PUTUSAN Nomor: 016/II/KIP-PS-A/2013

Transkripsi

1 KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor: 016/II/KIP-PS-A/2013 KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDOENSIA 1. IDENTITAS [1.1] Komisi Informasi Pusat yang menerima, memeriksa, dan memutus Sengketa Informasi Publik Nomor Registrasi 016/II/KIP-PS/2013 yang diajukan oleh: Nama : Koran Penelusuran Kasus (KPK). Alamat : Jl. Barkah No. 98 RT/RW 012/04 Jakarta Selatan. selanjutnya disebut sebagai Pemohon yang dalam persidangan diwakili oleh Soetamo selaku Koordinator Wartawan Koran Penelusuran Kasus sejabodetabek. Terhadap Nama : Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Alamat : Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13, Jakarta Pusat. yang selanjutnya disebut sebagai Termohon. [1.2] Telah membaca surat permohonan Pemohon; Telah mendengar keterangan Pemohon; Telah memeriksa bukti-bukti dari Pemohon; 1

2 2. DUDUK PERKARA A. Pendahuluan [2.11 bahwa Pemohon telah mengajukan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik pada tanggal 13 Februari 2013 yang diterima dan terdaftar i Kepaniteraan Komisi Informasi Pusat dengan registrasi Sengketa Nomor: 016/II/KIP- PS/2013. Kronologi [2.2] bahwa Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik melalui Surat Nomor 58/RED-KPK/XII/2012 tertanggal 10 Desember 2012 yang diterima oleh Termohon pada tanggal 12 Desember 2012, adapun informasi yang dimohon Pemohon adalah: foto copy sesuai dengan aslinya Rencana Anggaran Kerja Perusahaan Umum Pengangkutan Penumpang Djakarta (Perum PPD) yang sudah disahkan Tahun 2010 sampai dengan 2011 dan Tahun 2011 sampai dengan 2012 untuk menghitung anggaran. [2.3] bahwa Surat Permohonan Informasi Pemohon tertanggal 10 Desember 2012, telah dijawab Termohon melalui Surat Nomor S-168/S.MBU.3/2012 tertanggal 19 Desember 2012 yang pada pokoknya dalam surat Termohon dinyatakan informasi sebagaimana yang dimohonkan Pemohon tidak termasuk dalam Informasi Publik yang wajib disediakan Termohon sebagaimana diatur dalam Pasal 14 Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (selanjutnya disebut UU KIP). [2.4] bahwa atas jawaban Termohon melalui suratnya tertanggal 19 Desember 2012, Pemohon kemudian mengajukan Surat Nomor 59/RED-KPK/I/2013 tertanggal 27 Desember 2012 perihal Pengajuan Keberatan Informasi yang diterima Termohon pada tanggal 29 Desember 2012, yang pada pokoknya dalam surat Pemohon dinyatakan Termohon telah mengabaikan Pasal 14 UU KIP karena permintaan Pemohon termasuk kasus hukum yang berdasarkan undang-undang terbuka sebagai Informasi Publik sebagaimana diatur dalam Pasal 14 huruf g UU KIP dan berdasarkan Pasal 35 UU KIP disebutkan bahwa Pemohon informasi dapat 2

