubertas (dewasa kelamin) (birahi pertama) 2. Umur pertama kali kawin Rata-rata (bulan) Minimum (bulan) Maksimum (bulan) 3. Jumlah anak sekelahiran per ekor (tunggal/kembar) 4. Umur sapih Rata-rata (bulan) Minimum (bulan) Maksimum (bulan) 5. Jarak beranak Sapi breed lokal Jantan

15 195 Rata-rata (bulan) Minimum (bulan) Maksimum (bulan) 6. Umur produksi sapi sampai di afkir (Tahun) 7. Kematian anak (mortalitas) - Sebelum sapih - Setelah sapih 8. Abortus - Pernah terjadi - Belum pernah terjadi 7. Sifat-sifat kualitatif sapi breed lokal menurut pemilik Ukuran Warna Sifat kualitatif Toleran terhadap panas Toleran terhadap dingin Karakter Tenaga kerja Kualitas daging Angka pertumbuhan Kesuburan Umur produksi panjang Tahan penyakit Tahan kekeringan Tahan kemasaman Lain-lain Tidak penting Jelek (Poor) Rata-rata (Average) Baik (Good) Tidak ada pendapat

16 Karakteristik fenotipik breed lokal menurut pemilik 1. Warna : Jantan Badan :... Kepala :... Kaki :... Lain-lain :... Badan :... Kepala :... Kaki :... Lain-lain : Bentuk tanduk Jantan :... : Bentuk kepala Jantan :... : Program penyebaran ternak dari pemerintah 1. Tahun : Lokasi penyebaran :...

17 Jenis ternak yang disebarkan : Responden memperoleh gaduhan ternak pemerintah saat itu Jantan :... ekor :... ekor 12. Penggunaan ternak sapi bantuan pemerintah... IV. TENAGA KERJA UNTUK TERNAK 1. Penggunaan tenaga kerja ternak Uraian pekerjaan 1.. Dalam keluarga (HOK) (HOK) Luar per HOK (Rp.) Nilai (Rp.) Keterangan : HOK : Hari Orang Kerja 1 HOK : 7 8 jam kerja

18 198 V. KELEMBAGAAN a. Kelembagaan usahatani/produksi 1. Koperasi a. Nama koperasi : b. Jumlah anggota : c. Lokasi : d. Waktu dibentuk : 2. Pertemuan anggota koperasi dengan pengurus berapa kali : Apa manfaatnya menjadi anggota koperasi : Kelompok tani a. Jumlah kelompok tani :.. b. Nama kelompok tani :.. c. Jumlah anggota :.. d. Lokasi :... e. Waktu dibentuk :.. 5. Pertemuan kelompok tani berapa kali : Bagaimana usaha kelompok tani mencari informasi teknologi pertanian a. Melalui media cetak/elektronika b. Mendatangi petugas/instansi terkait

19 199 c. Menunggu informasi dari petugas d. Lainnya, sebutkan Menyampaikan informasi kepada anggota melalui a. Pertemuan kelompok b. Mendatangi ke anggota c. Lainnya, sebutkan Persoalan pertanian dan peternakan, dipecahkan secara sendiri atau kelompok Apa manfaatnya menjadi anggota kelompok tani... b. Kelembagaan input usahatani 1. Berapa jumlah pedagang input saprodi/sapronak yang biasa dihubungi responden Jarak terdekat ke pedagang tersebut Jenis input yang biasa dibutuhkan petani/peternak

20 Apakah input yang dibutuhkan selalu tersedia Cara pembayaran input yang dibeli... c. Kelembagaan permodalan 1. Jenis lembaga permodalan Bank KUD LKM Lain-lain 2. Kepada siapa mereka biasanya meminjam modal usahatani Bank Pedagang input Sesama petani Pedagang hasil Rentener Lain-lain 3. Jumlah petani yang sering meminjam modal... % 4. Untuk usahatani apa pinjaman modal tersebut paling sering digunakan (sesuai urutan prioritas) Perkebunan Tanaman pangan Ternak Lain-lain

21 Input usahatani apa pinjaman modal tersebut sering digunakan (sesuai urutan prioritas) Obat tanaman... Benih/bibit... Obat ternak... Lain-lain... f. Kelembagaan penyuluhan 1. Aksesibilitas petani/peternak terhadap pelayanan penyuluhan Jenis penyuluhan yang diberikan VI. PERMASALAHAN 1. Aspek teknis a. Sulit mendapatkan bibit/benih b. Teknis pemeliharaan c. Sulit memperoleh sapronak (pakan, obat-obatan, dll) d. Kurang tersedianya tenaga kerja e. Penyakit f. Lainnya, sebutkan

22 Aspek pemasaran a. Harga komoditas murah b. Tidak ada pembeli c. Tempat permasaran jauh d. Sulitnya transportasi e. Lainnya, sebutkan 3. Aspek finansial a. Permodalan b. Sulit memperoleh kredit c. Lainnya, sebutkan 4. Aspek permasalahan lainnya

23 203 Lampiran 2. Daftar Sapi Katingan yang diambil contoh darahnya untuk pemeriksaan DNA mikrosatelit. Nomor Lokasi GPS Pemilik/ Lap. Lab. Sex Tlg14 1a Tumbang S: 01 o Leman Lahang E: 113o Location: + 7 m Elevation: 35 m Foto Contoh Sapi P15 2a Pendahara S: 01 o E: 113o Location: + 9 m Elevation: 45 m Kasmandi BB11 3a Buntut Bali S: 01 o E: 113o Location: + 10 m Elevation: 39 m Ikik Tlg3 4a Tumbang Lahang Dodi KB9 2 Kuluk Bali Kaslan P12 3 Pendahara S: 01 o E: 113o Location: + 9 m Elevation: 45 m Kasmandi Jantan

24 204 Kode Contoh Lokasi GPS Pemilik/ Lap. Lab. Sex H2 4 Hampalam Sabrani Foto Contoh Sapi P7a 5 Pendahara S: 01 o E: 113o Location: + 9 m Elevation: 37 m Yudediman Jantan P8 6 Pendahara S: 01 o E: 113o Location: + 13 m Elevation: 26 m Manen P10 7 Pendahara S: 01 o E: 113o Location: + 13 m Elevation: 26 m Kasman P18 8 Pendahara S: 01 o E: 113o Location: + 9 m Elevation: 29 m Sukara Jantan Tlg4 9 Tumbang Lahang Dodi

25 205 Kode Contoh Lokasi GPS Pemilik/ Lap. Lab. Sex P14 10 Pendahara 01 o Kasmandi 113o Location: + 9 m Elevation: 45 m Foto Contoh Sapi KB8 11 Kuluk Bali Kaslan Tlg30 12 Tumbang Lahang S: 01 o E: 113o Location: + 11 m Elevation: 50 m SS. Rangkar Jantan Tlg16 12b Tumbang Lahang Body parameter: Available S: 01 o E: 113o Location: + 7 m Elevation: 35 m Leman Jantan PP31a 15 Petak Putih S: 01 o E: 113o Location: + 10 m Elevation: 48 m Sakoci Tlg2 16 Tumbang Lahang S: 01 o E: 113o Location: + 9 m Elevation: 35 m N Otok/Ga ndis

