BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Sejarah Taman Kanak-kanak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Sejarah Taman Kanak-kanak"

Transkripsi

1 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Taman Kanak-kanak 1. Sejarah Taman Kanak-kanak Sejarah munculnya Taman Kanak-kanak dimulai pada tahun 1840-an. Berangkat dari keprihatinan seorang tokoh bernama Friedrich Froebel akan kualitas pendidikan bagi anak-anak kecil menuntunnya ke arah pendidikan Taman Kanak-kanak yang secara harfiah berarti taman bagi anak-anak. Pendiri Taman kanak- Kanak mengerti bahwa anak-anak ibarat tanaman yang tumbuh dan memerlukan pengasuhan serta pemeliharaan yang baik (Santrock 2002, dalam Maizida, 2007). Pada tahun 1922 Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Indria yaitu sarana pendidikaan untuk anak prasekolah. Bersama dengan berdirinya Taman Indria, berdiri pula Taman Kanak-kanak dengan nama Bustanul Athfal yang disponsori oleh organisasiorganisasi Islam. Pada tahun 1941, sekolah-sekolah Froebel dilanjutkan dengan nama Taman Kanak-kanak (Patmonodewo, 2003). Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.72 Tahun 1990 tentang pendidikan prasekolah, Bab 1 Ayat (2) dinyatakan bahwa yang dimaksudkan dengan Taman Kanak-kanak 11

2 12 adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia empat tahun sampai memasuki pendidikan dasar. 2. Tujuan Taman Kanak-kanak Program kegiatan belajar Taman Kanak-kanak yaitu membantu meletakkan dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. 3. Ruang Lingkup Taman Kanak-kanak Untuk menyederhanakan lingkup program dan menghindari tumpang tindih serta untuk memudahkan guru menyusun program pembelajaran yang sesuai dengan pengalaman mereka, maka isi program itu dipadukan dalam program kegiatan belajar yang utuh yang mencakup : a. Program kegiatan belajar (PKB) dalam rangka pembentukan perilaku melalui pembiasaan yang terwujud dalam kegiatan sehari-hari di Taman Kanak-kanak yang mencakup pengembangan moral pancasila, disiplin, perasaan/emosi, agama dan kemampuan bermasyarakat. b. Program kegiatan belajar dalam rangka pengembangan kemampuan dasar melalui kagiatan yang dipersiapkan oleh

3 13 guru meliputi pengembangan kemampuan berbahasa, daya pikir, daya cipta keterampilan dan jasmani. 4. Taman Kanak - kanak Reguler (Half Day) Menurut Nawawi (dalam Rahmawati, 2001), pendidikan reguler adalah usaha pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja, berencana, terarah dan sistematis. Sekolah reguler dimulai pukul dan berakhir pukul Sekolah reguler atau half day school menawarkan kelebihan yaitu tidak adanya metode pembelajaran yang beragam yang membuat anak merasa ringan dalam memperoleh pelajaran, sehingga tidak merasa bosan atau lelah ketika pulang sekolah. Selain itu sekolah reguler juga mempunyai kelemahan yaitu waktu efektif yang hanya selama 3 jam tidak ada aktivitas diluar jam belajar dan bermain, dan menyebabkan kurangnya waktu bermain dengan teman sebaya disekolah dan komunikasi terbuka dengan guru (Herdiana, 2007). 5. Taman Kanak - kanak Full Day a) Pengertian Full Day School Full day school adalah kata dalam bahasa inggris yang terdiri dari tiga suku kata yaitu kata Full, Day, dan School. Kata Full artinya penuh, Day artinya hari, dan School artinya sekolah. Menurut Kasubdit DEPDIKNAS, Sediono. Konsep Full Day School mangadopsi konsep Joy Full Learning-nya Jepang (anak belajar sehari penuh).

4 14 Sekolah full day merupakan model sekolah umum yang memadukan sistem pengajaran secara intensif yaitu dengan memberi tambahan waktu khusus untuk pendalaman anak. Jam tambahan tersebut dialokasikan pada jam setelah sholat dhuhur sampai ashar, sehingga praktis sekolah model ini masuk pukul pulang pukul sekolah model ini sangat diminati kalangan masyarakat modern yang mempunyai kesibukan di luar rumah sangat tinggi. Taman Kanak-kanak full day sebagai sistem pendidikan terpadu yang menawarkan keuntungan bagi anak didiknya. Anak mendapatkan metode pembelajaran yang bervariasi dari pada reguler (Herdiana, 2007). Adanya aktivitas penuh membuat waktu tidak terbatas bagi anak didik. Artinya ada aktivitas lain diluar kelas yang merupakan sisi kehidupan anak sehari-hari untuk berinteraksi dengan teman sebaya. b) Tujuan Full Day School Pada sistem pendidikan full day school sebagian besar waktu peserta didik banyak dihabiskan di lingkungan sekolah dengan tujuan untuk mengkondisikan peserta didik dengan pembiasaan positif secara terkontrol. Ada beberapa hal yang melatar belakangi munculnya full day school, antara lain : 1) Jumlah orang tua tunggal meningkat dan banyaknya aktivitas orang tua.

5 15 2) Perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat, dari masyarakat agraris menuju ke masyarakat industri. 3) Perubagahan sosial budaya mempengaruhi pola pikir dan cara pandang masyarakat. c) Keuntungan dan Kerugian Taman Kanak- kanak Full Day 1. Keuntungan a. Adanya metode belajar yang bervariasi b. Adanya waktu berinteraksi dengan teman sebaya di sekolah. 2. Kerugian a. Stimulasi pendidikan sekolah yang beragam dan mendominasi waktu berinteraksi dengan teman sebaya dirumah. b. Kehilangan waktu dirumah dan belajar tentang hidup bersama keluarga. c. Waktu berkomunikasi, bercanda, serta mempelajari semua hal dari orang tua semakin kecil. B. Perkembangan Sosial 1. Pengertian Perkembangan Sosial Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Anak harus belajar tentang cara menyesuaikan diri dengan orang lain. Kemampuan ini diperoleh anak melalui berbagai kesempatan atau pengalaman bergaul