3 mengajukan informasi kepada Pimpinan Badan Publik apabila surat permintaan informasi tidak ditanggapi/ditolak dengan alasan yang tidak jelas. [2.5] bahwa atas Surat Keberatan Pemohon tertanggal 27 Desember 2012, telah dijawab Termohon melalui Surat Nomor S-31/MBU.S/2012 tertanggal 07 Februari 2013 yang pada pokoknya dinyatakan informasi sebagaimana yang dimohonkan Pemohon tidak termasuk dalam Informasi Publik yang wajib disediakan Termohon sebagaimana diatur dalam Pasal 14 UU KIP dan berdasarkan Pasal 17 huruf b UU KIP maka bila informasi sebagaimana yang dimohon Pemohon diberikan dapat mengganggu kepentingan perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan perlindungan dari persaingan usaha tidak sehat. Selain itu informasi yang diminta Pemohon tidak terkait sama sekali dengan permasalahan hukum Pemohon. [2.6] bahwa atas surat tanggapan keberatan dari Termohon tertanggal 07 Februari 2013, Pemohon kemudian mengajukan Permohonan Penyelesaian Sengketa pada tanggal 13 Februari 2013 yang diterima dan terdaftar di Kepaniteraan Komisi Informasi Pusat dengan registrasi Sengketa Nomor: 016/II/KIP-PS/2013. [2.7] bahwa dalam Sengketa Informasi Publik a quo telah diadakan sidang pada tanggal 20 Januari 2014 yang hanya dihadiri oleh Pemohon dan tanggal 24 Januari 2014 dihadiri oleh Pemohon dan Termohon, namun Termohon tidak membawa surat kuasa dari Atasan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi. Alasan Permohonan [2.8] Pemohon mengajukan permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik Kepada Komisi Informasi Pusat karena informasi yang dimohonkan tidak ditanggapi sebagaimana mestinya. Alasan atau Tujuan Permohonan Informasi Publik [2.9] Pemohon mengajukan Permohonan Informasi untuk melakukan sosial kontrol dan mengurus hak-hak Pemohon beserta 8 (delapan) rekannya eks Pegawai Perusahaan Negara Pengangkutan Penumpang Djakarta (PN PPD) yang sekarang 3

4 bernama Perusahaan Umum Pengangkutan Penumpang Djakarta (Perum PPD) yang belum dibayar. Petitum [2.10] Pemohon memohon Komisi Informasi Pusat untuk memutus sengketa Informasi Publik ini. B. Alat Bukti Keterangan Pemohon [2.11] Menimbang bahwa di persidangan Pemohon menyampaikan keterangan sebagai berikut: 1. bahwa Pemohon menyatakan mengajukan Permohonan Informasi dengan menggunakan lembaga yang bernama Koran Penelusuran Kasus (KPK) bukan atas nama pribadi dan Pemohon telah menyerahkan Akta Pendirian Koran Penelusuran Kasus sebagai sebuah Persekutuan Komanditer (CV). 2. bahwa Pemohon menerangkan surat yang digunakan untuk mengajukan permohonan informasi dengan menggunakan kop surat Koran Penelusuran Kasus dan ditandatangani oleh Sutamo selaku Koordinator Wartawan KPK Sejabotabek yang merupakan eks Pegawai PN PPD. 3. bahwa Pemohon menerangkan informasi yang diminta kepada Termohon untuk digunakan sebagai tuntutan atas hak-hak Pemohon sebagai mantan Pegawai PN PPD yang belum selesai dibayar oleh Termohon. Surat-Surat Pemohon [2.12] Bahwa Pemohon mengajukan bukti surat/tertulis sebagai berikut: Bukti P-l Foto Copy Surat Nomor 58/RED-KPK/XII/2012 perihal Permohonan Informasi tertanggal 10 Desember 2012 beserta dengan Tanda Terima surat tersebut tertanggal 12 Desember Bukti P-2 Foto Copy Surat Nomor S-168/S.MBU.3/2012 tertanggal 19 Desember 2012, jawaban dari Termohon atas Surat Pemohon perihal Permohonan Informasi. Bukti P-3 Foto Copy Surat Nomor 59/RED-KPK7I/2013 tertanggal 27 Desember 2012 yang diterima Termohon tertanggal 29 Desember 2012 perihal Pengajuan Keberatan Informasi. Bukti P-4 Foto Copy Surat Nomor S-31/MBU.S/2012 tertanggal 07 Februari 2013 jawaban dari Termohon atas Surat Keberatan Pemohon. Bukti P-5 Foto Copy Formulir Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik tertanggal 13 Februari

