PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PKn DENGAN METODE DISKUSI DI KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PKn DENGAN METODE DISKUSI DI KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH"

Transkripsi

1 D PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PKn DENGAN METODE DISKUSI DI KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH Lailiyatul, Kartono, Sri Utami Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan lailiyatul@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas fisik,mental dan emosional peserta didik dalam pembelajaran PKn di kelas V Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Ulum Parit Mas Kabupaten Kubu Raya.Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan bentuk penelitiannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Peserta didiknya berjumlah 21 orang. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan ternyata ada peningkatan aktivitas peserta didik dari siklus I ke siklus II. Aktivitas fisik siklus I 68,96% meningkat 86,20, aktivitas mental 75,20% meningkat 96,14%, dan aktivitas emosionalnya 68,96% meningkat 86,24%. Kata Kunci : Aktivitas, Pembelajaran PKn, Metode Diskusi Abstract: This study aims to increase physical activity, mental and emotional learners by using discussion method in civic education subjets at the fiveth grade students in the Elementary school Raudlatul Ulum Parit Mas Kubu Raya. Metode research is descriptive with the form of research is the Classroom Action Research (CAR). Student participants amounted to 21 people. The results of the research that has been conducted turns out there is increased activity of students from the first cycle to the second cycle. Physical activity increases the cycle I 86.20, 68.96%, 75.20% mental activity increased 96.14%, 68.96% and emotional activity increased 86.24%. Keywords: Activity, Civic Education, Discussion Method alam kegiatan pembelajaran, salah satu peranan guru adalah sebagai motivator. Dalam rangka meningkatkan minat dan pengembangan kegiatan belajar siswa, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan aktivitas dan kreativitas siswa. Menurut Montessori (dalam Sardiman 2008: 96) mengemukakan bahwa anakanak memiliki tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk sendiri sedangkan pendidik bertindak sebagai pembimbing dan mengamati bagaimana perkembangan anak didiknya. Hal ini memberi petunjuk pada kita pentingnya aktivitas belajar dalam proses pembelajaran dan siswa yang banyak melakukan 1

2 aktivitas sedangkan pendidik bertindak sebagai pengarah atau pembimbing dan merencanakan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan siswa khususnya pada mata pelajaran PKn. Lubis (dalam Kunandar 2004: 266) menyatakan bahwa Kegiatan belajar mengajar (KBM) merupakan kegiatan interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa, dan antara siswa dengan sumber belajar lainnya dalam satu kesatuan waktu dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran perlu diperhatikan bagaimana keterlibatan siswa dalam pengorganisasian pengetahuan, apakah mereka aktif atau pasif. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan program pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan keadaan dan kebutuhan setempat. Yang menjadi hambatan selama ini dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah kurang dikemasnya dengan metode yang menarik, dan menyenangkan. Guru seringkali menyampaikan materi Pendidikan Kewarganegaraan apa adanya (konvensional), sehingga pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan cenderung membosankan dan kurang menarik minat para siswa dan mengakibatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kurang memuaskan. Akibatnya sebagian besar nilai hasil belajar siswa banyak yang di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu dari jumlah siswa 21 hanya 33% yang mencapai KKM dan 67% masih di bawah KKM dengan nilai rata-rata 54.53, sedangkan unutk mencapai KKM yang telah direncanakan itu ialah harus mencapai nilai menimal Hasil belajar siswa yang rendah sangat mempengaruhi kinerja penulis sebagai seorang guru karena telah nampak tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang telah diharapkan dalam pembelajaran tersebut. Dalam meningkatkan hasil belajar siswa setidaknya ada tiga indikator aktivitas belajar siswa yang perlu kita perhatikan yaitu: aktivitas fisik (memperhatikan, berbicara, mendengarkan, bertanya dan menulis), aktivitas mental intelektual (menanggapi masalah, memecahkan masalah, menyimpulkan masalah dan mengumukakan masalah) dan aktivitas emosional (menaruh minat, bergembira, berani dan bersemangat). Dengan meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, akan membuat pembelajaran lebih bermakna dan berarti dalam kehidupan anak. Dikatakan demikian, karena adanya keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar, adanya keterlibatan intelektual emosional siswa melalui dorongan dan semangat yang dimilikinya dan adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam mendengarkan dan memperhatikan apa yang disajikan guru. Untuk mengatasi masalah ini peneliti akan melakukan tindakan penelitian terhadap aktivitas belajar dengan judul Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Dengan Menggunakan Metode Diskusi Di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Ulum Parit Mas. Pembelajaran PKn untuk siswa pada pembelajaran yang menekankan pada pembentukan siswa yang aktif, kreatif, inovatif, bermoral, mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya, cerdas, terampil dalam kehidupannya dan mampu berinteraksi di lingkungan tempat tinggalnya. Sedangkan ruang lingkup pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi persatuan dan kesatuan, norma, HAM, warga negara, konstitusi, politik, Pancasila, dan globalisasi. 2

3 Mengapa dalam belajar perlu aktivitas? Sebab pada prinsipnya aktivitas adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku,jadi melakukan perbuatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Dengan kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Piaget (dalam Sardiman 2010: 100). menerangkan bahwa Seorang anak itu berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa perbuatan berarti anak itu tidak berpikir. Oleh karena itu, agar anak berpikir sendiri maka harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Berpikir pada taraf verbal baru akan timbul setelah anak itu berpikir pada taraf perbuatan. Pengertian belajar adalah menambah dan mengumpulkan pengetahuan. yang diutamakan dalam pengertian ini adalah penguasaan pengetahuan sebanyak-banyaknya untuk menjadi cerdas atau membentuk intelektual, sikap dan emosional Menurut Sardiman, (2007: 20) bahwa belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian yang seutuhnya. Aktivitas belajar menurut Sardiman (2010: 97) mengatakan Dalam kegiatan belajar subjek didik harus aktif berbuat dengan kata lain bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Proses pembelajaran tidak mungkin berlangsung dengan baik tanpa adanya aktivitas. Aktivitas belajar di kelas bukan hanya mendengarkan dan mencatat tetapi masih banyak kegiatan lainnya. Menurut Paul B. Diedrich (dalam Sardiman, 2010: 101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut: a) Visual Activities, yang termasuk di dalamnya : membaca, memperhatikan gambar demontrasi,percobaan,perkerjaan orang lain. b) Oral Activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,interupsi. c) Listening Activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. d) Writing Activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,angket, menyalin. e) Drawing Activities, seperti : kegiatan menggambar, membuat grafik, peta, diagram. f) Motor Activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun,beternak. g) Mental Activities, sebaai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. h) Emotional Activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Manfaat metode diskusi menurut Buchari Alma (2009: 48) adalah : Mendorong siswa berpikir kritis, mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas, mendorong siswa menyumbangkan buah pikirannya untuk memecahkan masalah bersama, dan mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama. Pelaksanaan metode diskusi terdapat kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dan kelemahan metode diskusi menurut Buchari Alma, (2009: 53) sebagai berikut: Kelebihan metode diskusi adalah : Suasana kelas akan hidup. Sebab anak-anak mengarahkan pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan, menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan, membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya, dapat menaikkan prestasi 3

