BAB I PENDAHULUAN. pada level birokrasi maupun legislatif. Konsep trias politica yang membagi
|
|
- Ida Cahyadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Isu tentang Good Governance menjadi tema yang penting dalam perkembangan Administrasi Publik di Indonesia. Hal ini mendorong pemerintah melakukan reformasi disegala bidang terutama pada tataran pemerintahan baik pada level birokrasi maupun legislatif. Konsep trias politica yang membagi lembaga legislatif (pembentuk undang-undang), eksekutif (menjalankan undangundang) dan yudikatif (mengadili), mewujudkan tiga jenis kekuasaan politik negara yang berada dalam peringkat sejajar satu sama lain. Kesejajaran ketiganya diperlukan agar terjadi mekanisme checks and balances, sehingga tidak terjadi penyelewengan kekuasaan dan terwujudnya suatu sistem pemerintahan yang bersih (clean governance), bebas dari praktik KKN dan patologi birokrasi lainnya. Pembicaraan tentang urgensi Good Governance sejalan dengan tuntutan desentralisasi dan otonomi Daerah sebagai respon atas pilar dari konsep Good Governance yang menuntut adanya upaya mendekatkan pelayanan dengan masyarakat di daerah. Berbagai pilar dalam konsep Good Governance sangat diperlukanseperti Partisipasi, penegakan Hukum, Transparasi, Kesetaraan, Daya Tanggap, Wawasan Kedepan, Akuntabilitas, pengawasan, Efesiensi & Efektifitas, Profesionalisme. Berbagai pilar tersebut secara eksplisit maupun implisit akan terjabarkan melalui kebijakan desentralisasi dan otonomi Daerah. 1
2 Ada tiga pilar penyangga untuk menciptakan good governance, yaitu: lembaga-lembaga negara, masyarakat sipil, dan pasar atau dunia usaha. Lembagalembaga negara dalam hal ini memegang peranan sangat penting mengingat. Terutama pemerintah sebagai leading sector sebagai pembuat kebijakankebijakan dan pelaksanaannya yang dalam banyak hal berkaitan dengan pelayanan kepada masyarakat. Dalam konteks ini, Pemerintah dituntut untuk melakukan kinerja secara profesional. Dan lembaga legislatif dalam hal ini dapat berperan dalam kontek pelaksanaan fungsi-fungsi utama lembaga legislatif di atas agar tidak terjadi penyelewengan kekuasaan. Di era otonomi daerah, birokrasi lebih dekat dan secara langsung berhadapan dengan masyarakat serta merupakan perwujudan dan perpanjangan tangan pemerintah. Pelayanan yang diberikan birokrasi di daerah identik dengan pelayanan pemerintah. Amanah otonomi daerah yang mengutamakan peningkatan kualitas pelayanan publik di berbagai sektor kehidupan harus menjadi acuan dan mendarah daging dalam diri birokrasi di daerah. Rasyid (1997) menyatakan birokrasi di daerah mempunyai peran besar dalam pelaksanaan urusan-urusan publik. Tugas dan fungsi birokrasi di daerah adalah : 1. Memberikan pelayanan umum (service) yang bersifat rutin kepada masyarakat seperti memberikan pelayanan perizinan, pembuatan dokumen, perlindungan, pemeliharaan fasilitas umum, pemeliharaan kesehatan, dan penyediaan jaminan keamanan bagi penduduk. 2. Melakukan pemberdayaan (empowerment) terhadap masyarakat untuk mencapai kemajuan dalam kehidupan yang lebih baik, seperti melakukan 2
3 pembimbingan, pendampingan, konsultasi, menyediakan modal dan fasilitas usaha, serta melaksanakan pendidikan. 3. Menyelenggarakan pembangunan (development) di tengah masyarakat seperti membangun infrastruktur perhubungan, telekomunikasi, perdagangan, dan sebagainya. Namun dalam praktiknya, sejak otonomi daerah digulirkan peranan dan fungsi birokrasi semakin dipertanyakan, mengingat banyaknya kecaman dan keluhan masyarakat terhadap rendahnya kualitas pelayanan publik di berbagai sektor kehidupan, maraknya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) menjadikan tingkat kepercayaan masyarakat semakin menurun terhadap birokrasi. Penelitian yang dilakukan oleh Dwiyanto, et al. (2002) menyimpulkan kinerja pelayanan birokrasi publik di daerah masih rendah, praktik KKN dalam pemerintahan dan dalam pelayanan publik masih terus berlangsung, bahkan dengan skala dan pelaku yang semakin meluas, keinginan masyarakat untuk menikmati pelayanan publik yang efisien, responsif, akuntabel masih amat jauh dari realitas. Rendahnya kualitas pelayanan publik, mengakibatkan masyarakat sebagai pengguna jasa harus membayar biaya yang mahal (high cost economy) untuk pelayanan publik. Ketidakpastian (uncertainty) waktu, dan ketidakpastian biaya membuat masyarakat malas dan jengkel berhubungan dengan birokrasi. Effendi (1995) menyatakan pelayanan publik di Indonesia sering identik dengan pelayanan yang high-cost economy. World Bank, (dalam World Development Report, 2004), memberikan stigma bahwa layanan publik di Indonesia sulit 3
4 diakses oleh orang miskin, dan menjadi pemicu ekonomi biaya tinggi (high cost economy) yang membebani masyarakat (publik). Berdasarkan hasil penelitian PERC (Political and Economic Risk Consultancy, 1999) menyimpulkan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara terburuk dalam bidang birokrasi. Bahkan riset yang sama dilakukan pada tahun 2000 oleh PERC menyimpulkan bahwa birokrasi di Indonesia memperoleh skor 8,0 dari kisaran skor nol untuk terbaik dan 10 untuk terburuk. Selanjutnya hasil penelitian Governance and Desentralization Survey (GDS) 2002menemukan tiga masalah penting yang banyak terjadi di lapangan dalam penyelenggaraan pelayanan publik, yaitu pertama, besarnya diskriminasi pelayanan. Penyelenggaraan pelayanan masih amat dipengaruhi oleh hubungan per-konco-an, kesamaan afiliasi politik, etnis, dan agama.kedua, tidak adanya kepastian biaya dan waktu pelayanan.ketidakpastian ini sering menjadi penyebab munculnya KKN, sebab para pengguna jasa cenderung memilih menyogok dengan biaya tinggi kepada penyelenggara pelayanan untuk mendapatkan kepastian dan kualitas pelayanan.dan ketiga, rendahnya tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik.ini merupakan konsekuensi logis dari adanya diskriminasi pelayanan dan ketidak pastian tadi. Tuntutan atas perbaikan kinerja para pemangku jabatan dalam struktur pemerintahan merupakan suatu keharusan, sebab terdapat fakta bahwa kualitas pelayanan di Indonesia masih sangat buruk yang membutuhkan itikad baik (Good Will) dari para stake holders. Buruknya kinerja birokrasi pemerintah dalam memberikan pelayanan publik, dapat terlihat dari masih tingginya jumlah kasus 4