5 Bukti P-6 Bukti P-7 Foto Copy Akta Pendirian Perseroan Komanditer bernama CV. Media Cakrawala Nusantara Nomor 04 tertanggal 22 Juli 2009 yang dibuat oleh Notaris Eddy Gunawan Sudibyo, SH, M.Kn., berdasarkan SK. Menteri Hukum dan HAM RI No. C-447.HT TH.2005 tertanggal 8 Desember Foto copy Identitas atas nama Sutamo selaku Koordinator Koran penelusuran Kasus dengan Nomor 01 /KDTR/RED/KPK-BDTB/ Keterangan Termohon [2.13] Menimbang bahwa di persidangan tanggal 20 Januari 2014 Termohon tidak menghadiri persidangan setelah dipanggil secara patut oleh Panitera Pengganti dan persidangan pada tanggal 24 Januari 2014 Termohon hadir namun tidak membawa surat kuasa dari Atasan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi. 3. PERTIMBANGAN HUKUM [3.1] Menimbang bahwa maksud dan tujuan permohonan sesungguhnya adalah mengenai permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 5, Pasal 35 ayat (1) huruf d, dan Pasal 37 ayat (2) UU KIP juncto Pasal 5 huruf a, Pasal 13 huruf b Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2013 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik (Perki No. 1 Tahun 2013). [3.2] Menimbang bahwa sebelum memasuki pokok permohonan, berdasarkan Pasal 36 ayat (1) Perki No. 1 Tahun 2013 Majelis Komisioner akan mempertimbangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut. 1. Kedudukan hukum (legal standing) Pemohon untuk mengajukan permohonan penyelesaian sengketa informasi. 2. Kedudukan hukum (legal standing) Termohon sebagai Badan Publik dalam sengketa informasi. 3. Batas waktu pengajuan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi. 4. Kewenangan Komisi Informasi Pusat untuk memeriksa dan memutus permohonan a quo. Terhadap keempat hal tersebut di atas, Majelis mempertimbangkan dan memberikan pendapat sebagai berikut: 5

6 A. Kedudukan Hukum (Legal Standing) Pemohon [3.3] Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 12, Pasal 22 ayat (1), Pasal 35 ayat (1) huruf c, Pasal 36 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 37 ayat (1) dan ayat (2) Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi V\xb\\k juncto Pasal 1 angka 8, Pasal 30 ayat (1) huruf e, Pasal 30 ayat (2), Pasal 35 Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik (selanjutnya disebut Perki No. 1 Tahun 2010) juncto Pasal 1 angka 7 dan Pasal 5 Perki No. 1 Tahun 2013 pada pokoknya menyatakan bahwa Pemohon merupakan Pemohon Informasi Publik yang mengajukan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik kepada Komisi Informasi Pusat setelah terlebih dahulu menempuh upaya permohonan informasi dan keberatan kepada Termohon. [3.4] Menimbang bahwa Pemohon menyatakan pengajuan permohonan atas nama Koran Penelusuran Kasus yang dibuktikan dengan Akta Pendirian Perseroan Komanditer bernama CV. Media Cakrawala Nusantara, nomor 04 tertanggal 22 Juli 2009 yang dibuat oleh Notaris Eddy Gunawan Subidyo berdasarkan SK. Menteri Hukum dan HAM RI No. C-447.HT TH.2005 tertanggal 8 Desember [3.5] Menimbang bahwa berdasarkan fakta permohonan: 1. bahwa Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik melalui Surat Nomor 58/RED-KPK/XII/2012 tertanggal 10 Desember 2012 yang diterima oleh Termohon pada tanggal 12 Desember bahwa Surat Permohonan Informasi Pemohon tertanggal 10 Desember 2012, telah dijawab Termohon melalui Surat Nomor S-168/S.MBU.3/2012 tertanggal 19 Desember bahwa atas jawaban Termohon melalui suratnya tertanggal 19 Desember 2012, Pemohon kemudian mengajukan Surat Nomor 59/RED-KPK/I/2013 tertanggal 27 Desember 2012 perihal Pengajuan Keberatan Informasi yang diterima Termohon pada tanggal 29 Desember bahwa atas Surat Keberatan Pemohon tertanggal 27 Desember 2012, telah dijawab Termohon melalui Surat Nomor S-31/MBU.S/2012 tertanggal 07 Februari