6 16 dengan lingkungan sosialnya, baik keluarga, teman bermainnya dan orang dewasa. Apabila lingkungan sosial tersebut menfasilitasi atau memberikan peluang terhadap perkembangan anak secara positif, maka anak akan mencapai perkembangan sosial secara matang. Namun apabila lingkungan sosial kurang kondusif, seperti perlakuan orang tua yang acuh tak acuh, tidak memberikan bimbingan, pengajaran terhadap anak dalam menerapkan tatakrama, norma-norma, anak cenderung menampilkan perilaku maladjustment, seperti: a) bersifat minder; b) senang menyendiri; c) bersifat egois; d) senang mendominasi orang lain; e) kurang memiliki perasaan tenggang rasa, dan f) kurang mempedulikan norma dalam berperilaku (Yusuf, 2011). Perkembangan sosial adalah kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu bermasyarakat (sozialized) memerlukan tiga proses. Masing masing proses terpisah dan sangat berbeda satu sama lain, tetapi saling berkaitan, sehingga kegagalan dalam satu proses akan menurunkan kadar sosialisasi individu (Hurlock, 2005). Teori perkembangan sosial yang dikemukakan oleh Erik Erikson yaitu perkembangan sosial manusia sebagai satu ciri perkembangan yang terdiri dari lima tahapan dan setiap tahapan mengandung kecenderungan atau keinginan yang berkonflik.

7 17 Perkembangan sosial menurut Muhibin (dalam Nugraha dan Rachmawati, 2005) merupakan proses pembentukan social self (pribadi dalam masyarakat) yaitu pribadi dalam keluarga, budaya, dan bangsa. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1997) menyatakan bahwa perkembangan sosial adalah suatu proses perubahan yang berlangsung terus menerus menuju pendewasaan yang memerlukan adanya komunikasi dengan masyarakat. Perkembangan bagi anak sangat diperlukan karena anak merupakan manusia yang tumbuh dan kembang yang akan hidup ditengah masyarakat. Pada masa kanak-kanak merupakan masa awal kehidupan sosial yang berpengaruh bagi anak, dimana anak akan belajar mengenal dan menyukai orang lain melalui aktififtas sosial. Hal yang paling utama dalam proses perkembangan sosial adalah keluarga yaitu orang tua dan saudara kandung. Anak sebagian dari anggota keluarga, dalam pertumbuhan dan perkembangan tidak terlepas dari lingkungan yang merawat dan mengasuhnya (Wahini, 2002). Orang tua selalu mempunyai pengaruh yang kuat pada anak. Setiap orang tua mempunyai gaya tersendiri dalam hubungannya dengan anak-anaknya dan ini mempengaruhi perkembangan sosial anak (Djiwandono, 2003). Peran orang tua terhadap anak adalah mengajarkan cara

8 18 beradaptasi dengan lingkungan. Hambatan perkembangan sosial membuat anak mengalami kecemasan, sulit berinteraksi dengan orang yang baru dikenal, bisa juga jadi pemalu (Harlimsyah, 2007). Sebaliknya orang tua yang protektif, akan menjadikan anak sulit berpisah dengan orang tua, sulit mengajarkan sesuatu sendiri karena tidak diberi kesempatan. 2. Proses Sosialisasi Hurlock (2005) mengemukakan proses-proses dalam perkembangan sosialisasi, antara lain : 1) Belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial Setiap kelompok sosial mempunyai standar bagi para anggotanya tentang perilaku yang dapat diterima untuk dapat bermasyarakat anak tidak hanya harus mengetahui perilaku yang dapat diterima, tetapi mereka juga harus menyesuaikan perilaku dengan patokan yang dapat diterima. 2) Memainkan peran sosial yang diterima Setiap kelompok sosial mempunyai pola kebiasaan yang telah ditentukan dengan seksama oleh para anggotanya dan dituntut untuk dipatuhi. Sebagai contoh, ada peran yang telah disetujui bersama bagi orang tua dan anak serta bagi guru dan murid.

9 19 3) Perkembangan sikap sosial Untuk bermasyarakat atau bergaul dengan baik anakanak harus menyukai orang dan aktivitas sosial. Jika mereka dapat melakukannya mereka akan berhasil dalam penyesuaian sosial yang baik dan diterima sebagai anggota kelompok sosial tempat mereka menggabungkan diri. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak menurut Hurlock (2005), yaitu : a. Faktor Keluarga 1) Hubungan antar orang tua, antar saudara, anak dengan orang tua. Hubungan anak dengan orang tua ataupun saudara mempunyai pengaruh yang sangat kuat, akan terjalin rasa kasih sayang, dimana anak akan lebih terbuka dalam melakukan interaksi karena terjalinnya hubungan yang baik yang ditunjang oleh komunikasi yang tepat. Peran orang tua yang membimbing anak mengenal lingkungan sekitar tempat tinggal. 2) Posisi anak dalam keluarga (sulung/tengah/bungsu/tunggal) Posisi anak dalam keluarga berpengaruh pada anak. Anak yang lebih tua, atau yang jarak umurnya dengan saudaranya terlalu jauh, atau satu-satunya anak yang jenis

10 20 kelaminnya lain dari saudaranya cenderung lebih banyak menyendiri ketika berada bersama anak-anak lain. Misal anak tunggal yang sering mendapatkan perhatian yang lebih dari semestinya, akibatnya mereka mengharapkan perlakuan yang sama dari orang luar dan cepat marah jika tidak mendapatkannya. Jika hal ini terjadi berpengaruh pada kemandirian dan sosialisasi anak. 3) Jumlah keluarga Jumlah anggota yang besar berbeda dengan jumlah anggota yang sedikit. Dalam suatu keluarga mempunyai anggota keluarga yang sedikit, maka perhatian, waktu dan kasih sayang lebih tercurahkan dimana bentuk aktifitas dapat ditemani atau dibantu. Hal ini berbeda dengan anak dengan keluarga yang besar. 4) Perlakuan orang tua atau saudara terhadap anak Perlakuan orang tua terhadap anak mencerminkan perilaku sosial dan sikap anak, anak yang merasa ditolak oleh orang tua atau saudara mungkin menganut sikap kesyahidan diluar rumah dan membawa sikap ini sampai dewasa, anak semacam ini mungkin suka menyendiri. Sebaliknya penerimaan dan sikap orang tua yang penuh cinta kasih mendorong anak memiliki rasa kebersamaan.

