BAB I PENDAHULUAN. Kontribusi pendidikan bagi kemajuan suatu bangsa memegang peranan penting

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kontribusi pendidikan bagi kemajuan suatu bangsa memegang peranan penting sebab pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi sumber daya manusia. Pendidikan dapat menambah nilai produksi dalam perekonomian dan juga bagi pendapatan orang-orang yang berpendidikan (Amartya Sen, 1999). Hasil penelitian Krueger dan Lindahl (1998) membuktikan bahwa pendidikan berpengaruh pada pendapatan seseorang di negara Amerika dan Swedia. Melalui pendidikan, manusia dapat meningkatkan kemampuan dalam menyerap teknologi dan mengembangkan potensi guna terwujudnya pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu negara. Salah satu pilar penting dalam pendidikan adalah kualitas sekolah. Kualitas sekolah menentukan kualitas kegiatan belajar mengajar (KBM) dan imbal balik yang siswa peroleh dari proses pendidikan di sekolah. Masalah pendidikan yang bangsa Indonesia hadapi adalah rendahnya mutu pendidikan dan keadaan infrastruktur pendidikan yang tidak memadai (Bank Dunia, 2007). Permasalahan ini disebabkan karena rendahnya kualitas, kompetensi, dan kurangnya perhatian pemerintah dalam menyelesaikan masalah pendidikan di Indonesia. Beberapa indikator kualitas yang mengukur mutu pendidikan antara lain kualifikasi para guru, struktur gaji guru, kualitas ruang kelas, tingkat kehadiran guru dan jumlah siswa dalam satu kelas. Pada tahun 2005, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melakukan riset tentang kualitas guru dan mutu ruang 1

2 kelas. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pada tingkat pendidikan dasar hanya 55 persen guru yang memenuhi kualifikasi minimal sedangkan pada pendidikan menengah hanya mencapai 73 persen. Selain itu, mutu ruang kelas juga merupakan masalah serius. Di tingkat pendidikan dasar, hanya 44 persen ruang kelas yang memenuhi standar minimum yang ditetapkan. Hanushek (1997) mempelopori penelitian tentang hubungan kualitas sekolah dan variabel lain di Amerika Serikat. Hasil penelitian Hanushek menunjukkan bahwa hubungan sumber daya di sekolah dan prestasi siswa tidak signifikan. Dengan kata lain, peningkatan sumber daya di sekolah (rasio guru-siswa dan pengeluaran dana tiap siswa menjadi proksi sumber daya di sekolah) tidak memperbaiki prestasi siswa pada nilai ujian standar yang dilakukan. Ini sesuai dengan kutipan dalam The Coleman Report (1966) yaitu bahwa sumber daya di sekolah menjelaskan sebagian kecil varian prestasi siswa sehingga diartikan bahwa sekolah tidak membuat perbedaan. Dua faktor efektif untuk meningkatkan nilai ujian adalah efisiensi penggunaan dana dan waktu tambahan di sekolah. Hanushek juga melakukan penelitian dengan data antar negara pada tahun Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa pertumbuhan negara-negara di Asia Timur ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sekolah merupakan salah satu faktor penentu kualitas sumber daya manusia. Murnane dkk. (2000) dan Lazear (2003) melakukan penelitian lain terkait dengan kualitas sekolah di Amerika Serikat. Hasil penelitian membuktikan bahwa prestasi tes kognitif dan upah di dunia kerja menunjukkan hubungan yang signifikan. Peningkatan 1 persen rata-rata pada tes kognitif berpengaruh pada bertambahnya pendapatan individu 2

3 sebesar 6 persen per tahun. Uraian ini menjadi dasar pentingnya peningkatan mutu pendidikan khususnya di Indonesia. Keberadaan guru yang bermutu, tersedianya sarana dan prasarana pendukung kegiatan belajar mengajar serta karakteristik siswa merupakan beberapa contoh faktor penentu kualitas sekolah. Keberadaan guru yang bermutu dalam proses belajar mengajar merupakan syarat mutlak pendidikan yang berkualitas. Aaronson (2007) melakukan penelitian tentang hubungan keberadaan guru dan prestasi siswa di Amerika Serikat. Hasil penelitian menyatakan bahwa keberadaan guru memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap prestasi siswa di sekolah. Penelitian lain oleh Kane dan Staiger (2008) di Amerika Serikat menemukan dampak signifikan dari keberadaan guru terhadap nilai ujian. Dampak keberadaan guru terhadap nilai ujian signifikan dalam jangka pendek namun tidak dalam jangka panjang sebab pengaruhnya menghilang secara perlahan dari tahun ke tahun. Temuan lain oleh Fuller dan Clarke (2000) di Amerika Serikat menunjukkan bahwa pengaruh positif pendidikan di sekolah terhadap siswa akan konsisten jika tiga area utama yaitu ketersediaan buku teks, materi bacaan tambahan dan kualitas guru (pengetahuan guru terkait materi pokok dan kecakapan lisan) terjamin kualitasnya. Terobosan baru dalam estimasi fungsi produksi pendidikan menyimpulkan bahwa kualitas sekolah dan kualitas guru berperan lebih besar dibandingkan faktor lain misalnya latar belakang keluarga dan teman-teman di sekolah. Menurut data UNESCO, kualitas guru di Indonesia menempati urutan ke 14 dari 14 negara berkembang di dunia. Fakta ini tentunya menyakitkan bagi dunia pendidikan di Indonesia. 3

