3. Yang bukan merupakan tugas dari Jurusita Pajak adalah. A. Memberitahukan Surat Paksa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "3. Yang bukan merupakan tugas dari Jurusita Pajak adalah. A. Memberitahukan Surat Paksa"

Transkripsi

1 1. Ian Antono, seorang Sarjana Ekonomi yang lulus kuliah S1 pada tahun Mulai bulan Maret 2012, Ian Antono diterima bekerja pada PT.Komat Kamit dengan gaji dan tunjangan tiap bulan Rp Tanggal 1 April 2012 Ian Antono melangsungkan pernikahan dengan pujaan hatinya. Kapankah Ian Antono paling lambat mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP? A. 31 Maret 2012 B. 30 April 2012 C. 31 Desember 2012 D. 31 Januari 2012 Jawaban ( B ) Pasal 2 ayat (5) PMK 73/PMK.03/2012 Jika jumlah penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak menjalankan Usaha atau tidak melakukan pekerjaan bebas sampai dengan suatu bulan yang disetahunkan telah melebihi PTKP, Wajib Pajak tersebut wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP paling lama pada akhir bulan berikutnya. Pasal 7 ayat (2) UU No.36 Tahun 2008 : Penghitungan besarnya PTKP ditentukan menurut keadaan Wajib Pajak pada awal tahun atau pada awal bagian tahun pajak. 2. Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan Usaha atau pekerjaan bebas dapat diberikan pengembalian pendahuluan Kelebihan Pajak Penghasilan apabila memenuhi persyaratan berikut, kecuali A. Jumlah peredaran Usaha yang tercantum dalam SPT Tahunan Pajak Penghasilan paling banyak Rp B. Jumlah Lebih Bayar menurut SPT Tahunan PPh Kurang dari Rp C. Jumlah Lebih Bayar menurut SPT Tahunan PPh paling banyak 0.5% dari peredaran usaha. D. Telah terdaftar sebagai Wajib Pajak sekurang-kurangnya 2 Tahun. Jawaban (D) Pasal 2 Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-40/PJ/2009 : Wajib Pajak orang pribadi sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 huruf B yang dapat diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak adalah Wajib Pajak orang pribadi yang menyelenggarakan pembukuan dengan : a) Jumlah peredaraan usaha yang tercantum dalan SPT Tahunan PPh paling banyak sama dengan batasan peredaraan usaha Wajib Pajak Orang Pribadi yang diperbolehkan menghitung penghasilan netto dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Netto b) Jumlah lebih bayar menurut SPT Tahunan PPh : Kurang dari Rp ,- atau paling banyak 0.5% dari jumlah peredaraan usaha sebagaiman dimaksud huruf a) Pasal 14Ayat (2) UU No.36 Tahun 2008 : Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang peredaraan brutonyadalam 1 tahun kurang dari Rp , boleh menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto 3. Yang bukan merupakan tugas dari Jurusita Pajak adalah. A. Memberitahukan Surat Paksa

2 B. Melaksanakan Penyitaan C. Melaksanakan Penyanderaan D. Mengusulkan Pencegahan Jawaban (D) Pasal 5 Ayat (1) UU No.19 Tahun 2000 Juru Sita Pajak Bertugas : Melaksanakan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus Memberitahukan Surat Paksa Melaksanakan Penyitaan atas barang Penanggung Pajak berdasarkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan Melaksanakan Penyanderaan berdasarkan Surat Perintah Penyanderaan. 4. CV. Urak Arik menerima Surat Keputusan Keberatan pada tanggal 10 Juli Tanggal berapakah paling lambat CV.Urak Arik masih dapat mengajukan banding ke Pengadilan Pajak? A. 9 Agustus 2012 B. 10 September 2012 C. 9 Oktober 2012 D. 10 Januari 2013 Jawaban (C) Pasal 27 ayat (3) UU No.16 Tahun 2009 : Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan tertulis dalam bahasa Indonesia dengan alasan yang jelas paling lama 3 bulan sejak Surat Keputusan Keberatan diterima dan dilampiri dengan salinan Surat Keputusan Keberatan tersebut. 5. Surat Keputusan Pembetulan ditertibkan dalam hal-hal sebagai berikut, kecuali.. A. Membetulkan kesalahan tulis B. Membetulkan kesalahan hitung C. Membetulkan putusan banding yang salah tulis D. Membetulkan kekeliruan penerapan ketentuan tertentu. Jawaban (C) Dasar hukum: Pasal 16 ayat (1) UU No.16 Tahun 2009 : Atas permohonan Wajib Pajak atau karena jabatan, Direktur Jenderal Pajak dapat membetulkan yang dalam penerbitanya terdapat kessalahan tulis, kesalahan hitung, dan atau kekeliruan penerapan ketentuan dalam peraturan perundang-perundang perpajakan. 6. Untuk Kepentingan penerimaan Negara, atas permintaan Menteri Keuangan, Jaksa Agung dapat menghentikan penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan paling lama dalam jangka waktu 6 bulan sejak tanggal Surat Permintaan. Penghentian Penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan tersebut hanya dilakukan setelah Wajib Pajak melunasi utang pajak yang tidak atau kurang bayar atau yang tidak seharusnya dikembalikan dan ditambah dengan sanksi administrasi berupa denda sebesar 4 kali jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar, atau yang tidak seharusnya dikembalikan dengan syarat A. Perkara Pidana tersebut belum dilimpahkan ke pengadilan B. Perkara Pidana tersebut belum diputuskan oleh pengadilan C. Perkara Pidana tersebut belum disidangkan oleh pengadilan

3 D. Perkara Pidana tersebut disidak oleh PPNS dilingkungan Direktorat Jenderal Pajak. Jawaban (A) Penjelasan pasal 44b ayat 1 UU No.16 Tahun 2009 : Untuk kepentingan penerimaan Negara, atas permintaan Menteri Keuangan, Jaksa Agung dapat menghentikan penyidikan tindak pidana perpajakan sepanjang perkara tersebut belum dilimpahkan ke Pengadilan. 7. Dalam hal dilakukan pemeriksaan atas kewajiban perpajakan Wajib Pajak Patuh ( Golden Taxpayers) yang memperoleh pengembalian pendahuluan kelebihan pajak diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, maka kekurangan pembayaran pajak ditambahkan dengan A. Sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50% dari kekurangan pajak B. Sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% dari jumlah kekurangan pembayaran pajak. C. Sanksi administrasi berupa denda sebesar 100% dari jumlah kekurangan pembayaran pajak D. Sanksi administrasi berupa bunga sebesar 100% dari jumlah kekurangan pembayaran pajak. Jawaban (B) Pasal 17C ayat (5) : Apabila berdasarkan pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat Ketetapan Kurang Bayar, jumlah kekurangan pajak ditambahka dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% dari jumlah kekurangan pembayaran pajak. 8. Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapat membatalkan hasil pemeriksaan pajak atau Surat Ketetapan Pajak dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan : A. Tanpa penyampaian Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan. B. Wajib Pajak menolak untuk diperiksa C. Wajib Pajak menolak memberikan dokumen yang diminta D. Semua Jawaban salah Jawaban ( A ) Pasal 36 ayat (1) UU No. 16 Tahun 2009 : Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau karena permohonan Wajib Pajak dapat : Membatalkan hasil pemeriksaan atau Surat Ketetapan Pajak dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tanpa Penyampaian surat pemberitahukan hasil pemeriksaan atau pembahasan akhir hasil pemeriksaan dengan wajib pajak. 9. Wajib Pajak menerima SKPKB sebesar Rp ,- yang diterbitkan tanggal 5 Januari 2012 dengan batas akhir pelunasan tanggal 4 Februari Wajib Pajak diperbolehkan untuk mengangsur pembayaran pajak dalam jangka waktu 6 bulan dengan jumlah tetap sebesar Rp setiap bulan.sanksi adnministrasi berupa bunga untuk setiap angsurang dihitung sebagai berikut : A. Angsuran ke-1 : 2% X ,- dan angsuran ke-2 : 2% X Rp B. Angsuran ke-1 : 2% X ,-dan angsuran ke-2 : 2% X Rp C. Angsuran ke-1 : 2% X ,-dan angsuran ke-2 : 4% X Rp D. Angsuran ke-1 : 2% X ,-dan angsuran ke-3 : 2% X Rp