7 5. bahwa atas surat tanggapan keberatan dari Termohon tertanggal 07 Februari 2013, Pemohon kemudian mengajukan Permohonan Penyelesaian Sengketa pada tanggal 13 Februari 2013 yang diterima dan terdaftar di Kepaniteraan Komisi Informasi Pusat dengan registrasi Sengketa Nomor: 016/II/KIP -P S/2013. [3.6] Menimbang bahwa Pemohon yang merupakan Persekutuan Komanditer atau Commanditaire Vennotschap (CV), pendiriannya diatur dalam Pasal 19 sampai dengan Pasal 21 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (Wetboek van Koophandel voor Indonesie) (selanjutnya disebut KUHD), disebutkan; Pasal 19.. Perseroan yang terbentuk dengan cara meminjamkan uang atau disebut juga perseroan komanditer, didirikan antara seseorang atau antara beberapa orang persero yang bertanggung jawab secara tanggung-renteng untuk keseluruhannya, dan satu orang atau lebih sebagai pemberi pinjaman uang. Suatu perseroan dapat sekaligus berwujud perseroan firma terhadap persero-persero firma didalamnya dan perseroan komanditer terhadap pemberi pinjaman uang. Pasal 20. Dengan tidak mengurangi kekecualian yang terdapat dalam pasal 30 alinea kedua, maka nama persero komanditer tidak boleh digunakan dalam firma. Persero ini tidak boleh melakukan tindakan pengurusan atau bekerja dalam perusahaan perseroan tersebut, biar berdasarkan pemberian kuasa sekalipun. Ia tidak ikut memikul kerugian lebih daripada jumlah uang yang telah dimasukkannya dalam perseroan atau yang harus dimasukkannya, tanpa diwajibkan untuk mengembalikan keuntungan yang telah dinikmatinya. Pasal 21 Persero komanditer yang melanggar ketentuan-ketentuan alinea pertama atau alinea kedua dari pasal yang lain, bertanggung jawab secara tanggung renteng untuk seluruhnya terhadap semua utang dan perikatan perseroan itu. [3.7] Menimbang bahwa pendirian Persekutuan Komanditer berdasarkan Pasal 22 KUHD disebutkan; Perseroan-perseroan firma harus didirikan dengan akta otentik, tanpa adanya kemungkinan untuk disangkalkan terhadap pihak ketiga, bila akta itu tidak ada. [3.8] Menimbang bahwa Akta Otentik Pendirian Persekutuan Komanditer harus didaftarkan dipengadilan sebagaimana diatur dalam Pasal 23 dan Pasal 27 KUHD yang berbunyi; Pasal 23. Para persero firma diwajibkan untuk mendaftarkan akta itu dalam register >ang disediakan untuk itu pada kepaniteraan raad van justitie (pengadilan negeri) daerah hukum tempat kedudukan perseroan itu. 7

8 Pendaftarannya harus diberi tanggal dari hari pada waktu akta atau petikannya itu dibawa kepada panitera. [3.9] Menimbang bahwa yang dimaksud dengan Persekutuan berdasarkan Pasal 1618 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata disebutkan; Persekutuan adalah suatu persetujuan dengan nama dua orang atau lebih mengikat diri untuk memasukkan sesuatu dalam persekutuan, dengan maksud untuk membagi keuntungan yang terjadi karenanya [3.10] Menimbang bahwa berdasarkan uraian dalam paragraf [3.4] sampai dengan paragraf [3.9] Majelis berpendapat bahwa Pemohon merupakan Badan Usaha yang didirikan dan dimiliki dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama yang bukan termasuk Badan Hukum. [3.11] Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 12 UU KIP dan Pasal 1 angka 7, Pasal 11 ayat (1) Perki No. 1 Tahun 2013 menyebutkan Pasal 1 angka 12 UU KIP Pemohon Informasi Publik adalah warga negara dan/atau badan hukum Indonesia yang mengajukan permintaan Informasi Publik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Pasal 1 angka 7 Perki No. 1 Tahun 2013 Pemohon Penyelesaian Sengketa Informasi Publik yang selanjutnya disebut Pemohon adalah Pemohon atau Pengguna Informasi Publik yang mengajukan Permohonan kepada Komisi Informasi, Pasal 11 ayat (1) huruf a angka 2 Perki No. 1 Tahun 2013 Pemohon wajib menyertakan dokumen kelengkapan permohonan berupa identitas yang sah, yaitu:....., 1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk, Paspor, atau identitas lain yang sah yang dapat membuktikan Pemohon adalah warga negara Indonesia, atau 2. Anggaran dasar yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan telah tercatat di Berita Negara Republik Indonesia dalam hal Pemohon adalah Badan Hukum. 3. Surat kuasa dan fotokopi Kartu Tanda Penduduk pemberi kuasa dalam hal Pemohon mewakili kelompok orang. [3.12] Menimbang bahwa berdasarkan uraian sebagaimana dalam paragraf [3.10] dan paragraf [3.11] Pemohon bukan termasuk Badan Hukum melainkan Badan Usaha maka Mejelis berpendapat Pemohon tidak memenuhi syarat kedudukan hukum. 8

