STANDARDISASI 1251 DAN PENENTUAN WAKTU PARO SERTA RESPON KAMAR PENGION
|
|
- Utami Susman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 - Nazaroh ISSN STANDARDISASI 1251 DAN PENENTUAN WAKTU PARO SERTA RESPON KAMAR PENGION, Nazaroh Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi - BATAN ABSTRAK STANDARDISASI 1251DAN PENENTUAN WAKTU PARO SERTA RESPON KAMAR PENGION. Telah dilakukan Standardisasi 115/ dan penentuan wak/u pal'o serta respon kamai' kamai' pengion. Standardisasi 115/dilakukan dengan menggunakan kamai' pengion Capintec CRC-7BT. Hasil pengukuran aktivitas 115/ untuk sampel A (5 cc) adalah (24,319 ± 0,24 %) mci pada tanggal acuan 18 Agustus 2005 sedangkan ak/ivitas untuk sampel B (l cc) adalah (9,193 ± 0,11 %) mci, pada tanggal acuan 4 Agustus 2005, Selanjutnya sumber standar tersebut ditentukan wak/u paronya dan digunakan untuk menentukan respon kamai' pengion Vinten dan Merlin Gerin. Pengukuran wak/u pal'o 115/dilakukan mulai tanggal 4 Agustus sampai dengan 28 Oktober Hasil pengukuran waktu pal'o /25/ menggunakan kamai' pengion Vinten dan Merlin adalah adalah sama, yaitu : (59,76 ± /,7 %) hari. Bila dibandingkan dengan ICRP No 38, hasi/ pengukuran tersebut memiliki perbedaan -0,6 %. Respon kamai' pengion Vinten terhadap /25/ untuk volume Ice adalah (24,315 ± 0,076 %) palmci, dan untuk volume 5 cc adalah (23,347 ± 0,162 %) palmci sedangkan Respon kamai' pengion Merlin Gerin untuk volume I cc adalah, (347,809 ± 0,074 %) palmci,dan untuk volume 5 cc adalah (333,825 ± 0,/56) palmci. Kata kllnci: sfandardisasi, wak/ii pam, respon, dan kamai' penrion ABSTRACT STANDARDIZATION OF 1251AND DETERMINATION OF HALF LIFE AS WELL AS THE RESPON OF IONIZA TlON CHAMBER. Standardization of /25/ and determination of half life as well as the ionization chamber response against 1151have been conducted. Standardization of 115/was done by using calibrated Capintec CRC-7 BT ionization chamber. The result of activity measurement of /25/ for sample A (5 cc) was (24.3/9 ± 0.24 %) mci at the reference time: /8 August 2005 while the activity of sample B was (9.193 ± 0.// %) mci, at the reference time: 4 August The standards were then determined their halflived and used to determine the responses of Vinten and Merlin Gerin The resul/ of both half - life measurements were : ( ± 2.4 %) days. If compared with /CRP No. 38, the measurement result owning difference %. The measurement result of Vinten ionization Chamber Response against /25/ for /cc's volume was: (24.3/5 ± %) palmci, and for 5 cc's volume was: ( ± 0./62 %) palmci,, and the response of Merlin Gerin against /25/ for / cc's volume was ( ± %) palmci, and for 5 cc's volume was: ( ± 0./56 %) palmci. Key-words: standardization, half-life, response, and ionization chamber PENDAHULUAN Yang nuklidalradioaktivitas dimaksud dengan menurut Standardisasi SK DIRJEN Radio SATAN No.84/DJ/VI/1991[1] yaitu : "Tindakan menyiapkan sumber standar dan menetapkan radioaktivitasnya dengan menggunakan peralatan radiasi yang sesuai". Menurut K. Debertin, dalam "Applied Radiation and Isotope," No. 47, halaman 423, 1996,12] "Standardization is the totality of all measures to obtain the final activity concentration valuefor a specific radionuc/ide". Sedangkan yang dimaksud dengan Sumber Standar[l] adalah: "Zat radioaktif, baik yang terbuka maupun terbungkus, yang digunakan untuk kepentingan kalibrasi alat ukur radiasilalat cacah radiasi dan disertai dengan Tanda Standardisasi dan,sertifikat Standardisasi". Waktu paro adalah waktu yang diperlukan oleh suatu unsur radioisotop untuk meluruh menjadi separuhnya. [3] Pada umumnya, pengukuran data nuklir (waktu pare) dilakukan di beberapa laboratorium di suatu negara. Pengukuran tersebut dimaksudkan untuk membuktikan apakah hasil pengukuran sebelumnya (yang dilakukan oleh Pustek'Akselerator dan Proses Bahan BATAN
2 -226 ISSN laboratorium lain) sudah akurat atau belum. Oi ~amping itu juga, untuk melihat apakah hasil pengukuran di laboratorium tersebut dapat disejajarkan atau masih jauh dari hasil pengukuran laboratorium lain. Sedangkan pengukuran respon kamar pengion terhadap 1251,ini penting dilakukan karena kamar pengion merupakan alat ukur relatif sehingga perlu dikalibrasi terlebih dahulu (ditentukan responnya) sebelum digunakan untuk mengukur sampel merupakan radioisotop buatan man usia. Radioisotop tersebut merupakan salah satu dari 17 jenis radioisotop iodine yang ada, yaitu: 12OmI,12 1, ml 1321:1331,, 1341, da~ mi. I25j m~rup~kan 'radi~isoto~ iodine yang memiliki waktu paro terpanjang kedua setelah 1291(T1I2= 1, tahun). Radioisotop 1251 meluruh menjadi 125Te(stabil) dengan menangkap elektron (electron capture) dan memanearkan sinar gamma pada energi 35,5 key (6,67 %). Pada saat radioisotop 1251meluruh dengan electron capture, akan menghasilkan sinar-x pada kulit K dan L dengan energi 27 key dan elektron Auger. Waktu paro fisika dari 1251adalah 60,14 hari,[4] sedangkan waktu paro biologinya adalah 138 hari (untuk keseluruhan tubuh), 14 hari (pada tulang), 7 hari (pada ginjal), 7 hari (pada hati), 7 hari (pada limpa), 138 hari (pada thyroid), dan 7 hari (pada testes).