BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Honda Tipe Absolute Revo Produksi Tahun 2009 Secara umum tipe motor Honda Absolute Revo ini seperti halnya kebanyakan jenis motor di pasaran, dengan menggunakan sistim pembakaran karburator dengan bantuan api dari busi untuk membantu pembakaran dalam ruang bakar yang mengkompresi bahan bakar premium dalam ruang bakarnya. Sistim kelistrikan untuk instrumen indikator lampu, klakson dan elektrik starter yang dirangakai sederhana. Dengan sistim pengereman menggunakan discbrake untuk roda depan, dan menggunakan teromol untuk pengereman roda belakang. Gambar 2.1. Motor Honda Absolute Revo 2009 Sumber: Brosur Pemasaran Honda Absolute Revo 2009

2 8 Berikut adalah gambaran tentang spesifikasi dari motor absolute revo sebagai informasi teknis untuk kemampuan dan kinerja dari kendaraan ini. Tabel 2.1 Spesifikasi Honda Absolute Revo Panjang X lebar X tinggi : x 709 x mm 2 Jarak sumbu roda : mm 3 Jarak terendah ke tanah : 147 mm 4 Berat kosong : 98 kg (CW) ; 97 kg (Spoke) 5 Tipe rangka : Tulang punggung 6 Tipe suspensi depan : Teleskopik 7 Tipe suspensi belakang Lengan ayun dengan peredam kejut : ganda 8 Ukuran ban depan : 70/90-17 M/C 38P 9 Ukuran ban belakang : 80/90-17 M/C 44P 10 Rem depan : Cakram hidrolik, dengan piston tunggal 11 Rem belakang : Tromol Kapasitas tangki bahan 12 bakar : 3,7 lt 13 Tipe mesin : 4 langkah, SOHC, pendinginan udara 14 Diameter x langkah : 50 x 55,6 mm 15 Volume langkah : 109,1 cc 16 Perbandingan kompresi : 9,0 :1 17 Daya maksimum : 8,46 PS/7.500 rpm 18 Torsi maksimum : 0,86 kgf.m/5.500 rpm Kapasitas minyak 19 pelumas mesin : 0,8 lt pada pergantian periodik 20 Kopling Otomatis : Sentrifugal, tipe basah, dan ganda 21 Gigi transmsi : 4 kecepatan bertautan tetap 22 Pola pengoperan gigi : Sentrifugal, tipe basah, dan ganda 23 Starter : Pedal dan Elektrik 24 Aki : MF 12 V - 3 Ah 25 Busi : ND U20EPR9S, NGK CPR6EA-9S 26 Sistem pengapian : DC-CDI, Battery Sumber: Katalog Honda Absolute Revo 2009 Adapun sistem kerja mesinnya adalah termasuk jenis motor 4 tak, motor 4 tak adalah motor yang setiap siklus kerjanya diselesaikan dalam empat langkah torak atau dua kali putaran poros engkol. Selama

3 9 empat kali langkah torak tersebut mengalami lima proses, yaitu pengisian, kompresi, pembakaran, ekspansi / kerja, dan pembuangan. Rangkaian proses dalam langkah-langkah torak setiap siklus kerjanya adalah sebagai berikut: Proses Pengisian Pengisian atau pemasukan bahan bakar udara terjadi pada langkah pertama, yaitu saat torak bergerak dari TMA (Titik Mati Atas) ke TMB (Titik Mati Bawah) di mana katup masuk terbuka dan katup pembuangan tertutup. Sebaiknya konsentrasi antara bensin dan udara yang masuk ke dalam ruang bakar harus tepat jangan sampai terlalu kaya atau terlalu miskin untuk menghasilkan pembakaran yang sempurna. Gambar 2.2. Proses Pengisian Sumber: Materi Kuliah Teknik Otomotif Proses Kompresi Proses kompresi terjadi pada langkah kedua. Poros engkol yang berputar menggerakan torak dari TMB ke TMA. Pada langkah ini kedua katup tertutup maka campuran bahan bakar-

4 10 udara dikompresikan sehingga tekanan dan temperaturnya meningkat. Gambar 2.3. Proses Kompresi Sumber: Materi Kuliah Teknik Otomotif Proses Pembakaran Beberapa derajat engkol sebelum kompresi berakhir atau beberapa saat menjelang akhir langkah kedua sesaat sebelum torak mencapai TMA, busi memercikan bunga api sehingga campuran bahan bakar dan udara yang sudah dikompresikan tadi terbakar dengan ledakan. Oleh karena itu, tekanan dan temperatur gas terbakar di dalam silinder. Gambar 2.4. Proses Pembakaran Sumber: Materi Kuliah Teknik Otomotif

5 Proses Kerja / Ekspansi Prosese ini terjadi pada langkah ketiga atau langkah kerja, yaitu pada gerakan torak dari TMA ke TMB. Pada saat melampaui TMA tekanan yang tinggi tersebut digunakan untuk mendorong torak ke bawah dan memutar poros engkol sehingga terjadilah kerja mekanik. Karena isi silinder membesar, gas pembakaran berekspansi, tekanan dan temperatur menurun. Pada proses ini kedua katup masih tertutup. Gambar 2.5. Proses Kerja / Ekspansi Sumber: Materi Kuliah Teknik Otomotif Proses Pembuangan Proses pembuangan terjadi pada langkah keempat atau langkah pembuangan. Torak bergerak dari TMB ke TMA. Pada langkah ini katup masuk tertutup dan katup pembuangan terbuka. Pada akhir langkah ekspansi tekanan gas di dalam silinder lebih tinggi daripada tekanan di luar silinder. Oleh karena itu, setelah katup pembuangan terbuka sisa gas pembakaran akan bergerak keluar dan gerakan torak ke atas akan mempercepat keluarnya sisa

6 12 gas pembakaran. Gerakan berikutnya torak bergerak dari TMA ke TMB melakukan langkah pengisian seperti pada langlah pertama. Peristiwa itu dilakukan berulang-ulang selama mesin hidup. Terbukanya katup masuk dan katup buang karena adanya mekanisme yang digerakan oleh poros nok, sedangkan poros nok sendiri dihubungkan dengan poros engkol melalui transmisi roda gigi atau rantai dengan perbandingan putarannya antara poros engkol dengan poros nok 2 : 1. Hal ini berarti apabila poros engkol berputar dua kali maka poros nok berputar satu kali. Gambar 2.6. Proses Pembuangan Sumber: Materi Kuliah Teknik Otomotif Berdasarkan proses kerja yang dijelaskan di atas dapat diketahui ciri khas motor bensin 4 tak sebagai berikut : Dalam empat langkah torak hanya ada satu langkah ekspansi / kerja Proses pembuangan dan pengisian dilakukan masingmasing dalam satu langkah torak Setiap silinder minimal terdapat dua buah katup.