5 pelayanan yang marak terjadi di Indonesia.Berikut ini persentase kasus-kasus pelayanan publik yang terekam oleh media massa selama tahun 2010, sebagai berikut : Tabel 1 Jumlah Kasus Pelayanan Publik di Indonesia tahun 2010 No. Jenis Kasus Jumlah Kasus Persentase Kasus (%) KTP Pertanahan IMB Akte Kelahiran SIUP Gakin/Askeskin Akta nikah/cerai ,40 47,05 4,31 1,17 0,39 15,68 - Total Sumber : Harian Kompas ( Gambaran dari tabel di atas menunjukkan bahwa secara umum kinerja birokrasi di Indonesia dalam menjalankan fungsi pelayanan publik, masih jauh dari harapan bagi terwujudnya birokrasi yang responsif, efisien dan akuntabel.luasnya ruang lingkup pelayanan dan jasa-jasa publik yang dikelola oleh pemerintah hampir meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat. Akibat luasnya lingkup pelayanan publik yang dikelola oleh pemerintah tersebut hendaknya dibarengi pula dengan kualitas pelayanan yang baik. Dalam pelaksanaan fungsi pelayanan ini, sangat strategis dirasakan manfaatnya pada unit pemerintahan yang langsung berhubungan dengan masyarakat yang membutuhkan pelayanan secara langsung oleh pemerintah, sebab fungsi sebagai pelayan masyarakat lebih berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan umum, kegiatan pemberian berbagai pelayanan umum 5
6 maupun fasilitas-fasilitas sosial kepada masyarakat seperti penyediaan pendidikan, kesehatan, pengurusan sampah, air minum dan sebagainya. Kondisi pelayanan publik secara umum di Indonesia yang memiliki banyak permasalahan, kondisi serupa juga terjadi di Kota Batam. Permasalahan yang sering dihadapi oleh pemerintah Kota Batam, yang juga sering terjadi di wilayah lain di Indonesia, yakni rasa ketidakpuasan dan keluhan masyarakat berkaitan kinerja pelayanan dari birokrat setempat, sebagaimana dapat kita lihat padatabel berikut : Tabel 2 Kasus-kasus Pelayanan Publik di Kota Batam Tahun 2011 No. Jenis-jenis pelayanan Kesehatan Pendidikan KK KTP Tenaga Kerja Sampah Jumlah Kasus Sumber : Inspektorat Daerah Kota Batam 2011 Satuan Kerja Penyedia Layanan Dinas Kesehatan dan RSUD Dinas Pendidikan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Dinas Tenaga Kerja Dinas Kebersihan dan Pertamanan Persentase Ketidapuasan Masyarakat (berdasarkan survei) 11,5 7,7 58,6 70,65 17,6 30,8 Dari tabel tersebut di atas, dapat diketahui bahwa kasus pelayanan publik yang menduduki tempat teratas di Kota Batam adalah pelayanan KTP dan Kartu keluarga(kk). Kemudian berdasarkan hasil survei terhadap masyarakat yang menggunakan layanan publik yang dikeluarkan oleh Inspektorat Daerah Kota Batam terdapat fakta bahwa pelayanan KTP menempati persentase tertinggi 6
7 dalam hal ketidakpuasan masyarakat. Hal ini menunjukkan buruknya kinerja birokrasi dalam melaksanakan pelayanan umum bagi masyarakat. Kondisi ini memberikan indikasi bahwa harapan reformasi akan dapat memenuhi tuntutan masyarakat terutama berkaitan dengan perbaikan kualitas layanan publik dari birokrasi masih jauh dari kenyataan. Sesuatu yang penting kemudian adalah bagaimana pemerintah dapat menjalankan fungsi-fungsi tersebut agar dapat menghasilkan barang dan jasa (pelayanan) yang ekonomis, efektif, efisien dan akuntabel kepada seluruh masyarakat yang membutuhkannya.selain itu, pemerintah dituntut untuk menerapkan prinsip equity dalam menjalankan fungsi-fungsi tadi. Artinya, pemerintah dalam memberikan pelayanan tidak boleh melakukan diskriminasi, pelayanan diberikan tanpa memandang status, pangkat, golongan dari masyarakat, dan semua warga masyarakat mempunyai hak yang sama atas pelayananpelayanan tersebut sesuai dengan peraturanyang berlaku. Dari beberapa fungsi pemerintah yang telah disebutkan diatas, hal serupa juga dihadapi oleh Pemerintah Kota Batam, mengingat akan tugas pokok dan fungsi pemerintah sebagai penyedia layanan publik bagi masyarakat, maka menuntut Pemerintah Kota Batam per kecamatan untuk lebih meningkatkan kualitas layanan publik.bila dilihat data jumlah kasus pelayanan publik di Kota Batam, maka diperlukan peningkatan kinerja aparatur birokrasi. Banyaknya jumlah kasus pelayanan publik di daerah ini dapat dilihat pada tabel berikut : 7
8 Tabel 3 Persentase Jumlah Kasus Layanan Publik Per-Kecamatan di Kota Batam Tahun 2011 No Kecamatan Sekupang Batam Kota Lubuk Baja Sungai Beduk Sagulung Batuaji Galang Bulang Belakang padang Nongsa Bengkong Batu Ampar Persentase Kasus Layanan Publik (%) 5 % 10% 8 % 14% 15% 15% 2% 1% 1% 5% 14% 10% Sumber : Inspektorat Daerah Kota Batam 2011 Sejak diberlakukannya UUNomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah beserta peraturan derivasinya,bangsa Indonesia telah memulai proses perubahan mendasar dalam kehidupan ketatanegaraan yang akan mempengaruhi segala dimensi kehidupan bangsa, baik dimensi politik, ekonomi, sosial maupun budaya. Apalagi setelah keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Permendagri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah, maka pemerintah daerah di masing-masing wilayah membentuk berbagai macam organisasi perangkat daerah untuk melaksanakan otonomi dalam rangka kemajuan dan kesejahteraan rakyat, dunia usaha dan daerah itu sendiri. Implementasi Peraturan Pemerintah tersebut akan banyak berpengaruh terhadap format kelembagaan pemerintah di daerah serta sangat menentukan nasib Pemerintah Daerah dan nasib rakyat daerah, sebab apabila Pemerintah Daerah akan benar-benar mewujudkan 8