26 206 Kode Contoh Lokasi GPS Pemilik/ Lap. Lab. Sex P17 17 Pendahara S: 01 o Hendro E: 113o Jantan Location: + 8 m Elevation: 32 m Foto Contoh Sapi P9 18 Pendahara S: 01 o E: 113o Location: + 13 m Elevation: 26 m Manen Tlg8 19 T. Lahang S: 01 o E: 113o Location: + 6 m Elevation: 31 m Lenis BB6 20 B. Bali S: 01 o E: 113o Location: + 11 m Elevation: 21 m Johar BB3 21 B. Bali S: 01 o E: 113o Location: + 39 m Elevation: 75 m Banning BB4 22 B. Bali S: 01 o E: 113o Location: + 11 m Elevation: 21 m Johar

27 207 Kode Contoh Lokasi GPS Pemilik/ Lap. Lab. Sex P2 24 Pendahara S: 01 o M. Dawim E: 113o Location: + 9 m Elevation: 37 m Foto Contoh Sapi P7B 25 Pendahara S: 01 o E: 113o Location: + 9 m Elevation: 37 m Yudediman Jantan PP37a 26 Petak Putih S: 01 o E: 113o Location: + 10 m Elevation: 48 m Lodewik Tlg11a 27 Tumbang Lahang S: 01 o E: 113o Location: + 8 m Elevation: 31 m Uris PP35a 29 Petak Putih S: 01 o E: 113o Location: + 10 m Elevation: 48 m Koweo P1 30 Pendahara S: 01 o E: 113o Location: + 12 m Elevation: 37 m Talo

28 208 Kode Contoh Lokasi GPS Pemilik/ Lap. Lab. Sex Tlg23 31 Tumbang S: 01 o Heri Lahang E: 113o Location: + 7 m Elevation: 47 m Foto Contoh Sapi BB10 32 Buntut Bali S: 01 o E: 113o Location: + 10 m Elevation: 39 m Ikik BB5 33 Buntut Bali S: 01 o E: 113o Location: + 11 m Elevation: 21 m Johar BB12 34 Buntut Bali S: 01 o E: 113o Location: + 10 m Elevation: 39 m Ikik Tlg11b 35 Tumbang Lahang S: 01 o E: 113o Location: + 8 m Elevation: 31 m Uris BB13 36 Buntut Bali S: 01 o E: 113o Location: + 8 m Elevation: 35 m Siner

29 209 Kode Contoh Lokasi GPS Pemilik/ Lap. Lab. Sex BB1 37 Buntut Bali S: 01 o Banning E: 113o Jantan Location: + 39 m Elevation: 75 m Foto Contoh Sapi P11 38 Pendahara S: 01 o E: 113o Location: + 13 m Elevation: 26 m Yandi PP36 39 Petak Putih S: 01 o E: 113o Location: + 10 m Elevation: 48 m Lodewik P4 40 Pendahara S: 01 o E: 113o Location: + 9 m Elevation: 37 m Regene KB7 41 Kuluk Bali Kaslan Tlg Tumbang Lahang S: 01 o E: 113o Location: + 8 m Elevation: 31 m Harum

30 210 Kode Contoh Lokasi GPS Pemilik/ Lap. Lab. Sex Tlg25 43 Tumbang S: 01 o Heri Lahang E: 113o Location: + 7 m Elevation: 47 m Foto Contoh Sapi PP38 45 Petak Putih S: 01 o E: 113o Location: + 10 m Elevation: 48 m Lodewik Jantan PP37b 46 Petak Putih S: 01 o E: 113o Location: + 10 m Elevation: 48 m Lodewik Tlg6 47 Tumbang Lahang Lenis Tlg26 48 Tumbang Lahang S: 01 o E: 113o Location: + 7 m Elevation: 47 m Heri PP34 49 Petak Putih S: 01 o E: 113o Location: + 10 m Elevation: 48 m Koweo Jantan

31 211 Kode Contoh Lokasi GPS Pemilik/ Lap. Lab. Sex Tlg22 51 Tumbang S: 01 o Heri Lahang E: 113o Jantan Location: + 7 m Elevation: 47 m Foto Contoh Sapi P16 52 Pendahara S: 01 o E: 113o Location: + 6 m Elevation: 33 m Cornelis P19 53 Pendahara Sukara H1 54 Hampalam Sabrani Tlg29 55 Tumbang Lahang S: 01 o E: 113o Location: + 11 m Elevation: 50 m SS. Rangkar BB2 58 Buntut Bali S: 01 o E: 113o Location: + 39 m Elevation: 75 m Banning

32 212 Kode Contoh Lokasi GPS Pemilik/ Lap. Lab. Sex PP31b 59 Petak Putih S: 01 o Sakoci E: 113o Location: + 10 m Elevation: 48 m Foto Contoh Sapi PP35b 60 Petak Putih S: 01 o E: 113o Location: + 10 m Elevation: 48 m Koweo P3 62 Pendahara S: 01 o E: 113o Location: + 9 m Elevation: 37 m Regene P5 64 Pendahara S: 01 o E: 113o Location: + 9 m Elevation: 37 m Esra Jantan Tlg9 66 Tumbang Lahang Lenis Jantan Tlg28 67 Tumbang Lahang S: 01 o E: 113o Location: + 11 m Elevation: 50 m SS. Rangkar

33 213 Kode Contoh Lokasi GPS Pemilik/ Lap. Lab. Sex Tlg15 68 Tumbang S: 01 o Leman Lahang E: 113o Jantan Location: + 7 m Elevation: 35 m Foto Contoh Sapi PP32 69 Petak Putih S: 01 o E: 113o Location: + 10 m Elevation: 48 m Sakoci P6 70 Pendahara S: 01 o E: 113o Location: + 9 m Elevation: 37 m Esra Tlg24 75 Tumbang Lahang S: 01 o E: 113o Location: + 7 m Elevation: 47 m Heri Tlg7 77 Tumbang Lahang Lenis

34 214 Kode Contoh Lokasi GPS Pemilik/ Lap. Lab. Sex GM2bf 83 Gunung Mas Poiman Foto Contoh Sapi GM1bf 84 Gunung Mas Poiman BB1bf 85 Buntut Bali Toni Jantan BB2bf 86 Buntut Bali Toni BB3bf 87 Buntut Bali Toni BB4bf 88 Buntut Bali Yus BB5bf 89 Buntut Bali Yus