7 13 Dalam kenyataanya membuka dan menutupnya katup masuk maupun katup pembuangan terjadi sebelum dan sesudah titik matinya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi volumetrik atau dengan kata lain agar muatan segar ke dalam silinder sebanyak-banyaknya dan sisa pembakaran dapat keluar sebersih mungkin. 2.2 Komponen Utama Komponen utama yang dimiliki adalah: Blok Mesin (Crank Case) Adalah komponen paling utama yang bertindak sebagai jantungnya sepeda motor, karena sebagai penggerak utama dan tempat melakukan pembakaran untuk menghasilkan tenaga yang akan diteruskan ke roda melalui gear dan rantai. Di dalam blok mesin ini banyak komponen komponen inti yang saling menunjang kerja mesin dalam menghasilkan tenaga, seperti piston, keteng dan gear set untuk meneruskan dayanya ke roda melalui rantai. Di dalam crankcase, piston bekerja mengkompresi bahan bakar yang kemudian dibakar oleh percikan api dari busi, daya itu yang menggerakkan klep dan rantai keteng yang akan meneruskan dayanya melalui rangkaian roda gigi yang di set sedemikian rupa untuk kebutuhan kontrol kecepatan yang diinginkan.

8 14 Gambar 2.7. Blok Mesin / Crank Case Busi (Spark Plug) Berfungsi sebagai pemicu pembakaran dengan memberikan percikan api pada ruang bakar yang sedang melakukan kompresi agar lebih cepat dan meringankan tugas piston melakukan pembakaran. Percikan ini harus senantiasa stabil dan berkesinambungan untuk mensupport kegiatan pembakaran. Karena kalau tidak demikian maka akan terjadi gagal pembakaran yang akan menyebabkan mesin mati total. Gambar 2.8. Busi / Spurk Plug

9 Karburator Karburator sebagai pemasok bahan bakar untuk pembakaran dalam ruang bakar atau blok mesin, berfungsi sebagai pengatur distribusi bahan bakar dari fuel tank agar dapat digunakan untuk kebutuhan pembakaran dan mempunyai takaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan dalam pembakaran. Karburator mempunyai katup yang akan terbuka karena terhisap oleh ruang bakar dan mensuplay bahan bakar kedalam ruang bakar sesuai dengan kebutuhan. Dalam sistim kerjanya juga mensuplay udara yang akan digunakan membantu pembakaran, komposisi antara bahan bakar dan udara yang masuk kedalam ruang bakar dapat dikontrol melalui saluran yang dimiliki oleh karburator. Konsentrasi yang diatur oleh saluran ini harus tepat jangan sampai miskin oksigen atau terlalu kaya bahan bakar yang akan menyebabkan pembakaran tidak sempurna dan akhirnya menghasilkan tenaga yang tidak maksimal. Gambar 2.9. Karburator

10 Kerangka (Frame Body) Kerangka ini yang berfungsi sebagai penopang utama dan dudukan setiap komponen mesin dan komponen komponen pendukung yang saling berkaitan untuk membentuk satu kesatuan yang utuh. Kerangka ini harus kuat dan tahan terhadap pengaruh apapun dan disarankan mempunyai sifat yang keras dan ringan, karena pada prakteknya akan sangat sulit dilakukan perawatan disebabkan terbungkus dan terhalang oleh komponenkomponen lain karena berada pada bagian yang paling dalam dari sebuah konstruksi kendaraan. Gambar Kerangka / Frame Body Sistem Kemudi (Steering Handle) Sebagai pengendali arah roda depan yang juga dituntut senyaman mungkin dalam melakukan peengendalian demi kenyamanan berkendara. Semua kontrol panel kendaraan pun terdapat pada steering handle ini, dalam penempatan posisi

11 17 panelnya pun harus mudah dijangkau dan tidak merepotkan penggunanya. Posisi steering memang harus di desain senyaman mungkin karena akan berpengaruh pada posisi duduk pengendara agar tidak cepat lelah dalam berkendara. Gambar Sistem Kemudi / Steering Handle Roda Depan dan Belakang (Front Wheel dan Rear Wheel) Sebagai komponen utama yang menerima daya dari mesin penggerak yang dijadikan sebagai tumpuan kendaraan untuk melakukan perpindahan tempat dan terjadi percepatan. Fungsi roda harus benar benar maksimal dan mendukung setiap gaya yang diberikan oleh mesin penggerak, jangan sampai menjadi terkendala dengan kinerja roda yang tidak sempurna. As dan bearing yang terdapat pada roda sebagai tumpuan utama harus bekerja optimal, serta tekanan ban yang sesuai untuk meminimalkan gaya gesek antara roda dan jalan.

12 18 Gambar Roda Depan dan Belakang / Front and Rear Wheel Tangki Bahan Bakar (Fuel Tank) Untuk menampung bahan bakar yang akan digunakan untuk kebutuhan pembakaran dalam blok mesin yang diatur distribusinya oleh keran menuju karburator. Di dalam fuel tank juga terdapat pelampung sebagai indikator volume bahan bakar yang ada dalam tangki, kebersihan tangki harus terjaga dengan baik jangan sampai ada benda lain yang masuk ke dalam karena akan mengganggu kelancaran saluran menuju karburator. Gambar Tangki Bahan Bakar / Fuel Tank

13 Knalpot (Exhaust Muffler) Berfungsi sebagai peredam suara bising yang keluar dari saluran buang blok mesin agar tidak mengganggu pendengaran. Dewasa ini exhaust muffler tidak hanya berfungsi sebagai peredam suara tetapi juga sebagai penyaring gas buang (karbodioksida) dari sisa pembakaran yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Perlu diperhatikan juga karena sering kali orang mengganti knalpot dengan yang di desain lebih menarik dari segi bentuk dan suara yang dihasilkan, tetapi tetap harus mengindahkan fungsi dan kapasitas mesin kendaraan itu sendiri, karena pemakaian knalpot yang tidak sesuai akan mengganggu kinerja mesin, yang sebenarnya dipaksa bekerja lebih berat dari kapasitas yang dimilikinya dan akibatnya akan sangat buruk pada kondisi mesin dan kecenderungan cepat lelah dan rusak. Gambar Knalpot / Exhaust Muffler

14 Garpu Depan dan Suspensi Belakang Bertindak sebagai suspensi yang menahan kejutan yang timbul akibat kondisi jalan yang tidak rata, hal yang paling penting diperhatikan untuk suspensi ini adalah jangan sampai menerima beban yang berlebihan karena akan menyebabkan seal-seal hidrolik pecah dan menimbulkan kebocoran pada suspensi dan merusak kinerjanya sebagai penahan kejutan yang akhirnya mengurangi responsif dari alat tersebut. Gambar Garpu Depan dan Shockbreaker Rem Depan dan Belakang (Front and Rear Break) Kontrol kecepatan menjadi hal utama dalam berkendara, sistim pengeremen yang menggunakan discbreak pada roda depan akan lebih maksimal dan di dukung dengan pengereman teromol pada roda belakang lebih aman jika terjadi pengereman mendadak karena meminimalkan slip dengan jalan.