9 kehendak memberdayakan rakyat maka dalam mengimplementasikan Peraturan Pemerintah tersebut, Pemerintah Daerah harus eksis dengan performa yang slim, efisien dan efektif (miskin struktur kaya fungsi). Sebagai tindak lanjut dari adanya kebijakan tersebut, Pemerintah Kota Batam mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 tentang pembentukan strukturorganisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Batam. Salah satu dinas yang dibentuk tersebut diantaranya adalah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang susunan organisasi dan tata kerjanya diatur oleh Peraturan Walikota Batam Nomor 26 Tahun 2010 tentang Uraian Tugas pokok dan fungsi dinas daerah Kota Batam, bahwa Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Batam mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah berdasarkan atas asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang kependudukan dan pencatatan sipil serta tugas lain yang diberikan walikota sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil merupakan salah satu perangkat daerah Kota Batam dalam melaksanakan kewenangan di bidang Kependudukan dan Catatan Sipil sebagaimana ditentukan dalam UU No. 32 Tahun Tugas pokok dan fungsi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil secara spesifik hanya mencakup 2 (dua) elemen utama, yaitu; 1) formulasi kebijakan bidang kependudukan dan catatan sipil; 2) Pelayanan bidang kependudukan dan catatan sipil. Disamping itu, sebagai salah satu unit pelaksana daerah (perangkat daerah) juga memiliki tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan tugas pemerintahan umum serta tugas lainnya yang diperintahkan oleh pimpinan di lingkungan 9
10 pemerintah Kota Batam. Dilain pihak, dalam rangka mengimbangi perkembangan isu tentang pelayanan publik yang semakin mengemuka, maka perlu dilakukan upaya peningkatan kinerja layanan maupun kualitas SDM, terutama yang bertanggungjawab atas terselenggaranya pelayanan prima bagi masyarakat umum. Dinas Kependudukan Sebagai leading Sektor yang menangani terkait dengan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil yang memberikan layanan agar tercipta tertib administrasi kependudukan bagi setiap warga negara yang telah cukup umur dan mengalami peristiwa penting wajib melengkapi diri dengan identitas kependudukannya. Ada beberapa jenis layanan yang di berikan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil guna menunjang kinerja pelayanan publik. Layanan tersebut tidak hanya pelayanan KTP dan KK saja namun massih ada layanan terkait agar masyarakat semakin di mudah kan untuk mendapatkan akses pengurusan administrasi kependudukan dan catatan sipil. jenis pelayanan publik yang laksanakan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Batam tahun 2011 sesuai dengan Sistem Administrasi kependudukan: 10
11 Tabel 4 Temuan terkait pelayanan publik yang di laksanakan di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Batam Tahun 2011 No. Jenis-jenis pelayanan 1. KTP Jumlah Kasus 75 Bidang Layanan Pendaftaran Penduduk Persentase Ketidapuasan Masyarakat (berdasarkan survei) 70, KK Biodata penduduk Pendaftaran Penduduk Pendaftaran Penduduk 58,6 7,7 4. KIA 10 Pendaftaran penduduk 7,7 5. Surat Keterangan Kependudukan 20 Pencatatan Sipil 6. Akta Catatan Sipil 35 Pencatatan Sipil Sumber : Inspektorat Daerah Kota Batam ,4 31,2 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pelayanan yang di berikan oleh dinas kependudukan dan catatan sipil kota Batam masih belum maksimal dengan masih banyak keluhan dari masyarakat yang merasa tidak puas dengan pelayanan yang di berikan oleh Dinas kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Batam.namun memang presentasi yang tertinggi keluhan yang di sampaikan oleh masyarakat terkait dengan pelayanan administrasi kependudukan adalah menyangkut masalah KTP dan KK. Karena di Kota Batam merupakan salah satu kota yang basis perekonomian nya di topang oleh kegiatan Industri dan perdagangan di tambah lagi Kota Batam yang bertetangga langsung dengan negara seberang seperti Singapura dan Malaysia. Menjadikan Batam kota dengan tujuan dan kunjungan wisatawan asing dan mancanegara terbanyak ke tiga setelah Jakarta dan Bali. Karena letaknya yang strategis dan lokasinya yang banyak kawasan industri 11
12 bernaung di sana. Sehingga banyak pencari kerja baik dari tenaga kerja lokal maupun tenaga kerja asing dari luar batam yang berdatangan untuk mencari kerja di kota tersebut. Karena syarat untuk melamar pekerjaan harus memiliki KTP dan KK yang di keluarkan oleh dinas kependudukan dan Catatan Sipil Kota Batam, prosedur tersebut yang harus di lengkapi oleh setiap pelamar kerja yang akan mencari kerja di Kota Batam tersebut. Sehingga secara otomatis akanberdampak terhadap pelayanan yang di berikan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Batam karena permintaan akan pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil setiap tahun semakin meningkat sejalan dengan jumlah pendatang yang mencari kerja di kota Batam tersebut. Proses pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan Catatan sipiltersebut masih menemui permasalahan-permasalahan dalam penerapannya. Hal tersebut dapat dilihat dari keluhan warga masyarakat mengenai berbelitbelitnya prosedur layanan dan persyaratan yang tidak jelas dalam pengurusan surat-surat, sebagaimana yang dimuat dalam website resmi Kota Batam berikut ini: 12
