BAB V HASIL PENELITIAN. Kota Denpasar terletak diantara 08 35"31' "49' Lintang Selatan dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V HASIL PENELITIAN. Kota Denpasar terletak diantara 08 35"31' "49' Lintang Selatan dan"

Transkripsi

1 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Gambaran Umum Kota Denpasar Kota Denpasar terletak diantara 08 35"31' "49' Lintang Selatan dan "23' "27' Bujur Timur, di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Badung, di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gianyar, di sebelah selatan berbatasan dengan Selat Badung dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Badung. Kota Denpasar merupakan Propinsi Bali sekaligus sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, perekonomian. Letak yang sangat strategis ini sangatlah menguntungkan, baik dari segi ekonomis maupun dari kepariwisataan karena merupakan titik sentral berbagai kegiatan sekaligus sebagai penghubung dengan kabupaten lainnya. Penduduk Kota Denpasar berdasarkan hasil registerasi tahun 2013 berjumlah jiwa dengan rata-rata pertumbuhan mencapai 1,43%. Rata-rata kepadatan penduduk adalah sebesar jiwa/km 2. Kecamatan Denpasar Barat merupakan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu jiwa, sedangkan yang terendah adalah kecamatan Denpasar Timur sebanyak jiwa. Kecamatan terpadat adalah Kecamatan Denpasar Barat jiwa/km 2 dan terjarang adalah Kecamatan Denpasar Selatan jiwa/km 2. Pertumbuhan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Denpasar Barat mencapai 1,70% dan terendah terdapat di Kecamatan Denpasar Timur yaitu sebesar 1,1% 36

2 37 (Badan Lingkungan Hidup Kota Denpasar, 2013). Jumlah penduduk, pertumbuhan dan kepadatan penduduk di Kota Denpasar dalam tahun 2013, seperti ditujukkan pada Tabel 5.1. Tabel 5.1 Luas Wilayah, Jumlah, Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk No Kecamatan Luas (km 2 ) Jumlah Penduduk (jiwa) Pertumbuhan Penduduk (%) Kepadatan Penduduk (jiwa/km 2 ) 1 Denpasar Utara 31, , Denpasar Timur 22, , Denpasar Selatan 49, Denpasar Barat 24, , Total 127, , Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kota Denpasar (2013) Pengembangan kepariwisataan di Kota Denpasar tidak terlepas dari arah dan kebijaksanaan kepariwisataan Provinsi Bali yang mengembangkan pariwisata budaya dengan di dukung budaya Bali yang bernafaskan agama Hindu. Masalahmasalah yang berhubungan dengan kepariwisataan tidak terbatas pada kerajinan tangan, seni tari dan usaha komplementer, sedangkan di kota pengaruh itu adalah dalam bentuk pelayanan yaitu akomodasi, transportasi dan jasa-jasa lainnya. Tidak dapat dipungkiri pembangunan pariwisata tidak bisa lepas dari berbagai dampak, baik dari segi keamanan, teroris dan isu kesehatan. Pembangunan di bidang kesehatan di Kota Denpasar dapat dikatakan telah mencapai sasaran. Hal ini tercermin dengan semakin meningkatnya derajat kesehatan masyarakat seperti angka kematian bayi hanya mencapai 5,23 per seribu kelahiran. Berdasarkan pantauan status gizi, ditemukan status gizi buruk

3 38 mencapai 0,31%. Jumlah puskesmas 10 buah dan 27 buah pembantu dan 54 klinik KB yang ditangani sekitar 142 orang paramedis. Jumlah dokter saat ini 1378 orang, terdiri 756 dokter umum dan sisanya 622 dokter ahli. Jumlah apotik mencapai 194 buah dan jumlah posyandu mencapai 431 buah. Jumlah penduduk yang banyak akan menjadi beban dalam pembangunan apabila tidak ditangani secara cermat dan tepat, peningkatan jumlah penduduk tersebut membutuhkan peningkatan sarana bidang kesehatan dan apabila tidak dikelola dengan baik, akan menimbulkan dampak negatif seperti pencemaran limbah dari rumah sakit (Dinas Kesehatan Denpasar, 2013) Kelas dan Ketersediaan IPAL Rumah Sakit di Kota Denpasar Setiap rumah sakit memiliki fungsi dan tujuan masing-masing, tapi pada dasarnya setiap rumah sakit mempunyai fungsi yang sama yaitu melaksanakan pelayanan dan penyuluhan kesehatan. Berdasarkan fungsi dan tugas rumah sakit maka, rumah sakit digolongkan berdasarkan kemampuan rumah sakit tersebut memberikan playanan medis kepada pasien. Terdapat 5 tipe rumah sakit, yaitu rumah sakit tipe A, B, C, D dan E. Adapun tipe dan jumlah tempat tidur dari masing-masing rumah sakit di Kota Denpasar seperti ditunjukkan pada Tabel 5.2.

4 39 Tabel 5.2 Tipe dan Jumlah Tempat Tidur Pada Rumah Sakit Di Kota Denpasar No Nama Rumah Sakit Jumlah Tempat Tidur Kelas RS Alamat 1. RSUP Sanglah 715 A Jl. Kesehatan No RSUD Wangaya 200 B Jl. Kartini No RSAD TK III Denpasar 120 C Jl. PB Sudirman No RS Bhayangkara 100 C Jl. Trijata No RSU Surya Husadha Denpasar 100 C Jl. Pulau Serangan No RSU Prima Medika 114 C Jl. Pulau Serangan No. 9X 7. RSU Kasih Ibu Denpasar 95 C Jl. Teuku Umar No RSU Puri Raharja 104 C Jl. WR. Supratman No RSU Bali Medistra 129 C Jl. Mahendradata No RSU Bali Royal Hospital 100 C Jl. Letda Tantular No RSIA Puri Bunda 51 C Jl. Gatot Subroto VI No RSU Dharma Yadnya 50 D Jl. WR. Supratman No RSU Manuaba 50 D Jl. Cokroaminoto No RSU Dharma Usadha 35 D Jl. PB. Sudirman No RSU Bhakti Rahayu D Jl. Gatot Subroto II No RSU Surya Husadha Ubung 48 D Jl. Cokroaminoto No RSIA Puri Kawan 25 Jl. Gatot Subroto Sejahtera 18. RSIA Harapan Bunda 25 D Jl. Tukad Unda No RSU Sari Dharma 50 - Jl. Pulau Seram No. 1

5 40 Berdasarkan ketersediaan sarana pengolahan limbah cair dengan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dari rumah sakit di Kota Denpasar seperti ditunjukkan pada Tabel 5.3. Tabel 5.3 Ketersedian Sarana IPAL Pada Rumah Sakit Di Kota Denpasar No Nama Rumah Sakit Sarana pengolahan limbah cair 1. RSUP Sanglah IPAL 2. RSUD Wangaya IPAL 3. RSAD TK III Denpasar IPAL 4. RS Bhayangkara IPAL 5. RSU Surya Husadha Denpasar IPAL dan septic tank 6. RSU Prima Medika IPAL dan septic tank 7. RSU Kasih Ibu IPAL dan septic tank 8. RSU Puri Raharja IPAL dan septic tank 9. RSU Bali Med IPAL 10. RSU Bali Royal Hospital IPAL 11. RSIA Puri Bunda IPAL 12. RSU Dharma Yadnya IPAL dan septic tank 13. RSU Manuaba IPAL dan septic tank 14. RSU Dharma Usadha IPAL dan septic tank 15. RSU Bhakti Rahayu Septic tank 16. RSU Surya Husadha Ubung Septic tank 17. RSIA Puri Kawan Sejahtera IPAL 18. RSIA Harapan Bunda Septic tank 19. RSU Sari Dharma IPAL Berdasarkan data dati Tabel 5.3 diatas, bahwa dari 19 rumah sakit yang berada di Kota Denpasar dapat dikelompok dalam 3 kelompok. Kelompok pertama adalah 3 rumah sakit tidak memiliki IPAL dan mengolah limbahnya dengan septic tank, kelopok kedua yakni 9 rumah sakit yang memiliki sarana IPAL dan seluruh limbah cair yang dihasilkan diolah pada IPAL dan kelompok

