ARTIKEL ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Kesarjanaan Dalam Ilmu Hukum

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ARTIKEL ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Kesarjanaan Dalam Ilmu Hukum"

Transkripsi

1 1 IMPLEMENTASI PASAL 18 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP TERKAIT DENGAN REKOMENDASI DOKUMEN UKL-UPL (Studi di Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang) ARTIKEL ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Kesarjanaan Dalam Ilmu Hukum Oleh : Ignatius Candra Nugroho Nim Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Brawijaya Fakultas Hukum Malang 2013

2 2

3 3 Implementasi Pasal 18 Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup Terkait Dengan Rekomendasi Dokumen UKL-UPL (Studi di Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang) Ignatius Candra Nugroho Fakultas Hukum Universitas Brawijaya ignatiuscandra23@gmail.com ABSTRAKSI Artikel ini membahas tentang Implementasi Pasal 18 Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup terkait dengan rekomendasi Dokumen UKL-UPL. Pemilihan judul ini dilatarbelakangi karena para pemrakarsa atau pemilik kegiatan dan/atau usaha masih banyak yang tidak mengetahui bahwa kegiatan usahanya tersebut masuk dalam kegiatan yang wajib UKL-UPL. Permasalahan yang diangkat adalah Apakah Pelaksanaan Penerbitan Dokumen UKL-UPL di Kabupaten Malang dilakukan sesuai dengan Pasal 18 Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2010 yo pasal 4 Peraturan Bupati Malang Nomor 7 Tahun 2012 dan hambatan yang di hadapi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang dalam mengimplementasikan pasal 18 Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2010 yo Pasal 4 Peraturan Bupati Malang Nomor 7 Tahun 2012, serta bagaimana upaya yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang dalam menghadapi hambatan tersebut. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yuridis empiris dan menggunakan metode pendekatan yuridis sosioloogis. Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa Pelaksanaan Penerbitan Dokumen UKL-UPL di Kabupaten Malang telah dilakukan sesuai dengan Pasal 18 Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2010 yo Pasal 4 Peraturan Bupati Malang Nomor 7 Tahun 2012, namun belum efektif karena adanya kendala dalam faktor penegak hukumnya, serta kendala dari faktor masyarakat (pemilik usaha dan/ atau kegiatan). Hambatan dalam mengimplementasika Pasal 18 Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2010 yo Pasal 4 Peraturan Bupati Malang Nomor 7 Tahun 2012 adalah wilayah kerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang yang sangat luas, sosialisasi yang belum optimal, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Dokumen UKL-UPL, lamanya waktu perbaikan atau penyempurnaan sehingga pengembalian UKL-UPL melebihi batas waktu yang telah ditentukan sehingga proses penerbitan dokumen UKL-UPL oleh Badan Lingkungan Hidup juga menjadi terhambat. Upaya dalam mengatasi kendala tersebut yaitu dengan cara mengoptimalkan Sumber Daya Manusia yang ada, mengoptimalkan fasilitas yang ada, berkoordinasi dengan instansi yang terkait, melakukan sosialisasi, serta seminar. Kata Kunci: Implementasi, Rekomendasi, Dokumen UKL-UPL.

4 4 ABSTRACT This article discusses the implementation of Article 18 of Malang Regency Regulation No. 7 of 2010 on Control of Pollution and Environmental Damage associated with UKL - UPL recommendation. The selection of titles is motivated because the initiator or owner activity and / or businesses are not aware that their business activities are included in the activities that must UKL - UPL. Is the issue raised is implementation - UPL Publishing DokumenUKL in Malang carried out in accordance with Article 18 of Regulation No. 7 Malang in 2010 yo Malang Regent Article 4 of Regulation No. 7 of 2012 and the obstacles faced by the Environment Agency in the implementation of Malang regency chapter 18 Malang Regency Regulation No. 7 of 2010 yo Malang Regent Article 4 of Regulation No. 7 of 2012, and how the efforts of the Environment Agency Malang regency in the face of these obstacles. This research uses empirical and legal research using sosioloogis juridical approach. Based on the results of research and analysis that has been done it can be seen that the implementation Publishing UKL - UPL in Malang regency has been done in accordance with Article 18 of Malang Regency Regulation No. 7 of 2010 yo Malang Regent Article 4 of Regulation No. 7 of 2012, but has not been effective because the constraint in law enforcement factors, as well as the constraints of the factors ( business owners and / or activities ). Mengimplementasika obstacles in Article 18 of Malang Regency Regulation No. 7 of 2010 yo Malang Regent Article 4 of Regulation No. 7 of 2012 is the working area of the Environment Agency Malang is very broad, which is not optimal socialization, lack of public knowledge about the UKL - UPL, duration time repairs or improvements that returns UKL - UPL exceeds a predetermined time limit so that the process of issuing documents UKL - UPL by the Environment Agency is also being hampered. Efforts to overcome these obstacles is by optimizing the existing human resources, optimizing existing facilities, in coordination with relevant agencies, to socialize, as well as seminars. Keywords : Implementation, Recommendations, UKL - UPL.

5 5 I. Pendahuluan Dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, lingkungan hidup di artikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Mencermati secara seksama mengenai unsur yang termasuk dalam lingkungan yang mencakup semua mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, baik yang bernyawa dan tidak bernyawa, besar dan kecil, bergerak dan tidak bergerak, maka dapatlah di katakana bahwa lingkungan merupakan sumberdaya, karena sesuai dengan karakter dan sifatnya yang kompleks tersebut dan memenuhi semua unsur yang terdapat dalam isi alam ini. 1 Dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup membagi kegiatan-kegiatan usaha ke dalam tiga jenis, yaitu: 1. Kegiatan usaha berdampak penting yang wajib Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). 2. Kegiatan usaha yang tidak termasuk wajib AMDAL tetapi wajib Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya Pemanauan Lingkungan (UKL-UPL). 3. Kegiatan usaha yang tidak wajib UKL-UPL, tetapi wajib membuat Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL). Pengkategorian ini membuktikan bahwa betapapun kecilnya sebuah kegiatan 2 usaha berkemungkinan untuk menimbulkan masalah lingkungan. Dalam melaksanakan pembangunan lingkungan yang berkelanjutan, maka lingkungan itu sendiri perlu dijaga kelestariannya. Sebagai salah satu instrumen pencegahan pencemaran lingkungan, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, yang selanjutnya disebut dengan AMDAL, dalam Pasal 1 angka 11 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, di sebutkan pengertian AMDAL yaitu kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Namun tidak semua rencana kegiatan wajib dilengkapi dengan AMDAL, karena hanya beberapa kegiatan tertentu saja yang menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan. 1 Supriadi, Hukum Lingkungan di Indonesia Sebuah Pengantar (Cetakan Kedua), Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hlm Takdir Rahmadi, Hukum Lingkungan di Indonesia (Edisi Kedua), Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 98.