4 kepribadian individu seperti : toleransi, demokratis, kritis, berpikir sistematis, sabar dan kesimpulan-kesimpulan diskusi mudah dipahami anak karena anak didik mengikuti proses berpikir sebelum sampai kepada kesimpulan. Kelemahan metode diskusi adalah : Kemungkinan ada anak yang tidak ikut aktif, sehingga bagi anak-anak ini diskusi merupakan kesempatan untuk melepaskan diri dari tanggung jawab, peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas, dan dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara. Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang melibatkan interaksi komunikasi dalam pemecahan permasalahan atau topik dalam pembahasan. Manfaat metode diskusi adalah mendorong siswa untuk berani mengeluarkan pendapat, bertanya, membuat kesimpulan dalam suatu masalah dan mengambil keputusan yang tepat dan bijak. Metode diskusi memiliki kelebihan dan kelemahannya. Adapun kelebihannya mendidik siswa menghargai pendapat orang lain, berani dalam mengeluarkan pendapatnya, menuntut siswa untuk berpikir kritis dan sistemmatis. Sedangkan kelemahannya adalah ada siswa yang tidak aktif dan dikuasai siswa yang suka berbicara. Langkah-langkah diskusi terdiri dari empat tahap yaitu persiapan, pendahuluan, pelaksanaan dan penutup. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif ini merupakan prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subyek atau obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun yang dimaksud dengan penelitian tindakakn kelas menurut Burhan Elfanany (2013: 21) menyatakan bahwa PTK adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri agar kritis terhadap praktik tersebut dan agar kamu untuk mengubahnya. Penelitian bersifat kolaborasi yaitu antara peneliti dengan teman sejawat (guru atau kolaborator). Menurut Kunandar (2004: 26) bahwa Penelitian Tindakan Kelas yang bersifat kolaborasi adalah dalam pembelajaran usulan harus secara jelas menggambarkan peranan dan intensitas masing-masing anggota pada setiap penelitian yang dilakukan. Setting dalam penelitian ini meliputi: 1) Tempat Penelitian, Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Ulum Parit Mas untuk mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada semester I kelas V Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 21 orang siswa. 2) Waktu penelitian, Penelitian ini dilaksanakan pada semester I Tahun Pelajaran 2014/2015 bulan agustus tahun Siklus Penelitian, dalam penelitian ini dilakukan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Tiap siklus dilaksanakan dengan dua kali pertemuan pembelajaran. Subyek Penelitian dalam hal ini adalah siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Ulum Parit Mas yang terdiri dari 21 siswa, satu orang teman sejawat dan satu orang guru kelas V selaku peneliti. Teknik Pengumpul data yang digunakan Menurut Hadari Nawawi (2010: 30) ada empat (4) macam teknik pengumpulan data yang dapat digunakan dalam penelitian pada umumnya yaitu: (1). Teknik Observasi; (2) Teknik Komunikasi; (3) Teknik Pengukuran; (4) 4

5 Teknik/Studi Dokumenter. Adapun teknik dalam Penelitian Tindakan Kelas ini yang digunakan adalah teknik obervasi yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa. Alat pengumpulan Data dalam penelitian ini adalah Lembar observasi yaitu dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam diskusi kelas. Analisis Data yang dilakukan yaitu data yang di kumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian di analisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan terjadi dalam pelaksanaan proses pembelajaran dengan metode diskusi pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Adapun data yang dikumpulkan pada penelitian tindakan kelas ini adalah berupa : 1) Hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran oleh guru pada tiap siklus yang dilakukan kolaborator, 2) Data berupa skor penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran berdasarkan RPP setiap siklus, Kumpulan data dari hasil observasi di analisis dengan cara mendeskripsikan catatan kolaborator, data hasil observasi penilaian terhadap aktivitas siswa di analisis dengan persentase, dan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan rumus : Jumlahindikatoryangtampak Prosentasi x100% Jumlahseluruhsiswa HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Adapun deskripsi pelaksanaan PTK siklus I yang dilaksanakan dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 6 dan 13 Agustus 2014 dan deskripsi pelaksanaan PTK siklus II yang dilaksanakan dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 20 dan 27 Agustus 2014 adalah sebagai berikut: 1. Deskripsi Siklus I a) Perencanaan (planning), Agar kegiatan pembelajaran dapat terlaksana sesuai yang diharapkan, terlebih dahulu guru menetapkan materi/standar kompetensi, yaitu : Memahami kebebasan berorganisasi, Kompetensi dasar: Mendeskripsikan Pengertian Organisasi, kemudian guru membuat RPP (Lampiran I) sebagai panduan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas yang terdiri dari 3 tahapan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Selanjutnya guru menyiapkan topik-topik diskusi, yaitu : Berorganisasi, menyiapkan media pembelajaran, yaitu : Struktur Organisasi Sekolah serta guru membuat lembar observasi tentang aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung, lembar observasi untuk mengamati penerapan metode diskusi yang dilakukan oleh guru, dan pedoman wawancara untuk siswa yang telah dirundingkan bersama teman sejawat mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan metode diskusi. Pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi ini perlu di sosialisasikan terlebih dahulu agar proses pembelajaran lebih efektif dan efiesien dalam mencapai tujuan utama penelitian tindakan ini yaitu meningkatkan aktivitas belajar siswa. b) Pelaksanaan (acting), 5

6 Tindakan pada siklus pertama dilakukan pada hari rabu tanggal 6 dan 13 Agustus 2014 ketika jam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) berlangsung. Untuk mempermudah proses pengamatan, penulis berkolaborasi dengan rekan sejawat yang bernama Halimi, S. Pd. kepala Madrasah Ibtidaiyah raudlatul Ulum Parit Mas yang bertindak sebagai observator sedangkan peneliti sebagai pelaksana tindakan. Adapun jenis diskusi yang digunakan dalam proses pembelajaran ini adalah diskusi kelas. Diskusi kelas adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi. Langkah-langkah tindakan metode diskusi pada siklus I, terdiri dari: a) Persiapan diskusi, dalam suatu diskusi juga diperlukan adanya persiapan seperti persiapan guru mempelajari terlebih dahulu materi yang akan didiskusikan, merumuskan tujuan yang ingin dicapai, menentukan jenis diskusi, menentukan masalah yang akan dibahas dan mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi misalnya ruang kelas, peserta diskusi dan moderator. Berbagai strategi yang mungkin akan ditempuh dalam kegiatan pembelajaran sudah diantisipasi pada langkah ini, sehingga guru bisa mengendalikan proses pembelajaran di kelas. b) Pelaksanaan diskusi, Hal-hal yang akan dilakukan dalam pelaksanaan diskusi adalah memeriksa segala persiapan penunjang kelancaran diskusi, memberikan pengarahan sebelum pelaksanaan diskusi misalnya tujuan yang ingin dicapai, melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang sudah ditetapkan, memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya serta mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas. c) menutup diskusi, akhir dari proses pembelajaran yakni membuat pokok-pokok bahasan sebagai kesimpulan dan mengevaluasi jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan pada siklus II. c) Observasi (observing), Observasi pada siklus I dilaksanakan untuk memperoleh informasi yang akurat mengenai aktivitas belajar siswa dan guru, serta data mengenai proses pelaksanaan pembelajaran dengan metode diskusi di kelas V Madrasah Ibtidaiyah raudlatul Ulum Parit Mas. Observasi pada siklus I berguna untuk panduan peneliti untuk meningkatkan penelitian yang dilaksanakan pada siklus II. Dari lembar observasi aktivitas siswa yang terdiri dari beberapa indikator yang diamati kolaborator dapat dimuat didalam tabel aktivitas belajar siswa kelas V dengan metode diskusi sebagai berikut : 6

