Materi dan Evaluasi. Materi: Evaluasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Materi dan Evaluasi. Materi: Evaluasi"

Transkripsi

1 Materi dan Evaluasi Materi: -Pendahuluan & Konsep Dasar -Transformator -Mesin Sinkron -Saluran Transmisi -Penyelesaian Aliran Daya (Metode Gauss Seidel, Newton Raphson) Evaluasi -Absensi -Tugas -Quiz 1 & 2 -UTS -UAS Referensi -Analisa Sistem Tenaga, William D. Stevenson JR. -Power System Analysis, John J. Grainger -Electrical Power Systems, MEEL Hawary 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 1

2 BAB I - Konsep Dasar 1.1 Pendahuluan Sebuah arus dan tegangan yang diekspresikan sebagai fungsi waktu adalah: v = 141.4cos( ωt + 30 o ) i = 7.07 cosωt Untuk menyatakan besaran2 ini sebagai sebagai phasor, kita gunakan identitas euler. Jika arus adalah phasor referensi: I 5 j0 o = ε = 5 0 o = 5 + j0 A Maka tegangan mendahului phasor referensi dengan 30 : V = 100 j30 o ε = o = /21/2009 PS S1 Teknik Elektro 2 j50 A

3 1.2 Notasi Subscript Tunggal IL Vt V = L t g L g Z A V = E I Z Sebuah rangkaian ac dengan emf E g dan impedansi beban Z L. 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 3

4 1.3 Notasi Subscript Ganda 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 4

5 1.4 Arah Aliran Daya Hubungan antara P, Q dan tegangan bus V, atau tegangan yang dibangkitkan terhadap tanda P dan Q adalah penting ketika aliran daya dalam sistem ditinjau. Pertanyaan yang ada adalah apakah daya dibangkitkan atau diserap oleh mesin saat tegangan dan arus ditentukan? Daya yang diserap didalam kotak dinyatakan dengan : S=VI* = P+jQ 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 5

6 Contoh 1.1 Dua sumber tegangan ideal didisain sebagai mesin 1 dan mesin 2 yang terhubung, seperti ditunjukkan pada gambar dibawah. Jika E 1 =100 0 V, E 2 = V, dan Z 0 =0+j5 Ω, Tentukan: a. Apakah setiap mesin membangkitkan atau menyerap daya nyata? b. Apakah setiap mesin menerima atau mensuplai daya reaktif? c. Berapakah P dan Q yang diserap oleh impedansi? 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 6

7 1.5 Tegangan dan Arus Dalam Rangkaian 3 Phase Seimbang Pada generator, emf E a 0, E b 0, E c 0, adalah sama dalam besaran dan terpisah 120 masing-masing. Jika besaran adalah 100 V dengan E a 0 sebagai reference: Gambar diagram phasor dibawah menunjukkan emf dengan urutan phase abc Tegangan terminal generator terhadap netral Rangkaian diagram generator hubungan Y dan beban seimbang hubungan Y 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 7

8 1.5 Gambar disamping adalah diagram Phasor arus dalam sebuah beban tiga phase seimbang. a. Phasor digambar dari sebuah titik bersama b. Penambahan Phasor-phasor membentuk segitiga tertutup Karena E a 0, E b 0, E c 0, adalah sama dalam besaran dan terpisah 120 dalam phase, dan impedansinya identik, maka arus juga akan menjadi sama dalam besaran dan terpisah 120 dalam phase. 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 8

9 Huruf a digunakan secara umum untuk menandai operator yang menyebabkan perputaran 120 dalam arah berlawanan arah jarum jam. Sedemikian 1.5 sebuah operator adalah sebuah bilangan komplex dari besaran unit dengan sudut 120 dan didefinisikan oleh Phasor yang diputar 240 dan 360 adalah: Diagram Phasor fungsi2 operator a 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 9

10 1.5 Metode penggambaran alternatif dari phasor-phasor. Diagram Phasor tegangan line-to-line dalam hubungan dengan tegangan line-to-netral dalam sebuah rangkaian tiga-phase seimbang. 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 10

11 Contoh 1.2 Dalam sebuah rangkaian tiga fase seimbang tegangan V ab adalah V. Tentukan semua tegangan dan arus dalam beban terhubung Y yang mempunyai Z L adalah Ω. Asumsikan urutan phase adalah abc. 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 11

12 1.5 Diagram rangkaian beban tiga phase terhubung Diagram phasor arus saluran dalam hubungan dengan arus phase pada beban seimbang tiga phase terhubung 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 12

13 1.5 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 13

14 Contoh 1.3 Tegangan terminal pada beban terhubung Y terdiri dari tiga impedansi yang sama Ω adalah 4.4 kv line to line. Impedansi setiap tiga saluran yang menghubungkan beban pada substation bus adalah Z L = Ω. Tentukan tegangan line-to-line di substation bus tersebut. Penyelesaian: Tegangan line to netral di beban adalah: 4400/ 3=2540 V. Dengan Van sebagai reference Tegangan line to netral di bus substation : Magnitude tegangan di bus substation : 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 14

15 1.6 Besaran Per-Unit Contoh: Untuk sebuah tegangan line-toline 108 kv dalam set tiga phase seimbang, tegangan line-to-netral adalah 108/ 3 = 62.3 kv. Untuk daya 3 phase 18,000 kw dan daya per phase 6,000 kw 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 15

16 Base impedansi dan base arus dapat dihitung secara 1.6 langsung dari harga tiga phase kilovolts base dan kilovoltampere base 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 16

17 Contoh 1.4 Carilah penyelesaian pada contoh 1.3 dengan bekerja dalam per unit pada base 4.4 kv, 127 A sehingga besaran tegangan dan arus akan menjadi 1.0 per unit. Penyelesaian: Base impedansi adalah Maka impedansi beban adalah 1.0 per unit. Dan Impedansi saluran adalah: 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 17

18 1.6 Perubahan Besaran Base Per-Unit Contoh 1.5 Reaktansi disain generator X adalah 0.25 per unit berdasarkan pada rating nameplate generator 18 kv, 500 MVA. Base untuk perhitungan adalah 20 kv, 100 MVA. Tentukan X pada base yang baru. Atau dengan mengkonversi harga terhadap ohm dan dibagi dengan impedansi base yang baru 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 18

19 BAB 2. Impedansi Seri Saluran Transmisi Suatu saluran transmisi listrik mempunyai empat parameter yang mempengaruhi kemampuannya untuk berfungsi sebagai bagian dari suatu sistem tenaga : 1. Resistansi, 2. Induktansi, 3. Konduktansi, 4. Kapasitansi Jika arus mengalir pada suatu rangkaian listrik, beberapa sifat rangkaian itu dapat djelaskan menurut medan magnet dan medan listrik yang timbul disekitarnya. Gambar 2.1 memperlihatkan suatu saluran fasa tunggal serta medan magnet dan listriknya. Garis fluks magnetisnya membentuk lingkaran tertutup yang meliputi rangkaian, dan garis garis fluks listriknya bermula dari muatan positif pada salah satu penghantar dan berakhir pada muatan negatif pada penghantar Gb. 2.1 Medan medan magnet dan yang lain. listrlk dari saluran dua kawat. 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 19