4 Jawaban ( D ) Penjelasan Pasal 19 ayat (2) UU No.16 Tahun 2009 : Angsuran ke-1 : 2% X Rp = Angsuran ke-2 : 2% X (Rp )= Angsuran ke-3 : 2% X ( Rp ) = Diketahui harga lelang atas barang sitaan berupa mobil yang dilakukan oleh Jurusita berhasil dijual oleh Juru Lelang seharga Rp , Berapakah Utang Pajak yang dapat dikurangkan dari hasil lelang tersebut?...untuk diketahui setiap penjualan secara lelang, bagi penjual maupun pembeli dikenakan bea lelang masing-nasing 1 % dari hasil lelang, biaya pelaksanaan surat paksa Rp ,-, biaya surat perintah melakukan penyitaan Rp ,- biaya iklan Rp ,-, Insentif jurusita 1% dari hasil lelang, biaya lain-lain Rp ,- Tunggakan pajak yang dapat dikurangkan adalah sebesar : A. Rp B. Rp C. Rp D. Rp Jawaban ( A ) Dasar Hukum Pasal 1 angka 13 UU PPSP : Biaya Penagihan Pajak adalah biaya pelaksanaan surat paksa, surat perintah melaksanakan penyitaan, pengumuman lelang, pembatalan lelang, jasa penilai dan biaya lainnya sehubungan dengan penagihan pajak. Hasil Lelang Rp Biaya Penagihan Pajak Bea lelang (1%) Rp Surat Paksa Rp SPMP Rp Iklan Rp Insentif Rp Lain-lain Rp Total Rp Utang Pajak Rp Tindakan yang dapat dilakukan oleh Jurusita Pajak apabila Wajib Pajak / Penanggung Pajak tidak mau menerima Surat Paksa yang disampaikan adalah : A. Memaksa Wajib Pajak untuk menerima Surat Paksa B. Membawa Kembali Surat Paksa ke Kantor Pelayanan Pajak C. Menempelkan Surat Paksa di papan pengumuman KPP D. Meninggalkan Surat Paksa tersebut ditempat Wajib Pajak / Penanggung Pajak Jawaban ( D ) Pasal 10 Angka 11 UU PPSP : Dalam hal Penanggung Pajak yang dimaksud ayat (3) dan (4) menolak untuk menerima Surat Paksa, Jurusita Pajak meninggalkan Surat Paksa dimaksud dan mencatatnya dalam berita acara bahwa Penanggung Pajak tidak mau menerima Surat Paksa, dan Surat Paksa dianggap telah diberitahukan.

5 12. Pihak yang berwenang mengeluarkan keputusan pencegahan dalam rangka penagihan pajak adalah : A. Kepala Kantor Pelayanan Pajak B. Direktur Jenderal Pajak C. Menteri Keuangan D. Kepala Kantor Imigrasi Jawaban ( C ) Pasal 30 ayat (1) UU PPSP : Pencegahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 29 hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan pencegahan yang diterbitkan oleh Menteri Keuangan atas permintaan Pejabat atau atasan Pejabat yang bersangkutan. 13. Wajib pajak yang melakukan upaya Keberatan dan kemudian Banding atas Utang Pajak Tahun 2010 yang akhirnya seluruh Banding Wajib Pajak ditolak maka terhadap Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi bunga : A. Denda sebesar 50% B. Denda sebesar 50% dan 100% C. Denda sebesar 100% D. Bunga penagihan sebesar 2% per bulan Jawaban ( C ) Dasar Hukum Pasal 27 UU No.16 Tahun Untuk Tahun pajak 2010, SKPKB sebesar Rp ,- diterbitkan terhadap PT.XYZ. Dalam pembahasan akhir Wajib Pajak hanya menyetujui sebesar Rp ,- dan telah melunasinya.direktur Jenderal Pajak menyetujui sebagaian keberatan Wajib Pajak dengan jumlah pajak yang masih harus dibayar menjadi sebesar Rp ,-.Terhadap Surat Keputusan Keberatan tersebut Wajib Pajak tidak menggunakan banding maka atas Wajib Pajak tersebut dikenai sanksi sesuai dengan Pasal 25 ayat (9) sebesar : A. Rp B. Rp C. Rp D. Rp Jawaban ( A ) Pasal 25 ayat (9) UU No.16 Tahun 2009 : Dalam hal keberatan Wajib Pajak ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi berupa denda sebesar 50% dari jumlah pajak berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan 50% X ( )= Rp Apakah aturan dalam Undang-undang Pengadilan Pajak yang menyatakan salah satu syarat dalam mengajukan banding adalah melunasi pajak terhutang sebesar 50% saat ini masih berlaku? A. Dengan terbitnya UU KUP yang baru syarat tersebut menjadi tidak berlaku B. Masih tetap berlaku sampai saat ini C. Kadang berlaku kadang tidak berlaku D. Semua pernyataan benar

6 Jawaban ( A ) SOAL USKP B Mata Ujian KUP, PPSP, PP Periode Juni Tahun PT.Dika Menerima pemberitahuan dari Dirjen Pajak bahwa permohonan keberatan atas SKPKB-nya tidak dapat dipertimbangkan karena disampaikan melewati jangka waktu yang telah ditentukan. Upaya hukum dapat dilakukan PT.Dika berkaitan dengan keberatan atas SKPKB-nya adalah a. Mengajukan Gugatan b. Mengajukan Banding c. Mengajukan Peninjauan Kembali d. Mengajukan Permohonan Pembatalan. Jawaban ( d ) Pasal 36 ayat (1) huruf b UU KUP Dirjen Pajak karena jabatan atau atas permohonan wajib pajak dapat mengurangkan atau membatalkan SuratKetetapan Pajak yang tidak benar Maka Upaya Hukum yang dapat dilakukan PT.Dika apabila permohonan keberatan atas SKPKB-nya tidak dapat dipertimbangkan karena tidak memenuhi syarat formal adalah mengajukan Permohonan Pembatalan SKP yang tidak benar. 2. Berdasarkan hasil penelitian SPT PPh Badan PT.Rubi untuk tahun 2011 yang dissampaikan tanggal 30 April 2012 dengan PPh Pasal 29 sebesar Rp ditemukan adanya kesalahan hitung yang menyebabkan kekurangan pembayaran PPh pasal 29 sebesar Rp Untuk menagih kekurangan pembayaran pajak tersebut produk hukum yang diterbitkan tanggal 10 Juli 2012 adalah. a. SKPKB dengan sanksi administrasi berupa bunga 6% b. SKPKB dengan sanksi administrasi berupa bunga 14% c. STP dengan sanksi administrasi berupa bunga 6% d. STP dengan sanksi administrasi berupa bunga 14% Jawaban ( c ) Pasal 14 ayat (1) huruf b UU KUP Dirjen Pajak dapat menerbitkan Surat Tagihan Pajak apabila : b. dari hasil penelitian terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis dan/atau salah hitung Pasal 14 ayat (3) UU KUP : Jumlah kekurangan pajak yang terhutang dalam Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% per bulan untuk paling lama 24 bulan, dihitung sejak saatnya terhutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak sampai dengan diterbitkanya Surat Tagihan Pajak. 3. Kasus dibawah ini termasuk dalam pengertian Sengketa Pajaksebagaimana diatur dalam Undang-undang Pengadilan Pajak, Kecuali.. a. Sengketa yang timbul akibat dilaksanakanya SK Pembetulan b. Sengketa yang timbul akibat dilakukanya penyanderaan c. Sengketa yang timbul akibat pengumuman lelang d. Sengketa yang timbil akibat dilakukanya penyitaan Jawaban ( b ) Pasal 1 angka 5 UU Pengadilan Pajak

