PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG VISI " TERWUJUDNYA MASYARAKAT LUMAJANG YANG SEJAHTERA, DAN BERMARTABAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG VISI " TERWUJUDNYA MASYARAKAT LUMAJANG YANG SEJAHTERA, DAN BERMARTABAT"

Transkripsi

1

2 PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG VISI " TERWUJUDNYA MASYARAKAT LUMAJANG YANG SEJAHTERA, DAN BERMARTABAT " Drs. AS AT, M.Ag. BUPATI LUMAJANG dr. BUNTARAN SUPRIYANTO, M.Kes. WAKIL BUPATI LUMAJANG

3 POTENSI KABUPATEN LUMAJANG

4 POTENSI KABUPATEN LUMAJANG

5 POTENSI KABUPATEN LUMAJANG

6 POTENSI KABUPATEN LUMAJANG

7

8 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat ALLah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penyusunan Buku Data Ekonomi Daerah Kabupaten Lumajang TA ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku ini disusun sebagai hasil pelaksanaan kegiatan Penyusunan Data Ekonomi Daerah Kabupaten Lumajang Tahun 2016 oleh Tim Penyusunan Data Ekonomi Daerah Kabupaten Lumajang Tahun 2016 pada SKPD Bagian Ekonomi Setda Kabupaten Lumajang. Tujuan dilakukan kegiatan ini adalah untuk Tujuan penyusunan Buku Data Perekonomian Daerah ini adalah untuk memenuhi ketersediaan Data Perekonomian Kabupaten Lumajang Tahun Anggaran 2016 yang meliputi data potensi berbagai sektor perekonomian sebagai salah satu sumber informasi bagi semua pihak yang berkepentingan. Pada kesempatan ini tidak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan buku ini. Semoga kerjasama yang telah terjalin dengan baik selama ini dapat terus dilanjutkan pada masa-masa mendatang. Lumajang, Februari 2017 An. SEKRETARIS DAERAH Asisten Perekonomian dan Pembangunan Ub. Kepala Bagian Adm ESDA dan Perekonomian AGUS SETIAWAN, S.P., M.Si Penata TK I NIP i

9 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iv vi vii I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Dasar Pelaksanaan... 3 II. GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1 Kondisi Wilayah Visi dan Misi Potensi Kabupaten Peta kabupaten Lumajang Keadaan Wilayah Kabupaten Lumajang Fasilitas Umum... 8 III. POTENSI PEREKONOMIAN 3.1 SEKTOR PERTANIAN Tanaman Pangan Tanaman Holtikultura Tanaman Buah-buahan Tanaman Sayuran Kelompok Tani SEKTOR PERKEBUNAN ii

10 3.3 SEKTOR KEHUTANAN SEKTOR PETERNAKAN SEKTOR PERIKANAN DAN KELAUTAN BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR POTENSI DAN KONDISI SUMBERDAYA PERIKANAN LAUT Produksi Pengolahan Hasil Perikanan SEKTOR PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN SEKTOR PERTAMBANGAN Potensi Bahan Galian Golongan C Potensi Pasir Besi SEKTOR PARIWISATA Destinasi Wisata Kabupaten Lumajang Pengunjung Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) di Kab. Lumajang IV. PENUTUP LAMPIRAN... DAFTAR TABEL Tabel Halaman 2.1 Data SPBU di Kab. Lumajang Data Perbankan di Kab. Lumajang Data Rumah Sakit di Kab. Lumajang Data PDRB atas dasar harga berlaku dan konstan beserta pertumbuhannya Kab. Lumajang Data Struktur Ekonomi dalam PDRB Kab. Lumajang atas dasar harga berlaku tahun Luas Lahan Sawah Menurut Pengairan (Irigasi) Tahun iii

11 3.2 Luas Lahan Bukan Sawah Menurut Pengairan (Irigasi) Tahun Luas Panen dan Produksi Tanaman Bahan Pangan (Irigasi) Tahun Luas panen dan Produksi Tanaman Bahan pangan (Non Irigasi) Tahun Luas tanam, panen, produksi & produktifitas Tanaman Buah-Buahan Tahun Luas Tanam & Produksi tanaman sayuran Tahun Luas tanam, luas Panen, Produksi dan produktifitas Tanaman Perkebunan Tahun Data Komoditas Kehutanan Tahun Data Perkembangan Kondisi Kawasan Hutan Kabupaten Lumajang Tahun Data Produksi daging, telur dan susu Produksi Ternak Unggas Tahun Populasi Ternak Kecil Tahun Data Populasi sapi potong Tahun Data luas area dan Budidaya Perikanan Tahun Data Budidaya air payau (tambak) Data Budidaya Keramba Data Budidaya Kolam Data Produksi Tangkapan ikan di Laut Kab. Lumajang tahun Hasil Pengolahan Perikanan Tahun Data Sektor Pertanian Pemasaran Komoditas Pertanian Melalui Kemitraan Kabupaten Lumajang Tahun Data Komoditas Perdagangan Kab. Lumajang Data Perkembangan Kelompok Usaha/ Industri Kecil/ iv

12 Industri besar/ Distributor menurut Produk yang dihasilkan Data Luas Areal dan Produksi Pertambangan Menurut Jenis Bahan Galian Kabupaten Lumajang Tahun Data Pemegang Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Data Pengunjung ODTW Kabupaten Lumajang Tahun Data Perkembangan Kelembagaan Kelompok Pariwisata, seni dan Budaya Kabupaten Lumajang Tahun DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Peta Kabupaten Lumajang... 7 v

13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Lumajang merupakan salah satu daerah yang berada di wilayah bagian selatan Propinsi Jawa Timur. Kabupaten Lumajang terdiri dari 21 Kecamatan dengan batas-batas wilayah yaitu sebelah utara Kabupaten Probolinggo, sebelah timur Kabupaten Jember, sebelah selatan Samudera Indonesia, dan sebelah barat Kabupaten Malang. Sebagaimana pada umumnya Kabupaten yang berada di daerah selatan, maka Kabupaten Lumajang memiliki potensi yang cukup besar pada sektor pertanian dan pertambangan meskipun belum sepenuhnya dapat dieksploitasi secara optimal. Meskipun peningkatan paling besar berikutnya adalah pada sektor sekunder dan tersier, namun hal itu menunjukkan bahwa sektor tersebut mengalami imbas kenaikan karena disebabkan sektor primer yang semakin berkembang. Pada era otonomi ini daerah diberi keleluasaan yang lebih besar dalam melakukan eksploitasi terhadap potensi ekonomi daerah guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan kesejahteraan masyarakat, namun demikian juga ada penekanan untuk tetap memperhatikan pengelolaan potensi secara bijaksana dengan memperhatikan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan kelestarian lingkungan. Untuk itu berbagai program kebijakan yang telah disusun dan dilaksanakan pemerintah Kabupaten Lumajang juga berpijak pada prinsip tersebut. Guna melihat perkembangan kondisi ekonomi di Kabupaten Lumajang maka diperlukan adanya data yang bersifat dinamis, up to date, kontinyu, dan accescable. Dengan adanya data tersebut maka Pemerintah Kabupaten Lumajang dapat menjadikannya bahan informasi dalam penyusunan kebijakan ekonomi khususnya dalam memacu pertumbuhan sektor potensial, sektor potensial yang dapat menarik pertumbuhan ekonomi sektor yang lain, serta sektor potensial yang pertumbuhannya melemah dan dapat berdampak pada 1

14 menurunnya pertumbuhan ekonomi sektor yang lain. Dengan demikian maka pelaksanaan program/kegiatan bidang perekonomian dapat lebih fokus dan tepat sasaran. Setiap daerah memiliki potensi ekonomi yang merupakan segala sesuatu sumberdaya yang dimiliki oleh daerah baik yang tergolong pada sumberdaya alam (natural resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan (ekonomi) wilayah. Dalam era otonomi daerah dewasa ini, kecepatan dan optimalisasi pembangunan wilayah (daerah) tentu akan sangat ditentukan oleh kapasitas dan kapabilitas sumberdaya ekonomi (baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia). Keterbatasan dalam kepemilikan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang berkulitas dapat menimbulkan kemunduran yang sangat berarti dalam dinamika pembangunan ekonomi daerah. Konsekuensi lain yang ditimbulkan sebagai akibat terbatasnya kapasitas dan kapabilitas sumberdaya ekonomi yang dimiliki daerah adalah ketidakleluasaan daerah yang bersangkutan untuk mengarahkan program dan kegiatan pembangunan ekonominya, dan situasi ini menyebabkan munculnya pula disparitas pembangunan ekonomi wilayah. Kondisi ini tampaknya menjadi tak terhindarkan terutama bila dikaitkan dengan pelaksanaan otonomi daerah dewasa ini. Oleh karena itu peranan sumberdaya manusia dalam proses pembangunan ekonomi dalam konteks untuk mengurangi kesenjangan pembangunan ekonomi pada dasarnya harus dilihat dari aspek peningkatan kualitasnya. Dengan kualitas sumberdaya manusia yang semakin meningkat, akan dapat mendorong peningkatan produktivitas ekonomi sekaligus sebagai modal dasar untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Disamping itu ketersediaan informasi yang akurat mengenai potensi ekonomi di suatu daerah juga dapat menjadi jembatan untuk menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, hal ini dapat menarik perhatian calon investor untuk berinvestasi di suatu daerah sehingga roda ekonomi dapat berjalan dengan baik. Pemerintah daerah harus berperan aktif dalam 2