[5) Iodine merupakan unsur yang mudah menguap, bersifat raeun dan memiliki densitas 4,9 glm!. 1251dapat dibuat dari isotop 124Xedi reaktor dengan reaksi (n,y), dengan reaksi sebagai berikut: 124Xe(n,y)125Xe0 EC Menurut teori, I gram 1251murni memiliki aktivitas spesifik 1,7 x 104 CiP' 5] Oalam bidang kedokteran nuklir, 1251dapat dimanfaatkan untuk diagnosis suatu penyakit kelenjar thyroid. Penentuan waktu paro fisika ini sangat penting karena sangat mempengaruhi dalam perhitungan waktu paro efektif dan juga dalam pemberian dosis ke pasien. Pada makalah ini akan disajikan pengukuran waktu paro 1251 dan penentuan respon kamar penglon. V' mten dan M)' er m G' erm terhadap yang digunakan pada pereobaan ini merupakan produksi dari Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka -BATAN. TEORI Tipikal kamar pengion terdiri dari tabung berisi gas dan elektrode, yang didisain untuk mengukur atau mengalibrasi sumber pemanear gamma dengan aktivitas lebih besar dari 100 mikro Curie atau mampu mengukur output arus tinggi dari NaZllro" radionuklida yang memanearkan sinar gamma dengan jangkauan energi dari 20 key sampai 3 MeV. Namun dalam prakteknya kamar pengion masih mampu mengukur aktivitas > I0 mikro Curie, tetapi ketidakpastiannya tentu saja lebih besar. Jenis gas yang digunakan untuk kamar pengion juga bermaeam-maeam, ada yang berisi gas nitrogen ada pula yang berisi gas argon. Untuk peneaeahan sinar gamma yang optimal, kamar pengion seharusnya diletakkan pada ruang bertemperatur 10 _ 30 C dan pad a kelembaban tidak lebih dari 60 %.16-7] Sampel diletakkan pada holder dan dimasukkan ke dalam sumur detektor. Diameter sumur detektor kamar pengion bervariasi, ada yang kecil ( = 2,5 em) dan ada pula yang besar ( = 6,9 em). Dinding kamar pengion biasanya terbuat dari kuningan untuk menyerap partikel beta dari sampel yang diukur dan dilapisi dengan plastik atau plexiglas untuk memudahkan dekontaminasi. Kamar pengion khusus diraneang agar mudah digunakan, dan tidak memerlukan pengaturan tegangan tinggi yang kritis namun eukup akurat, dengan ketidakpastian ± 3 % (kelas II). Tegangan kerja detektor kamar pengion ada yang volt (Vinten) dan ada yang 600 volt (Merlin Gerin) atau 800 volt (Centronie). Radiasi yang memasuki atau melewati kamar pengion akan mengionkan molekul gas menjadi ion positif dan elektron. Oi bawah pengaruh medan listrik, ion positif dan elektron akan tersapu ke arah yang berlawanan, ke elektrode yang sesuai. Pengumpulan partikel yang bermuatan tersebut menghasilkan arus ionisasi yang sesuai dengan intensitas dari radiasi yang diukur. Setiap radionuklida atau radioisotop memanearkan energi dan kuantitas radiasi yang berbeda. Untuk aktivitas yang sarna dari setiap radionuklida, akan menghasilkan tingkat ionisasi yang berbeda di dalam gas peneaeah. Oleh sebab itu setiap radionuklida akan mempunyai gambaran kalibrasi sendiri ( Respon atau Tanggapan sendiri) dengan satuan : arus per aktivitas (pa/mci atau palm Bq). Besaran Respon atau Tanggapan adalah fungsi karakteristik fisika dari detektor kamar pengion tersebut. Materi dinding, tebal dinding, gas pengisi detektor, tekanan gas, volume peneaeahan, semuanya akan mempengaruhi tingkat ionisasi. Sifat fisika dari sumber radiasi, volumenya, sifat wadahnya dan posisi sumber relatif terhadap kamar pengion juga akan mempengaruhi besar Respon atau Tanggapan. Untuk meneapai ketepatan pengukuran yang tinggi, perlu dipertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi tingkat resultan arus ionisasi. Prosldlng PPI PDIPTN 2006
3 Nazaroh ISSN Bagan peluruhan 1251disajikan pad a Gambar I. 0,0355 kev 0,00 kev 3f2+ 125Te (stabil) 5f2+ 'Yl (6{>7 %) 53II25 (60,14 hari) Gambar 1. Bagan Peluruhan dari ,00 Menurut teori, 1 gram 1251mumi memiliki aktivitas spesifik 1,7 X 104CiY 5] Hal ini dapat dibuktikan dengan rumus berikut: primer). Beberapa metode absolut yang dapat digunakan untuk standardisasi 1251adalah metode koinsidensi 41t (PC, y), 4 1t (x,y) Nal(TI)-Nal(TI), dan metode sum-peak. Standardisasi dengan metode absolut memerlukan peralatan yang komplek dan perangkat pencacah yang dapat dipercaya, serta keahlian dari pelaksana standardisasi dalam menginterpretasikan hasil pengukuran. Pengukuran aktivitas dengan metode absolut relatif lebih mahal dibandingkan dengan pengukuran dengan metode relatif.. Penentuan aktivitas dengan metode relatif membutuhkan sumber standard dan ketepatan pengukurannya sangat bergantung pada ketepatan standard yang digunakan serta kontrol kestabilan alat, namun lebih mudah dan tidak memakan waktu lama. Peralatan yang dapat digunakan untuk pengukuran aktivitas \251secara relatif adalah sistem pencacah spektrometri gamma dan kamar pengion. Untuk menentukan waktu paro biasanya digunakan sistem pencacah kamar pengion. Rumus yang digunakan untuk menentukan waktu paro sangat sederhana yaitu: A., = AN (I) AI = A" e-(o.69h 1)l1i/2 (3) N = (w x N,J I A A, = Aktivitas spesifik A = konstanta peluruhan (S I) TJ12 = waktu paro (s) w = berat (g ) N = jumlah atom per gram N" = bilangan Avogadro (6,02 x 1023) A = nomor masa Aktivitas zat radioaktif tidak konstan terhadap waktu, tetapi meluruh pada suatu laju yang ditentukan oleh radionuklida yang ada. Aktivitas dari suatu kuantitas materi radioaktif adalah jumlah disintegrasi inti yang terjadi dalam kuantitas ini dalam satuan waktu. Satuan khusus dari aktivitas adalah curie, yang didefinisikan oleh ICRU sebagai 3,7 x 1010 disintegrasi per detik (Bq = becquerel). Aktivitas dapat dinyatakan dalam mili curie, mikro curie atau becquerel bergantung kebiasaan. Di dalam penentuan aktivitas atau standardisasi radionuklida, dikenal dua macam metode, yaitu metode relatif dan absolut. Penentuan aktivitas dengan metode absolut dapat dilakukan tanpa menggunakan standard, oleh sebab itu, sumber atau sampel yang telah ditentukan aktivitasnya dengan metode ini, disebut primary standard (standard (2) AI = aktivitas pada saat t A" = aktivitas pada saat to TI/2 perbedaan waktu = waktu paro TAT A KERJA Bahan dan Peralatan antara to dan t - Sampel 1251: Vial A (Volume 1 cc) dan vial B (volume 5 cc). - Dose Calibrator Capintec CRC 7BT. - Kamar Pengion Vinten. - Kamar Pengion Merlin Gerin. Cara Kerja Secara umum, tahapan standardisasi radionuklida disajikan pada Gambar dalam vial A dan B dicacah dengan menggunakan Dose Calibrator Capintec CRC-7BT, Vinten dan Merlin Gerin, dengan pengambilan data sesuai dengan instruksi kerja yang telah ditentukan. Pengambilan data dilakukan pengulangan pada waktu yang berbeda (mulai 4 Agustus sid 28 Oktober 2005) Prosiding PPI - PDIPTN 2006
