BAB 1 I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak pertama kali diperkenalkan hingga tiga puluh tahun perkembangannya, teknologi seluler telah melakukan banyak perubahan besar. Sejarah mencatat perkembangan teknologi seluler generasi pertama (1G) yang dikenal dengan Advanced Mobile Phone Service (AMPS) dengan fokus layanan berbasis suara. Selanjutnya generasi kedua (2G) dengan Groupe Special Mobile (GSM) mampu memberikan peningkatan kapasitas dan daerah cakupan layanan menjadikan layanan komunikasi seluler dapat dinikmati secara luas oleh lebih banyak pengguna. Munculnya teknologi internet kemudian menjadi dasar pengembangan teknologi 3G yang mampu mendukung layanan dan aplikasi berbasis multimedia yang kemudian menjadi pintu gerbang teknologi seluler broadband saat ini. Teknologi seluler broadband merupakan teknologi yang menggunakan koneksi internet yang memungkinkan pertukaran informasi dalam bentuk suara, data, maupun video dengan kecepatan tinggi. International Telecommunication Union (ITU) mencatat pengguna seluler aktif pada tahun 2013 secara global mencapai 6,8 miliar pelanggan, hampir mencapai total populasi manusia di dunia [1]. Pada akhir tahun 2014, 32% dari total pengguna teknologi seluler tersebut merupakan pengguna broadband seluler yang diperkirakan akan terus mengalami perkembangan jumlah pelanggan [2]. Dengan persentase seperti ini, dapat diprediksi mobile Web-based akan menggantikan penggunaan PC Web-based dimasa depan. Perkembangan seluler broadband ini tidak dapat dipisahkan dari meningkatnya volume data yang diakses oleh pengguna. Tren layanan yang diakses oleh pengguna telekomunikasi seluler telah berpindah dari SMS, MMS, suara, dan layanan data rendah ke layanan dengan ukuran data tinggi seperti content download, game, media streaming, VoIP, maupun jejaring sosial. 1

2 Didukung pula oleh perkembangan teknologi perangkat seluler dengan kemampuan integrasi data dan antarmuka canggih seperti smartphone, laptop, dan tablet membuat lonjakan pengguna data dan aplikasi dengan bandwidth tinggi semakin meningkat. Menurut [3], layanan data tinggi yang memiliki andil besar dalam peningkatan ini adalah layan video bergerak. Layanan video bergerak telah mencapai 50% dari total lalu lintas data seluler dan diprediksi akan mencapai 66% dari lalu lintas data dunia pada tahun 2017 [4]. Video menjadi layanan paling banyak diakses setiap hari, baik untuk hiburan maupun kepentingan bisnis dan pribadi lainnya. Video merupakan layanan yang membutuhkan bandwidth tinggi dengan syarat delay, latency, dan jitter yang ketat. Dengan tingkat permintaan yang tinggi, tentu saja dibutuhkan sebuah teknologi komunikasi nirkabel yang mampu memberikan layanan video dengan kualiatas yang baik. Long Term Evolution (LTE) merupakan teknologi yang dikenalkan oleh 3GPP untuk menjawab tantangan kebutuhan layanan komunikasi broadband nirkabel. LTE disebut sebagai teknologi terbaru yang memberikan performa lebih baik dari generasi sebelumnya (3G), LTE bahkan dianggap sebagai langkah penting dari evolusi broadband nirkabel yang dapat menyaingi broadband tetap seperti kabel dan Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL). Dengan teknologi Orthogonal Frequency Division Multiple Access (OFDMA), LTE diharapkan mampu menangani kebutuhan layanan internet dan multimedia bergerak dengan kemampuan data rate yang tinggi, latency yang rendah, dan peningkatan efisiensi spektrum dari generasi sebelumnya (3G). Untuk mencapai ketiganya, dibutuhkan strategi dalam mengatur alokasi kanal dalam jaringan. Pengelolaan kanal radio secara efektif dapat meningkatkan performa sistem dan juga memenuhi jaminan Quality of Service (QoS) bagi pengguna. Algoritme penjadwalan memiliki peranan yang sangat penting dalam mengatur aliran paket data dalam sistem telekomunikasi. Selain itu, algoritme penjadwalan juga mengatur distribusi kanal untuk pengguna aktif dengan aturan tertentu. Pada jaringan LTE, algoritme penjadwalan bekerja pada radio base station yang bernama evolved NodeB (enodeb). Algoritme penjadwalan dapat 2

3 memaksimalkan efisiensi spektrum melalui aturan alokasi kanal yang dibuat seefisien mungkin sehingga dapat mengurangi akibat menurunnya kualitas kanal. Desain aturan penjadwalan yang efektif merupakan kunci performa dari jaringan broadband nirkabel. Dalam mendesain sebuah algoritme penjadwalan, beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan untuk memaksimalkan kinerja algoritme penjadwalan dalam meningkatkan performa sistem seperti kompleksitas dan pengembangan algoritme, secara efektif dapat memaksimalkan penggunaan kanal untuk mencapai efisiensi spektrum, nilai fairness, dan jaminan QoS bagi layanan tertentu [5]. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan layanan multimedia, maka diperlukan sebuah algoritme yang dapat menangani paket data dengan persyaratan QoS yang ketat. Algoritme Maximum Largest Weighted Delay First (M-LWDF) adalah algoritme yang diajukan untuk menangani peningkatan traffic data real time [6]. Algoritme ini menggunakan komponen delay dalam memilih pengguna yang akan dijadwalkannya. Karakteristik dari algoritme ini adalah adanya metrik penjadwalan yang menggunakan kriteria tertentu untuk setiap aliran datanya. Hal ini mengakibatkan adanya peningkatan kompleksitas pada algoritmenya yang dapat menyebabkan penurunan performa sistem. Algoritme dengan kompleksitas yang rendah ditunjukkan oleh algoritme Proportional Fair yang banyak dipakai dalam sistem penjadwalan paket data [7]. Algoritme Proportional Fair menawarkan keseimbangan antara efisiensi spektrum dan nilai fairness bagi pengguna. Namun sayangnya, algoritme ini kurang sesuai untuk diaplikasikan dalam menangani layanan data real time. Penelitian ini mengajukan sebuah modifikasi algoritme Proportional Fair dengan alokasi bandwidth yang adaptif. Alokasi bandwidth yang adaptif pada algoritme Proportional Fair diharapkan dapat meningkatkan performa algoritme dalam menangani paket data dengan persyaratan QoS yang tinggi, terutama pada layanan video nirkabel. 3