15 memberikan informasi mengenai keadaan ekonomi daerah (baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia ). 1.2 Tujuan Tujuan penyusunan Buku Data Perekonomian Daerah ini adalah untuk memenuhi ketersediaan Data Perekonomian Kabupaten Lumajang Tahun Anggaran Dasar Pelaksanaan Dasar pelaksanaan Penyusunan Buku Data Perekonomian Daerah Kabupaten Lumajang Tahun 2016 ini adalah : 1. Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD Bagian Ekonomi Sekretariat Daerah Kabupaten Lumajang Tahun Anggaran 2016; 2. Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 15 Tahun 2007 Tentang Susunan Organisasi dan tata kerja Sekretariat Daerah kabupaten Lumajang; 3. Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor : 15 Tahun 2009 tentang Perubahan Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 15 Tahun 2007; 4. Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor : Tahun 2015 tentang APBD kabupaten Lumajang Tahun Anggaran 2016; 3

16 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1 Kondisi Wilayah Secara geografis, Pemerintah Kabupaten Lumajang terletak antara 112o o 22 Bujur Timur dan 7o 52 8 o 23 Lintang Selatan. Kabupaten Lumajang terdiri dari 21 (dua puluh satu) kecamatan, yaitu: Yosowilangun, Kunir, Tempeh, Pasirian, Candipuro, Pronojiwo, Tempursari, Rowokangkung, Tekung, Lumajang, Sumbersuko, Sukodono, Senduro, Pasrujambe, Padang, Gucialit, Jatiroto, Randuagung, Kedungjajang, Klakah dan Ranuyoso. Adapun batas batas administrasi Kabupaten Lumajang sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo; Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Jember; Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia; Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Malang; Kabupaten Lumajang memiliki potensi diantaranya sektor pertanian dengan komoditas andalan padi (Kabupaten Lumajang merupakan salah satu lumbung pangan/padi di Prop. Jawa Timur, produk buah-buahan segar seperti pisang agung dan pisang mas kirana. Pada sektor peternakan ada kambing PE dan susu segar, pada sektor perindustrian dan perdagangan ada kerajinan perak, dan pada sektor kehutanan ada produk kayu olahan yang masih menjadi andalan di sektor ini. Sedangkan untuk perikanan juga potensial untuk perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Sektor lain yang juga sangat potensial adalah sektor pariwisata. 4

17 2.2 Visi dan Misi Kabupaten Lumajang Visi TERWUJUDNYA MASYARAKAT LUMAJANG YANG SEJAHTERA, DAN BERMARTABAT Misi Misi Prioritas Pembangunan Kabupaten Lumajang Tahun adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan Kualitas SDM yang Agamis, Cerdas, Kreatif, Inovatif dan Bermoral melalui Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan, Kesehatan dan Pembinaan Keagamaan; b. Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Kesejahteraan Masyarakat Berbasis Pertanian, Pemberdayaan UMKM dan Jasa Pariwisata serta Usaha Pendukungnya; c. Mewujudkan Pemerintahan yang Efektif, Bersih, dan Demokratis melalui Penyelenggaraan Pemerintahan yang Profesional, Aspiratif, Partisipatif dan Transparan serta Mendorong Terciptanya Ketentraman dan Ketertiban dalam Kehidupan Bernegara, Berbangsa dan Bermasyarakat. 5

18 2.3 Potensi Kabupaten Lumajang Peta Kabupaten Lumajang Gambar 1. Peta Kabupaten Lumajang 6

19 2.3.2 Keadaan Wilayah Kabupaten Lumajang Kabupaten Lumajang merupakan salah satu kabupaten yang berada di wilayah Propinsi Jawa Timur, berjarak 150 Km arah tenggara Surabaya dan dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor selama lebih kurang 3 jam. Luas wilayah 1.790,90 km², terdiri dari 21 Kecamatan, 195 Desa dan 7 kelurahan. a. Klimatologi dan Hidrologi Lokasi Kabupaten Lumajang yang berada di sekitar garis khatulistiwa menyebabkan daerah ini mempunyai perubahan iklim dua jenis setiap tahun, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Untuk musim kemarau berkisar pada bulan April hingga Oktober, sedangkan musim penghujan dari bulan Oktober hingga April.Daerah Lumajang mempunyai 3 tipe iklim yaitu agak basah, sedang dan agak kering. Untuk tipe basah jumlah bulan kering rata-rata 3 bulan setahun yang mencakup daerah Gucialit, Senduro, sebagian Pasirian, Candipuro, Pronojiwo, dan gunung Semeru. Untuk daerah dengan kategori sedang mencakup daerah Ranuyoso, Klakah, Kedungjajang, Sukodono, Lumajang, Jatiroto dan Rowokangkung dengan rata-rata bulan kering 3-4 bulan pertahunnya. Sedang daerah dengan iklim agak kering meliputi Tekung, Kunir dan Yosowilangun. Pemantauan yang dilakukan oleh Balai Pengelolaan Sumberdaya Air Wilayah Sungai Bondoyudo-Mayang di Lumajang dalam kurun waktu setahun ini rata-rata hari hujan berkisar antara 1 sampai dengan 27 hari tiap bulannya. Sedangkan rata-rata intensitas curah hujan pada tahun 2011 berkisar antara mm3. b. Geografi Kabupaten Lumajang terletak pada ' ' Bujur Timur dan 7-54' ' Lintang Selatan dengan batas-batas sebagai berikut : - Sebelah barat Kabupaten Malang, - Sebelah utara Kabupaten Probolinggo, - Sebelah timur Kabupaten Jember, - Sebelah selatan Samudera Indonesia. 7

20 c. Topografi Keadaan topografi Kabupaten Lumajang dengan kemiringan : 0-15% (65% luas wilayah) merupakan daerah yang baik untuk pertanian tanaman semusim, 15-25% (6% luas wilayah)merupakan daerah yang baik untuk pertanian tanaman perkebunan, 25-40% (11% luas wilayah)merupakan daerah yang baik untuk pertanian tanaman perkebunan dan kehutanan dengan menggunakan prinsip konversasi, 40% keatas (18% luas wilayah) merupakan daerah yang mutlak harus dihutankan sebagai pelindung sumberdaya alam. d. Iklim dan Curah Hujan Kabupaten Lumajang beriklim tropis. Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson termasuk iklim type C dan sebagian kecamatan lainnya beriklim D. Jumlah curah hujan tahunan berkisar antara ml. Temperatur sebagian besar wilayah 24 C - 32 C, sedangkan wilayah diatas meter diatas permukaan laut temperatur terendah mencapai 5 C terutama pada daerah di lereng gunung Semeru Fasilitas Umum Fasilitas umum yang ada di kabupaten Lumajang antara lain adalah SPBU, perbankan, rumah sakit, dll. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada table berikut : Tabel 2.1 Data SPBU di Kabupaten Lumajang NO NAMA SPBU ALAMAT TELP 1 SPBU Jl.Gatot Subroto No. 31 ( 0334 ) SPBU Jl. Mahakam Bagusari ( 0334 ) SPBU Jl. Sukarno Hatta ( 0334 ) , SPBU Wonorejo Jl. Banyu putih - 5 SPBU Jatiroto - 6 SPBU Klakah Randuagung - 8

21 7 SPBU Jl.Raya Tempeh Besuk ( 0334 ) SPBU Pasirian Jl. Raya Pasirian - 9 SPBU Pronojiwo Jl. Pronojiwo - 10 SPBU Nogosari Jl. Sekartidjo nogosari - 11 SPBU Senduro ( 0334 ) SPBU Petahunan 13 SPBU Labruk Lor 14 SPBU Kedungjajang Sumber Data : Bagian Ekonomi Setda Kab. Lumajang Tabel 2.2 Data Perbankan di Kabupaten Lumajang No Nama Alamat Telepon Bank JATIM Bank BRI Bank BNI Bank BCA BTPN Lumajang Bank Mandiri Bank Niaga BPR Jatim Jl. Alun-alun Barat No. 4, Lumajang Jl. Alun-alun Selatan No. 3, Lumajang Jl. Alun-alun Timur No. 14, Lumajang Jl. PB. Sudirman No. 25, Lumajang Jl. Dr. Soetomo No. 64, Lumajang Jl. PB. Sudirman No. 33, Lumajang Jl. PB. Sudirman No., Lumajang Jl. Veteran No., Lumajang Jl. PB. Sudirman No. Jl. A Yani No. Lumajang, Lumajang Bank Danamon Jl. Alun-alun Utara No. 5 Lumajang 10. BPR Bank Pasar Lumajang 11. Bank BTPN Sumber Data : Dinas Koperasi dan UKM Kab. Lumajang 9