4 228 ISSN Nazaroh menggunakan 3 kamar pengion tersebut. Hal ini untuk mempelajari dan menentukan waktu paro fisika Pengukuran aktivitas 1251 ditentukan dengan Capintec dan selanjutnya sampel A dan B yang telah diketahui aktivitasnya digunakan untuk menentukan respon kamar pengion Vinten dan Merlin Gerin. Data pengukuran disajikan pad a Tabel 1 sid 6 kemudian diplotkan pada Gambar 3 dan 4. Tahapan Standardisasi Radionuklida Pemilihan Metodel Alat cacah: Berdasarkan karakteristik radionuklida, aktivitas Preparasi (Penyiapan) sampel: Metode Gravimetri Pengukuran (Pencacahan) Aktivitas: Metode Relatifl Absolut Evaluasi Sertifikasi Gambar 2. Tahapan Standardisasi Radionuklida. Tabel1. Pengukuran us( ( sam pel A ) menggunakan Kamar Pengion CAPINTEC. Aktivitas u (%) rata2 = = t (hari) Aktivitas Waktu :10 10:15 10:30 14:35 7:40 7:52 7: :05 8:15 8:00 ± (mci) ] Aktivitas RT: /8/ (mci) Prosidlng PPI - PDIPTN 2006
5 Nazaroh ISSN Aktivitas u rata2 (%) = = Tabel 2. Pengukuran 1251 (sampel B) menggunakan Kamar Pengion CAPINTEC n : : : Waktu t (hari) Aktivitas :55 10:00 11:00 7:47 8:05 15:00 7:,+u 9:40 9:00 7:30 8:35 8:15 8:40 8:10 ± ± ± Akti"itas (mci) ± 0.11 RT:4/8/ I (mCi) Average u (%) = = Tabcl3. Pcngukuran 1251(sampel A) mcnggunakan Kamar Pcngion Vintcn t (hari)arus. Waktu : : : :30 8: :35 8:05 7:40 8:55 9:55 9: :35 8:03 8:20 8: Tanggapan ±0.318± ±0.23 (pa) ±0.15 ±0.20 ± ± ±O ± (pa/mci) Pustek Akselerator dan Proses Bahan BATAN
6 -230 ISSN Nuzum" Average u(%) = = Tabel4. Pengukuran 125) (sampel B) nlenggunakan Kamar Pengion Vinten ± ± Waktu t (hari)arus ± ± :35 14:30 11: : : :10 15: :05 7:50 9:00 8:03 7:30 8:35 7:40 9: Tanggapan ± (pa) ± (pa/mci) Average u(%) = = Tabel5. Pengukuran 125( ( sam pel A) menggunakan Kamar Pengion Merlin Gerin Waktu t (hari) Arus 14:40 10:05 10:40 7:33 8:30 8:05 15:38 13:50 8:10 9:00 8:20 8:15 8:45 8:25 9:40 7:50 Tanggapan (pa) (pa/mci) ± Prosiding PPI - PDIPTN 2006
7 Nazaroh ISSN / Average u(%) = = Tabel 6. Pengukuran 125. (sampel B) menggunakan kamar pengion Merlin Gerin ± t (hari)arus Tanggapan Waktu :25 15:00 10:40 11:00 8:35 13:50 14:40 j5. ~a :13 7:50 7:45 9:00 8:40 8:27 9:37 7:35 8:15 8:10 (palmci) ± ± c!i: <c '" : \IIIahtu RIng uhuran (haro Gambar 3. Kurva peluruhan 125. (diukur dengan KP Vinten). Pustek Akselerator dan Proses Bahan BATAN
8 -232 ISSN NaZI/roil o so so UU"1u pengjk ll'an ~ari) Gambar 4. Kurva peluruhan 125) (diukur dengan KP: Merlin Gerin). HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Tabel I dan 2 disajikan hasil pengukuran aktivitas 1251untuk sampel A dan B mengunakan kamar pengion Capintec. Pada Tabel tersebut terlihat hasil pengukuran aktivitas 1251(mCi) pada berbagai tanggal pengukuran. Data pengukuran ini kemudian diekxtrapolasikan ke tanggal acuan (tanggal awal pengukuran), sehingga diperoleh hasil pengukuran rata-rata: (24,3 19 ± 0,24 % ) mci, untuk sampel A (5 cc), dengan tanggal acuan 18 Agustus Sedangkan aktivitas 1251 untuk sampel B (I cc) diperoleh : (9,193 ± 0, II % ) mci, pada tanggal acuan 4 Agustus Pada Tabel 3 dan 4 disajikan hasil pengukuran 1251untuk sam pel A dan B mengunakan kamar pengion Vinten. Pada Tabel tersebut terlihat hasil pengukuran 1251dalam bentuk arus (pa). Data-data ini kemudian diplotkan sehingga membentuk Gambar 1, dengan persamaan garis YeA) = 591,18 e 0,0114.dengan r2 = 0,9979 dan Y(B) = 216,2 e-o OIIS dengan r2 = 0,9992. Artinya bahwa untuk sampel A diperoleh TIf2 (A) = 60,79 hari, dengan koefisien korelasi, r = 0,9989, sedangkan untuk sampel B diperoleh TIf2 (B) = 58,73 hari, dengan r = 0,9996. Hasil pengikuran TIf2 rata-rata adalah (59,76 ± 1,7 %) hari. Bila dibandingkan dengan ICRP No.38 (TIf = 60,14 hari), pengukuran ini memiliki perbedaan -0,63 %. Pada Tabel tersebut terlihat pula tanggapan rata-rata kamar pengion Vinten terhadap 1251untuk sam pel A : (24,353 ± ± 0,192 %) paimci. Artinya bahwa untuk I mci 1251akan menghasilkan arus sebesar 24,353 pa pada kamar pengion Vinten. Sedangkan tanggapan kamar pengion terhadap 1251 untuk sampel B = (23,385 ± 0,072 %) pa/mci. Karena perbedaan volume (sampel A = I cc dan sampe] B' = 5 cc) mengakibatkan tanggapan kamar pengion sedikitberbeda. Hal ini karena adanya absorbsi diri pada sampel B ]ebih besar dari sam pel A. Pada Tabel 5 dan 6 disajikan hasil pengukuran 1251untuk sampel A dan B mengunakan kamar pengion Merlin Gerin. Pada Tabel tersebut terlihat hasil pengukuran 1251dalam bentuk arus (pa). Datadata ini kemudian dip]otkan sehingga membentuk Gambar 2 dengan persamaan garis YeA) = 8404 eo 0,0114.dengan ~ = 0,987 dan Y(B) = 3081,5 e-o,oiis. dengan ~ = 0,9986. Artinya bahwa untuk sam pel A dipero]eh TII2 (A) = 60,79 hari, dengan koefisien korelasi, r = 0,9935, sedangkan untuk sampel B diperoleh TIf2 (B) = 58,73 hari, dengan r = 0,9993. Hasil pengikuran TIf2 rata-rata adalah (59,76 ± 1,7 %) hari. Bila dibandingkan dengan (CRP No.38 (TI/2 1251= 60,]4 hari), pengukuran ini memiliki perbedaan -0,63 %. Pada Tabel tersebut terlihat pula tanggapan kamar pengion Merlin Gerin terhadap 1251untuk sampel A: (346,84] ± 0,460 %) pa/mci. Artinya bahwa untuk I mci 1251akan menghasilkan arus sebesar 346,841 pa pada kamar pengion Merlin Gerin. Sedangkan tanggapan kamar pengion untuk sampel B: (332,858 ± 0,196 %) pa/mci. Karena perbedaan volume (sampel A = I cc dan sampel B = 5 cc); tanggapan kamar pengion sedikit berbeda. Sarna halnya dengan alasan di atas, perbedaan ini disebabkan karena adanya absorbsi diri pada sam pel B lebih besar dari sampel A. Tanggapan kamar pengion Vinten berbeda dengan Merlin Gerin karena adanya perbedaan dalam disain, volume detektor, bahan/materi detektor, bahan elektrode, jenis gas dan tekanan gas dalam detektor serta tegangan operasional.