7 Tabel 1 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Aktivitas Frekuensi Persentase Fisik 13 66,67% Menjawab pertanyaan 11 52,38% Menyimak penjelasan guru 15 71,42% Mengerjakan tugas kelompok 17 80,95% Tampil di depan kelas 16 76,19% Bekerja sama dalam kelompok 15 71,42% Menyimpulkan materi pembelajaran 12 57,14% d) Refleksi (reflecting). Pada tahap refleksi peneliti mengumpulkan dan menganalisis data kemudian mengkaji, melihat dan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan tindakan yang sudah dilakukan (hasil observasi). Kekurangan pada RPP (lampiran I) siklus I akan diperbaiki pada RPP (lampiran II) siklus II. Kemudian segala temuan hasil observasi akan dibicarakan bersama dengan kolaborator sebagai dasar pelaksanaan di siklus kedua. 2. Deskripsi Siklus II Adapun deskripsi pelaksanaan PTK siklus II sebagai berikut: a) Perencanaan (planning), Beranjak dari hasil analisis dan refleksi pada tindakan di siklus I, peneliti mengharapkan kegiatan pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan yaitu meningkatkan aktivitas belajar siswa baik fisik, mental, maupun emosional, terlebih dahulu guru/peneliti merencanakan tindakan yang akan dilakukan secara matang. Pada siklus II ini telah ditetapkan : 1) Materi : Berorganisasi, 2) Standar kompetensi : 3. Memahami kebebasan berorganisasi. 3) Kompetensi Dasar : 3.2 Mendeskripsikan organisasi di sekitar kita 4) Membuat RPP (Lampiran II) sebagai panduan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas yang terdiri dari 3 tahapan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. 5) Topik diskusi, yaitu : Organisasi di sekitar kita. 6) Menyiapkan media pembelajaran, yaitu : Gambar struktur organisasi sekolah dan gambar organisasi kelas. 7) Membuat lembar observasi untuk menilai RPP yang dibuat guru, lembar observasi untuk mengamati aktivitas belajar siswa dan guru yang dilakukan oleh kolaborator, dan pedoman wawancara untuk siswa yang telah dirundingkan bersama teman sejawat mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi. b) Pelaksanaan (acting), Seperti halnya pada siklus I, tindakan pada siklus II juga dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan yaitu pada hari rabu tanggal 20 dan tanggal 27 agustus 2014 ketika jam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Tindakan pada siklus II ini penulis tetap berkolaborasi dengan rekan sejawat yang bernama Halimi, S.Pd. sebagai observator. Langkah-langkah tindakan metode diskusi pada siklus II, terdiri dari 7

8 persiapan diskusi, pelaksanaan diskusi, dan menutup diskusi. 1) Persiapan Diskusi, dalam suatu diskusi juga diperlukan adanya persiapan seperti persiapan guru mempelajari terlebih dahulu materi yang akan didiskusikan, merumuskan tujuan yang ingin dicapai, menentukan jenis diskusi, menentukan masalah yang akan dibahas dan mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi misalnya ruang kelas, peserta diskusi dan moderator. Berbagai strategi yang mungkin akan ditempuh dalam kegiatan pembelajaran sudah diantisipasi pada langkah ini, sehingga guru bisa mengendalikan proses pembelajaran di kelas. 2) Pelaksanaan diskusi, Hal-hal yang akan dilakukan dalam pelaksanaan diskusi adalah memeriksa segala persiapan penunjang kelancaran diskusi, memberikan pengarahan sebelum pelaksanaan diskusi misalnya tujuan yang ingin dicapai, melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang sudah ditetapkan, memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya serta mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas. 3) Menutup diskusi, akhir dari proses pembelajaran yakni membuat kesimpulan dan mengevaluasi jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan pada siklus II. c) Observasi (observing), Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II peneliti melakukan observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan guru dan kolaborator dengan menggunakan lembar observasi untuk siswa guna mengukur aktivitas belajarnya dan lembar observasi untuk guru guna melihat kinerja guru pada saat mengajar. Observasi siklus II ini difokuskan pada kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I. Pada pelaksanaan siklus II, peneliti bersama kolaborator melanjutkan perbaikan hasil pada siklus I dan hasil pelaksanaan siklus II berjalan dengan baik dengan dua kali pertemuan. Hal-hal yang dilakukan pada siklus II telah menghasilkan sebagai berikut: 1) Suasana pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi sudah lebih mengarah pada pembelajaran yang menyenangkan dengan adanya keterlibatan aktivitas siswa secara fisik,mental dan emosional. 2) Siswa dalam suatu kelompok menunjukkan kerjasama dan saling membantu untuk menguasai materi pembelajaran yang telah diberikan melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama kelompok. 3) Siswa kelihatan lebih antusias mengikuti proses belajar mengajar. 4) Hampir semua siswa termotivasi untuk bertanya dan menanggapi suatu presentasi dari kelompok lain.5) Suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sudah mulai tercipta. Adapun hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus II pada pembelajaran PKn di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah raudlatul Ulum Sungai Raya dengan jumlah siswa 21 anak di dapat hasil sebagai berikut: 8