4 1.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk dapat mengatur secara seimbang pembagian alokasi kanal sehingga dapat memberikan fairness sekaligus throughput yang tinggi bagi pengguna layanan real time di dalam sistem telekomunikasi nirkabel, dibutuhkan sebuah algoritme penjadwalan yang lebih baik dari algoritme Proportional Fair. 2. Algoritme Proportional Fair yang memiliki trade-off yang baik antara throughput dan fairness mengalami penurunan performa yang tajam saat menangani paket data real time seperti video dengan jumlah pengguna dan kecepatan yang meningkat. 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah yang digunakan pada penelitian ini antara lain: 1. Model sistem yang dibangun berdasarkan jaringan LTE sesuai standar 3GPP Release Daya didistribusikan secara rata ke semua sub-kanal yang tersedia. 3. Simulasi dilakukan pada sebuah cell dengan pengguna yang bergerak di sekitar daerah cakupan cell tersebut sehingga tidak terjadi handover. 4. Semua pengguna di dalam sistem memiliki jenis aliran data yang sama pada saat proses simulasi berlangsung yaitu one way video real time. 1.4 Keaslian Penelitian Keaslian penelitian berisi survei yang telah dilakukan terhadap algoritme penjadwalan pada downlink LTE di beberapa jurnal dan paper konferensi. Perbedaan mendasar pada masing-masing penelitian teletak pada metode dalam mengatur data paket dan alokasi kanal bagi tiap pengguna serta tujuan optimasi pada algoritme. Karena ada perbedaan tersebut, sub-bab ini akan menguraikan beberapa penelitian yang telah dilakukan dalam mendesain algoritme penjadwalan 4

5 pada jaringan downlink LTE untuk memperlihatkan perbedaan masing-masing metode dengan metode yang diajukan dalam penelitian ini. Penelitian [8] menggabungkan penjadwalan pada domain frekuensi dan waktu yang dapat memberikan efisiensi spektrum dan memenuhi syarat QoS maupun fairness pada sistem OFDMA LTE. Algoritme penjadwalan dibagi menjadi dua layer. Layer pertama bekerja pada domain waktu dengan memanfaatkan sifat algoritme Proportional Fair untuk memaksimalkan fairness sistem. Pada layer kedua diberikan algoritme penjadwalan yang bersifat oportunis untuk memaksimalkan faktor diversitas multi-pengguna. Proportional Fair pada domain waktu bertugas menseleksi pengguna dengan kondisi kanal yang paling baik dengan tetap menjaga fairness sistem dalam prosesnya. Pada domain frekuensi terdapat beberapa kandidat algoritme yang dapat digunakan seperti Frequency-Domain Round Robin (FD-RR), FD-Max C/I, FD-PF, dan FD- Dynamic Allocation (FD-DA). Dalam melakukan pemodelan, penulis memasukkan parameter seperti mekanisme transmisi ulang, kontrol pensinyalan, jumlah pengguna, dan fairness sistem. Proebster et al [9] melakukan modifikasi pada Proportional Fair dengan menggabungkannya dengan algoritme Minimum Bit Rate (MBR). Menurut peneliti ini, keadaan optimal fairness sangat tergantung oleh keadaan sistem misalnya kondisi kanal. Algoritme Proportional Fair with Minimum/Maximum Rates (PFMR) ini dapat melakukan optimasi otomatis dengan menyesuaikan parameter fairness pada penjadwalan dengan menggunakan elemen kontrol. Dengan melakukan kombinasi ini, sistem dapat memberikan garansi minimum layanan pada pengguna dengan kondisi kanal yang tidak begitu baik sehingga layanan dasar dapat tetap tersedia untuk mereka. Apabila MBR bernilai nol, maka algoritme akan bekerja seperti Proportional Fair dasar. Bit rate minimum tiap kelas QoS ditentukan pada awal proses. Fairness dicapai dengan asumsi berulang terhadap kondisi alokasi berdasar kanal atau throughput sehingga setiap pengguna dapat tetap mendapatkan alokasi kanal. Pada penelitian [10] algoritme Proportional Fair dimodifikasi hingga 5