9 Na'l.aroh ISSN KESIMPULAN I. Hasil pengukuran aktivitas 1251 menggunakan kamar pengion Capintec untuk sam pel A : (24,319 ± 0,24 %) mci, pada tanggal acuan 18 Agustus 2005, sedangkan untuk sampel B: (9,193 ± 0, II % ) mci, pada tanggal acuan 4 Agustus Perbedaan waktu paro 1251 hasil pengukuran kamar pengion Vinten dan Merlin Gerin adalah: (59,76 ± 1,7 %) hari. Bila dibandingkan ICRP CAPINTEC, VINTEN 271/ No.38, yaitu - 0,63 %. 3. Tanggapan kamar pengion Vinten berbeda dengan Merlin Gerin karena adanya perbedaan dalam disain, volume detektor, bahan/materi detektor, bahan elektrode, jenis gas, tekanan gas dalam detektor, serta tegangan operasional detektor. 2. K. DEBERTIN, Dalam "Applied Radiation and Isotope," No. 47, halaman 423, NCRP Report 58, A Handbook of Radioactivity Measurements Procedures, ICRP 38, Radionue/ide Transformations: Energy and Intensity of Emissions, vol , CRC - Handbook of Radioactive Nue/ides, june Radioisotope Manual, Owner's Calibrator 7. Radionuclide TANYAJAWAB UCAP AN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih atas kerjasama P2RR-BA TAN (khususnya DR. Ibon Suparman) yang telah membantu penulis dalam penyediaan 1251 dan P3KRBiN yang telah menyediakan saran a dan prasarananya serta kerjasama rekan-rekan Standardisasi. DAFT AR PUST AKA I. Surat Keputusan Direktur Jendral BAT AN No.84/DJNI/1991 [4], Tentang Kalibrasi Alat Ukur Radiasi dan Keluaran Sumber Radiasi. Standardisasi Radionuklida dan Fasi/itas Kalibrasi. Gatot Suhariyono - Dari hasil penelitian, mana yang lebih mendekati hasil waktu paro 1125 dengan metode Capintec, Vinten atau Merlin Gerin? Kenapa? Nazaroh - Bi/a dibandingkan dengan /CRP 38, hasi/ pengukuran waktu paro menggunakcn kamar pengion Vinten lebih dekat, dengan perbedaan - 0,23%. Hal ini disebabkan karena hasi/ pengukuran Vinten bersifat integral sedangkan kamar pengion Merlin Gerin bersifat diferensial. Namun demikian hasi/ pengukuran waktu paro 1-/25 ketiga kamar pengion tidak berbeda nyata. Hanya disebabkan oleh faktor statistik pengukuran, yang merupakan histerisis alat tersebutlkarakter alat. Yogyakarta, 10 Juri 2006
FAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR
78 ISSN 0216-3128 Pujadi, dkk. FAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR Pujadi 1, Gatot Wurdiyanto 1 dan
Lebih terperinciPENENTUAN CALIBRATION SETTING DOSE CALIBRATOR CAPINTEC CRC-7BT UNTUK Ce-139
252 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang 10 April 2010 hal. 252-257 PENENTUAN CALIBRATION SETTING DOSE CALIBRATOR CAPINTEC CRC-7BT UNTUK Ce-139 Holnisar, Hermawan Candra, Gatot Wurdiyanto
Lebih terperinciINTERKOMPARASI PENGUKURAN KAPSUL DALAM Ir-192 UNTUK UJI TAK MERUSAK
INTERKOMPARASI PENGUKURAN KAPSUL DALAM Ir-192 UNTUK UJI TAK MERUSAK Moeridun Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR) BATAN Kawasan Puspiptek, Tangerang, Banten. ABSTRAK INTERKOMPARASI PENGUKURAN KAPSUL
Lebih terperinciRADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin
RADIOKALORIMETRI Rohadi Awaludin Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang 15314, Telp/fax (021) 7563141 1. PENDAHULUAN
Lebih terperinciJurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN 14108542 PRODUKSI TEMBAGA64 MENGGUNAKAN SASARAN TEMBAGA FTALOSIANIN Rohadi Awaludin, Abidin, Sriyono dan Herlina Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN
Lebih terperinciANTARBANDING PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 57 Co DAN 131 I (II)
1D0000065 ANTARBANDING PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 57 Co DAN 131 I (II) r - :' C 0 Ermi Juita, Nazaroh, Sunaryo, Gatot Wurdiyanto, Sudarsono, Susilo Widodo, Pujadi Pusat Standardisasi dan Penelitian Keselamatan
Lebih terperinciJurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007
PERHITUNGAN PEMBUATAN KADMIUM-109 UNTUK SUMBER RADIASI XRF MENGGUNAKAN TARGET KADMIUM ALAM Rohadi Awaludin Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN Kawasan Puspiptek, Tangerang, Banten ABSTRAK PERHITUNGAN
Lebih terperinciKIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif
KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif Oleh : Arif Novan Fitria Dewi N. Wijo Kongko K. Y. S. Ruwanti Dewi C. N. 12030234001/KA12 12030234226/KA12 12030234018/KB12 12030234216/KB12
Lebih terperinciFISIKA ATOM & RADIASI
FISIKA ATOM & RADIASI Atom bagian terkecil dari suatu elemen yang berperan dalam reaksi kimia, bersifat netral (muatan positif dan negatif sama). Model atom: J.J. Thomson (1910), Ernest Rutherford (1911),
Lebih terperinciKAJIAN WAKTU PARO 90 Sr MENGGUNAKAN ALAT UKUR STANDAR DOSIMETER FARMER NE 2570/B DAN NE2570/A
Gatot Wurdiyanto, dkk. ISSN 0216-3128 27 KAJIAN WAKTU PARO 90 Sr MENGGUNAKAN ALAT UKUR STANDAR DOSIMETER FARMER NE 2570/B DAN NE2570/A Gatot Wurdiyanto, Sri Inang Sunaryati dan Susetyo Trijoko Puslitbang
Lebih terperinciTEORI DASAR RADIOTERAPI
BAB 2 TEORI DASAR RADIOTERAPI Radioterapi atau terapi radiasi merupakan aplikasi radiasi pengion yang digunakan untuk mengobati dan mengendalikan kanker dan sel-sel berbahaya. Selain operasi, radioterapi
Lebih terperinciBAB II Besaran dan Satuan Radiasi
BAB II Besaran dan Satuan Radiasi A. Aktivitas Radioaktivitas atau yang lebih sering disingkat sebagai aktivitas adalah nilai yang menunjukkan laju peluruhan zat radioaktif, yaitu jumlah inti atom yang
Lebih terperinciPENENTUAN CALIBRATOR SETTING CAPINTEC CRC-7BT UNTUK SAMARIUM-153
YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 011 PENENTUAN CALIBRATOR SETTING CAPINTEC CRC-7BT UNTUK SAMARIUM-153 Wijono, Gatot Wurdiyanto Pustek Keselamatan dan Metrologi Radiasi - BATAN, Jl.Lebak Bulus No.49 Jakarta, 1440
Lebih terperinciMETODE STANDARDISASI SUMBER 60 Co BENTUK TITIK DAN VOLUME MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT PUNCAK JUMLAH
Pujadi, dkk. ISSN 0216-3128 5 METODE STANDARDISASI SUMBER Co BENTUK TITIK DAN VOLUME MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT PUNCAK JUMLAH Pujadi, Hermawan Chandra P3KRBiN BATAN ABSTRAK METODE STANDARDISASI SUMBER
Lebih terperinciPENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.