7 Sengketa Pajak adalah sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara wajib pajak atau penanggung pajak dengan pejabat yang berwenang sebagai akibat dilkeluarkanya keputusan yang dapat diajukan Banding atau Gugatan kepada pengadilan pajak berdasarkan Undang-undang Perpajakan, termasuk Gugatan atas pelaksanaan penagihan berdasarkan UU PPSP 4. Terhadap PT XYZ telah dilakukan pemeriksaan dan diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar ( SKPKB ) untuk tahun pajak 2009.Sampai dengan jatuh tempo pembayaran PT.XYZ tidak melakukan pembayran karena kesulitan likuiditas. KPP tempat wajib pajak terdaftar melakukan penagihan terhadap PT.XYZ dapat diterbitkan STP Bunga penagihan yang dihitung. a. Dari tanggal jatuh tempo s.d tanggal diterbitkanya STP maksimal 24 bulan b. Dari tanggal jatuh tempo s.d tanggal diterbitkanya STP maksimal 10 tahun sejak tanggal SKP c. Dari tanggal jatuh tempo s.d tanggal diterbitkanya STP maksimal 5 tahun sejak tanggal jatuh tempo d. Jawaban a, b, dan c Salah Jawaban ( d ) Pasal 19 ayat (1) UU KUP Apabila SKPKB, SKPKBT, SK Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banding atau Putusan PK, yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah, pada saat jatuh tempo pelunasan tidak atau kurang dibayar, atas jumlah yang tidak atau kurang dibayar itu dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % per bulan untuk seluruh masa, yang dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal pelunasan atau tanggal diterbitkanya Surat Tagihan Pajak, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 bulan. 5. PT.XYZ merupakan wajib pajak dengan criteria tertentu telah menyampaikan SPT Masa PPN bulan Maret 2012 pada tanggal 20 April 2012, dengan informasi sebagai berikut : Pajak Keluaran Rp Pajak Masukan yang dapat dikreditkan Rp Kelebihan Pembayaran Pajak Rp Apabila atas kelebihan pembayaran pajak tersebut diminta pengembalian (restitusi ) maka terhadap PT.XYZ dapat diterbitkan.. a. SKPPKP dalam jangka waktu paling lama 1 bulan sejak diterima permohonan dan setelah dilakukan penelitian b. SKPPKP dalam jangka waktu paling lama 3 bulan sejak diterima permohonan dan dilakukan penelitian c. SKPLB dalam jangka waktu paling lama 1 bulan sejak diterima permohonan dan telah dilakukan pemeriksaan kantor d. SKPLB dalam jangka waktu paling lama 3 bulan sejak diterima permohonan dan telah dilakukan pemeriksaan kantor Jawaban ( a ) Pasal 17C Ayat (1) UU KUP Dirjen Pajak setelah melakukan penelitian atas permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dari wajib pajak dengan criteria tertentu, menerbitkan Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak paling lama 3 bulan sejak permohonan diterima secara lengkap untuk Pajak Penghasilan dan paling lama 1 bulan untuk PPN 6. Dirjen Pajak ( Pemeriksa Pajak ) melakukan pemeriksaan Pajak terhadap PT.XYZ berdasarkan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak (SP3) tertanggal 16 Juni Pemeriksaan tersebut dilakukan atas hak dan kewajiban wajib pajak untuk tahun Atas permintaan DJP,

8 Wajib pajak menyerahkan seluruh berkas yang diminta. Selanjutnya DJP menerbitkan SKPKB pada tanggal 14 Februari 2012 sebesar Rp kemudian diketahui bahwa dalam pemeriksaan tidak dilakuka pembahasan akhir dengan wajib pajak, dengan demikian DJP dapat.. a. Menghapuskan SKPKB yang tidak benar karena dalam penerbitannya tidak dilakuka pembahasan akhir b. Mengurangi SKPKB yang tidak benar karena dalam penerbitanya tidak dilakukan pembahasan akhir dengan WP c. Membatalkan SKPKB karena dalam penerbitanya tidak dilakukan pembahasan akhir dengan WP d. Jawaban a, b, dan c benar Jawaban ( c ) Pasal 36 ayat (1) huruf d UU KUP Dirjen Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapat membatalkan hasil pemeriksaan pajak atau Surat Ketetapan Pajak dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tanpa Penyampaian Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP) atau Pembahasan Akhir hasil pemeriksaan dengan Wajib Pajak. 7. Wajib Pajak yang mengajukan pembetulan Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) untuk tahun pajak 2009 yang diterbitkan pada tanggal 11 November 2013 dan mengakibatkan kelebihan pembayaran pajak sebesar Rp , maka atas kelebihan pajak tersebut dikembalikan a. Dan diberikan pengurangan sanksi administrasi berupa bunga dan denda b. Tidak diberikan imbalan bunga karena produk hukum yang diterbitkan adalah Surat Ketetapan Pajak Nihil c. Ditambah dengan imbalan bunga sebesar 2% per bulan untuk paling lama 24 bulan d. Tidak diberikan imbalan bunga karena yang diberikan imbalan bunga hanya kelebihan pembayaran pajak sebagai akibat keberatan, banding atau peninjauan kembali ke Mahkamah Agung Jawaban ( c ) Pasal 27A UU KUP Ayat (1) ; Apabila pengajuan keberatan, permohonan banding, atau permohonan peninjauan kembali dikabulkan sebagian atau seluruhnya, selama pajak yang masih harus dibayar sebagaimana dimaksud dalam SKPKB,SKPKBT,SKPN,SKPLB yang telah dibayar menyebabkan kelebihan pembayaran pajak, kelebihan pembayaran dimaksuddikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% per bulan untuk paling lama 24 bulan 8. Liem Bhan Piet adalah seorang Warga Negara Indonesia yang berdomisili di Surakarta, tetapi yang bersangkutan terdaftar sebagai Wajib Pajak di KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi.Kasus tersebut terjadi karena.. a. Liem Bhan Piet merupakan Wajib Pajak orang pribadi yang mempunyai penghasilan sangat besar b. Liem Bhan Piet merupakan wajib pajak orang pribadi yang berdasarkan Undang-undang KUP harus terdaftar di KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi karena mempunyai penghasilan sangat besar c. Liem Bhan Piet merupakan wajib pajak orang pribadi yang mempunyai penghasilan sangat besar dan tempat usahanya berkedudukan di wilayah KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi d. Liem Bhan Piet merupakan wajib pajak orang pribadi yang ditetapkan Direktur Jenderal Pajak terdaftar di KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi Jawaban ( d ) Pasal 2 ayat (3) Huruf a UU KUP

9 Dirjen Pajak dapat menetapkan : tempat pendaftaran dan atau tempat pelaporan usaha selain yang ditetapkan pada ayat (1) dan ayat (2) 9. Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap Surat Pemberitahuan TahunanPajak Penghasilan PT.Tam Yam untuk tahun pajak 2009, kemudian diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar tertanggal 11 November Jumlah pajak yang masih harus dibayar dalam SKPKB tersebut adalah Rp Dalam pembahasan akhir, wajib pajak hanya menyetujui besarnya jumlah pajak yang seharusnya dikenakan adalah sebesar Rp pada tanggal 1 Desember 2012, Wajib pajak mengajukan keberatan ke Direktur Jenderal Pajak terhadap jumlah SKPKB tersebut. Sampai dengan saat wajib pajak mengajukan keberatan, wajib pajak tidak membayar sedikitpun dalam SKPKB tersebut.oleh karena itu. a. Keberatan Wajib Pajak memenuhi persyaratan Formal tetapi tidak memenuhi persyaratan materiil b. Keberatan Wajib Pajak tidak memenuhi persyaratan Formal c. Memenuhi persyaratan formal dan materiil d. Tidak memenuhi persyaratan formal dan materiil Jawaban ( b ) Pasal 25 Ayat (3a) Dalam hal wajib pajak mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak, wajib pajak wajib melunasi pajak yang masih harus dibayar paling sedikit sejumlah yang telah disetujui wajib pajak dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, sebelum surat keberatan disampaikan. 10. PT.XYZ menerima Surat Keputusan Keberatan yang mengakibatkanpajak yang masih harus dibayar sebesar Rp diterbitkan pada tanggal 1 Juni 2012.Berdasarkan UU KUP, batas akhir pelunasan Surat Keputusan Keberatan tersebut paling lama adalah pada tanggal.. a. 30 juni 2012 b. 31 Juli 2012 c. 1 Juli 2012 d. 2 Juli 2012 Jawaban ( a ) Pasal 9 ayat (3) UU KUP Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, harus dilunasi dalam jangka waktu 1 bulan sejak tanggal diterbitkan. 1. Apa yang harus dilakukan seorang wanita kawin terkait dengan kewajiban NPWP yang memiliki penghasilan sendiri, jika a. Telah memiliki NPWP sebelum kawin; Jawaban: Terhadap NPWP Wanita Kawin tersebut, harus diajukan penghapusan. b. Belum memilikin NPWP tetapi hidup terpisah berdasarkan putusan hakim; Jawaban: Wanita Kawin tersebut harus mengajukan permohonan NPWP, dimana hak dan kewajiban perpajakannya terpisah dengan suami. c. Belum memiliki NPWP tetapi mengadakan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta; Jawaban: Wanita Kawin tersebut harus mengajukan permohonan NPWP, dimana hak dan kewajiban perpajakannya terpisah dengan suami. d. Belum memiliki NPWP, tidak hidup terpisah berdasarkan putusan hakim, tidak mengadakan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta tetapi ingin melaksanakan hak & kewajiban perpajakan sendiri (terpisah dari suami);