15 21 Gambar Rem Depan dan Belakang / Front and Rear Break Pijakan Kaki (Step Bar) Berfungsi sebagai pijakan kaki untuk pengendara dan yang dibonceng ini harus benar-benar aman dan nyaman. Terlebih pijakan untuk pengendara sebagai tumpuan perseneling dan rem belakang harus memastikan pengendara dapat memfungsikan perseneling dan pengeremannya bekerja dengan baik. Gambar Pijakan Kaki / Step Bar Lengan Ayun (Swing Arm) Swing Arm atau lengan ayun berfungsi untuk mendukung fungsi rear break dan shock breaker belakang dapat berfungsi

16 22 dengan baik, dengan didukung lengan yang dapat berayun mengikuti gerakan shock breaker akan dapat menyeimbangkan dengan gerakan front fork (garpu depan). Gambar Swing Arm / Lengan Ayun 2.3 Komponen Pendukung Adapun komponen pendukung yang dimiliki adalah berupa komponen-komponen yang akan menunjang sistim kerja dan kenyamanan dalam penggunaan kendaraan jenis ini Motor Starter Sebuah motor listrik sebagai pendukung yang digerakkan oleh tenaga baterei atau accu bertugas untuk memicu menyalakan mesin, juga sebagai alternatif untuk menyalakan mesin jika ingin lebih praktis dibandingkan menggunakan kick starter.

17 23 Gambar Motor Starter Pedal Starter Sebagai starter utama yang sangat berguna pada saat menyalakan mesin untuk dipanaskan sebelum digunakan, karena dengan menggunakan kick starter berulang-ulang sebelum posisi kontak on dapat membantu distribusi pelumasan merata ke semua bagian blok mesin. Sehingga pada saat mesin benar-benar menyala kondisi komponen-komponen penting seperti gear box dan keteng telah terlumasi dengan baik dan meminimalkan keausan akibat gesekan. Gambar Pedal Starter

18 Lampu Utama dan Lampu Belakang Sebagai sarana pendukung yaitu instrumen lampu untuk penerangan, indikator pengereman, dan penunjukan arah laju kendaraan ditandai dengan lampu sein yang berkedip sesuai dengan arah yang akan dituju oleh pengendara, sehingga pengendara di belakangnya dapat menentukan sikap dengan baik. Gambar Lampu Utama dan Lampu Belakang Level Meter (speedometer, indikator lampu, dan fuel meter) Monitoring ini berada pada posisi utama dan mudah diketahui apa saja yang tengah terjadi pada kendaraan yang dikendarainya, dilengkapi dengan speedometer sebagai penunjuk kecepatan laju kendaraan, indikator lampu penerengan utama dan lampu sein, posisi tingkat kecepatan gear box juga dapat dilihat disini, kondisi volume bahan bakar dalam tengki pun dapat dilihat melalui level meter.

19 25 Gambar Level Meter Seat (jok) Tempat duduk pengendara yang biasa terbuat dari busa empuk yang dibungkus dengan bahan kulit untuk menghasilkan tempat duduk yang nyaman, selain itu berfungsi juga sebagai penutup fuel tank yang memang di desain tidak terlihat karena berada dibewah tempat duduk pengendaranya. Gambar Seat / Jok Body Cover Body cover / penutup yang terbuat dari bahan plastik campuran agar bahan yang dihasilkan menjadi kuat dan tidak

20 26 mudah rapuh dan pecah dengan ketahanan benturan tertentu. Body Cover mempunyai fungsi utama yaitu menutup bagianbagian kendaraan agar aman dari kejadian-kejadian yang dapat merusak kelistrikan dan kerangka kendaraan. Selain itu body cover sangat berguna untuk memperindah bentuk dan model kendaraan agar terlihat lebih artistik dan mempunyai nilai jual yang tinggi karena diminati oleh banyak orang. Gambar Body Cover Air Cleaner (Saringan Udara) Peralatan tambahan ini sangat berguna untuk memastikan udara yang dibutuhkan oleh pembakaran dalam blok mesin hanya udara yang sudah melewati tahap penyaringan oleh filter yang dipasang pada mulut saluran masuk udara di karburator. Sehingga udara benar-benar bersih dan tidak mengganggu proses pembakaran karena dapat terjadi penyumbatan saluran jika udara yang masuk tidak bersih.

21 27 Gambar Air Cleaner / Saringan Udara Stand / Sandaran Ada dua piihan stand yang digunakan, stand tengah atau samping yang dipakai sebagai tumpuan kendaraan pada saat berhenti, dianjurkan jika kendaraan akan berhenti lebih dari satu jam sebaiknya tumpuan menggunakan stand tengah untuk menghindari dan mengurangi beban yang tidak merata pada suspensi dan komponen-komponen lain yang mengalami tekanan pada saat motor berhenti. Gambar Stand / Sandaran

22 Baterei (Accu) Sebagai sumber daya utama untuk kelistrikan kendaraan, semua instrumen berhubungan langsung dengan accu. Baterei juga mendapatkan pengisian daya dengan memanfaatkan dari putaran mesin. Gambar Accu / Baterei Wire Harness (instalasi kelistrikan) Instalasi kelistrikan ini meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan kelistrikan pada kendaraan yang sudah dirangkai dalam satu instalasi untuk memudahkan pemasangan di kendaraan dan kontrol fungsi kerjanya dengan mudah. Gambar Wire Harness / Instalasi Kelistrikan

23 Mark Stripe dan Caution Label Sebagai identitas tipe kendaraan agar lebih mudah dikenenali untuk identifikasi dan menentukan tindakan dengan klasifikasi yang sudah dimiliki oleh masing-masing kendaraan, dilkengkapi pula dengan caution label untuk perhatian dan dapat diperhatikan oleh pengendara agar dapat menggunakan fasilitas kendaraan ini dengan benar dan menikmati hasil desain dengan optimal. Gambar Mark stripe dan Caution Label 2.4 Prinsip Kerja Pada dasarnya prinsip kerja yang dimiliki oleh motor Honda Absolute Revo ini adalah menggunakan jenis mesin 4 Tak dengan kompresi bahan bakar oleh piston dalam ruang bakar yang dibantu oleh busi untuk pengapian, sehingga menghsilkan tenaga yang selanjutnya diteruskan melalui gearbox dan dihubungkan langsung menggunakan rantai untuk meneruskan gaya dan menggerakkan roda belakang, sistim

