BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian yang telah dibahas oleh peneliti pada bab-bab sebelumnya mengenai

Transkripsi

1 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dibahas oleh peneliti pada bab-bab sebelumnya mengenai pengembangan pariwisata berbasis budaya khususnya atraksi budaya Festival Meriam Karbit di Kota Pontianak 7.1 Kesimpulan Berdasarkan pada penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, terdapat kesimpulan yang dapat diambil antara lain sebagai berikut: 1. Pengembangan pariwisata berbasis budaya di Kota Pontianak dalam hal ini atraksi budaya Festival Meriam Karbit sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kota Pontianak Tahun 2008 mencakup beberapa kebijakan antara lain: (1) Pengembangan Kawasan dan Objek Wisata; (2) Pengembangan Akomodasi Wisata; (3) Pengembangan Aksesibilitas; dan (4) Pemasaran dan Promosi. a. Pengembangan Kawasan dan Objek Wisata Kota Pontianak memiliki banyak Festival yang berbasis kepada sungai salah satunya adalah Festival Meriam Karbit. Oleh karena itu, untuk mengembangkan serta meningkatkan daya tarik Sungai Kapuas, Pemerintah Kota Pontianak membangun kawasan Sungai Kapuas dengan menggunakan konsep Waterfront City. Penataan Taman Alun Kapuas dan kawasan aliran sungai diharapkan akan berdampak pada 107

2 108 pariwisata khususnya pada objek dan daya tarik pariwisata budaya yang berbasis pada tepian sungai di Kota Pontianak. b. Pengembangan Akomodasi Kebijakan pengembangan akomodasi oleh Pemerintah Kota Pontianak yaitu kebijakan untuk menunjang pariwisata budaya yang berbasis sungai dengan keberadaan sarana dan prasarana pariwisata sungai mulai dari perahu motor atau perahu hias, steigher (dermaga), petunjuk lokasi, rambu lalu lintas sungai, serta rumah makan terapung. Pariwisata berbasis budaya di Kota Pontianak juga ditunjang oleh sarana dan prasarana pariwisata itu sendiri mulai dari keberadaan hotel dan penginapan, biro dan agen perjalanan wisata, serta rumah makan/restoran/cafe. c. Pengembangan Aksesibilitas Secara umum, untuk menunjang aksesibilitas pariwisata, maka ketersediaan sarana dan prasarana transportasi mempunyai peranan yang penting. Kota Pontianak saat ini telah didukung oleh jaringan transportasi yang memadai baik transportasi darat, udara maupun laut. Selain itu pengembangan aksesibilitas menuju titik-titik meriam karbit yang berada di sepanjang tepian sungai dilakukan oleh Pemerintah Kota Pontianak dengan pembangunan dan perbaikan jalan gertak di sepanjang kawasan tepian sungai. Hal ini bertujuan untuk memudahkan lalu lintas warga masyarakat yang tinggal di tepian sungai maupun wisatawan yang akan menikmati Festival.

3 109 d. Pemasaran dan Promosi Promosi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Pontianak melalui berbagai program yang telah dicanangkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pontianak. Secara umum, program-program tersebut diwujudkan melalui berbagai kegiatan antara lain: (1) Sosialisasi Sadar Wisata dan Sapta Pesona; (2) Mengikuti kegiatan Pameran baik di tingkat daerah maupun tingkat nasional; (3) Promosi melalui Leaflet/Booklet/Brosur Informasi Wisata 2. Faktor-faktor yang menghambat pengembangan pariwisata berbasis budaya khususnya atraksi budaya Festival Meriam Karbit di Kota Pontianak antara lain: (1) Kecenderungan Kebijakan; (2) Sumber Daya; (3) Keragaman Budaya; dan (4) Komunikasi. a. Kecenderungan Kebijakan Pertama, Pemerintah Kota Pontianak belum memiliki pedoman pengembangan pariwisata berbasis budaya yang berlandaskan pada payung hukum sebagaimana yang sudah dilakukan oleh daerah-daerah lain seperti Bali melalui Perda. Hal ini perlu karena masing-masing dari atraksi budaya yang ada di Kota Pontianak memiliki latar belakang budaya dan ciri khasnya masing-masing sehingga pendekatan yang dilakukan terhadap masing-masing atraksi budaya tersebut akan berbeda antara satu sama lain. Dengan belum adanya kebijakan pariwisata berbasis budaya khususnya pada atraksi budaya yang ada di Kota Pontianak, maka kebijakan pengembangan