9 Tabel 2 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Aktivitas Frekuensi Persentase Bertanya 14 66,67% Menjawab pertanyaan 11 52,38% Menyimak penjelasan guru 15 71,42% Mengerjakan tugas kelompok 17 80,95% Tampil di depan kelas 16 76,19% Bekerja sama dalam kelompok 15 71,42% Menyimpulkan materi pembelajaran 12 57,14% d) Refleksi (Reflecting ), Berdasarkan dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada siklus II peneliti bersama kolaborator melakukan diskusi mengenai hasil tindakan dengan menggunakan metode diskusi tentang Organisasi disekitar kita. Hasil refleksi dan diskusi, diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan siklus II sudah terlaksana dengan baik. Pembahasan Hasil Penelitian Setelah melakukan berbagai tindakan dari siklus I sampai siklus II, maka dapat isimpulakn bahwa sudah tidak perlu lagi melakukan penelitian siklus III, karena sudah nampak adanya peningjatan yang cukup baik antara siklus I dengan siklus II. Berdasarkan dari data yang diperoleh mengenai aktivitas belajar yang dijabarkan menjadi aktivitas fisik, mental dan emosional yang dijadikan indikator kinerja pada setiap aspek yang diamati dapat dilihat pada tabel 4.6 di atas, untuk persentase yang didapat disesuaikan dengan jumlah siswa yang hadir. Berikut ini akan dipaparkan hasil pengamatan per indikator kinerjanya, yaitu : 1. Aktivitas Fisik a) Siswa berdialog dengan lancar dilihat observasi siswa pada saat pembelajaran dengan metode diskusi selalu mengalami kenaikan dari base line sebesar 19%ke siklus I sebesar 62% dan kesiklus II sebesar 81%. Bila dibandingkan antara siklus I dengan base line mengalami kenaikan sebesar 43% dan base line dengan siklus II mengalami kenaikan sebesar 62%. Sedangkan dilihat dari jumlah siswa yang memperhatikan penjelasan guru pada saat pembelajaran dengan metode diskusi selalu mengalami kenaikan dari base line sebanyak 4 siswa, ke siklus I sebanyak 13 siswa dan kesiklus II sebanyak 17 siswa. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan metode diskusi mampu membuat siswa berani untuk berdialog atau bebicara dengan lancar didepan kelas antar teman yang lainnya. b) Siswa bertanya dalam diskusi dilihat dari rekapitulasi hasil observasi dalam persentase pada saat pembelajaran dengan metode diskusi selalu mengalami kenaikan dari base line sebesar 10% ke siklus I sebesar 57% dan kesiklus II sebesar 81%. Bila dibandingkan antara siklus I dengan base line mengalami kenaikan sebesar 47%. Sedangkan dilihat dari jumlah siswa yang bertanya dalam diskusi pada saat pembelajaran dengan metode diskusi selalu mengalami kenaikan dari base 9

10 line sebanyak 2 siswa, ke siklus I sebanyak12 siswa dan kesiklus II sebanyak 17 siswa. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan metode diskusi mampu membuat siswa untuk bertanya dari permasalahan yang di diskusikan. c) Siswa mendengarkan dalam diskusi, siswa yang mendengarkan penjelesan guru dan materi yang disampaikan penyaji dilihat dari rekapitulasi hasil observasi dalam persentase pada saat pembelajaran dengan metode diskusi selalu mengalami kenaikan dari base line sebesar 24% ke siklus I sebesar 76% dan kesiklus II sebesar 86%. dan Bila dibandingkan antara siklus I dengan base line mengalami kenaikan sebesar 52% dan base line dengan siklus II mengalami kenaikan sebesar 62%. Bila dibandingkan antara siklus I dengan base line mengalami kenaikan sebanyak 11 siswa dan base line dengan siklus II mengalami kenaikan sebanyak 13 siswa. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan metode diskusi mampu membuat siswa untuk lebih berkonsentrasi mendengarkan penjelasan baik dari guru maupun teman yang lainnya. d) Siswa menulis hal-hal penting di buku catatan, Siswa yang menulis hal-hal penting dibuku catatan dari penjelesan guru dan materi yang disampaikan penyaji dilihat dari rekapitulasi hasil observasi dalam persentase pada saat pembelajaran dengan metode diskusi selalu mengalami kenaikan dari base line sebesar 14% ke siklus I sebesar 39% dan kesiklus II sebesar 76%. Bila dibandingkan antara siklus I dengan base line mengalami kenaikan sebesar 25% dan base line dengan siklus II mengalami kenaikan sebesar 62%. Sedangkan dilihat dari jumlah siswa yang menulis hal-hal penting di buku catatannya dari penjelasan guru dan uraian materi yang di sampaikan penyaji dalam diskusi pada saat pembelajaran dengan metode diskusi selalu mengalami kenaikan dari base line sebanyak 3 siswa, ke siklus I sebanyak 8 siswa dan kesiklus II pertemuan I sebanyak 16 siswa. Bila dibandingkan antara siklus I dengan base line mengalami kenaikan sebesar 5 siswa dan dengan base line dengan siklus II mengalami kenaikan sebesar 13 siswa. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan metode diskusi mampu membuat siswa untuk lebih kreatif mencatat hal-hal penting di buku catatannya dari penjelasan baik dari guru maupun teman yang lainnya ketika berdiskusi. Dari pembahasan diatas dapat peneliti simpulkan bahwa aktivitas fisik siswa yang meliputi siswa mendengarkan penjelasan guru, siswa berdialok dengan lancar, siswa bertanya dalam diskusi dan siswa menulis hal-hal penting di buku catatannya,pada metode diskusi meningkat ini dapat dilihat dari data base line ke siklus I dan ke siklus II. 2. Aktivitas Mental a) Siswa menanggapi pendapat penyaji, siswa yang menanggapi pendapat penyaji dilihat dari rekapitulasi hasil observasi dalam persentase pada saat pembelajaran dengan metode diskusi selalu mengalami kenaikan dari base line sebesar 10% ke siklus I sebesar 29% dan kesiklus II sebesar 76%. Bila dibandingkan antara siklus I dengan base line mengalami kenaikan sebesar 19% dan siklus II mengalami kenaikan sebesar 66%. Sedangkan dilihat dari jumlah siswa yang menanggapi pendapat penyaji dalam diskusi pada saat pembelajaran dengan metode diskusi selalu mengalami kenaikan dari base line sebanyak 2 siswa, ke siklus I sebanyak 6 siswa dan kesiklus II 10

