BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1. Kerangka Teori Genetik Alergen inhalan Polutan (NO, CO, Ozon) Respon imun hipersensitifitas tipe 1 Rinitis alergi Gejala Pengobatan Bersin bersin Rinore Hidung tersumbat Hidung gatal Farmakologi Non farmakologi Adjuvan Antihistamin H1 Glukokortikosteroid Dekongestan Antikolinergik Antagonis antileukotrien Hindari pencetus Cuci hidung dengan larutan NaCl 0,9% Aktivitas Harian Kondisi Emosional Istirahat / Tidur Kualitas Hidup Gambar 3.1. Kerangka Teori

2 3.2. Kerangka Konsep Konsep pelaksanaan penelitian ini digambarkan pada bagan di bawah ini: Variabel Independen Variabel Dependen Cuci hidung dengan menggunakan larutan NaCl 0,9% Kualitas hidup mahasiswa dengan rinitis alergi Gambar 3.2. Kerangka Konsep 3.3. Hipotesis Penelitian Berdasarkan landasan teori yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengaruh antara cuci hidung dengan NaCl 0,9% terhadap peningkatan kualitas hidup mahasiswa dengan rinitis alergi.

3 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pre-eksperimental dengan desain one group pretest-posttest design, dimana pada tahap awal dilakukan skrining rinitis alergi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dengan menggunakan kuesioner SFAR Waktu dan Tempat Penelitian Waktu Penelitian ini dilakukan selama bulan september november 2016 terhadap mahasiswa Fakultas Kedokteran pada tahun ajaran Tempat Tempat penelitian dilaksanakan di kampus Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Pemilihan tempat dilakukan atas pertimbangan kemudahan mobilisasi dan upaya mencegah terjadinya kehilangan sampel yang lebih banyak pada saat penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Populasi pada penelitian terbagi atas populasi target dan populasi terjangkau. Populasi target pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran. Sedangkan Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran yang terdaftar sebagai mahasiswa angkatan pada tahun ajaran Sampel Sampel diperoleh dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.kriteria inklusi pada sampel penelitian ini adalah: 1. Memenuhi kriteria rinitis alergi dengan nilai SFAR 7.

4 2. Tidak terdapat kelainan malformasi pada hidung. 3. Bersedia menjadi responden dan telah menandatangani lembar persetujuan mengikuti penelitian. 4. Merupakan pasien rinitis alergi kronik tanpa eksaserbasi Sedangkan kriteria eksklusi pada sampel penelitian ini adalah: 1. Tidak memenuhi kriteria rinitis alergi dengan nilai SFAR < 7 2. Memiliki riwayat trauma atau fraktur pada wajah. 3. Pasien dengan rinitis akibat infeksi 4. Pasien dengan rinitis eksaserbasi akut yang mengkonsumsi obat antihistamin. Perhitungan besar sampel didasarkan pada desain penelitian yang digunakan. Desain penelitian ini adalah analitik numerik berpasangan, sehingga rumus sampel yang digunakan adalah: (zzzz + zzzz)ss nn 1 = nn 2 = xx 1 xx 2 Keterangan: Zα = deviat baku alpha Zβ = deviat baku beta S = simpang baku gabungan xx 1 xx 2 = selisih minimal rerata yang dianggap bermakna Oleh karena itu, maka besar sampel pada penelitian ini adalah: 2 (zzzz + zzzz)ss nn 1 = nn 2 = xx 1 xx 2 (1,64 + 0,84)10,5 nn 1 = nn 2 = 4 nn 1 = nn 2 = 42,38, dibulatkan menjadi 42 Nilai zα dan zβ ditentukan berdasarkan kesalahan tipe 1 dan tipe 2 yang ditentukan oleh peneliti. Nilai tersebut juga ditentukan apakah hipotesis bersifat satu arah atau dua arah. Oleh sebab itu peneliti mengasumsikan kesalahan tipe 1 2 2

5 sebesar 5% (1,64) dan kesalahan tipe 2 sebesar 20% (0,84). 37 Nilai simpangan baku gabungan (S) diperoleh berdasarkan penelitian sebelumnya yaitu sebesar 10,5 dengan selisih minimal rerata yang dianggap bermakna sebesar Berdasarkan perhitungan tersebut, maka diperoleh besar sampel sebesar 42 orang. Adapun pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan cara simple random sampling Teknik Pengumpulan Data Jenis data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang diperoleh secara langsung melalui responden penelitian Instrumen penelitian Beberapa instrumen penelitian yang dibutuhkan pada penelitian ini antara lain: 1. Kuesioner skrining rinitis alergi (kuesioner SFAR) 2. Formulir persetujuan mengikuti penelitian 3. Spekulum hidung 4. Larutan NaCl 0,9% 5. Wadah tampung 6. Spuit 10 cc 7. Tisu pembersih 8. Kuesioner kualitas hidup RQLQ Kuesioner SFAR Kuesioner SFAR merupakan suatu kuesioner yang sederhana dan sudah tervalidasi yang banyak digunakan untuk mendeteksi rinitis alergi pada jumlah populasi yang banyak. Kuesioner yang juga banyak digunakan untuk mendeteksi rinitis alergi adalah kuesioner ISAAC yang terbatas pada usia 6-7 tahun dan tahun. Kuesioner SFAR telah divalidasi melalui 3 metode yaitu melalui diagnosa oleh dokter, metode psikometrik, dan penggunaan pada sampel berbasis populasi acak. Kuesioner SFAR memiliki kelebihan, yaitu menggunakan metode skor kuantitatif dan memiliki sensitivitas, spesifisitas, dan nilai positive predictive value yang lebih baik dibandingkan dengan kuesioner ISAAC. 39

