TRANSKRIP WAWANCARA INFORMAN 1. Hari / tanggal wawancara : Jumat, 30 Mei : Sekretaris Redaksi Kompas

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TRANSKRIP WAWANCARA INFORMAN 1. Hari / tanggal wawancara : Jumat, 30 Mei : Sekretaris Redaksi Kompas"

Transkripsi

1 TRANSKRIP WAWANCARA INFORMAN 1 Hari / tanggal wawancara : Jumat, 30 Mei 2014 Tempat wawancara Nama Informan Pekerjaan : via Samuel Oktora : Sekretaris Redaksi Kompas 1. Mengapa Kompas tertarik untuk menempatkan kasus penahanan Ratu Atut Chosiyah sebagai berita utama pada edisi 21 dan 23 Desember 2014? Karna fakta dan ini kasus besar pasti dapat perhatian yang besar dari masyarakat. Sebelumnya karena Atut juga mendapatkan perhatian besar terkait dengan Dinasti Keluarga Ratu Atut di Pemerintahan Banten. Penahanan Ratu Atut Atut juga sedikitnya berdampak pada kelangsungan pemerintahan Pemrpov Banten. Jadi bukan hanya penangkapan saja yang menarik, tapi banyaki kepentingan lain yang perlu diketahui publik soal kelanjutan Pemerintahan setelah penangkapan Atut, apakah memang tetap menjabat atau tidak, itu jadi urusan Pemprov banten dan DPRD Banten. 2. Apa yang menarik bagi pembaca dalam mengikuti kasus tersebut? Yang menarik dari pemberitaan ini utamanya karena terungkapnya Dinasti atut. Masyarakat jadi tambah yakin dengan pandangan-pandangan miring soal Ratu Atut, dan terbukti kasus korupsinya banyak dan informasi jadi terbuka. Atut jadi subjek utama yang sekarang ini dipertanyakan soal loyalitasnya dan kebijakan-kebijakannya dalam memimpin Banten. DPRD

2 Banten juga sejarang sibuk mengurus kelanjutan pemerintahan Banten yang menurut Berita berupaya untuk melakukan pelimpahan wewenang ke Rano Karno. 3. Fakta apa yang Kompas temukan dalam memuat berita tersebut? Acuan Kompas tentu bersumber pada narasumber-narasumber utama Kompas. Soal fakta yang di dapat menunjukan bahwa Atut dijadikan tersangka untuk dua kasus korupsi. Pertama yang berhubungan dengan suap ke Akil Mochtar untuk kasus pilkada Banten, sama pengadaan alat kesehatan di provinsi Banten yang terkait dengan wewenangnya sebagai Gubernur Banten. 4. Apakah esensi utama yang ingin disampaikan Kompas dengan menempatkan pemberitaan penahanan Ratu Atut Chosiyah sebagai berita utama? Ratu Atut seorang tokoh besar, pusat perhatian masyarakat, pembelajaran masyarakat akan hukum yang harus ditegakkan bisa dilihat dari kasus ini. Berita ini bukan hanya berita penangkapan tapi juga membuka mata masyarakat mengenai pentingnya penegakan hukum yang tanpa pandang bulu. Kita apresiasi seluruh kinerja aparat khususnya KPK yang punya komitmen soal pemberantasan korupsi. 5. Bagaimana cara Kompas menentukan narasumber yang dinilai layak untuk mendukung pemberita tersebut? Sumber resmi.

3 6. Siapakah yang patut dipersalahkan dalam pemberitaan kasus Ratu Atut Chosiyah? Kompas tidak dalam posisi mempersalahkan, biar hukum yg berbicara. Utamanya yang ingin Kompas perlihatkan hanya kaitannya dengan adanya KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) di kepemimpinan Ratu Atut karena kasus ini juga melibatkan keluarga Atut. 7. Apakah Kompas mencium adanya kasus yang lebih besar dibalik peristiwa penahanan Ratu Atut Chosiyah? Kemungkinan-kemungkinan soal ada kasus lainnya pasti ada, karena Atut kepemimpinan Atut juga selama ini banyak diterpa isu miring. Terlebih dengan etika politik bernegaranya yang banyak melibatkan keluarganya dalam pemerintahan, masyarakat tahunya Atut ada main. Tapi dalam pemberitaan, Kompas selalu mengacu pada fakta, jadi tidak ada asumsi-asumsi untuk pemberitaan. Jadi Kompas selalu dukung menurut narasumber kredibel. 8. Bagaimana Kompas melihat kinerja Ratu Atut Chosiyah selama masa jabatannya sebagai Gubernur Banten selama ini? Kinerja Atut dinilai tidak signifikan, karena antara lain soal KKN. Kompas sendiri tidak bisa mengajukan opini dalam pemberitaan, tetapi menurut narasumber yang ada ternyata Atut ini memang banyak mengarah pada tidak berjalannya pemerintahan yang baik. Soal Dinasti keluarganya paling mencolok, tentang bagaimana keluarganya ada di posisi-posisi strategis di Banten.

4 9. Apakah kepentingan politik menjadi faktor yang berperan penting dalam kasus penahanan Ratu Atut Chosiyah? Kasus penahanan Atut bisa menimbulkan banyak spekulasi, banyak dugaaan, korelasinya bisa saja mengarah pada kepentingan politik. Kemungkinan-kemungkinan banyak, tapi kita tidak bisa asal tuduh bahwa KPK punya kepentingan politik. Setiap ada kasus korupsi biasanya tersangka atau orang-orang dalam partai selalu mengaitkan kasus-kasus korupsi ini sama kepentingan yang dipolitisir. Kalau pun ada dampaknya kesitu tapi sejauh ini KPK sudah menunjukan kinerja baiknya. 10. Apakah nilai moral yang dapat dimaknai dari peristiwa penangkapan Ratu Atut Chosiyah? Seharusnya partai politik memberikan ilmu politik kepada kaderkadernya. Kader bisa saja melenceng dari visi misi partai. Sebagai kepala daerah, pengabdian kepada masyarakat harus di jalankan dengan baik dan didukung dengan etika politik yang juga baik. 11. Apa kesimpulan yang dapat Kompas berikan dalam menilai kasus penahanan Ratu Atut Chosiyah? Apapun kasus korupsinya, semua bentuk penyelewenangan kewenangan dan uang negara harus ditindak. Aparat hukum harus lebih berani dari pada koruptor, meskipun jabatan-jabatan mereka di Pemerintahan punya andil besar. Etika politik pun masih sangat kurang dijalankan jika semua pelaksana