13 Saya adalah salah satu masyarakat yang datang ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk pengurusan KTP baru pada hari senin 20 februari Saya adalah pendatang yang datang dari daerah asal ke kota Batam untuk mencari pekerjaan. Karena tidak memiliki kartu identitas diri di Kota Batam saya bermaksud untuk mengurusnya langsung ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Batam.Sebenarnya saya sudah memiliki KTP asli dari daerah asal saya di Jawa.Tapi KTP daerah asal saya tidak berlaku di Batam.Sesampainya saya di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Batam, saya menemui pegawai tersebut dan menanyakan apa saja syarat pengurusan KTP baru, setelah di sampaikan syaratsyaratnya ada satu hal yang saya lupa minta dari daerah asal yaitu surat keterangan pindah datang dari Dinas kependudukan daerah asal karena memang saya baru mengetahuinya kalo harus bawa surat keterangan pindah dari daerah asal apabila mau buat KTP di Batam ini. Dan hasilnya pun saya di tolak untuk mengurus KTP di Dinas kependudukan dan Catatan Sipil tersebut. Dengan nada yang sedikit lantang pegawai disduk tersebut menyuruh saya untuk kembali lagi kesini apabila sudah ada surat keterangan pindah dari daerah asal. Seminggu kemudian saya kembali lagi ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk mengurus KTP tersebut karena surat pindah dari daerah asal sudah saya pegang, berkas saya di terima dengan KTP plus KK lama. Namun petugas Disduk tersebut tidak memberi tahu kapan proses KTP dan KK saya selesai. Dia Cuma menginformasikan bahwa dua hari lagi saya di suruh kembali untuk mengambil KTP tersebut. Selang dua hari berikutnya saya kembali dan menemui petugas dari dinas tersebut beliau mengatakan bahwa KTP saya belum jadi karena blangko KTP nya habis untuk mencetak KTP tersebut. Saya di suruh kembali lagi besok pagi. Dengan perasaan jengkel saya pulang ke rumah yang jarak antara kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dengan tempat tinggal saya yang lumayan jauh karena harus menyebrang pulau tepat di mana saya tinggal di Kecamatan Belakang Padang. Keesokan harinya saya kembali lagi ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil tersebut dan menjumpai petugas dari operator bagian KTP tersebut.beliau mengatakan bahwa KTP saya sudah selesai namun kepala bidangnya belum datang. Karena KTP tersebut harus ada paraf dari kabidnya, saya tunggu-tunggu hampir dua jam kepala bidang nya juga belum datang. Dengan rasa agak sedikit emosi saya tinggal kan saja kantor Dinas Kependudukan tersebut. Harusnya petugas dari dinas kependudukan tersebut dapat melayani masyarakat dengan baik dan tidak membuat pengurusan jadi berbelit-belit dan memakan waktu lama. Yang seharusnya pengurusan KTP tersebut dapat dilaksanakan dengan cepat namun terlambat oleh aparat disana. Saya sangat kecewa dengan pelayanan KTP di Kota Batam ini. Padahal Kota Batam yang merupakan daerah Industri dan perdagangan harusnya bisa menyediakan pelayanan administrasi kependudukan yang mudah, murah, efisien, dan transparan ( 13
14 Berdasarkan uraian di atas, maka memahami keterkaitan antara kinerja birokrasi dengan proses layanan publik menjadi sangat penting melalui analisis dan penilaian tentang kinerja, sebab dalam berlangsungnya proses tersebut telah melibatkan interaksi antara pemerintah dan masyarakat. Selain itu penilaian terhadap kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi pelayanan publik dalam mencapai misinya. Dengan adanya analisis tentang kinerja, organisasi pemerintahan diharapkan akan dapat memenuhi harapan dan memuaskan pengguna jasa melalui perbaikan kinerja layanan publik yang dilakukan secara terarah dan sistematis. Oleh karena itu, menyadari betapa pentingnya mewujudkan pelaksanaan pelayanan umum secara prima sebagai wujud dari penyelenggaraan pemerintahan di daerah yang serasi dan terpadu dalam rangka pencapaian tujuan akhir yang maksimal dan efisien, maka bertitik tolak dari uraian diatas,diperlukan ada upaya kajian dan analisis terkait dengan kinerja pelayanan publik beserta berbagai faktor yang mempengaruhi, yang akan di identifikasi berdasarkan asumsi teori yang dibangundalam kerangka konseptual. 1.2 Perumusan Masalah Dengan melihat dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat disusun beberapa rumusan masalahnya, sebagai berikut : 1. Faktor-Faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Batam? 14
15 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kinerja pelayanan publik di Dinas kependudukan dan Catatan Sipil Kota Batam. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat akademis Kegunaan secara teoritis yaitu penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber kajian tentang masalah kinerja pelayanan publik untuk meningkatkan pelayanan umum kepada masyarakat secara prima oleh aparatur pemerintah yang profesional di tingkat kecamatan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan daerah secara efektifdan efisien. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Pemerintah Dengan adanya penelitian ini dapat membantu memberikan gambaran kepada Pemerintah Daerah dalam memecahkan masalah-masalah yang timbul pada saat pelaksanaan pelayanan publik, terutama yang berhubungan dengan penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pencapaian tujuan akhir secara maksimal 15
16 b. Bagi Ilmu Pengetahuan Agar dapatmenjadi masukan untuk menambah wawasan, pengetahuan, serta pengalaman terutama bagi penulis dan juga kepada para praktisi dan stake holders serta memberikan khasanah keilmuan yang luas. c. Bagi Penulis Agar dapat menambah wawasan, pengalaman serta pengetahuan yang di miliki oleh penulis agar dapat di terapkan apabila telah bertugas di daerah yang nantinya akan dihadapi. 16
BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan proses yang sangat strategis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan proses yang sangat strategis karena di dalamnya berlangsung interaksi yang cukup intensif antara warga negara dengan pemerintah.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik di Indonesia masih sangat rendah. Demikian salah satu kesimpulan Bank Dunia yang dilaporkan dalam World Development Report 2004 dan hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan keanekaragaman budaya maupun keyakinan. Dasar Negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Indonesia adalah negara dengan kondisi warga negara yang sangat pluralistik, dimana terdapat banyak suku, ras, agama maupun kelompok masyarakat dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Untuk itulah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu hasil dari pelaksanaan otonomi daerah adalah menghasilkan birokrasi yang handal, profesional, efisien dan produktif yang mampu memberikan pelayanan