6 41 ketiga yakni terdapat 7 rumah sakit memiliki IPAL dan septik tank, IPAL yang terbangun tidak mengolah seluruh limbah cair yang dihasilkan rumah sakit. Pada gambar 5.1. menunjukan persetase dari sarana pengolahan limbah cair yang digunakan untuk mengolah limbah cair rumah sakit di Kota Denpasar, yakni 15,79 % rumah sakit tidak memiliki IPAL atau hanya dengan septic tank, 47,37% rumah sakit memliki IPAL dan 36,84% dalam mengolah limbah cairnya menggunakan IPAL dan septic tank. 36,84% 47,37% Tidak memiliki IPAL (hanya dengan septic tank) Memiliki IPAL Memiliki IPAL dan septic tank Gambar 5.1 Sarana Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit di Kota Denpasar Peta sebaran ketersediaan sarana pengolahan limbah cair pada rumah sakit di Kota Denpasar seperti ditujukkan pada Gambar 5.2.

7 42

8 Kualitas Limbah Cair Rumah Sakit di Kota Denpasar Pengukuran kualitas limbah cair rumah sakit pada 16 rumah sakit yang memiliki IPAL di Kota Denpasar berdasarkan parameter fisika, kimia dan biologi. Parameter fisika terdiri dari temperatur dan zat padat tersuspensi (TSS), sedangkan parameter kimia yang terdiri dari ph, COD, BOD, Ammonia (NH 3 bebas), Phosphat (PO 4 ), sedangkan parameter biologi yaitu total coliform. Dari 16 rumah sakit yang diteliti kualitas limbah cairnya bahwa Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah memiliki 2 unit instalasi pengolahan air limbah yakni IPAL UGD dan IPAL Mahotama, sedangkan 15 rumah sakit lainnya memiliki masing-masing 1 unit instalasi pengolahan air limbah. Hasil uji kualitas limbah cair rumah sakit dibandingkan dengan standar baku mutu limbah cair kegiatan rumah sakit berdasarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 8 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Lingkungan Hidup dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup yang dapat dilihat pada Tabel 5.4.

9 44 Tabel 5.4 Hasil Kualitas Limbah Cair Rumah Sakit Di Kota Denpasar No. Rumah Sakit BOD (mg/l) COD (mg/l) TSS (mg/l) Suhu ph NH3 (mg/l) PO4 (mg/l) Kuman Gol. Coli/100ml A.1 RSUP Sanglah (1) UGD 26,40 30, ,5 54,685* 0, * A2 RSUP Sanglah 22,00 60, ,7 5,9413* <0, (2) Mahotama B RSUD Wangaya 13, ,6 6,8 0,6243* 0, C RSAD XVI 10, ,4* 7,44 <0,01 0, * Denpasar D RS Bhayangkara 13, ,4* 7,56 21,063* 0, E RSU Surya 52,80* * 19 29,1 7,47 26,371* 0, * Husadha F RSU Prima 88,00* 90.00* 27 29,7 7,5 45,795* 0, * Medika G RSU Kasih Ibu 26, ,7* 7 16,692* 1,4206 1,600 H RSU Puri Raharja 15, , ,248* 0, * I RSU Bali 31,68* ,6* 7 28,924* 0, Medistra J RSU Bali Royal 31,68* * 31,3* * * Hospital K RSIA Puri Bunda 105,60* * 116* 29, * * L RSU Dharma 15, * 29, * Yadnya M RSU Manuaba 15,84 71, ,2* 7,73 0,3519* 0, N O P Q R RSU Dharma Usadha RSU Bhakti Rahayu RSU Surya Husadha Ubung RSIA Puri Kawan Sejahtera RSIA Harapan Bunda 10,56 30, ,1 6,92 1,0987* * ,40 40, ,6 7 7,6333* * S RSU Sari Dharma 17,60 60, , * <0, * Baku Mutu < , Keterangan : Baku mutu : Peraturan Gubernur Bali No. 8 Tahun 2007 * : melewati batas baku mutu

10 Konsentrasi BOD (mg/l) Biological Oxygen Demand (BOD) Hasil uji kualitas limbah cair terhadap parameter Biological Oxygen Demand (BOD) dari buangan air limbah IPAL pada 16 rumah sakit di Kota Denpasar ditunjukkan pada Gambar ,00 100,00 80,00 60,00 40,00 BOD BAKU MUTU 20,00 0,00 A1A2 B C D E F G H I J K L M N O P Q R S Rumah sakit Keterangan: A1 = RSUP Sanglah (IPAL UGD); A2 = RSUP Sanglah (IPAL Mahotama); B = RSUD Wangaya; C = RSAD XVI Denpasar, D = RS Bhayangkara; E = RSU Surya Husadha; F = RSU Prima Medika; G = RSU Kasih Ibu; H = RSU Puri Raharja; I = RSU Bali Medistra; J = RSU Bali Royal Hospital; K = RSIA Puri Bunda; L = RSU Dharma Yadnya; M = RSU Manuaba; N = RSU Dharma Usadha; O = RSU Bhakti Rahayu; P = RSU Surya Husadha Ubung; Q = RSIA Puri Kawan Sejahtera; R = RSIA Harapan Bunda; S = RSU Sari Dharma Gambar 5.3 Hasil Pengukuran Parameter BOD Berdasarkan Gambar 5.3 menunjukkan bahwa terdapat 5 rumah sakit yang memiliki konsentrasi parameter BOD dari buangan air limbah IPAL telah melampaui baku mutu dan 11 rumah sakit tidak melampaui baku mutu. Rumah sakit yang telah melampaui baku mutu parameter BOD meliputi: RSU Surya Husadha yaitu sebesar 52,8 mg/l, RSU Prima Medika yaitu sebesar 88,0 mg/l,

11 Konsentrasi COD (mg/l) 46 RSU Bali Medistra yaitu sebesar 31,68 mg/l, RSU Bali Royal Hospital yaitu sebesar 31,68 mg/l dan RSIA Puri Bunda yaitu sebesar 105,60 mg/l. Peta sebaran rumah sakit di Kota Denpasar yang telah memenuhi baku mutu dan yang telah melampaui baku mutu untuk parameter BOD berdasarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 8 Tahun 2007 dapat dilihat pada Gambar Chemical Oxygen Demand (COD) Hasil uji kualitas limbah cair terhadap parameter Chemical Oxygen Demand (COD) dari buangan air limbah IPAL pada 16 rumah sakit di Kota Denpasar ditunjukkan pada Gambar ,00 160,00 140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 A1A2 B C D E F G H I J K L M N O P Q R S Rumah sakit COD BAKU MUTU Keterangan: A1 = RSUP Sanglah (IPAL UGD); A2 = RSUP Sanglah (IPAL Mahotama); B = RSUD Wangaya; C = RSAD XVI Denpasar, D = RS Bhayangkara; E = RSU Surya Husadha; F = RSU Prima Medika; G = RSU Kasih Ibu; H = RSU Puri Raharja; I = RSU Bali Medistra; J = RSU Bali Royal Hospital; K = RSIA Puri Bunda; L = RSU Dharma Yadnya; M = RSU Manuaba; N = RSU Dharma Usadha; O = RSU Bhakti Rahayu; P = RSU Surya Husadha Ubung; Q = RSIA Puri Kawan Sejahtera; R = RSIA Harapan Bunda; S = RSU Sari Dharma Gambar 5.4 Hasil Pengukuran Parameter COD

12 47

13 48 Berdasarkan Gambar 5.4 menunjukkan bahwa terdapat 3 rumah sakit yang memiliki konsentrasi parameter COD hasil olahan IPAL telah melampaui baku mutu dan 13 rumah sakit tidak melampaui baku mutu. Rumah sakit yang telah melampaui baku mutu parameter COD meliputi: RSU Surya Husadha yaitu sebesar 100 mg/l, RSU Prima Medika yaitu sebesar 90 mg/l dan RSIA Puri Bunda yaitu sebesar 171,36 mg/l. Peta sebaran rumah sakit di Kota Denpasar yang telah memenuhi baku mutu dan yang telah melampui baku mutu untuk parameter COD berdasarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 8 Tahun 2007 dapat dilihat pada Gambar 5.6.