24 30 kemudi sederhana dengan handle pengatur arah roda depan dan dibantu dengan kontrol pengereman di kedua rodanya. 2.5 Pengertian Perawatan (maintenance) Pada prinsipnya sepeda motor digerakan oleh hasil pembakaran bahan bakar minyak di dalam blok mesin yang akan menghasilkan tenaga untuk menggerakan piston dan diteruskan ke gear box selanjutnya roda melalui roda gigi dan rantai. Pembakaran harus sempurna untuk menghasilkan tenaga yang optimal, serta keselarasan antara mesin dan komponen-komponen lain pada sepeda motor harus tetap dijaga agar dapat memberikan kenyamanan pada saat berkendara. Untuk itu sangat penting diadakan perawatan seluruh komponen dan bagian-bagian utama pada sepeda motor yang pada umumnya kita miliki saat ini. Perawatan dan perbaikan harus dilakukan secara rutin sesuai dengan standar atau panduan perawatan yang dikeluarkan oleh produsennya Jenis-jenis Perawatan Dalam perawatan dikenal beberapa jenis yang membedakan perlakuan terhadap kendaraan yang menjadi objek perawatan, baik dari segi skala waktu untuk melakukan perawatan atau perbaikan, maupun dari sifat perawatannya sendiri yang termasuk ringan atau berat, ada juga yang di golongkan berdasarkan sifat terdeteksi atau tidaknya kerusakan

25 31 yang mungkin timbul dari pemakaian yang membutuhkan perawatan dan perbaikan demi menjaga dan mengembalikan kinerja kendaraan yang optimal dan stabil. Berikut adalah jenisjenis perawatan: Perawatan Tidak Terencana (Unscheduled Maintenance) Perawatan jenis ini termasuk yang tidak terencana, karena perlakuan perawatan atau perbaikan hanya dilakukan pada saat kondisi yang benar-benar membutuhkan perbaikan yang dikhawatirkan akan mengganggu dan meluas efeknya terhadap komponenkomponen dan fungsi yang lain Perawatan Terencana (Scheduled Maintenance) Perawatan jenis ini biasanya mempunyai jadwal pelaksanaan yang jelas dan berkala, sehingga bentuk perlakuan tetap dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan (oleh produsen) walaupun tidak menunjukkan adanya kerusakan atau gangguan fungsi dari kinerja sistim yang ada. Dengan harapan untuk mengantisipasi segala bentuk kerusakan yang mungkin dapat timbul sekalipun akibat pemakaian normal saja. Perawatan yang dianjurkan oleh produsennya ini memang sudah berdasarkan pertimbangan dan perhitungan dari kapasitas peralatan dan komponen yang digunakan. Contohnya

26 32 dalam penggantian oli mesin yang dianjurkan berkala sesuai perhitungan berdasakan kemampuan pelumasnya Perawatan Pencegahan (Preventive maintenance) Pencegahan memang lazim dilakukan agar dapat memperpanjang life time yang sudah ditetapkan oleh produsen, bahkan tanpa dilakukan perawatan pencegahan tidak menutup kemungkinan umur pakai komponen akan lebih cepat mengalami kerusakan sebelum waktunya. Sebagai contoh perawatan gear set yang kurang memadai akan menyebabkan rantai dan gir cepat mengalami keausan dan bekerja tidak maksimal, yang sudah pasti akan memperpendek umur pakai dan akan berakibat langsung pada penggantian komponen dan mengeluarkn biaya tambahan untuk itu Perawatan Korektif (Corrective Maintenance) Walaupun tidak selalu dilakukan, perawatan korektif juga perlu dilakukan untuk lebih memastikan kondisi kendaraan pada posisi yang optimal, karena terkadang ada beberapa komponen yang luput dari perhatian yang dianggap tidak perlu perawatan karena belum waktunya, tetapi ternyata terjadi lebih cepat dan harus segera dilakukan tindakan untuk menghindari

27 33 kerusakan yang meluas. Misalnya kekencangan baut-baut pemegang body cover, dan baut - baut pengencang lainnya Perawatan Prediktif (Predictive Maintenance) Perawatan jenis ini bersifat analisa kemungkinan kerusakan yang dapat timbul akibat adanya kejadian atau kasus-kasus yang tidak biasa terjadi, yang dikhawatirkan akan menyebabkan kerusakan yang serius terutama pada komponen-komponen utama. Misalnya pada saat dikendarai melewati jalan yang berlubang dan kendaraan terkena benturan yang cukup keras dan dikhawatirkan fungsi as roda dan bearing atau mungkin velg mengalami perubahan bentuk, yang tentunya akan berakibat buruk pada komponen lain yang saling berhubungan dengan itu, seperti bearing atau rantai dan gir yang mengalami gangguan fungsinya. 2.6 Perawatan Berkala Untuk Absolute Revo 2009 Sebagai salah satu persyaratan penting untuk mendapatkan kondisi mesin yang tetap prima, kita harus melaksanakan servis teratur sesuai jadwal pelaksanaan yang di keluarkan PT. Astra Honda Motor. Untuk membiasakan kita dalam melaksanakannya, maka produsen mengharuskan

28 34 dilaksanakanya sepuluh kali Perawatan berkala untuk kendaraan yang diproduksinya, yaitu pada : Servis I : Pada KM 500 Pada servis I ini sebaiknya dilakukan pada KM 500 atau jangka waktu 2 bulan tergantung mana yang dicapai lebih dulu. Kegiatan yang dilakukan adalah semua bentuk perawatan untuk menjaga kondisi agar selalu dalam keadaan optimal. Ada beberapa bagian yang harus mendapatkan perhatian khusus, seperti : 1. Mengganti oli mesin 2. Membersihkan karburator 3. Membersihkan saringan kasa minyak pelumas Servis II : Pada KM 2000 Pada servis II ini sebaiknya dilakukan pada KM 2000 atau jangka waktu 4 bulan tergantung mana yang dicapai lebih dulu. Kegiatan yang dilakukan adalah semua bentuk perawatan untuk menjaga kondisi agar selalu dalam keadaan prima. Ada beberapa bagian yang harus mendapatkan perhatian khusus, seperti : 1. Mengganti oli mesin 2. Membersihkan karburator 3. Membersihkan saringan kasa minyak pelumas

29 Servis III : Pada KM 4000 Pada servis III ini sebaiknya dilakukan pada KM 4000 atau jangka waktu 6 bulan mana yang dicapai lebih dulu. Kegiatan yang dilakukan adalah semua bentuk perawatan untuk menjaga kondisi agar selalu dalam keadaan optimal. Ada beberapa bagian yang harus mendapatkan perhatian khusus, seperti : 1. Mengganti oli mesin 2. Membersihkan karburator 3. Membersihkan saringan kasa minyak pelumas 4. Mengganti busi Servis IV : Pada KM 6000 Pada servis IV ini sebaiknya dilakukan pada KM 6000 atau jangka waktu 8 bulan tergantung mana yang dicapai lebih dulu. Kegiatan yang dilakukan adalah semua bentuk perawatan untuk menjaga kondisi agar selalu dalam keadaan optimal. Ada beberapa bagian yang harus mendapatkan perhatian khusus, seperti : 1. Mengganti oli mesin 2. Membersihkan karburator 3. Membersihkan saringan kasa minyak pelumas Servis V : Pada KM 8000 Pada servis V ini sebaiknya dilakukan pada KM 8000 atau jangka waktu 10 bulan tergantung mana yang dicapai lebih dulu.