20 2.1 Jenis-jenis Penghantar Bermacam macam jenis penghantar aluminium dapat dikenal dari lambanglambang berikut ini: AAC ''all aluminium conductors",seluruhnya terbuat dari aluminium AAAC ''all-aluminium alloy conductors'', seluruhnya terbuat dari campuran aluminium ACSR "Aluminium conductor, steel reinforced'', penghantar aluminium yang diperkuat dengan baja ACAR ''aluminiumn conductor, alloy reinforced", penghantar aluminium yang diperkuat dengan logam campuran Gambar 2.2 Penampang penghantar kabel ACSR dengan penguatan baja, Diperoleh 7 serat btta,dan 24 serat aluminium 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 20

21 2.2 RESISTANSI Resistansi penghantar saluran transmisi adalah penyebab yang terpenting dari rugi daya (power loss) pada saluran transmisi. Resistansi dc dinyatakan Perubahan resistansi penghantar logam dengan berubahnya suhu boleh dikatakan linear pada batas batas pengoperasian yang normal. Gb.2.3 Resistansi penghantar logam sebagai fungsi dari suhu. 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 21

22 2.3 Tabel Nilai Resistansi Contoh 3 1. Tabel karakteristik listrik untuk penghantar berlilitan Marigold yang terbuat seluruhnya dari aluminium memberikan resistansi dc O,01558 Ω per 1000 ft pada 20 C dan resistansi ac O,0956Ω /mil pada 50 C. Penghantar tersebut mempunyai 61 serat dan ukurannya ialah cmil. Periksalah nilai resistansi dc dan hitunglah perbandingan resistansi ac terhadap resistansi dc. JAWABAN: Pada 20 C dan peningkatan sebesar 2% karena lilitan, Dari persamaan (3.2) memberikan Pada suhu 50 C dari Persamaan (3.3) Efek kulit rnenyebabkan kenaikan resistansi sebesar 3,7%. 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 22

23 2.4 Definisi Induktansi Persamaan yang menghubungkan tegangan lnbas dengan kecepatan perubahan fluks yang lneliputi suatu rangkaian Jika ψ adalah lambang fasor untuk fluks gandeng Fasor jatuh tegangan (voltages drop) karena fluks gandeng adalah Jika arus pada rangkaian berubah ubah, medan magnet yang ditimbulkannya pasti juga berubah ubah. Sehingga L adalah Jika arus I 2 menghasilkan fluks gandeng dengan rangkaian 1 sebesar ψ 12, maka induktansi timbal baliknya adalah Jika fluks gandeng berubah secara linear maka Fasor jatuh tegangan pada rangkaian 1 yang disebabkan fluks gandeng dari rangkaian 2 adalah 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 23

24 2.5 Induktansi Penghantar Yang Disebabkan Oleh Fluks Internal Gambar 3.1 hanya memperlihatkan garis fluks yang berada di luar penghantar (external). Tetapi sebenarnya sebagian dari medan magnet juga berada di dalam penghantar (internal) Untuk mendapatkan nilai induktansi yang teliti dari suatu saluran transmisi, fluks internal dan eksternal perlu dipertimbangkan Gb.2.4 Penampang suatu penghantar berbentuk 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 24

25 2.6 Induktansi Antara Dua Titik Diluar Penghantar Yang Tersendiri Induktansi yang disebabkan oleh fluks yang berada di antara P1 dan P2 adalah Gb.2.5 Suatu penghantar dan titik eksternal P 1 dan P 2. 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 25

26 2.7 Induktansi Saluran Dua Kawat Berfasa Tunggal Induktansi rangkaian yang disebabkan oleh arus pada penghantar 1. Untuk fluks eksternal Untuk fluks internal Induktansi total rangkaian yang disebabkan oleh arus pada penghantar 1 saia adalah Gb.2.6 Penghantar dengan jari-jari yang berbeda dan medan magnet yang ditimbulkan oleh arus pada penghantar 1 saja. Induktansi untuk keseluruhan rang kaian adalah 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 26

27 2.8 Induktansi Saluran Dengan Penghantar Terpadu Gb.2.8 Saluran berfasa tunggal yang terdiri dari dua penghantar terpadu. Penghantar lilitan termasuk ke dalam klasifikasi umum untuk penghantar terpadu yaitu yang terbuat dari dua elemen atau serat atau lebih, yang secara elektris terhubung paralel. Penghantar X tersusun dari n serat yang terhubung paralel dan induktansinya Dengan mengganti Dm dan Ds 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 27

28 2.8 Induktansi Saluran Dengan Penghantar Terpadu Perkalian m jarak untuk masing masing n serat menghasilkan suku mn. Akar pangkat mn dari perkalian mn jarak dinamakan jarak rata-rata geometris (geometric mean distance) antara penghantar X dan penghantar Y. Singkatannya adalah D m atau GMD dan sering juga disebut GMD bersama antara dua penghantar. Akar pangkat n 2 dari Suku suku ini disebut GMD sendiri dari penghantar X, GMD sendiri disebut juga jari-jari rata-rata geometris (Geometric Mean Radius) GMR yang dinyatakan dengan D s Induktansi penghantar Y ditentukan dengan cara yang sama, dan induktansi salurannya adalah 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 28

29 Contoh 3.2 Suatu rangkalan saluran transmisi fasa tunggal terdiri dari tiga kawat padat dengan jari-jari O,25 cm. Rangkaian kembali terdiri dari dua kawat dengan jari-jari O,5 cm. Susunan penghantar diperlihatkan dalam Gambar 3.9. Hitunglah Induktansi akibat arus di inasing masing sisi saluran dan induktahsi keseluruhan saluran dalam henry per meter(dan dalam milihenry per mil). Gambar 3.9 Susunan penghantar untuk Contoh /21/2009 PS S1 Teknik Elektro 29

30 Contoh 3.2 Pertama tama kita hitung GMD antara sisi sisi x dan y: Kemudian kita hitung GMR untuk sisi 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 30

31 Contoh 3.2 dan untuk sisi Y Induktansi total saluran adalah 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 31

32 2.9 Pengguanan Tabel Tabel nilai-nilai GMR biasanya sudah tersedia untuk penghantar-penghantar standard dan memberikan data yang cukup baik untuk menghitung reaktansi induktif maupun reaktansi kapasitif paralel dan resistansi. Biasanya reaktansi induktif lebih diinginkan daripada induktansi. Reaktansi induktif sebuah penghantar dari saluran dua-penghantar fasa-tunggal adalah: Contoh: Hitunglah reaktansi induktif per mil untuk saluran fasa-tunggal yang bekerja pada 60 Hz. Penghantarnya adalah dari jenis Partridge, dan jarak pemisah antara pusat-pusatnya adalah 20 kaki. Jawab: Ds= kaki 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 32

