BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hukum terpisah yang dimiliki oleh pemegang saham. Artinya, pemiliki
|
|
- Yenny Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Tujuan Perusahaan Perusahaan atau perseroan adalah bisnis yang diatur sebagai badan hukum terpisah yang dimiliki oleh pemegang saham. Artinya, pemiliki perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi atas kewajiban-kewajiban perseroan (Brealey, et al., 2008:8). Perusahaan didirikan dengan maksud tertentu. Dalam ekonomi mikro, maksimisasi laba atau keuntungan sering disebut sebagai tujuan perusahaan. Maksimisasi laba menekankan pada pemanfaatan barang modal secara efisien, namun hal ini sama sekali tidak mengaitkan secara khusus besarnya keuntungan yang dihasilkan terhadap nilai waktu perolehannya (Keown, et al., 2011:4). Hal ini berarti manajer bisa saja memaksimisasi laba dengan jalan menekan biaya-biaya, misalnya biaya riset dan pengembangan, serta biaya pelatihan karyawan, sehingga keuntungan dapat ditingkatkan. Namun laba semacam ini sifatnya jangka pendek karena bagaimanapun perusahaan akan bertahan dalam usahanya apabila secara berkesinambungan melakukan riset dan pengembangan produk serta peka terhadap perubahan pasar. Konsep ekonomi mikro yang menggarisbawahi tujuan perusahaan sebagai lembaga yang memaksimisasi keuntungan pada akhirnya malah mendatangkan dua permasalahan penting di dunia nyata, yakni masalah waktu dan ketidakpastian (Keown, et al., 2008:5). Ekonomi mikro mengabaikan
2 risiko dan ketidakpastian agar dapat menjelaskan teori dengan lebih mudah. Ekonomi mikro tidak memperhitungkan risiko dari setiap proyek yang diambil oleh perusahaan berkenaan dengan ketidakpastian di masa yang akan datang. Permasalahan lain adalah kealpaan dalam memperhitungkan lamanya waktu pengembalian proyek. Menurut Keown, et al., (2011:5), jika kita hanya mementingkan keuntungan saat ini, maka secara tidak semestinya kita sudah mengabaikan keuntungan di masa mendatang. Melihat masalah-masalah yang timbul, maka seharusnya tujuan perusahaan bukan untuk memaksimisasi keuntungan, melainkan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham (maximization wealth of stockholders) melalui maksimisasi nilai perusahaan (Sartono, 2010:8). Nilai perusahaan yang maksimal tidak mungkin dapat diperoleh jika manajemen mengabaikan kepentingan-kepentingan stakeholders, seperti karyawan, kreditur, pemasok, pemerintah, masyarakat, dan lain-lain. Oleh sebab itu, tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat dipandang sebagai tujuan akhir yang harus dicapai oleh manajer keuangan perusahaan (Sartono, 2010:9) Nilai Perusahaan Nilai perusahaan adalah nilai pasar dari investasi yang dilakukan pemegang saham atas perusahaan pada saat ini (Brealey, et al., 2008:11). Untuk mencapainya, perusahaan harus bekerja untuk memaksimalkan harga saham biasa perusahaan (Brigham dan Houston, 2010:7). Karena itu, apabila perusahaan melakukan investasi yang bersifat spekulatif, maka akan ada
3 kecenderungan harga saham akan turun karena risiko usahanya menjadi semakin besar (Sartono, 2010:9). Nilai perusahaan dapat diukur dengan menggunakan price to book value (PBV) untuk menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan (Sukirni, 2012). PBV dapat diukur dengan membandingkan harga pasar persaham dengan nilai buku persaham. Idealnya, harga pasar saham jika dibagi dengan nilai bukunya akan mendekati 1, tetapi tidak tertutup kemungkinan bahwa rasio ini akan lebih besar dari 1 terutama jika suatu perusahaan mengalami pertumbuhan yang meyakinkan (Tandelilin, 2010:323) Keputusan Investasi Keputusan investasi adalah keputusan untuk berinvestasi dalam aset berwujud maupun tak berwujud. Keputusan investasi dimulai dengan identifikasi peluang investasi, yang sering disebut dengan proyek investasi modal. Karena itu, keputusan investasi dapat juga disebut sebagai keputusan penganggaran modal karena sebagian besar perusahaan mempersiapkan anggaran tahunan yang terdiri dari investasi modal yang disahkan (Brealey et al., 2008:4). Pada pasar yang kompetitif, sangat sulit bagi suatu bisnis untuk dapat menemukan proyek-proyek yang menguntungkan karena begitu banyak pesaing yang juga mengincar proyek yang sama. Tanpa adanya proyek dan gagasan baru, perusahaan tidak dapat tumbuh atau bahkan bertahan hidup untuk waktu yang lama, karena itu perusahaan terpaksa mendatangkan laba