22 Tabel 2.3 Data Rumah Sakit di kabupaten Lumajang No Nama Alamat Telepon RSU dr. Haryoto RS. Wijaya Kusuma RS. Bayangkara RS. Jatiroto RS. Islam RSU Pasirian Sumber Data : Dinas Kesehatan Kab. Lumajang Jl. A. Yani No. 281, Lumajang Jl. A. Yani No. 149, Lumajang Jl. Kyai Ilyas No., Lumajang Jl. Ranu Pakis No. A/3, Jatiroto Jl. Sastrodikoro 19,LumajangKecamatan Pasirian Kab. Lumajang , Kondisi Perekonomian Kondisi Makro Ekonomi Kabupaten Lumajang dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu PDRB, Inflasi, dan pertumbuhan ekonomi. Kondisi makro ekonomi Kabupaten pada tahun dapat dilihat dari beberapa data/ tabel berikut. Tabel 2.4 PDRB atas Dasar Harga Konstan beserta prosentase Pertumbuhannya struktur PDRB 9 (sembilan) sektor, Kabupaten Lumajang tahun TAHUN PDRB PERTUMBUHAN (%) BERLAKU KONSTAN KONSTAN , ,5 40, , ,6 39, , ,3 39, , ,0 39, , ,9 39,68 Sumber Data : BPS Kab. Lumajang 10

23 Tabel 2.5 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) Tahun Kategori Uraian *) 2015 **) 2016 ***) (1) (2) (7) (8) (9) (10) (11) A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , , , ,9 1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian , , , , ,3 a. Tanaman Pangan , , , , ,5 b. Tanaman Hortikultura Semusim , , , , ,5 c. Perkebunan Semusim , , , , ,9 d. Tanaman Hortikultura Tahunan dan Lainnya , , , , ,4 e. Perkebunan Tahunan , , , , ,7 f. Peternakan , , , , ,0 g. Jasa Pertanian dan Perburuan , , , , ,4 2 Kehutanan dan Penebangan Kayu , , , , ,4 3 Perikanan , , , , ,2 B Pertambangan dan Penggalian , , , , ,7 1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 2 Pertambangan Batubara dan Lignit 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 3 Pertambangan Bijih Logam , , , ,0 0,0 4 Pertambangan dan Penggalian Lainnya , , , , ,7 C Industri Pengolahan , , , , ,4 11

24 1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 a. Industri Batu Bara 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 b. Industri Pengilangan Migas 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 2 Industri Makanan dan Minuman , , , , ,4 3 Pengolahan Tembakau , , , , ,6 4 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi , , , , ,1 5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 3.523, , , , ,1 6 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan , , , , ,2 Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya 7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan , , , , ,0 dan Reproduksi Media Rekaman 8 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional , , , , ,4 9 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 5.360, , , , ,7 10 Industri Barang Galian bukan Logam , , , , ,8 11 Industri Logam Dasar 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 12 Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang , , , , ,0 Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik 13 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL 404,8 437,4 465,9 501,1 534,3 14 Industri Alat Angkutan 3.225, , , , ,7 15 Industri Furnitur , , , , ,9 16 Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan , , , , ,0 D Pengadaan Listrik dan Gas 8.835, , , , ,3 1 Ketenagalistrikan 7.317, , , , ,3 12

25 2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 1.518, , , , ,0 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur E , , , , ,0 Ulang F Konstruksi , , , , ,7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan G , , , , ,9 Sepeda Motor 1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya , , , , ,4 2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor , , , , ,5 H Transportasi dan Pergudangan , , , , ,1 1 Angkutan Rel 322,1 358,5 460,7 562,9 625,5 2 Angkutan Darat , , , , ,0 3 Angkutan Laut 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 4 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 5 Angkutan Udara 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 6 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan Kurir , , , , ,5 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , , , ,8 1 Penyediaan Akomodasi , , , , ,3 2 Penyediaan Makan Minum , , , , ,5 J Informasi dan Komunikasi , , , , ,8 K Jasa Keuangan dan Asuransi , , , , ,7 1 Jasa Perantara Keuangan , , , , ,2 13

26 2 Asuransi dan Dana Pensiun , , , , ,4 3 Jasa Keuangan Lainnya , , , , ,5 4 Jasa Penunjang Keuangan 318,7 387,3 433,6 482,8 534,5 L Real Estate , , , , ,0 M,N Jasa Perusahaan , , , , ,5 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan O , , , , ,5 Sosial Wajib P Jasa Pendidikan , , , , ,2 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , , , ,9 R,S,T,U Jasa lainnya , , , , ,7 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO , , , , ,1 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TANPA MIGAS , , , , ,1 Sumber Data : BPS Kab. Lumajang 14

27 BAB III POTENSI PEREKONOMIAN 3.1 SEKTOR PERTANIAN Pada struktur PDRB 9 (sembilan) sektor Kabupaten Lumajang tahun 2016, Sektor Pertanian di Kabupaten Lumajang masih memberikan kontribusi PDRB paling tinggi di bandingkan sektor lain, hal ini berarti bahwa Kabupaten Lumajang masih merupakan daerah agraris. Hasil produksi pertanian Kabupaten Lumajang dikelompokkan pada komoditas tanaman pangan, tanaman buah-buahan, tanaman sayuran, tanaman hias dan tanaman Biofarmaka TANAMAN PANGAN Meliputi semua kegiatan ekonomi yang menghasilkan komoditas bahan pangan. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan tanaman pangan meliputi padi, palawija (jagung, kedele, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar, ubi kayu, palawija lainnya, seperti talas, ganyong, irut, gembili, dll), serta tanaman serelia lainnya (sorgum/cantel, jawawut, jelai, gandum, dll). Keseluruhan komoditas di atas masuk ke dalam golongan tanaman semusim, Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Lumajang Tahun dengan wujud produksi pada saat panen atau wujud produksi baku lainnya yang masih termasuk dalam lingkup kategori pertanian. Contoh wujud produksi pada komoditas pertanian tanaman pangan antara lain: padi dalam wujud Gabah Kering Giling (GKG), jagung dalam wujud pipilan kering, dan ubi kayu dalam wujud umbi basah. Pertanian tanaman pangan sangat relevan untuk dijadikan sebagai pilar ekonomi di daerah, mengingat sumber daya ekonomi yang dimiliki setiap daerah yang siap didayagunakan untuk membangun ekonomi daerah adalah sumber daya pertanian tanaman pangan, seperti sumber daya alam (lahan, air, keragaman hayati, agro-klimat). Sumber daya manusia dibidang agribisnis, teknologi dan lain - lain. Struktur ekonomi hampir disetiap daerah, terutama diluar Pulau Jawa sebagian besar di sumbang dari sektor pertanian, khususnya tanaman pangan. Luas Panen dan Produktifitas Tanaman Pangan di Kabupaten Lumajang dapat dilihat dari Tabel Berikut ini : 15

28 Tabel 3.1 Komoditas Tanaman Pangan (irigasi) Tahun 2016 Luas dan Produksi Pertanian Rakyat Padi (Irigasi) Tahun 2016 KECAMATAN / LUAS AREAL PRODUKSI PROVITAS Sub Regency Harvest Area Production Rate (Ha.) (Kw) (Kw/Ha) Tempursari ,87 2. Pronojiwo ,87 3. Candipuro ,56 4. Pasirian ,39 5. Tempeh ,90 6. Lumajang ,61 7. Sumbersuko ,56 8. Tekung ,63 9. Kunir , Yosowilangun , Rowokangkung , Jatiroto , Randuagung , Sukodono , Padang , Pasrujambe , Senduro , Gucialit Kedungjajang , Klakah , Ranuyoso JUMLAH (RATA) ,16 *) Sumber Data : Dinas Pertanian Kab. Lumajang (Kondisi s/d bulan Desember Tahun 2016) 16

29 Tabel 3.2 Komoditas Tanaman Pangan (non irigasi) Tahun 2016 Luas dan Produksi Pertanian Rakyat Padi (Non Irigasi) Tahun 2016 KECAMATAN / LUAS AREAL PRODUKSI PROVITAS Sub Regency Harvest Area Production Rate (Ha.) (Kw) (Kw/Ha) Tempursari Pronojiwo Candipuro Pasirian Tempeh Lumajang Sumbersuko Tekung ,56 9. Kunir , Yosowilangun Rowokangkung , Jatiroto Randuagung , Sukodono Padang , Pasrujambe Senduro , Gucialit , Kedungjajang , Klakah , Ranuyoso ,23 Kabupaten Lumajang merupakan salah satu lumbung pangan nasional. Untuk kebutuhan beras nasional ±15,99 % dipasok dari wilayah Jawa Timur, dimana ± 4,2 % nya disuply dari wilayah Kabupaten Lumajang. Dari data diatas dapat dilihat bahwa Luas lahan padi adalah Ha. Luas panen ha produksi Kw dan produktifitas 62,1 Kw/Ha, dari angka diatas dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Lumajang memiliki suplus beras yang dapat disuplai ke beberapa Daerah di Jawa Timur, hal ini juga dibuktikan dengan adanya penandatanganan nota Kerjasama terkait surplus / minus komoditas antar Daerah Sekarkijang (se Eks Karesidenan Besuki dan Lumajang). 17