14 49

15 Konsentrasi TSS (mg/l) Total Suspended Solid (TSS) Hasil uji kualitas limbah cair terhadap parameter Total Suspended Solid (TSS) dari buangan air limbah IPAL pada 16 rumah sakit di Kota Denpasar ditunjukkan pada Gambar 5.7. Hasil menunjukkan bahwa terdapat 3 rumah sakit yang memiliki konsentrasi parameter TSS hasil olahan IPAL telah melampaui baku mutu dan 13 rumah sakit tidak melampaui baku mutu. Rumah sakit yang telah melampaui baku mutu parameter TSS meliputi: RSU Bali Royal Hospital yaitu sebesar 80 mg/l, RSIA Puri Bunda yaitu sebesar 116 mg/l dan RSU Dharma Yadnya yaitu sebesar 99 mg/l TSS BAKU MUTU 20 0 A1 A2 B C D E F G H I J K L M N O P Q R S rumah sakit Keterangan: A1 = RSUP Sanglah (IPAL UGD); A2 = RSUP Sanglah (IPAL Mahotama); B = RSUD Wangaya; C = RSAD XVI Denpasar, D = RS Bhayangkara; E = RSU Surya Husadha; F = RSU Prima Medika; G = RSU Kasih Ibu; H = RSU Puri Raharja; I = RSU Bali Medistra; J = RSU Bali Royal Hospital; K = RSIA Puri Bunda; L = RSU Dharma Yadnya; M = RSU Manuaba; N = RSU Dharma Usadha; O = RSU Bhakti Rahayu; P = RSU Surya Husadha Ubung; Q = RSIA Puri Kawan Sejahtera; R = RSIA Harapan Bunda; S = RSU Sari Dharma Gambar 5.7 Hasil Pengukuran Parameter TSS

16 Suhu ( 0 C) 51 Peta sebaran rumah sakit di Kota Denpasar yang telah memenuhi baku mutu dan yang telah melampui baku mutu parameter TSS berdasarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 8 Tahun 2007 dapat dilihat pada Gambar Suhu Hasil uji kualitas limbah cair terhadap parameter suhu dari buangan air limbah IPAL pada 16 rumah sakit di Kota Denpasar ditunjukkan pada Gambar SUHU BAKU MUTU 5 0 A1 A1 B C D E F G H I J K L M N O P Q R S rumah sakit Keterangan: A1 = RSUP Sanglah (IPAL UGD); A2 = RSUP Sanglah (IPAL Mahotama); B = RSUD Wangaya; C = RSAD XVI Denpasar, D = RS Bhayangkara; E = RSU Surya Husadha; F = RSU Prima Medika; G = RSU Kasih Ibu; H = RSU Puri Raharja; I = RSU Bali Medistra; J = RSU Bali Royal Hospital; K = RSIA Puri Bunda; L = RSU Dharma Yadnya; M = RSU Manuaba; N = RSU Dharma Usadha; O = RSU Bhakti Rahayu; P = RSU Surya Husadha Ubung; Q = RSIA Puri Kawan Sejahtera; R = RSIA Harapan Bunda; S = RSU Sari Dharma Gambar 5.8 Hasil Pengukuran Parameter Suhu

17 52

18 53 Berdasarkan Gambar 5.8 menunjukkan bahwa terdapat 6 rumah sakit yang parameter suhu limbah limbah cairnya telah melampaui baku mutu dan 10 rumah sakit tidak melampaui baku mutu. Rumah sakit yang telah melampaui baku mutu meliputi: RSAD XVI Denpasar yaitu sebesar 30,4 0 C, RS Bhayangkara yaitu sebesar 32,4 0 C, RSU Kasih Ibu yaitu sebesar 30,7 0 C, RSU Bali Medistra yaitu sebesar 31,6 0 C, RSU Bali Royal Hospital yaitu sebesar 31,3 0 C dan RSU Manuaba yaitu sebesar C. Peta sebaran rumah sakit di Kota Denpasar yang memenuhi baku mutu dan yang telah melampaui baku mutu untuk parameter suhu berdasarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 8 Tahun 2007 dapat dilihat pada Gambar 5.10.

19 54

20 ph ph Hasil uji kualitas limbah cair terhadap parameter ph limbah cair dari buangan air limbah IPAL pada 16 rumah sakit di Kota Denpasar ditunjukkan pada Gambar Hasil uji kualitas parameter ph pada limbah cair dari 16 rumah sakit menunjukkan seluruh rumah sakit memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan dan berada pada kisaran ph A1A2 B C D E F G H I J K L M N O P Q R S Rumah sakit PH BAKU MUTU MIN BAKU MUTU MAX Keterangan: A1 = RSUP Sanglah (IPAL UGD); A2 = RSUP Sanglah (IPAL Mahotama); B = RSUD Wangaya; C = RSAD XVI Denpasar, D = RS Bhayangkara; E = RSU Surya Husadha; F = RSU Prima Medika; G = RSU Kasih Ibu; H = RSU Puri Raharja; I = RSU Bali Medistra; J = RSU Bali Royal Hospital; K = RSIA Puri Bunda; L = RSU Dharma Yadnya; M = RSU Manuaba; N = RSU Dharma Usadha; O = RSU Bhakti Rahayu; P = RSU Surya Husadha Ubung; Q = RSIA Puri Kawan Sejahtera; R = RSIA Harapan Bunda; S = RSU Sari Dharma Gambar 5.11 Hasil Pengukuran Parameter ph

21 Kosentrasi NH3 Bebas (mg/l) Ammonia (NH 3 Bebas) Hasil uji kualitas limbah cair terhadap parameter ammonia (NH 3 bebas) dari buangan air limbah IPAL pada 16 rumah sakit di Kota Denpasar ditunjukkan pada Gambar Hasil uji menunjukkan bahwa konsentrasi ammonia (NH 3 bebas) limbah cair rumah sakit di Kota Denpasar, terdapat 15 rumah sakit yang telah melampaui baku mutu dan terdapat 1 rumah sakit tidak melampaui baku mutu. Rumah sakit yang tidak melampaui baku mutu ammonia (NH 3 bebas) yaitu RSAD XVI Denpasar yaitu sebesar <0,01 mg/l. Kandungan ammonia bebas dari 15 rumah sakit yang melampaui baku mutu yakni sebesar antara 0,3519 mg/l sampai dengan 54,685 mg/l NH3 bebas BAKU MUTU 0 A1 A2 B C D E F G H I J K L M N O P Q R S rumah sakit Keterangan: A1 = RSUP Sanglah (IPAL UGD); A2 = RSUP Sanglah (IPAL Mahotama); B = RSUD Wangaya; C = RSAD XVI Denpasar, D = RS Bhayangkara; E = RSU Surya Husadha; F = RSU Prima Medika; G = RSU Kasih Ibu; H = RSU Puri Raharja; I = RSU Bali Medistra; J = RSU Bali Royal Hospital; K = RSIA Puri Bunda; L = RSU Dharma Yadnya; M = RSU Manuaba; N = RSU Dharma Usadha; O = RSU Bhakti Rahayu; P = RSU Surya Husadha Ubung; Q = RSIA Puri Kawan Sejahtera; R = RSIA Harapan Bunda; S = RSU Sari Dharma Gambar 5.12 Hasil Pengukuran Parameter Ammonia