6 Total skor SFAR adalah 16 yang masing-masing skor berbeda di setiap pertanyaan. Skor 7 memberikan sensitivitas dan spesifitas yang m emuaskan bagi para klinisi untuk mendiagnosis rinitis alergi. Skor tersebut juga memiliki nilai Likelihood Ratio Positive yang tinggi dan Likelihood Ratio Negative yang rendah Kuesioner RQLQ Pada penelitian ini, kuesioner kualitas hidup yang digunakan adalah kuesioner yang spesifik terhadap penyakit rinitis alergi, yaitu kuesioner RQLQ. Kuesioner ini terdiri dari 7 area pertanyaan meliputi aktivitas (3 pertanyaan), gangguan tidur (3 pertanyaan), masalah umum (7 pertanyaan), masalah praktis (3 pertanyaan), masalah emosional (4 pertanyaan), gejala pada hidung (4 pertanyaan), dan gejala pada mata (4 pertanyaan). Kuesioner ini memiliki skala dari 0 6 dengan keterangan sebagai berikut: Skala 0 diinterpretasikan sebagai tidak mengganggu Skala 1 diinterpretasikan sebagai hampir tidak mengganggu Skala 2 diinterpretasikan sebagai kadang mengganggu Skala 3 diinterpretasikan sebagai sedikit mengganggu Skala 4 diinterpretasikan sebagai cukup mengganggu Skala 5 diinterpretasikan sebagai sangat mengganggu Skala 6 diinterpretasikan sebagai sungguh sangat mengganggu Untuk menilai apakah terapi yang diberikan menunjukkan perubahan kualitas hidup yang bermakna, maka dibutuhkan nilai MID (Minimal Important Difference) yang lebih besar dari 0,5 jika menggunakan kuesioner RQLQ. Nilai MID diperoleh dari subjek penelitian dengan memberikan respon mulai dari skala -7 (sungguh sangat memperburuk) sampai +7 (sungguh sangat memperbaiki) setelah dilakukannya terapi. 41

7 4.5. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian jika telah memenuhi uji validitas dan reliabilitas. Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar benar mengukur apa ingin diukur. Oleh sebab itu, setiap item pertanyaan yang hendak diajukan harus memiliki korelasi yang bermakna (construct validity). Sedangkan reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dengan kata lain, apabila alat ukur tersebut digunakan berulang ulang, maka hasil pengukuran yang didapatkan tetap konsisten. 42 Variabel Tabel 4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner SFAR Nomor Pertanyaan Total Pearson Correlation Status Chronbach s Alpha Status Gejala 1 0,851 Valid 0,750 Reliable 2 0,653 Valid Reliable 3 0,534 Valid Reliable 4 0,548 Valid Reliable 5 0,689 Valid Reliable 6 0,685 Valid Reliable 7 0,606 Valid Reliable 8 0,562 Valid Reliable

8 Variabel Tabel 4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner RQLQ Nomor Pertanyaan Total Pearson Correlation Status Cronbach s Alpha Status Gejala 1 0,568 Valid 0,956 Reliable 2 0,556 Valid Reliable 3 0,598 Valid Reliable 4 0,657 Valid Reliable 5 0,751 Valid Reliable 6 0,828 Valid Reliable 7 0,787 Valid Reliable 8 0,686 Valid Reliable 9 0,827 Valid Reliable 10 0,887 Valid Reliable 11 0,802 Valid Reliable 12 0,801 Valid Reliable 13 0,595 Valid Reliable 14 0,531 Valid Reliable 15 0,576 Valid Reliable 16 0,727 Valid Reliable 17 0,544 Valid Reliable 18 0,643 Valid Reliable 19 0,862 Valid Reliable 20 0,572 Valid Reliable 21 0,679 Valid Reliable 22 0,686 Valid Reliable 23 0,540 Valid Reliable 24 0,601 Valid Reliable 25 0,882 Valid Reliable 26 0,705 Valid Reliable 27 0,608 Valid Reliable

9 28 0,562 Valid Reliable 4.6. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan perangkat lunak IBM SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 23. Proses pengolahan data yang baik dan benar melewati tahapan antara lain 43 : 1. Memeriksa data (editing); 2. Memberi kode (coding); dan 3. Menyusun data (tabulating). Untuk analisis data, ditentukan terlebih dahulu apakah data berdistribusi normal dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dan uji Shapiro Wilk. Uji Kolmogorov Smirnov digunakan jika jumlah sampel > 50, sedangkan uji Shapiro Wilk digunakan jika jumlah sampel 50. Jika dari hasil uji didapatkan p < 0,05 maka data dapat dikatakan data berdistribusi tidak normal. Sebaliknya jika p > 0,05 maka data mempunyai distribusi normal. 37 Selanjutnya jika data terdistribusi normal maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji t berpasangan (paired). Sebaliknya jika data tidak berdistribusi normal, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji wilcoxon Definisi Operasional Mahasiswa dengan rinitis alergi Mahasiswa dengan rinitis alergi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran dengangejala rinitis alergi yang telah disaring melalui skrining awal menggunakan kuesioner SFAR tanpa dilakukan uji cukit kulit. Cara Pengukuran : Metode angket Alat Ukur : Kuesioner SFAR Hasil Ukur : Total skor SFAR 7 Skala : Rasio (Numerik) Cuci hidung Cuci hidung adalah terapi adjuvan dengan cara membilas rongga hidung dan sinus menggunakan larutan NaCl 0,9% yang dilakukan 2 kali sehari dalam 14 hari.