33 2.9 Pengguanan Tabel 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 33

34 2.10 Induktansi Saluran 3 Fasa Dengan Jarak Pemisah Tidak Simetris Jika jarak pemisah penghantar-penghantar suatu saluran tiga-fasa tidak sama, persoalan untuk menemukan induktansi meniadi lebih sulit. Dalam hal ini, fluks gandeng dan induktansi masing masing fasa menjadi berlainan. Induktansi yang berbeda pada setiap fasa menghasilkan suatu rangkaian yang tidak seimbang. Keseimbangan ketiga fasa dapat dikembalikan dengan mempertukarkan posisi posisi penghantar pada selang jarak yang teratur di sepaniang saluran sedemikian rupa sehingga setiap penghantar akan menduduki posisi semula penghantar yang lain pada suatu jarak yang sama. Pertukaran posisi penghantar semacam ini disebut transposisi (transposition). Induktansi rata-rata perfasa: 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 34

35 2.10 Induktansi Saluran 3 Fasa Dengan Jarak Pemisah Tidak Simetris Contoh: Suatu saluran tiga fasa rangkaian tunggal yang bekerja pada frekuensi 60 Hz tersusun seperti dalam Gambar disamping. Penghantar penghantarnya adalah ACSR Drake. Hitunglah induktansi per mil per fasa. Dari Tabel A.1, 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 35

36 2.11 Penghantar Berkas Dengan menggunakan dua penghantar atau lebih per fasa yang disusun berdekatan dibandingkan dengan jarak pemisah antara fasa fasanya, maka gradien tegangan tinggi pada penghantar dalam daerah EHV dapat banyak dikurangi. Saluran semacam ini dikatakan sebagai tersusun dari penghantar berkas (bundled conductor). Berkas ini dapat terdiri dari 2, 3 atau 4 penghantar. Untuk berkas 1 penghantar Untuk berkas 2 penghantar Untuk berkas 3 penghantar 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 36

37 Contoh Masing masing penghantar pada saluran dengan penghantar berkas seperti terlihat pada Gambar disamping adalah jenis ACSR, 1.272,000 cmil Pheasant. Hitunglah reaktansi induktif dalam ohm per km(dan per mil) per fasa untuk d=45 cm. Hitunglah juga reaktansi seri per unit saluran jika panjangnya 160 km dan dasar yang dipakai adalah 100 MVA, 345 kv. Jawaban: Dari Tabel A.1 Ds= kaki, dan dikalikan untuk dirubah menjadi meter Gambar Jarak Pemisah Peng-hantar Masing masing pada suatu saluran berkas 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 37

38 2.12 Saluran 3 Fasa Rangkaian Paralel Dua rangkaian tiga fasa yang identik susunannya dan secara elektris terhubung paralel mempunyai reaktansi induktif yang sama. Gambar Susunan penghantar pada suatu saluran tiga-fasa rangkaian-paralel 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 38

39 Contoh Suatu saluran tiga fasa rangkaian ganda terdiri dari penghantar-penghantar ACSR Ostrich 300,000 cmil 26/7 yang disusun seperti gambar dibawah. Tentukan reaktansi induktif dalam ohm per mil per fasa untuk 60 Hz. Jawab: Menurut tabel A.1 untuk Ostrich Ds= ft Gambar Susunan penghantar pada suatu saluran tiga-fasa rangkaian-paralel 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 39

40 BAB 3. Kapasitansi Saluran Transmisi Admitansi shunt (Shunt admittance) suatu saluran transmisi terdiri dari konduktansi dan reaktansi kapasitif. Konduktansi ini biasanya diabaikan karena sumbangannya pada admitansi shunt sangat kecil. Alasan lain untuk mengabaikan konduktansi ialah karena tidak ada cara yang baik untuk memperhitungkannya karena konduktansi ini cukup berubah ubah. Kapasitansi suatu saluran transmisi adalah akibat beda potensial antara penghantar(konduktor); kapasitansi menyebabkan penghantar tersebut bermuatan seperti yang teriadi pada pelat kapasitor bila teriadi beda potensial di antaranya. Kapasitansi antara penghantar adalah muatan per unit beda potensial. 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 40

41 3.1 Kapasitansi Saluran Dua Kawat Kapasitansi antara dua penghantar pada saluran dua kawat didefinisikan sebagai muatan pada penghantar itu per unit beda potensial di antara keduanya. Dalam bentuk persamaan, kapasitansi per satuan panjang saluran adalah: Jika r a = r b = r Gambar penampang saluran kawat sejajar 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 41

42 Kapasitansi saluran ke netral F/m Reaktansi Kapasitif antara penghantar dan netral Gambar (a) dan (b) Hubungan konsep kapasitansi antar saluran dan kapasitansi saluran ke netral. Dibagi 1609 menjadi mil Jika kapasitansi antar saluran dianggap terdiri dari dua kapasitansi yang sama dalam hubungan seri, maka tegangan antara saluran terbagi dua sama besar diantara kedua kapasitansi tersebut dan titik hubung antara keduanya berada pada potensial tanah. Jadi Kapasitansi ke netral adalah satu dari dua kapasitansi seri yang sama, atau dua kali kapasitansi antar saluran. 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 42

43 Contoh 1 Carilah suseptansi kapasitif per mil saluran fase-tunggal yang bekerja pada 60 Hz. Penghantarnya adalah Partridge, dan jarak pemisahnya adalah 20 kaki antara pusatnya. Jawaban: Dari tabel A1, Nilai diameter luar adalah in. Atau dengan reaktansi kapasitif pada jarak pemisah 1 kaki (Tabel A1) dan faktor pemisah reaktansi kapasitif (Tabel A3) diperoleh Reaktansi kapasitif antar saluran: Suseptansi kapasitif antar saluran: 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 43

44 3.2 Kapasitansi Saluran Tiga-Fasa Dengan Jarak Pemisah Yang Tidak Simetris Gambar penampang saluran tiga fasa dengan jarak pemisah tidak simetris. 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 44

45 Contoh 2 Carilah kapasitansi dan reaktansi kapasitif untuk 1 mil saluran seperti yang digambarkan dalam contoh 3.4, Jika panjang saluran 175 mil dan tegangan kerja normal 220 kv, tentukan reaktansi kapasitif ke netral untuk seluruh saluran, arus pengisian per mil, dan mega volt ampere pengisian total. Contoh 3.4: Suatu saluran tiga fasa rangkaian tunggal yang bekerja pada frekuensi 60 Hz tersusun seperti dalam Gambar disamping. Penghantar penghantarnya adalah ACSR Drake. Hitunglah induktansi per mil per fasa. Jawaban: Dari Tabel Untuk saluran sepanjang 175 mil, Reaktansi kapasitif = 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 45

46 Contoh 2 Arus Pengisian per mil: Atau I chg = x 175 = 119 A untuk saluran. Daya reaktif adalah Q = 3 x 220 x 119 x 10-3 = 45.3 Mvar. 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 46

47 BAB 4. Model Sistem Saluran Pendek Kurang dari 80 km (50 mi) Saluran Menengah antara 80 km 240 km (50 mi-150 mi) Saluran Panjang lebih 240 km (150 mi) 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 47

48 4.1 Saluran Transmisi A. Saluran Transmisi Pendek 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 48

49 B. Saluran Transmisi Menengah 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 49

50 Saluran Transmisi Menengah 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 50

51 C. Saluran Transmisi Panjang 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 51

52 C. Saluran Transmisi Panjang Persamaan Dalam Bentuk Hiperbolis 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 52

