BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau penyucian jiwa pada pembacanya, yaitu setiap orang yang intens membaca

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau penyucian jiwa pada pembacanya, yaitu setiap orang yang intens membaca"

Transkripsi

1 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aristoteles menyatakan bahwa karya sastra itu bisa memberikan katarsis atau penyucian jiwa pada pembacanya, yaitu setiap orang yang intens membaca karya sastra pasti mempunyai perasaan yang halus, lembut, dan baik. Horatius menyebutkan fungsi karya sastra adalah dulce et utile, artinya sastra itu mempunyai fungsi ganda, yaitu menghibur dan sekaligus bermanfaat; menghibur karena karya sastra berisi cerita tentang kehidupan yang unik, menarik, dan menyenangkan sehingga disukai oleh banyak orang; dan bermanfaat karena dalam kehidupan yang diceritakan itu sarat dengan pesan makna yang bisa didapat oleh pembaca (Kurniawan, 2009:6). Melalui karya sastra, pembaca diharapkan memeroleh berbagai pengalaman dan pencerahan. Tujuan dari kontemplasi melalui suatu karya sastra, pembaca akan berusaha meningkatkan kualitas diri dalam setiap fase kehidupan. Jadi dapat disimpulkan bahwa karya sastra bisa menjadi salah satu sarana untuk memengaruhi manusia untuk menjadi pribadi yang luhur dan bermartabat. Salah satu cara untuk mengapresiasi karya sastra adalah melalui analisis stilistika. Stilistika adalah cabang ilmu linguistik yang mengkaji gaya, dalam konteks ini menaruh perhatian pada penggunaan bahasa dalam karya sastra. Persoalan yang menjadi fokus perhatian stilistika adalah pemakaian bahasa yang menyimpang dari bahasa sehari-hari, atau disebut bahasa khas dalam wacana sastra. Penyimpangan penggunaan bahasa bisa berupa penyimpangan terhadap 1

2 2 kaidah bahasa, banyaknya pemakaian bahasa daerah, pemakaian unsur-unsur daerah, dan pemakaian bahasa asing atau unsur-unsur asing. Penyimpangan terhadap kaidah kebahasaan tersebut diduga dilakukan untuk tujuan tertentu sehingga perlu dikaji (Supriyanto, 2009:4). Endraswara (2003:72) memaparkan, penelitian stilistika berdasarkan asumsi bahwa bahasa sastra mempunyai tugas mulia. Bahasa sastra memiliki pesan keindahan dan sekaligus membawa makna. Tanpa keindahan bahasa, karya sastra akan menjadi hambar. Keindahan karya sastra, hampir sebagian besar dipengaruhi oleh kemampuan pengarang dalam menggunakan bahasa. Karya sastra menurut ragamnya terbagi atas tiga jenis, yaitu prosa, puisi, dan drama. Dalam bentuk karya sastra prosa, terdapat bentuk yang disebut cerita rekaan. Cerita rekaan merupakan cerita dalam prosa, hasil olahan pengarang berdasarkan pandangan, tafsiran, dan penilaiannya mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi serta pengolahan tentang peristiwa yang hanya berlaku dalam khayalannya saja. Jenis karya sastra prosa yang banyak diminati oleh pembaca adalah novel. Novel yang baik adalah novel yang banyak memuat nilainilai pendidikan karakter. Semi (1993:20) mengungkapkan bahwa nilai didik dalam karya sastra memang banyak diharapkan dapat memberi solusi atas sebagian masalah dalam kehidupan bermasyarakat. Sastra merupakan alat penting bagi pemikir-pemikir untuk menggerakkan pembaca pada kenyataan dan menolong mengambil suatu keputusan apabila menghadapi masalah. Salah satu novel yang disampaikan dengan gaya bahasa yang indah serta memuat nilai nilai pendidikan karakter adalah Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy.

3 3 Sebuah novel yang mengangkat isu sensitif bagi para wanita idealis dan bercitacita tinggi sehingga menjadi perawan tua. Gaya khas kepengarangan seorang Habiburrahman El Shirazy dapat ditemukan pada novel ini. Melalui kepiawaiannya dalam menggambarkan setting cerita secara detail, bahasa yang digunakan sederhana namun indah, pendefinisian penokohan dan perwatakan yang kuat serta adanya nilai-nilai keagamaan yang bermanfaat, pembaca dapat mengambil teladan dari isi novel. Kelebihan lain novel ini, selain ditulis oleh novelis yang memiliki banyak prestasi, juga merupakan novel mega bestseller, isi ceritanya mampu membangun jiwa serta mampu menumbuhkan semangat berprestasi, dan telah diangkat menjadi sebuah film. Berdasarkan hal tersebut, maka novel ini bisa disebut fenomenal di kalangan masyarakat. Habiburrahman El Shirazy, sarjana lulusan Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir ini selain dikenal sebagai novelis, juga dikenal sebagai sutradara, dai, penyair, dan aktivis suatu organisasi kepenulisan. Habiburrahman menjadi Ketua Liga Sastra Islami Dunia cabang Indonesia, sebuah wadah bagi sastrawan muslim terkemuka di dunia Islam yang berpusat di Riyadh, Saudi Arabia. Karya-karya Habiburrahman El Shirazy tidak hanya diminati di Indonesia, tetapi di berbagai negara lain. Kang Abik, biasa penulis ini dipanggil, menghasilkan banyak tulisan baik fiksi maupun nonfiksi. Karya Kang Abik menjadi pioner munculnya novel islami di tanah air. Beberapa karya populer yang telah terbit antara lain: Ketika Cinta Berbuah Surga (MQS Publishing, 2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (Republika, 2005), Ayat-Ayat Cinta (Republika-Basmala, 2004, telah difilmkan), Di atas Sajadah Cinta (telah disinetronkan Trans TV, 2004), Ketika Cinta

4 4 Bertasbih (Republika-Basmala, 2007, telah difilmkan), Ketika Cinta Bertasbih 2 (Republika-Basmala, 2007, telah difilmkan), Dalam Mihrab Cinta (Republika- Basmala, 2007), Bumi Cinta (Author Publishing, 2010), The Romance (Ihwah, 2010), dan Cinta Suci Zahrana (Basmala, 2012). Novel fenomenal yang sarat dengan keindahan bahasa dan nilai-nilai pendidikan karakter, akan menjadi lebih bermakna apabila dikaitkan dengan aktivitas pembelajaran. Stilistika, khususnya dalam bidang sastra, baik sastra lama maupun modern merupakan salah satu mata kuliah pokok. Mata kuliah ini diberikan baik pada Progran Sarjana (S1) maupun Pascasarjana (S1 dan S2). Dalam pengertian yang lebih luas sesungguhnya stilistika juga diperlukan bagi ilmu humaniora pada umumnya. Dikaitkan dengan masyarakat kontemporer, di dalamnya terjadi perkembangan berbagai aspek kehidupan secara dinamis, khususnya sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi, stilistika memasuki hampir keseluruhan aspek kehidupan manusia. Meskipun demikian, khususnya dalam kaitannya dengan teori sastra, stilistika kurang memeroleh perhatian. Pada umumnya stilistika lebih banyak dibicarakan dalam ilmu bahasa, yaitu dalam bentuk deskripsi berbagai jenis gaya bahasa, sebagai majas (Ratna, 2009:1). Menanggapi pendapat Ratna tersebut, ruang lingkup kajian stilistika sangat luas, tidak hanya majas pada suatu karya sastra, bahkan bahasa dalam kehidupan sehari-hari pun dapat dikaji melalui aspek stilistika. Melihat fenomena yang terjadi bahwa stilistika sangat penting, maka perlu diajarkan secara komprehensif di jenjang pendidikan formal tertinggi yakni perguruan tinggi.

5 5 Berdasarkan beberapa alasan di atas, judul penelitian yang akan dikaji adalah Novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy (Analisis Stilistika, Nilai-nilai Pendidikan Karakter, dan Relevansinya dengan Pembelajaran Sastra). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pemanfaatan diksi dalam novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy? 2. Bagaimanakah pemanfaatan bahasa figuratif dalam novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy? 3. Bagaimanakah pemanfaatan citraan dalam novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy? 4. Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan karakter yang terrkandung dalam novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy? 5. Bagaimanakah relevansi novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy dengan pembelajaran sastra di perguruan tinggi? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan dan menjelaskan pemanfaatan diksi dalam novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy.

6 6 2. Mendeskripsikan dan menjelaskan pemanfaatan bahasa figuratif dalam novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy. 3. Mendeskripsikan dan menjelaskan pemanfaatan citraan dalam novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy. 4. Mendeskripsikan dan menjelaskan nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy. 5. Menjelaskan dan mendeskripsikan relevansi novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy dengan pembelajaran sastra di perguruan tinggi. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat memberikan manfaat secara teoretis dan praktis. 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi bidang kajian sastra yakni memperkaya masalah telaah sastra khususnya stilistika sastra, dan nilainilai pendidikan karakter. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Pembaca Umum Hasil penelitian ini memberikan gambaran atau deskripsi mengenai kajian stilistika dan nilai nilai pendidikan karakter dalam novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy. b. Bagi Mahasiswa Mahasiswa mendapatkan masukan positif dalam mengapresiasi sastra, khususnya novel dengan pendekatan stilistika.

7 7 c. Bagi Dosen Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi materi perkuliahan, khususnya pada kompetensi dasar mengenai kajian stilistika pada novel. d. Bagi Peneliti lain Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referen bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian sastra dengan permasalahan serupa, yaitu mengenai kajian stilistika, nilai nilai pendidikan karakter, serta relevansinya dengan pembelajaran sastra di perguruan tinggi.

8 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA BERPIKIR A. Tinjauan Pustaka Hasil penelitian sebelumnya yang relevan dan dapat dijadikan acuan serta masukan untuk penelitian ini sebagai berikut. Penelitian yang dilakukan oleh Marini (2010:149), simpulannya sebagai berikut: keunikan atau kekhasan pemakaian kosakata novel Laskar Pelangi tampak pada pemilihan dan pemakaian leksikon bahasa asing, pemilihan dan pemakaian leksikon bahasa Jawa, pemilihan dan pemakaian leksikon ilmu pengetahuan, pemilihan dan pemakaian kata sapaan, serta pemilihan dan pemakaian kata konotasi pada judul; kekhususan aspek morfologis dalam novel Laskar pelangi yaitu pada penggunaan afiksasi pada leksikon bahasa Jawa dan bahasa Inggris, dan reduplikasi dalam leksikon bahasa Jawa. Aspek sintaksis yaitu pemakaian repetisi, pemakaian kalimat majemuk, dan pemakaian kalimat inversi; dan penggunaan bahasa figuratif yang terdapat dalam pembahasan novel Laskar Pelangi di antaranya idiom, arti kiasan, konotasi, metafora, metonimia, simile, personifikasi, dan hiperbola. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Marini adalah sama-sama genre sastra prosa yaitu novel sebagai bahan kajiannya, selain itu juga menggunakan pendekatan stilistika. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Eko Marini, penelitian ini menganalisis tentang nilai-nilai pendidikan karakter dan relevansinya dengan pembelajaran, sedangkan dalam penelitian Eko Marini hanya mengkaji aspek stilistika. Selain itu, judul dan pengarang novel juga 8

9 9 berbeda, jika penelitian Marini adalah novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, penelitian ini adalah novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy. Penelitian ini juga relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zhang (2010:156). Dalam penelitian tersebut Zhang mengomentari karya-karya Hemingway melalui kajian stilistika. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa stilistika kesusastraan yang berbentuk novel sebenarnya merupakan disiplin ilmu antara linguistik dan kritik sastra yang menyelidiki estetika dan nilai-nilai yang dihasilkan oleh bentuk-bentuk linguistik, untuk menyampaikan tujuan, sikap, atau karakter pengarang guna meningkatkan kekuatan dan keefektifan dari pesan yang berkontribusi pada karakterisasi dan membuat fungsi realitas fiksi menjadi efektif dalam kesatuan tematik. Simpulannya, karya-karya Hemingway mampu menampilkan ciri khas kepenulisannya yang bersahaja dan berkarakter, selain itu beberapa cerpen dan novelnya bersifat kontroversial sehingga menimbulkan berbagai kritik. Pada akhir bagian, dijelaskan analisis dan komentar terkait dengan karyanya yang berjudul Death in The Afternoon. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Zhang adalah sama-sama adanya telaah tentang stilistika pada suatu novel. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Zhang, kalau penelitian Zang lebih ditekankan pada suatu kritik, kalau penelitian ini lebih ditekankan pada suatu analisis untuk pemerolehan analisis stilistika, nilai-nilai pendidikan karakter, dan relevansinya dengan pembelajaran sastra. Penelitian selanjutnya adalah penelitian Reid (2009:530). The Lord of the Rings adalah teks yang kompleks serta beroperasi pada berbagai tingkatan wacana. Ketika pertama kali diterbitkan, pembaca, kritikus, dan sarjana tidak

10 10 paham akan apa yang disampaikan, tetapi pengarang memberikan petunjuk dalam berbagai cara, tidak hanya di prolog dan lampiran, tetapi dalam referensi yang lebih luas dibuat dengan beberapa karakter dan persona seluruh narasi utama. Analisis tentang bagaimana dua suara yang mewakili perspektif untuk mengetahui mitologi masa lampau dan sejarah dunia dengan cara yang sebagian besar karakter tidak diketahui (dan dengan cara yang tidak pertama kalinya pembaca dapat mengetahui) mendukung argumen yang dibuat oleh para sarjana yang oleh J. R. R. Tolkien gaya prosa telah diabaikan atau diberhentikan secara tidak adil, bahwa unsur-unsur metafisik yang jauh lebih dalam belum dipertimbangkan. Persamaaan penelitian ini dengan penelitian Reid sama-sama mengkaji novel dengan analisis stilistika. Perbedaannya, penelitian ini mengkaji stilistika, nilainilai pendidikan karakter, dan relevansinya dengan pembelajaran novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy, sedangkan penelitian Reid berupa kritikal esai mengenai stilistika pada novel The Lord of The Rings karya J. R. R. Tolkien. Penelitian lain yang relevan adalah penelitian Oikelome (2009:37). Pada bagian simpulan dijelaskan bahwa penelitian ini secara khusus menyelidiki elemen gaya yang digunakan oleh Fela selama era jazz highlife. Musik Fela termasuk ke dalam empat periode artistik dan analisis elemen struktur musik dalam 60's-menjadi periode pertama artistik. Sampel diambil dari periode jazz highlife dipilih dan mencetak gol dalam notasi staf dalam rangka membangun struktur, bentuk dan teknik komposisi komposer. Studi tersebut menunjukkan penelitian struktural dan gaya lebih lanjut tentang dokumentasi musisi populer

11 11 lainnya di Afrika untuk melestarikan karya-karya mereka untuk anak cucu. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Oikelome adalah sama-sama mengkaji stilistika. Perbedaannya, penelitian ini mengkaji novel, sedangkan penelitian Oikelome mengkaji musik. Pada penelitian Yeibo (2012:186) dikaji aspek-aspek latar belakang pemanfaatan bahasa figuratif untuk makna dan kebutuhan puisi J.P. Clark- Bekederemo. Hasil penelitian tersebut adalah, bahasa figuratif merupakan suatu hal yang signifikan digunakan dalam puisi, dan penulis sengaja bermaksud memanfaatkan bahasa figuratif dengan memberikan arti dengan menggunakan efek tanda di bawah teks pengajaran dan juga untuk memberikan nilai keindahan untuk menghubungkan situasi konteks dan fungsi teks. Implisitnya, analisis bahasa pada puisi J.P Clark Bekederemo dan puisi pada umunya adalah bahasa figuratif membantu memudahkan ketika akan menginterpretasi suatu teks. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Yeibo adalah sama-sama mengkaji suatu keindahan bahasa dalam suatu karya sastra. Perbedaannya, penelitian ini mengkaji keindahan bahasa pada novel, penelitian Yeibo mengkaji puisi. Sun (2011:1405) dalam analisis stilistika pada cerpen Theft diperoleh pemahaman yang jelas tentang bentrokan yang kuat antara keinginan batin protagonis dan realitas. Aktivitas mental batin tokoh kontras dengan penampilan, nampaknya perdamaian dan reaksi agak lambat itu lebih ditekan oleh kenyataan, yang menjadikan tokoh semakin keras. Kemalangan kehilangan dompet menyertai kemalangan di dunia cinta dan penderitaan yang kompleks. Tidak terdapat banyak reaksi kekerasan dari tokoh protagonis terhadap pencurian, cinta dan uang, bahkan

12 12 persahabatan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Sun adalah sama-sama karya sastra prosa yang dikaji dari sudut pandang stilistika. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Sun, kalau penelitian ini bentuk sastra yang dikaji adalah novel, sedangkan penelitian Sun adalah cerpen. Perbedaan lain adalah kalau penelitian ini aspek yang dikaji lebih umum tentang pemanfaatan stilistika, nilainilai pendidikan karakter, dan relevansinya dengan pembelajaran, sedangkan penelitian Sun hanya ditekankan pemanfaatan stilistika untuk menentukan ketimpangan antara keinginan dan dunia kenyataan tokoh pada cerpen. Berdasarkan penelitian yang relevan di atas, dapat disintesiskan bahwa karya apa pun itu (novel, cerpen, puisi, dan musik), memiliki style bahasa yang sangat bermanfaat dan menghibur. Melalui gaya yang digunakan pengarang, akan ditemukan keunikan bahasa yang menjadi identitas suatu karya tertentu. Oleh karena itu, analisis tentang keindahan kebahasaan (stilistika) sangat penting untuk dilakukan. Pada penelitian ini akan dikaji salah satu novel karya Habiburrahman El Shirazy yang berjudul Cinta Suci Zahrana dengan pendekatan stilistika. Supaya penelitian lebih bermanfaat, maka akan dikaji pula nilai-nilai pendidikan karakter dan relevansinya dengan pembelajaran sastra di perguruan tinggi. B. Landasan Teori 1. Hakikat Novel a. Pengertian Novel Novel berasal dari bahasa latin novellus yang kemudian diturunkan menjadi novies, yang berarti baru. Perkataan baru ini dikaitkan dengan kenyataan bahwa novel merupakan jenis cerita fiksi (fiction) yang muncul belakangan

13 13 dibandingkan dengan cerita pendek (short story) dan roman. Novel termasuk fiksi (fiction) karena novel merupakan hasil khayalan atau sesuatu yang sebenarnya tidak ada (Waluyo, 2002:36). Ahli strukturalisme genetik dari Perancis, Lucien Goldmann (dalam Wardani, 2009:15) menyatakan bahwa novel adalah cerita mengenai pencarian nilai-nilai otentik dalam dunia yang terdegradasi dan dilakukan oleh tokoh hero yang problematik. Pendapat Goldman tersebut didukung oleh Rene Girard (dalam Wardani, 2009:15-16) yang menyatakan bahwa novel adalah cerita tentang pencarian nilai otentik dalam dunia yang terdegradasi oleh tokoh hero. Nilai otentik adalah nilai implisit yang terdapat dalam novel. Nilai itu bersifat spesifik dan berbeda untuk setiap novel. Nilai otentik juga bersifat abstrak dan konseptual yang muncul dari kesadaran pengarang. Sementara itu, menurut Tarigan (1995:165), jika ditinjau dari segi jumlah kata, biasanya novel mengandung kata-kata yang berkisar antara buah sampai tidak terbatas. Novel yang paling pendek itu harus terdiri minimal 100 halaman dan rata-rata waktu yang dipergunakan untuk membaca novel minimal 2 jam. Nurgiyantoro (2002:4), menyebutkan bahwa novel sebagai karya fiksi menawarkan sebuah dunia. Dunia yang berisi model kehidupan yang ideal. Dunia imajinatif yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh (dan penokohan), latar, sudut pandang, dan lain-lain yang kesemuanya tentu saja bersifat imajinatif. Dalam novel karya fiksi dibangun oleh beberapa unsur pembentukannya mulai dari penokohan, alur, tema, amanat, serta

14 14 bahasa. Jadi, dari segala unsur pembangun novel terjadi keterjalinan unsur intrinsiknya. Berdasarkan pada beberapa definisi di atas, maka dapat disintesiskan bahwa novel adalah salah satu wujud cerita rekaan yang isinya lebih panjang daripada cerpen namun lebih pendek daripada roman, di dalamnya menceritakan kehidupan tokoh hero dengan segala problematika kehidupan yang kompleks, sehingga mengalihkan jalan nasib tokoh ke dunia kemungkinan yang bersifat imajinatif. b. Jenis-jenis Novel Menurut Nurgiyantoro (1995) novel terdiri atas dua jenis, yaitu novel populer dan novel serius. Berikut pernyataannya: novel populer adalah novel yang populer pada masanya dan banyak penggemarnya, khususnya pembaca di kalangan remaja. Novel jenis ini menampilkan masalah-masalah yang aktual dan selalu menzaman, namun hanya sampai pada tingkat permukaan. Novel populer tidak menampilkan permasalahan kehidupan secara lebih intens, tidak berusaha meresapi hakikat kehidupan. Sebab, jika demikian halnya, novel populer akan menjadi berat, dan berubah menjadi novel serius, dan boleh jadi akan ditinggalkan oleh pembacanya. Oleh karena itu, novel populer pada umumnya bersifat artifisial, hanya bersifat sementara, cepat ketinggalan zaman, dan tidak memaksa orang untuk membacanya sekali lagi. Ia, biasanya, cepat dilupakan orang, apalagi dengan munculnya novel-novel baru yang lebih populer pada masa sesudahnya (hlm.16). Novel serius biasanya berusaha mengungkapkan sesuatu yang baru dengan cara pengucapan yang baru pula. Singkatnya, unsur kebaruan diutamakan.

15 15 Tentang bagaimana suatu bahan diolah dengan cara yang khas, adalah hal yang penting dalam teks kesastraan. Justru karena adanya unsur pembaharuan itu yang sebenarnya merupakan tarik-menarik antara pemertahanan dan penolakan konvensi teks kesastraan menjadi mengesankan. Oleh karena itu, dalam novel serius tidak akan terjadi sesuatu yang bersifat stereotip, atau paling tidak, pengarang berusaha untuk menghindarinya. Jika sampai hal itu terjadi, biasanya, ia dianggap sebagai sesuatu yang mengurangi kadar literer karya yang bersangkutan, sebagai suatu cela. Novel serius mengambil realitas kehidupan ini sebagai model, kemudian menciptakan sebuah dunia baru lewat penampilan cerita dan tokoh-tokoh dalam situasi yang khusus (hlm.20). Berdasarkan dua jenis novel tersebut, dapat ditarik suatu simpulan bahwa novel serius memiliki bobot literer yang tinggi dibandingkan novel populer. Hal tersebut karena novel literer berani mengangkat permasalahan besar dibandingkan novel populer yang bersifat artifisial. Contoh novel populer memiliki tema cinta, detektif, horor dan lain sebagainya yang dikemas secara ringan dan santai yang sudah umum terjadi dan biasa ditemui pada kehidupan sehari-hari, sedangkan novel serius lebih berani menyuarakan pemberontakan secara tegas terhadap suatu tatanan yang ada. Contoh novel serius bertemakan gender, politik, adat, agama, denga segala problematika yang serius. c. Struktur Novel Struktur novel dibentuk oleh unsur-unsur berikut:

16 16 1) Tema Tema merupakan inti atau ide dasar sebuah cerita. Berdasarkan ide dasar itulah kemudian cerita dibangun oleh pengarangnya dengan memanfaatkan unsurunsur intrinsik seperti plot, penokohan, dan latar. Tema merupakan pangkal otak pengarang dalam menceritakan dunia rekaan yang diciptakannya (Kosasih, 2008:223). Menurut Waluyo dan Wardani (2009) tema cerita dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis, yaitu: (1) tema yang bersifat fisik; (2) tema organik; (3) tema sosial; (4) tema egoik (reaksi pribadi); dan (5) tema divine (Ketuhanan). Tema yang bersifat fisik menyangkut inti cerita yang bersangkut paut dengan kebutuhan fisik manusia, misalnya tentang cinta, perjuangan mencari nafkah, hubungan perdagangan, dan sebagainya. Tema yang bersifat organik atau moral, menyangkut soal hubungan antara manusia, misalnya penipuan, masalah keluarga, problem politik, ekonomi, adat, tatacara, dan sebagainya. Tema yang bersifat sosial berkaitan dengan problem kemasyarakatan. Tema egoik atau reaksi individual, berkaitan dengan protes pribadi kepada ketidakadilan, kekuasaan yang berlebihan, dan pertentangan individu. Tema divine (Ketuhanan) menyangkut renungan yang bersifat religius hubungan manusia dengan Sang Khalik (hlm ). 2) Alur Alur (plot) merupakan sebagian dari unsur intrinsik suatu karya sastra. Alur merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat. Pola pengembangan cerita suatu cerpen atau novel tidaklah seragam. Jalan cerita suatu novel kadang-kadang berbelit-belit dan penuh kejutan, juga kadang

17 17 sederhana. Hanya saja bagaimana pun sederhana alur suatu novel tidak akan sesederhana jalan cerita dalam cerpen. Novel akan memiliki jalan cerita yang lebih panjang. Hal ini karena tema cerita yang dikisahkannya lebih kompleks dengan persoalan para tokohnya yang juga lebih rumit (Kosasih, 2008: ). Berdasarkan pengembangannya, terdapat tiga macam alur, yaitu alur maju, alur mundur, dan alur campuran. Secara umum jalan cerita terbagi ke dalam bagian-bagian berikut: (a) Pengenalan situasi cerita (exposition); dalam bagian ini, pengarang memperkenalkan para tokoh, menata adegan dan hubungan antartokoh. (b) Pengungkapan peristiwa (complication); dalam bagian ini disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokoh-nya. (c) Menuju pada adanya konflik (rising action); terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatan berbagai situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh. (d) Puncak konflik (turning point); bagian ini disebut pula sebagai klimaks. Inilah bagian cerita yang paling besar dan mendebarkan. Pada bagian ini pula, ditentukannya perubahan nasib beberapa tokohnya, misalnya apakah dia berhasil menyelesaikan masalahnya atau gagal. (e) Penyelesaian (ending); sebagai akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan tentang nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu. Namun ada pula, novel yang penyelesaian akhir ceritanya itu diserahkan kepada imaji pembaca. Jadi, akhir ceritanya itu dibiarkan menggantung, tanpa ada penyelesaian.

18 18 Puncak konflik Menuju pada konflik Penyelesaian Pengungkapan peristiwa Pengenalan cerita Konflik merupakan inti dari sebuah alur. Konflik dapat diartikan sebagai suatu pertentangan. Bentuk-bentuk pertentangan itu, sebagaimana yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, sangatlah bermacam-macam. Misalnya: pertentangan manusia dengan dirinya sendiri (konflik batin); pertentangan manusia dengan sesamanya; pertentangan manusia dengan lingkungannya, baik itu lingkungan ekonomi, politik, sosial, dan budaya; dan pertentangan manusia dengan Tuhan dan keyakinannya. 3) Latar Latar (setting) merupakan salah satu unsur intrinsik karya sastra. Terliput dalam latar, adalah keadaan tempat, waktu, dan budaya. Tempat dan waktu yang dirujuk dalam sebuah cerita bisa merupakan sesuatu yang faktual atau bisa pula yang imajiner (Kosasih, 2008:227). Jadi, latar adalah tempat, waktu, dan budaya yang terdapat di dalam karya sastra. 4) Tokoh dan perwatakan Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, misalnya sebagai jawaban terhadap pertanyaan: Siapakah tokoh utama novel itu?, atau Ada berapa orang jumlah pelaku novel itu?, dan sebagainya. Watak, perwatakan, dan karakter, menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh seperti yang ditafsirkan oleh

19 19 pembaca, lebih menunjuk pada kualitas pribadi seorang tokoh. Penokohan dan karakterisasi-karakterisasi sering juga disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita. Seperti dikatakan oleh Jones (1968), penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita (Nurgiyantoro, 1995:165). Tokoh dan perwatakan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, karena setiap tokoh memiliki watak, sementara watak pasti melekat dalam diri tokoh. Perwatakan bisa dilihat dari aktivitas tokoh dalam menjalani kehidupan, khususnya dalam menghadapi konflik yang dimunculkan. 5) Sudut Pandang atau Point of View Sudut pandang atau point of view adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita. Posisi pengarang ini terdiri atas dua macam berikut ini: pertama, berperan langsung sebagai orang pertama, sebagai tokoh yang terlihat dalam cerita yang bersangkutan; kedua, hanya sebagai orang ketiga yang berperan sebagai pengamat (Kosasih, 2008:229). Sudut pandang orang pertama biasanya ditandai dengan kata aku, saya, daku, dan sebagainya. Sudut pandang orang ketiga ditandai dengan kata dia, ia, mereka, atau nama orang. 6) Amanat Amanat merupakan ajaran moral atau pesan didagtis yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karyanya. Untuk menemukan amanat dalam suatu karya sastra tidak cukup dengan membaca dua atau tiga

20 20 paragraf, melainkan harus menghabiskannya sampai tuntas. Amanat bisa didapat baik secara tersirat maupun tersurat. 7) Gaya Bahasa Dalam cerita, penggunaan bahasa berfungsi untuk menciptakan suatu nada atau suasana persuasif serta merumuskan dialog yang mampu memperlihatkan hubungan dan interaksi antara sesama tokoh. Kemampuan sang penulis mempergunakan bahasa secara cermat dapat menjelmakan suatu suasana yang berterus terang atau satiris, simpatik atau menjengkelkan, objektif atau emosional. Bahasa dapat menimbulkan suasana yang tepat guna bagi adegan yang seram, adegan cinta, ataupun peperangan, keputusan, maupun harapan (Kosasih, 2008: ). Berdasarkan pada beberapa definisi di atas, maka dapat disintesiskan bahwa novel sebagai karya fiksi dibangun oleh suatu struktur, yaitu: tema, alur, latar, penokohan, sudut pandang atau point of view, amanat, dan gaya bahasa. 2. Hakikat Stilistika a. Pengertian Stilistika Secara etimologis stylistics berhubungan dengan kata style (gaya), sedangkan stilistics dapat diterjemahkan sebagai ilmu tentang gaya. Stilistika adalah ilmu pemanfaatan bahasa dalam karya sastra (Endraswara, 2003:72). Stilistika (stylistics) merujuk pada pengertian studi tentang stile, kajian terhadap wujud performansi kebahasaan, khususnya yang terdapat di dalam karya sastra (Lecch & Short dalam Nurgiyantoro, 2002:279). Sementara itu, (Chapman dalam Nurgiyantoro, 2002:279) menyatakan bahwa kajian stilistika itu sendiri

21 21 sebenarnya dapat ditujukan terhadap berbagai ragam penggunaan bahasa dan tidak terbatas dalam sastra saja, namun biasanya stilistika lebih sering dikaitkan dengan bahasa sastra. Jadi pada dasarnya, stilistika adalah ilmu yang mengkaji gaya atau style pada bahasa apapun itu, tidak hanya sastra, melainkan bahasa pada kehidupan sehari-hari. Hanya saja, praktik dalam kehidupan sehari-hari, stilistika selalu dikaitkan dengan ilmu yang mengkaji keindahan bahasa pada karya sastra, baik prosa, puisi, maupun drama. Stilistika sebagai bahasa khas sastra, akan memiliki keunikan tersendiri dibandingkan bahasa komunikasi sehari-hari. Stilistika adalah bahasa yang telah diciptakan dan direkayasa untuk mewakili ide sastrawan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Wellek dan Warren (dalam Endraswara, 2003:75) bahwa stilistika adalah bagian ilmu sastra dan akan menjadi penting, karena melalui metode ini akan terjabarkan ciri-ciri khusus sebuah karya sastra. Metode yang dimaksud adalah analisis dengan menggunakan pendekatan stilistika. Berdasarkan uraian di atas dapat disintesiskan bahwa stilistika dalam konteks sastra adalah ilmu yang mengkaji wujud pemakaian bahasa dalam sebuah karya sastra dengan mempertimbangkan aspek-aspek keindahan. b. Aspek Stilistika dalam Kajian Karya Sastra 1) Diksi Diksi disebut juga dengan pemilihan kata. Diksi digunakan oleh pengarang untuk memperindah bentuk dan memberikan ciri khas pada suatu karya yang dibuat. Dalam karya sastra, terdapat banyak diksi antara lain sebagai berikut (Al- Ma ruf, 2009:53-57): kata konotatif adalah kata yang mengandung makna

22 22 komunikatif yang terlepas dari makna harfiahnya yang didasarkan atas perasaan dan pikiran pengarang atau persepsi pengarang tentang sesuatu yang dibahasakan; kata konkret mengandung makna yang merujuk kepada pengertian langsung atau memiliki makna harfiah, sesuai dengan konvensi tertentu; kata sapaan khas dan nama diri adalah kata yang berfungsi sebagai sebutan untuk menunjukkan orang atau sebagai penanda identitas seseorang; kata seru khas Jawa; kata serapan adalah kata yang diambil atau dipungut dari bahasa lain, baik bahasa asing maupun bahasa daerah, baik mengalami adaptasi struktur, tulisan, dan lafal, maupun tidak dan sudah dikategorikan sebagai kosakata bahasa Indonesia; kata asing; arkaik (kata yang sudah mati dihidupkan lagi); kata vulgar merupakan kata-kata yang tidak intelek, kurang beradab, dipandang tidak etis, dan melanggar sopan santun atau etika sosial yang berlaku dalam masyarakat intelek atau terpelajar; kata dengan objek realitas alam adalah kata yang memanfaatkan realitas alam sebagai bentukan kata tertentu yang memiliki arti; dan kosakata dari bahasa daerah Jawa, Sunda, Batak, dan sebagainya. 2) Bahasa Figuratif Bahasa figuratif ialah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yakni secara tidak langsung mengungkapkan makna. Kata atau bahasanya bermakna kias atau makna lambang (Waluyo, 2010:96). Berdasarkan pendapat Waluyo tersebut diperoleh pemahaman tentang bahasa figuratif yang terdiri atas pengiasan yang menimbulkan makna kias dan pelambangan yang menimbulkan makna lambang. Berdasarkan pendapat

23 23 tersebut, maka analisis stilistika pada bidang bahasa figuratif terdiri atas gaya bahasa (majas) dan lambang. a) Gaya Bahasa (1) Pengertian Gaya Bahasa Gaya atau khususnya gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah style. Kata style diturunkan dari kata Latin stilus, yaitu semacam alat untuk menulis pada lempengan lilin. Keahlian menggunakan alat ini akan mempengaruhi jelas tidaknya tulisan pada lempengan tadi. Kelak pada waktu penekanan dititikberatkan pada keahlian untuk menulis indah, maka style lalu berubah menjadi kemampuan dan keahlian untuk menulis atau mempergunakan kata-kata secara indah (Keraf, 2007:112). Gaya dalam konteks berikut adalah bahasa yang indah. Makna gaya atau style, menurut Lecch & Short (dalam Nurgiyantoro, 2002:276) merupakan cara penggunaan bahasa dalam konteks tertentu, untuk tujuan tertentu, dan sebagainya. Dengan demikian, style dapat bermacam-macam sifatnya, tergantung konteks dimana dipergunakan, selera pengarang, namun juga tergantung apa tujuan dari penuturan itu sendiri. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2002:276) yang menyatakan bahwa gaya atau style merupakan cara pengucapan bahasa dalam prosa, atau bagaimana seorang pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan dikemukakan. Seseorang dapat menggunakan bahasa sebagai cara untuk mengekspresikan sesuatu. Sementara itu, Enkvist (dalam Endaswara, 2003:72) memberikan enam pengertian tentang gaya bahasa, yaitu: 1) bungkus yang membungkus inti pemikiran atau

24 24 pernyataan yang telah ada sebelumnya; 2) pilihan diantara banyak pernyataan yang mungkin; 3) sekumpulan ciri pribadi; 4) penyimpangan norma atau kaidah; 5) sekumpulan ciri kolektif; dan 6) hubungan antara satuan bahasa yang dinyatakan dalam teks lebih luas daripada sebuah kalimat. Terpenting yang harus dipahami bahwa gaya bahasa adalah style as choise, style as meaning, dan style as tension between meaning and form. Pemajasan (figure of thought) merupakan teknik pengungkapan bahasa yang maknanya tidak menunjuk pada makna harfiah, melainkan pada makna yang ditambahkan atau makna tersirat. Jadi, pemajasan merupakan gaya bahasa yang sengaja mendayagunakan penuturan dengan memanfaatkan bahasa kias. Sebenarnya, makna harfiah dengan makna kias masih ada hubungan, tetapi hubungan tersebut bersifat tidak langsung yang membutuhkan penafsiran dari pembaca (Nurgiyantoro, 2002:297). Melalui gaya bahasa, dapat diperoleh makna tersirat maupun tersurat dari apa yang dimaksud oleh pengungkapnya. (2) Jenis-jenis Gaya Bahasa (a) Gaya Bahasa Berdasarkan Struktur Kalimat Struktur sebuah kalimat dapat dijadikan landasan untuk menciptakan gaya bahasa, yang dimaksud dengan struktur kalimat di sini adalah kalimat bagaimana tempat sebuah unsur kalimat yang dipentingkan dalam kalimat tersebut. Ada kalimat yang bersifat periodik, bila bagian yang terpenting atau gagasan yang mendapat penekanan ditempatkan pada akhir kalimat. Ada kalimat yang bersifat kendur, yaitu bila bagian kalimat yang mendapat penekanan ditempatkan pada awal kalimat. Bagian-bagian yang kurang penting atau semakin kurang penting

25 25 dideretkan sesudah bagian yang dipentingkan tadi, dan jenis yang ketiga adalah kalimat berimbang, yaitu kalimat yang mengandung dua bagian kalimat atau lebih yang kedudukannya sama tinggi atau sederajat (Keraf, 2007:124). Berdasarkan ketiga macam struktur kalimat sebagai yang dikemukakan di atas, maka dapat diperoleh gaya-gaya bahasa yang meliputi: klimaks, antiklimaks, paralelisme, antitesis, repetisi (epizeuksis, tautotes, anafora, epistrofa, simploke, mesodiplosis, epanalepsis, anadiplosis), (b) Gaya Bahasa Berdasarkan Langsung Tidaknya Makna Gaya bahasa berdasarkan makna diukur dari langsung tidaknya makna, yaitu apakah acuan yang dipakai masih mempertahankan makna denotatifnya atau sudah ada penyimpangan. Bila acuan yang digunakan itu masih mempertahankan makna dasar, maka bahasa itu masih bersifat polos. Tetapi bila sudah ada perubahan makna, entah berupa makna konotatif atau sudah menyimpang jauh dari makna denotatifnya, maka acuan itu dianggap sudah memiliki gaya sebagai yang dimaksudkan di sini. Gaya bahasa berdasarkan ketidaklangsungan makna ini biasanya disebut sebagai trope atau figure of speech. Istilah trope sebenarnya berarti pembalikan atau penyimpangan. Kata trope lebih dulu populer sampai dengan abad XVIII. Karena ekses yang terjadi sebelumnya, trope dianggap sebagai penggunaan bahasa yang indah dan menyesatkan. Sebab itu, pada abad XVIII istilah itu mulai diganti dengan figure of speech. Gaya bahasa yang disebut trope atau figure of speech dalam uraian ini dibagi atas dua kelompok, yaitu gaya bahasa retoris, yang semata-mata merupakan penyimpangan dari konstruksi biasa untuk mencapai efek tertentu, dan gaya bahasa kiasan yang merupakan

26 26 penyimpangan yang lebih jauh, khususnya dalam bidang makna (Keraf, 2007:129). Jenis gaya bahasa retoris terdiri atas: aliterasi, asonansi, anastrof, apofasis atau preterisio, apostrof, asindeton, polisindeton, kiasmus, elipsis, eufemismus, litotes, histeron proteron, pleonasme dan tautologi, perifrasis, prolepsis atau antisipasi, erotesis atau pertanyaan retoris, silepsis dan zeugma, koreksio atau epanortosis, hiperbol, paradoks, dan oksimoron. Jenis gaya bahasa kiasan meliputi: persamaan atau simile, metafora, alegori, parabel, fabel, personifikasi atau prosopopoeia, alusi, eponim, epitet, sinekdoke, metonimia, antonomasia, hipalase, ironi, sinisme, sarkasme, satire, inuendo, antifrasis, dan pun atau paronomasia. Menurut Kosasih, majas terbagi ke dalam empat jenis, yaitu: majas perbandingan, antara lain meliputi asosiasi (simile), metafora, personifikasi, dan alegori; majas pertentangan, antara lain meliputi hiperbola, litotes, ironi, sinisme, dan oksimoron; majas pertautan, antara lain meliputi metonimia, sinekdoke, alusi, eufimisme, elipsis, dan inversi; majas penegasan/perulangan, antara lain meliputi pleonasme, klimaks, antiklimaks, retoris, aliterasi, antanaklasis, repetisi, paralelisme, dan kiasmus (2008: ). Berdasarkan pendapat Keraf dan Kosasih tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa figuratif yang berupa majas dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu: 1. Majas perbandingan a. Asosiasi

27 Asosiasi (simile) adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti (Kosasih, 2008:163). b. Metafora Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat. Metafora sebagai perbandingan langsung tidak mempergunakan kata: seperti, bak, bagai, bagaikan, dan sebagainya, sehingga pokok pertama langsung dihubungkan dengan pokok kedua (Keraf, 2007:139). Proses terjadinya sebenarnya sama dengan simile tetapi secara berangsur-angsur keterangan mengenai persamaan dan pokok pertama dihilangkan. c. Personifikasi atau Prosopopoeia Personifikasi atau prosopopoeia adalah semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat-sifat kemanusiaan. Personifikasi (penginsanan) merupakan suatu corak khusus dari metafora, yang mengiaskan benda-benda mati bertindak, berbuat, berbicara seperti manusia (Keraf, 2007:140). d. Alegori Alegori adalah majas perbandingan yang bertautan satu dengan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh (Kosasih, 2008:164). e. Antitesis Definisi antitesis menurut Keraf adalah sebuah gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan dengan mempergunakan kata- perpustakaan.uns.ac.id 27

28 28 kata atau kelompok kata yang berlawanan. Gaya ini timbul dari kalimat berimbang (2007: ). f. Perifrasis Sebenarnya perifrasis adalah gaya yang mirip dengan pleonasme, yaitu mempergunakan kata lebih banyak dari yang diperlukan. Perbedaannya terletak dalam hal bahwa kata-kata yang berlebihan itu sebenarnya dapat diganti dengan satu kata saja (Keraf, 2007:134). g. Prolepsis atau antisipasi Prolepsis atau antisipasi adalah semacam gaya bahasa di mana orang mempergunakan lebih dahulu kata-kata atau sebuah kata sebelum peristiwa atau gagasan yang sebenarnya terjadi. Misalnya dalam mendeskripsikan peristiwa kecelakaan dengan pesawat terbang, sebelum sampai kepada peristiwa kecelakaan itu sendiri, penulis sudah mempergunakan kata pesawat yang sial itu. Padahal kesialan baru terjadi kemudian. Perhatikan pula kalimat-kalimat berikut yang mengandung gaya prolepsis atau antisipasi itu (Keraf, 2007:134). h. Koreksio atau epanortosis Koreksio atau epanortosis adalah suatu gaya yang berwujud, mula-mula menegaskan sesuatu, tetapi kemudian memperbaikinya (Keraf, 2007:135). 2. Majas Pertentangan a. Hiperbola Hiperbola adalah majas yang mengandung pernyataan yang berlebih lebihan dengan maksud untuk memperhebat, meningkatkan kesan, dan daya pengaruh (Kosasih, 2008:164).

29 29 b. Litotes Litotes adalah majas yang ditujukan untuk mengurangi atau mengecil ngecilkan kenyataan sebenarnya. Tujuannya antara lain untuk merendahkan diri (Kosasih, 2008:164). c. Ironi, Sinisme, dan Sarkasme Keraf (2007: ) mengungkapkan ironi, sinisme, dan sarkasme sebagai berikut : Ironi diturunkan dari kata eironeia yang berarti penipuan atau pura-pura. Sebagai bahasa kiasan, ironi atau sindiran adalah suatu acuan yang ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata-katanya. Ironi merupakan suatu upaya literer yang efektif karena ia menyampaikan impresi yang mengandung pengekangan yang besar. Entah dengan sengaja atau tidak, rangkaian kata-kata yang dipergunakan itu mengingkari maksud yang sebenarnya. Sebab itu, ironi akan berhasil kalau pendengar juga sadar akan maksud yang disembunyikan di balik rangkaian kata-katanya. Sinisme diturunkan dari nama suatu aliran filsafat Yunani yang mula-mula mengajarkan bahwa kebajikan adalah satu-satunya kebaikan, serta hakikatnya terletak dalam pengendalian diri dan kebebasan, tetapi kemudian mereka menjadi kritikus yang keras atas kebiasaan-kebiasaan sosial dan filsafatfilsafat lainnya. Walaupun sinisme dianggap lebih keras dari ironi, namun kadangkadang masih sukar diadakan perbedaan antara keduanya. Bila contoh mengenai ironi di atas diubah, maka akan dijumpai gaya yang lebih bersifat sinis. Sarkasme merupakan suatu acuan yang lebih kasar dari ironi dan sinisme. Ia adalah suatu

30 30 acuan yang mengandung kepahitan dan celaan yang getir. Sarkasme dapat saja bersifat ironis, dapat juga tidak, tetapi yang jelas adalah bahwa gaya ini selalu akan menyakiti hati dan kurang enak didengar. Kata sarkasme diturunkan dari kata Yunani sarkasmos, yang lebih jauh diturunkan dari kata kerja sakasein yang berarti merobek-robek daging seperti anjing, menggigit bibir karena marah, atau berbicara dengan kepahitan. d. Oksimoron Oksimoron adalah majas yang antarbagian bagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan (Kosasih, 2008:164). e. Pun atau Paronomasia Pun atau paranomasi adalah kiasan dengan mempergunakan kemiripan bunyi. Ia merupakan permainan kata yang didasarkan pada kemiripan bunyi, tetapi terdapat perbedaan besar dalam maknanya (Keraf, 2007:145). f. Silepsis dan Zeugma Silepsis dan zeugma adalah gaya di mana orang mempergunakan dua konstruksi rapatan dengan menghubungkan sebuah kata dengan dua kata lain yang sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan dengan kata pertama. Dalam silepsis, konstruksi yang dipergunakan itu secara gramatikal benar, tetapi secara semantik tidak benar (Keraf, 2007:135). Dalam zeugma kata yang dipakai untuk membawahi kedua kata berikutnya, sebenarnya hanya cocok untuk salah satu daripadanya (baik secara logis maupun secara gramatikal).