6 6 Bagi kegiatan atau usaha yang tidak diwajibkan untuk menyusun atau membuat AMDAL maka tetap diwajibkan untuk menyusun Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup yang selanjutnya disingkat dengan (UKL-UPL), hal tersebut sesuai dengan Pasal 34 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pengertian UKL-UPL di jelaskan juga dalam Pasal 1 angka (12) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yaitu pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang di perlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. UKL-UPL di Kabupaten Malang di atur dalam Pasal 18 Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, yaitu: 1) AMDAL atau UKL-UPL atau surat kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang wajib dimiliki oleh orang yang menjalankan usaha dan/atau kegiatan di daerah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2) AMDAL atau UKL-UPL atau surat kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan digunakan sebagai instrument pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup di daerah diperlakukan sebagai tolok ukur pencegahan, penanggulangan dan pemulihan. 3) AMDAL atau UKL-UPL atau surat kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan digunakan sebagai tolok ukur pencegahan, pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup digunakan untuk menilai dan mengetahui: a. kepemilikan dokumen AMDAL atau UKL-UPL atau surat kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan dari suatu usaha dan/atau kegiatan yang diwajibkan untuk dimilikinya menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. pelaksanaan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan yang tercantum di dalam dokumen AMDAL atau UKL-UPL atau surat kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan dan peraturan perundangundangan yang berlaku. UKL-UPL di gunakan sebagai tolok ukur pencegahan, penanggulangan dan pemulihan, kemudian tolak ukur tersebut digunakan untuk menilai dan mengetahui kepemilikan dokumen yang di wajibkan, serta pelaksanaan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan yang tercantum di dalam dokumen UKL-UPL. Kemudian peraturan perundang-undangan yang mengatur lebih lanjut tentang UKL-UPL adalah Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia

7 7 Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup. Adapun kegiatan atau usaha yang diwajibkan untuk menyusun UKL dan UPL ialah kegiatan atau usaha yang dampaknya mudah dikelola dengan teknologi yang tersedia. UKL dan UPL tersebut juga sama seperti AMDAL yaitu sebagai instrumen dalam hukum lingkungan atau dalam pengelolaan lingkungan hidup digunakan untuk pengambilan keputusan dan menjadi dasar untuk menerbitkan izin lingkungan. Sedangkan jenis-jenis usaha yang termasuk dalam wajib UKL-UPL di atur dalam Peraturan Bupati Malang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL) Di Kabupaten Malang. Kegiatan atau usaha yang wajib UKL-UPL saat ini yang terdaftar di Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang berjumlah 363 (tiga ratus enam puluh tiga) sedangakan yang belum memiliki dokumen UKL-UPL yaitu jumlahnya sekitar 120 (seratus dua puluh). 3 Kebanyakan para pemrakarsa atau pemilik kegiatan dan/atau usaha mengetahui bahwa kegiatan usahanya tersebut masuk dalam kegiatan yang wajib UKL-UPL saat mengurus izin usaha. Mereka baru mengurus dokumen UKL- UPL karena dokumen UKL-UPL tersebut merupakan prasyarat untuk menerbitkan izin lingkungan. Setelah membuat dokumen UKL-UPL dan telah di nilai oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang maka barulah Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang menerbitkan rekomendasi dokumen UKL-UPL. Rekomendasi dokumen UKL-UPL digunakan sebagai dasar untuk memperoleh izin lingkungan dan melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup. Pemerintah dalam hal ini Badan Lingkungan Hidup dan penanggung jawab usaha dan/kegiatan serta masyarakat harus ikut berperan aktif dalam menjaga lingkungan. Oleh sebab itu rekomendasi Dokumen UKL-UPL sangatlah penting pengaruhnya bagi lingkungan dan masyarakat. Kesadaran para pihak memang sangat di butuhkan guna menciptakan lingkungan yang sehat dan terkendali. II. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah pelaksanaan penerbitan Dokumen UKL-UPL di Kabupaten Malang dilakukan sesuai dengan Pasal 18 Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2010 yo Pasal 4 Peraturan Bupati Malang Nomor 7 Tahun 2012? 2. Apa hambatan yang di hadapi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang dalam mengimplementasikan pasal 18 Peraturan Daerah 3 Hasil wawancara dengan Kepala Sub Bidang Pengkajian dan Evaluasi Lingkungan di Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang, Pada tanggal 11 Februari 2013.

8 8 Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2010 yo Pasal 4 Peraturan Bupati Malang Nomor 7 Tahun 2012? 3. Bagaimana Upaya yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang dalam menghadapi hambatan tersebut? III. Metode Penelitian A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian yuridis empiris. Pengertian yuridis empiris yaitu penelitian yang selain mendasarkan pada penelitian lapangan 4, penulis juga melakukan penelaahan secara mendalam terhadap peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan implementasi pasal 18 Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup terkait dengan Rekomendasi Dokumen UKL-UPL. B. Metode Pendekatan Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan yuridis sosioloogis. Digunakan metode pendekatan yuridis sosiologis dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam hal ini adalah adalah pasal 18 Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup terkait dengan Rekomendasi Dokumen UKL- UPL dikaitkan dengan kenyataan yang ada di lapangan. C. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Malang dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang. D. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan jenis dan sumber data. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. a. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui wawancara yakni pihak-pihak terkait dengan rekomendasi Dokumen UKL-UPL di Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang. b. Data sekunder Data sekunder dalam penelitian tentang rekomendasi penerbitan dokumen UKL-UPL adalah diperoleh dari studi kepustakaan, studi 4 Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian hukum, Pustaka Setia: Bandung, 2009, hlm 109.