11 21 5) Harapan orang tua Setiap orang tua memiliki harapan pada anak yang lebih baik dan terarah dalam masa depannya. Harapan orang tau adalah mempunyai anak memiliki perkembangan sesuai dengan pertumbuhannya. b. Faktor di Luar Keluarga 1) Hubungan teman sebaya Jika hubungan mereka dengan teman sabaya diluar rumah menyenangkan, mereka akan menikmati hubungan sosial dan ingin mengulanginya. Sebaliknya hubungan diluar rumah tidak menyenangkan atau menakutkan anakanak akan menghindar dan kembali ke lingkungan keluarga. 4. Ciri-ciri Perkembangan Sosial Anak Prasekolah Menurut Piaget (1998) mengatakan bahwa ciri-ciri perkembangan sosial anak prasekolah adalah: a. Usia 4 tahun Perkembangan sosial anak usia 4 tahun yang seharusnya yaitu : 1) Sangat antusias 2) Lebih menyukai bekerja dengan 2 atau 3 teman yang dipilih 3) Suka memakai baju orang tua 4) Dapat membereskan alat permainannya

12 22 5) Tidak menyukai bila dipegang tangannya 6) Menarik perhatian karena dipuji b. Usia 5 tahun Perkembangan sosial anak usia 5 tahun yang seharusnya yaitu : 1) Senang dirumah dekat dengan ibu 2) Suka membantu, ingin disuruh dan patuh 3) Senang pergi ke sekolah 4) Gembira bila berangkat dan pulang sekolah 5) Bermain dengan 2 atau 5 orang 6) Kadang-kadang malu dan sukar bicara 7) Bekerja terpacu oleh kompetensi dengan anak lain c. Usia 6 tahun Perkembangan sosial anak usia 6 tahun yang seharusnya yaitu : 1) Menjadi pusatnya sendiri 2) Mulai lepas dari ibu 3) Antusiasme yang impulsif dan kegembiraan yang meluapluap menular keteman 4) Sangat mementingkan diri sendiri, mau yang paling benar, mau menang, dan mau yang nomer satu 5) Menyukai pekerjaannya dan selalu ingin membawa pulang 6) Ada kecenderungan berlari lepas di halaman sekolah 7) Dapat menjadi faktor pengganggu di kelas

13 23 C. Karakteristik Fase Perkembangan Anak Prasekolah Anak usia prasekolah merupakan fase perkembangan individu sekitar 2-6 tahun, ketika anak mulai memiliki keadaan tentang dirinya sebagai pria atau wanita, dapat mengatur diri dalam buang air (toilet training) dan mengenal beberapa hal yang dianggap berbahaya (mencelakakan dirinya). 1. Perkembangan Fisik Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya. Proporsi tubuh dapat berubah secara dramatis, seperti pada usia tiga tahun, rata-rata tingginya sekitar cm dan beratnya sekitar kg, sedangkan pada usia lima tahun. 2. Perkembangan Intelektual Menurut Piaget, perkembangan kognitif pada usia ini berada pada periode profesional, yaitu tahap di mana anak belum mampu menguasai operasi mental secara logis. Yang dimaksud dengan operasi di sini adalah kegiatan-kegiatan yang diselesaikan secara mental bukan fisik. Keterbatasan yang menandai atas yang menjadi karaketristik periode profesional ini adalah sebagai berikut : a. Egosentrisme, yaitu maksudnya bukan Selfishness (egois) atau arogan (sombong), namun merujuk kepada :

14 24 1). Diferensiasi diri, lingkungan orang lain yang tidak sempurna. 2). Kecenderungan untuk mempersepsi, memahami dan menafsirkan. b. Kaku dalam berpikir (Rigidit of thought) Salah satu karakteristik berpikir profesional adalah kaku (Frozen). c. Semilogical reasoning Anak mencoba untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa alam yang misterius, yang dialaminya dalam kehidupan sehari-hari. 3. Perkembangan Emosional Beberapa jenis emosi yang berkembangan pada masa anak, di antaranya: takut, cemas, cemburu, kegembiraan, kasih sayang, hobi dan ingin tahu (Curiosity). 4. Perkembangan Bahasa Perkembangan bahasa anak usia prasekolah dapat di klarifikasikan dalam dua tahap, yaitu : a. Masa ketiga (2,0-2,6 tahun) bercirikan : 1) Anak sudah mulai bisa menyusun kalimat tunggal yang sempurna. 2) Anak sudah mampu memahami tentang perbandingan. 3) Anak sudah menanyakan nama dan tempat.

15 25 4) Anak sudah banyak menggunakan kata-kata yang berawalan dan kalimatnya. b. Masa keempat (2,6-6,0 tahun) bercirikan : 1) Anak sudah dapat menggunakan kalimat majemuk beserta anak kalimatnya. 2) Tingkat berfikir anak sudah mulai maju. 5. Perkembangan Sosial Tanda-tanda perkembangan sosial pada tahap ini adalah : a) Anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik dilingkungan keluarga maupun dalam lingkungan bermain. b) Sedikit demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada peraturan. c) Anak mulai menyadari hak atau kepentingan orang lain. d) Anak mulai dapat bermain bersama anak-anak lain atau teman sebayanya. 6. Perkembangan Bermain Secara psikologi, bermain mempunyai nilai-nilai yang sangat berharga bagi anak, yaitu : a) Anak memperoleh perasaan senang, puas, bangga. b) Anak dapat mengembangkan sikap percaya diri, tanggung jawab dan kooperatif (mau bekerja sama). c) Anak dapat mengembangkan daya fantasi atau kreativitas. d) Anak dapat mengenal aturan atau norma yang berlaku.

16 26 7. Perkembangan Kepribadian Pada masa ini, berkembang kesadaran dan kemampuan untuk memenuhi tuntunan dan tanggung jawab. 8. Perkembangan Moral Melalui pengalaman berinteraksi dengan orang lain, anak belajar memahami tentang kegiatan atau perilaku mana yang baik, boleh, diterima, disetujui atau buruk, tidak boleh ditolak, tidak disetujui. 9. Perkembangan kesadaran beragama Kesadaran beragama pada usia ini, ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut: a) Sikap keagamaannya bersifat menerima. b) Pandangan ketuhanannya bersifat dipersonifikasi. c) Penghayatan secara rohaniah masih belum mendalam. d) Hal ketuhanan dipahamkan secara Ideosyncritic (menurut khayalan pribadinya ). D. Pengukuran Perkembangan Sosial Perkembangan sosial anak berupa belajar secara bertahap untuk meningkatkan kemampuan untuk mandiri, bekerja sama dengan orang lain dan bertanggung jawab terhadap kelompoknya. Suatu skala pengukuran yang baik untuk perkembangan sosial anak dengan menggunakan alat untuk mengumpulkan data dengan skala maturitas sosial dan Vineland (Vineland Social Maturity Scale), yaitu sebuah tes