30 36 Kegiatan yang dilakukan adalah semua bentuk perawatan untuk menjaga kondisi agar selalu dalam keadaan optimal. Ada beberapa bagian yang harus mendapatkan perhatian khusus, seperti : 1. Mengganti oli mesin 2. Membersihkan karburator 3. Membersihkan saringan kasa minyak pelumas 4. Mengganti busi Servis VI : Pada KM Pada servis VI ini sebaiknya dilakukan pada KM atau jangka waktu 14 bulan tergantung mana yang dicapai lebih dulu. Kegiatan yang dilakukan adalah semua bentuk perawatan untuk menjaga kondisi agar selalu dalam keadaan optimal. Ada beberapa bagian yang harus mendapatkan perhatian khusus, seperti: 1. Mengganti oli mesin 2. Membersihkan karburator 3. Membersihkan saringan kasa minyak pelumas 4. Mengganti busi 5. Membersihkan saringan udara (air cleaner) Servis VII : Pada KM Pada servis VII ini sebaiknya dilakukan pada KM atau jangka waktu 18 bulan tergantung mana yang dicapai lebih

31 37 dulu. Kegiatan yang dilakukan adalah semua bentuk perawatan untuk menjaga kondisi agar selalu dalam keadaan optimal. Ada beberapa bagian yang harus mendapatkan perhatian khusus, seperti: 1. Mengganti oli mesin 2. Membersihkan karburator 3. Membersihkan saringan kasa minyak pelumas 4. Mengganti busi Servis VIII : Pada KM Pada servis VII ini sebaiknya dilakukan pada KM atau jangka waktu 22 bulan tergantung mana yang dicapai lebih dulu. Kegiatan yang dilakukan adalah semua bentuk perawatan untuk menjaga kondisi agar selalu dalam keadaan optimal. Ada beberapa bagian yang harus mendapatkan perhatian khusus, seperti: 1. Mengganti oli mesin 2. Membersihkan karburator 3. Membersihkan saringan kasa minyak pelumas 4. Mengganti busi Servis IX : Pada KM Pada servis IX ini sebaiknya dilakukan pada KM atau jangka waktu 26 bulan tergantung mana yang dicapai lebih

32 38 dulu. Kegiatan yang dilakukan adalah semua bentuk perawatan untuk menjaga kondisi agar selalu dalam keadaan optimal. Ada beberapa bagian yang harus mendapatkan perhatian khusus, seperti: 1. Mengganti oli mesin 2. Membersihkan karburator 3. Membersihkan saringan kasa minyak pelumas 4. Mengganti busi Servis X : Pada KM Pada servis X ini sebaiknya dilakukan pada KM atau jangka waktu 30 bulan tergantung mana yang dicapai lebih dulu. Kegiatan yang dilakukan adalah semua bentuk perawatan untuk menjaga kondisi agar selalu dalam keadaan optimal. Ada beberapa bagian yang harus mendapatkan perhatian khusus, seperti: 1. Mengganti oli mesin 2. Membersihkan karburator 3. Membersihkan saringan kasa minyak pelumas 4. Mengganti busi

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Pengujian Proses penelitian ini dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditunjukkan pada gambar 3.1. : 3.1.1. Diagram alir pengujian percikan bunga api pada busi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Penelitian Dalam melakukan proses penelitian digunakan alat sebagai berikut: 1. Dynamometer Dynamometer adalah sebuah alat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skematik Chassis Engine Test Bed Chassis Engine Test Bed digunakan untuk menguji performa sepeda motor. Seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1, skema pengujian didasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. HONDA SUPRA X 125 PGM-FI Honda Supra X adalah salah satu merk dagang sepeda motor bebek yang di produksi oleh Astra Honda Motor. Sepeda motor ini diluncurkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Dan Alat Penelitian 3.1.1. Bahan Penelitian 1. Sepeda Motor Dalam penelitian ini sempel atau bahan yang digunakan adalah mesin sepeda motor Honda Blade 110 cc Tahun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Didalam melakukan pengujian diperlukan beberapa tahapan agar dapat berjalan lancar, sistematis dan sesuai dengan prosedur dan literatur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian untuk menguji pengaruh jenis larutan elektrolit pada Hydrogen Eco Booster tipe Wet Cell terhadap konsumsi bahan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian BAB III METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Pengujian MULAI STUDI PUSTAKA PERSIAPAN MESIN UJI PEMERIKSAAN DAN PENGESETAN MESIN KONDISI MESIN VALIDASI ALAT UKUR PERSIAPAN PENGUJIAN PEMASANGAN

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Diagram alir percikan bunga api pada busi

Gambar 3.1. Diagram alir percikan bunga api pada busi BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Pengujian Proses pengambilan data yang dilakukan pada penelitian ini meliputi 3 bagian yang dapat ditunjukkan pada gambar-gambar di bawah ini : 1.1.1. Diagram

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Identifikasi Kendaraan Gambar 4.1 Yamaha RX Z Spesifikasi Yamaha RX Z Mesin : - Tipe : 2 Langkah, satu silinder - Jenis karburator : karburator jenis piston - Sistem Pelumasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan atau merebut pangsa pasar yang ada. Konsumen saat ini

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan atau merebut pangsa pasar yang ada. Konsumen saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi dewasa ini semakin mengarah pada persaingan ketat khususnya untuk perusahaan sejenis. Mereka dituntut untuk memiliki suatu keunikan tersendiri

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Beberapa pengertian perawatan dapat diuraikan sebagai berikut :

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Beberapa pengertian perawatan dapat diuraikan sebagai berikut : BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Pengertian Perawatan Beberapa pengertian perawatan dapat diuraikan sebagai berikut : Menurut Drs. Sudjoko dalam bukunya yang berjudul adminitrasi materil, pemeliharaan