9 9 dokumentasi berkas-berkas penting dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang, peraturan perundang-undangan yang terkait dengan rekomendasi dokumen UKL-UPL, serta melalui internet. E. Populasi dan Sampel Populasi (universe) yaitu keseluruhan atau himpunan objek dengan ciri yang sama. 5 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang. Sampel adalah bagian yang lebih kecil dari sebuah populasi. 6 Sampel dalam penelitian ini berdasar pada cara pengambilan responden dilakukan dengan purposive sampling yaitu dengan cara mengambil subjek yang didasarkan pada tujuan tertentu. Sampel dalam penelitian ini adalah Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang, Kepala Bidang Analisis Pencegahan Dampak Lingkungan di Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang, Sub Bidang Teknis Analisis Mengenai Dampak Lingkungan di Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang, Sub Bidang Pengkajian dan Evaluasi Lingkungan Lingkungan di Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang, Masyarakat dalam hal ini adalah pelaksana kegitan dan/ atau pengusaha yang kegiatannya masuk dalam kategori wajib UKL-UPL. 1. Teknik Pengumpulan Data a) Data Primer menggunakan wawancara dan observasi b) Data Sekunder menggunakan studi dokumentasi dan studi kepustakaan F. Teknik Analisis Data Teknik analisa data di dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif analisis yaitu prosedur pemecahan masalah yang diteliti dengan cara memaparkan dan menggambarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara, kepustakaan, dan pengamatan, kemudian data-data tersebut disusun dengan teratur dan sistematis, yang akan dianalisis untuk ditarik suatu kesimpulan, telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku atau belum sesuai atau bahkan tidak sesuai antara realita pelaksanaan dengan ketentuan hukum yang ada. G. Definisi Operasonal Definisi Operasional berisikan istilah-istilah yang digunakan dalam penulisan skripsi ini. 5 Sutrisno Hadi, Metodologi Researc jilid 1, Yogyakarta: Andi Offset. 1989, hal 70 6 Ibid, hal 42.

10 10 IV. Pembahasan A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Gambaran Umum Kabupaten Malang Kabupaten Malang adalah salah satu Kabupaten di Indonesia yang terletak di Propinsi Jawa Timur dan merupakan Kabupaten yang terluas kedua wilayahnya setelah Kabupaten Banyuwangi dari 38 Kabupaten/ Kota yang ada di Jawa Timur. Hal ini didukung dengan luas wilayahnya 3.534,86 km² atau sama dengan ha dan jumlah penduduknya jiwa (tahun 2010). Kabupaten Malang juga dikenal sebagai daerah yang kaya akan potensi diantaranya dari pertanian, perkebunan, tanaman obat keluarga dan lain sebagainya. Disamping itu juga dikenal dengan obyek-obyek wisatanya. 7 a. Letak Geografis Kabupaten Malang 1. Letak Kabupaten Malang terletak pada `10,90 sampai `00 Bujur Timur, 7 44`55,11 sampai 8 26`35,45 Lintang Selatan 2. Batas Utara : Kab. Pasuruan dan Kab. Mojokerto Timur : Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Lumajang Barat : Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri Selatan : Samudra Indonesia 3. Fisik Geografis a) Geologi Kabupaten Daerah Tingkat II Malang merupakan Daerah Dataran Tinggi,Wilayah ini dipagari oleh : Utara : Gunung Anjasmoro (2.277m) dan Gunung Arjuno (3.399 m) Timur : Gunung Bromo (2.392m) dan Gunung Semeru (3.676m) Barat : Gunung Kelud (1.731m) Selatan Pegunungan Kapur (650m) dan Gunung Kawi (2.625m) b) Topografi Daerah dataran rendah terletak pada ketinggian m diatas permukaan air laut Daerah Dataran Tinggi Daerah Perbukitan Kapur 7 di akses pada tanggal 2 agustus 2013.

11 11 Daerah Lereng Gunung Kawi-Arjuno ( m diatas permukaan air laut dpal) Daerah Lereng Tengger-Semeru di Bagian Timur ( m dpal) Gambaran Umum Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang Badan Lingkungan Hidup merupakan Lembaga Teknis Pemerintah Daerah di bidang lingkungan hidup. Lokasi Kantor Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang berada di Jl. Trunojoyo Kav. 6 Lantai 2 Kepanjen, Kabupaten Malang. Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota maka urusan lingkungan hidup merupakan salah satu urusan yang wajib di laksanakan oleh pemerintah Kabupaten/Kota dimana dalam penyelenggaraan urusan ini Pemerintah daerah setidaknya berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang di tetapkan oleh Pemerintah. Selanjutnya melalui Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 1 Tahun 2008 tentang organisasi Perangkat Daerah maka di tetapkan Badan Lingkungan Hidup sebagai lembaga teknis daerah yang bertugas sebagai pendukung pelaksanaan tugas Kepala Daerah dalam hal perumusan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang lingkungan hidup. 9 B. Pelaksanaan Penerbitan Dokumen UKL-UPL Di Kabupaten Malang Sesuai Dengan Pasal 18 Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2010 yo Pasal 4 Peraturan Bupati Malang Nomor 7 Tahun 2012 Pada kenyataan di lapangan proses rekomendasi dokumen UKL-UPL yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang mulai dari pemrakarsa datang di Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang sampai terbitnya rekomendasi UKL-UPL, adalah sebagai berikut 10 : 1 Pemrakarsa/ penanggung jawab/ pemilik rencana usaha dan kegiatan mendatangi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang. 2 Sebelum pemrakarsa mengambil dan mengisi formulir UKL-UPL, pemrakarsa akan memberikan bukti bahwa tempat kegiatan yang akan di buat sudah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Malang, jika tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah 8 di akses pada tanggal 2 agustus Hasil wawancara dengan Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang pada tanggal 27 Juni Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Analisis Pencegahan Dampak Lingkungan di Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang Pada tanggal 1 Juli 2013.