10 Jawaban: Wanita Kawin tersebut harus mengajukan permohonan NPWP, dimana hak dan kewajiban perpajakannya terpisah dengan suami. e. Hidup terpisah berdasarkan putusan hakim, atau mengadakan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta, atau ingin melaksanakan hak & memenuhi kewajiban perpajakan sendiri (terpisah dari suami) tetapi telah memiliki NPWP sebelum kawin. Jawaban: Wanita Kawin tersebut tidak perlu mendaftarkan lagi ke KPP (Kantor Pelayanan Pajak), dan wajib melaporkan pajaknya sendiri, terpisah dari suami. 2. Tanggal berapa SPT-SPT dibawah ini paling lambat harus dilaporkan dan sanksi apa/ berapa jika terlambat? a. SPT Tahunan PPh Badan Tahun Pajak 2012; Jawaban: Batas waktu pelaporan adalah 4 bulan setelah akhir tahun pajak = 30 April 2013, apabila terlambat dikenakan denda/ sanksi administrasi Rp ,- b. SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Tahun Pajak 2012; Jawaban: Batas waktu pelaporan adalah 3 bulan setelah akhir tahun pajak = 31 Maret 2013, apabila terlambat dikenakan denda/ sanksi administrasi Rp ,- c. SPT Masa PPh Pasal 21 Masa Pajak Januari 2013; Jawaban: Batas waktu pelaporan adalah tanggal 20 bulan berikutnya = 20 Februari 2013, apabila terlambat dikenakan denda/ sanksi administrasi Rp ,- d. SPT Masa PPh Pasal 23 Masa Pajak Januari 2013; Jawaban: Batas waktu pelaporan adalah tanggal 20 bulan berikutnya = 20 Februari 2013, apabila terlambat dikenakan denda/ sanksi administrasi Rp ,- e. SPT Masa PPN Masa Pajak Januari Jawaban: Batas waktu pelaporan adalah akhir bulan berikutnya = 28 Februari 2013, apabila terlambat dikenakan denda/ sanksi administrasi Rp ,- 3. Produk hukum apa yang akan Wajib Pajak terima dan apa sanksi (jika ada) atas kasuskasus dibawah ini: a. Berdasarkan hasil pemeriksaan jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang telah dibayar lebih besar daripada jumlah pajak yang terutang; Jawaban: Diterbitkan SKPLB (Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar), terhadap kasus ini tidak ada sanksi yang diberikan >> Pasal 17 ayat 1 UU KUP. b. Berdasarkan hasil pemeriksaan jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar sama dengan jumlah pajak yang terutang; Jawaban: Diterbitkan SKPN (Surat Ketetapan Pajak Nihil), terhadap kasus ini tidak ada sanksi yang diberikan >> Pasal 17A UU KUP. c. Berdasarkan hasil pemeriksaan terdapat kurang bayar atas SPT Masa PPN yang disampaikan lewat jangka waktu yang ditentukan dalam surat tegoran; Jawaban: Diterbitkan SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar), terhadap kasus ini dikenakan sanksi berupa bunga sebesar 2 % sebulan (maksimal 24 bulan) dari jangka waktu yang telah lewat berdasarkan surat tegoran >> Pasal 13 ayat 2 UU KUP. d. Berdasarkan hasil pemeriksaan tidak menyelenggarakan pembukuan (Pasal 28 dan 29 KUP) atas SPT PPh Badan; Jawaban: Diterbitkan SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar), terhadap kasus ini dikenakan sanksi berupa kenaikan sebesar 100 % >> Pasal 13 ayat 3c UU KUP. e. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, tetapi tidak membuat Faktur Pajak; Jawaban: Diterbitkan STP (Surat Tagihan Pajak), terhadap kasus ini dikenakan sanksi berupa denda sebesar 2 % x DPP (Dasar Pengenaan Pajak) >> Pasal 14 ayat 4 UU KUP. f. Dilakukan pemeriksaan ulang karena Data baru termasuk data yang semula belum terungkap yang mengakibatkan penambahan jumlah pajak yang terutang.

11 Jawaban: Diterbitkan SKPKBT (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan), terhadap kasus ini: - Apabila dilakukan tindakan pemeriksaan dalam rangka penerbitan SKPKBT, maka dikenakan sanksi berupa kenaikan sebesar 100%. - Apabila melalui keterangan tertulis dari Wajib Pajak atas kehendak sendiri dengan syarat DJP (Direktorat Jenderal Pajak) belum mulai melakukan tindakan pemeriksaan dalam rangka penerbitan SKPKBT, tidak akan dikenakan sanksi kenaikan. >> umumnya hal ini yang dilakukan dalam praktik. 4. Upaya hukum apa yang dapat dilakukan Wajib Pajak dan kemana ditujukan, apabila terdapat sengketa dengan pihak fiskus terhadap penerbitan surat-surat berikut: a. Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP); Jawaban: Upaya hukum berupa Pengajuan Surat Sanggahan >> ditujukan kepada KPP (Kantor Pelayanan Pajak). b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar; Jawaban: Upaya hukum berupa Pengajuan Surat Keberatan >> ditujukan kepada Kanwil (bagian diatas yang mengeluarkan SKP), apabila Kanwil yang menerbitkan SKP maka surat keberatan ditujukan ke DJP (Direktorat Jenderal Pajak). c. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar yang terdapat salah hitung; Jawaban: Upaya hukum berupa Pembetulan Ketetapan Pajak >> ditujukan kepada KPP (instansi yang mengeluarkan SKP), dimana hanya instansi yang mengeluarkan SKP yang dapat melakukan pembetulan. [Pasal 16 ayat 1 UU KUP] d. Surat Tagihan Pajak yang dikarenakan bukan karena kesalahan Wajib Pajak; Jawaban: Upaya hukum berupa Pengurangan/ Penghapusan Ketetapan Pajak berupa STP (Surat Tagihan Pajak) >> ditujukan ke DJP (Direktorat Jenderal Pajak). [Pasal 36 ayat 1a UU KUP] e. Surat Keputusan Keberatan; Jawaban: Upaya hukum berupa Pengajuan Surat Banding >> ditujukan kepada Peradilan Pajak. f. Surat Keputusan Banding; Jawaban: Upaya hukum berupa Peninjauan Kembali >> ditujukan kepada Mahkamah Konstitusi (MK). g. Surat Ketetapan Pajak yang diterbitkan tidak sesuai prosedur. Jawaban: Upaya hukum berupa Gugatan >> ditujukan kepada Peradilan Pajak. 5. Terhadap wajib pajak diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) sebesar Rp ,- jumlah yang disetujui Wajib Pajak pada saat pembahasan akhir hasil pemeriksaan sebesar Rp Wajib Pajak membayar Rp ,- kemudian mengajukan keberatan. SK Keberatan menjadi Rp a. Berapa jumlah yang harus dibayar/ diterima wajib pajak jika tidak mengajukan banding? Jawaban: SKPKB hasil pemeriksaan = Rp ,- Setuju hasil pemeriksaan = Rp ,- Yang dibayar oleh Wajib Pajak = Rp ,- Keputusan Keberatan, SKPKB menjadi = Rp , Pajak Kurang Dibayar (Rp Rp ) = Rp ,- Sanksi Denda (50 % x Rp ) = Rp ,- (+) Yang harus dilunasi apabila tidak mengajukan banding = Rp ,-