11 sebanyak 16 siswa. Bila dibandingkan antara siklus I dengan base line mengalami kenaikan sebanyak 4 siswa dan base line dengan siklus II mengalami kenaikan sebanyak 14 siswa. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan metode diskusi mampu membuat siswa untuk lebih aktif menanggapi pendapat baik dari guru, penyaji maupun teman yang lainnya ketika berdiskusi. b) Siswa memecahkan masalah, siswa yang ikut memecahkan masalah dalam diskusi dapat dilihat dari rekapitulasi hasil observasi dalam persentase pada saat pembelajaran dengan metode diskusi selalu mengalami kenaikan dari base line sebesar 10% ke siklus I sebesar 52% dan kesiklus II sebesar 81%. Bila dibandingkan antara siklus I dengan base line mengalami kenaikan sebesar 42% dan base line dengan siklus II mengalami kenaikan sebesar 71%. Sedangkan dilihat dari jumlah siswa yang ikut serta memecahkan masalah penyaji dalam diskusi pada saat pembelajaran dengan metode diskusi selalu mengalami kenaikan dari base line sebanyak 2 siswa, ke siklus I sebanyak 11 siswa dan kesiklus II sebesar 17 siswa. Bila dibandingkan antara siklus I dengan base line mengalami kenaikan sebanyak 9 siswa dan base line dengan siklus II mengalami kenaikan sebanayak 15 siswa. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan metode diskusi mampu membuat siswa untuk lebih aktif ikut serta dalam memecahkan masalah baik dari guru, penyaji maupun teman yang lainnya ketika berdiskusi. c) Siswa menyimpulkan masalah, siswa yang ikut menyimpulkan masalah dalam diskusi dapat dilihat dari rekapitulasi hasil observasi dalam persentase pada saat pembelajaran dengan metode diskusi selalu mengalami kenaikan dari base line sebesar 5% ke siklus I sebesar 39% dan kesiklus II pertemuan I sebesa 76%. Bila dibandingkan antara siklus I dengan base line mengalami kenaikan sebesar 34% dan base line dengan siklus II mengalami kenaikan sebesar 71. Sedangkan dilihat dari jumlah siswa yang ikut serta menyimpulkan masalah dalam diskusi pada saat pembelajaran dengan metode diskusi selalu mengalami kenaikan dari base line sebanyak 1 siswa, ke siklus I sebanyak 8 siswa dan kesiklus II pertemuan I sebanyak 16 siswa. Bila dibandingkan antara siklus I dengan base line mengalami kenaikan sebesar 7 siswa dan base line dengan siklus II mengalami kenaikan sebanyak 15 siswa. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan metode diskusi mampu membuat siswa untuk lebih aktif ikut serta dalam menyimpulkan masalah baik dari guru, penyaji maupun teman yang lainnya ketika berdiskusi. d) Siswa dapat mengemukakan pendapat, siswa yang ikut mengemukakan pendapat dalam diskusi dapat dilihat dari hasil observasi dalam persentase pada saat pembelajaran dengan metode diskusi selalu mengalami kenaikan dari base line sebesar 5% ke siklus I sebesar 71% dan kesiklus II sebesar 81%. Bila dibandingkan antara siklus I dengan base line mengalami kenaikan sebesar 66% dan base line dengan siklus II mengalami kenaikan sebesar 76%. Sedangkan dilihat dari jumlah siswa yang ikut serta mengemukakan pendapat dalam diskusi pada saat pembelajaran dengan metode diskusi selalu mengalami kenaikan dari base line sebanyak 1 siswa, ke siklus I 11

12 sebanyak 15 siswa dan kesiklus II pertemuan I sebanyak 17 siswa. Bila dibandingkan antara siklus I dengan base line mengalami kenaikan sebanyak 14 siswa dan base line dengan siklus II mengalami kenaikan sebanyak 16 siswa. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan metode diskusi mampu membuat siswa untuk lebih aktif ikut serta dengan mengemukakan pendapat untuk menyampaikan masalah ketika berdiskusi. e) Siswa dapat menanggapi pendapat kawan, dalam diskusi dapat dilihat dari rekapitulasi hasil observasi dalam persentase pada saat pembelajaran dengan metode diskusi selalu mengalami kenaikan dari base line sebesar 10% ke siklus I sebesar 57% dan kesiklus II sebesar 81%. Bila dibandingkan antara siklus I dengan base line mengalami kenaikan sebesar 47% dan base line dengan siklus II mengalami kenaikan sebesar 71%. Sedangkan dilihat dari jumlah siswa yang ikut serta menanggapi pendapat kawan dalam diskusi pada saat pembelajaran dengan metode diskusi selalu mengalami kenaikan dari base line sebanyak 2 siswa, ke siklus I sebanyak 12 siswa dan kesiklus II sebanyak 17 siswa. Bila dibandingkan antara siklus I dengan base line mengalami kenaikan sebanyak 10 siswa dan base line base line dengan siklus II mengalami kenaikan sebanyak 15 siswa. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan metode diskusi mampu membuat siswa untuk lebih aktif ikut serta dengan menanggapi pendapat teman ketika berdiskusi.dari pembahasan diatas dapat peneliti simpulkan bahwa aktivitas mental siswa yang meliputi siswa menanggapi pendapat penyaji, siswa ikut memecahakan masalah, siswa menyimpulkan masalah, siswa dapat mengemukakan pendapat dan siswa dapat menanggapi pendapat kawan,pada metode diskusi hasilnya meningkat ini dapat dilihat dari data base line ke siklus I dan ke siklus II. 3. Aktivitas Emosional a) Siswa berani menjawab dalam diskusi dilihat dari rekapitulasi hasil observasi dalam persentase pada saat pembelajaran dengan metode diskusi selalu mengalami kenaikan dari base line sebesar 10% ke siklus I sebesar 39% dan kesiklus II sebesar 76%. Bila dibandingkan antara siklus I dengan base line mengalami kenaikan sebesar 29% dan base line dengan siklus II mengalami kenaikan sebesar 66%. Sedangkan dilihat dari jumlah siswa yang berani menjawab pertanyaan temannya dalam diskusi pada saat pembelajaran dengan metode diskusi selalu mengalami kenaikan dari base line sebanyak 2 siswa, ke siklus I sebanyak 8 siswa dan kesiklus II pertemuan I sebanyak 16 siswa. Bila dibandingkan antara siklus I dengan base line mengalami kenaikan sebanyak 6 siswa, base line base line dengan siklus II mengalami kenaikan sebanyak 14 siswa. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan metode diskusi mampu membuat siswa untuk lebih aktif dan berani bertanya ketika berdiskusi. b) Siswa bergembira dalam diskusi dapat dilihat dari rekapitulasi hasil observasi dalam persentase pada saat pembelajaran dengan metode diskusi selalu mengalami kenaikan dari base line sebesar 19% ke siklus I sebesar 71% dan 12