5 politik tidak bisa menunjukan alasan utamanya berpolitik yang untuk kesejahteraan masayarakat. 12. Apa pesan yang ingin disampaikan Kompas dengan dimuatnya berita utama mengenai penahanan Ratu Atut Chosiyah? Penahanan Atut menunjukan fungsi kontrol yang lemah. Korupsi masih merajalela, jadi masik banyak pekerjaan berat KPK. Berita ini bisa jadi perhatian bagi kepala-kepala daerah yang jangan sekali-kali menyalahgunakan wewenang, karena KPK semua bentuk penyelewengan akan mendapatkan hukuman. Aparat-aparat penegak hukum pun harus diseleksi, termasuk juga KPK untuk tetap menjaga kinerja dan netralitasnya. 13. Apa harapan Kompas dengan dimuatnya berita utama mengenai penahanan Ratu Atut Chosiyah? Harapan Kompas tentu menunjukan adanya harapan perubahan ke arah yang lebih baik dengan penegakan hukum yang lebih kuat lagi. Kepala daerah harus memperhatikan kepentingan publik, DPRD sebagai lembaga kontrol harus lebih aktif dalam mengawal pemerintahan. (Samuel Oktora, 30 Mei 2014) (Akhmad Mustain, 3 Juni 2014)

6 TRANSKRIP WAWANCARA INFORMAN 2 Hari / tanggal wawancara : Selasa, 3 Juni 2014 Tempat wawancara Nama Informan Pekerjaan : via Akhmad Mustain : Wartawan Media Indonesia 1. Mengapa Media Indonesia tertarik untuk menempatkan kasus penahanan Ratu Atut Chosiyah sebagai berita utama pada edisi 21 dan 23 Desember 2014? Penangkapan Atut jadi kasus besar yang ada waktu itu. Kasus ini punya nilai berita tinggi, jadi relevan untuk dipilih sebagai berita utama. Nilai berita tinggi ini bisa jadi karena banyak pandangan negatif soal Dinasti Atut di Banten. 2. Apa yang menarik bagi pembaca dalam mengikuti kasus tersebut? Penangkapan Atut jadi semacam pembenaran atas pandangan-pandangan negatif masyarakat pada kepemimpinan Atut. Selama ini sering Atut dikaitkan sama KKN. Selain itu yang penting soal kelanjutan Pemerintahannya mau apa, kaya gimana setalah Atut ditahan. Pembaca tentu mau tahu kelanjutan Pemerintahan di Banten seperti apa pascapenahanan Atut. 3. Fakta apa yang Media Indonesia temukan dalam memuat berita tersebut? Faktanya penangkapan Atut terkait dengan kasus Suap Pemilu Kada Lebak Banten dan korupsi peralatan kesehatan di Provinsi Banten. Bagian menariknya adalah fakta bahwa ratu Atut masih menjabat saat itu meskipun di

7 tahan. Memang menurut UU diperbolehkan, tapi DPRD Banten merasa bahwa kepentingan UU ini harus dikecualikan karena Pemerintah Provinsi Banten masih punya wakil Gubernur yang masih bisa mengambil alih. 4. Apakah esensi utama yang ingin disampaikan Media Indonesia dengan menempatkan pemberitaan penahanan Ratu Atut Chosiyah sebagai berita utama? Atut di tahan itu merupakan kenyataan. Sekarang yang terpenting adalah bagaimana Banten masih bisa berjalan tanpa Atut karena penangkapan Atut ini jangan sampai merugikan kembali Provinsi Banten dan kelanjutan pemerintahan penting untuk dibahas. 5. Bagaimana cara Media Indonesia menentukan narasumber yang dinilai layak untuk mendukung pemberita tersebut? Penentuan narasumber ini tentu yang harus mengerti dan memahami permasalahan, intinya harus yang kredibel. Bisa dari pihak mana saja, yang jelas mewakili kedua belah pihak. Jika yang dibahas adalah kasus penangkapan Atut jadi KPK dan Atut sendiri tentu bisa jadi narasumber, tapi pihak lain pun memungkinkan untuk menjadi narasumber selama memanmg dianggap kredibel untuk memberikan pemahamannya atas kasus. Misalnya kita pake narasumber dari DPRD Banten juga masih relevan karena DPRD dalam berita ini juga jadi pembahasan.

8 6. Siapakah yang patut dipersalahkan dalam pemberitaan kasus Ratu Atut Chosiyah? Kita (Media Indonesia) pers hanya menyajikan fakta dan tidak ada tendensi untuk mepersalahkan. Mengenai pembaca mengartikan berita yang menganggap kita lebih menyudutkan satu pihak atau menguntungkan pihak lain, itu kan bentuk subjektifitas pembaca yang mengartikan berita seperti apa. 7. Apakah Media Indonesia mencium adanya kasus yang lebih besar dibalik peristiwa penahanan Ratu Atut Chosiyah? Kasus yang menyangkut soal birokrat dan birokrasi memungkinkan untuk membawa pihak-pihak lain atau ada kaitannya dengan kasus lain. Soal kasus ini pun bisa saja terkait dengan pihak lain, tapi MI sendiri tidak asal ngarang karena kita dukung semua dengan narasumber. Hal yang mungkin terjadi dan memang tengah terjadi adalah pengalihan kekuasaan Atut karena ini memang sedang diperdebatkan. Soal pengalihan kekuasaan tersebut boleh atau tidak yang harus bersandar pada ketentuan yang udah jadi kesepakatan. 8. Bagaimana Media Indonesia melihat kinerja Ratu Atut Chosiyah selama masa jabatannya sebagai Gubernur Banten selama ini? Jika melihat pihak yang tidak setuju, tentu kinerja Atut dinilai gagal atau buruk, begitu juga sebaliknya jika melihat pendukung Atut. MI sendiri tidak bisa menilai gagal atau berhasilnya kinerja Atut tanpa data, dan memang kita pada berita itu tidak memberikan data untuk menunjukan berhasil atau tidak. Pastinya memang perlu adanya perbaikan untuk Banten yang lebih baik, siapapun itu yang memimpin.

9 9. Apakah kepentingan politik menjadi faktor yang berperan penting dalam kasus penahanan Ratu Atut Chosiyah? Pihak yang pro atau kontra dengan penahanan Atut pasti akan memanfaatkan kasus ini, karena kasus yang hubungannya dengan politik memang berhubungan dengan banyak pihak. Selama KPK bisa menyelesaikan kasus ini dengan baik, tidak usah dengar pihak-pihak lain atas kepentingan kasus ini. Begitu juga dengan kelanjutan Pemerintahan banten, mengenai ada pelimpahan wewenang atau tidak yang harus jelas berdasarkan pada apa acuannya. kalau pada UU, tentu Atut diuntungkan untuk tetap menjabat sebelum ada putusan bersalah. 10. Apakah nilai moral yang dapat dimaknai dari peristiwa penangkapan Ratu Atut Chosiyah? Kosupsi masih terjadi di berbagai lini, dari elite hingga bawahanbawahan. Korupsi ini selalu terjadi dan terjadi, berarti ada pengawasan yang yang kurang atau ada sistem pengawawasan yang harus diperbaiki. Korupsi intinya menjadi permasalahan utama dalam pemerintahan kita. Atut pun jika terbukti bersalah harus di hukum. Termasuk juga upaya penentuan status kepemimpinan Atut di Banten harus jelas apakah memang bersandar pada UU atau ada ketentuan lain yang diperbolehkan, semua pihak harus mengedepankan kepentingan rakyat sebagai tujuan utama.