Lebih terperinciPelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance) merupakan salah. dukungan dan kesiapan para aparat pemerintah yang memiliki kemampaun
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance) merupakan salah satu tujuan dari penerapan otonomi daerah. Kondisi ini memerlukan dukungan dan kesiapan para aparat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mengembangkan sistem pemerintahan yang baik (Good Governance), yaitu
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi politik yang bergulir sejak Tahun 1998 merupakan upaya untuk mengembangkan sistem pemerintahan yang baik (Good Governance), yaitu pemerintahan yang berkeadilan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehinga dapat memberikan kualitas pelayanan prima terutama dalam rangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kualitas dan kuantitas pelayanan merupakan bagian yang menentukan dari keberhasilan perekonomian dan kesejahteraan bangsa pada umumnya. Pelayanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa Negara wajib melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mensejahterahkan masyarakat atau warga negara.pelayanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik (public service) merupakan salah satu perwujudan dari fungsi pada aparatur negara sebagai abdi masyarakat, pelayanan publik dimaksudkan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsep Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan salah satu upaya guna menciptakan keteraturan dan kesinambungan dalam sistem tata pemerintahan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari terwujudnya prinsip-prinsip yang terkandung dalam Good Governance
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap Negara harus memiliki Good Governance (Penyelenggaraan Pemerintah yang Baik). Untuk mencapai Good Governance tersebut harus dimulai dari terwujudnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang No 23 Tahun 2006 administrasi kependudukan. untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang Undang No 23 Tahun 2006 administrasi kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
20 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sedikitnya ada tiga fungsi utama yang harus dijalankan oleh pemerintah dalam fungsi pelayanan publik, yaitu fungsi pelayanan masyarakat (public service function),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sementara pelayanan publik bukanlah suatu hal yang baru. Terdapat beberapa hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum tingkat pelayanan publik di Indonesia saat ini masih rendah. Sementara pelayanan publik bukanlah suatu hal yang baru. Terdapat beberapa hal yang menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik. Dilingkungan birokrasi juga telah dilakukan sejumlah inisiatif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Reformasi di Indonesia telah berjalan selama tujuh belas tahun, berbagai usaha dan inovasi telah dilakukan untuk mencari model yang lebih efektif dalam mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi oleh negara, telah terjadi pula perkembangan penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan. kebijakan yang ditetapkan. (BPPK Depkeu, 2014 )
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja Instansi Pemerintah merupakan gambaran mengenai pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi dan strategi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. unsur kekuatan daya saing bangsa, sumber daya manusia bahkan sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan faktor yang paling menentukan dalam setiap organisasi, karena di samping sumber daya manusia sebagai salah satu unsur kekuatan daya saing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelayanan prima
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pelayanan Publik menurut Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 Tahun 1993 adalah segala bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam memberantas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhir-akhir ini banyak orang membicarakan masalah krisis kepemimpinan. Konon sangat sulit mencari kader-kader pemimpin pada berbagai tingkatan. Reformasi dilakukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tata kelola yang baik (good governance) adalah suatu sistem manajemen pemerintah yang dapat merespon aspirasi masyarakat sekaligus meningkatkan kepercayaan kepada pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah Republik Indonesia memberikan perlindungan, pengakuan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Republik Indonesia memberikan perlindungan, pengakuan, dan penentuan status pribadi dan status hukum khususnya yang berhubungan dengan kependudukan serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini, terjadi perubahan paradigma pelayanan administrasi publik. Pada era 80-an
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia.
Lebih terperinciBAB I KEBIJAKAN KEPEGAWAIAN NEGARA SETELAH PEMERINTAHAN REFORMASI
BAB I KEBIJAKAN KEPEGAWAIAN NEGARA SETELAH PEMERINTAHAN REFORMASI Dasar-dasar kebijakan kepegawaian negara yang akan menjadi landasan pikiran dalam penyempurnaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu kunci dalam peningkatan taraf hidup masyarakat. Oleh karena itu, negara sebagai penjamin kehidupan masyarakat harus mampu menyelenggarakan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta pelayanan