13 kesiklus II sebesar 86%. Bila dibandingkan antara siklus I dengan base line mengalami kenaikan sebesar 52% dan base line dengan siklus II mengalami kenaikan sebesar 67%. Sedangkan dilihat dari jumlah siswa yang bergembira dalam diskusi pada saat pembelajaran dengan metode diskusi selalu mengalami kenaikan dari base line sebanyak 4 siswa, ke siklus I sebanyak 15 siswa,dan kesiklus II sebanyak 18 siswa. Bila dibandingkan antara siklus I dengan base line mengalami kenaikan sebanyak 11 siswa dan base line dengan siklus II mengalami kenaikan sebanyak 14 siswa. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan metode diskusi mampu membuat siswa bergembira ketika berdiskusi. c) Siswa bersemangat mengikuti diskusi dapat dilihat rekapitulasi hasil observasi dalam persentase pada saat pembelajaran dengan metode diskusi selalu mengalami kenaikan dari base line sebesar 19% ke siklus I sebesar 71% dan kesiklus II sebesar 86%. Bila dibandingkan antara siklus I dengan base line mengalami kenaikan sebesar 52% dan base line dengan siklus II mengalami kenaikan sebesar 67%. Sedangkan dilihat dari jumlah siswa yang bersemangat mengikuti diskusi pada saat pembelajaran dengan metode diskusi selalu mengalami kenaikan dari base line sebanyak 4 siswa, ke siklus I sebanyak 15 siswa dan kesiklus II sebanyak 18 siswa. Bila dibandingkan antara siklus I dengan base line mengalami kenaikan sebanyak 11 siswa dan base line dengan siklus II mengalami kenaikan sebanyak 14 siswa. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan metode diskusi mampu membuat siswa bersemangat ketika berdiskusi. Dari pembahasan diatas dapat peneliti simpulkan bahwa aktivitas emosional siswa yang meliputi siswa menaruh minat untuk belajar dalam diskusi, siswa berani menjawab dalam diskusi, siswa bergembira mengikuti diskusi dan siswa bersemangat mengikuti diskusi,pada metode diskusi hasilnya meningkat, ini dapat dilihat dari data base line ke siklus I dan ke siklus II. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Secara umum pelaksanaan metode diskusi pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Ulum Parit Mas dengan langkah-langkah yang dimulai dari merumuskan masalah, mengidentifikasi masalah, menganalisis masalah, menyusun laporan, presentasi kelompok, dan membuat kesimpulan. Adapun secara khusus dapat simpulkan bahwa : 1) Metode diskusi pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Ulum Sungai Raya terbukti mampu meningkatkan aktivitas fisik pada pembelajaran PKn, hal ini tampak aktivitas fisik data base line saat prapenelitian sebesar 26%, pada siklus I meningkat sebesar 71% dan siklus II meningkat sebesar 84%. Jadi telah terjadi peningkatan antara prapenelitian dengan siklus I sebesar 45% dan antara siklus I dengan siklus II sebesar 13%. 2) Metode diskusi pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Ulum Sungai Raya terbukti mampu meningkatkan aktivitas mental pada pembelajaran 13

14 PKn, hal ini tampak aktivitas mental mental data base line saat prapenelitia sebasar 8 %, pada siklus I meningkat 62% dan siklus II meningkat sebesar 82%. Jadi telah terjadi peningkatan antara prapenelitian dengan siklus I sebesar 54% dan antara siklus I dengan siklus II sebesar 20%. 3) Metode diskusi pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Ulum Sungai Raya terbukti mampu meningkatkan aktivitas emosional pada pembelajaran PKn, hal ini tampak aktivitas emosional data base line saat prapenelitia sebasar 13%, pada siklus I meningkat sebesar 58% dan siklus II meningkat sebesar 68%. Jadi telah terjadi peningkatan antara prapenelitian dengan siklus I sebesar 45% dan antara siklus I dengan siklus II sebesar 10%. Saran Telah terbukti pembelajaran dengan metode diskusi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan guru dalam pembelajaran PKn, maka disarankan sebagai berikut: 1) Pihak guru dan calon guru PKn dalam melaksanakan pembelajarannya hendaknya dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai salah satu alternatif dalam memberikan pengajaran terutama pada kelas V. 2) Dalam menyusun dan melaksnakan rencana proses pembelajaran sebaiknya guru lebih optimal menggunakan variasi model pembelajaran serta memperbanyak dalam memberikan penguatan agar siswa lebih meningkatkan aktivitas belajar. 3) Kepada peneliti selanjutnya sebaiknya jika ingin melakukan penelitian lanjutan haruslah mempersiapkan segalanya dengan baik dan mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi agar dapat meminimalisir kendala-kendala dalam penelitian, sehingga apa yang menjadi harapan dalam tindakan untuk meningkatkan hasi belajar siswa bisa tercapai dengan maksimal dn memuaskan. DAFTAR RUJUKAN Alma Buchari, Hari Mulyadi, Girang Razati, B Lena, Nuryati S Guru Profesional (Menguasai Metode dan Terampil Mengajar). Bandung: Alfabeta Elfanany Burhan, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: ARSKA Hadari, Nawawi Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sardiman, A. M Interaksi dan Motivasi Balajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers 14

15 15

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING DI SEKOLAH DASAR PONTIANAK UTARA

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING DI SEKOLAH DASAR PONTIANAK UTARA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING DI SEKOLAH DASAR PONTIANAK UTARA ARTIKEL PENELITIAN Oleh SATINI NIM F33209079 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA CD PEMBELAJARAN DISERTAI PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BANJAR MARGO SUMBOGO B. M. SMP Negeri 1 Banjar Margo

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL IHSAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL IHSAN PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL IHSAN ARTIKEL PENELITIAN Oleh SRI WAHYU NIM F33209067 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Rosiana, K.Y. Margiati, Siti Halidjah PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak email: Rosiana.pgsd@gmail.com.

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN MENGGUNAKAN VALUE CLARIFICATION TEHNIQUE DI SD

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN MENGGUNAKAN VALUE CLARIFICATION TEHNIQUE DI SD PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN MENGGUNAKAN VALUE CLARIFICATION TEHNIQUE DI SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH EKA MARYAM NIM F 34212162 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TALKING STICK KELAS IV SD NEGERI

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TALKING STICK KELAS IV SD NEGERI PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TALKING STICK KELAS IV SD NEGERI Sulastri, Maridjo A.H., Christanto Syam PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR Haslinda, Sri Utami, Kartono Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Email : spd_haslinda@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Finisica Dwijayati Patrikha Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN Lalfakhiroh, Atmadji, Implementasi Metode Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Teknik Komputer dan Jaringan IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT Rosmiati 1, Yusrizal 2, Hendrizal 1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH NETTY ZULFITHRATANI NIM : F

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH NETTY ZULFITHRATANI NIM : F PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH NETTY ZULFITHRATANI NIM : F34211049 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR M PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR Usun Usin, Syamsiati, Hery Kresnadi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan,

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE DIKSUSI DI KELAS III SD

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE DIKSUSI DI KELAS III SD PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE DIKSUSI DI KELAS III SD Leni Andriani, Suhardi Marli, Rosnita Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan e-mail:

Lebih terperinci

Oleh Saryana PENDAHULUAN

Oleh Saryana PENDAHULUAN PENDAHULUAN INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA (Laporan Hasil Penelitian Tindakan kelas) Oleh Saryana

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT Desi Susanti 1, Pebriyenni 2, Hendrizal 1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 3 SUNGAI KUNYIT

PENINGKATAN MOTIVASI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 3 SUNGAI KUNYIT PENINGKATAN MOTIVASI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 3 SUNGAI KUNYIT ARTIKEL PENELITIAN Oleh Nama : ZUBAIDAH NIM : F34211444 PROGRAM