17 27 yang digunakan untuk mengukur dan mengungkapkan derajat tingkat kematangan anak. Tes ini diberikan kepada anak usia 0-12 tahun dengan tujuan untuk mencari kemasakan atau kematangan sosial anak. Dimana alat tes ini mengkategorikan kemampuan motorik dan perkembangan sosial anak dari lahir sampai dewasa. Pada tes ini diperlukan jawaban atau informasi yang dapat dipercaya dari orang tua anak, mengenai perkembanagan anaknya mulai dari tahun-tahun pertama sampai pada tes dilakukan. Kualitas hasil pemeriksaan tergantung pada kemampuan penguji dan ayah atau ibu yang memberi jawaban. Kegunaan skala ini adalah tes yang digunakan untuk mengukur dan mengungkapkan derajat atau tingkat kematangan sosial anak (Soetjiningsih, 2002). Dalam tes ini terdapat poin-poin yang dapat mengungkapkan kematangan sosial yang dimiliki anak. Skala maturitas sosial dari Vineland ini dibagi menjadi 8 kategori perkembangan (Doll dalam Trisnawati, 2013) yaitu : 1. Self-help general (SHG) Self help general adalah kemampuan dan keinginan anak untuk melakukan segala sesuatu sendiri. Kemampuan ini menjadikan anak dapat menolong dirinya sendiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai tahap perkembangannya. Kemampuan anak usia prasekolah adalah sebagai berikut :

18 28 a. Anak usia prasekolah 4-5 tahun sesuai perkembangannya anak mampu pergi tidur sendiri, mencuci muka dan tangan tanpa dibantu serta mengeringkannya sendiri b. Anak usia prasekolah 5-6 tahun sesuai perkembangannya anak mampu pergi tidur sendiri tanpa bantuan dan anak menggosok gigi tanpa bantuan (Sholihah dalam Trisnawati, 2011). 2. Self-help eating (SHE) Self-help eating merupakan kamampuan menolong diri sendiri anak dalam hal makan yakni anak mampu untuk makan sendiri. Kemampuan anak usia prasekolah dalam self-help eating adalah sebagai berikut : a. Anak usia prasekolah 4-5 tahun, sesuai perkembangannya anak mampu mengambil makanan sendiri tanpa bantua, anak dapat memakai sendok atau garpu saat makan, dan anak mampu memotong makanan sendiri. b. Anak usia prasekolah 5-6 tahun, sesuai perkembangannya anak mampu mengambil makanan sendiri dengan baik dan mampu melayani dirinya sendiri saat makan. 3. Self-help dressing (SHD) Self-help dressing adalah kemampuan anak menolong dirinya sendiri dalam hal berpakaian yaitu mampu berpakaian sendiri. Kemampuan anak usia prasekolah adalah sebagai berikut:

19 29 a. Anak usia prasekolah 4-5 tahun, sesuai perkembangannya anak mampu memakai pakaian sendiri. b. Anak usia prasekolah 5-6 tahun, sesuai perkembangannya anak membuka pakaian sendiritanpa bantuan termasuk baju yang harus ditarik ke atas (Wong, 2008). 4. Self-help direction (SD) Kemampuan anak dalam mengarahkan, memimpin dirinya sendiri, dan bertanggung jawab penuh konsekuensi dari setiap perilakunya. Kemampuan self help direction anak usia prasekolah adalah sebagai berikut: a. Anak usia prasekolah 4-5 tahun, sesuai perkembangannya anak dapat disuruh membeli sesuatu dan anak mengetahui jadwal makan dan belajar yang teratur. b. Anak usia prasekolah 5-6 tahun, sesuai perkembangannya anak mampu belanja kecil-kecilan (Sholihah dalam Trisnawati, 2011). 5. Occupation (O) Merupakan kemampuan untuk melakukan pekerjaan untuk dirinya sendiri untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kemampuan occupation anak usia prasekolah yaitu:

20 30 a. Anak usia prasekolah 4-5 tahun, perkembangannya yang sesuai anak mampu menyisir rambut secara sederhana dan menggunakan pensil atau kapur untuk menggambar. b. Anak usia prasekolah 5-6 tahun, perkembangan yang sesuai anak mampu menggunakan pisau untuk memotong dan anak dapat menggunakan pensil untuk menulis satu huruf atau lebih (Sholihah dalam Trisnawati, 2011). 6. Communication (C) Merupakan kemampuan anak dalam berkomunikasi seperti berbicara, tertawa dan membaca untuk mengekspresikan sesuatu hal yang sedang dirasakan dan juga untuk melakukan hubungan sosial dengan orang lain. Kemampuan komunikasi yang dapat dilakukan oleh anak usia prasekolah yaitu: a. Anak usia prasekolah 4-5 tahun, sesuai perkembangannya anak mampu menyampaikan pesan sederhana kepada orang lain dan anak dapat mengutarakan keinginannya. b. Anak usia prasekolah 5-6 tahun, sesuai perkembangannya anak mampu mengutarakan keinginannya dan mengungkapkan perasaannya (Sholihah dalam Trisnawati, 2011). 7. Locomotion (L) Locomotion adalah kemampuan dalam bergerak untuk melakukan yang anak inginkan. Kemampuan bergerak ini murapakan salah

21 31 satu aktivitas motorik yang dilakukan anak, dengan adanya aktivitas motorik yang baik maka semakin baik pula kemampuan bergerak dan kemampuan berpindah yang anak dapat lakukan. Kemampuan anak usia prasekolah dalam locomotion yaitu: a. Anak usia prasekolah 4-5 tahun, perkembangannya yang sesuai anak mampu menaiki dan menuruni tangga tanpa bantuan serta anak pergi ke tetangga dekat tanpa diantar orang tua. b. Anak usia prasekolah 5-6 tahun, sesuai perkembangannya anak mampu mengikuti permainan yang beresiko seperti melompat, mendorong, dan jungkir balik (Sholihah dalam Trisnawati, 2011). 8. Socialization (S) Merupakan kemampuan anak dalam berteman, terlibat dalam permainan dan berkompetisi dengan tujuan memperoleh kepuasan diri dalam hubungan sosial tersebut. Kemampuan socialization anak usia prasekolah yaitu; a. Anak usia prasekolah 4-6 tahun, sesuai perkembangannya anak mampu mengikuti permainan yang bersifat lomba dan anak mampu bermain kartu atau ular tangga (Soetjiningsih, 2002).

22 32 E. Kerangka Teori Faktor keluarga : a. Hubungan orang tua dengan saudara b. Posisi anak dalam keluarga c. Jumlah keluarga d. Perlakuan orang tua / saudara e. Harapan orang tua Sistem pendidikan TK : a. Half day b. Full day Proses sosialisasi Perkembangan sosial Faktor diluar keluarga : - Hubungan dengan teman sebaya Gambar 2.1.Kerangka Teori Sumber : Djiwandono (2003), Hurlock (2005) F. Kerangka Konsep Berdasarkan kerangka teori di atas, maka dapat dibentuk kerangka konsep penelitian sebagai berikut : Anak TK half day Perkembangan sosial anak Anak TK full day Gambar 2.2.Kerangka Konsep

23 33 G. Hipotesis Hipotesis adalah pernyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan peneliti, yang harus diuji kebenarannya secara empiris (Nursalam, 2003). Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ha = Ada perbedaan perkembangan sosial anak prasekolah yang mengikuti TK half day dan TK full day di Kecamatan Sokaraja.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu aspek perkembangan pada anak yang seyogyanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu aspek perkembangan pada anak yang seyogyanya ` BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu aspek perkembangan pada anak yang seyogyanya dikembangkan sebagai bekal kehidupan untuk masa sekarang dan masa depan salah satunya adalah aspek perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pemotongan fungsi psikis dan fisik pada diri anak yang ditunjang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pemotongan fungsi psikis dan fisik pada diri anak yang ditunjang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Anak 1. Perkembangan (Development) Perkembangan adalah perubahan psikologis sebagai hasil dari proses pemotongan fungsi psikis dan fisik pada diri anak yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kesiapan Belajar Anak Usia Dini 1. Pengertian Kesiapan Belajar Setiap anak yang terlahir ke dunia sebagi mahluk yang fitrah (bersih) kemudian mengalami perkembangan seiring berjalannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolah 1. Pengertian Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam tahun (Patmonodewo, 1995). Anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Sosialisasi Anak Prasekolah 1. Pengertian Sosialisasi Sosialisasi menurut Child (dalam Sylva dan Lunt, 1998) adalah keseluruhan proses yang menuntun seseorang, yang

Lebih terperinci

FASE PRASEKOLAH (USIA TK) Usia 2-6 tahun Kesadaran sebagai pria atau wanita Dapat mengatur dlm buang air (toilet training) Mengenal beberapa hal yg di

FASE PRASEKOLAH (USIA TK) Usia 2-6 tahun Kesadaran sebagai pria atau wanita Dapat mengatur dlm buang air (toilet training) Mengenal beberapa hal yg di KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN FASE PRASEKOLAH (TAMAN KANAK-KANAK) KANAK) FASE PRASEKOLAH (USIA TK) Usia 2-6 tahun Kesadaran sebagai pria atau wanita Dapat mengatur dlm buang air (toilet training) Mengenal

Lebih terperinci

KEMAMPUAN BERSOSIALISASI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DITINJAU DARI JENIS PENDIDIKAN

KEMAMPUAN BERSOSIALISASI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DITINJAU DARI JENIS PENDIDIKAN KEMAMPUAN BERSOSIALISASI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DITINJAU DARI JENIS PENDIDIKAN Skripsi Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Oleh: ERNA TRI ASTUTI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak 7 TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Keluarga merupakan tempat pertama dan utama dimana seorang anak dididik dan dibesarkan. Berdasarkan Undang-undang nomor 52 tahun 2009, keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkembangan 1. Pengertian perkembangan Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian anak usia prasekolah 1. Pengertian Subrata (1997), berpendapat bahwa yang dimaksud dengan kemandirian anak pasekolah yaitu kemampuan anak untuk melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan baik formal, informal

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan baik formal, informal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Prasekolah dapat diartikan sebagai pendidikan sebelum sekolah, jadi berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Prasekolah dapat diartikan sebagai pendidikan sebelum sekolah, jadi berarti 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Prasekolah Prasekolah dapat diartikan sebagai pendidikan sebelum sekolah, jadi berarti bukan atau belum merupakan pendidikan sekolah itu sendiri. Anak Prasekolah adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Usia 4-6 tahun adalah suatu tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Usia 4-6 tahun adalah suatu tahap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia 4-6 tahun merupakan waktu paling efektif dalam kehidupan manusia untuk mengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Usia 4-6 tahun adalah suatu tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, dan lain-lain. Setiap tugas dipelajari secara optimal pada waktu-waktu tertentu

Lebih terperinci

BAB II KONSEP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI DAN TEKNIK COLLECTIVE PAINTING

BAB II KONSEP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI DAN TEKNIK COLLECTIVE PAINTING BAB II KONSEP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI DAN TEKNIK COLLECTIVE A. Konsep Keterampilan Sosial Anak Usia Dini 1. Keterampilan Sosial Anak usia dini merupakan makhluk sosial, unik, kaya dengan imajinasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap anak mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dalam hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap tahapan mempunyai ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kematangan Sosial Emosional Anak. (1) Perkembangan, proses pencapai kemasakan/usia masak, (2) proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kematangan Sosial Emosional Anak. (1) Perkembangan, proses pencapai kemasakan/usia masak, (2) proses BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kematangan Sosial Emosional Anak 1. Pengertian Kematangan Sosial Emosional Anak Chaplin (2011), mengartikan kematangan (maturation) sebagai: (1) Perkembangan, proses pencapai kemasakan/usia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perkembangan Sosial 2.1.1 Pengertian Perkembangan Sosial Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penyesuaian Sosial Penyesuaian sosial adalah sebagai keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompoknya pada khususnya. Orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Pendidikan Taman Kanak-Kanak memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Pendidikan Taman Kanak-Kanak memiliki peran yang sangat penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini yaitu anak yang berusia empat sampai dengan enam tahun. Pendidikan Taman Kanak-Kanak

Lebih terperinci

BABI. PENDAillJLUAN. Ketika anak mulai menginjak masa awal kanak-kanak (2-6 tahun), anak

BABI. PENDAillJLUAN. Ketika anak mulai menginjak masa awal kanak-kanak (2-6 tahun), anak BABI PENDAillJLUAN 1.1. Latar Belakang Ketika anak mulai menginjak masa awal kanak-kanak (2-6 tahun), anak memerlukan perhatian dan pengawasan dari orangtua atau orang dewasa disekitarnya. Hal ini penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah penentu kehidupan pada masa mendatang. Seperti yang diungkapkan Dr.Gutama (2004) dalam modul