9 [3.13] Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 36 ayat (2) Perki No. 1 Tahun 2013 yang menyebutkan; Dalam hal permohonan tidak memenuhi salah satu ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Majelis Komisioner dapat menjatuhkan putusan sela untuk menerima ataupun menolak permohonan. B. Kedudukan Hukum (Legal Standing) Termohon [3.14] Menimbang bahwa Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik menyebutkan: Badan Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri. [3.15] Menimbang Termohon adalah Kementerian Badan Usaha Milik Negara yang dibentuk berdasarkan Pasal 7 ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 juncto Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (selanjutnya disebut UU No. 39 Tahun 2008), disebutkan; Pasal 7 ayat (1) Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara Pasal 1 angka 1 Kementerian Negara yang selanjutnya disebut Kementerian adalah perangkat pemerintah yang membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan. [3.16] Menimbang bahwa kedudukan kementerian berdasarkan Pasal 2 UU No. 39 Tahun 2008, disebutkan; Kementerian berkedudukan di Ibu Kota Negara Republik Indonesia [3.17] Menimbang bahwa pertanggungjawaban kementerian berdasarkan Pasal 3 UU No. 39 Tahun 2008, disebutkan; Kementerian berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. [3.18] Menimbang bahwa tugas kementerian sebagaimana diatur dalam Pasal 7 UU No. 39 Tahun 2008, disebutkan; 9

10 Kementerian mempunyai tugas menyelenggarakan urusan tertentu dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. [3.19] Menimbang bahwa Termohon merupakan organisasi kementerian sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 angka 32 Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun [3.20] Menimbang bahwa berdasarkan uraian pada paragraf [3.14] sampai dengan paragraf [3.19] Majelis berpendapat bahwa Termohon yang memiliki tugas menyelenggarakan urusan tertentu dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan Negara dan berkedudukan di Ibu Kota Negara Republik Indonesia memenuhi syarat kedudukan hukum (legal standing) sebagai Badan Publik. C. Batas Waktu Pengajuan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi [3.21] Menimbang berdasarkan fakta persidangan permohonan; 1. Pemohon mengajukan Permohonan Informasi Publik melalui Surat Nomor 58/RED-KPK/XII/2012 tertanggal 10 Desember 2012 yang diterima oleh Termohon pada tanggal 12 Desember Termohon telah menjawab Surat Permohonan Informasi Pemohon tertanggal 10 Desember 2012, melalui Surat Nomor S-168/S.MBU.3/2012 tertanggal 19 Desember Pemohon mengajukan keberatan melalui Surat Nomor 59/RED- KPK/I/2013 tertanggal 27 Desember 2012 yang diterima Termohon pada tanggal 29 Desember Termohon telah menjawab Surat Keberatan Pemohon melalui Surat Nomor S-31/MBU.S/2012 tertanggal 07 Februari Pemohon mengajukan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik pada tanggal 13 Februari 2013 kepada Komisi Informasi Pusat. [3.22] Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 37 ayat (2) UU Kl? June t o Pasal 13 huruf aperki No. 1 Tahun menyebutkan; 10