6 dapat memaksimalkan nilai fairnessnya. Skenario algoritme Blind Equal Throughput (BET) diimplementasikan ke dalam Proportional Fair untuk dapat mencapai fairness dengan tetap menjaga nilai throughput sistem. Pada algoritme BET, metrik penjadwalan didapatkan dengan melihat nilai rata-rata throughput yang dicapai oleh pengguna sebelumnya (t-1). Pengguna dengan nilai rata-rata paling rendah akan mendapatkan prioritas, kemudian disusul oleh pengguna dengan nilai terendah kedua seterusnya hingga pengguna dengan nilai rata-rata paling tinggi. Algoritme BET kemudian membagi rasio kanal sesuai dengan jumlah pengguna yang ada. Misal terdapat 6 kanal untuk 3 pengguna, maka rasio kanal akan dibagi menjadi 3:2:1 dengan urutan berdasarkan prioritas. Sifat ini kemudian dimasukkan ke dalam algoritme Proportional Fair untuk meningkatkan nilai fairness dengan tetap menjaga throughput sistem. Proportional Fairness Throughput (PFT) membagi kanal secara rata untuk semua pengguna sesuai dengan metrik yang telah ditentukan. Modifikasi algoritme Proportional Fair untuk layanan real time seperti video streaming dilakukan oleh N. Khan et al [11]. Peneliti menggunakan metode frame significance throughput dengan mengalokasikan buffer terpisah untuk menyimpan trafik video yang telah dibangkitkan oleh server. Trafik video stream masing-masing pengguna diatur oleh Group of Pictures (GOP). GOP membagi frame menjadi intra frame dan inter frame, dimana intra frame adalah frame yang dapat didekodekan secara bebas, sedangkan inter frame adalah frame yang tidak dapat didekodekan tanpa frame sebelumnya. Setiap GOP pengguna akan diberikan bobot delay di dalam buffer yang terletak di enb. Algoritme harus menyediakan alokasi kanal yang cukup agar semua frame yang tersimpan dapat ditransmisikan sebelum melebihi batas delay-nya. Frame yang gagal memenuhi batas delay-nya akan dibuang dari buffer. Frame yang dibuang ini kemudian akan digantikan oleh salinan frame terakhir yang berhasil diterima. Dengan menambahkan dimensi ini kedalam algoritme Proportional Fair, algoritme dapat memaksimalkan diversitas multi-pengguna dengan waktu rata-rata. 6

7 Tabel 1.1 Penelitian terkait desain algoritme penjadwalan pada LTE menggunakan Proportional Fair Peneliti Objek Tujuan Tools dan Algoritme Metode C. B. Kian et al., Alokasi kanal pada Peningkatan efisiensi spektrum Algoritme Proportional 2008 sistem OFDM LTE sistem dan peningkatan nilai Fair dengan Round QoS/fairness Robin, Max C/I, dan DA M. Proebster et Alokasi kanal jaringan Optimal fairness Algoritme Proportional al., 2010 berbasis OFDMA Fair dan Minimum Bit Rate S. Sudheep and Alokasi kanal jaringan Peningkatan fairness Algoritme Proportional B. Rebekka, LTE Fair dan Blind Equal 2014 Throughput N. Khan et al., Jaringan LTE/LTE-A Peningkatan kualitas layanan Algoritme Proportional 2013 video pada jaringan LTE/LTE-A Fair dengan frame significance throughput Algoritme dua layer dengan kombinasi PF pada domain frekuensi Menggunakan elemen kontrol untuk menyesuaikan fairness sistem sesuai kondisi kanal Prioritas terendah mendapat alokasi kanal lebih banyak Menggunakan buffer terpisah dan parameter delay 7

8 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk meningkatkan performa algoritme Proportional Fair. Penelitian-penelitian yang telah disebutkan di awal melakukan perbaikan dengan tujuan seperti fairness, efisiensi spektrum, dan QoS layanan. Hal tersebut dicapai dengan menggunakan dua level penjadwalan, maupun elemen tambahan pada perhitungan metrik penjadwalan. Penelitian yang diusulkan adalah mengenai perbaikan algoritme Proportional Fair agar dapat memberikan hasil QoS dan fairness yang baik saat menangani paket data real time, terutama video. Dalam menjadwalkan pengguna aktif dalam sistem, metrik penjadwalan pada algoritme yang diusulkan dimodifikasi sehingga alokasi subkanal dalam jaringan dilakukan secara adaptif agar rate terima jangka panjang dari pengguna dapat terjaga. Penelitian dilakukan dengan melakukan simulasi pada model yang telah dirancang berdasarkan model sistem LTE dan model matematis perbaikan algoritme Proportional Fair. Dalam melakukan proses penjadwalan, Algoritme Proportional Fair yang telah dimodifikasi metriknya akan melakukan pengecekan aliran data terlebih dahulu untuk kemudian bersiap melakukan pembagian alokasi sub-kanal sesuai dengan kondisi kanal pengguna yang dilaporkan ke enb. Dalam menghitung metrik penjadwalan, algoritme Proportional Fair yang diusulkan ini menggunakan parameter seperti daya, gain, bandwidth, dan noise sebagai informasi dalam melakukan penjadwalan. Pengguna aktif dalam jaringan akan diberikan posisi yang berbeda satu sama lain secara acak dengan kecepatan yang sama pada satu waktu simulasi. 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan performa algoritme penjadwalan Proportional Fair dalam segi QoS dan fairness dengan menggunakan alokasi bandwidth yang adaptif saat melayani paket data real time video pada transmisi downlink LTE. 8

9 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Memaksimalkan efisisensi spektrum pada jaringan LTE dengan menggunakan algoritme penjadwalan. 2. Sebuah algoritme penjadwalan dengan kompleksitas rendah yang dapat digunakan untuk mengatur aliran data real time. 3. Meningkatkan performa algoritme Proportional Fair dasar sehingga dapat menangani aliran paket data video real time. 4. Perbaikan algoritme Proportional Fair yang diajukan dapat memberikan garansi QoS dan fairness bagi pengguna layanan real time. 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat dan kebutuhan akses data melahirkan salah satu jenis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat dan kebutuhan akses data melahirkan salah satu jenis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat dan kebutuhan akses data melahirkan salah satu jenis teknologi telekomunikasi yang mutakhir saat ini yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin tingginya pertumbuhan pengguna telepon seluler/smartphone dewasa ini menyebabkan pertumbuhan pengguna layanan data menjadi semakin tinggi, pertumbuhan

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi telekomunikasi perangkat seluler berkembang dari tahun ke tahun. Teknologi ini menggeser kebiasaan orang mengakses Internet di komputer desktop ke perangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat Indonesia akan informasi dan komunikasi terus

