BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian merupakan jalan yang ditempuh peneliti dalam menuju ke pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur kerja bahasa itu (Sudaryanto, 1988: 25). Oleh sebab itu, metode penelitian diperlukan dalam mencapai sasaran penelitian. Dalam metode penelitian dipaparkan jenis penelitian, data dan sumber data, metode dan teknik pengumpulan data, teknik klasifikasi data, metode dan teknik analisis data serta teknik penyajian analisis data. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Edi Subroto berpendapat bahwa metode kualitatif adalah metode pengkajian atau metode penelitian terhadap suatu masalah yang tidak didesain atau dirancang dengan menggunakan metode statistik (2007: 5). Di dalam penelitian kualitatif, paradigma atau perspektif yang digunakan adalah perspektif fenomenologis. Artinya, penelitian kualitatif berusaha memahami makna dari fenomena-fenomena, peristiwa-peristiwa dan kaitannya dengan orang-orang atau masyarakat yang diteliti dalam konteks kehidupan dalam situasi yang sebenarnya (Edi Subroto, 2007: 6). Deskriptif, artinya penelitian ini dilakukan semata-mata hanya berdasarkan pada fakta yang ada atau fenomena yang memang secara empiris hidup pada penutur-penuturnya sehingga yang dihasilkan atau dicatat berupa perian bahasa yang biasa dikatakan sifatnya seperti potret (paparan apa 44

2 45 adanya), serta tidak mempertimbangkan benar atau salahnya penggunaan bahasa oleh para penuturnya (Sudaryanto, 1988: 62). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan pragmatik, yaitu pendekatan yang mendasarkan diri pada reaksi atau tanggapan menurut lawan bicara (Edi Subroto, 2007: 65). Dalam penelitian ini, pendekatan pragmatik digunakan untuk menjawab permasalahan dan menginterpretasikan maksud suatu tuturan. B. Data dan Sumber Data Sumber data adalah asal dari data penelitian itu didapatkan. Data sebagai objek penelitian secara umum adalah informasi atau bahasa yang disediakan oleh alam yang dikumpulkan dan dipilih oleh peneliti (Sudaryanto, 1993: 34). Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah acara talk show Hitam Putih di Trans 7. Data merupakan bahan jadi penelitian, bukan bahan mentah penelitian. Data adalah semua informasi atau bahan yang disediakan alam (dalam arti luas) yang harus dicari dan disediakan dengan sengaja oleh peneliti yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti (Sudaryanto, 1993: 3). Adapun data dalam penelitian ini adalah tuturan-tuturan yang terjadi dalam talk show Hitam Putih di Trans 7 yang diambil pada bulan Maret 2012-April 2012 beserta konteks yang melingkupinya.

3 46 C. Metode dan Teknik Pengumpulan Data Sudaryanto (1993: 132) menyebutkan metode pengumpulan data terdiri dari metode simak dan metode cakap. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak. Menurut Sudaryanto (1993:134) metode simak merupakan pengumpulan data yang dilakukan melalui proses penyimakan terhadap penggunaan bahasa yang diteliti. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penyimakan penulis terhadap tayangan acara talk show Hitam Putih di Trans 7 melalui televisi. Selain itu, Sudaryanto (1993: 133) juga menyebutkan terdapat lima macam teknik mengumpulan data, yaitu teknik sadap, teknik simak libat cakap, teknik simak bebas libat cakap, teknik rekam, dan teknik catat. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik teknik rekam dan teknik catat. Setelah dilakukan penyimakan terhadap tayangan acara talk show Hitam Putih ditrans 7, penulis melakukan teknik rekam. Hal ini dilakukan agar memperoleh data yang akurat. Pemerolehan data tersebut dilakukan dengan cara merekam tayangan acara talk show Hitam Putih di Trans 7 melalui televisi dengan menggunakan telepon seluler merek Samsung Galaksi Young. Setelah data dikumpulkan melalui teknik rekam dengan telepon seluler, data tersebut ditranskripsikan dengan menggunakan teknik catat. Teknik catat dilakukan dengan cara mencatat tuturan-tuturan pada katu data yang segera dilanjutkan dengan klasifikasi (Sudaryanto, 1993:135). Pencatatan ini dilakukan dengan cara mentranskripsi data hasil rekaman telepon seluler ke dalam sebuah transkip data percakapan yang terjadi saat acara talk show Hitam Putih di Trans