35 215 Lampiran 3. Macam, ukuran alel dan genotipe pada 15 lokus mikrosatelit, Sapi Katingan dan sapi lokal lain. Macam alel menurut ukuran panjang (bp) (ILSTS045) A B C D E F G H I J K L M N O P R S T U V No Alel 1 Alel 2 Genotipe No Alel 1 Alel 2 Genotipe No Alel 1 Alel 2 Genotipe 1a SV MM NN 2a OS TT GG 3a OS OT MM 4a JJ NS GG SV SV AA OU NN OO VV OU GG VV OR PP OU OO PU SV KK OO OO OR OO OU OU PU GG OU OT GK PU GG HK KK OT GH RR GG 12b OO PU OO FF HH OO OO EH SU OO CE NN JO HH NN GG BB OO JJ DH OO GG BD RR VV BD LO BB OU MS BD OS BD SV MM II TT II MO OO NN

36 216 Macam alel menurut ukuran panjang (bp) (HEL013) A B C D E F G H I J K L M N O P No Alel 1 Alel 2 Genotipe No Alel 1 Alel 2 Genotipe No Alel 1 Alel 2 Genotipe 1a FN FN HP 2a FN FN FN 3a FN FH HP 4a FN EE GO EG DF HK FN FN GO FN FN HO FN FN GO FN FN GO EG FN GO FN FN GN FN FN EL FN FN EL CF FN FM FN FN EL FN FM 12b FN FN GI FN FN FM HP FN EL FN FN GN FN FN AG FN FN HN FN HO GJ FN FN DD GG FN FF FN CC FN FN FF FN BB GI GJ FN HP FN GO

37 217 Macam alel menurut ukuran panjang (bp) (ILSTS017) A B C D E F G H I J K No Alel 1 Alel 2 Genotipe No Alel 1 Alel 2 Genotipe No Alel 1 Alel 2 Genotipe 1a DI EI 2a DI EI 3a DI DI EI 4a DI DI EI DI DI GK DI DI DH FJ DI EJ DJ DI DH DJ DI DH DJ DI DH DJ DI DH DJ FH FH FH FH DH FH FH HH FH FH DH FF FH GI 12b FH DD FJ FH FH EI FH FH DH FH FH EI FF FH EI FH FH EI GI FH GG FI EI DH DG EI CG DG FI BF DG DI DI EI AB DI GK CG DI EG DI EI CG

38 218 Macam alel menurut ukuran panjang (bp) (ILSTS089) A B C D E F G H I J K L M N No Alel 1 Alel 2 Genotipe No Alel 1 Alel 2 Genotipe No Alel 1 Alel 2 Genotipe 1a EE DD DG 2a FF FF EE 3a DD FF GG 4a DF GG EE DD DF EE GG FF DD DD EE EE EE DF GG DF BE JJ FF EI GG DD EG GG FF EE DD FF BB DD DD EE GG EH DD 12b DG CE DF DD DF IK DG DF KM DD DD DG DD KM DD FF IL DF KL II AA FF EG AE DD LN FF DF FF AD AE FF DD

39 219 Macam alel menurut ukuran panjang (bp) (ILSTS029) A B C D E F G H I J K L M N O P R S T U V No Alel 1 Alel 2 Genotipe No Alel 1 Alel 2 Genotipe No Alel 1 Alel 2 Genotipe 1a OP GG LL 2a MT JL LV 3a MU HK LL 4a LM HK JN KK JL JJ JL HJ JJ IM LL PP JL KL IM KL II JL LL II FF KL II JL JJ IM FF NP IM II LU JL JJ JN II EJ HO 12b JL EJ GJ JL EJ FN JL EK GJ JL JJ AA JJ FF AA LL JL AA LM IO AA LM JL AE MM KK AA LM KO AA MN KN LM OO JL GL JJ GO JJ KK JO LR

40 220 Macam alel menurut ukuran panjang (bp) (ILSTS061) A B C D E F G H I J K L M N O P No Alel 1 Alel 2 Genotipe No Alel 1 Alel 2 Genotipe No Alel 1 Alel 2 Genotipe 1a PP GG DD 2a OO GG FF 3a NN LL EH 4a NN GG HH PP GG HH FF GG IL GN CC HM FF GG GI FK GG HH KN GG IN OO MM HH FK BD HH MM MM EH MM DD DK DD IO GG DN DD 12b NN CC EE KK BD GG FF BD EE DD BD FF DD MM EE DH DD EE NN EE NN DD AH FF EE CC FF DD FF FF FM NN FF DD HH HH CC EI DD LL DD HH

41 221 Macam alel menurut ukuran panjang (bp) (CSSM066) A B C D E F G H I J K No Alel 1 Alel 2 Genotipe No Alel 1 Alel 2 Genotipe No Alel 1 Alel 2 Genotipe 1a DH DD FF 2a DD DD FF 3a DD DD FF 4a DD DG GG FF GG II FI GG GG FF DD GG FF GG IJ FF DD GG FF DD GG FF DD GG FF DD II FF DD FF BG JJ DD DD FF DD DG GG 12b CH DG FF BB DD GG BB DD FF CC DD FF BB DD CC DD BF BB KK AA CG GG FK CC GG CH GG DD CH GG GG GG EE II FF GI FF EE

42 222 Macam alel menurut ukuran panjang (bp) (BM1818) A B C D E F G H I J K L M N No Alel 1 Alel 2 Genotipe No Alel 1 Alel 2 Genotipe No Alel 1 Alel 2 Genotipe 1a GK BB DG 2a IN HH GG 3a EJ BB a GG AA DG GG BB GG II KK GG II LL GG II KL GG II LL GG LL LL GG LL LL GJ LL KL JJ GJ LL JJ CG LL JJ JJ LL GJ JJ LL GJ 12b JM LL JJ JM EE FJ JM EE GJ JM EE EH NN EE FH NN GG KN GG II NN BB KK KK BB KK BB KK KK BB KK BB IK II AA II HH GG II HH GG II

43 223 Macam alel menurut ukuran panjang (bp) (ILSTS036) A B C D E F G H I J K L M N O P No Alel 1 Alel 2 Genotipe No Alel 1 Alel 2 Genotipe No Alel 1 Alel 2 Genotipe 1a GG MM FK 2a GG MM HK 3a GG MM II 4a CG MM LL CG II CC KK HI CG KK II GG LL HI BB KN DD KO KK DD OO LM AD OO EE LL KK LL LL ? 190? NN IL OO IL OO KK 12b LL OO JK HL LL LL LL JJ LL KK IL KK LL LL LL EG KL LL HJ LL MM KK LL MM KK KL LM KK LL MM PP KK LL PP HH LL

44 224 Macam alel menurut ukuran panjang (bp) (ILSTS028) A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U No Alel 1 Alel 2 Genotipe No Alel 1 Alel 2 Genotipe No Alel 1 Alel 2 Genotipe 1a MR GN FH 2a HM HK LR 3a HM LQ PU 4a MO GL IO FG GL HO GL HO HM MS HO FL FG DH HM LP HO HO GM HM HO LR HM HI LR IP HO LR IP JM LR BI IO LR IP HN FM BJ EL 12b JP BJ CI IP AH DL GH AH EL HO HM DL GM HM CI JQ MR LR BB FN LR IP GL HN DJ FL NR IP LQ NR IM DL DI FM HN NT DL MR GL DL GL DL MR