10 Cara Pengukuran : Pengamatan proses cuci hidung Alat Ukur : Spuit 10 cc Hasil Ukur : Ada / tidaknya melakukan cuci hidung Skala : Nominal (kategorik) Kualitas hidup Kualitas hidup pada penelitian ini didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan derajat kesehatan seseorang yang dapat mempengaruhi berbagai aktivitas, pekerjaan, dan juga keadaan istirahat seseorang. Cara Pengukuran : Metode wawancara Alat Ukur : Kuesioner RQLQ (Rhinoconjunctivitis Quality of Life Questionnaire) Hasil Ukur : Total skor kualitas hidup Skala : Rasio (Numerik)

11 4.8. Alur Penelitian Ethical Clearance Mahasiswa FK USU Angkatan Skrining rinitis alergi menggunakan kuesioner SFAR KKriteria inklusi dan ekslusi Persetujuan informed consent Pembagian kuesioner kualitas hidup (pre-test) Intervensi cuci hidung selama 14 hari Pembagian kuesioner kualitas hidup (post-test) Pengelolaan dan analisis data

12 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian Deskripsi lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang berupa data pretest dan posttestyang diperoleh langsung dari responden. Pengambilan data tersebut dilakukan di ruang kelas semester VII A/B dan di pendopo Fakultas Kedokteran Deskripsi karakteristik subjek penelitian Kriteria subjek penelitian yang menjadi responden pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2013, 2014, dan 2015 dengan rinitis alergi. Untuk mendapatkan subjek yang sesuai dengan kriteria tersebut, terlebih dahulu dilakukan penyaringan terhadap 279 mahasiswa dengan menggunakan kuesioner SFAR. Mahasiswa yang dinyatakan memiliki rinitis alergi jika total skor SFAR 7. Hasil dari penyaringan terhadap 279 mahasiswa tersebut, diperoleh sebanyak 114 mahasiswa dengan rinitis alergi. Tabel 5.1. Distribusi Hasil Penyaringan Mahasiswa yang Dinyatakan Memiliki Rinitis Alergi Jenis Kelamin Mahasiswa/i dengan Rinitis Alergi (n) Persentase (%) Laki laki 42 36,8 Perempuan 72 63,2 Total

13 Tabel 5.1. menunjukkan bahwa dari 114 orang dengan rinitis alergi, dijumpai bahwa jumlah perempuan sebanyak 72 orang (63,2%) lebih banyak daripada jumlah laki laki yang berjumlah 42 orang (36,8%). Selanjutnya dilakukan pengacakan untuk memperoleh subjek penelitian sebanyak 42 orang dengan menggunakan teknik simple random sampling. Karakteristik subjek penelitian dideskripsikan pada tabel 5.2. Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Mahasiswa/i dengan Rinitis Alergi (n) Persentase (%) Laki laki 23 54,8 Perempuan 19 45,2 Total Tabel 5.2. menunjukkan bahwa jumlah laki laki yang menjadi subjek penelitian adalah sebanyak 23 orang, dan jumlah perempuan yaitu sebanyak 19 orang. Subjek dinyatakan memiliki rinitis alergi jika diperoleh total skor SFAR 7. Rentang skor tersebut adalah Skor minimum untuk menetapkannya menjadi subjek penelitian adalah 7, dan skor maksimumnya adalah 16. Distribusi total skor SFAR pada mahasiswa yang menjadi subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 5.3.

14 Total skor SFAR Tabel 5.3. Distribusi Total Skor SFAR Pada Subjek Penelitian Mahasiswa/i dengan Rinitis Alergi (n) Jumlah (%) , , , , , , ,8 Total Dari tabel 5.3. menunjukkan bahwa total skor SFAR yang terbanyak dijumpai pada subjek penelitian adalah skor 10 dengan jumlah subjek sebanyak 11 orang Analisis data dan uji statistik Pada penelitian ini dilakukan pengukuran terhadap skor kualitas hidup RQLQ sebelum dan sesudah melakukan cuci hidung 2 kali sehari selama 14 hari. Data yang dianalisa adalah dengan membandingkan rata rata total skor kualitas hidup RQLQ sebelum dan sesudah subjek penelitian melakukan cuci hidung. Selain rata rata total skor keseluruhan, masing masing domain kualitas hidup sebelum dan sesudah juga diperbandingkan. Hasil pengukuran tersebut dideskripsikan pada tabel 5.4.

15 Tabel 5.4. Hasil Pengukuran Skor Kualitas Hidup RQLQ Sebelum dan Sesudah Melakukan Cuci Hidung Data Pengukuran Keterangan Mean Standar Deviasi Nilai Maksimum Nilai Minimum Total skor kualitas hidup RQLQ Pretest 62,12 30, Posttest 29,21 30, Domain Kualitas Hidup Keterangan Mean Standar Deviasi Nilai Maksimum Nilai Minimum Gangguan aktivitas Pretest 6,38 3, Posttest 3,24 3, Gangguan tidur Pretest 5,1 3, Posttest 2,29 3, Gangguan masalah umum Gangguan masalah praktis Gangguan masalah emosional Pretest 13,14 9, Posttest 6,6 9, Pretest 8,29 3, Posttest 4,1 3, Pretest 6,57 5, Posttest 2,96 4, Gangguan hidung Pretest 14,33 5, Posttest 6,29 5, Gangguan mata Pretest 10,29 7, Posttest 3,83 5, Berdasarkan tabel 5.4. didapatkan gambaran bahwa rata-rata total skor kualitas hidup mahasiswa/i dengan rinitis alergi sebelum melakukan cuci hidung adalah sebesar 62,12 ± 30,989, dan setelah melakukan cuci hidung selama 14 hari rata rata total skor kualitas hidup berukurang menjadi sebesar 29,21 ± 30,397.

16 Dari data tersebut juga dijumpai adanya penurunan rata rata terhadap seluruh domain kualitas hidup. Namun untuk membuktikan apakah penurunan tersebut bermakna, maka perlu dilakukan uji statistik. Untuk mengetahui jenis uji yang akan digunakan, maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Hasil uji tersebut dapat dilihat pada tabel 5.5. Variabel Total skor kualitas hidup pretest Total skor kualitas hidup posttest Tabel 5.5. Uji Normalitas Data Pengukuran p Value Keterangan Distribusi 0,102 Normal 0,000 Tidak normal Jenis Uji yang Akan Digunakan Uji wilcoxon Tabel 5.5. menunjukkan bahwa data pengukuran total skor kualitas hidup pretest memiliki nilai p value> 0,05, yang berarti data berdistribusi normal. Sedangkan data total skor kualitas hidup posttest memiliki nilai p value< 0,05, yang berarti data tidak berdistribusi normal. Dengan demikian, jenis uji yang dipakai adalah uji wilcoxon dikarenakan ada data yang tidak berdistribusi normal, Tabel 5.6. Hasil Uji Wilcoxon Pada Variabel Penelitian Variabel Z p Value Total skor kualitas hidup pretest total skor kualitas hidup posttest -5,215 0,000 Berdasarkan tabel 5.6. dapat dilihat bahwa nilai Z adalah sebesar -5,215 dan nilai p value adalah 0,000. Nilai p value tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap perubahan rata rata total skor kualitas hidup pretest dan posttest. Untuk melihat apakah perbedaan yang signifikan tersebut berlaku untuk seluruh domain kualitas hidup, maka

17 dilakukan juga uji wilcoxon pada setiap domain kualitas hidup pretest dan posttest. Hasil tersebut dideskripsikan pada tabel 5.7. Tabel 5.7. Uji Wilcoxon Pada Setiap Domain Kualitas Hidup Domain Kualitas Hidup (RQLQ) Z p Value Gangguan aktivitas pretest gangguan aktivitas posttest Gangguan tidur pretest gangguan tidur posttest Gangguan masalah umum pretest gangguan masalah umum posttest Gangguan masalah praktis pretest gangguan masalah praktis posttest Gangguan masalah emosional pretest gangguan masalah emosial posttest Gangguan hidung pretest gangguan hidung posttest Gangguan mata pretest gangguan mata posttest -4,178 0,000-4,427 0,000-4,159 0,000-4,696 0,000-4,492 0,000-5,426 0,000-4,860 0,000 Tabel 5.7. menunjukkan bahwa total skor pada setiap domain kualitas hidup mengalami penurunan yang bermakna antara sebelum dan sesudah melakukan cuci hidung dengan nilai p value< 0, Pembahasan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh melakukan cuci hidung menggunakan NaCl 0,9% terhadap peningkatan kualitas hidup mahasiswa dengan rinitis alergi. Untuk mengidentifikasi mahasiswa yang memiliki rinitis alergi maka digunakan kuesioner SFAR yang sudah divalidasi. Gold standard untuk diagnosis rinitis alergi adalah uji cukit kulit (skin prick test), tetapi ini tidak dilakukan oleh

18 karena membutuhkan biaya yang besar. Kuesioner SFAR terdiri dari 4 pertanyaan standar mengenai gejala hidung yang diambil dari 6 pertanyaan kuesioner ISAAC ditambah dengan pertanyaan riwayat alergi dan asma dalam keluarga serta persepsi individu tentang alergi dan kualitas hidup, sehingga menghasilkan 10 pertanyaan yang tervalidasi. Validasi kuesioner SFAR ditempuh melalui 3 cara yaitu melalui validasi diagnosis, validasi internal, dan berdasarkan akseptabilitas populasi. Kuesioner SFAR memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang baik yaitu 84% dan 81%, dengan sensitivitas yang lebih baik dibandingkan dengan kuesioner ISAAC. Kuesioner SFAR sudah digunakan untuk mendata prevalensi rinitis alergi pada suatu populasi luas, seperti di Prancis. 39,40 Penelitian Bousquet et alyang ingin mengetahui karakteristik pasien rinitis alergi, menggunakan kuesioner SFAR sebagai alat skrining untuk memperoleh pasien rinitis alergi sebanyak 591 orang, dan untuk mengklasifikannya ke dalam 4 klasifikasi ARIA, dilakukan pemeriksaan skin prick test dan penilaian komorbiditas. 44 Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Amizadeh et al, yang ingin melakukan survey prevalensi rinitis alergi pada pelajar SMA dan ingin mengetahui dampak rinitis alergi pada kualitas hidupnya. Alat skrining yang digunakan juga kuesioner SFAR, dan penilaian kualitas hidup menggunakan kuesioner SF Oleh sebab itu, alat yang digunakan untuk menyaring rinitis alergi pada penelitian ini adalah kuesioner SFAR. Penyaringan dilakukan pada 279 mahasiswa yang terdiri dari angkatan 2013, 2014, dan 2015, dan diperoleh 114 orang yang memiliki rinitis alergi dengan total skor SFAR 7. Dari 114 orang tersebut, jumlah perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki laki, yaitu sebanyak 63,2%. Hal ini dapat berkaitan dengan hormon estrogen yang ada pada wanita. Estrogen dapat memicu reaksi alergi pada wanita melalui ikatan dengan reseptor estrogen α di permukaan sel mast, dimana reaksi puncaknya bisa dijumpai pada saat menstruasi dan masa kehamilan. Selain itu, estrogen juga dapat merangsang produksi sel Th2 dan meregulasi sintesis IgE atau antibodi lainnya, sehingga sering menimbulkan reaksi autoantigen dan menstimulasi lepasnya histamin, sitokin Th2, dan leukotrien yang menyebabkan reaksi hipersensitivitas tipe 1. 46

19 Responden yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah 42 orang. Terhadap 42 orang tersebut, dilakukan penilaian kualitas hidup sebelum melakukan cuci hidung dengan menggunakan kuesioner RQLQ. Kemudian responden tersebut diminta untuk melakukan cuci hidung menggunakan NaCl 0,9% 2 kali sehari selama 14 hari dengan dosis 40 cc/hari. Selanjutnya dilakukan penilaian kembali terhadap kualitas hidup dengan menggunakan kuesioner RQLQ, sehingga diperoleh perbandingan rata rata total skor RQLQ pretest dan posttest. Berdasarkan hasil analisa dan uji statistik di atas, diperoleh penurunan yang bermakna terhadap rata-rata total skor kualitas hidup mahasiswa dengan rinitis alergi sebelum dan sesudah melakukan cuci hidung dengan nilai p (0,000) < 0,05. Dengan demikian, Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti terdapat pengaruh yang bermakna antara cuci hidung dengan NaCl 0,9% 2 kali sehari selama 14 hari terhadap peningkatan kualitas hidup mahasiswa dengan rinitis alergi. Dalam suatu penelitian yang dilakukan M Wu et al, yang ingin menguji efektivitas cuci hidung pada pasien rinitis alergi, didapatkan responden yang telah terdiagnosa rinitis alergi dengan menggunakan uji skin prick test adalah sebanyak 61 orang, dan kemudian dibagi dalam 3 kelompok. Kelompok A (17 orang) diberikan terapi menggunakan semprotan hidung yang berisi steroid, kelompok B (21 orang) diberikan terapi cuci hidung dengan larutan isotonis, dan kelompok C (23 orang) diberikan kombinasi cuci hidung dan semprotan hidung yang mengandung steroid. Dari hasil penelitian yang dilakukan selama 3 bulan tersebut didapatkan hasil adanya penurunan yang bermakna terhadap skor VAS, RQLQ, dan FENO pada ketiga kelompok tersebut (p< 0,05). Pada penelitian ini juga, tidak didapatkan perbedaan yang bermakna terhadap skor VAS dan RQLQ pada tiga kelompok ini. 47 Begitu juga dengan penelitian Nguyen et al, yang membuktikan bahwa penambahan larutan salin isotonis pada terapi kortikosteroid intranasal efektif untuk memperbaiki kualitas hidup pasien rinitis alergi. Penelitian ini dilakukan pada 40 orang penderita rinitis alergi yang diberikan tambahan terapi cuci hidung 2 kali sehari selama 8 minggu disamping pemberian kortikosteroid intranasal. Hasil penelitian ini memperlihatkan adanya penurunan skor m-rqlq (mini-

20 Rhinoconjungtivitis Quality of Life) yang bermakna (p< 0,001) dari 36,7 ± 20,48 (data awal) menjadi 14,9 ± 11,03 (minggu ke-4) dan 10,10 ± 10,65 (minggu ke- 8). 48 Suatu studi meta-analisis yang dirangkum dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa cuci hidung menggunakan larutan salin isotonis dapat memperbaiki gejala pada hidung sebesar 27,66%, perbaikan akselerasi dari waktu transpor mukosiliar sebesar 31,19%, dan perbaikan kualitas hidup sebesar 27,88%. Pada anak anak usia < 15 tahun, didapati perbaikan maksimum 20%, sementara itu pada orang dewasa dijumpai perbaikan sebesar 45%. Adapun perbedaan ini bisa disebabkan karena kurangnya kepatuhan dan intensitas dalam melakukan cuci hidung pada anak anak. 9 Cuci hidung juga efektif untuk mengatasi masalah hidung tersumbat. Seperti penelitian Sinha et al, yang membandingkan efektivitas cuci hidung menggunakan larutan hipertonis dengan tetes hidung yang mengandung xylometazolinepada pasien rinitis alergi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan penurunan yang signifikan terhadap rata rata skor Nasal Index Score (NIS) meliputi: hidung tersumbat (0,7), hidung berair (0,5), bersin bersin (0,7), dan iritasi mata (0,7). Penelitian ini juga membuktikan bahwa cuci hidung menggunakan larutan salin hipertonis 3 kali sehari lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan tetes hidung yang mengandung oxymetazoline, sehingga ketergantungan terhadap obat obatan dapat dikurangi, perbaikan gejala dan kualitas hidup dapat tercapai. Walaupun manfaat klinis yang muncul membutuhkan waktu cukup lama, tetapi efek samping yang didapatkan lebih kecil dari penggunaan obat obatan. 49 Dalam studi lainnya yang terdiri dari 871 orang dewasa usia tahun penderita sinusitis dengan gangguan sedang sampai berat terhadap kualitas hidup. Responden penelitian dikelompokkan menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama diberikan terapi cuci hidung, kelompok kedua diberikan terapi inhalasi uap air panas, dan kelompok ketiga diberikan kombinasi terapi cuci hidung dan inhalasi uap air panas. Setelah 6 bulan, kebanyakan responden yang menggunakan terapi cuci hidung dapat mempertahankan 10 poin perbaikan pada Rhinosinusitis Disability Index dibandingkan responden yang tidak menggunakan cuci hidung.

21 Kebanyakan dari responden tersebut juga sudah mengurangi penggunaan obat bebas dalam 6 bulan terakhir. Mekanisme utama yang dapat mengurangi gejala tersebut adalah bahwa cuci hidung membilas keluar seluruh zat alergen / iritan dan kelebihan mukus yang terdapat di mukosa hidung. Cuci hidung dapat digunakan untuk jangka panjang selama alat cuci hidungnya selalu diganti setelah beberapa pemakaian, untuk mencegah terjadinya infeksi. 50,51 Beberapa penelitian di atas menunjukkan bahwa hasil penelitian ini memberikan hasil yang tidak jauh berbeda dengan penelitian penelitian sebelumnya dan menunjukkan bahwa terapi cuci hidung adalah terapi yang sederhana, aman, murah, dan efektif untuk mengatasi gangguan sinonasal, termasuk rinitis alergi.

22

23 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Hasil dari penelitian ini memberikan beberapa kesimpulan antara lain: 1. Prevalensi mahasiswa Fakultas Kedokteran tahun 2016 yang memiliki rinitis alergi adalah 40,9%, dengan jumlah lebih tinggi pada perempuan sebesar 63,2% dan laki laki 36,8%. 2. Rata rata total skor kualitas hidup RQLQ mahasiswa yang memiliki rinitis alergi sebelum melakukan cuci hidung dengan NaCl 0,9% adalah sebesar 62,12 ± 30, Rata rata total skor kualitas hidup RQLQ mahasiswa yang memiliki rinitis alergi sesudah melakukan cuci hidung dengan NaCl 0,9% 2 kali sehari selama 14 hari adalah sebesar 29,21 ± 30, Terdapat pengaruh yang bermakna terhadap penurunan rata rata total skor kualitas hidup RQLQ sebelum dan sesudah melakukan cuci hidung menggunakan NaCl 0,9% 2 kali sehari selama 14 hari, dengan nilai p = 0,000. Dengan demikian, penurunan bermakna ini dapat dinilai sebagai adanya perbaikan kualitas hidup mahasiwa dengan rinitis alergi Saran Dari hasil penelitian ini ada beberapa hal yang direkomendasikan yang dianggap dapat memberikan manfaat, antara lain : 1. Bagi petugas kesehatan, dapat menggunakan terapi cuci hidung dengan NaCl 0,9% pada pasien rinitis alergi untuk mengurangi gejala gejala yang mengganggu dan untuk memperbaiki fungsi / kualitas hidup pasien. 2. Bagi peneliti lain, dapat menambahkan kelompok kontrol ataupun variabel lain untuk menguji bagaimana pengaruhnya terhadap efektivitas terapi cuci hidung menggunakan NaCl 0,9% pada pasien rinitis alergi, seperti faktor perbedaan usia, suku, jenis kelamin, adanya penambahan obat,

24 durasi melakukan cuci hidung, ataupun faktor lainnya yang diprediksi dapat mempengaruhi efektivitasnya.

BAB IV METODE PENELITIAN. Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher. Tempat : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang

BAB IV METODE PENELITIAN. Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher. Tempat : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 1 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher, dan bagian. Semarang pada bulan Maret sampai Mei 2013.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher, dan bagian. Semarang pada bulan Maret sampai Mei 2013. 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher, dan bagian pulmonologi Ilmu

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional).

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional). BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional). 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 21 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian intervensi atau uji klinis dengan randomized controlled trial pre- & posttest design. Studi ini mempelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional.

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional. Polusi Udara + ISPA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis kronik yang berobat di Poliklinik Ilmu Kesehatan THT-KL RSUD Dr. Moewardi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment dengan rancangan nonrandomized

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment dengan rancangan nonrandomized 43 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment dengan rancangan nonrandomized control group pretest-postest design (Notoadmojo, 2010). Rancangan ini

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Kesehatan Anak dan Ilmu Kesehatan Masyarakat. 4.2 Tempat dan waktu penelitian 4.2.1 Ruang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis kronik yang berobat di Poliklinik Ilmu Kesehatan THT-KL. Selama penelitian diambil sampel sebanyak 50 pasien

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Rancangan yang digunakan adalah one group pretest-postest.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian preeksperimental dan pendekatan one group pre test

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian preeksperimental dan pendekatan one group pre test 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian preeksperimental dan pendekatan one group pre test and Post

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. group design with pretest posttest. Penelitian ini dilakukan untuk melihat

BAB III METODE PENELITIAN. group design with pretest posttest. Penelitian ini dilakukan untuk melihat BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian dilakukan dalam bentuk eksperimen semu dengan desain control group design with pretest posttest. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pretest dan posttest

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pretest dan posttest 26 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pretest dan posttest design. Pemeriksaan dilakukan sebelum melakukan senam aerobik dan setelah melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya Respirologi, Alergi dan Imunologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Kejadian TBC Usia Produktif Kepadatan Hunian Riwayat Imunisasi BCG Sikap Pencegahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan rancangan pre-post test with control group design yang

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan rancangan pre-post test with control group design yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi eksperimental dengan rancangan pre-post test with control group design yang menggunakan 2 kelompok,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan abstraksi dari suatu agar bisa dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang dapat menjelaskan keterkaitan antar variabel (baik variabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan one-group

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan one-group 22 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan one-group pre-test and post-test design (rancangan pra-pasca test dalam satu kelompok). Pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design Pretest-Postest

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) pelatihan-pelatihan lainnya (Notoatmodjo, 2005).

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) pelatihan-pelatihan lainnya (Notoatmodjo, 2005). 43 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) dengan rancangan pretest-posttest group design (Dahlan, 2010). Rancangan ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN. Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin dan Ilmu Kesehatan Masyarakat

BAB III METODOLOGI PENULISAN. Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin dan Ilmu Kesehatan Masyarakat 34 BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin dan Ilmu Kesehatan Masyarakat 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian April 2016. Penelitian dilakukan di SMA Kesatrian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Geriatri. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat, Ilmu Kesehatan Anak dan Ilmu Psikologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif.

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan desain penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat, Obstetri Ginekologi, dan Neurologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik THT-KL RSUD Dr. Moewardi

BAB III METODE DAN PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik THT-KL RSUD Dr. Moewardi BAB III METODE DAN PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik THT-KL RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Poliklinik THT-KL RSUD Karanganyar, Poliklinik THT-KL RSUD Boyolali.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pertanyaan penelitian, yang harus diuji validitasnya secara empiris. Jadi

BAB III METODE PENELITIAN. pertanyaan penelitian, yang harus diuji validitasnya secara empiris. Jadi BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Karakteristik Individu : a. Umur b. Jenis Kelamin c. Semester d. Fakultas e. Latar belakang pekerjaan orang tua f. Skala Sosial g. Uang saku h. Pekerjaan sampingan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian Quasy Experiment dengan menggunakan rancangan penelitian pretest-posttest with

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan studi eksperimental dengan desain pre-test

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan studi eksperimental dengan desain pre-test BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan studi eksperimental dengan desain pre-test post test with control group design. Penelitian ini mengungkapkan hubungan sebab akibat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimental dengan pendekatan one

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimental dengan pendekatan one BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimental dengan pendekatan one group pre-test and post-test design untuk mengetahui efektivitas senam ADUHAI terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup pada penelitian ini meliputi ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi medik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Ruang lingkup tempat

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di klinik alergi Bagian / SMF THT-KL RS Dr. Kariadi

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di klinik alergi Bagian / SMF THT-KL RS Dr. Kariadi 29 BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. HASIL PENELITIAN 4.1.1. Jumlah Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di klinik alergi Bagian / SMF THT-KL RS Dr. Kariadi Semarang, didapatkan 44 penderita rinitis alergi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012 yang terdiri atas 7

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012 yang terdiri atas 7 4 III. METDE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 3 Bandar Lampung pada semester genap Tahun Pelajaran 0/0 yang terdiri atas 7 kelas berjumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi & Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo pada bulan Mei tahun 2013. 3.2. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu, yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 29 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup bidang keilmuan Ilmu Gigi dan Mulut dan Ilmu Kesehatan Masyarakat. 4.2 Tempat dan waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan,

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian Non Experimental (Nazir, 1999). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen dengan rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Penyakit Dalam.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Penyakit Dalam. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Gerontologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada 24 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari 5 kelas berjumlah 150

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 29

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 29 III. METODE PENELITIAN 3.1 Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 29 Bandar Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri atas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain atau metode penelitian yang digunakan ialah non equivalent control

BAB III METODE PENELITIAN. Desain atau metode penelitian yang digunakan ialah non equivalent control BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MA Husnul Khatimah Kelurahan Rowosari,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MA Husnul Khatimah Kelurahan Rowosari, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ilmu Kesehatan Masyarakat. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di MA Husnul Khatimah Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif komparatif. Komparatif merupakan penelitian non-eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif komparatif. Komparatif merupakan penelitian non-eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif komparatif.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Ruang Lingkup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain experimental dengan pendekatan pre and post test control group.

BAB III METODE PENELITIAN. desain experimental dengan pendekatan pre and post test control group. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif menggunakan desain experimental dengan pendekatan pre and post test control group. Sebelum intervensi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil 13 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil SMA.YPPL Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari enam kelas. B.

Lebih terperinci

sebelum diberi perlakuan (kelompok eksperimen)

sebelum diberi perlakuan (kelompok eksperimen) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah Quasy Eksperiment dengan desain penelitian pretest-posttest with control group design. Penelitian terdiri dari 2 kelompok,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Experiment (eksperimen semu) dengan rancangan Non Equivalent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 11 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik menggunakan metode cross sectional karena pengambilan data dilakukan dalam sekali waktu pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. minum obat dan gejala klinis skizofrenia. Penelitian cross sectional mencakup

BAB III METODE PENELITIAN. minum obat dan gejala klinis skizofrenia. Penelitian cross sectional mencakup BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional, untuk mengetahui hubungan antara kepatuhan minum obat dan gejala

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Semarang. Pengambilan data dilakukan pada bulan Oktober Desember 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Semarang. Pengambilan data dilakukan pada bulan Oktober Desember 2015 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal serta Ilmu Kesehatan Masyarakat. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu Geriatri dan Ilmu Kesehatan Jiwa. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif. Penelitian komparatif untuk mencari perbandingan antara dua sampel atau dua uji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan tipe atau jenis penelitian quasi eksperimen kuantitatif yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan memberikan sebuah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Obstetri dan Ginekologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Obstetri dan Ginekologi. 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Obstetri dan Ginekologi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Halmahera

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu penelitian yang berorientasi pada masa sekarang atau saat ini dan didesain

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi Mulut dan Ilmu Onkologi Radiasi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Medikolegal serta bidang Mikrobiologi Kedokteran. 4.3 Jenis dan Rancangan Penelitian. Semarang dan sekitarnya.

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Medikolegal serta bidang Mikrobiologi Kedokteran. 4.3 Jenis dan Rancangan Penelitian. Semarang dan sekitarnya. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal serta bidang Mikrobiologi Kedokteran. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup disiplin ilmu penelitian ini adalah Ilmu Kebidanan dan Kandungan. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA/sederajat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi exsperiment). Meneliti pengaruh program pelatihan pencegahan diare pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian bersifat deskriptif dengan menggunakan desain potong lintang (cross sectional), dimana variabel independen (kebiasaan merokok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif.jenis penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control group design. Pada

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Fisiologi dan Farmakologi-Toksikologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu Patologi Klinik.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu Patologi Klinik. 25 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu Patologi Klinik. 3.2 Tempat dan waktu penelitian 3.2.1 Tempat penelitian Tempat penelitian dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif Jenis penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control group design.

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. - Tempat : RW X Kelurahan Padangsari, Banyumanik, Semarang, Jawa

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. - Tempat : RW X Kelurahan Padangsari, Banyumanik, Semarang, Jawa 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu Fisiologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian - Tempat : RW X Kelurahan Padangsari, Banyumanik,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah study komparatif, desain ini difokuskan untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok subyek tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat

BAB III METODA PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat BAB III METODA PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional dan dengan pendekatan cross sectional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data dilakukan sebelum dilakukan intervensi penkes (pre test) dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan (post test).

BAB III METODE PENELITIAN. data dilakukan sebelum dilakukan intervensi penkes (pre test) dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan (post test). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen deskriptif kuantitatif dengan rancangan one group pre test post test. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini a. merupakan Jenis Penelitian penelitian kuantitatif dengan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional untuk mengetahui hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh lama siklus menstruasi dengan kadar glukosa darah

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh lama siklus menstruasi dengan kadar glukosa darah BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian cross-sectional yaitu observasi atau pengukuran variabel penelitian dilakukan pada satu waktu saja untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kampus Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, dan Ilmu

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, dan Ilmu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, dan Ilmu Onkologi Radiasi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan metode penelitian Pra Eksperimental yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan metode penelitian Pra Eksperimental yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian menggunakan metode penelitian Pra Eksperimental yaitu penelitian yang menggunakan seluruh subjek dalam kelompok untuk diberi perlakuan. Dengan

Lebih terperinci

Tempat, Tanggal Lahir : Padang Sidempuan, 04 Februari 1996 Kewarganegaraan : Indonesia

Tempat, Tanggal Lahir : Padang Sidempuan, 04 Februari 1996 Kewarganegaraan : Indonesia LAMPIRAN 1 CURRICULUM VITAE Nama : Farid Aulia Nasution Jenis Kelamin : Laki-laki Tempat, Tanggal Lahir : Padang Sidempuan, 04 Februari 1996 Kewarganegaraan : Indonesia Agama : Islam Alamat : Jl. Perjuangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Karangtempel Kec. Semarang Timur, Semarang dan Bidan Praktik Mandiri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Karangtempel Kec. Semarang Timur, Semarang dan Bidan Praktik Mandiri 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencangkup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Obstetri dan Ginekologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif dengan metode diskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu 5 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Desain cross

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Desain cross BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah non eksperimental yang merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Desain cross sectional adalah desain

Lebih terperinci

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 %

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 % BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional (correlational research) yang bertujuan untuk menentukan besar variasi variasi pada satu atau beberapa

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Gizi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Gizi. BAB IV METODE PENELITIAN 1.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Gizi. 1.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat : Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010). 33 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Gorontalo, Kota Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. 3. Ruang lingkup waktu adalah bulan Maret-selesai.

BAB 4 METODE PENELITIAN. 3. Ruang lingkup waktu adalah bulan Maret-selesai. BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan adalah THT-KL khususnya bidang alergi imunologi. 2. Ruang lingkup tempat adalah instalasi rawat jalan THT-KL sub bagian alergi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Mata dan CDC RSUP dr. one group pretest and posttest design.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Mata dan CDC RSUP dr. one group pretest and posttest design. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Mata. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Mata dan CDC

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bulan Januari tahun 2015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian. dilakukan selama 5 minggu pembelajaran (5X pertemuan).

III. METODE PENELITIAN. bulan Januari tahun 2015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian. dilakukan selama 5 minggu pembelajaran (5X pertemuan). 8 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 014/015 pada bulan Januari tahun 015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Ilmu Kesehatan THT-KL RSUD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Ilmu Kesehatan THT-KL RSUD BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Ilmu Kesehatan THT-KL RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Penelitian dilakukan sampai jumlah sampel terpenuhi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk jenis penelitian Non Experimen (Hidayat, 2007). Dalam rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan pendekatan pretest-posttest

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup dari penelitian ini meliputi bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Aula Bagian

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini bidang neuroscience mencakup

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini bidang neuroscience mencakup BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini bidang neuroscience mencakup neuroanatomi, neurofisiologi, neurofarmakologi, dan obat tradisional. 4.2 Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat observasi analitik non-eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat observasi analitik non-eksperimental dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat observasi analitik non-eksperimental dengan metode pendekatan cross sectional. Cross sectional adalah suatu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu quasi-experimental design dengan rancangan two-group pre test-post

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu quasi-experimental design dengan rancangan two-group pre test-post BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang diambil merupakan jenis penelitian kuantitatif yaitu quasi-experimental design dengan rancangan two-group pre test-post test control

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kerja Puskesmas Ngesrep, Semarang, pada bulan Juni 2015.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kerja Puskesmas Ngesrep, Semarang, pada bulan Juni 2015. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ginekologi. Ruang lingkup dari penelitian ini meliputi bidang ilmu Obstetri dan 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelurahan

Lebih terperinci