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian Pada penelitian ini, terdapat beberapa bahan yang digunakan dalam proses penelitian diantaranya adalah : 3.1.1. Sepeda Motor Sepeda motor yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Pengujian Proses pengambilan data yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari 3 bagian yang dapat ditunjukkan pada gambar-gambar di bawah ini: A. Diagram

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Umum Motor Bensin Motor adalah gabungan dari alat-alat yang bergerak (dinamis) yang bila bekerja dapat menimbulkan tenaga/energi. Sedangkan pengertian motor bakar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini antara lain : 1. Motor Bensin 4-langkah 110 cc Pada penelitian ini, mesin uji yang

Lebih terperinci

SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR

SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR BULAN 4 Materi : Pengenalan alat kerja dan sparepart mesin, dan bongkar pasang mesin peraga. Target : Siswa dapat memahami nama dan fungsi alat kerja, mengenal sparepart

Lebih terperinci

LAMPIRAN A Pohon Keputusan

LAMPIRAN A Pohon Keputusan 72 LAMPIRAN A Pohon Keputusan Identifikasi Kerusakan pada motor Yamaha V-ixion B010 B020 B030 B040 B050 B060 B070 B080 B090 B100 B110 B120 B130 B140 B010 B020 B030 B040 B050 B060 B070 B080 B090 B100 B110

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penelitian Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai maka dalam penelitian ini akan digunakan metode penelitian eksperimental yaitu metode yang dapat dipakai untuk menguji

Lebih terperinci

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal STUDY EXPERIMENTAL PENGARUH SPARK PLUG CLEARANCE TERHADAP DAYA DAN EFISIENSI PADA MOTOR MATIC Edi Sarwono 1, Toni Dwi Putra 2, Agus Suyatno 3 ABSTRAK Pada internal combustion engine dipengaruhi oleh proses

Lebih terperinci

BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR

BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR Sepeda motor terdiri dari beberapa komponen dasar. Bagaikan kita manusia, kita terdiri atas beberapa bagian, antara lain bagian rangka, pencernaan, pengatur siskulasi

Lebih terperinci

Spesifikasi Honda Vario 150 esp :

Spesifikasi Honda Vario 150 esp : Seperti yang sdah kita ketahui, awal tahun 2015 silam menjadi momentum bagi PT Astra Honda Motor (AHM) yang langsung melancarkan strategi terbarunya demi melawan determinasi kompetitor mereka yang juga

Lebih terperinci

MAKALAH DASAR-DASAR mesin

MAKALAH DASAR-DASAR mesin MAKALAH DASAR-DASAR mesin Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Teknik Dasar Otomotif Disusun Oleh: B cex KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah swt, karena atas limpahan rahmatnya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut : BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut : a. Yamaha Jupiter MX 135 1) Sepesifikasi Gambar 3.1 Yamaha Jupiter MX 135

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Pengujian Proses pengambilan data yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari 3 bagian yang dapat ditunjukkan pada gambar-gambar di bawah ini: A. Diagram

Lebih terperinci

3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i

3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Tahap Pengujian Sepeda Motor Yamaha Mio Soul Tune Up Roller CVT Diameter 15mm Roller CVT Diameter 16mm Roller CVT Diameter 17mm Variasi Putaran Mesin Pengukuran Daya

Lebih terperinci

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu: JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BUKU AJAR NO 2 Motor Bensin TANGGAL : KOMPETENSI Mendeskripsikan

Lebih terperinci

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BAHAN AJAR NO 2 Motor TANGGAL : KOMPETENSI Komponen Utama

Lebih terperinci

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak Tutup kepala silinder (cylinder head cup) kepala silinder (cylinder

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram alir penelitian Diagram alir penelitian yang dilakukan dengan prosedur adalah sebagai berikut seperti pada Gambar 3.1 MULAI Persiapan Penelitian 1. Sepeda motor standar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Aliran Pengujian Proses pengambilan data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari 3 bagian yang dapat ditunjukan pada gambar gambar dibawah ini : A. Diagram

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL 3.1 DESKRIPSI PERALATAN PENGUJIAN. Peralatan pengujian yang dipergunakan dalam menguji torsi dan daya roda sepeda motor Honda Karisma secara garis besar dapat digambarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja mesin serta mencari refrensi yang memiliki relevansi terhadap judul

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR Motor bakar merupakan motor penggerak yang banyak digunakan untuk menggerakan kendaraan-kendaraan bermotor di jalan raya. Motor bakar adalah suatu mesin yang mengubah energi panas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Persiapan bahan pengujian :

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Persiapan bahan pengujian : 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Pengujian Pada penelitian ini langkah yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditunjukan pada gambar 3.1: 3.1.1. Diagram alir pengujian percikan bunga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin cepat mendorong manusia untuk selalu mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi (Daryanto, 1999 : 1). Sepeda motor, seperti juga

Lebih terperinci

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004 24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 0 cc, dengan merk Suzuki

Lebih terperinci

Lampiran. Struktur Pohon Keputusan K0010 K0060

Lampiran. Struktur Pohon Keputusan K0010 K0060 Lampiran Struktur Pohon Keputusan K0010 K0060 A0010 B0010 C0010 C0020 C0030 C0040 C0050 C0060 K0010 K0020 K0030 K0040 K0050 K0060 Mesin motor mati Tidak ada api pada busi Ujung elektroda rata dengan keramik

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. SEJARAH MOTOR DIESEL Pada tahun 1893 Dr. Rudolf Diesel memulai karier mengadakan eksperimen sebuah motor percobaan. Setelah banyak mengalami kegagalan dan kesukaran, mak akhirnya

Lebih terperinci

PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd.

PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd. PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd. Pendahuluan Operasi sepeda motor yang tanpa kerusakan dan aman, dan juga umur yang panjang adalah idaman dari setiap pemilik sepeda

Lebih terperinci

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) 1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) Memuat berlebihan tidak hanya memperpendek usia kendaraan anda, tetapi juga berbahaya, oleh sebab itu hindarkanlah. Berat muatan harus dibatasi oleh GVM ( berat kotor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai fungsi utama sebagai sarana transportasi digunakan untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai fungsi utama sebagai sarana transportasi digunakan untuk memenuhi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia otomotif sangat berperan penting pada kehidupan manusia yang kegiatan sehari-harinya tidak dapat dipisahkan dari alat transportasi. Kendaraan yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses BAB II DASAR TEORI 2.1. Definisi Motor Bakar Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses pembakaran. Ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini mesin kalor dibagi menjadi 2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Tempat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berada di Motocourse Technology (Mototech) Jl. Ringroad Selatan, Kemasan, Singosaren, Banguntapan,

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Pengujian BAB III PROSEDUR PENGUJIAN Start Studi pustaka Pembuatan mesin uji Persiapan Pengujian 1. Persiapan dan pengesetan mesin 2. Pemasangan alat ukur 3. Pemasangan sensor

Lebih terperinci

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel A. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah 1. Prinsip Kerja Motor 2 Langkah dan 4 Langkah a. Prinsip Kerja Motor

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin bensin 4-langkah, alat ukur yang digunakan, bahan utama dan bahan tambahan..