4 110 pariwisata budaya Festival Meriam Karbit sebagaimana kegiatan festival dan pertunjukan budaya lainnya menjadi belum optimal. Kedua, Belum optimalnya promosi pariwisata budaya Festival Meriam karbit disebabkan oleh berdekatannya waktu penyelenggaraan kegiatan Festival Meriam dengan hari raya Idul Fitri, belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi, media cetak dan media elektronik sebagai sarana promosi wisata yang ada di Kota Pontianak, serta belum optimalnya peran Biro Perjalanan Wisata (BPW) dan Agen Perjalanan Wisata (APW) dalam mempromosikan pariwisata di Kota Pontianak. Selain promosi, ada beberapa kebijakan Pemerintah Kota Pontianak yang belum/justru tidak mendukung tugas dan fungsi bagian pemasaran pariwisata dalam mempromosikan pariwisata berbasis budaya yang ada di Kota Pontianak antara lain kurangnya frekuensi promosi keluar daerah yang dilakukan oleh bagian pemasaran pariwisata, adanya pengalihan tanggung jawab pelaksanaan kegiatan promosi daerah/pameran dari sebelumnya di bagian Pemasaran Pariwisata Disbudpar Kota Pontianak ke bagian Ekonomi Pembangunan (Ekbang) Sekretariat Kota Pontianak, kurangnya dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kota Pontianak kepada Disbudpar untuk mengikuti kegiatan promosi dan pameran, serta adanya penggabungan kegiatan pameran/promosi yang sebelumnya dipisah antara Disbudpar dengan Disperindag Kota Pontianak.

5 111 b. Sumber Daya Salah satu hambatan dalam upaya pengembangan pariwisata berbasis budaya khususnya pada atraksi budaya Festival Meriam Karbit ialah permasalahan ketersediaan dana yg dialokasikan Pemerintah Kota Pontianak untuk mendukung kegiatan Festival Meriam Karbit. Dari rekapitulasi anggaran kegiatan tahun 2013 dapat dilihat bahwa pengeluaran FKMK Kota Pontianak untuk melaksanakan kegiatan adalah sebesar Rp , lebih besar daripada bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Kota Pontianak beserta hibah Walikota Pontianak sebesar Rp Kekurangan dana ini menjadi salah satu penyebab pelaksanaan kegiatan Festival Meriam Karbit menjadi belum optimal. c. Keragaman Budaya Festival Meriam karbit masih berdiri sebgaai sebuah single destination. Kurangnya faktor keragaman budaya yang tampil sekaligus mengurangi nilai atraksi budaya yang dimiliki. Wisatawan tentu berharap sekali mereka datang, beragam atraksi pariwisata dapat dinikmati sekaligus. Hal inilah yang seringkali jarang ditemui di destinasi pariwisata budaya yang ada di Kota Pontianak sehingga jumlah pengunjungnya cenderung sedikit atau tidak menentu. d. Komunikasi Pengembangan pariwisata berbasis budaya khususnya atraksi budaya festival meriam karbit dilaksanakan oleh Disbudpar Kota Pontianak