PENEMUAN RADIOAKTIVITAS Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id APA ITU KIMIA INTI? Kimia inti adalah ilmu yang mempelajari struktur inti atom dan pengaruhnya terhadap kestabilan inti serta reaksi-reaksi
Lebih terperinciMETODE PeNGUKURAN AKTIVITAS RADIONUKLIDA PEMANCAR BETA 14 C, 36 Cl DAN 90 Sr BERBENTUK LUASAN DENGAN PENCACAH PROPORSIONAL 2π
220 ISSN 0216-3128 Gatot Wurdiyanto, dkk. METODE PeNGUKURAN AKTIVITAS RADIONUKLIDA PEMANCAR BETA 14 C, 36 Cl DAN 90 Sr BERBENTUK LUASAN DENGAN PENCACAH PROPORSIONAL 2π Gatot Wurdiyanto, Holnisar Pusat
Lebih terperinciPRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM
PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM Rohadi Awaludin Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR), BATAN ABSTRAK PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM. Iodium- 125 merupakan
Lebih terperinciEVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. 13 No. 1, April 2016 EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89 Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali ABSTRAK
Lebih terperinciPENGUNGKUNGAN SUMBER 85 Kr, 133 Xe, 198 Au, DAN 24 Na PASCA IRADIASI
PENGUNGKUNGAN SUMBER 85 Kr, 133 Xe, 198 Au, DAN 24 Na PASCA IRADIASI Wijono, Pujadi, dan Gatot Wurdiyanto Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi - BATAN ABSTRAK PENGUNGKUNGAN 85 Kr, 133 Xe,
Lebih terperinciANALISIS WAKTU PELURUHAN TERHADAP PERSYARATAN DOSIS RADIOISOTOP UNTUK PEMERIKSAAN GONDOK
ANALISIS WAKTU PELURUHAN TERHADAP PERSYARATAN DOSIS RADIOISOTOP UNTUK PEMERIKSAAN GONDOK Kristiyanti 1, Wahyuni Z Imran 1, Lely Yuniarsari 1 1 Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir BATAN ABSTRAK ANALISIS WAKTU
Lebih terperinciSASARAN XENON PAD A PRODUKSI IODIUM-125 PENDAHULUAN ABSTRAK ABSTRACT. 24- ISSN Rohadi Awaludin
24- ISSN 0216-3128 Awaludin PENGGUNAAN ULANG PRODUKSI IODIUM-125 SASARAN XENON PAD A Awaludin Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka - BATAN ABSTRAK PENGGUNAAN ULANG SASARAN XENON PADA PRODUKSI JODIUM-125.
Lebih terperinciPusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional 1 Pokok Bahasan STRUKTUR ATOM DAN INTI ATOM A. Struktur Atom B. Inti Atom PELURUHAN RADIOAKTIF A. Jenis Peluruhan B. Aktivitas Radiasi C. Waktu
Lebih terperinciMETODE KALIBRASI MONITOR GAS MULIA MENGGUNAKAN SISTEM SUMBER GAS KRIPTON-85 STATIS
METODE KALIBRASI MONITOR GAS MULIA MENGGUNAKAN SISTEM SUMBER GAS KRIPTON-85 STATIS Gatot Wurdiyanto, Holnisar, dan Hermawan Candra Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN ABSTRAK Telah
Lebih terperinciPengembangan Metode Pengukuran Aktivitas 226 Ra, 137 Cs dan 60 Co menggunakan Pencacah Kamar Pengion Detektor Merlin Gerin CPGB 1
60 Wijono, dkk / Pengembangan Metode Pengukuran Aktivitas 6 Ra, 37 Cs dan menggunakan Pencacah Kamar Pengembangan Metode Pengukuran Aktivitas 6 Ra, 37 Cs dan menggunakan Pencacah Kamar Pengion Detektor
Lebih terperinciOleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS
Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS 1 - Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang - " Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
Lebih terperinciIRADIASI NEUTRON PADA BAHAN SS316 UNTUK PEMBUATAN ENDOVASCULAR STENT
86 IRADIASI NEUTRON PADA BAHAN SS316 UNTUK PEMBUATAN ENDOVASCULAR STENT Rohadi Awaludin, Abidin, dan Sriyono Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Kawasan Puspiptek
Lebih terperinciOPTIMASI ALAT CACAH WBC ACCUSCAN-II UNTUK PENCACAHAN CONTOH URIN
ARTIKEL OPTIMASI ALAT CACAH WBC ACCUSCAN-II UNTUK PENCACAHAN CONTOH URIN R. Suminar Tedjasari, Ruminta G, Tri Bambang L, Yanni Andriani Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK OPTIMASI ALAT CACAH
Lebih terperinciRadioaktivitas Henry Becquerel Piere Curie Marie Curie
Radioaktivitas Inti atom yang memiliki nomor massa besar memilikienergi ikat inti yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan nomor massa menengah. Kecenderungan inti atom yang memiliki nomor massa besar
Lebih terperinciSTANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG NUKLIR
STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG NUKLIR Pusat Standardisasi dan Jaminan Mutu Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional Januari 2007 Pengantar Sejak tahun 2000 BATAN telah ditunjuk oleh Badan Standardisasi
Lebih terperinciOPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
OPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA NOVIARTY, DIAN ANGGRAINI, ROSIKA, DARMA ADIANTORO Pranata Nuklir Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Abstrak OPTIMASI
Lebih terperinciPEMBUATAN NANOPARTIKEL EMAS RADIOAKTIF DENGAN AKTIVASI NEUTRON
MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 1, APRIL 2009: 4246 PEMBUATAN NANOPARTIKEL EMAS RADIOAKTIF DENGAN AKTIVASI NEUTRON Rohadi Awaludin Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN, Kawasan Puspiptek Serpong,
Lebih terperinciKAnANPERANANSUMBERSTANDAR RADIONUKLIDA DI RUMAH SAKIT
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Oesember 2003 ISSN 1693-7902 KAnANPERANANSUMBERSTANDAR RADIONUKLIDA DI RUMAH SAKIT Hermawan Candra dan Pujadi Puslitbang Keselamatan Radiasi
Lebih terperinciPENGARUH EFEK GEOMETRI PADA KALIBRASI EFISIENSI DETEKTOR SEMIKONDUKTOR HPGe MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
258 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang 10 April 2010 hal 258-264 PENGARUH EFEK GEOMETRI PADA KALIBRASI EFISIENSI DETEKTOR SEMIKONDUKTOR HPGe MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Hermawan
Lebih terperinciPENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.
PENEMUAN RADIOAKTIVITAS Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id SINAR KATODE Penemuan sinar katode telah menginspirasi penemuan sinar-x dan radioaktivitas Sinar katode ditemukan oleh J.J Thomson
Lebih terperinciPENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
ISSN 1979-2409 Pengukuran Aktivitas Isotop 152 Eu Dalam Sampel Uji Profisiensi Menggunakan Spektrometer Gamma (Noviarty) PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER
Lebih terperinciUnnes Physics Journal
Unnes Physics 1 (1) (2012) Unnes Physics Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upj PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DI SEKITAR INSTALASI RADIODIAGNOSTIK RUMAH SAKITDI SEMARANG Lely. N*,
Lebih terperinciPROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA PENGUKURAN. RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA ENERGI RENDAH:RADIONUKLIDA Pb-210
ARTIKEL PROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA PENGUKURAN RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA ENERGI RENDAH:RADIONUKLIDA Pb-210 ABSTRAK Arief Goeritno Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN PROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA
Lebih terperinciPenentuan Aktivitas Radionuklida 60 Co Dengan Metode Ekstrapolasi Effisiensi
Hermawan Candra / Penentuan Aktivitas Radionuklida Co Dengan Metode Ekstrapolasi Effisiensi 325 Penentuan Aktivitas Radionuklida Co Dengan Metode Ekstrapolasi Effisiensi Hermawan Candra*, Gatot Wurdiyanto
Lebih terperinciSTANDARDISASI F-18 MENGGUNAKAN METODE SPEKTROMETRI GAMMA
STANDARDISASI F-18 MENGGUNAKAN METODE SPEKTROMETRI GAMMA Gatot Wurdiyanto, Hermawan Candra dan Pujadi Pustek Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN, Jalan Lebak Bulus No. 49 Jakarta, 12440 Email: gatot_w@batan.go.id
Lebih terperinciPENENTUAN KARAKTERISTIK SERAPAN DAN KOEFISIEN ATENUASI LINIER PENYANGGA MYLAR TERHADAP RADIASI UNTUK SUMBER STANDAR Sr-90
PENENTUAN KARAKTERISTIK SERAPAN DAN KOEFISIEN ATENUASI LINIER PENYANGGA MYLAR TERHADAP RADIASI UNTUK SUMBER STANDAR Sr-90 Wijono, Gatot Wurdiyanto, dan Pujadi Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi
Lebih terperinciPemanfaatan Alat Standar Primer untuk Peningkatan Kualitas Nilai Kalibrasi Alat Ukur Radioaktivitas di Bidang Kedokteran Nuklir
30 Pemanfaatan Alat Standar Primer untuk Peningkatan Kualitas Nilai Kalibrasi Alat Ukur Radioaktivitas Gatot Wurdiyanto dan Pujadi Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PTKMR) Badan Tenaga
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA DOSE CALIBRATOR CAPINTEC CRC-55tR UNTUK PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOISOTOP 175 Yb
EVALUASI KINERJA DOSE CALIBRATOR CAPINTEC CRC-55tR UNTUK PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOISOTOP 175 Yb Azmairit Aziz Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri - BATAN, Jl. Tamansari 71 Bandung, 40132 E-mail
Lebih terperinciPENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS KOMPOSISI ISOTOPIK URANIUM SECARA TIDAK MERUSAK
ISSN 0852-4777 Penggunaan Sinar-X Karakteristik U-Ka2 dan Th-Ka1 Pada Analisis Komposisi Isotopik Uranium Secara Tidak Merusak (Yusuf Nampira) PENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS
Lebih terperinciKEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG SURAT IZIN BEKERJA PETUGAS TERTENTU YANG BEKERJA DI INSTALASI
Lebih terperinciSIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5
290 Simulasi Efisiensi Detektor Germanium Di Laboratorium AAN PTNBR Dengan Metode Monte Carlo MCNP5 ABSTRAK SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5
Lebih terperinciPenentuan Kadar Besi dalam Pasir Bekas Penambangan di Kecamatan Cempaka dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN)
Penentuan Kadar Besi dalam Pasir Bekas Penambangan di Kecamatan Cempaka dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN) Prihatin Oktivasari dan Ade Agung Harnawan Abstrak: Telah dilakukan penentuan kandungan
Lebih terperinciPenentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down
Berkala Fisika ISSN : 141-9662 Vol.9, No.1, Januari 26, hal 15-22 Penentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down Risprapti Prasetyowati (1), M. Azam (1), K. Sofjan Firdausi
Lebih terperinciFenomena panas akibat radioaktivitas
164 ISSN 0216-3128 Rohadi Awaludin, dkk. PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS DENGAN KALORIMETER Rohadi Awaludin P2RR - BATAN ABSTRAK Palla interaksi antara radiasi dan materi, perubahan energi radiasi akhirnya bermuara
Lebih terperinciRADIOKIMIA Kinetika dan waktu paro peluruhan. Drs. Iqmal Tahir, M.Si.
Departemen Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) RADIOKIMIA Kinetika dan waktu paro peluruhan Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika,, Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciKALIBRASI MONITOR AREA DI REAKTOR KARTINI YOGY A KART A Agung Nugroho PTKMR - BATAN
PI'OSIdI/JJ portomuan dan ProsontasJ Ilmlah FWiDSlonaJ Toknls Non POIUIIIU,18 D8s8mIJor 2006 ISSN :1410 6381 KALIBRASI MONITOR AREA DI REAKTOR KARTINI YOGY A KART A Agung Nugroho PTKMR BATAN ABSTRAK KALIBRASI
Lebih terperinciBAB II RADIASI PENGION
BAB II RADIASI PENGION Salah satu bidang penting yang berhubungan dengan keselamatan radiasi pengukuran besaran fisis radiasi terhadap berbagai jenis radiasi dan sumber radiasi. Untuk itu perlu perlu pengetahuan
Lebih terperinciSIMULASI PENGUKURAN EFFISIENSI DETEKTOR HPGe DAN NaI (Tl) MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO MCNP5
ABSTRAK SIMULASI PENGUKURAN EFFISIENSI DETEKTOR HPGe DAN NaI (Tl) MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO MCNP5 Annisatun Fathonah dan Suharyana Jurusan Fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret Jl. Ir Sutami No.36
Lebih terperinciLEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD 01) FISIKA INTI
A. Materi Pembelajaran : Struktur Inti LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD 01) FISIKA INTI B. Indikator Pembelajaran : 1. Mengidentifikasi karakterisrik kestabilan inti atom 2. Menjelaskan pengertian isotop,isobar
Lebih terperinciUJI BANDING SISTEM SPEKTROMETER GAMMA DENGAN METODA ANALISIS SUMBER Eu-152. Nugraha Luhur, Kadarusmanto, Subiharto
Uji Banding Sistem Spektrometer (Nugroho L, dkk) Abstrak UJI BANDING SISTEM SPEKTROMETER GAMMA DENGAN METODA ANALISIS SUMBER Eu-152 Nugraha Luhur, Kadarusmanto, Subiharto UJI BANDING SPEKTROMETER GAMMA
Lebih terperinciSIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5
SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5 Rasito, P. Ilham Y., Muhayatun S., dan Ade Suherman Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri
Lebih terperinciRENCANA PERKULIAHAN FISIKA INTI Pertemuan Ke: 1
Pertemuan Ke: 1 Mata Kuliah/Kode : Fisika Semester dan : Semester : VI : 150 menit Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat memahami gejala radioaktif 1. Menyebutkan pengertian zat radioaktif 2. Menjelaskan
Lebih terperinciPELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).