Lebih terperinci

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA Disusun : JOKO BROTO WALUYO NIM : D.200.92.0069 NIRM : 04.6.106.03030.50130 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian Pada penelitian ini, terdapat beberapa bahan yang digunakan dalam proses penelitian diantaranya adalah : 3.1.1. Sepeda Motor Sepeda motor yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ. produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Setelah

BAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ. produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Setelah BAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ 3.1 MetodePahldanBeitz Perancangan merupakan kegiatan awal dari usaha merealisasikan suatu produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN

BAB III PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN NOMOR PERSOALAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PERNYATAAN... iv LEMBAR PERSEMBAHAN... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii ABSTRACT... ix INTISARI... x DAFTAR

Lebih terperinci

BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN

BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN GENERAL SISTEM UTAMA KENDARAAN RINGAN DAN FUNGSINYA 10 001 1 BUKU INFORMASI Daftar Isi Halaman Bagian - 1 2 Pendahuluan 2 Definisi Pelatih,

Lebih terperinci

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Fungsi katup Katup masuk Katup buang MEKANISME KATUP FUNGSI KATUP Fungsi katup Secara umum fungsi katup pada motor otto 4 langkah adalah untuk mengatur masuknya campuran bahan bakar dan udara dan mengatur keluarnya gas sisa pembakaran. Pada

Lebih terperinci

MOTOR OTTO 2 LANGKAH. Carburat or. Crank case MOTOR BAKAR. Ciri-ciri Motor Otto 2 langkah

MOTOR OTTO 2 LANGKAH. Carburat or. Crank case MOTOR BAKAR. Ciri-ciri Motor Otto 2 langkah MOTOR OTTO 2 LANGKAH Ciri-ciri Motor Otto 2 langkah Carburat or Crank case 1.Untuk menghasilkan satu kali usaha deperlukan dua langkah torak atau satu putaran poros engkol 2. Mempunyai dua macam kompresi,

Lebih terperinci

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk HONDA SALES OPERATION TECHNICAL SERVICE DIVISION TRAINING DEVELOPMENT ASTRA HONDA TRAINING CENTRE PELATIHAN MEKANIK TINGKAT - I BONGKAR & PASANG MESIN MENURUNKAN MESIN SEPEDA

Lebih terperinci

Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4-

Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4- III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi Sepeda Motor 4-langkah Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4- langkah. Adapun spesifikasi dari mesin uji

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Motor Bakar Motor bakar torak merupakan salah satu mesin pembangkit tenaga yang mengubah energi panas (energi termal) menjadi energi mekanik melalui proses pembakaran

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experimental, yaitu metode yang digunakan untuk menguji karakteristik percikan bunga api dan kinerja motor dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN BAB III METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pengujian ini dilakukan dibeberapa tempat sebagai berikut: a. Pengujian kecepatan untuk mendapatkan putaran mesin dilakukan di Jl. Universitas, selama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Motor Bensin Motor bensin adalah suatu motor yang menggunakan bahan bakar bensin. Sebelum bahan bakar ini masuk ke dalam ruang silinder terlebih dahulu terjadi percampuran bahan

Lebih terperinci

Konstruksi CVT. Parts name

Konstruksi CVT. Parts name Konstruksi CVT C 3 D 4 E 5 6F 7 G B 2 8 H Parts name A 1 A. Crankshaft B. Primary sliding sheave (pulley bergerak) C. Weight / Pemberat D. Secondary fixed sheave(pulley tetap) E. Secondary sliding sheave

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 135 cc. mesin uji yang digunakan adalah sebagai berikut. : 4 langkah, SOHC, 4 klep

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 135 cc. mesin uji yang digunakan adalah sebagai berikut. : 4 langkah, SOHC, 4 klep III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian 1. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 135 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 135 cc, dengan merk Yamaha

Lebih terperinci

PENGARUH MODIFIKASI PENAMBAHAN UKURAN DIAMETER SILINDER PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN ABSTRAK Sejalan dengan pesatnya persaingan dibidang otomotif banyak orang berpikir untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi yang terjadi saat ini banyak sekali inovasi baru yang tercipta khususnya di dalam dunia otomotif. Dalam perkembanganya banyak orang yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Observasi & Studi Literatur. Identifikasi Sistem. Mekanisme Katup. Pengujian Dynotest awal

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Observasi & Studi Literatur. Identifikasi Sistem. Mekanisme Katup. Pengujian Dynotest awal 3.1 Diagram Alir (Flow Chart) BAB III METODE PENELITIAN Mulai Observasi & Studi Literatur Identifikasi Sistem Mekanisme Katup Pengujian Dynotest awal Proses Modifikasi Camshaft Pengujian Dynotest Hasil

Lebih terperinci

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO FINONDANG JANUARIZKA L 125060700111051 SIKLUS OTTO Siklus Otto adalah siklus thermodinamika yang paling banyak digunakan dalam kehidupan manusia. Mobil dan sepeda motor berbahan bakar bensin (Petrol Fuel)

Lebih terperinci

BAB 1 DASAR MOTOR BAKAR

BAB 1 DASAR MOTOR BAKAR BAB 1 DASAR MOTOR BAKAR Motor bakar merupakan salah satu jenis mesin penggerak yang banyak dipakai Dengan memanfaatkan energi kalor dari proses pembakaran menjadi energi mekanik. Motor bakar merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini antara lain :. Motor Bensin 4-langkah 5 cc Pada penelitian ini, mesin uji yang digunakan

Lebih terperinci

3.2 Tempat Penelitian 1. Mototech Yogyakarta 2. Laboratorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

3.2 Tempat Penelitian 1. Mototech Yogyakarta 2. Laboratorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara mengadakan penelitian agar pelaksanaan dan hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Penelitian ini

Lebih terperinci

Makalah PENGGERAK MULA Oleh :Derry Esaputra Junaedi FAKULTAS TEKNIK UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Makalah PENGGERAK MULA Oleh :Derry Esaputra Junaedi FAKULTAS TEKNIK UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA Makalah PENGGERAK MULA Oleh :Derry Esaputra Junaedi 2008.43.0022 FAKULTAS TEKNIK UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA Pengertian Mesin Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Heru Setiyanto (2007), meneliti tentang pengaruh modifikasi katup buluh dan variasi bahan bakar terhadap unjuk kerja mesin pada motor bensin dua langkah 110

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut.