12 b. Jika kemudian wajib pajak mengajukan banding dan keputusan banding menjadi Rp , berapa jumlah yang harus dibayar/ diterima wajib pajak? Jawaban: SKPKB hasil pemeriksaan = Rp ,- Setuju hasil pemeriksaan = Rp ,- Yang dibayar oleh Wajib Pajak = Rp ,- Keputusan Keberatan, SKPKB menjadi = Rp ,- Keputusan Banding, SKPKB menjadi = Rp , Pajak Lebih Dibayar (Rp Rp ) = Rp ,- Bunga atas kelebihan pembayaran tidak dibayar, dimana diatur dalam PP No.46. Oleh karena itu Jumlah pajak yang harus diterima Wajib Pajak adalah sebesar Rp ,-. No Soal Jawab Rujukan Yuridis 1. Bapak Satrio adalah wajib pajak a.batas waktu maximal untuk orang pribadi.untuk tahun 2009 Surat Pemberitahuan Pajak a.pasal 3 ayat 3 (point b) telah terhutang PPh sebesar Rp ,00. orang pribadi,paling lama 3(tiga) buulan setelah akhir Selama tahun tersebut,bp.satrio telah membayar PPh terhutang sejumlah Rp ,00 Bapak Satrio baru membayar PPh kurang bayar pada tanggal 5juli 2010,sekaligus menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan pajak a.kapan batas waktu maximal untuk penyampaian surat pemberitahuan? b.apakah ada perpanjangan waktu untuk wajib pajak dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan pajak? c.adakah sanksi yang di kenakan pada Bapak Satrio terkait dengan waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Tersebut? 2. PT.Amanah adalah wajib pajakbadan.untuk tahun 2009 PPh terhutang sebesar Rp Selama tahun tersebut telah di bayar PPh sebesar Rp Pada awal tahun 2010 total PPh yang masih harus dibayar oleh PT.Amanah adalah sebesar Rp tahun pajak b.ada. Wajib pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan untuk paling lama 2 bulan c.ada Apabila Surat Pemberitahuan Tahunan tidak di sampaikan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 atau batas waktu perpanjangan penyampaian Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat 4 maka untuk wajib pajak orang pribadidi kenai sanksi administrasi sebesar Rp ,00 Total pajak yang masih harus dibayar: Rp Rp =Rp b.pasal 3 ayat 4 c.pasal 7 ayat 1 a.berhubungan dengan keterlambatan pembayaran PPh kurang bayar tahun Bunga yang di kenakan karena 2009 yang masih keterlambatan pembayaran: harus di bayar 2% x 5 xrp Pasal 9 ayat 2 (point =Rp A)

13 Surat Pemberitahuan tahunan Pajak telah di sampaikan pada akhir maret 2010.Tetapi pada bulan mei 2010 ada pembetulan Surat Pemberitahunan tahunan oleh wajib pajak sendiri bahwa utang pajak Rp lebih besar dari semula. PT.Amanah baru membayar PPh yang kurang bayar pada tanggal 17 September 2010 Sehubungan dengan hal tersebut,berapakah jumlah yang harus di bayar oleh PT.Amanah pada tanggal 17 Septenber tersebut? Bunga yang di kenakan karena pembetulan Surat Pemberitahunan Tahunan yang mengakibatkan uatng pajak menjadi lebih besar: 2% x 5 x Rp =Rp Total bayar Rp b.berhubungan dengan pembetulan surat pemberitahuan tahunan yang mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar adalah Pasal 8 ayat 2 Soal 2 Alfian Widitomo bekerja pada PT Asih Pratama dengan memperoleh gaji Rp setiap bulannya. Alfian Widitomo telah menikah dan memiliki 2 orang anak. Iuran pensiun yang dibayar oleh Alfian Widitomo sebesar Rp setiap bulannya. Perusahaan menggenakan biaya jabatan sebesar 5% dari setiap bulan. No Soal Jawab Rujukan 1 Dimana Alfian Widitomo melaporkan PPh pasal 21 setiap bulannya? 2 Dimana Alfian Widitomo membayarkan PPh pasal 21 setiap bulannya? 3 Formulir apa yang digunakan untuk membayar PPh pasal 21? 4 Kapankah batas maksimal pembayaran pajak tersebut diatas? 5 Berapakah yang harus dibayar Alfian Widitomo melalui PT Asih Pratama? Jelaskan Perhitungannya!!! Melaporkan PPh pasal 21 setiap bulannya di KPP (Kantor Pelayanan Pajak) yang telah ditentukan oleh PT Asih Pratama Melalui Bank BUMN/D atau Bank lainnya atau intalasi pemerintahan yang ditunjuk seperti Kantor Pos Pasal 2 ayat 2 Pasal 10 ayat 1 Menggunakan SSP (Surat Setoran Pajak) Pasal 10 ayat 2 PPh pasal 21 yang dipotong oleh pemotong PPh harus Pasal 9 ayat 1 disetor paling lama tanggal 10 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir Perhitungan PPh pasal 21 adalah : Gaji sebulan Rp Biaya Jabatan 5%xRp (Rp ) Iuran Pensiun (Rp ) Penghasilan netto sebulan Rp Penghasilan netto setahun : Rp x 12 bulan Rp Penghasilan Tidak Kena Pajak : Untuk Wajib Pajak Pribadi (Rp ) Tambahan Karena Menikah (Rp ) Tambahan untuk 2 anak (Rp ) Rp PPh pasal 21 terutang 5% x Rp = Rp

14 12 bulan Demikian pembahasan tentang Contoh Soal Kasus Pajak dan Pembahasannya. No Pertanyaan Jawaban Rujukan Yuridis 1. Kapan jangka waktu pendaftaran NPWP bagi PPKP? 2. Kapan Batas waktu Penyampaian SPT IbuAngel? 3. Bagaimanacarapenyampaia n SPT? 4. Berapakah sanksiadministratifdan keterlambatan itu? 5. Kapan tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak? 6. Berapa Jumlah pajak yang harus dibayarkan? Sebelum penyerahan BKP/JKP. Paling lama akhir bulan berikut setelah s/d suatu masa dalam tahun buku nilai peredaran usaha melebihibatasan Pengusaha Kecil. Paling lambat 3 bulan setelah akhir tahun pajak. 1. Disampaikan langsung ke KPP/ KP4. 2. Disampaikan melalui Kantor Pos secara tercatat. 3. Atau cara lain denganekspedisi atau kurir. Rp Tanggal 15 bulan takwim berikutnya. Jumlah yang harus dikeluarkan : Jumlah pajak terutang sebesar Rp ,00 Bunga : 2%*1* =Rp ,00 Denda Rp Total Rp ,00 Pasal 2 ayat (5) UU KUP JO. KEP- 161/PJ./2001 JO PER- 160/PJ./2007 Pasal 3 ayat (1), (2), (3), dan (7) UU KUP Pasal 6 UU KUP JO. KEP- 518 /PJ./2000 Pasal 7 ayat (1) UU KUP Pasal 9 ayat (1) UU KUP JIS. NO.541 /KMK.04/2000 JO 326/KMK.03/2003 Pasal 9 ayat (2A) UU KUP tag : contoh kasus pajak, contoh soal pajak, contoh kasus perpajakan, contoh soal perpajakan dan jawabannya, soal perpajakan dan jawaban, contoh soal pph pasal 21, contoh soal pph 21 orang pribadi, soal perpajakan, contoh soal perpajakan, soal pph 21

PENETAPAN DAN KETETAPAN

PENETAPAN DAN KETETAPAN PENETAPAN DAN KETETAPAN Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dengan tidak menggantungkan pada adanya surat ketetapan pajak.