31 31 g. Satire Uraian yang harus ditafsirkan lain dari makna permukaannya disebut satire. Kata satire diturunkan dari kata satura yang berarti talam yang penuh berisi macam-macam buah-buahan. Satire adalah ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu. Bentuk ini tidak perlu harus bersifat ironis. Satire mengandung kritik tentang kelemahan manusia. Tujuan utamanya adalah agar diadakan perbaikan secara etis maupun estetis (Keraf, 2007:144). h. Inuendo Inuendo adalah semacam sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya. Ia menyatakan kritik dengan sugesti yang tidak langsung, dan sering tampaknya tidak menyakitkan hati kalau dilihat sambil lalu (Keraf, 2007:144). i. Antifrasis Antifrasis adalah semacam ironi yang berwujud penggunaan sebuah kata dengan makna kebalikannya, yang bisa saja dianggap sebagai ironi sendiri, atau kata-kata yang dipakai untuk menangkal kejahatan, roh jahat, dan sebagainya. Antifrasis akan diketahui dengan jelas, bila pembaca atau pendengar mengetahui atau dihadapkan pada kenyataan bahwa yang dikatakan itu adalah sebaliknya. Bila diketahui bahwa yang datang adalah seorang yang cebol, bahwa yang dihadapi adalah seorang koruptor atau penjahat, maka kedua contoh itu jelas disebut antifrasis. Kalau tidak diketahui secara pasti, maka ia disebut saja sebagai ironi (Keraf, 2007: ).

32 32 j. Paradoks Paradoks adalah semacam gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada. Paradoks dapat juga berarti semua hal yang menarik perhatian karena kebenarannya (Keraf, 2007:136). k. Apostrof Apostrof adalah semacam gaya yang berbentuk pengalihan amanat dari para hadirin kepada sesuatu yang tidak hadir. Cara ini biasanya dipergunakan oleh orator klasik. Dalam pidato yang disampaikan kepada suatu massa, sang orator secara tiba-tiba mengarahkan pembicaraannya langsung kepada sesuatu yang tidak hadir: kepada mereka yang sudah meninggal, atau kepada barang atau objek khayalan atau sesuatu yang abstrak, sehingga tampaknya ia tidak berbicara kepada hadirin (Keraf, 2007:131). l. Apofasis atau Preterisio Apofasis atau disebut juga preterisio merupakan sebuah gaya di mana penulis atau pengarang menegaskan sesuatu, tetapi tampaknya menyangkal. Berpura-pura membiarkan sesuatu berlalu, tetapi sebenarnya ia menekankan hal itu. Berpura-pura melindungi atau menyembunyikan sesuatu, tetapi sebenarnya memamerkannya (Keraf, 2007:130). m. Hipalase Hipalase adalah semacam gaya bahasa di mana sebuah kata tertentu dipergunakan untuk menerangkan sebuah kata, yang seharusnya dikenakan pada sebuah kata yang lain. Secara singkat dapat dikatakan bahwa hipalase adalah

33 33 suatu kebalikan dari suatu relasi alamiah antara dua komponen gagasan (Keraf, 2007:142). n. Histeron Proteron Histeron Proteron adalah semacam gaya bahasa yang merupakan kebalikan dari sesuatu yang logis atau kebalikan dari sesuatu yang wajar, misalnya menempatkan sesuatu yang terjadi kemudian pada awal peristiwa. Juga disebut hiperbaton (Keraf, 2007:133). 3. Majas Pertautan a. Metonomia Metonimia adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang, barang, atau hal lainnya sebagai pengganti (Kosasih, 2008:165). b. Sinekdok Sinekdoke adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhan atau sebaliknya. Majas ini terbagi ke dalam dua jenis (Kosasih, 2008:165). Pars pro toto, sebagian untuk seluruhnya. Maksudnya, kalau yang disebutkan sebagian dari suatu benda, maka yang dimaksudkan adalah benda itu secara keseluruhan. Totem pro parte, seluruhnya untuk sebagian Maksudnya, dengan menyebutkan keseluruhan maka yang dimaksud hanya sebagiannya saja.

34 34 c. Alusi Alusi adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung pada suatu tokoh atau peristiwa yang sudah diketahui bersama (Kosasih, 2008:165). d. Eufemismus Kata eufemisme atau eufemismus diturunkan dari kata Yunani euphemizein yang berarti mempergunakan kata-kata dengan arti yang baik atau dengan tujuan yang baik. Sebagai gaya bahasa, eufemisme adalah semacam acuan berupa ungkapan-ungkapan yang tidak menyinggung perasaan orang, atau ungkapanungkapan yang halus untuk menggantikan acuan-acuan yang mungkin dirasakan menghina, menyinggung perasaan atau mensugestikan sesuatu yang tidak menyenangkan (Keraf, 2007:132). e. Eponim Eponim adalah suatu gaya di mana seseorang yang namanya begitu sering dihubungkan dengan sifat tertentu, sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan sifat itu. f. Epitet Epitet (epiteta) adalah semacam acuan yang menyatakan suatu sifat atau ciri yang khusus dari seseorang atau sesuatu hal. Keterangan itu adalah suatu frasa deskriptif yang menjelaskan atau menggantikan nama seseorang atau suatu barang.

35 35 g. Antonomasia Antonomasia juga merupakan sebuah bentuk khusus dari sinekdoke yang berwujud penggunaan sebuah epiteta untuk menggantikan nama diri, atau gelar resmi, atau jabatan untuk menggantikan nama diri (Keraf, 2007:142). h. Elipsis Elipsis adalah majas yang di dalamnya terdapat penghilangan kata atau bagian kalimat (Kosasih, 2008:165). i. Asindenton Asindenton adalah suatu gaya yang berupa acuan, yang bersifat padat dan mampat di mana beberapa kata, frasa, atau klausa yang sederajat tidak dihubungkan dengan kata sambung. Bentuk-bentuk itu biasanya dipisahkan saja dengan koma, seperti ucapan terkenal dari Julius Caesar: Veni, vidi, vici, saya datang, saya lihat, saya menang (Keraf, 2007:131). j. Polisindenton Polisindeton adalah suatu gaya yang merupakan kebalikan dari asidenton. Beberapa kata, frasa, atau klausa yang berurutan dihubungkan satu sama lain dengan kata-kata sambung (Keraf, 2007:131). k. Anastrof atau inversi Anastrof atau inversi adalah semacam gaya retoris yang diperoleh dengan pembalikan susunan kata yang biasa dalam kalimat (Keraf, 2007:130). 4. Majas Penegasan / Perulangan a. Aliterasi

36 36 Aliterasi adalah majas yang memanfaatkan kata kata yang bunyi awalnya sama (Kosasih, 2008:166). b. Asonansi Asonansi adalah semacam gaya bahasa yang berwujud perulangan bunyi vokal yang sama. Biasanya dipergunakan dalam puisi, kadang-kadang juga dalam prosa untuk memperoleh efek penekanan atau sekadar keindahan (Keraf, 2007:130). c. Kiasmus Kiasmus (chiasmus) adalah semacam acuan atau gaya bahasa yang terdiri dari dua bagian, baik frasa atau klausa, yang sifatnya berimbang, dan dipertentangkan satu sama lain, tetapi susunan frasa atau klausanya itu terbalik bila dibandingkan dengan frasa atau klausa lainnya (Keraf, 2007:132). d. Repetisi Repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai. Karena nilainya dalam oratori dianggap tinggi, maka para orator menciptakan bermacam-macam repetisi yang pada prinsipnya didasarkan pada tempat kata yang diulang dalam baris, klausa, atau kalimat (Keraf, 2007: ). Repetisi tersebut di antaranya adalah: epizeuksis: repetisi yang bersifat langsung, artinya kata yang dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut. Tautotes: repetisi atas sebuah kata berulang-ulang dalam sebuah konstruksi. Anafora: adalah repetisi yang berwujud perulangan kata pertama pada tiap baris atau kalimat berikutnya. Epistrofa: adalah repetisi yang berwujud perulangan kata atau frasa

37 37 pada akhir baris atau kalimat berurutan. Simploke (symploche): simploke adalah repetisi pada awal dan akhir beberapa baris atau kalimat berturut-turut. Mesodiplosis: adalah repetisi di tengah baris-baris atau beberapa kalimat berurutan. Epanalepsis: pengulangan yang berwujud kata terakhir dari baris, klausa atau kalimat, mengulang kata pertama. Anadiplosis: kata atau frasa terakhir dari suatu klausa atau kalimat menjadi kata atau frasa pertama dari klausa atau kalimat berikutnya. e. Pleonasme dan Tautologi Pada dasarnya pleonasme dan tautologi adalah acuan yang mempergunakan kata-kata lebih banyak daripada yang diperlukan untuk menyatakan satu pikiran atau gagasan. Walaupun secara praktis kedua istilah itu disamakan saja, namun ada yang ingin membedakan keduanya. Suatu acuan disebut pleonasme bila kata yang berlebihan itu dihilangkan, artinya tetap utuh. Sebaliknya, acuan itu disebut tautologi kalau kata yang berlebihan itu sebenarnya mengandung perulangan dari sebuah kata yang lain (Keraf, 2007: ). f. Klimaks Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut turut yang makin lama makin menghebat (Kosasih, 2008:166). g. Antiklimaks Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut turut yang makin lama makin menurun (melemah) (Kosasih, 2008:166).

38 38 h. Erotesis atau Pertanyaan Retoris Erotesis atau pertanyaan retoris adalah semacam pertanyaan yang dipergunakan dalam pidato atau tulisan dengan tujuan untuk mencapai efek yang lebih mendalam dan penekanan yang wajar, dan sama sekali tidak menghendaki adanya suatu jawaban. Gaya ini biasanya dipergunakan sebagai salah satu alat yang efektif oleh para orator. Dalam pertanyaan retoris terdapat asumsi bahwa hanya ada satu jawaban yang mungkin (Keraf, 2007: ). i. Retoris Retoris adalah majas yang berupa kalimat tanya yang jawabannya itu sudah diketahui penanya (Kosasih, 2008:166). j. Antanaklasis Antanaklasis adalah majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda (Kosasih, 2008:166). k. Paralelisme Keraf (2007) menyatakan Paralelisme adalah semacam gaya bahasa yang berusaha mencapi kesejajaran dalam pemakaian kata-kata atau frasa-frasa yang menduduki fungsi yang sama dalam bentuk gramatikal yang sama. Kesejajaran tersebut dapat pula berbentuk anak kalimat yang bergantung pada sebuah induk kalimat yang sama. Gaya ini lahir dari struktur kalimat yang berimbang (hlm. 126). b) Simbol/Lambang 1) Pengertian Simbol

39 39 Simbol (symballein, Yunani) berarti memasukkan, mencampurkan, dan membandingkan secara bersama-sama, sehingga terjadi analogi antara benda dengan objeknya. Oleh karena itulah, menurut Wellek dan Warren (dalam Ratna, 2009:171) pada dasarnya simbol mengandung unsur kata kerja. Simbol bunga mawar, pakaian warna hitam, di samping berarti bunga mawar itu sendiri, dengan warnanya yang cerah dan baunya yang harum, juga menunjuk seorang gadis remaja, wanita cantik sebagai idaman banyak pemuda. Demikian juga pakaian hitam, di samping warnanya gelap, yang lebih penting adalah maknanya sebagai tanda berduka cita. Kata simbol sering diidentikkan dengan tanda atau lambang, dan dapat berbentuk apapun, misalnya sebuah benda, benda tertentu yang dimunculkan secara berulang-ulang, suatu bentuk, suatu gerak, warna, bunyi, bau, bagian tubuh, dan sebagainya. Dalam fiksi, biasanya simbol dapat menimbulkan efek-efek tertentu: simbol yang muncul pada suatu saat yang penting dalam cerita mengedepankan atau menggarisbawahi pentingnya saat itu; simbol yang diulangdiulang sampai beberapa kali dalam keseluruhan karya memperlihatkan bahwa ada sesuatu (elemen) yang tetap dalam dunia fiksi, dan hal itu tidak boleh diabaikan oleh pembaca; simbol yang diulang dalam beberapa konteks peristiwa memberikan efek memperjelas tema cerita. Simbol dalam fiksi dapat mengacu pada elemen-elemen strukturalnya, misalnya mengacu kepada tema, tokoh, latar, dan elemen lainnya (Sayuti, 1996:111).

40 40 Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa simbol/lambang adalah adalah hubungan antara penanda dengan petanda yang sudah menjadi konvensi masyarakat. 2) Macam-macam Lambang Penyair merasa bahwa dengan simbolisasi itu makna akan lebih hidup, lebih jelas, lebih mudah dibayangkan oleh pembaca. Lambang dan kiasan ikut memberikan sugesti pada kata-kata tersebut. Macam-macam lambang ditentukan oleh keadaan atau peristiwa tertentu. Melalui pelambangan, kata-kata yang diciptakan menjadi lebih konkret sehingga mempermudah proses pengimajian. Berikut macam-macam lambang menurut Waluyo ( 2010: ): (a) Lambang Warna Warna mempunyai karakteristik watak tertentu. Banyak puisi yang menggunakan lambang warna untuk mengungkapkan perasaan penyair. Juduljudul puisi: Sajak Putih, Serenada Biru, Serenada Merah Padam, Serenada Hitam, Ciliwung yang Coklat, Malam Kelabu, dan sebagainya, menunjukkan digunakannya lambang warna di sini. Film Kabut Sutra Ungu menggunakan warna ungu untuk melambangkan kesedihan pelaku utamanya. (b) Lambang Benda Pelambangan juga dapat dilakukan dengan menggunakan nama benda untuk menggantikan sesuatu yang ingin diucapkan oleh penyair. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapati gambar burung garuda yang digunakan sebagai lambang persatuan Indonesia. Bendera dengan warna merah putih melambangkan

41 41 keberanian dan kesucian. Sementara gambar-gambar yang ada dalam Garuda Pancasila itu juga melambangkan sila-sila dalam Pancasila itu. (c) Lambang Bunyi Bunyi yang diciptakan oleh penyair juga melambangkan perasaan tertentu. Perpaduan bunyi-bunyi akan menciptakan suasana ynag khusus dalam sebuah puisi. Penggunaan bunyi sebagai lambang ini erat hubungannya dengan rima. Disamping itu, penggunaan lambang bunyi juga erat hubungan dengan diksi. Waktu memilih kata-kata, salah satu faktor yang diperhatikan adalah faktor bunyi yang padu. Bunyi yang melambangkan sesuatu, oleh J. Elemisa disebut klanksymbolik (simbol bunyi). (d) Lambang Suasana Suatu suasana dapat dilambangkan pula dengan suasana lain yang dipandang lebih konkret. Lambang suasana ini biasanya dilukiskan dalam kalimat atau alinea. Dengan demikian yang diwakili adalah suatu suasana dan bukan hanya suatu peristiwa sepintas saja. 3) Citraan a) Pengertian Citraan Abrams (dalam Al-Ma ruf:2009) mengungkapkan bahwa citraan atau imaji dalam karya sastra berperan penting untuk menimbulkan pembayangan imajinatif, membentuk gambaran mental, dan dapat membangkitkan pengalaman tertentu pada pembaca. Citraan kata (imagery) berasal dari bahasa Latin imago (image) dengan bentuk verbanya imitari (to imitate). Citraan merupakan kumpulan citra (the collection of images), yang digunakan untuk melukiskan objek dan kualitas

42 42 tanggapan indera yang digunakan dalam karya sastra, baik dengan deskripsi secara harfiah maupun secara kias (hlm.75). Citraan merupakan penggambaran angan-angan dalam karya sastra. Gambaran-gambaran angan tersebut ada bermacam-macam, dihasilkan oleh indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, maupun penciuman (Pradopo, 2007:81). Citraan atau imaji dalam karya sastra berperan penting untuk menimbulkan pembayangan imajinatif, membentuk gambaran mental, dan dapat membangkitkan pengalaman tertentu pada pembaca. Citraan dalam karya sastra dapat mencerminkan kekhasan dan keunikan individual pengarangnya. Salah satu bentuk penciptaan kerangka seni adalah pemakaian bahasa yang khas melalui citraan (Wellek dan Warren, 1990:18). Berdasarkan pendapat tersebut dapat disintesiskan bahwa citraan atau imagery adalah kata khas pengarang dalam karya sastra untuk membangkitkan tanggapan indera pembaca. b) Jenis-jenis Citraan Sutejo (2010:20) memaparkan jenis-jenis citraan mengikuti pemahaman citra sebagaimana diformulasikan Wellek dan Warren sebagai reproduksi mental, suatu ingatan masa lalu yang bersifat inderawi dan berdasarkan persepsi dan tidak selalu bersifat visual. Jenis-jenis citra meliputi: citra penglihatan (visual imagery), citra pendengaran (audio imagery), citra penciuman, citra perabaan (tactil imagery), dan citra gerak (movement imagery). Lebih lanjut, Pradopo (2007:81) dan Nurgiyantoro (2002:304) membagi citraan kata menjadi tujuh jenis, yaitu: 1) citraan penglihatan, 2) citraan pendengaran, 3) citraan penciuman, 4)

43 43 citraan pencecapan, 5) citraan gerak, 6) citraan intelektual, dan 7) citraan perabaan. Berikut jenis-jenis citraan yang diduga produktif dimanfaatkan oleh sastrawan dalam karya sastranya. 1) Citraan Penglihatan (Visual Imagery) Citraan yang timbul oleh penglihatan disebut citraan penglihatan. Pelukisan karakter tokoh, misalnya keramahan, kemarahan, kegembiraan dan fisik (kecantikan, keseksian, keluwesan, keterampilan, kejantanan, kekuatan, ketegapan), sering dikemukakan pengarang melalui citraan visual ini. Dalam karya sastra, selain pelukisan karakter tokoh cerita, citraan penglihatan ini juga sangat produktif dipakai oleh pengarang untuk melukiskan keadaan, tempat, pemandangan, atau bangunan. Citraan visual itu mengusik indera penglihatan pembaca sehingga akan membangkitkan imajinasinya untuk memahami karya sastra. Perasaan estetis akan lebih mudah terangsang melalui citraan visual itu (Al-Ma ruf, 2009:79). 2) Citraan Pendengaran (Auditory Imagery) Citraan pendengaran adalah citraan yang ditimbulkan oleh pendengaran. Di samping citraan penglihatan, citraan pendengaran juga produktif dipakai dalam karya sastra. Berbagai peristiwa dan pengalaman hidup yang berkaitan dengan pendengaran yang tersimpan dalam memori pembaca akan mudah bangkit dengan adanya citraan audio. Pelukisan keadaan dengan citraan pendengan akan mudah merangsang imaji pembaca yang kaya dalam pencapaian efek estetik (Al-Ma ruf, 2009:80).

44 44 3) Citraan Gerakan (Movement Imagery/Kinaesthetic) Al-Ma ruf (2009) berpendapat bahwa citraan gerakan melukiskan sesuatu yang sesungguhnya tidak bergerak tetapi dilukiskan sebagai dapat bergerak ataupun gambaran gerak pada umumnya. Citraan gerak dapat membuat sesuatu menjadi terasa hidup dan terasa menjadi dinamis. Citraan gerak sangat produktif dipakai dalam karya sastra karena mampu membangkitkan imaji pembaca. Melalui pelukisan gerak (kinestetik) imaji pembaca mudah sekali dibangkitkan mengingat di dalam pikiran pembaca tersedia imaji gerakan itu (hlm. 82). 4) Citraan Perabaan (Tactile/Thermal Imagery) Al-Ma ruf mengungkapkan Citraan yang ditimbulkan melalui perabaan disebut citraan perabaan. Berbeda dengan citraan penglihatan dan pendengaran yang produktif, citraan perabaan agak sedikit dipakai oleh pengarang dalam karya sastra. Dalam fiksi citra perabaan terkadang dipakai untuk melukiskan keadaan emosional tokoh (2009:83). 5) Citraan Penciuman (Smell Imagery) Jenis citraan penciuman jarang digunakan dibanding citraan gerak, visual atau pendengaran. Namun demikian, citraan penciuman memiliki fungsi penting dalam menghidupkan imajinasi pembaca khususnya indera penciuman. Pelukisan imajinasi yang diperoleh melalui pengalaman indera penciuman disebut citraan penciuman. Citraan penciuman dipakai pengarang untuk membangkitkan imaji pembaca dalam hal memperoleh pemahaman yang utuh atas teks sastra yang dibacanya melalui indera penciumannya. Dalam menangkap gagasan pengarang

45 45 dalam karya sastra, citraan penciuman membantu pembaca dalam menghidupkan emosi dan imajinasinya (Al-Ma ruf, 2009:84). 6) Citraan Pencecapan (Taste Imagery) Jenis citraan yang juga jarang digunakan seperti halnya citraan penciuman adalah citraan pencecapan. Citraan ini adalah pelukisan imajinasi yang ditimbulkan oleh pengalaman indera pencecapan dalam hal ini lidah. Jenis citraan pencecapan dalam karya sastra dipergunakan untuk menghidupkan imajinasi pembaca dalam hal hal yang berkaitan dengan rasa di lidah atau membangkitkan selera makan. Melalui citraan ini pembaca akan lebih mudah membayangkan bagaimana rasa sesuatu, makanan atau minuman misalnya yang diperoleh melalui lidah (Al-Ma ruf, 2009:85). 7) Citraan Intelektual (Intellectual Imagery) Citraan yang dihasilkan melalui asosiasi-asosiasi intelektual disebut citraan intelektual. Guna menghidupkan imajinasi pembaca, pengarang memanfaatkan citraan intelektual. Dengan jenis citraan ini pengarang dapat membangkitkan imajinasi pembaca melalui asosiasi-asosiasi logika dan pemikiran. Membaca citraan jenis ini, maka intelektualitas pembaca menjadi terangsang sehingga timbul asosiasi-asosiasi pemikiran dalam dirinya. Berbagai pengalaman intelektual yang pernah dirasakannya dalam dihidupkan kembali dengan citraan intelektual. Jenis citraan ini termasuk sering digunakan dalam karya sastra guna merangsang intelektualitas pembaca (Al-Ma ruf, 2009:85). Analisis stilistika pada penelitian ini mencakup tiga aspek: pertama, pemanfaatan diksi terdiri atas (kata konotatif, kata konkret, kata sapaan dan nama

46 46 diri, kata seru khas Jawa, kata serapan, kata asing, arkaik, kata vulgar, kata dengan objek realitas alam, dan kosakata dari bahasa daerah); kedua, pemanfaatan bahasa figuratif terdiri atas majas {perbandingan (asosiasi, metafora, personifikasi atau prosopopoeia, alegori, antitesis, perifrasis, prolepsis atau antisipasi, koreksio atau epanortosis), pertentangan (hiperbola, litotes, ironi, sinisme, sarkasme, oksimoron, pun atau paronomasia, silepsis, zeugma, satire, inuendo, antifrasis, paradoks, apostrof, apofasis atau preterisio, hipalase, histeron proteron), pertautan (metonomia, sinekdok pars pro toto, sinekdok totem pro parte, alusi, eufemismus, eponim, epitet antonomasia, elipsis, asindenton, polisindenton, dan anastrof atau inverse), dan penegasan (aliterasi, asonansi, kiasmus, repetis epizeuksis, tautotes, anafora, epistrofa, simploke (symploche), mesodiplosis, epanalepsis, anadiplosis, pleonasme, tautologi, klimaks, antiklimaks, erotesis atau pertanyaan retoris, antanaklasis, dan paralelisme)}; simbol/lambang (lambang warna, lambang benda, lambang bunyi, dan lambang suasana); ketiga, citraaan/imagery terdiri atas (penglihatan, pendengaran, penciuman, pencecapan, gerak, intelektual, dan perabaan). 3. Hakikat Nilai-nilai Pendidikan Karakter a. Pengertian Nilai Pendidikan Karakter Menurut Megawangi (dalam Nurchaili, 2010:235) karakter berasal dari bahasa Yunani yaitu charassein, yang artinya mengukir hingga berbentuk suatu pola. Jadi untuk mendidik anak agar memiliki karakter diperlukan proses mengukir yakni pengasuhan dan pendidikan yang tepat. Karakter sendiri berasal dari suatu nilai, nilai yang diwujudkan dalam bentuk perilaku itulah yang disebut

47 47 karakter. Lickona (dalam Wibowo, 2013:12-13) berpendapat bahwa pendidikan karakter mengandung tiga unsur pokok, yaitu mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai kebaikan (desiring the good), dan melakukan kebaikan (doing the good). Menurut Kemendiknas (dalam Wibowo, 2013:13) pendidikan karakter adalah pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan karakter-karakter luhur kepada peserta didik, sehingga mereka memiliki karakter luhur itu, menerapkan dan mempraktikkan dalam kehidupannya, entah dalam keluarga, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara. Pendidikan karakter adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja untuk mengembangkan karakter yang baik (good character) berlandaskan kebajikan-kebajikan inti (core virtues) yang secara objektif baik bagi individu maupun masyarakat (Saptono, 2011:23). Pendididkan karakter menurut Ki Hajar Dewantara adalah Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Nilai pendidikan dalam karya sastra tidak akan terlepas dari karya sastra itu sendiri. Karya sastra dapat memberikan pengalaman yang tidak diberikan media lain (Suyitno, 2002:3). Bertolak dari pendapat Suyitno tersebut, nilai pendidikan dalam karya sastra tidak selalu berupa nasihat atau petuah bagi pembaca, namun juga dapat berupa kritikan pedas bagi seseorang, kelompok atau sebuah struktur sosial yang sesuai dengan harapan pengarang dalam kehidupan nyata. Semi (1993:20) mengungkapkan bahwa nilai didik dalam karya sastra memang banyak diharapkan dapat memberi solusi atas sebagian masalah dalam kehidupan bermasyarakat. Sastra merupakan alat penting bagi pemikir-pemikir untuk

48 48 menggerakkan pembaca pada kenyataan dan menolong mengambil suatu keputusan apabila menghadapi masalah. Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disintesiskan bahwa nilai pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang baik sehingga digunakan untuk menumbuhkan karakter-karakter yang luhur kepada peserta didik untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai pendidikan karakter dapat ditangkap manusia melalui berbagai hal diantaranya melalui pemahaman dan penikmatan sebuah karya sastra. Karya sastra digunakan sebagai media dalam mentransformasi sebuah nilai termasuk nilai pendidikan karakter. b. Macam macam Nilai Pendidikan Karakter Karakter yang baik terdiri atas mengetahui kebaikan, menginginkan kebaikan, dan melakukan kebaikan. Karakter selalu berkaitan dengan moral. Lickona (2013:72) berpendapat bahwa karakter melibatkan pengetahuan, perasaan, dan perbuatan moral. Ketiganya saling memengaruhi melalui beragam cara. Berikut komponen-komponen karakter yang baik menurut Lickona.

49 49 PENGETAHUAN MORAL 1. Kesadaran moral 2. Mengetahui nilai-nilai moral 3. Pengambilan perspektif 4. Penalaran moral 5. Pengambilan keputusan 6. Pengetahuan diri PERASAAN MORAL 1. Hati nurani 2. Penghargaan diri 3. Empati 4. Menyukai kebaikan 5. Kontrol diri 6. Kerendahan hati AKSI MORAL 1. Kompetensi 2. Kemauan 3. Kebiasaan Gambar 3. Komponen-komponen karakter yang baik (Sumber: Lickona, 2013:74) Kemendiknas (dalam Wibowo, 2012:43-44), nilai-nilai luhur sebagai pondasi karakter bangsa yang dimiliki oleh setiap suku di Indonesia ini, diantaranya sebagai berikut: 1) Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

50 50 2) Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 3) Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. 4) Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 5) Kerja Keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. 6) Kreatif adalah berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 7) Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. 8) Demokratis adalah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. 9) Rasa Ingin Tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. 10) Semangat Kebangsaan adalah cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

51 51 11) Cinta Tanah Air adalah cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. 12) Menghargai Prestasi adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. 13) Bersahabat/Komunikatif adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. 14) Cinta Damai adalah sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. 15) Gemar Membaca adalah kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. 16) Peduli Lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upayaupaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. 17) Peduli Sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. 18) Tanggung Jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Awal mulanya segala sastra adalah religius (Hardiningtyas, 2008:126). Keberadaan agama dalam karya-karya sastra digantikan dengan unsur religius

52 52 yang lebih luas maknanya dan sifatnya berbeda dengan agama. Agama adalah tata hubungan manusia dengan Tuhan. Religius lebih bergerak dalam tata paguyuban (gemeinchaft) yang cirinya lebih pribadi. Karya sastra merupakan salah satu wujud budaya manusia, di dalamnya terkandung berbagai ajaran dan nilai luhur yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia (Prabawa). Selain itu, secara objektif Purnomo mengungkapkan sebuah karya sastra merupakan hasil ciptaan manusia yang memuat penghargaan sebagai hasil karya mandiri, dalam bahasa tertentu memiliki kebebasan tertentu pula (Susilantini, 2010:728). Marwoto dan Mujiyanto (2000:79) menyatakan bahwa karya sastra yang berhasil, apapun genrenya, mampu memadukan secara harmonis faktor internal dan eksternal kepengarangannya, rasa dan rasio, kandungan ide dan imajinasi, nilai-nilai etik dan estetik, nilai nilai sosial dan individual. Ia mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dalam pengungkapannya yang intens dan sublim, sehingga jadilah nilai-nilai kemanusiaan itu bahan perenungan hidup. Berdasarkan definisi di atas, maka nilai-nilai pendidikan karakter yang akan dianalisis dalam novel yaitu: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tau, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. 4. Pembelajaran Stilistika di Perguruan Tinggi Stilistika tidak terbatas dalam bahasa dan sastra. Dalam pengertian yang lebih luas, gaya juga dibicarakan dalam karya seni yang lain, termasuk bentukbentuk karangan bebas pada umumnya, seperti: sosial, politik, ekonomi, media

53 53 massa, dan sebagainya, bahkan juga dalam kehidupan praktis sehari-hari. Dalam karya seni gaya berkaitan dengan cara-cara pemanfaatan secara khas medium masing-masing, yang kemudian dapat menimbulkan aliran-aliran. Dalam bidang ilmu pengetahuan dikenal gaya ilmiah, gaya ilmiah populer, gaya selingkung. Dalam bidang olah raga dikenal gaya bebas, gaya dada. Dalam media massa dan kehidupan sehari-hari dikenal gaya hidup, gaya Orde Lama, gaya kapasitas, gaya bintang pop, gaya keraton, dan sebagainya (Ratna, 2009:1). Pembelajaran sastra di perguruan tinggi tidak hanya bertujun agar mahasiswa mampu menghafal definisi kesusastraan, jenis-jenis sastra, macammacam gaya bahasa, deretan nama pengarang dan penyair, serta periodisasi sastra. Tujuan pembelajaran sastra termasuk tujuan pendidikan dalam bidang efektif. Bidang efektif yaitu bidang yang mencakup tujuan yang berhubungan dengan perubahan minat, sikap mental, nilai dan perkembangan apresiasi, kata I Gusti Ngurah Oka. Sesuai dengan sifatnya yang efektif, maka pengajaran sastra akan sampai pada tujuan membina kepekaan estetik dan sikap batin yang positif terhadap hasil-hasil kesusastraan serta membina kemampuan apresiatif kreatif. Apresiasi kreatif bisa ditafsirkan sebagai puncak atau tingkat terjauh dari kegiatan membaca karya-karya sastra. Murid yang sudah mampu mengapresiasi secara kreatif suatu karya sastra, berarti ia harus mampu merasakan keindahan karya sastra, mencintai dan memahaminya, bahkan sebagian dari ekspresiekspresi batinnya diilhami oleh karya-karya sastra itu. Oleh karena itu wajarlah jika I Gusti Nugrah Oka berpendapat, bahan dari apresiasi kreatif para siswa dapat mengangsul tiga hal dari karya sastra, yaitu kenikmatan (pleasure), informasi

54 54 tentang kehidupan yang telah terolah secara imajinatif artistik, serta warisan budaya (kultural heritage) (Suyitno, 1986:57). Apreasi siswa tersebut dapat diarahkan hingga mencapai tingkat produksi sastra. Stylistics Especially since the 1950s, this term has been applied to a method of analyzing works of literature which proposes to replace the subjectivity and impresionism of standart criticism with an objective or scientific analysis of the style of literary texts. Bertolak dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa stilistika sejak tahun 1950-an telah digunakan sebagai metode analisis karya sastra. Penggunaan metode stilistis dalam analisis karya sastra merupakan jalan untuk menghindari kritik sastra yang bersifat impresionistis dan subjektif. Melalui kajian gaya dalam karya sastra, studi kritik yang dilakukan dapat diharapkan memenuhi kriteria objektivitas dan keilmiahan. Hal demikian mungkin tercapai karena kajian secara ilmiah memerlukan landasan secara rasional empirik. Landasan rasional merujuk pada model teoretik dan cara kerja yang ditempuh, sementara landasan empirik merujuk pada wujud konkret teks sastranya. Kajian menyangkut wujud konkret pemaparan teks sastra dihubungkan dengan cara pengarang dalam mengekspresikan gagasannya merupakan bidang kajian stilistik (Aminuddin, 1995:42-43). Karya sastra sebagai sasaran kajian stilistik antara lain terwujud sebagai print-out ataupun tulisan. Print-out tersebut, dapat berupa kata-kata, tanda baca, gambar, serta bentuk tanda lain yang dapat dianalogikan sebagai kata-kata. Secara potensial print-out itu dapat membuahkan (i) gambaran objek atau peristiwa, (ii) gagasan, (iv) satuan isi, dan (v) ideologi. Sebab itu printout tersebut merupakan wujud pelambangan sekaligus artefak commit kebudayaan to user uang mengandung sesuatu

55 55 yang lain di luar wujud konkretnya sendiri. Dalam semiotika atau studi tentang sistem lambang dan proses pemaknaannya, wujud pelambangan itu disebut signal atau tanda. Berdasarkan sudut pandang linguistik, wujud konkret pelambangan itu lazimnya hanya dibatasi pada tataran kata, kalimat, dan wacana (Aminuddin, 1995:44). Fungsi karya sastra dalam mengembangkan kemampuan berbahasa dapat disebut sebagai nilai pendidikan (Rofi udin dan Zuhdi, 2001:62). Banyak hasil pendidikan yang menunjukkan keefektifan karya sastra dalam mengembangkan kemahiran berbahasa. Dalam memilih karya sastra sebagai bahan bacaan, pembaca harus selalu mengupayakan yang terbaik. Untuk itu, pembaca perlu mengetahui setidaknya tiga macam norma atau nilai yang menjadi cirinya, yaitu norma estetika, sastra, dan moral. Berikut ciri-ciri sastra yang baik menurut A Teeuw (dalam Winarni, 2013:24-25). Norma estetika: pertama, karya itu mampu menghidupkan atau memperbarui pengetahuan pembaca, menuntunnya melihat berbagai kenyataan kehidupan, dan memberikan orientasi baru terhadap apa yang dimiliki; kedua, karya sastra itu mampu membangkitkan aspirasi pembaca untuk berpikir dan berbuat lebih banyak dan lebih baik bagi penyempurnaan kehidupannya; ketiga, karya sastra itu mampu memperlihatkan peristiwa kebudayaan, sosial, keagamaan, atau politik masa lalu dalam kaitannya dengan peristiwa masa kini dan masa datang. Itulah sebabnya, pengalaman (batin) yang diperoleh pembaca dari karya sastra yang dibaca disebut pengalaman estetik. Norma sastra: pertama, karya itu merefleksi kebenaran kehidupan manusia, artinya karya itu membekali pembaca

56 56 pengetahuan dan apresiasi yang mendalam tentang hakikat manusia dan kemanusiaan serta memperkaya wawasannya mengenai arti hidup dan kehidupan ini; kedua, karya itu mempunyai daya hidup yang tinggi senantiasa menarik bila dibaca kapan saja; ketiga, karya itu menyuguhkan kenikmatan, kesenangan, dan keindahan karena strukturnya yang tersusun apik dan selaras. Norma moral: karya sastra disebut memiliki norma moral apabila karya tersebut menyajikan hal mendukung dan menghargai nilai-nilai kehidupan yang berlaku, nilai keagamaan yang disajikan, misalnya, harus mampu memperkukuh kepercayaan pembaca terhadap agama yang dianutnya. 5. Sastra dan Nilai Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi Menurut Koentjaraningrat dan Mochtar Lubis, karakter bangsa Indonesia yaitu meremehkan mutu, suka menerabas, tidak percaya diri sendiri, tidak berdisiplin, mengabaikan tanggung jawab, hipokrit, lemah kreativitas, etos kerja buruk, suka feodalisme, dan tidak punya malu. Menurut Winarno Surakhmad dan Pramoedya Ananta Toer, karakter asli bangsa Indonesia adalah: nrimo, penakut, feodal, penindas, koruptif, dan tidak logis (Listyarti, 2012:4). Oleh karena itu, penyelenggaran nilai pendidikan karakter wajib diterapkan untuk pembentukan kepribadian bangsa, baik melalui jalur formal maupun informal. Pelaksanaan pendidikan karakter harus komprehensif pada seluruh aspek bidang kehidupan. Budiati dan Raditya (2010:96) berpendapat jika memang harus memaksakan diri menjalankan pendidikan karakter, maka yang sangat urgen untuk diutamakan adalah penguatan mata pelajaran yang berbasis filosofis, yakni filsafat. Salah satu media untuk memberikan mata pelajaran atau mata kuliah berbasis filsafat adalah

57 57 karya sastra, melalui bahasa karya sastra yang indah serta pesan moral yang bermanfaat, siswa ataupun mahasiswa akan memeroleh sejumlah pengetahuan yang bermanfaat. Manfaat tersebut pada akhirnya dapat menjadikan seseorang memperkaya jiwa sehingga memiliki akhlaqul karimah. Sastra dan imajinasi memiliki hubungan timbal balik. Sastra dibuat berdasarkan imajinasi, sementara sastra dapat dijadikan sebagai bahan imajinasi. Orang harus berimajinasi secara intens dan komprehensif untuk menjadi orang yang baik; hal ini dapat dilakukan selama dan sesudah membaca karya sastra. Imajinasi dapat menjadi instrumen yang hebat untuk kebaikan moral, Sebaliknya imajinasi dapat menjadi instrumen yang hebat untuk keburukan moral. Demikian pernyataan Percy Bisshe Shelley dalam bukunya Defends Poetry (Bohlin). Pendidik harus menggunakan sastra sebagai instrumen untuk kebaikan moral, dengan menolong peserta didik memperkuat imajinasi mereka (Zuchdi, 2011:221). Salah satu bukti bahwa dalam sastra terkandung nilai pendidikan karakter bangsa ditunjukkan pada penelitian Wijaya, Mursito, dan Anshori (2012) yang menganalisis salah satu bentuk karya sastra yaitu novel. Pada bagian simpulan dijelaskan bahwa dua novel yang dianalisnya mengandung pesan verbal dan nonverbal yang bermanfaat bagi pembaca, untuk pesan nonverbal pada novel Habibie &Ainun mengandung sejumlah pesan tentang nilai-nilai pendidikan karakter bangsa yaitu religius, toleransi, semangat kebangsaan, cinta tanah air, gemar membaca, bersahabat/ komunikatif, cinta damai, tanggung jawab, kerja keras, cinta damai, dan demokratis. Sementara untuk novel Belahan Jiwa karya

58 58 Rosihan Anwar, berdasarkan hasil analisis ditemukan sejumlah pesan nilai pendidikan karakter bangsa antara lain religius, bersahabat/komunikatif, peduli sosial, cinta tanah air, toleransi, menghargai prestasi, tanggung jawab, dan gemar membaca (hlm ). Sastra sebagai suatu karya mengandung hal-hal yang mampu memengaruhi pembaca berdasarkan pesan yang terkandung. Cara lain untuk menanamkan pendidikan karakter kepada siswa atau mahasiswa adalah dengan membuat model buku ajar berbasis pendidikan karakter, seperti gagasan Suwandi dan Srinugraheni (2012) yang menyarankan model pengintegrasian pendidikan karakter dalam buku ajar mata kuliah umum bahasa Indonesia bagi mahasiswa FKIP Universitas Sebelas Maret. Pengintegrasian nilai pendidikan karakter tersebut dapat disajikan dalam wacana, latihan dan tugas, soal, maupun di bagian-bagian lain, seperti judul, prakata, dan petunjuk. Penyajian nilai-nilai pendidikan karakter dalam bagian-bagian tersebut bersifat lengkap melengkapi. Selain itu, dalam buku ajar MKUBI penting ditanamkan sikap positif mahasiswa terhadap bahasa Indonesia. Melalui MKUBI mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan yang sahih tentang bahasa Indonesia, terampil menggunakan bahasa Indonesia, dan memiliki sikap mental positif terhadap bahasa Indonesia (hlm.76). Selain penanaman karakter melalui materi dan buku ajar dalam suatu proses pembelajaran, munculnya moral yang baik juga harus didorong oleh tiga aspek pendukung yakni kompetensi, keinginan, dan kebiasaan yang diajarkan melalui berbagai program pendidikan karakter bangsa. Salah satu program yang berkembang pesat merealisasikan upaya-upaya pendidikan karakter adalah

59 59 melalui Program Pendidikan Nilai-nilai Hidup (Living Values Education Programme/LVEP). Diawali oleh Institusi Brahma Kumaris pada tahun 1995 (Tillman,2001), pada saat ulang tahun PBB yang ke-50 dimulai sebuah proyek internasional dengan nama Sharing Our Values for a Better World (Berbagi Nilainilai demi sebuah dunia yang lebih baik). Proyek ini berfokus pada 12 nilai-nilai universal, yakni: kesederhanaan, toleransi, kejujuran, menghargai, damai, tanggung jawab, kebahagiaan, persatuan, kasih sayang, rendah hati, kerjasama, dan kebebasan (Andayani, Yusuf, dan Hardjajani, 2010:6). Perguruan tinggi memiliki peran strategis karena memiliki kesempatan untuk menanamkan karakter yang diinginkan kepada para mahasiswa, baik mahasiswa calon tenaga vokasional (MCTV), mahasiswa calon tenaga profesional (MCTP), mahasiswa calon tenaga rekayasa (MCTR), maupun mahasiswa calon ilmuwan (MCI) (Madya, 2011:81). Pihak kampus bisa membentuk karakter mahasiswanya melalui aktivitas kurikuler, kokuler, dan ekstrakurikuler. Upaya tersebut harus dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh pihak kampus tanpa terkecuali, sehingga karakter yang diharapkan bisa terwujud. Harapannya, perguruan tinggi bisa memberikan sumbangan signifikan pada pembangunan nasional jika pada diri setiap lulusan terbentuk karakter Indonesia yang berwawasan global. Hidayatullah (2010: ) mengungkapkan beberapa upaya dalam membangun karakter mahasiswa. Pertama, menentukan tujuan dan target yang jelas. Kedua, studi sebagai alat, bukan tujuan. Ketiga, lebih berorientasi pada performance daripada status. Keempat, mencari kail, bukan ikan. Kelima,

60 60 menemukan metode belajar yang cocok bagi dirinya. Keenam, mengembangkan alat-alat masa depan, pada ranah ini terdiri atas kepemimpinan (leadership), alat komunikasi, dan teknologi informasi. Ketujuh, tidak hanya berorientasi pada aktivitas akademik (kuliah). Kedelapan, mau mengembangkan diri. C. Kerangka Berpikir Dalam novel Cinta Suci Zahrana banyak dijumpai pemanfaatan stilistika yang sengaja digunakan oleh Habiburrahman El Shirazy dalam menyampaikan setiap gagasannya. Pemanfaatan stilistika khususnya mencakup pemanfaatan diksi, bahasa figuratif, dan citraan. Penggunaan stilistika yang tepat akan memberikan efek keindahan pada sebuah karya sastra sehingga akan menarik perhatian masyarakat pembaca untuk memahami, menikmati, dan mengapresiasikan karya sastra tersebut. Selain itu, dalam sebuah karya sastra juga mengandung nilai-nilai kehidupan yang senantiasa berhubungan dengan sifat-sifat luhur kemanusiaan. Pemahaman terhadap nilai-nilai pendidikan tersebut bertujuan untuk mendidik manusia agar menjadi pribadi yang berbudi luhur dan memiliki semangat juang untuk mencapai kesuksesan hidup. Dalam novel Cinta Suci Zahrana tersebut memuat berbagai macam nilai-nilai pendidikan karakter yang berguna bagi pembaca. Analisis stilistika dan nilai-nilai pendidikan karakter akan menjadi lebih bermakna apabila dilihat relevansinya dengan pembelajaran sastra. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka novel Cinta Suci Zahrana akan dianalisis pada segi stilistika yang digunakan pengarang dan nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat di dalamnya. Analisis pemanfaatan stilistika dilakukan dengan mendata

61 61 diksi, bahasa figuratif, dan citraan yang digunakan oleh pengarang. Langkah selanjutnya adalah menganalisis nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Cinta Suci Zahrana. Novel Cinta Suci Zahrana setelah dianalisis dari segi stilistika dan nilai-nilai pendidikan karakter, kemudian dilihat relevansinya dengan pembelajaran yang sekiranya cocok dengan karakteristik novel untuk materi perkuliahan. Setelah itu ditarik suatu simpulan. Berikut bagan kerangka pemikiran untuk mempermudah memahaminya. Analisis Stilistika Novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy Nilai-nilai Pendidikan Karakter Pemakaian diksi Pemanfaatan bahasa figuratif Pemanfaatan citraan Relevansinya dengan Pembelajaran Sastra Simpulan Gambar 1: Kerangka commit to Berpikir user Penelitian

62 62 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menganalisis data dokumen berupa novel yaitu Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy. Berkaitan dengan hal tersebut penelitian ini tidak terikat atau terpancang tempat. Waktu penelitian dilaksanakan selama 6 bulan, mulai dari bulan Maret 2014 sampai dengan bulan Agustus Kegiatan penelitian meliputi pengajuan judul, penyusunan proposal, perizinan, analisis data, dan penyusunan laporan hasil penelitian. Sesuai dengan karakter penelitian kualitatif, waktu dan kegiatan penelitian bersifat fleksibel. No Tabel 1. Waktu dan Kegiatan Penelitian Bulan ke Kegiatan 1. Pengajuan Judul 2. Pembuatan Proposal 3. Perizinan 4. Pengumpulan dan analisis data 5. Penyusunan Laporan 6. Seminar hasil 7. Revisi hasil 8. Ujian Tesis 9. Revisi Tesis Maret April Mei Juni Juli Agustus

63 63 B. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk mengungkapkan berbagai informasi kualitatif dengan pendeskripsian yang teliti untuk menggambarkan secara cermat sifat-sifat dan keadaan suatu hal. Penjabaran informasi menggunakan kalimat, sementara data angka hanya sebagai penunjang untuk membantu pemahaman. Deskripsi berkembang sesuai dengan kebutuhan agar lebih lengkap dan mendalam. C. Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini adalah data kebahasaan dalam novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy, yang di dalamnya terdapat diksi, bahasa figuratif, citraan, nilai-nilai pendidikan karakter, relevansinya dengan pembelajaran. Selain itu juga data hasil wawancara dengan penulis novel Cinta Suci Zahrana, penulis/sastrawan lain, akademisi, masyarakat (pembaca umum), dan mahasiswa. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy sebagai sumber data primer. Sumber data lain yaitu informan sebagai sumber data sekunder. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah teknik pustaka, teknik baca, teknik catat, dan wawancara. Teknik pustaka yaitu pencarian data dengan menggunakan sumber-sumber tertulis yang mencerminkan pemakaian bahasa sinkronis (Subroto, 1992:42). Pengumpulan data melalui teknik pustaka ini dilakukan dengan membaca, mencatat, dan

64 64 mengumpulkan data-data dari sumber data tertulis. Secara nyata dapat dijabarkan sebagai berikut. Pertama, peneliti membaca novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy untuk mengetahui isi novel. Kedua, peneliti membaca teori yang berkaitan dengan stilistika, khususnya mengenai aspek yang dikaji (meliputi diksi, bahasa figuratif yang terbagi ke dalam majas dan lambing, dan citraan). Selain itu juga membaca teori mengenai pendidikan karakter, khususnya 18 macam-macam nilai pendidikan karakter menurut Kemendiknas. Ketiga, peneliti mulai menggarisbawahi kata, kalimat, dan wacana yang sekiranya masuk ke dalam aspek yang dikaji, misalnya biru untuk diksi, kuning untuk bahasa figuratif, oranye untuk citraan, dan hijau untuk nilai pendidikan karakter dengan menggunakan stabilo. Keempat, peneliti mengetik kutipan yang telah diberi tanda stabilo dengan mencantumkan keterangan D= untuk diksi, B=untuk bahasa figuratif, C=untuk citraan, dan N=untuk nilai-nilai pendidikan karakter, selain itu di setiap akhir kutipan dicantumkan nama belakang pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman. Kelima, peneliti membuat empat halaman baru Microsoft word, masing-masing disimpan dengan nama diksi, bahasa figuratif, citraan, dan nilai pendidikan karakter. Keenam, data mentah yang telah diketik diorganisasikan berdasarkan kategori masing-masing, misalnya data yang masuk kategori diksi disalin ke dalam halaman terbaru khusus diksi, begitupula dengan bahasa figuratif, citraan, dan nilai pendidikan karakter, sehingga hanya ada empat halaman berdasarkan pengklasifikasian. Untuk lebih mudahnya dibuat kartu data seperti pada tabel di bawah.