10 11. Apa kesimpulan yang dapat Media Indonesia berikan dalam menilai kasus penahanan Ratu Atut Chosiyah? Kita apresiasi kinerja KPK dan aparat penegak hukum yang punya komitmen dalam pemberantasan korupsi. Kita dukung sepenuhnya perbaikan hukum dan penegakannya. Salah dan tidaknya Atut harus dijadikan langkah nyata penegak hukum untuk menegakan hukum seadil-adilnya. Atut mungkin akan dinilai pembaca bersalah jika telah terkait dengan KPK, tapi semua hal itu harus dilihat nanti karena ada pengadilan yang memutuskan. pelimpahan wewenang pada wakil Gubernur jika memang sejalan dengan ketentuan dan mendukung perbaikan kinerja provinsi Banten harus dilakukan. Sebaliknya, jika memang tidak ada ketentuannya dan memang tidak diatur dalam UU, ya jangan dilakukan karena hukum di kita kan sandarannya pada UU dan ketentuan tertulis lainnya yang jelas dan formal. 12. Apa pesan yang ingin disampaikan Media Indonesia dengan dimuatnya berita utama mengenai penahanan Ratu Atut Chosiyah? Kita ingin masyarakat mengetahui kelanjutan kasus ini, perkembangan serta penyelesaiannya. Kita ingin menunjukan bahwa masih banyak kasus korupsi yang harus diselesaikan KPK atau penegak hukum lainnya. Pemerintah masih punya PR besar untuk menyelesaiakan semua kasus korupsi, tapi kita masih punya harapan untuk Indonesia yang bebas korupsi dengan terbongkarnya kasus-kasus korupsi.

11 KOMPAS Edisi : Sabtu, 21 Desember 2013

12

13 KOMPAS Edisi: Senin, 23 Desember 2013

14

15 MEDIA INDONESIA Edisi : 21 Desember 2013 Penulis : (Che/Eb/SU/x-5) Halaman : Rubrik : POLKAM/HUKUM Pulihkan Pemerintahan Banten Pemerintah Provinsi Banten harus segera dipulihkan pascapenahanan Gubernur Ratu Atut Chosiyah oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). DPRD Banten akan secepatnya menggelar rapat untuk menyikapi penahanan tersebut. Pimpinan DPRD akan segera mengadakan rapat pimpinan diperluas dengan pimpinan fraksi untuk memastikan efektivitas tata kelola Pemprov Banten tidak terganggu, kata Wakil Ketua DPRD Banten Eli Mulyadi (F-Hanura) via pesan singkat kepada Media Indonesia, tadi malam. Menurut dia, pihaknya akan berkonsultasi dengan Kementerian Dalam Negeri untuk menjaga kondusivitas di Provinsi Banten. Dia juga meminta semua pihak, baik yang pro maupun kontra, untuk bisa menahan diri agar jangan sampai terjadi bentrokan. Proses hukum biarkan berjalan, tuturnya. KPK menahan Gubernur Atut setelah ia menjalani pemeriksaan pertama sebagai tersangka selama 6 jam di Gedung KPK, Jakarta. Atut diduga terlibat dalam kasus pemberian hadiah kepada mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar pada penanganan perkara pemilihan umum kepala daerah Lebak, Banten. (Gubernur Atut) ditahan di Rumah Tahanan Pondok Bambu untuk 20 hari pertama, kata juru bicara KPK Johan Budi di Jakarta, kemarin. Wajah orang nomor satu di Tanah Jawara itu tampak sembap. Menurut sumber di KPK, Atut kaget dan menangis setelah tahu dirinya akan ditahan. Saat Atut menjalani pemeriksaan, hampir seribuan pendukungnya berunjuk rasa di depan Gedung KPK. KPK sudah menangkap dan menetapkan tersangka mantan Ketua MK Akil Mochtar dan adik Atut, Tubagus Chaeri Wardana. Selain itu, Atut diduga terlibat dalam korupsi pengadaan alat kesehatan di Provinsi Banten. Di Rutan Pondok Bambu, Atut menghuni Blok C-13 bersama 15 tahanan kasus tindak pidana umum lainnya. Menurut kuasa hukum Atut, Teuku Nasrullah, kliennya minta tidak disatukan dengan tahanan narkoba. Ibu Atut sudah bisa legowo, kata dia.

16 Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie mengaku sedih dengan penahanan koleganya itu. Ditahan kan belum tentu bersalah. Kita jalani saja, kata dia. Di Golkar, Atut menjabat wakil bendahara umum. Pertahankan Atut Dalam menanggapi penahanan Atut, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengatakan Atut masih bisa menjalankan pemerintahan dari balik tahanan. Ia masih bisa melakukan langkah strategis termasuk melantik pejabat di daerah, ujarnya. Sementara itu, Gamawan menyebutkan, selama Atut ditahan, tugas keseharian di Pemerintah Provinsi Banten bisa dijalankan wakil gubernur ataupun sekretaris daerah. Namun, menurut anggota Komisi II dari Fraksi PKB Abdul Malik Haramain, sikap pemerintah pusat yang menunggu status Atut berikutnya secara politik akan merugikan masyarakat Banten dan menimbulkan ketidakpastian. DPRD Banten segera melaksanakan rapat paripurna istimewa dan merekomendasikan penonaktifan Ratu Atut kepada Kemendagri, ujar Malik. (Che/Eb/SU/x-5)