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat Indonesia akan informasi dan komunikasi terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan masyarakat Indonesia akan informasi dan komunikasi terus berkembang pesat dari waktu ke waktu. Hal ini menyebabkan pihak penyedia jasa layanan telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini merupakan zaman dimana teknologi informasi dan komunikasi mengalami perkembangan yang sangat cepat diiringi dengan jumlah pengguna smartphone yang

Lebih terperinci

7.1 Karakterisasi Trafik IP

7.1 Karakterisasi Trafik IP BAB VIII TRAFIK IP Trafik IP (Internet Protocol), secara fundamental sangat berbeda dibanding dengan trafik telepon suara (klasik). Karenanya, untuk melakukan desain dan perencanaan suatu jaringan IP mobile,

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. Long Term Evolution (LTE) menjadi fokus utama pengembangan dalam bidang

1 BAB I PENDAHULUAN. Long Term Evolution (LTE) menjadi fokus utama pengembangan dalam bidang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Long Term Evolution (LTE) menjadi fokus utama pengembangan dalam bidang telekomunikasi pada masa kini. Dengan banyak pengembangan dari generasi-generasi sistem jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi telekomunikasi berkembang dengan sangat pesat yang disebabkan oleh kebutuhan pelanggan akan layanan komunikasi dan informasi yang meningkat dari waktu ke

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PACKET SCHEDULING MAX THROUGHPUT DAN PROPORTIONAL FAIR PADA JARINGAN LTE ARAH DOWNLINK DENGAN SKENARIO MULTICELL

ANALISIS KINERJA PACKET SCHEDULING MAX THROUGHPUT DAN PROPORTIONAL FAIR PADA JARINGAN LTE ARAH DOWNLINK DENGAN SKENARIO MULTICELL ANALISIS KINERJA PACKET SCHEDULING MAX THROUGHPUT DAN PROPORTIONAL FAIR PADA JARINGAN LTE ARAH DOWNLINK DENGAN SKENARIO MULTICELL PERFORMANCE ANALYSIS OF PACKET SCHEDULING ALGORITHMS MAX THROUGHPUT AND

Lebih terperinci

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi 3G 3G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: third-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut agar teknologi komunikasi terus berkembang. Dari seluruh

BAB I PENDAHULUAN. menuntut agar teknologi komunikasi terus berkembang. Dari seluruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan masyarakat untuk berkomunikasi senantiasa meningkat, baik wicara, pesan, dan terlebih komunikasi data. Mobilitas masyarakat yang tinggi menuntut agar teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkembangan teknologi komunikasi seluler generasi ke 2 (2G) berbasis Time Division Multiple Access (TDMA) seperti Global System For Mobile Communication (GSM), generasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi WiMAX (Worldwide Interoperabilitas for Microwave Access) yang berbasis pengiriman data berupa paket dan bersifat connectionless oriented merupakan teknologi

Lebih terperinci

ANDRIAN SULISTYONO LONG TERM EVOLUTION (LTE) MENUJU 4G. Penerbit Telekomunikasikoe

ANDRIAN SULISTYONO LONG TERM EVOLUTION (LTE) MENUJU 4G. Penerbit Telekomunikasikoe ANDRIAN SULISTYONO LONG TERM EVOLUTION (LTE) MENUJU 4G Penerbit Telekomunikasikoe LONG TERM EVOLUTION (LTE) MENUJU 4G Oleh: Andrian Sulistyono Copyright 2012 by Andrian Sulistyono Penerbit Telekomunikasikoe

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN INTERFERENSI JARINGAN UPLINK 4G-LTE DENGAN METODE INNERLOOP POWER CONTROL DI PT TELKOMSEL

ANALISIS MANAJEMEN INTERFERENSI JARINGAN UPLINK 4G-LTE DENGAN METODE INNERLOOP POWER CONTROL DI PT TELKOMSEL ANALISIS MANAJEMEN INTERFERENSI JARINGAN UPLINK 4G-LTE DENGAN METODE INNERLOOP POWER CONTROL DI PT TELKOMSEL Indah Ayu Lestari 1*, Ali Nurdin 1, Asriyadi 1 1 Program Studi Teknik Telekomunikasi, Jurusan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Literatur Para penulis di [1] menjelaskan bahwa algoritma self-organization network dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja jaringan secara keseluruhan dan mengurangi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. telekomunikasi berkisar 300 KHz 30 GHz. Alokasi rentang frekuensi ini disebut

I. PENDAHULUAN. telekomunikasi berkisar 300 KHz 30 GHz. Alokasi rentang frekuensi ini disebut 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Frekuensi merupakan sumber daya yang disediakan oleh alam dan penggunaannya terbatas. Rentang frekuensi yang digunakan dalam dunia telekomunikasi berkisar 300 KHz 30

Lebih terperinci

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV Teknologi Seluler Pertemuan XIV Latar Belakang Teknologi jaringan seluler berevolusi dari analog menjadi sistem digital, dari sirkuit switching menjadi packet switching. Evolusi teknologi seluler terbagi

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Skema Pengalokasian Daya Waterfilling Berbasis Algoritma Greedy Terhadap Perubahan Efisiensi Spektral Sistem pada jaringan LTE

Pengaruh Penggunaan Skema Pengalokasian Daya Waterfilling Berbasis Algoritma Greedy Terhadap Perubahan Efisiensi Spektral Sistem pada jaringan LTE Pengaruh Penggunaan Skema Pengalokasian Daya Waterfilling Berbasis Algoritma Greedy Terhadap Perubahan Efisiensi Spektral Sistem pada jaringan LTE Rizal Haerul Akbar 1, Arfianto Fahmi 2, Hurianti Vidyaningtyas

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah.

BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah. 62 BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET 3.1 Permasalahan Saat ini kita bisa dengan mudah mendapatkan akses internet. Kita bisa berlangganan internet menggunakan modem DSL (Digital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat,

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat, waktu, dan kondisi diam atau bergerak menyebabakan perkembangan telekomunikasi nirkabel (wireless)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat ke layanan Fourth Generation dengan teknologi Long Term Evolution

BAB I PENDAHULUAN. meningkat ke layanan Fourth Generation dengan teknologi Long Term Evolution BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan telekomunikasi seluler terus berkembang hingga kini telah meningkat ke layanan Fourth Generation dengan teknologi Long Term Evolution (4G LTE). Banyaknya jumlah

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN PENGALOKASIAN RESOURCE BLOCK PADA SISTEM LTE ARAH DOWNLINK

EVALUASI PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN PENGALOKASIAN RESOURCE BLOCK PADA SISTEM LTE ARAH DOWNLINK EVALUASI PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENYELESAIKAN PERSOALAN PENGALOKASIAN RESOURCE BLOCK PADA SISTEM LTE ARAH DOWNLINK Josia Ezra1), Arfianto Fahmi2), Linda Meylani3) 1), 2), 3) School of Electrical

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang [8] Pertumbuhan pengguna komunikasi mobile di dunia meningkat sangat tajam dari hanya 11 juta pada tahun 1990 menjadi 2 milyar pengguna pada tahun

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Abstrak

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana   Abstrak ANALISIS PENGARUH SOFT HANDOVER PADA MOBILE STATION TERHADAP KUALITAS LAYANAN VOIP DI JARINGAN UMTS Putu Fadly Nugraha Putu Fadly Nugraha1, IGAK Diafari Djuni H2, Pande Ketut Sudiarta3 1,2,3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Pendahuluan. Gambar I.1 Standar-standar yang dipakai didunia untuk komunikasi wireless

Pendahuluan. Gambar I.1 Standar-standar yang dipakai didunia untuk komunikasi wireless Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Sistem broadband wireless access (BWA) sepertinya akan menjadi metoda akses yang paling fleksibel dimasa depan. Dibandingkan dengan teknologi eksisting, fiber optik

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA TEKNIK PENJADWALAN PADA WIMAX UNTUK LAYANAN VIDEO ON DEMAND

ANALISIS KINERJA TEKNIK PENJADWALAN PADA WIMAX UNTUK LAYANAN VIDEO ON DEMAND ANALISIS KINERJA TEKNIK PENJADWALAN PADA WIMAX UNTUK LAYANAN VIDEO ON DEMAND Said Reza Fakhrizal [1], Suherman [2] Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi selular semakin berkembang, diawali dengan munculnya teknologi 1G (AMPS), 2G yang dikenal dengan GSM, dan 3G yang mulai berkembang di Indonesia

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan komputer saat ini semakin banyak digunakan oleh orang, terlebih kebutuhan akan akses jaringan nirkabel. Mobile Ad Hoc Network (MANET) adalah salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Alokasi frekuensi 2300 MHz di Indonesia [4]

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Alokasi frekuensi 2300 MHz di Indonesia [4] BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Spektrum frekuensi radio merupakan sumber daya yang terbatas. Diperlukan penataan alokasi yang baik untuk mengoptimalkan penggunaannya. Sementara itu, kebutuhan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai macam teknologi telekomunikasi dan layanan terus dikembangkan agar pengguna dapat menikmati setiap layanan telekomunikasi dengan kualitas yang lebih baik.

Lebih terperinci

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA TEKNOLOGI AMPS Analog mobile phone system(amps) dimulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akhir yang berjudul Discrete Fourier Transform-Spread Orthogonal Frequency Division

BAB I PENDAHULUAN. Akhir yang berjudul Discrete Fourier Transform-Spread Orthogonal Frequency Division BAB I PENDAHULUAN Bab satu ini membahas tujuan, latar belakang masalah, dan sistematika penulisan Tugas Akhir yang berjudul Discrete Fourier Transform-Spread Orthogonal Frequency Division Multiplexing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gunung berapi, memantau kondisi rumah, dan event penting lainnya (Harmoko,

BAB I PENDAHULUAN. gunung berapi, memantau kondisi rumah, dan event penting lainnya (Harmoko, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan terhadap kebutuhan informasi semakin meningkat, dimana tidak hanya informasi berupa text dan gambar saja tetapi juga melibatkan semua aspek multimedia

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE)

BAB II JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) BAB II JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE) Pada bab dua ini akan dibahas mengenai evolusi jaringan komunikasi bergerak seluler, jaringan Long Term Evolution (LTE). Lalu penjelasan mengenai dasar Orthogonal

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA ALGORITMA PENJADWALAN LINTAS LAPISAN PADA JARINGAN CELULAR OFDM GELOMBANG MILIMETER DENGAN KANAL HUJAN

EVALUASI KINERJA ALGORITMA PENJADWALAN LINTAS LAPISAN PADA JARINGAN CELULAR OFDM GELOMBANG MILIMETER DENGAN KANAL HUJAN EVALUASI KINERJA ALGORITMA PENJADWALAN LINTAS LAPISAN PADA JARINGAN CELULAR OFDM GELOMBANG MILIMETER DENGAN KANAL HUJAN Mas Nurul Hamidah ), Gamantyo H ), Endroyono ) ) Jurusan Teknik Elektro ITS, Surabaya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, standar 3GPP-LTE hadir dikarenakan tingginya kebutuhan jaringan seluler dimanapun dan kapanpun. Terbukti, sejak 2010, peningkatan mobile data meningkat

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Teknologi jaringan Wi-Fi (Wireless Fidelity) saat ini memperlihatkan