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS IV SDN ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS IV SDN ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS IV SDN ARTIKEL PENELITIAN OLEH ANASTASIA NORHAYATI NIM F 34212095 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

Briandika Doni Arnanda Dr. T.Sulistyono, M.Pd., MM. Universitas PGRI Yogyakarta ABSTRAK

Briandika Doni Arnanda Dr. T.Sulistyono, M.Pd., MM. Universitas PGRI Yogyakarta   ABSTRAK UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 3 DONOREJO PURWOREJO TAHUN AJARAN 2016/2017 Briandika Doni Arnanda Dr. T.Sulistyono, M.Pd.,

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN AUDIO VISUAL DI SDN 29KELAS III PONTIANAK UTARA

KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN AUDIO VISUAL DI SDN 29KELAS III PONTIANAK UTARA KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN AUDIO VISUAL DI SDN 29KELAS III PONTIANAK UTARA Ratih Febriani, Kaswari, Tahmid Sabri Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Pontianak Email: ratihfebriani@yahoo.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS III SD ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS III SD ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS III SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH DAENG LITISIA NIM F32112027 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN

Lebih terperinci

Rahayu Dwi Mastuti Widayati Guru IPS SMP Negeri 2 Merbau Mataram ABSTRAK

Rahayu Dwi Mastuti Widayati Guru IPS SMP Negeri 2 Merbau Mataram ABSTRAK PENGGUNAAN ALGA SIAPA-AKU PADA MATERI KERAGAMAN BENTUK MUKA BUMI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 2 MERBAU MATARAM Rahayu Dwi Mastuti Widayati rahayuwidayati25@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS VII A MTS MA ARIF AMBARWINANGUN Anggara Bari Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB.II. KAJIAN PUSTAKA. seseorang, sehinga menyebabkan munculnya perubahan prilaku (Wina Sanjaya,

BAB.II. KAJIAN PUSTAKA. seseorang, sehinga menyebabkan munculnya perubahan prilaku (Wina Sanjaya, BAB.II. KAJIAN PUSTAKA A. Konsep belajar Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehinga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian adalah SMA Negeri 1 Parongpong yang lokasinya terletak di Jl. Cihanjuang Rahayu No.39, Bandung

Lebih terperinci

JURNAL PGSD INDONESIA P-ISSN E-ISSN Vol 3 No 1 Tahun 2017

JURNAL PGSD INDONESIA P-ISSN E-ISSN Vol 3 No 1 Tahun 2017 UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 3 DONOREJO PURWOREJO TAHUN AJARAN 2016/2017 Briandika Doni Arnanda T.Sulistyono Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA Lina Wahyuningrum, Pujayanto, Dewanto Harjunowibowo 1) Karangtalun Rt 04 RW

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PONTIANAK

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PONTIANAK SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial ISSN 2407-5299 UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PONTIANAK Rustam Program Studi Bimbingan

Lebih terperinci

Nuraeni, Kartono, Sri Utami Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan

Nuraeni, Kartono, Sri Utami Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI KELAS 1 Nuraeni, Kartono, Sri Utami Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Email : nuraenigunawan@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN METODE ACTIVE LEARNING TIPE TEAM QUIZ DI SD

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN METODE ACTIVE LEARNING TIPE TEAM QUIZ DI SD PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN METODE ACTIVE LEARNING TIPE TEAM QUIZ DI SD ARTIKEL PENELITIAN Oleh: DIRMANSYAH NIM. F34212082 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN KETERAMPILAN PROSES PADA KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH PANJAITAN F

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN KETERAMPILAN PROSES PADA KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH PANJAITAN F PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN KETERAMPILAN PROSES PADA KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH PANJAITAN F 34210524 PROGRAM PENDIDIKAN GURU DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI KELAS IV SEKOLAH DASAR PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI KELAS IV SEKOLAH DASAR Selasdini, Kaswari, Sri Utami Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP UNTAN E-Mail : dininyotpaniel@ymail.com

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN. Oleh

PENGGUNAAN METODE INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN. Oleh PENGGUNAAN METODE INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN Oleh BARTOLONIUS NIM. F34211093 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK MURID KELAS V SDN 14 BADAT ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK MURID KELAS V SDN 14 BADAT ARTIKEL PENELITIAN OLEH PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK MURID KELAS V SDN 14 BADAT ARTIKEL PENELITIAN OLEH ANTONIA TRI WINARNI NIM.F34211489 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA TEMA INDAHNYA NEGERIKU MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFC DI SDN 07 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT ABSTRACT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA TEMA INDAHNYA NEGERIKU MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFC DI SDN 07 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT ABSTRACT PENINGKATAN AKTIVITAS BELAAR SISWA KELAS IV PADA TEMA INDAHNYA NEGERIKU MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFC DI SDN 07 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT Efa Susanti 1, Nurharmi 1, Hendrizal 1 Program Studi Pendidikan Guru

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS V ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS V ARTIKEL PENELITIAN OLEH : PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS V ARTIKEL PENELITIAN OLEH : ALMAN NIM F34211484 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MURID MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL ILMIAH OLEH

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MURID MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL ILMIAH OLEH PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MURID MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL ILMIAH OLEH NURADE NIM : F. 34210492 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS MURID DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERBANTUAN POWERPOINT DI SDS KANISIUS

PENINGKATAN AKTIVITAS MURID DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERBANTUAN POWERPOINT DI SDS KANISIUS PENINGKATAN AKTIVITAS MURID DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERBANTUAN POWERPOINT DI SDS KANISIUS Mely Coretty Agustina, Asmayani Salimi, Tahmid Sabri Prodi PGSD FKIP UNTAN Email : mely_coretty@gmail.com

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. dari diri siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

II. KAJIAN PUSTAKA. dari diri siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar. II. KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Belajar 1. Hasil Belajar Hasil belajar siswa diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran. Dimyati (1994:3) menyatakan bahwa Hasil belajar merupakan hasil dan suatu interaksi

Lebih terperinci

Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW GUNA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IS 2 SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 2, Nomor 3, Oktober 2014, hlm 230-239 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER Ngesti

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF DI KELAS IV SD

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF DI KELAS IV SD PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF DI KELAS IV SD Irawan Hermanto, Maridjo Abdul Hasjmy, Rosnita Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan,

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS II

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS II PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS II ARTIKEL OLEH: ANASTASIA NIM: F 34210652 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan siswa

Lebih terperinci

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN SD Negeri 02 Wuluh

Lebih terperinci

Sumarni Elda SD Negeri 024 Tarai Bangun Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar

Sumarni Elda SD Negeri 024 Tarai Bangun Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PERTANYAAN YANG DITANAM UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VI.C SD NEGERI 024 TARAI BANGUN KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SD

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SD 1 PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SD Rusdiana, Hery Kresnadi, K. Y. Margiati Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar FKIP Untan,