65 65 Nomor urut data 1. Tabel 2. Contoh Kartu Data Halaman Data Keterangan 15 Buku yang tiba-tiba menyeret jiwanya ke dalam pusaran sepi. Personifikasi Keningnya mengerut, dadanya bergemuruh, jantungnya berdetak lebih cepat. Hiperbola Wawancara diterapkan untuk memeroleh sejumlah informasi dan penguatan dari narasumber terkait asas kebermanfaatan novel Cinta Suci Zahrana sebagai salah satu bahan kajian stilistika, penanaman nilai-nilai pendidikan karakter, dan relevansinya dengan pembelajaran di perguruan tinggi. Narasumber tersebut adalah: Habiburrahman El Shirazy (selaku penulis novel Cinta Suci Zahrana), Prof. Dr. Ali Imron Al-MA ruf, M.Hum. (selaku dosen FKIP Bahasa dan Sastra Indonesia UMS), Drs. Yant Mujiyanto, M.Pd. (selaku dosen FKIP Bahasa dan Sastra Indonesia UNS), Atin Kurniawati, S.Pd. (selaku mahasiswa S2 Linguistik UGM), Andaria Rhoma Rosita Sari (selaku mahasiswa S1 sastra Indonesia UNS), Muslikhah (selaku mahasiswa S1 sastra Arab UNS), Asri Istiqomah, S.Sos. (selaku penulis), Norma Ambarwati/ Keisya Avicenna, S.Pd. (selaku penulis), Yuniah S.Pd. (selaku tenaga pendidik.tentor), dan Tuwiyem, S.Pd. (selaku tenaga pendidik). E. Validitas Data Data yang terkumpul diperiksa keabsahannya dengan triangulasi. Sutopo (2006: 92) menyatakan bahwa triangulasi merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas data dalam penelitian kualitatif. Penelitian

66 66 ini menggunakan triangulasi teori dan triangulasi metode. Penggunaan triangulasi teori bertujuan menarik suatu simpulan yang bisa diterima kebenarannya. Misalnya dalam penelitian ini, triangulasi teori digunakan untuk mendapatkan simpulan mengenai stilistika (menggunakan teori Waluyo Al Ma ruf, Ratna, Keraf, Kosasih, dan sebagainya) dan nilai pendidikan karakter (menggunakan teori Lickona, Kemendiknas, dan sebagainya). Penggunaan triangulasi metode bertujuan untuk mendapatkan keabsahan data yang diperoleh melalui analisis dokumen dan wawancara. F. Teknik Cuplikan Penelitian ini menggunakan purposive sampling, yaitu mengacu pada tujuan penelitian. Patton (dalam Sutopo, 2006:64) menyatakan bahwa purposive sampling di dalam pelaksanaan pengumpulan data sesuai dengan sifat penelitian yang lentur dan terbuka, jumlahnya dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data. G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model interaktif. Dalam pandangan ini tiga jenis kegiatan analisis dan kegiatan pengumpulan data itu sendiri merupakan proses siklus interaktif. Peneliti bergerak di antara empat sumbu kumparan itu selama pengumpulan data, selanjutnya bergerak bolak-balik di antara kegiatan reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan/verifikasi selama sisa waktu penelitiannya. Pengkodean data, misalnya (reduksi data), menjurus ke arah gagasan-gasan baru guna dimasukkan ke dalam suatu matriks (penyajian data). Pencatatan data mempersyaratkan

67 67 reduksi data selanjutnya. Begitu matriks terisi, kesimpulan awal dapat ditarik, tetapi hal itu menggiring pada pengambilan keputusan (misalnya) untuk menambah kolom lagi pada matriks itu untuk dapat menguji kesimpulan tersebut. Pengumpulan data Penyajian data Reduksi data Kesimpulan-kesimpulan: Penarikan/Verifikasi Gambar 2. Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif (Sumber: Miles & Huberman, 1992:20) H. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti tahap-tahap berikut ini: 1. Tahap Persiapan Pada tahap ini penulis menentukan permasalahan dan objek kajian yang berupa novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy. Selain itu, dilanjutkan dengan pengajuan judul yang disusul dengan pengajuan proposal penelitian. Setelah proposal penelitian disetujui, dilanjutkan dengan langkah berikutnya. 2. Tahap Pengumpulan Teori Tahap ini dilakukan dengan mengumpulkan teori-teori yang berhubungan dan menunjang penelitian. Teori yang telah terkumpul kemudian diseleksi dan

68 68 dipilih berdasarkan kedekatan hubungan dengan permasalahan yang diangkat. Teori bisa didapat dari buku, internet, jurnal, dan sebagainya. 3. Tahap Pengumpulan Data Data adalah semua isi novel novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy dan hasil wawancara dengan narasumber. 4. Tahap Penyeleksian Data Data yang telah terkumpul kemudian diseleksi dan dipilih berdasarkan topik yang akan dianalisis. 5. Tahap Analisis Data Data yang telah dipilih kemudian dianalisis dengan teknik analisis interaktif. Data berupa unsur pemanfaatan diksi, pemanfaatan bahasa figuratif, citraan, dan nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy, dan relevansinya dengan pembelajaran. 6. Tahap Penarikan Simpulan Hasil analisis yang telah diperoleh kemudian disimpulkan sehingga menjadi sebuah simpulan yang mewakili penelitian. 7. Tahap Penyusunan Laporan Langkah akhir adalah penulisan laporan mengenai hasil analisis novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy (Analisis Stilistika, Nilai-nilai Pendidikan Karakter, dan Relevansinya dengan Pembelajaran).

69 69 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pemanfaatan Diksi dalam Novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy a. Kata Konotasi Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 8 data kata konotasi, berikut contoh kutipannya: (1) Ia masih ingat betul wajah ayahnya yang dingin saat ia pamit. Ayahnya hanya bilang, Yah, kalau sudah selesai segera pulang. Ibunya sedikit lebih ramah, tetapi terasa dingin juga (El Shirazy, 2013:4). (2) Seorang perempuan seumurannya keluar dari ruang tamu dan menyambutnya hangat (El Shirazy, 2013:132). (3) Wajah dan pikiran Zahrana benar-benar kusut. Belum pernah ia menemui pagi hari sekusut hari itu (El Shirazy, 2013:146). (4) Tapi bagaimana ia harus kembali memberikan pemahaman kepada ayahibunya yang sudah mulai renta? (El Shirazy, 2013:187). Pada keempat kutipan di atas, dapat dipahami maknanya sebagai berikut: Pada kutipan (1) kata dingin sama halnya dengan cuek; pada kutipan (2) kata hangat sama halnya dengan ramah; pada kutipan (3) kata kusut sama halnya dengan kacau; dan pada kutipan (4) renta sama halnya dengan tua. b. Kata konkret Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 5 data kata konkret, berikut contoh kutipannya: (1) Di atas meja telah terhidang nasi yang masih mengepulkan asap, tempe goreng, wader goreng, sayur bayam, sambal terasi, dan tuntuman (El Shirazy, 2013:84). (2) Zahrana mencari bagasinya, ia mendekati ban berjalan, juga ratusan penumpang lainnya (El Shirazy, commit 2013:90). to user

70 70 (3) Di rumah saja. Biar para santri yang nanam tetap tidak mau. Katanya ingin tangannya sendiri yang menanam (El Shirazy, 2013:217). Pada kutipan (1) kata-kata yang bercetak tebal tersebut berfungsi untuk mengkonkritkan jenis-jenis makanan yang terdapat di meja, tuntuman adalah sayur khas Semarang dan sekitarnya semacam bothok, memasaknya dibungkus pakai daun pisang. Pada kutipan (2) kata yang bercetak tebal berfungsi untuk mengkonkritkan pesawat terbang. Pada kutipan (3) kata yang bercetak tebal berfungsi untuk mengkonkritkan bahwa menanam memang menggunakan tangan. c. Kata sapaan khas dan nama diri Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 10 data kata sapaan khas, berikut contoh kutipannya: (1) Setelah agak lama, ibunya bercerita, Kasihan bapakmu Nduk. Sudah tua. Tak lama lagi juga pensiun (El Shirazy, 2013:7). (2) Main hujannya sudah cukup Le. Nanti masuk angin! (El Shirazy, 2013:38). (3) Iya Mbah. Kok repot-repot. Mbah kan sudah sepuh, kalau makan durian kan mendingan beli saja. Kalau menanam kan belum tentu bisa merasakan panennya. Wong Mbah sudah sepuh. Kata Lina santai dan ceplas-ceplos saja (El Shirazy, 2013:217). (4) Esoknya ia nekat mengajak Lina, menghadap Bu Nyai dan Pak Kiai. Ia mengajak Lina sahabatnya itu, karena Lina dulu pernah nyantri di Pesantren ARIS Kaliwungu. Lina tentu lebih tau berdiplomasi dengan Bu Nyai daripada dirinya yang sama sekali tidak pernah nyantri (El Shirazy, 2013:229). Pada kutipan (1) kata yang bercetak tebal adalah sapaan khas Jawa untuk menyebut anak perempuan yang usianya lebih muda dari yang memanggil. Pada kutipan (2) kata yang bercetak tebal adalah sapaan khas Jawa untuk menyebut anak laki-laki yang usianya lebih muda dari yang memanggil. Pada kutipan (3) kata yang bercetak tebal adalah commit sapaan to khas user Jawa untuk menyebut orang yang

71 71 sudah tua melebihi bapak. Pada kutipan (4) kata Nyai merupakan sapaan bagi perempuan yang lebih tua dari yang memangil serta dinilai memiliki kematangan dalam ilmu tertentu, dalam hal ini adalah ilmu agama, sedangkan Kiai merupakan sapaan untuk laki-laki yang dinilai memiliki kematangan ilmu dalam agama Islam. d. Kata seru khas Jawa Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 4 data kata seru khas Jawa, berikut contoh kutipannya: Kok tergesa-gesa tho Bu. Saya belum membuatkan minum lho. Mbok nanti dulu, sebentar lagi. Tahan Bu Nuriyah (El Shirazy, 2013:175). Empat kata yang bercetak tebal di atas merupakan kata-kata yang sering diulang untuk menekankan atau menguatkan maksud dalam suatu dialog sebagai penanda bahwa penutur adalah orang Jawa. e. Kata Serapan Kata Serapan bahasa Arab Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 13 data kata serapan bahasa Arab, berikut contoh kutipannya: (1) Assalamu alaikum, Bu. Sapa Nina. Wa alaikummussalam. Ada apa Nin? Jawab Zahrana (El Shirazy, 2013:119). (2) Setiap kali ia berzikir membaca hauqalah itu, ia membayangkan menanam pohon di surge (El Shirazy, 2013:145). (3) Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah Gumam Pak Munajat berzikir (El Shirazy, 2013:145). (4) Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah Lirih Bu Nuriyah (El Shirazy, 2013:145).

72 72 Pada kutipan (1) kata yang bercetak tebal pada mulanya digunakan sebagai salam untuk sesama muslim, namun sekarang pemakaiannya lebih umum sebagai salam keselamatan (2) kata yang bercetak tebal menunjukkan pada permohonan perlindungan kepada Allah. Pada kutipan (3) kata yang bercetak tebal adalah seruan untuk menyatakan rasa pasrah kepada Allah. Pada kutipan (4) kata yang bercetak tebal menunjukkan ungkapan untuk menyatakan rasa syukur kepada Allah. Kata Serapan bahasa Inggris Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 8 data kata serapan bahasa Inggris, berikut contoh kutipannya: (1) Amplop itu berisi prospektus universitas dan print out jadwal kegiatannya selama menjadi tamu Tsinghua University (El Shirazy, 2013:59-60). (2) Tolong kamu faxkan ke saya, nomor paspor kamu, biografi singkat kamu, dan transkrip nilai akademi S1 dan S2 kamu. Saya akan langsung urus. Dan pekan depan kamu bisa urus visa ke Kedutaan China di Jakarta. Kami akan kirimkan surat keterangan kau diterima sebagai mahasiswa kami dan tiket Jakarta-Fudan (El Shirazy, 2013:273). (3) Tanpa harus mengeluarkan uang untuk membangunnya, ia malah dibayar. Lha meskipun orang Jakarta itu tidak pernah atau jarang menempati villanya itu ia tetap merasa senang, sebab merasa memiliki villa itu (El Shirazy, 2013:217). Pada kutipan (1) makna kata prospektus adalah buku selebaran. Pada kutipan (2) biografi adalah tulisan tentang riwayat hidup seseorang, sementara transkrip adalah salinan (3) villa adalah rumah peristirahatan yang biasanya terletak di daerah pegunungan.

73 73 Kata Serapan bahasa Jawa Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 7 data kata serapan bahasa Jawa, berikut contoh kutipannya: (1) Dengan bekal itu semua, ia sama sekali tidak minder apalagi keder (El Shirazy, 2013:16). (2) Ia langsung bergegas ke ndalem Bu Nyai Dah. Bu Nyai Dah ternyata sudah menunggunya sambil membaca Al-Quran (El Shirazy, 2013:232). (3) Zahrana bahagia sekali, saking bahagianya ia peluk suaminya.. (El Shirazy, 2013:273). Pada kutipan diatas, makna keder dalam bahasa Jawa berarti gerakan bergetar karena ditimbulkan sesuatu. Keder pada konteks di atas juga sama, bergetar karena mendapat pengaruh sesuatu yang membuat takut. Namun bekal diumpamakan sebagai kekuatan untuk menangkal getaran, sehingga mampu berdiri tegap/percaya diri. Makna ndalem sama dengan rumah. Kata saking merujuk pada suatu kondisi yang sangat. f. Kata Asing Kata Asing bahasa Arab Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 6 data kata asing bahasa Arab, berikut contoh kutipannya: (1) Dua kalimat yang ringan di lisan. Disukai Allah Yang Maha Rahman. Sangat berat timbangannya kelak di akhirat. Yaitu: Subhanallaah wa bihamdihi, Subhanallaahil Adhim (El Shirazy, 2013:144). (2) Bu Nuriyah paling senang kalau mengucapkan Laa haula wa laa quwwata illa billahil aliyyil adhim (El Shirazy, 2013:145). (3) Inna lillahi wa inna ilaihi raaji un. Ucap Lina spontan begitu tahu siapa yang melamar Zahrana (El Shirazy, 2013:163). Kalimat bercetak miring pada kutipan (1) memiliki arti Maha Suci Allah dengan segala puji bagi-nya, Maha Suci Allah yang Maha Agung. Pada kutipan

74 74 (2) memiliki arti Tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung. Pada kutipan (3) memiliki arti "Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-nya-lah kami kembali". Kata Asing dari bahasa Inggris Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 13 data kata asing bahasa Inggris, berikut contoh kutipannya: (1) Miss Zahrana from Indonesia. Yes. I m Zahrana. Nice to meet you. Welcome to Beijing. My name s Vincent Lung (El Shirazy, 2013:50). (2) Bahkan laptop yang ia pakai yang katanya produk Jepang setelah ia teliti ternyata made in China (El Shirazy, 2013:82). (3) Mmm bisa tapi style saya berbeda dengan Pak Sholihin apa Hasan siap? (El Shirazy, 2013:121). (4) Maka begitu ia selesai membaca itu, yang ia lakukan adalah mendelete-nya tanpa me-reply sama sekali. Ia menganggap itu tak pernah ada. Matanya masih berkaca-kaca (El Shirazy, 2013:226). (5) Syariat tidak menentukan batasan umur. Ibu memang lebih tua.tapi tidak terpaut jauh. Cuma empat tahun. Hasan umurnya 29. Mukanya memang baby face. Bagi saya sendiri tidak masalah. Toh suami saya juga lebih muda dua tahun dari saya (El Shirazy, 2013:266). (6) Dan Prof Jiang mengatakan: welcome! (El Shirazy, 2013:273). Pada kutian di atas, secara berturut turut kata yang bercetak tebal dapat dimaknai sebagai berikut: (1) Bu Zahrana dari Indonesia. Ya saya Zahrana. Senang berjumpa dengan Anda. Selamat datang di Beijing. Nama saya Vincent Lung; (2) made in China = buatan China; (3) style = gaya; (4) delete = hapus, reply = balas; (5) baby face = imut (6) welcome = selamat datang.

75 75 g. Arkaik Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 2 data kata arkaik, berikut contoh kutipannya: Sekarang Kanjengan tinggal cerita saja. Juga tradisi Megengan (El Shirazy, 2013:132). Kanjengan diceritakan sebagai tempat mainan anak-anak yang paling favorit di zamannya di kawasan Pasar Johar Semarang. Megengan adalah pesta rakyat di kawasan Pasar Johar dan sekitar Masjid Kauman yang diadakan untuk menjelang datangnya bulan ramadhan. h. Kata vulgar Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 3 data kata vulgar, berikut contoh kutipannya: Tetapi ayahnya menanggapi dengan dingin, Senang-senang, nggak dipikir biayanya dari mana! Mbok yo uteke dienggo ojo perasaanne wae sing dienggo! (El Shirazy, 2013:5). Utek dalam bahasa jawa adalah otak, mendapat akhiran e sehingga menjadi otak milik seseorang. Jika orang yang berbicara dalam kondisi marah apalagi dengan nada suara meninggi, maka menjadi sesuatu yang kasar, karena orang yang diajak bicara dianggap tidak berfikir. Kalimat di atas jika didefinisikan dalam pergaulan sehari-hari dalam bahasa Indonesia sebagai berikut: Mbok ya otaknya dipakai, jangan perasaannya saja yang dipakai! i. Kata dengan objek realitas alam Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 3 data kata dengan objek realitas alam, berikut contoh kutipannya:

76 76 Kita sekarang berada di distrik Xuanwu, sebuah kawasan dengan penduduk muslim terbanyak di Beijing ini. Masjid ini disebut Niujie karena berada di jalan (jie) sapi (niu), atau jalan sapi (El Shirazy, 2013:75). Kutipan di atas merupakan objek alam yang berada di negara China. Berdasarkan isi novel, pembaca dapat mengetahui sejumlah tempat di China yang memesona sekaligus penting. Pada kutipan tersebut diperoleh suatu informasi bahwa di China terdapat suatu kawasan dengan penduduk muslim terbanyak di Beijing yaitu distrik Xuanwu, di distrik tersebut terdapat sebuah Masjid Niujie. Disebut Niujie (jalan sapi) karena warga di wilayah tersebut menjual makanan halal, terutama daging sapi. Masjid Niujie merupakan masjid tertua di China. j. Kosakata daerah Jawa Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 15 data kosakata dari daerah Jawa, berikut contoh kutipannya: (1) Ia ingin menjadi anak yang bisa mikul duwur mendem jero (El Shirazy, 2013:2). (2) Yang penting pesan ibu, tutukno sekolahmu. Sekolaho sak duwurduwure yo Nduk ben ora asor uripmu! (El Shirazy, 2013:7). (3) Silsilahnya bertemu di udeg-udeg siwur (El Shirazy, 2013:14). (4) Baik Bu kalau begitu.matur nuwun ya Bu. Semoga keinginan ibu dikabulkan Allah (El Shirazy, 2013:236). (5) Saya jualan ke sini hanya karena sendiko dawuh saja sama Pak Kiai (El Shirazy, 2013:240). (6) Zahrana berkata pelan dalam hati, Becik ketitik olo kethoro! (El Shirazy, 2013:261). Pada kutipan yang bercetak tebal di atas dapat dimaknai sebagai berikut: (1) dari kata harfiah (memikul=menjunjung) setinggi-tingginya, (mendem dalam bahasa Jawa mendhem=menanam) sedalam-dalamnya, kalimat di atas memiliki makna menjunjung tinggi kemormatan orang tua (2) lanjutkan sekolahmu.

77 77 Sekolahlah yang setinggi-tingginya ya Nak supaya tidak hina hidupmu. (3) penyebutan silsilah keturunan kelima sebelum bapak, dalam bahasa Jawa, dalam bahasa Jawa urutan turunan adalah bapak/ibu, embah, buyut, wareng, udhegudheg (4) terima kasih, ucapan karena telah diberi sesuatu oleh orang lain (5) melaksanakan perintah (6) suatu perbuatan yang baik atau pun yang buruk pada akhirnya akan terlihat jelas. 2. Bahasa Figuratif dalam Novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy lambang. a. Majas Bahasa figuratif dalam penelitian ini terdiri atas dua hal, yakni majas dan 1) Majas Perbandingan (a) Majas Asosiasi/simile/perumpamaan Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 21 majas asosiasi/simile/perumpamaan, berikut contoh kutipannya: Tetapi entah kenapa ia merasa seperti ada kabut tebal yang menyesak di dadanya sehingga rasa bahagianya tidak bisa ia rasakan seutuhnya (El Shirazy, 2013:1). Kata seperti menjadi penanda bahwa kalimat di atas merupakan majas asosiasi. Kabut tebal yang menyesak di dada merupakan interpretasi pada kondisi batin Zahrana yang tidak tenang. Kabut tebal dibandingkan dengan sikap cuek kedua orangtuanya saat melepas dia pergi, kabut adalah sesuatu hal yang mampu menghalangi pandangan. Pada konteks di atas, kabut tebal yang menyesak di dada, adalah suatu keadaan yang membuat perasaan tidak lega.

78 78 Ia keluar dari ruangan Dekan dengan hati berbunga-bunga. Ia seperti melayang. Dunia terasa begitu indah. Ia akan jadi dosen UGM, tanpa harus melamar, tetapi ia yang dilamar. Dan ia akan disekolahkan ke Delft University of Technology, Belanda. Oh, alangkah indahnya (El Shirazy, 2013:11). Pada kalimat di atas tergambar suatu ekspresi Zahrana yang sangat bahagia. Bahkan karena rasa bahagia yang tiada terkira tersebut, Zahrana diumpamakan dapat melayang. Melayang merupakan keadaan di atas bumi, seperti hidup antara dunia khayal dan dunia nyata. Tidak bisa dilakukan oleh manusia pada umunya tanpa bantuan alat, namun karena kebahagiaan yang dialaminya, seseorang tersebut diumpamakan mampu melakukan hal-hal di luar batas kewajaran. Tidak kayak anak-anak yang sok nggaya pakai Honda Jazz tapi dibelikan orangtuanya. Anak-anak seperti itu tidak punya mental dan karakter, persis ayam boiler. Kata Gugun sambil menyalakan rokoknya (El Shirazy, 2013:29). Sikap protes Gugun terhadap anak muda yang sok nggaya pakai Honda Jazz tetapi dibelikan orang tuanya diumpamakan oleh Gugun sebagai ayam broiler. Ayam broiler ayam yang dipelihara khusus sehingga pertumbuhannya cepat. Konteks ayam broiler adalah anak manja, segala sesuatunya punya, tetapi bukan hasil kerja kerasnya sendiri melainkan meminta kepada orang tuanya. Nggak usah basa-basi Mbak. Jawab aja nggak enak. Mobil kayak gitu apa enaknya, kayak naik grobak dikasih mesin. Cerocos Santi (El Shirazy, 2013:29). Santi membandingkan mobil Gugun dengan gerobak diberi mesin, jawaban Santi tersebut merupakan cara Santi mengejek Gugun. Meskipun saling mengejek, namun keduanya menunjukkan sikap bersahabat antara kakak dan adik. Suatu kondisi mobil yang diumpamakan sebagai gerobak diberi mesin adalah tidak enak dikendarai dan bersuara gaduh.

79 79 Pasti kau diperlakukan seumpama putri kaisar. Iya kan? Kau kan tamu kehormatan (El Shirazy, 2013:58). Pertanyaan Lina kepada Zahrana tersebut mempertegas bahwa Zahrana adalah tamu kehormatan. Kata seumpama menjadi penanda bahwa kutipan di atas termasuk majas simile. Pengarang mengumpamakan segala perlakuan yang diberikan oleh pihak Universitas Tsinghua kepada Zahrana seperti memperlakukan seorang putri kaisar. Artinya perlakuan tersebut sangat istimewa, sebagaimana kehidupan putri kaisar di dunia nyata. Kau harus ingat, moral adalah nyawa orang hidup. Jika moral itu hilang dari seseorang, ia ibarat mayat yang bergentayangan (El Shirazy, 2013:164). Kata ibarat memperkuat bahwa kutipan di atas termasuk dalm majas perumpamaan. Moral diibaratkan sebagai nyawa orang hidup, sementara orang kehilangan moral diibaratkan mayat yang bergentayangan. Berdasarkan hal tersebut moral sangat penting di dalam kehidupan, karena moral yang baik mampu memberikan ketenangan. Sementara jika seseorang kehilangan moral, hidupnya akan menderita. (b) Majas Metafora Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 8 majas metafora, berikut contoh kutipannya: Ibunya terus menangis. Hatinya jadi luluh. Tanpa ia sadari airmatanya meleleh (El Shirazy, 2013:7). Kata meleleh biasanya digunakan untuk sesuatu benda yang mudah terbakar seperti lilin atau plastik, namun pada kutipan tersebut kata meleleh dibandingkan secara langsung dengan air mata. Pembaca dapat memahmi konteks airmata yang meleleh dengan membandingkan commit secara langsung to user seperti lelehan lilin. Airmatanya

80 80 meleleh menggambarkan suatu kondisi airmata mengalir pelan-pelan dari mata turun ke pipi. Cinta ayah ibunya jauh lebih berarti dari seribu penghargaan yang baru saja ia raih. Cinta ayah dan ibunya adalah matahari yang susah dicari padanannya (El Shirazy, 2013:69). Zahrana membandingkan cinta ayah ibunya seperti matahari yang susah dicari padanannya. Pada kenyataanya matahari adalah benda angkasa yang hanya berjumlah satu. Konteks cinta yang seperti matahari adalah menjadi prioritas utama, seperti halnya matahari sebagai titik pusat tata surya. Mampu memberikan kasih sayang, seperti matahari adalah bola berisi gas yang mendatangkan terang dan panas pada bumi sehingga pancarannya mampu memberikan kehangatan. Selalu memberikan semangat dengan tawa riang kebahagiaan, seperti halnya matahari yang selalu muncul pada waktu siang hari disaat cuaca cerah. Dulu banyak mutiara yang datang kepadanya ia tolak tanpa pertimbangan. Dan kini mutiara itu tidak lagi datang. Kalau pun ada seolah-olah sudah tidak lagi tersedia untuknya. Hanya bebatuan dan sampah yang kini banyak datang dan membuatnya menderita batin yang cukup dalam (El Shirazy, 2013:186). Mutiara adalah cara Zahrana membandingkan laki-laki yang ia tolak di masa lalu. Banyak pihak yang menginginkan agar Zahrana segera menikah setelah lulus S1. Namun karena sikap idelis yang tinggi, Zahrana menolak sejumlah pria, baik yang melamar secara langsung seperti Gugun, ataupun melalui proses penjodohan seperti Lina yang menjodohkan Andi, Yuyun yang menjodohkan kakaknya, dan pemuda lulusan IAIN Semarang pilihan langsung orangtuanya. Sementara bebatuan dan sampah adalah cara Zahrana membandingkan Pak Sukarman. Meskipun Pak Sukarman adalah seorang dekan yang cerdas dan kaya raya, namun

81 81 tindakannya sangat amoral. Mutiara adalah sesuatu yang sangat berharga, sedangkan sampah adalah sesuatu yang hina. Berdasarkan keterangan tersebut, Zahrana Nampak tidak suka dengan Pak Karman. (a) Majas Personifikasi atau Prosopopoeia Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 10 majas personifikasi, berikut contoh kutipannya: Bunyi rintik hujan di genteng bersahutan dengan bunyi Guntur yang menyambar-nyambar. Daun-daun menari bergesekkan tertiup angin. Rerumputan meringkuk dalam basah. Air berlarian masuk selokan bersama daun-daun kering, ranting-ranting patah dan sampah (El Shirazy, 2013:37). Bunyi rintik hujan di genteng digambarkan memiliki mulut karena saling bersahut-sahutan dengan bunyi guntur yang menyambar-nyambar. Daun-daun digambarkan memiliki sifat seperti manusia karena bisa melakukan tarian. Angin diumpamakan memiliki mulut karena dapat meniup daun-daun. Rerumputan dapat melaksanakan aktivitas meringkuk. Air, daun-daun kering, ranting-ranting patah dan sampah digambarkan beramai-ramai dapat berlari masuk ke selokan. Suatu penggambaran benda mati seolah-olah hidup dan mampu melaksanakan aktivitas selayaknya manusia. Bangunan itu tampak berwibawa sekaligus menggemaskan. Perpaduan antara kemegahan, keanggunan, keindahan dan sekaligus kesederhanaan (El Shirazy, 2013:63). Bangunan adalah benda mati, namun oleh pengarang digambarkan memiliki sifat seperti manusia yang berwibawa. Bangunan tersebut memiliki wibawa karena megah, anggun, indah, dan sederhana. Wibawa pada manusia adalah pembawaan diri yang mengandung kepemimpinan dan daya tarik untuk

82 82 menguasai dan mempengaruhi orang lain melalui sikap dan tingkah laku sehingga menjadi dihormati. Wibawa pada bangunan menunjukkan bahwa bangunan tersebut memiliki sejumlah pesona sehingga memiliki daya tarik yang bisa diunggulkan. Bangunan yang dimaksud pada kalimat di atas adalah Grand Auditorium kampus lama Tsinghua University. Selain itu, bangunan tersebut juga memiliki sifat menggemaskan seperti halnya manusia. Sifat menggemaskan adalah sifat yang menimbulkan rasa gemas bagi siapa saja yang melihatnya. Gemas pada makna harfiah adalah sangat suka bercampur jengkel. Unggah-ungguh dan basa-basi berjalan (El Shirazy, 2013:193). Unggah ungguh adalah kata benda abstrak dalam bahasa Jawa sama halnya dengan sopan santun. Basa basi adalah kata benda abstrak mengenai aturan sopan santun. Unggah-ungguh dan basa-basi sebagai kata benda abstrak merupakan benda mati yang tidak bernyawa, namun dilukiskan memiliki ciri-ciri seperti manusia yang memiliki kaki sehingga dapat berjalan. (b) Majas Antitesis Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 4 majas antitesis, berikut contoh kutipannya: Pesawat terus menurunkan ketinggiannya (El Shirazy, 2013:34). Pada kalimat di atas digunakan kelompok kata yang bertentangan menurunkan ketinggiannya. Karena suatu keadaan jika diturunkan biasanya semakin rendah, sedangkan jika dinaikkan semakin tinggi. Kalimat tersebut sudah menjadi kesepakatan bersama digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai suatu pengecualian untuk menjelaskan bahwa perjalanan pesawat

83 83 memang meninggi di udara. Terus menurunkan ketinggian adalah proses pesawat untuk mendarat, hal tersebut untuk menjelaskan bahwa pesawat mulai mengakhiri penerbangan. Dalam hati Zahrana harus kagum pada cara Lina menasihati orang lain. Lina sedang menasihatinya dengan sangat keras tapi dengan cara yang sangat lembut (El Shirazy, 2013:168). Kelompok kata sangat keras dan sangat lembut mengandung gagasan yang bertentangan namun digunakan untuk kalimat berimbang. Menasihati dengan sangat keras tidak hanya dengan cara membentak-bentak atau berteriak, namun bisa dilakukan dengan cara yang sangat lembut. Seperti cara yang dipilih Lina untuk menasihati Zahrana. Saat Zahrana dihadapkan pada suatu masalah, Lina memperlihatkan album kenangan saat SMA. Di dalam album kenangan tersebut, Lina mencari-cari bagian data dan pesan yang ditulis Zahrana untuk teman-temannya. Lina merasa kagum dengan pesan yang ditulis Zahrana. Setelah membaca pesan yang ditulisnya, Zahrana menjadi paham apa yang ia harus perbuat. Ia merasa bisa dengan mudah menulis pesan untuk memberikan nasihat kepada teman-temannya, maka ia harus bisa menjadikan kalimat yang ia kutip dari kalimat Jim Rohn tersebut untuk menasihati dirinya sendiri. Sementara Zahrana merasa malu dan panas dingin, tetapi ia berusaha menutupinya dengan tetap tegar dan tersenyum (El Shirazy, 2013:99). Kata panas dingin merupakan dua kata yang memiliki arti bertentangan. Merujuk pada suatu kondisi sifat yang sangat berlawanan. Panas berarti bersuhu relatif tinggi, sedangkan dingin berarti bersuhu rendah. Namun ketika dua kata tersebut disatukan akan menimbulkan suatu gagasan bahwa Zahrana dalam kondisi tidak stabil karena canggung.

84 84 (c) Majas Perifrasis Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 5 majas perifrasis, berikut contoh kutipannya: Jadi selain ayah dan ibunya, sebenarnya banyak dari teman-temannya yang mengingatkan untuk menikah tetapi ia entah kenapa lebih memilih berasyik masyuk dengan buku dan perpustakaan (El Shirazy, 2013:25). Pada kutipan di atas mempergunakan kata-kata lebih banyak dari yang diperlukan. Kalimat yang bercetak tebal sebenarnya dapat diganti dengan satu kata saja yaitu pendidikan/sekolah/kuliah. Karena pendidikan sangat identik dengan buku dan perpustakaan, buku dan perpustakaan merupakan sarana dan tempat bagi peserta didik untuk menambah ilmu untuk mengerjakan tugas atau hal lain sehingga menunjang pengetahuan yang lebih luas. Pak Sukarman tidak diproses hukum dan kasusnya ditutupi karena ia memberi uang tutup mulut pada komandannya dan seluruh personil yang menggerebek (El Shirazy, 2013:140). Kalimat di atas mempergunakan kata lebih banyak dari yang diperlukan, karena pada dasarnya tutup mulut dapat diganti dengan satu kata saja yaitu suap sehingga menjadi uang suap. Saya tidak ragu Bu. Tapi saya mencari kemantapan. Biar mantap jika saya melepas Hasan ke dunia baru yang penuh perjuangan dan aral melintang (El Shirazy, 2013:264). Sesuai konteks isi novel, kalimat yang dicetak tebal di atas bisa diganti dengan satu kata menikah. Kalimat di atas mempergunakan kata yang lebih banyak untuk membandingkan dua hal agar lebih khusus dan jelas. Apabila menggunakan kata menikah, mungkin dirasa lebih umum dan bahasanya tidak estetis, sehingga digunakan kalimat yang lebih panjang untuk memberikan kesan

85 85 keindahan, memperbanyak kosakata, serta memperjelas kondisi di dalam kehidupan pernikahan yang penuh dengan perjuangan dan aral melintang. (d) Majas koreksio Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 2 majas koreksio, berikut contoh kutipannya: Bahkan jika mau jujur, ia sendiri belum siap, atau lebih tegasnya tidak siap menjadi istri kedua. Sakit rasanya. Bagaimanapun ia adalah wanita biasa. Ia adalah perempuan Jawa pada umumnya, yang benar-benar tidak siap, atau lebih tepatnya tidak mau dijadikan istri kedua. Atau tidak mau dimadu (El Shirazy, 2013:226). Gabungan kata yang diberi tanda petik merupakan suatu penolakan Zahrana terkait isi Pak Didik yang berisi lamaran kepada Zahrana untuk dijadikan istri kedua. Bagian per bagian merupakan koreksi penjelasan atas jawaban yang lebih dahulu dikemukakan. 2) Majas Pertentangan (a) Majas Hiperbola Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 24 majas hiperbola, berikut contoh kutipannya: Ayahnya kurang setuju, tetapi ia tetap maju dan memberikan seribu alasan sehingga kemauannya diamini sang ibu (El Shirazy, 2013:6). Kutipan di atas berisi pernyataan yang berusaha memperbanyak jumlah dari kodisi jumlah yang sebenarnya. Seribu alasan mengindikasian bahwa alasan yang dikemukakan Zahrana sangat banyak, bukan jumlahnya seribu seperti yang diceritakan. Kalimat di atas mengandung gaya bahasa hiperbola karena melebihlebihkan suatu hal untuk meningkatkan kesan. Serta memberikan daya pengaruh

86 86 agar kedua orang tuanya memperbolehkan Zahrana kuliah di Fakultas Teknik UGM, Jurusan Arsitektur. Ia menemukan ibunya sedang menangis tersedu-sedu di kamarnya (El Shirazy, 2013:7). Menangis tersedu-sedu menggambarkan suatu kondisi menangis yang sangat berlebihan, terisak-isak, dan bersuara timbul tenggelam. Pengarang menggambarkan Bu Nuriyah menangis tersedu-sedu dengan maksud untuk memperhebat suatu keadaan serta memberikan kesan yang sangat menyedihkan, sehingga membuat luluh siapa saja yang mendengar. Bu Nuriyah menangis karena Pak Munajat dimarahi dan dihina oleh atasannya karena izin tidak masuk kerja. Pak Munajat diperlakukan tidak adil karena hanya dia yang bisa disuruh-suruh dan memiliki pendidikan paling rendah di kantor kelurahan. Bapakmu tadi dimarahi habis-habisan oleh atasannya. Dikata-katai dengan kata-kata yang tidak selayaknya. Dihina sehina-hinanya. Tetapi bapakmu tidak bisa berbuat apa-apa. Satu bulan ini sudah tiga kali bapakmu dihina. Tadi itu yang ketiga. Dihina bagaimana Bu? Pokoknya dihina sehina-hinanya (El Shirazy, 2013:7). Kalimat yang bercetak tebal di atas untuk mempertegas suatu perlakuan yang sangat tidak terpuji yang dilakukan atasan di sebuah kantor kelurahan di daerah Semarang atas terhadap Pak Munajat, pesuruh dengan golongan terendah. Penggambaran seorang atasan yang seharusnya bertindak bijaksana, namun sebaliknya memperlakukan bawahan dengan sangat rendah bahkan tidak adil. Pak Munajat izin tidak masuk kerja satu hari dimarah-marahi, sementara yang lain biasa izin tidak masuk kerja tidak dimarahi. Alasan tersebut karena Pak Munajat yang bisa disuruh-suruh, selain itu jenjang pendidikan Pak Munajat yang paling

87 87 rendah. Kalimat di atas juga memberikan daya pengaruh bagi siapa saja yang melihat atau mendengarnya merasa sedih bahkan turut sakit hati. Bu Nuriyah yang merasa sakit hati dengan perlakuan yang diterima suaminya merasa sedih hanya bisa menangis, sementara Zahrana yang juga merasakan sakit hati berusaha meluapkan emosi ingin melabrak atasan ayahnya. Namun keinginan Zahrana berhasil di halangi ibunya. Rumah kecil yang ada di bagian pinggir Perumahan Kliping Asri ini dibeli ayahnya dengan mencicil bertahun-tahun. Dibeli dengan darah, keringat, dan airmata (El Shirazy, 2013:13). Pada kata darah, keringat, dan airmata untuk bisa membeli rumah, menunjukkan bahwa kalimat tersebut mengandung majas hiperbola. Karena sangat berlebihan dalam mengungkapkan sesuatu. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesan terkait kesungguhan dan kerja keras Pak Munajat dalam usaha membeli rumah kecil yang ada di bagian pinggir Perumahan Kliping Asri. Selain itu untuk memperhebat tokoh karena mampu berjuang melawan kesulitan hidup hingga pada akhirnya mendapatkan apa yang diinginkan. Wajah Gugun langsung berbinar-binar mendengar pertanyaan itu. Ia paling antusias jika diminta bercerita tentang perjuangan hidupnya yang penuh tetesan keringat, peluh, dan darah (El Shirazy, 2013:30). Pada kata keringat, peluh, dan darah digunakan untuk meningkatkan kesan tentang perjuangan hidup Gugun yang penuh dengan kerja keras. Kata keringat dan peluh pada dasarnya sama, hal tersebut membuktikan bahawa pernyataan tersebut dijelaskan secara berlebih lebihan dengan maksud untuk memperhebat keadaan. Selain itu, melalui ekspresi wajah Gugun yang berbinar-binar saat menjelaskan kerja keras dalam hidupnya, memberikan daya pengaruh kepada

88 88 orang lain agar setiap orang yang mendengar ceritanya, bisa termotivasi untuk bekerja keras dalam hidup. Zahrana menepikan motornya dan melihat lampunya yang pecah berkeping-keping (El Shirazy, 2013:149). Kondisi lampu motor Zahrana setelah mengenai bawah bak truk adalah pecah berkeping-keping, pecah berkeping-keping menunjukkan pada suatu kondisi yang sangat parah. Artinya kaca pada lampu motor tersebut terbelah hingga membentuk kepingan dalam jumlah yang sangat banyak. Ia merasa dunia ini begitu sempit. Dinding-dinding kamarnya seakan hendak menggenjetnya. Atap kamarnya seakan mau rubuh menimpanya (El Shirazy, 2013:201). Kalimat pada kutipan di atas dijelaskan dengan sangat berlebihan. Hal tersebut untuk menyesuaikan kondisi batin yang dialami Zahrana terkait SMS dari Bu Merlin yang menyatakan bahwa Bu Merlin dicaci maki Pak Karman karena Zahrana menolak lamaran Pak Karman. Zahrana merasa bersalah karena keputusannya mengakibatkan orang lain terkena imbasnya. Seolah-olah semua orang akan menyalahkannya, bahkan bangunan-bangunan sebagai benda mati seolah-olah ikut murka menyalahkan keputusannya, seperti yang tergambar pada kutiapan di atas. Dunia yang pada dasarnya sangat luas menjadi menyempit, dinding dan atap kamar seperti ingin menghancurkan dirinya. KARENA BERBUAT CABUL, SEORANG DEKAN MATI DIBUNUH DI RUANG KERJANYA. Semarang- Sepandai-pandai orang menyimpan bangkai, akhirnya kecium juga.peribahasa ini agaknya layak untuk S (55 tahun), Dekan Fakultas Teknik Universitas Mangunkarsa Semarang.Perilaku cabulnya kepada mahasiswi yang selama ini disembunyikan akhirnya terkuak.ia tewas mengenaskan di ruang kerjanya ditikam oleh H (26 tahun) mahasiswa Fakultas Teknik yang marah karena istrinya bernama M (24 tahun) diperlakukan tidak senonoh commit oleh dekan to user jebolan universitas terkemuka dari

89 89 Amerika Serikat itu. Dua Mahasiswa suami istri itu, H dan M kini ditahan pihak berwajib untuk penyelidikan lebih lanjut. (El Shirazy, 2013: ). Kutipan di atas merupakan contoh bahasa koran yang terdapat di dalam novel Cinta Suci Zahrana. Sebagaimana bahasa jurnalistik dalam kehidupan sehari-hari, isi berita pada koran di atas juga menggunakan gaya bahasa hiperbola. Khususnya pada judul berita yang terkesan sangat mempertegas suatu keadaan sehingga mampu memberikan daya pengaruh kepada pembaca untuk membacanya. (b) Majas Litotes kutipannya: Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 4 majas litotes, berikut contoh Mendengar nama-nama itu, Zahrana merasa dirinya kerdil. Ia belum ada apa-apanya, belum ada sekukunya dibandingkan prestasi mereka (El Shirazy, 2013:64). Kerdil adalah kecil, sementara kuku biasa digunakan untuk menyebutkan bagian terkecil dari bagian tubuh. Jadi dapat disimpulkan bahwa Zahrana merasa minder dengan prestasi yang dimilikinya jika disejajarkan dengan tokoh-tokoh tersebut. Nama-nama yang dimaksud dalam konteks di atas adalah Jean Nouvel, Tadao Ando, dan Zaha Hadid. Mereka adalah maestro arsitek yang memiliki banyak karya prestisius. Lha saya ini kan sudah sangat renta, petani tua, sudah bau tanah, sebut saja begitu (El Shirazy, 2013:218). Pak Kiai menyebut dirinya sangat renta, bahkan bau tanah sama artinya dengan hampir meninggal. Pernyataan tersebut untuk menanggapi pernyataan Lina yang menyuruh Pak Kiai commit membeli to buah user daripada bersusah payah harus

90 90 menanam pohonnya. Karena anggapan Lina, selain membeli lebih praktis, kalau menanam belum tentu Pak Kiai merasakan panennya. (c) Majas Ironi kutipannya: Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 1 majas ironi, berikut contoh Kalau kamu tetap ngotot ingin mengajar di Jogja, itu artinya kamu sendiri yang minta agar kami mengikhlaskan kamu, seolah-olah kami tidak memiliki anak lagi (El Shirazy, 2013:12). Kalimat di atas merupakan cara Pak Munajat menyindir Zahrana jika Zahrana tetap ingin mengajar di Jogja. Sindiran tersebut sebenarnya mengacu pada pengekangan atas tindakan Zahrana agar tidak mengajar di Yogyakarta. Kalau Zahrana tetap teguh pada pendiriannya untuk mengajar di Yogya, Ayah Ibunya tidak akan menganggap dirinya sebagai anak. (d) Majas Sinisme Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 5 majas sinisme, berikut contoh kutipannya: Ia tidak nyaman mendengar pidato Pak Sukarman, yang baginya tak lebih dari gombal tiada harganya (El Shirazy, 2013:98). Gombal di dalam bahasa Jawa dapat diartikan sebagai kain yang sudah sobek-sobek biasanya digunakan untuk mengelap. Apalagi Zahrana menyebutkan pidato Pak Karman tidak lebih dari gombal yang tiada harganya, hal tersebut merujuk pada konteks rayuan yang sangat tidak berguna. Pak, penghargaan yang saya terima kan kebanggaan keluarga juga. Inggih tho Pak? O, gitu, to? Kebanggaan apa? Nyatanya semakin kamu terkenal, dapat banyak penghargaan, malah semakin bikin malu orangtua! Kamu bangga, kami malu! commit (El Shirazy, to user 2013:114).