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta pelayanan publik yang baik, efisien, efektif dan berkualitas menuntut kehadiran sumber daya manusia (SDM) aparatur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu kewajiban pemerintah adalah untuk menyelenggarakan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Salah satu kewajiban pemerintah adalah untuk menyelenggarakan pelayanan pemerintahan yang baik kepada masyarakat atau publik sebagai bagian dari hak masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi dipercaya sebagai kunci utama dalam sistem informasi manajemen. Teknologi informasi ialah seperangkat alat yang sangat penting untuk bekerja
Lebih terperinciKebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum
emangat reformasi telah mendorong pendayagunaan aparatur Negara untuk melakukan pembaharuan dan peningkatan efektivitas dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan pemerintahan Negara dalam pembangunan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otonomi Daerah merupakan salah satu upaya mewujudkan aparatur yang mampu mendukung kelancaran penyelenggaraan pemerintah negara dengan menerapkan prinsip Good Government
Lebih terperinciRencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
BAB V. PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (Pemilukada)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tujuan untuk lebih mendekatkan fungsi pelayanan kepada masyarakat (pelayanan. demokratis sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah meletakkan titik berat otonomi pada daerah kabupaten dan daerah kota dengan tujuan untuk lebih mendekatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Sintang merupakan salah satu kabupaten di Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara lain, yaitu Malaysia khususnya Negara Bagian Sarawak. Kondisi ini
Lebih terperinciRencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Telah ditetapkannya Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2007 dan Keputusan Walikota Bandung Nomor 250 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia, pada era-era yang lalu tidak luput dari
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia, pada era-era yang lalu tidak luput dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang telah berlangsung lama dan mendapat pembenaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memburuk, yang berdampak pada krisis ekonomi dan krisis kepercayaan serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terjadinya krisis ekonomi diindonesia antara lain disebabkan oleh tatacara penyelenggaraan pemerintahan yang tidak dikelola dan diatur dengan baik. Akibatnya
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring dengan dimulainya era reformasi pada tahun 1998, telah memberikan harapan bagi perubahan menuju perbaikan di
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring dengan dimulainya era reformasi pada tahun 1998, telah memberikan harapan bagi perubahan menuju perbaikan di segala bidang kehidupan berbangsa dan bernegara. Termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan baik adalah dengan mengukur tingkat investasi yang dimiliki oleh daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompetensi suatu daerah dalam mengelola daerahnya berpengaruh besar terhadap kemajuan dan kesejahteraan daerah tersebut. Salah satu instrumen penting untuk
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Analisis Isu-isu strategis dalam perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun periode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah merupakan suatu bentuk perwujudan pendelegasian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Otonomi daerah merupakan suatu bentuk perwujudan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dimana Pemerintah
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam penelitian ini adalah orang-orang yang telah dipilih menjadi sampel
45 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Identitas Responden Sebelum hasil penelitian ini dijelaskan lebih lanjut terlebih dahulu peneliti akan menjabarkan identitas dari responden. Adapun yang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank, Good Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat. Pastinya kemajuan teknologi dan informasi menuntut birokrasi untuk beradaptasi dalam menghadapi dunia global
Lebih terperinciBAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa akhir. Development is not a static concept. It is continuously changing. Atau bisa
Lebih terperinciKUALITAS PELAYANAN KTP DI KECAMATAN SUKOLILO KOTA SURABAYA P R O P O S A L. Disusun Oleh : FAZAR ARDIANSYAH NPM :
KUALITAS PELAYANAN KTP DI KECAMATAN SUKOLILO KOTA SURABAYA P R O P O S A L Disusun Oleh : FAZAR ARDIANSYAH NPM : 0541310109 YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
Lebih terperinciB A B I P E N D A H U L U A N
B A B I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan negara yang tanpa batas, proses globalisasi bergerak dengan sangat cepat menembus hampir kesegala aspek kehidupan seperti ideologi,
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN AGAMA TUAL TUAL, PEBRUARI 2012 Halaman 1 dari 14 halaman Renstra PA. Tual P a g e KATA PENGANTAR Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NKRI) tahun 1945
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan, dalam penyelenggaraan
1 I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan, dalam penyelenggaraan pemerintahannya menekankan asas desentralisasi yang secara utuh dilaksanakan di daerah kota/kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. birokrasi pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. yang lebih sesuai dengan karakteristik wilayah serta pengembangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan kebijakan daerah adalah untuk kesejahteraan masyarakat yang ada di tingkat daerah. Salah satu upaya terpenting dalam kesejahteraan adalah peningkatan perekonomian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelayanan Publik adalah suatu kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
Lebih terperinciVISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. "Terwujudnya peningkatan kualitas kinerja Biro Pemerintahan Provinsi