PELURUHAN GAMMA ( ) Peluruhan inti yang memancarkan sebuah partikel seperti partikel alfa atau beta, selalu meninggalkan inti pada keadaan tereksitasi. Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar
Lebih terperinciCHAPTER III INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS
CHAPTER III INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS CHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS -Inti atom atau nukllida terdiri atas neutron (netral) dan proton (muatan positif) -Massa neutron sedikit lebih besar
Lebih terperinciEVALUASI PEMBUATAN IODIUM-125 MENGGUNAKAN SASARAN GAS XENON-124 DIPERKAYA 99.98%
EVALUASI PEMBUATAN IODIUM-125 MENGGUNAKAN SASARAN GAS XENON-124 DIPERKAYA 99.98% Hotman Lubis, Daya Agung S., Sriyono, Abidin, Anung P., Hambali dan Hadirahman Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR )
Lebih terperinciMETODA PENENTUAN DAYA SERAP PERISAI RADIASI UNTUK GONAD DARI KOMPOSIT LATEKS CAIR TIMBAL OKSIDA
METODA PENENTUAN DAYA SERAP PERISAI RADIASI UNTUK GONAD DARI KOMPOSIT LATEKS CAIR TIMBAL OKSIDA Kristiyanti, Tri Harjanto, Abdul Jalil Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir BATAN Kawasan Puspiptek Gd 71 lt 2
Lebih terperinciVALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER ALFA
ISSN 1979-2409 Validasi Metoda Analisis Isotop U-233 Dalam Standar CRM Menggunakan Spektrometer Alfa ( Noviarty, Yanlinastuti ) VALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG LABORATORIUM DOSIMETRI, KALIBRASI ALAT UKUR RADIASI DAN KELUARAN SUMBER RADIASI TERAPI, DAN STANDARDISASI RADIONUKLIDA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 BAB II STRUKTUR DAN INTI ATOM 5 A Struktur Atom 6 B Inti atom 9 1. Identifikasi Inti Atom (Nuklida) 9 2. Kestabilan Inti Atom 11 Latihan 13 Rangkuman Bab II. 14 BAB III PELURUHAN
Lebih terperinciInti atom Radioaktivitas. Purwanti Widhy H, M.Pd
Inti atom Radioaktivitas Purwanti Widhy H, M.Pd bagian terkecil suatu unsur yg mrpkn suatu partikel netral, dimana jumlah muatan listrik positif dan negatif sama. Bagian Atom : Elektron Proton Netron Jumlah
Lebih terperinciPenentuan Efisiensi Beta Terhadap Gamma Pada Detektor Geiger Muller
Jurnal Sains & Matematika (JSM) ISSN Artikel 0854-0675 Penelitian Volume 15, Nomor 2, April 2007 Artikel Penelitian: 73-77 Penentuan Efisiensi Beta Terhadap Gamma Pada Detektor Geiger Muller M. Azam 1,
Lebih terperinciPENGUKURAN AKTIVITAS URANIUM DAN TURUNAN THORIUM DALAM F/J..NTOM ORG.4N PARU-PARU
PENGUKURAN AKTIVITAS URANIUM DAN TURUNAN THORIUM DALAM F/J..NTOM ORG.4N PARU-PARU R. Suminar Tedjasari Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGUKURAN AKTIVITAS URANIUM DAN TURUNAN
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOSISI VOLUME LARUTAN SINTILATOR PADA PENGUKURAN AKTIVITAS 90 Sr
PENGARUH KOMPOSISI VOLUME LARUTAN SINTILATOR PADA PENGUKURAN AKTIVITAS 90 Sr Gatot Wurdiyanto Puslitbang Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir BATAN Jalan Cinere Pasar Jumat, Jakarta 12440 PO Box 7043
Lebih terperinciSulistyani, M.Si.
Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Laju peluruhan radionuklida per satuan waktu berbanding lurus dengan jumlah radioaktif yang ada pada waktu itu. -dn/dt λn -dn/dt = λn dn/n = - λdt (jika diintegralkan)
Lebih terperinciPrinsip Dasar Pengukuran Radiasi
Prinsip Dasar Pengukuran Radiasi Latar Belakang Radiasi nuklir tidak dapat dirasakan oleh panca indera manusia oleh karena itu alat ukur radiasi mutlak diperlukan untuk mendeteksi dan mengukur radiasi
Lebih terperinciCHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS
CHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS -Inti atom atau nukllida terdiri atas neutron (netral) dan proton (muatan positif) -Massa neutron sedikit lebih besar daripada massa proton -ukuran inti atom berkisar
Lebih terperinciPRODUKSI RADIOISOTOP. NANIK DWI NURHAYATI,M.SI
PRODUKSI RADIOISOTOP NANIK DWI NURHAYATI,M.SI nanikdn@uns.ac.id Suatu unsur disebut radioisotop atau isotop radioaktif jika unsur itu dapat memancarkan radiasi. Dikenal dengan istilah radionuklida. Tujuan
Lebih terperinciPENENTUAN AKTIVITAS SUMBER RADIOAKTIF PEMANCAR GAMMA Eu-152 DI LABORATORIUM PTNBR
PENENTUAN AKTIVITAS SUMBER RADIOAKTIF PEMANCAR GAMMA Eu- DI LABORATORIUM PTNBR Indah Kusmartini, Djoko Prakoso Dwi Atmodjo, Syukria Kurniawati, Diah Dwiana Lestiani Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri
Lebih terperinciPELURUHAN RADIOAKTIF
PELURUHAN RADIOAKTIF Inti-inti yang tidak stabil akan meluruh (bertransformasi) menuju konfigurasi yang baru yang mantap (stabil). Dalam proses peluruhan akan terpancar sinar alfa, sinar beta, atau sinar
Lebih terperinciPENENTUAN AKTIVITAS TRITIUM DAN KARBON-14 DENGAN METODA PENGUKURAN DUAL LABEL ABSTRACT
PENENTUAN AKTIVITAS TRITIUM DAN KARBON-14 DENGAN METODA PENGUKURAN DUAL LABEL Elistina Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi - BATAN ABSTRAK PENENTUAN AKTIVITAS TRITIUM DAN KARBON-14 DENGAN
Lebih terperinciMateri. Radioaktif Radiasi Proteksi Radiasi
Fisika Radiasi Materi Radioaktif Radiasi Proteksi Radiasi PENDAHULUAN kecil dan berbeda, sama atom- Perkembanagn Model Atom : * Model Atom Dalton: - Semua materi tersusun dari partikel- partikel yang sangat
Lebih terperinciKALffiRASI ALA T UKUR AKTIVITAS DOSE CALIBRA TOR SECARA SIMUL TAN.