91 91 Suatu keadaan pada umumnya, jika seorang anak semakin terkenal dan semakin mendapatkan banyak penghargaan, tentu tidak hanya akan menjadi suatu kebanggaan bagi sang anak sendiri, namun juga kedua orang tuanya. Berbeda dengan keadaan yang terjadi dengan konteks dialog antara anak dan ayah di atas. Pak Munajat merasa malu atas kebangaan yang dicapai Zahrana. Jawaban tersebut untuk menunjukkan sikap sinis terhadap perilaku Zahrana yang tidak mempedulikan keinginan mereka, orang tuanya menginginkan agar Zahrana segera menikah, namun Zahrana masih asyik dengan mengejar prestasi. Apak kabar perawan tua? Jika kau telah beli gaun pengantin. Sebaiknya kau kembalikan saja. Kau tak akan memakainya di hari pernikahan yang telah kau tentukan. Kau masih akan lama menyandang statusmu sebagai perawan tua. Bukankah jadi perawan tua itu indah.tiap saat dilamar banyak orang dan bisa dengan semena-mena menolaknya.kenapa kau tidak menikmatinya saja? Kenapa tergesa-gesa? Demi kebaikanmu sendiri, sebaiknya kaukembalikan saja gaun pengantinmu itu. Jadilah perawan tua selamanya (El Shirazy, 2013:246). SMS kiriman dari Pak Karman tersebut berisi gaya bahasa sinisme, karena menyisipkan kata-kata dengan penuh sindiran. Menanyakan kabar namun dengan sapaan yang tidak menyenangkan. Memberikan pertanyaan terkait perasaan menjadi perawan tua. Padahal sudah pasti jawaban menjadi perawan tua tidak menentramkan. Tidak turut mendoakan yang baik-baik agar pernikahannya lancar, justru menjerumuskan dengan mendoakan agar kekal abadi menjadi perawan tua. (e) Majas Sarkasme Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 7 majas sarkasme, berikut contoh kutipannya: Wajah Sukarman meneror dirinya. Di mana-mana ia seperti melihat wajah Sukarman yang memuakkannya (El Shirazy, 2013:139).

92 92 Definisi muak adalah merasa jijik sampai hendak muntah. Berarti dapat ditafsirkan jika Zahrana merasa bosan dengan wajah Pak Sukarman hingg merasa jijik hendak muntah. Kata memuakkan menjadi penanda bahwa kalimat di atas termasuk pada majas sarkasme. Bagaimana mungkin ia bisa menikah dan hidup serumah seterusnya dengan orang yang moralnya sudah bejat seperti itu (El Shirazy, 2013:140). Bejat adalah perilaku yang sangat buruk. Zahrana melukiskan moral Pak Karman sudah bejat, sampai-sampai Zahrana tidak bisa membayangkan keburukan yang akan diterima jika menikah dan hidup serumah dengan Pak Karman. Jangan-jangan jilbabmu itu kedok untuk menutupi daging tuamu yang sudah busuk di kerubung lalat! (El Shirazy, 2013:223). Isi SMS Pak Karman kepada Zahrana mengandung celaan yang sangat menyakitkan bagi seorang perempuan. Bahkan membawa-bawa nama akidah seorang perempuan yang diwajibkan memakai jilbab untuk menutupi aurat. Pak Karman menuduh bahwa Zahrana memakai jilbab hanya untuk menutupi kekurangan fisik tubuh. Penyebutan daging tua yang dikerubungi lalat sama halnya dengan bangkai. Ucapan tersebut menjadi suatu perkataan yang sangat tidak etis di karena tidak sopan dan sangat kasar. Ia kaget. SMS berisi kata-kata teror itu muncul lagi. Entah kenapa, kali ini ia tidak setenang dulu menghadapi SMS terror itu. Kali ini ia sangat marah. Rasanya ia ingin membunuh orang yang mengirim SMS kurang ajar itu (El Shirazy, 2013:246). Teror demi terror yang diterima Zahrana melalui SMS membuat kesabaran Zahrana semakin mengikis, bahkan jiwanya memberontak ingin membunuh

93 93 pengirim SMS tersebut. Keinginan membunuh dan berkata kurang ajar merujuk pada gaya bahasa sarkasme. Semoga laknat Allah mengenaimu hai iblis tua! Semoga kau menemui ajalmu dalam keadaan hina di mata manusia! (El Shirazy, 2013:246). SMS doa yang dikirim Zahrana kepada Pak Karman tersebut mengandung gaya bahasa sarkasme. Karena menyebut seseorang dengan iblis tua. Iblis adalah roh jahat yang berupaya menyesatkan manusia dari petunjuk Tuhan, begitupula dengan Pak Karman yang menurut Zahrana adalah iblis tua. Bagi manusia yang berfikir, apabila seseorang disamakan dengan iblis tua, maka kata-kata tersebut sangat kasar. Hal tersebut dilakukan Zahrana karena puncak rasa emosi yang tidak bisa dikendalikan atas sikap dan tindakan Pak Karman yang selalu meneror dan menghina dirinya dengan kata-kata yang sangat kasar dan menyakitkan hati. (f) Majas Zeugma Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 2 majas zeugma, berikut contoh kutipannya: Kalimat itu terus terngiang-ngiang dalam telinga, dada dan pikirannya (El Shirazy, 2013:183). Diantara ketiga kata yang bercetak tebal di atas, sebenarnya hanya kata telinga yang cocok dikonstruksikan dengan kata terngiang-ngiang. (g) Majas Satire kutipannya: Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 8 majas satire, berikut contoh Ia merasa, memang agak susah memahamkan ibunya bahwa kesalehan tidak dilihat dari sudah haji atau belum. Tidak dilihat dari pakai baju koko atau tidak. Tidak bisa dilihat dari pakai peci putih atau peci yang lainnya. Betapa

94 94 banyak penjahat di negeri ini yang bertitel haji. Setiap tahun haji justru untuk menutupi kejahatannya (El Shirazy, 2013:196). Kutipan di atas berisi pernyataan penolakan Zahrana terhadap pernyataan ibunya yang menyebut bahwa Pak Karman adalah orang yang sholeh karena sudah haji. Pada paragraf tersebut terdapat sebuah kritik bagi orang-orang yang melakukan kejahatan dengan mengatasnamakan agama. Bahkan ada orang yang pandai dan terlihat religius, memanfaatkan kepandaian dan tampilan religius untuk menipu. Eh Yetti.ada apa? Pak Karman kok begitu sih? Begitu apa? Jahat! Kata Yetti agak keras tapi bernada merajuk. Jahat apa, Bapak tidak paham deh. Langsung saja ada apa, sebab Bapak ada urusan. Bapak kok tega sama Yetti masak nilai Yetti cuma C. Lha Yetti minggu lalu Bapak panggil ke rumah tidak datang. Kan Yetti bilang ada acara di Jogja bareng teman-teman. Ya sudah kalau begitu nanti malam ke rumah ya. Iya Pak, baik. Jam berapa? Jam sepuluh malam ya. Kok malam sekali Pak. Kan semakin malam semakin baik. Boleh bawa teman Pak? Kalau bawa teman nilainya D. Kalau sendirian A atau B plus. Baik saya ingin A atau B plus Pak. Bapak tunggu nanti malam ya. Iya Pak, Yetti pasti datang (El Shirazy, 2013:213). Majas satire bisa diperoleh dengan cara berhati-hati menelusuri batas antara perasaan dan kegamblangan arti harfiahnya. Berdasarkan uraian panjang antara dialog Yetti dan Pak Karman tersebut dapat diperoleh suatu kritikan bagi orangorang yang bersikap amoral. Meskipun Pak Karman adalah seorang dekan, cerdas, dan kaya raya, namun memiliki sikap amoral. Hal tersebut ditunjukkan pada beberapa sikapnya yang menerima commit suap to dan user suka mengencani mahasiswa. Jika

95 95 ada mahasiswa yang mengeluhkan nilainya jelek, Pak Karman akan memberi amplop kosong. Ia minta di amplop tersebut ditulis Nomor Induk Mahasiswa dan disertakan saat tugas dikumpulkan. Apabila amplop tersebut tidak diisi apa-apa, sebaik apapun hasil pekerjaan mahasiswa maka nilainya paling tinggi C. Namun apabila amplop tersebut berisi uang yang banyak, Pak Karman tidak akan melihat lagi pekerjaan siswa, ia akan langsung melihat absen mencocokkan NIM dengan yang diabsen dan langsung memberi nilai A. Selain menerima suap, Pak Karman juga sering mengencani mahasiswa untuk bertemu pada malam hari. Majas satire mengandung kritik tentang kehidupan manusia, dalam hal ini Pak Karman. Melalui cerita di atas dapat dijadikan suatu gambaran pentingnya menjaga moral karena setiap tindakan pasti akan ada balasan. Tujuannya agar ada perbaikan sikap secara etis dan estetis bagi pembaca untuk meningkatkan kualitas diri. (h) Majas Antifrasis Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 2 majas antifrasis, berikut contoh kutipannya: Baru saja menyalakan komputer hp-nya berdering beberapa kali.ada tiga SMS yang masuk.ia membukanya: Sedang apa perawan tua? Ternyata jadi perawan tua itu indah (El Shirazy, 2013:223). Pernyataan Pak Sukarman yang menyebut menjadi perawan tua indah, pada hakikatnya bermakna sebaliknya. Pak Sukarman ingin mengungkapkan bahwa menjadi perawan tua sangat menderita. Gaya bahasa tersebut termasuk antifrasis karena SMS tersebut dikirim langsung dari Pak Karman kepada Zahrana, sehingga Zahrana melihat secara langsung SMS tersebut, sehingga dapat merasakan sendiri bagaimana menjadi perawan tua, yang commit baginya to user sangat menderita.

96 96 (i) Majas Paradoks Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 5 majas paradoks, berikut contoh kutipannya: Kamar President Suite yang luas, mewah dan nyaman itu terasa sempit. Suasana hatinyalah yang membuat kamar itu jadi sempit (El Shirazy, 2013:55). Pada kalimat di atas terdapat kondisi yang bertentangan sesuai dengan kebenaran keadaan. Zahrana merasa kurang bahagia karena saat berangkat ke Beijing untuk menerima penghargaan, ayah dan ibunya melepas dengan wajah tidak ceria. Sehingga Kamar President Suite adalah yang pada dasarnya sangat luas, mewah, dan nyaman, justru terasa sangat sempit. Padahal kamar President Suite merupakan kamar yang memiliki fasilitas nomor satu. Mungkin jika kedua orang tuanya melepas dengan rasa bangga sekaligus bahagia, maka perjalanan ke Beijing dan keberadaanya selama di Beijing menjadi salah satu pengalaman terindah untuknya. Karena Zahrana diperlakukan dengan sangat mulia. Namun perlakuan yang sangat mulia tersebut terasa kurang mulia karena sikap kedua orang tuanya yang seolah-olah tidak mengizinkannya berangkat ke China. Kredibilitas intelektualnya tidak diragukan. Materi tak usah ditanyakan. Di Semarang saja ia punya tiga atau lima pom bensin. Namun soal kredibilitas moralnya, susah Zahrana untuk memaafkannya (El Shirazy, 2013:189). Pak Karman memiliki kredibilitas inteletual dan kekayaan materi, namun semua hal yang dia miliki tidak sepadan dengan sikapnya yang amoral Hal tersebut menjadi pertentangan dalam hidupnya yang tidak seimbang.

97 97 (j) Majas Hipalase Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 3 majas hipalase, berikut contoh kutipannya: Sesekali ada lelucon-lelucon yang menghangatkan suasana (El Shirazy, 2013:193). Kata menghangatkan sebenarnya lebih tepat jika digunakan untuk menerangkan kata lain seperti badan atau pakaian, dari sesuatu yang dingin, dipanaskan kemudian menimbulkan rasa hangat. Lelucon-lelucon adalah tindakan yang diucapkan oleh manusia, yang seharusnya lebih tepat jika hubungkan dengan kalimat menjadikan suasana menjadi santai. Namun untuk memperindah bahasa, lelucon-lelucon tersebut dikenakan pada sebuah kata lain yang mampu mengubah suasana dingin menjadi hangat, atau suasana tegang menjadi santai. 3) Majas Pertautan (a) Majas Metononimia Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 5 majas metonimia, berikut contoh kutipannya: Iya. Oh ya ibu ke Beijing naik SQ 810? (El Shirazy, 2013:35). Pengarang menyebutkan SQ 810 untuk menjelaskan kata pesawat. Karena pada bagian sebelumnya, sudah dijelaskan bahwa SQ 810 merupakan kode untuk menyebut pesawat. Pembaca sudah dapat memahami SQ 810 sebagai konteks pesawat, karena keduanya memiliki pertalian yang sangat dekat. Rombongan Alphard hitam itu menyusur Jalan Pandaran, sampai di Simpang Lima, lalu lurus ke timur (El Shirazy, 2013:96).

98 98 Alphard dijelaskan sebagai salah satu merk mobil. Oleh karena itu, pembaca dapat memahami konteks alphard hitam adalah sebuah mobil merk alphard berwarna hitam menyusur Jalan Pandanaran, sampai di simpang Lima, lalu lurus ke timur. (b) Majas sinekdoke pars pro toto Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 9 majas sinekdoke pars pro toto, berikut contoh kutipannya: Ratusan pasang mata memandangnya (El Shirazy, 2013:65). Pada kutipan yang bercetal tebal tersebut menyebutkan sebagian dari orangorang yang menyaksikan acara seremonial penganugerahan penghargaan tingkat dunia. Karena kondisi yang sebenarnya tidak hanya ratusan pasang mata, melainkan lebih dari itu. Selain para hadirin yang terlibat di acara tersebut, juga orang-orang di seluruh dunia yang menyaksikan melalui siaran televisi. Ia lalu diajak suwarni menggembalakan empat ekor kambingnya (El Shirazy, 2013:87). Zahrana dan Suwarni menggembalakan kambing yang berjumlah empat. Penyebutan kata ekor untuk menyebut sebagian sebagai pengganti keseluruhan, Karena jika menggembalakan ekor milik kambing otomatis kambing tersebut yang digembala, karena ekor kambing merujuk pada salah satu bagian dari tubuh kambing. Pagi itu Zahrana datang ke kampus dengan membawa dua pucuk surat pengunduran dirinya (El Shirazy, 2013:208). Zahrana ke kampus membawa dua surat pengunduran dirinya. Penyebutan kata pucuk merujuk pada bagian dari keseluruhan surat. Karena pada dasarnya,

99 99 yang penting untuk dibaca adalah keseluruhan isi surat bukan pucuk lipatan surat. Melalui isi surat yang dibaca, maka akan diperoleh suatu pemahan tentang apa yang diinginkan oleh pengirim surat kepada penerima surat. (c) Majas sinekdoke totem pro parte Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 2 majas sinekdoke totem pro parte, berikut contoh kutipannya: Barulah setelah itu Pak Kiai dan Bu Nyai mempertemukan dua keluarga (El Shirazy, 2013:242). Pada bagian yang bercetak tebal di atas untuk menyebutkan keseluruhan, namun yang dimaksud hanya sebagian saja. Pak Kiai dan Bu Nyai akan mempertemukan keluarga Zahrana dan keluarga Rahmad untuk membicarakan masalah perjodohan. Bukan karena disebutkan dua keluarga, seluruh keluarga dari kedua pihak hadir semua, namun hanya beberapa perwakilan dari pihak Zahrana dan perwakilan dari pihak Rahmad. (d) Majas Alusi kutipannya: Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 3 majas alusi, berikut contoh Carilah ilmu walau ke negeri China! (El Shirazy, 2013:81). Kalimat di atas merupakan kalimat penuh hikmah yang biasa di gunakan masyarakat sebagai motivasi untuk mencari ilmu. Konon itu sabda Nabi Muhammad SAW. China memang pantas diperhitungkan siapa saja. Sejak zaman kuno China sudah dikenal sebagai salah satu pusat peradaban dunia. Ilmuwan dan sastrawan banyak yang berasal dari China. Budaya menulis dalam peradaban manusia termasuk yang paling awal. commit Kertas to user di temukan di China. Banyak tokoh

100 100 legendaris yang dikagumi oleh seluruh orang di dunia berasal dari China. Di antaranya adalah Sun Zhu yang dikenal sebagai pakar strategi perang, yang ilmunya masih relevan sampai sekarang, bahkan diadopsi oleh perusahaan besar dalam berbisnis. Kalimat di atas mengandung majas alusi karena mengandung suatu referensi yang eksplisit dan implisit kepada peristiwa, tokoh-tokoh, atau tempat kehidupan nyata, atau dalam karya-karya sastra terkenal. (e) Majas Eufemisme Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 1 majas eufemisme, berikut contoh kutipannya: Kiai sepuh itu berkata, Orang yang bahagianya adalah karena harus memilih ketika melihat sekuntum bunga harum semerbak, maka ia akan memetik bunga itu untuk disimpan di kamarnya, agar dia dapat menikmati keharumannya sepanjang waktu.tetapi orang yang bahagianya jika bisa memberi manfaat, kemungkinan besar akan membiarkan bunga itu tumbuh, bahkan menyirami dan memelihara agar setiap orang yang lewat dapat menikmati keharumannya (El Shirazy, 2013:220). Paragraf di atas berisi acuan berupa ungkapan yang tidak menyinggung perasaan orang karena bersifat halus untuk menggantikan acuan-acuan yang mungkin dirasakan menghina, menyinggung perasaan atau mensugestikan sesuatu yang tidak menyenangkan. Perkataan Pak Kiai tersebut menggambarkan orangorang yang puas karena memiliki dan menguasai, dan orang-orang yang menemukan kepuasan karena dapat memberi. (f) Majas Elipsis kutipannya: Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 3 majas elipsis, berikut contoh Toh Malaysia-Indonesia itu commit dekat (El to Shirazy, user 2013:263).

101 101 Meskipun ada bagian unsur kalimat yang dihilangkan, namun pembaca dapat mengisi atau menafsirkan sendiri kalimat yang hilang tersebut. Kalimat setelah kata toh dapat diberi penambahan sehingga kalimat menjadi Toh jarak antara Malaysia dengan Indonesia itu dekat. g. Majas Anastrof atau inverse Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 2 majas anastrof, berikut contoh kutipannya: Dalam hati mereka bertanya-tanya, siapa yang lewat (El Shirazy, 2013:96). Kalimat di atas semacam gaya retoris yang susunan katanya mengalami pembalikan. Kalimat tersebut jika dibalik mnejadi Mereka bertanya-tanya dalam hati, siapa yang lewat. 4) Majas Penegasan / Perulangan (a) Majas Asonansi Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 2 majas asonansi, berikut contoh kutipannya: Wajah sejuk sahabatnya terbayang di pelupuk matanya. Ia sangat beruntung punya sahabat sebaik Lina. Meneduhkan di kala gelisah, dekat di kala susah, mengobati di kala sakit, dan mesra di kala bahagia. Itulah sahabat sejati (El Shirazy, 2013:21). Pada paragraf di atas terdapat perulangan bunyi vokal yang sama. Hal tersebut untuk memberikan efek penekanan dan efek keindahan bahasa untuk mendeskripsikan tokoh Lina sebagai sahabat yang selalu ada dalam keadaan apa saja.

102 102 (b) Majas Repetisi (Epizeuksis) Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 6 majas repetisi (epizeuksis), berikut contoh kutipannya: (1) Selamat. Selamat dan Selamat (El Shirazy, 2013:91). (2) Oh tidak!tidak!tidak! Zahrana menjerit histeris. Jeritannya menyayat hati siapa saja yang mendengarnya (El Shirazy, 2013:248). (3) Mereka berdua saling mengagumi, saling mencintai dan saling menghormati (El Shirazy, 2013:270). Pada ketiga kutipan kalimat di atas, kata yang dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut dalam satu baris. Tujuannya adalah untuk mempertegas suatu hal. Pada kutiapn pertama untuk mengucapkan selamat atas prestasi yang sangat luar biasa, kutipan kedua mempertegas rasa ketidakpercayaan dari berita yang di dengar, kutipan ketiga mempertegas perasaan dua insan manusia yang sedang saling mencinta setelah menikah. (c) Majas Repetisi (Tautotes) Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 1 majas repetisi (tautotes), berikut contoh kutipannya: Itu bahasa halus, bahwa ayah dan ibunya tidak akan menganggap dirinya sebagai anaknya lagi jika nekat mengajar di Jogja. Sangat halus tapi tajam, tajam tapi halus (El Shirazy, 2013:12). Kalimat di atas termasuk majas repetisi tautotes karena terdapat kata berulang-ulang dalam sebuah konstruksi dalam satu baris. Hal tersebut untuk mempertegas bahwa sebenarnya ayah dan ibunya melakukan sindiran terhadap apa yang mereka ucapkan. Meskipun kalimatnya halus namun membuat sakit hati.

103 103 (d) Majas Repetisi (Anafora) Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 10 majas repetisi (anafora), berikut contoh kutipannya: Pada kutipan berikut termasuk pada kategori jenis repetisi anafora, karena terdapat perulangan kata pertama pada tiap baris atau kalimat berikutnya. Tujuan perulangan tersebut adalah mempertegas pernyataan. TUHAN KAMI SATU --- Tuhan kami Ahad Rasul kami Ahmad Wahai pemilik langit Kami jatuh dalam kancah ujian Kami memerangi musuh Kami berdiri dan bangkit Tanpa melihat hari esok: Tuhan kami Ahad Rasul kami Ahmad puisi berjudul Tuhan Kami Satu oleh Anonim (seorang Pejuang Afganistan), diterjemahkan oleh KH A Mustofa Bisri, dalam Kembang Para Syuhada, hal. 85. (El Shirazy, 2013: ). Baris puisi di atas mempertegas tentang keesaan Tuhan dan Rasul Muhammad. Ahad berarti satu, Ahmad adalah nama lain dari Nabi Muhammad. Matanya berkaca-kaca. Ketika ia sadar harus rendah hati. Ketika ia sadar prestasi sejati tidaklah semata-mata prestasi akademik. Ketika ia sadar dan ingin mencari pendamping hidup yang baik. Baik bagi dirinya dan juga bagi anak-anaknya kelak. Ketika ia sadar dan ingin menjadi Muslimah seutuhnya. Ketika ia menyadari itu semua, yang ia temui kini, adalah jalan terjal yang menguji kesabarannya (El Shirazy, 2013: ). Paragraf tersebut untuk mempertegas rasa penyesalan Zahrana terkait pilihan hidupnya di masa lalu yang selalu menunda menikah karena tinggi hati dan terlalu ambisius mengejar prestasi akademik. Wanita ideal di dalam islam

104 104 adalah wanita yang mampu berprestasi dalam hal akademik dan prestasi dalam hal rumah tangga. Ibu benar-benar serius? Iya. Hasan juga benar-benar serius? Iya. Kalian sudah tahu kekuranganku dan mau menerimaku? Iya.Tak ada manusia yang sempurna. Kau serius Hasan? Iya Bu. Kau bisa mencintaiku? Iya Bu (El Shirazy, 2013: ). Dialog Zahrana dan Hasan tersebut mempertegas keseriusan keduanya untuk memantapkan hati sebelum menuju ke jenjang pernikahan. (e) Majas Repetisi (Epistrofa) Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 1 majas repetisi (epistrofa), berikut contoh kutipannya: Yang mengasyikkan ayah suka tidur di gubug. Bahkan malam juga tidur di gubug (El Shirazy, 2013:130). Kata di gubug diulang pada akhir baris dalam baris yang berurutan. Berdasarkan ciri tersebut, kutipan tersebut masuk pada gaya bahasa repetisi epistrofa. Gubug adalah rumah kecil di tengah sawah yang biasanya digunakan petani untuk beristirahat. (f) Majas Repetisi (Simploke) Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 1 majas repetisi (simploke), berikut contoh kutipannya: Biarkan orang lain menjalani kehidupan yang kecil, tetapi kamu jangan. Biarkan orang lain memperdebatkan soal-soal kecil, tetapi kamu jangan.

105 105 Biarlah orang lain menangisi kepedihan-kepedihan kecil, tetapi kamu jangan. Biarlah orang lain menyerahkan masa depan mereka Kepada orang lain, tetapi kamu jangan (El Shirazy, 2013:167). Kalimat di atas adalah pesan Zahrana yang dituliskannya di album kenangan SMA. Kutipan tersebut dicuplik Zahrana dari kalimat Jim Rohn. Tujuan pengulangan kalimat pada awal dan akhir baris pada baris yang berurutan adalah untuk mempertegas bahwa setiap orang harus memiliki motivasi besar dalam hidupnya. (g) Majas Repetisi (Mesodiplosis) Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 1 majas repetisi (mesodiplosis), berikut contoh kutipannya: Agak gaul tapi tidak kehilangan keanggunannya. Biasa saja tapi tidak mengurangi rasa hormat (El Shirazy, 2013:57). Adanya perulangan frasa di tengah kalimat secara berurutan dengan kalimat lain dalam satu baris menunjukkan bahwa kutipan tersebut gaya bahasa repetisi mesodiplosis. Kutipan tersebut untuk mempertegas pandangan Zahrana terhadap isi SMS yang dikirim Nina dan Geng kepada Zahrana yang begitu tulus menghormati dan mencintainya. (h) Majas Tautologi Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 6 majas tautologi, berikut contoh kutipannya: Jika panen raya tiba, harga gabah langsung terjun payung, anjlog. Gabah dihargai begitu murah (El Shirazy, 2013:88). Terjun payung adalah aktivitas meloncat dari tempat tinggi dengan menggunakan parasut, kemudian commit dipertegas to user pada kata setelahnya yaitu anjlog.

106 106 Pada dasarnya terjun payung dan anjlog memiliki gagasan yang sama yaitu meloncat dari tempat tinggi. Acuan di atas bertujuan untuk memberikan penegasan bahwa jika panen tiba, harga gabah mengalami penurunan. Maka setelah shalat Isya ia langsung tidur, agar besok ia benar-benar fresh dan segar (El Shirazy, 2013:247). Acuan tersebut disebut tautologi karena menggunakan kata berlebihan, kata segar mengulang kembali gagasan yang sudah disebut sebelumnya yaitu fresh. Kata fresh dalam bahasa Inggris memiliki arti segar dalam bahasa Indonesia. (i) Majas Klimaks Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 6 majas klimaks, berikut contoh kutipannya: Jangan tergesa-gesa. Jernihkan pikiran dan pikirkan yang matang (El Shirazy, 2013:136). Perintah di atas makin lama makin menghebat dengan menyebutkan gagasan-gasan yang berturut-turut semakin tinggi kepentingannya. Hal yang disampaikan agar berpikir secara matang, dimulai diperintah agar tidak tergesagesa, menjernihkan pikiran, kemudian berfikir secara matang, sehingga diperoleh suatu keputuusan yang tepat. Bumi terus berputar pada porosnya. Detik berkumpul menjadi menit. Menit berkumpul menjadi jam. Jam berkumpul menjadi hari. Minggu berkumpul menjadi bulan. Ternyata sudah enam bulan Zahrana mengajar di STM (El Shirazy, 2013:227). Untuk menyebutkan posisi Zahrana berada di enam bulan, maka Zahrana telah melalui kumpulan detik, kumpulan menit, kumpulan jam, kumpulan hari, dan kumpulan minggu. Kalimat commit tersebut to user persifat periodik yang mengandung

107 107 urutan-urutan pikiran yang semakin meningkat kepentingannya, khususnya untuk menjelaskan waktu. (j) Majas Antiklimaks Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 1 majas antiklimaks, berikut contoh kutipannya: DEKAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MANGUNKARSA SEMARANG beserta seluruh dosen, karyawan, dan mahasiswa mengucapkan: CONGRATULATION Kepada Ibu Dewi Zahrana, M.T tercinta Atas Penghargaan Tingkat Internasional di Bidang Arsitektur yang diberikan Tsinghua University Beijing (El Shirazy, 2013:97). Penyebutan dekan Fakultas Teknik Universitas Mangunkarsa Semarang, dosen, karyawan, dan mahasiswa, di dasarkan pada urutan jabatan tertinggi di kampus. Oleh karena itu, kalimat di atas termasuk jenis gaya bahasa antiklimaks, karena penjabaran gagasannya berstruktur mengendur. (k) Majas Erotesis atau Pertanyaan Retoris Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 2 majas erotesis, berikut contoh kutipannya: Apa sebetulnya yang ia kejar? Kenapa waktu itu ia tidak juga cepat dewasa dan menyadari bahwa hidup ini berproses. Ia meneteskan airmata (El Shirazy, 2013:185). Kutipan di atas adalah pertanyaan tokoh Zahrana untuk dirinya sendiri yang mulai merasakan kerisauan karena belum menikah hingga usianya 34 tahun. Padahal sebenarnya Zahrana sudah tahu atas jawaban dari pertanyaannya, alasan apa yang ia kejar adalah prestasi akademik. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, gaya bahasa yang digunakan adalah erotesis atau pertanyaan retoris.

108 108 (l) Majas Paralelisme Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 3 majas paralelisme, berikut contoh kutipannya: Yang pertama ia adalah atasan Zahrana, ia memanfaatkan betul kultur ewuh pakewuhnya orang Jawa. Kedua, juga masih memanfaatkan budaya ewuh pakewuh, ia meminta Bu Merlin yang bicara pada Zahrana. Ketiga, Zahrana sudah sangat berumur. Keempat, kalau orang tua Zahrana benar-benar tahu putrinya dilamar oleh orang seperti dirinya ia sangat yakin orang tuanya akan mendorong bahkan mungkin setengah memaksa agar menerimanya. Kelima, ia yakin Zahrana akan menerimanya adalah karena Zahrana tidak langsung menolak tetapi meminta waktu berpikir seperti yang dilaporkan oleh Bu Merlin (El Shirazy, 2013: ). Kutipan di atas merupakan pengandaian yang membuat Pak Sukarman merasa yakin bisa menikahi Zahrana. Faktor faktor tersebut dijabarkan dengan memanfaatkan urutan angka. Angka-angka tersebut menduduki fungsi yang sama untuk menjelaskan suatu alasan. Tiba-tiba ia tersenyum simpul. Hasan dan Nina itu cocok. Kalau mereka menikah itu pas. Hasan ganteng, Nina cantik. Sama-sama aktivis. Sama-sama cerdas dan bisa diandalkan (El Shirazy, 2013:241). Hasan dan Nina disejajarkan dengan kata cocok. Sifat fisik yang melekat pada seorang laki-laki adalah ganteng, sementara fisik yang melekat pada seorang wanita adalah cantik. Hasan dan Nina memiliki sifat fisik yang sejajar. Di dalam keorganisasian di kampus, keduanya juga sama-sama aktivis. Kata sama-sama untuk menjelaskan cerdas dan bisa diandalkan, membuktikan bahwa keduanya memiliki kesejajaran.

109 109 b. Simbol/Lambang 1) Lambang Warna Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 5 lambang warna, berikut contoh kutipannya: Pernahkan kita berterima kasih Kepada para petani penanam benih? Keramahan yang putih Ketulusan tak pernah menagih (Petikan puisi karya D. Zawawi Imron, Kwartin Petani 1, dalam Jalan Mati Dalam Samudra, hal.72) (El Shirazy, 2013:89). Kutipan petikan puisi karya D. Zawawi Imron tersebut memanfaatkan lambang warna putih untuk menjelaskan keikhlasan atau ketulusan. Putih diyakini sebagai warna yang bersih melambangkan suatu kesucian. Pada kalimat keramahan yang putih memiliki makna keramahan tersebut tulus dari hati yang terdalam. Habiburrahman memanfaatkan petikan puisi D. Zawawi Imron yang berjudul Kwartin Petani 1 untuk menggambarkan kerja keras dan ketulusan petani di Indonesia. Pengarang membandingkan pemerintah di Indonesia, China, dan Jepang dalam memperlakukan para petani. China sangat memperhatikan nasib petaninya, karena para petani bisa mendapatkan kredit untuk mengembangkan pertaniannya dengan bunga nol persen dari bank-bank pemerintah. Perlakuan istimewa tersebut agar para petani di China yang berjumlah lebih dari satu milyar dapat hidup mandiri tanpa bergantung dengan negara luar. Petani di Jepang sama prestisiusnya dengan kerja di kantor-kantor mewah di gedung-gedung bertingkat di kota Tokyo. Secara tidak langsung, Habiburrahman memberikan kritikan kepada pemerintahan di Indonesia agar lebih memperhatikan kemakmuran para petani. Karena sebenarnya negara commit besar to user di dunia ini adalah negara yang

110 110 pertaniannya maju dan para petaninya bisa hidup makmur. Ukuran makmurnya suatu negara bukan dilihat dari jumlah penghasilan para konglomerat, namun dilihat dari penghasilan dan kemakmuran para petani, rakyat kecil, dan rakyat umumnya. b) Lambang Benda Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 6 lambang benda, berikut contoh kutipannya: Kami akan ajak Anda mengunjungi Summer Palace di tepi Danau Kunming, Forbidden City, dan tentu saja Great Wall (El Shirazy, 2013:53). Kalimat-kalimat yang disebutkan, seperti Summer Palace di tepi Danau Kunming, Forbidden City, dan tentu saja Great Wall merujuk pada tempattempat yang berada di China. Ratusan mobil dan kendaraan datang dan pergi mengitari Tugu Muda (El Shirazy, 2013:95). Tugu Muda adalah tiang besar dan tinggi yang dibuat dari batu yang terletak di Semarang. Tugu Muda dijadikan sebagai perlambangan kota Semarang. Tempat cerita berlangsung di Semarang tepatnya sekitar Tugu Muda. Orang-orang yang mengandalkan mobil, rumah, kursi, popularitas, jabatan, dan semua miliknya sebagai simbol keberadaannya, ia akan terus menerus berusaha agar simbol-simbol itu tetap dimiliki. Sebab, ketika semuanya lepas, maka keberadaannya menjadi hilang. Semakin banyak yang dimiliki, ia merasa kehadirannya semakin kokoh. Semakin sedikit yang dimiliki, semakin kurang rasa percaya diri (El Shirazy, 2013:219). Kata mobil, rumah, kursi, popularitas, dan jabatan merupakan benda-denda sebagai perlambangan untuk kekayaan dunia. Perkataan Pak Kiai tersebut menegaskan ciri-ciri orang yang terlalu commit mencintai to user kekayaan duniawi.

111 111 Bu Zahrana ini Hasan. Saya setuju dengan syarat ibu. Ibu siapkan wali dan saksinya saya akan siapkan maharnya dan penghulunya. Kami sekeluarga insya Allah berangkat sekarang, dan kami shalat Isya di masjid dekat rumah Ibu (El Shirazy, 2013:269). Kata wali, saksi, mahar, dan penghulu merupakan benda wajib untuk acara akad nikah. Berdasarkan perlambangan benda tersebut, maka Zahrana dan Hasan akan melaksanakan akad nikah. 2) Lambang Bunyi Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 3 lambang suasana, berikut contoh kutipannya: Baguslah kalau begitu. Gitu dulu ya. Oya jangan lupa dandan yang cantik. Klik. Tanpa salam (El Shirazy, 2013:188). Klik merupakan lambang bunyi untuk menjelaskan HP dimatikan karena proses komunikasi telah diakhiri. Bu Merlin mengakhiri pembicara dengan Zahrana melalui hand phone dengan menekan salah satu tombol untuk mematikan. 3) Lambang Suasana Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 15 lambang suasana, berikut contoh kutipannya: Yang tampak dari jendela hanyalah awan pekat. Sesekali pesawat goyang. Ia sama sekali tidak cemas dan tegang, sebab ia tahu begitu pesawat berhasil mengangkasa masa kritisnya telah lewat. Dari jendela ia melihat garis kilat menyambar. Pesawat terus melesat menerobos awan. Lampu tanda kenakan sabuk pengaman belum dipadamkan. Pesawat kembali goyang. Ia mendengar beberapa orang menyebut nama Tuhan. Ia pun ikut menyebut nama Tuhan. Tetapi ingatannya masih pada wajah ayah dan ibunya yang tampak dingin dan kurang senang (El Shirazy, 2013:19). Berdasarkan kutipan tersebut, dapat ditafsirkan bahwa pesawat dalam kondisi turbulen. Pesawat digambarkan commit mengalami to user pergolakan tidak teratur hal

112 112 tersebut dilambangkan pada pesawat yang goyang. Suasana yang terjadi adalah hujan, diperkuat pada data dari jendela hanyalah awan pekat dan garis kilat menyambar. Sehingga banyak penumpang yang merasakan keresahaan akan kondisi mereka. Dengan sangat mantap, Zahrana melangkah ke podium. Tangan kanannya memegang piala. Tangan kirinya memegang podium. Zahrana tampak anggun dan berwibawa dalam balutan jilbab putih, bawahan putih dan jas berwarna merah marun. Hadirin diam ingin mendengarkan kalimat-kalimat yang diucapkan Zahrana. Ruangan auditorium itu hening. Dengan bahasa Inggris yang fasih, Zahrana mulai pidatonya, (El Shirazy, 2013:67). Lambang suasana yang tergambar dalam kutipan di atas adalah suasana penuh kebanggan. Zahrana dipersilakan ke podium untuk menyampaikan pidatonya disertai piala yang ia pegang ditangan kanannya, Zahrana berhasil mendapatkan penghargaan level internasional dalam bidang arsitektur. Pidato tersebut disaksikan oleh sejumlah arsitek dunia, pihak kampus Universitas Tsinghua, orang-orang penting di China, dan tentu saja orang-orang di seluruh dunia yang melihat acara tersebut melalui siaran TV. Selain suasana kebanggaan, juga terlihat suasana penuh khidmat, hadirin yang berada di Grand Auditorium Universitas Tsinghua diam penuh antusias ingin mendengarkan pidato Zahrana. Susana penuh khidmat didukung pada kata hening. Oh itu menara untuk mengintai bulan, katanya. Dari penjelasan yang saya dengar dari imam masjid ini, menara yang tingginya 10 meter ini, digunakan untuk mengetahui posisi bulan guna menentukan kalender Islam contohnya berpuasa. Jawab Lilian. Oh begitu. Zahrana menganggukkan kepala (El Shirazy, 2013:77). Pada kalimat menganggukkan kepala menandakan setuju. Pada konteks kalimat di atas, Zahrana merasa paham commit dengan to user penjelasan Lilian Yibing tentang

113 113 menara berbentuk heksagonal yang berfungsi untuk mengintai bulan sebagai salah satu dasar menentukan kalender Islam. Azan maghrib berkumandang. Tanda waktu buka puasa tiba.zahrana meneguk kolak dan makan mendoan.ada kenikmatan luar biasa saat buka. Kenikmatan yang susah diungkapkan dengan kata-kata (El Shirazy, 2013:268). Azan maghrib secara umum digunakan sebagai penanda waktu sholat. Namun karena latar cerita adalah bulan bulan puasa atau bulan ramadhan, maka fungsi azan bukan hanya sebagai penanda waktu untuk sholat namun juga sebagai tanda waktu berbuka puasa. 3. Citraan/Imagery dalam Novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy a. Citraan Penglihatan (Visual Imagery) Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 11 Citraan Penglihatan (Visual Imagery), berikut contoh kutipannya: Dulu saat ia pergi ke Hong Kong, ia merasa bandara Hong Kong adalah yang terbesar di Asia. Tetapi begitu ia sampai di Beijing, maka Hong Kong tidak ada apa-apanya. Ia menakar bahwa bandara Beijing tiga kali lebih besar dari Hong Kong. Bandara yang disiapkan untuk menyambut Olimpiade itu konon luasnya sama dengan 170 lapangan bola. Wajar jika bandara yang berbentuk naga raksasa itu dinobatkan sebagai bandara terbesar di dunia (El Shirazy, 2013:51). Berdasarkan kutipan di atas, pengarang mampu membangkitkan indera penglihatan pembaca dalam setiap susunan kata dan kalimat yang digunakan. Meskipun pembaca belum pernah melihat Bandara Beijing, namun berdasarkan pendeskripsian tempat yang secara detail dipaparkan oleh pengarang, saat itu juga pembaca seolah-olah dapat melihat secara jelas bagaimana karakteristik bandara terbesar di dunia itu. Bandara Beijing commit memiliki to user ukuran kira-kira tiga kali lebih

114 114 besar dari Bandara Hongkong, memiliki luas sama dengan 170 lapangan bola, dan berbentuk naga raksasa. Baru melihat beberapa bagian saja, Zahrana harus mengakui keindahan kampus lama Tsinghua University. Bangunan-bangunan klasik China masih dipertahankan dan dirawat dengan cantik. Salah satu bangunan yang memesona dirinya adalah Grand Auditoriumnya. Arsitekturnya bergaya campuran Yunani dan Romawi. Beratap bulat. Memiliki empat pilar marmer putih. Dindingnya berwarna merah kecoklatan (El Shirazy, 2013:63). Kata melihat, memesona, dan tampak menunjukkan bahwa indera penglihatan sedang bekerja mengamati sesuatu. Meskipun pada kenyataannya pembaca tidak mengamati kampus lama Tsinghua University, namun karena pengaruh citraan penglihatan yang memunculkan daya imajinatif, pembaca seolah-olah melihat sendiri kampus lama Tsinghua University. Pembaca dapat melihat beberapa bagian bangunan-bangunan klasik China yang terawat. Selain itu, pembaca juga dapat mendeskrisikan setiap detail bagian Grand Auditorium yang memiliki banyak pesona, mulai dari gaya arsitektur campuran Yunani dan Romawi, memiliki atap bulat, memiliki empat pilar marmer berwarna putih, dan dinding berwarna merah kecoklatan. Selesai acara, orang-orang mengerubunginya, mengajaknya bicara. Profesor Jiang Daohan menawari dirinya beasiswa doktor di universitasnya. Dua orang arsitek dari Korea Selatan tertarik untuk mengajaknya mengerjakan proyek yang sedang mereka garap di Malaysia. Edi Nugraha benar-benar datang, anak muda itu terus memuji dirinya. Pak Dubes Indonesia di Beijing dan tiga stafnya menyampaikan rasa bangga luar biasa dan mengundangnya makan malam di kedutaan. Seorang perempuan muda berjaket biru mendekatinya, Mbak saya dari TV Nasional Indonesia saya ingin wawancara bisa? Bisa saja (El Shirazy, 2013:69). Berdasarkan paragraf tersebut pembaca seolah-olah melihat bagaimana Dewi Zahrana diperlakukan dengan sangat hormat. Kata mengerubunginya

115 115 memberikan daya imajinatif yang sangat kuat terkait dengan citraan penglihatan. Hal ini membuktikan bahwa Zahrana menjadi pusat perhatian dan merupakan pihak yang diperhitungkan. Orang-orang penting dari berbagai kalangan silih berganti memberikan ucapan selamat dan memberikan tawaran yang luar biasa. Kesan penganugerahan penghargaan tingkat internasional dapat dilihat dari sejumlah tokoh yang dihadirkan, seperti Profesor Jiang Daohan menawari beasiswa dotor, Dua orang arsitek dari Korea selatan mengajak mengerjakan proyek di Malaysia, Edi Nugraha adalah anak muda dari Indonesia yang ditugaskan oleh pihak perusahaan untuk belajar di China, Pak Dubes Indonesia di Beijing menyampaikan rasa bangga dan mengundang makan malam di kedutaan, selain itu adanya TV Nasional Inonesia yang meliput secara langsung acara tersebut. Shui Mu Tsinghua dikenal memiliki banyak pesona. Di antara pesonanya adalah susunan indah bebatuan yang tidak biasa, berbagai jenis pohon, yang berubah warna dari musim ke musim, yang mengelilingi sebuah hamparan tenang, air jernih (El Shirazy, 2013:71). Kata pesona mengandung makna sangat menarik perhatian atau mengagumkan. Indera penglihatan berperan penting dalam mengamati pesona Shui Mu Tsinghua. Citraan penglihatan tersebut semakin menghebat ketika pesona Shui Mu Tsinghua dijabarkan secara lebih rinci. Berada di tengah-tengah Shui Mu Tsinghua tidak seperti berada di tengahtengah kampus paling elit di Beijing, tetapi terasa seperti berada di istana Kaisar Kang Xi. Begitu dahsyat orang-orang China menjaga warisan budaya nenek moyangnya, wajar kalau Tsinghua University dinobatkan sebagai kampus paling indah se-asia. Zahrana bermimpi suatu saat nanti kampus Universitas Mangunkarsa semarang harus bisa lebih cantik dan nyaman seperti Tsinghua University (El Shirazy, 2013:72).