30 Selain komoditas padi, kabupaten juga mempunyai produktifitas yang tinggi pada komoditi jagung, yaitu sebesar 52.6 kw/ha. Dari tahun ke tahun Kabupaten Lumajang mengalami kenaikan Produksi dalam bidang tanaman Pangan, komoditas Padi rata-rata setiap tahun mengalami peningkatan sebesar 0,47 Kw/Ha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal serta suplai Nasional dan Regional. Produktifitas komoditas Jagung rata-rata setiap tahun mengalami peningkatan sebesar 1,75 Kw/Ha untuk mendukung suplai Industri Pakan Ternak yang diharapkan dapat memberikan Multiplier Effect terhadap harga komoditas peternakan dan perikanan karena penurunan biaya produksi. Produktifitas komoditas Kedelai rata-rata setiap tahun mengalami peningkatan sebesar 0,70 Kw/Ha untuk mendukung produk olahan pangan berbahan baku kedelai. Berikut adalah data luas panen, produksi dan rata rata produksi tanaman bahan pangan irigasi dan non irigasi tahun 2016 : Tabel 3.3 Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Tanaman Bahan Pangan (irigasi) Tahun 2016 Jenis Tanaman/ Luas Panen/ Produksi/ Rata-rata Kinds of Vegetable Harvest Area Production Rate (Ha) (Kw) (Kw/Ha) 1 Padi/Paddy ,16 2 Jagung/Maize ,99 3 Ubi Kayu/Cassava ,42 4 Ubi Jalar/Sweet Potatoes ,25 5 Kacang Tanah/Peanuts ,26 6 Kedelai/Soyabeans ,58 7 Kacang Hijau/Mungbeans Sorgum/Sorgum Jumlah ,12 Tabel 3.4 Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Tanaman Bahan Pangan (non irigasi) Tahun 2016 : Jenis Tanaman/ Luas Panen/ Produksi/ Rata-rata Kinds of Vegetable Harvest Area Production Rate (Ha) (Kw) (Kw/Ha) 1 Padi/Paddy ,45 2 Jagung/Maize ,28 18

31 3 Ubi Kayu/Cassava ,36 4 Ubi Jalar/Sweet Potatoes ,02 5 Kacang Tanah/Peanuts ,12 6 Kedelai/Soyabeans ,61 7 Kacang Hijau/Mungbeans ,00 8 Sorgum/Sorgum , TANAMAN HOLTIKULTURA Tanaman hortikultura terdiri dari tanaman hortikultura semusim dan tanaman hortikultura tahunan. Tanaman hortikultura semusim meliputi tanaman hortikultura yang umumnya berumur pendek (kurang dari satu tahun) dan panennya dilakukan satu atau beberapa kali masa panen untuk satu kali penanaman. Sedangkan tanaman hortikultura tahunan meliputi tanaman hortikultura yang umumnya berumur lebih dari satu tahun dan dan pemungutan hasilnya dilakukan lebih dari satu kali masa panen untuk satu kali penanaman. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan tanaman hortikultura meliputi kelompok komoditi sayuran, buah-buahan, tanaman biofarmaka, dan tanaman hias TANAMAN BUAH-BUAHAN Tanaman buah-buahan adalah sumber vitamin yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Tanaman buah-buahan yang terbanyak populasinya di Kabupaten Lumajang adalah : Pisang, Jeruk siyam, Salak dan pepaya. Hal ini dapat kita lihat pada tabel berikut : Tabel 3.5 Komoditas Tanaman Buah-buahan Tahun 2016 NO. JENIS LUAS LUAS PRODUKSI PRODUKTIFITAS KOMODITAS TANAM (Ha) PANEN (Ha) (Kwintal) (Kw/Ha ; Kg/Ha) 1 Alpukad - 2 Belimbing 0,0 343,5 36, ,1 64, ,9 130,0 19

32 3 Duku/Langsat - 4 Durian - 5 Jambu Biji 1,5 6 Jambu Air 7 Jeruk Siam 4,9 8 Mangga - 9 Manggis - 10 Nangka 0,1 11 Nanas 0,0 18,0 363,5 24,5 19,0 529,6 971,0 138,7 379,0 929,0 51, ,0 75, ,0 68,4 581,0 30, ,5 296, ,0 34, ,0 56, ,0 58,5 12 Pepaya 3, , ,7 364,7 13 Pisang 11, , ,6 222,6 14 Rambutan , ,0 53,7 15 Salak 27,4 628, ,8 425,9 16 Sawo 0,0 16,4 765,8 46,6 17 Sirsak 0,1 26, ,2 98,1 18 Sukun - 38, ,0 29,7 19 Melinjo - 0,0 2,0 61,8 20 Petai - 518, ,0 34,9 21 Anggur Jeruk Bali 0,3 0,5 39,0 75,0 23 Markisa Apel *) Sumber Data : Dinas Pertanian Kab. Lumajang (Kondisi s/d bulan Desember Tahun 2016) 20

33 Dari Data diatas dapat disimpulkan bahwa di Kabupaten Lumajang Buah pisang merupakan Komoditi andalan yang mempunyai Luas panen sebesar 4.970,4 Ha, produksi tertinggi sebesar ,6 kw dan Produktifitas sebesar 222,6 Kw/Ha. Kecamatan Senduro dan Pasrujambe sebagai Kecamatan dengan Produksi pisang terbesar di Kabupaten Lumajang TANAMAN SAYURAN Tanaman sayuran adalah bahan pangan asal tumbuhan yang biasanya mengandung kadar air tinggi dan dikonsumsi dalam keadaan segar atau setelah diolah secara minimal. Tanaman sayuran merupakan Sumber vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Tanaman sayuran yang terbanyak populasinya di Kabupaten Lumajang adalah : Cabe rawit, Kacang panjang, Petai, Bawang daun, Kentang dan Kobis. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel berikut : Tabel 3.6 Komoditas Tanaman sayuran Tahun 2016 No Jenis Tanaman/ Kinds of Vegetable Luas Panen/ Harvest Area (Ha) Produksi/ Production (Kw) Rata-rata Rate (Kw/Ha) 1 Bawang Merah Bawang Putih Bawang Daun Kentang Kobis Kembang Kol Pitsae/Sawi Wortel Lobak Kacang Merah Kacang Panjang Cabe Besar Cabe Rawit Jamur

34 15 Tomat Terong Buncis Ketimun Labu siem Kangkung Bayam Melon Semangka Blewah J u m l a h ,19 *) Sumber Data : Dinas Pertanian Kab. Lumajang (Kondisi s/d bulan Desember Tahun 2016) Dari data diatas dapat dilihat bahwa bawang daun, kobis, cabe rawit dan semangka mempunyai kontribusi produktifitas yang besar, akan tetapi bawang daun adalah komoditas dari jenis tanaman holtikultura sayuran yang menyumbang angka produktifitas tertinggi, dengan luas panen sebesar 1.272,0 Ha menjadi produksi tertinggi yaitu sebesar Kw dan Produktifitas sebesar 126 kw/ha KELOMPOK TANI Dalam upaya meningkatkan pembangunan ketahanan pangan, peranan kelembagaan kelompok tani di pedesaan sangat besar dalam mendukung dan melaksanakan berbagai program yang sedang dan akan dilaksanakan karena kelompok tani inilah pada dasarnya pelaku utama pembangunan ketahanan pangan. Keberadaan kelembagaan kelompok tani sangat penting diberdayakan karena potensinya sangat besar. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang penduduk Kabupaten Lumajang rata-rata bekerja di sektor pertanian. Dari data Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang, bahwa telah dibentuk kelembagaan kelompok tani yang tersebar pada masing-masing Kecamatan di seluruh wilayah Kabupaten Lumajang. Kelembagaan kelompok tani ini sangat efektif sebagai sarana untuk kegiatan belajar, bekerja sama, dan pemupukan modal kelompok dalam mengembangkan 22