Prosiding Pertemuan dan Presentasi limiah Fungsiona/ Pengembangan Tekn%gi Jakarta, J2 Desember 2007 Nuk/ir J rssn : 1978-9971 KALffiRASI ALAT UKUR AKTIVITAS DOSE CALIBRATOR SECARA SIMULTAN Gatot Wurdiyanto,
Lebih terperinciPELURUHAN RADIOAKTIF. NANIK DWI NURHAYATI,S.Si,M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id
PELURUHAN RADIOAKTIF NANIK DWI NURHAYATI,S.Si,M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id 081556431053 Istilah dalam radioaktivitas Perubahan dari inti atom tak stabil menjadi inti atom yg stabil: disintegrasi/peluruhan
Lebih terperinciPRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TABUNG PENYIMPANAN TERMODIFIKASI
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013
Lebih terperinciU Th He 2
MODUL UNSUR RADIOAKTIF dan RADIOISOTOP Radiasi secara spontan yang di hasilkan oleh unsure di sebut keradioaktifan, sedangkan unsure yang bersifat radioaktif disebut unsure radioaktif.unsur radioaktif
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR FORMULIR PERMOHONAN SURAT IZIN BEKERJA PETUGAS TERTENTU
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR TAHUN. TENTANG SURAT IZIN BEKERJA PETUGAS TERTENTU YANG BEKERJA DI INSTALASI
Lebih terperinciANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -
Lebih terperinciALAT UKUR RADIASI. Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta Telepon : (021)
ALAT UKUR RADIASI Badan Pengawas Tenaga Nuklir Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta 10350 Telepon : (021) 230 1266 Radiasi Nuklir Secara umum dapat dikategorikan menjadi: Partikel bermuatan Proton Sinar alpha
Lebih terperinciSistem Pencacah dan Spektroskopi
Sistem Pencacah dan Spektroskopi Latar Belakang Sebagian besar aplikasi teknik nuklir sangat bergantung pada hasil pengukuran radiasi, khususnya pengukuran intensitas ataupun dosis radiasi. Alat pengukur
Lebih terperinciJurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014 ISSN
STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN SINGLE PHOTON EMISSION COMPUTED TOMOGRAPHY (SPECT) MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI MEDIUM ENERGY Ra 226 Friska Wilfianda Putri 1, Dian Milvita
Lebih terperinciAnalisis tingkat kontaminasi permukaan daerah kerja dan laju paparan radiasi pada Instalasi Kedokteran Nuklir
Analisis tingkat kontaminasi permukaan daerah kerja dan laju paparan radiasi pada Instalasi Kedokteran Nuklir Ukhti Lailun Nisa 1), Gani Gunawan 2), Zaenal Arifin 1) dan Eko Hidayanto 1) 1) Departemen
Lebih terperinciPERBANDINGAN METODA OTOMATIS DAN MANUAL DALAM PENENTUAN ISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
Urania Vol. 15 No. 2, April 2009 : 61-115 ISSN 0852-4777 PERBANDINGAN METODA OTOMATIS DAN MANUAL DALAM PENENTUAN ISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Rosika Kriswarini (1) dan Dian Anggraini (1)
Lebih terperinciRADIOAKTIVITAS IODIUM-126 SEBAGAI RADIONUKLIDA PENGOTOR DI KAMAR IRADIASI PADA PRODUKSI IODIUM-125. Rohadi Awaludin
Perhitungan Radioaktivitas Iodium-126 Sebagai Radionuklida Pengotor di Kamar Iradiasi pada Produksi Iodium-125 (Rohadi Awaludin) ISSN 1411 3481 RADIOAKTIVITAS IODIUM-126 SEBAGAI RADIONUKLIDA PENGOTOR DI
Lebih terperinciKimia Inti dan Radiokimia
Kimia Inti dan Radiokimia Keradioaktifan Keradioaktifan: proses atomatom secara spontan memancarkan partikel atau sinar berenergi tinggi dari inti atom. Keradioaktifan pertama kali diamati oleh Henry Becquerel
Lebih terperinciEVALUASI HASIL PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA DI LINGKUNGAN PUSAT PENGEMBANGAN RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA PERIODE APRIL DESEMBER 2000
ISSN 0216-3128 97 EVALUASI HASIL PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA DI LINGKUNGAN PUSAT PENGEMBANGAN RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA PERIODE APRIL 2000 - DESEMBER 2000 Pusat Pengembangan Radioisotop Dan Radiofarmaka
Lebih terperinciMODEL ATOM. Atom : bagian terkecil suatu elemen yg merupakan suatu partikel netral, dimana jumlah muatan listrik positif dan negatif sama.
BAB.19 ATOM ATOM Atom : bagian terkecil suatu elemen yg merupakan suatu partikel netral, dimana jumlah muatan listrik positif dan negatif sama. MODEL ATOM J.JTHOMSON ( 1910 ) ERNEST RUTHERFORD ( 1911 )
Lebih terperinciBAB II PROSES-PROSES PELURUHAN RADIOAKTIF
BAB II PROSES-PROSES PELURUHAN RADIOAKTIF 1. PROSES PROSES PELURUHAN RADIASI ALPHA Nuklida yang tidak stabil (kelebihan proton atau neutron) dapat memancarkan nukleon untuk mengurangi energinya dengan
Lebih terperinciSTANDAR KINERJA KALIBRATOR DOSIS. Suzie Darmawati
Slandar Kinerja Ka/ibralor Dosis Suzie Darmawali STANDAR KINERJA KALIBRATOR DOSIS Suzie Darmawati ABSTRAK ST ANDAR KINERJA KALIBRA TOR DOSIS. Kalibrator dosis adalah alat ukur yang banyak digunakan di
Lebih terperinciSIMULASI KALIBRASI EFISIENSI PADA DETEKTOR HPGe DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5
SIMULASI KALIBRASI EFISIENSI PADA DETEKTOR HPGe DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5 Rasito, P. Ilham Y., Rini Heroe Oetami, dan Ade Suherman Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri BATAN Jl. Tamansari
Lebih terperinciPELURUHAN SINAR GAMMA
PELURUHAN SINAR GAMMA Pendahuluan Radioaktivitas disebut juga peluruhan radioaktif, yaitu peristiwa terurainya beberapa inti atom tertentu secara spontan yang diikuti dengan pancaran partikel alfa (inti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Runusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimia inti adalah ilmu yang mempelajari struktur inti atom dan pengaruhnya terhadap kestabilan inti serta reaksi-reaksi inti yang terjadi pada proses peluruhan radio
Lebih terperinciLEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER TAHUN (UTAMA) Mata Pelajaran (Beban) : Fisika 4 ( 4 sks) Hari/Tanggal : Rabu, 01 Desembar 2010
J A Y A R A Y A PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 78 JAKARTA Jalan Bhakti IV/1 Komp. Pajak Kemanggisan Telp. 527115/5482914 JAKARTA BARAT
Lebih terperinciEKSPERIMEN SPEKTROSKOPI RADIASI ALFA
Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi PERCOBAAN R4 EKSPERIMEN SPEKTROSKOPI RADIASI ALFA Dosen Pembina : Herlik Wibowo, S.Si, M.Si Septia Kholimatussa diah* (080913025), Mirza
Lebih terperinciPENGUKURAN FAKTOR KOREKSI CASCADE SUMMING UNTUK SUMBER STANDAR BARIUM-133
Gatot Wurdiyanto, dkk. ISSN 0216-3128 405 PENGUKURAN FAKTOR KOREKSI CASCADE SUMMING UNTUK SUMBER STANDAR BARIUM-133 Gatot Wurdiyanto, Pujadi Pusa/ Teknologi Keselamatan dan Me/rologi Radiasi. Badan Tenaga
Lebih terperinciANALISIS JAM MAKAN PADA DAUN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica rapa var. parachinensis L.) DENGAN TEKNIK PERUNUT RADIOAKTIF 32 P SKRIPSI
ANALISIS JAM MAKAN PADA DAUN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica rapa var. parachinensis L.) DENGAN TEKNIK PERUNUT RADIOAKTIF 32 P SKRIPSI BIDANG MINAT BIOFISIKA Nurfaizah JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN
Lebih terperinciDETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si.
DETEKTOR RADIASI INTI Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Konsep Dasar Alat deteksi sinar radioaktif atau sistem pencacah radiasi dinamakan detektor radiasi. Prinsip: Mengubah radiasi menjadi
Lebih terperinci