17 MEDIA INDONESIA Edisi : 23 Desember 2013 Penulis : (AT/WB/SM/X-4) Halaman : Rubrik : POLKAM Rano Karno Tidak Bisa Putuskan Kebijakan WAKIL Gubernur Banten Rano Karno tidak berhak memutuskan kebijakan strategis terkait dengan pelimpahan tugas yang diberikan Gubernur Ratu Atut Chosiyah kepada dirinya. Hal itu karena Atut, yang saat ini ditahan KPK atas dugaan suap sengketa pemilu kada Lebak, masih sebagai gubernur. Hal itu ditegaskan Staf Ahli Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Bidang Politik dan Hubungan Antarlembaga Reydonnyzar Moenek. Pelimpahan kewenangan dari Gubernur Ratu Atut Chosiyah kepada Wagub Rano Karno hanya sebagian, ujarnya di Jakarta, kemarin. Pernyataan Reydonnyzar itu meluruskan keterangan Mendagri Gamawan Fauzi sebelumnya yang mengungkapkan bahwa Ratu Atut telah menyerahkan semua kewenang-annya kepada Rano. Bu Atut sudah minta dibuatkan surat keputusan gubernur kepada sekda agar semua kewenangan gubernur dilimpahkan ke wakil gubernur, ujar Gamawan pada Sabtu (21/12) (Media Indonesia, 22/12). Reydonnyzar menegaskan Ratu Atut Choysiah masih tetap menjadi gubernur hingga proses pelimpahan berkas ke pengadilan. Dalam ketentuan UU No 32/2004 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah No 7/2004, gubernur dapat diberhentikan sementara jika yang bersangkutan berubah status menjadi terdakwa. Jadi, sekarang hanya pelimpahan sebagian kewenangan, bukan penyerahan mandat sepenuhnya, agar proses administrasi di Banten tidak terganggu, jelasnya. Tugas yang harus dilakukan Rano dari pelimpahan itu antara lain melantik Wali Kota/Wakil Wali Kota terpilih Tangerang Arief R Wismansyah-Sachrudin untuk periode Lebih lanjut, ia menjelaskan, jika berkas Atut sudah dilimpahkan ke pengadilan dan yang bersangkutan diberhentikan sementara, wagub melaksanakan semua tugas gubernur, tetapi jabatannya masih wagub. Jika sudah ada vonis dan ada kekuatan hukum tetap, Atut yang saat ini masih menjabat Ketua DPP Partai Golkar, baru diberhentikan secara definitif. Dengan dasar itu, wakil gubernur akan diangkat sebagai gubernur definitif. Tidak akan ganggu

18 Pada bagian lain, Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso mengatakan Partai Golkar tidak akan menjegal proses peralihan Rano Karno menjadi gubernur menggantikan Ratu Atut. Menurut dia, Rano juga figur pilihan Golkar dalam pemilu kada Banten. Saya pastikan (Rano Karno) tidak (akan dijegal). Tidak ada tradisi di Golkar membalas dan menggoyang, katanya di Jakarta Convention Center, Jakarta, Sabtu (21/12) malam. Menurutnya, Golkar baru akan menggoyang kepemimpinan seseorang apabila orang yang berkuasa tersebut tidak baik. Pengamat politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Gandung Ismanto, berpendapat pascapenahanan Atut, pemerintahan Banten akan terganggu. Bahkan, ia berpendapat Rano tidak akan mampu menjalankan tugas dengan baik karena masih ada intervensi dari pihak keluarga Atut. Rano pasti berat menjalankan roda pemerintahan karena masih ada intervensi dari keluarga Atut, tukas Gandung.

19 Nama Tempat / Tanggal Lahir Alamat Nomor Telepon Kewarganegaraan Jenis Kelamin : Dio Kharisma Pratiwi : Bandung, 8 November 1991 : Jl. Baladewa Gang 1 no. 9 Bandung : : diokharismapratiwi@yahoo.com : Indonesia : Perempuan Pendidikan Formal : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung. : SMAN 17, Bandung : SMPN 1, Bandung : TK. Kasih Bunda, Bandung

20 Kursus : Design Graphic Corel Draw Course at UNIBI Bandung : English First Pengalaman Kerja : Bloods Blaze : Sixteen D-Scale : Hard Rock FM Bandung : Invictus

Kalau dibilang semua atas pilihan rakyat, tapi yang bukankah mereka naik ke tampuk kekuasaan atas permainan politik keluarga?

Kalau dibilang semua atas pilihan rakyat, tapi yang bukankah mereka naik ke tampuk kekuasaan atas permainan politik keluarga? Pengantar: Kekuasaan yang katanya milik rakyat kini telah dikebiri sedemikian rupa sehingga dimiliki oleh para dinasti penguasa. Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi menyebut ada 58 daerah yang dipimpin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Korupsi merupakan salah satu permasalahan yang masih dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Korupsi merupakan salah satu permasalahan yang masih dihadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Korupsi merupakan salah satu permasalahan yang masih dihadapi pemerintah Indonesia. Banyak kasus korupsi yang diungkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang

Lebih terperinci

KELOMPOK 4 PELANGGARAN KODE ETIK HAKIM MK ( MAHKAMAH KONSITUSI) AKIL MOCHTAR INDONESIA

KELOMPOK 4 PELANGGARAN KODE ETIK HAKIM MK ( MAHKAMAH KONSITUSI) AKIL MOCHTAR INDONESIA KELOMPOK 4 PELANGGARAN KODE ETIK HAKIM MK ( MAHKAMAH KONSITUSI) AKIL MOCHTAR DI INDONESIA Hakim adalah pejabat yang memimpin persidangan. حكم Istilah "hakim" sendiri berasal dari kata Arab (hakima) yang

Lebih terperinci

Konferensi Pers Presiden RI Tentang Kasus Hukum Ketua MK, tgl 5 Okt 2013, di Jakarta Sabtu, 05 Oktober 2013

Konferensi Pers Presiden RI Tentang Kasus Hukum Ketua MK, tgl 5 Okt 2013, di Jakarta Sabtu, 05 Oktober 2013 Konferensi Pers Presiden RI Tentang Kasus Hukum Ketua MK, tgl 5 Okt 2013, di Jakarta Sabtu, 05 Oktober 2013 KONFERENSI PERS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KASUS HUKUM KETUA MAHKAMAH KONSTITUSI DI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara hingga saat ini masih menjadi permasalahan utama pemerintah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. negara hingga saat ini masih menjadi permasalahan utama pemerintah Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Isu korupsi, suap, pencucian uang, dan semua bentuk penggelapan uang negara hingga saat ini masih menjadi permasalahan utama pemerintah Indonesia. Para aparatur

Lebih terperinci

LAPORAN SURVEI PROVINSI BANTEN (DATA SURVEI 7 12 APRIL 2016)

LAPORAN SURVEI PROVINSI BANTEN (DATA SURVEI 7 12 APRIL 2016) LAPORAN SURVEI PROVINSI BANTEN (DATA SURVEI 7 12 APRIL 2016) Prepared by: INDO BAROMETER Jl. Tebet Barat Dalam IV No. 13, Tebet, Jakarta Selatan Telp: (021) 83787184 (Hunting) Fax: (021) 83787190 I. METODOLOGI

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, Pertanahan dan

Lebih terperinci

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2014 T E N T A N G

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2014 T E N T A N G PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2014 T E N T A N G TATA BERACARA PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG BADAN KEHORMATAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 24 Oktober Indeks

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 24 Oktober Indeks P P A T K AMLNEWS Clipping Service Anti Money Laundering 24 Oktober 2011 Indeks 1. Lengser Sebulan, Bekas Bupati Ditahan 2. Penangkapan Pejabat Kemenakertrans Dadong siap buka-bukaan dipersidangan 3. Penangkapan

Lebih terperinci

Gila! Golkar Calonkan Ketua DPR yang Terkait Banyak Kasus Korupsi

Gila! Golkar Calonkan Ketua DPR yang Terkait Banyak Kasus Korupsi Gila! Golkar Calonkan Ketua DPR yang Terkait Banyak Kasus Korupsi Bendahara Umum Partai Golongan Karya Setya Novanto tiba di Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta Selatan, Selasa (7/1/2014).

