BAB VI KESIMPULAN & REKOMENDASI Kesimpulan. sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Transkripsi

1 BAB VI KESIMPULAN & REKOMENDASI 6.1. Kesimpulan Bertitik tolak pada permasalahan dan hasil analisis yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: Pertama, Joglo Tani sebagai laboratorium dan wahana pertanian terpadu telah berkontribusi dalam peningkatan peran pemuda dari berbagai daerah di Indonesia pada pembangunan sektor pertanian guna mewujudkan ketahanan pangan sehingga pemuda Joglo Tani dapat berperan aktif dalam pembangunan sektor pertanian. Hal ini terbukti dengan beberapa peran yang telah dilakukan oleh pemuda Joglo Tani berupa (1) Produksi: lahan Joglo Tani hanya seluas sekitar lima ribu hektar dengan menggunakan konsep pertanian terpadu (integrated farming system) mampu memproduksi hasil pertanian mulai dari hasil harian, hasil mingguan, hasil bulanan, sampai pada hasil tahunan. Hasil pertanian pemuda Joglo Tani mampu dikelolah dengan baik karena pengelolaannya sangat optimal dengan perpaduan antara sisi teoretis yang mereka peroleh di bangku kuliah dan sisi praktis yang mereka kembangkan di Joglo Tani sebagai laboratorium atau wahana pemodelan pertanian terpadu, (2) Promosi dan pemasaran: hasil panen yang diperoleh pemuda Joglo Tani selanjutnya dipromosikan dan dipasarkan ke warga sekitar yang notabene sebagai penjual sayur dan ada pula yang dijual langsung ke pasar daerah terdekat sambil 133

2 134 mereka menguji mental sekaligus mempraktekkan teori pemasaran yang mereka peroleh di bangku kuliah, (3) Pemberdayaan masyarakat: Pemuda Joglo Tani tidak hanya piawai mengelolah pertanian di lahan mereka sendiri, namun mereka telah banyak mendampingi dan mengajar banyak pihak yang hendak belajar pertanian melalui optimalisasi lahan. Banyak pihak yang telah melakukan kerja sama, studi banding, magang, penelitian, dsb. Ada dari dinas pemerintahan, kelompok tani, pelajar, mahasiswa, masyarakat umum, dll. Pendampingan tidak hanya dilakukan di Joglo Tani saja, melainkan telah banyak pemuda yang disebar diberbagai daerah dari wilayah Aceh sampai Papua. Mereka hadir ke daerah-daerah untuk mengajari dan bahkan membuat lahan untuk dibuat wahana pemodelan pertanian terpadu seperti Joglo Tani (replika Joglo Tani). Kedua, keberhasilan pemuda Joglo Tani dalam membangun sektor pertanian guna mewujudkan ketahanan pangan tidak muncul begitu saja. Ditemukan berbagai kendala pada saat pemuda melaksanakan pembangunan tersebut. adapun kendalakendala yang dihadapi pemuda Joglo Tani dikelompokkan berdasarkan kendala (1) teknis, meliputi: kurangnya semangat pemuda, menurunnya atau degradasi lahan, kondisi cuaca, minimnya biaya, serta kurangnya pelatihan bagi pemuda dalam sektor pertanian, (2) minimnya dukungan sosial masyarakat, (3) kurangnya perhatian pemerintah. Tiga kendala yang telah disebutkan juga dipaparkan prospek penyelesaiannya, melalui (1) Teknis, meliputi: menumbuhkan semangat pemuda Joglo Tani melalui kesepakatan dan kesadaran bersama, mengoptimalisasi dan

3 135 memperluas lahan, mensiasati kondisi cuaca, serta meningkatkan pelatihan pertanian berbasis pemuda guna menunjang kemampuan di sektor pertanian, (2) meningkatkan dukungan sosial masyarakat di sektor pertanian, (3) membuat kebijakan pemerintah yang responsif pemuda di sektor pertanian. Ketiga, Pemuda Joglo Tani telah melakukan upaya-upaya strategis dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan. Upaya-upaya tersebut dapat dinilai atau diukur melalui indikator pencapaian ketahanan pangan yakni terpenuhinya pangan mulai dari kebutuhan perseorangan sampai kebutuhan nasional, baik dari segi jumlah maupun mutunya serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat untuk mencapai hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Berdasarkan beberapa indikator tersebut maka pemuda Joglo Tani dapat dikatakan telah mampu mewujudkan ketahanan pangan. Upaya-upaya strategis yang dilakukan pemuda Joglo Tani dalam mewujudkan ketahanan pangan juga harus didukung oleh sektor-sektor pelaku yang lain, seperti pemerintah, pemuda yang lain, serta masyarakat pada umumnya Rekomendasi Berdirinya Joglo Tani sebagai wahana pembelajaran pertanian terpadu berfungsi untuk mengembangkan sektor pertanian bagi kalangan pemuda guna mewujudkan ketahanan pangan yang mana telah kita ketahui bersama bahwa kondisi pertanian di Indonesia semakin lama semakin memprihatinkan, maka harus sudah

4 136 saatnya bangkit menuju kejayaan swasembada pangan dengan menggerakkan pemuda sebagai agen perubahan sehingga peran pemuda dalam membangun sektor pertanian perlu mendapatkan perhatian dari berbagai pihak secara sistematis mulai dari pengenalan potensi, perencanaan pengembangan, pelatihan hingga pemasaran. Dengan pelatihan tersebut diharapkan peran pemuda pada sektor pertanian dapat lebih dikembangkan. Berdasarkan analisis dan kesimpulan sebelumnya, peneliti memberikan beberapa rekomendasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait yakni sebagai berikut: 1. Pendiri Joglo Tani Kontribusi Joglo Tani memang sudah sangat luar biasa dalam peningkatan peran pemuda pada pembangunan sektor pertanian guna mewujudkan ketahanan pangan, namun akan sangat lebih maju lagi jika pendiri Joglo Tani sekaligus selaku pembina mampu mensinergiskan pemuda Joglo Tani dengan berbagai pihak sebagai upaya pengembangan sektor pertanian yang lebih terpadu. Khususnya sinergisitas antara pemuda dan pihak pemerintahan yang terkait dengan kepemudaan dan pertanian yang dalam hal ini adalah Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Kementerian Pertanian. 2. Pemuda Joglo Tani Untuk lebih mampu mengembangkan sektor pertanian dengan melakukan inovasi-inovasi pada sektor pertanian. Disamping itu pemuda Joglo Tani diharapkan mampu menjadi pelopor pemuda tani, maka peneliti

5 137 memberikan rekomendasi untuk menyebarkan semangat pemuda tani ke daerah-daerah yang lebih banyak di seluruh wilayah Indonesia. Bila perlu membuat komunitas sebagai simpul gerakan bersama supaya pemuda yang lain semakin sadar dan bangga untuk berperan mengembangkan sektor pertanian. 3. Pengelolah Joglo Tani Selama melakukan penelitian di Joglo Tani, peneliti dapat memberikan rekomendasi kepada JogloTani dengan harapan untuk lebih memajukan Joglo Tani sebagai pemodelan pertanian terpadu pertama di Indonesia yang difokuskan untuk pemuda. Rekomendasi tersebut adalah Joglo Tani mampu menata manajemen administrasi yang lebih sistematis supaya Joglo Tani mampu menjadi lembaga yang lebih profesional. Mengingat selama melengkapi data penelitian, peneliti mengamati Joglo Tani masih kekurangan pengelolaan data atau dokumentasi. 4. Kementerian Pemuda dan Olahraga RI. Kepada Kementrian Pemuda dan Olahraga RI, sebagai pembuat dan pengambil kebijakan untuk program-program kepemudaan peneliti sangat berharap untuk memperbanyak dan mengembangkan program yang responsif pemuda khususnya pada sektor pertanian karena sektor ini nampaknya masih minim dikembangkan. Pemerintah membuat Joglo Tani-Joglo Tani yang lain di seluruh wilayah Indonesia khususnya daerah yang sangat potensial untuk pembangunan kawasan pertanian. Dalam hal ini Kemenpora bersinergi dengan

6 138 berbagai kementrian yang memiliki nomenklatur pertanian dan kepemudaan. Dimulai dengan semangat gerakan bersama membangun sektor pertanian dengan melibatkan peran pemuda Indonesia diharapkan mampu mengembalikan kejayaan swasembada pangan yang dahulu pernah diraih.