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut. III. METODOLOGI PENELITIAN 3. Alat dan Bahan Pengujian. Motor bensin 4-langkah 50 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 50 cc, dengan merk Yamaha Vixion. Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja

BAB I PENDAHULUAN. Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN UMUM Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja dari motor bakar bensin adalah perubahan dari energi thermal terjadi mekanis. Proses diawali

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Bakar Bahan bakar yang dipergunakan motor bakar dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok yakni : berwujud gas, cair dan padat (Surbhakty 1978 : 33) Bahan bakar (fuel)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Torak Salah satu jenis penggerak mula yang banyak dipakai adalah mesin kalor, yaitu mesin yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik atau mengubah

Lebih terperinci

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA 9.1. MESIN PENGGERAK UTAMA KAPAL PERIKANAN Mesin penggerak utama harus dalam kondisi yang prima apabila kapal perikanan akan memulai perjalanannya. Konstruksi

Lebih terperinci

PRAKTEK KERJA INDUSTRI DI BENGKEL SLENDRO MEKANIK TAHUN 2012/2013

PRAKTEK KERJA INDUSTRI DI BENGKEL SLENDRO MEKANIK TAHUN 2012/2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI DI BENGKEL SLENDRO MEKANIK TAHUN 2012/2013 Disusun oleh : N a ma : MUHAMMAD DEDI S.R No. Induk : 9045 Kelas Prog.Keahlian : XII MOB : Teknik Mekanik Otomotif SMK PETRUS KANISIUS

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Modifikasi kendaraan bermotor di Indonesia sering dilakukan, baik kendaraan

I. PENDAHULUAN. Modifikasi kendaraan bermotor di Indonesia sering dilakukan, baik kendaraan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modifikasi kendaraan bermotor di Indonesia sering dilakukan, baik kendaraan mobil maupun sepeda motor. Khusus pada modifikasi sepeda motor banyak dilakukan pada kalangan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sepeda motor adalah salah satu alat transportasi yang digunakan untuk memudahkan aktivitas sehari-sehari. Maka dari itu banyak masyarakat atau konsumen yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 25 BAB IV PENGUJIAN ALAT Pembuatan alat pengukur sudut derajat saat pengapian pada mobil bensin ini diharapkan nantinya bisa digunakan bagi para mekanik untuk mempermudah dalam pengecekan saat pengapian

Lebih terperinci

PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN

PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN Jakarta, 26 Januari 2013 PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN Nama : Gani Riyogaswara Npm : 20408383 Fakultas : Teknologi Industri Jurusan :

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC

PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC TUGAS AKHIR RM 1541 (KE) PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC RIZKY AKBAR PRATAMA 2106 100 119 Dosen Pembimbing : Prof. Dr.

Lebih terperinci

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika Penggerak Mula Materi Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika Motor Bakar (Combustion Engine) Alat yang mengubah energi kimia yang ada pada bahan bakar menjadi energi mekanis

Lebih terperinci

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid Darwin Rio Budi Syaka, Furqon Bastian dan Ahmad Kholil Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR Naif Fuhaid 1) ABSTRAK Sepeda motor merupakan produk otomotif yang banyak diminati saat ini. Salah satu komponennya adalah

Lebih terperinci

ARTIKEL. Analisa Pengaruh Jenis Pegas, Roller Terhadap Torsi Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Matic

ARTIKEL. Analisa Pengaruh Jenis Pegas, Roller Terhadap Torsi Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Matic ARTIKEL Analisa Pengaruh Jenis Pegas, Roller Terhadap Torsi Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Matic Analysis Of The Influence Of The Kind Of Pegas, A Roller Against Torsi And Consumption Of Fuel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN PROSES PEMBUATAN ALAT PENYANGGA TENGAH OTOMATIS PADA SEPEDA MOTOR YANG MENGGUNAKAN SISTEM HIDROLIK

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN PROSES PEMBUATAN ALAT PENYANGGA TENGAH OTOMATIS PADA SEPEDA MOTOR YANG MENGGUNAKAN SISTEM HIDROLIK BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN PROSES PEMBUATAN ALAT PENYANGGA TENGAH OTOMATIS PADA SEPEDA MOTOR YANG MENGGUNAKAN SISTEM HIDROLIK 4.1 Membuat Desain Sirkuit Sistem Hidrolik Penyangga Tengah dan Cara Kerjanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN. Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) seperti Uji emisi, Akselerasi, dan. Kendaraan uji yang disiapkan adalah :

BAB III METODE PENGUJIAN. Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) seperti Uji emisi, Akselerasi, dan. Kendaraan uji yang disiapkan adalah : BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Mesin - mesin dan Alat Uji Sebelum melakukan pengujian emisi kita harus mengetahui standarisasi yang akan kita gunakan. Standarisaisi yang akan saya gunakan disini adalah Standarisasi

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM)

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM) Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM) Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Tempat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berada di Motocourse Technology (Mototech) Jl. Ringroad Selatan, Kemasan, Singosaren, Banguntapan,

Lebih terperinci

: Suzuki Satria F 150 cc. : 150 cc, 4 langkah, DOHC pendingin udara. : Cakram depan belakang

: Suzuki Satria F 150 cc. : 150 cc, 4 langkah, DOHC pendingin udara. : Cakram depan belakang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan penelitian Dibawah ini adalah spesifiksi dari motor 4 langkah Suzuki Satria F 150 cc : Gambar 3.1 Suzuki Satria F 150 cc 1. Motor 4 Langkah 150 cc : Jenis kendaraan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitiannya adalah tentang perbandingan premium etanol dengan pertamax untuk mengetahui torsi daya, emisi gas buang dan konsumsi bahan bakar untuk

Lebih terperinci

Diagram 2.1 Prinsip Kerja Motor Matic Narasumber : Kawan Pustaka

Diagram 2.1 Prinsip Kerja Motor Matic Narasumber : Kawan Pustaka LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Mesin Secara umum, mesin merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengubah energi (air, panas, listril, dll) menjadi sebuah tenaga penggerak (mekanik). Mesin motor termasuk mesin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN

BAB III METODE PENGUJIAN BAB III METODE PENGUJIAN Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan dan pengaruh dari penggunaan Piston standard dan Piston Cavity pada mesin mobil mazda biante. Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL 3.1 Deskripsi Peralatan Pengujian Peralatan pengujian yang dipergunakan dalam menguji torsi dan daya roda sepeda motor Yamaha Crypton secara garis besar dapat digambarkan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Semakin berkembangnya tekhnologi terutama dibidang jasa dan penjualan spare part akan mempengaruhi meningkatkan kualitas kerja yang dihasilkan untuk memenuhi

Lebih terperinci