4 Skor literasi membaca, matematika dan sains siswa usia 15 tahun yang masih duduk di bangku sekolah menjadi ukuran yang merepresentasikan dampak kualitas sekolah terhadap prestasi siswa. OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) mengkoordinasikan pengumpulan data skor tersebut. Data skor memberikan kesimpulan bahwa ekspansi sekolah yang ada di Indonesia sampai saat ini belum menghasilkan lulusan dengan pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan masyarakat guna mengupayakan adanya pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Ini ditunjukkan dengan rendahnya prestasi literasi membaca, matematika dan sains siswa Indonesia dibandingkan dengan siswa di negara lain. Data skor dapat dilihat pada tabel 1.1. Terlihat cukup jelas bahwa posisi prestasi literasi siswa Indonesia berada signifikan di bawah skor rata-rata internasional. 4

5 Tabel 1.1 Data Posisi Indonesia Dibandingkan Negara Lain Berdasarkan Studi PISA Tahun Studi Mata Pelajaran Skor Rata-rata Indonesia Skor Ratarata Internasional Peringkat Indonesia Jumlah Negara Peserta Studi 2000 Membaca Matematika Sains Membaca Matematika Sains Membaca Matematika Sains Membaca Matematika Sains Sumber: PISA (Programme for International Student Assessment) Kemendikbud, 2009 Sekolah negeri dan sekolah swasta merupakan dua jenis sekolah formal sebagai lembaga pendidikan tempat para siswa menuntut ilmu. Masing-masing sekolah memiliki karakteristik yang berbeda sehingga akan menunjukkan diferensiasi satu sama lain. Baik sekolah negeri maupun swasta memiliki tujuan yang sama yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui cara dan karakteristik masing-masing, sekolah negeri dan swasta berusaha untuk mencapai tujuan tersebut. Perbedaan kualitas pendidikan sekolah negeri dan swasta merupakan isu yang tak ada habisnya. Sebagian masyarakat menilai dan mendiferensiasi sekolah yang dikelola pemerintah dengan yang dikelola yayasan atau swasta. Mufliar Kasim, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Pendidikan tahun 2011 mengakui adanya perbedaan pandangan masyarakat mengenai kualitas pendidikan 5

6 di sekolah negeri dan swasta. Beliau menuturkan bahwasanya baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki kelebihan di berbagai aspek. Beberapa akademisi melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan kualitas sekolah dan berbagai indikator pendidikan. Hanushek (2002) menemukan bahwa sekolah religius Katolik (swasta) cenderung dapat mencapai rata-rata kelulusan siswa yang lebih tinggi dibandingkan sekolah lain jika faktor input pendidikan konstan. Selain itu, siswa dan orang tua memilih sekolah swasta karena pendapat bahwa sekolah swasta memberikan lebih banyak pilihan yang nantinya mendatangkan persaingan atau kompetisi antar sekolah. Kompetisi tersebut kemudian berujung pada peningkatan kinerja atau perbaikan kualitas secara keseluruhan. Penelitian lain oleh Rania Gihlab (2016) di Vatikan menguji hubungan sebab akibat sekolah Katolik terhadap pencapaian atau prestasi pendidikan. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara sekolah katolik dan prestasi siswa dijelaskan sepenuhnya oleh bias seleksi. Penelitian ini tidak dapat memperkirakan hubungan sebab akibat kedua variabel secara presisi namun menyimpulkan bahwa adanya sekolah katolik tidak mengurangi kemungkinan seorang siswa mengulangi kelas dan probabilitas putus sekolah pada usia wajib belajar di suatu negara. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang dua hal. Pertama, tentang hubungan kualitas sekolah terhadap nilai ujian siswa. Kedua, analisis perbedaan hubungan kualitas sekolah dan nilai ujian di sekolah swasta dan negeri di Indonesia. 6

7 1.2. Rumusan Masalah Fokus penelitian ini adalah analisis hubungan kualitas sekolah terhadap prestasi siswa khususnya nilai ujian menggunakan data mikro dan agregat Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan latar belakang yang telah dipaparkan, maka pertanyaan penelitian yang hendak dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ukuran kualitas sekolah di Indonesia berhubungan dengan nilai ujian nasional siswa di Indonesia? 2. Apakah hubungan kualitas sekolah dan nilai ujian siswa berbeda di sekolah swasta dan negeri di Indonesia? 1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah diuraikan, tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis hubungan kualitas sekolah terhadap nilai ujian nasional siswa di Indonesia menggunakan data mikro dan agregat. 2. Menganalisis perbedaan hubungan kualitas sekolah swasta dan negeri terhadap nilai ujian nasional siswa di Indonesia. 7

8 1.5. Manfaat Penelitian 1. Bagi Kemendikbud, penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan dan dorongan terkait upaya peningkatan kualitas sekolah. 2. Bagi pihak sekolah, penelitian ini mampu memberikan informasi atau petunjuk posisi kualitas sekolah dibandingkan sekolah yang lain, faktorfaktor apa saja yang perlu ditingkatkan guna peningkatan kualitas sekolah dan peningkatan kualitas pendidikan secara umum. 3. Bagi para akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusinya bagi literatur dalam bidang hubungan kualitas sekolah terhadap nilai ujian menggunakan data mikro dan agregat Sistematika Penulisan Penelitian ini terdiri dari lima bab yaitu bab 1 pendahuluan, bab 2 kajian teori dan tinjauan pustaka, bab 3 data dan metodologi, bab 4 analisis data, bab 5 kesimpulan dan saran. Bab 1 berisi uraian latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab 2 berisi landasan teori, kajian literatur, model penelitian dan hipotesis penelitian. Bab 3 berisi data dan metodologi penelitian. Bab 4 berisi hasil analisis dan pembahasan. Bab 5 berisi kesimpulan dan saran dari hasil yang ditemukan dalam penelitian ini. 8