35 usahatani. Pentingnya pemberdayaan kelompok tani tersebut sangat beralasan karena kalau kita perhatikan keberadaan kelompok tani akhir-akhir ini - terutama sejak era otonomi daerah dilaksanakan - ada kecenderungan perhatian pemerintah daerah terhadap kelembagaan kelompok tani sangat kurang bahkan terkesan diabaikan sehingga kelembagaan kelompok tani yang sebenarnya merupakan aset sangat berharga dalam mendukung pembangunan ketahanan pangan belum berfungsi secara optimal seperti yang diharapkan. Mengingat semakin kompleks dan besarnya tantangan pembangunan ketahanan pangan mendatang, terutama untuk mencapai kemandirian pangan, maka kelembagaan kelompok tani yang tersebar di seluruh pelosok pedesaan perlu dibenahi dan diberdayakan, sehingga mempunyai keberdayaan dalam melaksanakan usaha taninya berikut Data Kelompok Tani yang tersebar di seluruh wilayah Kecamatan di Kabupaten Lumajang : 1. Kecamatan Tempursari = 34 Kelompok Tani 2. Kecamatan Pronojiwo = 43 Kelompok Tani 3. Kecamatan Candipuro = 60 Kelompok Tani 4. Kecamatan Pasirian = 57 Kelompok Tani 5. Kecamatan Tempeh = 68 Kelompok Tani 6. Kecamatan Lumajang = 34 Kelompok Tani 7. Kecamatan Sumbersuko = 49 Kelompok Tani 8. Kecamatan Tekung = 39 Kelompok Tani 9. Kecamatan Kunir = 49 Kelompok Tani 10. Kecamatan Yosowilangun = 63 Kelompok Tani 11. Kecamatan Rowokangkung = 45 Kelompok Tani 12. Kecamatan Jatiroto = 36 Kelompok Tani 13. Kecamatan Randuagung = 57 Kelompok Tani 14. Kecamatan Sukodono = 33 Kelompok Tani 15. Kecamatan Padang = 35 Kelompok Tani 16. Kecamatan Pasrujambe = 44 Kelompok Tani 17. Kecamatan Senduro = 67 Kelompok Tani 18. Kecamatan Gucialit = 33 Kelompok Tani 19. Kecamatan Kedungjajang = 47 Kelompok Tani 23

36 20. Kecamatan Klakah = 49 Kelompok Tani 21. Kecamatan Ranuyoso = 52 Kelompok Tani 3.2 SEKTOR PERKEBUNAN Tanaman Perkebunan terdiri dari tanaman perkebunan semusim dan tanaman perkebunan tahunan, baik yang diusahakan oleh rakyat maupun oleh perusahaan perkebunan (negara maupun swasta). Cakupan usaha perkebunan mulai dari pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan yang menjadi satu kesatuan kegiatan. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan tanaman perkebunan diantaranya adalah tebu, tembakau, kelapa sawit, karet, kopi, teh, kakao, lada, pala, kayu manis, cengkeh dan sebagainya. Tebu masih menjadi komoditas yang menyumbangkan angka produksi terbesar dikabupaten Lumajang, dengan luas tanam Ha menghasilkan Kw/Ha. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.7 Komoditas tanaman perkebunan Tahun 2016 NO JENIS LUAS LUAS PRODUKSI KOMODITAS TANAM (Ha) PANEN (Ha) (Kwintal) PRODUKTIFITA S (Kw/Ha ; Kg/Ha) TANAMAN SEMUSIM 1 T e b u , Tembakau Rajang , Tembakau Burley , Temb. Lum. VO Temb. Kasturi , N i l a m , TANAMAN TAHUNAN 1 Kelapa , Pinang , Kopi , Cengkeh , Kakao , L a d a , Cabe jamu , Karet , teh *) Sumber Data : Kantor Perkebunan Kab. Lumajang (Kondisi s/d bulan Desember2016) 24

37 3.3 SEKTOR KEHUTANAN Subkategori ini meliputi kegiatan penebangan segala jenis kayu serta pengambilan daun-daunan, getah-getahan, dan akar-akaran, termasuk di sini adalah jasa yang menunjang kegiatan kehutanan berdasarkan sistem balas jasa/kontrak. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan kehutanan meliputi kayu gelondongan (baik yang berasal dari hutan rimba maupun hutan budidaya), kayu bakar, rotan, bambu, dan hasil hutan lainnya. Dicakup juga dalam kegiatan kehutanan ini adalah jasa yang menunjang kegiatan kehutanan atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak, termasuk kegiatan reboisasi hutan yang dilakukan atas dasar kontrak. Berikut adalah data sektor kehutanan di Kabupaten Lumajang Tahun 2016 : Tabel 3.8 Data Komoditas Kehutanan Kabupaten Lumajang Tahun 2016 Produksi No Komoditas Tahun Volume (m3) Satuan kayu bulat/rakyat 1 Bendo ,49 m3 2 Damar ,06 m3 3 Jati ,62 m3 4 Kembang ,47 m3 5 Mahoni ,82 m3 6 Nyampoh ,91 m3 7 Pinus ,38 m3 8 Rimba Campur ,65 m3 9 Sengon m3 10 Sono ,49 m3 Kayu Bulat / Kayu Perhutani 11 Jati m3 12 Mahoni m3 13 Sono m3 14 Damar ,56 m3 15 Pinus m3 16 Rimba Campur m3 17 Akasia m3 18 Sengon ,51 m3 25

38 19 Gmelina m3 20 Brongkol Kayu bakar 28 Kayu Olahan 22 Kayu gergajian ,3798 m3 23 Veneer ,1691 m3 24 Plywood ,34976 m3 25 Blockboard/FJLB ,4079 m3 26 Barecore ,5425 m3 27 Pinus , Damar ,511 ton *) Sumber data Dinas Kehutanan Kabupaten Lumajang Tabel 3.9 Data Sektor Kehutanan Perkembangan Kondisi Kawasan Hutan Kabupaten Lumajang Tahun 2016 No Uraian Tahun Luas 1 Luas Lahan Kritis (Ha) ,60 2 Penghijauan Sumber Mata Air (Ha) ,00 3 Penghijauan di Kaki Jalan (Km) ,00 4 Reboisasi (Ha) Luas Hutan Rakyat (Ha) ,00 6 Penghijauan (Ha) ,94 *) Sumber data Dinas Kehutanan Kabupaten Lumajang 3.4 SEKTOR PETERNAKAN Peternakan merupakan sektor yang memiliki peluang sangat besar untuk dikembangkan sebagai usaha di masa depan. Kebutuhan masyarakat akan produk produk peternakan akan semakin meningkat setiap tahunnya. Peternakan sebagai penyedia protein, energi, vitamin, dan mineral semakin meningkat seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan gizi guna meningkatkan kualitas hidup. Ternak dibagi menjadi 3 (Tiga) yaitu : ternak besar dan ternak kecil dan unggas. Ternak besar terdiri dari : Kuda, sapi potong, sapi perah dan kerbau, ternak kecil antara lain : kambing, domba dan babi. Sedangkan untuk kategori Ternak unggas antara lain : Ayam kampung, ayam ras pedaging, ayam ras petelur dan itik. Ternak yang terbanyak populasinya di Kabupaten Lumajang adalah ayam pedaging. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel berikut : 26

39 Tabel 3.10 Produksi Daging, telur dan susu di Kabupaten Lumajang No Jenis Ternak TRIBULAN III Daging (kg) Telur (kg) Susu (kg) (1) (2) (3) (4) (5) 1. Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Kuda Kambing Domba Babi Ayam Buras Ayam Ras Petelur Ayam Ras Pedaging Itik Puyuh Merpati Jumlah Tabel 3.11 Populasi Unggas di Kabupaten Lumajang Tahun 2016 Populasi No. Kecamatan Ayam Ayam Ayam Ras Ras Buras Pedaging Petelur Itik Entok (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Tempursari Pronojiwo - 27

40 3 Candipuro 4 Pasirian 5 Tempeh 6 Lumajang 7 Sumbersuko 8 Tekung 9 Kunir 10 Yosowilangun 11 Jatiroto 12 Rowokangkung 13 Randuangung 14 Sukodono 15 Padang 16 Senduro 17 Pasrujambe 18 Gucialit 19 Klakah 20 Kedungjajang 21 Ranuyoso TOTAL

41 Tabel 3.12 Ternak Kecil di Kabupaten Lumajang Tahun 2016 Populasi No. Kecamatan Kambing Domba Babi (1) (2) (3) (4) (5) 1 Tempursari Pronojiwo Candipuro Pasirian Tempeh Lumajang Sumbersuko Tekung Kunir Yosowilangun Jatiroto Rowokangkung Randuangung Sukodono Padang Senduro Pasrujambe Gucialit Klakah Kedungjajang Ranuyoso TOTAL Tabel 3.13 Populasi sapi potong di Kabupaten Lumajang Tahun 2016 No. Kecamatan Populasi Jantan Betina Total (1) (2) (3) (4) (5) 1 Tempursari Pronojiwo Candipuro Pasirian Tempeh