22 Konsentrasi PO 4 (mg/l) 57 Peta sebaran rumah sakit di Kota Denpasar yang memenuhi baku mutu dan yang telah melampaui baku mutu untuk parameter Ammonia (NH 3 Bebas) berdasarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 8 Tahun 2007 dapat dilihat pada Gambar Phosphat (PO 4 ) Hasil uji kualitas limbah cair terhadap parameter phosphat (PO 4 ) dari buangan air limbah IPAL pada 16 rumah sakit di Kota Denpasar ditunjukkan pada Gambar Hasil uji menunjukkan bahwa komsentrasi phosphat (PO 4 ) dari 16 rumah sakit di Kota Denpasar tidak ada yang melampaui baku mutu. 2,5 2 1,5 1 0,5 Phospat BAKU MUTU 0 A1 A2 B C D E F G H I J K L M N O P Q R S rumah sakit Keterangan: A1 = RSUP Sanglah (IPAL UGD); A2 = RSUP Sanglah (IPAL Mahotama); B = RSUD Wangaya; C = RSAD XVI Denpasar, D = RS Bhayangkara; E = RSU Surya Husadha; F = RSU Prima Medika; G = RSU Kasih Ibu; H = RSU Puri Raharja; I = RSU Bali Medistra; J = RSU Bali Royal Hospital; K = RSIA Puri Bunda; L = RSU Dharma Yadnya; M = RSU Manuaba; N = RSU Dharma Usadha; O = RSU Bhakti Rahayu; P = RSU Surya Husadha Ubung; Q = RSIA Puri Kawan Sejahtera; R = RSIA Harapan Bunda; S = RSU Sari Dharma Gambar 5.13 Hasil Pengukuran Parameter Phosphat

23 58

24 Total Coliform (coli/100ml) Total Coliform Hasil uji kualitas limbah cair terhadap parameter Total Coliform dari buangan air limbah IPAL pada 16 rumah sakit di Kota Denpasar ditunjukkan pada Gambar Hasil uji menunjukkan bahwa konsentrasi Total Coliform limbah cair rumah sakit di Kota Denpasar, terdapat 11 rumah sakit yang telah melampaui baku mutu. Dari 11 rumah sakit yang melebihi baku mutu tersebut, konsentrasi coliform berkisar antara coli/100 ml sampai dengan coli/100 ml A1 B D F H J L N P R rumah sakit MPN-Kuman Golongan Coli/100 ml Keterangan: A1 = RSUP Sanglah (IPAL UGD); A2 = RSUP Sanglah (IPAL Mahotama); B = RSUD Wangaya; C = RSAD XVI Denpasar, D = RS Bhayangkara; E = RSU Surya Husadha; F = RSU Prima Medika; G = RSU Kasih Ibu; H = RSU Puri Raharja; I = RSU Bali Medistra; J = RSU Bali Royal Hospital; K = RSIA Puri Bunda; L = RSU Dharma Yadnya; M = RSU Manuaba; N = RSU Dharma Usadha; O = RSU Bhakti Rahayu; P = RSU Surya Husadha Ubung; Q = RSIA Puri Kawan Sejahtera; R = RSIA Harapan Bunda; S = RSU Sari Dharma Gambar 5.15 Hasil Pengukuran Parameter Total Coliform Gambar 5.16 menunjukkan sebaran rumah sakit di Kota Denpasar yang telah memenuhi baku mutu dan yang melampaui baku mutu untuk parameter Total Coliform.

25 60

26 Kinerja Pengelolaan Limbah Cair Rumah Sakit Kinerja pengelolaan limbah cair dari 19 rumah sakit yang diteliti adalah penjumlahan capain kinerja dari 4 variabel meliputi variabel sarana pengolahan limbah cair, variabel metode pengelolaan limbah cair, variabel sumber daya manusia dalam pengelolaan limbah cair dan variabel anggaran pengelolaan limbah cair. Pencapaian kinerja dari 19 rumah sakit di Kota Denpasar, yang diteliti berdasarkan variabel sarana pengolahan limbah cair dapat dilihat pada Tabel 5.5. Tabel 5.5 Capaian Kinerja Variabel Sarana Pengolahan Limbah Cair No. Nama Rumah Sakit Total scoring Pengelompokan dengan skala Likert 1. RSUP Sanglah 2,47 Sedang 2 RSUD Wangaya 3,63 Baik 3 RSAD XVI Denpasar 2,82 Sedang 4 RS Bhayangkara Denpasar 3,22 Baik 5 RSU Surya Husadha Denpasar 2,12 Sedang 6 RSU Prima Medika 2,12 Sedang 7 RSU Kasih Ibu Denpasar 2,12 Sedang 8 RSU Puri Raharja 2,12 Sedang 9 RSU Bali Medistra 3,02 Baik 10 RSU Bali Royal Hospital 3,12 Baik 11 RSIA Puri Bunda 2,82 Sedang 12 RSU Dharma Yadnya 2,12 Sedang 13 RSU Manuaba 2,53 Sedang 14 RSU Dharma Usadha 2,12 Sedang 15 RSU Bhakti Rahayu 1,42 Kurang 16 RSU Surya Husadha Ubung 1,42 Kurang 17 RSIA Puri Kawan Sejahtera 2,53 Sedang 18 RSIA Harapan Bunda 1,42 Kurang 19 RSU Sari Dharma 3,53 Baik

27 62 Berdasarkan penggolongan skala likert terhadap pencapai variabel sarana pengolahan limbah cair dari 19 rumah sakit di Kota Denpasar, dapat digolongkan meliputi : tidak adanya rumah sakit dengan klasifikasi sangat baik, terdapat 5 rumah sakit dengan klasifikasi baik, terdapat 11 rumah sakit dengan klasifikasi sedang, terdapat 3 rumah sakit dengan klasifikasi kurang dan tidak adanya rumah sakit dengan klasifikasi sangat kurang. Pencapaian kinerja dari 19 rumah sakit di Kota Denpasar, yang diteliti berdasarkan variabel metode pengelolaan limbah cair dapat dilihat pada Tabel 5.6. Tabel 5.6 Capaian Kinerja Variabel Metode Pengelolaan Limbah Cair No. Nama Rumah Sakit Total scoring Penggolongan dengan skala Likert 1. RSUP Sanglah 2,28 Sedang 2 RSUD Wangaya 2,91 Sedang 3 RSAD XVI Denpasar 1 Sangat Kurang 4 RS Bhayangkara Denpasar 2,05 Sedang 5 RSU Surya Husadha Denpasar 1,41 Kurang 6 RSU Prima Medika 1,15 Kurang 7 RSU Kasih Ibu Denpasar 1,15 Kurang 8 RSU Puri Raharja 1,31 Kurang 9 RSU Bali Medistra 1,33 Kurang 10 RSU Bali Royal Hospital 2,03 Sedang 11 RSIA Puri Bunda 1 Sangat Kurang 12 RSU Dharma Yadnya 1,15 Kurang 13 RSU Manuaba 1,15 Kurang 14 RSU Dharma Usadha 1,15 Kurang 15 RSU Bhakti Rahayu 1 Sangat Kurang 16 RSU Surya Husadha Ubung 1 Sangat Kurang 17 RSIA Puri Kawan Sejahtera 1,15 Kurang 18 RSIA Harapan Bunda 1 Sangat Kurang 19 RSU Sari Dharma 1,15 Kurang