12 (RTRW) Kabupaten Malang maka oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang langsung menolaknya. 3 Setelah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Malang maka pemrakarsa/ penanggung jawab/ pemilik rencana usaha dan kegiatan membuat dokumen UKL-UPL. Dokumen UKL-UPL disusun dan diisi oleh pemrakarsa/penanggung jawab/ pemilik rencana usaha dan kegiatan. Dalam membuat Dokumen UKL-UPL harus sesuai dengan Lampiran I Peraturan Bupati Malang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL). Pada kenyataan di lapangan tidak semua pemrakarsa/ penanggung jawab/ pemilik rencana usaha dan kegiatan mengerti dan paham dalam membuat UKL-UPL. Bagi pemrakarsa/ penanggung jawab/ pemilik rencana usaha dan kegiatan yang belum paham dan mengerti dalam mengisi formulir UKL-UPL maka akan di arahkan serta di jelaskan oleh pihak Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang. Dalam membuat UKL-UPL pemrakarsa/ penanggung jawab/ pemilik rencana usaha dan kegiatan juga dapat menggunakan jasa konsultan lingkungan untuk membantu membuat dokumen UKL-UPL. Kemudian jika ada pemrakarsa yang ingin menggunakan jasa konsultan lingkungan tetapi tidak tahu tempatnya atau kesulitan mencarinya, maka Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang juga menyarankan pada pemrakarsa daftar nama dan nomor hand phone konsultan lingkungan yang bisa di hubungi oleh pemrakarsa. Dalam pembuatan dokumen UKL-UPL, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang juga meninjau lokasi tempat pemrakarsa/penanggung jawab/ pemilik rencana usaha dan kegiatan untuk mengetahui tempat dan keadaan lokasi. 4 Setelah pemrakarsa/ penanggung jawab/ pemilik rencana usaha dan kegiatan selesai membuat Dokumen UKL-UPL dan di serahkan kepada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang, selanjutnya Dokumen UKL-UPL tersebut dikoreksi. Dalam melakukan koreksi Dokumen UKL- UPL tersebut, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang berkoordinasi dengan Instansi-instansi yang terkait dengan kegiatan tersebut dan juga pemrakarsa. Hal tersebut di butuhkan guna memperoleh saran dan masukan yang sangat penting untuk perbaikan UKL-UPL. Dalam rapat tersebut akan di bahas isi UKL-UPL yang telah di buat oleh pemrakarsa/ penanggung jawab/ pemilik rencana usaha dan kegiatan guna menentukan apakah dokumen UKL-UPL tersebut telah sesuai atau belum bagi 12

13 13 peruntukannya. Kemudian Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang, wajib menerbitkan rekomendasi UKL-UPL paling lama 14 (empat belas) harikerja sejak diterimanya dokumen UKL-UPL secara lengkap. 5 Setelah di lakukannya pemeriksaan, dalam hal terdapat kekurangan data dan/atau informasi atau juga kesalahan dalam UKL-UPL serta memerlukan tambahan dan/ atau melengkapinya atau juga perbaikan, maka dokumen UKL-UPL tersebut akan di kembalikan kepada pemrakarsa dan wajib diberikan arahan serta masukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan dokumen UKL-UPL tersebut. Berdasarkan arahan dan masukan tersebut, pemrakarsa wajib memperbaiki dokumen UKL-UPL dan diberi waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja untuk menyempurnakan dokumen UKL-UPL tersebut. Dalam masa perbaikan ini yang seharusnya di beri waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja tetapi pada praktiknya masih banyak yang melebihi batas waktu yang telah ditentukan sehingga menghambat proses penerbitan rekomendasi oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang. 6 Setelah UKL-UPL tersebut disempurnakan oleh pemrakarsa kemudian dilakukan persetujuan hasil revisi serta pengajuan rekomendasi kembali kepada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang. Setelah melengkapi semua peryaratan administrasi yang ada kemudian Dokumen UKL-UPL tersebut diberi tanda bukti penerimaan dokumen yaitu hari, tanggal, tahun oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang. 7 Kemudian setelah semua dilengkapi dan disempurnakan barulah dapat diambil suatu keputusan untuk menerbitkan rekomendasi dokumen UKL- UPL oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang. Kepala Badan LIngkungan Hidup, wajib menerbitkan rekomendasi UKL-UPL paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya UKL-UPL yang telah disempurnakan oleh pemrakarsa. Rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang digunakan sebagai suatu pertimbangan dan arahan dalam rangka pengambilan keputusan perizinan atas rencana usaha dan atau kegiatan, maka rekomendasi yang di terbitkan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang berisi pernyataan bahwa formulir isian UKL-UPL terlampir dapat digunakan sebagai acuan dalam teknis pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup. Pemrakarsa juga memiliki kewajiban untuk melaporkan hasil pemantauan pengelolaan lingkungan hidup berdasarkan UKL-UPL secara periodik yaitu melaporkan setiap 6 (enam) bulan sekali (1X), rekomendasi ini menjadi syarat

14 14 untuk memperoleh izin lingkungan. Namun dalam kenyataan dilapangan masih banyak pemilik usaha dan/atau kegiatan tidak tepat waktu untuk melaporkan secara periodik yang telah di tentukan yaitu melaporkan setiap 6 (enam) bulan sekali (1X). 11 Berdasarkan pemaparan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Implementasi Pasal 18 Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup terkait dengan rekomendasi Dokumen UKL-UPL telah dilakukan sesuai dengan Pelaksanaan Penerbitan Dokumen UKL-UPL di Kabupaten Malang yaitu sesuai dengan Pasal 18 Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2010 yo. Pasal 4 Peraturan Bupati Malang Nomor 7 Tahun 2012, namun belum efektif karena adanya kendala dalam faktor penegak hukumnya yaitu terbatasnya Sumber Daya Manusia yang ada di Bidang Analisis Pencegahan Dampak Lingkungan, serta kendala dari faktor warga masyarakat yang terkena ruang lingkup peraturan tersebut yaitu kesadaran masyarakat masih kurang tentang lingkungan. C. Hambatan yang di Hadapi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang dalam Mengimplementasikan Pasal 18 Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2010 yo Pasal 4 Peraturan Bupati Malang Nomor 7 Tahun 2012 terkait dengan Rekomendasi Dokumen UKL-UPL Hambatan yang di hadapi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang dalam mengimplementasikan pasal 18 Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2010 yo Pasal 4 Peraturan Bupati Malang Nomor 7 Tahun 2012 terkait dengan Rekomendasi Dokumen UKL-UPL dalam proses rekomendasi UKL-UPL yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang terdapat beberapa faktor yang menjadi hambatan terhadap pemberian rekomendasi UKL-UPL tersebut. Adapun hambatan yang di hadapai Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang ini berasal dari faktor internal, yaitu berasal dari dalam Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang dan faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang. Faktor-faktor hambatan tersebut ialah 12 : 1 Faktor Hambatan Internal Faktor hambatan internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang yang menjadi hambatan didalam melakukan rekomendasi UKL-UPL yang dilakukan 11 Hasil wawancara dengan Sub Bidang Teknis Analisis Mengenai Dampak Lingkungan di Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang, pada tanggal 8 Juli Hasil wawancara dengan Sub Bidang Pengkajian dan Evaluasi Lingkungan di Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang pada tanggal 8 Juli 2013.