BAB I. PENDAHULUAN. Teknologi jaringan Wi-Fi (Wireless Fidelity) saat ini memperlihatkan BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi jaringan Wi-Fi (Wireless Fidelity) saat ini memperlihatkan perkembangan pesat, terutama dalam hal kecepatan transfer data yang didukung oleh semakin besarnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka Pada Penelitian Terkait Tugas akhir ini mengacu pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dimana beberapa penelitian tersebut membahas manajemen

Lebih terperinci

1.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan tugas akhir ini adalah: 1. Melakukan upgrading jaringan 2G/3G menuju jaringan Long Term Evolution (LTE) dengan terlebih

1.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan tugas akhir ini adalah: 1. Melakukan upgrading jaringan 2G/3G menuju jaringan Long Term Evolution (LTE) dengan terlebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia telekomunikasi saat ini sangatlah pesat, kebutuhkan jaringan handal yang mampu mengirim data berkecepatan tinggi dan mendukung fitur layanan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Penggunaan Spektrum Frekuensi [1]

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Penggunaan Spektrum Frekuensi [1] BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, sistem komunikasi nirkabel (wireless) sedang berkembang sangat pesat dalam dunia telekomunikasi. Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah user (pengguna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Power control pada sistem CDMA adalah mekanisme yang dilakukan untuk mengatur daya pancar mobile station (MS) pada kanal uplink, maupun daya pancar base station

Lebih terperinci

3.6.3 X2 Handover Network Simulator Modul Jaringan LTE Pada Network Simulator BAB IV RANCANGAN PENELITIAN

3.6.3 X2 Handover Network Simulator Modul Jaringan LTE Pada Network Simulator BAB IV RANCANGAN PENELITIAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii PERNYATAAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii INTISARI... xiii ABSTRACT... xiv BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terutama di bidang sistem komunikasi nirkabel (wireless). Sistem wireless

I. PENDAHULUAN. terutama di bidang sistem komunikasi nirkabel (wireless). Sistem wireless I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi telekomunikasi saat ini berkembang dengan sangat cepat terutama di bidang sistem komunikasi nirkabel (wireless). Sistem wireless memiliki kemampuan untuk

Lebih terperinci

SIMULASI DAN ANALISIS DATA TRAFIK SCHEDULING DAN PERFORMANSI PADA SISTEM LTE ARAH DOWNLINK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

SIMULASI DAN ANALISIS DATA TRAFIK SCHEDULING DAN PERFORMANSI PADA SISTEM LTE ARAH DOWNLINK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA SIMULASI DAN ANALISIS DATA TRAFIK SCHEDULING DAN PERFORMANSI PADA SISTEM LTE ARAH DOWNLINK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA SIMULATION AND ANALYSIS DATA TRAFFIC SCHEDULING AND PERFORMANCE IN LONG TERM EVOLUTION

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA. Oleh : NRP

ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA. Oleh : NRP ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA Oleh : MADE SUHENDRA NRP. 2203109044 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Achmad Affandi, DEA Ir. Gatot Kusrahardjo, MT. JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia BAB 4 ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas hasil pengukuran data dari layanan IMS pada platform IPTV baik pada saat pelanggan (user) di home network maupun pada saat melakukan roaming atau berada pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi komunikasi seluler tidak lagi terbatas pada layanan suara dan pesan singkat (SMS). Teknologi seluler terus berkembang pesat dari tahun ke tahun. Layanan akses

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian DYNAMIC SPECTRUM ACCESS (DSA) dengan Mekanisme

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian DYNAMIC SPECTRUM ACCESS (DSA) dengan Mekanisme 20 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian DYNAMIC SPECTRUM ACCESS (DSA) dengan Mekanisme Spectrum Sensing Berbasis Pendeteksian Kanal dan Bandwidth untuk Efisiensi Spektrum dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisa kelayakan..., Deris Riyansyah, FT UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Analisa kelayakan..., Deris Riyansyah, FT UI, Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebutuhan akan berkomunikasi dimana dan kapan saja merupakan sebuah tuntutan manusia yang dinamis pada saat ini. Salah satu kebutuhan tersebut adalah komunikasi data

Lebih terperinci

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA ROUND ROBIN DAN BEST CQI PADA PENJADWALAN DOWNLINK LTE

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA ROUND ROBIN DAN BEST CQI PADA PENJADWALAN DOWNLINK LTE Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2013 ANALISIS DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA ROUND ROBIN DAN BEST CQI PADA PENJADWALAN DOWNLINK LTE Dimas Pandu Koesumawardhana¹, Maman Abdurrohman.², Arif Sasongko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat,

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan kebutuhan manusia untuk dapat berkomunikasi di segala tempat, waktu, dan kondisi (statis dan bergerak) menyebabkan telekomunikasi nirkabel (wireless) berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi nirkabel mulai dari generasi 1 yaitu AMPS (Advance Mobile Phone

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi nirkabel mulai dari generasi 1 yaitu AMPS (Advance Mobile Phone BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem komunikasi mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama sistem komunikasi nirkabel. Hal ini dikarenakan tuntutan masyarakat akan kebutuhan komunikasi di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas literatur yang mendukung penelitian di antaranya adalah Long

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas literatur yang mendukung penelitian di antaranya adalah Long 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas literatur yang mendukung penelitian di antaranya adalah Long Term Evolution (LTE), Cognitive Radio (CR), Oppurturnistic Spectrum Access (OSA) dan Hidden Markov

Lebih terperinci

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T KUALITAS LAYANAN Budhi Irawan, S.Si, M.T KUALITAS LAYANAN (QOS) QoS merupakan terminologi yang digunakan untuk mendefinisikan kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan tingkat jaminan layanan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini teknologi komunikasi data yang lebih dikenal sebagai packet switching semakin berkembang dari tahun ke tahun. Voice over Internet Protokol (VoIP)

Lebih terperinci

Gambar 1 1 Alokasi Penataan Ulang Frekuensi 1800 MHz[1]