42 6 Lumajang Sumbersuko Tekung Kunir Yosowilangun Jatiroto Rowokangkung Randuangung Sukodono Padang Senduro Pasrujambe Gucialit Klakah Kedungjajang Ranuyoso TOTAL PERIKANAN DAN KELAUTAN Ikan memiliki peran penting sebagai sumber energi, protein dan variasi nutrien essensial yang menyumbang sekitar 20% dari total protein hewani. Protein dari ikan merupakan komponen nutrisi yang penting bagi negara yang memiliki jumlah penduduk tinggi (pada penduduk) di mana kecukupan proteinnya berada pada level rendah/kurang. Mengkonsumsi ikan sangat penting selama masa kehamilan dan dua tahun pertama kehidupan serta dapat membantu menurunkan resiko kematian akibat serangan jantung. Sektor perikanan juga berperan penting dalam menyediakan lapangan pekerjaan dan pendapatan, tercatat menyumbang persen dari pendapatan penduduk dunia. Kabupaten Lumajang yang terletak di bagian selatan Propinsi Jawa Timur memiliki banyak potensi sumberdaya perairan Laut dimana Luas area Budidaya Ha dengan jumlah produksi ikan laut tahun 2016 sebesar 4.149,025 30

43 ton. Berdasar data yang kami peroleh dari Dinas Kelautan & Perikanan Kabupaten Lumajang Untuk produksi terbesar berada di Kecamatan Tempursari dengan nilai produksi sekitar 2.382,603 Ton.-. Di Sektor Budidaya Air tawar Jumlah Produksi terbesar adalah jenis Budidaya Keramba yaitu sebesar 1.065,747 Ton. Sumberdaya perairan tersebut dimanfaatkan sebagai lahan untuk budidaya perikanan baik secara intensif maupun semi intensif dan pengelolaannya dilakukan baik oleh perorangan maupun oleh badan usaha. Tabel 3.14 Data Luas area dan Budidaya Perikanan Tahun 2016 No Kecamatan Laut Sungai (Ha) Rawa (Ha) Danau/ Ranu (Ha) Tambak (Ha) Kolam (Ha) Karamba/ Jaring (Ha) 1 Tempursari , ,351-2 Pronojiwo ,140-3 Candipuro ,466-4 Pasirian 164, ,415-5 Tempeh 140, ,643-6 Lumajang 117, ,346 0,245 7 Sumbersuko 1, ,835-8 Tekung 120, ,207-9 Kunir - - 1, Yosowilangun 131, ,00 3, Rowokangkung , Jatiroto 117, , Randuagung ,00-0, Sukodono 0, , Padang 0, ,409 0, Pasrujambe , Senduro ,00-0, Gucialit , Kedungjajang 31

44 , Klakah ,00-0,159 2, Ranuyoso ,00-0,040 - J U M L A H , ,00 45,00 22,720 2, Budidaya Perikanan Air Tawar a. Ikan Nila Usaha Budidaya ikan Nila di Kabupaten Lumajang tersebar di Kecamatan Tempusari. Pronijowo. Candipuro. Pasirian. Tempeh. Kunir. Yosowilangun. Tekung. Randuagung. Sukodono. Sumbersuko. Pasrujambe. Padang Kedungjajang. Produksi ikan Nila mencapai 50 ton /Th (Budidaya Kolam). komoditas ini banyak dibudidayakan oleh masyarakat karena relatif mudah sangat tahan terhadap penyakit dan segala jenis kondisi perairan. Produksi ini masih dapat ditingkatkan dengan cara intensifikasi maupun ekstensifikasi lahan. Untuk sentra Budidaya ikan nila karamba jarring apung terdapat di Kecamatan Klakah dengan potensi Produksi mencapai ton/tahun. b. Ikan Lele Usaha budidaya ikan lele tersentra di Kecamatan Yosowilangun. Rowokangkung. dan Jatiroto. Namun demikian budidaya ikan lele di kolam saat ini sudah berkembang hampir semua kecamatan di Kabupaten Lumajang. Usaha budidaya ikan lele menjadi sangat memasyarakat karena masa pemeliharaannya tidak terlalu lama sekitar 2-3 bulan dan mudah dilakukan baik budidaya maupun pemasarannya. Produksi ikan lele di Kabupaten Lumajang saat ini mencapai sekitar 700 ton per tahun. Peluang suaha budidaya ikan lele masih sangat terbuka karena proses budidayanya tidak membutuhkan lahan yang sangat luas disamping itu pemasaranya meliputi pasar domestik maupun ekspor. 32

45 c. Ikan Tombro / Mas Sektor budidaya ikan tombro / ikan mas belum termasuk komoditas unggulan perikanan. Namun demikian terutama ikan tombro/mas dari tahun ke tahun menunjukan peningkatan dari jumlah pembudidayaanya hal ini dikarenakan ikan tombro/mas banyak diminati masyarakat untuk kegiatan pemancingan. Sedangkan budidaya ikan tombro dan tawes banyak terdapat didaerah yang sumber airnya cukup besar karena pada proses budidayanya membutuhkan sirkulasi air. Daerah pengembanganya meliputi Kecamatan Pronojiwo. Candipuro. Pasirian. Pasrujambe. Senduro. dan Randuagung. Produksi dari komoditas ikan ini saat ini mencapai 10 ton per tahun. Sedangkan pemasarannya masih terbatas pada pasar lokal. Ikan Patin Usaha budidaya ikan patin di Kabupaten Lumajang masih relatif baru. Mulai dibudidayakan sekitar tahun namun demikian perkembangan budidayanya tidak kalah bila dibandingkan dengan komoditas ikan yang lainnya. Hal ini karena budidaya ikan patin bisa dibudidayakan pada lahan yang tidak terlalu luas dan tidak membutuhkan sirkulasi air sehingga cocok dibudidayakan pada lahan-lahan pekarangan. Daerah pengembangan budidaya ikan patin terdapat di Kecamatan Klakah, Pasirian dan candipuro. Produksi ikan patin saat ini mencapai 2 ton per tahun. pemasaran komoditas ikan patin meliputi pasar domestik. Dengan demikian peluang pengembangan komoditas ikan ini masih sangat menjajikan. f. Ikan Gurami Sentra/ kawasan usaha budidaya ikan gurami terdapat di Kecamatan Yosowilangun. Rowokangkung. dan Jatiroto. Akhir-akhir ini komoditas ikan Gurami semakin diminati masyarakat karena permintaan pasar yang cenderung meningkat. Penigkatan ini sejalan dengan semakin banyaknya usaha warung-warung ikan dengan menu utama Gurami. Produksi ikan Gurami saat in mencapai 130 ton per tahun. Budidaya ikan Gurami relatif 33

46 mudah karena tidak memerlukan adanya sirkulasi air dalam proses budidayanya. Berikut adalah tabel Produksi Budidaya Ikan air tawar Tahun 2016 : Tabel 3.15 Budidaya Air Payau (Tambak) No. Jenis Ikan Produksi (Kg) Nilai Produksi (000) 1 Udang Windu Udang Putih (Vannamae) Udang Barong/lobster Kepiting Teripang Rumput laut Ikan lainnya (mujair) - - J U M L A H Tabel 3.16 Budidaya Karamba No. Jenis Ikan Produksi (Kg) Nilai Produksi (000) 1 Mas Nila Mujair Gurami Tawes Patin Lele Ikan lainnya - - J U M L A H Tabel 3.17 Budidaya Kolam No. Jenis Ikan Produksi (Kg) Nilai Produksi (000) 1 Mas Nila Mujair Gurami Tawes Patin Lele ,0 8 Sidat Ikan lainnya Udang galah Kodok - - J U M L A H , Potensi dan Kondisi Sumberdaya Perikanan Laut Pesisir Kabupaten Lumajang panjang pantainya 75 Km yang membentang Bagian mulai Adm dari ESDA Kecamatan dan Perekonomian Yosowilangun Sekretariat sampai Daerah dengan Kecamatan Tempursari 34yang terdapat di 12 desa pantai memiliki sumberdaya perikanan cukup besar. Komoditas

47 3.5.2 Potensi dan Kondisi Sumberdaya Perikanan Laut Pesisir Kabupaten Lumajang panjang pantainya 75 Km yang membentang mulai dari Kecamatan Yosowilangun sampai dengan Kecamatan Tempursari yang terdapat di 12 desa pantai memiliki sumberdaya perikanan cukup besar. Komoditas ikan yang dihasilkan diantaranya adalah tongkol. layur. layang. kembung. tenggiri. teri. kerapu. kakap. cucut / hiu. udang barong/lobster. Berikut Data Produksi Tangkapan ikan di Laut Kab. Lumajang tahun 2016 : Tabel 3.18 Rekapitulasi Produksi Tangkapan Perikanan Laut Menurut Jenis Ikan Th 2016 No. Jenis Ikan Jumlah Produksi (Kg) Per Tri Semester Rata-rata Nilai Produksi (Rupiah) 1 Sebelah 2 Lidah Nomei Peperek Manyung Beloso Biji Nangka Gerot-gerot Kakap Merah/Bangbangan Kakap Putih Kerapu Karang Kerapu Bebek Kerapu Lumpur Kerapu Lainnya Lencam Kurisi Swanggi Ekor Kuning/pisang-pisang Gulamah/tiga waja Cucut martil Cucut lanyam Cucut tikus Cucut botol Pari Bawal Hitam / dorang Bawal putih Alu-alu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang dilaksanakan dalam suatu wilayah agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan memerlukan perencanaan yang akurat dari pemerintah. Upaya dalam meningkatkan

Lebih terperinci

Perkembangan Ekonomi Makro

Perkembangan Ekonomi Makro Boks 1.2. Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat* Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (harga berlaku) tahun 2006 sebesar sekitar 11,5%, sementara pada tahun 2000 sebesar 14,7% atau dalam kurun waktu

Lebih terperinci

Tabel/Table 1.4 Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Tanaman Buah - Buahan Harvest Area, Production and yield Rate of Fruits Tahun/ Year 2013

Tabel/Table 1.4 Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Tanaman Buah - Buahan Harvest Area, Production and yield Rate of Fruits Tahun/ Year 2013 Tabel/Table 1.4 No Jenis Tanaman/ Yang Sedang / Rata-rata Kinds of Vegetable Menghasilkan Kuintal (Ku/Ha) (Ha) 2 3 4 1 Alpukad 332,530 17.218 51,78 2 Belimbing 25,297 4.319 170,75 3 Duku/Langsat 11,080

Lebih terperinci

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 KELOMPOK DATA JENIS DATA : SUMBER DAYA ALAM : Pertanian, Kehutanan, Kelautan, Perikanan, Peternakan, Perkebunan

Lebih terperinci

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C SUMBER DAYA ALAM PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN Apa yang sudah dicapai selama ini lebih ditingkatkan, Pemerintah Kota Jayapura akan lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Batang adalah salah satu kabupaten yang tercatat pada wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Letak wilayah berada diantara koordinat

Lebih terperinci

A. Realisasi Keuangan

A. Realisasi Keuangan BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2008 A. Realisasi Keuangan 1. Belanja Pendapatan Realisasi belanja pendapatan (Pendapatan Asli Daerah) Tahun 2008 Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka mencapai 100%

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016 BPS PROVINSI BENGKULU No. 10/02/17/XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016 EKONOMI BENGKULU TUMBUH 5,30 PERSEN, MENINGKAT DIBANDINGKAN TAHUN 2015 Perekonomian Provinsi Bengkulu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) menerbitkan Buku Saku Statistik Makro Triwulanan. Buku Saku Volume V No. 4 Tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan upaya perubahan secara terencana seluruh dimensi kehidupan menuju tatanan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Sebagai perubahan yang terencana,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2015-2019 V I S I M I S I 2 : TERWUJUDNYA MASYARAKAT LUMAJANG YANG SEJAHTERA DAN BERMARTABAT : Meningkatkan Perekonomian

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2015-2019 V I S I M I S I 2 : TERWUJUDNYA MASYARAKAT LUMAJANG YANG SEJAHTERA DAN BERMARTABAT : Meningkatkan Perekonomian

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 51 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Letak Geografis Kabupaten Brebes Jawa Tengah Kabupaten Brebes merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi Jawa Tengah yang berada di sepanjang pantai utara Laut Jawa letaknya

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET

SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET KABUPATEN : LUMAJANG PERJANJIAN KINERJA TAHUN : 2016 MISI I : Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang Agamis, Cerdas, Kreatif, Inovatif dan Bermoral melalui Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan,

Lebih terperinci

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 Oleh : Thamrin 1), Sabran 2) dan Ince Raden 3) ABSTRAK Kegiatan pembangunan bidang pertanian di Kabupaten

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Aceh Singkil

Profil Kabupaten Aceh Singkil Ibukota Batas Daerah Luas Letak Koordinat Profil Kabupaten Aceh Singkil : Singkil : Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Subulussalam Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia Sebelah Barat

Lebih terperinci

II. B. KETERANGAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN

II. B. KETERANGAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN ST01-L BADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 01 PENCACAHAN LENGKAP RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN RAHASIA I. KETERANGAN UMUM RUMAH TANGGA 101. Provinsi Kab/Kota Kecamatan Desa/Kel. No.

Lebih terperinci

SMA/SMK/MA/Paket C Angka Kelulusan (AL) SD/MI 100% Angka Kelulusan (AL) SMP/MTS 99,98% Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA

SMA/SMK/MA/Paket C Angka Kelulusan (AL) SD/MI 100% Angka Kelulusan (AL) SMP/MTS 99,98% Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA Lampiran 2: RENCANA KERJA TAHUNAN KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2016 Misi 1 : Meningkatkan Kualitas SDM yang Agamis, Cerdas, Kreatif, Inovatif dan Bermoral melalui Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan, Kesehatan

Lebih terperinci

2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun

2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun 2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun 2009-2012 PADI LADANG PADI SAWAH JAGUNG 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 LAROMPONG - - 4

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON No. Potensi Data Tahun 2009 Data Tahun 2010*) 1. Luas lahan pertanian (Ha) 327 327

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global, krisis pangan dan energi dunia, harga pangan dan energi meningkat, sehingga negara-negara

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 No. 33/07/36/Th. VIII, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI BANTEN TAHUN 2013

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04 ' 27 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai 49 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Penelitian Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara 4 0 14 sampai 4 0 55 Lintang Selatan dan diantara 103 0 22 sampai 104

Lebih terperinci

POTENSI SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL, DAN RESTORAN

POTENSI SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL, DAN RESTORAN 3 POTENSI SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL, DAN RESTORAN 4 POTENSI SEKTOR JASA - JASA X IDENTIFIKASI POTENSI KECAMATAN KESELURUHAN Potensi Sektoral Kecamatan Di Kabupaten Lumajang NO. KABUPATEN / POTENSI SEKTOR

Lebih terperinci

Tabel 7.1 Luas Lahan Sawah Provinsi Jawa Barat Tahun (ha)

Tabel 7.1 Luas Lahan Sawah Provinsi Jawa Barat Tahun (ha) 7. PERTANIAN TANAMAN PANGAN/PERKEBUNAN 48 Tabel 7.1 Luas Lahan Sawah Provinsi Jawa Barat 2005-2010 (ha) 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 Luas Lahan Sawah 925.500 926.782 934.845 945.544 937.373 930.268

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB. I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian adalah

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang Balai Pelaksana Teknis Bina Marga atau disingkat menjadi BPT Bina Marga Wilayah Magelang adalah bagian dari Dinas

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2012/2013. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2012/2013. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2012/2013 Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman No. Jenis Tanaman (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Padi 2 Jagung 3 Kedelai 4 Kacang Tanah 5 Ubi Kayu 6 Ubi Jalar Tanaman

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

J u m l a h 775, ,00 222, , , ,00

J u m l a h 775, ,00 222, , , ,00 Tabel / Table 6.1.10 COMMODITY : KELAPA / COCONUT K e c a m a t a n Luas ( Ha ) 1 Tempursari 117,00 652,00 9,00 778,00 652,00 1.000 Setara 2 Pronojiwo 24,00 262,00 9,00 295,00 288,20 1.100 Kopra 3 Candipuro

Lebih terperinci

KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA 1997

KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA 1997 KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA 1997 KODE KETERANGAN 000 KEGIATAN YANG BELUM JELAS BATASANNYA 011 PERTANIAN TANAMAN PANGAN, TANAMAN PERKEBUNAN, DAN HORTIKULTURA 012 PETERNAKAN 013 KOMBINASI PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjamin tercapainya kepuasan konsumen akan produk akhir yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. menjamin tercapainya kepuasan konsumen akan produk akhir yang berkualitas, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan usaha yang semakin ketat menuntut adanya perubahan pola kerja dari setiap pelaku. Pelaku usaha dituntut dapat memenuhi pesanan dan permintaan konsumen secara

Lebih terperinci

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan 5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) 5.1.1 Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan Produk Unggulan Daerah (PUD) Lamandau ditentukan melalui

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 No.40/07/13/TH. XVII, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI SUMATERA BARAT 13,33

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2013/2014. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2013/2014. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2013/2014 Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman No. Jenis Tanaman 2010 2011 2012 2013 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Padi 2 Jagung 3 Kedelai 4 Kacang Tanah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara GAMBARAN UMUM Wilayah Sulawesi Tenggara Letak dan Administrasi Wilayah Sulawesi Tenggara terdiri atas Jazirah dan kepulauan terletak antara 3 o - 6 o Lintang selatan dan 12 45' bujur timur, dengan total

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK No. 06/07/8/Th. XVII, 0 Juli 204 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 203 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 203 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI

Lebih terperinci

Tabel / Table Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan Besar Planted Areas and Production of Large Holder Estate 2017

Tabel / Table Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan Besar Planted Areas and Production of Large Holder Estate 2017 Tabel / Table 6.1.9 Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan Besar Planted Areas and Production of Large Holder Estate Perusahaan / Agricultural Enterprise Luas Produksi Produktivitas 1 Gucialit PTPN