4 47 7 berlangsung, agar memudahkan penulis dalam mengklasifikasi dan menganalisis. Penulis kemudian memaparkan deskripsi data dalam bentuk teks percakapan sekaligus menjelaskan konteks situasi percakapan. D. Teknik Klasifikasi Data Sebelum data dianalisis, data yang telah disediakan itu perlu diklasifikasikan atau dikelompok-kelompokkan terlebih dahulu. Hal itu dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan tipe-tipe data yang tepat dan cermat, yang selanjutnya diharapkan akan dapat mempermudah proses analisis pada tahapan penelitian selanjutnya (Kunjana Rahardi, 2005: 16). Menurut Edi Subroto (2007: 51) teknik klasifikasi data dilakukan setelah semua data yang dibutuhkan telah dikumpulkan. Pengurutan data bermanfaat untuk mencocokkan data dengan analisisnya, yakni memberikan isyarat tambahan apa yang akan dikerjakan berikutnya dan bagaimana tahap ini dilakukan. Dalam penelitian ini, penulis meneliti tuturan yang melanggar prinsip kesantunan dan mengandung implikatur dalam acara talk show Hitam Putih di Trans 7. Dengan demikian, klasifikasi data terhadap data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengelompokkan tuturan-tuturan yang melanggar prinsip kesantunan dan mengandung implikatur. Di bawah ini disajikan contoh penomeran data yang dibuat oleh penulis yaitu:

5 48 Konteks Tuturan: Percakapan terjadi antara Deddy Corbuzier, Marcell Candrawinata, Nakula dan Sadewa. Deddy mempertanyakan kepada ketiga bintang tamunya mengenai bagian tubuh mana yang paling sakit jika terkena peluru airsoft gun. Bentuk Tuturan: Deddy : Oke, terus yang bagian mana yang paling sakit kalau kena, selain muka? Marcell : Emm Sadewa : Paha, sakit tu paha. Marcell : Paha sakit sih. Nakula : Tapi nggak mungkin kena kan? (05/19 Mar 2012/HPT7/MMKs) Keterangan: 05 : Nomor urutan data 19 Mar 2012 : Tanggal, bulan dan tahun (waktu penayangan) HPT7 : Hitam Putih Trans 7 MMKs : Melanggar Maksim Kesepakatan Pelanggaran terhadap prinsip kesantunan terdapat dalam contoh di atas. Percakapan di atas melanggar sub maksim kedua dari maksim kesepakatan, yang disampaikan oleh Nakula kepada Sadewa. Pelanggaran tersebut terlihat pada tuturan yang disampaikan oleh Nakula Tapi nggak mungkin kena kan? Dari tuturan tersebut dapat dilihat bahwa Nakula mengusahakan agar kesepakatan antara dirinya dengan mitra tturnya, Sadewa, terjadi sedikit mungkin.

6 49 E. Metode dan Teknik Analisis Data Tahap analisis data dilakukan setelah data dikumpulkan dan diklasifikasi. Menganalisis berarti mengurai atau memilah-milah unsur-unsur yang membentuk suatu satuan lingual, atau mengurai suatu satuan lingual ke dalam komponen-komponennya (Edi Subroto, 2007: 59). Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah aspek kebahasaan yaitu mengenai tuturan yang melanggar prinsip kesantunan berbahasa dan mengandung implikatur dalam acara talk show Hitam Putih di Trans 7. Penelitian ini merupakan penelitian bahasa dengan menggunakan ilmu pragmatik sebagai landasan teorinya dan masalah yang dikaji adalah masalah yang berkaitan dengan tuturan. Sudaryanto (1993: 13) menjelaskan bahwa metode padan, alat penentunya di luar, terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan. Sudaryanto (1993: 13) membedakan metode padan tersebut menjadi lima macam, yaitu metode referensial yang alat penentunya adalah kenyataan yang ditunjukkan oleh bahasa, metode fonetis artikulatoris yang alat penentunya adalah organ wicara, metode translasional yang alat penentunya adalah bahasa lain, metode ortografis yang alat penentunya adalah tulisan atau kalimat, dan metode pragmatis yang alat penentunya adalah orang yang menjadi mitra wicara. Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah metode padan pragmatis. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis cara-tujuan (means-end). Leech (Edisi terjemahan oleh Oka, 1993: 55) menjelaskan bahwa strategi pemecahan masalah oleh penutur dapat dilihat sebagai