15 oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang. Hambatan-hambatan tersebut adalah: a. Wilayah kerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang yang sangat luas. Wilayah kerja badan lingkungan hidup Kabupaten Malang sangat luas karena merupakan Kabupaten terluas kedua di Jawa Timur, sehingga daerah yang letaknya jauh dari Badan Lingkungan Hidup akan membutuhkan waktu tempuh yang sangat lama untuk menuju dan menjangkau lokasi atau tempat kegiatan atau usaha yang masuk dalam wajib UKL-UPL yang meliputi wilayah kerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang. b. Koordinasi dengan instansi yang terkait dengan UKL-UPL Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang sebagai pihak yang berwenang baik dalam mengatur dan mengawasi serta meliputi pencegahan, penanggulangan dan pemulihan lingkungan di wilayah Kabupaten Malang sekaligus juga bertugas mengawasi mengendalikan pecemaran dan kerusakan lingkungan, dalam hal ini tidak dapat bekerja sendiri, ikut melibatkan banyak pihak terkait, jadi dapat dikatakan bahwa Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang hanya mengawasi dan mengendalikan secara administratif yaitu mengatur secara yuridis. c. Jumlah sumber daya manusia Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang yang terbatas khususnya dalam bidang yang menangani UKL- UPL. Jumlah sumber daya manusia yang khusus menangani bidang UKL-UPL hanya terdapat 5 (lima) orang yang terdiri dari 1 (satu) orang Kepala Bidang Analisis Pencegahan Dampak Lingkungan, 1 (satu) orang Sub Bidang Teknis Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, 1 (satu) orang Sub Bidang Pengkajian dan Evaluasi Lingkungan, 2 (dua) orang staff Bidang Analisis Pencegahan Dampak Lingkungan. d. Sosialisasi yang belum optimal. Minimnya Sumber Daya Manusia yang ada di Badan Lingkungan Hidup khususnya dalam Bidang Analisis Pencegahan Dampak Lingkungan mengakibatkan sosialisasi kepada masyarakat atau khususnya pengusaha yang kegiatan usahanya masuk dalam kategori wajib UKL-UPL menjadi tidak optimal. Hal tersebut terlihat dari masih banyaknya para pemrakarsa UKL-UPL yang tidak mengetahui cara membuat dokumen UKL-UPL serta masih banyaknya 15

16 16 pemrakarsa yang baru mengetahui bahwa kegiatan usaha yang akan di buatnya tersebut masuk dalam kategori wajib UKL-UPL. 2 Faktor Hambatan Eksternal Faktor hambatan eksternal merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang yang menjadi hambatan dalam melakukan rekomendasi UKL-UPL yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang. Hambatan-hambatan tersebut diantaranya adalah: a. Banyak pemrakarsa yang belum paham dan mengerti tentang UKL- UPL sehingga pemrakarsa kesulitan dalam membuat dokumen UKL- UPL Pemrakarsa baru mengetahui bahwa kegiatan dan/atau usaha yang dimilikinya tersebut masuk dalam kategori wajib UKL-UPL setelah mereka mengurus izin lingkungan karena UKL-UPL merupakan prasyarat untuk mengurus izin lingkungan. b. Lamanya waktu perbaikan UKL-UPL oleh pemrakarsa Lamanya waktu perbaikan atau penyempurnaan sehingga pengembalian UKL-UPL melebihi batas waktu yang telah di tentukan sehingga proses penerbitan dokumen UKL-UPL oleh Badan Lingkungan Hidup juga menjadi terhambat. c. Kesadaran masyarakat yang masih kurang akan pentingnya lingkungan, khususnya bagi para pengusaha dan/atau kegiatan yang wajib UKL-UPL. Kesadaran pengusaha akan lingkungan memang sangat penting guna menjaga lingkungan yang kesehatan dan kesehatan masyarakat pada umumnya karena yang akan terkena dampak dari kegiatan atau usaha tersebut adalah masyarakat. d. Keterbatasan pengetahuan masyarakat akan dokumen UKL-UPL Keterbatasan pengetahuan masyarakat sehingga masyarakat yang memiliki usaha atau kegiatan yang seharusnya usaha dan atau kegiatannya tersebut masuk dalam kriteria wajib UKL-UPL tetapi mereka tidak tahu sehingga mereka juga kesulitan dalam membuat dokumen UKL-UPL. Hambatan-hambatan tersebut di atas merupakan faktor-faktor yang menyebabkan pelaksanaan Pasal 18 Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2010 yo Pasal 4 Peraturan Bupati Malang Nomor 7 Tahun 2012 terkait dengan Rekomendasi Dokumen UKL-UPL dalam proses rekomendasi UKL-UPL menjadi tidak optimal.