28 63 Berdasarkan penggolongan skala likert terhadap pencapai variabel metode pengolahan limbah cair dari 19 rumah sakit di Kota Denpasar, dapat digolongkan meliputi : tidak adanya rumah sakit dengan klasifikasi sangat baik dan baik, terdapat 4 rumah sakit dengan klasifikasi sedang, terdapat 10 rumah sakit dengan klasifikasi kurang dan terdapat 5 rumah sakit dengan klasifikasi sangat kurang. Pencapaian kinerja dari 19 rumah sakit di Kota Denpasar, yang diteliti berdasarkan variabel sumber daya manusia dalam pengelolaan limbah cair dapat dilihat pada Tabel 5.7. Tabel 5.7 Capaian Kinerja Variabel Sumber Daya Manusia Pengelolaan Limbah Cair No. Nama Rumah Sakit Total scoring Penggolongan dengan skala Likert 1. RSUP Sanglah 2 Kurang 2 RSUD Wangaya 4 Baik 3 RSAD XVI Denpasar 2 Kurang 4 RS Bhayangkara Denpasar 2,3 Sedang 5 RSU Surya Husadha Denpasar 1,65 Kurang 6 RSU Prima Medika 2 Kurang 7 RSU Kasih Ibu Denpasar 2 Kurang 8 RSU Puri Raharja 2 Kurang 9 RSU Bali Medistra 2 Kurang 10 RSU Bali Royal Hospital 2 Kurang 11 RSIA Puri Bunda 2 Kurang 12 RSU Dharma Yadnya 2 Kurang 13 RSU Manuaba 2 Kurang 14 RSU Dharma Usadha 2 Kurang 15 RSU Bhakti Rahayu 1 Sangat Kurang 16 RSU Surya Husadha Ubung 1 Sangat Kurang 17 RSIA Puri Kawan Sejahtera 1 Sangat Kurang 18 RSIA Harapan Bunda 1 Sangat Kurang 19 RSU Sari Dharma 2 Kurang

29 64 Berdasarkan penggolongan skala likert terhadap pencapai variabel sumber daya manusia dalam pengelolaan limbah cair dari 19 rumah sakit di Kota Denpasar, dapat digolongkan meliputi : tidak adanya rumah sakit dengan klasifikasi sangat baik, terdapat 1 rumah sakit dengan klasifikasi baik, terdapat 1 rumah sakit dengan klasifikasi sedang, terdapat 13 rumah sakit dengan klasifikasi kurang dan terdapat 4 rumah sakit dengan klasifikasi sangat kurang. Pencapaian kinerja dari 19 rumah sakit di Kota Denpasar, yang diteliti berdasarkan variabel anggaran pengelolaan limbah cair dapat dilihat pada Tabel 5.8. Tabel 5.8 Capaian Kinerja Variabel Anggaran Pengelolaan Limbah Cair No. Nama Rumah Sakit Total scoring Penggolongan dengan skala Likert 1. RSUP Sanglah 3 Sedang 2 RSUD Wangaya 4 Baik 3 RSAD XVI Denpasar 2 Kurang 4 RS Bhayangkara Denpasar 3 Sedang 5 RSU Surya Husadha Denpasar 3 Sedang 6 RSU Prima Medika 3 Sedang 7 RSU Kasih Ibu Denpasar 3 Sedang 8 RSU Puri Raharja 3 Sedang 9 RSU Bali Medistra 3 Sedang 10 RSU Bali Royal Hospital 3 Sedang 11 RSIA Puri Bunda 4 Baik 12 RSU Dharma Yadnya 3 Sedang 13 RSU Manuaba 3 Sedang 14 RSU Dharma Usadha 2 Kurang 15 RSU Bhakti Rahayu 1 Sangat Kurang 16 RSU Surya Husadha Ubung 1 Sangat Kurang 17 RSIA Puri Kawan Sejahtera 2 Kurang 18 RSIA Harapan Bunda 1 Sangat Kurang 19 RSU Sari Dharma 4 Baik

30 65 Berdasarkan penggolongan skala likert terhadap pencapai variabel anggaran pengelolaan limbah cair dari 19 rumah sakit di Kota Denpasar, dapat digolongkan meliputi : tidak adanya rumah sakit dengan klasifikasi sangat baik, terdapat 3 rumah sakit dengan klasifikasi baik, terdapat 10 rumah sakit dengan klasifikasi sedang, terdapat 3 rumah sakit dengan klasifikasi kurang dan terdapat 3 rumah sakit dengan klasifikasi sangat kurang. Penilaian kinerja pengelolaan limbah cair rumah sakit di Kota Denpasar, yang diteliti adalah berdasarkan penjumlahan skoring dari seluruh, meliputi variabel sarana pengelolaan limbah cair, variabel metode pengelolaan limbah cair, variabel sumber daya manusia pengelolaan limbah cair dan variabel anggaran pengelolaan limbah cair. Capaian kinerja pengelolaan limbah cair dari 19 rumah sakit di Kota Denpasar dapat dilihat pada Tabel 5.9.

31 66 Tabel 5.9 Capaian Kinerja Pengelolaan Limbah Cair No. Nama Rumah Sakit Total scoring Penggolongan dengan skala Likert 1. RSUP Sanglah 2,48 Sedang 2 RSUD Wangaya 3,64 Baik 3 RSAD XVI Denpasar 2,34 Sedang 4 RS Bhayangkara Denpasar 2,91 Sedang 5 RSU Surya Husadha Denpasar 2,04 Sedang 6 RSU Prima Medika 2,04 Sedang 7 RSU Kasih Ibu Denpasar 2,04 Sedang 8 RSU Puri Raharja 2,07 Sedang 9 RSU Bali Medistra 2,62 Sedang 10 RSU Bali Royal Hospital 2,76 Sedang 11 RSIA Puri Bunda 2,54 Sedang 12 RSU Dharma Yadnya 2,04 Sedang 13 RSU Manuaba 2,24 Sedang 14 RSU Dharma Usadha 1,94 Kurang 15 RSU Bhakti Rahayu 1,23 Kurang 16 RSU Surya Husadha Ubung 1,23 Kurang 17 RSIA Puri Kawan Sejahtera 1,99 Kurang 18 RSIA Harapan Bunda 1,23 Kurang 19 RSU Sari Dharma 2,94 Sedang Berdasarkan penggolongan skala likert terhadap pencapai kinerja pengelolaan limbah cair dari 19 rumah sakit di Kota Denpasar, dapat digolongkan meliputi : tidak adanya rumah sakit dengan klasifikasi sangat baik, terdapat 1 rumah sakit dengan klasifikasi baik, terdapat 13 rumah sakit dengan klasifikasi sedang, terdapat 5 rumah sakit dengan klasifikasi kurang dan tidak adanya rumah sakit dengan klasifikasi sangat kurang.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian survei melalui kegiatan wawancara,

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian survei melalui kegiatan wawancara, BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survei melalui kegiatan wawancara, observasi, pengukuran lapangan dan laboratorium. Untuk menjawab permasalahan

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL Berdasarkan hasil pengamatan sarana pengolahan limbah cair pada 19 rumah sakit di Kota Denpasar bahwa terdapat

Lebih terperinci

NAMA PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU DAN WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA DENPASAR. 6 GG. II NO. 8X DENPASAR 3 PUSTU UBUNG KAJA 7 DS

NAMA PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU DAN WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA DENPASAR. 6 GG. II NO. 8X DENPASAR 3 PUSTU UBUNG KAJA 7 DS NAMA PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU DAN WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA DENPASAR. 6 GG. II NO. 8X DENPASAR 3 PUSTU UBUNG KAJA 7 DS NAMA PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU DAN WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN

Lebih terperinci

NAMA PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU DAN WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA DENPASAR. 6 Gg. II No. 8X Denpasar 3 Pustu Ubung Kaja 7 Ds.