Gambar 1 1 Alokasi Penataan Ulang Frekuensi 1800 MHz[1] BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan user akan informasi gambar, dan video saat ini telah berkembang pesat dalam industri telekomunikasi begitu juga perkembangan jumlah pelanggan sebuah operator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi yang pesat khususnya dalam komunikasi data via internet dan juga meningkatnya kebutuhan pengguna akan internet baik dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN MODEL QOS WIMAX DENGAN OPNET. Pada bab 3 ini penulis ingin memfokuskan pada system evaluasi kinerja

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN MODEL QOS WIMAX DENGAN OPNET. Pada bab 3 ini penulis ingin memfokuskan pada system evaluasi kinerja 33 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN MODEL QOS WIMAX DENGAN OPNET Pada bab 3 ini penulis ingin memfokuskan pada system evaluasi kinerja mekanisme QoS dan skema AMC pada kinerja jaringanwimax, semakin kuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. masalah, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan penelitian. 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai langkah awal dari penelitian, di antaranya adalah latar belakang penelitian, tujuan dari penelitian, manfaat penelitian, rumusan masalah, batasan masalah,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. menjadi pilihan adalah teknologi GSM (Global System for Mobile

BAB II DASAR TEORI. menjadi pilihan adalah teknologi GSM (Global System for Mobile BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi GSM Salah satu teknologi komunikasi bergerak yang sampai saat ini masih menjadi pilihan adalah teknologi GSM (Global System for Mobile Communication) yang merupakan komunikasi

Lebih terperinci

ALGORITMA PENGALOKASIAN RESOURCE BLOCK BERBASIS QOS GUARANTEED MENGGUNAKAN ANTENA MIMO 2X2 PADA SISTEM LTE UNTUK MENINGKATKAN SPECTRAL EFFICIENCY

ALGORITMA PENGALOKASIAN RESOURCE BLOCK BERBASIS QOS GUARANTEED MENGGUNAKAN ANTENA MIMO 2X2 PADA SISTEM LTE UNTUK MENINGKATKAN SPECTRAL EFFICIENCY ALGORITMA PENGALOKASIAN RESOURCE BLOCK BERBASIS QOS GUARANTEED MENGGUNAKAN ANTENA MIMO 2X2 PADA SISTEM LTE UNTUK MENINGKATKAN SPECTRAL EFFICIENCY Suci Monica Sari 1), Arfianto Fahmi 2), Budi Syihabuddin

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung

TUGAS AKHIR. Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung PENGATURAN QUALITY OF SERVICE (QoS) PADA JARINGAN UNTUK MENDUKUNG LAYANAN VOICE OVER INTERNET PROTOKOL (VoIP) (Studi Kasus: Lab.Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan) TUGAS AKHIR Disusun sebagai

Lebih terperinci

Simulasi dan Analisis Algoritma Scheduling pada WIMAX

Simulasi dan Analisis Algoritma Scheduling pada WIMAX BAB V Simulasi dan Analisis Algoritma Scheduling pada WIMAX Pada bagian ini akan dilakukan simulasi jaringan WIMAX menggunakan simulator NS-2. Lingkungan simulasi, terlihat pada gambar V.1, berupa satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game

BAB I PENDAHULUAN. multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang cepat dari teknologi jaringan telah membuat aplikasi multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game online sudah menjamur

Lebih terperinci

HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

HASIL SIMULASI DAN ANALISIS 55 HASIL SIMULASI DAN ANALISIS 4.1 Hasil Simulasi Jaringan IEEE 802.16d Jaringan IEEE 802.16d dalam simulasi ini dibuat berdasarkan pemodelan sistem sehingga akan menghasilkan dua buah model jaringan yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan teknologi telekomunikasi sangat pesat, serta permintaan user terhadap layanan telekomunikasi mengalami peningkatan. Hal ini didukung dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi dan informasi saat ini sangat pesat, khususnya teknologi wireless (nirkabel). Seiring dengan meningkatnya kebutuhan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wireless Local Area Network (WLAN) adalah suatu sistem komunikasi yang menggunakan frekuensi radio yang tinggi dari 2,4 GHz dan 5 GHz, serta bebas lisensi karena menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan internet, muncul tuntutan dari para pengguna jasa telekomunikasi agar mereka dapat memperoleh akses data dengan cepat dimana pun mereka berada.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman sekarang ini semua teknologi sudah canggih dan mudah untuk mendapatkan informasi. Apalagi dengan adanya internet dimana semua orang dengan mudah mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang I 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang I 1 I 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia teknologi informasi dan telekomunikasi semakin canggih dan pesat dengan adanya perkembangan internet. Saat ini teknologi informasi dan telekomunikasi sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi telekomunikasi yang paling populer dan pesat perkembangannya pada saat ini adalah seluler, mobilitas merupakan keunggulan utama teknologi ini dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Telekomunikasi data mobile saat ini sangat diminati oleh masyarakat karena mereka dapat dengan mudah mengakses data dimana saja dan kapan saja. Untuk mengimbangi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi memberikan perubahan pada masyarakat untuk memperoleh kebutuhan informasi secara cepat dan murah. Pada saat ini jaringan komputer hanya dimanfaatkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN PITA FREKUENSI RADIO 800 MHz UNTUK KEPERLUAN PENYELENGGARAAN JARINGAN BERGERAK SELULER DENGAN

Lebih terperinci

Teknologi Komunikasi Data Seluler. Adri Priadana ilkomadri.com

Teknologi Komunikasi Data Seluler. Adri Priadana ilkomadri.com Teknologi Komunikasi Data Seluler Adri Priadana ilkomadri.com Telepon Seluler Telepon seluler adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi 3G yang menawarkan kecepatan data lebih cepat dibanding GSM.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi 3G yang menawarkan kecepatan data lebih cepat dibanding GSM. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan teknologi komunikasi semakin cepat khususnya teknologi 3G yang menawarkan kecepatan data lebih cepat dibanding GSM. Beberapa perusahaan telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Semakin tinggi penggunaan internet dalam masyarakat saat ini, harus didukung dengan infrastruktur jaringan yang baik, sehingga penggunaan aplikasi yang membutuhkan

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang sangat pesat dari sistem komunikasi nirkabel menyebabkan tingkat permintaan akan spektrum sebagai media transmisi juga semakin tinggi. Saat ini,

Lebih terperinci

Wireless Technology atau teknologi nirkabel, atau lebih sering disingkat wireless adalah teknologi elektronika yang beroperasi tanpa kabel.