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK INTERNAL DJP; PENGADILAN PAJAK; DAN MAHKAMAH AGUNG.

PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK INTERNAL DJP; PENGADILAN PAJAK; DAN MAHKAMAH AGUNG. PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK INTERNAL DJP; PENGADILAN PAJAK; DAN MAHKAMAH AGUNG. 1 ALUR KUP WP SPT SKP Inkraacht 3 bulan (dikrim) Daftar Inkraacht Pemeriksaan Keberatan Inkraacht 5 tahun 3 bulan(dite rima)

Lebih terperinci

PERPAJAKAN I KUASA & KONSULTAN PAJAK, PEMERIKSAAN, PENAGIHAN, RESTITUSI PAJAK. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

PERPAJAKAN I KUASA & KONSULTAN PAJAK, PEMERIKSAAN, PENAGIHAN, RESTITUSI PAJAK. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Modul ke: PERPAJAKAN I KUASA & KONSULTAN PAJAK, PEMERIKSAAN, PENAGIHAN, RESTITUSI PAJAK Fakultas Ekonomi dan Bisnis Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PENGANTAR PERPAJAKAN HAK WAJIB PAJAK

PENGANTAR PERPAJAKAN HAK WAJIB PAJAK PENGANTAR PERPAJAKAN HAK WAJIB PAJAK HAK WAJIB PAJAK 1. Menunda penyampaian surat pemberitahuan 2. Pembetulan Surat Pemberitahuan 3. Mengangsur pembayaran 4. Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak (Restitusi)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori dan Literatur 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak adalah sebuah kegiatan yang berlangsung secara terus menerus dan saling berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani II.1. Dasar-dasar Perpajakan Indonesia BAB II LANDASAN TEORI II.1.1. Definisi Pajak Apabila membahas pengertian pajak, banyak para ahli memberikan batasan tentang pajak, diantaranya pengertian pajak yang

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN Materi: 2 & 3 KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN Afifudin, SE., M.SA., Ak. (Fakultas Ekonomi-Akuntansi Unisma) Jl. MT. Haryono 193 Telp. 0341-571996, Fax. 0341-552229 E-mail: afifudin26@gmail.com atau

Lebih terperinci

Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP

Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP Pajak pada prinsipnya terutang pada saat timbulnya objek pajak yang dapat dikenai pajak, tetapi untuk kepentingan administrasi perpajakan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN JALAN BINTARO UTAMA SEKTOR V BINTARO JAYA, TANGERANG SELATAN 15222 TELEPON (021) 7361654-58;

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN Materi: 2 KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN Bagian: 1 Afifudin, SE., M.SA., Ak. (Fakultas Ekonomi-Akuntansi Unisma) Jl. MT. Haryono 193 Telp. 0341-571996, Fax. 0341-552229 E-mail: afifudin26@gmail.com

Lebih terperinci

OLEH: Yulazri SE. M.Ak. Akt. CPA

OLEH: Yulazri SE. M.Ak. Akt. CPA OLEH: Yulazri SE. M.Ak. Akt. CPA Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan (KUP) Dasar Hukum : No. Tahun Undang2 6 1983 Perubahan 9 1994 16 2000 28 2007 16 2009 SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) SPT Surat yg oleh

Lebih terperinci

BAGIAN 1 NOMOR POKOK WAJIB PAJAK. e-registration melalui laman Direktorat Jenderal Pajak

BAGIAN 1 NOMOR POKOK WAJIB PAJAK. e-registration melalui laman Direktorat Jenderal Pajak BAGIAN 1 Sebagaimana yang dipaparkan pada pertemuan sebelumnya bahwa salah satu inti pengertian pajak adalah dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaannya yang sifatnya dapat dipaksakan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Surat Ketetapan Pajak (SKP) Penerbitan suatu Surat Ketetapan Pajak (SKP) hanya terbatas kepada Wajib Pajak tertentu yang disebabkan oleh ketidakbenaran dalam pengisian Surat

Lebih terperinci

RINGKASAN KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

RINGKASAN KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN PPA K RINGKASAN KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN Oleh : 1. Ahmad Satria Very S 2. Bagus Arifianto PPAK KELAS MALAM RINGKASAN KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN Ketentuan Umum dan Tata Cara

Lebih terperinci

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Tata Cara Pembetulan

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Tata Cara Pembetulan Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Tata Cara Pembetulan PJ.091/KUP/S/022/2014-00 Dasar Hukum Pasal 16 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (UU KUP)

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (UU KUP) SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DARI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar

Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI ACCOUNT REPRESENTATIVE TINGKAT DASAR BAHAN AJAR Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar Oleh: T i m Widyaiswara Pusdiklat Pajak KEMENTERIAN KEUANGAN

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5268 EKONOMI. Pajak. Hak dan Kewajiban. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 162) I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mengubah: UU 6-1983 lihat: UU 9-1994::UU 28-2007 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 126, 2000 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 41/PJ/2014 TENTANG

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 41/PJ/2014 TENTANG SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 41/PJ/2014 TENTANG TATA CARA PENANGANAN DAN PELAKSANAAN PUTUSAN BANDING, PUTUSAN GUGATAN, DAN PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI A Umum DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERPAJAKAN

MANAJEMEN PERPAJAKAN MANAJEMEN PERPAJAKAN MODUL 9 Dosen : Jemmi Sutiono Ruang : B-305 Hari : Minggu Jam : 13:30 16:00 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2011 Manajemen Perpajakan Jemmi Sutiono Pusat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN DATA. akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam

BAB III GAMBARAN DATA. akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam BAB III GAMBARAN DATA A. Pengertian Penagihan Pajak Pelaksanaan penagihan pajak yang tegas, konsisten dan konsekuen diharapkan akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayarkan

Lebih terperinci

bahwa Surat Tagihan Pajak Nomor 00097/107/12/029/15 tanggal 28 September 2015 tidak termasuk

bahwa Surat Tagihan Pajak Nomor 00097/107/12/029/15 tanggal 28 September 2015 tidak termasuk Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-86336/PP/M.VIA/99/2017 Jenis Pajak : Gugatan Pajak Tahun Pajak : 2016 Pokok Sengketa Menurut Tergugat : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah penerbitan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 4 KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DI INDONESIA

PERTEMUAN 4 KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DI INDONESIA PERTEMUAN 4 KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DI INDONESIA Surat Ketetapan Pajak (SKP) Surat ketetapan pajak berupa ; Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN JALAN BINTARO UTAMA SEKTOR V BINTARO JAYA, TANGERANG SELATAN 15222 TELEPON (021) 7361654-58;

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan. ditunjuk atau digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

BAB II LANDASAN TEORI. rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan. ditunjuk atau digunakan untuk membayar pengeluaran umum. 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Penagihan Pajak Aktif 1. Pengertian Pajak Menurut Mardiasmo (2000:31) Pajak adalah iuran yang berupa uang dari rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2012 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2012 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2012 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN, PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN SEHUBUNGAN DENGAN PEMINDAHAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUSAHA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Theory of Planned Behavior Menurut Ajzen (1991), Theory of Planned Behavior menjelaskan bahwa perilaku yang ditimbulkan oleh individu muncul karena adanya niat

Lebih terperinci

NO. URUT WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM DILIMPAHKAN KEPADA KETERANGAN

NO. URUT WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM DILIMPAHKAN KEPADA KETERANGAN LAMPIRAN I PERATURAN NOMOR : PER165/PJ/2005 TENTANG : PERUBAHAN KETUJUH ATAS KEPUTUSAN NOMOR KEP297/PJ/2002 TENTANG PELIMPAHAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK KEPADA PARA PEJABAT DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli, salah. satunya menurut R. Santoso Brotodiharjo sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli, salah. satunya menurut R. Santoso Brotodiharjo sebagai berikut: 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Dasar Perpajakan 1. Pengertian Pajak Berikut ini beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli, salah satunya menurut R. Santoso Brotodiharjo sebagai berikut: Pajak

Lebih terperinci

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.611/PP/M.XB/99/215 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 212 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Keputusan Tergugat

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka yang dapat penulis uraikan pada bab ini antara lain sebagai berikut : 1. PAJAK a. Pengertian Pajak Pada awalnya pajak merupakan

Lebih terperinci

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BAB I KETENTUAN UMUM.