Lebih terperinci

VII. KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BOGOR

VII. KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BOGOR VII. KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BOGOR 7.1 Komoditas Unggulan di Kecamatan Pamijahan Berdasarkan hasil analisis Location Quotient (LQ) terhadap komoditas pertanian di Kabupaten Bogor yang menggambarkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 1998 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BALAI PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

LEMBAR KATALOG Statistik Sayur-Sayuran Dan Buah-Buahan Kabupaten Penajam Paser Utara 2016 Katalog BPS : 5216.6409 Ukuran Buku : 14,8 x 21 cm Jumlah Halaman : ix + 79 Naskah : BPS Kabupaten Penajam Paser

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

Lebih terperinci

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel mengisi daftar kehadiran atau berdasar data yang diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. Adapun jumlah Pengunjung Perpustakaan dapat dilihat pada tabel 2.184. Tabel 2.184. Jumlah Pengunjung Perpustakaan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

IVAN AGUSTA FARIZKHA ( ) TUGAS AKHIR PW PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH MELALUI KETERKAITAN SEKTORAL DI KABUPATEN LUMAJANG

IVAN AGUSTA FARIZKHA ( ) TUGAS AKHIR PW PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH MELALUI KETERKAITAN SEKTORAL DI KABUPATEN LUMAJANG IVAN AGUSTA FARIZKHA (3609100035) TUGAS AKHIR PW09-1328 PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH MELALUI KETERKAITAN SEKTORAL DI KABUPATEN LUMAJANG Dosen Pembimbing Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic. Rer.Reg.

Lebih terperinci

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015 Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional Kementerian Perindustrian 2015 I. LATAR BELAKANG 2 INDUSTRI AGRO Industri Agro dikelompokkan dalam 4 kelompok, yaitu

Lebih terperinci

P R O F I L POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN LUMAJANG

P R O F I L POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN LUMAJANG P R O F I L POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN LUMAJANG DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN LUMAJANG 2013 PROFIL POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR Kabupaten

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/04/Th. XV, 2 April 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN MARET 2012 SEBESAR 97,86 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Maret 2012 sebesar 97,86 persen,

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus konomi 2016 No. 01/06/3508/Th. I, 12 Juni 2017 BRITA RSMI STATISTIK LUMAJAN PUSAT STATISTIKBUPATN LUMAJAN Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Kabupaten Ngawi 1. Tinjauan Grafis a. Letak Geografis Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah.

Lebih terperinci

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1 MAKMUR AMAN CERDAS DAN BERMARTABAT 1 Sambutan BUPATI Musi Rawas Utara Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Berkat Rahmat dan Karunia-Nya jualah, buku dapat diselesaikan. Buku ini

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7⁰12 7⁰31 Lintang Selatan dan

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7⁰12 7⁰31 Lintang Selatan dan IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7⁰12 7⁰31 Lintang Selatan dan 109⁰29 109⁰45 50 Bujur Timur. Berada pada jalur pegunungan di bagian tengah

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-321/PJ/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan. Ketersediaan pangan

BAB I PENDAHULUAN. kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan. Ketersediaan pangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketersediaan pangan didefinisikan sebagai kondisi tersedianya pangan dari hasil produksi dalam negeri dan cadangan pangan nasional serta impor apabila kedua sumber utama

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA

PERKEMBANGAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA PERKEMBANGAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA PDRB Kabupaten Way Kanan menurut lapangan usaha dirinci menjadi 17 kategori lapangan usaha dan sebagian besar kategori dirinci lagi menjadi subkategori. Pemecahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di daerah tropis karena dilalui garis khatulistiwa. Tanah yang subur dan beriklim tropis

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2013 DARI USAHA

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TANGGUNG JAWAB : BUPATI LUMAJANG VISI LAMPIRAN : KEPUTUSAN BUPATI LUMAJANG NOMOR : 188.45/ /427.12/2016 TANGGAL : - - 2016 INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG : Terwujudnya Masyarakat

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Subsektor hortikultura merupakan bagian dari sektor pertanian yang mempunyai peran penting dalam menunjang peningkatan perekonomian nasional dewasa ini. Subsektor ini

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Aceh Barat

Profil Kabupaten Aceh Barat Ibukota Batas Daerah Profil Kabupaten Aceh Barat : Meulaboh : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Jaya dan Pidie Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan Kabupaten Nagan Raya

Lebih terperinci

GROUP I (TGL 24 AGUSTUS S.D 26 AGUSTUS 2015) 1 DINAS PENDIDIKAN - SEKRETARIAT 2 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL 3 DINAS KOPERASI, USAHA KECIL

GROUP I (TGL 24 AGUSTUS S.D 26 AGUSTUS 2015) 1 DINAS PENDIDIKAN - SEKRETARIAT 2 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL 3 DINAS KOPERASI, USAHA KECIL GROUP I (TGL 24 AGUSTUS S.D 26 AGUSTUS 2015) 1 DINAS PENDIDIKAN - SEKRETARIAT 2 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL 3 DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH 4 KANTOR PEMUDA DAN OLAHRAGA 5 BADAN KESATUAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dikaitkan dengan proses industrialisasi. Industrialisasi di era globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dikaitkan dengan proses industrialisasi. Industrialisasi di era globalisasi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian di Indonesia tidak sekedar terfokus pada peran pemerintah, banyak sektor yang mempunyai peran dalam kemajuan perekonomian di Indonesia. Proses

Lebih terperinci

BAB III PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT LAPANGAN USAHA

BAB III PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT LAPANGAN USAHA BAB III PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT LAPANGAN USAHA Perkembangan perekonomian suatu wilayah, umumnya digambarkan melalui indikator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pendekatan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Batanghari. Kecamatan yang terletak di Kabupaten Lampung Timur dengan luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Batanghari. Kecamatan yang terletak di Kabupaten Lampung Timur dengan luas wilayah 46 IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Batanghari Kecamatan Batanghari yang merupakan lokasi penelitian ini merupakan salah satu Kecamatan yang terletak di Kabupaten Lampung Timur dengan

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JULI 2013 TURUN 1,84 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JULI 2013 TURUN 1,84 PERSEN No. 34/08/14/Th.XIV, 01 Agustus 2013 NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JULI 2013 TURUN 1,84 PERSEN Pada bulan Juli 2013, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 100,43 atau turun 1,84

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO 4.1. Keadaan Geografis Kabupaten Karo terletak diantara 02o50 s/d 03o19 LU dan 97o55 s/d 98 o 38 BT. Dengan luas wilayah 2.127,25 Km2 atau 212.725 Ha terletak pada ketinggian

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/04/Th. XIV, 1 April 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 98,45 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) tercatat sebesar 83,67 persen,

Lebih terperinci

Statistik Konsumsi Pangan 2012 KATA PENGANTAR

Statistik Konsumsi Pangan 2012 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan ketersediaan dan pelayanan data dan informasi pertanian, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian menerbitkan Buku Statistik Konsumsi Pangan 2012. Buku ini berisi

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri FEBRUARI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Februari 2017 Pendahuluan Pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,02%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah bersangkutan (Soeparmoko, 2002: 45). Keberhasilan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. daerah bersangkutan (Soeparmoko, 2002: 45). Keberhasilan pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada, dengan menjalin pola-pola kemitraan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ/2011 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ/2011 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ/2011 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN DAN PELAPORAN USAHA BAGI WAJIB PAJAK PADA

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN LUMAJANG. 3508

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN LUMAJANG. 3508 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN LUMAJANG. 3508 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lumajang Hasil Sensus Pertanian Tahun 2013 sebanyak 168.127 rumah tangga Produk pertanian primadona di Kabupaten

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc. JULI 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 kembali menerbitkan Buletin Bulanan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi pusat perhatian dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 01/07/72/Th. XII, 01 Juli 2009 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Pada bulan Juni 2009 di Kota Palu terjadi inflasi sebesar 0,15 persen, dengan indeks dari 115,86 pada Mei 2009 menjadi 116,03

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia terutama dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc. JUNI 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 kembali menerbitkan. Indikator

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc. SEPTEMBER 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 kembali menerbitkan Buletin

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1. Keadaan Geografis. Kabupaten Kerinci terletak di daerah bukit barisan, dengan ketinggian 5001500 mdpl. Wilayah ini membentang

Lebih terperinci

Perekonomian Daerah. 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian

Perekonomian Daerah. 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian Perekonomian Daerah Kegiatan pertanian sampai saat ini masih memberikan peran yang besar terhadap perekonomian Kabupaten Murung Raya. Kegiatan pertanian masih didominasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia memiliki tanah yang subur

Lebih terperinci

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak Hasil-hasil penelitian/pengkajian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian khususnya BPTP Sulawesi Tengah merupakan paket teknologi spesifik lokasi yang selanjutnya perlu disebarkan kepada pada ekosistem

Lebih terperinci