45 225 Macam alel menurut ukuran panjang (bp) (ILSTS030) A B C D E F G H I J No Alel 1 Alel 2 Genotipe No Alel 1 Alel 2 Genotipe No Alel 1 Alel 2 Genotipe 1a EE GH BG 2a BG GG GG 3a EE GI GG 4a EE GG GG DD GG HH EE GG HH GG II HH EE GG GG BE GI GG EE II HH EE II IJ EE GI BI BG GG GG BD BG FG DD FF GG DD GI GG 12b EE FF GG FF GG GG BF DD GG FF DD HI FF DG GG FF BD GG CE DD FF AG DD DD EE DD GG CE AB GG DD GG CC DD BG CC DD HH GG EH AB BB GI

46 226 Macam alel menurut ukuran panjang (bp) (ILSTS052) A B C D E F G H I J K L M N No Alel 1 Alel 2 Genotipe No Alel 1 Alel 2 Genotipe No Alel 1 Alel 2 Genotipe 1a AA CC FN 2a BB CC FN 3a BB AA CJ 4a BB CH CJ CK CC EL CK CC EL CK CC FM CK CC EL CK CC EL CK CK EL CG CC EL CK CC FM CK CC EL CK CC FM CK DF CC CK CF BF 12b CK CC CC CK CC BF CK CK BB CK CC FF CK CF BB DL CK BB DL CC BB DL CF CF EM DK CC EM EH CC DL FN DL FN BB CC EI BB CC EM CC FN BB

47 227 Macam alel menurut ukuran panjang (bp) (ILSTS056) A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U No Alel 1 Alel 2 Genotipe No Alel 1 Alel 2 Genotipe No Alel 1 Alel 2 Genotipe 1a FL DH HM 2a FL FO HM 3a FL EM DI 4a FL FM DK EK EM FH CK MO DK CK FM FP CL FM DK CG MO DM KR KU CL EK DF CL KR DL BK GM DL EI FN DM JT GM KU JK GM DK EI 12b KU GH CJ DJ HI CJ DL JT DF DF IS AJ GQ DI AJ KT DI BJ KT DI AJ FK AD BJ KT FP JK KT FP DJ FL LU JN KT FL DH KM HL EM FL GP EL HM GK

48 228 Macam alel menurut ukuran panjang (bp) (ILSTS073) A B C D E F G H I J K L M N O No Alel 1 Alel 2 Genotipe No Alel 1 Alel 2 Genotipe No Alel 1 Alel 2 Genotipe 1a EE EI EI 2a EJ EE EI 3a CG EI IO 4a EK EI EI JL EE IO EE CG EI EG CG EI EE EE CD EE EE FK GK EH EI GN EE EE GG EE EJ DE EI HN DE II HN DM EI EH EH KK 12b DF EH FH DD EE EH DD EE EH DF EE EK DG HH HJ DD EH KK DF HJ DD EH EM EI EH EE EE EE II EE EE HN EE EE HN EE EI AB EE EI GG

HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi DNA Mikrosatelit

HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi DNA Mikrosatelit HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi DNA Mikrosatelit Amplifikasi DNA dilakukan dengan tiga macam primer yaitu ILSTS028, ILSTS052 dan ILSTS056 serta masing-masing lokus menganalisis 70 sampel DNA. Hasil amplifikasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi DNA Mikrosatelit

HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi DNA Mikrosatelit HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi DNA Mikrosatelit Amplifikasi DNA mikrosatelit pada sapi Katingan dianalisis menggunakan tiga primer yaitu ILSTS073, ILSTS030 dan HEL013. Ketiga primer tersebut dapat mengamplifikasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :...... LAMPIRAN 50 Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama :... 2. Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :... 4. Pendidikan Terakhir :.. 5. Mata Pencaharian a. Petani/peternak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Kalimantan Tengah

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Kalimantan Tengah TINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Kalimantan Tengah Berdasarkan aspek pewilayahan Kalimantan Tengah mempunyai potensi besar untuk pengembangan peternakan dilihat dari luas lahan 153.564 km 2 yang terdiri atas

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

Nomor : Nama pewancara : Tanggal : KUESIONER PETERNAK SAPI BALI DI DESA PA RAPPUNGANTA KABUPATEN TAKALAR, SULAWESEI SELATAN

Nomor : Nama pewancara : Tanggal : KUESIONER PETERNAK SAPI BALI DI DESA PA RAPPUNGANTA KABUPATEN TAKALAR, SULAWESEI SELATAN LAMPIRAN Lampiran 1. Form Kuesioner Wawancara Peternak Nomor : Nama pewancara : Tanggal : KUESIONER PETERNAK SAPI BALI DI DESA PA RAPPUNGANTA KABUPATEN TAKALAR, SULAWESEI SELATAN I. Identitas Responden

Lebih terperinci

CONTOH SOAL MATEMATIKA SMP SATU ATAP: 1. Hasil dari (3 + (-4)) (5 + 3) adalah... A. 8 B. -7 C. -8 D Hasil dari adalah... A.

CONTOH SOAL MATEMATIKA SMP SATU ATAP: 1. Hasil dari (3 + (-4)) (5 + 3) adalah... A. 8 B. -7 C. -8 D Hasil dari adalah... A. CONTOH SOAL MATEMATIKA SMP SATU ATAP: 1. Hasil dari (3 + (-4)) (5 + 3) adalah... A. 8 B. -7 C. -8 D. -15 2. Hasil dari 12+13-14 adalah... A. 320 B. 512 C. 712 D. 1 E. 3. Ibu membeli 24 permen yang akan

Lebih terperinci

5 S u k u B u n g a 1 5 %

5 S u k u B u n g a 1 5 % P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L ( P P U K ) U S A H A A B O N I K A N P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L ( P P U K ) U S A H A A B O N I K A N B A N K I N D O N E S I A K A

Lebih terperinci

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON No. Potensi Data Tahun 2009 Data Tahun 2010*) 1. Luas lahan pertanian (Ha) 327 327

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Plasma nutfah ternak mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan pangan dan kesejahteraan bagi masyarakat dan lingkungannya. Sebagai negara tropis Indonesia memiliki

Lebih terperinci

Data Survey Kendaraan Yang Keluar Areal Parkir

Data Survey Kendaraan Yang Keluar Areal Parkir LAMPIRAN E.2-1 Data Survey Kendaraan Yang Keluar Areal Parkir Lokasi Survey : Areal Parkir Bagian Depan Jenis Kendaraan : Sepeda Motor Hari/Tanggal : Senin, 10 Juli 2006 Surveyor : Heri Plat Kendaraan

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR LUDY K. KRISTIANTO, MASTUR dan RINA SINTAWATI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ABSTRAK Kerbau bagi