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BAB I KETENTUAN UMUM. SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BAB I KETENTUAN UMUM Dalam Undang-undang ini, yang dimaksud dengan : Pasal 1 1. Wajib Pajak adalah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Surat Ketetapan Pajak (SKP) Dan Surat Tagihan Pajak (STP) Lebih Bayar (SKPLB) berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983

BAB IV PEMBAHASAN. Surat Ketetapan Pajak (SKP) Dan Surat Tagihan Pajak (STP) Lebih Bayar (SKPLB) berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 BAB IV PEMBAHASAN IV.I Surat Ketetapan Pajak (SKP) Dan Surat Tagihan Pajak (STP) Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah surat yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SOSIALISASI

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SOSIALISASI KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SOSIALISASI PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 29/PMK.03/2015 TENTANG PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI BUNGA YANG TERBIT BERDASARKAN PASAL 19 AYAT (1) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26. Tahun Pajak : 2010

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26. Tahun Pajak : 2010 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26 Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap

Lebih terperinci

Surat Ketetapan Pajak. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

Surat Ketetapan Pajak. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com Surat Ketetapan Pajak Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com Surat ketetapan pajak UU Nomor 28 tahun 2007 Surat ketetapan meliputi Surat ketetapan pajak kurang bayar Surat ketetapan pajak

Lebih terperinci

1

1 0 1 2 3 4 SOAL TEORI KUP Menurut Pasal 1 UU KUP, Penelitian adalah serangkaian kegiatan menilai kelengkapan Surat Pemberitahuan dan lampiran-lampirannya, termasuk penilaian kebenaran penulisan dan perhitungannya.

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 27/PJ/2008 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 27/PJ/2008 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 27/PJ/2008 TENTANG TATA CARA PENYAMPAIAN, PENGADMINISTRASIAN, SERTA PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI SEHUBUNGAN DENGAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIFITAS PENERAPAN SURAT PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN POLONIA

ANALISIS EFEKTIFITAS PENERAPAN SURAT PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN POLONIA ANALISIS EFEKTIFITAS PENERAPAN SURAT PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN POLONIA Ester Hervina Sihombing Politeknik Unggul LP3M Medan Jl.Iskandar Muda No.3

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Penyebab Terjadinya Piutang Pajak Pada Bab ini akan dibahas mengenai laporan perkembangan piutang pajak pada KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Satu. Laporan perkembangan piutang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1.Landasan Teori 2.1.1. Definisi Pajak Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang

Lebih terperinci

PENAGIHAN SEKETIKA SEKALIGUS

PENAGIHAN SEKETIKA SEKALIGUS PENAGIHAN SEKETIKA SEKALIGUS DASAR HUKUM tindakan Penagihan Pajak yang dilaksanakan oleh Jurusita Pajak kepada Penanggung Pajak tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran yang meliputi seluruh utang

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DARI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Imbalan Bunga. Diberikan dalam hal:

Imbalan Bunga. Diberikan dalam hal: Imbalan Bunga Diberikan dalam hal: a. keterlambatan pengembalian kelebihan pembayaran pajak b. keterlambatan penerbitan SKPLB [Pasal 17B (3) UUKUP] c. kelebihan pembayaran pajak [Pasal 17B (4) UUKUP] d.

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL

PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL Oleh: Amanita Novi Yushita, SE amanitanovi@uny.ac.id *Makalah ini disampaikan pada Program Pengabdian pada Masyarakat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG Menimbang : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Bab IV PEMBAHASAN. Surat Ketetapan Pajak(SKP) Dan Surat Tagihan Pajak(STP)

Bab IV PEMBAHASAN. Surat Ketetapan Pajak(SKP) Dan Surat Tagihan Pajak(STP) Bab IV PEMBAHASAN IV.1 Surat Ketetapan Pajak(SKP) Dan Surat Tagihan Pajak(STP) Surat Tagihan Pajak mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan surat ketetapan pajak. Oleh karena itu dalam hal ini petugas

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Surat Ketetapan Pajak (SKP) Dan Surat Tagihan Pajak (STP)

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Surat Ketetapan Pajak (SKP) Dan Surat Tagihan Pajak (STP) BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Surat Ketetapan Pajak (SKP) Dan Surat Tagihan Pajak (STP) Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah surat yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DARI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERPAJAKAN I KUP PENDAFTARAN NPWP & PEMBAYARAN PAJAK. By : SUHIRMAN MADJID, SE.,MSi.,AK., CA. HP :

PERPAJAKAN I KUP PENDAFTARAN NPWP & PEMBAYARAN PAJAK. By : SUHIRMAN MADJID, SE.,MSi.,AK., CA. HP : PERPAJAKAN I Modul ke: 02 KUP PENDAFTARAN NPWP & PEMBAYARAN PAJAK Fakultas EKON0MI Program Studi S 1 AKUNTANSI By : SUHIRMAN MADJID, SE.,MSi.,AK., CA. HP : 081218888013 Email : suhirmanmadjid@ymail.com.

Lebih terperinci

MAKALAH KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

MAKALAH KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN MAKALAH KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Pajak adalah istilah yang tidak asing lagi bagi kita, peranannyapun dalam pengembangan suatu Negara juga sangat besar. Karena

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Cuma-Cuma) yang diberikan rakyat kepada Negara, namun seiring dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Cuma-Cuma) yang diberikan rakyat kepada Negara, namun seiring dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum tentang Pajak Pada mulanya pajak hanyalah merupakan suatu upeti (pemberian Cuma-Cuma) yang diberikan rakyat kepada Negara, namun seiring dengan perkembangan upeti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. untuk pencapaian tujuan yang telah dirumuskan. Implementasi merupakan tahap

BAB II LANDASAN TEORI. untuk pencapaian tujuan yang telah dirumuskan. Implementasi merupakan tahap BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Implementasi Nugroho (2012: 158), menyatakan implementasi merupakan prinsip dalam sebuah tindakan atau cara yang dilakukan oleh individu atau kelompok orang untuk pencapaian

Lebih terperinci

Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak?

Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak? Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak? Pendahuluan Seorang teman bertanya kepada saya. Dapatkah Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak berlangsung?

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pembahasan Masalah. Tahun 2015 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai

BAB III PEMBAHASAN. A. Pembahasan Masalah. Tahun 2015 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai 44 44 BAB III PEMBAHASAN A. Pembahasan Masalah Tahun 2015 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai Tahun Pembinaan Wajib Pajak (TPWP). Pihak-pihak atau objek yang dibina oleh DJP adalah kelompok

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 7/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 7/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 7/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK, bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 Peraturan

Lebih terperinci

SIAPA PEMBAYAR PAJAK: WAJIB PAJAK

SIAPA PEMBAYAR PAJAK: WAJIB PAJAK KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SIAPA PEMBAYAR PAJAK: WAJIB PAJAK 1. orang pribadi atau badan sebagai: pembayar pajak, pemotong pajak dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan

Lebih terperinci

SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK

SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK Berdasarkan litelatur perpajakan dan KETENTUAN UMUM PERPAJAKAN yang saya baca, kemungkinan pengembalian pajak lebih banyak diberikan kepada wajib pajak secara perorangan

Lebih terperinci

bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ.

bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ. Putusan : Put-87868/PP/M.VA/99/2017 Nomor Jenis Pajak : Gugatan Masa Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah

Lebih terperinci

, No.1645 sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya; c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 23 Undan

, No.1645 sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya; c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 23 Undan No.1645, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Sanksi Administrasi. Pengurangan. Pajak Bumi dan Bangunan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197/PMK.03/2015 TENTANG PENGURANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Self assessment

BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Self assessment BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Self assessment adalah sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab

Lebih terperinci

Hak dan Kewajiban Wajib Pajak

Hak dan Kewajiban Wajib Pajak Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Hak dan Kewajiban Wajib Pajak PJ.091/KUP/S/018/2014-00 HITUNG LAPOR PEMERIKSAAN PENAGIHAN DAFTAR BAYAR PENGAWASAN KEBERATAN & BANDING PENYIDIKAN Pajak

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/PMK.03/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/PMK.03/2008 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/PMK.03/2008 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENAGIHAN DENGAN SURAT PAKSA DAN PELAKSANAAN PENAGIHAN SEKETIKA DAN SEKALIGUS MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197/PMK.03/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197/PMK.03/2015 TENTANG Menimbang : PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197/PMK.03/2015 TENTANG PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI ATAS SURAT KETETAPAN PAJAK, SURAT KETETAPAN PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN, DAN/ATAU

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN DATA TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN NPWP DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KPP PRATAMA BINJAI

BAB III GAMBARAN DATA TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN NPWP DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KPP PRATAMA BINJAI BAB III GAMBARAN DATA TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN NPWP DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KPP PRATAMA BINJAI 3.1 Nomor Pokok Wajib Pajak Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan meliputi

Lebih terperinci

BAB 3 KETENTUAN SUNSET POLICY DAN DASAR HUKUM PERPANJANGAN SUNSET POLICY

BAB 3 KETENTUAN SUNSET POLICY DAN DASAR HUKUM PERPANJANGAN SUNSET POLICY 47 BAB 3 KETENTUAN SUNSET POLICY DAN DASAR HUKUM PERPANJANGAN SUNSET POLICY 3.1. Ketentuan Sunset Policy dalam Pasal 37 A UU KUP Dalam Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP), sunset

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.162, 2011 EKONOMI. Pajak. Hak dan Kewajiban. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5268) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

POKOK-POKOK PERUBAHAN UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN. Oleh Bambang Kesit Accounting Department UII Yogyakarta 21 Juni 2010

POKOK-POKOK PERUBAHAN UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN. Oleh Bambang Kesit Accounting Department UII Yogyakarta 21 Juni 2010 POKOK-POKOK PERUBAHAN UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN Oleh Bambang Kesit Accounting Department UII Yogyakarta 21 Juni 2010 PRINSIP DASAR DALAM RANGKA PERUBAHAN SELF ASSESMENT KEADILAN

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA 28 28 BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Pajak 1. Pengertian Pajak Pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

UU 9/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

UU 9/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN Copyright 2002 BPHN UU 9/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN PAJAK Bentuk: Oleh: UNDANG-UNDANG (UU) *8618 Lihat Juga : PANGKALAN DATA PERATURAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 561/KMK.04/2000 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 561/KMK.04/2000 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 561/KMK.04/2000 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENAGIHAN SEKETIKA DAN SEKALIGUS DAN PELAKSANAAN SURAT PAKSA Menimbang : MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

II. PASAL DEMI PASAL. Pasal I. Angka 1 Pasal 1. Cukup jelas. Angka 2 Pasal 2

II. PASAL DEMI PASAL. Pasal I. Angka 1 Pasal 1. Cukup jelas. Angka 2 Pasal 2 PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN I. UMUM 1. Undang-Undang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup negara juga berarti kelangsungan hidup. cukup dalam membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup negara juga berarti kelangsungan hidup. cukup dalam membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tugas Akhir Kelangsungan hidup negara juga berarti kelangsungan hidup masyarakat.dengan demikian, negara diharapkan memiliki penghasilan yang cukup dalam membiayai kepentingan

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DI INDONESIA

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DI INDONESIA PERTEMUAN KE-3 KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DI INDONESIA Pengertian-Pengertian : 1. Subjek Pajak : Orang ataupun badan yang dapat dikenakan pajak. 2. Wajib Pajak (WP) adalah orang pribadi atau

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Laporan Praktek Kerja Lapangan. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Laporan Praktek Kerja Lapangan. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan Praktek Kerja Lapangan Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang tertuang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

Lampiran 1 Standar Pelayanan Administrasi Perpajakan. Jenis Pelayanan Persyaratan Yang Diperlukan Waktu Penyelesaian.

Lampiran 1 Standar Pelayanan Administrasi Perpajakan. Jenis Pelayanan Persyaratan Yang Diperlukan Waktu Penyelesaian. Lampiran 1 Standar Pelayanan Administrasi Perpajakan N o Jenis Pelayanan Persyaratan Yang Diperlukan Waktu Penyelesaian A Penjelasan Umum Langsung, melalui telepon, atau melalui surat Sesegera mungkin

Lebih terperinci

197/PMK.03/2015 PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI ATAS SURAT KETETAPAN PAJAK, SURAT KETETAPAN PAJAK P

197/PMK.03/2015 PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI ATAS SURAT KETETAPAN PAJAK, SURAT KETETAPAN PAJAK P 197/PMK.03/2015 PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI ATAS SURAT KETETAPAN PAJAK, SURAT KETETAPAN PAJAK P Contributed by Administrator Monday, 02 November 2015 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

Ika Vikni Nawang Risma Yuniar Sindy Sukmamulya Ramadhani

Ika Vikni Nawang Risma Yuniar Sindy Sukmamulya Ramadhani Ika Vikni Nawang Risma Yuniar Sindy Sukmamulya Ramadhani A. Pengertian-pengertian dalam KUP 1. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa

Lebih terperinci

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak PENGURANGAN ATAU PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI ATAS KETERLAMBATAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN, PEMBETULAN SURAT PEMBERITAHUAN, DAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Konsep Dasar Perpajakan II.1.1 Pengertian Pajak Pajak awalnya adalah suatu upeti (pemberian secara cuma-cuma), tetapi bersifat wajib dan dapat dipaksakan yang harus dilaksanakan

Lebih terperinci

PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA PERATURAN-PERATURAN PELAKSANAANNYA

PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA PERATURAN-PERATURAN PELAKSANAANNYA PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA PERATURAN-PERATURAN PELAKSANAANNYA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Surat Teguran 1. Pelaksanaan Surat Teguran Menurut Rudy Suhartono dan Wirawan B Ilyas (KUP) Penerbitan Surat Teguran, Surat peringatan, atau Surat lain yang sejenis merupakan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-40/PJ/2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 91/PMK.03/2015

Lebih terperinci

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Tata Cara Pengurangan, Penghapusan, dan Pembatalan

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Tata Cara Pengurangan, Penghapusan, dan Pembatalan Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Tata Cara Pengurangan, Penghapusan, dan Pembatalan PJ.091/KUP/S/021/2014-00 Dasar Hukum Pasal 36 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum

Lebih terperinci

PERPAJAKAN I PENDAFTARAN NPWP, PENGAJUAN SPPKP & PEMBAYARAN PAJAK. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

PERPAJAKAN I PENDAFTARAN NPWP, PENGAJUAN SPPKP & PEMBAYARAN PAJAK. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Modul ke: PERPAJAKAN I PENDAFTARAN NPWP, PENGAJUAN SPPKP & PEMBAYARAN PAJAK Fakultas Ekonomi dan Bisnis Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Nomor Pokok

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42997/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42997/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42997/PP/M.XIII/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah gugatan terhadap Keputusan Tergugat Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN Undang-Undang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan 1 PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 10/PJ/2018 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU TEMPAT PELAPORAN USAHA PENGUSAHA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 10/PJ/2018 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU TEMPAT PELAPORAN USAHA PENGUSAHA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 10/PJ/2018 TENTANG TEMPAT PENDAFTARAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU TEMPAT PELAPORAN USAHA PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Erwis (2012) menyatakan, bahwa penagihan pajak dan pencairan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Erwis (2012) menyatakan, bahwa penagihan pajak dan pencairan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Erwis (2012) menyatakan, bahwa penagihan pajak dan pencairan tunggakan pajak dengan surat teguran dan surat paksa pada KPP Pratama Makassar Selatan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci