PENGUMUMAN PELELANGAN Nomor : 193/ULP/XI/2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGUMUMAN PELELANGAN Nomor : 193/ULP/XI/2014"

Transkripsi

1 PENGUMUMAN PELELANGAN Nomor : 193/ULP/XI/ Unit Layanan Pengadaan (ULP) Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten, Sumber Dana APBD Tahun Anggaran 2013 mengundang Penyedia Barang, Pekerjaan Konstruksi, Jasa Konsultasi dan Jasa lainnya sesuai Bidang dan Sub Bidang untuk masing-masing paket pekerjaan guna mengikuti Pengadaan Barang dan Jasa. 2. Daftar paket pekerjaan untuk mengikuti pelelangan tersebut di atas dapat dilihat pada papan pengumuman resmi Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten dan web 3. Proses pengadaan akan dilaksanakan dengan cara Pelelangan Umum menggunakan Metode Pascakualifikasi sesuai dengan Peraturan Presiden No.54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No.70 Tahun Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan dapat diwakilkan dengan membawa surat tugas dari Direktur Utama/ Pimpinan Perusahaan/ Kepala Cabang. 5. Persyaratan lainnya yang harus dipenuhi oleh setiap penyedia jasa sesuai Bidang/Sub Bidang pekerjaan yang akan diikuti dapat dilihat pada papan pengumuman resmi atau dokumen pengadaan. 6. Pokja ULP berhak menolak Pendaftaran, Pengambilan Dokumen Pengadaan dan Pemasukan Dokumen Pengadaan yang terlambat dan tidak memenuhi syarat. 7. Untuk hal-hal yang belum jelas dapat ditanyakan kepada ULP pada jam kerja. Banten, 2 April 2014

2 1. Persyaratan Peserta Pelelangan Umum ini terbuka dan dapat diikuti oleh semua peserta yang berbentuk badan usaha atau kemitraan/kso serta perorangan. 2. Pelaksanaan Pengadaan Tempat dan alamat : Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten Website 3. Jadwal Pelaksanaan Pengadaan Jalan K.H. Abdul Fatah Hasan No.25 Ciceri, Kota Serang, Banten. : No Kegiatan Tanggal Waktu a. Pengumuman Pascakualifikasi 3 s.d 13 April s.d WIB b. Download Dokumen Pengadaan 3 s.d 13 April s.d WIB c. Pemberian Penjelasan 7 April s.d WIB d. Upload Dokumen Penawaran 9 s.d 14 April s.d WIB e. Pembukaan Dokumen Penawaran 14 April s.d WIB f. Evaluasi Penawaran 14 s.d 23 April s.d WIB g. Evaluasi Dokumen Kualifikasi dan Pembuktian Kualifikasi h. Upload Berita Acara Hasil Pelelangan 24 s.d 25 April s.d WIB 25 April s.d WIB i. Penetapan Pemenang 25 April s.d WIB j. Pengumuman Pemenang 25 April s.d WIB k. Masa Sanggah Hasil Lelang 26 s.d 28 April s.d WIB l. Penerbitan SPPBJ (Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa) 29 April s.d WIB m. Penandatanganan Kontrak 30 April s.d WIB 2

3 4. Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan dapat diwakilkan dengan membawa surat tugas dari direktur utama/pimpinan perusahaan/kepala cabang dan kartu pengenal, kecuali Pengadaan Barang dengan menggunakan sistem pelelangan E-Procurement (LPSE). 5. Seseorang dilarang mewakili lebih dari 1 (satu) perusahaan dalam mendaftar dan mengambil Dokumen Pengadaan. 6. Dokumen Pengadaan dapat diambil dalam bentuk cetakan dan/atau softcopy atau dapat diunduh melalui website Demikian disampaikan untuk menjadi perhatian. Banten, 2 April 2014 POKJA ULP 3

4 BAB I SPESIFIKASI UMUM Gambar 1. Lokasi Proyek Proyek ini merupakan Proyek Pembangunan Jalan Kolektor Primer yang menghubungkan Kabupaten Cikande dan Serang, Banten. Jalan ini direncanakan untuk dapat dilewati kendaraan hingga 20 tahun kedepan. 1. Nama Proyek : Pembangunan Jalan Kolektor Prime Cikande Serang, Banten 2. Lokasi Proyek : Serang, Banten 3. Lingkup Pekerjaan : a. Pekerjaan persiapan b. Pekerjaan pembuatan jalan c. Pekerjaan drainase d. Pekerjaan bangunan pelengkap e. Pekerjaan elektrikal 4

5 f. Pekerjaan rambu dan marka jalan 4. Jenis Konstruksi : Flexible Pavement 5. Panjang Proyek : 2360,49 m 6. Pemberi Tugas : Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten 7. Waktu Pelaksanaan : 150 Hari Kalender 8. Alamat : Jalan K.H. Abdul Fatah Hasan No.25 Ciceri, Kota Serang, Banten. 8. Konsultan Perencana : GRACE GROUPS 9. Contact Person : Grace Dana Ayori S.T., M.T. 10. Alamat : Pondok Ungu Permai Blok B 12 No. 2 Bekasi Utara 17125, Jawa Barat Pasal 1 Dasar Peraturan Dokumen ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya serta ketentuan teknis operasional pengadaan barang/jasa secara elektronik. Pasal 2 Istilah dan Singkatan Dalam dokumen ini dipergunakan pengertian, istilah dan singkatan sebagai berikut: 1. Pekerjaan Konstruksi, adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya. Pekerjaan konstruksi yang dimaksud dalam dokumen ini adalah pembangunan Jalan Kolektor Primer Cikande - Serang, Provinsi Banten yang menghubungkan Jalan Cikande dan Jalan Serang. 5

6 2. Pemberi Tugas (Pengguna Barang/Jasa), adalah orang atau badan hukum yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan tersebut. Pengguna jasa dapat berupa perseorangan, badan/lembaga/instansi pemerintah maupun swasta. Dalam hal ini pemberi tugas adalah Pemerintah Kabupaten Serang yang diwakili oleh Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten. 3. Kementrian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi, yang selanjutnya disebut K/L/D/I adalah instansi/institusi yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). 4. Pokja ULP, adalah kelompok kerja ULP yang berfungsi untuk melaksanakan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa. Yang bertindak sebagai Pokja ULP dalam proyek ini adalah Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten. 5. PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa. Dalam hal ini PPK adalah Pemerintah Kabupaten Sukoharjo yang diwakili oleh Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten. 6. Konsultan Perencana (Penyedia Barang/Jasa), merupakan orang atau badan hukum yang ditunjuk untuk membuat perencanaan bangunan secara lengkap dalam perencanaan pembuatan Jalan Kolektor Primer Cikande - Serang, Provinsi Banten, dapat berupa perseorangan/perseorangan berbadan hukum/badan hukum yang bergerak dalam bidang perencanaan pekerjaan bangunan. Dalam penunjukan konsultan perencana ini ditunjuklah PT. GDA Consultant sebagai konsultan perencana. 7. Konsultan Pengawas (Penyedia Barang/Jasa), adalah orang atau badan yang ditunjuk pengguna jasa untuk membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan pembangunan mulai dari awal hingga berakhirnya pekerjaan tersebut. Konsultan pengawas akan ditugaskan apabila sudah ada pemenang lelang. 8. Kontraktor (Penyedia Barang/Jasa), adalah orang atau badan yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai biaya yang telah ditetapkan berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat yang ditetapkan 6

7 dalam pembangunan Jalan Kolektor Primer Cikande - Serang, Provinsi Banten. Kontraktor yang ditunjuk adalah yang ditetapkan sebagai pemenang dalam lelang nantinya. 9. Subkontraktor (Sub Penyedia Barang/Jasa), merupakan pihak yang diberikan tugas oleh Penyedia Barang/Jasa untuk melaksanakan sebagian dari pekerjaan Penyedia Barang/Jasa utama dengan sepengetahuan dan persetujuan dari Pengguna Barang. Pihak subkontraktor wajib mendapatkan persetujuan dari pihak kontraktor utama untuk melakukan suatu pekerjaan. 10. HPS (Harga Perkiraan Sendiri), adalah perhitungan perkiraan biaya pekerjaan yang ditetapkan oleh PPK, dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan serta digunakan oleh Pokja ULP untuk menilai kewajaran penawaran termasuk rinciannya. 11. Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO), adalah kerja sama usaha antar penyedia yang masing-masing pihak mempunyai hak, kewajiban dan tanggung jawab yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis. 12. LDP, adalah Lembar Data Pemilihan 13. LDK, adalah Lembar Data Kualifikasi 14. SPPBJ, adalah Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa 15. SPMK, adalah Surat Perintah Mulai Kerja 16. TKDN, adalah Tingkat Komponen Dalam Negeri 17. PHO, adalah Serah TerimaPertama Pekerjaan / Provisional Hand Over 18. FHO, adalah Penyerahan Akhir Pekerjaan setelah Masa Pemeliharaan berakhir / Final Hand Over 19. LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik), adalah unit kerja K/L/D/I yang dibentuk untuk menyelenggarakan sistem pelayanan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik. 20. Aplikasi SPSE, adalah Aplikasi perangkat lunak Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) berbasis web terpasang di server LPSE yang dapat diakses melalui website LPSE. 21. Form Isian Elektronik, adalah Tampilan/antarmuka pemakai berbentuk grafis berisi komponen isian yang dapat diinput oleh pengguna aplikasi. 7

8 22. Form Isian Elektronik Data Kualifikasi, adalah Form isian elektronik pada aplikasi SPSE yang digunakan Penyedia Barang/Jasa untuk menginputkan dan mengirimkan data kualifikasi. 23. E-Lelang, adalah proses pelelangan umum/terbatas/pemilihan langsung dengan tahapan sesuai Perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya serta petunjuk teknisnya yang disesuaikan dengan teknis operasional pengadaan secara elektronik sebagaimana diatur dalam Perka 18 tahun Semua istilah pelelangan pada dokumen ini merujuk pada pengertian e-lelang. 24. Kegagalan Konstruksi, adalah keadaan hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak baik sebagian maupun keseluruhan sebagai akibat kesalahan pengguna atau penyedia. 25. Kegagalan Bangunan, adalah keadaan bangunan, yang setelah diserahterimakan oleh penyedia kepada PPK dan terlebih dahulu diperiksa serta diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan, menjadi tidak berfungsi, baik secara keseluruhan maupun sebagian dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak, dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja, dan/atau keselamatan umum. INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP) Pasal 1 Lingkup Pekerjaan 1. Pokja ULP mengumumkan kepada para peserta untuk menyampaikan penawaran atas paket Pekerjaan Konstruksi sebagaimana tercantum dalam LDP. 2. Nama paket dan lingkup pekerjaan sebagaimana tercantum dalam LDP. 3. Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu sebagaimana tercantum dalam LDP, berdasarkan syarat umum dan syarat khusus kontrak dengan mutu sesuai spesifikasi teknis dan harga sesuai kontrak. Pasal 2 Sumber Dana Pengadaan ini dibiayai dari sumber pendanaan sebagaimana tercantum dalam LDP. 8

9 Pasal 3 Peserta Pelelangan Umum 1. Pelelangan Umum, Pekerjaan Konstruksi ini terbuka dan dapat diikuti oleh semua peserta yang berbentuk badan usaha (perusahaan/koperasi), kemitraan/kso atau peserta perorangan yang memenuhi kualifikasi. 2. Dalam hal peserta akan atau sedang melakukan kemitraan/kso, baik dengan perusahaan nasional maupun asing maka peserta harus memiliki Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi yang memuat persentase kemitraan/kso dan perusahaan yang mewakili kemitraan/kso tersebut. 3. Peserta Kemitraan/KSO dilarang untuk mengubah Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi. Pasal 4 Larangan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) serta Penipuan 1. Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan ini berkewajiban untuk mematuhi etika pengadaan dengan tidak melakukan tindakan sebagai berikut: a. Berusaha mempengaruhi anggota Pokja ULP dalam bentuk dan cara apapun, untuk memenuhi keinginan peserta yang bertentangan dengan Dokumen Pengadaan, dan/atau peraturan perundang-undangan; b. Melakukan persekongkolan dengan peserta lain untuk mengatur hasil pelelangan sehingga mengurangi/menghambat/ memperkecil/ meniadakan persaingan yang sehat dan/atau merugikan pihak lain; c. Membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau keterangan lain yang tidak benar untuk memenuhi persyaratan dalam Dokumen Pengadaan ini. 2. Peserta yang terbukti melakukan tindakan sebagaimana dimaksud pada angka 1 dikenakan sanksi sebagai berikut: a. Sanksi administratif, seperti digugurkan dari proses pelelangan atau pembatalan penetapan pemenang; b. Sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam; 9

10 c. Jaminan Penawaran dicairkan dan disetorkan ke kas Daerah Provinsi Banten; gugatan secara perdata; dan/atau d. Pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang. Pasal 5 Larangan Pertentangan Kepentingan 1. Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi dan perannya, menghindari dan mencegah pertentangan kepentingan para pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung. 2. Pertentangan kepentingan sebagaimana dimaksud pada angka 1 antara lain meliputi: a. dalam suatu badan usaha, anggota direksi atau dewan komisaris merangkap sebagai anggota direksi atau dewan komisaris pada badan usaha lainnya yang menjadi peserta pada Pelelangan yang sama; b. dalam Pekerjaan Konstruksi, konsultan perencana/ pengawas bertindak sebagai pelaksana Pekerjaan Konstruksi yang direncanakannya/diawasinya, kecuali dalam pelaksanaan Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi; c. konsultan manajemen konstruksi berperan sebagai Konsultan Perencana dan/atau Konsultan Pengawas; d. pengurus koperasi pegawai dalam suatu Kementrian atau anak perusahaan pada BUMN/BUMD yang mengikuti Pengadaan dan bersaing dengan perusahaan lainnya, merangkap sebagai anggota Pokja ULP atau pejabat yang berwenang menetapkan pemenang Pelelangan; e. PPK dan/atau anggota Pokja ULP, baik langsung maupun tidak langsung mengendalikan atau menjalankan perusahaan peserta; f. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik langsung maupun tidak langsung oleh pihak yang sama yaitu lebih dari 50% (lima puluh perseratus) pemegang saham dan/atau salah satu pengurusnya sama. 3. Pegawai K/L/D/I. dilarang menjadi peserta kecuali cuti diluar tanggungan K/L/D/I.. Pasal 6 Pendayagunaan Produksi Dalam Negeri 10

11 1. Peserta berkewajiban untuk menyampaikan penawaran yang mengutamakan material/ bahan produksi dalam negeri dan tenaga kerja Indonesia serta Pekerjaan Konstruksi yang dilaksanakan di Indonesia. 2. Dalam pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dimungkinkan menggunakan bahan baku, tenaga ahli, dan perangkat lunak yang berasal dari luar negeri (impor) dengan ketentuan: a. pemilahan atau pembagian komponen harus benar-benar mencerminkan bagian atau komponen yang telah dapat diproduksi di dalam negeri dan bagian atau komponen yang masih harus diimpor; b. komponen berupa bahan baku belum diproduksi di dalam negeri dan/atau spesifikasi teknis bahan baku yang diproduksi di dalam negeri belum memenuhi persyaratan; c. pekerjaan pemasangan, pabrikasi, pengujian dan lainnya sedapat mungkin dilakukan di dalam negeri; d. semaksimal mungkin menggunakan jasa pelayanan yang ada di dalam negeri, seperti jasa asuransi, angkutan, ekspedisi, perbankan, dan pemeliharaan; e. penggunaan tenaga ahli asing dilakukan semata-mata untuk mencukupi kebutuhan jenis keahlian yang belum dapat diperoleh di Indonesia, disusun berdasarkan keperluan yang nyata, dan diusahakan secara terencana untuk semaksimal mungkin terjadinya alih pengalaman/keahlian dari tenaga ahli asing tersebut ke tenaga Indonesia; dan f. peserta diwajibkan membuat daftar Barang yang diimpor yang dilengkapi dengan spesifikasi teknis, jumlah dan harga yang dilampirkan pada Dokumen Penawaran. 3. Pengadaan barang/jasa impor dimungkinkan dalam hal: a. barang/jasa tersebut belum dapat diproduksi/dihasilkan di dalam negeri; b. spesifikasi teknis barang yang diproduksi dan/atau kualifikasi teknis tenaga ahli dalam negeri belum memenuhi persyaratan; dan/atau c. volume produksi dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan. 4. Atas penggunaan produksi dalam negeri, penawaran peserta diberikan preferensi harga, untuk pekerjaan sebagaimana tercantum dalam LDP yang diwajibkan menggunakan produksi dalam negeri. 11

12 Pasal 7 Satu Penawaran Tiap Peserta Setiap peserta, baik atas nama sendiri maupun sebagai anggota kemitraan/kso hanya boleh memasukkan satu penawaran untuk satu paket pekerjaan. Pasal 8 Isi Dokumen Pengadaan 1. Dokumen Pengadaan terdiri dari Dokumen Pemilihan dan Dokumen Kualifikasi. 2. Dokumen Pemilihan terdiri dari: a. Umum b. Pengumuman c. Instruksi Kepada Peserta; d. Lembar Data Pemilihan; e. Syarat-Syarat Umum Kontrak; f. Syarat-Syarat Khusus Kontrak; g. Bentuk Surat Perjanjian/SPK; h. Spesifikasi Teknis, KAK dan/atau Gambar; i. Daftar Kuantitas dan harga j. Tata Cara Evaluasi Penawaran k. Bentuk Dokumen Penawaran: 1) Surat Penawaran untuk e-lelang 1 File; 2) Surat Penawaran Administrasi dan Teknis (file 1) dan Surat Penawaran Harga (file 2) untuk e-lelang 2 File; 3) surat perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (apabila peserta berbentuk Kemitraan/KSO); 4) Dokumen Penawaran Teknis; 5) Formulir Rekapitulasi Perhitungan TKDN; 6) Jaminan Penawaran. l. Bentuk dokumen lain: 1) SPPBJ; 2) SPMK; 12

13 3) Jaminan Sanggahan Banding; 4) Jaminan Pelaksanaan; 5) Jaminan Uang Muka; 6) Jaminan Pemeliharaan. 3. Dokumen Kualifikasi meliputi: a. Lembar Data Kualifikasi; b. Pakta Integritas; c. Isian Data Kualifikasi; d. Petunjuk Pengisian Data Kualifikasi; e. Tata Cara Evaluasi Kualifikasi. 4. Peserta berkewajiban memeriksa keseluruhan isi Dokumen Pengadaan ini. Kelalaian menyampaikan Dokumen Penawaran yang tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan ini sepenuhnya merupakan risiko peserta. Pasal 9 Bahasa Dokumen Pengadaan Dokumen Pengadaan beserta seluruh korespondensi tertulis dalam proses pengadaan menggunakan Bahasa Indonesia. Pasal 10 Pemberian Penjelasan 1. Pemberian penjelasan dilakukan secara online melalui aplikasi SPSE sesuai jadwal dalam aplikasi SPSE. Pemberian Penjelasan Dokumen Pengadaan akan dilaksanakan pada: Hari : Senin Tanggal : 7 April 2014 Pukul : s.d WIB Tempat : Secara online melalui aplikasi SPSE 2. Ketidakikutsertaan peserta pada saat pemberian penjelasan tidak dapat dijadikan dasar untuk menolak/menggugurkan penawaran. 13

14 3. Apabila diperlukan Pokja ULP dapat memberikan informasi yang dianggap penting terkait dengan dokumen pengadaan. 4. Apabila dipandang perlu, Pokja ULP melalui tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis yang ditunjuk dapat memberikan penjelasan lanjutan dengan cara melakukan peninjauan lapangan. Biaya peninjauan lapangan ditanggung oleh peserta. Peninjauan lapangan (apabila diperlukan) akan dilaksanakan pada: Hari : Selasa Tanggal : 8 April 2014 Pukul : WIB s.d selesai Tempat : Lokasi Pekerjaan 5. Apabila dipandang perlu, Pokja ULP dapat memberikan penjelasan (ulang). 6. Kumpulan tanya jawab pada saat pemberian penjelasan dalam aplikasi SPSE merupakan Berita Acara Pemberian Penjelasan (BAPP). 7. Jika dilaksanakan peninjauan lapangan dapat dibuat Berita Acara Pemberian Penjelasan Lanjutan dan diunggah melalui aplikasi SPSE. Pasal 11 Perubahan Dokumen Pengadaan 1. Apabila pada saat pemberian penjelasan terdapat hal-hal/ketentuan baru atau perubahan penting yang perlu ditampung, maka Pokja ULP menuangkan ke dalam Adendum Dokumen Pengadaan yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Dokumen Pengadaan. 2. Perubahan rancangan kontrak, spesifikasi teknis, KAK, gambar dan/atau nilai total HPS, harus mendapatkan persetujuan PPK sebelum dituangkan dalam Adendum Dokumen Pemilihan. 3. Apabila ketentuan baru atau perubahan penting tersebut tidak dituangkan dalam Adendu 4. m Dokumen Pemilihan, maka ketentuan baru atau perubahan tersebut dianggap tidak ada dan ketentuan yang berlaku adalah Dokumen Pemilihan awal. 14

15 5. Setelah Pemberian Penjelasan dan sebelum batas akhir waktu pemasukan penawaran, Pokja ULP dapat menetapkan Adendum Dokumen Pengadaan, berdasarkan informasi baru yang mempengaruhi substansi Dokumen Pengadaan. 6. Setiap Adendum yang ditetapkan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen Pengadaan. 7. Pokja ULP dapat mengumumkan Adendum Dokumen Pemilihan dengan cara mengunggah (upload) file adendum dokumen Pemilihan melalui aplikasi SPSE paling lambat 2 (dua) hari sebelum batas akhir pemasukan penawaran. Apabila Pokja ULP akan mengunggah (upload) file Adendum Dokumen Pemilihan kurang dari 2 (dua) hari sebelum batas akhir pemasukan penawaran, maka Pokja ULP wajib mengundurkan batas akhir pemasukan penawaran. 8. Peserta dapat mengunduh (download) Adendum Dokumen Pemilihan yang diunggah (upload) Pokja ULP pada aplikasi SPSE (apabila ada). Pasal 12 Tambahan Waktu Pemasukan Dokumen Penawaran Apabila adendum dokumen pengadaan mengakibatkan kebutuhan penambahan waktu penyiapan dokumen penawaran maka Pokja ULP memperpanjang batas akhir pemasukan penawaran. Pasal 13 Biaya dalam Penyiapan Penawaran 1. Peserta menanggung semua biaya dalam penyiapan dan penyampaian penawaran. 2. Pokja ULP tidak bertanggung jawab atas kerugian apapun yang ditanggung oleh peserta. Pasal 14 Bahasa Penawaran 1. Semua Dokumen Penawaran harus menggunakan Bahasa Indonesia. 2. Dokumen penunjang yang terkait dengan Dokumen Penawaran dapat menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa asing. 15

16 3. Dokumen penunjang yang berbahasa asing perlu disertai penjelasan dalam Bahasa Indonesia. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran, maka yang berlaku adalah penjelasan dalam Bahasa Indonesia. Pasal 15 Dokumen Penawaran 1. Penyampaian dan cara pembukaan dokumen penawaran harus mengikuti ketentuan yang dipersyaratkan dalam dokumen lelang. 2. Sistem penyampaian dokumen penawaran yang akan digunakan harus jelas pada waktu acara pemberian penjelasan, yaitu apakah dengan satu sampul, dua sampul, atau dua tahap. Dalam tahapan penawaran ini menggunakan 2 (dua sampul). 3. Dalam metode penyampaian penawaran 2 (dua) file, dokumen Penawaran meliputi Penawaran Kualifikasi, Administrasi, dan Teknis (file I); dan Dokumen Penawaran Kualifikasi, Administrasi dan Teknis yang disampaikan pada file I meliputi: a. Surat penawaran yang di dalamnya mencantumkan: 1) Tanggal; dan 2) Masa berlaku penawaran; b. Softcopy hasil pemindaian (scan) Jaminan Penawaran asli; c. Surat perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (apabila peserta berbentuk Kemitraan/KSO); d. Dokumen penawaran teknis yang terdiri dari: 1) metode pelaksanaan; 2) jadwal dan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sampai dengan serah terima pekerjaan pertama (PHO); 3) jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan; 4) spesifikasi teknis teknis (bahan/barang tertentu apabila ada); 5) daftar personil inti; dan 6) bagian pekerjaan yang akan disubkontrak-kan (apabila ada bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan); e. Data kualifikasi (diinputkan melalui form isian elektronik data kualifikasi). 2. Dokumen Penawaran Harga yang disampaikan pada file II meliputi: 16

17 a. Surat Penawaran Harga yang di dalamnya mencantumkan: 1) Tanggal; 2) Masa berlaku penawaran;dan 3) Total harga penawaran; b. rincian harga penawaran (daftar kuantitas dan harga); dan c. formulir rekapitulasi perhitungan TKDN apabila dipersyaratkan untuk mendapatkan preferensi harga. Pasal 16 Harga Penawaran 1. Harga penawaran ditulis dengan jelas dalam angka dan huruf. 2. Peserta mencantumkan harga satuan dan harga total untuk tiap mata pembayaran/pekerjaan dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Jika harga satuan ditulis nol atau tidak dicantumkan maka pekerjaan dalam mata pembayaran tersebut dianggap telah termasuk dalam harga satuan pekerjaan yang lain dan pekerjaan tersebut tetap harus dilaksanakan. 3. Biaya overhead dan keuntungan serta semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang sah serta biaya asuransi yang harus dibayar oleh penyedia untuk pelaksanaan paket Pekerjaan Konstruksi ini diperhitungkan dalam total harga penawaran. 4. Untuk kontrak yang masa pelaksanaannya lebih dari 12 (dua belas) bulan, penyesuaian harga diberlakukan sebagaimana diatur dalam Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak. Pasal 17 Mata Uang Penawaran dan Cara Pembayaran 1. Semua harga dalam penawaran harus dalam bentuk mata uang sebagaimana tercantum dalam LDP. 2. Pembayaran atas pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai dengan cara sebagaimana tercantum dalam LDP dan diuraikan dalam Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak. Pasal 18 17

18 Masa Berlaku Penawaran dan Jangka Waktu Pelaksanaan 1. Masa berlaku penawaran sesuai sebagaimana tercantum dalam LDP. 2. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak melebihi jangka waktu sebagaimana tercantum dalam LDP. Pasal 19 Pengisian Data Kualifikasi 1. Peserta berkewajiban untuk menyetujui Pakta Integritas dan mengisi form isian elektronik data kualifikasi dalam aplikasi SPSE. 2. Pakta Integritas dan Data Kualifikasi dianggap telah disetujui dan ditandatangani oleh peserta pengadaan, kecuali untuk penyedia barang/jasa yang melakukan Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO) Pakta Integritas dan Data Kualifikasi ditandatangani oleh pejabat yang menurut perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi berhak mewakili Kemitraan/KSO. Pasal 20 Pakta Integritas 1. Pakta Integritas berisi ikrar untuk mencegah dan tidak melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN). 2. Dengan mendaftar sebagai peserta lelang pada suatu paket pekerjaan melalui aplikasi SPSE, maka peserta telah menandatangani Pakta Integritas, kecuali untuk penyedia barang/jasa yang melakukan Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO), badan usaha yang ditunjuk mewakili Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO) wajib menyampaikan pakta integritas melalui fasilitas unggahan lainnya pada form isian elektronik data kualifikasi di aplikasi SPSE. Pasal 21 Surat Jaminan Penawaran 1. Jaminan penawaran disampaikan dalam bentuk softcopy hasil pemindaian (scan) surat jaminan penawran yang dimasukkan dalam dokumen penawaran. 18

19 2. Jaminan penawaran asli disampaikan kepada Pokja ULP pada saat pembuktian kualifikasi. 3. Jika calon pemenang tidak memberikan jaminan penawaran asli atau jaminan penawaran tidak dapat dicairkan maka akun SPSE penyedia barang/jasa tersebut di nonaktifkan dan dimasukkan dalam daftar hitam. 4. Peserta menyerahkan Surat Jaminan Penawaran dalam mata uang penawaran dengan nilai nominal yang tidak kurang dari sebagaimana tercantum dalam LDP. 5. Surat Jaminan Penawaran memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. diterbitkan oleh Bank Umum, perusahaan penjaminan atau perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian (suretyship) sebagaimana ditetapkan oleh Menteri Keuangan; b. Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal terakhir pemasukan penawaran dan masa berlakunya tidak kurang dari waktu sebagaimana tercantum dalam LDP; c. nama peserta sama dengan nama yang tercantum dalam Jaminan Penawaran; d. besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang dari nilai nominal jaminan sebagaimana tercantum dalam LDP; e. besaran nilai Jaminan Penawaran dicantumkan dalam angka dan huruf; f. nama Pokja ULP yang menerima Jaminan Penawaran sama dengan nama Pokja ULP yang mengadakan pelelangan; g. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan yang dilelangkan; h. Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai Jaminan dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja, setelah surat pernyataan wanprestasi dari Pokja ULP diterima oleh Penerbit Jaminan; i. Jaminan Penawaran atas nama perusahaan kemitraan (Kerja Sama Operasi/KSO) harus ditulis atas nama perusahaan kemitraan/kso. Pasal 22 Penyampulan dan Penandaan Sampul Penawaran 1. Penawaran yang disampaikan oleh peserta terdiri dari 2 (dua) file yang memuat Penawaran Administrasi dan Teknis (File I) dan Penawaran Harga (File II). 19

20 2. File I dan File II masing-masing disandikan dengan Aplikasi Pengaman Dokumen (APENDO). 3. Peserta mengirimkan file I dan file II yang telah disandikan/dienkripsi melalui aplikasi SPSE. 4. Data kualifikasi diinput dan dikirimkan melalui form isian elektronik data kualifikasi pada SPSE. Pasal 23 Pemasukan/Penyampaian Dokumen Penawaran 1. Peserta menyampaikan Dokumen Penawaran kepada Pokja ULP dengan ketentuan: b. Pertama-tama, mengirimkan Data Kualifikasi melalui form isian elektronik data kualifikasi pada aplikasi SPSE c. Dilanjutkan dengan mengunggah file penawaran terenkripsi (*.rhs) hanya melalui aplikasi SPSE sesuai jadwal yang ditetapkan. d. Peserta dapat mengirimkan data kualifikasi secara berulang sebelum batas akhir waktu pemasukan Dokumen Penawaran. Data kualifikasi yang dikirmkan terakhir akan menggantikan data kualifikasi yang telah terkirim sebelumnya 2. Peserta menyampaikan Dokumen Penawaran metode 2 (dua) file: a. File penawaran administrasi dan teknis (file I) dienkripsi menggunakan Apendo, selanjutnya peserta melakukan enkripsi terhadap file penawaran harga (file II) menggunakan Apendo. b. Peserta pertama-tama mengunggah (upload) file I berupa file penawaran administrasi dan teknis yang telah terenkripsi (*.rhs) melalui aplikasi SPSE, kemudian setelah file I berhasil terkirim peserta melanjutkan dengan mengunggah (upload) file II berupa file penawaran harga yang telah terenkripsi (*.rhs) melalui aplikasi SPSE sesuai jadwal yang telah ditetapkan. c. File I dan File II yang telah dienkripsi diunggah (upload) melalui tempat/fasilitas yang telah tersedia pada aplikasi SPSE. d. Peserta dapat mengunggah file penawaran (file I dan file II) secara berulang sebelum batas akhir waktu pemasukan Dokumen Penawaran. File penawaran terakhir akan menggantikan file penawaran yang telah terkirim sebelumnya. 20

21 Pasal 24 Batas Akhir Waktu Pemasukan Penawaran 1. Penawaran harus disampaikan secara elektronik melalui aplikasi SPSE kepada Pokja ULP paling lambat pada waktu yang ditentukan oleh Pokja ULP. 2. Tidak diperkenankan mengubah tempat dan waktu batas akhir pemasukan penawaran kecuali keadaan kahar, atau terjadi gangguan teknis. Apabila terpaksa dilakukan perubahan waktu batas akhir pemasukan penawaran maka Pokja ULP harus menginputkan alas an yang sebenarnya dan dapat dipertanggungjawabkan pada aplikasi SPSE. Pasal 25 Penawaran Terlambat Aplikasi SPSE menolak setiap file penawaran yang dikirimkan setelah batas akhir waktu pemasukan penawaran kirim. Pasal 26 Pembukaan Penawaran 1. Pada tahap pembukaan penawaran, Pokja ULP mengunduh (download) dan melakukan dekripsi file penawaran dengan menggunakan Apendo sesuai waktu yang telah ditetapkan. 2. Terhadap file penawaran yang tidak dapat dibuka (didekripsi), Pokja ULP menyampaikan file penawaran tersebut kepada LPSE untuk mendapat keterangan bahwa file yang bersangkutan tidak dapat dibuka dan bila dianggap perlu LPSE dapat menyampaikan file penawaran tersebut kepada LKPP. 3. Berdasarkan keterangan dari LPSE atau LKPP, apabila file penawaran tidak dapat dibuka/didekripsi maka Pokja ULP dapat menetapkan bahwa file penawaran tersebut tidak memenuhi syarat sebagai penawaran dan penyedia barang/jasa yang mengirimkan file penawaran tersebut dianggap tidak memasukkan penawaran. Apabila dapat dibuka, maka Pokja ULP akan melanjutkan proses atas penawaran yang bersangkutan. 21

22 4. File yang dianggap sebagai penawaran adalah dokumen penawaran yang berhasil dibuka dan dapat dievaluasi yang sekurang-kurangnya memuat daftar kuantitas dan harga untuk kontrak harga satuan/gabungan, jangka waktu penawaran, dan deskripsi/spesifikasi barang/jasa yang ditawarkan. 5. Apabila penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) peserta maka pelelangan dinyatakan gagal. Pasal 27 Evaluasi Penawaran 1. Dalam hal dokumen penawaran dengan 2 (dua) file (sampul) Sistem Nilai dan Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis. a. Pokja ULP melakukan evaluasi penawaran file I yang meliputi: 1) Evaluasi administrasi; 2) Evaluasi teknis; 3) Evaluasi kualifikasi; b. Pokja ULP menginputkan hasil evaluasi dokumen penawaran file I pada aplikasi SPSE dan menayangkan hasil evaluasi file I melalui menu pengumuman atau menu upload informasi lainnya pada aplikasi SPSE. c. Selanjutnya Pokja ULP melakukan pembukaan penawaran file II: 1) Dokumen penawaran file II milik peserta yang tidak lulus evaluasi administrasi dan teknis, tidak dibuka. 2) Pokja ULP tidak boleh menggugurkan penawaran pada waktu pembukaan Dokumen Penawaran file II, kecuali penawaran file II tersebut berdasarkan keterangan dari LPSE atau LKPP tidak dapat dibuka (didekripsi) 3) Pokja ULP melakukan evaluasi harga. 2. Ketentuan umum dalam melakukan evaluasi sebagai berikut: a. Pokja ULP dilarang menambah, mengurangi, mengganti, dan/atau mengubah kriteria dan persyaratan yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan ini; 22

23 b. Pokja ULP dan/atau peserta dilarang menambah, mengurangi, mengganti, dan/atau mengubah isi Dokumen Penawaran; c. Penawaran yang memenuhi syarat adalah penawaran yang sesuai dengan ketentuan, syarat-syarat, dan spesifikasi teknis yang ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan ini, tanpa ada penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran bersyarat; d. Penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran bersyarat adalah: 1) Penyimpangan dari Dokumen Pemilihan ini yang mempengaruhi lingkup, kualitas dan hasil/kinerja pekerjaan; dan/atau 2) Penawaran dari peserta dengan persyaratan tambahan yang akan menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan/atau tidak adil diantara peserta yang memenuhi syarat. e. Pokja ULP dilarang menggugurkan penawaran dengan alasan: 1) Ketidakhadiran dalam pemberian penjelasan dan/atau pembukaan penawaran; dan/atau 2) Kesalahan yang tidak substansial, misalnya kesalahan pengetikan, penyebutan sebagian nama atau keterangan, surat penawaran tidak berkop perusahaan. f. Para pihak dilarang mempengaruhi atau melakukan intervensi kepada Pokja ULP selama proses evaluasi; g. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti adanya persaingan usaha yang tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama (kolusi/persekongkolan) antara peserta, ULP dan/atau PPK, dengan tujuan untuk memenangkan salah satu peserta, maka: 1) Peserta yang ditunjuk sebagai calon pemenang dan peserta lain yang terlibat dimasukkan ke dalam Daftar Hitam; 2) Proses evaluasi tetap dilanjutkan dengan menetapkan peserta lainnya yang tidak terlibat; dan 3) Bagaimana dimaksud pada angka 2), maka pelelangan dinyatakan gagal. 3. Evaluasi Administrasi: a. Evaluasi terhadap data administrasi hanya dilakukan terhadap hal-hal yang tidak dinilai pada saat penilaian kualifikasi; b. Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi, apabila: 23

24 1) Syarat-syarat substansial yang diminta berdasarkan Dokumen Pemilihan ini dipenuhi/dilengkapi (khusus untuk peserta yang tidak menyampaikan formulir TKDN, maka penawarannya tidak digugurkan dan nilai TKDN nya dianggap 0 (nol)); 2) Surat penawaran memenuhi ketentuan sebagai berikut: a) Jangka waktu berlakunya surat penawaran tidak kurang dari waktu sebagaimana tercantum dalam LDP; dan b) Bertanggal 3) Surat Jaminan Penawaran memenuhi ketentuan sebagai berikut: a) Diterbitkan oleh Bank Umum, perusahaan penjaminan atau perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian (suretyship) sebagaimana ditetapkan oleh Menteri Keuangan; b) Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal terakhir pemasukan penawaran dan masa berlakunya tidak kurang dari waktu sebagaimana tercantum dalam LDP; c) Nama peserta sama dengan nama yang tercantum dalam Jaminan Penawaran; d) Besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang dari nilai jaminan sebagaimana tercantum dalam LDP; e) Besaran nilai Jaminan Penawaran dicantumkan dalam angka dan huruf; f) Nama Pokja ULP yang menerima Jaminan Penawaran sama dengan nama Pokja ULP yang mengadakan pelelangan; dan g) Paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan yang dilelangkan. h) Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai Jaminan dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja, setelah surat pernyataan wanprestasi dari Pokja ULP diterima oleh Penerbit Jaminan; i) Jaminan Penawaran atas nama perusahaan kemitraan/kso harus ditulis atas nama perusahaan Kemitraan/KSO, dan 24

25 j) Substansi dan keabsahan/keaslian Jaminan Penawaran kepada penerbit jaminan telah dikofirmasi dan diklarifikasi secara tertulis oleh Pokja ULP kepada penerbit jaminan apabila kurang jelas dan meragukan.] c. Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi terhadap hal-hal yang kurang jelas dan meragukan; d. Apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta yang memenuhi persyaratan administrasi, maka evaluasi tetap dilanjutkan dengan evaluasi teknis; dan e. Apabila tidak ada peserta yang memenuhi persyaratan administrasi, maka pelelangan dinyatakan gagal. 4. Evaluasi Teknis: a. Evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta yang memenuhi persyaratan administrasi; b. Unsur-unsur yang dievaluasi teknis sesuai dengan yang ditetapkan sebagaimana tercantum dalam LDP; c. Evaluasi teknis dilakukan dengan sistem penilaian biaya selama umur ekonomis d. Pokja ULP menilai persyaratan teknis minimal yang harus dipenuhi sebagaimana tercantum dalam LDP. e. Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan teknis apabila: 1) Metode pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan memenuhi persyaratan substantif dan diyakini menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan; 2) Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan sampai dengan serah terima pertama Pekerjaan (PHO) yang ditawarkan tidak melampaui batas waktu sebagaimana tercantum dalam LDP; 3) Jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal yang disediakan sesuai dengan yang ditetapkan dalam LDP; 4) Spesifikasi teknis memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Bab IV Spesifikasi Teknis dan Gambar; 25

26 5) Personil inti yang akan ditempatkan secara penuh sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam LDP serta posisinya dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan; 6) Bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam LDP; f. Evaluasi teknis dalam sistem nilai atau sistem penilaian biaya selama umur ekonomis dapat menggunakan sistem ambang batas terhadap unsur teknis yang dinilai; g. Dalam hal evaluasi teknis dengan sistem nilai atau sistem penilaian biaya selama umur ekonomis menggunakan ambang batas nilai teknis, penawaran dinyatakan lulus teknis apabila masing-masing unsur maupun nilai total keseluruhan unsur memenuhi ambang batas minimal yang ditetapkan dalam LDP; h. Pokja ULP (apabila diperlukan) dapat meminta uji mutu/teknis/fungsi untuk bahan/alat tertentu sebagaimana tercantum dalam LDP; i. Apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal-hal yang kurang jelas atau meragukan, Pokja ULP melakukan klarifikasi dengan peserta. Dalam klarifikasi peserta tidak diperkenankan mengubah substansi penawaran. Hasil klarifikasi dapat menggugurkan penawaran j. Terhadap peserta yang dinyatakan lulus evaluasi teknis dilanjutkan untuk dilakukan evaluasi kualifikasi. 5. Evaluasi Harga: a. Unsur-unsur yang perlu dievaluasi adalah hal-hal yang pokok atau penting, dengan ketentuan: 1) harga satuan penawaran yang nilainya lebih besar dari 110% (seratus sepuluh perseratus) dari harga satuan yang tercantum dalam HPS, dilakukan klarifikasi. Apabila setelah dilakukan klarifikasi, ternyata harga satuan tersebut dinyatakan timpang maka harga satuan timpang hanya berlaku untuk volume sesuai dengan Daftar Kuantitas dan Harga. Jika terjadi penambahan volume, harga satuan yang berlaku sesuai dengan harga dalam HPS; 26

27 2) mata pembayaran yang harga satuannya nol atau tidak ditulis dilakukan klarifikasi dan kegiatan tersebut harus tetap dilaksanakan. Harganya dianggap termasuk dalam harga satuan pekerjaan lainnya; b. Dilakukan klarifikasi kewajaran harga dengan ketentuan sebagai berikut: 1) klarifikasi dalam hal penawaran komponen dalam negeri berbeda dibandingkan dengan perkiraan Pokja ULP dan/atau Daftar Inventarisasi Barang/Jasa Produksi Dalam Negeri; 2) klarifikasi kewajaran harga apabila harga penawaran dibawah 80% (delapan puluh perseratus) HPS dengan ketentuan: a) apabila peserta tersebut ditunjuk sebagai pemenang lelang, harus bersedia untuk menaikkan Jaminan Pelaksanaan menjadi 5% (lima perseratus) dari nilai total HPS; dan b) apabila peserta yang bersangkutan tidak bersedia menaikkan nilai Jaminan Pelaksanaan, maka penawarannya digugurkan dan Jaminan Penawaran dicairkan (apabila jaminan penawaran dipersyaratkan) dan disetorkan ke Kas Negara/Daerah untuk negara serta dimasukkan dalam Daftar Hitam. 3) Untuk penilaian biaya selama umur ekonomis, dilakukan dengan cara : a) menghitung biaya operasional, pemeliharaan, nilai sisa selama umur ekonomis sebagaimana ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan; b) menjumlahkan harga penawaran dengan biaya operasional dan biaya pemeliharaan; c) hasil penjumlahan pada huruf b) dikurangi dengan nilai sisa pada akhir umur ekonomis; dan d) penetapan pemenang berdasarkan total harga terendah pada hasil huruf c. c. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti harga tidak wajar akibat terjadinya persaingan usaha tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama (kolusi/ persekongkolan), maka pelelangan dinyatakan gagal dan peserta yang terlibat dimasukkan dalam Daftar Hitam. d. Dalam hal terdapat 2 (dua) calon pemenang memiliki harga penawaran yang sama, maka Pokja ULP memilih peserta yang mempunyai kemampuan teknis lebih besar dan hal ini dicatat dalam Berita Acara Hasil Pelelangan. 27

28 e. Pokja ULP menyusun urutan 3 (tiga) penawaran sebagai calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada), dengan ketentuan dimulai dari total harga yang terendah. Pasal 28 Evaluasi Kualifikasi 1. Evaluasi kualifikasi dilakukan terhadap peserta yang memenuhi persyaratan teknis. 2. Evaluasi formulir isian kualifikasi dilakukan dengan menggunakan metode sistem gugur. 3. Pakta integritas telah diisi dan ditandatangani oleh peserta sebelum pemasukan penawaran. 4. Peserta dinyatakan memenuhi persyaratan kualifikasi apabila: a. Untuk peserta yang melakukan Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO) formulir kualifikasi ditandatangani oleh pejabat yang menurut perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi berhak mewakili Kemitraan/KSO; atau b. Memiliki izin usaha sesuai dengan peraturan perundang-undangan, kecuali peserta perorangan; c. Perusahaan yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut dan tidak sedang dihentikan kegiatan usahanya; d. Dalah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya atau peserta perorangan tidak masuk dalam Daftar Hitam; e. Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir (SPT tahunan) serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 21, PPh Pasal 23 (bila ada transaksi), PPh Pasal 25/Pasal 29 dan PPN (bagi Pengusaha Kena Pajak) paling kurang 3 (tiga) bulan terakhir dalam tahun berjalan. Peserta dapat mengganti persyaratan ini dengan menyampaikan Surat Keterangan Fiskal (SKF), atau dokumen sejenis dari negara asal Penyedia jasa (bila ada); f. Memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak, kecuali bagi Penyedia Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi Kecil yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun; 28

29 g. Memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha Mikro, Usaha Kecil serta koperasi kecil serta kemampuan pada sub bidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha non-kecil; h. Dalam hal peserta akan melakukan Kemitraan/KSO: 1) Peserta wajib mempunyai perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi yang memuat persentase Kemitraan/KSO dan perusahaan yang mewakili Kemitraan/KSO tersebut; dan 2) Untuk perusahaan yang melakukan Kemitraan/KSO, evaluasi persyaratan pada huruf a sampai dengan huruf g dilakukan untuk setiap perusahaan yang melakukan Kemitraan/KSO i. memiliki Sertifikat Manajemen Mutu ISO, apabila diperlukan. 5. Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka dilakukan klarifikasi secara tertulis namun tidak boleh mengubah substansi formulir isian kualifikasi. 6. Evaluasi kualifikasi dalam proses pascakualifikasi sudah merupakan ajang kompetisi, maka data yang kurang tidak dapat dilengkapi. 7. Apabila tidak ada yang lulus evaluasi kualifikasi, pelelangan dinyatakan gagal. 8. Pokja ULP membuat Berita Acara Evaluasi Penawaran File I (Penawaran Administrasi dan Teknis, serta Dokumen Kualifikasi) yang paling sedikit memuat: a. nama semua peserta; b. hasil evaluasi penawaran administrasi dan teknis termasuk alasan ketidaklulusan peserta; c. nilai evaluasi teknis diurutkan mulai dari yang tertinggi; d. ambang batas nilai teknis; e. keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu mengenai pelaksanaan pelelangan; f. jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus pada setiap tahapan evaluasi; g. tanggal dibuatnya Berita Acara; dan h. pernyataan bahwa pelelangan gagal apabila tidak ada penawaran yang memenuhi syarat. Pasal 29 29

30 Pembuktian Kualifikasi 1. Pembuktian kualifikasi terhadap calon pemenang serta calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada). 2. Pembuktian kualifikasi dilakukan diluar aplikasi SPSE (offline). 3. Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan cara melihat dokumen asli atau dokumen yang dilegalisir oleh pihak yang berwenang, dan meminta dokumennya. 4. Pokja ULP melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi kepada penerbit dokumen, apabila diperlukan. 5. Apabila hasil pembuktian kualifikasi ditemukan pemalsuan data, peserta digugurkan, badan usaha dan/atau pengurusnya atau peserta perorangan dimasukkan dalam Daftar Hitam, Jaminan Penawaran (apabila dipersyaratkan) yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan ke kas Negara/Daerah serta dilaporkan kepada Kepolisian atas perbuatan pemalsuan tersebut. 6. Pokja ULP tidak perlu meminta seluruh dokumen kualifikasi apabila penyedia barang/jasa sudah pernah melaksanakan pekerjaan yang sejenis, sama kompleksitasnya pada instansi yang bersangkutan. 7. Apabila tidak ada penawaran yang lulus pembuktian kualifikasi, pelelangan dinyatakan gagal. 8. Pokja ULP membuat dan menandatangani Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) yang paling sedikit memuat: a. Nama seluruh peserta; b. Harga penawaran atau harga penawaran terkoreksi dari masing-masing peserta; c. Metode evaluasi yang digunakan; d. Unsur-unsur yang dievaluasi; e. Rumus yang dipergunakan; f. Keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu hal ikhwal pelaksanaan pelelangan; g. Jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus pada setiap tahapan evaluasi; h. Tanggal dibuatnya Berita Acara; dan 30

31 i. Pernyataan bahwa pelelangan gagal apabila tidak ada penawaran yang memenuhi syarat. Pasal 30 Penetapan Pemenang 1. Apabila terjadi keterlambatan dalam menetapkan pemenang dan akan mengakibatkan Surat Penawaran dan Jaminan Penawaran habis masa berlakunya, maka dilakukan konfirmasi kepada calon pemenang, calon pemenang cadangan 1 dan 2 untuk memperpanjang surat penawaran dan jaminan penawaran secara tertulis sampai dengan perkiraan jadwal penandatanganan kontrak. 2. Calon pemenang, calon pemenang cadangan 1 dan 2 yang tidak bersedia memperpanjang surat penawaran dan Jaminan Penawaran dianggap mengundurkan diri dan tidak dikenakan sanksi. Pasal 31 Pengumuman Pemenang Pokja ULP mengumumkan pemenang dan pemenang cadangan 1 dan 2 melalui aplikasi SPSE, di website sebagaimana tercantum dalam LDP dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat. Pengumuman pemenang dilakukan pada Senin, 28 April 2014 pukul WIB. Pasal 32 Sanggahan 1. Peserta yang memasukkan penawaran dapat menyampaikan sanggahan secara elektronik melalui aplikasi SPSE atas penetapan pemenang (28 Apri s.d 2 Mei 2014) dengan disertai bukti terjadinya penyimpangan dan dapat ditembuskan secara offline (di luar aplikasi SPSE) kepada PPK, PA/KPA dan APIP sebagaimana tercantum dalam LDP. 2. Sanggahan diajukan oleh peserta apabila terjadi penyimpangan prosedur meliputi: a. Penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang diatur dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang 31

32 terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya dan yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan; b. Rekayasa tertentu sehingga menghalangi terjadinya persaingan usaha yang sehat; dan/atau c. Penyalahgunaan wewenang oleh Pokja ULP dan/atau pejabat yang berwenang lainnya. 3. Pokja ULP wajib memberikan jawaban secara elektronik atas semua sanggahan paling lambat 5 (lima) hari kalender setelah menerima surat sanggahan. 4. Apabila sanggahan dinyatakan benar maka Pokja ULP menyatakan pelelangan gagal. 5. Sanggahan yang disampaikan disampaikan tidak melalui aplikasi SPSE (offline) bukan dikarenakan adanya keadaan kahar atau gangguan teknis atau kepada PA/KPA, PPK, PPK atau bukan kepada Pokja ULP atau disampaikan diluar masa sanggah, dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus ditindaklanjuti. Pasal 33 Sanggahan Banding 1. Peserta yang tidak puas dengan jawaban sanggahan dari Pokja ULP, dapat mengajukan sanggahan banding secara tertulis kepada Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten sebagaimana tercantum dalam LDP, paling lambat 5 (lima) hari kalender setelah menerima jawaban sanggahan, dengan tembusan kepada PPK, Pokja ULP, dan APIP sebagaimana tercantum dalam LDP. 2. Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten wajib memberikan jawaban secara tertulis atas semua sanggahan banding paling lambat 15 (lima belas) hari kalender setelah surat sanggahan banding diterima. 3. Peserta yang akan melakukan sanggahan banding harus memberikan Jaminan Sanggahan Banding sebagaimana tercantum dalam LDP (sebesar 1% (satu perseratus) dari nilai total HPS) dengan masa berlaku 15 (lima belas) hari kalender sejak tanggal pengajuan sanggahan banding. 4. Penerima Jaminan Sanggahan Banding adalah Pokja ULP. 32

33 5. Dalam hal substansi sanggahan banding pada pelelangan dinyatakan salah, Jaminan Sanggahan Banding dicairkan dan disetorkan ke kas Negara/Daerah, kecuali jawaban sanggahan banding melampaui batas akhir menjawab sanggahan banding. 6. Sanggahan banding menghentikan proses pelelangan. 7. Sanggahan banding yang disampaikan bukan kepada Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten atau disampaikan di luar masa sanggah banding, dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus ditindaklanjuti. Pasal 34 Penunjukan Penyedia 1. Pokja ULP menyampaikan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) kepada PPK dengan tembusan kepada Kepala ULP sebagai dasar untuk menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ). 2. PPK menerbitkan SPPBJ apabila pernyataan peserta pada formulir isian kualifikasi masih berlaku, dengan ketentuan: a. Tidak ada sanggahan dari peserta; b. Sanggahan dan/atau sanggahan banding terbukti tidak benar; atau c. Masa sanggah dan/atau masa sanggah banding berakhir. 3. PPK menginputkan data SPPBJ dan mengunggah hasil pemindaian SPPBJ yang telah diterbitkan pada aplikasi SPSE dan mengirimkan SPPBJ tersebut melalui aplikasi SPSE kepada Penyedia yang ditunjuk. 4. Penyedia yang ditunjuk wajib menerima keputusan tersebut, dengan ketentuan: a. Apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dan masa penawarannya masih berlaku dengan alasan yang dapat diterima secara obyektif oleh Pokja ULP, maka Jaminan Penawaran (apabila dipersyaratkan) yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan sebagaimana tercantum dalam LDP; b. Apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dan masa penawarannya masih berlaku dengan alasan yang tidak dapat diterima secara obyektif oleh Pokja ULP, maka Jaminan Penawaran (apabila dipersyaratkan) yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan sebagaimana tercantum dalam LDP serta dimasukkan dalam Daftar Hitam; atau 33

34 c. Apabila yang bersangkutan tidak bersedia ditunjuk karena masa penawarannya sudah tidak berlaku, maka Jaminan Penawaran (apabila dipersyaratkan) yang bersangkutan tidak boleh dicairkan. 5. Apabila pemenang yang ditunjuk mengundurkan diri, maka penunjukan pemenang dapat dilakukan kepada pemenang cadangan sesuai dengan urutan peringkat, selama masa surat penawaran dan Jaminan Penawaran (apabila dipersyaratkan) pemenang cadangan masih berlaku atau sudah diperpanjang masa berlakunya. 6. Apabila semua pemenang yang ditunjuk mengundurkan diri, maka pelelangan dinyatakan gagal oleh PA/KPA setelah mendapat laporan dari PPK. 7. SPPBJ harus diterbitkan paling lambat 6 (enam) hari kerja setelah pengumuman penetapan pemenang, apabila tidak ada sanggahan. 8. SPPBJ harus diterbitkan paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah semua sanggahan dan sanggahan banding dijawab. 9. Dalam SPPBJ disebutkan bahwa penyedia harus menyiapkan Jaminan Pelaksanaan sebelum penandatanganan kontrak. 10. Dalam hal PPK tidak bersedia menerbitkan SPPBJ karena tidak sependapat atas penetapan pemenang, maka diberitahukan kepada PA/KPA untuk diputuskan dengan ketentuan: a. Apabila PA/KPA sependapat dengan PPK, dilakukan evaluasi ulang atau pelelangan dinyatakan gagal; atau b. Apabila PA/KPA sependapat dengan Kelompok Kerja ULP, PA/KPA memutuskan penetapan pemenang oleh Kelompok Kerja ULP bersifat final, dan PA/KPA memerintahkan PPK untuk menerbitkan SPPBJ 11. Kontrak ditandatangani paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya SPPBJ. 12. PPK menginputkan data kontrak dan mengunggah hasil pemindaian dokumen kontrak yang telah ditandatangani pada aplikasi SPSE. Pasal 35 BAHP, Berita Acara Lainnya, dan Kerahasiaan Proses 34

35 1. Pokja ULP menuangkan ke dalam BAHP atau Berita Acara tambahan lainnya segala hal terkait proses pemilihan penyedia secara elektronik yang tidak dapat diakomodir atau difasilitasi aplikasi SPSE 2. Berita Acara Tambahan lainnya sebagaimana dimaksud pada angka 1 diunggah (upload) oleh Pokja ULP menggunakan menu upload informasi lainnya pada aplikasi SPSE. 3. Evaluasi penawaran yang disimpulkan dalam Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) oleh Pokja ULP bersifat rahasia sampai dengan saat pengumuman pemenang. Pasal 36 Pelelangan Gagal 1. Pokja ULP menyatakan pelelangan gagal, apabila: a. Jumlah peserta yang memasukan Dokumen Penawaran kurang dari 3 (tiga) peserta; b. Tidak ada penawaran yang lulus evaluasi penawaran; c. Dalam evaluasi penawaran ditemukan bukti/indikasi terjadi persaingan tidak sehat; d. Harga penawaran terendah terkoreksi untuk Kontrak Harga Satuan atau Kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan lebih tinggi dari HPS; seluruh harga penawaran yang masuk untuk Kontrak Lump Sum di atas HPS; e. Sanggahan dari peserta yang memasukkan Dokumen Penawaran atas pelaksanaan pelelangan yang tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya dan Dokumen Pengadaan ternyata benar; f. Panggahan dari peserta yang memasukkan Dokumen Penawaran atas kesalahan substansi Dokumen Pengadaan ternyata benar; atau g. Calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2, setelah dilakukan evaluasi dengan sengaja tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau pembuktian kualifikasi. 2. PA/KPA menyatakan Pelelangan gagal, apabila: 35

36 a. PA/KPA sebagaimana tercantum dalam LDP sependapat dengan PPK yang tidak bersedia menandatangani SPPBJ karena proses Pelelangan tidak sesuai dengan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya ; b. Pengaduan masyarakat adanya dugaan KKN yang melibatkan Pokja ULP dan/atau PPK ternyata benar; c. Dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan Pelelangan dinyatakan benar oleh pihak berwenang; d. Sanggahan dari peserta yang memasukan Dokumen Penawaran atas kesalahan prosedur yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan Penyedia Barang/Jasa ternyata benar; e. Dokumen Pengadaan tidak sesuai dengan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya; f. Pelaksanaan Pelelangan tidak sesuai atau menyimpang dari Dokumen Pengadaan; g. Calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 mengundurkan diri; atau h. Pelaksanaan Pelelangan melanggar Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya. 3. Setelah pelelangan dinyatakan gagal, maka Pokja ULP memberitahukan kepada seluruh peserta. 4. Setelah pemberitahuan adanya pelelangan gagal, Pokja ULP atau Pokja ULP pengganti (apabila ada) meneliti dan menganalisis penyebab terjadinya pelelangan gagal, menentukan langkah selanjutnya, yaitu melakukan: a. Evaluasi ulang; b. Penyampaian ulang Dokumen Penawaran; c. Pelelangan ulang; atau d. Penghentian proses pelelangan. 5. PA/KPA, PPK dan/atau ULP dilarang memberikan ganti rugi kepada peserta pelelangan apabila penawarannya ditolak atau pelelangan dinyatakan gagal. 36

37 6. Apabila dari hasil evaluasi penyebab terjadinya pelelangan gagal, mengharuskan adanya perubahan Dokumen Pengadaan, maka dilakukan pelelangan ulang dengan terlebih dahulu memperbaiki Dokumen Pengadaan. Pasal 37 Jaminan Pelaksanaan 1. Jaminan Pelaksanaan diberikan Penyedia setelah diterbitkannya SPPBJ dan sebelum penandatanganan Kontrak. 2. Jaminan Pelaksanaan dikembalikan kepada Penyedia setelah: a. Penyerahan seluruh pekerjaan; b. Penyerahan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak; atau c. Pembayaran termin terakhir/bulan terakhir/sekaligus telah dikurangi uang retensi sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak. 3. Jaminan Pelaksanaan memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. Diterbitkan oleh Bank Umum (tidak termasuk bank perkreditan rakyat), perusahaan penjaminan atau perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian (suretyship) yang sebagaimana ditetapkan oleh Menteri Keuangan; b. Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sejak tanggal penandatanganan Kontrak sampai dengan serah terima pertama pekerjaan berdasarkan Kontrak (PHO) sebagaimana tercantum dalam LDP; c. Nama Penyedia sama dengan nama yang tercantum dalam surat Jaminan Pelaksanaan; d. Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan tidak kurang dari nilai jaminan yang ditetapkan; e. Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan dicantumkan dalam angka dan huruf; f. Nama PPK yang menerima Jaminan Pelaksanaan sama dengan nama PPK yang menandatangan kontrak; g. Paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan yang tercantum dalam SPPBJ; 37

38 h. Jaminan Pelaksanaan harus dapat dicairkan tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai jaminan dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah surat pernyataan wanprestasi dari PPK diterima oleh penerbit Jaminan; i. Jaminan Pelaksanaan atas nama Kemitraan/KSO ditulis atas nama Kemitraan/KSO atau masing-masing anggota Kemitraan/KSO (apabila masingmasing mengajukan Jaminan Pelaksanaan secara terpisah); dan j. Memuat nama, alamat dan tanda tangan pihak penjamin. 4. Kegagalan penyedia yang ditunjuk untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dipersamakan dengan penolakan untuk menandatangani Kontrak. 5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pencairan Jaminan Pelaksanaan diatur dalam Syarat- Syarat Umum Kontrak. Pasal 38 Penandatanganan Kontrak 1. Sebelum penandatanganan kontrak PPK wajib memeriksa apakah pernyataan dalam Formulir Isian Kualifikasi masih berlaku. Apabila salah satu pernyataan tersebut tidak terpenuhi, maka penandatanganan kontrak tidak dapat dilakukan. 2. Penandatanganan kontrak dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkan SPPBJ dan setelah Penyedia menyerahkan Jaminan Pelaksanaan, dengan ketentuan: a. Nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran atau penawaran terkoreksi diatas 80% (delapan puluh perseratus) nilai total HPS adalah sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai penawaran atau penawaran terkoreksi; atau b. Nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran atau penawaran terkoreksi dibawah 80% (delapan puluh perseratus) nilai total HPS adalah sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai total HPS; dan c. Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sejak tanggal penandatanganan Kontrak sampai serah terima pertama Pekerjaan Konstruksi. 3. PPK dan penyedia tidak diperkenankan mengubah substansi Dokumen Pengadaan sampai dengan penandatanganan Kontrak, kecuali mempersingkat waktu pelaksanaan 38

39 pekerjaan dikarenakan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan sebelumnya akan melewati batas tahun anggaran. 4. Dalam hal kontrak tahun tunggal perubahan waktu pelaksanaan pekerjaan melewati batas tahun anggaran, penandatanganan kontrak dilakukan setelah mendapat persetujuan kontrak tahun jamak. 5. PPK dan Penyedia wajib memeriksa konsep Kontrak meliputi substansi, bahasa, redaksional, angka dan huruf serta membubuhkan paraf pada setiap lembar Dokumen Kontrak. 6. Menetapkan urutan hirarki bagian-bagian Dokumen Kontrak dalam Surat Perjanjian, dengan maksud apabila terjadi pertentangan ketentuan antara bagian satu dengan bagian yang lain, maka berlaku urutan sebagai berikut: a. Adendum Surat Perjanjian; b. Pokok perjanjian; c. Surat penawaran, beserta penawaran harga; d. Syarat-syarat khusus kontrak; e. Syarat-syarat umum kontrak; f. Spesifikasi khusus; g. Spesifikasi umum; h. Gambar-gambar; i. Daftar kuantitas; dan j. Dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP. 7. Banyaknya rangkap kontrak dibuat sesuai kebutuhan, yaitu: a. Sekurang-kurangnya 2 (dua) Kontrak asli, terdiri dari: 1) Kontrak asli pertama untuk PPK dibubuhi materai pada bagian yang ditandatangani oleh penyedia; dan 2) Kontrak asli kedua untuk penyedia dibubuhi materai pada bagian yang ditandatangani oleh PPK; b. Rangkap kontrak lainnya tanpa dibubuhi materai, apabila diperlukan. 8. Pihak yang berwenang menandatangani kontrak atas nama penyedia adalah direktur utama/pimpinan perusahaan/pengurus koperasi yang disebutkan namanya dalam Akta 39

40 Pendirian/ Anggaran Dasar, yang telah didaftarkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 9. Pihak lain yang bukan direktur utama/pimpinan perusahaan/pengurus koperasi atau yang namanya tidak disebutkan dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar, dapat menandatangani Kontrak, sepanjang pihak tersebut adalah pengurus/karyawan perusahaan/karyawan koperasi yang berstatus sebagai tenaga kerja tetap dan mendapat kuasa atau pendelegasian wewenang yang sah dari direktur utama/pimpinan perusahaan/pengurus atau pihak yang sah berdasarkan Akta Pendirian/Anggaran Dasar untuk menandatangani Kontrak. 40

41 BAB II SPESIFIKASI ADMINISTRASI Pasal 1 Hak dan Kewajiban Penyedia Penyedia memiliki hak dan kewajiban: 1. Menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga yang telah ditentukan dalam kontrak; 2. Berhak meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan kontrak; 3. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK; 4. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak; 5. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam kontrak; 6. Memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK; 7. Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak; dan 8. Mengambil langkah-langkah yang cukup memadai untuk melindungi lingkungan tempat kerja dan membatasi perusakan dan gangguan kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan penyedia. Pasal 2 Hak dan Kewajiban PPK PPK memiliki hak dan kewajiban: 1. Mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia; 41

42 2. Meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia; 3. Membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam kontrak yang telah ditetapkan kepada penyedia; 4. Mengenakan denda keterlambatan; 5. Membayar uang muka; 6. Memberikan instruksi sesuai jadwal; 7. Membayar ganti rugi, melindungi dan membela Penyedia terhadap tuntuan hukum, tuntutan lainnya dan tanggungan yang timbul karena kesalahan, kecerobohan dan pelanggaran kontrak yang dilakukan PPK; dan 8. Mengusulkan penetapan sanksi Daftar Hitam kepada PA/KPA. Pasal 39 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan 1. Kontrak ini berlaku efektif pada tanggal penandatanganan Surat Perjanjian oleh Para Pihak atau pada tanggal yang ditetapkan dalam SSKK. 2. Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak dihitung sejak tanggal mulai kerja yang tercantum dalam SPMK. Dalam proyek ini ditetapkan waktu pelaksanaan pekerjaan 150 hari kalender 3. Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang ditentukan dalam SSKK. 4. Apabila penyedia berpendapat tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal karena keadaan diluar pengendaliannya dan penyedia telah melaporkan kejadian tersebut kepada PPK, maka PPK dapat melakukan penjadwalan kembali pelaksanaan tugas penyedia dengan adendum kontrak. 42

43 Pasal 40 Penyerahan Lokasi Kerja 1. PPK berkewajiban untuk menyerahkan keseluruhan lokasi kerja kepada penyedia sebelum SPMK diterbitkan. Penyerahan dilakukan setelah sebelumnya dilakukan pemeriksaan lapangan bersama. Hasil pemeriksaan dan penyerahan dituangkan dalam berita acara penyerahan lokasi kerja. 2. Jika dalam pemeriksaan lapangan bersama ditemukan hal-hal yang dapat mengakibatkan perubahan isi Kontrak maka perubahan tersebut harus dituangkan dalam adendum Kontrak. 3. Jika penyerahan hanya dilakukan pada bagian tertentu dari lokasi kerja maka PPK dapat dianggap telah menunda pelaksanaan pekerjaan tertentu yang terkait dengan bagian lokasi kerja tersebut, dan kondisi ini ditetapkan sebagai Peristiwa Kompensasi. Pasal 41 Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) 1. PPK menerbitkan SPMK selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak tanggal penanda-tanganan kontrak. 2. Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat dimulainya pelaksanaan kontrak oleh penyedia. Pasal 42 Program Mutu 1. Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan program mutu pada rapat persiapan pelaksanaan kontrak untuk disetujui oleh PPK. 2. Program mutu disusun paling sedikit berisi: a. informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan; b. organisasi kerja penyedia; 43

44 c. jadwal pelaksanaan pekerjaan; d. prosedur pelaksanaan pekerjaan; e. prosedur instruksi kerja; dan f. pelaksana kerja. 3. Program mutu dapat direvisi sesuai dengan kondisi lokasi pekerjaan. 4. Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan program mutu jika terjadi adendum Kontrak dan Peristiwa Kompensasi. 5. Pemutakhiran program mutu harus menunjukkan perkembangan kemajuan setiap pekerjaan dan dampaknya terhadap penjadwalan sisa pekerjaan, termasuk perubahan terhadap urutan pekerjaan. Pemutakhiran program mutu harus mendapatkan persetujuan PPK Persetujuan PPK terhadap program mutu tidak mengubah kewajiban kontraktual penyedia. Pasal 43 Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak 1. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkannya SPMK dan sebelum pelaksanaan pekerjaan, PPK bersama dengan penyedia, unsur perencanaan, dan unsur pengawasan, harus sudah menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak. 2. Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak meliputi: a. program mutu; b. organisasi kerja; c. tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan; d. jadwal pelaksanaan pekerjaan; e. jadwal pengadaan bahan/material, mobilisasi peralatan dan personil; f. penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lokasi pekerjaan. 3. Program mutu dapat direvisi sesuai dengan kondisi lokasi pekerjaan. 44

45 4. Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan program mutu jika terjadi adendum Kontrak dan Peristiwa Kompensasi. 5. Pemutakhiran program mutu harus menunjukkan perkembangan kemajuan setiap pekerjaan dan dampaknya terhadap penjadwalan sisa pekerjaan, termasuk perubahan terhadap urutan pekerjaan. Pemutakhiran program mutu harus mendapatkan persetujuan PPK. 6. Persetujuan PPK terhadap program mutu tidak mengubah kewajiban kontraktual penyedia. Pasal 44 Mobilisasi 1. Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkan SPMK. 2. Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan, yaitu: a. mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan; b. mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung laboratorium, bengkel, gudang, dan sebagainya; dan/atau c. mendatangkan personil-personil. 3. Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan. Pasal 45 Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan 1. Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan, PPK jika dipandang perlu dapat mengangkat Pengawas Pekerjaan yang berasal dari personil PPK atau konsultan pengawas. Pengawas Pekerjaan berkewajiban untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan. 45

46 2. Dalam melaksanakan kewajibannya, Pengawas Pekerjaan selalu bertindak untuk kepentingan PPK. Jika tercantum dalam SSKK, Pengawas Pekerjaan dapat bertindak sebagai Wakil Sah PPK. Pasal 46 Persetujuan Pengawas Pekerjaan 1. Semua gambar yang digunakan untuk mendapatkan Hasil Pekerjaan baik yang permanen maupun sementara harus mendapatkan persetujuan Pengawas Pekerjaan. 2. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan terlebih dahulu adanya Hasil Pekerjaan Sementara maka penyedia berkewajiban untuk menyerahkan spesifikasi dan gambar usulan Hasil Pekerjaan Sementara tersebut untuk disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Terlepas dari ada tidaknya persetujuan Pengawas Pekerjaan, penyedia bertanggung jawab secara penuh atas rancangan Hasil Pekerjaan Sementara. Pasal 47 Pemeriksaan Bersama 1. Apabila diperlukan, pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, PPK bersamasama dengan penyedia melakukan pemeriksaan lokasi pekerjaan dengan melakukan pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lokasi pekerjaan untuk setiap rencana mata pembayaran. 2. Untuk pemeriksaan bersama ini, PA/KPA dapat membentuk Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksana-an Kontrak atas usul PPK. 3. Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam Berita Acara. Apabila dalam pemeriksaan bersama mengakibatkan perubahan isi Kontrak, maka harus dituangkan dalam adendum Kontrak. 4. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Personil dan/atau Peralatan ternyata belum memenuhi persyaratan Kontrak maka penyedia tetap dapat melanjutkan pekerjaan dengan syarat Personil dan/atau Peralatan yang 46

47 belum memenuhi syarat harus segera diganti dalam jangka waktu yang disepakati bersama. Pasal 48 Waktu Penyelesaian Pekerjaan 1. Kecuali Kontrak diputuskan lebih awal, penyedia berkewajiban untuk memulai pelaksanaan pekerjaan pada Tanggal Mulai Kerja, dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program mutu, serta menyelesaikan pekerjaan selambat-lambatnya pada Tanggal Penyelesaian yang ditetapkan dalam SPMK. Dalam proyek ini ditetapkan waktu penyelesaian pekerjaan 150 hari kalender 2. Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal Penyelesaian bukan akibat Keadaan Kahar atau Peristiwa Kompensasi atau karena kesalahan atau kelalaian penyedia maka penyedia dikenakan denda. 3. Jika keterlambatan tersebut semata-mata disebabkan oleh Peristiwa Kompensasi maka PPK dikenakan kewajiban pembayaran ganti rugi. Denda atau ganti rugi tidak dikenakan jika Tanggal Penyelesaian disepakati oleh Para Pihak untuk diperpanjang. 4. Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam pasal 48 ini adalah tanggal penyelesaian semua pekerjaan. Pasal 49 Perpanjangan Waktu 1. Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan akan melampaui Tanggal Penyelesaian maka penyedia berhak untuk meminta perpanjangan Tanggal Penyelesaian berdasarkan data penunjang. PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan memperpanjang Tanggal Penyelesaian Pekerjaan secara tertulis. Perpanjangan Tanggal Penyelesaian harus dilakukan melalui adendum Kontrak jika perpanjangan tersebut mengubah Masa Kontrak. 47

48 2. PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan harus telah menetapkan ada tidaknya perpanjangan dan untuk berapa lama, dalam jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari setelah penyedia meminta perpanjangan. Jika penyedia lalai untuk memberikan peringatan dini atas keterlambatan atau tidak dapat bekerja sama untuk mencegah keterlambatan maka keterlambatan seperti ini tidak dapat dijadikan alasan untuk memperpanjang Tanggal Penyelesaian. Pasal 50 Rapat Pemantauan 1. Pengawas Pekerjaan atau penyedia dapat menyelenggarakan rapat pemantauan, dan meminta satu sama lain untuk menghadiri rapat tersebut. Rapat pemantauan diselenggarakan untuk membahas perkembangan pekerjaan dan perencanaaan atas sisa pekerjaan serta untuk menindaklanjuti peringatan dini. 2. Hasil rapat pemantauan akan dituangkan oleh Pengawas Pekerjaan dalam berita acara rapat, dan dokumennya diserahkan kepada PPK dan pihakpihak yang menghadiri rapat. 3. Mengenai hal-hal dalam rapat yang perlu diputuskan, Pengawas Pekerjaan dapat memutuskan baik dalam rapat atau setelah rapat melalui pernyataan tertulis kepada semua pihak yang menghadiri rapat. Pasal 51 Peringatan Dini 1. Penyedia berkewajiban untuk memperingatkan sedini mungkin Pengawas Pekerjaan atas peristiwa atau kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi mutu pekerjaan, menaikkan Nilai Kontrak atau menunda penyelesaian pekerjaan. Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan penyedia untuk menyampaikan secara tertulis perkiraan dampak peristiwa atau kondisi tersebut di atas terhadap Nilai Kontrak dan Tanggal Penyelesaian. 48

49 Pernyataan perkiraan ini harus sesegera mungkin disampaikan oleh penyedia. 2. Penyedia berkewajiban untuk bekerja sama dengan Pengawas Pekerjaan untuk mencegah atau mengurangi dampak peristiwa atau kondisi tersebut. Pasal 52 Serah Terima Pekerjaan 1. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus), penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan pekerjaan. 2. Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK menugaskan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan. 3. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh penyedia. Apabila terdapat kekurangan-kekurangan dan/ atau cacat hasil pekerjaan, penyedia wajib memperbaiki/menyelesaikannya, atas perintah PPK. 4. PPK menerima penyerahan pertama pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Kontrak dan diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan. 5. Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh lima perseratus) dari nilai kontrak, sedangkan yang 5% (lima perseratus) merupakan retensi selama masa pemeliharaan, atau pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratus perseratus) dari nilai kontrak dan penyedia harus menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak. 6. Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan. 7. Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan akhir pekerjaan. 8. PPK menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah penyedia melaksanakan semua kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan baik. PPK wajib melakukan pembayaran sisa nilai kontrak yang belum dibayar atau mengembalikan Jaminan Pemeliharaan. 49

50 9. Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan sebagaimana mestinya, maka PPK berhak menggunakan uang retensi untuk membiayai perbaikan/pemeliharaan atau mencairkan Jaminan Pemeliharaan. Pasal 53 Pengambilalihan PPK akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan dalam jangka waktu tertentu setelah dikeluarkan surat keterangan selesai/pengakhiran pekerjaan. Pasal 54 Pedoman Pengoperasian dan Perawatan 1. Masa perawatan proyek ini ditetapkan selama 3 bulan 2. Penyedia diwajibkan memberikan petunjuk kepada PPK tentang pedoman pengoperasian dan perawatan sesuai dengan SSKK. 3. Apabila penyedia tidak memberikan pedoman pengoperasian dan perawatan, PPK berhak menahan uang retensi atau Jaminan Pemeliharaan. Pasal 55 Perubahan Kontrak 1. Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum kontrak. 2. Perubahan Kontrak dapat dilaksanakan apabila disetujui oleh para pihak, meliputi: a. perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam kontrak; b. perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaan; dan/atau c. perubahan nilai kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan, dan/atau penyesuaian harga. 50

51 3. Perubahan kontrak sebagaimana dimaksud pada angka 2 tidak dapat dilakukan untuk bagian lump sum dari kontrak gabungan lump sum dan harga satuan. 4. Untuk kepentingan perubahan kontrak, PA/KPA dapat membentuk Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak atas usul PPK. Pasal 56 Keadaan Kahar 1. Suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban yang ditentukan dalam Kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi. 2. Yang digolongkan Keadaan Kahar meliputi: a. bencana alam; b. bencana non alam; c. bencana sosial; d. pemogokan; e. kebakaran; dan/ atau f. gangguan industri lainnya sebagaimana dinyatakan melalui keputusan bersama Menteri Keuangan dan menteri teknis terkait. 3. Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka penyedia memberitahukan kepada PPK paling lambat 14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan Kahar, dengan menyertakan pernyataan Keadaan Kahar dari pejabat yang berwenang, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 4. Jangka waktu yang ditetapkan dalam Kontrak untuk pemenuhan kewajiban Pihak yang tertimpa Keadaan Kahar harus diperpanjang paling kurang sama dengan jangka waktu terhentinya Kontrak akibat Keadaan Kahar. 5. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat Keadaan Kahar yang dilaporkan paling lambat 14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan Kahar, tidak dikenakan sanksi. 51