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN Lokakarya Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa SawitSapi POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN ABDULLAH BAMUALIM dan SUBOWO G. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga VI. ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Ketersediaan Input Dalam mengusahakan ternak sapi ada beberapa input yang harus dipenuhi seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi sosial negara sedang berkembang dengan membantu membangun struktur ekonomi dan sosial yang kuat (Partomo,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Peternakan adalah kegiatan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi. Peternakan merupakan

Lebih terperinci

KERAGAMAN DNA MIKROSATELIT LOKUS ILSTS073, ILSTS030 DAN HEL013 PADA SAPI KATINGAN DI KALIMANTAN TENGAH SKRIPSI RAHMAH MUTHMAINNAH

KERAGAMAN DNA MIKROSATELIT LOKUS ILSTS073, ILSTS030 DAN HEL013 PADA SAPI KATINGAN DI KALIMANTAN TENGAH SKRIPSI RAHMAH MUTHMAINNAH KERAGAMAN DNA MIKROSATELIT LOKUS ILSTS073, ILSTS030 DAN HEL013 PADA SAPI KATINGAN DI KALIMANTAN TENGAH SKRIPSI RAHMAH MUTHMAINNAH DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT

Lebih terperinci

Bidang Tanaman Pangan

Bidang Tanaman Pangan Bidang Tanaman Pangan SASARAN Dinas Tan. Pangan, Horti. & Peternakan Kalimantan Tengah 1 Meningkatkan Jumlah Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura; 2 Meningkatkan Jumlah

Lebih terperinci

KAJIAN RAGAM SUMBER PENDAPATAN RUMAH TANGGA PEDESAAN (STUDI KASUS DESA PRIMA TANI KABUPATEN PROBOLINGGO, JAWA TIMUR)

KAJIAN RAGAM SUMBER PENDAPATAN RUMAH TANGGA PEDESAAN (STUDI KASUS DESA PRIMA TANI KABUPATEN PROBOLINGGO, JAWA TIMUR) KAJIAN RAGAM SUMBER PENDAPATAN RUMAH TANGGA PEDESAAN (STUDI KASUS DESA PRIMA TANI KABUPATEN PROBOLINGGO, JAWA TIMUR) Kasmiyati, Amik Krismawati dan Dwi Setyorini Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan peternakan di Indonesia lebih ditujukan guna

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan peternakan di Indonesia lebih ditujukan guna PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan peternakan di Indonesia lebih ditujukan guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dan peternak serta mampu meningkatkan gizi masyarakat. Pengelolaan usaha

Lebih terperinci

PERAN SERTA TERNAK SEBAGAI KOMPONEN USAHATANI PADI UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI

PERAN SERTA TERNAK SEBAGAI KOMPONEN USAHATANI PADI UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI PERAN SERTA TERNAK SEBAGAI KOMPONEN USAHATANI PADI UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MH. Togatorop dan Wayan Sudana Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Bogor ABSTRAK Suatu pengkajian

Lebih terperinci

PROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI

PROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI PROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI H. AKHYAR Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Batang Hari PENDAHULUAN Kabupaten Batang Hari dengan penduduk 226.383 jiwa (2008) dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

USAHA KONVEKSI PAKAIAN JADI

USAHA KONVEKSI PAKAIAN JADI P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L S Y A R I A H ( P P U K -S Y A R I A H ) U S A H A K O N V E K S I P A K A I A N J A D I P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L S Y A R I A H (

Lebih terperinci

I. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016

I. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016 I. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016 A. Program. Sebagai upaya untuk mewujudkan sasaran pembangunan peternakan ditempuh melalui 1 (satu) program utama yaitu Program Pengembangan Agribisnis. Program ini bertujuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah Menurut Yusdja (2005), usaha sapi perah sudah berkembang sejak tahun 1960 ditandai dengan pembangunan usaha-usaha swasta dalam peternakan sapi perah

Lebih terperinci

KAJIAN PERSEPSI DAN ADOPSI PETERNAK SAPI TERHADAP TEKNOLOGI BUDIDAYA SAPI UNGGUL DI KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

KAJIAN PERSEPSI DAN ADOPSI PETERNAK SAPI TERHADAP TEKNOLOGI BUDIDAYA SAPI UNGGUL DI KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU KAJIAN PERSEPSI DAN ADOPSI PETERNAK SAPI TERHADAP TEKNOLOGI BUDIDAYA SAPI UNGGUL DI KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU Zul Efendi, Harwi Kusnadi, dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

MINGGU VI UJI CHI SQUARE. Dyah Maharani, Ph.D.

MINGGU VI UJI CHI SQUARE. Dyah Maharani, Ph.D. MINGGU VI UJI CHI SQUARE Dyah Maharani, Ph.D. PENGERTIAN CHI-SQUARE Chi square adalah pengujian hipotesis mengenai perbandingan antara frekuensi observasi atau yang benar-benar terjadi dengan frekuensi

Lebih terperinci

pengembangan KERBAU KALANG SUHARDI, S.Pt.,MP Plasmanutfah Kalimantan Timur

pengembangan KERBAU KALANG SUHARDI, S.Pt.,MP Plasmanutfah Kalimantan Timur pengembangan KERBAU KALANG SUHARDI, S.Pt.,MP Plasmanutfah Kalimantan Timur Latar Belakang 1. Kebutuhan konsumsi daging cenderung mengalami peningkatan sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KERAGAMAN DNA MIKROSATELIT LOKUS CSSM066, ILSTS029 DAN ILSTS061 PADA SAPI KATINGAN DI KALIMANTAN TENGAH SKRIPSI REVY PURWANTI

IDENTIFIKASI KERAGAMAN DNA MIKROSATELIT LOKUS CSSM066, ILSTS029 DAN ILSTS061 PADA SAPI KATINGAN DI KALIMANTAN TENGAH SKRIPSI REVY PURWANTI IDENTIFIKASI KERAGAMAN DNA MIKROSATELIT LOKUS CSSM066, ILSTS029 DAN ILSTS061 PADA SAPI KATINGAN DI KALIMANTAN TENGAH SKRIPSI REVY PURWANTI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

m 2 BUDIDAYA PEMBESARAN IKAN LELE

m 2 BUDIDAYA PEMBESARAN IKAN LELE P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L ( P P U K ) B U D I D A Y A P E M B E S A R A N I K A N L E L E P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L ( P P U K ) B U D I D A Y A P E M B E S A

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI. merupakan salah satu daerah pertanian produktif di Kabupaten Majalengka.

IV. METODOLOGI. merupakan salah satu daerah pertanian produktif di Kabupaten Majalengka. IV. METODOLOGI 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Sukahaji merupakan salah satu

Lebih terperinci

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah peternak yang mengusahakan anakan ternak sapi dengan jumlah kepemilikan sapi betina minimal 2 ekor.