7 50 sebuah bentuk analisis cara-tujuan (means-end). Analisis cara-tujuan pada umumnya diterapkan pada penggunaan bahasa secara komunikatif. Dalam konteks ini, istilah tujuan (goal) dan maksud (intention) menyiratkan makna sadar dan sengaja. Jadi, dalam analisis ini, konsep tujuan harus dapat diterapkan pada penggunaan bahasa secara phatic seperti pada basa basi bahasa, pada penghindaran kata-kata tabu, dan sebagainya, maupun pada penggunaanpenggunaan bahasa lainnya yang tujuan-tujuan penggunaannya tidak disadari oleh penuturnya, walaupun pola perilaku bahasanya jelas (Leech edisi terjemahan oleh Oka, 1993: 61) Bila bertolak dari kerangka acuan cara-tujuan, maka tindak ujar yang secara langsung merupakan perintah, misal, Nyalakan alat pemanas! merupakan cara yang tidak langsung untuk mencapai suatu tujuan akhir, karena diarahkan kepada suatu tujuan sekunder dulu. Oleh karena itu, ilokusi-ilokusi tak langsung hanyalah sekedar ilokusi yang lebih taklangsung daripada ilokusi-ilokusi yang lain. Jadi, langsung-tidaknya suatu ilokusi hanya masalah derajat atau tingkat saja, dan karena itu dapat diletakkan dalam sebuah skala. Dengan kerangka acuan analisis cara-tujuan, skala ketaklangsungan sebuah ilokusi digambarkan dengan panjang rantai cara-tujuan yang menghubungkan tindak ujar dengan tujuannya. Searle mengatakan bahwa tindak ujar taklangsung adalah tindak ilokusi yang dilakukan dengan baik langsung melalui suatu tindak ilokusi lain. Jadi menurut Searle, suatu tindak ujar taklangsung dapat dianggap sebagai salah satu cara untuk melakukan suatu tindak ujar langsung (Leech, edisi terjemahan oleh Oka, 1993: 57).

8 51 Dalam menganalisis data dengan menggunakan teknik cara-tujuan ini, penulis terlebih dahulu menunjukkan konteks tuturan. Adapun yang dimaksud dengan konteks adalah lingkungan sosial tuturan. Konteks di dalam pragmatik, pada hakikatnya adalah segala latar belakang pengetahuan yang dapat dipahami bersama oleh mitra tutur (Wijana, 1996: 27). Analisis kontekstual ini adalah cara analisis data dengan mendasarkan, memperhitungkan, dan mengaitkan identitas konteks-konteks yang ada (Rahardi, 2005: 16). Dalam menganalisis, tuturan akan dikaitkan dengan konteks yang telah ditunjukkan. Setelah itu tuturan diidentifikasi dengan menunjukkan penanda lingualnya dan disebutkan siapa yang menuturkan, kepada siapa, dan apa tujuannya. Setelah itu penulis mendeskripsikan tuturan yang telah diidentifikasi dengan diperkuat melalui penanda lingual tersebut. F. Metode Penyajian Hasil Analisis Data Sudaryanto (1993: 144) menyatakan bahwa metode penyajian hasil analisis data ada dua macam, yaitu yang bersifat informal dan yang bersifat formal. Dalam penelitian ini digunakan metode penyajian hasil analisis data secara informal dan formal. Metode penyajian informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa walaupun dengan terminologi yang teknis sifatnya, sedangkan penyajian formal adalah perumusan dengan tanda dan lambang-lambang (Sudaryanto, 1993: 145). Tri Mastoyo Kesuma (2007: 73) menyatakan penyajian hasil analisis data secara formal adalah penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kaidah. Kaidah itu dapat berbentuk rumus, bagan/diagram, tabel, dan gambar. Akan tetapi, demi kemudahan pemahaman, penyajian kaidah tersebut biasanya

9 52 didahului dan/atau diikuti oleh penyajian bersifat informal. Rumus dapat berarti (1) ringkasan yang dilambangkan oleh huruf, angka, atau tanda dan (2) pernyataan atau simpulan tentang asas, pendirian, ketetapan, dan sebagainya yang disebutkan dengan kalimat yang ringkas dan tepat (Alwi dkk. dalam Mastoyo, 2007:74).