6 112 bersama-sama dengan Forum Komunikasi Meriam Karbit Kota Pontianak. Namun dalam pelaksanaannya terdapat beberapa hambatan antara lain belum optimalnya pendampingan dan pembinaan yang dilakukan oleh Disbudpar kepada FKMK, fungsi pemantauan dan evaluasi yang belum berjalan secara maksimal, serta komunikasi yang belum padu antara Disbudpar dan FKMK. Dari berbagai kesimpulan tersebut maka penulis dapat menguraikan berbagai sisi positif dan negatif dari kebijakan pelaksanaan pengembangan pariwisata berbasis budaya khususnya atraksi budaya Festival Meriam Karbit di Kota Pontianak antara lain melalui table sebagai berikut: Tabel Sisi positif dan negatif Kebijakan Pengembangan Pariwisata Budaya di Kota Pontianak Positif Negatif 1. Kebijakan pengembangan pariwisata berbasis budaya melalui penataan kawasan tepian sungai menambah daya tarik kawasan ini terhadap pariwisata khususnya atraksi budaya Festival Meriam Karbit. 2. Pengembangan akomodasi dan aksesibilitas pariwisata menambah daya tarik pariwisata Kota Pontianak serta memberikan kemudaham bagi wisatawan yang akan menikmati pariwisata budaya 1. Belum adanya kebijakan yang mengatur secara khusus mengenai pengembangan atraksi budaya Festival Meriam Karbit meyebabkan festival ini masih sebatas pada permainan rakyat belum menjadi komoditas pariwisaa yang bernilai jual 2. Pariwisata budaya yang ada di Kota Pontianak sebagian besar masih bersifat single destination tourism. 3. Posisi Disbudpar sebagai

7 113 khususnya Festival Meriam Karbit. pelaksana kebijakan di bidang pariwisata masih belum optimal. 4. Masih belum optimalnya komunikasi yang dijalin oleh Disbudpar Kota Pontianak dengan FKMK selaku wadah kegiatan Festival Meriam Karbit Sumber: Peneliti 7.2 Saran Berdasarkan pada kesimpulan diatas, maka peniliti ingin memberikan saran dan masukan terhadap kebijakan pengembangan pariwisata berbasis budaya khususnya atraksi budaya Festival Meriam Karbit di Kota Pontianak antara lain sebagai berikut: 1. Saat ini desain pengembangan pariwisata berbasis budaya di Kota Pontianak tertuang di dalam RIPPDA Kota Pontianak tahun Pemerintah Kota Pontianak diharapkan dapat menyusun suatu kebijakan berkaitan dengan pengembangan pariwisata berbasis budaya baik itu dalam bentuk Peraturan Daerah atau Peraturan Walikota. Dengan adanya Peraturan Daerah atau Peraturan Walikota (produk hukum) maka dapat menjadi landasan pengembangan pariwisata berbasis budaya di Kota Pontianak. Dengan adanya Peraturan Daerah atau Peraturan Walikota tentang pengembangan pariwisata berbasis budaya maka diharapkan sektor pariwisata dapat menjadi urusan wajib sehingga dapat dikembangkan secara maksimal agar dapat memberikan nilai tambah bagi Pemerintah Kota pada umumnya dan masyarakat Kota Pontianak pada khususnya.

8 Pemerintah Kota Pontianak diharapkan dapat merumuskan suatu rancangan kebijakan pengembangan pariwisata berbasis budaya yang mencakup keseluruhan pariwisata budaya yang ada di Kota Pontianak, agar keberadaannya dapat saling mendukung satu sama lain. Selain itu Pemerintah diharapkan dapat menyusun suatu konsep perjalanan wisata yang baik dengan melibatkan berbagai elemen pariwisata budaya baik itu cultural tourism maupun heritage tourism agar atraksi budaya yang ada memiliki daya tarik yang lebih baik dan tidak berdiri sebagai single destination tourism. 3. Pemerintah Kota Pontianak diharapkan dapat memperkuat posisi Dinas Kebudayan dan Pariwisata Kota Pontianak agar dapat maksimal dalam menjalankan kebijakan pemerintah di bidang pengembangan pariwisata berbasis budaya khususnya Festival Meriam Karbit. Hal ini dapat dilakukan yaitu dengan mengoptimalkan promosi pariwisata dengan memperkuat posisi Seksi Pemasaran Pariwisata Disbudpar Kota Pontianak dengan memberikannya kewenangan-kewenangan serta sumber daya yang dianggap perlu agar dapat menjalankan fungsinya secara maksimal. 4. Pemerintah Kota Pontianak melalui Dinas Kebudayaan Kota Pontianak diharapkan dapat menjalin hubungan yang baik dengan FKMK Kota Pontianak terkait pembinaan dan pengawasan terhadap komunitas meriam karbit, pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan kegiatan, serta meningkatkan kerjasama dan komunikasi dalam pelaksanaan kegiatan dan publikasi.