116 116 Berdasarkan kutipan di atas, pembaca seolah-olah berada pada posisi di tengah-tengah Shui Mu Tsinghua. Melalui perbendaharaan kata yang digunakan pengarang untuk mendeskripsikan latar tempat tersebut, diperoleh banyak hal terkait Tsinghua University sebagai kampus indah se-asia. Berdasarkan indera penglihatan yang secara maksimal berperan mengembangkan imajinasi, pembaca bisa mengasosiasikan kampus Tsinghua University dengan istana Kaisar Kang Xi dan Universitas Mangunkarsa. Tembok raksasa yang membuatnya ternganga, istana kota larangan yang dibanjiri manusia, lapangan Tiananmen yang legendaris, gedung-gedung pencakar langit di mana-mana, MTR yang berjejal manusia, jalan-jalan yang lebar penuh kendaraan tapi tidak macet seperti Jakarta, membuatnya harus mengakui China pantas diperhitungkan siapa saja (El Shirazy, 2013:81). Deskripsi beberapa tempat di China beserta penjelasannya membangkitkan imajinasi pembaca seolah-olah melihat apa yang digambarkan pengarang. Saat itu juga pembaca merasa berkunjung di China dan melihat tembok raksasa China, istana kota larangan, lapangan Tiananmen, gedung-gedung tinggi, MTR, dan jalan lebar yang penuh kendaraan namun tidak macet. Langsung melamar ke orangtuanya sebelum dia sempat berpikir matang. Misalnya saat dia pergi ke Surabaya kita datangi orangtuanya. Kita lamar. Kata Pak sukarman dengan semangat. Kening Bu Merlin berkerut sesaat, lalu mengangguk. Taktik itu boleh juga Pak. Wajah Pak Sukarman langsung cerah (El Shirazy, 2013:151). Citraan penglihatan juga bisa muncul melalui dialog antartokoh yang kemudian menimbulkan ekspresi. Seperti pada kutipan di atas, wajah Bu Merlin dan Pak Karman masing-masing bisa dinilai dari aktivitas pengamatan secara cermat. Ekspresi yang ditampakkan Bu Merlin menunjukkan adanya aktivitas berpikir sebentar sebelum pada commit akhirnya to user setuju dengan ditandai anggukan,

117 117 sedangkan ekspresi wajah Pak Sukarman menunjukkan adanya rasa senang karena taktiknya didukung.. Kiai sepuh itu lalu berdehem dan berkata, Coba Nduk kau lihat di lereng gunung sana. Ada pemandangan yang indah. Di sana banyak orang-orang Jakarta yang membuat Villa. Mewah sekali. Di Jakarta orang itu juga punya rumah lagi. Di Bandung mungkin juga punya rumah.. (El Shirazy, 2013:217). Melalui perintah tokoh kepada tokoh lain dalam cerita juga bisa menimbulkan suatu imajinasi, seperti perintah Kiai sepuh kepada Lina dan Zahrana untuk melihat lereng gunung, daya imaji visual pembaca juga ikut terlibat. Kata sana memberi kesan seolah-olah sejauh mata memandang pembaca melihat lereng gunung, ada pemandangan yang indah, dan di sana banyak villa mewah sesuai dengan yang dikehendaki kiai sepuh. Penjual kerupuk itu menepi menghentikan sepedanya. Ia melakukan hal yang sama. Penjual kerupuk itu membuka topi lebarnya dan mengipasngipaskannya ke tubuhnya.semarang memang panas, meskipun hari telah senja. Zahrana terperanjat. Masih muda dan ganteng. Keringat yang mengalir, lengan yang kekar terbakar matahari menambah pesona tersendiri (El Shirazy, 2013:239). Pada kutipan di atas, imaji visual dapat dimanfaatkan pada tiga aspek. Pertama, indera penglihatan mengacu pada kegiatan yang dilakukan oleh tokoh di dalam cerita Penjual kerupuk menepi menghentikan sepedanya, membuka topi lebarnya, dan mengipas-ngipaskannya ke tubuhnya ; kedua, imaji visual mengacu pada latar waktu (pembaca dapat melihat gambaran waktu meskipun hari telah senja ); ketiga, imaji visual mengacu pada pelukisan fisik suatu tokoh di dalam cerita (penjual kerupuk itu muda dan ganteng). Kata pesona sebagai penjabaran pelukisan fisik tokoh menambah kesan imaji visual lebih menghebat, pembaca seperti melihat keringat yang mengalir commit serta to user lengan yang kekar.

118 118 b. Citraan Pendengaran (Auditory Imagery) Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 8 citraan pendengaran (auditory imagery), berikut contoh kutipannya: Mendengar kalimat ayahnya itu ia lalu mawas diri dan berpikir bahwa untuk menembus masuk Fakultas Kedokteran UI dan UGM ia sangat yakin bisa, tetapi setelah masuk biayanya dari mana (El Shirazy, 2013:5). Secara tersurat terdapat kata mendengar, mendengar adalah suatu aktivitas menangkap suara dengan telinga. Sehingga jelas, paragraf tersebut memanfaatkan imajinasi auditif. Melalui imajinasi auditif mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan selanjutnya. Kegiatan selanjutnya yang ditimbulkan dari citraan pendengaran pada paragraf tersebut adalah mawas diri dan berpikir untuk menentukan langkah yang lebih bijaksana. Untuk masuk Fakultas Kedokteran UI dan UGM terkendala masalah biaya, maka Zahrana mengurungkan niatnya untuk kuliah di fakultas dan universitas tersebut. Rektor Tsinghua University mengumumkan dan memanggil tiga tokoh penerima penghargaan untuk maju ke panggung. Saya panggil, yang pertama, arsitek muda yang sangat inovatif dan memiliki gagasan dan desain yang berkarakter sangat kuat, sangat khas mengangkat arsitektur landscape tata kota zaman Mataram, atau Jawa kuno ke era modern yang lebih banyak dijejali desain-desain bergaya futuristik. Karya arsitek ini memiliki filosofis desain dan akar budaya sangat kuat. Dia adalah arsitek brilian dari Universitas Mangunkarsa, Semarang, Indonesia: Dewi Zahrana! (El Shirazy, 2013:66). Kata mengumumkan dan memanggil berkaitan dengan pemanfaatan indera pendengaran. Pentingnya penyimak untuk menyimak secara sungguhsungguh akan menentukan benar tidaknya acuan yang dimaksud. Seperti pada data di atas, terdapat tiga tokoh penerima penghargaan, oleh sebab itu diantara ketiga tokoh tersebut harus mendengarkan dengan saksama, nama siapa yang

119 119 dipanggil. Hadirin pada acara penganugerahan juga dapat mengetahui informasi terkait tokoh penerima penghargaan melalui aktivitas mendengarkan. Pembaca seolah-olah ikut mendengarkan pidato Rektor Tsinghua University, berdasarkan pidato tersebut diperoleh informasi bahwa ada tiga tokoh penerima penghargaan, pembaca juga dapat menjawab siapa penerima penghargaan pertama, tema arsitektur apa yang diangkat, dan darimana arsitektur tersebut berasal. Nikmatnya mendengar suara ibunya mengaji. Ia seperti merasakan ada aliran kesejukan menyusup ke syaraf-syarafnya, sehingga sesaat ia seperti terbebas dari segala bentuk tekanan. Ia merasakan kenyamanan. Ia jadi teringat kata-kata Les Hewitt, Oh alangkah nikmatnya, terbebas dari tekanan kehidupan yang mencekik, beristirahat, tidur nyenyak yang akan memperbaharui jiwaku. Dan suara yang ia dengar dari ibunya itu lebih dari sekadar kenyamanan istirahat dan tidur nyenyak yang diimpikan Les Hewitt. Itu adalah kenyamanan yang menyentuh sampai jiwa dan ruh terdalamnya (El Shirazy, 2013:154). Indera pendengaran Zahrana menangkap suara Bu Nuriyah yang sedang mengaji menjadikan pembaca seolah-olah ikut mendengar suara tersebut. Pembaca dibawa pada situasi yang sangat nyaman, suara Bu Nuriyah terdengar sangat luar biasa hingga mampu menenangkan diri dari berbagai tekanan. Hand phone-nya berdering. Dengan berat ia angkat, Zahrana? Suara yang sangat ia kenal. Suara Bu Merlin, atasannya di kampus. Bu Merlin, atau lengkapnya Ir. Merlin Siregar M.T., adalah pembantu dekan I. Ia orang kepercayaan Pak Karman. Sejak SMA ia di Semarang, jadi logat Bataknya nyaris hilang. Bahasa Jawanya bisa dibilang halus. Iya Bu Merlin. Jawabnya dengan airmata menetes di pipinya. Rana, saya dan rombongan Pak Karman sudah sampai Pedurungan. Dua puluh menit lagi sampai (El Shirazy, 2013: ). Hand phone bagi masyarakat saat ini merupakan alat komunikasi praktis untuk berinteraksi. Pemanfaatan hand phone untuk berdialog tercermin pada kutipan novel di atas. Hampir di commit setiap to aspek user kehidupan, khususnya interaksi

120 120 jarak jauh dapat dijangkau dengan SMS atau telepon. Untuk percakapan antartokoh melalui telepon, pembaca diajak untuk turut mendengarkan apa yang dibicarakan tokoh-tokoh di dalam cerita, sehingga pembaca diharapkan memperoleh suatu informasi tertentu dari apa yang didengar. Berdasarkan kutipan dialog tokoh Zahrana dan Bu Merlin melalui tersebut, indera pendengaran pembaca menangkap berbagai hal terkait dengan suara, seperti seolah-olah mendengar suara hand phone berdering, karakter suara Bu Merlin yang berlogat perpaduan Batak Jawa, jawaban iya Zahrana dengan nada kesedihan karena berbicara sambil meneteskan air mata, informasi Bu Merlin kepada zahrana terkait rombongan Pak Karman yang sudah sampai di Pedurungan, jawaban iya Zahrana dengan suara hambar dan serak, nasihat Bu Merlin kepada Zahrana agar membuka hati untuk Pak Karman, jawaban Zahrana agar mampu memberikan keputusan terbaik atas respon nasihat dari Bu Merlin, perintah Bu Merlin kepada Zahrana agar berdandan cantik, dan di akhir percakapan terdengar suara sambungan telepon dimatikan. Kata-kata Wati selalu terngiang-ngiang di telinganya (El Shirazy, 2013:189). Berdasarkan kalimat di atas khususnya kata terngiang-ngiang, dapat dipahami bahwa indera pendengar Zahrana terus menerus mendengar suara Wati yang diucapkan kepadanya. Meskipun kata tersebut diucapkan hanya sekali, namun seolah-olah terdengar beberapa kali dan diulang-ulang. Jantung Zahrana berdegup kencang. Azan Mahgrib mengalun. Boleh tau, siapa nama Mas? Nama saya Rahmad Bu. Sudah ya Bu saya jalan dulu. Sudah Maghrib, saya harus cari masjid.

121 121 Penjual kerupuk itu mengayuh sepedanya ke arah azan berkumandang (El Shirazy, 2013:240). Dialog antara tokoh Zahrana dan Rahmad memanfaatkan peran indera pendengaran. Berdasarkan dialog di atas, pembaca seolah-olah berada di antara tokoh dan menangkap suara detakan jantung Zahrana yang sangat cepat serta suara alunan adzan maghrib. Fungsi indera pendengaran diperkuat melalui tokoh Rahmad yang mengayuh sepedanya menuju suara azan berkumandang. Lagu-lagu bahagia masih mengalun. Di luar kamarnya kesibukan terus berjalan sebagaimana mestinya. Anak-anak kecil tertawa-tertawa bahagia (El Shirazy, 2013:247). Kata mengalun dan tertawa-tawa identik dengan suara. Zahrana dari dalam kamarnya memanfaatkan indera pendengarnya untuk menangkap suara di luar kamarnya. Melalui indera pendengaran membangkitkan imajinasi pembaca seolah-olah mendengar alunan lagu-lagu bahagia, aktivitas kesibukan orang-orang yang menimbulkan suara gaduh, dan suara anak kecil tertawa-tawa. c. Citraan Gerakan (Movement Imagery/Kinaesthetic) Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 6 citraan gerakan (movement imagery/kinaesthetic), berikut kutipannya: Hampir tengah malam, bandara terbesar di daratan China itu masih ramai. Ribuan orang berlalu lalang menyeret dan menenteng barang bawaannya. Ada yang baru keluar dari pesawat, dan ada yang bersiap memasuki pesawat. Ada yang duduk-duduk sambil membaca koran. Ada yang sedang memilih-milih barang belanjaan. Ada yang sedang menukarkan uang. Ada juga yang asyik ngobrol sambil makan di restoran (El Shirazy, 2013:49). Objek tersebut bukanlah objek khayal yang sesungguhnya tidak bergerak namun digambarkan hidup, tetapi objek tersebut benar-benar hidup dan dapat bergerak di dunia nyata. Manusia sebagai objek yang dapat bergerak secara

122 122 dinamis tergambar pada paragraf tersebut. Suasana ramai di Bandara Beijing dipertegas oleh pengarang dengan pendeskripsian bermacam-macam aktivitas manusia sesuai dengan kebutuhan masing-masing pengunjung. Suasana ramai di Bandara China karena pergerakan sejumlah manusia diantaranya; berlalu lalang menyeret dan menenteng barang bawaan, keluar pesawat, masuk pesawat, dudukduduk sambil membaca koran, memilih-milih barang belanjaan, menukarkan uang, dan asyik ngobrol sambil makan di restoran. Mahasiswa bubar. Ada yang langsung masuk ke kelas lain. Ada yang ke kantin. Ada yang menuju masjid. Ada juga yang lari ke tempat parkir langsung mengendarai motornya, pulang. Bu Merlin melangkah ke ruang kerja Pak Sukarman. Ia mengetuk pintunya pelan. Dari dalam ia mendengar suara Pak Karman mempersilakan. Bu Merlin masuk dan duduk di kursi berhadapan dengan Pak Karman (El Shirazy, 2013:150). Pada kutipan paragraf di atas tergambar sejumlah pergerakan aktif manusia terkait dengan aktivitasnya. Kalimat mahasiswa bubar menjadi kunci utama sebagai bahan rujukan kalimat setelahnya. Bu Merlin dan para mahasiswa bergerak melanjutkan kegiatan masing-masing setelah proses perkuliahan pada mata kuliah sebelumnya telah usai. Perbedaan kegiatan mahasiswa menjadi salah satu cara pengarang dalam menguatkan banyaknya pihak yang bergerak. Beberapa gerakan mahasiswa ada yang masuk ke kelas lain, ke kantin, ke masjid, ketempat parkir kemudian pulang. Sementara itu, Bu Merlin bergerak menuju ke ruangan Pak Karman. Zahrana terus berjalan melewati lorong garbarata diiringi pemuda yang bernama Edi Nugraha (El Shirazy, 2013:50). Kata berjalan dan diiringi menunjukkan adanya gerakan yang dinamis antara dua pihak. Ada pihak yang diiringi dan ada pihak yang mengiringi. Citraan

123 123 gerakan muncul pada kalimat di atas, gerakan dilakukan oleh manusia yang pada umumnya dapat bergerak. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas yang dilakukan oleh tokoh-tokoh di dalam cerita akan memunculkan citraan gerak. Mobil meluncur meninggalkan Capital International Airport Beijing dan membelah jalanan kota Beijing yang lebar (El Shirazy, 2013:53). Mobil adalah benda yang tidak dapat bergerak sendiri tanpa campur tangan manusia. Namun melalui citraan gerak, mobil itu dapat dilukiskan dapat bergerak sendiri, bahkan bisa lebih dahsyat dari kemampuan manusia, misalnya dapat meluncur dan membelah jalanan. Kata meninggalkan memberikan penegasan bahwa citraan gerak terdapat pada penggalan kalimat di atas. Meninggalkan adalah berpindah dari tempat lama menuju ke tempat yang baru. Saat berpijak pada tempat pertama untuk kemudian menuju tempat tujuan/berikutnya mobil tersebut melakukan pergerakan. Rute perjalanan mobil itu dimulai dari Capital International Airport Beijing, kemudian melewati jalanan kota Beijing. Sambil tadabbur alam, refreshing. Yuk ke sana! Kata Lina. Zahrana mengangguk. Dua santriwati itu mengantarkan mereka ke ladang (El Shirazy, 2013: 216). Selain citraan gerak dapat dipahami melalui aktivitas tokoh-tokoh di dalam cerita, citraan gerak juga dapat dipahami berdasarkan alur cerita. Berdasarkan konteks kalimat di atas, Lina mengajak Zahrana menuju ke ladang. Zahrana menyetujui ajakan Lina dengan gerakan anggukan. Di antara mereka berdua ada pihak lain yaitu dua santriwati, pada akhirnya dua santriwati itulah yang mengantarkan Lina dan Zahrana menuju ke ladang. Pembaca dapat memanfaatkan daya imajinasinya terkait dengan commit citraan to user gerak, aktivitas selanjutnya adalah

124 124 mereka berempat (Lina, Zahrana, dan Dua santriwati) berjalan menuju ladang. Meskipun aktivitas gerak keempat tokoh tersebut tidak dijelaskan secara tersurat di dalam novel, namun pembaca dapat memastikan bahwa mereka berempat melakukan perjalanan menuju ladang. Hal ini diperkuat pada kalimat selanjutnya, bahwa Lina dan Zahrana dapat menemui Kakek di ladang. d. Citraan Perabaan (Tactile/Thermal Imagery) Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 2 citraan perabaan (tactile/thermal imagery), berikut kutipannya: Matahari ada di ubun-ubun kepala. Terasa panas menyengat. Tetapi bara yang ia rasakan dalam kepala dan dada terasa lebih panas (El Shirazy, 2013:206). Suasana dalam cuplikan novel di atas adalah cuaca yang sangat panas. Pada kalimat terasa panas menyengat indera peraba seolah-olah berperan aktif merasakan sengatan panas matahari. e. Citraan Penciuman (Smell Imagery) Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 1 citraan penciuman (smell imagery), berikut kutipannya: Bau opor tercium oleh hidungnya dari asap yang keluar dari mulut panci (El Shirazy, 2013:180). Kata bau dan hidung menjadi penegas secara tersurat bahwa kalimat tersebut mengandung citraan penciuman. Asap yang keluar dari mulut panci mengandung bau opor yang tercium oleh hidung. f. Citraan Pencecapan (Taste Imagery) Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 1 citraan pencecapan (taste imagery), berikut kutipannya:

125 125 Sayur bayam dan tuntuman itu terasa segar sekali, (El Shirazy, 2013:86). Pada kalimat terasa segar sekali menghidupkan imajinasi pembaca melalui indera pencecapan (lidah) sehingga membangkitkan selera makan pembaca karena rasanya yang segar. g. Citraan Intelektual (Intellectual Imagery) Citraan intelektual digunakan pengarang dalam karya sastra untuk merangsang intelektualitas pembaca. Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 6 citraan intelektual (intellectual imagery), berikut contoh kutipannya: Ia diundang ke Beijing untuk menerima penghargaan atas karya-karya dan prestasinya di bidang arsitektur. Artikel yang ia tulis di jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh RMIT Melbourne, Australia mendapat apresiasi yang sangat luas dari para pakar arsitektur dunia. Dan puncaknya ia diundang ke Beijing untuk diberi penghargaan level internasional oleh School of Architecture, Tsinghua University, sebuah universitas ternama China. Tidak mudah mendapat penghargaan dan pengakuan seprestisius itu (El Shirazy, 2013:2). Pengarang menggambarkan karakter tokoh Zahrana sebagai pribadi yang sangat sempurna dalam hal pendidikan dan prestasi. Berdasarkan penggambaran prestasi Zahrana tersebut, pembaca diharapkan dapat terpacu untuk selalu berkarya dan berupaya mengembangkan diri dengan ilmu yang dimiliki. Pemerolehan penghargaan dan pengakuan level internasional pada bidang arsitektur merupakan wujud keberhasilan Zahrana dalam mendedikasikan ilmunya. Sebagai lulusan arsitek, Zahrana menulis artikel seputar dunia arsitektur pada suatu jurnal ilmiah yang kemudian di terbitkan oleh RMIT Melbourne, Australia. Tulisan tersebut mendapat apresiasi luar biasa dari para pakar arsitektur dunia. Berkat tulisannya, Zahrana commit diundang to user ke Beijing untuk diberi penghargaan

126 126 level internasional oleh School of Architecture, Tsinghua University, sebuah universitas ternama China. Pembaca dapat belajar dari tokoh Zahrana betapa pentingnya aktivitas menulis. Melalalui tulisan, ide dan gagasan seseoarang dapat dicermati oleh pihak lain, terlebih lagi apabila tulisan tersebut termuat di jurnal internasional, tentu jangkauan penikmatnya lebih luas dari berbagai kalangan dan pihak-pihak di berbagai negara. Artikel yang berhasil muncul di jurnal internasional biasanya adala tulisan yang bermutu karena sudah melalui tahap penyeleksian yang sangat ketat. Seseorang bisa memperoleh kepopuleran, penghargaan, dan hadiah melalui tulisan. Berikut adalah jenjang pendidikan Zahrana mulai dari SMP hingga S2. ia yang menjadi lulusan terbaik di SMP terbaik di kota Semarang merasa lebih nyaman jika melanjutkan ke SMA terbaik di kota Semarang (El Shirazy, 2013:4-5). Bahkan ketika ia sudah mendapatkan beasiswa dan mendapat hadiah dari memenangkan lomba penulisan karya ilmiah mahasiswa. Uang itu ia gunakan untuk mendaftar di sebuah perguruan tinggi swasta. Ia masuk Fakultas Teknik juga di Universitas itu tapi Jurusan Teknik Sipil. Ia bisa mengkreditkan mata kuliah yang sudah ia ambil di UGM. Ia ingin memiliki kematangan ilmu dasar teknik. Ia ingin matang di bidang arsitektur dan teknik sipil sekaligus (El Shirazy, 2013:8). Prestasi demi prestasi ia raih, termasuk mahasiswi teladan tingkat nasional (El Shirazy, 2013:9)..ketika ia mulai kuliah di ITB, ia curahkan sepenuhnya untuk fokus menyelesaikan S2-nya dengan hasil terbaik. Ia menganggap ITB adalah ganti Delft University of Technology. Maka selain mengejar hasil terbaik di kampus, ia juga mengejar bisa menguasai bahasa inggris layaknya mereka yang kuliah S2 di Eropa (El Shirazy, 2013:15). Berdasarkan kutipan data di atas, dapat dilihat prestasi Zahrana dalam hal akademik. Zahrana memiliki kepandaian yang unggul dalam setiap jenjang pendidikannya, tidak hanya itu, tempat sekolah yang dijadikan latar juga

127 127 merupakan sekolah terbaik di kota Semarang. Kecerdasan Zahrana dilukiskan dengan sangat sempurna oleh pengarang. Saat SMP dia menjadi lulusan terbaik di SMP terbaik dan saat SMA pun ia lulus dengan nilai ujian akhir tertinggi di SMA terbaik. Di jenjang perguruan tinggi, Zahrana diceritakan sebagai mahasiswa yang aktif dan memiliki sejumlah prestasi. Uang dari beasiswa dan uang hasil lomba karya ilmiah digunakan untuk mendaftar di universitas swasta. Hal ini menjadi bahan perenungan bagi mahasiswa agar bisa memanfaatkan setiap kesempatan yang ada, pentingnya disipilin, dan kerja keras. Mahasiswa tidak boleh cepat merasa puas pada ilmu yang diperoleh, harus tetap belajar dan harus berani menghadapi tantangan. Zahrana adalah contoh karakter wanita mandiri yang berani menanggung risiko, ia kuliah di dua universitas yang berbeda. Jurusan Arsitektur di UGM, jurusan teknik sipil di universitas swasta di Jogjakarta. Namun dengan doa, usaha, ikhtiar, dan tawakal. Zahrana mampu menyelesaikan pendidikannya dengan baik, bahkan Zahrana mampu menjadi mahasiswi teladan tingkat nasional. Pengarang menggambarkan tokoh Zahrana selain cerdas juga idealis. Hal tersebut diperkuat pada setiap keinginannya untuk selalu menjadi yang terbaik. Kuliah di dua universitas yang berbeda dengan jurusan arsitektur dan teknik sipil ia lakukan supaya mendapatkan kematangan ilmu dasar teknik. Saat kuliah S2 di ITB, Zahrana senantiasa mengejar hasil terbaik di kampus, selain itu ia juga berusaha menguasai bahasa inggris layaknya mereka yang kuliah S2 di Eropa.

128 Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy a. Nilai Pendidikan Karakter Religius Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 25 nilai pendidikan karakter religius, berikut contoh kutipannya: Ibunya memeluknya dengan mata berkaca-kaca. Pak anakmu sudah sarjana. Kata ibunya pada ayahnya. Dengan agak dingin ayahnya berkata, Alhamdulillah. Ikut senang. Tetapi lebih senang seandainya diwisuda hafal Al-Quran (El Shirazy, 2013:9). Nilai pendidikan karakter religius pada kutipan di atas ditunjukkan melalui dialog ayah Zahrana yang mengucapkan Alhamdulillah sebagai ucapan syukur kepada Tuhan untuk menanggapi kabar bahagia putrinya karena berhasil menyelesaikan kuliah dan sudah menjadi sarjana. Jawaban lain untuk memperkuat karakter religius Ayah Zahrana adalah sikap yang lebih senang seandainya anaknya diwisuda hafal Al-Quran, alasan tersebut menjadi dasar bahwa Ayah Zahrana sangat memprioritaskan prestasi dalam hal ilmu agama. Ia bangkit dan beranjak menuju pintu pesawat. Hujan mereda. Namun langit tetap hitam jelaga. Ketika ia sampai di tempat duduknya 15 A, ia membaca doa, memohon ampunan untuk dirinya dan kedua orangtuanya. Juga memohon keselamatan untuk dirinya dan untuk ayah dan ibunya (El Shirazy, 2013:17). Tindakan mengawali sesuatu aktivitas dengan doa merupakan salah satu sikap religius. Hal tersebut terlihat pada perilaku Zahrana ketika sampai di dalam pesawat. Zahrana berdoa terlebih dahulu sebelum pesawat mengangkasa, ia memohon ampunan serta keselamatan kepada Tuhan untuk dirinya dan kedua orangtuanya.

129 129 Shalat jama ahnya tidak pernah ketinggalan Kata Lina (El Shirazy, 2013:23). Seseorang yang dibicarakan Lina kepada Zahrana adalah Andi. Berdasarkan penjelasan tersebut, Andi memiliki sikap religius karena sholat jama ahnya tidak pernah ketinggalan. Di dalam islam, sholat jama ah merupakan suatu hal utama dan dianjurkan. Pahala orang sholat secara berjamaah dilipatgandakan 27 derajat dibandingkan sholat sendiri. Bagi para pribadi pemiliki sikap religius tinggi pasti akan berusaha mencapai keutamaan dari anjuran-anjuran ketetapan agama yang dianut dengan sebaik-baiknya. Apalagi sholat di dalam islam merupakan ibadah wajib yang secara langsung berurusan antara manusia sebagai makhluk, dan Tuhan sebagai pencipta. Saya ingin sekali buka puasa di sini Bu. Tapi mohon maaf, saya sudah janji sama Mas Andi untuk buka puasa bareng Mas Andi di kantornya. Ini masih ada dua puluh menit, insya Allah bisa dikejar. Ya sudah kalau begitu. Kau memang harus menepati janjimu. Jangan sampai suamimu kecewa. Salam buat Andi ya. Kata Bu Nuriyah. Insya Allah Bu. Saya pamit. Assalamu alaikum. Wa alaikummussalam. Jawab Pak Munajat dan Bu Nuriyah (El Shirazy, 2013:46). Berdasarkan kutipan di atas, terdapat beberapa perilaku yang menunjukkan adanya nilai pendidikan karakter religius. Pertama, Lina dan Andi adalah pasangan suami istri yang taat dalam menjalankan perintah Allah SWT, mereka melaksanakan puasa sunah senin-kamis. Kedua, Lina dan Bu Nuriyah menganggap bahwa suatu janji harus ditepati. Menepati janji merupakan salah satu sikap bertakwa. Definisi bertakwa adalah melaksanakan perintah-nya dan menjauhi apa yang menjadi larangan-nya. Terkait dengan takwa dan menepati janji, tanda-tanda orang munafik ada tiga, yaitu jika berkata selalu dusta, jika

130 130 berjanji selalu ingkar, dan jika dipercaya selalu khianat. Lina berusaha tidak menjadi orang munafik dengan cara menepati janji datang tepat waktu ke kantor suaminya untuk berbuka puasa bersama, sementara Bu Nuriyah mendukung sikap Lina supaya tidak mengingkari janji. Ketiga, Lina mengucapkan salam ketika selesai bertamu di rumah Pak Munajat, sementara itu Bu Nuriyah dan Pak Munajat selaku pemilik rumah menjawab salam dengan baik. Saling mengucapkan dan menjawab salam dengan ikhlas merupakan kewajiban bagi seorang muslim jika bertemu, karena di dalam ucapan salam tersebut terdapat suatu doa. Tolong jika saya makan, diajak ke restoran yang halal? Maksudnya yang halal yang bagaimana? Mudahnya restoran muslim Oh baik saya tahu. Saya tahu. Pasti. Saya tidak akan mengecewakan Anda (El Shirazy, 2013:54). Nilai pendidikan karakter religius pada kutipan di atas dapat dilihat melalui sikap Zahrana dalam mentaati hukum Islam tentang makanan. Meskipun Zahrana berada di China, namun ia tetap mensyaratkan makanan halal untuk dikonsumsi. Hal tersebut membuktikan bahwa Zahrana memiliki sikap takwa kepada Tuhan dengan membatasi setiap hal dalam hidupnya dengan aturan agama. Jangan Engkau jadikan kami manusia yang membuat kerusakan di ats muka bumi-mu ini. Amin (El Shirazy, 2013:68). Sepenggal doa tersebut menjadi bukti bahwa Zahrana memiliki sikap religius. Ia memohon kepada Tuhan agar tidak dijadikan manusia yang membuat kerusakan. Secara tersirat kata kami adalah seluruh manusia supaya bersinergi menjaga alam, karena peran tersebut merupakan tanggung jawab manusia sebagai

131 131 khalifah di muka bumi. Doa diucapkan oleh Zahrana ketika selesai berpidato dalam rangka penerimaan penghargaan tingkat internasional di China. Zahrana selalu kagum dengan cara pandang Lina yang selalu positif. Kalau tokonya ramai dia senang dan bersyukur, dia akan berkata, Alhamdulillah ramai Rana, bisa untuk tambah-tambah ibadah. Kalau sedang sepi ya seperti yang baru saja ia dengar, Malah bisa istirahat dan baca Al-Quran (El Shirazy, 2013: ). Cara pandang Lina yang selalu posistif mengindikasikan bahwa Lina memiliki karakter religius. Cara pandang positif merupakan salah satu sikap berhusnudzon (berprasangka baik kepada Allah) dan sikap tersebut tidak mudah dimiliki setiap insan, kecuali mereka yang benar-benar memiliki sikap religius tinggi. Lina tetap istiqomah di jalan-nya, hal tersebut diperkuat melalui alasan Lina untuk selalu beribadah, baik saat tokonya ramai maupun sepi. Jika tokonya ramai, ia bersyukur uangnya bisa tambah ibadah, namun ketika tokonya sepi, ia gunakan waktu luangnya untuk membaca Al-Quran. Pada intinya, muara dari setiap aktivitas yang dilakukan Lina adalah hanya untuk beribadah kepada Allah untuk mencapai ridho-nya. Sekarang yang ia pikirkan adalah bagaimana menyiapkan bekal sebanyak-banyaknya untuk hidup di kampung abadi, yaitu kampung akhirat. Ia mengajak istrinya, Bu Nuriyah untuk melakukan hal yang sama. Mereka ingin memiliki bekal yang cukup untuk hidup di kampung akhirat (El Shirazy, 2013:144). Sikap Pak Munajat dan Bu Nuriyah mencerminkan nilai pendidikan karakter religius. Keduanya berusaha menyiapkan bekal sebanyak-banyaknya untuk hidup di kampung akhirat. Bekal di dalam konteks ini adalah amalan baik. Di dalam agama islam, ada kepercayan bahwa setelah manusia meninggal ada kehidupan abadi yang sesungguhnya yaitu akhirat. Amalan baik selama hidup di dunia itulah

132 132 yang akan menghantarkan seseorang dapat bahagia di akherat. Secara tersirat pembaca dapat memperoleh pesan melalui kutipan di atas agar selalu berlombalomba dalam hal kebaikan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Jadi yang penting Imdad rajin ngaji dan rajin belajar ya Mi, itu sudah mengalahkan musuh. Ya benar. Ditambah rajin ibadah. Rajin shalat. Rajin baca Al-Quran (El Shirazy, 2013:161). Dialog Lina dan Imdad merupakan dialog ibu dan anak. Perbincangan mereka secara jelas menggambarkan cara seorang ibu mendidik anak dengan menanamkan nilai pendidikan karakter religius. Sikap kritis anak bertanya serta menyimpulkan cara memerangi musuh dengan rajin ngaji dan belajar, diperkuat pada jawaban ibu yang mengarah pada sejumlah aktivitas keagamaan, yakni rajin ibadah, shalat, dan baca Al-Quran. Hal tersebut memperkuat kenyataan bahwa Lina sebagai ibu menginginkan putranya supaya memiliki sikap religius. Yang penting kita terima apa pun yang diberikan oleh Allah dengan rasa syukur Bu. Hujan alhamdulillah. Panas alhamdulillah. Mungkin memang seperti ini yang terbaik menurut Allah (El Shirazy, 2013:172). Bersyukur atas apa yang telah ditetapkan Tuhan merupakan salah satu tanda orang beriman. Meyakini ketentuan Allah SWT merupakan bentuk kesadaran diri bahwa Allah adalah sebaik-baik pengatur seluruh kehidupan. Pada kalimat Hujan alhamdulillah. Panas alhamdulillah merupakan bukti bahwa Pak Munajat senantiasa memuji Allah dalam kondisi apapun, karena belum tentu suatu hal menurut manusia baik, baik juga menurut Allah, tetapi apabila suatu hal menurut Allah baik, pasti baik menurut manusia. Karena Allah senantiasa memiliki rencana-rencana yang terbaik untuk hamba-nya.

133 133 Saya pernah mendengar Baginda Nabi Muhammad Saw, pernah bersabda, Al ajalatu minasy syaithan. Tergesa-gesa itu datangnya dari setan Saya tidak mau tergesa gesa. Saya tidak mau mengecewakan siapapun. Termasuk diri saya sendiri (El Shirazy, 2013:195). Jawaban Zahrana terkait lamaran Pak Sukarman ia dasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW, hal ini membuktikan bahwa Zahrana memiliki sikap religius karena perkataan dan perbuatannya berusaha untuk berpedoman pada Al- Quran dan hadis. Hadis yang dikutip Zahrana berkaitan dengan suatu aturan dalam mengambil keputusan, berdasarkan aturan tersebut, Zahrana mampu bersikap lebih bijaksana dan tidak tergesa-gesa dalam bertindak sehingga jawabannya tidak menyakiti dirinya dan orang lain. Apabila manusia bisa hidup berdasarkan Al-Quran dan hadis maka hidupnya akan teratur serta selamat dunia dan akhirat. Allah sudah menulis rizki kita, maka rizki kita tidak akan diserobot orang lain. Kita hanya diminta ikhtiar sebaik-baiknya agar mendapat rahmat Allah SWT. Anggap saja kau keluar dari kampus itu sebagai hijrah. Hijrah dari takdir yang baik ke takdir yang lebih baik. Umar bin Khattab pernah mengatakan begitu Ujar Lina mantab (El Shirazy, 2013: ). Nilai pendidikan karakter religius pada kutipan di atas menekankan bahwa hidup, mati, dan rezeki seseorang sudah ditentukan oleh Allah. Meski demikian, manusia harus tetap berusaha dengan sebaik-baiknya supaya mencapai kerahmatan hidup, karena Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang mau berusaha mengubahnya. Cara Lina menasihati sahabatnya sangat baik, ia menyelipkan motivasi-motivasi islami dari hadis nabi. Hadis nabi yang dikemukakan Umar bin Khattab dikutip Lina untuk menasihati Zahrana terkait pentingnya manusia commit untuk to meningkatkan user kualitas diri.

134 134 Bu Nyai ini umurnya lima puluhan tahun. Dulu menghafal Al-Quran di Kudus. Dan di tangannya kini telah lahir ratusan santriwati yang hafal Al-Quran (El Shirazy, 2013:229). Bu Nyai memiliki karakter religius karena mampu menjadi penghafal Al- Quran. Menjadi seorang hafiz Al-Quran tidak mudah, perlu suatu usaha tekun dan semangat tinggi dalam memahami ilmu agama. Apalagi Al-Quran merupakan pedoman hidup bagi umat muslim, sehingga bagi siapa saja yang mampu menghafalkannya pasti memiliki martabat mulia dan prestasi luar biasa. Selain itu, Bu Nyai juga mengamalkan ilmu yang dimiliki dengan cara membantu santriwati menghafal Al-Quran. Berdasarkan perilaku tersebut, Bu Nyai telah melaksanakan perintah Allah untuk menuntut ilmu dan berbagi ilmu. Karena ilmu yang bermanfaat merupakan salah satu amalan manusia yang tidak akan terputus ketika manusia meninggal, disamping sedekah dan anak soleh yang mendoakan kedua orang tuanya. Musyawarahkanlah dengan kedua orangtuamu dan kerjakanlah shalat Istikharah. Jika kamu ingin dan tertarik, beritahukan Ummi. Nanti kita carikan jalan terbaik. Baiklah, Ummi. Terima kasih. Saya akan musyawarah dan Istikharah dulu. Saya pamit dulu Ummi, karena tadi kelas saya tinggalkan. Jawab Zahrana. Ya. Semoga barakah, Anakku! (El Shirazy, 2013: ). Cara Bu Nyai menasihati Zahrana membuktikan bahwa Bu Nyai seorang yang religius, hal tersebut ditunjukkan pada perintah Bu Nyai kepada Zahrana agar melaksanakan musyawarah dan shalat Istikharah. Perintah tersebut menjadi suatu usulan Bu Nyai ketika Zahrana dihadapkan pada suatu pilihan ketika dijodohkan dengan Rahmad. Musyawarah dan shalat istikharah merupakan langkah yang tepat sebelum seseorang mengambil suatu keputusan. Musyawarah mengatur hubungan antarmanusia, commit sementara to user shalat istikharah mengatur

135 135 hubungan manusia dengan Tuhan. Sebelum mengambil keputusan sendiri, Zahrana perlu mendapatkan penguatan dari kedua orang tuanya melalui hasil musyawarah. Selain musyawarah, Zahrana melakukan shalat istikharah untuk mendapatkan petunjuk dari Allah terkait keputusan yang akan diambil. Ya Illahi jika aku punya dosa, ampunilah dosaku. Cukupkanlah ujian- Mu. Aku mohon mudahkanlah jalanku menyempurnakan separo agamaku sesuai syariat-mu. Mudahkanlah diriku menyempurnakan ibadah kepada-mu (El Shirazy, 2013:238). Berdoa kepada Allah merupakan ciri seseorang yang memiliki sikap religius. Melalui doa tersesebut, seorang hamba telah memasrahkan segala problematika kehidupannya kepada pemilik hidup. Manusia sebagai makhluk lemah selalu membutuhkan pertolongan dari Allah. Hal yang sama dilakukan oleh Zahrana, ketika ia merasa terpuruk karena belum menikah padahal usianya sudah 34 tahun. Ia memohon ampunan serta pertolongan kepada Allah agar dimudahkan menemukan jodoh sesuai yang ia harapkan. Ia memohon ridho Allah agar bisa menyempurnakan ibadah melalui pernikahan sesuai dengan perintah- Nya. Lebih baik aku mati saja Lin. Aku nyaris tidak kuat! katanya dalam pelukan Lina dengan terisak-isak. Sebut nama Allah ya Rana! Sebut nama Allah! Ingatlah Allah! Bersabarlah! Mintalah kepada Allah agar musibah ini diberi ganti yang lebih baik. Lina mencoba menguatkan. Tak tahu aku harus bagaimana Lin. Sudahlah kau istirahat dulu. Tubuhmu sangat lemah. Banyaklah berzikir. Dengan banyak berzikir hati akan tenang! (El Shirazy, 2013:250). Cara Lina dalam menguatkan Zahrana membuktikan bahwa Lina memiliki sikap religius. Hal tersebut dipertegas dalam setiap nasihat Lina kepada Zahrana berisi motivasi untuk mengingat commit Allah. to Disaat user Zahrana putus asa karena calon

136 136 suami dan ayahnya meninggal, Lina berupaya supaya sahabatnya tetap tegar dengan cara bersabar serta berzikir mengagungkan nama Allah. Karena dengan mendekatkan diri kepada Allah, hati dan pikiran bisa lebih tenang sehingga dapat menyelesaikan masalah dengan bijaksana. Nanti kalau tiba saatnya kau insya Allah akan memiliki yang lebih baik dari yang aku miliki. Entahlah Lin, harapanku sudah pupus. Aku merasa tidak bergairah hidup lagi. Tidak Rana. Kau tidak boleh pupus harapan.ingatlah Allah Mahaluas kasih sayang-nya.percayalah ini cuma ujian kecil. Masih banyak hamba Allah di muka bumi ini yang diuji dengan ujian yang jauh lebih besar dari yang kau alami. Ayolah Rana, kau harus tabah! Kau harus tegar! Kau harus kuat! Kau harus terus maju! Kau tak boleh menyerah. Putus asa berarti kau menyerahkan dirimu dalam perangkap setan! (El Shirazy, 2013:251). Sebagai seorang sahabat, Lina merupakan tipe sahabat yang baik. Ia tidak egois memikirkan kesenangannya sendiri, tidak mudah iri hati, dan memiliki rasa empati tinggi dengan kesedihan sahabatnya. Bahkan Lina berharap agar Zahrana memiliki suatu hal yang lebih baik dari apa yang ia miliki. Selain itu, Lina juga mampu memberikan ketenteraman dalam setiap petuah-petuah kehidupan. Perkataannya selalu mengandung kata-kata religius. Hal tersebut menjadi pelajaran yang sangat penting bagi sesama manusia untuk selalu peduli dan memberikan peneguhan keimanan di saat orang lain putus asa dalam menjalani ujian. Yang sudah terjadi biarlah berlalu. Diratapi seperti apapun tak akan kembali. Jodoh itu terkadang dikejar-kejar tidak tertangkap.tapi terkadang tanpa dikejar datang sendiri. Yang paling penting adalah dekat dengan Allah dalam keadaan susah dan bahagia. Senang dan sedih (El Shirazy, 2013:253).