Lebih terperinci

Jokowi Diuji, KPK Diamputasi Selasa, 17 Pebruari 2015

Jokowi Diuji, KPK Diamputasi Selasa, 17 Pebruari 2015 Jokowi Diuji, KPK Diamputasi Selasa, 17 Pebruari 2015 Presiden Joko Widodo menghadapi ujian mahadahsyat setelah permohonan Komisaris Jenderal Budi Gunawan dikabulkan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun.

BAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sebagai lembaga negara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,

Lebih terperinci

Korupsi di parlemen bentuknya banyak mulai dari budgeting hingga legislasi itu sendiri.

Korupsi di parlemen bentuknya banyak mulai dari budgeting hingga legislasi itu sendiri. Korupsi di parlemen bentuknya banyak mulai dari budgeting hingga legislasi itu sendiri. Sejak reformasi, Indonesia makin demokratis. Sayangnya proses demokratisasi itu tak signifikan dengan proses pemberantasan

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, Pertanahan dan

Lebih terperinci

Clipping Service. Anti Money Laundering 9 Juni Indeks

Clipping Service. Anti Money Laundering 9 Juni Indeks Clipping Service Anti Money Laundering 9 Juni 2011 Indeks 1. Dugaan Korupsi KPK Akan Panggil Nazaruddin dan Istrinya 2. Diperiksa Kasus Kemendiknas Lalu, Bagaimana Kaitan Nazar-Kasus Sesmenpora? 3. Nazaruddin

Lebih terperinci

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg No.1748, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DKPP. Kode Etik dan Pedoman Perilaku. PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK DAN

Lebih terperinci

Keterangan Pers Presiden RI tentang Penegakan Hukum dan Pemberantasan Korupsi, Jumat, 26 Juni 2009

Keterangan Pers Presiden RI tentang Penegakan Hukum dan Pemberantasan Korupsi, Jumat, 26 Juni 2009 Keterangan Pers Presiden RI tentang Penegakan Hukum dan Pemberantasan Korupsi, 26-6-09 Jumat, 26 Juni 2009 Â KETERANGAN PERS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENEGAKAN HUKUM DAN PEMBERANTASAN KORUPSI,

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 40/PUU-XIII/2015 Pemberhentian Sementara Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 40/PUU-XIII/2015 Pemberhentian Sementara Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 40/PUU-XIII/2015 Pemberhentian Sementara Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi I. PEMOHON Dr. Bambang Widjojanto, sebagai Pemohon. KUASA HUKUM Nursyahbani Katjasungkana,

Lebih terperinci

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYIDIKAN BAGI PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

Lebih terperinci

KODE ETIK PENYELENGGARA NEGARA SEBAGAI UPAYA PENEGAKAN ETIKA BAGI PENYELENGGARA NEGARA

KODE ETIK PENYELENGGARA NEGARA SEBAGAI UPAYA PENEGAKAN ETIKA BAGI PENYELENGGARA NEGARA KODE ETIK PENYELENGGARA NEGARA SEBAGAI UPAYA PENEGAKAN ETIKA BAGI PENYELENGGARA NEGARA Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 01 November 2014; disetujui: 01 Desember 2014 Terselenggaranya tata pemerintahan

Lebih terperinci

Headline Berita Hari Ini Periode: 01/07/2014 Tanggal terbit: 01/07/2014

Headline Berita Hari Ini Periode: 01/07/2014 Tanggal terbit: 01/07/2014 Headline Berita Hari Ini Periode: 01/07/2014 Tanggal terbit: 01/07/2014 Sebaran Bidang. Monitoring Isu Publik pada Selasa 1 Juli 2014 didominasi bidang Polhukam, yang sebanyak 84,2 persen. Isu publik bidang

Lebih terperinci

Irman Gusman Minta Jatah Rp 300 Per Kg

Irman Gusman Minta Jatah Rp 300 Per Kg Irman Gusman Minta Jatah Rp 300 Per Kg Kasus Suap Pengurusan Gula Impor http://www.rmol.co/read/2016/11/09/267707/irman-gusman-minta-jatah-rp-300-per-kg- RABU, 09 NOVEMBER 2016, 09:07:00 WIB HARIAN RAKYAT

Lebih terperinci

JAKARTA, KOMPAS - Hingga Senin (2/6), Komisi Pemilihan Umum masih belum mengumumkan Laporan Harta

JAKARTA, KOMPAS - Hingga Senin (2/6), Komisi Pemilihan Umum masih belum mengumumkan Laporan Harta JAKARTA, KOMPAS - Hingga Senin (2/6), Komisi Pemilihan Umum masih belum mengumumkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden. Alasannya, KPU masih menunggu

Lebih terperinci

Saat kasus korupsi terjadi, Hari Sabarno disebut tidak lagi menjabat sebagai Mendagri.

Saat kasus korupsi terjadi, Hari Sabarno disebut tidak lagi menjabat sebagai Mendagri. P P A T K AMLNEWS Clipping Service Anti Money Laundering 12 September 2011 Indeks 1. Kasus Korupsi Mobil Kebakaran Mantan mendagri tuding jaksa tak cermat 2. Penanganan Kasus Korupsi Dana BSM Dinilai Lamban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki cukup banyak koruptor. Korupsi di Indonesia sudah menjadi suatu budaya atau trend yang menjamur. Trend korupsi tersebut terindikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dari hukum acara pidana adalah untuk mencari dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dari hukum acara pidana adalah untuk mencari dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan dari hukum acara pidana adalah untuk mencari dan mendapatkan atau setidak-tidaknya mendekati kebenaran materil. Kebenaran materil merupakan kebenaran

Lebih terperinci

Jokowi dan Skenario Kapolri Selasa, 20 Januari 2015

Jokowi dan Skenario Kapolri Selasa, 20 Januari 2015 Jokowi dan Kapolri Selasa, 20 Januari 2015 Ketuk palu keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas pro dan kontra pengangkatan Komisaris Jenderal (Komjen) Budi Gunawan telah kita ketahui bersama. Pengangkatan

Lebih terperinci

Sanksi bagi Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai masalah hukum, apa ada?