NAMA PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU DAN WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA DENPASAR. 6 Gg. II No. 8X Denpasar 3 Pustu Ubung Kaja 7 Ds. NAMA PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU DAN WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA DENPASAR No Kecamatan No Nama Puskesmas/Alamat/Ka.Pusk No Nama Pustu/Alamat No Wilayah Desa/Kelurahan 1 Denpasar Utara Jalan Ahmad

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik

Lebih terperinci

Lampiran Surat Nomor : B-0964/RENSTRA/PMT/2016 Tanggal 09 Desember 2016

Lampiran Surat Nomor : B-0964/RENSTRA/PMT/2016 Tanggal 09 Desember 2016 Lampiran Surat Nomor : B-0964/RENSTRA/PMT/2016 Tanggal 09 Desember 2016 KANTOR CABANG No. Nama Alamat Telpon Fax Kota/ 1 Cabang Renon Jl. Raya Puputan, Niti 247997 229439 Mandala, Renon, (80235) 2 Cabang

Lebih terperinci

adalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau bahan kimia yang sulit untuk dihilangkan dan berbahaya.

adalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau bahan kimia yang sulit untuk dihilangkan dan berbahaya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Limbah merupakan hasil sampingan akibat proses produksi/ kegiatan manusia yang berbentuk cair, gas dan padat. Limbah domestik/ rumah tangga adalah air yang telah dipergunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan obyek wisatanya. Pembangunan pawisata mesti ditunjang dengan

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan obyek wisatanya. Pembangunan pawisata mesti ditunjang dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata dunia karena kebudayaan dan obyek wisatanya. Pembangunan pawisata mesti ditunjang dengan pelayanan kesehatan sehingga

Lebih terperinci

kimia lain serta mikroorganisme patogen yang dapat

kimia lain serta mikroorganisme patogen yang dapat 1 2 Dengan semakin meningkatnya jumlah fasilitas pelayanan kesehatan maka mengakibatkan semakin meningkatnya potensi pencemaran lingkungan. Hal ini disebabkan karena air limbah rumah sakit mengandung senyawa

Lebih terperinci

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

BAB V ANALISA AIR LIMBAH BAB V ANALISA AIR LIMBAH Analisa air limbah merupakan cara untuk mengetahui karakteristik dari air limbah yang dihasilkan serta mengetahui cara pengujian dari air limbah yang akan diuji sebagai karakteristik

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1 Kuantitas Air Limbah Untuk kuantitas dapat dilakukan dengan menghitung debit limbah cair dan beban pencemaran. Untuk analisa kualitas dengan cara menghitung efesiensi

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN Rizal 1), Encik Weliyadi 2) 1) Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumberdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang timbul akibat meningkatnya kegiatan manusia adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang melampui daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor seperti pariwisata, industri, kegiatan rumah tangga (domestik) dan sebagainya akan meningkatkan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR VARIASI WAKTU DAN JARAK TEMPAT PENGAMBILAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN. Mukhtar Ali *) ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR VARIASI WAKTU DAN JARAK TEMPAT PENGAMBILAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN. Mukhtar Ali *) ABSTRAK ANALISIS FAKTOR VARIASI WAKTU DAN JARAK TEMPAT PENGAMBILAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN Mukhtar Ali *) ABSTRAK Rumah sakit merupakan suatu sarana untuk perbaikan kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik fisik, kimia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Instansi yang paling banyak menghasilkan limbah salah satunya adalah rumah sakit. Limbah yang dihasilkan rumah sakit berupa limbah padat maupun limbah cair, mulai dari

Lebih terperinci

BAB IV DASAR PERENCANAAN

BAB IV DASAR PERENCANAAN BAB IV DASAR PERENCANAAN IV.1. Umum Pada bab ini berisi dasar-dasar perencanaan yang diperlukan dalam merencanakan sistem penyaluran dan proses pengolahan air buangan domestik di Ujung Berung Regency yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara biaya dan kualitas pelayanan yang diberikan. Pelayanan kesehatan di rumah

BAB I PENDAHULUAN. antara biaya dan kualitas pelayanan yang diberikan. Pelayanan kesehatan di rumah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi persaingan dibidang pelayanan kesehatan semakin ketat antara biaya dan kualitas pelayanan yang diberikan. Pelayanan kesehatan di rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin besarnya laju perkembangan penduduk dan industrialisasi di Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Padatnya pemukiman dan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari suatu kegiatan industri merupakan suatu masalah yang sangat umum dan sulit untuk dipecahkan pada saat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR ABSTRACT INTISARI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR ABSTRACT INTISARI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR ABSTRACT... i INTISARI... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit Pencemaran air limbah sebagai salah satu dampak pembangunan di berbagai bidang disamping memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat. Selain itu peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah era globalisasi ini industri pangan mulai berkembang dengan pesat. Perkembangan industri pangan tersebut disebabkan oleh semakin meningkatnya laju pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencuci, air untuk pengairan pertanian, air untuk kolam perikanan, air untuk

BAB I PENDAHULUAN. mencuci, air untuk pengairan pertanian, air untuk kolam perikanan, air untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi ini. Sesuai dengan kegunaannya, air dipakai sebagai air minum, air untuk mandi dan mencuci, air untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan industri mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan dapat menciptakan lapangan kerja. Akan tetapi kegiatan industri sangat potensial untuk menimbulkan dampak

Lebih terperinci

SPO INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DENGAN SISTEM TANGKI SEPTIK MODIFIKASI

SPO INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DENGAN SISTEM TANGKI SEPTIK MODIFIKASI RSUD TANI DAN NELAYAN KABUPATEN BOALEMO STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL ( SPO ) BAGIAN HOUSE KEEPING ( UNIT IPAL) TERBIT TANGGAL : 2010 DISUSUN OLEH : RUSLI BADU PENANGGUNG JAWAB BAGIAN HOUSE KEEPING DISETUJUI

Lebih terperinci

BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk

BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk 2.1. Sumber Limbah ini antara lain: Sumber air limbah yang ada di PT. United Tractors Tbk saat Dari proses produksi, (proses produksi/ bengkel, dan cuci unit),

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup lilin untuk membentuk corak hiasannya, membentuk sebuah bidang pewarnaan. Batik merupakan salah satu kekayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rumah sakit mempunyai potensi menghasilkan limbah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rumah sakit mempunyai potensi menghasilkan limbah yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan rumah sakit mempunyai potensi menghasilkan limbah yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan hidup. Oleh karena itu perlu dilakukan pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. resiko toksikologi juga akan meningkat. terbentuk secara alami dilingkungan. Semua benda yang ada disekitar kita

BAB I PENDAHULUAN. resiko toksikologi juga akan meningkat. terbentuk secara alami dilingkungan. Semua benda yang ada disekitar kita BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era modern ini, proses modernisasi akan menaikkan konsumsi sejalan dengan berkembangnya proses industrialisasi. Dengan peningkatan industrialisasi tersebut maka

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 11 TAHUN 2016 T E N T A N G JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN DAERAH BUKAN PAJAK PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 61 TAHUN 1999 TENTANG

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 61 TAHUN 1999 TENTANG GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 61 TAHUN 1999 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN RUMAH SAKIT DI PROPINSI DAERAH TINGKAT

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Data Hasil Analisis Laboratorium Terhadap Air Tanah di Desa Dauh Puri Kaja Kota Denpasar

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Data Hasil Analisis Laboratorium Terhadap Air Tanah di Desa Dauh Puri Kaja Kota Denpasar 35 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Data Hasil Analisis Laboratorium Terhadap Air Tanah di Desa Dauh Puri Kaja Kota Denpasar Hasil uji laboratorium terhadap air tanah menunjukkan bahwa beberapa parameter telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mil laut dengan negara tetangga Singapura. Posisi yang strategis ini menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. mil laut dengan negara tetangga Singapura. Posisi yang strategis ini menempatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Batam merupakan salah satu kota di Propinsi Kepulauan Riau yang perkembangannya cukup pesat yang secara geografis memiliki letak yang sangat strategis karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat Keterp aparan 1. La BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2003 NOMOR : 6 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 6 TAHUN 2005 T E N T A N G