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 1. Visi "Terwujudnya peningkatan kualitas kinerja Biro Pemerintahan Provinsi Banten menuju tata kelola pemerintahan yang baik". Penjabaran dari visi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sudah selayaknya memberikan pelayanan yang responsif, transparan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinas sosial yang berfugsi untuk menigkatkan kesejahteraan masyarakat sudah selayaknya memberikan pelayanan yang responsif, transparan dan akuntabel. Dinas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serius dan sistematis. Segenap jajaran penyelenggara negara, baik dalam tataran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel harus disikapi dengan serius dan sistematis.
Lebih terperinciKUALITAS PELAYANAN ADMINISTRASI AKTA KELAHIRAN DI KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PEMERINTAH KOTA SURABAYA SKRIPSI
KUALITAS PELAYANAN ADMINISTRASI AKTA KELAHIRAN DI KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PEMERINTAH KOTA SURABAYA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia adalah Negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Bangsa Indonesia telah melaksanakan pembangunan yang pesat dalam kehidupan
Lebih terperinciLaporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas
Lebih terperinciLaporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencatat desentralisasi di Indonesia mengalami pasang naik dan surut seiring
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desentralisasi adalah salah satu sistem administrasi pemerintahan, dalam banyak hal tidak dapat dilepaskan dari proses pertumbuhan suatu negara. Sejarah mencatat desentralisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu organisasi berdiri dengan maksud dan tujuan tertentu. Untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Suatu organisasi berdiri dengan maksud dan tujuan tertentu. Untuk mewujudkan maksud dan tujuan tersebut dalam pelaksanaannya melibatkan banyak unsur sumber
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemahaman mengenai good governance mulai dikemukakan di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemahaman mengenai good governance mulai dikemukakan di Indonesia sejak tahun 1990-an dan semakin populer pada era tahun 2000-an. Pemerintahan yang baik diperkenalkan
Lebih terperinciKebutuhan Pelayanan Publik
BAB I Pendahuluan Bagian pendahuluan merupakan uraian yang mengantarkan pembaca untuk memahami apa yang dibicarakan dalam buku ini. Uraian terbagi dalam tiga subbab, yakni kebutuhan perbaikan pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang pemerintahan sekarang ini telah terjadi perubahan yang sangat besar. Salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, maka di bidang pemerintahan sekarang ini telah terjadi perubahan yang sangat besar. Salah satu perubahan
Lebih terperinciKata Kunci : Efektivitas, Pelayanan Publik. A. Pendahuluan : 1. Latar Belakang Masalah :
Efektivitas Pelayanan Publik di Kecamatan Singkil Kota Manado (Studi tentang Pelayanan Pembuatan Akte Jual Beli dan Legalisir Surat surat Keterangan di Kecamatan Singkil Kota Manado) Oleh Ivana Sandra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem tata kelola pemerintahan di Indonesia telah melewati serangkain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem tata kelola pemerintahan di Indonesia telah melewati serangkain proses reformasi sektor publik, khususnya reformasi pengelolaan keuangan daerah
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON
BAB IV ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 4.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan Kecamatan Bandung Kulon sebagai Satuan
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Sekretariat Daerah Provinsi Banten 1. Visi Sebagai lokomotif dalam pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan, posisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Good Governance (kepemerintahan yang baik) merupakan issue yang paling menarik dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Kondisi kepemerintahan
Lebih terperinciLaporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan. Untuk mewujudkan hal tersebut, harus dilakukan secara
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pelayanan publik termasuk salah satu sasaran yang harus dicapai pemerintah dalam melaksanakan reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Administrasi kependudukan di Indonesia merupakan hal yang sangat berperan dalam pembangunan, dimana dari sistem administrasi penduduk tersebut dapat diketahui tentang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai hal yang melekat di dalamnya seperti kartu tanda penduduk atau
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kependudukan Banyak hal yang terkait bilamana kita akan membahas topik kependudukan terlebih pada wilayah administrasi kependudukan dengan berbagai hal yang melekat di dalamnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan diberlakukannya undang-undang otonomi daerah, maka berbagai aturan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan diberlakukannya undang-undang otonomi daerah, maka berbagai aturan di daerah terjadi perubahan paradigma, bahkan perubahan paradigma tersebut hampir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik (Mardiasmo,2002:2).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sektor publik merupakan entitas yang aktivitasnya memberikan pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik (Mardiasmo,2002:2). Dalam menyelenggarakan
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dalam upaya meningkatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dapat mengatur dan mengelola sumber daya produktif, serta melayani,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Surabaya yang merupakan Ibukota Jawa Timur dengan penduduk metropolisnya mencapai 3 juta jiwa menurut pemerintah kota Surabaya untuk dapat mengatur dan mengelola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Terjadinya berbagai krisis kawasan yang tidak lepas dari kegagalan mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain disebabkan oleh
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN LEGALISIR
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL TAHUN 2013 6 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) (PL) Nomor : /SOP/429.115/2013 Tanggal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas, mewujudkan pemerintahan yang good governance, dan menciptakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan dikeluarkannya PP 60 Tahun 2008 mengakibatkan tuntutan dan tantangan berat bagi auditor pemerintah untuk menghasilkan audit yang berkualitas, mewujudkan pemerintahan
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDA ACEH NOMOR TAHUN 2017
KEPUTUSAN KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDA ACEH NOMOR TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN DI LINGKUNGAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDA ACEH KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah telah merubah tatanan demokrasi bangsa Indonesia dengan diberlakukannya sistem otonomi daerah,
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT
KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peraturan perundang-undangan. Dalam otonomi daerah penyelenggaraan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu negara yang menerapkan sistem otonomi daerah dalam pelaksanaan pemerintahannya, Indonesia memberikan kewenangan kepada daerahnya untuk mengatur dan
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi 2017 adalah : Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013- ACEH TAMIANG SEJAHTERA DAN MADANI MELALUI PENINGKATAN PRASARANA DAN SARANA
Lebih terperinciBABl PENDAHULUAN. Pelaksanaan Otonomi Daerah yang telah digulirkan sejak tahun 2001
BABl PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan Otonomi Daerah yang telah digulirkan sejak tahun 2001 menuntut sebuah birokrasi yang kompeten dan profesional. Birokrasi yang kompeten dan profesional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
Lebih terperinciBUPATI BANDUNG BARAT
BUPATI BANDUNG BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN WEWENANG PENERBITAN KARTU KELUARGA KEPADA CAMAT DI LINGKUNGAN KABUPATEN BANDUNG BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dibawah undang undang ini tidak sekedar memindahkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemberlakukan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah membawa konsekuensi terhadap semua aspek penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleksnya persoalan yang dihadapi Negara, maka terjadi pula. perkembangan di dalam penyelenggaraan pemerintahan yang ditandai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi Negara, maka terjadi pula perkembangan di dalam penyelenggaraan pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pengelolaan sistem pemerintahan, good governance telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pengelolaan sistem pemerintahan, good governance telah menjadi salah satu paradigma dalam penyelenggaran untuk mengelola urusan-urusan publik. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paradigma baru yang berkembang di Indonesia saat ini. Menurut Tascherau dan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Good governance atau tata kelola pemerintahan yang baik merupakan paradigma baru yang berkembang di Indonesia saat ini. Menurut Tascherau dan Campos yang dikutip Thoha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah yang dikelola dan diatur dengan baik akan menjadi pemerintahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tatacara penyelenggaraan pemerintah mengelola dan mengatur pemerintah sangat mempengaruhi baik atau buruknya suatu pemerintahan berjalan. Pemerintah yang dikelola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas pelayanan menjadi bahasan yang penting dalam penyelenggaraan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelayanan publik merupakan unsur yang penting dalam meningkatkan kualitas hidup sosial di dalam masyarakat manapun(saragih,2005). Dewasa ini kualitas pelayanan menjadi
Lebih terperinciTERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN
TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN Untuk memberikan gambaran yang jelas pada visi tersebut, berikut ada 2 (dua) kalimat kunci yang perlu dijelaskan, sebagai berikut : Masyarakat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui implementasi desentralisasi dan otonomi daerah sebagai salah satu realita
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatkan peranan publik ataupun pembangunan, dapat dikembangkan melalui implementasi desentralisasi dan otonomi daerah sebagai salah satu realita yang kompleks namun
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi 4.1.1. Visi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi, merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja instansi pemerintah kini menjadi sorotan dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat terhadap penyelenggaraan administrasi publik. Masyarakat sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI INDONESIA: EVALUASI TERHADAP IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK
LAPORAN PENELITIAN KELOMPOK UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI INDONESIA: EVALUASI TERHADAP IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK Oleh: RIRIS KATHARINA HANDRINI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beralihnya masa orde lama ke orde baru telah menimbulkan banyak. perubahan baik dalam segi pemerintahan, ekonomi dan politik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Beralihnya masa orde lama ke orde baru telah menimbulkan banyak perubahan baik dalam segi pemerintahan, ekonomi dan politik. Dari segi pemerintahan salah
Lebih terperinci