11 Pasal 37 ayat (2) UU KIP Upaya penyelesaian Sengketa Informasi Publik diajukan dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterimanya tanggapan tertulis dan atasan pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2). Pasal 13 huruf a Perki No. 1 Tahun 2013 Permohonan diajukan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak: a, tanggapan tertulis atas keberatan dari atasan PPID diterima oleh Pemohon, [3.23] Menimbang berdasarkan uraian pada paragraf [3.21] dan paragraf [3,22] Majelis berpendapat jangka waktu Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik yang diajukan Pemohon telah memenuhi ketentuan yang berlaku. D. Kewenangan Komisi Informasi Pusat [3.24] Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 5, Pasal 26 ayat (1) huruf a, Pasal 27 ayat (1) huruf a, b, c, dan d, Pasal 35 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik juncto Pasal 6 ayat (1) Perki No. 1 Tahun 2013 pada pokoknya mengatur Komisi Informasi berwenang menyelesaikan Sengketa Informasi Publik. [3.25] Menimbang bahwa Pemohon telah mengajukan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik pada tanggal 13 Februari 2013 yang diterima dan terdaftar di Kepaniteraan Komisi Informasi Pusat dengan registrasi Sengketa Nomor: 016/II/KIP-PS/2013. [3.26] Menimbang bahwa Pemohon telah mengajukan keberatan melalui Surat Nomor 59/RED-KPK/I/2013 tertanggal 27 Desember 2012 perihal Pengajuan Keberatan Informasi yang diterima Termohon pada tanggal 29 Desember [3.27] Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 27 ayat (2) UU KIP menyatakan bahwa. Kewenangan Komisi Informasi Pusat meliputi kewenangan penyelesaian Sengketa Informasi Publik yang menyangkut Badan Publik pusat dan Badan Publik tingkat provinsi dan/atau Badan Publik tingkat kabupaten/kota selama Komisi Informasi di provinsi atau Komisi Informasi kabupaten/kota tersebut belum terbentuk. 11

12 [3.28] Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 6 ayat (1) Perki No. 1 Tahun 2013, dinyatakan bahwa; Komisi Informasi Pusat berwenang menyelesaikan Sengketa Informasi Publik yang menyangkut Badan Publik Pusat. [3.29] Menimbang bahwa berdasarkan uraian dalam Bagian B paragraf [3.14] sampai dengan paragraf [3.19] Majelis berpendapat Termohon dikategorikan sebagai Badan Publik Pusat. [3.30] Menimbang bahwa berdasarkan uraian pada paragraf [3.29] Majelis berpendapat bahwa Komisi Informasi Pusat berwenang menerima, memeriksa, memutus permohonan a quo. [3.31] Menimbang bahwa berdasarkan uraian pada Bagian A paragraf [3.12] yang menyatakan bahwa Pemohon tidak memenuhi syarat kedudukan hukum dan berdasarkan Pasal 36 ayat (2) Perki No. 1 Tahun 2013 sebagaimana diuraikan dalam paragraf [3.13] Majelis memandang perlu untuk menjatuhkan Putusan sela dan tidak mempertimbangkan pokok perkara dalam perkara a quo. 4. KESIMPULAN [4.1] Berdasarkan seluruh uraian dan fakta hukum di atas, Majelis Komisioner berkesimpulan: 1. Pemohon tidak memiliki kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan permohonan dalam perkara a quo. 2. Termohon memiliki kedudukan hukum (legal standing) sebagai Termohon dalam perkara a quo. 3. Batas waktu Pengajuan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik telah sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan UU KIP dan Perki No. 1 Tahun Komisi Informasi Pusat berwenang untuk menerima, memeriksa dan memutus permohonan a quo. 12

13 5. AMAR PUTUSAN Memutuskan, [5.1] Menolak permohonan Pemohon untuk seluruhnya. Demikian diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Majelis Komisioner yaitu Henny S. Widyaningsih selaku Ketua merangkap Anggota, Rumadi dan Evy Trisulo masing-masing sebagai Anggota, pada hari Jumat, tanggal 24 Januari 2014 dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Jumat, tanggal 24 Januari 2014 oleh Majelis Komisioner yang nama-namanya tersebut di atas, dengan didampingi oleh Hafida Riana sebagai Panitera Pengganti, serta dihadiri Pemohon. Ketua Majelis Anggota Majelis (Henny S. Widyaningsih) Anggota Majelis Panitera Pengganti (Evy Trisulo) (Hafida Riana) 13

14 Untuk Salinan Putusan ini sah dan sesuai dengan aslinya diumumkan kepada masyarakat berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Pasal 59 ayat (4) dan ayat (5) Peraturan Komisi Informasi nomor 1 Tahun 2013 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik. Jakarta, Januari Panitera Pengganti ana) 14