Wireless Technology atau teknologi nirkabel, atau lebih sering disingkat wireless adalah teknologi elektronika yang beroperasi tanpa kabel. Pengantar Teknologi Nirkabel: Telepon Selular (Ponsel) Wireless Technology atau teknologi nirkabel, atau lebih sering disingkat wireless adalah teknologi elektronika yang beroperasi tanpa kabel. Wireless

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, spesifikasi alat dan sistematika penulisan laporan tugas akhir. I.1 Latar

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, telah diputuskan untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

Lebih terperinci

Pertemuan ke 5. Wireless Application Protocol

Pertemuan ke 5. Wireless Application Protocol Pertemuan ke 5 Wireless Application Protocol WAP Wireless Application Protocol disingkat WAP adalah sebuah protokol atau sebuah teknik messaging service yang memungkinkan sebuah telepon genggam digital

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2100

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2100 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2100 Abstrak ANALISIS PENGALOKASIAN DAYA DENGAN MENGGUNAKAN SKEMA WATERFILLING BERBASIS ALGORITMA GREEDY PADA SISTEM OFDMA ANALYSIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Teknologi Next Generation Network (NGN) merupakan terobosan dalam bidang telekomunikasi dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan layanan komunikasi yang semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I 1

BAB I PENDAHULUAN I 1 I 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan pokok bagi setiap orang, dengan adanya komunikasi yang lancar, maka pertukaran informasi juga akan menjadi lancar. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet telah menjadi teknologi informasi yang berkembang sangat pesat seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan informasi yang cepat dan akurat. Internet

Lebih terperinci

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Adapun penelitian yang menjadi acuan dalam penelitian yang dilakukan adalah Penelitian dengan judul Analisis dan Perancangan Security Voice Over Internet

Lebih terperinci

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si PERTEMUAN 12 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA, JAKARTA MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si POKOK BAHASAN Pengertian teknologi telepon bergerak (mobile phone).

Lebih terperinci

Studi Perencanaan Jaringan Long Term Evolution (LTE) Pada Spektrum 1800 MHz Area Kota Bandung Menggunakan Teknik FDD, Studi Kasus PT.

Studi Perencanaan Jaringan Long Term Evolution (LTE) Pada Spektrum 1800 MHz Area Kota Bandung Menggunakan Teknik FDD, Studi Kasus PT. Studi Perencanaan Jaringan Long Term Evolution (LTE) Pada Spektrum 1800 MHz Area Kota Bandung Menggunakan Teknik FDD, Studi Kasus PT. Telkomsel Yonathan Alfa Halomoan (0822065) Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Pertumbuhan global pelanggan mobile dan wireline [1].

Gambar 1.1 Pertumbuhan global pelanggan mobile dan wireline [1]. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keinginan manusia untuk mendapatkan berbagai macam kemudahan dalam setiap aktifitasnya mendorong berbagai macam perubahan, salah satunya pada teknologi komunikasi.

Lebih terperinci

Perancangan Mekanisme Buffering untuk Multi-QoS pada MAC Layer WiMAX

Perancangan Mekanisme Buffering untuk Multi-QoS pada MAC Layer WiMAX Perancangan Mekanisme Buffering untuk Multi-QoS pada MAC Layer WiMAX Rahmat Mulyawan Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Insitut Teknologi Bandung Labtek VIII Jl. Ganesha 10, Bandung, Indonesia 40132

Lebih terperinci

BAB IV. Kinerja Varian TCP Dalam Jaringan UMTS

BAB IV. Kinerja Varian TCP Dalam Jaringan UMTS BAB IV Kinerja Varian TCP Dalam Jaringan UMTS 4.1 Hasil Simulasi Dampak scheduler layer MAChs pada TCP Sesuai dengan penjelasan scenario yang telah kami berikan pada 3.5.1, maka dari simulasi ini kami

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini jumlah pelanggan seluler dan trafik pengggunaan data seluler meningkat secara eksponensial terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan,

Lebih terperinci

BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian-penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Berikut penelitian-penelitian yang mendasari penelitian

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN PITA FREKUENSI RADIO 800 MHz UNTUK KEPERLUAN PENYELENGGARAAN JARINGAN BERGERAK SELULER DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN SOFTWARE SCHEDULER UNTUK MAC LAYER WIMAX MENURUT STANDAR IEEE

PERANCANGAN SOFTWARE SCHEDULER UNTUK MAC LAYER WIMAX MENURUT STANDAR IEEE PERANCANGAN SOFTWARE SCHEDULER UNTUK MAC LAYER WIMAX MENURUT STANDAR IEEE 82.16-24 Winnu Ayi Satria Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro NIM 132 3 5 Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Email : winnuayi@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Komunikasi Bergerak Perkembangan sistem komunikasi dunia semakin marak dengan teknologiteknologi baru yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dimanapun, dengan siapapun dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun

I. PENDAHULUAN. tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lanskap bisnis telekomunikasi mengalami perubahan yang sangat cepat, tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun persaingan. Dari sisi teknologi

Lebih terperinci