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERILAKU SOSIAL ANAK USIA DINI

PENGEMBANGAN PERILAKU SOSIAL ANAK USIA DINI PENGEMBANGAN PERILAKU SOSIAL ANAK USIA DINI Titing Rohayati 1 ABSTRAK Kemampuan berperilaku sosial perlu dididik sejak anak masih kecil. Terhambatnya perkembangan sosial anak sejak kecil akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teratur dan terus menerus, baik perubahan itu berupa bertambahnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. teratur dan terus menerus, baik perubahan itu berupa bertambahnya jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan adalah suatu proses perubahan yang berlangsung secara teratur dan terus menerus, baik perubahan itu berupa bertambahnya jumlah atau ukuran dari hal-hal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masa sekolah. Masa ini disebut juga masa kanak-kanak awal, terbentang usia 3-6

BAB 1 PENDAHULUAN. masa sekolah. Masa ini disebut juga masa kanak-kanak awal, terbentang usia 3-6 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak prasekolah merupakan anak usia dini dimana anak belum menginjak masa sekolah. Masa ini disebut juga masa kanak-kanak awal, terbentang usia 3-6 tahun. Pada masa

Lebih terperinci

Menumbuhkan Kemandirian Anak

Menumbuhkan Kemandirian Anak Menumbuhkan Kemandirian Anak Oleh: Nur Hayati, M.Pd Dosen PGPAUD UNY Sikap mandiri, sopan santun, baik kepada orang sebaya maupun kepada orang tua, sabar, mengendalikan emosi, menunjukkan kepedulian terhadan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia anak-anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena anak memiliki masa perkembangan yang paling pesat, yakni pada masa golden age. Masa golden

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP) PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun Oleh : ANIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa mengalami perkembangan dalam masa hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa mengalami perkembangan dalam masa hidupnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia senantiasa mengalami perkembangan dalam masa hidupnya. Santrock (2002) mendefinisikan perkembangan sebagai pola gerakan atau perubahan yang dimulai dari

Lebih terperinci

Disampaikan oleh Kusmarwanti, M. Pd. (dari berbagai sumber)

Disampaikan oleh Kusmarwanti, M. Pd. (dari berbagai sumber) Disampaikan oleh Kusmarwanti, M. Pd. (dari berbagai sumber) Masalah berawal dari guru Tujuannya memperbaiki pembelajaran Metode utama adalah refleksi diri dengan tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahun-tahun pertama kehidupan anak atau yang sering dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahun-tahun pertama kehidupan anak atau yang sering dikenal dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tahun-tahun pertama kehidupan anak atau yang sering dikenal dengan usia dini merupakan masa yang sangat tepat untuk meletakkan dasar-dasar pengembangan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah lakunya dengan situasi orang lain. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan pergaulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan saat seseorang mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang sangat pesat dalam kehidupannya. Perkembangan dan pertumbuhan pada anak usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, karena pada masa ini remaja mengalami perkembangan fisik yang cepat dan perkembangan psikis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak adalah makhluk sosial sama seperti dengan orang dewasa. Anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak adalah makhluk sosial sama seperti dengan orang dewasa. Anak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak adalah makhluk sosial sama seperti dengan orang dewasa. Anak terlahir dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa sehingga membutuhkan orang dewasa dalam membantu

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 2 BAB 2 DATA DAN ANALISA Produk utama yang akan dibuat berbentuk sebuah game interaktif untuk anak anak. Game tersebut mengajarkan sekaligus mendidik anak anak mulai dari usia 7-9 tahun mengenai sebagian

Lebih terperinci

MASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia : 2 tahun 5/6 th Masa Usia Pra Sekolah : Play group atau TK

MASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia : 2 tahun 5/6 th Masa Usia Pra Sekolah : Play group atau TK MASA KANAK-KANAK AWAL Masa ini dialami pada usia : 2 tahun 5/6 th Masa Usia Pra Sekolah : Play group atau TK 1 Tugas Perkembangan Kanak-kanak Awal a)belajar perbedaan dan aturan-aturan jenis kelamin. b)kontak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan Sosial

TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan Sosial TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan Sosial Perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan bukan hanya sekedar penambahan beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pola Asuh Orangtua a. Pengertian Dalam Kamus Bahasa Indonesia pola memiliki arti cara kerja, sistem dan model, dan asuh memiliki arti menjaga atau merawat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini mempunyai peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa perkembangan yang sangat pesat, sehingga sering disebut masa keemasan (Golden Age) dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebaya ataupun orang dewasa lainnya (Yusuf,2001;122, Mubiar: 2008;13).

BAB I PENDAHULUAN. sebaya ataupun orang dewasa lainnya (Yusuf,2001;122, Mubiar: 2008;13). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak dilahirkan belum bersifat sosial. Dalam arti, dia belum memiliki kemampuan untuk bergaul dengan orang lain. Untuk mencapai kematangan sosial, anak harus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, sekaligus dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, sekaligus dasar 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, sekaligus dasar eksistensi suatu masyarakat yang dapat menentukan struktur suatu masyarakat dalam suatu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan koloni terkecil di dalam masyarakat dan dari keluargalah akan tercipta pribadi-pribadi tertentu yang akan membaur dalam satu masyarakat. Lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi harapan orang tua, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Sebagai orang tua harus mempersiapkan

Lebih terperinci

Perbedaan Kematangan Sosial Anak Usia Prasekolah di Taman Penitipan Anak (TPA) X dan Y

Perbedaan Kematangan Sosial Anak Usia Prasekolah di Taman Penitipan Anak (TPA) X dan Y Perbedaan Kematangan Sosial Anak Usia Prasekolah di Taman Penitipan Anak (TPA) X dan Y Grace Joanna Singgih Fakultas Psikologi gracejsinggih@yahoo.com Abstrak - Dalam kehidupan sehari-hari, terdapat kasus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak pra sekolah yaitu anak dengan usia 4-6 tahun yang mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak pra sekolah yaitu anak dengan usia 4-6 tahun yang mengalami BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak pra sekolah yaitu anak dengan usia 4-6 tahun yang mengalami perubahan dari fase kehidupan sebelumnya. Masa anak prasekolah sering disebut dengan golden age atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pendidikan, sebab seseorang tidak bisa dikatakan

Lebih terperinci

PENGERTIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN adalah tugas - tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam masa-masa tertentu sesuai dengan norma-norma masyar

PENGERTIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN adalah tugas - tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam masa-masa tertentu sesuai dengan norma-norma masyar TUGAS TUGAS PERKEMBANGAN (Developmental Task) PENGERTIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN adalah tugas - tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam masa-masa tertentu sesuai dengan norma-norma masyarakat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kemandirian Anak Usia Prasekolah. Tertunda atau terhambatnya pengembangan potensi-potensi itu akan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kemandirian Anak Usia Prasekolah. Tertunda atau terhambatnya pengembangan potensi-potensi itu akan BAB II LANDASAN TEORI A. Kemandirian Anak Usia Prasekolah 1. Pengertian Anak Usia Prasekolah Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam tahun (Patmonodewo, 1995). Anak prasekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Molly Novianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Molly Novianti, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa awal kanak-kanak merupakan masa yang menarik, dimana anak senang bermain dan beragam pola permainan yang mereka lakukan (Santrock, 2002). Masa awal kanak-kanak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pertama. Sekolah juga sebagai salah satu lingkungan sosial. bagi anak yang dibawanya sejak lahir.

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pertama. Sekolah juga sebagai salah satu lingkungan sosial. bagi anak yang dibawanya sejak lahir. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kerangka pelaksanaan pendidikan anak usia dini yang tertulis dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia adalah menuju pembangunan manusia seutuhnya yang meliputi dari berbagai faktor kehidupan termasuk pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang dibutuhkan oleh setiap individu. Sejak lahir, setiap individu sudah membutuhkan layanan pendidikan. Secara formal, layanan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan masa paling awal dalam rentang. anak prasekolah dipusatkan untuk menjadi manusia sosial, belajar bergaul

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan masa paling awal dalam rentang. anak prasekolah dipusatkan untuk menjadi manusia sosial, belajar bergaul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kanak-kanak merupakan masa paling awal dalam rentang kehidupan yang akan menentukan perkembangan anak pada tahap berikutnya (Hurlock, 2006). Salah satu masa kanak-kanak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak usia dini (AUD) adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya,

Lebih terperinci

BE SMART PARENTS PARENTING 911 #01

BE SMART PARENTS PARENTING 911 #01 BE SMART PARENTS PARENTING 911 #01 Coffee Morning Global Sevilla School Jakarta, 22 January, 2016 Rr. Rahajeng Ikawahyu Indrawati M.Si. Psikolog Anak dibentuk oleh gabungan antara biologis dan lingkungan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang di lakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

PROFIL KEMATANGAN SOSIAL ANAK SD AWAL SE-KOTA MADIUN DI TINJAU DARI VINELAND SOCIAL MATURITY SCALE (Studi Deskriptif Kesiapan Sekolah Anak)

PROFIL KEMATANGAN SOSIAL ANAK SD AWAL SE-KOTA MADIUN DI TINJAU DARI VINELAND SOCIAL MATURITY SCALE (Studi Deskriptif Kesiapan Sekolah Anak) PROFIL KEMATANGAN SOSIAL ANAK SD AWAL SE-KOTA MADIUN DI TINJAU DARI VINELAND SOCIAL MATURITY SCALE (Studi Deskriptif Kesiapan Sekolah Anak) MATURITY PROFILE OF CHILD SOCIAL SE-CITY SD PRELIMINARY REVIEW

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut UNESCO pendidikan hendaknya dibangun dengan empat pilar yaitu, learning to know,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar belakang

PENDAHULUAN. A. Latar belakang Faktor Eksternal Lingkungan Karakteristik sosial Stimulasi Tingkat Tingkat Pola kemandirian asuh Status orang pekerjaan tua anak anak BAB ibu prasekolah I Cinta dan kasih sayang Kualitas informasi PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH 1 DIBAL NGEMPLAK BOYOLALI

PENGGUNAAN METODE BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH 1 DIBAL NGEMPLAK BOYOLALI PENGGUNAAN METODE BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH 1 DIBAL NGEMPLAK BOYOLALI Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dan Pemuda Departemen Pendidikan Indonesia, Fasli Jalal (Harian

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dan Pemuda Departemen Pendidikan Indonesia, Fasli Jalal (Harian BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia jumlah anak berkebutuhan khusus semakin mengalami peningkatan, beberapa tahun belakangan ini istilah anak berkebutuhan khusus semakin sering terdengar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa estetik. Pada masa vital anak menggunakan fungsi-fungsi biologisnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. masa estetik. Pada masa vital anak menggunakan fungsi-fungsi biologisnya untuk 16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia prasekolah adalah usia yang rentan bagi anak. Pada usia ini anak mempunyai sifat imitasi atau meniru terhadap apapun yang telah dilihatnya. Menurut Yusuf (2003),

Lebih terperinci

Perkembangan Individu

Perkembangan Individu Perkembangan Individu oleh : Akhmad Sudrajat sumber : http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/24/perkembangan-individu/ 1. Apa perkembangan individu itu? Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Erikson pada tahap anak usia 3-5 tahun (preschool age), anak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Erikson pada tahap anak usia 3-5 tahun (preschool age), anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Menurut Erikson pada tahap anak usia 3-5 tahun (preschool age), anak mulai berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Tahapan kemampuan anak dalam berperilaku sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1, ayat (14) dijelaskan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak prasekolah merupakan sosok individu yang sedang mengalami proses

BAB I PENDAHULUAN. Anak prasekolah merupakan sosok individu yang sedang mengalami proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak prasekolah merupakan sosok individu yang sedang mengalami proses tumbuh kembang dengan pesat di berbagai aspek perkembangan. Salah satunya adalah aspek

Lebih terperinci

MASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia Masa Usia Pra Sekolah : 2-4 th Play group atau TK : 4 5,6 th

MASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia Masa Usia Pra Sekolah : 2-4 th Play group atau TK : 4 5,6 th MASA KANAK-KANAK AWAL By FH Masa ini dialami pada usia Masa Usia Pra Sekolah : 2-4 th Play group atau TK : 4 5,6 th 1 Tugas Perkembangan Kanak-kanak Awal a) Belajar perbedaan dan aturan-aturan jenis kelamin.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dibutuhkan berupa pertanyaan sebagai alat ukur (Nursalam, 2003). Pada

BAB III METODE PENELITIAN. dibutuhkan berupa pertanyaan sebagai alat ukur (Nursalam, 2003). Pada BAB III METODE PENELITIAN A. Desain dan Jenis Penelitian Desain penelitian adalah strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan berupa pertanyaan sebagai alat ukur (Nursalam, 2003). Pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa sekolah bagi anak adalah masa yang paling dinantikan. Anak bisa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa sekolah bagi anak adalah masa yang paling dinantikan. Anak bisa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa sekolah bagi anak adalah masa yang paling dinantikan. Anak bisa mendapatkan teman baru selain teman di rumahnya. Anak juga dapat bermain dan berinteraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vera Nurfadillah, 2014 Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vera Nurfadillah, 2014 Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah pengalaman hidup setiap individu dalam berbagai lingkungan yang memiliki pengaruh positif untuk perkembangan individu sepanjang hayat. Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak adalah amanat dari Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak adalah amanat dari Tuhan Yang Maha Esa yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya anak adalah amanat dari Tuhan Yang Maha Esa yang dipercayakan pada setiap keluarga. Mengasuh dan mendidik mereka agar memiliki ahlak mulia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara berpikir remaja mengarah pada tercapainya integrasi dalam hubungan sosial (Piaget dalam Hurlock, 1980).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan upaya pembinaaan dan pengasuhan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga anak usia 6 tahun, meskipun sesungguhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan orang lain. Kehidupan manusia mempunyai fase yang panjang, yang di dalamnya selalu mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah internasional adalah sekolah yang melayani siswa yang berasal dari sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah internasional adalah sekolah yang melayani siswa yang berasal dari sejumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah internasional adalah sekolah yang melayani siswa yang berasal dari sejumlah besar budaya yang berbeda. Siswanya sering berpindah berpindah dari satu

Lebih terperinci

PERANAN PERMAINAN TRADISIONAL GOBAG SODOR DALAM PENGEMBANGAN ASPEK MOTORIK DAN KOGNITIF ANAK TK PILANGSARI I GESI SRAGEN

PERANAN PERMAINAN TRADISIONAL GOBAG SODOR DALAM PENGEMBANGAN ASPEK MOTORIK DAN KOGNITIF ANAK TK PILANGSARI I GESI SRAGEN PERANAN PERMAINAN TRADISIONAL GOBAG SODOR DALAM PENGEMBANGAN ASPEK MOTORIK DAN KOGNITIF ANAK TK PILANGSARI I GESI SRAGEN SKRIPSI Diajukan Guna Mendapat Gelar Sarjana Pendidikan Guru PAUD Fakultas keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan individu usia 0-6 tahun yang mempunyai karakterikstik yang unik. Pada usia tersebut anak sedang menjalani pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari hal hal yang telah ada, maupun perubahan karena timbulnya unsur

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari hal hal yang telah ada, maupun perubahan karena timbulnya unsur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan adalah suatu proses perubahan yang berlangsung secara teratur dan terus menerus, baik perubahan itu berupa bertambahnya jumlah atau ukuran dari hal hal

Lebih terperinci

TINJAUAN TENTANG SOSIALISASI ANAK DENGAN TEMAN SEBAYA DALAM PERKEMBANGAN SOSIALNYA DI TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI 1 KANTOR GUBERNUR PADANG ARTIKEL

TINJAUAN TENTANG SOSIALISASI ANAK DENGAN TEMAN SEBAYA DALAM PERKEMBANGAN SOSIALNYA DI TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI 1 KANTOR GUBERNUR PADANG ARTIKEL TINJAUAN TENTANG SOSIALISASI ANAK DENGAN TEMAN SEBAYA DALAM PERKEMBANGAN SOSIALNYA DI TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI 1 KANTOR GUBERNUR PADANG ARTIKEL Oleh : DIWITIKA NIM : 2008 / 01469 JURUSAN PENDIDIKAN GURU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa usia-usia awal merupakan tahapan penting karena di masa inilah banyak aspek

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa usia-usia awal merupakan tahapan penting karena di masa inilah banyak aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sikap, kebiasaan dan pola interaksi yang dibentuk diawal sangat menentukan seberapa jauh anak tersebut berhasil menyesuaikan diri dalam kehidupan yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan mengalami perubahan-perubahan bertahap dalam hidupnya. Sepanjang rentang kehidupannya tersebut,

Lebih terperinci

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI I. Pengertian Dan Karakteristik Anak Usia Dini Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang

Lebih terperinci

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,

Lebih terperinci

PAUD yang Selaras dengan Prinsip Tumbuh Kembang Anak. Nurul Malika

PAUD yang Selaras dengan Prinsip Tumbuh Kembang Anak. Nurul Malika PAUD yang Selaras dengan Prinsip Tumbuh Kembang Anak Nurul Malika 125120307111070 Pendahuluan Pemerintah Indonesia sudah pasti mempunyai ketetapan tersendiri pada bidang pendidikan. Pendidikan adalah bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pendidikan yang dilakukan pada anak sejak lahir hingga usia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pendidikan yang dilakukan pada anak sejak lahir hingga usia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan memberikan kegiatan pembelajaran yang mampu menghasilkan kemampuan

Lebih terperinci

Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa

Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa 125120307111012 Pendahuluan Kemandirian merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dimiliki setiap individu dan anak. Karena

Lebih terperinci

PROGRAM KEGIATAN DI TAMAN PENITIPAN ANAK * Ika Budi Maryatun, M.Pd (Diadaptasi dari subdit TPA dir.paud, PNF, Kemendiknas)

PROGRAM KEGIATAN DI TAMAN PENITIPAN ANAK * Ika Budi Maryatun, M.Pd (Diadaptasi dari subdit TPA dir.paud, PNF, Kemendiknas) P a g e 1 PROGRAM KEGIATAN DI TAMAN PENITIPAN ANAK * Ika Budi Maryatun, M.Pd (Diadaptasi dari subdit TPA dir.paud, PNF, Kemendiknas) A. PENDAHULUAN Taman Penitipan Anak (TPA) saat ini sudah mulai banyak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi

BAB II LANDASAN TEORI. yang terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Diri 2.1.1. Pengertian Konsep diri Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yang terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di sepanjang kehidupannya sejalan dengan pertambahan usianya. Manusia merupakan individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli di Indonesia merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak digemari masyarakat, karena dapat dilakukan oleh anak-anak hingga orang dewasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga PAUD yang selama ini dikenal oleh masyarakat luas salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern di era globalisasi sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan prasekolah pada dasarnya diselenggarakan dengan tujuan memberikan fasilitas tentang pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang

Lebih terperinci