137 137 Bersyukur dalam segala hal merupakan salah satu ciri seseorang yang memiliki sikap religius. Lina berusaha memberikan pemahaman kepada Zahrana pentingnya keikhlasan tehadap apa yang telah terjadi. Takdir tidak luput dari kehendak-nya, seperti takdir jodoh, maut, dan rezeki. Pada kutipan di atas, Lina berusaha untuk menasihati sahabatnya agar mengikhlaskan rencana Allah karena musibah yang menimpa. Zahrana kehilangan calon suaminya yang meninggal tertabrak kereta di hari pernikahan mereka. Sikap religius diperkuat pada kalimat agar Zahrana selalu mendekatkan diri kepada Allah dalam keadaan susah dan bahagia, kemudian dipertegas lagi dengan kalimat senang dan sedih. Kita semua milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Kita semua tunduk pada takdir-nya. Yang Paling berkuasa di atas segalanya adalah Allah SWT (El Shirazy, 2013:259). Kutipan di atas mempertegas keesaan dan kekuasaan Allah SWT di atas segala-galanya. Sebagi seorang hamba, manusia harus tunduk pada takdir-nya, karena segala hal yang terjadi di dunia tidak terlepas dari kehendak-nya. Nilai pendidikan karakter religius pada kutipan di atas adalah supaya manusia menyadari bahwa apa yang ada di dunia ini milik Allah. Oleh karena itu, manusia bisa introspeksi diri supaya patuh melaksanakan kewajiban sebagai seorang hamba. Airmata Zahrana meleleh, ia merasa bahagia diberi karunia oleh Allah suami yang shaleh, yang romantis tetapi juga sangat menjaga akhlak, adab, etika dan tatakrama. Ia teringat apa yang pernah disampaikan oleh Bu Nyai Dah, Orang beriman yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya. Begitu Nabi mengingatkan (El Shirazy, 2013:275). Hasan adalah seoarang suami berkarakter religius. Hal tersebut sesuai dengan cara Zahrana mendeskripsikan commit Hasan to user sebagai suami yang saleh. Suami

138 138 saleh merupakan sikap seorang suami yang diharapkan di dalam kehidupan. Menyandang predikat suami saleh menunjukkan pria tersebut mampu menjadi imam untuk istrinya secara baik dan benar karena mendasarkan setiap perkataan dan perbuatan berdasarkan peraturan agama. Nilai pendidikan karakter religius diperkuat dengan adanya hadis nabi tentang pentingnya akhlak baik sebagai penanda orang beriman. Berdasarkan hal-hal tersebut, kutipan di atas mengandung nilai pendidikan karakter religius. b. Nilai Pendidikan Karakter Jujur Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 4 nilai pendidikan karakter jujur, berikut contoh kutipannya: Assalamu alaikum. Sikapnya masih dingin. TV-nya ngadat lagi, Pak? Bapakmu ndak nonton. Lho, apa si Lina gak ngabarkan ke sini saya mau muncul di? Lina datang Kok Bapak nggak nonton? Kamu kan tahu, Nduk, Bapakmu itu kalau sudah bedug dengar suara azan ya urusannya langsung ke Mushalla (El Shirazy, 2013: ). Berdasarkan paragraf di atas terdapat dua hal yang menunjukkan nilai pendidikan karakter jujur. Pertama, Lina bersikap amanah karena menyampaikan isi pesan Zahrana kepada Bu Nuriyah dan Pak Munajat agar menyaksikan acara TV tentang penganugerahan penghargaan tingkat dunia, salah satu pemerolehnya adalah Zahrana sebagai penerima penghargaan dalam bidang arsitektur. Kedua, Bu Nuriyah berkata jujur menjelaskan tentang kedatangan Lina ke rumah mereka untuk menyampaikan pesan Zahrana, selain itu Bu Nuriyah juga berkata apa

139 139 adanya terkait alasan Pak Munajat tidak menonton tayangan yang meliput Zahrana karena shalat zuhur di Mushalla. Jadi aku boleh langsung datang melamar tho Bu? Hanya mereka bilang semua keputusan ada di tangan Zahrana (El Shirazy, 2013:178). Bu Merlin memiliki sikap jujur karena menyampaikan suatu hal sesuai dengan apa yang ia dengar. Sebagai pihak ketiga yang dipercaya untuk menyampaikan lamaran kepada orang tua Zahrana, jawaban Bu Merlin saat menanggapi pertanyaan Pak Karman sesuai dengan jawaban yang diterima Bu Merlin dari orangtua Zahrana. Toh aku sudah bilang pada Bu Nyai bahwa status, strata, kedudukan sosial, pendidikan dan lain sebagainya tidak jadi pertimbangan lagi (El Shirazy, 2013:233). Zahrana menyampaikan kepada Bu Nyai tentang kriteria pria yang diinginkan menjadi suaminya. Kriteria tersebut didasarkan pada hati yang kemudian diucapkan melalui lisan. Berdasarkan hal tersebut Zahrana bersikap jujur karena secara jelas dan tegas mengungkapkan keinginannya untuk dicarikan jodoh, sikap jujur itulah yang kemudian mempermudah Bu Nyai dalam memilihkan pria untuk diperkenalkan dengan Zahrana. Pada intinya, sikap jujur akan mempermudah kehidupan manusia dalam segala hal. c. Nilai Pendidikan Karakter Toleransi Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 7 nilai pendidikan karakter toleransi, berikut contoh kutipannya: Anda begitu fasih menjelaskan sejarah Islam, apakah Anda seorang muslim? Lilian tersenyum dan gantian bertanya, Apa saya tampak seperti muslim? Zahrana hanya menjawab dengan commit senyum. to user

140 140 Lilian Yibing lalu berkata, Jujur saya bukan muslim, tapi saya suka sejarah Islam (El Shirazy, 2013:78-79). Perbincangan antara Zahrana dan Lilian menunjukkan bahwa antara umat beragama hidup berdampingan. Pentingnya saling menghormati dan menghargai perbedaan antarpemeluk agama. Bahkan diperbolehkan mempelajari agama lain sebagai bekal memperbanyak ilmu, dengan syarat tidak masuk ke dalam akidah agama yang dipelajari. Hal tersebut tampak pada tindakan Lilian, sebagai orang China yang beragama non-islam, Lilian senang bahkan mempelajari sejarah Islam. Zahrana sebagai seorang muslim tidak mempermasalahkan sikap dan tindakan Lilian yang secara jelas mempelajari agama Islam, bahkan Zahrana dapat memperbanyak pengetahuan tentang Islam di China dari Lilian. Kutipan tersebut mempertegas pentingnya sikap toleransi antarumat beragama. Kita punya prioritas berbeda. Saat ini yang terbaik aku mengantarkan kakaknya Wiwik ini ke rumah sakit dan kau yang terbaik adalah segera pulang menemui ayah dan ibumu (El Shirazy, 2013:109). Sikap toleransi dapat diwujudkan melalui kesadaran diri dalam memahami prioritas orang lain. Disaat Lina dan Zahrana diminta oleh Wiwik untuk membantu kakaknya yang akan melahirkan, Lina mempersilakan Zahrana untuk pulang menemui ayah dan ibunya, sementara Lina bersedia mengantar kakaknya Wiwik ke rumah sakit. Karena semenjak pulang dari China menghadiri acara pemberian penghargaan dalam bidang arsitektur, dilanjutkan menghadiri acara penyambutan dari pihak kampus Universitas Mangunkarsa, Zahrana tidak segera pulang ke rumah, melainkan terlebih dahulu menemui Lina. Sebagai sahabat yang baik, Lina merasa bahwa tindakan yang tepat untuk dilakukan Zahrana adalah segera menemui kedua orangtuanya.

141 141 Bapak dan ibumu tidak enak mendengar kamu digunjing orang sebagai perawan tua yang tidak laku. Zahrana diam, sebab jika dia bicara dalam keadaan emosi ia takut kata-katanya akan menyakiti kedua orantuanya. Ia memilih beranjak meninggalkan dapur dan berjalan menuju kamarnya. Airmatanya mulai meleleh (El Shirazy, 2013:183). Orangtua Zahrana menginginkan agar putrinya segera menikah dengan menerima lamaran Pak Karman, sementara Zahrana merasa tidak bisa menerima lamaran Pak Karman karena bersikap amoral. Ia memilih diam tidak menjelaskan alasan menolak lamaran Pak Karman karena ia takut emosi yang berdampak pada sikap menyakiti hati orangtuanya, sikap tersebut membuktikan bahwa Zahrana memiliki sikap toleransi karena memperhatikan perasaan kedua orangtuanya. Zahrana meneguhkan jiwa, menata hati. Ia juga memprediksi gaya bahasa yang akan disampaikan pihak Pak Karman. Dan menyiapkan bahasa yang tepat untuk menjawab. Ia juga tidak lupa menyiapkan hidangan yang pantas untuk menghormati tamu. Ruang tamu telah ia rapikan. Bunga-bunga ia tata, dan sarung bantal ia ganti dengan yang baru. Tuan rumah harus bisa menjaga kehormatan. Dan ia kembali meneguhkan prinsipnya dalam menghadapi siapapun: harus tenang, bicara yang tepat, rendah hati dan santun. Itulah senjata para pemenang. Dan ia harus menang (El Shirazy, 2013: ). Meskipun Zahrana tidak menyukai sikap Pak Karman, namun ketika Pak Karman bersama rombongan datang berkunjung ke rumahnya, Zahrana tetap memperlakukan mereka dengan baik, termasuk Pak Karman. Zahrana mampu memisahkan perasaan pribadi dengan kewajiban memperlakukan tamu sebagaimana mestinya. Bahkan Zahrana menjamu tamu dengan sangat hormat. Ia berusaha memberikan yang terbaik mulai dari perasaan, perkataan, hidangan makanan, dan tampilan ruangan agar tamu yang berkunjung senang. Sebagaimana

142 142 di jelaskan dalam hukum islam, memperlakukan tamu dengan baik merupakan suatu kewajiban dan Allah akan mengalirkan banyak pahala dari padanya. Saya tidak mau, setelah menikah sosok Pak Karman justru jadi monster yang menghantui saya setiap saat. Saya sama sekali tidak bisa mencintainya bu. Meskipun sebutir zarrah. Ibu kan juga seorang perempuan. Saya mohon ibu bisa memaklumi. Zahrana menjawab panjang lebar dengan mengajak bicara dari hati ke hati. Sekadar saran dariku lebih baik kau mundur dengan terhormat daripada dipecat! Jika Pak Karman marah, orang itu bisa lupa bumi di mana ia berpijak (El Shirazy, 2013:204). Bu Merlin sebagai orang kepercayaan Pak Karman sebenarnya mengharapkan agar Zahrana menerima pinangan Pak Karman. Namun karena Zahrana lebih memilih menolak lamaran tersebut, Bu Merlin pun menghargai keputusan Zahrana. Bahkan Bu Merlin membantu menyarankan tindakan yang seharusnya ditempuh Zahrana agar terhindar dari konflik dengan Pak Karman. Perilaku tersebut menunjukkan bahwa Bu Merlin memiliki toleransi terhadap sesama. Bu Merlin tidak hanya bisa memposisikan diri sebagai wanita karena memahami sikap Zahrana karena menolak lamaran Pak Karman yang amoral, namun juga mampu menjaga perasaan Pak Karman sebagai atasan yang mungkin sakit hati karena ditolak. Untuk menghindarkan konflik antara keduanya, Bu Merlin berupaya memberikan solusi agar Zahrana mengeluarkan diri dari kampus supaya berada pada posisi aman. Jika Pak Didik itu tidak memiliki istri, katakanlah duda sekalipun, tawaran itu mungkin akan sedikit menjadi jendela harapan di hatinya. Tapi ia harus dijadikan yang kedua. Ia tidak tega. Ia tidak tega pada perasaan yang akan dialami istri Pak Didik. Dan ia juga tidak tega pada perasaan kedua orangtuanya. Mereka semua tidak siap untuk itu. (El Shirazy, 2013:226).

143 143 Zahrana memiliki toleransi tinggi terhadap sesama khususnya perempuan, hal tersebut tampak pada sikap Zahrana yang menolak tawaran Pak Didik untuk dijadikan istri kedua. Pak Didik adalah kawan sesama dosen di Universitas Mangunkarsa yang menghendaki agar Zahrana bersedia dinikahi. Keputusan penolakan Zahrana adalah karena Pak Didik berstatus suami orang, Zahrana tidak ingin menyakiti istri Pak Didik dan kedua orang tuanya. Prioritas mendasar Zahrana menolak lamaran tersebut adalah karena ia tidak mau merusak kebahagiaan di dalam rumah tangga orang lain. d. Nilai Pendidikan Karakter Disiplin Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 7 nilai pendidikan karakter disiplin, berikut contoh kutipannya: Bagaimana kamu menghabiskan waktumu itu jauh lebih penting daripada bagaimana kamu menghabiskan uangmu. Kekeliruan soal uang mudah dikoreksi tetapi begitu kehilangan waktu maka hilanglah modal hidup, hilanglah segalanya (El Shirazy, 2013:15). Pesan moral yang terkandung pada kutipan di atas adalah bagaimana seorang individu dapat memanfaatkan waktu yang dimilikinya dengan sebaikbaiknya. Pada paragraf di atas juga dijelaskan bahwa waktu merupakan modal hidup. Apabila seseorang mampu memaknai keterkaitan waktu, kesempatan, dan modal hidup, maka akan terwujud suatu perilaku disiplin. Seseorang tersebut akan secara sadar berupaya mengisi hari-hari dengan suatu hal positif karena menganggap setiap waktu adalah kesempatan. Konsentrasi yang terfokus adalah salah satu kunci sukses (El Shirazy, 2013:15).

144 144 Kalimat di atas menjelaskan pentingnya konsentrasi sebagai sarana mencapai kesuksesan. Konsentrasi yang terfokus merupakan suatu aktivitas memberdayakan segala hal yang ada pada diri manusia berdasarkan tujuan utama dan berupaya tidak terpengaruh pada hal-hal apapun hingga tujuan utama tersebut terwujud. Aktivitas konsentrasi bisa disebut sebagai suatu perilaku disiplin karena berusaha tertib dalam merealisasikan tujuan. Zahrana bangkit dari duduknya. Ia merasa harus mandi, ganti pakaian, shalat, lalu tidur mengistirahatkan badan (El Shirazy, 2013:58). Runtutan kegiatan yang dilakukan Zahrana menunjukkan bahwa dirinya bersikap disiplin. Zahrana mampu mengatur suatu hal sesuai dengan prioritas keadaan. Setelah menempuh perjalanan panjang dari Semarang hingga sampai di China, tindakan Zahrana untuk mandi dan ganti pakaian merupakan pilihan yang tepat. Menjaga kebersihan badan dan pakaian merupakan sebagian dari iman. Terlebih lagi Zahrana akan menghadap Allah melalui aktivitas shalat, sudah menjadi kewajiban bagi setiap muslim mensucikan badan, pakaian, dan tempat shalat. Karena menyembah Allah harus dalam keadaan bersih dan susi dari najis maupun hadas. Setelah membersihkan diri dan menunaikan kewajiban, kegiatan Zahrana selanjutnya adalah tidur. Tidur merupakan salah satu nikmat Allah, melalui tidur seseorang bisa mengistirahatkan badan dari rutinitas yang padat. Pak Munajat pergi begitu saja. Perempuan muda itu menganggap Pak Munajat terlalu kolot, seharusnya ia bisa melihat televisi sebentar baru ke mushalla. Tetapi diam-diam dari hati yang paling dalam ia kagum juga pada orang tua itu, kalau azan berkumandang tak ada yang boleh menghalanginya untuk datang ke mushalla. Sikap Pak Munajat itu sudah terkenal di daerah situ. Bahkan jika ada tamu penting ke rumahnya sekali pun, ia tetap akan pergi ke mushalla, bahkan mengajak tamunya sekalian jika azan berkumandang (El Shirazy, 2013:75).

145 145 Azan merupakan penanda waktu shalat bagi kaum muslimin. Bagi siapa saja menyegerakan shalat jika azan telah berkumandang, maka orang tersebut memiliki sikap disiplin yang tinggi. Sikap disiplin tergambar melalui tokoh Pak Munajat. Sebagai seorang muslim yang disiplin, Pak Munajat senantiasa datang tepat waktu ke Mushalla setelah Azan berkumandang. Bahkan ada kalanya Pak Munajat berada di Mushalla menunggu waktu azan untuk shalat berjamaah. Sikap disiplin Pak Munajat dipertegas dengan tindakan yang mengajak siapa saja yang berkunjung ke rumahnya untuk menuju ke Mushalla jika azan berkumandang. Tidak ada satu hal pun yang mampu menghalangi Pak Munajat untuk shalat di Mushalla, sekalipun anaknya memperoleh penghargaan tingkat dunia yang disiarkan melalui TV. Nanti kalau saya terlambat, Bu Rana boleh ngomeli dan memarahi saya dua jam Bu Ah kamu ada-ada saja. Kalau kamu terlambat tidak akan saya omeli saya hukum saja lari keliling kampus tujuh kali (El Shirazy, 2013: ). Perbincangan pada kutipan di atas terjadi antara Hasan sebagai mahasiswa dan Zahrana sebagai dosen pembimbing. Hasan memiliki sikap disiplin karena berani meyakinkan dosen pembimbingnya untuk menyelesaikan salah satu bagian skripsi. Hal tersebut diperkuat pada keseriusan Hasan untuk menerima konsekuensi apabila melanggar janji. Menyelesaikan tugas tepat waktu merupakan salah satu tindakan disiplin, karena pelaku akan berusaha secermat mungkin membagi waktu hingga dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan batas waktu yang telah dijanjikan. Keduanya lalu pamitan setelah dipaksa Bu Nyai menghabiskan minuman yang ada di gelas.

146 146 Harus dihabiskan.kalau tidak habis itu namanya mubazir. Dan orang yang suka mubazir itu teman akrabnya setan. Kata Bu Nyai serius. Rana dan Lina hanya bisa manut saja. Mereka pulang dengan hati diliputi rasa gembira. Bu Nyai Dah, atau Ummi Dah, begitu para santri memanggilnya, ternyata sangat halus tutur bahasanya, begitu perhatian dan begitu menyenangkan. Wajar jika banyak santri yang mencintainya (El Shirazy, 2013:231). Perilaku yang didasarkan pada ilmu agama akan menuntun seseorang untuk bersikap disiplin, seperti halnya nasihat Ummi Dah kepada Lina dan Zahrana ketika disuguhi teh. Zahrana dan Lina dituntut untuk menghabiskan minuman di gelas karena jika tidak dihabiskan akan mubazir. Mubazir atau menyia-nyiakan suatu hal merupakan suatu perilaku yang disukai setan. Contoh di atas tidak hanya berlaku untuk minuman, namun seluruh aspek kehidupan. Sikap disiplin bisa ditunjukkan dengan cara menghargai pemberian orang lain dengan memanfaatkan pemberian dengan sebaik-baiknya. Penerima tamu memperoleh manfaat daripadanya, sementara tuan rumah mendapatkan pahala dari apa yang disuguhkannya. e. Nilai Pendidikan Karakter Kerja Keras Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 5 nilai pendidikan karakter kerja keras, berikut contoh kutipannya: Ia belajar keras dan bekerja tiada henti siang dan malam demi mengangkat derajat kedua orangtuanya (El Shirazy, 2013:2). Termotivasi dari kehidupan kedua orang tuanya, Zahrana bertekad untuk mencapai cita-cita setinggi-tingginya. Ayah Zahrana, Pak Munajat, adalah seorang pesuruh di kantor kelurahan dengan golongan terendah, sementara ibunya, Bu Nuriyah, adalah penjual kue di pasar. Zahrana tumbuh menjadi wanita pekerja keras dalam mencapai kesuksesan commit dalam to user setiap fase kehidupannya. Prestasi

147 147 akademik telah ia raih dalam setiap jenjang pendidikannya dengan menjadi lulusan terbaik. Dalam dunia kerja pun Zahrana mampu menjadi yang terbaik, sebagai dosen ia disegani sesama dosen serta dikagumi mahasiswanya. Di universitas tempat dia mengajar, Zahrana dinobatkan sebagai salah satu dosen berdedikasi, menjadi narasumber untuk mengisi acara seminar di berbagai tempat, dan memperoleh penghargaan baik tingkat nasional maupun internasional. Berdasarkan prestasi-prestasi tersebut Zahrana mampu membuat bangga kedua orang tua sekaligus bangsanya. Ia masih ingat, saat ini teman-temannya yang tahu ia melakukan hal itu, kuliah di dua jurusan yang berbeda, di universitas yang beda, ia dianggap gila. Sepintar-pintar kamu, kamu tidak akan bisa menyelesaikan S1 kamu di jurusan Arsitektur dan Teknik Sipil dengan baik. Nanti kuliahmu malah kacau, kata seorang temannya. Tetapi dengan kesungguhan dan kerja kerasnya, hal yang dianggap gila oleh temannya itu dapat ia lalui dengan baik (El Shirazy, 2013:9). Karena sikap sungguh-sungguh dan bekerja keras, Zahrana mampu membuktikan hal-hal yang dianggap mustahil oleh teman-temannya. Ia dapat menyelesaikan kuliah S1 di dua Universitas yang berbeda dengan baik. Zahrana kuliah jurusan Arsitektur di UGM dan jurusan Teknik Sipil di Universitas Swasta di Yogyakarta. Melalui kutipan di atas dapat diperoleh suatu pedoman hidup bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini atas izin Allah. Pentingnya manusia bersikap optimis dalam melakukan suatu tindakan diiringi ikhtiar dan kerja keras untuk mendapatkan hasil terbaik. Allah tidak pernah menyia-nyiakan usaha hamba-nya. Dengan kerja keras siang malam, ia lulus S2 Arsitektur ITB dengan predikat terbaik. Ia bahkan sempat mendapatkan fasilitas mengadakan penelitian di Hamburg University, Jerman. Dan ia bisa menyempatkan diri berkunjung ke Belanda termasuk melihat kampus yang nyaris ia akan sekolah di sana, yaitu Delft University of Technology (El commit Shirazy, to 2013:16). user

148 148 Secara jelas dan tegas dipaparkan pada kutipan di atas pentingnya usaha dan kerja keras untuk mencapai harapan. Allah akan mewujudkan harapan hamba- Nya, jika hamba tersebut berupaya secara sungguh-sungguh untuk mewujudkannya. Bahkan Allah akan memberikan sejumlah kebahagiaan dalam setiap perjuangan. Secara konkrit tergambar melalui tokoh Zahrana, berkat kerja kerasnya dalam bidang akademik, berturut-turut sejumlah penghargaan prestasi menaungi hidupnya, Zahrana mampu lulus S2 Arsitektur ITB dengan predikat terbaik, mendapatkan fasilitas mengadakan penelitian di Hamburg University Jerman, dan berkunjung ke Delft University of Technology. Saya siap menjalankan arahan Bu Zahrana. Apa pun arahannya demi mendapatkan hasil skripsi terbaik. Sahut Hasan mantap. Benar? Tanya Zahrana meyakinkan. Benar Bu. Saya siap (El Shirazy, 2013:121). Sikap Hasan dalam meminta arahan dosennya demi mendapatkan hasil skripsi terbaik merupakan salah satu wujud karakter kerja keras. Sikap sungguhsungguh tersebut diperkuat pada jawaban Hasan atas pertanyaan Zahrana yang berusaha meyakinkan. Apabila seseorang ingin memberikan suatu hasil terbaik dari setiap tindakannya, tentu saja orang tersebut akan berusaha bekerja keras dengan sebaik-baiknya dengan cara banyak belajar. f. Nilai Pendidikan Karakter Kreatif Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 4 nilai pendidikan karakter kreatif, berikut contoh kutipannya: Saya tidak perlu malu untuk mengakui saya selama ini bisnis kecil-kecilan jualan pakaian. Khususnya pakaian dalam. Awalnya saya menjajakan dagangan saya dengan sepeda motor. Rasanya kurang praktis dan kalau kulakan pas hujan agak repot. Maka dengan rahmat Allah yang Maha Kuasa dan dengan didorong commit to oleh user keinginan luhur saya beli mobil

149 149 truntung ini. Semua saya beli dengan uang hasil keringat saya. Dan kini saya sedang melirik bisnis cor logam dengan seorang teman di Ceper Klaten. Saya berperan sebagai marketer. Siapa tahu suatu saat nanti bisa jdi produser alias yang memproduksi (El Shirazy, 2013:30). Sikap kreatif Gugun ditunjukkan dalam menghasilkan cara atau hasil baru dari bisnis yang dijalani. Gugun memiliki obsesi besar dalam hidupnya, oleh karena itu ia dituntut untuk memiliki kreativitas dalam segala hal. Alat transportasi yang pertama kali dimiliki untuk menjajakan dagangan adalah sepeda motor, karena bisnisnya berkembang Gugun mampu membeli mobil truntung. Bisnis yang pertama kali dikelola adalah pakaian dalam, kemudian Gugun mulai mengembangkan usaha pada bisnis cor logam. Pada bisnis cor logam bersama kawannya di Ceper Klaten, Gugun bertindak sebagai marketer. Meski demikian, Gugun memiliki keinginan terpendam untuk menjadi produsen cor logam. Anda memang layak mendapatkan penghargaan dari universitas kami. Konsep yang Anda tuangkan dalam ide arsitektur berbasis budaya sungguh luar biasa. Selain estetika dan teknologi, Anda memasukkan unsur etika. Yaitu etika pada kehidupan, pada alam. Saya salut (El Shirazy, 2013:52). Sebagai lulusan di bidang arsitek, Zahrana sangat kreatif dalam menuangkan ide arsitektur berbasis budaya. Zahrana berhasil mengemas suatu konsep bangunan yang di dalamnya mengandung unsur estetika, etika, dan teknologi. Karya tersebut sangat fenomenal sehingga mampu mencapai penghargaan level internasional. Tidak mudah membuat suatu karya yang diakui dunia, hal tersebut menunjukkan bahwa karya tersebut memiliki nilai yang tinggi karena sudah melalui tahap penyeleksian yang sangat ketat. Bagi mereka, cara Bu Zahrana mengajar itu berbeda dengan guruguru yang lain. Selalu ada hal yang baru. Mata pelajaran menggambar teknik di tangan Bu commit Zahrana to user jadi pelajaran yang sangat

150 150 mengasyikkan. Bisa masuk banyak hal tanpa kehilangan fokus utama pelajaran (El Shirazy, 2013:262). Nilai pendidikan karakter kreatif ditunjukkan melalui tokoh Zahrana dalam menciptakan suasana pembelajaran yang mengasyikkan bagi siswa-siswanya. Hal tersebut dipertegas melalui tanggapan para siswa yang menekankan cara mengajar Zahrana berbeda dari guru-guru lain, adanya inovasi di dalam pembelajaran, serta keberhasilan Zahrana dalam mengombinasikan mata pelajaran dengan aktivitas lain, meskipun demikian tidak menyimpang dari esensi pelajaran yang akan disampaikan. Tidak mudah menciptakan suasana pembelajaran yang disenangi bahkan ditunggu-tunggu oleh siswanya. g. Nilai Pendidikan Karakter Mandiri Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 3 nilai pendidikan karakter mandiri, berikut contoh kutipannya: Alhamdulillah, mobil truntung tua ini aku beli dengan hasil keringatku sendiri Dik Rana (El Shirazy, 2013:29). Dialog di atas merupakan cara Gugun meyakinkan Zahrana terkait sifat mandiri yang dimilikinya. Gugun memiliki karakter mandiri karena ia berhasil membeli mobil dengan uang hasil ia bekerja. Hal tersebut dipertegas pada kalimat hasil keringatku sendiri, yang artinya segenap upaya pencapaian sesuatu hal dari diri sendiri. Kau harus tahu Dik Rana. Saya ini memang terlahir sebagai pejuang yang harus berjuang. Untuk bisa bayar SPP kuliah pun harus berjuang. Saya sangat menikmati itu. Sejak di SMA saya sudah terbiasa usaha kecil-kecilan agar punya uang untuk jajan. Saya tidak pernah dikasih uang jajan sama orang tua saya. Tanya santi kalau tidak percaya. Di keluarga kami tradisi anak laki-laki tidak dikasih uang jajan. Anak laki-laki harus bisa cari uang jajan sendiri, kalau

151 151 perlu memberi uang jajan pada adiknya yang perempuan. Saya kuliah ini juga nekad (El Shirazy, 2013:30). Gugun memiliki kesadaran diri terlahir sebagai pejuang yang harus berjuang membuktikan bahwa ia memiliki karakter mandiri. Hal lain yang mempertegas sikap mandiri Gugun adalah semenjak SMA ia terbiasa usaha kecil-kecilan. Hal tersebut terus berlanjut hingga di perguruan tinggi, Gugun tidak bergantung kepada siapa pun dalam membayar SPP, karena ia bekerja untuk membiayai kuliahnya sendiri. Sikap mandiri Gugun tidak terlepas dari hasil didikan orang tuanya yang menanamkan kemandirian kepadanya. Tradisi anak laki-laki tidak diberi uang jajan, bahkan harus memberi uang jajan kepada adik perempuannya, maka mau tidak mau Gugun harus bekerja agar memiliki uang. Secara tidak langsung, kedua orang tua Gugun menanamkan karakter mandiri kepada anak laki-lakinya khususnya dalam hal mencari materi. h. Nilai Pendidikan Karakter Demokratis Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 4 nilai pendidikan karakter demokratis, berikut contoh kutipannya: Jadi kalau Pak sukarman langsung sowan ke sini tidak apa-apa ya Pak, Bu? Tapi tolong sampaikan beliau keputusannaya ada di tangan Zahrana (El Shirazy, 2013:174). Sikap Bu Nuriyah dan Pak Munajat yang mempersilakan Pak Sukarman bertamu ke rumah mereka merupakan sikap menghargai hak orang lain untuk bersilaturahmi. Selain memberikan hak kepada orang lain untuk bertamu, Pak Karman dan Bu Nuriyah juga memberikan kebebasan kepada anaknya untuk memberikan jawaban kepada orang yang melamarnya. Berdasarkan hal tersebut

152 152 Pak Munajat dan Bu Nuriyah bersikap demokratis karena menghormati hak Zahrana untuk menerima atau menolak lamaran Pak Sukarman. Jadi Bapak dan Ibu sudah menerima lamaran itu, tanpa sepengetahuan Zahrana!? Nada kata-kata Zahrana meninggi. Tidak Nduk. Kami tidak tahu apa-apa. Mereka mau datang masak Bapak tolak. Kami hanya bilang prinsipnya tidak masalah tapi keputusan ada di tanganmu. Kan yang mau menjalani kamu bukan kami. Jelas Pak Munajat (El Shirazy, 2013:181). Pak Munajat dan Bu Nuriyah memiliki sikap demokratis, meskipun mereka sangat menginginkan agar Zahrana segera menikah, namun tidak mau memaksakan kehendak putrinya dengan menerima lamaran yang datang melalui mereka. Orang tua Zahrana tetap memberikan kebebasan seutuhnya terhadap Zahrana untuk menentukan pilihan pria yang akan menjadi suaminya. Karena mereka menyadari putrinya yang menjalani kehidupan pernikahann bukan mereka. Dari situ ia tahu betapa demokratisnya Bu Nyai. Betapa bijaksananya Bu Nyai. Betapa Bu Nyai memang tidak mau memaksa (El Shirazy, 2013:235). Sikap tidak mau memaksakan kehendak serta bijaksana merupakan tandatanda seseorang yang memiliki karakter demokratis. Selain itu nilai pendidikan karakter demokratis pada kutipan di atas dipertegas melalui sudut pandang tokoh Zahrana dalam mendeskripsikan tokoh Bu Nyai. Wujud perilaku demokratis Bu Nyai ditunjukkan melalui tugasnya dalam menjalankan amanah saat bertindak sebagai perantara mencarikan laki-laki untuk diperlihatkan kepada Zahrana, sementara keputusan tetap diberikan kepada Zahrana. Apabila cocok Bu Nyai berupaya untuk membantu pada tahap yang lebih serius, namun apabila tidak

153 153 cocok Bu Nyai akan membantu mencarikan jalan terbaik dengan kembali ikhtiar mencarikan pria yang tepat. i. Nilai Pendidikan Karakter Rasa Ingin Tahu Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 6 nilai pendidikan karakter rasa ingin tau, berikut contoh kutipannya: Ayahnya bilang, Sudah masuk IKIP saja, nanti jadi guru. Tetapi ia merasa itu kurang menantang. Ia ingat pernah punya keinginan pergi ke Perancis melihat kota Paris yang katanya cantik dan juga menara Eiffel yang legendaris. Ia pernah bertanya pada guru sejarahnya, kenapa kota Paris bisa begitu cantik dan indah? Gurunya menjawab karena mereka punya insinyur dan arsitek-arsitek yang hebat. Maka ia menemukan tantangannya dan ia memilih meneruskan kuliah di Fakultas Teknik UGM, Jurusan Arsitektur (El Shirazy, 2013:6). Sikap rasa ingin tahu Zahrana sudah terlihat saat ia berada di bangku sekolah, Zahrana berani mengungkapkan pertanyaan kepada guru sejarahnya tentang alasan kota Paris yang indah. Salah satu tolok ukur siswa kritis adalah berani bertanya dan mengungkapkan pendapat. Rasa ingin tahu Zahrana tersebut membentuk pola pikiran dan tindakan yang sangat kritis. Bahkan kekritisannya berdampak pada sikap ambisius yang mendorong dirinya untuk berusaha mencapai sesuatu hal sesuai dengan harapannya. Harapan Zahrana adalah membuktikan informasi yang pernah ia dengar tentang Perancis, khususnya kota Paris yang cantik dan menara Eiffel yang legendaris. Jawaban guru sejarahnya tentang alasan keindahan kota Paris karena di Perancis banyak insinyur dan arsitek yang hebat menjadi salah satu motivasi Zahrana ingin menjadi arsitek, bukan menjadi guru sesuai keinginan ayahnya. Cara Zahrana mendalami ilmu adalah memilih kuliah di Fakultas Teknik UGM, Jurusan Arsitektur. Nilai pendidikan karakter rasa ingin commit tahu yang to user dapat diteladani pembaca adalah

154 154 pentingnya berbagi informasi untuk menambah pengetahuan, bersikap kritis dalam menuntut ilmu, dan mendalami ilmu sesuai bidang yang ditekuni untuk bekal kehidupan. Bisakah diagendakan melihat Tiananmen Square dan masjid tertua di Beijing? O tentu saja, dengan senang hati. Tentang masjid. Ada banyak masjid di sini. Masjid mana yang Anda ingin kunjungi? Saya dengar yang paling tua namanya masjid Niujie. Oh itu iya. Bangunannya sangat cantik. Itu memang sering dikunjungi orang-orang dari Asia Tenggara dan Arab. Ada di daerah Xuanwu. Satu lagi boleh. Tentu saja boleh. Tidak hanya satu. Dua, tiga, empat tidak masalah selama saya mampu. Anda adalah tamu kehormatan kami (El Shirazy, 2013:54). Zahrana memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, hal tersebut terlihat melalui dialog Zahrana meminta diagendakan menjelajahi sejumlah tempat terkenal di China. Zahrana mendapat undangan ke China untuk menghadiri penghargaan level Internasional dari Universitas Tsinghua, sebagai pribadi yang kritis serta memanfaatkan kesempatan, Zahrana berupaya melihat secara langsung bangunan di China dari apa yang pernah ia dengar, seperti Tiananmen Square dan Masjid tertua di Beijing bernama Niujie. Sikap kritis Zahrana dipertegas pada keinginanya untuk melihat tempat lain di China selain Tiananmen Square dan Niujie. Kenapa disebut jalan sapi? Apa dulu ini daerah peternakan sapi? Tanya Zahrana santai (El Shirazy, 2013:76) --- Sejak kapan masjid ini ada? Tanya Zahrana lagi. Masjid ini dibangun pada tahun 996 M pada masa pemerintahan Tonghe dari Dinasti Liao. Yang berbentuk heksagonal itu menara apa, Anda tahu? Tanya Zahrana. (El Shirazy, 2013:77).

155 155 Cara pengarang menggambarkan tokoh Zahrana memiliki karakter rasa ingin tahu ditunjukkan melalui sikap Zahrana yang selalu bertanya tentang sesuatu hal secara mendetail. Situasi tersebut terlihat saat Zahrana diantar oleh Vincent Lung ditemani dua dosen arsitektur, seorang dosen sejarah, dan dua orang reporter televisi nasional Indonesia berkunjung ke distrik Xuanwu, sebuah kawasan dengan penduduk muslim terbanyak di Beijing. Di tempat tersebut berdiri sebuah masjid tertua di Beijing bernama Niujie. Rasa ingin tahu Zahrana ditunjukkan pada sikapnya sebagai pengamat yang kritis. Zahrana menanyakan berbagai hal tentang masjid Niujie, mulai dari asal muasal diberi nama Niujie serta keterkaitan arti nama Niujie dengan daerah peternakan sapi, sejarah berdirinya Masjid Niujie, serta menanyakan beberapa komponen bangunan Masjid perpaduan China dan Arab tersebut. Ada banyak yang bisa dipelajari dari China. Mempelajari keberhasilan bangsa lain, tidak berarti bahwa kita tunduk pada bangsa itu. Tidak berarti bahwa kita harus membungkukkan tubuh kita pada bangsa itu. Pendekar sejati adalah dia yang bisa mempelajari jurus andalan pendekar lain untuk bisa menciptakan jurus yang lebih hebat dan lebih dahsyat (El Shirazy, 2013:83). Berdasarkan kutipan tersebut pembaca diharapkan dapat belajar dari apa pun, siapa pun, dan kapan pun. Termasuk dari negara lain atau bahkan lawan sekalipun. Karena ilmu bersifat luas dan tidak akan pernah habis. Seperti halnya dijelaskan pada paragraf di atas, Zahrana belajar banyak hal saat berkunjung di China, bukan berarti ia melupakan Indonesia. Pengarang juga menganalogikan pentingnya mempelajari jurus andalan pendekar lain untuk mendapatkan jurus yang lebih hebat dan dahsyat. Pada dasarnya sangat penting mengamati segala aspek kehidupan di muka bumi, commit mengambil to user sisi positif dari apa yang telah

156 156 diamati, memodifikasi berbagai bidang sebagai penyempurnaan, hingga pada tahap selanjutnya menghasilkan suatu inovasi untuk pembaharuan ke arah yang lebih baik dan bermanfaat. Mi, aku mau tanya boleh nggak. Kan di puisi itu katanya Kami memerangi musuh. Musuh kita sebenarnya siapa tho Mi? Sang ibu tersenyum mendengar pertanyaan anaknya yang memang kritis dan ceplas-ceplos. Yang pertama setan. Ini musuh utama kita. Terus yang kedua selain setan siapa musuh kita Mi? Kebodohan Jadi kita harus pinter ya Mi? Benar. Maka Mas Imdad harus rajin belajar, rajin ngaji biar tidak bodoh. Biar pinter. Biar tidak dikalahkan setan (El Shirazy, 2013: ). Sikap dan tindakan rasa ingin tahu ditunjukkan melalui tokoh Imdad. Seorang anak laki-laki berumur delapan tahun. Sebagai anak yang berada dalam usia tumbuh kembang, Imdad memiliki sikap kritis terhadap sesuatu yang telah ia lihat dan pelajari. Ketika Imdad mendeklamasikan puisi kemudian menemukan kalimat memerangi musuh yang tidak ia pahami maksudnya, Imdad berusaha menanyakan kalimat tersebut kepada Lina. Berdasarkan jawaban ibunya, Imdad memperoleh pemahaman konteks musuh yang harus diperangi dalam puisi tersebut adalah setan dan kebodohan. Selain Imdad menjadi paham tentang dua musuh besar manusia adalah setan dan kebodohan, Imdad juga mendapatkan informasi cara memerangi musuh setan dengan rajin ngaji, sementara memerangi musuh kebodohan dengan rajin belajar. Jawaban Lina dalam memberikan pemahaman kepada putranya sangat berbobot namun dikemas dengan cara yang sangat ringan. Nilai pendidikan karakter rasa ingin tahu yang dapat diperoleh dari kutipan di atas adalah hendaknya berani bertanya terhadap sesuatu hal yang tidak

157 157 diketahui kepada orang yang tepat. Hal tersebut bertujuan supaya tidak terjadi kesalahpamahan, khususnya hal yang menyangkut bidang keagamaan. j. Nilai Pendidikan Karakter Semangat Kebangsaan Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 1 nilai pendidikan karakter semangat kebangsaan, berikut contoh kutipannya: Yang jelas jika orang Indonesia memiliki kemauan, semangat, etos kerja, budaya membaca, dan disiplin yang sama dengan orang China bahkan melebihi mereka, impiannya itu akan bisa jadi kenyataan. Indonesia adalah juga bangsa besar (El Shirazy, 2013:83). Setelah melihat kebesaran Universitas Tsinghua dengan segala pesona yang dimiliki, Zahrana menjadi berandai-andai agar Universitas Mangunkarsa bisa lebih baik dari Universitas Tsinghua. Bahkan lebih dari itu, Zahrana menginginkan agar Indonesia bisa lebih segala-galanya dari China. Berdasarkan impian tersebut, pengarang melalui tokoh Zahrana ingin menanamkan semangat kebangsaan kepada pembaca untuk bersama-sama ikhtiar dalam membangun Indonesia yang lebih unggul. Karena pada dasarnya bangsa Indonesia memiliki modal yang sama dengan negara-negara maju di dunia. Indonesia adalah bangsa besar yang memiliki keunggulan, misalnya banyak putra-putri bangsa Indonesia yang berprestasi di tingkat dunia melampaui berbagai negara di dunia. k. Nilai Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 3 nilai pendidikan karakter cinta tanah air, berikut contoh kutipannya: Di Asia Tenggara, katanya, dialah orang pertama yang meraihnya. Ia tidak hanya mengangkat martabat keluarga tetapi juga mengangkat martabat bangsa dan negara. Ya, martabat bangsa dan negara yang bernama Indonesia yang amat dicintainya (El Shirazy, 2013:3).