53 Contoh Soal 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 53

54 Contoh Soal 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 54

55 4.2 Mesin Sinkron X s X ar X l R a E f E r V t Rangkaian Ekivalen Generator ac Vt = Tegangan terminal Xs = reaktansi sinkron = Xar + Xl Xar = Reaktansi jangkar Xl = Reaktansi bocor jangkar Ra = Tahanan jangkar 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 55

56 Mesin Sinkron 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 56

57 Pembangkitan 3 Fasa Tiga coil a, b, c merepresentasikan tiga kumparan jangkar stator. Satu coil f merepresentasikan kumparan medan rotor. Sumbu coil a dipilih pada θ d =0º, dan coil b,c dipilih pada θ d =120º, 240º. Coil a, b dan c mempunyai induktansi diri: Mutual induktansi L ab, L bc dan L ca adalah negatif constan: Mutual induktansi antara coil medan dan stator: Induktansi diri coil medan : 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 57

58 Mesin Sinkron Medan berputar pada kecepatan sudut konstan ω, untuk mesin dua kutub : Persamaan fluks gandeng untuk coil jangkar menjadi: Persamaan fluks gandeng untuk coil jangkar: Persamaan λa mempunyai dua komponen fluks gandeng, yaitu akibat arus jangkar i a dan akibat arus medan I f. Jika coil a mempunyai tahanan R, maka drop tegangan v a adalah: 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 58

59 Mesin Sinkron e a : tegangan terminal fasa a saat i a =0 : tegangan tanpa beban : tegangan open circuit : tegangan internal sinkron : emf dibangkitkan pada fasa a. Sudut θ d0 menunjukkan posisi kumparan medan sumbu d terhadap fasa a pada t=0. Maka δ = θ d0-90º menunjukkan posisi sumbu q yang terletak 90º dibelakang sumbu d, sehingga θ d0 = δ + 90º dan Diperoleh 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 59

60 Mesin Sinkron 6/21/2009 Rangkaian ekivalen generator PS S1 Teknik Elektro Diagram phasor 60

61 Mesin Sinkron X s X ar X l R a E f E r V t Rangkaian Ekivalen Generator ac E f = e a V t = V a X ar = X Ls X l = X Ms Ra = R X d = X s 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 61

62 4.3 Transformator 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 62

63 Contoh Soal Rangkaian Ekivalen Transformator 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 63

64 Contoh Soal 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 64

65 Contoh Soal 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 65

66 4.4 Diagram Segaris 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 66

67 Diagram Segaris Diagram segaris sistem tenaga listrik Diagram impedansi dari diagram segaris 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 67

68 Diagram Segaris Resistansi sering diabaikan dalam perhitungan gangguan, karena reaktansi induktif jauh lebih besar dari resistansinya. Pada transformator, admitansi shunt diabaikan karena arus magnetisasi sangat kecil dibanding arus beban penuh. Beban-beban yang tidak menyangkut mesin yang berputar sangat kecil pengaruhnya terhadap arus saluran total apabila terjadi gangguan dan biasanya diabaikan. Beban berupa motor serempak selalu dimasukkan dalam perhitungan gangguan karena emf yang dibangkitkan besar pengaruhnya terhadap arus gangguan. 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 68

69 Contoh Soal 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 69

70 Contoh Soal 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 70

71 Contoh Soal 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 71

72 BAB 5. Penyelesaian Aliran Daya 5.1 Kesetaraan Sumber Untuk rangkaian yang mempunyai emf konstan Eg dan impedansi seri Zg, tegangan pada beban adalah Jika tegangan V L sama, kedua sumber dengan masing-masing impedansinya akan menjadi setara (ekivalen). Dengan membandingkan kedua persamaan diatas, maka kedua rangkaian akan menjadi identik asal: dan Untuk rangkaian yang mempunyai sumber arus konstan Is dan impedansi shunt Zp, tegangan pada beban adalah 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 72

73 5.2 Persamaan Simpul Titik-titik sambungan yang terbentuk, jika dua atau lebih elemen murni (R, L atau C atau sumber tegangan atau arus ideal) dihubungkan satu sama lain pada ujung-ujungnya dinamakan simpul-simpul (nodes). Untuk mempelajari persamaan simpul dimulai dengan diagram segaris pada gambar 7.2. Diagram reaktansi untuk sistem ditunjukkan pada gambar /21/2009 PS S1 Teknik Elektro 73

74 Persamaan Simpul Diagram reaktansi pada gambar 7.3 ditunjukkan dalam persatuan. Simpul-simpul ditunjukkan dalam titik-titik, Nomor ditunjukkan untuk simpul-simpul besar. Jika rangkaian digambar kembali dengan emf dan impedansi seri yang menghubungkannya ke simpul-simpul besar digantikan dengan sumber arus ekivalen dan admitansi shunt ekivalen, hasilnya adalah seperti gambar 7.4. Nilai admitansi diperlihatkan dalam persatuan menggantikan nilai impedansi. 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 74

75 Persamaan Simpul Notasi subscript tunggal akan dipakai untuk menunjukkan tegangan masing-masing rel (bus) terhadap netral yang diambil sebagai simpul pedoman 0 (reference node). Dengan menerapkan hukum arus Kirchoff pada simpul 1, yaitu arus sumber yang menuju simpul tersebut samadengan arus yang meninggalkannya, diperoleh : simpul 1: simpul 4: Dengan mengatur kembali persamaan2 diatas diperoleh: simpul 1: simpul 4: 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 75

76 Persamaan Simpul Keempat persamaan dalam bentuk matriks adalah : Disebut dengan matriks admitansi rel, Y rel (Y bus ) Matriks ini simetris terhadap diagonal utamanya. Admitansi Y 11, Y 22, Y 33 dan Y 44 dinamakan admitansi sendiri (self admitansi), masing2 sama dengan jumlah semua admitansi yang berujung pada simpul yang ditandai dengan subskrip yang berulang. Admitansi yang lain adalah admitansi bersama (mutual admittance), masing-masing sama dengan jumlah negatif semua admitansi yang dihubungkan langsung antara simpul yang disebutkan menurut subskrip gandanya. Rumus umum untuk arus sumber yang mengalir menuju simpul k suatu jaringan yang mengandung N buah simpul, selain netral adalah: 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 76

77 Contoh Soal 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 77

78 Contoh Soal 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 78

79 Contoh Soal [Y BUS ] -1 [Y BUS ] -1 [Y BUS ] [Z BUS ]=[Y BUS ] -1 Hasil perhitungan : Matriks bujursangkar diatas didapat dengan membalikkan matriks admitansi bus disebut matriks impedansi bus. 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 79

80 Contoh Soal Tegangan simpul adalah : 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 80

81 5.3 Analisa Aliran Daya Metode Gauss Seidel Merupakan metode iterasi yang paling umum digunakan. Asumsikan bahwa diberikan himpunan n persamaan: [A][X] = [C] a 11 x 1 + a 12 x 2 + a 13 x a 1n x n = c 1 a 21 x 1 + a 22 x 2 + a 23 x a 2n x n = c 2 a 31 x 1 + a 32 x 2 + a 33 x a 3n x n = c 3 x 1 = (c 1 -a 12 x 2 -a 13 x 3 - -a 1n x n )/ a 11 x 2 = (c 2 -a 21 x 1 -a 23 x 3 - -a 2n x n )/ a 22 x 3 = (c 3 -a 31 x 1 -a 32 x 2 - -a 3n x n )/ a 33 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 81