17 17 D. Upaya Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang dalam Menghadapi Hambatan Pelaksanaan Pasal 18 Peraturan Daerah Kabupaten Malang terkait dengan Rekomendasi UKL-UPL Untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaaan rekomendasi UKL-UPL maka diperlukan suatu upaya yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang dalam menghadapi hambatan-hambatan pelaksanaan pasal 18 Peraturan Daerah Kabupaten Malang terkait dengan Rekomendasi UKL- UPL. Adapun upaya yang di lakukan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang ialah sebagai berikut 13 : 1. Internal Dengan berbagai permasalahan yang ada yang dapat mempengaruhi kinerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang maka Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang melakukan berbagai upaya sehingga dapat memperbaiki kinerjanya dengan cara: 1. Sehubungan dengan luasnya wilayah kerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang, upaya yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang adalah mengoptimalkan Sumber Daya Manusia yang ada. Untuk mengoptimalkan hal tersebut yaitu dengan mengembangkan Sumber Daya Manusia yang lebih paham dan tanggap akan pengelolaan lingkungan, khususnya pada UKL-UPL yaitu dengan menambahkan Sumber Daya Manusia yang ahli tentang lingkungan. Sehubungan dengan hal tersebut maka dengan Sumber Daya Manusia yang lebih paham dan ahli, proses rekomendasi UKL- UPL dapat ditangani dengan tepat sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. 2. Mengoptimalkan fasilitas yang ada di Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang guna menunjang terselenggaranya tugas dan fungsi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang secara optimal. Fasilitas, sarana dan prasarana yang ada di Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang harus dimanfaatkan secara optimal serta mengembangkan fasilitas, sarana dan prasarana yang dapat mendukung pelaksanaan kegiatan serta melakukan penambahan fasilitas, fasilitas yang dimaksud ialah berbagai peralatan atau alat yang lebih canggih yang dapat digunakan sebagai pendukung yang diperlukan untuk melengkapi dan mengoptimalkan terselenggaranya fungsi dan tugas dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang yang kemudian 13 Hasil wawancara dengan Sub Bidang Pengkajian dan Evaluasi Lingkungan di Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang pada tanggal 8 Juli 2013.

18 dapat melaksanakan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. 3. Pentingnya berkoordinasi dengan berbagai pihak terutama instansi yang terkait dengan usaha dan/atau kegiatan yang berhubungan dengan dokumen UKL-UPL yang dibuat oleh pemrakarsa sehingga proses penilaian yang dilakukan oleh Badan lingkungan Hidup Kabupaten Malang dapat tepat sasaran atau dapat tetap mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan di Kabupaten Malang. 4. Walaupun setiap peraturan perundang-undangan yang berlaku diwajibkan bahwa setiap orang wajib mengetahui atau dianggap telah mengetahuinya, namun sosialisasi dan pembinaan serta penyuluhan kepada masyarakat tetap harus dilakukan agar masyarakat tidak sekedar mengetahuinya namun juga memahaminya. 2. Eksternal Upaya yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang untuk mengatasi kendala eksternal ialah: 1. Dengan mengadakan sosialisasi, seminar, dan pelatihan secara berkala diharapkan masyarakat akan mengetahui dan memahami pentingnya dokumen UKL-UPL. 2. Bila pemrakarsa dalam memperbaiki dokumen UKL-UPL memerlukan waktu yang lama maka pihak Badan Lingkungan Hidup membantu pemrakrsa dan memberikan arahan serta bimbingan agar pemrakarsa tidak memerlukan waktu yang lama dalam memperbaiki dokumen UKL-UPL yang salah ataupun ada kekurangannya. 3. Untuk menimbulkan dan menumbuhkan kesadaran masyarakat maka Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang melakukan penyuluhan secara aktif di setiap daerah di wilayah Kabupaten Malang. 4. Dengan adanya berbagai kegiatan penyuluhan, sosialisasi, seminar, dan pelatihan diharapkan tidak ada lagi alasan untuk masyarakat tidak mengetahui betapa pentingnya dokumen UKL-UPL bagi lingkungan hidup manusia yang sehat. Upaya-upaya di atas tersebut merupakan upaya yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang untuk mengefektifkan dan mengoptimalkan pelaksanaan pasal 18 Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2010 yo Pasal 4 Peraturan Bupati Malang Nomor 7 Tahun 2012 terkait dengan Rekomendasi UKL-UPL. 18

19 19 V. Penutup A. Kesimpulan 1 Pelaksanaan implementasi Pasal 18 Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup terkait dengan rekomendasi Dokumen UKL-UPL telah dilakukan sesuai dengan Pelaksanaan Penerbitan Dokumen UKL-UPL di Kabupaten Malang yaitu sesuai dengan Pasal 18 Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2010 yo Pasal 4 Peraturan Bupati Malang Nomor 7 Tahun 2012, namun belum efektif karena adanya kendala dalam faktor penegak hukumnya, serta kendala dari faktor masyarakat (pemilik usaha dan/ atau kegiatan). 2 Hambatan dari Imlementasi Pasal 18 Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2010 yo Pasal 4 Peraturan Bupati Malang Nomor 7 Tahun 2012 terkait dengan rekomendasi Dokumen UKL- UPL yang dihadapi oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang berupa adanya kendala-kendala dalam pelaksanaan di lapangan diantaranya kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Dokumen UKL-UPL, kesadaran masyarakat yang masih kurang akan pentingnya lingkungan, lamanya waktu perbaikan atau penyempurnaan sehingga pengembalian UKL-UPL melebihi batas waktu yang telah di tentukan sehingga proses penerbitan dokumen UKL-UPL oleh Badan Lingkungan Hidup juga menjadi terhambat. 3 Upaya yang dilakukan Badan lingkungan Hidup Kabupaten Malang terkait dengan hambatan yang ada yaitu dengan cara mengoptimalkan Sumber Daya yang ada, mengoptimalkan fasilitas yang ada, berkoordinasi dengan instansi yang terkait dengan dokumen UKL- UPL yang dibuat oleh pemrakarsa. B. Saran 1. Untuk Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang Sehubungan dengan luasnya wilayah kerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang maka diperlukannya penambahan sumber daya manusia khususnya dalam Bidang Analisis Pencegahan Dampak Lingkungan, melengkapi fasilitas guna menunjang terselenggaranya tugas dan fungsi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang, mengadakan sosialisasi, seminar, dan pelatihan secara berkala agar masyarakat mengerti dan paham tentang dokumen UKL-UPL. 2. Untuk Pengusaha yang usahanya masuk dalam kategori wajib UKL- UPL

20 Bagi pengusaha yang usahanya masuk dalam kategori wajib UKL-UPL diharapkan mengurus dokumen UKL-UPL yang digunakan sebagai instrument pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup. 20

21 21 DAFTAR PUSTAKA Buku: Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian hukum, Pustaka Setia: Bandung, 2009 Roni Hanitijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Semarang, 1988 Supriadi, Hukum Lingkungan di Indonesia Sebuah Pengantar (Cetakan Kedua), Sinar Grafika, Jakarta, 2008 Sutrisno Hadi, Metodologi Researc jilid 1, Yogyakarta: Andi Offset Takdir Rahmadi, Hukum Lingkungan di Indonesia (Cetakan Kedua), Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012 Peraturan Perundang-undangan: Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan Hidup Peraturan Bupati Malang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL) Di Kabupaten Malang. Internet di akses pada tanggal 2 agustus di akses pada tanggal 2 Agustus di akses pada tanggal 2 Agustus 2013.

BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PENGAJUAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP DAN IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 42 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 42 TAHUN 2015 TENTANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 42 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP DAN SURAT PERNYATAAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2009 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2009 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

Lebih terperinci

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG -1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH TENTANG IZIN LINGKUNGAN BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH TENTANG IZIN LINGKUNGAN BUPATI KUDUS, SALINAN BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR : 20 TAHUN 2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa lingkungan hidup yang

Lebih terperinci

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO, BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN 2 Desember 2015 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, Nomor 1 Seri E

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN PEMBERIAN IZIN LINGKUNGAN DI KABUPATEN SUKOHARJO

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN PEMBERIAN IZIN LINGKUNGAN DI KABUPATEN SUKOHARJO BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN PEMBERIAN IZIN LINGKUNGAN DI KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

- 1 - BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG - 1 - SALINAN BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB DILENGKAPI UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 08 Tahun : 2010 Seri : E

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 08 Tahun : 2010 Seri : E BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 08 Tahun : 2010 Seri : E PERATURAN BUPATI GUNGKIDUL NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BUPATI LANDAK BUPATI LANDAK,

BUPATI LANDAK BUPATI LANDAK, BUPATI LANDAK PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP, UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN, UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR WALIKOTA MAKASSAR,

WALIKOTA MAKASSAR WALIKOTA MAKASSAR, WALIKOTA MAKASSAR PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR Nomor : 37 Tahun 2010 TENTANG UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP, DAN SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat - 1 - Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 8 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 8 TAHUN 2018 TENTANG BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 8 TAHUN 2018 TENTANG UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP, SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 8/2015 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa kelestarian fungsi Lingkungan Hidup

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI POLEWALI MANDAR BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENERBITAN DOKUMEN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP JENIS USAHA DAN/ATAU

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP DAN SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (AMDAL) KABUPATEN BULUNGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (AMDAL) KABUPATEN BULUNGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (AMDAL) KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMERIKSAAN DAN PENERBITAN IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

PERATURAN BUPATI TANGERANG TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMERIKSAAN DAN PENERBITAN IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 34 TAHUN 2012 -BP2T/2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMERIKSAAN DAN PENERBITAN IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 38 TAHUN 2008 PERATURAN BUPATI KABUPATEN SERANG NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SERANG DITERBITKAN OLEH

Lebih terperinci

JURNAL BERAJA NITI ISSN : Volume 3 Nomor 9 (2014) Copyright 2014

JURNAL BERAJA NITI ISSN : Volume 3 Nomor 9 (2014)  Copyright 2014 JURNAL BERAJA NITI ISSN : 2337-4608 Volume 3 Nomor 9 (2014) http://e-journal.fhunmul.ac.id/index.php/beraja Copyright 2014 TINJAUAN YURIDIS PENGAWASAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA SAMARINDA TERHADAP USAHA

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 41 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 41 TAHUN 2013 TENTANG - 1 - SALINAN PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 41 TAHUN 2013 TENTANG JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB DILENGKAPI UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MADIUN PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG 1 BUPATI MADIUN PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN KEWENANGAN PEMBERIAN DAN PENANDA TANGANAN IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DAN IZIN PENYIMPANAN SEMENTARA DAN

Lebih terperinci

-1- BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

-1- BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG -1- BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG JENIS USAHA/KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP DI

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI DOKUMEN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BANDUNG PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 257 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PROSEDUR PELAYANAN DOKUMEN LINGKUNGAN

WALIKOTA BANDUNG PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 257 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PROSEDUR PELAYANAN DOKUMEN LINGKUNGAN WALIKOTA BANDUNG PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 257 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PROSEDUR PELAYANAN DOKUMEN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) KABUPATEN

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a. bahwa untuk memenuhi ketentuan Pasal 40 Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERAM BAGIAN

Lebih terperinci

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO, Menimbang : bahwa untuk pelaksanaan ketentuan

Lebih terperinci

UPAYA PENCEGAHAN KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN KLUNGKUNG (Studi Kasus Pengrajin Tedung di Desa Paksebali)

UPAYA PENCEGAHAN KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN KLUNGKUNG (Studi Kasus Pengrajin Tedung di Desa Paksebali) UPAYA PENCEGAHAN KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN KLUNGKUNG (Studi Kasus Pengrajin Tedung di Desa Paksebali) Oleh : Wulan Virda Dewi I Nyoman Suyatna Cokorda Dalem Dahana Bagian Hukum Pemerintahan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2008 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2008 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2008 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KERINCI, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI PEMALANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PEMALANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PEMALANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PEMALANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI PEMALANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PEMALANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENILAIAN DAN PEMERIKSAAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP SERTA PENERBITAN IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN PERATURAN DAERAH KOTA TIDORE KEPULAUAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 21 TAHUN 2015 SERI E.16

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 21 TAHUN 2015 SERI E.16 BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 21 TAHUN 2015 SERI E.16 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIREBON, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt -1- jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt Menimbang PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, : a. bahwa sesuai dengan ketentuan

Lebih terperinci

BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI SIMEULUE, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang : a. bahwa dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan

Lebih terperinci

DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN AKIBAT LIMBAH DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA DI KOTA DENPASAR

DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN AKIBAT LIMBAH DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA DI KOTA DENPASAR DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN AKIBAT LIMBAH DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA DI KOTA DENPASAR Oleh I Made Ari Permadi R.A Retno Murni Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Environment

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TAMANSISWA PADANG

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TAMANSISWA PADANG IMPLEMENTASI PENERBITAN IZIN LINGKUNGAN MENURUT PERATURAN NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DI BAPEDALDA KOTA PADANG ( BAGI KEGIATAN YANG WAJIB UKL/UPL) JURNAL Oleh ZAHIRMAN NPM : 1010005600029

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 62 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 62 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 62 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 23 TAHUN 1998 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 23 TAHUN 1998 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 23 TAHUN 1998 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI DENGAN