158 158 Sikap cinta tanah air dijelaskan pengarang melalui gaya penceritaan tokoh dalam mengekspresikan rasa bangga sebagai orang pertama di Asia Tenggara karena memperoleh penganugerahan penghargaan tingkat Internasional dalam bidang arsitektur. Kebanggaan yang diperoleh Zahrana tersebut mampu mengangkat derajat kelurga, serta martabat bangsa dan negara. Pembaca awam dapat memahami bangsa dan negara yang dimaksud pengarang adalah Indonesia, tanpa harus dijelaskan secara tersurat. Karena tokoh yang mendapat penghargaan adalah Zahrana warga negara Indonesia asli, berasal dari Semarang. Namun pengarang memberikan penegasan dengan menyebutkan bangsa dan negara bernama Indonesia yang amat dicintainya, menunjukkan bahwa pengarang ingin menggambarkan sikap tokoh yang sangat mencintai tanah airnya. Ia tidak mau mempermalukan dirinya sendiri, juga martabat bangsanya (El Shirazy, 2013:61). Cuplikan kalimat di atas merupakan sebagian konflik batin yang dialami Zahrana ketika teks pidatonya yang tidak terbawa. Zahrana berusaha menemukan berbagai cara dan berpikir keras agar pidato yang akan disampaikan tidak memalukan, hal tersebut ia lakukan karena ia peduli terhadap dirinya sendiri dan martabat bangsanya. Sikap peduli terhadap martabat bangsa merupakan salah satu wujud rasa cinta terhadap bangsa. Zahrana berusaha melindungi nama baik negara dengan memberikan tampilan terbaik dengan pidatonya yang disaksikan oleh orang-orang di seluruh dunia. l. Nilai Pendidikan Menghargai Prestasi Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 5 nilai pendidikan karakter menghargai prestasi, berikut contoh commit kutipannya: to user

159 159 Ia telah mendapat puluhan ucapan selamat. Dari sesama dosen sejawatnya di kampus, dari teman-temannya dulu kuliah, dari dosendosennya yang dulu mengajarnya di UGM dan ITB. Bahkan dari Menteri Pendidikan Nasional Indonesia. Sesungguhnya di kalangan akademisi fakultas teknik, khususnya jurusan arsitektur di Indonesia, ia sedang menjadi bintang dan bahan perbincangan (El Shirazy, 2013:3). Sikap sesama dosen di Universitas Mangunkarsa, teman-teman kuliah di UGM, Universitas Swasta di Yogyakarta, dan ITB, dosen-dosen di UGM dan ITB, Menteri Pendidikan Nasional Indonesia memiliki karakter menghargai prestasi karena berusaha menghormati keberhasilan Zahrana dalam mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia. Mereka secara sukarela memberikan ucapan selamat kepada Zahrana meskipun disampaikan melalui . Nyaris airmatanya meleleh kalau saja Pak Dekan Fakultasnya tidak datang menyambangi ayahnya dan menyalaminya dengan wajah cerah, Pak Munajat, sungguh Bapak sangat beruntung memiliki putri seperti Zahrana ini. Cerdas, santun, pekerja keras, dan berprestasi gemilang. Ini calon ilmuwan Indonesia yang akan mengharumkan Indonesia. Selamat ya Pak. Pak Dekan tersenyum pada ayahnya, ibunya dan dirinya (El Shirazy, 2013:10). Pak Dekan Fakultas Teknik memiliki karakter menghargai prestasi. Hal tersebut dapat dilihat pada tindakannya untuk menyempatkan diri mengucapkan selamat serta menyalami Zahrana dan kedua orangtuanya saat acara wisuda, berbincang-bincang dengan sesekali memuji Zahrana sebagai pribadi yang cerdas, santun, pekerja keras dan berprestasi gemilang, bahkan menaruh harapan agar Zahrana bisa menjadi calon ilmuwan Indonesia yang membawa nama baik Indonesia. Sikap Pak Dekan tersebut dapat dijadikan contoh bagi para akademisi agar menjadi pribadi yang ramah, bersahabat, dan mudah bergaul, khususnya bagi mahasiswa dan orang tua mahasiswa.

160 160 Bu Nuriyah bergegas masuk. Ruang dalam rumah Bu Karsih sudah penuh orang. Acara Anak Bangsa Berprestasi sudah mulai di tayangkan (El Shirazy, 2013:72). Sikap antusias yang ditunjukkan para tetangga Zahrana secara bersamasama berkumpul menonton TV melihat tayangan pemberian penghargaan yang diterima oleh Zahrana, menunjukkan bahwa mereka memiliki cara tersendiri dalam menghargai prestasi yang diterima Zahrana. Kalau Imdad menang lomba, Ummi mau kasih hadiah apa? Imdad mau minta apa? Video game kayak tempatnya Si Boby. Boleh ya Mi? Mas Imdad kan bisa main game di laptopnya Ummi. Bagaimana kalau Ummi belikan sepatu baru saja. Kan sepatu Mas Imdad sudah dua tahun tidak ganti? Yang bawahnya ada lampunya ya Mi? Ya boleh (El Shirazy, 2013:162). Memberikan suatu hadiah untuk memotivasi memenangkan perlombaan merupakan salah satu sikap menghargai prestasi. Lina menyanggupi memberikan suatu hadiah kepada Imdad apabila memenangkan lomba deklamasi puisi. Sebagai seorang ibu yang baik, Lina memberikan kebebasan hadiah apa yang diinginkan putranya jika memenangkan lomba. Meski demikian, Lina tetap selektif terhadap apa yang diinginkan putranya. Lina berusaha memberikan suatu pemahaman kepada putranya, bahwa hadiah harus sesuai dengan prioritas kebutuhan. m. Nilai Pendidikan Karakter Bersahabat/Komunikatif Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 10 nilai pendidikan karakter bersahabat/komunikatif, berikut contoh kutipannya: Wong bersahabat kok hitung-hitungan mikir untung rugi. Kau harus tahu bahwa selama kau jadi orang baik, maka bersahabat denganmu adalah keuntungan dan barakah bagiku. Ingat, catatannya selama kau jadi orang baik. Karena ingat kau maka aku akan ingat kebaikan dan prestasimu, itu menjadi semangat bagiku untuk commit terus to baik user (El Shirazy, 2013:22).

161 161 Dialog tersebut adalah hasil jawaban Lina terkait pernyataan Zahrana yang merasa bahwa dirinya banyak mengambil keuntungan dan mendapatkan banyak pertolongan dari Lina. Sebagai seorang sahabat yang baik, Lina tidak mempermasalahkan apapun yang diberikan kepada sahabatnya. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa persahabatan antara Lina dan Zahrana menunjukkan persahatan yang dilandasi rasa ikhlas. Mereka saling mengingatkan dalam hal kebaikan, saling memotivasi satu sama lain, dan berusaha menjalin ukhuwah karena Allah sehingga persahabatan mereka menjadi berkah. Insya Allah saya akan datang pada malam penganugerahan itu Bu. Semoga ada kesempatan. Senang kalau Anda bisa datang. Mari, Assalamu alaikum. Wa alaikumussalam (El Shirazy, 2013:50-51). Kutipan di atas merupakan cuplikan dialog antara Edi Nugraha dan Dewi Zahrana. Edi Nugraha merupakan pribadi yang ramah, ia berusaha menyapa Zahrana terlebih dahulu sesaat setelah keluar dari pesawat dan melangkah ke terminal 3. Edi Nugraha juga pribadi yang suka menjalin tali silaturahmi, karena ia berusaha memperkenalkan diri seabagai satu alumni di perguruan tinggi. Edi Nugraha adalah adik kelas Zahrana di FT UGM, meski Edi masuk dua tahun setelah Zahrana meninggalkan kampus. Edi mengaku mengetahui Zahrana dari profil Zahrana yang dimuat oleh Koran lokal Jawa Tengah dan DIY. Sikap ramah Edi ditanggapi dengan baik oleh Zahrana, terjadi perbincangan panjang antara mereka. Mereka sama-sama sebagai pendatang di Beijing, jika Zahrana diundang ke Beijing untuk mendapatkan penghargaan. Sementara Edi dikirim perusahaan untuk kursus dua bulan tentang Quality Control di Peking University. Sikap bersahabat Edi ditunjukkan pada commit kesanggupannya to user untuk datang menghadiri acara

162 162 penganugerahan Zahrana. Sikap baik Edi diterima baik oleh Zahrana, hal tersebut membuktikan bahwa keduanya memiliki sikap bersahabat. Vincent mengenalkan Zahrana pada orang-orang penting yang ada di barisan paling depan, termasuk Rektor Tsinghua University, Menteri Pendidikan RRC, para guru besar, para duta besar, dan lain sebagainya (El Shirazy, 2013:65). Sikap saling memperkenalkan diri merupakan salah satu wujud karakter bersahabat/komunikatif. Aktivitas di dalam perkenalan adalah saling berjabat tangan dan berbincang. Melalui kegiatan berkenalan tersebut, seseorang akan memiliki banyak rekan. Apalagi di dalam suatu forum internasional, tidak hanya antarpribadi yang mengenal namun hubungan bilateral antarnegara. Seperti terlihat pada paragraf di atas, Zahrana tidak hanya mengenal Vincent Lung, tetapi banyak pihak yang diantaranya adalah beberapa orang penting di China, seperti Rektor Tsinghua University, Menteri Pendidikan RRC, para guru besar, dan para duta besar. Kerja sama bisa terjadi tidak hanya antara Zahrana dan orang-orang yang bersangkutan, namun bisa berkembang pada ranah yang lebih luas, yaitu antara negara China dan Indonesia. Hal tersebut membuktikan pentingnya menjalin tali silaturahmi, bahkan memutus tali silaturahmi sama saja memutus jalan ke surga. Karena semakin banyak menjalin hubungan silaturami, tidak hanya pahala yang akan mengalir, namun juga saudara dan rezeki. Semoga pengalamanmu bermanfaat. Bagi kamu dan orang lain. Dan semoga yang kau raih barokah. Amin. Amin. Terima kasih Lin. E sebentar Lin. Barang-barang biar aku turunkan di sini ya. Kita ngobrol dulu (El Shirazy, 2013:102). Harapan Lina terkait pengalaman Zahrana agar barokah karena bermanfaat bagi Zahrana serta mampu memotivasi orang lain menunjukkan suatu sikap

163 163 simpati terhadap kebahagiaan sesama. Perhatian terhadap sesama merupakan sikap bersahabat. Hal lain yang menunjukkan sikap bersahabat adalah tindakan Zahrana yang mengajak Lina mengobrol, berdasarkan hal tersebut Zahrana masuk dalam kategori bersahabat atau komunikatif karena memperlihatkan rasa senang berbicara dan bergaul dengan orang lain. Tape ketan ini dibuat oleh anakku, si Zahrana ini dengan penuh cinta. Siapa yang memakannya insya Allah awet muda. Sebelum yang lain mengambil, biar saya dulu yang harus mencicipi. Agar awet muda dan bisa menyunting bidadari (El Shirazy, 2013:193). Dialog tersebut terjadi antara Bu Nuriyah dan Pak Sukarman. Bu Nuriyah melucu sambil mempersilakan tamu-tamunya menikmati hidangan. Mendengar hal tersebut Pak Sukarman juga menanggapi dengan lelucon. Tamu yang hadir spontan tertawa mendengar perkataan mereka, padahal suasana sebelumnya terlihat tegang. Tindakan Bu Nuriyah dan Pak Karman bisa disebut bersahabat/komunikatif karena mampu membuat suasana menjadi santai. Bagaimana kabar keluargamu di Semarang Nduk?Andi bagaimana? Tanya Pak Kiai. Alhamdulillah semuanya baik dan sehat, berkat doa dan pangestu dari Simbah. Jawab Lina. Ada perlu apa kok tiba-tiba datang mengunjungi kakekmu Nduk? Silaturrahim sekalian refreshing Mbah.Lagi bersih-bersih ya Mbah? Bu Nyai yang masih muda tapi sedikit lebih tua dari Lina dan Zahrana menyahut, Ini Mbah Kiai ingin menanam pohon durian dan pohon rambutan. Sudah saya larang, wong sudah sepuh (El Shirazy, 2013:216). Sikap bersahabat/komunikatif ditunjukkan oleh Lina, Zahrana, Pak Kiai, dan Bu Nyai. Lina mengajak Zahrana berkunjung ke rumah seorang Kiai yang sudah tua di Temanggung untuk silaturahmi sekaligus refreshing. Aktivitas silaturahmi menunjukkan bahwa Lina dan Zahrana mudah bergaul dengan

164 164 menjalin hubungan baik dengan Pak Kiai dan Bu Nyai. Apalagi di dalam novel tersebut, Pak Kiai diceritakan sebagai kakeknya Lina, karena istri kiai tersebut adalah kakak nenek Lina. Istri kiai tersebut sudah meninggal dan kiai tersebut sudah menikah lagi dengan wanita muda yang mereka panggil Bu Nyai. Sikap Pak Kiai dan Bu Nyai pun sangat baik dan ramah dalam menyambut kehadiran Lina dan Zahrana. Hal tersebut terlihat pada keakraban dialog mereka yang satu sama lain merasa nyaman dalam berbicara. Kedatangannya diterima Bu Nyai dengan wajah menyejukkan. Bu Nyai Sa adah Al Hafidhah adalah istri K. H. Amir Shodiq Arselan, pengasuh utama Pesantren Al Fatah (El Shirazy, 2013:229). Bu Nyai Sa adah Al Hafidhah memiliki sikap bersahabat/komunikatif karena kedatangan Zahrana diterima dengan wajah menyejukkan. Wajah menyejukkan sama halnya dengan ekspresi menyenangkan karena bersikap ramah. Sehingga memunculkan rasa damai bagi siapa saja yang melihatnya. Yang tidak bisa dikirimi undangan diberitahu lewat dan SMS. Ia juga mengundang mahasiswanya yang ia kenal. Mereka ia undang lewat SMS (El Shirazy, 2013:243). Pernikahan merupakan kabar gembira yang harus diinformasikan. Mengundang dan menghadiri pernikahan merupakan suatu amalan yang baik dan berkah. Karena berdasarkan kepercayaan dari sudut pandang agama Islam, di dalam acara pernikahan doa-doa akan dikabulkan, karena banyak malaikat hadir turut mengamini doa yang dipanjatkan. Zahrana ingin berbagi kebahagiaan di hari pernikahannya dengan mengundang sejumlah orang yang dikenal. Banyak cara yang dilakukan Zahrana untuk mengikat tali silaturahmi, mengundang melalui undangan, , dan SMS.

165 165 Ya doakan aku ya Lin. Semoga aku kuat.tapi bagiku ini sangat berat! Aku tahu ini berat, tapi aku yakin kau mampu menghadapi Rana. Aku yakin. Aku beruntung punya teman sepertimu Lina. Terimakasih ya Lin.. Kau baik sekali! Lirih Zahrana dengan mata berlinang-linang. Aku juga sangat beruntung punya teman sepertimu Rana.Aku banyak belajar kesabaran dan ketegaran justru darimu. Aku selalu berdoa agar kau bahagia (El Shirazy, 2013: ). Zahrana meminta penguatan dari sabahatnya dengan memohon bantuan doa, sementara Lina berusaha menguatkan Zahrana agar optimis menghadapi ujian. Zahrana selalu curhat terhadap Lina untuk membantu memecahkan persoalan yang dihadapinya. Lina pun belajar kesabaran dan ketegaran dari Zahrana. Persahabatan mereka didasarkan pada ketakwaaan sehingga saling memberikan manfaat. Mereka saling menghormati, menghargai, dan memuji satu sama lain. Tindakan Lina dan Zahrana tersebut memperlihatkan karakter bersahabat/komunikatif, karena mereka selalu berbicara, bergaul, dan bekerja sama dalam hal kebaikan untuk mendapat ridho dari Allah. n. Nilai Pendidikan Karakter Cinta Damai Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 6 nilai pendidikan karakter cinta damai, berikut contoh kutipannya: Dengan khusuk penuh antusias ia mendengarkan cerita Zahrana. Sesekali Lina bilang, O begitu ya, atau Masya Allah, atau kadang Subhanallah, alangkah indahnya kalau kita bisa meniru kebaikan itu ya (El Shirazy, 2013:103). Cara Lina mendengarkan cerita Zahrana dengan khusuk penuh antusias menunjukkan bahwa Lina memiliki sifat yang sabar. Cara Lina menanggapi curhatan Zahrana menunjukkan bahwa Lina memiliki sikap yang lembut. Dalam setiap kata-kata yang diucapkan, commit Lina to senantiasa user menyebut nama Allah. Hal

166 166 tersebut menjadi salah satu indikator bahwa Lina berusaha menanamkan kebaikan dalam aktivitas kehidupannya. Sikap sabar, lembut, dan dilandasi rasa takwa kepada Allah menjadikan seorang individu mampu mengendalikan emosi, bahkan menciptakan kedamaian. Zahrana sadar Bu Merlin masih tetap menyimpan rasa sayang padanya, meskipun ia telah mengecewakannya. Bu Merlin juga tetap setia pada prinsip hidupnya: Memaksimalkan manfaat meminimalisir konflik. Jika masih ada jalan menghindari konflik, maka jalan itulah yang harus ditempuh (El Shirazy, 2013: ). Sikap cinta damai yang dimiliki Bu Merlin tergambar melalui prinsip hidupnya memaksimalkan manfaat meminimalisir konflik. Motto hidup seseorang menjadi bahan pertimbangan berfikir dan bertindak sebelum menentukan suatu keputusan. Bu Merlin menyarankan agar Zahrana mengundurkan diri dari Universitas Mangunkarsa sebelum dipecat. Bu Merlin menganggap bahwa keputusan tersebut adalah langkah terbaik bagi Zahrana setelah menolak lamaran Pak Karman. Sebagai orang terdekat Pak Karman di kampus, Bu Merlin memahami karakter Pak Karman jika dikecewakan. Bu Merlin tidak mau melihat Zahrana dizalimi Pak Karman, karena bagaimanapun juga Bu Merlin sangat menyayangi dan menghargai prestasi Zahrana. Ia tidak akan meladeni kata-kata yang tidak mencerminkan datang dari orang terdidik itu. Akhirnya, ia matikan hp-nya. Ia memilih asyik berselancar di dunia maya (El Shirazy, 2013:224). Ketika Zahrana mendapatkan SMS teror berisi ejekan sebagai perawan tua, ia berusaha tegar dengan memilih melanjutkan aktivitasnya berselancar di dunia maya. SMS tersebut diduga dikirim oleh Pak Karman karena terlalu sakit hati atas penolakannya. Oleh karena itu, Zahrana memilih tidak membalas SMS dengan

167 167 mematikan HP. Salah satu prinsip hidup yang dipegang teguh Zahrana dalam mengatasi masalah tersebut adalah diam sebagai senjata pamungkas untuk menang. Karena ketika ia membalas SMS dalam keadaan sakit hati, pasti bahasa SMS yang digunakan akan cenderung kasar. Dikhawatirkan karena saling membalas SMS dengan kata-kata kasar, saling mencela, dan berujung pada emosi yang berlebihan akan mengakibatkan konflik berkepanjangan. Ia membayangkan, alangkah tersiksanya, misalnya, bila ia menerima tawaran Pak Didik itu, ternyata istrinya tidak setuju. Istrinya itu lantas melabraknya dan mengatakan kepadanya, Hai perawan tua tengik, memang di dunia ini sudah tidak ada lelaki sehingga kamu tega merampas suami orang! Dasar perawan tua! Suka merusak pager ayu orang saja! (El Shirazy, 2013:226). Pentingnya memposisikan diri sebagai korban sebelum melakukan suatu tindakan kepada orang lain. Hal tersebut diterapkan oleh Zahrana ketika ditawari Pak Didik untuk dijadikan istri kedua. Zahrana memiliki sikap cinta damai dengan tidak menerima lamaran Pak Didik. Karena jika Zahrana menerima lamaran tersebut, sama saja Zahrana menyakiti hati istri Pak Didik. Zahrana tidak ingin menciptakan permusuhan dengan orang lain, seperti apa yang telah dibayangkan Zahrana apabila dirinya menerima lamaran Pak Didik. Istri Pak Didik akan melabrak dan memaki-makinya, tentu saja tidak hanya Zahrana yang malu, namun kedua orang tuanya. Karena pernikahan poligami belum umum dilaksanakan bagi masyarakat, khususnya masyarakat Jawa. Yang jelas, tidak mungkin Pak Kiai dan Bu Nyai tega menjerumuskanmu (El Shirazy, 2013:237). Kalimat tersebut merupakan dialog Lina untuk meyakinkan dan menanamkan sikap husnudzon Zahrana kepada Pak Kiai. H. Amir Shodiq Arselan

168 168 dan Bu Nyai Sa adah Al Hafidhah. Zahrana menganggap bahwa penjual kerupuk yang ditemui pada jam sebelas siang adalah laki-laki pilihan Pak Kiai dan Bu Nyai untuk dirinya. Laki-laki tersebut diperkirakan berusia mendekati lima puluh tahun dan berkulit legam tersengat matahari, sehingga Zahrana merasa sedih karena Pak Kiai dan Bu Nyai pun menganggap Zahrana memang pantas untuk penjual kerupuk yang sudah tua. Lina berusaha menasihati Zahrana agar berpikiran positif dengan sabar menunggu. Ternyata benar apa kata Lina, penjual kerupuk yang ditunggu-tunggu datang, laki-laki itu masih muda dan ganteng bernama Rahmad. Pada intinya, berprasangka baik kepada orang lain merupakan salah satu upaya menghindari konflik. Upaya menghindari konflik mengacu pada sikap cinta damai. o. Nilai Pendidikan Karakter Gemar Membaca Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 10 nilai pendidikan karakter gemar membaca, berikut contoh kutipannya: Ia terlalu kencang memakai nasihat Robert J. McKain agar hanya mencurahkan perhatian pada hal-hal yang utama, hal-hal yang paling penting untuk apa yang hendak ia raih. Karena alasan kebanyakan sasaran tidak tercapai adalah hilangnya waktu untuk mengerjakan halhal yang sekunder (El Shirazy, 2013:27). Sangat penting membaca tulisan yang mengandung kata-kata mutiara untuk petuah kehidupan. Karena kalimat-kalimat indah tersebut diciptakan untuk memberikan motivasi kepada pembaca agar lebih bijaksana dalam menjalani kehidupan yang lebih baik. Selain dapat dijadikan motto kehidupan, juga dapat dijadikan solusi dalam mengatasi masalah. Seperti pada tulisan Robert J. McKain

169 169 tersebut berisi nasihat agar manusia senantiasa fokus pada hal utama yang hendak diraih. Zaha Hadid adalah arsitek perempuan pertama yang menerima Penghargaan Pritzker, semacam penghargaan nobel untuk bidang arsitektur. Dia adalah arsitek yang sangat inovatif. Karakter desainnya yang berani, kontemporer, organik, inovatif, menggunakan teknologi dengan material yang jauh dari kata biasa. Latar belakangnya yang seorang ahli matematika membuat dia berani membuat desain-desain ekstrim yang sampai saat ini kita sebut arsitektur dekonstruksi. Hal ini membuatnya telah menjadi salah satu arsitek paling terkenal di dunia. Di antara karyanya adalah Zaragoza Bridge Pavilion. BMW Central Building. Kereta Api Kabel Nordpark dan Phaeno Science Centre (El Shirazy, 2013: 64-65). Membaca bacaan tentang tokoh-tokoh penting dan terkenal dunia beserta hasil karya dan temuannya selain menambah ilmu pengetahuan, juga mampu menjadikan motivasi bagi pembaca untuk berprestasi. Berdasarkan kutipan di atas pembaca mendapatkan informasi terkait salah satu arsitek paling terkenal di dunia. Zaha Hadid adalah arsitek perempuan pertama penerima Penghargaan Pritzker, semacam penghargaan nobel untuk bidang arsitektur. Pembuat desain-desain ekstrim yang disebut arsitektur dekonstruksi. Karya-karya Zaha Hadid adalah Zaragoza Bridge Pavilion. BMW Central Building. Kereta Api Kabel Nordpark dan Phaeno Science Centre. Pengarang menggambarkan tokoh Zahrana memiliki karakter gemar membaca, karena sebagai lulusan arsitektur, tentu saja Zahrana telah membaca banyak hal tentang arsitektur, termasuk seputar Zaha Hadid. Bahkan Zahrana diceritaka hampir bertemu dengan Zaha Hadid dalam acara seremonial penganugerahan penghargaan tingkat internasional di Grand Auditorium Tsinghua University. Zaha Hadid diceritakan tidak jadi menghadiri acara penganugerahan penghargaan karena tiba-tiba harus membereskan urusan bisnis yang sangat penting di Jerman.

170 170 Dan kenyataannya para pendahulu bangsa Indonesia terbukti mampu mengalahkan bangsa China. Raden Wijaya, pendiri Majapahit pernah mengalahkan pasukan Kubilai Khan. Itu sebuah kenyataan sejarah yang tidak boleh diabaikan begitu saja. Bukankah bangsa besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya? (El Shirazy, 2013:83). Setelah Zahrana banyak mengagumi China dari cerita Lilian Yibing, Zahrana berusaha mencari keunggulan bangsa Indonesia daripada China. Pembaca menjadi paham bahwa Raden Wijaya pendiri Kerajaan Majapahit pernah mengalahkan pasukan Kubilai Khan menjadikan suatu bukti sejarah bahwa pada kenyataannya para pendahulu bangsa Indonesia mampu mengalahkan bangsa China. Pengarang ingin menekankan kepada pembaca agar tidak mengabaikan sejarah. Cara agar tidak melupakan sejarah adalah dengan banyak membaca buku sejarah, baik sejarah kerajaan maupun sejarah nasional. Karena mempelajari sejarah sangat penting, selain untuk menambah pengetahuan, juga supaya tidak kehilangan jati diri bangsa. Harapannya sejarah bangsa Indonesia terus diketahui dari generasi ke generasi sebagai suatu kekayaan bangsa. Lina lalu cerita tentang Singapura yang ia lihat. Kedua sahabat karib itu lalu berbincang-bincang ngalor-ngidul tentang banyak hal. Termasuk tentang rencana Lina untuk melanjutkan program magister. Lina lalu cerita tentang perempuan-perempuan berilmu yang tinggi dan berwawasan luas yang menjadi pakar di bidangnya. Yang paling di depan adalah para istri Rasulullah saw dan para shahabiyyah, sahabat nabi yang perempuan. Mereka gigih mencari tambahan ilmu dan Islam memberi kesempatan yang sama luasnya dengan laki-laki. Universitasnya saat itu adalah Universitas Muhammad Saw (El Shirazy, 2013: ). Karena tokoh utama di dalam novel Cinta Suci Zahrana perempuan, maka pengarang memberikan suatu referensi bacaan sejarah Islam tentang perempuan. Melalui tokoh Lina, pengarang ingin menyampaikan pengetahuan tentang perempuan-perempuan berilmu tinggi dan berwawasan luas yang menjadi pakar di

171 171 bidangnya. Tokoh paling di depan adalah para istri Rasulullah SAW dan para shahabiyyah, kemudian sahabat nabi yang perempuan. Pembaca menjadi paham bahwa pada zaman nabi pun perempuan gigih mencari ilmu, serta adanya universitas pada zaman nabi bernama Universitas Muhammad SAW. Sangat penting membaca sejarah islam sehingga mampu memotivasi diri, seperti halnya Lina yang merasa perlu melanjutkan program magister setelah melihat realita sejarah islam bahwa perempuan memiliki kesamaan hak dengan laki-laki dalam menuntut ilmu. Setelah itu Islam mencatat dengan tinta emas perempuan-perempuan hebat yang dalam ilmunya. Dalam bidang fiqh, misalnya, antara lain tercatat tokoh sebagai berikut: Amra binti Abdurrahman (98 H/716 M), tokoh yang hidup pada masa tabi in dan mempunyai hubungan dekat dengan Aisyah. Dia digolongkan sebagai orang yang memberikan fatwa di Madinah setelah sahabat-sahabat Nabi. Dia juga diakui sebagai ahli terkemuka mengenai hadis-hadis Aisyah dan dimintai komentar tentang hadis-hadis tersebut. Pendapatnya menggugurkan pandanganpandangan para ahli hadis lainnya, dan ahli pertama yang mengangkat tiga isu hukum yang berkenaan dengan larangan menggali kembali kuburan, menjual buah yang belum masak, dan pengaruh kerusakan tanaman pada penjualan produk pertanian. Tokoh berikutnya adalah Hafsah binti Sirrin, ahli hadis dari Basrah (diperkirakan 100 H/718 M) yang terkenal taqwa dan zahid. Namanama setelahnya adalah Ummu Isa binti Ibrahim (328 H/939) dan Amah al-wahid (377 H/987 M, juga Fatimah dari Samarqand, yang hidup di Aleppo pada abad 6 H/12 M. Tokoh-tokoh perempuan hebat itu mendorong Lina untuk kembali turun ke bangku kuliah demi mencari tambahan ilmu. Zahrana mau tidak mau harus kagum sama semangat Lina yang masih membara dalam hal mencari ilmu (El Shirazy, 2013: ). Pengarang menggambarkan perempuan-perempuan hebat di dalam ilmunya disertai periode waktu beserta keterangan penunjang lainnya. Hal tersebut selain untuk memperkuat bukti sejarah, juga berfungsi untuk menambah pengetahuan pembaca berdasarkan sejarah Islam tentang kehebatan tokoh-tokoh perempuan. Berdasarkan keterangan tersebut, commit pembaca to mengetaui user beberapa tokoh perempuan

172 172 Islam beserta ilmunya. Dalam bidang fiqh tercatat tokoh Amra binti Abdurrahman (98 H/716 M), ahli pertama yang mengangkat tiga isu hukum yang berkenaan dengan larangan menggali kembali kuburan, menjual buah yang belum masak, dan pengaruh kerusakan tanaman pada penjualan produk pertanian. Tokoh berikutnya adalah Hafsah binti Sirrin, ahli hadis dari Basrah (diperkirakan 100 H/718 M) yang terkenal taqwa dan zahid. Nama-nama setelahnya adalah Ummu Isa binti Ibrahim (328 H/939) Amah al-wahid (377 H/987 M), Fatimah (6 H/12 M). Karena tokoh-tokoh perempuan hebat itulah, Lina termotivasi untuk kembali turun ke bangku kuliah demi mencari tambahan ilmu. Pentingnya gemar membaca adalah mampu mengambil hikmah dari setiap kebaikan serta menjadikan motivasi untuk meningkatkan kualitas diri di jalan Illahi. Nabi kita meminta ummatnya untuk menuntut ilmu, untuk terus menambah ilmu. Laki-laki dan perempuan mendapat anjuran yang sama (El Shirazy, 2013:107). Pentingnya membaca hadis nabi untuk dijadikan salah satu pedoman hidup setelah Al Quran. Karena warisan terbesar yang ditinggalkan oleh Nabi Muhammad SAW untuk kaum muslim saat beliau wafat adalah Al Quran dan Hadis. Sehingga menjadi suatu kewajiban bagi pemeluk agama islam untuk berpegang teguh pada Al Quran sebagai sumber ajaran Islam pertama dan hadis sebagai sumber ajaran Islam kedua. Al Quran adalah kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, melalui perantara malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami, dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat manusia. Hadis adalah sabda, perbuatan, takrir

173 173 (ketentuan) Nabi Muhammad SAW, yang diriwayatkan atau diceritakan oleh sahabat untuk menjelaskan dan menentukan hukum Islam. Sebelum pergi Bu dokter itu berkata, Ada nasihat sangat bagus sekali dari Anton Chekov Apa itu Bu? tanya Zahrana pelan. Anton Chekov pernah menulis, Suatu saat kamu perlu untuk tidak memikirkan kesuksesan dan kegagalan. Jangan biarkan hal itu mengganngu dirimu! Nasihat yang baik sekali Bu. Ya. Tidak ada salahnya untuk memperkaya jiwa kaubaca juga karya-karya sastra. Terima kasih Bu atas semuanya (El Shirazy, 2013:253). Melalui tokoh Bu Dokter Zulaikha, pengarang mengutip kata-kata bijak dari tulisan Anton Chekov. Tulisan tersebut berisi nasihat adakalanya untuk tidak memikirkan kesuksesan dan kegagalan, karena akan mengganggu. Berdasarkan dialog Bu Zulaikha dan Zahrana tersebut pengarang juga memberikan anjuran kepada pembaca agar membaca karya sastra untuk memperkaya jiwa. Dialog tersebut terjadi di rumah sakit saat Bu Dokter memeriksa kondisi Zahrana setelah sadar dari pingsan karena kaget dengan kematian calon suaminya. Berdasarkan kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan banyak membaca kata mutiara dan karya sastra, seseorang tidak hanya bisa menjadikan kata yang mengandung petuah hidup tersebut sebagai motto kehidupan untuk diri sendiri, namun juga dapat dijadikan sarana untuk menasihati orang lain. Ia teringat perkataan Napoleon Hill, Kebijakan yang sesungguhnya, biasanya tampak melalui kerendahan hati dan tidak banyak cakap (El Shirazy, 2013:191). Zahrana diceritakan memiliki sejumlah kata-kata motivasi untuk hidupnya. Hal tersebut terbukti dalam menghadapi suatu permasalahn yang kompleks, Zahrana selalu memanfaatkan kata-kata motivasi berbeda-beda dalam setiap

174 174 masalah yang juga berbeda. Seperti saat Zahrana dihadapkan pada situasi yang merisaukan hatinya. Zahrana tidak suka dengan lamaran Pak Karman, namun disisi lain sebagai pemilik rumah harus bisa menghormati tamu. Maka berdasarkan perkataan Napoleon Hill, Zahrana mampu bersikap bijaksana saat menghadapi Pak Karman dan rombongan. Sebagai pemilik rumah yang baik, Zahrana mampu memuliakan tamu dengan bersikap tenang, berbicara secara tepat, rendah hati, dan santun, meskipun di dalam hati sebenarnya memberontak. Kok tugasnya membaca buku tentang puasa Bu. Memang pelajaran kita pelajaran agama. Pelajaran kita kan tentang menggambar teknik listrik Bu? Dengan tersenyum Zahrana menjawab, Justru itulah karena dalam menggambar teknik listrik memerlukan kesabaran yang tinggi. Maka ibu ingin kalian memiliki ruh kesabaran itu. Mumpung kita masuk bulan puasa. Ayo kita kaji hubungan puasa dengan kesabaran.dan hubungan puasa dengan penghematan. Dan juga hubungan puasa dengan prestasi umat Islam (El Shirazy, 2013:261). Banyak hal yang dapat diperoleh dari kegiatan membaca, bahkan dengan membaca dikatakan dapat menguasai dunia. Buku ibarat jendela informasi, dibebaskan bagi siapa saja yang ingin membukanya untuk mendapatkan banyak hal yang ingin diketahui. Semakin banyak membaca buku, maka semakin banyak ilmu yang dimiliki, semakin banyak ilmu yang dimiliki, maka semakin banyak pengalaman untuk menjalani kehidupan. Kegemaran membaca dapat diterapkan sedini mungkin, agar kegemaran membaca tersebut berlanjut sepanjang usia. Sebagai seorang guru, Zahrana mencoba menerapkan kegemaran membaca kepada siswa-siswanya di STM Al Fatah. Meskipun saat itu pelajaran teknik listrik, namun Zahrana memberikan perintah kepada para siswanya untuk membaca buku tentang puasa. Tidak commit ada to yang user salah dengan ilmu, karena pada

175 175 dasarnya ilmu sangat luas, ilmu satu dapat dikaitkan dengan ilmu yang lain, saling melengkapi, bahkan saling menyempurnakan. p. Nilai Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 4 nilai pendidikan karakter peduli lingkungan, berikut contoh kutipannya: Di atas muka bumi ini yang paling berkuasa adalah manusia. Bentuk muka bumi ini yang menentukan adalah manusia. Dan para arsiteklah yang paling bertanggung jawab atas bentuk segala bangunan yang ada di muka bumi ini. Jika kita ingin menyelamatkan bumi ini. Jika kita sayang pada anak keturunan kita, maka kita tidak bisa asal mendirikan bangunan di muka bumi ini. Ekosistem harus benar-benar kita perhatikan. Sebisa mungkin desain kita menjaga kesehatan bumi bukan sebaliknya (El Shirazy, 2013:67). Manusia sebagai khalifah di bumi bertugas untuk menjaga alam dengan sebaik-baiknya, demi kemahslahatan hajat hidup orang banyak. Sangat penting menyelamatkan bumi dari kerusakan, salah satu cara menjaga bumi agar tidak rusak adalah dengan tidak asal-asalan mendirikan bangunan. Hal tersebut menjadi tanggung jawab bersama, khususnya arsitek. Sesuai isi pidato Zahrana, para arsitek adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas bentuk segala bangunan yang ada di bumi. Sebelum mendirikan suatu bangunan, hendaknya memperhatikan ekosistem. Selain itu juga sangat penting membuat desain bangunan yang bersahabat dengan alam bukan justru merusak. Desain harus dibuat untuk menjaga kesehatan bumi. Dan terbukti desain bangunan-bangunan klasik para pendahulu kita jauh lebih ramah kepada bumi daripada desain ultra modern. Salah satu desain yang nyaman untuk kehidupan manusia khususnya yang hidup pulau Jawa adalah desain tata kota yang telah dibuat pada masa Kerajaan Islam Mataram. Pagar-pagar desa dan kota tidak menggunakan bahan kimia seperti semen, bahkan tidak menggunakan kayu mati tetapi menggunakan commit tanaman to user hidup (El Shirazy, 2013:68).

176 176 Sebagai seorang dosen teknik sekaligus arsitek yang banyak mempelajari dan mengamati bangunan, Zahrana mendapatkan suatu fakta kebenaran bahwa para pendahulu di zaman kerajaan memiliki karakter peduli lingkungan. Hal tersebut terbukti karena desain bangunan-bangunan klasik lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan desain ultra modern yang berkembang sekarang. Salah satu desain yang menurut Zahrana nyaman untuk diterapkan adalah desain tata kota yang dibuat pada masa kerajaan Islam Mataram. Karena pagar desa dan kota dibuat dengan menggunakan tanaman hidup, bukan dari bahan kimia seperti semen atau kayu mati. Konsep arsitektur berbasis budaya tersebut perlu diterapkan untuk menjaga kelestarian bumi, khususnya untuk menangani isu-isu pemanasan dunia yang saat ini sedang menjadi permasalahan besar. Ketika pohon itu besar dan berbuah, mungkin saya sudah lama meninggal. Tetapi pohon ini akan tetap bermanfaat. Kalau hujan ia menyimpan air sehingga bukit ini tidak longsor dan kalau kemarau penduduk tidak kekurangan air (El Shirazy, 2013: ). Sikap peduli lingkungan ditunjukkan melalui tokoh Pak Kiai. Pak Kiai memiliki hobi bercocok tanam, pohon yang ditanam saat itu adalah pohon rambutan dan pohon durian. Meskipun Pak Kiai merasa tidak bisa menikmati buah dari pohon yang ditanamnya, namun tidak menyurutkan niatnya untuk tetap menanam pohon-pohon tersebut. Misalnya buah durian, pada kenyataannya pohon durian tersebut masih setengah meter, sehingga membutuhkan waktu belasan bahkan puluhan tahun untuk memanennya. Karena memang tujuan awal menanam pohon bukan untuk menikmati buahnya, melainkan memikirkan manfaat untuk jangka panjang. Tujuan Pak Kiai menanam pohon adalah jika pohon tersebut besar dapat dimanfaatkan untuk keseimbangan alam, jika hujan dapat menyimpan

177 177 air sehingga tidak longsor, jika kemarau panjang tidak kekurangan air. Pada dasarnya, semakin banyak pohon semakin banyak manfaat untuk kehidupan. Sehingga setiap individu dituntut untuk menyadari pentingnya menanam pohon untuk kelestarian alam. q. Nilai Pendidikan Karakter Peduli Sosial Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 16 nilai pendidikan karakter peduli sosial, berikut contoh kutipannya: Dua hari penuh ia sediakan waktu untuk ikut bantu-bantu di rumah Lina. Ia sempat menggoda Lina. Katanya mau dikasihkan aku kok diambil sendiri. Lina dengan enteng menjawab, Permata mulia kalau tidak segera diamankan, bisa gawat. Nanti diambil,orang. Salah sendiri kau tidak mau. Jangan nyesal ya. Ia terkekek mendengar jawaban sahabatnya itu (El Shirazy, 2013:24). Manusia adalah makhluk sosial, tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Apalagi hidup di dalam masyarakat memang ditakdirkan untuk saling bergotong royong. Di dalam kehidupan masyarakat pada umumnya, ketika saudara, tetangga, atau teman memiliki suatu acara, pasti banyak pihak yang berduyun-duyun turut membantu mulai dari persiapan, acara pelaksanaan, hingga akhir acara. Hal tersebut selain bertujuan untuk memberikan simpati, juga bertujuan meringankan pekerjaan atas kesibukan yang ada dengan cara memberikan bantuan semampunya. Kehidupan sosial tersebut tergambar di dalam cuplikan kalimat di atas. Saat Lina akan menyelenggarakan pernikahan dengan Andi, Zahrana sebagai sahabat membantu di rumah Lina selama dua hari. Ibu benar. Saya bisa merasakan apa yang ibu rasakan. Insya Allah nanti akan saya sampaikan ke Zahrana. Saya janji Pak, Bu, saya akan berjuang mati-matian agar Zahrana bisa menikah sebelum umur tiga puluh lima tahun (El Shirazy, commit 2013:45). to user

178 178 Lina memiliki empati yang tinggi terhadap perasaan Pak Munajat dan Bu Nuriyah atas pilihan hidup Zahrana yang terlalu gigih dalam mengejar prestasi dan penghargaan, sehingga di usianya yang ke-34 belum juga menikah. Bahkan banyak yang menggunjingkannya sebagai perawan tua. Lina bisa memahami perasaan orang tua Zahrana yang merasa ketakutan kalau putrinya tidak akan menikah selamanya, selain itu mereka juga khawatir jika perempuan usia 35 tahun rawan untuk melahirkan. Menanggapi pernyataan kedua orang tua Zahrana, Lina berjanji membantu dengan sungguh-sungguh agar Zahrana mendapatkan jodoh terbaik sebelum usia yang ke-35. Lina sangat peduli dengan kebahagiaan hidup Zahrana, oleh karena itu Lina tidak bisa menjodohkan Zahrana dengan orang sembarangan. Lina harus bisa menjaga perasaan Zahrana dan pria yanga akan dijodohkan, mengingat usia Zahrana yang tidak lagi muda. Perlu pertimbangan yang matang untuk memutuskan, karena laki-laki itu harus lebih tua paling tidak dua atau tiga tahun dari Zahrana. Namun biasanya lelaki yang lebih tua dari Zahrana sudah beristri. Kalau pun belum beristri jika pendidikannya imbang dengan Zahrana biasanya akan memilih yang lebih muda. Di sisi lain, Lina pun akan merasa sungkan jika ingin memperkenalkan Zahrana dengan pria yang lebih muda. Oleh karena itu, kesanggupan Lina membantu Zahrana dan keluarga menunjukkan perilaku peduli sosial. Perilaku yang perlu diteladani adalah membantu orang lain dengan sungguh-sungguh didasari rasa ikhlas. Masih ada sisa opor Bu. Apa mau dibagi ke tetangga? Lirih Zahrana sambil mengangkat mangkok besar berisi opor ayam. Yah, dibagi sama Si Mar dan Bu Karsih sana (El Shirazy, 2013:198).

179 179 Tindakan berbagi menunjukkan suatu sikap pemurah dan peduli sosial. Hal tersebut tergambar melalui tokoh Zahrana dan keluarga yang berupaya membagikan opor kepada tetangga setelah selesai acara menjamu tamu. Selain agar opor tidak tidak sia-sia, juga bertujuan berbagi berkah. Saling memberi kepada orang lain, khususnya tetangga dekat, selain menciptakan suasana kerukunan juga mendapatkan pahala dan mendatangkan lebih banyak rezeki. Karena semakin banyak memberi kepada sesama, maka akan semakin banyak mendapatkan dari Allah. Terus kebun ini jadi rindang bisa digunakan tempat main. Besok kalau panen, yang memanen mungkin cucu saya, atau cicit saya, mereka merasa senang. Ketika merasa senang, aku berharap di alam kubur juga merasakan senang. Katanya memasukkan rasa senang ke dalam hati orang Islam itu sedekah. Jadi meskipun aku tidak merasakan buahnya aku sudah bahagia. Kebahagiaanku ada pada kemanfaatan, kalau bermanfaat aku senang. Bukan pada kepemilikan (El Shirazy, 2013: ). Selain memiliki sikap peduli lingkungan, Pak Kiai juga memiliki sikap peduli sosial dari aktivitasnya berkebun. Pak Kiai memiliki cara berpikir jangka panjang dari apa yang dilakukan. Tujuan Pak Kiai berkebun bukan untuk dirinya sendiri, namun justru memikirkan untuk kemahslahatan orang banyak. Sebagai contoh nyata, Pak Kiai menanam pohon rambutan dan pohon durian selain untuk dimanfaatkan untuk keseimbangan alam, juga supaya pohon-pohon tersebut jika sudah besar dan memasuki masa panen, para generasi penerusnya bisa menikmati buah-buahan tersebut. Bahkan Pak Kiai tidak memikirkan dirinya ikut menikmati buah-buah tersebut atau tidak, bagi Pak Kiai apapun yang ia lakukan jika mampu memberikan manfaat kepada orang lain, maka hal itulah yang akan membuatnya senang. Pesan moral yang dapat commit dipelajari to melalui user tokoh Pak Kiai adalah sebisa

180 180 mungkin menjadi manusia yang bermanfaat. Berlomba-lomba dalam hal kebaikan untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat. Ketika apa yang dilakukan mampu memberikan manfaat untuk orang lain, maka amalan baiknya mengalir sepanjang masa, bahkan ketika manusia yang bersangkutan sudah meninggal. Nina mengirim balasan: Trm ksh Bu atas undangannya. Smg prnikhnnya barakah. Maaf sy tdak bisa datang sbb pada hari yang sama saya jg akan melangsungkn akad nikah di Jkt. Saling mendoakan ya Bu. Nina. Sementara Hasan mengirim balasan, Smg prnkhan Ibu pnh barakah. Maaf sy tdk bs datang Bu. Sbb hari itu saya harus mengurus beasiswa S.2 USM (Universiti Sains Malaysia). Mohon doanya. Mahasiswa penuh dedikasi seperti Hasan memang pantas mendapatkan beasiswa. Dalam hati ia berdoa semoga semua mahasiswanya berhasil dan sukses (El Shirazy, 2013: ). Perilaku berdoa untuk kebaikan orang lain membuktikan bahwa seseorang tersebut memiliki rasa peduli dan perhatian yang tinggi. Sikap peduli sosial ditunjukkan melalui sikap Nina, Hasan, dan Zahrana yang saling mendoakan dalam hal kebaikan. Nina dan Hasan berdoa agar pernikahan Zahrana dan Rahmad penuh barakah, sementara itu, Zahrana juga mendoakan agar semua mahasiswanya berhasil dan sukses. Pesan moral melalui kutipan di atas adalah selain berdoa untuk kebaikan diri sendiri, juga penting berdoa untuk kebaikan orang lain. Lina membawa Zahrana yang masih pingsan ke RS.Roemani. Lina memilihkan kamar VIP agar Zahrana bisa beristirahat dengan nyaman (El Shirazy, 2013:250). Perhelatan akad nikah dan walimatul ursy di rumah Zahrana sudah sempurna, namun pernikahan tidak terjadi karena calon suaminya meninggal tertabrak kereta api. Hal tersebut menciptakan suasana kesedihan bagi Zahrana,

181 181 keluarga, dan orang-orang yang menyaksikan kejadian tersebut. Lina membawa Zahrana yang masih pingsan ke RS Roemani dengan tujuan menjauhkan Zahrana dari peristiwa yang menciptakan trauma tersebut. Lina memilih kamar VIP agar Zahrana bisa beristirahat dengan lebih nyaman. Sikap tanggap Lina terhadap Zahrana menunjukkan bahwa Lina memiliki sikap peduli sosial yang tinggi. r. Nilai Pendidikan Karakter Tanggung Jawab Dalam novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 13 nilai pendidikan karakter tanggung jawab, berikut contoh kutipannya: Dekan dan para dosennya berusaha membujuknya dan memikirkan baik-baik peluang emas ini, tetapi ia lebih memilih membahagiakan kedua orangtuanya daripada asyik dengan kebahagiaannya sendiri. Ia berharap Allah akan memberikan gantinya yang lebih baik (El Shirazy, 2013:13). Salah satu kewajiban seorang anak adalah membahagiakan kedua orang tuanya, sementara melaksanakan kewajiban dengan sebaik-baiknya adalah wujud dari sikap tanggung jawab. Hal itu pula yang telah dilakukan Zahrana, ia memilih tidak menerima tawaran untuk mengajar di UGM dan juga tawaran kuliah S2 di Belanda karena tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya. Sebagai anak semata wayang, kedua orang tuanya menginginkan agar Zahrana menemani mereka di usia senja dengan mencari pekerjaan di Semarang. Akhirnya Allah mengabulkan doa Zahrana dan kedua orang tuanya, Zahrana mendapatkan tempat mengajar di Fakultas Teknik Universitas Mangunkarsa, Semarang. Dianggap tidak penting, karena para santri berpikiran bahwa ilmu eksak dan ilmu umum, kelak tidak akan ditanyakan di akhirat. Bagi mereka, yang terpenting adalah ilmu agama, karena ilmu itulah yang akan dibawa hingga akhirat nanti. Pikiran yang perlu diluruskan (El Shirazy, 2013:221).

182 182 Ketika mengajar di STM Al Fatah Mranggen, Demak, Zahrana merasa tertantang untuk meluruskan pemahaman tentang kebanyakan santri-santri mereka yang menganggap bahwa ilmu eksak dan ilmu murni lainnya tidak penting. Sesuai kutipan di atas, mereka menganggap bahwa yang terpenting adalah ilmu agama, karena ilmu itulah yang akan dibawa hingga akhirat nanti. Zahrana ingin menegaskan bahwa ilmu eksak dan ilmu agama sama pentingnya, karena keduanya mampu menjadikan tolok ukur untuk mencapai kesuksesan di dunia dan di akhirat. Berdasarkan perilaku tersebut, Zahrana memiliki sikap tanggung jawab untuk meluruskan sesuatu yang kurang benar sehingga menjadi benar. Pesan moral yang terkandung melalui paragarf di atas adalah jangan takut berbicara dan bertindak pada hal kebenaran. Nanti malam aku akan rembugan dengan Pak Kiai. Baik Bu Nyai. Pak Kiai dan Bu Nyai pasti berusaha mengarahkan yang terbaik (El Shirazy, 2013:234). Sebagai orang yang diceritakan taat dalam menjalankan perintah agama, Pak Kiai dan Bu Nyai memahami bagaimana bertanggung jawab dengan bijaksana. Berusaha dengan menjalankan amanah yang dipercayakan kepada mereka dengan sebaik-baiknya. Keduanya senantiasa bermusyarah sebelum pada ahirnya bisa mengarahkan jodoh yang terbaik untuk Zahrana. Dokter berjilbab itu pulang setelah bersalaman dengan Zahrana dan ibunya. Zahrana memandang sedan dokter itu hingga hilang di tikungan (El Shirazy, 2013: 268). Bu Zulaikha mampu menjalankan peran sebagai tamu yang baik. Karena berpamitan dan bersalaman dengan Zahrana dan Bu Nuriyah sebelum akhirnya pulang. Zahrana pun selaku tuan commit rumah juga to user mampu menjalankan peran sebagai

183 183 tuan rumah yang baik, karena bersedia mengantarkan tamu hingga ke depan rumah dan menyaksikan tamu hingga tidak terlihat. 5. Relevansi Novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy dengan Pembelajaran Sastra Habiburrahman menjelaskan proses kreatif kepenulisan novel Cinta Suci Zahrana sebagai berikut: Melihat fenomena tentang perempuan modern saat ini yang terlalu sibuk mengejar prestasi akademik dan karier pekerjaan, banyak dari mereka yang berprofesi sebagai manajer, dosen, guru, dokter dan sebagainya, setelah mereka hidup mapan dan memiliki segala sesuatu seperti uang, rumah, mobil, dan kekayaan lain, baru mereka menyadari kekosongan hidup karena belum menikah, membina keluarga dan memiliki anak. Fenomena ini tidak hanya di Indonesia, namun kasus seperti ini juga saya temui di Eropa. Selain sibuk berkarier, biasanya mereka memiliki idealisme tinggi dalam menentukan target hidup, oleh karena itu selalu menuntut kesempurnaan. Di saat tergugah hatinya untuk menikah, namun usia mereka tidak lagi muda, hal tersebut yang menjadikan suatu permasalahan karena sulit mencari pasangan yang sepadan (Hasil wawancara, 18 Mei 2014). Terkait pertanyaan hal esensial pokok yang ingin disampaikan Habiburrahman kepada pembaca, berikut jawabannya kepada peneliti: Diantaranya menjaga kesucian cinta, bagi kaum perempuan agar menyeimbangkan prestasi akademik dan kodrat sebagai perempuan pada umumnya. Karena aturan menikah selain diatur dalam hukum agama, juga diatur dalam adat, umur khususnya dunia kesehatan, dan juga planning masa depan. Selain itu juga saya ingin meluruskan bahwa islam sangat menghargai perempuan, karena ada sebagian orang yang beranggapan bahwa perempuan di dalam islam seolah-olah direndahkan. (Hasil wawancara, 18 Mei 2014). Atin Kurniawati, S.Pd. selaku mahasiswa S2 Linguistik UGM, menyukai gaya bahasa yang digunakan Habiburrahman dalam bercerita. Berikut pernyataannya:

184 184 Gaya bahasa Kang Abik yang saya sukai adalah caranya mendeskripsikan sesuatu, khususnya mendeskripsikan tempat, dan itu juga dapat ditemui dalam novel Cinta Suci Zahrana (Hasil wawancara, 27 Mei 2014). Selain itu, Atin juga berpendapat bahwa novel Cinta Suci Zahrana dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk mata kuliah stilistika, berikut pernyataannya: Bisa saja novel Cinta Suci Zahrana dijadikan sebagai salah satu bahan analisis stilistika, untuk mata kuliah stilistika bisa diterapkan untuk mahasiswa yang sudah mendapatkan pengetahuan mengenai linguistik, mungkin semester pertengahan hingga akhir untuk S1. Kalau saya S2 ini mendapatkan mata kuliah stilistika saat semester 2 (Hasil wawancara, 18 Mei). Menurut Andaria Rhoma Rosita Sari, mahasiswa sastra Indonesia UNS, novel Cinta Suci Zahrana adalah novel yang baik, berikut pendapatnya: Karya yang sungguh luar biasa. Kang Abik mampu mengekspresikan cinta dalam bentuk yang sempurna. Bahwa cinta itu adalah anugerah Allah yang sangat agung. Ketika banyak penulis yang menggambarkan bahwa cinta itu cengeng dan seenaknya mengumbar nafsu, dalam novel ini justru sebaliknya. Cinta itu suci yang tidak perlu dikeruhkan dengan nafsu yang berlebihan serta cinta itu menguatkan dan bukan melemahkan. Kang Abik juga ingin menyampaikan bahwa muara cinta itu sesungguhnya hanya Allah semata melalui tokoh Zahrana Cara Kang Abik menyampaikan cerita sangat detail dan memiliki keindahan berbahasa. Cara mendeskripsikan sesuatu sangat lihai. Misal, Keduanya lalu kembali diam. Hujan semakin deras. Anak itu akhirnya tertangkap oleh tangan ibunya. Sang anak meronta tapi cengkeraman sang ibu lebih kuat. Keduanya basah kuyup oleh hujan. Sang ibu menyeret anaknya ke rumah. Sang anak kembali berontak. sang ibu jengkel ia pukul pantat anaknya agak keras. Anak itu menangis (hal. 39) (Hasil wawancara, 29 Mei 2014). Akademisi (dosen) FKIP Bahasa dan Sastra Indonesia UNS, Drs. Yant Mujiyanto, M.Pd. juga menanggapi novel Cinta Suci Zahrana sebagai novel yang bagus,

185 185 Novel ini (Cinta Suci Zahrana) adalah novel yang bagus, berhasil melukiskan kehidupan masyarakat pinggiran dari keluarga sederhana yang bercita-cita tinggi digabungkan dengan fenomena modernitas. Kang Abik bisa mengemasnya dengan apik, dengan bahasa yang mengalir lancar, dialog-dialog yang hidup, konflik yang seru, diselingi pesan-pesan moral yang cukup sar i. materi cerita dan cara penyampaiannya sebenarnya ringan, namun isinya cukup bernas. ENTENG BERISI (Hasil wawancara, 5 Mei 2014). Melalui Tuwiyem, S.Pd. pembaca dari kalangan tenaga pendidik mengungkapkan ciri khas kepengarangan seorang Habiburrahman, berikut pandangannya: Tokoh yang dimunculkan biasanya tokoh terpelajar, banyak yang berlatar belakang pesantren, ciri tokoh ikhwan yang ditampilkan selalu ikhwan super yang mampu menyelesaikan berbagai masalah dengan kelembutan dan cinta. Sementara akhwat yang ditampilkan biasanya akhwat yang bermasalah dengan cinta (Hasil wawancara, 29 Juni 2014). Sementara itu, terkait analisis stilistika dan nilai-nilai pendidikan karakter, Drs. Yant Mujiyanto menyampaikan bahwa novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy dapat dijadikan sebagai salah satu bahan kajian. Berikut pandangannya: Novel Cinta Suci Zahrana dapat dijadikan sebagai salah satu bahan kajian karena memenuhi syarat dulce et utile, mengandung pendidikan (karakter), bahasanya standar berbobot sastra (Hasil wawancara, 5 Mei 2014). Novel Cinta Suci Zahrana mengandung nilai pendidikan karakter dan pesan moral yang bermanfaat bagi pembaca, Drs. Yant menyampaikan pandangannya sebagai berikut: Cinta Suci Zahrana mengandung nilai-nilai pendidikan karakter karena didalamnya ada religiusitas, perjuangan untuk mandiri, solidaritas sosial, etos studi dan kerja, cinta ilmu, kerja keras, dll (Hasil wawancara, 5 Mei 2014).

186 186 Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia PBS FKIP UMS, Prof. Dr. ali Imron Al- Ma ruf, M. Hum dalam wawancaranaya (5 Mei 2014), mengatakan bahwa stilistika dapat dijadikan sebagai salah satu kuliah mandiri. Karena ilmu tersebut sangat penting, jawaban Prof. Ali sebagai berikut: Stilistika bisa dijadikan sebagai mata kuliah mandiri, di sini ada, saya tadi mengajar stilistika, baru saja. Jadi stilistika itu penting diajarkan pada mahasiwa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia FKIP atau mahasiswa sastra apa saja di Fakultas Sastra, kenapa? karena itu menjadi ilmu untuk bisa mengkaji estetika bahasa, bukan hanya sastra Mbak, misalnya bahasa iklan, bahasa politik, spanduk-spanduk iklan kampanye itu kan bagus-bagus, bisa dikaji dari segi stilistikanya. Stilistika di sini sudah mandiri untuk semester 6, di S2 UMS itu juga jadi kuliah mandiri untuk semester 2, tetapi pilihan, karena pendidikan bahasa bukan sastra murni. Stilistika kita jadikan mata kuliah mandiri karena kita ingin mahasiswa kami itu memiliki kemampuan untuk menganalisis bahasa apa pun termasuk sastra, iklan, dan sebagainya, dari perspektif estetika (Hasil wawancara, 5 Mei 2014). Pertanyaan jika novel Cinta Suci Zahrana dijadikan sebagai salah satu bahan kajian mata kuliah stilistika, berikut tanggapan Prof Ali. Ya tadi jawabannya, sama saya kira, jadi dalam pembelajaran atau perkuliahan stilistika, bahasa novel itu bisa menjadi salah satu bahasan, karena bahasa pada novel ini cukup bagus, bahasa Habiburrahman cukup lancar, demikain pula untuk pengkajian fiksi semester 4 juga bisa, tetapi ada catatannya, pengkajian novel itu hanya sekedar jembatan untuk menuju karya sastra yang literer, biasanya kan pembelajaran yang baik itu dimulai dari yang mudah ke yang sulit, bukan yang sulit ke yang mudah. Kalau mata kuliah Stilistika di sini diajarkan pada semester 6 (Hasil wawancara, 5 Mei 2014). Sementara itu, Drs. Yant Mujiyanto berpendapat mengenai stilistika dan novel Cinta Suci Zahrana untuk pembelajaran. Berikut hasil wawancaranya: Stilistika bisa dijadikan mata kuliah, tapi penyajiannya tidak perlu satu semester penuh. Pada semester yang sama bisa disajikan pula misalnya semiotik dan psikologi sastra. Materi Kuliah Stilistika bisa mengangkat Cinta Suci Zahrana sebagai objek kajian, bisa diletakkan di mata kuliah Kritik Sastra. Apresiasi dan kajian prosa fiksi, seminar sastra commit (Hasil to user wawancara, 5 Mei 2014).

187 187 Terkait keindahan dan keunikan bahasa, dari sudut pandang penulis atau sastrawan lain serta anggota Forum Lingkar Pena (FLP), Norma Ambarwati memberikan keterangan terkait kelebihan novel Cinta Suci Zahrana sebagai berikut: Iya. Banyak saya temukan keunikan dan keindahan bahasa di novel tersebut. Gaya bertutur penulis yang sangat puitis di beberapa bagian dalam novel ini menjadi salah satu daya tarik saat membacanya. Misalnya, pada halaman awal cerita, Kang Abik menggunakan kata-kata: Mendung menggantung. Langit kelam. Gerimis perlahan turun. Titik air membasahi tanah, rerumputan, genting juga landasan terbang. Sebuah pesawat turun. Suaranya menderu. Roda-rodanya menapak dan mencengkeram landasan. (Hasil wawancara, 15 Juni 2014) Pendapat lain terkait bahasa dalam novel Cinta Suci Zahrana dikemukakan oleh Asri Istiqomah, S.Sos. penulis dan anggota FLP, berikut keterangannya: Sebagaimana novel Habiburrahmna El Shirazy lainnya, novel Cinta Suci Zahrana banyak mengandung keindahan bahasa, diksi yang dipilih mengalir dan romantis (Hasil wawancara 8 Juni 2014). Muslikhah, mahasiswa S1 Sastra Arab UNS mengungkapkan bahwa novel Cinta Suci Zahrana mengandung nilai-nilai pendidikan karakter, Iya, karena dalam novel itu pengarang menggambarka sifat sifat baik seperti percaya diri, religius, kasih sayang, jujur dan tanggung jawab, baik dan rendah hati, kepedulian suka bekerja keras, dan tidak mudah menyerah (Hasil wawancara, 1 Juni 2014). Muslikhah juga menyampaikan Bahasanya mudah dipahami, banyak bahasa Jawa yang digunakan di dalamnya karena memang mengambil tempat di Jawa tengah. Yuniah, S.Pd. selaku tentor bahasa Indonesia menyatakan bahwa novel Cinta Suci Zahrana dapat dikaji dari segi keindahan dan nilai pendidikan karakter, berikut pendapatnya:

188 188 Saya kira bisa jika novel ini dikaji dari segi keindahan bahasa dan nilai karakternya, karena Habiburrahman memiliki gaya bercerita yang khas, bersifat keagamaan sehingga pembaca bisa menemukan style penulis didukung dengan kandungan nilai karakter yang ada di dalamnya menjadikan novel ini layak untuk dikaji lebih dalam (Hasil wawancara, 22 Juni 2014). Stilistika sebagai ilmu yang mengkaji tentang gaya, perlu dijadikan sebagai mata kuliah mandiri. Karena ilmu tentang stilistika sangat luas, kajiannya tidak hanya pada bahasa pada sastra, namun bahasa pada umumnya. Melalui pengkajian stilistika pada suatu karya tertentu, maka akan diperoleh suatu pemahaman tentang gaya khas dari suatu kepengarangan. Stilistika dapat diterapkan di perguruan tinggi pada tingkat semester berapa pun disesuaikan dengan silabus dan RMP suatu universitas, tujuannya memperdalam pemahaman mahasiswa terkait stilistika dari pengetahuan yang diperoleh dari jenjang pendidikan sebelumnya. Semasa SMP dan SMA mengenal stilistika sebagai suatu majas, di ranah perguruan tinggi ilmu tersebut dapat dikembangkan sehingga mahasiswa bisa lebih berpikir kritis dengan ilmu yang lebih kompleks, selain itu juga bertujuan agar mahasiswa mampu mengapresiai sastra sehingga dapat mencapai keterampilan berbahasa. Stilistika dalam konteks berikut adalah stilistika untuk mengkaji ketiga genre sastra yang terdiri atas drama, puisi, dan prosa. Jadi sebelum dosen memberikan mata kuliah stilistika, dosen harus terlebih dahulu menyelesaikan teori tentang puisi, drama, dan prosa. Tidak seluruh perguruan tinggi menerapkan stilistika sebagai kuliah mandiri, namun menjadikan stilistika sebagai salah satu pendekatan. Salah satu Universitas yang sudah menerapkan stilistika sebagai mata kuliah mandiri adalah Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kantor instansi di Jl. Jend. A. Yani Pabelan Kartasura, Solo

189 189 Mata kuliah stilistika diberikan pada mahasiswa semester 6 Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. Jumlah SKS 2 pada pertemuan ke-12. Relevansi mata kuliah stilistika di UMS pada mahasiswa semester 6 dengan hasil penelitian novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy, didukung teori stilistika diperguruan tinggi, hasil wawancara dengan akademisi, mahasiswa S1 dan S2, penulis novel, penulis/sastrawan, masyarakat pembaca, dan pihak-pihak yang bekerja di bidang pendidikan bahwa Novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy dapat dijadikan sebagai salah satu bahan kajian mata kuliah stilistika. Bahasa yang digunakan adalah bahasa dalam kehidupan sehari-hari, sehingga lancar untuk dibaca dan dianalisis sebelum menganalisis karya sastra yang lebih literer. Selain itu juga terdapat nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat dipahami secara implisit dan eksplisit untuk memperkaya pengalaman hidup, khususnya bagi wanita agar mampu menyeimbangkan idealisme. Relevansi novel Cinta Suci Zahrana dan nilai-nilai pendidikan karakter dengan pembelajaran di perguruan tinggi sesuai dengan RMP di UMS, yang berisi sebagai berikut. Standar kompetensi: mampu melakukan stilistika sebagai karya sastra melalui analisis struktur/unsur-unsur dan pengungkapan gagasan/maknanya. Kompetensi dasar: memahami cara melakukan kajian stilistika fiksi (cerpen/novel). Indikator: pertama, mampu menjelaskan cara melakukan kajian stilistika fiksi; kedua, mampu melakukan kajian stilistika fiksi.

190 190 B. Pembahasan Novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy termasuk jenis novel pop karena menceritakan kisah percintaan, khususnya mengangkat tema perawan tua. Keistimewaannya, kisah cinta tersebut dikemas dalam terminologi agama. Gaya kepengarangan Habiburrahman adalah berdakwah melalui novel. Sebagai sutradara, dai, novelis, dan penyair, Habiburahman memiliki sejumlah aktivitas di berbagai tempat, baik pada ranah nasional maupun internasional. Sebagai pengamat yang baik, Habiburrahaman mampu mengontemplasikan apa yang ia lihat, dengar, dan rasakan hingga mampu membuat suatu karya. Kehidupan terkait IPOLEKSOSBUDHANKAM juga termuat dalam novel Cinta Suci Zahrana. Novel Cinta Suci Zahrana (CSZ) memiliki gaya bahasa penceritaan yang lancar, selain itu juga terkandung nilai-nilai pendidikan karakter baik secara tersirat dan tersurat. Cara Habiburrahman bercerita melalui novel CSZ mencerminkan kehidupan masyarakat sehari-hari, memanfaatkan teknologi yang telah ada (blog, milis, , Handphone). Cerita disampaikan dengan memanfaat bahasa yang berkembang di masyarakat, misalnya bahasa SMS yang penuh dengan penyingkatan, bahasa gaul anak muda, bahasa jurnalistik (pada koran). Habiburrahman juga mengutip sejumlah puisi karya sastrawan lain dan lirik lagu yang ada di masyarakat (kasidah). 1. Pemanfaatan Diksi dalam Novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy Novel Cinta Suci Zahrana terdiri atas 13 diksi dengan rincian sebagai berikut: kata konotasi berjumlah 8 data; kata konkret berjumlah 5 data; kata

191 191 sapaan diri berjumlah 10 data; kata seru khas Jawa berjumlah 4 data; kata serapan dari bahasa Arab berjumlah 13 data; kata serapan dari bahasa Inggris berjumlah 8 data; kata serapan dari bahasa Jawa berjumlah 7 data; kata asing dari bahasa Arab 6 data; kata asing dari bahasa Inggris berjumlah 13 data; arkaik berjumlah 2 data; kata vulgar berjumlah 3 data, kata dengan objek realitas alam berjumlah 3 data; dan kosakata dari daerah Jawa berjumlah 15 data Kata konotasi Kata konkret Kata sapaan diri Kata seru khas Jawa Kata serapan dari bahasa Arab Kata serapan dari bahasa Inggris Kata serapan dari bahasa Jawa Kata asing bahasa Arab Kata asing bahasa Inggris Arkaik Kata vulgar Kata dengan objek realitas alam Kosakata daerah Jawa Grafik 1. Pemanfaatan Diksi dalam Novel Cinta Suci Zahrana Karya Habiburrahman El Shirazy Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Marini (2010:149), simpulannya sebagai berikut: keunikan atau kekhasan pemakaian kosakata novel Laskar Pelangi tampak pada pemilihan dan pemakaian leksikon bahasa asing, bahasa Jawa, ilmu pengetahuan, pemilihan dan pemakaian kata sapaan, serta pemilihan dan pemakaian kata konotasi pada judul. Melalui pemanfaatan diksi, akan diperoleh sejumlah fakta terkait kehidupan pengarang dalam kaitannya dengan kehidupan sehari-hari di dalam ranah agama, politik, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Tinjauan Pustaka 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA BERPIKIR A. Tinjauan Pustaka Hasil penelitian sebelumnya yang relevan dan dapat dijadikan acuan serta masukan untuk penelitian ini sebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metaforis, lokalitas merupakan sebuah wilayah tempat masyarakatnya secara

BAB I PENDAHULUAN. metaforis, lokalitas merupakan sebuah wilayah tempat masyarakatnya secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lokalitas dalam bahasa menunjukan identitas budaya yang dipakai dalam konteks sebuah komunitas bahasa dalam hal ini masyakat Minangkabau. Lokalitas dalam konteks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi diri (Chaer, 2007:33). Oleh karena itu, bahasa merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi diri (Chaer, 2007:33). Oleh karena itu, bahasa merupakan hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Chaer,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pengarang karya sastra tentu mempunyai berbagai ciri khas dalam

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pengarang karya sastra tentu mempunyai berbagai ciri khas dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengetahui dan mengerti maksud sebuah tulisan merupakan tujuan utama dalam membaca karya sastra. Karya sastra dibuat oleh pengarang karena adanya maksud atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif karena data pada penelitian ini merupakan fenomena sosial. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. Hubungan bahasa dan sastra dikatakan seperti dua sisi mata uang, keduanya tidak

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Setelah terkumpul landasan teoretis dan kerangka berpikir pada bab sebelumnya, maka langkah selanjutnya adalah metode. Metode digunakan untuk menyederhanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, memberikan saran atau pendapat, dan lain sebagainya. Semakin tinggi

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, memberikan saran atau pendapat, dan lain sebagainya. Semakin tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan yang sangat signifikan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa adanya bahasa, manusia tidak dapat mengungkapkan perasaan, menyampaikan keinginan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan 1 I. PENDAHULUAN Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan mengenai latar belakang penelitian mengenai gaya bahasa dalam kumpulan puisi Doa Untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilakan penelitian data dan

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan oleh : EMA WIDIYAS

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan untuk memahami hal-hal yang lain (KBBI, 2003: 588).

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan untuk memahami hal-hal yang lain (KBBI, 2003: 588). BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Landasan Teori 2.1.1 Konsep Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada di luar bahasa yang digunakan untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

untuk dibicarakan. Hal ini dikarenakan bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Bahasa adalah alat komunikasi manusia untuk

untuk dibicarakan. Hal ini dikarenakan bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Bahasa adalah alat komunikasi manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kajian mengenai bahasa menjadi suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan. Hal ini dikarenakan bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Bahasa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif sering disebut penelitian naturalistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran karakter menjadi orientasi pengajaran di sekolah saat ini. Sebagai aspek kepribadian, karakter merupakan cerminan dari kepribadian secara utuh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. Hubungan bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. Hubungan bahasa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. Hubungan bahasa dan sastra dikatakan seperti dua sisi mata uang, keduanya tidak biasa dipisahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi anggota

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi anggota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi anggota masyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pesan dari dalam diri manusia yang berupa,

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO. Jurnal Publikasi Skripsi

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO. Jurnal Publikasi Skripsi ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO Jurnal Publikasi Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia

Lebih terperinci

Novel Selamat Tinggal Jeanette merupakan novel yang mempunyai latar belakang adatistiadat

Novel Selamat Tinggal Jeanette merupakan novel yang mempunyai latar belakang adatistiadat Novel Selamat Tinggal Jeanette merupakan novel yang mempunyai latar belakang adatistiadat Jawa dan perpaduan antara Jawa dan Prancis. Perpaduan budaya tersebut berdampak memperkaya bahasa yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut berjudul Gaya Bahasa Sindiran pada Rubrik Kartun Terbitan Kompas Edisi

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut berjudul Gaya Bahasa Sindiran pada Rubrik Kartun Terbitan Kompas Edisi 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian tentang gaya bahasa pernah dilakukan oleh Hendra Bharata. Penelitian tersebutu tentang gaya bahasa sindiran pada rubrik komik. Penelitian tersebut

Lebih terperinci

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang 1 PENDAHULUAN Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan berbagai masalah yang dihadapinya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Analisis Gaya Bahasa pada Lirik Lagu Grup Band Noah dalam Album Seperti Seharusnya (Edi Yulianto, 2015)

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Analisis Gaya Bahasa pada Lirik Lagu Grup Band Noah dalam Album Seperti Seharusnya (Edi Yulianto, 2015) 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan memberikan pemaparan mengenai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian sejenis yang peneliti temukan dalam bentuk

Lebih terperinci

PEMANFAATAN GAYA BAHASA DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE LIYE. SKRIPSI Oleh :

PEMANFAATAN GAYA BAHASA DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE LIYE. SKRIPSI Oleh : 1 PEMANFAATAN GAYA BAHASA DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE LIYE SKRIPSI Oleh : VINA ESTI SURYANI X1206062 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kemampuan Menurut Moeliono (2002:701) kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Selanjutnya Menurut Moenir (2001:16) kemampuan berasal dari kata dasar mampu yang jika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan novel Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer. Pertama,

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan novel Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer. Pertama, 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Novel Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer Karya Pramoedya Ananta Toer sudah pernah dikaji oleh beberapa mahasiswa. Berikut ini kajian yang berkaitan

Lebih terperinci

GAYA BAHASA DALAM CERITA MADRE KARYA DEWI LESTARI

GAYA BAHASA DALAM CERITA MADRE KARYA DEWI LESTARI 1 GAYA BAHASA DALAM CERITA MADRE KARYA DEWI LESTARI Akmaliatus Saida 1 Wahyudi Siswanto 2 Heri Suwignyo 2 E-mail: misscute_71p@yahoo.com Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang No. 5 Malang 65145 ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan karya ilmiah tentunya tidak terlepas dari buku-buku pendukung

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan karya ilmiah tentunya tidak terlepas dari buku-buku pendukung BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Penulisan karya ilmiah tentunya tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan. Ada beberapa buku yang dipakai dalam memahami dan mendukung penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 GAYA BAHASA IKLAN

BAB 2 GAYA BAHASA IKLAN BAB 2 GAYA BAHASA IKLAN 2.1 Gaya Bahasa 2.1.1 Pengertian Gaya Bahasa Gaya bahasa adalah pemanfaatan atas kekayaan bahasa seseorang dalam bertutur atau menulis, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut: simpulan, implikasi, dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi merupakan bentuk karya sastra yang sangat populer di kalangan masyarakat sampai saat ini. Puisi digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena kemajuan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan induk dari seluruh disiplin ilmu. Pengetahuan sebagai hasil proses belajar manusia baru tampak nyata apabila dikatakan, artinya diungkapkan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PEMAKAIAN GAYA BAHASA DALAM WACANA STIKER KENDARAAN BERMOTOR (TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK)

KARAKTERISTIK PEMAKAIAN GAYA BAHASA DALAM WACANA STIKER KENDARAAN BERMOTOR (TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK) KARAKTERISTIK PEMAKAIAN GAYA BAHASA DALAM WACANA STIKER KENDARAAN BERMOTOR (TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mendapatkan Gelar S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari sastra. Pemakaian bahasa dalam karya sastra mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari sastra. Pemakaian bahasa dalam karya sastra mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya dan kegiatan seni yang berhubungan dengan ekspresi dan penciptaan. Media utama dalam karya sastra adalah bahasa, sehingga tidak dapat dilepaskan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. singkat penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. singkat penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya bahasa adalah gaya bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003:

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003: 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Lirik Lagu Sebagai Genre Sastra Lirik mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono

Lebih terperinci

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom RAGAM TULISAN KREATIF C Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom HAKIKAT MENULIS Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil karya manusia, baik lisan maupun tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki nilai estetika yang dominan

Lebih terperinci

TEMA DAN GAYA BAHASA KARYA HAJI ABDUL MALIK

TEMA DAN GAYA BAHASA KARYA HAJI ABDUL MALIK TEMA DAN GAYA BAHASA MENJEMPUT TUAH MENJUNJUNG MARWAH KARYA HAJI ABDUL MALIK ARTIKEL E-JOURNAL Oleh Fatih Muftih NIM 090388201097 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) menjadi sebuah proses belajar bahasa yang berada pada fase paling penting bagi penguasaan bahasa siswa, karena siswa

Lebih terperinci

ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Mei Arisman Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan Sastra sering kali dihubungkan sebagai suatu kata atau kalimat yang mengandung berbagai makna atau banyak makna yang sangat sulit

Lebih terperinci

BABII LANDASAN TEORI. secara indah (Keraf, 2002: 112). Secara singkat (Tarigan, 2009:4) mengemukakan bahwa

BABII LANDASAN TEORI. secara indah (Keraf, 2002: 112). Secara singkat (Tarigan, 2009:4) mengemukakan bahwa BABII LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Bahasa Gaya bahasa dalam retorika dikenal dengam istilah style. Kata style diturunkan dari bahasa latin stylus, yaitu semacam alat untuk menulis pada lempengan lilin. Pada

Lebih terperinci

I. KAJIAN PUSTAKA. yakni bentuk novel lebih pendek dibanding dengan roman, tetapi ukuran

I. KAJIAN PUSTAKA. yakni bentuk novel lebih pendek dibanding dengan roman, tetapi ukuran I. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Novel Istilah novel sama dengan istilah roman, kata novel berasal dari bahasa Italia dan berkembang di Inggris dan Amerika Serikat. Roman dan novel mempunyai perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangsari memiliki beberapa upacara adat Jawa, salah satu di

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangsari memiliki beberapa upacara adat Jawa, salah satu di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Karangsari memiliki beberapa upacara adat Jawa, salah satu di antaranya yaitu upacara perkawinan adat Jawa. Perkawinan adat Jawa memiliki berbagai bentuk upacara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penelitian dengan menggunakan kajian stilistika yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. penelitian dengan menggunakan kajian stilistika yaitu: 14 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang gaya bahasa telah dilakukan oleh beberapa peneliti lain dengan objek penelitian yang berbeda. Berikut ini merupakan beberapa contoh penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah karya kreatif dan imajinatif dengan fenomena hidup dan kehidupan manusia sebagai bahan bakunya. Sebagai karya yang kreatif dan imajinatif

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN. Diksi dan Gaya Bahasa Novel Moga Bunda Disayang Allah Karya Tere Liye. Oleh: ROSA MAULIDYA

ARTIKEL PENELITIAN. Diksi dan Gaya Bahasa Novel Moga Bunda Disayang Allah Karya Tere Liye. Oleh: ROSA MAULIDYA ARTIKEL PENELITIAN Diksi dan Gaya Bahasa Novel Moga Bunda Disayang Allah Karya Tere Liye Oleh: ROSA MAULIDYA 0910013111201 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa yang terdapat dalam karya sastra memiliki keunikan tersendiri. Begitu pun penggunaan bahasa dalam novel angkatan Balai Pustaka. Penulis novel angkatan

Lebih terperinci

MACAM-MACAM MAJAS (GAYA BAHASA)

MACAM-MACAM MAJAS (GAYA BAHASA) gaya bahasa (majas) - 1 - MACAM-MACAM MAJAS (GAYA BAHASA) 1. Klimaks Adalah semacam gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal yang dituntut semakin lama semakin meningkat. Contoh : Kesengsaraan membuahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup diperhitungkan karya-karyanya dan dianggap sebagai pengarang produktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Bahasa Karya Sastra

BAB I PENDAHULUAN  A. Bahasa Karya Sastra BAB I PENDAHULUAN Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan itu beraneka

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. fiksi yaitu cerita rekaan atau cerita khayalan. Hal ini disebabkan fiksi merupakan karya naratif

BAB II KAJIAN PUSTAKA. fiksi yaitu cerita rekaan atau cerita khayalan. Hal ini disebabkan fiksi merupakan karya naratif BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Karya Sastra Fiksi dan Nonfiksi Karya sastra terbagi menjadi dua yaitu, karya sastra fiksi dan karya sastra nonfiksi. Karya sastra fiksi yaitu cerita rekaan atau cerita khayalan.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM IKLAN DI RCTI. E- mail : ABSTRAK

PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM IKLAN DI RCTI. E- mail : ABSTRAK PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM IKLAN DI RCTI Sri Rahayu 1, Yetty Morelent 2, Gusnetti 2 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang

Lebih terperinci

Gaya Bahasa dalam Karangan Bahasa Jawa Siswa Kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/2012

Gaya Bahasa dalam Karangan Bahasa Jawa Siswa Kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/2012 1 Gaya Bahasa dalam Karangan Bahasa Jawa Siswa Kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/2012 Tisa Rahayu Vitiana 1 Sumadi 2 Dwi Sulistyorini 2 Universitas Negeri Malang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI BENTUK GAYA BAHASA DALAM KARIKATUR POLITIK PADA MEDIA INTERNET NASKAH PUBLIKASI

IDENTIFIKASI BENTUK GAYA BAHASA DALAM KARIKATUR POLITIK PADA MEDIA INTERNET NASKAH PUBLIKASI IDENTIFIKASI BENTUK GAYA BAHASA DALAM KARIKATUR POLITIK PADA MEDIA INTERNET NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Dari beberapa penelusuran, tidak diperoleh kajian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini. Adapun penelitian yang hampir sama adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak masih terpinggirkan dalam khazanah kesusastraan di Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang sastra anak. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan gaya bahasa. Gaya bahasa atau Stile (style) adalah cara pengucapan

BAB I PENDAHULUAN. dengan gaya bahasa. Gaya bahasa atau Stile (style) adalah cara pengucapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya dan kegiatan seni yang berhubungan dengan ekspresi, seni dan penciptaan. Bahasa yang digunakan dalam sastra mengemban fungsi utama sebagai fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk realita dari hasil imajinasi dan pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana ekspresi pengarang saja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan sastra memiliki hubungan yang erat. Kekuatan sastra berada pada kekuatan dan cara pengarang menggunakan bahasa. Melalui bahasa, seorang pengarang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan

Lebih terperinci

Kajian Stilistika dalam Karya Sastra

Kajian Stilistika dalam Karya Sastra Kajian Stilistika dalam Karya Sastra Gaya diartikan sesuai dengan tujuan dan efek yang ingin dicapainya. Dalam kreasi penulisan sastra, efek tersebut terkait dengan upaya pemerkayaan makna, baik penggambaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan sastra yaitu tentang gaya bahasa pada novel. Penelitian itu yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan sastra yaitu tentang gaya bahasa pada novel. Penelitian itu yang dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Selama ini penelitian yang membahas tentang masalah Penggunaan Gaya Bahasa dalam Berita Infotaimen belum pernah dilakukan hanya berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada Acara Indonesia Lawak Klub Di Trans 7 ini membutuhkan penelitian yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada Acara Indonesia Lawak Klub Di Trans 7 ini membutuhkan penelitian yang 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA Penelitian yang berjudul Analisis Satire dalam Penggunaan Bahasa Indonesia pada Acara Indonesia Lawak Klub Di Trans 7 ini membutuhkan penelitian yang relevan sebagai bahan pembanding.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi 1 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab 1, peneliti akan memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi operasional. 1.1 Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Analisis Gaya Bahasa pada Album Musik Lethologica Karya Band Letto dan

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Analisis Gaya Bahasa pada Album Musik Lethologica Karya Band Letto dan BAB II LANDASAN TEORI Penelitian Analisis Gaya Bahasa pada Album Musik Lethologica Karya Band Letto dan Alternatif Penerapannya dalam Pembelajaran Gaya Bahasa Puisi di SMA Kelas X Semester I berkaitan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN KATA KHUSUS PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN

PENGGUNAAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN KATA KHUSUS PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN PENGGUNAAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN KATA KHUSUS PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan bagian dari kehidupan manusia, yang berkaitan dengan memperjuangkan kepentingan hidup manusia. Sastra merupakan media bagi manusia untuk berkekspresi

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Penelitian ini melibatkan beberapa konsep, antara lain sebagai berikut: 2.1.1 Gambaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:435), gambaran

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA IKLAN ELEKTRONIK PRODUK KOSMETIK. Fadlun Al fitri

ANALISIS GAYA BAHASA IKLAN ELEKTRONIK PRODUK KOSMETIK. Fadlun Al fitri Telangkai Bahasa dan Sastra, April 2014, 108-116 Copyright 2014, Program Studi Linguistik FIB USU, ISSN 1978-8266 Tahun ke-8, No 1 ANALISIS GAYA BAHASA IKLAN ELEKTRONIK PRODUK KOSMETIK Fadlun Al fitri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Karya sastra terbagi menjadi dua yaitu, karya sastra nonfiksi dan fiksi. Karya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Karya sastra terbagi menjadi dua yaitu, karya sastra nonfiksi dan fiksi. Karya 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Karya Sastra Nonfiksi dan Fiksi Karya sastra terbagi menjadi dua yaitu, karya sastra nonfiksi dan fiksi. Karya sastra nofiksi adalah karya sastra yang ditulis berdasarkan kajian

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA NOVEL LA GRANDE BORNE KARYA NH. DINI

ANALISIS GAYA BAHASA NOVEL LA GRANDE BORNE KARYA NH. DINI ANALISIS GAYA BAHASA NOVEL LA GRANDE BORNE KARYA NH. DINI ARTIKEL E-JOURNAL Oleh ALIMUN AKBAR SIREGAR NIM 090388201020 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik, baik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Sastra merupakan wahana komunikasi kreatif dan imajinatif. Sastra lahir karena dorongan keinginan dasar manusia untuk mengungkapkan diri, apa yang telah dijalani

Lebih terperinci

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN ENCEP KUSUMAH MENU UTAMA PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN UNSUR PROSA FIKSI CERPEN NOVELET NOVEL GENRE SASTRA SASTRA nonimajinatif Puisi - esai - kritik - biografi - otobiografi - sejarah - memoar - catatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. Ungkapan tersebut berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, semangat, dan keyakinan dalam suatu kehidupan, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil ungkapan kejiwaan seorang pengarang, yang berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik suasana pikir maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya terdapat daya kreatif dan daya imajinasi. Kedua kemampuan tersebut sudah melekat pada jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang penelitian. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada unsur intrinsik novel, khususnya latar dan objek penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa. Bahasa sebagai medium karya sastra. Bahasa sudah menjadi sistem

Lebih terperinci

KONTRIBUSI MINAT BACA PUISI DAN PENGUASAAN GAYA BAHASA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI

KONTRIBUSI MINAT BACA PUISI DAN PENGUASAAN GAYA BAHASA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KONTRIBUSI MINAT BACA PUISI DAN PENGUASAAN GAYA BAHASA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI Asri Wahyuni Sari, Diyan Permata Yanda Dosen Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan salah satu bentuk seni yang diciptakan melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan karya sastra merupakan

Lebih terperinci

BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI

BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI Ma mur Saadie SASTRA GENRE SASTRA nonimajinatif - esai - kritik - biografi - otobiografi - sejarah - memoar - catatan harian Puisi imajinatif Prosa Fiksi Drama GENRE SASTRA

Lebih terperinci

POLA GAYA BAHASA DALAM TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA MAARIF LAWANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Dianti Setia Dharma 1 Sumadi 2 Titik Harsiati 3

POLA GAYA BAHASA DALAM TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA MAARIF LAWANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Dianti Setia Dharma 1 Sumadi 2 Titik Harsiati 3 POLA GAYA BAHASA DALAM TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA MAARIF LAWANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Dianti Setia Dharma 1 Sumadi 2 Titik Harsiati 3 Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang E-mail: dianti_arko@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Lirik itu mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan

BAB II LANDASAN TEORI. Lirik itu mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan BAB II LANDASAN TEORI A. Lirik Lagu Sebagai Genre Sastra Lirik itu mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi, (2) adalah susunan sebuah nyanyian (Moeliono

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Yang Relevan Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy sesuai dengan tinjauan terhadap penelitian sebelumnya yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN PUISI DOA UNTUK ANAK CUCU SEBAGAI BAHAN AJAR Oleh

GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN PUISI DOA UNTUK ANAK CUCU SEBAGAI BAHAN AJAR Oleh GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN PUISI DOA UNTUK ANAK CUCU SEBAGAI BAHAN AJAR Oleh Era Octafiona Kahfie Nazaruddin Wini Tarmini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung e-mail : eraoctafiona@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah ungkapan pribadi seorang penulis yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi yang diciptakan oleh sastrawan melalui kontemplasi dan suatu refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam

Lebih terperinci

GAYA BAHASA MARIO TEGUH DALAM ACARA GOLDEN WAYS SEBAGAI ALTERNATIF KAJIAN PENGEMBANGAN

GAYA BAHASA MARIO TEGUH DALAM ACARA GOLDEN WAYS SEBAGAI ALTERNATIF KAJIAN PENGEMBANGAN GAYA BAHASA MARIO TEGUH DALAM ACARA GOLDEN WAYS SEBAGAI ALTERNATIF KAJIAN PENGEMBANGAN Oleh Windo Dicky Irawan Farida Ariyani Email: windoirawan8@gmail.com Abstract Every language expression (form) has

Lebih terperinci