4 dari proyek yang ada dengan masa operasional yang terbatas (Keown et al., 2011:302) Investment Opprotunity Set (IOS) Set peluang investasi atau investment opportunity set (IOS) adalah serangkaian alternatif investasi dengan tingkat risiko dan pengembalian yang berbeda-beda. Alternatif investasi tersebut kemudian diperingkatkan dari investasi terbaik ke investasi terburuk kemudian dipilih alternatif investasi yang paling menguntungkan (Sundjaja dan Barlian, 2002:78). Kesempatan investasi adalah suatu variabel yang tidak dapat diobservasi secara langsung, Karena itu, kesempatan investasi dapat diukur dengan menggunakan proksi-proksi yang dinilai dapat menggambarkan kesempatan investasi yang dimiliki suatu perusahaan. Proksi yang dapat digunakan adalah sebagai berikut (Adam dan Goyal, 2007): 1. The Market-to-Book Assets Ratio (MBA ratio) The Market-to-Book Assets Ratio (MBA ratio) adalah proksi yang paling umum digunakan untuk mengukur kesempatan investasi. Nilai buku aset adalah proksi untuk mengukur aset yang ditempatkan, sementara nilai pasar aset adalah proksi yang digunakan untuk mengukur baik aset yang ditempatkan maupun kesempatan investasi. Semakin tinggi MBA ratio, maka kesempatan investasi perusahaan atas aset yang ditempatkan juga semakin besar. MBA ratio secara teori memang dapat menggambarkan kesempatan investasi, namun proksi ini memiliki kelemahan, misalnya dalam perhitungan MBA ratio dibutuhkan data-data yang sulit untuk diobservasi, misalnya nilai
5 buku aset ketika nilainya tidak sama dengan nilai penggantian aset. Selain itu, MBA ratio banyak digunakan sebagai proksi untuk mengukur variabel lain, misalnya kinerja perusahaan, intangibles, kualitas manajemen, masalah keagenan, dan nilai perusahaan. 2. The Market-to-Book Equity Ratio (MBE ratio) MBE ratio adalah perbandingan antara nilai pasar ekuitas dengan nilai buku ekuitas. Nilai pasar ekuitas mengukur nilai sekarang dari aliran kas di masa yang akan datang atas ekuitas pemilik, baik aset yang ditempatkan maupun peluang investasi di masa yang akan datang, sementara nilai buku ekuitas merepresentasikan nilai terakumulasi yang dihasilkan hanya oleh aset yang ada. Dengan kata lain, MBE ratio merepresentasikan perpaduan aliran kas aset yang ditempatkan dengan kesempatan investasi di masa yang akan datang. Kelemahan MBE ratio salah satunya sama dengan MBA ratio, yakni digunakan untuk mengukur variabel lain, misalnya kinerja perusahaan. Selain itu, rasio ini juga tidak dapat menggambarkan kesempatan investasi suatu perusahaan dengan pertumbuhan yang rendah yang mana memiliki proporsi hutang yang lebih besar dibandingkan modal sendiri dalam struktur modalnya. 3. The Earnings-Price Ratio (EP Ratio) Proksi lain yang dapat digunakan untuk mengukur kesempatan investasi adalah Earning Price Ratio (EP Ratio) atau kebalikannya Price Earning Ratio (PER). Menurut Chung dan Charoenwong (dalam Tim dan Goyal, 2007), rasio EP yang semakin tinggi menunjukkan nilai ekuitas yang semakin besar karena
6 aset ditempatkan relatif terhadap peluang pertumbuhan. Kelemahan EP ratio adalah rasio ini juga banyak digunakan untuk mengukur variabel lain serta tidak dapat menggambarkan kesempatan investasi jika suatu perusahaan menghasilkan laba nol atau minus. 4. The Ratio of Capital Expenditures over the Net Book Value of Plant Property and Equipment (CAPX/PPE ratio) Proksi ini digunakan untuk mengukur peluang investasi karena belanja modal sebagian besar mengarah pada perolehan peluang investasi baru. Perusahaan yang melakukan belanja modal lebih banyak akan memperoleh peluang investasi yang lebih banyak daripada perusahaan yang melakukan lebih sedikit belanja modal Masalah Keagenan Agen adalah orang yang diberi kekuasaan untuk bertindak atas nama yang lain, yang dikenal sebagai prinsipal. Hubungan keagenan adalah kontrak antara prinsipal dengan agen dimana prinsipal mendelegasikan wewenang yang dimilikinya atas perusahaan kepada agen, termasuk kewenangan dalam hal pengambilan keputusan (Jensen dan Meckling, 1976). Dalam konteks perusahaan, pemegang saham adalah prinsipal, sementara dewan direksi, CEO, dan para eksekutif perusahaan adalah agen (perantara) dari pemegang saham (Keown, et al., 2008:18). Pemilik yang sekaligus manajer tidak memiliki konflik kepentingan dalam manajemen bisnis. Mereka bekerja untuk diri sendiri, meraih
7 penghargaan atas kerja yang baik dan menderita hukuman atas kinerja yang buruk. Kesejahteraan pribadi mereka terikat dengan nilai perusahaan (Brealey et al., 2008:16). Namun bagi perusahaan besar, pemilik perusahaan belum tentu adalah manajer perusahaan tersebut. Hal ini menjadi awal dari benturan kepentingan antara keduanya yang sering disebut masalah keagenan. Masalah keagenan adalah masalah yang timbul dari konflik kepentingan antara manajer (agen pemegang saham) dengan pemegang saham (Keown, et al., 2008:18). Para pemegang saham tidak mungkin melakukan pengawasan setiap hari hanya untuk memastikan bahwa para staf manajemen bekerja untuk memaksimalkan kesejahteraan mereka. Untuk itu, ada beberapa pengaturan yang membantu memastikan agar pemegang saham dan manajer bekerja untuk mencapai tujuan bersama (Brealey et al., 2008:16): 1. Rencana Kompensasi Manajer didorong oleh skema insentif yang memberikan pengembalian besar jika pemegang saham mendapatkan untung, tetapi tidak bernilai jika pemegang saham mendapatkan untung. Skema kompensasi yang dirancang dengan baik mendorong manajemen untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham, sebaliknya skema yang tidak dirancang dengan baik malah akan menguntungkan manajer yang memiliki kinerja yang buruk. 2. Dewan Direksi Dewan direksi sering digambarkan sebagai pendukung manajemen puncak yang pasif, tetapi ketika kinerja mulai merosot dan manajer tidak menawarkan rencana pemulihan yang terpercaya, maka dewan akan
8 bertindak, misalnya dengan melakukan penggantian terhadap manajer yang berkinerja rendah. Karena itu, jika pemegang saham percaya bahwa perusahaan berkinerja rendah dan dewan direksi tidak cukup agresif mengawasi manajer bertugas, mereka dapat mencoba untuk menggantikan dewan pada pemilihan berikutnya. Pemegang saham yang berseberangan akan berusaha untuk meyakinkan pemegang saham lain untuk memilih daftar calon mereka menduduki dewan. 3. Pengambilalihan Perusahaan yang berkinerja buruk cenderung akan diambil alih oleh perusahaan lain. Setelah pengambilalihan, tim manajemen lama akan didepak keluar. 4. Pemantauan Spesialis Manajer menjadi sasaran investigasi para spesialis. Tindakan mereka dipantau oleh para analis sekuritas yang memberi nasihat pada investor untuk membeli, menahan, atau menjual saham perusahaan. Mereka juga dikaji oleh bank yang memantau dengan tajam kemajuan perusahaan yang menerima pinjaman dari bank. 5. Persyaratan Hukum dan Peraturan CEO dan manajer keuangan memiliki tugas hukum untuk bertindak, bertanggung jawab, dan selalu sesuai dengan kepentingan investor.
9 2.1.6 Kepemilikan Institusional Secara teori, pemegang saham sebagai agen adalah pihak yang berperan penting dalam mengontrol kegiatan manajemen. Pemegang saham dinilai sebagai pihak yang dapat membuat keputusan, seperti mengangkat atau memberhentikan karyawan dalam perusahaan, membuat pengaturan insentif, merencanakan investasi dan kebijakan arus kas, serta kebijakan penting lainnya. Hal ini hanya mungkin dapat dilakukan oleh pemegang saham yang adalah institusi karena institusi memiliki kemampuan untuk melakukan koordinasi sedemikian rupa sehingga perusahaan dapat menciptakan keuntungan pada tingkat biaya yang efektif (Clay, 2001). Menurut Tarjo (2008), kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain. Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga mengurangi tindakan manajemen melakukan manajemen laba. Persentase saham tertentu yang dimiliki oleh institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen (Boediono, dalam Nuraina, 2012) Keputusan Pendanaan Keputusan pendanaan adalah bentuk dan jumlah pendanaan investasi suatu perusahaan (Brealey, et al., 2008:6). Untuk melakukan kegiatan operasi dan investasi, perusahaan membutuhkan sejumlah dana. Dana tersebut dapat
10 berasal dari dalam maupun luar perusahaan. Perusahaan dapat mengundang investor untuk menanamkan kas sebagai ganti bagian laba di masa depan atau menjanjikan untuk menggantikan uang investor tersebut dengan bunga tetap. Pada keadaan pertama, ini berarti investor bertindak sebagai pemegang saham atau disebut sebagai investor ekuitas yang berkontribusi terhadap pendanaan ekuitas dan keadaan kedua investor bertindak sebagai investor hutang yang suatu hari harus mendapatkan pelunasan (Brealey, et al., 2008:6). Manajemen harus dengan matang mempertimbangkan penggunaan dana, baik melalui saham atau hutang agar perusahaan tidak terbebani oleh kewajiban, baik jangka panjang maupun jangka pendek, yang mungkin tidak sebanding dengan nilai ekonomis yang dihasilkan melalui pemanfaatan dana yang diperoleh. Keputusan dalam rangka menetapkan proporsi pendanaan, baik melalui hutang atau ekuitas disebut dengan keputusan struktur modal Kebijakan Hutang Hutang adalah uang yang telah dipinjam dan harus dibayar kembali pada tanggal yang telah ditentukan (Keown et al., 2008:39). Hutang juga dapat didefinisikan sebagai sejumlah kas yang diberikan oleh investor dengan harapan akan pelunasan kas tersebut di masa mendatang plus tingkat bunga yang tetap (Brealey, et al., 2008:6). Hutang atau kewajiban (debt) terbagi menjadi kewajiban jangka panjang dan kewajiban jangka pendek. Kewajiban jangka panjang adalah hutang yang berjangka waktu satu tahun, sementara kewajiban jangka panjang adalah hutang yang akan dibayar dalam waktu lebih dari satu tahun (Horne dan Wachowicz, 2005:194).
11 Seiring dengan pertumbuhannya, perusahaan membutuhkan dana yang semakin besar dan tampaknya seluruh dana tersebut akan sulit didapatkan jika hanya mengandalkan modal sendiri. Perusahaan membutuhkan dana tambahan dari pihak eksternal. Perusahaan harus membuat sebuah kebijakan sedemikian rupa dalam rangka penetapan seberapa besar tingkat hutang yang paling optimal untuk mendanai perusahaan. Perusahaan harus memperhitungkan risiko. Semakin besar risiko bisnis, maka semakin tidak perlu pendanaan hutang jika secara relatif dibandingkan dengan pendanaan melalui saham biasa (Horne dan Wachowicz, 2005:200). Kondisi keuangan dan kinerja perusahaan juga mempengaruhi jenis pendanaan yang digunakan. Pendanaan hutang akan menjadi lebih menarik seiring dengan meningkatnya likuiditas, kondisi keuangan, dan profitabilitas (Horne dan Wachowicz, 2005:200). Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk menilai seberapa besar penggunaan hutang dalam pembiayaan perusahaan (Brigham dan Houston, 2010:140). Salah satu rasio leverage adalah kebijakan hutang terhadap ekuitas (debt to equity ratio-der). Rasio ini membagi total hutang dengan ekuitas pemegang saham. Semakin rendah rasio ini, semakin tinggi tingkat pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham, dan semakin besar perlindungan bagi kreditor (margin perlindungan) jika terjadi penyusutan nilai aktiva atau kerugian besar (Horne dan Wachowicz, 2005:209).
12 2.2. Penelitian Terdahulu Pada Tabel 2.1 disajikan penelitian-penelitian yang menganalisis variabelvariabel yang mempengaruhi nilai perusahaan: Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu Peneliti Tahun Judul Penelitian Dwi Sukirni Elva Nuraina 2012 Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen, dan Kebijakan Hutang Analisis terhadap Nilai Perusahaan 2012 Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dan Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Variabel Penelitian Dependen: Price to Book Value (PBV). Independen: Persentase saham yang dimiliki manajer, Persentase saham yang dimiliki institusi, DPR, DER. Dependen: DER, PBV. Independen: Kepemilikan institusi, total aset perusahaan. Teknik Analisis Analisis Regresi Linear Berganda Regresi Linear Berganda Hasil Penelitian 1. Kepemilikan manajerial negatif dan nilai perusahaan. 2. Kepemilikan institusional positif dan nilai perusahaan. 3. Kebijakan dividen positif dan tidak nilai perusahaan. 4. Hutang positif dan nilai perusahaan. 5. Secara simultan, kepemilikan manajerial, institusional, kebijakan dividen, dan hutang terhadap nilai perusahaan. 1. Kepemilikan institusi nilai perusahaan 2. Ukuran perusahaan nilai perusahaan 3. Kepemilikan institusional
13 Bursa Efek Indonesia) Tarjo 2008 Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Institusional dan Leverage terhadap Manajemen Laba, Nilai Pemegang Saham, serta Cost of Equity Capital Dependen: Cost of Equty Capital (COC). Dependen (intervening): discretionary accruals, PBV. Independen: Kepemilikan institusional, DER. Partial Least Square (PLS) kebijakan hutang 4. Ukuran perusahaan tidak kebijakan hutang 1. Kepemilikan institusi negatif signifikan terhadap manajemen laba 2. Kepemilikan institusi positif nilai pemegang saham 3. Kepemilikan institusi positif cost of equity capital 4. Leverage positif manajemen laba 5. Leverage positif nilai pemegang saham 6. Manajemen laba positif nilai pemegang saham 7. Manajemen laba positif cost of equity capital 8. Nilai pemegang saham positif signifikan terhadap cost of equity capital
14 Tedi Rustendi dan Farid Jimmi Mirna Amirya dan Sari Atmini Tim Adam dan Vidhan K. Goyal Sujoko dan Ugy Soebiantoro 2008 Pengaruh Hutang dan Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur (Survey pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta) 2008 Determinan Tingkat Hutang serta Hubungan Tingkat Hutang terhadap Nilai Perusahaan: Perspektif Pecking Order Theory 2007 The Investment Opportunity Set and Its Proxy Variables 2007 Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Internal, dan Faktor Eksternal terhadap Nilai Perusahaan Dependen: Nilai pasar: Debt + Equity. Independen: persentase kepemilikan manajer dan total hutang. Dependen: Total hutang/ (total hutang + ekuitas) Independen: Dividen, pertumbuhan penjualan, pertumbuhan total aktiva 1. MBA ratio 2. MBE ratio 3. EP ratio 4. CAPX/PPE ratio Dependen: DER, PBV Independen: Kepemilikan institusi, kepemilikan manajerial, suku bunga, pertumbuhan pasar, profitabilitas, dividen, pasar, Analisis Regresi Linear Berganda Path Analysis Real options approach Analisis SEM 1. Secara simultan, hutang dan kepemilikan manajerial positif terhadap nilai perusahaan 2. Hutang positif terhadap nilai perusahaan 3. Kepemilikan manajerial tidak positif terhadap nilai perusahaan 1. Kebijakan dividen dan profitabilitas memiliki hubungan negatif terhadap hutang 2. Pertumbuhan total aset positif terhadap hutang 3. Hutang negatif terhadap nilai perusahaan 1. MBA ratio memberikan informasi terbaik untuk menggambarkan peluang investasi dibandingkan MBE ratio dan EP ratio 2. CAPX/PPE ratio tidak dapat menggambarkan kesempatan investasi 1. Kepemilikan institusi, suku bunga, dan profit negatif dan leverage 2. Pertumbuhan pasar, dividen, dan ukuran perusahaan positif dan signifikan terhadap leverage
15 Sri Hasnawati 2005 Dampak Set Peluang Investasi terhadap Nilai Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta ukuran perusahaan Dependen: market value, excess return to market, spread value over cost. Measurement model, permodelan struktural 3. Kepemilikan manajerial tidak terhadap leverage dan nilai perusahaan 4. Kepemilikan institusi dan suku bunga negatif terhadap nilai perusahaan 5. Pertumbuhan pasar, profitabilitas, pembagian dividen, dan ukuran perusahaan positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan 6. Pangsa pasar tidak terhadap nilai perusahaan Set peluang investasi positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Darin G. Clay 2001 Institutional, CEO, Incentives, and Firm Value Independen: total assets growth, MBA ratio, EP ratio, ratio capital expenditure to BBA, current assets to total assets. Dependen: Tobin s Q Independen: Persentase saham yang dimiliki institusi Regresi Linear Sederhana Kepemilikan institusi terhadap nilai perusahaan
16 2.3 Kerangka Konseptual Nilai perusahaan adalah nilai pasar saham yang tercermin melalui harga saham perusahaan di pasar. Setiap perusahaan dituntut bukan hanya untuk memaksimalkan laba perusahaan, tetapi juga memaksimumkan kesejahteraan pemegang sahamnya dengan jalan meningkatkan nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan akan membuat perusahaan tersebut dapat tumbuh, berkembang, dan kokoh dalam jangka panjang. Dalam melakukan operasinya, perusahaan harus membuat dua keputusan, yakni keputusan investasi dan keputusan pendanaan. Keputusan investasi adalah keputusan yang menjadi dasar bagi perusahaan untuk melakukan investasi, baik pada aset berwujud maupun tidak berwujud. Sebelum melakukan investasi, perusahaan perlu mengidentifikasi peluang-peluang investasi di masa depan yang disesuaikan dengan aset yang ada pada saat ini. Kondisi ketidakpastian dan persaingan yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk mampu menetapkan pilihan investasi-investasi di masa mendatang yang dapat menguntungkan dan mempertahankan eksistensi perusahaan. Keputusan pendanaan mencakup keputusan yang harus diambil perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan pembiayaannya, baik menggunakan modal sendiri atau hutang. Perusahaan harus dapat menetapkan proporsi penggunaan hutang dan modal sendiri dengan tepat agar tidak terjadi permasalahan di masa depan. Penggunaan jumlah hutang yang terlalu banyak atau terlalu sedikit akan mengganggu kegiatan operasi perusahaan dan akan mengganggu perolehan laba. Kinerja perusahaan yang buruk ini akan menyebabkan sentimen negatif dari pasar
17 yang pada akhirnya akan menurunkan nilai perusahaan. Horne dan Wachowicz (2005:2) menyatakan bahwa jika manajer keuangan memiliki kemampuan dalam beradaptasi dengan perubahan, menggalang dana, berinvestasi dalam aktiva, serta melakukan pengelolaan secara bijak, maka akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan. Dalam melaksanakan aktivitas untuk memaksimalkan nilai, sering sekali terjadi benturan antara kepentingan pemegang saham dengan manajemen perusahaan. Pemegang saham cenderung mengharapkan dividen yang tinggi atas kepemilikan sahamnya, sementara manajemen perusahaan cenderung menginginkan laba yang didapatkan saat ini dimanfaatkan dalam rangka meningkatkan laba perusahaan di masa mendatang agar manajemen dapat memperoleh insentif dan gaji yang lebih besar. Pertentangan antara manajemen dan pemegang saham pada akhirnya dapat diselesaikan salah satunya dengan adanya kepemilikan saham institusional. Institusi sebagai sebuah lembaga dinilai mampu mengawasi dan mengontrol kinerja manajemen agar tetap pada tujuannya, yakni memaksimalkan nilai perusahaan. Hal ini sejalan dengan pendapat Morck, et al. (1989) yang menyatakan bahwa tingkat kepemilikan institusional dalam proporsi yang cukup besar akan mempengaruhi nilai pasar perusahaan. Dasar argumentasi ini adalah semakin besar tingkat kepemilikan saham oleh institusi, maka semakin efektif pula mekanisme kontrol terhadap kinerja manajemen. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka dapat ditetapkan kerangka konseptual seperti pada Gambar 2.1:
18 Investment Opportunity Set Kebijakan Hutang Nilai Perusahaan Kepemilikan Institusional Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah investment opportunity set, kebijakan hutang, dan kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan.
II. LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal adalah suatu
8 II. LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theory) Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Hutang Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihakpihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tagihan, cicilan hutang berikut bunganya, pajak, dan juga belanja modal (capital
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Free Cash Flow (Aliran kas Bebas) Arti sederhana dari free cash flow atau arus kas bebas adalah sisa perhitungan arus kas yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Dividen Dividen merupakan aliran tunai bersih bebas yang didistribusikan perusahaan kepada pemilik saham. Dividen tunai yang diharapkan merupakan variabel
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nilai perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis semakin hari semakin ketat dan sangat kompetitif. Terbukti jika perusahaan tidak dapat menghadapi tantangan ini sangat banyak perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup suatu perusahaan di era globalisasi sekarang ini.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendanaan merupakan salah satu komponen penting dalam keberlangsungan hidup suatu perusahaan di era globalisasi sekarang ini. Keputusan pendanaan akan berkaitan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya sebagai berikut: 1. Novi Anggraini (2015)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (1976) mendefinisikan agency relationship sebagai suatu kontrak di mana
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Agency Theory Agency theory menjelaskan hubungan atau kontrak antara principal dengan agent (Anthony dan Govindarajan, 2005:269). Jensen dan Meckling (1976)
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pasar Modal Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, perusahaan melakukan kegiatan ekonomi tanpa batas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, perusahaan melakukan kegiatan ekonomi tanpa batas negara dan menimbulkan persaingan ketat antara perusahaan. Persaingan bisnis di Indonesia
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Laporan keuangan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk
Lebih terperinciPenelitian tentang Pengaruh Aliran Kas Bebas Dan Keputusan. Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham Dengan Set Kesempatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang Pengaruh Aliran Kas Bebas Dan Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham Dengan Set Kesempatan Investasi Sebagai Variabel Moderasi membutuhkan kajian teori
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Myers (1977) memandang nilai perusahaan sebagai sebuah kombinasi assets in
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Investment Opportunity Set Istilah Investment Opportunity Set (IOS) muncul setelah dikemukakan oleh Myers (1977) memandang nilai perusahaan sebagai sebuah kombinasi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan Teori keagenan sudah mulai berkembang berawal dari adanya penelitian oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Untuk
Lebih terperinciakibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan (rate of growth)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan tempat yang didirikan untuk melakukan proses produksi barang atau jasa. Perusahaan yang telah berkembang secara baik, umumnya memutuskan untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (Salvatore, 2005).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Modal dan struktur modal perusahaan Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal (modal saham), surplus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendanaan adalah fondasi utama dalam dunia usaha dan perekonomian. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai kegiatan operasionalnya atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya dengan meningkatkan kemakmuran pemegang saham atau pemiliknya. Diperlukan tujuan dan strategi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. antara manajemen perusahaan dengan pihak lain yang meliputi shareholder
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan harus memiliki visi dan tujuan yang jelas untuk mampu bertahan dalam segala kondisi. Salah satu tujuan utama suatu perusahaan adalah mendapatkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan, antara Lain : Rizka Putri Indahningrum dan Ratih Handayani, (2009)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan, antara Lain : 2.1.1 Rizka Putri
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pemberian wewenang oleh pemegang saham kepada manajer untuk bekerja demi
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (agency theory) dipopulerkan oleh Jensen dan Meckling pada tahun 1976. Teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu daya tarik berinvestasi bagi investor dalam pasar primer maupun pasar sekunder adalah dividen. Dividen merupakan salah satu faktor yang akan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan utama sebagian besar perusahaan, terutama perusahaan yang berorientasi bisnis, adalah mengoptimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang meningkat
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Teori Kebijakan Dividen Menurut preferensi investor ada tiga teori yang mendasari kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : 1. Teori Dividen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi kepada para pemengang saham. Setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama dari pendirian perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai pemegang saham. Nilai pemegang saham akan meningkat apabila nilai perusahaan meningkat yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang akan dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Signalling Theory Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Michael Spense di dalam artikelnya tahun 1973. Teori tersebut menyatakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah organisasi didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan memberikan modal usaha dalam bentuk saham yang digunakan untuk menjalakan aktivitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh profitabilitas, arus kas bebas, dan investment
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang pengaruh profitabilitas, arus kas bebas, dan investment opportunity set terhadap dividend payout ratio pada perusahaan perbankan sudah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah melakukan produksi dan distribusi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. konflik kepentingan antara prinsipal dan agen, kontrak yang tidak lengkap, serta
12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Menurut Jensen dan Meckling (1976), dalam kerangka hubungan keagenan (agency theory), timbulnya masalah keagenan
Lebih terperinciBAB I PENDUHULUAN. mengembangkan usahanya perusahaan harus mengembangkan perusahaannya
BAB I PENDUHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi dan perdagangan bebas telah membuat persaingan usaha semakin ketat. Berbagai perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya dan mengembangkan usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan usaha yang semakin keras menuntut perusahaan untuk semakin meningkatkan nilai perusahaannya. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak manajemen perusahaan untuk dapat bekerja lebih efisien. Hal tersebut bertujuan agar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang memberi wewenang (principle) yaitu pemilik atau pemegang saham dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Prinsip utama dari teori keagenan adalah adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang (principle) yaitu pemilik atau pemegang saham
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. pemilik menyewa orang lain (agen) untuk melakukan beberapa jasa demi
BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Keagenan Teori keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih pemilik menyewa orang lain (agen) untuk melakukan beberapa jasa demi kepentingan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan, tanpa pendanaan perusahaan tidak akan berjalan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan usaha sangat bergantung sekali dengan pendanaan. Pendanaan sangatlah penting dibutuhkan dalam membangun dan menjamin kelangsungan hidup perusahaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. Manajer perusahaan memiliki peran utama dan penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajer perusahaan memiliki peran utama dan penting dalam perkembangan perusahaan, yaitu memiliki tugas dan kewajiban untuk membuat suatu keputusan dan kebijakan untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah disajikan, karena di dalam Laporan Keuangan tersebut terdapat informasiinformasi yang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (real assets) dan investasi dalam bentuk surat-surat berharga (financial
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi adalah penanaman modal untuk satu / lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Wolk et al. (2001) dalam Thiono (2006:4), teori sinyal (signaling
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Sinyal (Signaling Theory) Menurut Wolk et al. (2001) dalam Thiono (2006:4), teori sinyal (signaling theory) menjelaskan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976)
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menjelaskan hubungan antara pemegang saham sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap entitas bisnis (perusahaan) dalam operasinya tentu memiliki tujuan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap entitas bisnis (perusahaan) dalam operasinya tentu memiliki tujuan yang akan dicapai. Tujuan tersebut dibagi menjadi dua, yaitu tujuan jangka pendek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal, struktur modal telah menjadi salah satu faktor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan meningkatnya minat serta pengetahuan masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal, struktur modal telah menjadi salah satu faktor pertimbangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Struktur Modal Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan Copeland,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan atau juga disebut dengan nilai pasar perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerja atau investasi pada aset. Kas tersebut biasanya menimbulkan konflik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Free Cash Flow Free cash flow merupakan kas perusahaan yang dapat didistribusikan kepada kreditur atau pemegang saham yang tidak diperlukan untuk modal kerja atau investasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat tercermin dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat tercermin dari kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini sudah sangat banyak orang yang tertarik ataupun ingin mencoba
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini sudah sangat banyak orang yang tertarik ataupun ingin mencoba untuk menginvestasikan dana mereka ke pasar modal. Investasi merupakan suatu kegiatan penanaman
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Struktur Modal Struktur modal pada dasarnya berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal maupun sumber eksternal. Sumber dana internal berasal dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan penelitian ini, yaitu : 1. Kadek dan Luh (2016) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Current Ratio merupakan salah satu rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sistem teknologi informasi dan bertambah luasnya ilmu pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era globalisasi seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pula pemiliknya. Untuk itu nilai perusahaaan bagi investor dan kreditur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan sebagai salah satu entitas ekonomi memiliki tujuan dalam menjalankan operasi usahanya. Tujuan perusahaan secara umum dibagi menjadi dua bagian yaitu tujuan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. pemegang saham, yang diterjemahkan menjadi memaksimalkan harga dari saham
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama dari manajemen keuangan adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham, yang diterjemahkan menjadi memaksimalkan
Lebih terperinciBAB II TEORI AGENSI, PERATURAN BAPEPAM VIII G.7, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, NILAI PERUSAHAAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
14 BAB II TEORI AGENSI, PERATURAN BAPEPAM VIII G.7, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, NILAI PERUSAHAAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Teori Agensi (Agency Theory) Jensen dan Meckling
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan diciptakan oleh perusahaan melalui kegiatan perusahaan dari waktu ke waktu agar mencapai nilai perusahaan yang maksimum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebut agency conflict disebabkan pihak-pihak yang terkait yaitu prinsipal
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut agency theory, adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik. Terjadinya konflik yang disebut agency conflict
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi (Agency Theory) melihat bagaimana kontrak dan insentif dapat
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Agency Theory Teori agensi (Agency Theory) melihat bagaimana kontrak dan insentif dapat ditulis untuk memotivasi individu-individu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menjelaskan bahwa didalam sebuah perusahaan ditemukan adanya hubungan kerja antara pemegang saham sebagai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan atau kekayaan, terutama bagi para pemegang sahamnya, terwujud berupa upaya peningkatan atau memaksimalkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. lalu dan harus dibayar dengan kas, barang dan jasa di waktu yang akan datang
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Liabilitas Semua perusahaan baik kecil maupun perusahaan yang besar mempunyai utang. Utang adalah kewajiban suatu perusahaan yang timbul dari transaksi pada waktu lalu
Lebih terperincilokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai
A. Tinjauan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size. Pertumbuhan perusahaan pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Teori sinyal (signaling theory) dibangun sebagai upaya untuk memaksilalkan nilai Teori sinyal menunjukkan aya asimetri informasi antara manajemen perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Untuk bisa mengambil keputusan-keputusan keuangan yang benar, manajer keuangan mempunyai tujuan yang harus dicapai. Keputusan yang benar adalah keptusan yang akan membantu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1) Bird In The Hand Theory Teori bird in the hand adalah salah satu teori dalam kebijakan dividen, teori ini dikembangkan oleh Myron Gordon (1956) dan John Lintner
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adanya penelitian yang telah dilakukan sebelum penelitian ini dibahas,
26 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Adanya penelitian yang telah dilakukan sebelum penelitian ini dibahas, membahas masalah yang sama, namun berbeda. Penelitian yang menjadi acuan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah UKDW
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah investasi yang dimaksudkan untuk memaksimalkan keuntungan yang didapat perusahaan. Investasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash. biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124).
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pasar modal memiliki peranan penting dalam memfasilitasi kegiatan perekonomian suatu negara. Pasar modal memberikan sarana utama dalam mempertemukan investor sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. saham, kreditor dan manajer adalah pihak-pihak yang memiliki perbedaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran politik para pemegang saham. Pemegang saham, kreditor dan manajer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. abad ke-18 dan awal abad ke-19 di Eropa khususnya di Inggris, sedangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pertumbuhan ekonomi global dimulai pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 di Eropa khususnya di Inggris, sedangkan pertumbuhan ekonomi di Asia dipelopori
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Struktur Modal a. Agency Theory Pearce dan Robinson (2009), mendefinisikan bahwa teori keagenan merupakan sekelompok gagasan mengenai pengendalian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk kegiatan operasional, termasuk perusahaan manufaktur.hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang ingin berkembang pasti membutuhkan dana yang besar untuk kegiatan operasional, termasuk perusahaan manufaktur.hal ini menyebabkan industri- industri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teori 2.1.1. Kebijakan Utang Keputusan pendanaan berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan sangat mempengaruhi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu. Berikut ini beberapa uraian penelitian-penelitian terdahulu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan pada penelitian ini mengacu atau merujuk pada penelitianpenelitian terdahulu. Berikut ini beberapa uraian penelitian-penelitian terdahulu beserta
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Investment Opportunity Set, Komisaris
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang Pengaruh Investment Opportunity Set, Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan Dan Leverage Terhadap Kualitas Laba Pada Perusahaan Manufaktur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber dana jangka pendek
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan, salah satunya adalah mengoptimalkan nilai pemegang saham. Dengan memaksimalkan nilai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan nilai harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Nilai Nilai perusahaan itu sendiri, menurut Husnan dan Pudjiastuti (2012:6) merupakan nilai harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kredibilitas yang dijunjung tinggi, mempunyai kualitas bagus dan harus bisa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa perusahan-perusahaan yang berdiri di Indonesia, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar, dimana perusahaan besar di Indonesia berawal dari sebuah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitability (Profitabilitas) 2.1.1 Pengertian Profitability (Profitabilitas) Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen perusahaan dalam mendanai aktivanya (Sawir, 2004:2).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Struktur Modal dan Leverage Keuangan Struktur modal merupakan komposisi pendanaan permanen perusahaan, yaitu bauran pendanaan jangka panjang perusahaan. Struktur modal merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pada dasarnya tujuan semua perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Pada dasarnya tujuan semua perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham perusahaan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pembaca dalam memahami maksud dari variabel-variabel yang akan diteliti.
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis Guna memudahkan pemahaman atas bahasan mengenai penelitian ini, maka diperlukan tinjauan teoretis. Hal tersebut perlu untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan acuan yaitu: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh leverage dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan acuan yaitu: 1. Komang Adik dan I Made (2016) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh leverage
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat. Banyaknya perusahaan yang bersaing untuk dapat berkembang di masing-masing usaha yang mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan sebaliknya semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya pada akhir tahun berjalan yang tercermin pada harga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Kinerja keuangan diukur dengan profitabilitas, menurut Warsono (2003) Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan pendanaan perusahaan yang menyangkut pembelanjaan internal perusahaan sehingga dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen perusahaan dalam rangka mendanai operasional perusahaan
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kebijakan Hutang Pada dasarnya kebijakan hutang perusahaan merupakan tindakan manajemen perusahaan dalam rangka mendanai operasional perusahaan dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era industri yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era industri yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap perusahaan harus meningkatkan daya saing secara terus-menerus. Persaingan yang semakin meningkat baik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Hubungan agensi terjadi karena adanya suatu perjanjian atau kontrak yang
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Hubungan agensi terjadi karena adanya suatu perjanjian atau kontrak yang dilakukan oleh principal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, perusahaan memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dalam jangka panjang. Melalui penjualan barang dan jasa kepada
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang baik harus mampu mengontrol potensi finansial maupun potensi non finansial di dalam meningkatkan sumber modalnya untuk eksistensi perusahaan
Lebih terperinci