Lebih terperinci

E. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1. Uraian Kegiatan

E. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1. Uraian Kegiatan KERANGKA ACUAN KERJA PENYUSUNAN DOKUMEN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL UPL) RENCANA PEMBANGUNAN PELABUHAN A. LATAR BELAKANG Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH CAIR BAGI USAHA MIKRO BATIK DENGAN INSTALASI PENGOLAH AIR LIMBAH KOMUNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 05 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI GORONTALO

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 05 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 05 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang : a. bahwa Lingkungan

Lebih terperinci

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN ` BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG, Menimbang : a. bahwa lingkungan hidup

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM

MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH MEMILIKI IZIN USAHA DAN/ATAU KEGIATAN TETAPI BELUM MEMILIKI

Lebih terperinci

Keywords: Permission, Permission System, Living Environment ABSTRAK

Keywords: Permission, Permission System, Living Environment ABSTRAK SISTEM PERIZINAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM UU NO. 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP Oleh : Ni Pande Putu Desi Astriani Made Suksma Prijandhini Devi Salain Bagian Hukum Pemerintahan

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN IZIN LINGKUNGAN

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN IZIN LINGKUNGAN SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU, Menimbang : a. bahwa pengelolaan limbah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, Menimbang : a. bahwa air permukaan mempunyai peran

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, Menimbang : a. bahwa dilingkungan hidup adalah merupakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.231, 2010 KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP. Pengelolaan. Pemantauan. Lingkungan Hidup.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.231, 2010 KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP. Pengelolaan. Pemantauan. Lingkungan Hidup. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.231, 2010 KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP. Pengelolaan. Pemantauan. Lingkungan Hidup. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

WALIKOTA KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN SALINAN WALIKOTA KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 23 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 23 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 23 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN RUANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN RUANG BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR DAN PEMANFAATAN AIR LIMBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN TASIKMALAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa pengelolaan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2009 NOMOR 13 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI TANGGAL : 3 JULI 2009 NOMOR : 13 TAHUN 2009 TENTANG : PEDOMAN PELAKSANAAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) DAN UPAYA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1999 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1999 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1999 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan pembangunan berwawasan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 066 TAHUN 2017

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 066 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 066 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB DILENGKAPI UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR, WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan pembangunan berwawasan

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO,

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 2 Ayat (1) Juncto

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG 1 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 99 TAHUN TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 99 TAHUN TENTANG KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 99 TAHUN 200 2 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (AMDAL) DAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL) SERTA

Lebih terperinci

BUPATI PAMEKASAN PERATURAN B UPATI PAMEKASAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

BUPATI PAMEKASAN PERATURAN B UPATI PAMEKASAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG IZIN LINGKUNGAN BUPATI PAMEKASAN PERATURAN B UPATI PAMEKASAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAMEKASAN, Menimbang. d.. b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 36

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGENDALIAN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGENDALIAN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGENDALIAN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH Menimbang Mengingat : : a. bahwa air merupakan sumber

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 45 TAHUN 2005 SERI C NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 45 TAHUN 2005 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 45 TAHUN 2005 SERI C NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 45 TAHUN 2005 T E N T A N G LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 45 TAHUN 2005 SERI C NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 45 TAHUN 2005 T E N T A N G DOKUMEN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN ATAU UPAYA

Lebih terperinci

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33,

Lebih terperinci

5/7/2015. Nur Hidayat TIP FTP UB. UKL (Upaya Pengelolaan Lingkungan) UPL (Upaya Pemantauan Lingkungan

5/7/2015. Nur Hidayat TIP FTP UB. UKL (Upaya Pengelolaan Lingkungan) UPL (Upaya Pemantauan Lingkungan Nur Hidayat TIP FTP UB UKL (Upaya Pengelolaan Lingkungan) UPL (Upaya Pemantauan Lingkungan Fungsi UKL dan UPL Sebagai acuan bagi pemrakarsa dalam melakukan pengelolaan terhadap dampak lingkungan Sebagai

Lebih terperinci

1 Sodikin, 2007, Penegakan Hukum Lingkungan, Djambatan, Jakarta, hal. 1

1 Sodikin, 2007, Penegakan Hukum Lingkungan, Djambatan, Jakarta, hal. 1 UPAYA MASYARAKAT DALAM PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PENCEMARAN AIR SUNGAI AKIBAT PEMBUANGAN LIMBAH Oleh Made Lia Pradnya Paramita Gde Made Swardhana Bagian Hukum Peradilan Fakultas Hukum Universitas Udayana

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA SURABAYA, Menimbang a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG IZIN USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang : a. bahwa dengan adanya

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 22 TAHUN 1999 SERI D NO. 19 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 22 TAHUN 1999 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 22 TAHUN 1999 SERI D NO. 19 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 22 TAHUN 1999 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 22 TAHUN 1999 SERI D NO. 19 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 22 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

SOP PENILAIAN AMDAL, PEMERIKSAAN DOKUMEN UKL-UPL DAN IZIN LINGKUNGAN

SOP PENILAIAN AMDAL, PEMERIKSAAN DOKUMEN UKL-UPL DAN IZIN LINGKUNGAN SOP PENILAIAN AMDAL, PEMERIKSAAN DOKUMEN UKL-UPL DAN IZIN LINGKUNGAN 1. Latar Belakang Untuk melaksanakan ketentuan pasal 33, pasal 41 dan pasal 56 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2012 tentang Perlindungan

Lebih terperinci

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Re

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Re BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKAA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33,

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENYUSUNAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL) PENGEMBANGAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) MOJOSARI DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA CIREBON

BERITA DAERAH KOTA CIREBON BERITA DAERAH KOTA CIREBON 2 NOMOR 27 TAHUN 2012 PERATURAN WALIKOTA CIREBON NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PERIJINAN PENYIMPANAN SEMENTARA DAN PENGUMPULAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) WALIKOTA

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANTUL

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PERMOHONAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP DAN SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN DI KOTA DENPASAR

PENYELENGGARAAN RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN DI KOTA DENPASAR PENYELENGGARAAN RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN DI KOTA DENPASAR Oleh: Nina Handalina Soza I Nyoman Suyatna I Ketut Suardita Bagian Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstrak:

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci