BAB II GAMBARAN UMUM BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGA TANAMANOBAT DAN OBAT TRADISIONA (B2P2TOOT)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II GAMBARAN UMUM BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGA TANAMANOBAT DAN OBAT TRADISIONA (B2P2TOOT)"

Transkripsi

1 BAB II GAMBARAN UMUM BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGA TANAMANOBAT DAN OBAT TRADISIONA (B2P2TOOT) 1. Sejarah Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional berlokasi di Jl. Raya Lawu No. 11, Kecamatan Tawangmanggu Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kode Pos Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional bermula dari Kebun Koleksi Tanaman Obat, dirintis oleh R.M Santoso Soerjokoesoemo sejak awal tahun kemerdekaan, menggambarkan semangat dari seorang anak bangsa Nusantara yang tekun dan sangat mencintai budaya pengobatan nenek moyang. Beliau mewariskan semangat dan kebun tersebut pada negara. Mulai April 1948, secara resmi Kebun Koleksi TO tersebut dikelola oleh pemerintah di bawah Lembaga Eijkman dan diberi nama Hortus Medicus Tawangmangu (Profil Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Transformasi Evolusi sebagai suatu organisasi terjadi karena Kepmenkes No. 149 tahun 1978 pada tanggal 28 April 1978, yang mentransformasi kebun koleksi menjadi Balai Penelitian Tanaman Obat (BPTO) sebagai Unit Pelaksana Teknis di 18

2 19 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan. Transformasi I ini sebagai lembaga Iptek memberikan nuansa dan semangat baru dalam mengelola tanaman obat (TO) dan potensi-potensi TO sebagai bahan Jamu untuk pencegahan, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan rakyat (Profil Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Evolusi organisasi berlanjut pada tahun 2006, dengan Permenkes No. 491 tahun 2006 tanggal 17 Juli 2006, BPTO bertransformasi menjadi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT). Transformasi II ini memberikan amanah untuk melestarikan, membudayakan, dan mengembangkan TOOT dalam mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Profil Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Era persaingan, globalisasi dan keterbukaan, mendorong manusia dan negara menggali, memanfaatkan, mengembangkan budaya kesehatan dan sumber daya lokal untuk pembangunan kesehatan. Ini berdampak pada transformasi III B2P2TOOT, dengan Permenkes No. 003 tahun 2010 pada tanggal 4 Januari 2010 Tentang Saintifikasi JAMU dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan. Sejak tahun 2010, B2P2TOOT memprioritaskan pada Saintifikasi Jamu, dari hulu ke hilir, mulai dari riset etnofarmakologi tumbuhan obat dan Jamu, pelestarian, budidaya, pascapanen, riset praklinik, riset klinik,

3 20 teknologi, manajemen bahan Jamu, pelatihan iptek, pelayanan iptek, dan diseminasi sampai dengan peningkatan kemandirian masyarakat. Visi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional : Masyarakat sehat dengan Jamu yang aman dan berkhasiat Misi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional : Meningkatkan mutu litbang, mengembangkan hasil litbang dan pemanfaatan hasil litbang tanaman obat dan obat tradisional 2. Modal IPTEK di B2P2TOOT Transformasi mampu menampilkan gaya dan peran kepemimpinan yang mau dan mampu membangun dialog, membongkar kebiasaan asal kerja menjadi kedinamisan positif dan cerdas, membangun komitmen sebagai institusi IPTEK dan institusi pemerintah, menggerakkan aksi bersama, yang secara berkesinambungan dan simultan untuk menjamin mutu kinerja. Gaya yang sudah di terapkan adalah situasional dan visioner, Gaya Situasional diterapkan karena perbedaan kapasitas, kompetensi dan kemampuan masing-masing pegawai. Gaya Visioner merupakan gaya yang wajib bagi organisasi yang dinamis dan melampaui tugas dan fungsi (Profil Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015).

4 21 3. Sumber Daya Manusia di B2P2TOOT Modal tenaga manusia di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional terdiri dari pegawai tetap (PNS dan CPNS) maupun tidak tetap (tenaga yang dikontrak dengan honor bulanan), dinilai sebagai faktor utama dalam implementasi tugas dan fungsi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional. Pada Februari 2016, dengan amanah tugas litbang TOOT dan Saintifikasi JAMU, B2P2TOOT memiliki gambaran kepegawaian sebagai berikut. Jumlah total pegawai menurut jenis kepegawaian sebanyak 241, meliputi 96 pegawai tetap (89 PNS dan 7 CPNS) dan 145 pegawai tidak tetap/ptt (Profil Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). 4. Fasilitas di B2P2TOOT Fasilitas fasilitas yang menunjang kegiatan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional sebagai berikut: A. Rumah Riset Jamu Hortus Medicus Rumah riset jamu hortus medicusme terdiri dari tiga bagian di antaranya sebagai berikut :

5 22 a. Klinik Saintifikasi Jamu Klinik Saintifikasi Jamu hortus medicus adalah klinik Tipe A, merupakan implementasi peraturan Menteri Kesehatan RI tentang Saintifikasi Jamu dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan untuk menjamin jamu aman, bermutu dan berkhasiat. Klinik Saintifikasi Jamu dirintis tahun 2007, dan sejak tanggal 30 April 2012 menempati gedung baru sebagai rintisan Rumah Riset Jamu Hortus Medicus sebagai tempat uji klinik dilengkapi dengan rawat inap. Selama tahun 2015 klinik hortus medicus melayani pasien rata-rata jumlahnya pasien per bulannya. Sumber daya manusia di klinik hortus medicus ini merupakan tenaga ahli di bidangnya yang terdiri dari : 8 orang dokter, 3 orang apoteker, 9 orang dari D3 Farmasi, 5 orang perawat, 2 orang analis kesehatan, 3orang petugas medical record dan 2 orang ahli gizi b. Laboratorium Klinik Setiap harinya melayani pasien. Kegiatan pemeriksaan Laboratorium klinik sudah menerima sertifikat sebagai jaminan sistem manajemen mutu sehingga data yang dihasilkan terjamin kebenarannya. c. Griya Jamu Griya jamu merupakan bagian akhir pelayanan klinik, yaitu bagian penyedia jamu baik berupa kapsul maupun rebusan. Jamu yang digunakan berupa racikan simplisia, serbuk dan juga ekstrak tanaman obat yang telah diteliti keamanan, mutu dan khasiat melalui riset

6 23 praklinik dan riset klinik. Selain pasien, griya jamu juga melayani permintaan dari dokter jejaring Saintifikasi Jamu (Profil Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). B. Museum Jamu Hortus Medicus Museum Jamu Hortus Medicus dikelola untuk memfasilitasi aktivitas permuseuman Jamu dalam kerangka Saintifikasi Jamu. Museum ini menyediakan sarana, fasilitas dan artefak Jamu untuk pengoleksian, pelestarian, riset, komunikasi dan diseminasi benda nyata dalam kerangka Saintifikasi Jamu. Museum Jamu Hortus Medicus dikelola sebagai pusat permuseuman Jamu Kemenkes, juga untuk menjadi bahan studi oleh kalangan akademis, dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun dokumentasi dan pemikiran imajinatif pada masa depan (Profil Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Museum Jamu Hortus Medicus terdiri dari beberapa ruangan yaitu: a. Ruang Utama Alur Saintifikasi Jamu, atlas tumbuhan obat yang ada di Indonesia, peralatan membuat jamu tradisional, dan gambar pembuatan jamu b. Ruang Bahan baku Koleksi simplisia dan material bahan baku obat tradisonal c. Ruang Seni dan Alat

7 24 Koleksi alat pengobatan tradisional dan tradisi adat istiadat dari nusantara d. Ruang Produk Jamu Koleksi ASEAN herbal medicine (produk obat tradisional dari negara anggota ASEAN) dan Jamu dari Indonesia e. Ruang Naskah Naskah kuno yang berhubungan dengan Jamu f. Ruang Prestasi B2P2TOOT, buku buku terbitan serta foto C. Perpustakaan Perpustakaan dikelola untuk memfasilitasi dukungan referensi dan kepustakaan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) serta menyediakan sarana dan fasilitas terkait sumber data dan informasi iptek dalam kerangka Saintifikasi Jamu. Perpustakaan B2P2TOOT dikelola sebagai bagian dari pusat data dan informasi Kemenkes, juga pusat pembelajaran iptek untuk pihak akademisi/ilmuwan, pemerintah, dunia usaha dan kelompok masyarakat (Arsip Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Pepustakaan B2P2TOOT memiliki kurang lebih 2000 koleksi buku antara lain: a. Humaniora dan Etnografi Kesehatan b. Budidaya TO

8 25 c. Budidaya Pascapanen d. Ilmu Kedokteran dan Ilmu Pengobatan e. Farmasi f. Penyakit Tanaman g. Pertanian dan Teknologi yang berkaitan h. Kimia i. Hukum dan Perundang-undangan j. Ilmu Tumbuhan k. Biologi dan Ilmu Hayati l. Ilmu Umum dan Komputer m. Ensiklopedi n. Permasalahan dan Kesejahteraan Sosial o. Administrasi Negara & Ilmu Kemitraan p. Seni Fotografi & Foto D. Kebun Produksi Karangpandan dengan ketinggian 600 dpl seluas ±1,85 Ha Kebun Produksi Balai Besar Penelitian Tanaman Obat dan Obat Tradisional di lingkungan Karangpandan sebagai berikut a. Lokasi : Desa Doplang, Kec Karangpandan, Karanganyar Jawa Tengah, dengan ketinggian : mdpl serta Luas : m². Fungsi : Lahan percobaan, tempat budidaya, produksi, pembibitan tanaman obat dan lahan pupuk kompos. b. Lokasi : Desa Toh Kuning, Kec Karangpandan, Karanganyar Jawa Tengah, dengan ketinggian : mdpl serta luas : m². Fungsi : Lahan percobaan, tempat produksi dan pembibitan tanaman

9 26 obat (Arsip Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). c. Lokasi : Desa Ngemplak, Kec Karangpandan, Karanganyar Jawa Tengah, dengan ketinggian : mdpl serta luas : m². Fungsi : Lahan percobaan, lahan produksi dan pembibitan tanaman obat. E. Kebun Produksi Kalisoro dengan ketinggian dpl seluas ± 2 Ha Lokasi : Desa Kalisoro, Kec. Tawangmangu, Karanganyar Jawa Tengah, dengan ketinggian : mdpl serta luas : m². Fungsi : Kebun induk TO (Plasma Nutfah), lahan percobaan, kebun koleksi, pembibitan, kebun produksi tanaman obat dan lahan produksi pupuk organik (Arsip Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2015). F. Kebun Subtropik Tlogodlingo dengan ketinggian dpl seluas ±12 Ha Lokasi : Dusun Tlogodlingo, Desa Gondosuli, Kec. Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, dengan ketinggian : s.d mdpl serta luas : m². Fungsi : Lahan riset, pembibitan, produksi tanaman obat, ruang destilasi minyak atsiri dan wisata ilmiah tanaman obat. G. Sinema Fitomedika Sinema Fitomedika, merupakan wahana penyebaran informasi, berupa pemutaran film dokumenter iptek yang merupakan salah satu

10 27 destinasi awal pada kegiatan Wisata Kesehatan Jamu. Di tempat ini, pemandu wisata akan menyampaikan presentasi sambutan, pemaparan profil institusi dan diskusi awal dengan para peserta Wisata Kesehatan Jamu Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional di Tawangmangu. H. Produksi Jamu Instalasi produksi Jamu dikelola untuk memfasilitasi aktivitas produksi Jamu dalam kerangka Saintifikasi Jamu. Di sini diproduksi jamu instan, jajanan sehat dan kosmetik jamu (Arsip Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). I. Rumah Kaca Adaptasi dan Pelestarian Tanaman Obat Lokasi : Dusun Tlogodlingo, Desa Gondosuli dan Desa Kalisoro Kec Tawangmangu, Karanganyar Jawa Tengah, dengan ketinggian : mdpl dan mdpl serta luas : Ruang pelestarian 102,12 m² dan ruang adaptasi 77,7 m². Fungsi: tempat adaptasi dan pembudidayaan TO ( Minggu, 12 Juni 2016, WIB).

11 28 5. Laboratorium Penelitian dan Pengembangan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Alur Penelitian dan Pengembangan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) sebagai berikut (Gambar 1. Alur Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat, Sumber, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016)

12 29 a. Sistematika Tumbuhan Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di laboratorium sistematika tumbuhan antara lain, perawatan spesimen herbarium, digitalisasi paspor tanaman obat, identifikasi tanaman obat baru, karakterisasi mikroskopis bahan jamu dan optimasi metode sitogenetika tanaman obat. Laboratorium sistematika tumbuhan juga memberi pendampingan bagi kegiatan pelatihan, diklat PKL dan magang. Kegiatan yang telah dilakukan adalah pelatihan dalam mengidentifikasi fragmen-fragmen anatomi dari serbuk simplisia tanaman obat. Berikut ini merupakan gambar kegiatan sistematika tumbahan pada Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (Gambar 2.Sistematika Tumbuhan di B2P2TOOT, Sumber, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016)

13 30 b. Benih dan Pembibitan Laboratorium benih dan pembibitan termasuk sarana penunjang kegiatan litbang tanaman obat sektor hulu. Benih yang berkualitas akan sangat berpengaruh terhadap kualitas tanaman obat yang dibudidayakan. Kegiatan laboratorium benih dan pembibitan yaitu, pemeliharaan koleksi benih, pembuatan database, penambahan koleksi benih dan bibit, danpengujian daya kecambah benih (Arsip Balai Besar dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Berikut adalah gambar benih dan pembibitan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional sebagai berikut (Gambar 3. Pembibitan di B2P2TOOT, Sumber, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016)

14 31 c. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman (HPT) Di laboratorium ini dilakukan kegiatan pengamatan gejala serangan hama dan penyakit tanaman obat, uji biopestisida, identifikasi hama pada tanaman obat di lahan B2P2TOOT, aplikasi pengendalian hama terpadu, mengoleksi hama dan serangga untuk 1 tumbuhan obat, dan peremajaan isolate agensia hayati (Arsip Balai Besar dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Berikut adalah gambar Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman (HPT)di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional sebagai berikut (Gambar 4. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman di B2P2TOOT, Sumber, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016)

15 32 d. Laboratorium Pasca Panen Laboratorium pasca panen merupakan laboratorium yang bertanggung jawab terhadap produksi bahan jamu sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan, sehingga memenuhi standar kualitas yang berlaku (Arsip Balai Besar dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Berikut adalah gambar laboratorium pasca panen di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional sebagai berikut Gambar 5. Laboratorium Pasca Panen di B2P2TOOT, Sumber, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016)

16 33 e. Laboratorium Galenika Fungsi utama laboratorium galenika adalah melakukan kegiatan yang terkait dengan pembuatan sediaan galenika, khususnya yang berasal dari tumbuhan obat. Metode pembuatan sediaan galenika yang dilakukan di laboratorium galenika secara umum terbagi atas penyaringan (ekstraksi) dan penyulingan (destilasi). Ekstraksi yang dilakukan meliputi maserasi, perkolasi, infundasi dan sokhletasi, sedangkan destilasi yang dilakukan yaitu destilasi sederhana (destilasi air). Disamping menjalankan fungsi utamanya tersebut, terdapat beberapa kegiatan lain seperti uji kontrol kualitas dan pendampingan mahasiswa PKL ataupun magang. Berikut adalah gambar laboratorium gelentika sebagai berikut (Gambar 6. Laboratorium Gelentika di B2P2TOOT, Sumber, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016)

17 34 f. Laboratorium Fitokimia Laboratorium fitokimia merupakan bagian dari laboratorium terpadu di B2P2TOOT. Kegiatan utama yang dilakukan di laboratorium fitokimia antara lain, uji kontrol kualitas bahan jamu, skrinning fitokimia tanaman obat, kromatografi lapis tipis (KLT) ekstrak ramuan jamu, dan kromatografi lapis tipis (KLT) minyak atsiri. Selain kegiatan utama tersebut laboratorium ini juga melakukan pendampingan kegiatan PKL dan magang dari berbagai institusi pendidikan (Arsip Balai Besar dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Berikut adalah gambar laboratorium Fitokimia sebagai berikut (Gambar 7. Laboratorium Fitokimia di B2P2TOOT, Sumber, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016)

18 35 g. Laboratorium Instrumen Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di laboratorium instrument antara lain, pemeriksaan kandungan senyawa penanda/aktif (kontrol kualitas dan kandungan kimia simplisia), Quality Control (QC) bahan jamu, pemeriksaan sampel serta melakukan pendampingan PKL/magang (Arsip Balai Besar dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Berikut adalah gambar laboratorium instrument sebagai berikut (Gambar 8. Laboratorium instrument di B2P2TOOT, Sumber, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016)

19 36 h. Laboratoriu Formulasi Laboratorium formulasi merupakan salah satu laboratorium di B2P2TOOT dengan kegiatan penelitian dan pengembangan bentuk sediaan obat tradisional. Kegiatan-kegiatan itu antara lain pengembangan formula produk obat tradisional seperti produk perawatan tubuh (sabun dan hand body lotion), minuman kesehatan, cream analgesik, dan pengembangan formula food supplement herbal (Arsip Balai Besar dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Berikut adalah gambar laboratorium Formulasi sebagai berikut Gambar 9. Laboratorium Formulasi di B2P2TOOT, Sumber, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016)

20 37 i. Laboratorium Mikrobiologi Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di laboratorium mikrobiologi antara lain uji kontrol kualitas bahan jamu, uji aktivitas antimikroba bahan jamu, uji aktivitas antibakteri,peremajaan isolate dan melakukan pelatihan atau magang mikrobiologi (Arsip Balai Besar dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Berikut adalah gambar laboratorium mikrobiologi sebagai berikut (Gambar 10. Laboratorium Mikrobiologi di B2P2TOOT, Sumber, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016)

21 38 j. Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di laboratorium ini yaitu, memperbanyak tanaman obat dan produksi metabolit sekunder. Contoh tanaman obat yang telah dilakukankultur jaringan antara lain Purwoceng, Sembung, Kumis kucing dan Sarang semut (Arsip Balai Besar dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Berikut adalah gambar laboratorium Kultur Jaringan Tanaman sebagai berikut (Gambar 11. Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman di B2P2TOOT, Sumber, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016)

22 39 k. Laboratorium Biomolekuler Laboratorium biologi molekuler difungsikan untuk melakukan penelitian dan pengembangan tanaman obat-obat tradisional dalam taraf molekuler. Laboratorium ini pada tahun 2016 memfasiitasi 2 kegiatan penelitian yaitu keragaman genetik aksesi dan standarisasi tanaman obat. Di laboratorium ini juga dilakukan pengujian aktivitas antimetastasis suatu bahan dengan metode antimigrasi wound healing scratch assay, gelatin zymograph dan western blot (Arsip Balai Besar dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Berikut adalah gambar laboratorium biologi molekuler sebagai berikut (Gambar 12. Laboratorium biologi di B2P2TOOT, Sumber, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016)

23 40 l. Laboratorium Hewan Coba Kegiatan-kegiatan di laboratorium ini yaitu produksi hewan coba untuk memfasilitasi penelitian pra-klinik Tanaman Obat-Obat Tradisional meliputi, monitoring kesehatan hewan (pengamatan harian rutin dan monitoring berkala), pengembangbiakan tikus dan pengembangbiakan mencit. Penelitian yang dilakukan di laboratorium hewan coba adalah uji toksisitas akut dan subkronik 6 formula jamu yaitu, jamu Dermatitis Atopik, Urolitiasis, Gastroprotektif, Hepatoprotektor, Asam urat dan Hipertensi (Arsip Balai Besar dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Berikut adalah gambar laboratorium hewan coba sebagai berikut (Gambar 13. Laboratorium hewan coba di B2P2TOOT, Sumber, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016).

24 41 m. Laboratorium Klinik Saintifikasi Jamu Kegiatan pemeriksaan Laboratorium Klinik Saintifikasi Jamu sudah menerima sertifikat sebagai jaminan sistem manajemen mutu sehingga data yang dihasilkan terjamin kebenarannya (Arsip Balai Besar dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional tahun 2015). Berikut adalah gambar laboratorium klinik saintifikasi jamu sebagai berikut (Gambar 14. Laboratorium klinik saintifikasi jamu di B2P2TOOT, Sumber, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016)

25 42 6. Sistem Kerjasama Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) merupakan lembaga yang di pantau langsung dari kementerian kesehatan Republik Indonesia. Sistem kerjasama Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) sebagai berikut a. Sistem Kerjasama dengan Dinas di Kabupaten Karanganyar Menurut Amalia damayanti selaku kepala seksi kerjasama dan informasi menjelaskan bahwa pihak Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) belum bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Karanganyar secara detail. Pihak dinas hanya kadang kala meminta data pengunjung hanya pada bulan bulan tertentu saja seperti bulan Januari hingga Maret saja setelah itu pihak dinas tidak menghubungi untuk meminta data selanjutnya. Menurut Amalia damayanti selaku kepala seksi kerjasama dan informasi menjelaskan bahwa pihak Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT)) hanya bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Surakarta saja karena balai ini di bawah naungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

26 43 b. Sistem Kerjasama dengan Masyarakat Sekitar Kalisoro Menurut Amalia damayanti selaku kepala seksi kerjasama dan informasi menjelaskan bahwa pihak Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) bekerjasama dengan petani di lingkungan Kalisoro dalam membudidayakan tanaman obat di sekitar lingkungan Kalisoro. Proses awal di lakukan pihak B2P2TOOT adalah melakukan pembinaan mengenai jenis tanaman dengan suhu seta ketinggian untuk melakukan pembibitan tanaman itu, kemudian memberikan pembinaan kepada petani cara merawat hingga proses panen supaya mampu menjadi bibit unggulan uang bekualitas dan tidak mengurangi khasiat tanamana obat tradisonal yang di tanaman. Pembinaan yang di adakan pihak B2P2TOOT juga memberikan pengarahan kepada petani dan memberikan contoh bagaimana cara memupuk tanaman yang benar serta merawat tanaman supaya tetap menjadi bibit yang berkualitas. Untuk penanaman tanaman obat ini di lakukan di ladang milik petani pribadi untuk modal awal bibit yang di tanam di berikan modal oleh B2P2TOOT.

27 44 Kemudian setelah masa panen tanaman obat di setorkankan ke B2P2TOOT untuk di timbang berapa kilogram hasil panen tersebut serta diganti uang untuk hasilnya. Serta harga beli tanaman obat dari petani tersebut sesuai dengan harga pasar. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) memiliki lahan tanaman obat di Lingkungan Kalisoro, Tloggo Dlinggo, Karangpandan dan Plaosan, sehingga pembinaan tidak hanya untuk petani di Lingkungan Kalisoro. Pembinaan di lakukan kepada petani yang berada di Lingkungan Tlonggo Dlinggo, Lingkungan Karangpandan dan Lingkung Plaosan.

28 45 7. Alur Pelayanan Wisata Edukasi di Balai Besar Penelitian dan PengembanganTanaman Obat dan Obat Tradisional Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) menerapkan bahwa untuk kunjungan wisata edukasi harus mengirim surat permohonan. Berikut ini alur pelayanan wisata edukasi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) sebagai berikut a. Calon Pengunjung mengajukan surat permohonan yang ditujukan kepada Kepala Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional. b. Surat Permohonan masuk ke Sub. Bag. Tata Usaha untuk dicatat dalam Surat Masuk untuk kemudian diserahkan kepada Kepala Bagian Tata Usaha c. Kepala Bagian Tata Usaha menyerahkan Surat Permohonan kepada Kepala B2P2TOOT untuk selanjutnya didisposisikan kepada Kabid. PKSI melalui Kabag. TU d. Kabid. PKSI mengkoordinasikan perihal Surat Permohonan Tersebut kepada Kasi KSI. e. Kasi. KSI melalui stafnya akan melakukan komunikasi dengan Calon Pengunjung jika kunjungan tidak memungkinkan untuk dilaksanakan pada hari yang dimohonkan oleh Calon Pengunjung, untuk selanjutnya bisa dijadwal-ulangkan maupun dilakukan pembatalan kunjungan. f. Surat Permohonan yang telah mendapatkan persetujuan dan tidak berbenturan dengan jadwal kunjungan lain akan diproses lebih lanjut (Pengiriman surat balasan konfirmasi permohonan kunjungan).

29 46 g. Penyusunan Jadwal disesuaikan dengan urutan rencana kegiatan kunjungan (Calon Pengunjung yang sudah menerima surat balasan konfirmasi kunjungan) h. Penyusunan Surat Penugasan sebagai fasilitator kunjungan. (1 pemandu untuk peserta kunjungan ditambah 1 ketua tim di Sinema Fitomedika) i. Peserta datang dan kunjungan dilaksanakan. j. Ketua tim mengisi form evaluasi kunjungan dan diserahkan kepada Kasi. KSI. Berikut adalah gambar alur penerimaan tamu wisata edukasi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional sebagai berikut (Gambar. 15 Alur Penerimaan Tamu Kunjungan. Sumber, Dokumen Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016)

30 47 8. Struktur Organisasi di B2P2TOOT Tawangmanggu (Gambar 26. Struktur Organisasi B2P2TOOT. Sumber, Dokumen Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 2016) Tugas jabatan struktur organisasi B2P2TOOT sebagai beririkut: a. Ketua : Memimpin, menjalankan dan memegang B2P2TOOT, sehingga dapat mencapai Visi Misi. Menetapkan tugas, tanggung jawab dan wewenang setiap pejabat serta memberikan bimbingan dan pengarahan umum kepada bawahanya.

31 48 b. Tata Usaha : Mengatur jalanya rencana kerja B2P2TOOT. c. Ka Subag Umum : Menyediakan kebutuhan- kebutuhan signifikan para staff. Mengendalikan dan menyelenggarakan kegiatan dibidang administrasi, kepegawain/ personalia serta keskertasisan. d. Ka Subag Keuangan : Mengatur dan mengawasi keluar masuknya kas perusahaan. Membuat keputusan yang berhubungan dengan bagian keuangan perusahaan. e. Ka Subag Pelayanan dan Penelitian : Mengatur dan mengawasi pelayanan serta mengadakan penelitian yang bermanfaat sesuai visi misi. f. Ka bidang program, Kerjasama dan informasi : Mengatur kerjasama Balai dengan instasi lain untuk kemajuan Balai. Memberikan informasi kepada staf lain atau kepada masyarakat. g. Ka sie Prasarana Penelitian : Menyediakan prasarana untuk kebutuhan Penelitian. h. Ka Sie Evaluasi : Melaksanakan evaluasi taunan atau setiap program kerja dilaksanakan.

BAB III POTENSI BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL (B2P2TOOT) SEBAGAI DESTINASI WISATA EDUKASI

BAB III POTENSI BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL (B2P2TOOT) SEBAGAI DESTINASI WISATA EDUKASI BAB III POTENSI BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL (B2P2TOOT) SEBAGAI DESTINASI WISATA EDUKASI A. Potensi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan

Lebih terperinci

DIPLOMA III USAHA PERJALANAN WISATA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016

DIPLOMA III USAHA PERJALANAN WISATA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 POTENSI BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL (B2P2TOOT) SEBAGAI DESTINASI WISATA EDUKASI DI BIDANG HERBAL DI KABUPATEN KARANGANYAR LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil pengamatan penelitian, maka Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional merupakan instansi yang mengutamakan penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN LAPANGAN

BAB III KAJIAN LAPANGAN BAB III KAJIAN LAPANGAN A. TINJAUAN UMUM Site plan yang dipilih untuk penempatan Pusat Konservasi Biodiversitas Flora Fauna tersebut adalah daerah dataran tinggi yakni daerah Gondosuli Tawangmangu. Gondosuli

Lebih terperinci

PELAKSANAAN P4TO - PED KOTA PEKALONGAN. Disampaikan Dalam Acara Rakontek Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Makasar, 24 April 2014

PELAKSANAAN P4TO - PED KOTA PEKALONGAN. Disampaikan Dalam Acara Rakontek Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Makasar, 24 April 2014 PELAKSANAAN P4TO - PED KOTA PEKALONGAN Disampaikan Dalam Acara Rakontek Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Makasar, 24 April 2014 SISTEMATIKA GAMBARAN UMUM KOTA PEKALONGAN LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daerah maupun pemerintah pusat dapat memanfaatkannya sebagai sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daerah maupun pemerintah pusat dapat memanfaatkannya sebagai sumber BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dengan berbagai jenis dan menjadi suatu ciri khas tiap-tiap daerahnya. Suatu daya tarik yang mampu membuat wisatawan lokal maupun mancanegara penasaran untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpotensi untuk dikembangkan. Indonesia kaya akan tanaman. di dunia setelah Brasil (Notoatmodjo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpotensi untuk dikembangkan. Indonesia kaya akan tanaman. di dunia setelah Brasil (Notoatmodjo, 2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat tradisional di Indonesia sangat besar peranannya dalam pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia, sehingga obat tradisional sangat berpotensi untuk dikembangkan.

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi tentang analisis dan interpretasi hasil penelitian. Pada tahap ini akan dilakukan analisis permasalahan prosedur budidaya kumis kucing di Klaster Biofarmaka

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KESEHATAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL

KEMENTERIAN KESEHATAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL LAPORAN TAHUNAN 2015 KEMENTERIAN KESEHATAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL Jalan Raya Lawu No. 11 Tawangmangu, Karanganyar,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN PROGRAM PENGEMBANGAN PUSAT PENGOLAHAN PASCA PANEN TANAMAN OBAT DAN PUSAT EKSTRAK DAERAH UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN BAHAN BAKU OBAT

KEBIJAKAN DAN PROGRAM PENGEMBANGAN PUSAT PENGOLAHAN PASCA PANEN TANAMAN OBAT DAN PUSAT EKSTRAK DAERAH UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN BAHAN BAKU OBAT KEBIJAKAN DAN PROGRAM PENGEMBANGAN PUSAT PENGOLAHAN PASCA PANEN TANAMAN OBAT DAN PUSAT EKSTRAK DAERAH UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN BAHAN BAKU OBAT Disampaikan pada: Rapat Konsultasi Teknis Direktorat Bina

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Bangsa Indonesia telah lama mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi masalah kesehatan. Pengetahuan

Lebih terperinci

Disampaikan oleh: Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada Rakernas GP Jamu 2016

Disampaikan oleh: Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada Rakernas GP Jamu 2016 Disampaikan oleh: Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada Rakernas GP Jamu 2016 LATAR BELAKANG INDONESIA Potensi Jamu Riskesdas 2010 Alam Kekayaan Hayati - Populasi

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEMUDA OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN jenis pengobatan tradisional dari desa. Pengobatan

BAB I PENDAHULUAN jenis pengobatan tradisional dari desa. Pengobatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, minat masyarakat untuk memanfaatkan kekayaan alam semakin meluas. Berbagai ramuan obat dari alam sejak dahulu sudah digunakan oleh nenek moyang kita. Indonesia

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA CIREBON TAHUN 2013 GEMAH RIPAH LOH JINAWI

PROGRAM KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA CIREBON TAHUN 2013 GEMAH RIPAH LOH JINAWI PROGRAM KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA CIREBON TAHUN 2013 GEMAH RIPAH LOH JINAWI PEMERINTAH KOTA CIREBON KATA PENGANTAR Menindaklanjuti Peraturan Walikota Cirebon Nomor: 16

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2009 T E N T A N G

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2009 T E N T A N G BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2009 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN 2014

LAPORAN TAHUNAN 2014 LAPORAN TAHUNAN 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL Jalan Raya Lawu No. 11 Tawangmangu, Karanganyar,

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional Rencana program dan kegiatan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang mendasarkan pada pencapaian Prioritas

Lebih terperinci

B A B 5 PROGRAM. BAB 5 Program Program SKPD

B A B 5 PROGRAM. BAB 5 Program Program SKPD B A B PROGRAM.1. Program SKPD Berdasarkan tugas dan fungsi yang melekat pada Satuan Kerja Pelaksana Daerah (SKPD) bidang Kebudayaan dan Pariwisata, maka telah disusun program prioritas unggulan berdasarkan

Lebih terperinci

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH 4.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 18165 / Kep tertanggal 23 Juli didirikan

Lebih terperinci

.000 WALIKOTA BANJARBARU

.000 WALIKOTA BANJARBARU SALINAN.000 WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA BANJARBARU DENGAN

Lebih terperinci

instansi yang belum maksimal. Hal tersebut menyebabkan jamu masih saja belum menjadi produk unggulan.

instansi yang belum maksimal. Hal tersebut menyebabkan jamu masih saja belum menjadi produk unggulan. BAB VI KESIMPULAN Permenkes RI No. 760/Menkes/Per/IX/1992 tentang Fitofarmaka sebagai dasar upgrading jamu menjadi obat herbal terstandar dan fitofarmaka nyatanya belum mampu mengoptimalkan sumber daya

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 112 TAHUN 2016 TENTANG NOMENKLATUR, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

Lebih terperinci

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS BALAI PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KEPALA BALAI

URAIAN TUGAS BALAI PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KEPALA BALAI URAIAN TUGAS BALAI PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KEPALA BALAI (1) Balai Perbenihan dan Proteksi Tanaman Kehutanan dan Perkebunan mempunyai tugas pokok membantu kepala dinas dalam

Lebih terperinci

https://esakip.bantulkab.go.id/bpsyslama/www/monev/laporan/daftar/bulan/12 1 of 8 7/31/17, 9:02 AM

https://esakip.bantulkab.go.id/bpsyslama/www/monev/laporan/daftar/bulan/12 1 of 8 7/31/17, 9:02 AM 1 of 8 7/31/17, 9:02 AM Laporan Program/Kegiatan APBD Tahun Anggaran 2016 (Belanja Langsung) s/d Bulan Desember Dinas Pertanian dan Kehutanan 1 01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 424,049,000

Lebih terperinci

DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Kode 00 NON URUSAN 00 00 PROGRAM SETIAP SKPD 00 00 0 PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN 00 00 0 00 Penyediaan Jasa Surat Menyurat Tersedianya pengadaan meterai dan

Lebih terperinci

C. Program. Berdasarkan klaim khasiat, jumlah serapan oleh industri obat tradisional, jumlah petani dan tenaga

C. Program. Berdasarkan klaim khasiat, jumlah serapan oleh industri obat tradisional, jumlah petani dan tenaga C. Program PERKREDITAN PERMODALAN FISKAL DAN PERDAGANGAN KEBIJAKAN KETERSEDIAAN TEKNOLOGI PERBAIKAN JALAN DESA KEGIATAN PENDUKUNG PERBAIKAN TATA AIR INFRA STRUKTUR (13.917 ha) Intensifikasi (9900 ha) Non

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia mempunyai banyak potensi alam yang dapat dikembangkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia mempunyai banyak potensi alam yang dapat dikembangkan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.1.1 Potensi Alam Di Indonesia mempunyai banyak potensi alam yang dapat dikembangkan untuk menunjang perekonomian negara. Salah satu contohnya adalah potensi dari

Lebih terperinci

Regulasi Penggunaan Jamu untuk Terapi Kedokteran Modern

Regulasi Penggunaan Jamu untuk Terapi Kedokteran Modern Regulasi Penggunaan Jamu untuk Terapi Kedokteran Modern Trihono Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI Jamu Banyak tanaman obat di Indonesia Banyak ramuan jamu di Nusantara, baik yang dibuat sendiri maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PARIWISATA KOTA BATU DENGAN

Lebih terperinci

DINAS PERKEBUNAN. Tugas Pokok dan Fungsi. Sekretaris. Sekretaris mempunyai tugas :

DINAS PERKEBUNAN. Tugas Pokok dan Fungsi. Sekretaris. Sekretaris mempunyai tugas : DINAS PERKEBUNAN Tugas Pokok dan Fungsi Sekretaris Sekretaris mempunyai tugas : a. Menyusun rencana dan program kerja kesekretariatan; b. Mengkoordinasikan program kerja masing-masing Sub Bagian; c. Mengkoordinasikan

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KEBUDAYAAN, KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI D

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI D BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI D PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 166 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PT NUSANTARA SEBELAS MEDIKA RUMAH SAKIT ELIZABETH SITUBONDO 2015 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN Tujuan Umum... 2 Tujuan Khusus... 2 BAB II

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 003/MENKES/PER/I/2010 TENTANG SAINTIFIKASI JAMU DALAM PENELITIAN BERBASIS PELAYANAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 003/MENKES/PER/I/2010 TENTANG SAINTIFIKASI JAMU DALAM PENELITIAN BERBASIS PELAYANAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 003/MENKES/PER/I/2010 TENTANG SAINTIFIKASI JAMU DALAM PENELITIAN BERBASIS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat DISPARBUD Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom,

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB) BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat BBT Pada tahun 1922 Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Balai Percobaan Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB) bernayng

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEMUDA, OLAH RAGA DAN KEBUDAYAAN

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEMUDA, OLAH RAGA DAN KEBUDAYAAN WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEMUDA, OLAH RAGA DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

KEMIINTERIAN I(E SEHATAN RI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL

KEMIINTERIAN I(E SEHATAN RI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL KEMIINTERIAN I(E SEHATAN RI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL Jalan Raya Lawu No. I I Tawangmangu, Karanganyar, Jawa

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN. PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keragaman budaya, alam dan sejarah peninggalan dari nenek moyang sejak zaman dahulu, terbukti dengan banyaknya ditemukan

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Kebudayaan, Pariwisata Kepemudaan dan Olah Raga Kota Madiun

Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Kebudayaan, Pariwisata Kepemudaan dan Olah Raga Kota Madiun Uraian dan Dinas Kebudayaan, Pariwisata Kepemudaan dan Olah Raga Kota Madiun No 1 2 3 1 Sekretariat Melaksanakan kebijakan pelayanan administrasi kepada semua unsur di lingkungan Dinas meliputi pengelolaan

Lebih terperinci

RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PER KEMENTERIAN/LEMBAGA II.L.040.1

RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PER KEMENTERIAN/LEMBAGA II.L.040.1 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PER KEMENTERIAN/LEMBAGA KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA 1 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Kebudayaan

Lebih terperinci

BALAI BESAR BIOTEKNOLOGI DAN GENETIKA Transparent and Translucent]

BALAI BESAR BIOTEKNOLOGI DAN GENETIKA Transparent and Translucent] BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK II.1 Gambaran Umum Proyek Judul Proyek : Balai Besar Bioteknologi dan Genetika Tema : Transparant and Translucent Lokasi : Jl. Tentara Pelajar 3A Bogor Luas Lahan : 5,7 Ha KDB

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 21 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 21 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI,

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KOTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

DEKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET NOMOR : 135/UN27.7/PP/2014 TENTANG

DEKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET NOMOR : 135/UN27.7/PP/2014 TENTANG DEKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET NOMOR : 135/UN27.7/PP/2014 TENTANG KURIKULUM PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2014 DEKAN FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 35 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 35 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 35 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU Menimbang : a. Bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 31 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN (Berdasarkan Peraturan Bupati Sigi Nomor 28 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah) A.

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM KEBUN RAYA BOGOR

V GAMBARAN UMUM KEBUN RAYA BOGOR V GAMBARAN UMUM KEBUN RAYA BOGOR 5.1 Profil Kebun Raya Bogor Kebun Raya Bogor (KRB) merupakan tempat yang cocok untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan rekreasi sekaligus dalam satu tempat. Sebelum diberi

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru telah berdiri pada tahun 1980 dan beroperasi pada tanggal 5 Juli 1984 melalui

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN 2013

LAPORAN TAHUNAN 2013 LAPORAN TAHUNAN 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL Jl. Raya Lawu No. 11 Tawangmangu, Karanganyar,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Objek Wisata Candi Muaro Jambi Candi Muaro Jambi terletak di Kabupaten Muaro Jambi, tepatnya di Kecamatan Muaro Sebo, Provinsi Jambi. Lokasi candi

Lebih terperinci

GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG

GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS DI LINGKUNGAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk pelaksanaan lebih lanjut Peraturan

Lebih terperinci

Resep Alam, Warisan Nenek Moyang. (Jamu untuk Remaja, Dewasa, dan Anak-anak)

Resep Alam, Warisan Nenek Moyang. (Jamu untuk Remaja, Dewasa, dan Anak-anak) Resep Alam, Warisan Nenek Moyang. (Jamu untuk Remaja, Dewasa, dan Anak-anak) Slogan back to nature membuat masyarakat berbondong-bondong memanfaatkan produk bersumber alam dalam upaya menjaga kesehatan.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK RSUD KOTA DEPOK 1 BAB I PENDAHULUAN Meningkatkan derajat kesehatan bagi semua lapisan masyarakat Kota Depok melalui pelayanan

Lebih terperinci

STANDAR PENGELOLAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT. 1. Visi dan Misi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta

STANDAR PENGELOLAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT. 1. Visi dan Misi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta 1. Visi dan Misi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta 2. Rasional Visi : Menjadi Institusi pendidikan tinggi kesehatan yang unggul, kompetitif dan bertaraf internasional tahun 2035 Misi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) 351191 Tegal - 52111 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor Kelautan dan Pertanian secara kontinyu dan terarah

Lebih terperinci

432.1 / 494 / UPT. MB. Tanggal Pembuatan 26 NOPEMBER Tanggal Revisi 13 SEPTEMBER 2016 Tanggal Efektif 1 DESEMBER 2015.

432.1 / 494 / UPT. MB. Tanggal Pembuatan 26 NOPEMBER Tanggal Revisi 13 SEPTEMBER 2016 Tanggal Efektif 1 DESEMBER 2015. PEMERINTAHAN PROVINSI BALI DINAS KEBUDAYAAN PEMERINTAH PROVINSI BALI UPT. MUSEUM BALI Jalan Mayor Wisnu Denpasar. Telp. ( 0361 ) 222680,235059 DENPASAR (80232) Nomor SOP Tanggal Pembuatan 432.1 / 494 /

Lebih terperinci

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1 Kota Prabumulih 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Keinginan Pemerintah dan tuntutan dari publik saat ini adalah adanya transparansi dan akuntabilitas terhadap pengelolaan keuangan negara. Dasar dari

Lebih terperinci

AGRIBISNIS TANAMAN OBAT DAN PENERAPAN GOOD AGRICULTURAL PRACTICE DI PT. SIDO MUNCUL

AGRIBISNIS TANAMAN OBAT DAN PENERAPAN GOOD AGRICULTURAL PRACTICE DI PT. SIDO MUNCUL AGRIBISNIS TANAMAN OBAT DAN PENERAPAN GOOD AGRICULTURAL PRACTICE DI PT. SIDO MUNCUL Irwan Hidayat dan Bambang Supartoko PT. Sido Muncul E-mail: info@sidomuncul.com ABSTRAK Bahan baku industri jamu sebagian

Lebih terperinci

-1- BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN

-1- BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN -1- BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: : PERATURAN WALIKOTA TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KOTA YOGYAKARTA

MEMUTUSKAN: : PERATURAN WALIKOTA TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang kaya akan sumber daya alamnya, sehingga menjadi negara yang sangat potensial dalam bahan baku obat, karena

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

BAB I. PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna BAB I. PENDAHULUAN Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RINGKASAN. masyarakat dalam berkesehatan. Instansi ini berfungsi sebagai lembaga

RINGKASAN. masyarakat dalam berkesehatan. Instansi ini berfungsi sebagai lembaga RINGKASAN EJEN MUHAMADJEN. Analisis Kelayakan Usaha Rumah Jamu di Taman Sringanis, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dibimbing oleh Ir. Netty Tinaprilla,MM Taman Sringanis merupakan wujud kepedulian terhadap

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN KOTA SURAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA,

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN 4. Visi dan Misi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Visi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga tahun 06 0 adalah

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 124 TAHUN 2016 T E N T A N G

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 124 TAHUN 2016 T E N T A N G BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 124 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN KABUPATEN BANTUL DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 17 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dunia kepariwisataan merupakan salah satu industri yang dapat memberikan kontribusi sebagai pemasukan devisa bagi negara. Pariwisata diandalkan oleh banyak negara di

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN PASURUAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. obat tradisional, yaitu spesies tumbuhan yang diketahui atau dipercayai

TINJAUAN PUSTAKA. obat tradisional, yaitu spesies tumbuhan yang diketahui atau dipercayai 11 TINJAUAN PUSTAKA Tumbuhan Obat Tumbuhan obat adalah seluruh spesies tumbuhan obat yang diketahui atau dipercaya mempunyai khasiat obat, yang dikelompokan menjadi: (1) tumbuhan obat tradisional, yaitu

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan A. SEJARAH Rumah Sakit Daerah Soreang adalah salah satu Rumah Sakit Pemerintah yang berada di wilayah Kabupaten Bandung yang berdiri pada tahun 1996

Lebih terperinci

.s*" '^.WttB' WALIKOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 126 TAHUN 2016 TENTANG

.s* '^.WttB' WALIKOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 126 TAHUN 2016 TENTANG .s*" '^.WttB' WALIKOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 126 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA

Lebih terperinci

b. pelaksanaan pelayanan dalam bidang perbenihan meliputi penyediaan, pengujian, pengawasan dan pengendalian benih/bibit bermutu, sertifikasi dan pela

b. pelaksanaan pelayanan dalam bidang perbenihan meliputi penyediaan, pengujian, pengawasan dan pengendalian benih/bibit bermutu, sertifikasi dan pela BAB XXXVII BALAI PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN PADA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI BANTEN Pasal 168 Susunan Organisasi Balai Perbenihan dan Proteksi Tanaman Kehutanan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015 Dok L.11/19/03/2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN AMBON Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian

Lebih terperinci