Lebih terperinci

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu : PROJECT DIGEST NAMA CLUSTER : Ternak Sapi JUDUL KEGIATAN : DISEMINASI INOVASI TEKNOLOGI pembibitan menghasilkan sapi bakalan super (bobot lahir > 12 kg DI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN TTU PENANGGUNG JAWAB

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dusun Selo Ngisor, Desa Batur, Kecamatan getasan terletak sekitar 15 km dari Salatiga, dibawah kaki gunung Merbabu (Anonim, 2010). Daerah ini

Lebih terperinci

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO 10.1. Kebijakan Umum Penduduk Kabupaten Situbondo pada umumnya banyak

Lebih terperinci

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI 6.1. Proses Budidaya Ganyong Ganyong ini merupakan tanaman berimpang yang biasa ditanam oleh petani dalam skala terbatas. Umbinya merupakan

Lebih terperinci

BUKU SAKU DATA PETERNAKAN DAN PERIKANAN 2014

BUKU SAKU DATA PETERNAKAN DAN PERIKANAN 2014 BUKU SAKU DATA PETERNAKAN DAN PERIKANAN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS JL. MUHAMMAD AMIN KM. 12,5 MUARA BELITI TELP. (0733) 4540026 E-Mail. Nakkanmusirawas@Gmail.Com TAHUN 2015

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat

Lebih terperinci

ABSTRAK. (xii lampiran)

ABSTRAK. (xii lampiran) ABSTRAK Fatma Kusuma Wardani, 1008486 Analisis Penentuan Portofolio Efisien Saham Pada Sepuluh Sekuritas Dalam Perusahaan Perbankan Kata Kunci : Portofolio yang efisien, Markowitz (xii + 39 + lampiran)

Lebih terperinci

PROFIL DAN ANALISA USAHA TERNAK KERBAU DI DESA DANGDANG KECAMATAN CISAUK KABUPATEN TANGERANG

PROFIL DAN ANALISA USAHA TERNAK KERBAU DI DESA DANGDANG KECAMATAN CISAUK KABUPATEN TANGERANG PROFIL DAN ANALISA USAHA TERNAK KERBAU DI DESA DANGDANG KECAMATAN CISAUK KABUPATEN TANGERANG S. RUSDIANA Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Jl. Raya Pajajara,n Kav.E 59, Bogor ABSTRAK Usaha ternak

Lebih terperinci

Sesi Perdagangan Pasar Saat ini Setelah Perubahan Sesi Pra-Pembukaan Reguler s.d s.d Sesi I

Sesi Perdagangan Pasar Saat ini Setelah Perubahan Sesi Pra-Pembukaan Reguler s.d s.d Sesi I PERUBAHAN JAM PERDAGANGAN BURSA Peraturan No II-A Tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Diberlakukan: 2 Januari 2013 Pokok Perubahan 1. Memajukan 30 menit awal waktu perdagangan. 2. Penerapan sesi

Lebih terperinci

EC Collaborative Land Use Planning and Sustainable Institutional Arrangements. Provinsi :... Kabupaten :... Kecamatan :... Desa :... Responden :...

EC Collaborative Land Use Planning and Sustainable Institutional Arrangements. Provinsi :... Kabupaten :... Kecamatan :... Desa :... Responden :... Kuesioner 2. Survei rumah tangga Provinsi :... Kabupaten :... Kecamatan :... Desa :... Responden :... Tanggal :... Pewawancara :... Pencatat :... A. Data umum A.1 Keluarga A.1.1 Nama responden:... A.1.2

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini dibahas mengenai langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji kerja daya sisip dari citra terhadap pesan menggunakan kecocokan nilai warna terhadap pesan berbahasa

Lebih terperinci

V. KEMISKINAN 5.1 Kemiskinan di Desa Sitemu

V. KEMISKINAN 5.1 Kemiskinan di Desa Sitemu V. KEMISKINAN 5.1 Kemiskinan di Desa Sitemu Berdasarkan hasil pendataan sosial ekonomi penduduk (PSEP) yang dilakukan oleh BPS pada tahun 2005 diketahui jumlah keluarga miskin di Desa Sitemu 340 KK. Kriteria

Lebih terperinci

P r o f i l U s a h. a A s p e k P a s a r P e r m i n t a a n H a r g a...

P r o f i l U s a h. a A s p e k P a s a r P e r m i n t a a n H a r g a... P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L S Y A R I A H ( P P U K -S Y A R I A H ) I N D U S T R I S O H U N P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L S Y A R I A H ( P P U K -S Y A R I A H

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan kebutuhan daging sapi lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan daging sapi. Ternak sapi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Lampung Timur merupakan salah satu daerah di provinsi Lampung yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan jagung, sehingga

Lebih terperinci

STRATEGI USAHA PENGEMBANGAN PETERNAKAN YANG BERKESINAMBUNGAN

STRATEGI USAHA PENGEMBANGAN PETERNAKAN YANG BERKESINAMBUNGAN STRATEGI USAHA PENGEMBANGAN PETERNAKAN YANG BERKESINAMBUNGAN H. MASNGUT IMAM S. Praktisi Bidang Peternakan dan Pertanian, Blitar, Jawa Timur PENDAHULUAN Pembangunan pertanian berbasis sektor peternakan

Lebih terperinci

1, 1 PENANGKAPAN IKAN DENGAN PURSE SEINE

1, 1 PENANGKAPAN IKAN DENGAN PURSE SEINE P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L ( P P U K ) P E N A N G K A P A N I K A N D E N G A N P U R S E S E I N E P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L ( P P U K ) P E N A N G K A P A

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. industri dan sektor pertanian saling berkaitan sebab bahan baku dalam proses

I. PENDAHULUAN. industri dan sektor pertanian saling berkaitan sebab bahan baku dalam proses 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan dalam pembangunan perekonomian di Indonesia sebagian besar dipengaruhi oleh petumbuhan di sektor industri dan sektor pertanian. Sektor industri dan sektor

Lebih terperinci

SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PETERNAKAN

SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PETERNAKAN REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2003 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PETERNAKAN RAHASIA Jenis ternak/unggas terpilih* ) :.. I. PENGENALAN TEMPAT 1. Propinsi 2. Kabupaten/Kota ** ) 3. Kecamatan 4. Desa/Kelurahan

Lebih terperinci

PEMBUATAN LAPORAN PEMBUKUAN SIMPAN PINJAM

PEMBUATAN LAPORAN PEMBUKUAN SIMPAN PINJAM PEMBUATAN LAPORAN PEMBUKUAN SIMPAN PINJAM oleh: Drs. Wihandaru Sotya P, M.Si Pendahuluan Pembukuan merupakan pekerjaan yang tidak sulit namun memerlukan ketelitian, khususnya yang berkaitan dengan simpan

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP 50 Lampiran 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Dian Eriyanti Doloksaribu Tempat, Tanggal Lahir : Pematangsiantar, 19 Mei 1993 Alamat : Jalan Jamin Ginting Gang Dipanegara No. 17C Agama : Protestan Jenis Kelamin

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia Sapi lokal memiliki potensi sebagai penghasil daging dalam negeri. Sapi lokal memiliki kelebihan, yaitu daya adaptasi terhadap lingkungan tinggi, mampu

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

USAHA BUDIDAYA CABAI MERAH

USAHA BUDIDAYA CABAI MERAH P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L S Y A R I A H ( P P U K -S Y A R I A H ) U S A H A B U D I D A Y A C A B A I M E R A H P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L S Y A R I A H ( P

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat pedesaan pada umumnya bermatapencaharian sebagai petani, selain usaha pertaniannya, usaha peternakan pun banyak dikelola oleh masyarakat pedesaan salah satunya

Lebih terperinci

Lampiran 1. Diskripsi Varietas Padi Ciherang

Lampiran 1. Diskripsi Varietas Padi Ciherang L A M P I R A N 178 Lampiran 1. Diskripsi Varietas Padi Ciherang Lampiran 2. Diskripsi Varietas Padi IR 64 179 180 Lampiran 3. Peta administrasi dan plot stasiun hujan Kabupaten Indramayu S U B A N G CIREBON

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan pengalaman, wawasan, dan keterampilan yang dikuasainya.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan pengalaman, wawasan, dan keterampilan yang dikuasainya. V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Petani Petani adalah pelaku usahatani yang mengatur segala faktor produksi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kualitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mayoritasnya bermatapencarian sebagai petani.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mayoritasnya bermatapencarian sebagai petani. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mayoritasnya bermatapencarian sebagai petani. Peternakan merupakan salah satu sub sektor terpenting berdasarkan pertimbangan potensi sumber

Lebih terperinci

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5.

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5. NO KOMODITAS POPULASI (EKOR) PRODUKSI DAGING (TON) 1 Sapi Potong 112.249 3.790,82 2 Sapi Perah 208 4,49 3 Kerbau 19.119 640,51 4 Kambing 377.350 235,33 5 Domba 5.238 17,30 6 Babi 6.482 24,55 7 Kuda 31

Lebih terperinci

SURVEI PENDASARAN SOSIAL EKONOMI PROYEK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MISKIN MELAUI INOVASI (P4M2I)

SURVEI PENDASARAN SOSIAL EKONOMI PROYEK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MISKIN MELAUI INOVASI (P4M2I) SURVEI PENDASARAN SOSIAL EKONOMI PROYEK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MISKIN MELAUI INOVASI (P4M2I) Dr. Dewa K. S. Swastika Dr. Bambang Irawan Ir. Herman Supriadi, MS Dr. Edi Basuno Ir. Endang L. Hastuti,

Lebih terperinci

MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS

MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS OLEH: DWI LESTARI NINGRUM, S.Pt Perkembangan ayam buras (bukan ras) atau lebih dikenal dengan sebutan ayam kampung di Indonesia berkembang pesat dan telah banyak

Lebih terperinci

1. Laporan Identifikasi Pemilik dan Hewan AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR EMERGING INFECTIOUS DISEASES

1. Laporan Identifikasi Pemilik dan Hewan AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR EMERGING INFECTIOUS DISEASES 1. Laporan Identifikasi Pemilik dan Hewan isikhnas - IB Kenapa perlu Data IB??? Melakukan identifikasi ternak (akseptor) yang dapat di inseminasi Kecepatan informasi antara peternak dan inseminator dalam

Lebih terperinci

VII. PEMECAHAN OPTIMAL MODEL INTEGRASI TANAMAN TERNAK

VII. PEMECAHAN OPTIMAL MODEL INTEGRASI TANAMAN TERNAK VII. PEMECAHAN OPTIMAL MODEL INTEGRASI TANAMAN TERNAK 7.1. Pola Usahatani Pola usahatani yang dimasukkan dalam program linier sesuai kebiasaan petani adalah pola tanam padi-bera untuk lahan sawah satu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan sapi kacang atau sapi kacangan, sapi pekidulan, sapi

PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan sapi kacang atau sapi kacangan, sapi pekidulan, sapi I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi Pasundan merupakan sapi lokal di Jawa Barat yang diresmikan pada tahun 2014 oleh Menteri pertanian (mentan), sebagai rumpun baru berdasarkan SK Nomor 1051/kpts/SR.120/10/2014.

Lebih terperinci

POHON KINERJA DINAS PERTANIAN

POHON KINERJA DINAS PERTANIAN POHON KINERJA DINAS PERTANIAN II 1. Meningkatnya peningkatan produksi tanaman pangan, palawija dan 2. Mengembangkan Kegiatan Agribisnis menuju usaha tani modern 3. Meningkatnya pemanfaatan jaringan irigasi

Lebih terperinci

Tabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman

Tabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman IV. Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan HPT Jenis, produksi dan mutu hasil suatu tumbuhan yang dapat hidup di suatu daerah dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu: Iklim Tanah Spesies Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 59 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil data survai dan analisis yang dilakukan pada lahan parkir Rumah Sakit Umum Daerah RAA Soewondo Pati selama 3 hari dapat diambil kesimpulan

Lebih terperinci

AGROVETERINER Vol.5, No.1 Desember 2016

AGROVETERINER Vol.5, No.1 Desember 2016 50 ANALISIS PERSEPSI DAN HARAPAN PETERNAK SAPI MADURA TERHADAP SISTEM BAGI HASIL TERNAK DI KECAMATAN TANAH MERAH KABUPATEN BANGKALAN Agus Widodo 1), Agung Budianto Ahmad 1), Lita Rakhma Yustinasari 2)

Lebih terperinci

INTENSIFIKASI TERNAK AYAM BURAS

INTENSIFIKASI TERNAK AYAM BURAS INTENSIFIKASI TERNAK AYAM BURAS 1. PENDAHULUAN Perkembangan ayam buras (bukan ras) atau lebih dikenal dengan sebutan ayam kampung di Indonesia berkembang pesat dan telah banyak dipelihara oleh peternak-peternak

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. pengembangan sistem yang menggunakan metode SDLC (System Development

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. pengembangan sistem yang menggunakan metode SDLC (System Development BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN A. Implementasi Implementasi adalah suatu proses penerapan rancangan program yang telah dibuat kedalam sebuah pemrograman sesuai dengan rencana yang telah di rancang sebelumnya

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Desa Purwasari Desa Purwasari merupakan salah satu Desa pengembangan ubi jalar di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Usahatani ubi jalar menjadi

Lebih terperinci

INTEGRASI SAPI-SAWIT DI KALIMANTAN TENGAH (Fokus Pengamatan di Kabupaten Kotawaringin Barat)

INTEGRASI SAPI-SAWIT DI KALIMANTAN TENGAH (Fokus Pengamatan di Kabupaten Kotawaringin Barat) INTEGRASI SAPI-SAWIT DI KALIMANTAN TENGAH (Fokus Pengamatan di Kabupaten Kotawaringin Barat) Ermin Widjaja PENDAHULUAN Luas perkebunan di Kalimantan Tengah berkembang dengan pesat dari 712.026 Ha pada

Lebih terperinci

IX. KESIMPULAN DAN SARAN. petani cukup tinggi, dimana sebagian besar alokasi pengeluaran. dipergunakan untuk membiayai konsumsi pangan.

IX. KESIMPULAN DAN SARAN. petani cukup tinggi, dimana sebagian besar alokasi pengeluaran. dipergunakan untuk membiayai konsumsi pangan. IX. KESIMPULAN DAN SARAN 9.1. Kesimpulan 1. Penggunaan tenaga kerja bagi suami dialokasikan utamanya pada kegiatan usahatani, sedangkan istri dan anak lebih banyak bekerja pada usaha di luar usahataninya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. begitu ekonomi riil Indonesia belum benar-benar pulih, kemudian terjadi lagi

PENDAHULUAN. begitu ekonomi riil Indonesia belum benar-benar pulih, kemudian terjadi lagi PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia adalah negara yang mengalami keterpurukan ekonomi sejak tahun 1997, setelah itu Indonesia mulai bangkit dari keterpurukan itu, namun begitu ekonomi riil Indonesia belum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang) 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung

Lebih terperinci

A s p e k P a s a r P e r m i n t a a n... 9

A s p e k P a s a r P e r m i n t a a n... 9 P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L S Y A R I A H ( P P U K -S Y A R I A H ) U S A H A K E R U P U K I K A N P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L S Y A R I A H ( P P U K -S Y A R

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi 70 V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi Sulawesi Tenggara, secara geografis terletak dibagian selatan garis katulistiwa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Domba merupakan salah satu ternak ruminansia kecil yang memiliki potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan sudah sangat umum dibudidayakan

Lebih terperinci

KAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG

KAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG KAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG Rohmad Budiono 1 dan Rini Widiati 2 1 Balai Pengkajian Teknoogi Pertanan Jawa Timur 2 Fakultas Peternakan UGM, Yogyakarta ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Sumber Daya Ternak Sapi dan Kerbau Sebanyak empat puluh responden yang diwawancarai berasal dari empat kecamatan di Kabupaten Sumbawa yaitu : Kecamatan Moyo Hilir, Lenangguar, Labuan

Lebih terperinci

IV. DESKRIPSI PENELITIAN DAN SKEMA KREDIT

IV. DESKRIPSI PENELITIAN DAN SKEMA KREDIT IV. DESKRIPSI PENELITIAN DAN SKEMA KREDIT 4.1. Deskripsi Wilayah Deskripsi mengenai karakteristik wilayah Kabupaten Bogor dikelompokkan dalam beberapa aspek yaitu: (1) keadaan geografi dan kependudukan,

Lebih terperinci

PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS TERNAK SAPI POTONG DI KELURAHAN MERDEKA KECAMATAN KUPANG TIMUR KABUPATEN KUPANG

PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS TERNAK SAPI POTONG DI KELURAHAN MERDEKA KECAMATAN KUPANG TIMUR KABUPATEN KUPANG PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS TERNAK SAPI POTONG DI KELURAHAN MERDEKA KECAMATAN KUPANG TIMUR KABUPATEN KUPANG Ferdinan S. Suek, Melkianus D. S. Randu Program Studi Produksi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka Sapi adalah hewan ternak terpenting dari jenis jenis hewan ternak yang dipelihara manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia lainnya.

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA KELAS 8 APRIL 2018

MODUL MATEMATIKA KELAS 8 APRIL 2018 MODUL MATEMATIKA KELAS 8 APRIL 2018 1. KUBUS BANGUN RUANG SISI DATAR Kubus merupakan bangun ruang beraturan yang dibentuk oleh enam buah persegi yang bentuk dan ukurannya sama. Unsur-unsur Kubus 1. Sisi

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI RUMAHTANGGA PETANI SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAK. umum perilaku ekonomi rumahtangga petani di wilayah penelitian.

V. DESKRIPSI RUMAHTANGGA PETANI SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAK. umum perilaku ekonomi rumahtangga petani di wilayah penelitian. V. DESKRIPSI RUMAHTANGGA PETANI SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAK Deskripsi statistik rumahtangga petani dilakukan pada peubah-peubah yang digunakan dalam model ekonometrika, sehingga dapat memberikan gambaran

Lebih terperinci

PROSPEK PENGEMBANGAN AYAM BURAS BERWAWASAN AGRIBISNIS DI KALIMANTAN TENGAH

PROSPEK PENGEMBANGAN AYAM BURAS BERWAWASAN AGRIBISNIS DI KALIMANTAN TENGAH PROSPEK PENGEMBANGAN AYAM BURAS BERWAWASAN AGRIBISNIS DI KALIMANTAN TENGAH SALFINA NURDIN AHMAD dan DEDDY DJAUHARI SISWANSYAH Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah ABSTRAK Kalimantan Tengah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT Kopi Mandailing. No Indikator Parameter Skor

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT Kopi Mandailing. No Indikator Parameter Skor 76 Lampiran. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT Kopi Mandailing I. FAKTOR INTERNAL No Indikator Parameter Skor. Kondisi fisik dan mutu Kopi Mandailing Grade Grade Grade Grade. Produksi kopi Mandailing

Lebih terperinci

UPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TERNAK DOMBA MELALUI PERBAIKAN MUTU PAKAN DAN PENINGKATAN PERAN KELOMPOKTANI DI KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS

UPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TERNAK DOMBA MELALUI PERBAIKAN MUTU PAKAN DAN PENINGKATAN PERAN KELOMPOKTANI DI KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS UPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TERNAK DOMBA MELALUI PERBAIKAN MUTU PAKAN DAN PENINGKATAN PERAN KELOMPOKTANI DI KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS Oleh TITA RAHAYU Fakultas Pertanian Universitas Galuh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Pengelolaan usahatani pada hakikatnya akan dipengaruhi oleh prilaku petani yang mengusahakan. Perilaku

Lebih terperinci

I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah

I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah KABUPATEN JOMBANG I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas Batas Wilayah Secara administrasi, Kabupaten Jombang terbagi menjadi 21 kecamatan yang terdiri dari 302 desa 4 kelurahan serta 1.258 dusun. Luas wilayah

Lebih terperinci

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR 8.1 Penerimaan Usahatani Ubi Jalar Penerimaan usahatani ubi jalar terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan tidak tunai. Penerimaan tunai merupakan penerimaan

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN P erencanaan Strategis Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan merupakan bagian dari implementasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang yang dibutuhkan manusia, dengan cara budidaya usaha tani. Namun pertumbuhan manusia dan

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI USAHA TERNAK SAPI-TANAMAN. umum rumahtangga petani peternak sapi sebagai responden. Keadaan umum wilayah

V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI USAHA TERNAK SAPI-TANAMAN. umum rumahtangga petani peternak sapi sebagai responden. Keadaan umum wilayah V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI USAHA TERNAK SAPI-TANAMAN Pada bagian ini akan dibahas keadaan umum wilayah penelitian dan keadaan umum rumahtangga petani peternak sapi sebagai responden. Keadaan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Daerah Penelitian Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. KUNAK didirikan berdasarkan keputusan presiden

Lebih terperinci