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA

PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA Ema, Siti Halidjah, Syamsiati Program Studi PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III Bainen, Syamsiati, Suryani PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak Email : ibu.bainen@yahoo.com Abstrak:

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak didukung dengan aktivitas belajar. Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

Economic Education Analysis Journal

Economic Education Analysis Journal EEAJ 2 (2) (2013) Economic Education Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami seseorang menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar merupakan proses perubahan tingkah

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PLANTED QUESTIONS PADA SISWA KELAS V SD N NGAGLIK, SAMBI, BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PLANTED QUESTIONS PADA SISWA KELAS V SD N NGAGLIK, SAMBI, BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013 PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PLANTED QUESTIONS PADA SISWA KELAS V SD N NGAGLIK, SAMBI, BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Oleh: INTAN PRATAMA WULANDARI A510090

Lebih terperinci

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT SISWA KELAS VIIB SMP PGRI KASIHAN Exa Jati Purwani Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada strategi pembelajaran yang digunakan sehingga siswa dituntut bekerjasama dalam kelompok-kelompok

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH PELAJARAN IPS ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH PELAJARAN IPS ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH PELAJARAN IPS ARTIKEL PENELITIAN OLEH : MARIANA NINENG NIM F 34211557 PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kemmis. pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kemmis. pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang diungkapkan dalam penelitian ini, maka jenis penelitian yang cocok dan relevan adalah penelitian tindakan kelas (classroom

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS IV SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS IV SD PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH TASIA MARDIAS PUTRI NIM F32112019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERLIBATAN SISWA SECARA AKTIF DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN KETERLIBATAN SISWA SECARA AKTIF DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERLIBATAN SISWA SECARA AKTIF DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV ARTIKEL PENELITIAN OLEH : ERNI NIM. F34211754 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6 ISSN 2442-3041 Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 1, No. 2, Mei - Agustus 2015 STKIP PGRI Banjarmasin UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN. Oleh :

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN. Oleh : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN Oleh : RENIE ANGGREINI NIM F34212058 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR Bariyatun, K. Y. Margiati, dan Siti Halidjah Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR Eryuni, Sri Utami, Kartono Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Email : eryunisingkawang@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL KOMPAK UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PKn PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GEBANGSARI 02

PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL KOMPAK UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PKn PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GEBANGSARI 02 PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL KOMPAK UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PKn PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GEBANGSARI 02 Darsino SDN GEBANGSARI 02 GENUK ABSTRAK Penelitian ini terfokus pada peningkatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Belajar bukan hanya sekedar mengetahui, tetapi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INQUIRY KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INQUIRY KELAS IV SEKOLAH DASAR PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INQUIRY KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN OLEH P A U L I N A NIM: F 34210259 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL ILMIAH OLEH

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL ILMIAH OLEH PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL ILMIAH OLEH SADARUDIN NIM F34211607 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP ARTIKEL PENELITIAN Oleh : ULLY FAKHRUNI NIM : F15111023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS II SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS II SEKOLAH DASAR PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS II SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN OLEH MAINIS NIM F 34211555 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR Horasma Sinamo, Siti Halidjah, K.Y. Margiati Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNTAN,

Lebih terperinci

Dewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas...

Dewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas... 27 Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI Pokok Bahasan Konduktor dan Isolator SDN Semboro Probolinggo Tahun Pelajaran 2012/2013 (The Application

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURNAMENT DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURNAMENT DI SEKOLAH DASAR PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURNAMENT DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN Oleh: JULI MAYA SARI F701001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam kamus bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI Dwi Avita Nurhidayah Universitas Muhammadiyah Ponorogo Email : danz_atta@yahoo.co.id Abstrak

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Eka Fermantika 1), Mukhni 2), Suherman 3) 1) FMIPA UNP, email: Eka_Fermantika@ymail.com 2,3)

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH SUNARTIYAH NIM F34211632 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK KELAS 1 SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK KELAS 1 SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH: PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK KELAS 1 SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH: MAKSIMUS F 34211556 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI Oleh SEKIUS NIM: F34210582 ARTIKEL JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN OLEH KURNIATI ZA. NIM F34211317 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG Widia Ningsih 1, Niniwati 1, Fazri Zuzano 1 1 Jurusan Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI METODE DEMONSTRASI DENGAN BANTUAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI METODE DEMONSTRASI DENGAN BANTUAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI METODE DEMONSTRASI DENGAN BANTUAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR Windawati 1, Muhtar, 2, M. Akip 2 1 Mahasiswa Lulusan Program Studi

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian teori 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING DI SEKOLAH DASAR PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING DI SEKOLAH DASAR Samsul, Maridjo Abdul Hasjmy, Endang Uliyanti PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura,

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL Misnan SMP Negeri 1 Stabat, kab. Langkat e-mail: mien4n@gmail.com Abstract: This classroom action research aims to improve

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING TIPE KARTU ARISAN DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING TIPE KARTU ARISAN DI SEKOLAH DASAR 1 PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING TIPE KARTU ARISAN DI SEKOLAH DASAR Delly Yuandi, Sri Utami, Tahmid Sabri Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan,

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: LULUK RIF ATIN A54F100033

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: LULUK RIF ATIN A54F100033 PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DALAM MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI DAN KEGUNAANNYA MELALUI METODE STAD PADA SISWA KELAS III SEMESTER II SD NEGERI 2 RAWOH KECAMATAN KARANGRAYUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI Kanti Pristiwati Sekolah Dasar Negeri Rembang 2 Kota Blitar Jalan Akasia Nomor 17 Kota Blitar Email:

Lebih terperinci

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 2 NAMBAHREJO Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

Lebih terperinci

Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA KELAS VIII-2 DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENTDEVISION (STAD) DI SMP NEGERI 3 BERASTAGI Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi

Lebih terperinci

Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATI DENGAN TIPE THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IPS 3 SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS III SEKOLAH DASAR SWASTA BRUDER DAHLIA PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN OLEH MARIA SOPIA NIM: F.

PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS III SEKOLAH DASAR SWASTA BRUDER DAHLIA PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN OLEH MARIA SOPIA NIM: F. PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS III SEKOLAH DASAR SWASTA BRUDER DAHLIA PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN OLEH MARIA SOPIA NIM: F. 34211037 JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN MEDIA KONKRIT DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN MEDIA KONKRIT DI SEKOLAH DASAR PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN MEDIA KONKRIT DI SEKOLAH DASAR Fatimah, Sri Utami, Kartono Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Email : fatimah6441@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK Karin Ajeng Febriani, Nanang Heryana, Djon Lasmono Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR DI KELAS V SD

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR DI KELAS V SD PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR DI KELAS V SD Victor Kelly, Suryani, Abdussamad Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNTAN, Pontianak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendekatan Keterampilan Proses Sains Keberhasilan proses pembelajaran sangat bergantung pada peran seorang guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Proses pembelajaran

Lebih terperinci