Sanksi bagi Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai masalah hukum, apa ada? Sanksi bagi Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai masalah hukum, apa ada? Oleh: Ibrahim Hasan Berdasarkan berita online, diketahui bahwa Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) telah mengeluarkan Surat Edaran

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT FIT AND PROPER TEST KOMISI III DPR RI TERHADAP CALON PIMPINAN KPK ------------------------------------- (BIDANG HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang :

Lebih terperinci

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 16 Agustus Indeks

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 16 Agustus Indeks P P A T K AMLNEWS Clipping Service Anti Money Laundering 16 Agustus 2011 Indeks 1. Dugaan Kasus Korupsi KPK Selidiki 7 Kasus Keterlibatan Nazaruddin 2. Korupsi di Kemenpora Atasan Sesmenpora mengetahui

Lebih terperinci

Analisis Isi Media Judul: MIP No Pengesahan RUU Pilkada Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 23/09/2014

Analisis Isi Media Judul: MIP No Pengesahan RUU Pilkada Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 23/09/2014 Analisis Isi Media Judul: MIP No 207 Pengesahan RUU Pilkada Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 23/09/2014 Sebaran Media Terdapat 12 media baik daring, cetak, maupun elektronik yang teridentifikasi memberitakan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang:

Lebih terperinci

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 71/PUU-XIV/2016 Hak Konstitusional Terdakwa dan/atau Mantan Narapidana Untuk Dipilih Menjadi Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah I. PEMOHON Drs. H. Rusli

Lebih terperinci

KOLUSI MERUSAK MORAL BANGSA

KOLUSI MERUSAK MORAL BANGSA KOLUSI MERUSAK MORAL BANGSA EKA MUHAMAD NUR ROSID / 11.12.5992 KELOMPOK: I (KEADILAN) PROGRAM STUDI: PENDIDIKAN PANCASILA JURUSAN: SISTEM INFORMASI DOSEN: MOHAMMAD IDRIS.P, DRS, MM LATAR BELAKANG MASALAH

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG 1 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

Lebih terperinci

2 2. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 1607); MEMUTU

2 2. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 1607); MEMUTU No.547, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DPR-RI. Kode Etik. PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

Bank Century bukanlah bank yang berdampak sistemik yang pantas mendapat dana talangan.

Bank Century bukanlah bank yang berdampak sistemik yang pantas mendapat dana talangan. Pengantar: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa kembali Wakil Presiden Boediono di kantor Wakil Presiden dalam kasus bailout Bank Century. Ia diperiksa selama 10 jam. Akankah Boediono menjadi tersangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikuatkan dan diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. dikuatkan dan diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, keberadaan dan peran auditor yang sangat strategis dikuatkan dan diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. Dengan meningkatkan kompetisi dan

Lebih terperinci

Analisis Isi Media Judul: MIP No. 215 Sidang Perdana DPR Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 02/10/2014

Analisis Isi Media Judul: MIP No. 215 Sidang Perdana DPR Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 02/10/2014 Analisis Isi Media Judul: MIP No. 215 Sidang Perdana DPR Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 02/10/2014 Sebaran Media. Media yang paling banyak memberitakan topik MCA hari ini adalah Detik (42 berita).

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.906, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA. Pemilu. Penyelenggara Kode Etik. PERATURAN BERSAMA KOMISI PEMILIHAN UMUM, BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, DAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH. Muchamad Ali Safa at

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH. Muchamad Ali Safa at DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH Muchamad Ali Safa at DPRD Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah FUNGSI: Legislasi; Anggaran; Pengawasan; Representasi RAKYAT DI DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penetapan status tersangka, bukanlah perkara yang dapat diajukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. penetapan status tersangka, bukanlah perkara yang dapat diajukan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajuan permohonan perkara praperadilan tentang tidak sahnya penetapan status tersangka, bukanlah perkara yang dapat diajukan dalam sidang praperadilan sebagaimana

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUDUS - 2 - DENGAN

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA KASUS. Lihat Putusan Pengadilan Negeri Jakarta tertanggal 27 Mei 2008, No. 06/Pid/Prap/2008/PN Jkt-Sel

BAB 4 ANALISA KASUS. Lihat Putusan Pengadilan Negeri Jakarta tertanggal 27 Mei 2008, No. 06/Pid/Prap/2008/PN Jkt-Sel 59 BAB 4 ANALISA KASUS 4.1 Posisi Kasus Penangkapan Dalam Hal Tertangkap Tangan Atas Al Amin Nasution Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi Tindak Pidana Korupsi di Indonesia sudah begitu parah dan meluas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional bertujuan mewujudkan manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional bertujuan mewujudkan manusia Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional bertujuan mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya yang adil, makmur, sejahtera dan tertib berdasarkan

Lebih terperinci

PKSANHAN II PUSAT KAJIAN SISTEM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA KEKOSONGAN PEMERINTAHAN SEBAGAI IMPLIKASI PEMILUKADA SERENTAK

PKSANHAN II PUSAT KAJIAN SISTEM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA KEKOSONGAN PEMERINTAHAN SEBAGAI IMPLIKASI PEMILUKADA SERENTAK POLICY BRIEF PKSANHAN II PUSAT KAJIAN SISTEM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA KEKOSONGAN PEMERINTAHAN SEBAGAI IMPLIKASI PEMILUKADA SERENTAK LATAR BELAKANG Sebanyak 269 kepala daerah akan habis atau sengaja

Lebih terperinci

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Keempat, Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 3.4 Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Keempat, Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 3.4 Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Modul E-Learning 3 PENEGAKAN HUKUM Bagian Keempat, Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 3.4 Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 3.4.1 Kewenangan KPK Segala kewenangan yang

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA UNIVERSITAS JEMBER NOMOR 1 TAHUN 2017 tentang KODE ETIK KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA UNIVERSITAS JEMBER NOMOR 1 TAHUN 2017 tentang KODE ETIK KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA UNIVERSITAS JEMBER NOMOR 1 TAHUN 2017 tentang KODE ETIK KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA

Lebih terperinci

Akankah Boediono Jadi Tumbal Century?

Akankah Boediono Jadi Tumbal Century? Akankah Boediono Jadi Tumbal Century? http://www.suarapembaruan.com/politikdanhukum/akankah-boediono-jadi-tumbal-century/33703 Kamis, 11 April 2013 8:48 Wakil Presiden Boediono. [google] Berita Terkait

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 102/PUU-XIII/2015 Pemaknaan Permohonan Pra Peradilan

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 102/PUU-XIII/2015 Pemaknaan Permohonan Pra Peradilan RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 102/PUU-XIII/2015 Pemaknaan Permohonan Pra Peradilan I. PEMOHON - Drs. Rusli Sibua, M.Si. ------------------------------- selanjutnya disebut Pemohon. Kuasa Hukum: -

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT KONSULTASI KOMISI III DPR RI DENGAN MAHKAMAH AGUNG RI --------------------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang : 2016-2017.

Lebih terperinci

Headline Berita Hari Ini Periode: 02/09/2014 Tanggal terbit: 02/09/2014

Headline Berita Hari Ini Periode: 02/09/2014 Tanggal terbit: 02/09/2014 Headline Berita Hari Ini Periode: 02/09/2014 Tanggal terbit: 02/09/2014 Sebaran Bidang. Pemberitaan media hari ini (Selasa, 2 September 2014) teridentifikasi bidang Polhukam (81,8%), bidang Perekonomian

Lebih terperinci

Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi dan Reformasi Hukum

Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi dan Reformasi Hukum 2014 Jakarta, 4 Februari Kepada Yth. 1. DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono Presiden Republik Indonesia 2. Amir Syamsudin Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Di Jakarta 1. Pemerintah-dalam hal ini diwakili

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Opini WTP) adalah salah satu dari empat

BAB I PENDAHULUAN. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Opini WTP) adalah salah satu dari empat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Opini WTP) adalah salah satu dari empat jenis opini yang diterbitkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap hasil pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut: dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) pun sejajar dan bersifat

BAB III PENUTUP. maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut: dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) pun sejajar dan bersifat 93 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Hubungan antara Pemerintah Daerah dan Dewan

Lebih terperinci

DAFTAR TERDAKWA/TERPIDANA PERKARA KORUPSI DARI POLITISI ATAU KADER PARPOL YANG DIVONIS PENGADILAN PADA TAHUN

DAFTAR TERDAKWA/TERPIDANA PERKARA KORUPSI DARI POLITISI ATAU KADER PARPOL YANG DIVONIS PENGADILAN PADA TAHUN DAFTAR TERDAKWA/TERPIDANA PERKARA KORUPSI DARI POLITISI ATAU KADER PARPOL YANG DIVONIS PENGADILAN PADA TAHUN 2013-2015 No Terdakwa/Terpidana Asal Partai Kasus Vonis Waktu Vonis 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rencana Revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi bukan lagi menjadi isu baru di Indonesia. Rencana tersebut sudah ada sejak tahun 2010. Dikutip dari

Lebih terperinci

PILKADA lewat DPRD?

PILKADA lewat DPRD? http://www.sinarharapan.co/news/read/30485/mengorbankan-rakyat-untuk-menutupi-kelemahan-parpol PILKADA lewat DPRD? Mengorbankan Rakyat untuk Menutupi Kelemahan Parpol 04 January 2014 Vidi Batlolone Politik

Lebih terperinci

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 31/PUU-X/2012 Tentang Kewenangan Lembaga BPKP dan BPK

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 31/PUU-X/2012 Tentang Kewenangan Lembaga BPKP dan BPK RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 31/PUU-X/2012 Tentang Kewenangan Lembaga BPKP dan BPK I. PEMOHON Ir. Eddie Widiono Sowondho,M.Sc., selanjutnya disebut Pemohon. Kuasa Hukum: Dr.

Lebih terperinci

*14671 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 4 TAHUN 2004 (4/2004) TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

*14671 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 4 TAHUN 2004 (4/2004) TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Copyright (C) 2000 BPHN UU 4/2004, KEKUASAAN KEHAKIMAN *14671 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 4 TAHUN 2004 (4/2004) TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Negara ini lahir dari perjuangan bangsa Indonesia yang bertekad mendirikan Negara kesatuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri)

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, Pertanahan dan

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 8/PUU-XVI/2018 Tindakan Advokat Merintangi Penyidikan, Penuntutan, dan Pemeriksaan di Sidang Pengadilan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 8/PUU-XVI/2018 Tindakan Advokat Merintangi Penyidikan, Penuntutan, dan Pemeriksaan di Sidang Pengadilan RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 8/PUU-XVI/2018 Tindakan Advokat Merintangi Penyidikan, Penuntutan, dan Pemeriksaan di Sidang Pengadilan I. PEMOHON Barisan Advokat Bersatu (BARADATU) yang didirikan berdasarkan

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMETAAN ANGGOTA DPRD KABUPATEN/KOTA YANG MENCALONKAN DIRI PADA PILKADA SERENTAK TAHUN 2018 DI DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PEDOMAN PEMETAAN ANGGOTA DPRD KABUPATEN/KOTA YANG MENCALONKAN DIRI PADA PILKADA SERENTAK TAHUN 2018 DI DAERAH PROVINSI JAWA BARAT PEDOMAN PEMETAAN KABUPATEN/KOTA YANG MENCALONKAN DIRI PADA PILKADA SERENTAK TAHUN 2018 DI DAERAH PROVINSI JAWA BARAT OLEH KEPALA BIRO PEMERINTAHAN DAN KERJA SAMA M. TAUFIQ BUDI SANTOSO KAMIS, 7 DESEMBER

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BERSAMA KOMISI PEMILIHAN UMUM, BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, DAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN 2012 NOMOR 11 TAHUN 2012 NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PENYELENGGARA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, dijelaskan desain penelitian yang digunakan dalam tesis ini. Desain yang dimaksud berkenaan dengan metode penelitian yang meliputi jenis penelitian, data

Lebih terperinci

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI DEMOKRAT T E R H A D A P RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG OMBUDSMAN

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI DEMOKRAT T E R H A D A P RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG OMBUDSMAN PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI DEMOKRAT T E R H A D A P RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG OMBUDSMAN Juru Bicara : H. DADAY HUDAYA, SH, MH Nomor Anggota : A- 92 Assalamu`alaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA A. Pendahuluan Alasan/pertimbangan penggantian Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.76, 2010 KORUPSI. KOLUSI. NEPOTISME. Penyelenggaraan Negara. KPK. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5137) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Irtama 2016 1 Irtama 2016 2 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan internal adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah "MK sudah kehilangan wibawa sejak skandal Akil Mochtar. Sayangnya, tidak ada terobosan untuk komfensasi tingkat kepercayaan masyarakat yang drop tersebut sehingga

Lebih terperinci

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 016/PUU-IV/2006 Perbaikan 11 September 2006

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 016/PUU-IV/2006 Perbaikan 11 September 2006 RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 016/PUU-IV/2006 Perbaikan 11 September 2006 I. PARA PEMOHON Prof. DR. Nazaruddin Sjamsuddin sebagai Ketua KPU PEMOHON I Prof. DR. Ramlan Surbakti, M.A., sebagai Wakil Ketua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini

BAB I PENDAHULUAN. uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemunculan korupsi di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk ringan atau berat, terorganisasi atau tidak. Walaupun korupsi sering memudahkan kegiatan

Lebih terperinci

KASUS TINDAK PIDANA KORUPSI PENINGKATAN JALAN NANTI AGUNG - DUSUN BARU KECAMATAN ILIR TALO KABUPATEN SELUMA

KASUS TINDAK PIDANA KORUPSI PENINGKATAN JALAN NANTI AGUNG - DUSUN BARU KECAMATAN ILIR TALO KABUPATEN SELUMA KASUS TINDAK PIDANA KORUPSI PENINGKATAN JALAN NANTI AGUNG - DUSUN BARU KECAMATAN ILIR TALO KABUPATEN SELUMA http://www.beritasatu.com 1 Bengkulu - Kepala Polda Bengkulu, Brigjen Pol. M. Ghufron menegaskan,

Lebih terperinci

Pernyataan Pers MAHKAMAH AGUNG HARUS PERIKSA HAKIM CEPI

Pernyataan Pers MAHKAMAH AGUNG HARUS PERIKSA HAKIM CEPI Pernyataan Pers MAHKAMAH AGUNG HARUS PERIKSA HAKIM CEPI Hakim Cepi Iskandar, pada Jumat 29 Oktober 2017 lalu menjatuhkan putusan yang mengabulkan permohonan Praperadilan yang diajukan oleh Setya Novanto,

Lebih terperinci

1. Dugaan Korupsi KPU Ada aliran dana ke lima media 2. Berstatus Saksi, KPK Kesulitan Pulangkan nazaruddin 3. Hakim Syarifuddin Bantah Terima Suap

1. Dugaan Korupsi KPU Ada aliran dana ke lima media 2. Berstatus Saksi, KPK Kesulitan Pulangkan nazaruddin 3. Hakim Syarifuddin Bantah Terima Suap Clipping Service Anti Money Laundering 17 Juni 2011 Indeks 1. Dugaan Korupsi KPU Ada aliran dana ke lima media 2. Berstatus Saksi, KPK Kesulitan Pulangkan nazaruddin 3. Hakim Syarifuddin Bantah Terima

Lebih terperinci

Nama : ALEXANDER MARWATA

Nama : ALEXANDER MARWATA Nama : ALEXANDER MARWATA 1. Pengadilan adalah tempat seseorang mencari keadilan. Pengadilan bukan tempat untuk menjatuhkan hukuman. Meskipun seorang Terdakwa dijatuhi hukuman penjara hal itu dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan informasi yang terjadi setiap harinya, sudah menjadi kebutuhan penting di setiap harinya. Media massa merupakan wadah bagi semua informasi

Lebih terperinci

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 47/PUU-XV/2017 Hak Angket DPR Terhadap KPK

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 47/PUU-XV/2017 Hak Angket DPR Terhadap KPK RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 47/PUU-XV/2017 Hak Angket DPR Terhadap KPK I. PEMOHON 1. DR. Busyro Muqoddas 2. Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia 3. Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI)

Lebih terperinci

Analisis Isi Media Judul: MCA No.33 Revisi UU KPK Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 18/02/2016

Analisis Isi Media Judul: MCA No.33 Revisi UU KPK Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 18/02/2016 Analisis Isi Media Judul: MCA No33 Revisi UU KPK Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 18/02/2016 Sebaran Media Monitoring media pada hari Kamis, 18 Februari 2016 mengenai Revisi UU KPK paling banyak diangkat

Lebih terperinci

Oleh : S u p a n d i, SE (Kabid Pengembangan BKD Kab. Kolaka) A. Pendahuluan

Oleh : S u p a n d i, SE (Kabid Pengembangan BKD Kab. Kolaka) A. Pendahuluan PROMOSI JABATAN MELALUI SELEKSI TERBUKA PADA JABATAN ADMINISTRATOR; TATA CARA PELAKSANAAN DAN KEMUNGKINAN PENERAPANNYA DILINGKUNGAN PEMERINTAH KAB. KOLAKA Oleh : S u p a n d i, SE (Kabid Pengembangan BKD

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011: 34 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Judicial Review Kewenangan Judicial review diberikan kepada lembaga yudikatif sebagai kontrol bagi kekuasaan legislatif dan eksekutif yang berfungsi membuat UU. Sehubungan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, tanggal 1 April 2014 Selasa, 01 April 2014

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, tanggal 1 April 2014 Selasa, 01 April 2014 Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, tanggal 1 April 2014 Selasa, 01 April 2014 PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG KABINET PARIPURNA DI KANTOR PRESIDEN,

Lebih terperinci

Analisis Isi Media Judul: MIP No. 112 Kasus Dugaan Korupsi Penyelenggaraan Haji Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 23/05/2014

Analisis Isi Media Judul: MIP No. 112 Kasus Dugaan Korupsi Penyelenggaraan Haji Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 23/05/2014 Analisis Isi Media Judul: MIP No 112 Kasus Dugaan Korupsi Penyelenggaraan Haji 2012-2013 Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 23/05/2014 Sebaran Media Terkait isu yang disorot dalam analisis hari ini, media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seolah tak pernah memiliki akhir dan tak selesai untuk dibahas.

BAB I PENDAHULUAN. seolah tak pernah memiliki akhir dan tak selesai untuk dibahas. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Korupsi merupakan salah satu isu yang selalu menghiasi media-media massa kita. Baik media cetak maupun elektronik. Masalah korupsi di negeri ini seolah tak

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 9/PUU-XV/2017 Mekanisme Pengangkatan Wakil Kepala Daerah yang Berhenti Karena Naiknya Wakil Kepala Daerah Menggantikan Kepala Daerah I. PEMOHON Dr. Ahars Sulaiman, S.H.,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2016 No.05,2016 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. PEMERINTAHAN DESA.PAMONG DESA. ( Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bantul

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2015 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 4 Tahun : 2015 Menimbang Mengingat PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERANGKAT

Lebih terperinci

PK Ahok dan Kasus Buni Yani

PK Ahok dan Kasus Buni Yani o PK Ahok dan Kasus Buni Yani Tim VIVA» Selasa, 27 Februari 2018 06:03 WIB https://www.viva.co.id/indepth/fokus/1011055-pk-ahok-dan-kasus-buni-yani o Photo : ANTARA FOTO/Ubaidillah Basuki Tjahaja Purnama

Lebih terperinci

BAB IV KEWENANGAN KEJAKSAAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI. A. Perbedaan Kewenangan Jaksa dengan KPK dalam Perkara Tindak

BAB IV KEWENANGAN KEJAKSAAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI. A. Perbedaan Kewenangan Jaksa dengan KPK dalam Perkara Tindak BAB IV KEWENANGAN KEJAKSAAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI A. Perbedaan Kewenangan Jaksa dengan KPK dalam Perkara Tindak Pidana Korupsi Tidak pidana korupsi di Indonesia saat ini menjadi kejahatan

Lebih terperinci

FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Alamat : Jalan Malioboro Nomor 54 Yogyakarta, Telepon 0274-512688,512820 PANDANGAN UMUM FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN

Lebih terperinci

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 15 September Indeks

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 15 September Indeks P P A T K AMLNEWS Clipping Service Anti Money Laundering 15 September 2011 Indeks 1. suap Wisma Atlet KPK usut uang ke kogkres Demokrat 2. Korupsi Kemenkes Polri periksa 30 kepala rumah sakit 3. Kasus

Lebih terperinci

Clipping Service. Anti Money Laundering 28 Juni Indeks

Clipping Service. Anti Money Laundering 28 Juni Indeks Clipping Service Anti Money Laundering 28 Juni 2011 Indeks 1. Sidang Narkoba Bandar kelas kakap dituntut hukuman seumur hidup 2. Terjerat Kasus Korupsi, Mochtar Tetap Calon Walikota Bekasi 3. Duh! Sudah

Lebih terperinci