82 Persamaan Umum Aliran Daya Daya Masuk Bus = Daya Keluar Bus 1 2 S 1 = S 12 + S 13 P 1 +jq 1 = (P 12 +jq 12 ) + (P 13 +jq 13 ) = V 1 I 12* +V 1 I 13 * = V 1 (I 12* +I 13* ) = V 1 (I 12 +I 13 ) * = V 1 I 1 * (P 1 +jq 1 ) * = (V 1 I 1 * ) * P 1 -jq 1 = V 1 * I 1 3 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 82

83 Persamaan Umum Aliran Daya P 1 jq 1 = V 1 * I 1 P 1 jq 1 = V 1 * (Y 11 V 1 + Y 12 V 2 + Y 13 V 3 + Y 14 V 4 ) P i jq i n * = V i YijV Persamaan Umum j Aliran Daya j= 1 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 83

84 Klasifikasi Bus A. Load Bus (PQ Bus) 1. Terhubung dengan beban 2. P dan Q tetap 3. V dan θ dihitung B. Generator Bus (PV Bus) 1. Terhubung dengan generator 2. P dan V tetap 3. Q dan θ dihitung C. Slack/Swing Bus 1. Terhubung dengan generator 2. V dan θ tetap 3. P dan Q dihitung Slack/Swing Bus P dan Q ditentukan setelah seluruh iterasi terselesaikan. Biasanya slack bus yang digunakan dalam analisa ini jumlahnya hanya satu dan dipilih sebagai bus ke satu atau yang terakhir, yang terhubung dengan generator berkapasitas besar. Konsep Slack Bus ini diperlukan, karena aliran daya kedalam sistem pada setiap bus tidak dapat ditetapkan sampai seluruh iterasi diselesaikan. Karena bus ini berfungsi sebagai referensi, maka sudut fasa tegangannya sama dengan nol. 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 84

85 Contoh Soal 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 85

86 Contoh Soal Base 100 MVA 230 kv At 230 kv 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 86

87 Contoh Soal Table 9.3 Bus data for example 9.2 The Q values of load are calculated from the corresponding P values assuming a power factor of /21/2009 PS S1 Teknik Elektro 87

88 Bus Beban (PQ Bus) Untuk memperbaiki konvergensi, digunakan faktor percepatan α. Umumnya α diset sebesar 1.6 dan tidak lebih dari 2. Bus Generator (PV Bus) Besaran V 4 dikoreksi dengan persamaan: 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 88

89 5.4 Analisa Aliran Daya Metode Newton Raphson Garis Tangen Gambar Metode Newton Raphson Saat y(x) = 0 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 89

90 Contoh soal Hitunglah F(x) = x 3 64 dengan menggunakan metode Newton Raphson Harga awal Maka Proses Iterasi Iterasi ke dua Iterasi pertama 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 90

91 Metode Newton Raphson dengan n Persamaan Misal 2 Persamaan Non Linier adalah sbb: Persamaan Umum: Matriks Jacobian dihitung secara numeri pada titik awal x 1 (0) dan x 2 (0) Matriks Jacobian Sehingga iterasi pertama diselesaikan dengan: 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 91

92 Contoh soal Gunakan Metode Newton Raphson untuk menyelesaikan persamaan berikut: Element Jacobian-nya adalah Jawab. Turunan Parsial adalah Maka Harga awal adalah Hasil iterasi pertama 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 92

93 Contoh soal Perhitungan Iterasi ke-dua Hasil iterasi kedua : Element Jacobian-nya adalah Hasil iterasi ke-3 sampai ke-8 : Maka 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 93

94 Metode Newton Raphson Persamaan aliran daya. Rectangular Form Polar Form Tegangan Bus Admitansi Power Mismatch Hybrid Form 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 94

95 Metode Newton Raphson Dalam bentuk matriks Jacobian correction mismatches 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 95

96 Contoh soal Dari matriks Y BUS = /21/2009 PS S1 Teknik Elektro 96

97 Contoh soal 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 97

98 Contoh soal Elemen Baris ke lima kolom ke 5 Set pada iterasi pertama 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 98

99 Contoh soal Hasil Penyelesaian Aliran Daya Metode Newton Raphson 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 99

100 Tabel A1 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 100

101 Tabel A2 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 101

102 Tabel A3 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 102

103 Jadwal Kuliah Pertemuan ke Hari/Tanggal Materi Pokok Bahasan 6/21/2009 PS S1 Teknik Elektro 103

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saluran Transmisi Saluran transmisi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang berperan menyalurkan daya listrik dari pusat-pusat pembangkit listrik ke gardu induk.

Lebih terperinci

KOMPONEN-KOMPONEN SIMETRIS. A. Sintesis Fasor Tak Simetris dari Komponen-Komponen Simetrisnya

KOMPONEN-KOMPONEN SIMETRIS. A. Sintesis Fasor Tak Simetris dari Komponen-Komponen Simetrisnya Modul Mata Kuliah Proteksi Sistem Tenaga, F. TEKNIK ELEKTRO UNISMA KOMPONEN-KOMPONEN SIMETRIS Pada tahun 1918 salah satu cara yang paling ampuh untuk menangani rangkaian fasamajemuk (poly-phase = berfasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibangkitkan oleh pembangkit harus dinaikkan dengan trafo step up. Hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibangkitkan oleh pembangkit harus dinaikkan dengan trafo step up. Hal ini 2.1 Sistem Transmisi Tenaga Listrik BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem transmisi adalah sistem yang menghubungkan antara sistem pembangkitan dengan sistem distribusi untuk menyalurkan tenaga listrik yang dihasilkan

Lebih terperinci

KOMPONEN SIMETRIS DAN IMPEDANSI URUTAN. toto_sukisno@uny.ac.id

KOMPONEN SIMETRIS DAN IMPEDANSI URUTAN. toto_sukisno@uny.ac.id KOMPONEN SIMETRIS DAN IMPEDANSI URUTAN A. Sintesis Fasor Tak Simetris dari Komponen-Komponen Simetrisnya Menurut teorema Fortescue, tiga fasor tak seimbang dari sistem tiga-fasa dapat diuraikan menjadi

Lebih terperinci

MODEL SISTEM.

MODEL SISTEM. MODEL SISTEM MESIN SEREMPAK KONTRUKSI MESIN SEREMPAK Kedua bagian utama sebuah mesin serempak adalah susunan ferromagnetik. Bagian yang diam, yang pada dasarnya adalah sebuah silinder kosong dinamakan

Lebih terperinci

atau pengaman pada pelanggan.

atau pengaman pada pelanggan. 16 b. Jaringan Distribusi Sekunder Jaringan distribusi sekunder terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar 2.1). Sistem distribusi

Lebih terperinci

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis 24 Diagram Satu Garis Dengan mengasumsikan bahwa sistem tiga fasa dalam keadaan seimbang, penyelesaian rangkaian dapat dikerjakan dengan menggunakan rangkaian 1 fasa dengan sebuah jalur netral sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin sinkron. Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin sinkron yangdigunakan untuk

Lebih terperinci

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

DA S S AR AR T T E E ORI ORI BAB II 2 DASAR DASAR TEORI TEORI 2.1 Umum Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (altenator)

Lebih terperinci

Fasor adalah bilangan kompleks yang merepresentasikan besaran atau magnitude dan fasa fungsi sinusoidal dari waktu. Sebuah rangkaian yang dapat dijelaskan dengan menggunakan fasor disebut berada dalam

Lebih terperinci

PERTEMUAN VIII SISTEM PER UNIT DAN DIAGRAM SEGARIS

PERTEMUAN VIII SISTEM PER UNIT DAN DIAGRAM SEGARIS PERTEMUAN VIII SISTEM PER UNIT DAN DIAGRAM SEGARIS 8.1 UMUM Saluran transmisi tenaga dioperasikan pada tingkat tegangan di mana kilovolt (kv) merupakan unit yang sangat memudahkan untuk menyatakan tegangan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Daya 2.1.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gardu Induk, Jaringan Distribusi, dan Beban seperti yang ditunjukkan Gambar 2.1

BAB II DASAR TEORI. Gardu Induk, Jaringan Distribusi, dan Beban seperti yang ditunjukkan Gambar 2.1 BAB II DASAR TEORI 2.1 UMUM Sistem Tenaga Listrik terdiri dari Pusat Pembangkit, Jaringan Transmisi, Gardu Induk, Jaringan Distribusi, dan Beban seperti yang ditunjukkan Gambar 2.1 di bawah ini. Gambar

Lebih terperinci

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK ) MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK ) BAB I GENERATOR SINKRON (ALTERNATOR) Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin sinkron. Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEOR. Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik Gangguan dapat mengakibatkan kerusakan yang cukup besar pada sistem tenaga listrik. Banyak sekali studi, pengembangan alat dan desain sistem perlindungan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Gambar 1. Diagram Satu Garis Sistem Daya Listrik [2] Gambar 2 menunjukkan bahwa sistem tenaga listrik terdiri dari tiga kelompok jaringan yaitu pembangkitan, transmisi

Lebih terperinci

Transformator (trafo)

Transformator (trafo) Transformator (trafo) ф 0 t Transformator adalah : Suatu peralatan elektromagnetik statis yang dapat memindahkan tenaga listrik dari rangkaian a.b.b (arus bolak-balik) primer ke rangkaian sekunder tanpa

Lebih terperinci

GENERATOR SINKRON Gambar 1

GENERATOR SINKRON Gambar 1 GENERATOR SINKRON Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Energi mekanik diperoleh dari penggerak mula (prime mover)

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB II DASAR TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB II DASAR TEORI 2.1.Studi Aliran Daya Studi aliran daya di dalam sistem tenaga listrik merupakan studi yang penting.studi aliran daya merupakan studi yang mengungkapkan kinerja dan aliran daya (nyata

Lebih terperinci

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang BAB II HARMONISA PADA GENERATOR II.1 Umum Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk menkonversikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolak balik. Arus

Lebih terperinci

BAB II SISTEM SALURAN TRANSMISI ( yang membawa arus yang mencapai ratusan kilo amper. Energi listrik yang

BAB II SISTEM SALURAN TRANSMISI ( yang membawa arus yang mencapai ratusan kilo amper. Energi listrik yang A II ITEM ALUAN TANMII ( 2.1 Umum ecara umum saluran transmisi disebut dengan suatu sistem tenaga listrik yang membawa arus yang mencapai ratusan kilo amper. Energi listrik yang dibawa oleh konduktor melalui

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR 7 BAB II TRANSFORMATOR 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari suatu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1]. BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui gandengan

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II GENERATOR SINKRON BAB II GENERATOR SINKRON 2.1 Pendahuluan Generator arus bolak balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik arus bolak balik. Generator arus bolak balik sering disebut juga sebagai alternator,

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK.

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Arus Bolak-balik RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Dalam pembahasan yang terdahulu telah diketahui bahwa generator arus bolakbalik sebagai sumber tenaga listrik yang mempunyai GGL : E E sinω t Persamaan di atas

Lebih terperinci

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa Pengaruh Perubahan Beban Terhadap Frekuensi dan Tegangan Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri (421 13 019) Ryan Rezkyandi Saputra (421 13 018) Hardina Hasyim (421 13 017) Jusmawati (421 13 021) Aryo Arjasa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING 2.1 Jenis Gangguan Hubung Singkat Ada beberapa jenis gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga listrik antara lain hubung singkat 3 phasa,

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah (DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Static VAR Compensator Static VAR Compensator (SVC) pertama kali dipasang pada tahun 1978 di Gardu Induk Shannon, Minnesota Power and Light system dengan rating 40 MVAR. Sejak

Lebih terperinci

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah Modul 3 Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah 3.1 Definisi Motor Arus Searah Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus searah menjadi tenaga listrik arus

Lebih terperinci

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Generator Sinkron Ahmad Qurthobi, MT. Teknik Fisika Telkom University Ahmad Qurthobi, MT. (Teknik Fisika Telkom University) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) 1 / 35 Outline 1

Lebih terperinci

SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.

SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4. SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.0 Rudi Salman 1) Mustamam 2) Arwadi Sinuraya 3) Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. BAB II TRANSFORMATOR II.1 Umum Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolakbalik dari satu level ke level

Lebih terperinci

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Bagian 9: Motor Sinkron Ahmad Qurthobi, MT. Teknik Fisika Telkom University Outline Pendahuluan Konstruksi Kondisi Starting Rangkaian Ekivalen dan Diagram Fasor Rangkaian

Lebih terperinci

ANALISIS GENERATOR DAN MOTOR = V. SINKRON IÐf SEBAGAI PEMBANGKIT DAYA REAKTIF SISTEM

ANALISIS GENERATOR DAN MOTOR = V. SINKRON IÐf SEBAGAI PEMBANGKIT DAYA REAKTIF SISTEM Sugeng A Karim, Analisis Generator dan Motor Sinkron Sebagai Pembangkit Daya Reaktif Sistem ANALISIS GENERATOR DAN MOTOR = V. SINKRON IÐf (2) SEBAGAI PEMBANGKIT DAYA REAKTIF SISTEM (Drs. Sugeng A. Karim,

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II GENERATOR SINKRON BAB II GENERATOR SINKRON 2.1 Umum Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Energi mekanik diperoleh dari penggerak

Lebih terperinci

STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS

STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS OLEH : PANCAR FRANSCO 2207100019 Dosen Pembimbing I Prof.Dr. Ir. Adi Soeprijanto,

Lebih terperinci

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang BAB 2II DASAR TEORI Motor Sinkron Tiga Fasa Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang putaran rotornya sinkron/serempak dengan kecepatan medan putar statornya. Motor ini beroperasi

Lebih terperinci

1.KONSEP SEGITIGA DAYA

1.KONSEP SEGITIGA DAYA Daya Aktif, Daya Reaktif dan Dan Pasif 1.KONSEP SEGITIGA DAYA Telah dipahami dan dianalisa tentang teori daya listrik pada arus bolak-balik, bahwa disipasi daya pada beban reaktif (induktor dan kapasitor)

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi BAB II GENERATOR SINKRON 2.1. UMUM Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (altenator) merupakan

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI ( APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK FT USU

Lebih terperinci

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron BAB II MTR SINKRN Motor Sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Mesin sinkron mempunyai kumparan jangkar pada stator dan kumparan medan pada rotor.

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK LABORATORIUM TTPL DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2014 PERCOBAAN I BRIEFING PRAKTIKUM Briefing praktikum dilaksanakan hari Selasa

Lebih terperinci

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII gaya F. Jika panjang kawat diperpendek setengah kali semula dan kuat arus diperbesar dua kali semula, maka besar gaya yang dialami kawat adalah. Medan Magnet

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK LABORATORIUM TTPL DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2013 PERCOBAAN I DASAR KELISTRIKAN, LINEARITAS ANALISA MESH DAN SIMPUL I. TUJUAN

Lebih terperinci

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR I.1. MUATAN ELEKTRON Suatu materi tersusun dari berbagai jenis molekul. Suatu molekul tersusun dari atom-atom. Atom tersusun dari elektron (bermuatan negatif), proton

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Sistem Tenaga Listrik Sekalipun tidak terdapat suatu sistem tenaga listrik yang tipikal, namun pada umumnya dapat dikembalikan batasan pada suatu sistem yang lengkap

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

20 kv TRAFO DISTRIBUSI

20 kv TRAFO DISTRIBUSI GENERATOR SINKRON Sumber listrik AC dari Pusat listrik PEMBANGKIT 150 k INDUSTRI PLTA PLTP PLTG PLTU PLTGU TRAFO GI 11/150 k TRAFO GI 150/20 k 20 k 20 k 220 BISNIS RUMAH TRAFO DISTRIBUSI SOSIAL PUBLIK

Lebih terperinci

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA BAB III 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik,. Penelitian dilaksanakan selama dua bulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tinjauan Pustaka Semakin pesatnya pertumbuhan suatu wilayah menuntut adanya jaminan ketersediaannya energi listrik serta perbaikan kualitas dari energi listrik, menuntut para

Lebih terperinci

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik Bahan Ajar Ke Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik 9 Berikut ini akan diuraikan secara lengkap tentang beberapa komponen yang saling berhubungan yang ada pada sistem pembangkit, sistem penyalur, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BB II TINJUN PUSTK Pada penelitian ini yang berjudul Perbandingan nalisa liran Daya dengan Menggunakan Metode lgoritma Genetika dan Metode Newton-Raphson. Dari hasil perbandingan dua metode diatas didapatkan

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA II.1. Umum Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (alternator)

Lebih terperinci

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK Arus bolak-balik atau Alternating Current (AC) yaitu arus listrik yang besar dan arahnya yang selalu berubah-ubah secara periodik. 1. Sumber Arus Bolak-balik Sumber arus bolak-balik

Lebih terperinci

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan 1

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan 1 TOPIK 14 MESIN SINKRON PRINSIP KERJA MESIN SINKRON MESIN sinkron mempunyai kumparan jangkar pada stator dan kumparan medan pada rotor. Kumparan jangkarnya berbentuk sarna dengan mesin induksi. sedangkan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG)

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG) BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG) II.1 Umum Motor induksi tiga phasa merupakan motor yang banyak digunakan baik di industri rumah tangga maupun industri skala besar. Hal ini dikarenakan konstruksi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4 LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4 DOSEN PEMBIMBING : Bp. DJODI ANTONO, B.Tech. Oleh: Hanif Khorul Fahmy LT-2D 3.39.13.3.09 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SATU FASA. Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II MOTOR INDUKSI SATU FASA. Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran BAB II MOTOR INDUKSI SATU FASA II.1. Umum Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan

Lebih terperinci

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN MODUL ISIKA TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. SUMBER TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK Sumber tegangan bolak-balik

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS ANALISIS SISTEM TENAGA LISTRIK

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS ANALISIS SISTEM TENAGA LISTRIK Hal 1 dari 9 MATA KULIAH : ANALISIS SISTEM TENAGA LISTRIK KODE MATA KULIAH : SEMESTER : PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO DOSEN PENGAMPU :DRS. SUKIR, M.T. I. DESKRIPSI MATA KULIAH: Mata kuliah

Lebih terperinci

BAB I DASAR TEORI I. TRANSFORMATOR

BAB I DASAR TEORI I. TRANSFORMATOR BAB I DASAR TEORI I. TRANSFORMATOR Transformator atau trafo adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Tenaga Listrik Sistem Tenaga Listrik dikatakan sebagai kumpulan/gabungan yang terdiri dari komponen-komponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator,

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Induksi Elektromagnet Nama : Kelas/No : / - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS BOLAK-BALIK Induksi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI 1 LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI A. TUJUAN 1. Mempelajari watak kumparan jika dialiri arus listrik searah (DC).. Mempelajari watak kumparan jika dialiri arus listrik bolak-balik

Lebih terperinci

DAYA PADA RANGKAIAN BOLAK-BALIK.

DAYA PADA RANGKAIAN BOLAK-BALIK. DAYA PADA RANGKAAN BOLAK-BALK http://evan.weblog.ung.ac.id KONSEP DASAR DAYA PADA RANGKAAN AC FASA TUNGGAL Daya dalam watt yang diserap oleh suatu beban pada setiap saat sama dengan jatuh tegangan (voltage

Lebih terperinci

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN 39 BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN 3.1 Sistem Distribusi Awalnya tenaga listrik dihasilkan di pusat-pusat pembangkit seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP, dan PLTP dan yang lainnya, dengan tegangan yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: pengaturan, impedansi, amperlilit, potier. 1. Pendahuluan. 2. Generator Sinkron Tiga Fasa

ABSTRAK. Kata Kunci: pengaturan, impedansi, amperlilit, potier. 1. Pendahuluan. 2. Generator Sinkron Tiga Fasa ANALISA PERBANDINGAN METODE IMPEDANSI SINKRON, AMPER LILIT DAN SEGITIGA POTIER DALAM MENENTUKAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR SINKRON DENGAN PEMBEBANAN RESISTIF, INDUKTIF DAN KAPASITIF Hanri Adi Martua Hasibuan,

Lebih terperinci

5 Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA

5 Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik merupakan suatu sistem terpadu yang terbentuk oleh hubungan-hubungan peralatan dan komponen - komponen listrik, seperti generator,

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat BAB II TRANSFORMATOR 2.1 UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkain listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui suatu

Lebih terperinci

FASOR DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASAR RANGKAIAN LISTRIK

FASOR DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASAR RANGKAIAN LISTRIK FASO DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASA ANGKAIAN LISTIK 1. Fasor Fasor adalah grafik untuk menyatakan magnituda (besar) dan arah (posisi sudut). Fasor utamanya digunakan untuk menyatakan gelombang sinus

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1 Umum Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah sangat identik

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa Telah disebutkan sebelumnya bahwa motor induksi identik dengan sebuah transformator, tentu saja dengan demikian

Lebih terperinci

BAB II ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

BAB II ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK 14 BAB II ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK Seperti dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa pada tidak dapat dipisahkan dari penyusunnya sendiri, yaitu berupa elemen atau komponen. Pada bab ini akan dibahas elemen

Lebih terperinci

KONDISI TRANSIENT 61

KONDISI TRANSIENT 61 KONDISI TRANSIENT 61 NAMEPLATE GENERATOR GENERATOR SET SALES MODEL RATING 1000 KVA 800 KW 0.8 COSΦ 50 HZ CONTINUOUS XXX PRIME STANDBY STANDBY GENERATOR DATA 3 PHASE 12 WIRE XXX WYE DELTA CONNECTION XXX

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik Nama : Gede Teguh Pradnyana Yoga NIM : 1504405031 No Absen/ Kelas : 15 / B MK : Teknik Tenaga Listrik PRINSIP KERJA MOTOR A. Pengertian Motor Listrik Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis

Lebih terperinci

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2 ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2 Arus bolak-balik adalah arus yang arahnya berubah secara bergantian. Bentuk arus bolakbalik yang paling sederhana adalah arus sinusoidal. Tegangan yang mengalir

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mengubah suatu nilai arus maupun tegangan (energi listrik AC) pada satu rangkaian listrik atau lebih ke rangkaian listrik

Lebih terperinci

09. Pengukuran Besaran Listrik JEMBATAN ARUS BOLAK BALIK

09. Pengukuran Besaran Listrik JEMBATAN ARUS BOLAK BALIK 09. Pengukuran Besaran Listrik JEMBATAN ARUS BOLAK BALIK 9.1 Pendahuluan Jembatan arus bolak balik bentuk dasarnya terdiri dari : - empat lengan jembatan - sumber eksitasi dan - sebuah detektor nol Pada

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI DAN PENGUKURAN LISTRIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS INDONESIA MODUL I [ ] 2012 PENGUKURAN ARUS, TEGANGAN, DAN DAYA LISTRIK

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik 1 Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber

Lebih terperinci

Mesin Arus Bolak Balik

Mesin Arus Bolak Balik 1 Mesin Arus Bolak balik TE091403 Part 0 : PENDAHULUAN Institut Teknologi Sepuluh Nopember August, 2012 Informasi dan Letak mata Kuliah 2 TE091403 : Mesin Arus Bolak balik TE091403 : Alternating Current

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya. BAB II TRANSFORMATOR II.. Umum Transformator merupakan komponen yang sangat penting peranannya dalam sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik elektromagnetis statis yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah (DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah

Lebih terperinci

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN Distribusi Tenaga Listrik Ahmad Afif Fahmi 2209 100 130 2011 REGULASI TEGANGAN Dalam Penyediaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi Sistem distribusi merupakan keseluruhan komponen dari sistem tenaga listrik yang menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar (seperti gardu transmisi)

Lebih terperinci

Mesin Arus Bolak Balik

Mesin Arus Bolak Balik Teknik Elektro-ITS Surabaya share.its.ac.id 1 Mesin Arus Bolak balik TE091403 Institut Teknologi Sepuluh Nopember August, 2012 Teknik Elektro-ITS Surabaya share.its.ac.id ACARA PERKULIAHAN DAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke

BAB II TRANSFORMATOR. dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke BAB II TRANSFORMATOR II.1. Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik

Lebih terperinci

BAB III TAPPING DAN TAP CHANGER 3.1 Penentuan Jumlah Tap Pusat-pusat pembangkit tenaga listrik berada jauh dari pusat beban, hal ini mengakibatkan kerugian yang cukup besar dalam penyaluran daya listrik.

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM GENERATOR INDUKSI TEREKSITASI SENDIRI (SELF-EXCITED INDUCTION GENERATOR (SEIG))

PEMODELAN SISTEM GENERATOR INDUKSI TEREKSITASI SENDIRI (SELF-EXCITED INDUCTION GENERATOR (SEIG)) PEMODELAN SISTEM GENERATOR INDUKSI TEREKSITASI SENDIRI (SELF-EXCITED INDUCTION GENERATOR (SEIG)) A.Y. Erwin Dodu 1 1 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tadulako Jl. Sukarno-Hatta Palu,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mesin listrik yang mengubah energi listrik pada arus searah (DC) menjadi energi

BAB II DASAR TEORI. mesin listrik yang mengubah energi listrik pada arus searah (DC) menjadi energi BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum (1,2,4) Secara sederhana motor arus searah dapat didefenisikan sebagai suatu mesin listrik yang mengubah energi listrik pada arus searah (DC) menjadi energi gerak atau energi

Lebih terperinci

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) 1. 1. SISTEM TENAGA LISTRIK 1.1. Elemen Sistem Tenaga Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui

Lebih terperinci

Rangkuman Materi Teori Kejuruan

Rangkuman Materi Teori Kejuruan Rangkuman Materi Kejuruan Program Keahlian Teknik Elektronika Industri 2. SK : Dasar-Dasar Kelistrikan a. Besaran Pokok dan Turunan Besaran Pokok Kuantitas Satuan Dasar Simbol Panjang Massa Waktu Arus

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PEMAKAIAN REAKTOR SHUNT GITET UNGARAN DALAM MENGKOMPENSIR DAYA REAKTIF SUTET 500 KV UNGARAN BANDUNG SELATAN

EFEKTIFITAS PEMAKAIAN REAKTOR SHUNT GITET UNGARAN DALAM MENGKOMPENSIR DAYA REAKTIF SUTET 500 KV UNGARAN BANDUNG SELATAN EFEKTIFITAS PEMAKAIAN REAKTOR SHUNT GITET UNGARAN DALAM MENGKOMPENSIR DAYA REAKTIF SUTET 500 KV UNGARAN BANDUNG SELATAN M.Toni Prasetyo 1) dan Andika Akhmad 2) 1,2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK Motor induksi Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah

Lebih terperinci

BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA

BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA Jaringan listrik yang disalurkan oleh PLN ke konsumen, merupakan bagian dari sistem tenaga listrik secara keseluruhan. Secara umum, sistem tenaga listrik terdiri dari

Lebih terperinci

ANALISIS PEHITUNGAN RUGI-RUGI DAYA PADA GARDU INDUK PLTU 2 SUMUT PANGKALAN SUSU DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SIMULASI ELECTRICAL TRANSIENT ANALYZER

ANALISIS PEHITUNGAN RUGI-RUGI DAYA PADA GARDU INDUK PLTU 2 SUMUT PANGKALAN SUSU DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SIMULASI ELECTRICAL TRANSIENT ANALYZER ANALISIS PEHITUNGAN RUGI-RUGI DAYA PADA GARDU INDUK PLTU SUMUT PANGKALAN SUSU DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SIMULASI ELECTRICAL TRANSIENT ANALYZER Asri Akbar, Surya Tarmizi Kasim Konsentrasi Teknik Energi

Lebih terperinci