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2003 NOMOR : 6 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 6 TAHUN 2005 T E N T A N G BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2003 NOMOR : 6 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 6 TAHUN 2005 T E N T A N G BAKU MUTU AIR LAUT DI PERAIRAN KOTA CILEGON Menimbang : a. bahwa air laut merupakan salah satu

Lebih terperinci

Inventarisasi Limbah Cair dan Padat Puskesmas di Surabaya Selatan sebagai Upaya Pengelolaan Lingkungan

Inventarisasi Limbah Cair dan Padat Puskesmas di Surabaya Selatan sebagai Upaya Pengelolaan Lingkungan D182 Inventarisasi Limbah Cair dan Padat di Surabaya Selatan sebagai Upaya Pengelolaan Lingkungan Ardilla Sukma Pratiwi dan Atiek Moesriati Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan,

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 39 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 7 TENTANG REGIONALISASI PELAYANAN SISTEM RUJUKAN Dl PROVINSI BALI DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Jane Soepardi NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Jane Soepardi NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota besar, semakin banyak didirikan Rumah Sakit (RS). 1 Rumah Sakit sebagai sarana upaya perbaikan

Lebih terperinci

Efisiensi Instalasi Pengolahan Air Limbah Terhadap Kualitas Limbah Cair Rumah Sakit Haji Makassar Tahun 2014

Efisiensi Instalasi Pengolahan Air Limbah Terhadap Kualitas Limbah Cair Rumah Sakit Haji Makassar Tahun 2014 ISSN : 2443 1141 P E N E L I T I A N Efisiensi Instalasi Pengolahan Air Limbah Terhadap Kualitas Limbah Cair Rumah Sakit Haji Makassar Tahun 2014 Abd. Gafur 1 * Abstract Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI DI PT EAST JAKARTA INDUSTRIAL PARK

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI DI PT EAST JAKARTA INDUSTRIAL PARK MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI DI PT EAST JAKARTA INDUSTRIAL PARK DOSEN PEMBIMBING Dr. Ir. RAKHMA OKTAVINA, MT OLEH : HENDRA SASMAYA 30408425 LATAR BELAKANG MASALAH Menurut Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus memiliki keunggulan bersaing (competitive advantage).

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus memiliki keunggulan bersaing (competitive advantage). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan usaha yang semakin maju dan penuh persaingan menuntut para pelaku organisasi mengelola usahanya secara efektif dan efisien agar mampu bersaing dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang sedang berkembang, sektor perekonomian di Indonesia tumbuh dengan pesat. Pola perekonomian yang ada di Indonesia juga berubah, dari yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian dapat dilihat pada Lampiran 6 Gambar 12. dengan bulan Juli 2016, dapat dilihat Lampiran 6 Tabel 5.

METODE PENELITIAN. penelitian dapat dilihat pada Lampiran 6 Gambar 12. dengan bulan Juli 2016, dapat dilihat Lampiran 6 Tabel 5. III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di perusahaan x yang berada di Jawa Tengah tepatnya di Unit Sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah

Lebih terperinci

dikelola secara individual dengan menggunakan pengolahan limbah yang berupa

dikelola secara individual dengan menggunakan pengolahan limbah yang berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Pada saat ini, sistem pengelolahan limbah di Kota Yogyakarta dibagi menjadi dua sistem, yaitu : sistem pengolahan air limbah setempat dan sistem pengolahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, menjelaskan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Medan diantaranya adalah pemotongan hewan, pengadaan, dan penyaluran daging

BAB I PENDAHULUAN. Medan diantaranya adalah pemotongan hewan, pengadaan, dan penyaluran daging 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan (PD RPH) Kota Medan secara administratif berada di wilayah Kota Medan Kecamatan Medan Deli tepatnya Kelurahan Mabar Hilir. PD

Lebih terperinci

Pengaturan Debit Seragam terhadap Kualitas Effluent pada Pengolahan Limbah Cair di PT. XYZ

Pengaturan Debit Seragam terhadap Kualitas Effluent pada Pengolahan Limbah Cair di PT. XYZ Pengaturan Debit Seragam terhadap Kualitas Effluent pada Pengolahan Limbah Cair di PT. XYZ Laksmita Nararia Dewi *1), Retno Wulan Damayanti *2) 1,2) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 58/MENLH/12/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN RUMAH SAKIT LINGKUNGAN HIDUP

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 58/MENLH/12/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN RUMAH SAKIT LINGKUNGAN HIDUP KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 58/MENLH/12/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN RUMAH SAKIT LINGKUNGAN HIDUP Kementerian Lingkungan Hidup 2002 1 KEPUTUSAN MENTERI NEGARA

Lebih terperinci

Lampiran 3. Hasil Analisis Air Limbah Domestik PT Inalum. No. Parameter Satuan Konsentrasi Metoda Uji mg/l mg/l mg/l

Lampiran 3. Hasil Analisis Air Limbah Domestik PT Inalum. No. Parameter Satuan Konsentrasi Metoda Uji mg/l mg/l mg/l Lampiran 3. Hasil Analisis Air Limbah Domestik PT Inalum No. Parameter Satuan Konsentrasi Metoda Uji 1. 2. 3. 4. ph Padatan Tersuspensi Minyak BOD - 7,2 19 1,3 8 SNI 06-6989.11-2004 SQA-WI24-025/1 SQA-WI24-063/2

Lebih terperinci

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 1

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 1 Bab i pendahuluan Masalah pencemaran lingkungan oleh air limbah saat ini sudah sampai pada tahap yang mengkhawatirkan seperti halnya di DKI Jakarta. Beban polutan organik yang dibuang ke badan sungai atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan dan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan di bidang industri dan teknologi membawa kesejahteraan khususnya di sektor ekonomi. Namun demikian, ternyata juga menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kesehatan lingkungan. Hampir semua limbah binatu rumahan dibuang melalui. kesehatan manusia dan lingkungannya (Ahsan, 2005).

I. PENDAHULUAN. kesehatan lingkungan. Hampir semua limbah binatu rumahan dibuang melalui. kesehatan manusia dan lingkungannya (Ahsan, 2005). 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah binatu mengandung sisa deterjen, pewangi, pelembut, pemutih, dan senyawa aktif metilen biru yang sulit terdegradasi dan berbahaya bagi kesehatan lingkungan. Hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya kegiatan manusia akan menimbulkan berbagai masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang melampaui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. air. Dalam proses metabolisme, sistem jaringan semua memerlukan air. Melihat

BAB I PENDAHULUAN. air. Dalam proses metabolisme, sistem jaringan semua memerlukan air. Melihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk kehidupan, pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana dengan memperhitungkan generasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sanggrahan Kecamatan Karanggan Kabupaten Temanggung dengan. 1. Kondisi dan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sanggrahan Kecamatan Karanggan Kabupaten Temanggung dengan. 1. Kondisi dan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Tempat Pembuangan Akhir sampah Sanggrahan Kecamatan Karanggan Kabupaten Temanggung dengan profil sebagai berikut :

Lebih terperinci

STUDI EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA RUMAH SAKIT UMUM JAYAPURA JURNAL TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI KONSERVASI SUMBER DAYA AIR

STUDI EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA RUMAH SAKIT UMUM JAYAPURA JURNAL TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI KONSERVASI SUMBER DAYA AIR STUDI EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA RUMAH SAKIT UMUM JAYAPURA JURNAL TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI KONSERVASI SUMBER DAYA AIR Ditujukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI USAHA KEGIATAN HOTEL DI PROPINSI DAERAH TINGKAT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Operasi IPAL Mojosongo Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Mojosongo di bangun untuk mengolah air buangan dari kota Surakarta bagian utara, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan ke arah yang lebih baik. Kegiatan pembangunan biasanya selalu

BAB I PENDAHULUAN. keadaan ke arah yang lebih baik. Kegiatan pembangunan biasanya selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan kegiatan terencana dalam upaya merubah suatu keadaan ke arah yang lebih baik. Kegiatan pembangunan biasanya selalu membawa dampak positif dan

Lebih terperinci

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT (Studi Kasus Rumah Sakit PKU Muhammadiyah II, Yogyakarta) 1 Mahendra Adyatama 2, Jazaul Ikhsan, ST, MT, Ph.D. 3, Burhan Barid,

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, seperti untuk minum, memasak, mandi, mencuci, dan kebutuhan lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekitar 80% air minum yang digunakan oleh manusia dibuang atau menjadi air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa pencucian barang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-58/MENLH/12/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN RUMAH SAKIT

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-58/MENLH/12/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN RUMAH SAKIT Lampiran KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-58/MENLH/12/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN RUMAH SAKIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pencemaran Organik di Muara S. Acai, S. Thomas, S. Anyaan dan Daerah Laut yang Merupakan Perairan Pesisir Pantai dan Laut, Teluk Youtefa. Bahan organik yang masuk ke perairan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2001 KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR: 6 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2001 KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR: 6 TAHUN 2001 TENTANG LEMBARAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2001 KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR: 6 TAHUN 2001 TENTANG PENETAPAN BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN RUMAH SAKIT DI PROPINSI SUMATERA BARAT GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius,

BAB I PENDAHULUAN. air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah pencemaran lingkungan khususnya masalah pencemaran air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius, penyebab dari pencemaran tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha dari laundry di dalam perkembangan aktivitas masyarakat saat ini (Antara dkk.

BAB I PENDAHULUAN. usaha dari laundry di dalam perkembangan aktivitas masyarakat saat ini (Antara dkk. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jasa laundry saat ini terus meningkat bersamaan dengan meningkatnya kesibukan di masyarakat. Jasa laundry ditawarkan oleh berabagai industri seperti industri laundry

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan sektor industri menjadi salah satu sektor penting, dimana keberadaannya berdampak positif dalam pembangunan suatu wilayah karena dengan adanya industri maka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Limbah Limbah deidefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha atau kegiatan manusia. Limbah adalah bahan buangan yang tidak terpakai yang berdampak negatif jika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran tidak hanya berasal dari buangan industri tetapi dapat berasal

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran tidak hanya berasal dari buangan industri tetapi dapat berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah pencemaran lingkungan khususnya pencemaran air di negara berkembang seperti Indonesia saat ini telah menunjukkan gejala cukup serius dan harus segera mendapat

Lebih terperinci

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN Seiring dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk dan pesatnya proses industrialisasi jasa di DKI Jakarta, kualitas lingkungan hidup juga menurun akibat pencemaran. Pemukiman yang padat,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang banyak sehingga perlu dilindungi agar dapat bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta mahkluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Linda Maulidia Kosasih, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Linda Maulidia Kosasih, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembangunan industri adalah salah satu kegiatan sektor ekonomi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bagi Negara-negara yang sedang berkembang

Lebih terperinci

CAIR DI RSUD RAA SOEWONDO PATI

CAIR DI RSUD RAA SOEWONDO PATI TUGAS AKHIR ANALISA OUTLET PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DI RSUD RAA SOEWONDO PATI Catur Yuli Kumalasakti R0010026 PROGRAM DIPLOMA 3 HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELASS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya sektor industri pertanian meningkatkan kesejahteraan dan mempermudah manusia dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup, karena selain dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup, juga dibutuhkan untuk kebutuhan rumah tangga, pertanian, industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk

Lebih terperinci

DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA

DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA Afry Rakhmadany dan Mohammad Razif Jurusan Teknik Lingkungan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi. Manusia menggunakan air untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri sebagai tempat produksi yang mengolah bahan mentah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Industri sebagai tempat produksi yang mengolah bahan mentah menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri sebagai tempat produksi yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku atau bahan siap pakai untuk memenuhi kebutuhan manusia, yang keberadaannya sangat

Lebih terperinci

Prestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011 ISSN

Prestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011 ISSN STUDI PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS DAN ph LIMBAH PABRIK TAHU MENGGUNAKAN METODE AERASI BERTINGKAT Fajrin Anwari, Grasel Rizka Muslim, Abdul Hadi, dan Agus Mirwan Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keberadaan industri dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat namun juga tidak jarang merugikan masyarakat, yaitu berupa timbulnya pencemaran lingkungan

Lebih terperinci

A. BAHAN DAN ALAT B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

A. BAHAN DAN ALAT B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas bahan uji dan bahan kimia. Bahan uji yang digunakan adalah air limbah industri tepung agar-agar. Bahan kimia yang

Lebih terperinci

GUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR

GUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR GUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR I. DATA PEMOHON Data Pemohon Baru Perpanjangan Pembaharuan/ Perubahan Nama Perusahaan Jenis Usaha / Kegiatan Alamat........

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. instalasi pengolahan sebelum dialirkan ke sungai atau badan air penerima.

BAB I PENDAHULUAN. instalasi pengolahan sebelum dialirkan ke sungai atau badan air penerima. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air limbah yang berasal dari daerah permukiman perkotaan merupakan bahan pencemar bagi mahluk hidup sehingga dapat merusak lingkungan di sekitarnya. Untuk menjamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat modern dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan kemakmuran dan mobilitas

Lebih terperinci

L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH

L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH 323 BAKU MUTU AIR LIMBAH INDUSTRI KECAP PARAMETER BEBAN PENCEMARAN Dengan Cuci Botol (kg/ton) Tanpa Cuci Botol 1. BOD 5 100 1,0 0,8 2. COD 175 1,75 1,4 3. TSS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air limbah merupakan air sisa dari suatu kegiatan dan biasanya air limbah dibuang ke sungai, sedangkan air sungai menjadi salah satu sumber air bagi kehidupan mahluk

Lebih terperinci

intelligence to be advance

intelligence to be advance Foto Kiri-Kanan: Ketua Yayasan AHBI, Ketua APTISI Bali, Anggota Komisi X DPR-RI, Ketua Forum Rektor, Koordinator KOPERTIS Wil. VIII Bali-Nusra, Rektor IIK Bali. Motto IIK Medika Persada Bali : intelligence

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini masyarakat mulai melupakan pentingnya menjaga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini masyarakat mulai melupakan pentingnya menjaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini masyarakat mulai melupakan pentingnya menjaga kebersihan daerah aliran sungai. Membuang limbah padat dan cair dengan tidak memperhitungkan dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber pendapatan, juga memiliki sisi negatif yaitu berupa limbah cair. Limbah cair yang dihasilkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktivitas industri akan memberikan dampak terhadap kondisi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktivitas industri akan memberikan dampak terhadap kondisi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas air sungai dipengaruhi oleh kualitas pasokan air yang berasal dari daerah tangkapannya sedangkan kualitas pasokan air dari daerah tangkapan berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak ada satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak membutuhkan air. Sel hidup seperti tumbuh-tumbuhan atau hewan,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 27 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi penelitian terletak di belakang Perumahan Nirwana Estate, Cibinong yang merupakan perairan sungai kecil bermuara ke Situ Cikaret sedangkan yang terletak di belakang Perumahan,

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR RSUD WANGAYA DENPASAR

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR RSUD WANGAYA DENPASAR Tri Habsari M. dan Lilis S., Faktor yang Mempengaruhi Pengelolaan Limbah Cair FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR RSUD WANGAYA DENPASAR Influencing Factors to Waste Water Management at Denpasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gugus amino yang bersifat basa dan memiliki inti benzen. Rhodamin B termasuk

BAB I PENDAHULUAN. gugus amino yang bersifat basa dan memiliki inti benzen. Rhodamin B termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rhodamin B adalah zat warna sintetik berbentuk serbuk kristal bewarna kehijauan, bewarna merah keunguan dalam bentuk terlarut pada konsentrasi tinggi dan bewarna merah

Lebih terperinci