52 6. Pada saat terjadinya Keadaan Kahar, Kontrak ini akan dihentikan sementara hingga Keadaan Kahar berakhir dengan ketentuan, Penyedia berhak untuk menerima pembayaran sesuai dengan prestasi atau kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai. Jika selama masa Keadaan Kahar PPK memerintahkan secara tertulis kepada Penyedia untuk meneruskan pekerjaan sedapat mungkin maka Penyedia berhak untuk menerima pembayaran sebagaimana ditentukan dalam Kontrak dan mendapat penggantian biaya yang wajar sesuai dengan yang telah dikeluarkan untuk bekerja dalam situasi demikian. Penggantian biaya ini harus diatur dalam suatu adendum Kontrak. Pasal 57 Penghentian Kontrak 1. Penghentian kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai atau terjadi Keadaan Kahar. 2. Dalam hal kontrak dihentikan, maka PPK wajib membayar kepada penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan yang telah dicapai, termasuk: a. biaya langsung pengadaan Bahan dan Perlengkapan untuk pekerjaan ini. Bahan dan Perlengkapan ini harus diserahkan oleh Penyedia kepada PPK, dan selanjutnya menjadi hak milik PPK; b. biaya langsung pembongkaran dan demobilisasi Hasil Pekerjaan Sementara dan Peralatan; c. biaya langsung demobilisasi Personil. Pasal 58 Pemutusan Kontrak Pemutusan kontrak dapat dilakukan oleh pihak penyedia atau pihak PPK. Pasal 59 Pemutusan Kontrak oleh PPK 52

53 1. Menyimpang dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, PPK dapat memutuskan Kontrak melalui pemberitahuan tertulis kepada Penyedia setelah terjadinya hal-hal sebagai berikut: a. Kebutuhan barang/ jasa tidak dapat ditunda melebihi batas berakhirnya kontrak; b. Berdasarkan penelitian PPK, Penyedia tidak akan mampu menyelesaikan keseluruhan pekerjaan walaupun diberikan kesempatan sampai dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan untuk menyelesaikan pekerjaan; c. Betelah diberikan kesempatan menyelesaikan pekerjaan sampai dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan, Penyedia tidak dapat menyelesaikan pekerjaan; d. Penyedia lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya dan tidak memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan; e. Penyedia tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan, tidak memulai pelaksanaan pekerjaan; f. Penyedia menghentikan pekerjaan selama 28 (dua puluh delapan) hari dan penghentian ini tidak tercantum dalam program mutu serta tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan; g. Penyedia berada dalam keadaan pailit; h. Penyedia selama Masa Kontrak gagal memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh PPK; i. Penyedia tidak mempertahankan keberlakuan Jaminan Pelaksanaan; j. Pengawas Pekerjaan memerintahkan Penyedia untuk menunda pelaksanaan atau kelanjutan pekerjaan, dan perintah tersebut tidak ditarik selama 28 (dua puluh delapan) hari; k. Penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau pemalsuan dalam proses Pengadaan yang diputuskan oleh instansi yang berwenang; dan/atau 53

54 l. Pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan pengadaan dinyatakan benar oleh instansi yang berwenang. 2. Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena kesalahan Penyedia: a. Jaminan Pelaksanaan dicairkan (untuk nilai paket di atas Rp ,00 (dua ratus juta rupiah)); b. Sisa Uang Muka harus dilunasi oleh penyedia atau Jaminan Uang Muka dicairkan (apabila ada); c. Penyedia membayar denda keterlambatan sebagaimana tercantum dalam SSKK (apabila ada); d. Penyedia dimasukkan dalam Daftar Hitam; dan e. PPK membayar kepada Penyedia sesuai dengan pencapaian prestasi pekerjaan yang telah diterima oleh PPK sampai dengan tanggal berlakunya pemutusan Kontrak dikurangi dengan denda keterlambatan yang harus dibayar Penyedia (apabila ada), serta Penyedia menyerahkan semua hasil pelaksanaan pekerjaan kepada PPK dan selanjutnya menjadi hak milik PPK. Pasal 60 Pemutusan Kontrak oleh Penyedia 1. Menyimpang dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Penyedia dapat memutuskan Kontrak melalui pemberitahuan tertulis kepada PPK apabila PPK tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan angsuran sesuai dengan yang disepakati sebagaimana tercantum dalam SSKK. 2. Penyedia dapat memutuskan Kontrak apabila PPK gagal mematuhi keputusan akhir penyelesaian perselisihan. Dalam hal ini pemutusan Kontrak dilakukan paling kurang 30 (tiga puluh) hari setelah Penyedia menyampaikan pemberitahuan rencana pemutusan Kontrak secara tertulis kepada PPK. 3. Kejadian sebagaimana dimaksud adalah: 54

55 a. Akibat keadaan kahar sehingga Penyedia tidak dapat melaksanakan pekerjaan sesuai ketentuan dokumen kontrak; b. PPK gagal mematuhi keputusan akhir penyelesaian perselisihan. 4. Dalam hal terjadi pemutusan Kontrak, PPK membayar kepada Penyedia sesuai dengan pencapaian prestasi pekerjaan yang telah diterima oleh PPK sampai dengan tanggal berlakunya pemutusan Kontrak dikurangi dengan denda keterlambatan yang harus dibayar Penyedia (apabila ada), serta Penyedia menyerahkan semua hasil pelaksanaan kepada PPK dan selanjutnya menjadi hak milik PPK. Pasal 61 Pemutusan Kontrak akibat lainnya Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena PPK/Pokja ULP terlibat penyimpangan prosedur, melakukan KKN dan/atau pelanggararan persaingan sehat dalam pelaksanaan pengadaan, maka PPK/Pokja ULP dikenakan sanksi berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pasal 62 Harga Kontrak 1. PPK membayar kepada penyedia atas pelaksanaan pekerjaan dalam kontrak sebesar harga kontrak. 2. Harga kontrak telah memperhitungkan keuntungan, beban pajak dan biaya overhead serta biaya asuransi yang meliputi juga biaya keselamatan dan kesehatan kerja. Pasal 63 Pembayaran kepada Penyedia 1. Uang muka a. Uang muka sebagi pinjaman kepada kontrktor dibayar untuk membiayai mobilisasi peralatan, personil, pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok bahan/material dan persiapan teknis lain; 55

56 b. Besaran uang muka ditentukan dalam SSKK dan dibayar setelah penyedia menyerahkan Jaminan Uang Muka senilai uang muka yang diterima; c. Dalam hal PPK menyediakan uang muka maka Penyedia harus mengajukan permohonan pengambilan uang muka secara tertulis kepada PPK disertai dengan rencana penggunaan uang muka untuk melaksanakan pekerjaan sesuai Kontrak; d. PPK harus mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada Pajabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) untuk permohonan tersebut pada huruf c, paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah Jaminan Uang Muka diterima; e. Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh bank umum, perusahaan penjaminan, atau Perusahaan Asuransi Umum yang memiliki izin untuk menjual produk jaminan (suretyship) yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan; f. Pengembalian uang muka harus diperhitungkan berangsur-angsur secara proporsional pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan dan paling lambat harus lunas pada saat pekerjaan mencapai prestasi 100% (seratus perseratus). 2. Prestasi pekerjaan a. Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh PPK, dengan ketentuan: 1) Penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan; 2) Pembayaran dilakukan dengan sistem bulanan, sistem termin atau pembayaran secara sekaligus, sesuai ketentuan dalam SSKK; 3) Pembayaran dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang, tidak termasuk bahan/material dan peralatan yang ada di lokasi pekerjaan; 4) Pembayaran harus dipotong angsuran uang muka, denda (apabila ada), pajak dan uang retensi; dan 56

57 5) Untuk kontrak yang mempunyai sub kontrak, permintaan pembayaran harus dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh sub penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan. 6) Pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus) dan Berita Acara penyerahan pertama pekerjaan diterbitkan; 7) PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah pengajuan permintaan pembayaran dari penyedia harus sudah mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM); 8) Bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, tidak akan menjadi alasan untuk menunda pembayaran. PPK dapat meminta penyedia untuk menyampaikan perhitungan prestasi sementara dengan mengesampingkan hal-hal yang sedang menjadi perselisihan. Tahap Angsuran Prestasi Pekerjaan Persen Pembayaran Penerimaan Angsuran Uang Muka untuk mobilisasi personil, peralatan, dan pengeluaran bulan pertama, setinggitingginya 20% (dua puluh per seratus) 0% 20% Harga Kontrak 20% Harga Kontrak - Termin I 25 % 20 % harga kontrak 16 % harga kontrak 4% Harga Kontrak Termin II 50 % 25 % harga kontrak 20% harga kontrak 5% Harga Kontrak Termin III 75 % 25 % harga kontrak 20 % harga kontrak 5 % Harga Kontrak Termin IV 100 % 25 % harga kontrak 19 % harga kontrak 6 % Harga kontrak 57

58 Masa Pemeliharaan Retensi 5% harga kontrak (retensi) 5 % harga kontrak 5% harga kontrak (retensi) 3. Denda dan ganti rugi a. Denda merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada penyedia; b. Ganti rugi merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada PPK karena terjadinya cidera janji/wanprestasi; c. Besarnya denda yang dikenakan kepada penyedia atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan untuk setiap hari keterlambatan adalah 1/1000 (satu perseribu) dari harga kontrak, apabila bagian pekerjaan yang sudah dilaksanakan belum berfungsi. d. Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PPK atas keterlambatan pembayaran adalah sebesar bunga dari nilai tagihan yang terlambat dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia, atau dapat diberikan kompensasi; e. Pembayaran denda dan/atau ganti rugi diperhitungkan dalam pembayaran prestasi pekerjaan; f. Ganti rugi dan kompensasi kepada peserta dituangkan dalam adendum kontrak; g. Pembayaran ganti rugi dan kompensasi dilakukan oleh PPK, apabila penyedia telah mengajukan tagihan disertai perhitungan dan data. Pasal 64 Hari Kerja 1. Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan datanya disimpan oleh penyedia. Daftar pembayaran ditandatangani oleh masing-masing pekerja dan dapat diperiksa oleh PPK. 2. Penyedia harus membayar upah hari kerja kepada tenaga kerjanya setelah formulir upah ditandatangani. 58

59 3. Jam kerja dan waktu cuti untuk pekerja harus dilampirkan. Pasal 65 Perhitungan Akhir 1. Pembayaran angsuran prestasi pekerjaan terakhir dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) dan berita acara penyerahan awal telah ditandatangani oleh kedua belah Pihak. 2. Sebelum pembayaran terakhir dilakukan, penyedia berkewajiban untuk menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan rincian perhitungan nilai tagihan terakhir yang jatuh tempo. PPK berdasarkan hasil penelitian tagihan oleh Pengawas Pekerjaan berkewajiban untuk menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan angsuran terakhir selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak tagihan dan kelengkapan dokumen penunjang diterima oleh Pengawas Pekerjaan. Pasal 66 Panangguhan 1. PPK dapat menangguhkan pembayaran setiap angsuran prestasi pekerjaan penyedia jika penyedia gagal atau lalai memenuhi kewajiban kontraktualnya, termasuk penyerahan setiap Hasil Pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. 2. PPK secara tertulis memberitahukan kepada penyedia tentang penangguhan hak pembayaran, disertai alasan-alasan yang jelas mengenai penangguhan tersebut. Penyedia diberi kesempatan untuk memperbaiki dalam jangka waktu tertentu. 3. Pembayaran yang ditangguhkan harus disesuaikan dengan proporsi kegagalan atau kelalaian penyedia. 59

60 4. Jika dipandang perlu oleh PPK, penangguhan pembayaran akibat keterlambatan penyerahan pekerjaan dapat dilakukan bersamaan dengan pengenaan denda kepada penyedia. Pasal 67 Pengawasan dan Pemeriksaan Mutu PPK berwenang melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia. Apabila diperlukan, PPK dapat memerintahkan kepada pihak ketiga untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia. Pasal 68 Penilaian Pekerjaan Sementara oleh PPK 1. PPK dalam masa pelaksanaan pekerjaan dapat melakukan penilaian atas hasil pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia. 2. Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan terhadap mutu dan kemajuan fisik pekerjaan. Pasal 69 Cacat Mutu PPK atau Pengawas Pekerjaan akan memeriksa setiap Hasil Pekerjaan dan memberitahukan penyedia secara tertulis atas setiap Cacat Mutu yang ditemukan. PPK atau Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan penyedia untuk menemukan dan mengungkapkan Cacat Mutu, serta menguji Hasil Pekerjaan yang dianggap oleh PPK atau Pengawas Pekerjaan mengandung Cacat Mutu. Penyedia bertanggung jawab atas perbaikan Cacat Mutu selama Masa Kontrak dan Masa Pemeliharaan. Pasal 70 Pengujian 60

61 Jika PPK atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk melakukan pengujian Cacat Mutu yang tidak tercantum dalam Spesifikasi Teknis dan Gambar, dan hasil uji coba menunjukkan adanya Cacat Mutu maka penyedia berkewajiban untuk menanggung biaya pengujian tersebut. Jika tidak ditemukan adanya Cacat Mutu maka uji coba tersebut dianggap sebagai Peristiwa Kompensasi. Pasal 71 Perbaikan Cacat Mutu 1. PPK atau Pengawas Pekerjaan akan menyampaikan pemberitahuan Cacat Mutu kepada penyedia segera setelah ditemukan Cacat Mutu tersebut. Penyedia bertanggung jawab atas cacat mutu selama Masa Kontrak dan Masa Pemeliharaan. 2. Terhadap pemberitahuan Cacat Mutu tersebut, penyedia berkewajiban untuk memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam pemberitahuan. 3. Jika penyedia tidak memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu yang ditentukan maka PPK, berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan, berhak untuk secara langsung atau melalui pihak ketiga yang ditunjuk oleh PPK melakukan perbaikan tersebut. Penyedia segera setelah menerima klaim PPK secara tertulis berkewajiban untuk mengganti biaya perbaikan tersebut. PPK dapat memperoleh penggantian biaya dengan memotong pembayaran atas tagihan penyedia yang jatuh tempo (jika ada) atau uang retensi atau pencairan Surat Jaminan Pemeliharaan atau jika tidak ada maka biaya penggantian akan diperhitungkan sebagai utang penyedia kepada PPK yang telah jatuh tempo. 4. PPK dapat mengenakan Denda Keterlambatan untuk setiap keterlambatan perbaikan Cacat Mutu, dan mendaftarhitamkan penyedia. Pasal 72 Kegagalan Bangunan 61

62 1. Jika Hasil Pekerjaan sebagaimana ditetapkan dalam SSKK berupa bangunan maka PPK dan/atau penyedia terhitung sejak tanggal penandatanganan berita acara penyerahan akhir bertanggung jawab atas kegagalan bangunan sesuai dengan kesalahan masing-masing selama umur konstruksi yang tercantum dalam SSKK tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun. 2. Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan menanggung tanpa batas PPK beserta instansinya terhadap semua bentuk tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang dikenakan terhadap PPK beserta instansinya (kecuali kerugian yang mendasari tuntutan tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian PPK) sehubungan dengan klaim kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga yang timbul dari kegagalan bangunan. 3. Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh penyedia tidak membatasi kewajiban penanggungan penyedia dalam angka 72 ini. 4. Penyedia berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara semua dokumen yang digunakan dan terkait dengan pelaksanaan ini selama umur konstruksi yang tercantum dalam SSKK tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun. Pasal 73 Penanggungan dan Risiko 1. Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan menanggung tanpa batas PPK beserta instansinya terhadap semua bentuk tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang dikenakan terhadap PPK beserta instansinya (kecuali kerugian yang mendasari tuntutan tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian berat 62

63 PPK) sehubungan dengan klaim yang timbul dari hal-hal berikut terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal penandatanganan berita acara penyerahan akhir: a. kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta benda penyedia, Subpenyedia (jika ada), dan Personil; b. cidera tubuh, sakit atau kematian Personil; c. kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga; 2. Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal penandatanganan berita acara penyerahan awal, semua risiko kehilangan atau kerusakan Hasil Pekerjaan ini, Bahan dan Perlengkapan merupakan risiko penyedia, kecuali kerugian atau kerusakan tersebut diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian PPK. 3. Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh penyedia tidak membatasi kewajiban penanggungan dalam pasal 73 ini. 4. Kehilangan atau kerusakan terhadap Hasil Pekerjaan atau Bahan yang menyatu dengan Hasil Pekerjaan selama Tanggal Mulai Kerja dan batas akhir Masa Pemeliharaan harus diganti atau diperbaiki oleh penyedia atas tanggungannya sendiri jika kehilangan atau kerusakan tersebut terjadi akibat tindakan atau kelalaian penyedia. Pasal 74 Perlindungan Tenaga Kerja 1. Penyedia dan Subpenyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk mengikutsertakan Personilnya pada program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan. 2. Penyedia berkewajiban untuk mematuhi dan memerintahkan Personilnya untuk mematuhi peraturan keselamatan kerja. Pada waktu pelaksanaan pekerjaan, penyedia beserta Personilnya dianggap telah membaca dan memahami peraturan keselamatan kerja tersebut. 63

64 3. Penyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk menyediakan kepada setiap Personilnya (termasuk Personil Subpenyedia, jika ada) perlengkapan keselamatan kerja yang sesuai dan memadai. 4. Tanpa mengurangi kewajiban penyedia untuk melaporkan kecelakaan berdasarkan hukum yang berlaku, penyedia akan melaporkan kepada PPK mengenai setiap kecelakaan yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan Kontrak ini dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam setelah kejadian. Pasal 75 Pemeliharaan Lingkungan Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkah-langkah yang memadai untuk melindungi lingkungan baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan membatasi gangguan lingkungan terhadap pihak ketiga dan harta bendanya sehubungan dengan pelaksanaan Kontrak ini. Pasal 76 Asuransi 1. Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPMK sampai dengan tanggal selesainya pemeliharaan untuk: a. Semua barang dan peralatan yang mempunyai risiko tinggi terjadinya kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja untuk pelaksanaan pekerjaan, atas segala risiko terhadap kecelakaan, kerusakan, kehilangan, serta risiko lain yang tidak dapat diduga; b. Pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerjanya; dan c. Perlindungan terhadap kegagalan bangunan. 2. Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam penawaran dan termasuk dalam nilai kontrak. Pasal 77 Laporan Hasil Pekerjaan 64

65 1. Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan kontrak untuk menetapkan volume pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam laporan kemajuan hasil pekerjaan. 2. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat dalam buku harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan yang berisi rencana dan realisasi pekerjaan harian. 3. Laporan harian berisi: a. Jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi pekerjaan; b. Penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya; c. Jenis, jumlah dan kondisi peralatan; d. Jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan; e. Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan; dan f. Catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan. 4. Laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila diperlukan diperiksa oleh konsultan dan disetujui oleh wakil PPK. 5. Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting yang perlu ditonjolkan. 6. Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal penting yang perlu ditonjolkan. 7. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, PPK membuat foto-foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan di lokasi pekerjaan. Pasal 78 Kepemilikan Dokumen 65

66 Semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain, laporan, dan dokumen-dokumen lain serta piranti lunak yang dipersiapkan oleh penyedia berdasarkan Kontrak ini sepenuhnya merupakan hak milik PPK. Penyedia paling lambat pada waktu pemutusan atau akhir Masa Kontrak berkewajiban untuk menyerahkan semua dokumen dan piranti lunak tersebut beserta daftar rinciannya kepada PPK. Penyedia dapat menyimpan 1 (satu) buah salinan tiap dokumen dan piranti lunak tersebut. Pembatasan (jika ada) mengenai penggunaan dokumen dan piranti lunak tersebut di atas di kemudian hari diatur dalam SSKK. Pasal 79 Keselamatan Penyedia bertanggung jawab atas keselamatan semua pihak di lokasi kerja. Pasal 80 Pembayaran Denda Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi finansial berupa Denda sebagai akibat wanprestasi atau cidera janji terhadap kewajiban-kewajiban penyedia dalam Kontrak ini. PPK mengenakan Denda dengan memotong angsuran pembayaran prestasi pekerjaan penyedia. Pembayaran Denda tidak mengurangi tanggung jawab kontraktual penyedia. Pasal 81 Jaminan 1. Jaminan Pelaksanaan diberikan kepada PPK selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) sebelum dilakukan penandatanganan kontrak dengan besar 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak. 2. Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan paling kurang sejak tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan serah terima pertama pekerjaan (Provisional Hand Over/PHO). 66

67 3. Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus perseratus) dan diganti dengan Jaminan Pemeliharaan atau menahan uang retensi sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak; 4. Jaminan Uang Muka diberikan kepada PPK dalam rangka pengambilan uang muka dengan nilai 100% (seratus perseratus) dari besarnya uang muka; 5. Nilai Jaminan Uang Muka dapat dikurangi secara proporsional sesuai dengan pencapaian prestasi pekerjaan; 6. Masa berlaku Jaminan Uang Muka paling kurang sejak tanggal persetujuan pemberian uang muka sampai dengan tanggal penyerahan pertama pekerjaan (PHO). 7. Jaminan Pemeliharaan diberikan kepada PPK setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus perseratus). 8. Pengembalian Jaminan Pemeliharan dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah masa pemeliharaan selesai dan pekerjaan diterima dengan baik sesuai dengan ketentuan kontrak; 9. Masa berlaku Jaminan Pemeliharaan paling kurang sejak tanggal serah terima pertama pekerjaan (PHO) sampai dengan tanggal penyerahan akhir pekerjaan (Final Hand Over/FHO); Pasal 82 Personil Inti dan/ atau Peralatan 1. Personil inti dan/atau peralatan yang ditempatkan harus sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen Penawaran. 2. Penggantian personil inti dan/atau peralatan tidak boleh dilakukan kecuali atas persetujuan tertulis PPK. 3. Penggantian personil inti dilakukan oleh penyedia dengan mengajukan permohonan terlebih dahulu kepada PPK dengan melampirkan riwayat hidup/pengalaman kerja personil inti yang diusulkan beserta alasan penggantian. 67

68 4. PPK dapat menilai dan menyetujui penempatan/penggantian personil inti dan/atau peralatan menurut kualifikasi yang dibutuhkan. 5. Jika PPK menilai bahwa personil inti: a. Tidak mampu atau tidak dapat melakukan pekerjaan dengan baik; b. Berkelakuan tidak baik; atau c. Mengabaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya; d. Maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti dan menjamin personil inti tersebut meninggalkan lokasi kerja dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak diminta oleh PPK. 6. Jika penggantian personil inti dan/atau peralatan perlu dilakukan, maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti dengan kualifikasi yang setara atau lebih baik dari personil inti dan/atau peralatan yang digantikan tanpa biaya tambahan apapun. 7. Personil inti berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan pekerjaannya. Jika diperlukan oleh PPK, Personil inti dapat sewaktu-waktu disyaratkan untuk menjaga kerahasiaan pekerjaan di bawah sumpah. Pasal 83 Penyelesaian Perselisihan 1. Para Pihak berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh menyelesaikan secara damai semua perselisihan yang timbul dari atau berhubungan dengan Kontrak ini atau interpretasinya selama atau setelah pelaksanaan pekerjaan ini. 2. Penyelesaian perselisihan atau sengketa antara para pihak dalam Kontrak dapat dilakukan melalui musyawarah, arbitrase, mediasi, konsiliasi atau pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 84 Itikad Baik 68

69 1. Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang disesuaikan dengan hak-hak yang terdapat dalam kontrak. 2. Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur tanpa menonjolkan kepentingan masing-masing pihak. 3. Apabila selama kontrak, salah satu pihak merasa dirugikan, maka diupayakan tindakan yang terbaik untuk mengatasi keadaan tersebut. BAB III SPESIFIKASI TEKNIS Pasal 1 GAMBARAN UMUM PROYEK Gambar 1. Lokasi Proyek 69

70 1. Nama Proyek : Pembangunan Jalan Kolektor Primer Cikande- Serang, Banten 2. Alamat Proyek : Kabupaten Tangerang, Banten 3. Lingkup Pekerjaan : a. Pekerjaan Persiapan b. Pekerjaan Tanah c. Pekerjaan Drainase d. Pekerjaan Perkerasan e. Pekerjaan Utilitas Jalana f. Pekerjaan Finishing 4. Klasifikasi Jalan : Jalan Kolektor Primer, Kelas IIIA 5. Panjang Rencana Jalan : 2360,49 meter 6. Jenis Perkerasan : Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) 7. Konstruksi Perkerasan : a. Lapis Permukaan : Laston (MS 744), tebal 12 cm b. Lapis Pondasi atas : Batu Pecah Kelas A, tebal 11 cm c. Lapis Pondasi Bawah : Sirtu Kelas A, tebal 24 cm 8. Lebar Perkerasan : 2 x 3,75 m = 7,5 m 9. Lebar Bahu Jalan : 2 x 2 m = 4 m. 10. Pemberi Tugas : Dinas Bina Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten 11. Waktu Pelaksanaan : 150 hari kalender 12. Alamat : Jalan K.H. Abdul Fatah Hasan No.25 Ciceri, Kota Serang, Banten 13. Konsultan Perencana : GRACE GROUPS 14. Alamat : Pondok Ungu Permai Blok B 12 No. 2 Bekasi Utara 17125, Jawa Barat Pasal 2 Syarat-Syarat Umum 70

71 Bill Of Quantity (BQ) 1. Daftar volume pekerjaan (BQ) yang dibuat oleh Konsultan Perencana merupakan suatu pedoman saja. Peserta harus tetap menghitung item dan volume pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, RKS, serta berita acaraberita acara Penjelasan Pekerjaan. Khususnya untuk volume pekerjaan terlampir agar dihitung kembali oleh peserta lelang yang selanjutnya akan dievaluasi bersama. 2. Bila adanya ketidaksesuaian antara perhitungan peserta dengan daftar volume pekerjaan yang akan dibuat oleh Konsultan Perencana, maka kekurangan atau kelebihan jenis pekerjaan dan volume yang dimaksud akan disesuaikan dan disepakati bersama pada waktu rapat penjelasan pekerjaan dan bersifat mengikat. 3. Pengertian mengikat disini yakni bahwa Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, RKS, serta berita acara-berita acara Penjelasan Pekerjaan serta daftar volume pekerjaan yang telah disepakati bersama antara Kontraktor dan Pengguna Jasa. Dalam hal ini dianggap sebagai risiko Kontraktor. 4. Tidak ada perhitungan kembali atas itm pekerjaan maupun volume pekerjaan diluar ayat 2 pada pasal 1 ini, yang dapat dijadikan dasar perhitungan pekerjaan tambah dan kurang. Lingkup Pekerjaan 1. Pekerjaan persiapan lokasi proyek meliputi: a. Mobilisasi b. Pembersihan lokasi proyek c. Pengukuran lokasi proyek d. Pemasangan pagar proyek e. Pengadaan direksi keet, gudang material, laboratorium, los kerja, bedeng pekerja, dapur, kantin, mushola dan toilet sementara yang terdiri dari pekerjaan mulai dari membangun, menyediakan, memasang, memelihara, 71

72 membersihkan, menjaga, dan pada saat selesainya kontrak harus memindahkan atau membuang semua bangunan kantor darurat. f. Pembuatan papan nama proyek g. Pengadaan air kerja h. Pengadaan listrik 2. Pekerjaan tanah a. Pengupasan top soil Pekerjaan ini mencakup pengupasan dan pembuangan top soil. b. Galian tanah c. Timbunan tanah Pekerjaan ini mencakup pekerjaan penimbunan tanah dan pengangkutan tanah timbunan d. Tanah sisa galian 3. Pekerjaan drainase a. Pekerjaan saluran Pekerjaan ini mencakup pekerjaan galian saluran, pengadaan saluran precast, pengadaan pasir urugan dan pemasangan saluran precast b. Pekerjaan gorong-gorong Pekerjaan ini mencakup pekerjaan galian gorong-gorong, pengadaan gorong-gorong precast, pengadaan pasir urugan dan pemasangan goronggorong precast 4. Pekerjaan perkerasan lentur a. Lapis pondasi bawah Pekerjaan ini mencakup pekerjaan pengadaan sirtu kelas A, perataan, dan pemadatan b. Lapis pondasi atas Pekerjaan ini mencakup pekerjaan pengadaan batu pecah, perataan, dan pemadatan c. Penyemprotan Prime Coat d. Lapis permukaan Laston 5. Pekerjaan utilitas 72

73 a. Pekerjaan penerangan jalan dan lampu lalu lintas b. Pemasangan rambu 6. Pekerjaan finishing a. Penghijauan b. Pembuatan marka jalan c. Pemasangan guard rail Penjelasan Umum Tentang Tata Tertib Pelaksanaan 1. Sebelum memulai pelaksanaan, Penyedia wajib mempelajari dengan seksama gambar-gambar dan RKS Pelaksanaan beserta Berita Acara penjelasan pekerjaan. 2. Penyedia wajib melaporkan kepada PPK setiap ada perbedaan ukuran diantara gambar-gambar dan RKS untuk mendapatkan Keputusan. Tidak dibenarkan sama sekali Penyedia memperbaiki sendiri perbedaan tersebut. Akibat dari kelalaian Penyedia dalam hal ini menjadi tanggung jawab Penyedia. 3. Daerah Kerja (Construction Area) akan diserahkan kepada Penyedia (selama pelaksanaan) dan dianggap bahwa Penyedia telah mengetahui benar-benar seluruh lingkup pekerjaan. 4. Penyedia wajib menyerahkan hasil pekerjaannya hingga selesai dan lengkap yaitu membuat, memasang, dan menyediakan bahan-bahan, alat kerja, pengangkutan, membayar upah kerja, dan lain-lain yang bersangkutan dengan pelaksanaan. 5. Penyedia wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) salinan gambar dan RKS di tempat pekerjaan untuk dapat digunakan setiap saat oleh Dinas Bina Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten. 6. Atas perintah PPK kepada Penyedia dapat dimintakan membuat gambargambar penjelasan dan perincian bagian-bagian khusus, semuanya atas beban Penyedia. Gambar tersebut setelah disetujui oleh Dinas Bina Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten secara tertulis akhirnya menjadi gambar pelengkap dari gambar-gambar pelaksanaan. 73

74 7. Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya maupun yang sedang dilaksanakan, Penyedia diwajibkan berhubungan dengan PPK untuk ikut menyaksikan sejauh tidak ditentukan lain, untuk mendapatkan pengesahan/persetujuannya. 8. Setiap usul perubahan dari Penyedia ataupun persetujuan pengesahan dari PPK dianggap berlaku, sah serta mengikat jika dilakukan tertulis. 9. Pengawasan terhadap pelaksanaan penyelesaian harus dilakukan oleh tenagatenaga dari pihak Penyedia yang benar-benar ahli. 10. Cara-cara menimbun bahan-bahan di lapangan maupun di gudang harus memenuhi syarat teknis dan dapat dipertanggungjawabkan. Jadwal Paling lambat 1 (satu) minggu setelah mendapatkan SPK, Penyedia diwajibkan mengajukan: 1. Jadwal Waktu (Time Schedule) pelaksanaan secara terperinci yang digambarkan secara diagram. 2. Jadwal Pengadaan Tenaga Kerja 3. Jadwal Pengadaan Bahan Bagan-bagan yang disebutkan di atas harus mendapat persetujuan dari Dinas Bina Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten sebagai dasar/patokan Penyedia dalam melaksanakan pekerjaan dan Penyedia wajib mengikutinya. Kelalaian dalam memasukkan bagan-bagan yang tersebut di atas dapat menyebabkan pekerjaan dihentikan sementara. Akibat dari penghentian sementara ini menjadi tanggung jawab Penyedia sepenuhnya. Pemakaian Ukuran 1. Penyedia tetap bertanggung jawab dalam menempati semua ketentuan yang tercantum dalam RKS dan gambar-gambar berikut tambahan dan perubahannya. 2. Penyedia wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan maupun bagian-bagiannya dan memberitahukan PPK tentang setiap perbedaan 74

75 yang ditemukannya dalam RKS dan gambar-gambar maupun dalam pelaksanaan, Penyedia baru diijinkan membetulkan kesalahan gambar dan melaksanakannya seteleah ada persetujuan tertulis dari PPK. 3. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, di dalam hal apapun menjadi tanggung jawab Penyedia. Oleh karena itu, sebelumnya kepadanya diwajibkan mengadakan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua gambar-gambar yang ada. Lapangan Kerja 1. Penyedia harus membuat Direksi Keet termasuk perlengkapannya. 2. Untuk menyimpan bahan-bahan bangunan yang dianggap perlu Penyedia harus membuat gudang 3. Penggunaan bangunan yang ada di lapangan, hanya dilakukan dengan izin dari Dinas Bina Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten Kebersihan dan Ketertiban 1. Selama berlangsungnya pembangunan pelaksanaan fisik proyek, kebersihan lapangan dan lingkungan terutama jalan-jalan di sekitar proyek, kantor, gudang, los kerja, dan bagian proyek yang dikerjakan harus tetap bersih dan tertib, bebas dari bahan bekas, tumpukan tanah, dan lain-lain. Khusus kebersihan lingkungan terutama jalan-jalan di sekitar proyek yang harus dibersihkan adalah adanya kotoran yang diakibatkan keluar masuknya kendaraan proyek. Kelalaian dalam hal ini dapat menyebabkan Dinas Bina Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten memberi perintah penghentian seluruh pekerjaan. Akibat dari hal ini seluruhnya menjadi tanggung jawab Penyedia. 2. Penimbunan bahan-bahan yang ada dalam gudang-gudang maupun yang berada di halaman bebas harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran dan keamanan pekerjaan umum dan juga agar memudahkan jalannya pemeriksaan dan penelitian bahan-bahan oleh PPK maupun Dinas Bina Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten. 3. Penyedia wajib membuat MCK untuk pekerja. 75

76 4. Tidak diperkenankan: a. Pekerja menginap di tempat pekerjaan kecuali dengan izin PPK. b. Memasak di tempat pekerjaan kecuali dengan izin PPK. c. Membawa masuk penjual makanan, minuman, rokok dan sebagainya ke tempat pekerjaan. d. Keluar masuk dengan bebas. 5. Peraturan lain mengenai ketertiban akan dikeluarkan oleh PPK pada waktu pelaksanaan. Alat Alat Kerja dan Alat Alat Pembantu 1. Penyedia harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara sempurna dan efisien. 2. Bila pekerjaan telah selesai, Penyedia diwajibkan segera menyingkirkan alatalat tersebut. 3. Di samping harus menyediakan alat-alat yang diperlukan dimaksud pada angka 1, penyedia harus menyediakan alat-alat bantu sehingga dapat bekerja pada kondisi apapun, seperti tenda untuk bekerja pada waktu hujan. Pembangkit Listrik dan Sumber Air 1. Setiap pembangkit listrik sementara untuk penerangan pekerjaan harus diadakan oleh Penyedia, termasuk pemasangan sementara kabel-kabel, meteran, upah dan tagihan serta pembersihannya kembali pada waktu pekerjaan telah selesai adalah beban Penyedia. 2. Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan dan bila memungkinkan didapatkan sumber air yang sudah ada di lokasi pekerjaan tersebut. Penyedia harus memasang pipa-pipa pekerjaan untuk mengalirkan air dan mencabutnya kembali pada waktu pekerjaan selesai. Biaya untuk pekerjaan pengadaan air sementara adalah beban Penyedia. 3. Penyedia tidak diperkenankan menyambung dan mengisap air dari saluran induk dan sebagainya tanpa terlebih dahulu mendapatkan izin dari Dinas Bina Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten. 76

77 Iklan Penyedia tidak diizinkan memasang iklan dalam bentuk apapun di lapangan kerja atau di tanah yang berdekatan tanpa izin dari Dinas Bina Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten. Jalan Masuk dan Keluar 1. Pemasangan jalan masuk ke tempat pekerjaan menjadi tanggung jawab pihak Penyedia dan disesuaikan dengan kebutuhan proyek tersebut. 2. Penyedia diwajibkan membersihkan kembali jalan masuk pada waktu penyelesaian dan memperbaiki segala kerusakan yang diakibatkannya dan menjadi tanggung jawab Penyedia. Perlindungan Terhadap Bangunan Milik Umum 1. Selama masa pekerjaan, Penyedia bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan akibat operasi pelaksanaan pekerjaan terhadap bangunan yang ada, utilitas, jalan, saluran, dan lain-lain yang ada di lapangan pekerjaan dan di lingkungan dimana hal tersebut di atas tidak termasuk di dalam pekerjaan. 2. Penyedia juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas kelengkapan umum seperti saluran air, telepon, listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh operasi Penyedia. Segala biaya untuk pemasangan kembali beserta perbaikan-perbaikan adalah menjadi beban Penyedia. Kesehatan dan Kecelakaan 1. Kecelakaan-kecelakaan yang timbul selama pekerjaan berlangsung menjadi beban Penyedia 2. Penyedia diwajibkan menyediakan kotak P3K terisi menurut kebutuhan, lengkap dengan seorang petugas yang terlatih dalam soal menangani pertolongan pertama 77

78 3. Terhadap kecelakaan-kecelakaan yang timbul akibat bencana alam segala perongsokannya menjadi beban Penyedia 4. Penyedia diwajibkan memperhatikan kesehatan karyawan-karyawannya 5. Penyedia wajib menyediakan alat-alat pemadam kebakaran. Sejauh tidak disebutkan dalam RKS ini, Penyedia harus mengikuti semua ketentuan umum lainnya yang dikeluarkan oleh Jawatan / Instansi CQ Undang-Undang keselamatan kerja dan lain sebagainya termasuk semua perubahan perubahan yang hingga kini tetap berlaku Pengamanan 1. Penyedia bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di daerahnya yaitu mengenai: a. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan yang disengaja maupun yang tidak. b. Penggunaan sesuatu yang salah/keliru. c. Kehilangan-kehilangan bagian alat-alat/bahan-bahan yang ada di daerahnya. 2. Terhadap semua kejadian sebagaimana disebut di atas, Penyedia harus melaporkan kepada Dinas Bina Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten / PPK dalam waktu paling lambat 24 jam untuk diusut dan diselesaikan persoalannya lebih lanjut. 3. Untuk mencegah kegiatan-kegiatan tersebut di atas, Penyedia harus mengadakan pengamanan antara lain penjagaan, penerangan malam, pemagaran sementara dan sebagainya. Pengawasan 1. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengawasan PPK menjadi tanggung jawab Penyedia, jika ternyata ada kesalahan. Oleh karenanya, setiap pekerjaan yang dilaksanakan harus atas persetujuan PPK. 2. Jika penyedia perlu melaksanakan pekerjaan di luar pengawasan PPK maka segala biaya untuk itu menjadi beban Penyedia. Permohonan oleh Penyedia 78

79 untuk mengadakan pemeriksanaan tersebut harus dengan surat dan sampaikan kepada PPK. 3. Wewenang dalam memberikan keputusan yang berada di tangan petugas PPK adalah terbatas pada soal-soal yang jelas tercantum/dimasukkan di dalam gambar-gambar dan RKS serta risalah penjelasan. Penyimpangan dari padanya harus seizin Dinas Bina Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten. Kualitas, Contoh Serta Prosedur Pengujian Alat dan Bahan 1. Semua bahan dan barang untuk proyek ini harus memenuhi standar/mutu yang disebut dalam gambar rencana dan RKS. 2. Bila dalam RKS disebutkan nama dan pabrik pembuatan suatu bahan dan barang, maka ini dimaksudkan menunjukkan standar minimal mutu/kualitas bahan dan barang yang digunakan. 3. Bila Dinas Bina Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten / GRACE GROUPS meragukan kualitas bahan dan barang dimaksud, maka Pemberi Tugas dapat mengeluarkan perintah untuk mengadakan pengujian melalui tes laboratorium atas biaya Penyedia. 4. Setiap barang dan bahan yang akan digunakan harus disampaikan kepada PPK oleh Penyedia untuk mendapatkan persetujuan perencana dan Dinas Bina Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten. Waktu penyampaiannya dilaksanakannya jauh sebelum pekerjaannya dimulai. 5. Setiap usulan penggunaan nama oleh pabrik dan pembuatan dari suatu bahan dan barang harus mendapatkan rekomendasi dari PPK berdasarkan petunjuk dalam RKS serta gambar-gambar dan risalah penjelesan untuk selanjutnya usulan tersebut diteruskan untuk mendapatkan persetujuan dari GRACE GROUPS dan Dinas Bina Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten. 6. Contoh bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus diadakan atas biaya Penyedia, setelah disetujui oleh Dinas Bina Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten / GRACE GROUPS. 7. Contoh bahan dan barang tersebut disimpan oleh Dinas Bina Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten dan PPK untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata 79

80 bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun sifatnya. 8. Dalam pengajuan barang penawaran, Penyedia harus sudah memasukkan sejauh keperluan biaya untuk pengujian berbagai bahan dan barang. Tanpa mengingat jumlah tersebut, Penyedia teteap bertanggung jawab pula atas biaya pengujian bahan dan barang yang tidak memenuhi syarat atas Dinas Bina Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten dan PPK. 9. Pada waktu pengajuan penawaran, rekanan harus menyertakan/melampirkan Daftar Material yang lebih terperinci dari semua bahan yang akan dipasang pada proyek dan harus disebutkan nama pabrik, merk, spesifikasi teknis lengkap dengan brosur/katalog. Daftar material yang diajukan pada waktu penawaran ini adalah mengikat, dan harus diajukan lengkap, tidak boleh sebagian, daftar harus dibuat dalam rangkap 4 (empat). Pemberi Tugas dan PPK akan mengeluarkan perintah untuk menyingkirkan bahan/barang yang tidak disetujui dalam tempo 1x24 jam keluar lapangan pekerjaan, atas biaya Penyedia. Penggantian Barang 1. Produk yang disebutkan namanya. Material, peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama pabriknya dalam RKS, Penyedia harus melengkapi produk yang disebutkan di RKS. Jika produk yang dimaksudkan tidak terdapat di pasaran, Penyedia dapat mengajukan produk pengganti yang setaraf, disertai spesifikasi teknis yang lengkap untuk mendapatkan persetujuan GRACE GROUPS / Dinas Bina Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten sebelum pemesanan. 2. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya. Material, peralatan, perkakas, aksesoris dan produk-produk yang tidak disebutkan nama pabriknya di dalam RKS, Penyedia harus mengajuka secara tertulis nama negara dari pabrik yang menghasilkannya, catalog yang berisi spesifikasi teknis dan selanjutnya menguraikan data yang menunjukkan secara 80

81 benar bahwa produk yang digunakan adalah sesuai dengan RKS kondisi proyek. RKS Serta gambar Kerja 1. Gambar-gambar detail merupakan bagian-bagian yang tidak terpisahkan pada RKS ini. 2. Jika terdapat perbedaan antara gambar-gambar dengan RKS, Penyedia diwajibkan mengajukan pertanyaan tertulis kepada PPK dan Penyedia diwajibkan pula mentaati dan mengikuti keputusan PPK. 3. Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar terakhirlah yang berlaku, dan ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti selain pada ukuran dari skala gambar-gambar, tapi jika mungkin ukuran ini harus mengambil dari pekerjaan yang sudah selesai. 4. Jika terdapat kekurangan penjelasan-penjelasan dalam gambar atau diperlukan gambar tambahan/gambar detail untuk membesarkan gambar-gambar, atau untuk memungkinkan Penyedia melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan ketentuan, maka Penyedia harus dapat membuat gambar tersebut dan dibuat 3 (tiga) rangkap gambar, atas biaya Penyedia. 5. Apabila ada hal-hal yang disebutkan berulang pada gambar-gambar, RKS, atau dokumen kontrak lainnya yang berlainan dan atau penjelesanpenjelasannya bertentangan, maka ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap yang lain, tetapi untuk lebih menegaskan masalahnya. Kalau terjadi hal ini maka yang diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang mempunyai bobot biaya yang tinggi. 6. RKS, Daftar Volume Pekerjaan (BQ), gambar serta Berita Acara penjelasan pekerjaan adalah bagian yang saling melengkapi satu sama lain dan sesuatu yang termuat di dalamnya bersifat mengikat. Penjelasan Perbedaan Gambar 81

82 Bila ada perbedaan ukuran dan atau penjelasan-penjelasan atau tidak sesuai antara gambar berlainan beda jenisnya, maka dapat dipakai pedoman sebagai berikut: Gambar kerja arsitektur, dengan gambar struktur/mekanikal/elektrikal yang dipakai sebagai pegangan fungsional adalah gambar arsitektur, sedang mengenai jenis dan kualitas bahan yang dipakai adalah gambar struktur/mekanikal/elektrikal. Gambar Kerja (Shop Drawing) 1. Penyedia harus membuat shop drawing guna pelaksanaan di lapangan yang harus dibuat berdasarkan gambar rencana dan disampaikan kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan. 2. Shop drawing dibuat secara jelas, detail-detail, ukuran-ukuran, bahan yang digunakan, perlengkapannya, pertemuan diantara bahan yang berlainan jenisnya dan lain-lain yang harus dijelaskan. Termasuk dalam hal ini adalah shop drawing untuk seluruh pekerjaan M/E. 3. Pekerjaan Penyedia belum dapat dimulai sebelum shop drawing tersebut disetujui PPK. 4. PPK harus mempunyai waktu yang cukup untuk meneliti shop drawing yang diusulkan oleh Penyedia. 5. Persetujuan terhadap shop drawing bukan berarti menghilangkan tanggung jawab pihak Penyedia terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut. Kelambatan atas proses ini tidak berarti Penyedia mendapat perpanjangan waktu pelaksanaan. 6. Gambar tersebut di atas harus dalam rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Penyedia. Gambar yang Berubah dari Rencana 1. Gambar rencana dapat berubah dengan perintah tertulis Dinas Bina Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten berdasarkan pertimbangan PPK dan DM Engineering International. 82

83 2. Perubahan rancangan ini harus digambar sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Dinas Bina Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten, yang jelas memperlihatkan perbedaan antara gambar rencana dan gambar perubahan rancangan. 3. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya (gambar asli). 4. Gambar listrik menunjukkan kapasitas, jumlah, serta persyaratan instalansi. Penyedia wajib memeriksa kemungkina kesalahan/ketidakcocokkan dari segi kapasitas, dimensi dan lain-lain. Apabila ada ketidaksesuaian kapasitas maupun dimensi, Penyedia harus dapat menyampaikan secara tertulis sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum dilaksanakan. 5. Gambar perubahan rancangan yang disetujui oleh Dinas Bina Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten / PPK kemudian dilampirkan dalam berita acara pekerjaan tambah kurang. Penyerahan Penyerahan pekerjaan ini dilakukan dua kali: 1. Penyerahan pertama Penyerahan pertama ini dilakukan apabila: a. Setelah pekerjaan selesai 100% sesuai dengan yang tertuang dalam kontrak, penyedia barang/jasa mengajukan permintaan secara tertulis kepada pengguna barang/jasa untuk penyerahan pekerjaan. b. Semua bangunan sementara beserta perlengkapan dibongkar, setelah diperintahan oleh PPK. c. Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih, utuh tanpa cacat. d. Seluruh peralatan yang bergerak harus dapat beroperasi dengan baik. e. Semua anak kunci harus dikumpulkan dan diberi tempat yang baik dengan gambar dan diberi tanda. f. Penyedia diwajibkan menyerahkan kepada Dinas Bina Marga Dan Tata Ruang Provinsi Banten / PPK. Berupa: 83

84 1) 3 (tiga) set gambar as built drawing dan seluruh pekerjaan yang dilaksanakannya termasuk gambar-gambar perubahan dari rencana yang disetujui PPK. 2) Gambar gambar tersebut harus diserahkan berikut kalkirnya (gambar asli) dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh penyedia. 3) 3 (tiga) foto album dokumentasi berwarna. 4) Seluruh lokasi pekerjaan dalam keadaan bersih. 2. Penyerahan kedua Penyerahan kedua dilakukan setelah Penyedia selesai menunaikan kewajibankewajibannya dalam masa pemeliharaan dan telah mendapat persetujuan pengawas lapangan bahwa kewajiban-kewajiban tersebut dilaksanakan dengan sempurna termasuk penggambaran-penggambaran kembali (as built drawing) dari bagian bagian pekerjaan serta penyerahan kembali dalam bentuk mikro film. Pengawas lapangan akan memeriksa gambar-gambar tersebut untuk menyetujui atau mensyaratkan perbaikan. Pengawas lapangan tidak akan mengeluarkan berita acara penyerahan kedua jika kewajiban-kewajiban tersebut belum dilaksanakan dengan sempurna. DIVISI I UMUM SEKSI 1.1 RINGKASAN PEKERJAAN LINGKUP PEKERJAAN 1. Pelapisan Struktural a. Pelapisan struktural dengan lapisan aspal yang terdiri dari perataan dan perkuatan yang ditunjukkan dalam Gambar. b. Pekerjaan penghamparan Lapis Pondasi Agregat untuk rekonstruksi ruas jalan terdiri dari Lapisan Pondasi bawah sirtu kelas A dan diikuti dengan Lapisan Pondasi atas batu pecah kelas A. 84

85 2. Pelapisan Non Struktural Dengan lapisan beraspal, seperti Laston MS744 untuk meratakan permukaan dan menutup perkerasan yang stabil dengan atau tanpa lapis perata. 3. Penambahan atau Rekonstruksi Bangunan Pelengkap a. Selokan dan drainase yang dilapisi. b. Gorong-gorong. c. Pekerjaan galian dan timbunan. d. Peninggian elevasi tanah dasar. e. Pekerjaan struktur lainnya. f. Pekerjaan perlindungan talud 4. Perlengkapan Jalan dan Pengatur Lalu Lintas a. Pengecatan Marka Jalan. b. Penyediaan dan pemasangan Rambu Jalan, Patok Pengarah. c. Penyediaan dan pemasangan Rel Pengaman (guard rail) d. Penyediaan dan pemasangan lampu Pengatur Lalu Lintas dan lampu e. Penerangan Jalan. PEMBAYARAN PEKERJAAN 1. Penyedia Jasa harus melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan detil yang diberikan dalam Gambar, dan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, dimana sebagian besar pekerjaan tersebut akan dibayar menurut sistem Harga Satuan. Pembayaran kepada Penyedia Jasa harus dilakukan berdasarkan kuantitas aktual yang diukur pada masing-masing Mata Pembayaran dalam Kontrak yang telah dilaksanakan sesuai dengan Seksi yang berkaitan dari Spesifikasi ini, baik cara pengukuran maupun pembayarannya. Pembayaran juga akan dilakukan berdasarkan pengukuran dan pembayaran Lump Sum untuk mata pembayaran Mobilisasi, Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas dan Pekerjaan Pemeliharaan Rutin, serta pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan yang diperintahkan atas dasar Pekerjaan Harian. 2. Pembayaran yang diberikan kepada Penyedia Jasa harus mencakup kompensasi penuh untuk seluruh biaya yang dikeluarkan seluruh pekerja, 85

86 bahan, peralatan konstruksi, pengorganisasian pekerjaan, biaya tak terduga, keuntungan, retribusi, pajak, pengamanan pekerjaan yang telah selesai dikerjakan, pembayaran kepada pihak ketiga untuk tanah atau untuk penggunaan atas tanah, atau untuk kerusakan bangunan (property), maupun untuk semua biaya pekerjaan tambah yang tidak dibayar secara terpisah dan lain-lain biaya yang diperlukan atau lazim dipakai untuk pelaksanaan dan penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari Pekerjaan tersebut. SEKSI 1.2 MOBILISASI UMUM 1. Uraian Lingkup kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini akan tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan, sebagaimana disyaratkan di bagian-bagian lain dari Dokumen Kontrak, dan secara umum harus memenuhi berikut: a. Ketentuan Mobilisasi untuk semua Kontrak 1) Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untuk base camp Penyedia Jasa dan kegiatan pelaksanaan. 2) Mobilisasi semua Personil Penyedia Jasa sesuai dengan struktur organisasi pelaksana yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan termasuk para pekerja yang diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dalam Kontrak dan Personil Ahli K3 atau Petugas K3. 3) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan dimana peralatan tersebut akan digunakan menurut Kontrak ini. 86

87 4) Penyediaan dan pemeliharaan base camp Penyedia Jasa, jika perlu termasuk kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang, dan sebagainya. b. Ketentuan Mobilisasi Fasilitas Pengendalian Mutu Penyediaan dan pemeliharaan laboratorium uji mutu bahan dan pekerjaan di lapangan harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan. Gedung laboratorium dan peralatannya, yang dipasok menurut Kontrak ini, akan tetap menjadi milik Penyedia Jasa pada waktu kegiatan selesai. c. Kegiatan Demobilisasi untuk Semua Kontrak Pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa pada saat akhir Kontrak, termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanahmilik Pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum Pekerjaan dimulai. 2. Periode mobilisasi Mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan yang terdaftar dalam angka 1 harus diselesaikan dalam jangka waktu 60 hari terhitung mulai tanggal mulai kerja, kecuali penyediaan Fasilitas dan Pelayanan Pengendalian Mutu, harus diselesaikan dalam waktu 45 hari. Setiap kegagalan Penyedia Jasa dalam memobilisasi Fasilitas dan Pelayanan Pengendalian Mutu sebagimana disebutkan di atas, akan membuat Direksi Pekerjaan melaksanakan pekerjaan semacam ini yang dianggap perlu dan akan membebankan seluruh biaya tersebut ditambah sepuluh persen pada Penyedia Jasa, dimana biaya tersebut akan dipotongkan dari setiap pembayaran yang dibayarkan atau akan dibayarkan kepada Penyedia Jasa menurut Kontrak ini. Bahkan, pemotongan tetap berlaku. PROGRAM MOBILISASI 1. Dalam waktu paling lambat 7 hari setelah Surat Perintah Mulai Kerja (Permen PU No.43 tahun 2007), Penyedia Jasa harus melaksanakan Rapat Persiapan Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) yang dihadiri Pengguna Jasa, Direksi 87

88 Pekerjaan, Direksi Teknis (bila ada), dan Penyedia Jasa untuk membahas semua hal baik yang teknis maupun yang non teknis dalam kegiatan ini. Agenda dalam rapat harus mencakup namun tidak terbatas pada berikut ini: a. Pendahuluan b. Sinkronisasi Struktur Organisasi: 1) Struktur Organisasi Pengguna Jasa 2) Struktur Organisasi Penyedia Jasa 3) Struktur Organisasi Direksi Pekerjaan c. Masalah-masalah Lapangan: 1) Ruang Milik Jalan 2) Sumber-sumber Bahan 3) Lokasi Base Camp d. Wakil Penyedia Jasa e. Pengajuan f. Persetujuan g. Dokumen Penyelesaian Pekerjaan/Penyerahan Pertama Pekerjaan Selesai h. Rencana Kerja: 1) Bagan Jadwal Pelaksanaan kontrak yang menunjukkan waktu dan urutan kegiatan utama yang membentuk Pekerjaaan 2) Rencana Mobilisasi 3) Rencana Relokasi 4) Rencana Kesehatan dan Keselamatan Kerja Kontrak (RK3K) 5) Program Mutu 6) Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas 7) Rencana Inspeksi dan Pengujian 8) Dokumen Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (jika ada), Dokumen Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (jika ada), atau sekurang-kurangnya standar dan prosedur pengelolaan lingkungan yang berlaku khusus untuk kegiatan tersebut. i. Komunikasi dan korespondensi j. Rapat Pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan pekerjaan 88

89 k. Pelaporan dan pemantauan 2. Dalam waktu 14 hari setelah Rapat Persiapan Pelaksanaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan Program Mobilisasi dan Jadwal Kemajuan Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan untuk dimintakan persetujuannya. 3. Program mobilisasi harus menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi yang disyaratkan dan harus mencakup informasi tambahan berikut: a. Lokasi base camp Penyedia Jasa dengan denah lokasi umum dan denah detil di lapangan yang menunjukkan lokasi kantor Penyedia Jasa, bengkel, gudang, mesin pemecah batu dan instalasi pencampur aspal, serta laboratorium bilamana fasilitas tersebut termasuk dalam Lingkup Kontrak. b. Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua peralatan yang tercantum dalam Daftar Peralatan yang diusulkan dalam Penawaran, bersama dengan usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangan peralatan di lapangan. c. Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan dalam Penawaran harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan. d. Suatu daftar detil yang menunjukkan struktur yang memerlukan perkuatan agar aman dilewati alat-alat berat, usulan metodologi pelaksanaan dan jadwal tanggal mulai dan tanggal selesai untuk perkuatan setiap struktur. e. Suatu jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar chart) yang menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva kemajuan untuk menyatakan persentase kemajuan mobilisasi. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN 1. Pengukuran Pengukuran kemajuan mobilisasi akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan atas dasar jadwal kemajuan mobilisasi yang lengkap dan telah disetujui. 2. Dasar Pembayaran Mobilisasi harus dibayar atas dasar lump sum menurut jadwal pembayaran yang diberikan di bawah, dimana pembayaran tersebut merupakan kompensasi 89

90 penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua peralatan, dan untuk semua pekerja, bahan, perkakas, dan biaya lainnya yang perlu untuk menyelesaikan pekerjaan dari Spesifikasi ini. Walaupun demikian Direksi Pekerjaan dapat, setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan, memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah peralatan yang dianggap perlu tanpa menyebabkan perubahan harga lump sum untuk Mobilisasi. Pembayaran biaya lump sum ini akan dilakukan dalam tiga angsuran sebagai berikut: a. 50 % (lima puluh persen) bila mobilisasi 50 % selesai, dan pelayanan atau fasilitas pengujian laboratorium telah lengkap dimobilisasi. b. 20 % (dua puluh persen) bila semua peralatan utama berada di lapangan dan diterima oleh Direksi Pekerjaan. c. 30 % (tiga puluh persen) bila demobilisasi selesai dilaksanakan. Bilamana Penyedia Jasa tidak menyelesaikan mobilisasi sesuai dengan salah satu dari kedua batas waktu yang disyaratkan maka jumlah yang disahkan Direksi Pekerjaan untuk pembayaran adalah persentase angsuran penuh dari harga lump sum Mobilisasi dikurangi sejumlah dari 1 % (satu persen) nilai angsuran untuk setiap keterlambatan satu hari dalam penyelesaian sampai maksimum 50 (lima puluh) hari. SEKSI 1.3 KANTOR LAPANGAN DAN FASILITASNYA UMUM Menurut Seksi ini, Penyedia Jasa harus membangun, menyediakan, memasang, memelihara, membersihkan, menjaga, dan pada saat selesainya Kontrak harus memindahkan atau membuang semua bangunan kantor darurat, gudang-gudang penyimpanan, barak-barak pekerja dan bengkel-bengkel yang dibutuhkan untuk pengelolaan dan pengawasan kegiatan. KETENTUAN UMUM 90

91 1. Penyedia Jasa harus mentaati semua peraturan-peraturan Nasional maupun Daerah. 2. Kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sesuai dengan Lokasi Umum dan Denah Lapangan yang telah disetujui dan merupakan bagian dari Program Mobilisasi dimana penempatannya harus diusahakan sedekat mungkin dengan daerah kerja (site) dan telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. 3. Bangunan untuk kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga terbebas dari polusi yang dihasilkan oleh kegiatan pelaksanaan. 4. Bangunan yang dibuat harus mempunyai kekuatan struktural yang baik, tahan cuaca, dan elevasi lantai yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya. 5. Bangunan untuk penyimpanan bahan harus diberi bahan pelindung yang cocok sehingga bahan-bahan yang disimpan tidak akan mengalami kerusakan. 6. Sesuai pilihan Penyedia Jasa, bangunan dapat dibuat di tempat atau dirakit dari komponen-komponen pra-fabrikasi. 7. Kantor lapangan dan gudang sementara harus didirikan diatas pondasi yang mantap dan dilengkapi dengan penghubung dengan untuk pelayanan utilitas. 8. Bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk bangunan dapat baru atau bekas pakai, tetapi dengan syarat harus dapat berfungsi, cocok dengan maksud pemakaiannya dan tidak bertentangan dengan perundangundangan dan peraturan yang berlaku. 9. Lahan untuk kantor lapangan dan semacamnya harus ditimbun dan diratakan sehingga layak untuk ditempati bangunan, bebas dari genangan air, diberi pagar keliling, dan dilengkapi minimum dengan jalan masuk dari kerikil serta tempat parkir. 10. Penyedia Jasa harus menyediakan sarana dan prasarana untuk kesehatan dan keselamatan kerja. KANTOR PENYEDIA JASA DAN FASILITASNYA 1. Umum Penyedia Jasa harus menyediakan akomodasi dan fasilitas kantor yang cocok dan memenuhi kebutuhan kegiatan sesuai Seksi dari Spesifikasi ini. 91

92 2. Ukuran Ukuran kantor dan fasilitasnya sesuai untuk kebutuhan umum Penyedia Jasa dan harus menyediakan sebuah ruangan yang digunakan untuk rapat kemajuan pekerjaan. 3. Alat Komunikasi a. Penyedia Jasa harus menyediakan Telpon satu atau dua arah dan dapat beroperasi selama periode kontrak. b. Bilamana sambungan saluran telepon tidak mungkin disediakan, atau tidak dapat disediakan dalam periode mobilisasi, maka Penyedia Jasa harus menyediakan pengganti telpon satelit (menggunakan sistem satelit Inmarsat atau Iridium atau sejenis) yang dapat berkomunikasi 2 arah (2- way) dengan jelas dan dapat diandalkan antara kantor Pengguna Jasa di Ibukota Provinsi, kantor Tim Supervisi Lapangan dan titik terjauh di lapangan. Sistem telpon harus dipasang di kantor utama dan semua kantor cabang serta digunakan sesuai dengan petunjuk dari Direksi Pekerjaan. c. Bilamana ijin atau perijinan dari instansi Pemerintah yang terkait diperlukan untuk pemasangan dan pengoperasian sistem telopon satelit semacam ini, Direski Pekerjaan akan melakukan semua pengaturan, tetapi semua biaya yang timbul harus dibayar oleh Penyedia Jasa. 4. Perlengkapan dalam Ruang Rapat dan Ruang Penyimpanan Dokumentasi Kegiatan a. Meja rapat dengan kursi untuk paling sedikit 8 orang b. Rak atau laci untuk penyimpanan gambar dan arsip untuk Dokumentasi Kegiatan secara vertikal atau horisontal, yang ditempatkan di dalam atau dekat dengan ruang rapat. 5. Kantor Pendukung Bilamana Penyedia Jasa menganggap perlu untuk mendirikan satu kantor pendukung atau lebih, yang akan digunakan untuk keperluan sendiri pada jarak 50 km atau lebih dari kantor utama di lapangan, maka Penyedia Jasa harus menyediakan, memelihara dan melengkapi satu ruangan pada setiap 92

93 kantor pendukung dengan ukuran sekitar 12 meter persegi yang akan digunakan oleh Staf Direksi Pekerjaan untuk setiap kantor pendukung. Pengadaan kantor lapangan harus dilengkapi dengan fasilitasnya (bangunan pelengkap), yaitu: a. Pengadaan Gudang 1) Kontraktor harus menyediakan sebuah bengkel di lapangan yang diberi perlengkapan yang memadai serta dilengkapi dengan daya listrik, sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan Pekerjaan. Sebuah gudang untuk penyimpanan suku cadang juga harus disediakan. 2) Bangunan untuk penyimpanan bahan harus diberi bahan pelindung yang cocok sehingga bahan-bahan yang disimpan tidak akan mengalami kerusakan. 3) Sesuai pilihan Kontraktor, bangunan dapat dibuat di tempat atau dirakit dari komponen-komponen pra-fabrikasi. 4) Gudang sementara harus didirikan diatas pondasi yang mantap dan dilengkapi dengan penghubung dengan untuk pelayanan utilitas. 5) Bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk bangunan dapat baru atau bekas pakai, tetapi dengan syarat harus dapat berfungsi, cocok dengan maksud pemakaiannya dan tidak bertentangan dengan perundangundangan dan peraturan yang berlaku. 6) Kontraktor harus menyediakan alat pemadam kebakaran dan kebutuhan P3K yang memadai. b. Pengadaan Loss Kerja 1) Kontraktor harus menyediakan sebuah los kerja di lapangan yang diberi perlengkapan yang memadai serta dilengkapi dengan daya listrik dengan ukuran 6 x 5 m. 2) Sesuai pilihan Kontraktor, bangunan dapat dibuat di tempat atau dirakit dari komponen-komponen pra-fabrikasi. 3) Los kerja harus didirikan diatas pondasi yang mantap dan dilengkapi dengan penghubung dengan untuk pelayanan utilitas. 93

94 4) Bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk bangunan dapat baru atau bekas pakai, tetapi dengan syarat harus dapat berfungsi, cocok dengan maksud pemakaiannya dan tidak bertentangan dengan perundangundangan dan peraturan yang berlaku. 5) Kontraktor harus menyediakan alat pemadam kebakaran dan kebutuhan P3K yang memadai. c. Pengadaan Barak Pekerja Barak pekerja berfungsi sebagai tempat tinggal dan istirahat pekerja selama proses pelaksanaan penbangunan berlangsung. Barak ini berukuran 20 x 5 m. Barak ini merupakan bangunan sementara dengan lantai rabat beton diplester, konstruksi rangka baja sistem knock down, dinding multipleks sebanyak tebal 12 mm, dinding penyekat ruangan plywood, penutup atap asbes semen gelombang, diberi pintu dan jendela secukupnya. d. Pengadaan Pos Keamanan Pos Keamanan dibangun dengan ketentuan: 1) Pos jaga dibangun untuk ditempati petugas keamanan proyek yang berfungsi memudahkan pengawasan keamanan seluruh kegiatan proyek selama 24 jam dalam sehari. 2) Pos jaga diletakkan pada pintu masuk dan keluar proyek serta pada daerah rawan. Jika mendirikan lebih dari satu pos jaga, maka bisa memberikan nama untuk masing-masing pos agar mudah dalam menyebut lokasi. e. Pembuatan Toilet Toilet ini dibuat bersekat-sekat untuk kepentingan mandi, cuci dan kakus para pekerja. Dibuat di samping barak pekerja dengan ukuran 8 x 2 m. Dibuat mejadi 4 ruang dengan ukuran masing-masing 2x2 m. Berdinding dari multiplek tebal 6 mm dan lantainya dari adukan pasir dan semen (plesteran) dan permukaannya dibuat kasar. Masing-masing terdapat sebuah ember plastik, sebuah gayung, dan sebuah kloset jongkok. f. Tempat Parkir Alat Berat 94

95 Tujuan dibuatnya supaya alat berat mempunyai tempat parkir sendiri sehingga lebih mudah dalam perawatan dan pengoperasiannya. Lahan yang diperuntukkan untuk tempat parkir alat berat ini sebesar 50 x 8 m. Lantai terbuat dari beton rabat setebal 20 cm, disekeliling area parkir, dibuatkan pagar railing menggunakan tali tambang yang di ikatkan pada tiang besi blacksteel 1 yang ditanam di dalam tanah. g. Pos Keamanan Lantainya terbuat dari rabat beton tebalnya 20 cm, dindingnya dari multipleks tebal 9 mm, rangkanya dari kayu borneo yang diserut halus, atapnya dari sasbes semen gelombang. Dilengkapi dengan sebuah kipas angin kecil merk Cosmos, sebuah lampu neon 25 watt, telepon, 2 buah kursi biasa. Letak pos keamanan ini diletakkan pada pintu masuk utama proyek. Dengan ukuran 2 x 2 m. h. Pembuatan Pagar Proyek Tinggi pagar adalah 2 m dari permukaan tanah. Terdiri dari dinding dan seng bergelombang yang disandarkan kayu dolken diameter 10 cm jarak 1,5 m yang ditanamkan kedalam tanah. Pagar Proyek ini dibuat sekeliling yang di dalamnya terdapat direksi keet, barak pekerja, dan lain sebagainya. i. Pembuatan Dapur Umum Digunakan untuk tempat makanan, jadi pada saatnya makan, semua pekerja makan di sini. Dibuat beratap asbes semen gelombang, tidak berdinding, dan rangkanya dari kayu borneo yang diserut halus. Terdapat meja untuk tempat makanan berukuran 1 x 3 m, dan terdapat sebuah dispenser, dilengkapi juga dengan lampu neon dengan daya 60 watt. Dapur umum ini berukuran 10 x 10 m. j. Foto Dokumentasi Kontraktor harus menyediakan kepada direksi foto-foto yang dibuat oleh fotografer berpengalaman. Foto tersebut harus berwarna dan ditunjukkan sebagai laporan tentang tahap pelaksanaan yaitu pada masa awal, pertengahan dan akhir dari suatu bagian tertentu dari pekerjaan sebagaimana diperintahkan Direksi. 95

96 Pembuatan foto-foto visual proyek dalam keadaan 25%, 50%, 75%, 100% dalam pengambilan foto harus pada titik yang ditentukan direksi, minimal dari empat sudut. Tiap foto berukuran 120 mm x 90 mm diberi catatan sebagai berikut : 1) Nama orang yang memfoto 2) Detail kontrak 3) Nama bangunan atau lokasi 4) Tahapan pelaksanaan k. Mobilisasi dan Demobilisasi Mobilisasi dilakukan ketika Surat Penyerahan Lahan serta SPK turun dan diterima oleh kontraktor maka hal tersebut dapat dilakukan sedangkan demobilisasi jika pekerjaan telah dianggap selesai. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN Bangunan yang diuraikan dalam Seksi ini akan dibayar menurut pembayaran Lump Sum untuk Mobilisasi sesuai dengan Seksi 1.2 dari Spesifikasi ini, dimana pembayaran harus dianggap kompensasi penuh untuk pembuatan, penyediaan, pelayanan, pemeliharaan, pembersihan dan pembongkaran semua bangunan tersebut setelah Pekerjaan selesai. SEKSI 1.4 FASILITAS DAN PELAYANAN PENGUJIAN UMUM 1. Pengujian yang Dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Penyedia Jasa harus menyediakan bahan, fasilitas, pekerja, pelayanan dan halhal lain yang diperlukan untuk melaksanakan pengujian pengenalian mutu dan kecakapan kerja yang disyaratkan dalam Kontrak ini. Umumnya Penyedia Jasa harus bertanggungjawab atas pelaksanaan semua pengujian menurut perintah dari Direksi Pekerjaan. Daftar Peralatan Laboratorium yang digunakan dalam pengujian terhadap pekerjaan. 96

97 2. Pengujian yang Dilaksanakan oleh Direksi Pekerjaan Penyedia Jasa harus membangun dan melengkapi, memelihara, membersihkan, menjaga dan pada akhir Kontrak membongkar atau menyingkirkan bangunan yang disebutkan dalam Gambar, yang digunakan sebagai laboratorium lapangan untuk digunakan semata-mata hanya oleh Direksi Pekerjaan, dan memasok dan memasang peralatan laboratorium di laboratorium Direksi Pekerjaan untuk pelaksanaan pengujian yang terdaftar dalam Spesifikasi Standar. Direksi Pekerjaan akan bertanggungjawab atas semua pengujian yang dilakukan untuk pekerjaan yang sudah selesai. Hasil pengujian-pengujian ini akan menjadi dasar persetujuan atau penolakan dari pekerjaan terkait. FASILITAS LABORATORIUM DAN PENGUJIAN 1. Penyedia Jasa harus menyediakan pelayanan pengujian dan/atau fasilitas laboratorium sebagaimana disyaratkan untuk memenuhi seluruh ketentuan pengendalian mutu dari Spesifikasi ini. Ketentuan K3 (Pedoman 004/BM/2006) merupakan hal yang wajib dipenuhi dalam penyediaan pelayanan pengujian dan/atau fasilitas laboratorium. 2. Bilamana secara khusus dimasukkan dalam lingkup Kontrak ini, maka Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara sebuah laboratorium lengkap dengan peralatannya di lapangan, sesuai dengan ketentuan berikut: a. Tempat Kerja 1) Laboratorium haruslah merupakan bangunan yang ditempatkan sesuai dengan Lokasi Umum dan Denah Tempat Kerja yang telah disetujui dan merupakan bagian dari program mobilisasi. Lokasi laboratorium harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga mempunyai jarak tertentu dari peralatan konstruksi, bebas dari polusi dan gangguan berupa getaran selama pengoperasian peralatan. 2) Bangunan harus dilengkapi dengan lantai beton beserta fasilitas pembuangan air kotor, dan dilengkapi dengan dua buah pendingin udara (air conditioning) masing-masing berkapasitas minimum 1,5 PK. 97

98 3) Perlengkapan di dalam ruangan bangunan harus terdiri atas meja kerja, lemari, ruang penyimpan yang dapat dikunci, tangki perawatan, laci arsip (filing cabinet), meja dan kursi dengan mutu standar dan jumlah yang mencukupi kebutuhan. b. Peralatan dan perlengkapan Peralatan dan perlengkapan laboratorium harus sudah disediakan dalam waktu 45 hari terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja, sehingga pengujian sumber bahan dapat dimulai sesegera mungkin. Alat-alat ukur seperti timbangan, proving ring, pengukur suhu, dan lainnya harus dikalibrasi oleh instansi yang berwenang yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan dengan menunjukkan sertifikat kalibrasi yang masih berlaku. PROSEDUR PELAKSANAAN 1. Peraturan dan Rujukan Standard Nasional Indonesia (SNI), sebagaimana diberikan dalam Seksi 1.10 dalam Spesifikasi ini harus digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan. Dalam segala hal, Penyedia Jasa harus menggunakan SNI yang relevan atau setara untuk menggantikan standarstandar lain yang mungkin ditunjukkan dalam Spesifikasi ini. Bilamana standar tersebut tidak terdapat dalam Seksi 1.10, Penyedia Jasa harus menggunakan SNI terbaru atau standar lain yang relevan sebagai pengganti atas perintah Direksi Pekerjaan. 2. Personil Personil yang bertugas pada pengujian bahan haruslah terdiri atas tenagatenaga yang mempunyai pengalaman cukup dan telah terbiasa melakukan pengujian bahan yang diperlukan dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan 3. Formulir Formulir yang dapat digunakan untuk pengujian yang sebenarnya dan pelaporan hasil pengujian hanyalah formulir telah disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan 4. Pemberitahuan 98

99 Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan rencana waktu pelaksanaan pengujian, paling sedikit satu jam sebelum pengujian dilaksanakan sehingga memungkinkan Direksi Pekerjaan atau Wakilnya untuk menyaksikan setiap pengujian bukan rutin yang mereka inginkan. 5. Distribusi Laporan pengujian harus segera dikerjakan dan didistribusikan sehingga memungkinkan untuk melakukan pengujian ulang, penggantian bahan atau pemadatan ulang sedemikian hingga dapat mengurangi keterlambatan dalam pelaksanaan Pekerjaan. 6. Inspeksi dan Pengujian Inspeksi dan pengujian akan dilaksanakan oleh Direksi Pekerjaan untuk memeriksa pekerjaan yang telah selesai apakah telah memenuhi mutu bahan, kepadatan dari pemadatan dan setiap ketentuan lanjutan yang menjadi diperlukan selama pelaksanan pekerjaan. Setiap ruas secara keseluruhan yang terdiri dari bahan dan pengerjaan yang tidak memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus dibongkar dan diganti dengan bahan dan pengerjaan yang memenuhi Spesifikasi ini. Bilamana Direksi Pekerjaan mengijinkan, pekerjaan yang tidak diterima harus diperbaiki sedemikian hingga setelah diperbaiki akan memenuhi semua ketentuan dalam kontrak. Semua perbaikan semacam ini harus dilaksanakan atas biaya Penyedia Jasa. 7. Pemberitahuan untuk Pengujian atas Pekerjaan yang Telah Selesai Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan paling tidak 5 hari di muka bahwa suatu ruas telah selesai dikerjakan dan siap untuk diuji. Direksi Pekerjaan harus memberitahu hasil pengujian tersebut kepada Penyedia Jasa dalam 10 hari setelah benda uji diterima dari lapangan, disertai surat keterangan yang menyebutkan apakah pekerjaan yang diuji diterima atau ditolak. Bilamana pekerjan tersebut ditolak, dalam 10 hari Penyedia Jasa harus mengajukan surat yang menanyakan tindakan apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki pekerjaan yang ditolak. 99

100 SEKSI 1.5 BAHAN DAN PENYIMPANAN UMUM 1. Uraian Bahan yang dipergunakan di dalam Pekerjaan harus: a. Memenuhi spesifikasi dan standar yang berlaku. b. Memenuhi ukuran, pembuatan, jenis dan mutu yang disyaratkan dalam Gambar dan Seksi lain dari Spesifikasi ini, atau sebagaimana secara khusus disetujui tertulis oleh Direksi Pekerjaan. c. Semua produk harus baru. 2. Pengajuan a. Sebelum mengadakan pemesanan atau membuka daerah sumber bahan untuk setiap jenis bahan, maka Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan contoh bahan, bersama dengan detil lokasi sumber bahan dan Pasal ketentuan bahan dalam Spesifikasi yang mungkin dapat dipenuhi oleh contoh bahan, untuk mendapatkan persetujuan b. Penyedia Jasa harus melakukan semua pengaturan untuk memilih lokasi, memilih bahan, dan mengolah bahan alami sesuai dengan Spesifikasi ini, dan harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan semua informasi yang berhubungan dengan lokasi sumber bahan paling sedikit 30 hari sebelum pekerjaan peng-olahan bahan dimulai, untuk mendapatkan persetujuan. Persetujuan Direksi Pekerjaan atas sumber bahan tersebut tidak dapat diartikan bahwa seluruh bahan yang terdapat di lokasi sumber bahan telah disetujui untuk dipakai. c. Bilamana bahan aspal, semen, baja dan bahan-bahan fabrikasi lainnya akan digunakan, maka sertifikat pabrik (mill certificate) bahan tersebut harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan awal. Direksi Pekerjaan akan memberikan persetujuan tertulis kepada Penyedia Jasa untuk melakukan pemesanan bahan. Selanjutnya 100

101 bahan yang sudah sampai di lapangan harus diuji ulang di bawah pengawasan Direksi Pekerjaan atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. PENGADAAN BAHAN 1. Sumber Bahan Lokasi sumber bahan yang mungkin dapat dipergunakan dan pernah diidentifikasikan serta diberikan dalam Gambar hanya merupakan bahan informasi bagi Penyedia Jasa. Penyedia Jasa tetap harus bertanggungjawab untuk mengidentifikasi dan memeriksa ulang apakah bahan tersebut cocok untuk dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. 2. Variasi Mutu Bahan Penyedia Jasa harus menentukan sendiri jumlah serta jenis peralatan dan pekerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan bahan yang memenuhi Spesifikasi. Penyedia Jasa harus menyadari bahwa contoh-contoh bahan tersebut tidak mungkin dapat menentukan batasbatas mutu bahan dengan tepat pada seluruh deposit, dan variasi mutu bahan harus dipandang sebagai hal yang biasa dan sudah diperkirakan. Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan Penyedia Jasa untuk melakukan pengadaan bahan dari setiap tempat pada suatu deposit dan dapat menolak tempat-tempat tertentu pada suatu deposit yang tidak dapat diterima. 3. Persetujuan a. Pemesanan bahan tidak boleh dilakukan sebelum mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan sesuai dengan maksud penggunaannya. Bahan tidak boleh dipergunakan untuk maksud lain selain dari peruntukan yang telah disetujui. b. Jika mutu bahan yang dikirim ke lapangan tidak sesuai dengan mutu bahan yang sebelumnya telah diperiksa dan diuji, maka bahan tersebut harus ditolak, dan harus disingkirkan dari lapangan dalam waktu 48 jam, kecuali terdapat persetujuan lain dari Direksi Pekerjaan. 101

102 PENYIMPANAN BAHAN 1. Umum Bahan harus disimpan sedemikian rupa sehingga mutunya terjamin dan terpelihara serta siap dipergunakan untuk Pekerjaan. Bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga selalu siap pakai, dan mudah diperiksa oleh Direksi Pekerjaan. Tanah dan bangunan (property) orang lain tidak boleh dipakai tanpa ijin tertulis dari pemilik atau penyewanya. 2. Tempat Penyimpanan di Lapangan Tempat penyimpanan di lapangan harus bebas dari tanaman dan sampah, bebas dari genangan air dan permukaannya harus lebih tinggi dari sekitarnya. Bahan yang langsung ditempatkan diatas tanah tidak boleh digunakan untuk Pekerjaan, kecuali jika permukaantanah tersebut telah disiapkan sebelumnya dan diberi lapis permukaan yang terbuat daripasir atau kerikil setebal 10 cm sedemikian hingga diterima oleh Direksi Pekerjaan. 3. Penumpukan Bahan (Stockpiles) a. Bahan harus disimpan sedemikian hingga dapat mencegah terjadinya segregasi dan menjamin gradasi yang sebagaimana mestinya, serta tidak terdapat kadar air yang berlebihan. Tinggi maksimum dari penumpukan bahan harus dibatasi sampai maksimum 5 meter. b. Penumpukan berbagai jenis agregat yang akan dipergunakan untuk campuran aspal, burtu atau burda, penetrasi macadam atau beton harus dilakukan secara terpisah menurut masing-masing ukuran nominal agregat. Dinding pemisah dari papan dapat digunakan untuk harus mencegah tercampurnya agregat-agregat tersebut. c. Tumpukan agregat untuk untuk lapis pondasi atas dan bawah harus dilindungi dari hujan untuk mencegah terjadinya kejenuhan agregat yang akan mengurangi mutu bahan yang dihampar atau paling tidak mempengaruhi penghamparan bahan. PEMBAYARAN 102

103 1. Penyedia Jasa harus melakukan semua pengaturan dengan pemilik atau pemakai lahan untuk memperoleh hak konsesi yang diperlukan sehingga dapat mengambil bahan yang akan digunakan dalam Pekerjaan. Penyedia Jasa bertanggungjawab atas semua kompensasi dan restribusi yang harus dibayarkan sehubungan dengan penggalian bahan atau keperluan lainnya. Tidak ada pembayaran terpisah yang akan dilakukan untuk kompensasi dan restribusi yang dibayar Penyedia Jasa, dan seluruh biaya tersebut harus sudah dimasukkan ke dalam Harga Satuan untuk mata pembayaran yang terkait dalam Daftar Kuantitas dan Harga. 2. Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk membuat jalan masuk, membuang gundukan tanah dan semua biaya pelaksanaan lainnya yang diperlukan untuk pengadaan bahan, termasuk pengembalian lapisan humus dan meninggalkan daerah dan jalan masuk itu dalam kondisi rapi dan dapat diterima. Seluruh biaya tersebut harus sudah dimasukkan ke dalam Harga Satuan untuk mata pembayaran yang terkait dalam Daftar Kuantitas dan Harga. SEKSI 1.6 MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS URAIAN Penyedia Jasa harus menyediakan perlengkapan dan pelayanan lalu lintas untuk mengendalikan dan melindungi karyawan Penyedia Jasa, Direksi Pekerjaan, dan pengguna jalan yang melalui daerah konstruksi, termasuk lokasi sumber bahan dan rute pengangkutan, sesuai dengan seksi ini dan memenuhi detil dan lokasi yang ditunjukkan dalam denah atau yang diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa harus menyediakan, memasang rambu lalu lintas yang diperlukan, barikade, rel pengaman lentur atau kaku, lampu, sinyal, marka jalan dan perlengkapan lalu lintas lainnya dan harus menyediakan bendera dan petunjuk lalu lintas dengan cara lain sepanjang ZONA kerja pada setiap saat selama Periode 103

104 Pelaksanaan. Manajemen lalu lintas harus dilakukan sesuai dengan perundangan dan peraturan yang berlaku. Sebelum Jalan dibuka untuk lalulintas umum, Penyedia Jasa harus membuat marka sementara setelah pekerjaan penghamparan perkerasan aspal selesai. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN 1. Pengukuran Pengukuran Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas dilakukan berdasarkan gabungan mobilisasi, demobilisasi dan pembayaran bulanan. Untuk pengukuran dari pembayaran bulanan maka disyaratkan bahwa semua ketentuan harus dipenuh. Bilamana Penyedia Jasa tidak memenuhi semua dari ketentuan-ketentuan dari Pasal ini maka jenis pekerjaan yang tersebut tidak akan dibayar bulan yang bersangkutan untuk Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas. 2. Dasar Pembayaran Pekerjaan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas harus dibayar atas dasar lump sum menurut jadwal pembayaran yang terdapat di bawah ini. Jumlah ini harus dipandang sebagai kompensasi penuh untuk penyediaan, semua bahan, semua peralatan, pekerja, perkakas dan biaya lainnya yang perlu untuk pemasangan dan pemeliharaan semua pemasangan sementara, untuk pengendalian lalu lintas selama Periode Pelaksanaan dan untuk pembersihan halangan apapun yang perlu untuk menyelesaikan pekerjaan. Akan tetapi, selama Periode Pelaksanaan Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan Penyedia Jasa untuk menyediakan tambahan peralatan sebagaimana yang dianggap perlu dengan perubahan harga lump sum untuk Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas. a. 25 % (dua puluh lima persen) bilamana semua jenis peralatan utama untuk Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas telah berada di lapangan, diterima dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. 104

105 b. 75 % (tujuh puluh lima persen) harus dibayar secara angsuran atas dasar bulanan, secara proporsional berdasarkan kemajuan pekerjaan yang dapat diterima. Bilamana kuantitas tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, tidak ada pembayaran terpisah yang dilakukan untuk Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas yang dilaksanakan sesuai dengan seksi dari Spesifikasi ini. Biaya untuk pekerjaan ini harus sudah termasuk dalam harga satuan dari semua Mata Pembayaran yang terdapat dalam Kontrak. Jika Penyedia Jasa gagal untuk melaksanakan pengoperasian Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas sebagaimana yang disebutkan dalam Seksi dari Spesifikasi ini, Penyedia Jasa harus dibebani seluruh biaya aktual untuk semua pengoperasian manajemen dan keselamatan lalu lintas yang dilaksanakan oleh Direksi Pekerjaan atau pihak-pihak lain sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. SEKSI 1.7 PENGADAAN LISTRIK DAN AIR 1. Pasokan listrik Alat elektrik portabel yang dapat digunakan di situasi lembab hanyalah alat yang memenuhi syarat: a. Mempunyai pasokan yang terisolasi dari earth dengan voltase antar konduktor tidak lebih dari 230 volt. b. Mempunyai sirkuit earth yang termonitor dimana pasokan listrik pada alat akan secara otomatis terputus jika terjadi kerusakan pada earth. c. Alat mempunyai insulasi ganda. d. Mempunyai sumber listrik yang dihubungkan dengan earth sedemikian rupa sehingga voltase ke earth tidak akan melebihi 55 volt AC; atau e. Mempunai alat pengukur arus sisa (residual). 2. Supply Switchboard sementara Seluruh supply switchboard yang digunakan di lokasi pekerjaan harus menjadi perhatian utama dan harus: 105

106 a. Jika ditempatkan di luar ruangan, harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak akan terganggu oleh cuaca. b. Dilengkapi dengan pintu dan kunci. Pintu harus dirancang dan dan ditempel sedemikian rupa sehingga tidak akan merusak kabel lentur yang tersambung dengan panel dan harus dapat melindungi switch dari kerusakan mekanis. Pintu harus diberi tanda: HARAP SELALU DITUTUP. c. Mempunyai slot yang terinsulasi di bagian bawah. d. Ditempelkan pada dinding permanen atau struktur yang didesain khsus untuk ini. e. Jika ditempel, pastikan menempel dengan baut. 3. Inspeksi peralatan Seluruh alat dan perlengkapan kelistrikan harus diinspeksi sebelum digunakan untuk pertama kali dan setelahnya sekurang-kurangnya tiap tiga bulan. Seluruh alat dan perlengkapan kelistrikan harus mempunyai tanda identifikasi yang menginformasikan tanggal terakhir inspeksi dan tanggal inspeksi selanjutnya. 4. Jarak bersih dari saluran listrik Alat crane, excavator, rig pengebor, atau plant mekanik lainnya, struktur atau perancah tidak boleh berada kurang dari 4 m di bawah saluran listrik udara tanpa ijin tertulis dari pemilik saluran listrik. DIVISI II PEKERJAAN TANAH SEKSI 2.1 PEMBERSIHAN, PENGUPASAN, DAN PEMOTONGAN POHON PELAKSANAAN 1. Pembersihan dan Pengupasan 106

107 Pembersihan dan pengupasan lahan untuk semua tanaman/pohon yang berdiameter kurang dari 15 cm diukur 1 meter dari muka tanah, harus dilaksanakan sampai batas-batas sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana diperintahkan Direksi Pekerjaan. Di luar daerah yang tersebut di atas, pembersihan dan pengupasan dapat dibatasi sampai pemotongan tanaman yang tumbuh di atas tanah sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pada daerah galian, semua tunggul dan akar harus dibuang sampai kedalaman tidak kurang dari 50 cm di bawah permukaan akhir dari tanah dasar. Pada daerah di bawah timbunan, di mana tanah humus atau bahan yang tidak dikendaki dibuang atau yang ditetapkan untuk dipadatkan, semua tunggul dan akar harus dibuang sampai kedalaman sekurang-kurangnya 30 cm di bawah permukaan tanah asli atau 30 cm di bawah alas dari lapis permukaan yang paling bawah. Pengupasan saluran dan selokan diperlukan hanya sampai kedalaman yang diperlukan untuk penggalian yang diusulkan dalam daerah tersebut. 2. Pembuangan Tanah Humus Pada daerah di bawah timbunan badan jalan yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyingkirkan semua tanah humus dan membuangnya di lahan yang berdekatan atau diperintahkan. Secara umum tanah humus hanya termasuk pembuangan tanah yang cukup subur yang mendorong atau mendukung tumbuhnya tanaman. Tidak ada pembuangan tanah humus yang keluar dari lokasi yang ditetapkan dengan kedalaman yang kurang dari 30 cm diukur secara vertikal atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, dan tanah humus itu harus dibuang terpisah dari galian bahan lainnya. 3. Pemotongan Pohon Bilamana diperlukan untuk mencegah kerusakan terhadap struktur, bangunan (property) lainnya atau untuk mencegah bahaya atau gangguan terhadap lalu lintas, bila diperlukan, pohon yang telah ditetapkan untuk ditebang harus dipotong mulai dari atas ke bawah. Penyedia Jasa harus menimbun kembali 107

108 lubang-lubang yang disebabkan oleh pembongkaran tunggul dan akar-akarnya dengan bahan yang cocok dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan penimbunan kembali ini tidak dibayar tersendiri, tetapi harus dipandang sebagai kewajiban Penyedia Jasa yang telah diperhitungkan dalam Harga Kontrak untuk Pemotongan Pohon. Semua pohon, tunggul, akar, dan sampah lainnya yang diakibatkan oleh operasi ini harus dibuang oleh Penyedia Jasa di luar Ruang Milik Jalan (Rumija) atau di lokasi yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN 1. Pengukuran untuk Pembersihan dan Pengupasan Kuantitas pembersihan dan pengupasan lahan akan dibayar sesuai dengan Spesifikasi ini atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan haruslah jumlah meter persegi dari pekerjaan pembersihan dan pengupasan lahan yang diterima dalam batas-batas yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pembersihan dan pengupasan yang diperlukan untuk struktur permanen akan diukur untuk pembayaran. Pembersihan dan pengupasan untuk jalur pengangkutan, jalur pelayanan dan semua konstruksi sementara tidak akan diukur untuk pembayaran. 2. Pengukuran untuk Pemotongan Pohon Kuantitas pemotongan dan pembuangan pohon termasuk batang dan akarakarnya akan diukur untuk pembayaran sebagai jumlah pohon yang benarbenar dipotong dan diterima oleh Direksi Pekerjaan. 3. Dasar Pembayaran a. Kuantitas pembersihan dan pengupasan, apakah terdapat air atau tidak pada setiap kedalaman, ditetapkan sebagaimana yang disebutkan di atas, akan dibayar dengan Harga Kontrak per meter persegi dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, di mana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk semua pekerja, peralatan, perlengkapan dan semua biaya lain yang perlu atau digunakan 108

109 untuk pelaksanaan yang sebagaimana mestinya untuk pekerjaan yang diuraikan dalam Pasal ini. b. Pemotongan dan pembuangan setiap pohon yang sama atau lebih besar dari diameter 15 cm yang diukur 1 meter dari permukaan tanah, sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan akan dibayar dengan Harga Kontrak per pohon untuk Mata Pembayaran yang didaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, di mana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompenssai penuh untuk semua pekerja, peralatan, perlengkapan dan lainnya yang perlu untuk pelaksanaan pekerjaan. SEKSI 2.2 GALIAN UMUM Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari jalan atau sekitarnya yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air dan selokan, untuk formasi galian atau pondasi pipa, gorong-gorong, pembuangan atau struktur lainnya, untuk pekerjaan stabilisasi lereng dan pembuangan bahan longsoran, untuk galian bahan konstruksi dan pembuangan sisa bahan galian, untuk pengupasan dan pembuangan bahan perkerasan beraspal dan /atau perkerasan beton pada perkerasan lama, dan umumnya untuk pembentukan profil dan penampang yang sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian dan penampang melintang yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. 109

110 TOLERANSI DIMENSI 1. Kelandaian akhir, garis dan formasi sesudah galian selain galian perkerasan beraspal dan/atau perkerasan beton tidak boleh berbeda lebih tinggi dari 2 cm atau lebih rendah 3 cm pada setiap titik, dan 1 cm pada setiap titik untuk galian bahan perkerasan lama. 2. Pemotongan permukaan lereng yang telah selesai tidak boleh berbeda dari garis profil yang disyaratkan melampaui 10 cm untuk tanah dan 20 cm untuk batu di mana pemecahan batu yang berlebihan tak dapat terhindarkan. 3. Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka terhadap aliran air permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan untuk menjamin pengaliran air yang bebas dari permukaan itu tanpa terjadi genangan. PENGAMANAN PEKERJAAN GALIAN 1. Kontraktor harus memikul seluruh tanggung jawab untuk menjamin keselamatan pekerjaan yang melaksanakan pekerjaan galian serta penduduk sekitar. 2. Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng sementara galian yang stabil dan mampu menahan pekerjaan, struktur atau mesin di sekitarnya, harus dipertahankan sepanjang waktu, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang memadai harus dipasang bilamana permukaan lereng galian mungkin tidak stabil. Bilamana diperlukan, Kontraktor harus menyokong atau mendukung struktur di sekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut. 3. Untuk menjaga stabilitas lereng galian dan keamanan pekerja maka galian tanah yang lebih dari 5 meter harus dibuat bertangga dengan teras selebar 1 meter atau sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan. 4. Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya tidak diijinkan berada atau beroperasi lebih dekat 1,5 m dari tepi galian parit untuk gorong-gorong pipa atau galian pondasi untuk struktur, terkecuali 110

111 bilamana pipa atau struktur lainnya yang telah terpasang dalam galian dan galian tersebut telah ditimbun kembali dengan bahan yang disetujui Direksi dan telah dipadatkan. 5. Pada setiap saat sewaktu pekerja atau yang lainnya berada dalam galian yang mengharuskan kepala mereka berada di bawah permukaan tanah, Kontraktor harus menempatkan pengawas keamanan pada tempat kerja yang tugasnya hanya memonitor kemajuan dan keamanan. Pada setiap saat peralatan galian cadangan serta perlengkapan P3K harus tersedia pada tempat kerja galian. 6. Seluruh galian terbuka harus diberi penghalang yang cukup untuk mencegah pekerja atau orang lainnya terjatuh kedalamnya. JADWAL KERJA 1. Perluasan setiap galian terbuka pada setiap operasi harus dibatasi sepadan dengan pemeliharaan permukaan galian agar tetap dalam kondisi yang mulus (sound), dengan mempertimbangkan akibat dari pengeringan, perendaman akibat hujan dan gangguan dari operasi pekerjaan berikutnya. 2. Galian saluran atau galian lainnya yang memotong jalan harus dilakukan dengan pelaksanaan setengah badan jalan sehingga jalan tetap terbuka untuk lalu lintas pada setiap saat. KONDISI TEMPAT KERJA 1. Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Penyedia Jasa harus menyediakan semua bahan, perlengkapan dan pekerja yang diperlukan untuk pengeringan (pemompaan), pengalihan saluran air dan pembuatan drainase sementara, dinding penahan rembesan (cut off wall) dan cofferdam. Pompa siap pakai di lapangan harus senantiasa dipelihara sepanjang waktu untuk menjamin bahwa tak akan terjadi gangguan dalam pengeringan dengan pompa. 2. Bilamana Pekerjaan sedang dilaksanakan pada drainase lama atau tempat lain dimana air tanah rembesan (ground water seepage) mungkin sudah tercemari, maka Penyedia Jasa harus senantiasa memelihara tempat kerja dengan 111

112 memasok air bersih yang akan digunakan oleh pekerja sebagai air cuci, bersama-sama dengan sabun dan desinfektan yang memadai. UTILITAS BAWAH TANAH Kontraktor harus bertanggungjawab untuk menjaga dan melindungi setiap utilitas bawah tanah yang masih berfungsi seperti pipa, kabel, atau saluran bawah tanah lainnya atau struktur yang mungkin dijumpai dan untuk memperbaiki setiap kerusakan yang timbul akibat operasi kegiatannya. PROSEDUR PENGGALIAN 1. Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam gambar atau ditunjukkan oleh direksi Teknik dan harus mencakup pembuangan seluruh material dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah padat, batu bata, batu beton, tembok, dan perkerasan lama. 2. Pekerjaan galian harus dilakukan dengan gangguan seminimal mungkin terhadap material dibawah dan diluar batas galian. 3. Peledakan sebagai cara pembongkaran hanya boleh digunakan jika menurut pendapat Direksi Teknik tidak praktis menggunakan alat tekanan udara atau alat pengaruh hidrolis. Direksi teknik dapat melarang peledakan dan memerintahkan untuk menggali dengan cara lain, jika menurut pendapatnya peledakan berbahaya bagi manusia atau struktur yang berdekatan. 4. Bila diperintahkan oleh direksi Teknik, Kontraktor harus menyediakan alat pelindung peledakan untuk melindungi orang, material dan pekerjaan selama penggalian. Jika dianggap perlu peledakan harus dibatasi waktunya seperti yang diuraikan oleh Direksi Teknik. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN 1. Pengukuran Galian untuk Pembayaran a. Pekerjaan galian di luar ketentuan seperti di atas harus diukur untuk pembayaran sebagai pembayaran dalam meter kubik bahan yang 112

113 dipindahkan. Faktor penyesuaian berikut ini harus digunakan untuk menghitung kuantitas setara untuk timbunan: Dasar perhitungan kuantitas galian ini haruslah gambar penampang melintang profil tanah asli sebelum digali yang telah disetujui dan gambar pekerjaan galian akhir dengan garis, kelandaian dan elevasi yang disyaratkan atau diterima. Metode perhitungan haruslah metode luas ujung rata-rata, menggunakan penampang melintang pekerjaan secara umum dengan jarak tidak lebih dari 25 meter atau dengan jarak 50 meter untuk medan yang datar. b. Bilamana bahan galian dinyatakan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan dapat digunakan sebagai bahan timbunan, namun tidak digunakan oleh Penyedia Jasa sebagai bahan timbunan, maka volume bahan galian yang tidak terpakai ini dan terjadi sematamata hanya untuk kenyamanan Penyedia Jasa dengan exploitasi sumber bahan (borrow pits) tidak akan dibayar. c. Pekerjaan galian struktur yang diukur adalah volume dari prisma yang dibatasi oleh bidang-bidang sebagai berikut: 1) Bidang atas adalah bidang horisontal seluas bidang dasar pondasi yang melalui titik terendah dari terain tanah asli. Di atas bidang horisontal ini galian tanah diperhitungkan sebagai galian biasa atau galian batu sesuai dengan sifatnya. 2) Bidang bawah adalah bidang dasar pondasi. 3) Bidang tegak adalah bidang vertikal keliling pondasi. 4) Pengukuran volume tidak diperhitungkan di luar bidang-bidang yang diuraikan di atas atau sebagai pengembangan tanah selama pemancangan, tambahan galian karena kelongsoran, bergeser, runtuh atau karena sebab-sebab lain. d. Pekerjaan galian perkerasan beraspal harus diukur untuk pembayaran sebagai volume di tempat dalam meter kubik bahan yang digali dan dibuang. 113

114 e. Galian bahan perkerasan berbutir, tanah organik, tanah lunak, tanah ekspansif, tanah yang tak dikehendaki, tanah tergumpal dan tanah dengan daya dukung sedang, jika tidak disebutkan lain dalam pasalpasal yang sebelumnya, harus diukur untuk pembayaran sebagai Galian Biasa. 2. Dasar Pembayaran Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut satuan pengukuran meter kubik dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing masing Mata Pembayaran, dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan termasuk cofferdam, penyokong, pengaku dan pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan galian sebagaimana diuraikan dalam Seksi ini. SEKSI 2.3 TIMBUNAN TANAH UMUM Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan. TOLERANSI DIMENSI 1. Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2 cm atau lebih rendah 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui. 2. Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas. 114

115 3. Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis profil yang ditentukan. 4. Timbunan selain dari Lapisan Penopang di atas tanah lunak tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20 cm atau dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm. KONDISI TEMPAT KERJA 1. Kontraktor harus menjamin bahwa pekerjaan tetap kering sebelum dan selama pekerjaan pemasangan dan pemadatan berlangsung, untuk itu bahan urugan selama konstruksi harus memiliki lereng melintang yang cukup untuk membantu drainase dari aliran air hujan dan harus menjamin bahwa pekerjaan akhir mempunyai drainase yang baik. 2. Kontraktor harus menjamin di tempat kerja tersedianya air yang cukup untuk pengendalian kelembaban timbunan selama operasi penghamparan dan pemadatan. BAHAN Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari bahan galian tanah yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam pekerjaan permanen.. Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut AASHTO M145 atau sebagai CH menurut "Unified atau Casagrande Soil Classification System". Bila penggunaan tanah yang berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut harus digunakan hanya pada bagian dasar dari timbunan atau pada penimbunan kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi Tanah plastis seperti itu sama sekali tidak boleh digunakan pada 30 cm lapisan langsung di bawah bagian dasar perkerasan atau bahu jalan atau tanah dasar bahu jalan. Tanah sangat expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25, atau derajat pengembangan yang diklasifikasikan oleh AASHTO T258 sebagai "very high" atau "extra high", tidak boleh digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai 115

116 aktif adalah perbandingan antara Indeks Plastisitas / PI - (SNI ) dan persentase kadar lempung (SNI ). PENGHAMPARAN DAN PEMADATAN TIMBUNAN 1. Penghamparan Timbunan a. Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan yang disyaratkan. Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama tebalnya. b. Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan. Penumpukan tanah timbunan untuk persediaan biasanya tidak diperkenankan, terutama selama musim hujan. 2. Pemadatan Timbunan a. Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Direksi Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan. b. Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan SNI c. Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disyaratkan, diuji kepadatannya dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan berikutnya dihampar. d. Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usahapemadatan yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi dapat dilewatkan di atas pekerjaan timbunan dan lajur 116

117 yang dilewati harus terus menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut. e. Bilamana bahan timbunan dapat ditempatkan hanya pada satu sisi abutment, maka tempat-tempat yang bersebelahan dengan struktur tidak boleh dipadatkan secara berlebihan karena dapat menyebabkan bergesernya struktur atau tekanan yang berlebihan pada struktur. f. Terkecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan, timbunan yang bersebelahan dengan ujung jembatan tidak boleh ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang abutment sampai struktur bangunan atas telah terpasang. g. Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas, harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris (tamper) manual dengan berat minimum 10 kg. JAMINAN MUTU 1. Ketentuan Kepadatan Untuk Timbunan Tanah a. Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar harus dipadatkan sampai 95 % dari kepadatan kering maksimum yang ditentukan sesuai SNI Untuk tanah yang mengandung lebih dari 10 % bahan yang tertahan pada ayakan ¾, kepadatan kering maksimum yang diperoleh harus dikoreksi terhadap bahan yang berukuran lebih (oversize) tersebut sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. b. Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar harus dipadatkan sampai dengan 100 % dari kepadatan kering maksimum yang ditentukan sesuai dengan SNI Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapis timbunan yang dipadatkan sesuai dengan SNI dan bila hasil setiap pengujian menunjukkan kepadatan kurang dari yang disyaratkan maka Kontraktor harus memperbaiki pekerjaan. Pengujian harus dilakukan sampai kedalaman penuh pada 117

118 lokasi yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, tetapi harus tidak boleh berselang lebih dari 200 m. 2. Percobaan Pemadatan Kontraktor harus bertanggungjawab dalam memilih metode dan peralatan untuk mencapai tingkat kepadatan yang disyaratkan.: Percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi jumlah lintasan peralatan pemadat dan kadar air sampai kepadatan yang disyaratkan tercapai sehingga dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. Hasil percobaan lapangan ini selanjutnya harus digunakan dalam menetapkan jumlah lintasan, jenis peralatan pemadat dan kadar air untuk seluruh pemadatan berikutnya. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN 1. Pengukuran Timbunan Timbunan harus diukur sebagai jumlah kubik meter bahan terpadatkan yang diperlukan, diselesaikan di tempat dan diterima. Volume yang diukur harus berdasarkan gambar penampang melintang profil tanah asli yang disetujui atau profil galian sebelum setiap timbunan ditempatkan dan gambar dengan garis, kelandaian dan elevasi pekerjaan timbunan akhir yang disyaratkan dan diterima. Metode perhitungan volume bahan haruslah metode luas bidang ujung, dengan menggunakan penampang melintang pekerjaan yang berselang jarak tidak lebih dari 25 m, dan berselang tidak lebih dari 50 meter untuk daearah yang datar. 2. Dasar Pembayaran Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak angkut berapapun yang diperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari masing-masing harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk Mata Pembayaran adalah meter kubik, dimana harga tersebut harus sudah merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan, penghamparan, pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan, seluruh biaya lain yang perlu atau biaya untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini. 118

119 DIVISI III DRAINASE SEKSI 3.1 SELOKAN DAN SALURAN AIR UMUM Pekerjaan ini mencakup penggalian tanah, pengadaan pasir urugan dasar setebal 10 cm, pemasangan saluran precast U-ditch ukuran 80 cm x 40 cm, dan pengurugan tanah kembali. TOLERANSI DIMENSI SALURAN 1. Elevasi galian dasar selokan yang telah selesai dikerjakan tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm dari yang ditentukan atau disetujui pada tiap titik, dan harus cukup halus dan merata untuk menjamin aliran yang bebas dan tanpa genangan bilamana alirannya kecil. 2. Alinyemen selokan dan profil penampang melintang yang telah selesai dikerjakan tidak boleh bergeser lebih dari 5 cm dari yang ditentukan atau telah disetujui pada setiap titik. JADWAL KERJA 1. Kontraktor senantiasa harus menyediakan drainase yang lancar tanpa terjadinya genangan air dengan menjadwalkan pembuatan selokan yang sedemikian rupa agar drainase dapat berfungsi dengan baik sebelum pekerjaan timbunan dan struktur perkerasan dimulai. 2. Drainase harus dalam kondisi operasional dan berfungsi secara efektif sebelum pekerjaan galian atau timbunan dilaksanakan. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN 1. Pengukuran Galian 119

120 Pekerjaan galian selokan dan saluran air harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai volume aktual bahan yang dipindahkan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan galian ini diperlukan untuk pembentukan atau pembentukan kembali selokan dan saluran air yang memenuhi pada garis, ketinggian, dan profil yang benar seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Penggalian yang melebihi dari yang ditunjukkan dalam Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, tidak boleh diukur untuk pembayaran. 2. Pengukuran dan Pembayaran Timbunan Timbunan yang digunakan untuk pekerjaan selokan dan saluran air harus diukur dan dibayar sebagai Timbunan. 3. Pengukuran dan Pembayaran Pelapisan Saluran Pelapisan saluran untuk selokan drainase dan saluran air akan diukur dan dibayar sebagai Pasangan Batu dengan Mortar dalam Seksi 2.2 dari Spesifikasi ini. 4. Dasar Pembayaran Kuantitas galian, ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkan Harga Kontrak per satuan pengukuran adalah meter kubik dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua pekerja, perkakas dan peralatan untukgalian selokan drainase dan saluran air, untuk semua formasi penyiapan pondasi selokan yang dilapisi dan semua pekerjaan lain atau biaya lainnya yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya seperti yang diuraikan dalam Seksi ini. SEKSI 3.2 GORONG-GORONG DAN DRAINASE BETON UMUM 120

121 Pekerjaan ini mencakup penggalian tanah, pengadaan pasir urugan dasar setebal 10 cm, pemasangan gorong-gorong diameter 100 cm, dan pengurugan tanah kembali. TOLERANSI DIMENSI SALURAN 1. Elevasi galian dasar selokan yang telah selesai dikerjakan tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm dari yang ditentukan atau disetujui pada tiap titik, dan harus cukup halus dan merata untuk menjamin aliran yang bebas dan tanpa genangan bilamana alirannya kecil. 2. Alinyemen selokan dan profil penampang melintang yang telah selesai dikerjakan tidak boleh bergeser lebih dari 5 cm dari yang ditentukan atau telah disetujui pada setiap titik. JADWAL KERJA 1. Kontraktor senantiasa harus menyediakan drainase yang lancar tanpa terjadinya genangan air dengan menjadwalkan pembuatan gorong-gorong yang sedemikian rupa agar drainase dapat berfungsi dengan baik sebelum pekerjaan timbunan dan struktur perkerasan dimulai. 2. Drainase harus dalam kondisi operasional dan berfungsi secara efektif sebelum pekerjaan galian atau timbunan dilaksanakan. BAHAN Gorong-gorong Precast diameter 100 cm dengan tebal selimut beton 10 cm di setiap sisinya. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN 1. Pengukuran untuk Pembayaran a. Kuantitas yang diukur untuk pembayaran gorong-gorong pipa beton bertulang maupun tanpa tulangan haruslah jumlah meter panjang dari pipa baru atau perpanjangan yang dipasang, yang diukur dari ujung ke ujung 121

122 pipa yang dipasang sesuai dengan Gambar atau perintah Direksi Pekerjaan. b. Kuantitas yang diukur untuk pembayaran gorong-gorong pipa logam gelombang (corrugated) haruslah jumlah ton dari struktur pipa baru atau perpanjangan goronggorong pipa yang terpasang sesuai dengan Gambar atau perintah Direksi Pekerjaan. c. Kuantitas yang diukur untuk pembayaran saluran beton bertulang berbentuk U dengan lebar sampai dengan 1200 mm haruslah dalam jumlah meter panjang saluran berbentuk U yang dicor di tempat atau pra-cetak, yang diukur dari ujung ke ujung pipa, termasuk baja tulangan yang terpasang sesuai dengan Gambar atau perintah Direksi Pekerjaan. d. Kuantitas yang diukur untuk pembayaran tembok kepala beton, apron (lantai golak), lubang masuk (entry pits), gorong-gorong persegi dan struktur drainase beton lainnya sebagai struktur drainase minor haruslah dalam jumlah meter kubik beton termasuk baja tulangan yang terpasang sesuai dengan Gambar atau perintah Direksi Pekerjaan. e. Kecuali untuk Galian Batu dan bahan Drainase Porous yang digunakan, tidak ada pengukuran yang terpisah untuk pembayaran akan dilakukan untuk pekerjaan galian atau timbunan, biaya pekerjaan ini dipandang sebagai pelengkap untuk melaksanakan pekerjaan gorong-gorong pipa dan sudah termasuk dalam harga penawaran untuk gorong-gorong pipa dan berbagai macam bahan yang digunakan dalam pelaksanaan. 2. Dasar Untuk Pembayaran Kuantitas gorong-gorong pipa, saluran berbentuk U, gorong-gorong persegi dan struktur drainase lainnya, yang diukur sebagaimana yang disyaratkan di atas, harus dibayar menurut Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran berupak Meter Kubik dan buah, dimana harga dan pembayaran tersebut haruslah merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan termasuk baja tulangan dan untuk semua galian dan pembuangan bahan, pemadatan, cetakan, penimbunan kembali, lubang 122

123 sulingan, dan biaya-biaya lainnya yang diperlukan atau biasanya perlu untuk penyelesaian pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini. DIVISI IV PERKERASAN JALAN (PERKERASAN LENTUR) PERSYARATAN BAHAN 1. Persyaratan Agregat a. Umum Bahan harus terdiri dari atas agregat pokok, agregat pengunci dan agregat penutup (hanya digunakan untuk lapis permukaan) dan aspal. Setiap fraksi agregat harus disimpan terpisah untuk mencegah tercampurnya antar fraksi agregat dan harus bersih, kuat, awet, bebas dari debu dan tanah liat dan benda-benda yang tidak dihendaki. b. Agregat Pokok, Pengunci dan Penutup Agregat pokok dan pengunci harus mmenuhi ketentuan SNI dan memenuhi persyaratan indeks kepipihan dan kelonjongan maksimum 10% dengan metode pengujian RSNI T c. Gradasi Agregat Pokok. Pengunci, dan Penutup Gradasi Agregat pokok dan pengunci bila diuji sesuai dengan SNI harus memenuhi gradasi sesuai SNI Persyaratan Aspal Aspal haruslah salah satu dari jenis berikut: a. Aspal keras Pen.80 atau Pen.60 yang memenuhi ketentuan dalam RSNI S b. Aspal emulsi CRS1 atau CRS2 yang memenuhi ketentuan SNI atau RSI atau RS2 yang memenuhi ketentuan SNI c. Aspal cair jenis RC 250 atau RC 800 yang memenuhi ketentuan SNI , atau aspal cair jenis MC 250 atau MC 800 yang memenuhi ketentuan SNI

124 Kuantitas agregat dan aspal untuk lapis pondasi atau lapis perata dan lapis permukaan Laston, harus sesuai dengan tebal lapisan rencana dan sebelum pekerjaan dimulai harus disetujui terkebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan. Penyesuaian takaran ini mungkin diperlukan selama kontrak dipandang perlu oleh Direksi Pekerjaan untuk memperoleh mutu pekerjan yang disyaratkan. PERSYARATAN KERJA 1. Kondisi Cuaca Yang Diizinkan Lapis permukaan laston tidak boleh dilaksanakan pada permukaan yang basah, selama hujan atau hujan akan turun. Apabila menggunakan aspal emulsi atau aspal cair maka tidak boleh dikerjakan disemprotkan menjelang malam hari. Jika digunakan aspal keras maka temperatur perkerasan saat aspal disemprotkan tidak boleh kurang dari Ketentuan Lalu Lintas Tempat kerja harus ditutup untuk lalulintas pada saat pekerjaan sedang berlangsung dan selanjutnya smpai waktu yang ditentukan atau dimana Direksi teknis menyetujui Permukaan akhir dapat dibuka untuk lalu lintas. SEKSI 4.1 PEKERJAAN PERSIAPAN TANAH DASAR (SUB GRADE) PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN 1. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus melakukan survey elevasi tanah existing terhadap elevasi rencana sub grade jalan dan posisi posisi yang diperlukan pemasangan subsoil drain untuk mengalirkan mata air ke saluran terdekat dan rencana saluran sementara yang perlu dibuat. Hasil survey tersebut dituangkan dalam shop drawing sebagai acuan kerja. 2. Apabila tanah existing lebih tinggi dari elevasi rencana sub grade : 124

125 a. Tanah existing harus digali hingga mencapai elevasi rencana sub grade jalan. b. Sebelum melakukan pemadatan, Kontraktor harus terlebih dahulu melakukan uji CBR laboratorium, baik soaked CBR maupun unsoaked CBR sehingga didapat korelasi kepadatan dengan nilai CBR. Dalam kondisi terendam, nilai CBR minimum yang harus tercapai adalah 6,5 %. c. Dalam hal nilai Soaked CBR 6,5 % tidak dapat tercapai, Kontraktor harus mengganti tanah sub grade tersebut sedalam minimal 30 cm dengan tanah lain yang sudah dilakukan uji laboratorium dan dapat mencapai nilai minimum Soaked CBR 6,5 %. Tanah tersebut dipadatkan sehingga didapat kepadatan kering minimal 90 % kepadatan Standard Proctor. d. Dalam hal setelah dilakukan penggalian ditemukan adanya aliran mata air, kontraktor harus melakukan pembuatan subsoil drain untuk mengalirkan mata air tersebut ke saluran drainase terdekat. 3. Sedangkan apabila elevasi tanah existing lebih rendah dari rencana sub grade, kontraktor harus melakukan penimbunan secara lapis demi lapis hingga tercapai elevasi sub grade rencana dengan menggunakan tanah yang sudah dilakukan uji laboratorium dan dapat mencapai nilai minimum Soaked CBR 6,5 %. Ketebalan tanah lepas maksimum per lapis adalah 30 cm dengan kepadatan minimal 90 % Standard Proctor. Apabila tanah yang akan dipakai berasal dari lokasi lain dari yang sudah disetujui, Kontraktor harus terlebih dahulu melakukan uji CBR laboratorium untuk memastikan tercapainya nilai CBR terendam tersebut. 4. Timbunan atau pemotongan pada badan jalan dilaksanakan dengan bentuk dan elevasi sesuai gambar rencana. 5. Pekerjaan sub grade yang telah diselesaikan harus dilindungi agar tidak mengering/pecah-pecah, atau basah tergenang air. 6. Aliran air (baik berupa drainase existing maupun drainase sementara yang dibuat) harus dijaga tetap bekerja dengan baik sehingga badan jalan/sub grade terhindar dari kerusakan akibat genangan air. 125

126 METODE KERJA Pemadatan Sub grade harus menggunakan Vibrator Roller 8-10 ton atau Static Roller ton. Sedangkan untuk leveling digunakan Motor Grader, atau sesuai petunjuk Pengawas. Kontraktor harus memberi air secukupnya untuk mendapatkan kadar air optimum. Pemadatan dianggap cukup baik apabila kepadatan Sub grade sudah mencapai minimal 95% dry max dari kepadatan kering maksimum Proctor Standard. PENGUJIAN Pengujian kepadatan dilakukan dengan menggunakan sand cone method atau sesuai petunjuk Pengawas dengan Dynamic Cone Penetrometer Test. Pengujian dilakukan pada maksimum 200 m 2 untuk satu titik pengujian secara zigzag sampai kedalaman tertentu pada lokasi yang diarahkan oleh Pengawas. TOLERANSI PENGUKURAN Toleransi permukaan akhir sub grade setelah pemadatan tidak boleh lebih tinggi 10 mm atau lebih rendah 10 mm dari elevasi rencana. SEKSI 4.2 LAPIS PONDASI BAWAH (SUBBASE COURSE) SETEBAL 24 CM PENGADAAN MATERIAL SIRTU KELAS A Waktu selama pelaksanaan direksi berwenang untuk mengadakan pemeriksaan pada saat-saat yang dianggap perlu. Material yang masih menunggu hasil laboratorium, material yang masih meragukan kualitasnya tidak diperkenenkan ditempatkan di lapangan atau bercampur dengan material yang telah disetujui. Bila gradasi atau sifat material tidak sesuai dengan yang disyaratkan, direksi berhak menolak dan kontraktor harus segera menyingkirkan dari lokasi. Kontraktor harus menempatkan material sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu arus lalu lintas serta menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi. 126

127 PERSYARATAN MATERIAL Semua material harus homogen bersih dari kotoran kotoran bahan organik, gumpalan-gumpalan lempung dan bahan lain yang tidak diinginkan. Semua bahan harus mempunyai persyaratan sebagai berikut: 1. Analisa saringan 2. Kehilangan berat sendiri akibat abrasi dari partikel yang tertinggal pada ayakan no. 12 ( AASHTO T-96 ) max 40%. PERATAAN DAN PEMADATAN Sebelum material diratakan, terlebih dulu dihamparkan dengan menggunakan bulldozer. Lalu untuk meratakan sirtu hingga mendekati elevasi dan kemiringan yang direncanakan digunakan Motor Grader. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN 1. Penghamparan material untuk sub base baru boleh dilaksanakan apabila kepadatan sub grade telah memenuhi persyaratan dan telah disetujui Pengawas. 2. Semua material yang tidak memenuhi syarat gradasi dan kualitas harus disingkirkan dari lokasi. 3. Hamparan harus rata, homogen, stabil (tidak goyah), tidak terjadi deformasi dan retak retak. 4. Setiap sirtu yang datang sedapat mungkin harus diadakan percobaan analisa saringan, untuk menentukan apakah sirtu tersebut dapat dipakai / tidak. 5. Lalu ratakan permukaan dengan motor grader. Pemadatan pertama dilaksanakan dengan Tandem Roller. 6. Selanjutnya dengan Tire Roller dimana sambil ikut memadatkan pada waktu/ keadaan memerlukan sambil menyiram. 7. Pemadatan dilakukan dengan mesin gilas 12 ton hingga mencapai nilai kepadatan minimum 97 % Standard Proctor. 127

128 8. Semua biaya pengetesan material serta test kepadatan / CBR lapangan, dibebankan kepada kontraktor dengan pembiayaan yang ada. 9. Pemadatan lapisan dilaksanakan mulai dari tepi, overlap terhadap bahu jalan dan dilanjutkan ke tengah sejajar dengan as jalan. 10. Pada daerah belokan yang terdapat super elevasi, pemadatan dimulai dari sisi yang rendah menuju sisi yang lebih tinggi. 11. Pada waktu pemadatan, kadar air harus diperhatikan benar agar didapat tingkat kepadatan yang baik. Pemadatan dilaksanakan hingga tidak terdapat gelombang dimuka mesin gilas dan permukaan rata. 12. Apabila sudah memenuhi syarat untuk hal kedua ini (elevasi dan kepadatannya) secara tertulis baru dapat dilaksanakan pekerjaan berikutnya Base Course. 13. Pekerjaan Lapis Pondasi Atas (Base Course) setebal 25 cm PENGUJIAN 1. Sebelum kontraktor memulai pekerjaan sub base, kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan contoh material untuk dilakukan pengetesan laboratorium. Apabila hasil laboratorium memenuhi syarat, kontraktor dapat memulai pengiriman material ke lokasi untuk dilakukan penebaran dan pemadatan. Apabila hasil laboratorium tidak terpenuhi, Kontraktor harus segera mengajukan contoh material dari quarry yang lain untuk dilakukan pengetesan kembali. Seluruh biaya yang timbul menjadi tanggung jawab kontraktor. 2. Untuk setiap 300 m3 material yang didatangkan ke lokasi, kontraktor berkewajiban untuk melakukan uji laboratorium ulang untuk memastikan bahwa material yang terkirim tetap memenuhi persyaratan. 3. Setiap 50 m panjang jalan, Kontraktor harus melakukan pengujian Sand Cone untuk mendapatkan kepadatan minimal 97 % Standard Proctor. Untuk setiap 200 m panjang jalan, dilakukan pengujian kepadatan dengan Proof Rolling Down Method. Pengujian dengan Proof Rolling Down Method harus menggunakan beban total tidak kurang dari 25 ton untuk 128

129 truk 2-As dengan tekanan roda karet min 100 psi. Pengujian dilakukan pada lokasi yang diarahkan oleh Pengawas dan dinyatakan baik/diterima bila secara visual settlement yang terjadi lebih kecil dari 10 mm. 4. Pengawas berhak melakukan pengukuran-pengukuran pada tempat-tempat yang dipilih selama pelaksanaan pekerjaan untuk memeriksa tebal lapisan dan nilai kepadatan base di lapangan, dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor. TOLERANSI PENGUKURAN Toleransi elevasi permukaan akhir dari sub base tidak boleh lebih atau kurang dari 10 mm. SEKSI 4.3 LAPIS PONDASI ATAS (BASE COURSE) SETEBAL 11 CM PENGADAAN MATERIAL BATU PECAH KELAS A Sebelum memulai pekerjaan kontraktor harus menyerahkan hasil pemeriksaan lab yang diakui oleh direksi mengenai sifat-sifat bahan tersebut. Semua material yang akan digunakan harus disetujui oleh direksi terlebih dahulu, dan setiap waktu selama pelaksanaan direksi berwenang untuk mengadakan pemeriksaan pada saatsaat yang dianggap perlu. Material yang masih menunggu hasil laboratorium, material yang masih meragukan kualitasnya tidak diperkenenkan ditempatkan di lapangan atau bercampur dengan material yang telah disetujui. Bila gradasi atau sifat material tidak sesuai dengan yang disyaratkan, direksi berhak menolak dan kontraktor harus segera menyingkirkan dari lokasi. Kontraktor harus menempatkan material sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu arus lalu lintas serta menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi. 129

130 PERSYARATAN MATERIAL Material Base Course harus keras, bersih, tidak porous, tidak mengandung kapur, tidak mengandung kotoran / lempung / tumbuh-tumbuhan atau unsur organis lainnya, tidak mempunyai sifat disintegrasi, hasil pecahan mesin dan mempunyai paling sedikit tiga bidang datar membentuk kubus (tidak tipis / gepeng / runcing) dan telah disetujui oleh Pengawas. Material yang akan dipakai harus berkualitas baik (Sertifikat Laboratorium DPU setempat atau laboratorium lainnya yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas). Material yang digunakan adalah Agregat kelas A, dengan kriteria sebagai berikut : Tabel Gradasi Agregat Kelas A Tabel Sifat Agregat Kelas A 130

131 PERATAAN DAN PEMADATAN Sebelum material diratakan, terlebih dulu dihamparkan dengan menggunakan bulldozer. Toleransi ketinggian diambil ± 1 cm, dimana menurut pengalaman waktu pengamparannya dilebihkan dari tinggi yang diperlukan Ump.: tebal 20 cm padat, sebelum dipadatkan kita ampar tebalnya cm. Ini jangan lupa bahwa lebih kering akan banyak susut/turunnya daripada materialnya basah. Menurut pengalaman dengan cara itu kita telah mendapatkan ketinggian dalam ketentuan (toleransi) dan mengurangi segregasi. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN 1. Penghamparan material base baru boleh dilaksanakan apabila pelaksanaan pekerjaan sub base telah memenuhi syarat dan telah disetujui Pengawas. 2. Semua material yang tidak memenuhi syarat gradasi dan kualitas harus disingkirkan dari lokasi. 3. Ketebalan material base harus dibuat sesuai gambar rencana dan pelaksanaan penghamparan dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan setiap lapisan maksimum 20 cm dalam kondisi gembur. 4. Pemadatan dilakukan dengan mesin gilas 12 ton hingga mencapai nilai kepadatan 97 % Standard Proctor. 5. Semua biaya pengetesan material serta test kepadatan / CBR lapangan, dibebankan kepada kontraktor dengan pembiayaan yang ada. 6. Pemadatan dilaksanakan mulai dari tepi ke tengah sejajar as jalan. Pada daerah belokan dengan super elevasi, penggilasan dimulai dari sisi yang rendah menuju sisi yang lebih tinggi. 7. Sesudah batu pecah selesai dipadatkan, maka kontraktor harus segera menghampar abu batu (binder material) untuk mengisi ruang-ruang kosong pada permukaan lapisan base tersebut. 8. Setelah rata dan padat tentu dengan pengecekan oleh surveyor dan kepadatannya oleh Soil Material Enginer (Density test) dengan data tertulis, 131

132 baru pekerjaan selanjutnya dilanjutkan ke pekerjaan Prime-Coat. PENGUJIAN 1. Sebelum kontraktor memulai pekerjaan base, kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan contoh material base course untuk dilakukan pengetesan laboratorium. Apabila hasil laboratorium memenuhi syarat, kontraktor dapat memulai pengiriman material ke lokasi untuk dilakukan penebaran dan pemadatan. Apabila hasil laboratorium tidak terpenuhi, Kontraktor harus segera mengajukan contoh material base course dari quarry yang lain untuk dilakukan pengetesan kembali. Seluruh biaya yang timbul menjadi tanggung jawab kontraktor. 2. Untuk setiap 300 m3 material base course yang didatangkan ke lokasi, kontraktor berkewajiban untuk melakukan uji laboratorium ulang untuk memastikan bahwa material yang terkirim tetap memenuhi persyaratan seperti pada tabel di atas. 3. Setiap 50 m panjang jalan, Kontraktor harus melakukan pengujian Sand Cone untuk mendapatkan kepadatan minimal 97 % Standard Proctor. 4. Untuk setiap 200 m panjang jalan, dilakukan pengujian kepadatan dengan Proof Rolling Down Method. Pengujian dengan Proof Rolling Down Method harus menggunakan beban total tidak kurang dari 25 ton untuk truk 2- As dengan tekanan roda karet min 100 psi. Pengujian dilakukan pada lokasi yang diarahkan oleh Pengawas dan dinyatakan baik/diterima bila secara visual settlement yang terjadi lebih kecil dari 3 mm. 5. Pengawas berhak melakukan pengukuran-pengukuran pada tempat-tempat yang dipilih selama pelaksanaan pekerjaan untuk memeriksa tebal lapisan dan nilai kepadatan base di lapangan, dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor. TOLERANSI PENGUKURAN Toleransi elevasi permukaan akhir dari Base Course tidak boleh lebih atau kurang dari 10 mm. 132

133 SEKSI 4.4 PEKERJAAN PRIME COAT UMUM Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan penghamparan material bitumen pada permukaan tanah dasar, sub-base (lapis pondasi) yang telah disiapkan sesuai persyaratan Spesifikasi ini, dengan lebar sesuai ukuran yang tercantum pada Gambar Penampang Melintang atau menurut instruksi Konsultan Pengawas. MATERIAL 1. Material Lapis Resap Pengikat Material Lapis Resap Pengikat harus sesuai dengan Gambar dan memenuhi salah satu persyaratan di bawah ini : a. Aspal emulsi yang digunakan dapat salah satu dari aspal emulsi pengikatan sedang (CMS) yang memenuhi SNI atau aspal emulsi pengikatan lambat (CSS) yang memenuhi SNI b. Aspal cair yang digunakan dapat salah satu dari aspal cair penguapan sedang sesuai SNI atau aspal cair penguapan cepat sesuai SNI Kedua aspal cair tersebut harus dibuat dari aspal keras Pen 60 atau Pen 80, yang memenuhi RSNI S , diencerkan dengan minyak tanah (kerosen) atau bensin (premium). Tipe aspal cair yang digunakan harus sesuai dengan tujuan penggunaannya. 2. Bilamana lalu lintas diizinkan lewat diatas Lapis Resap Ikat maka harus digunakan bahan penyerap (blotter material) dari hasil penyaringan kerikil atau batu pecah, terbebas dari butiran-butiran berminyak atau lunak, bahan kohesif atau bahan organik. Tidak kurang dari 98 persen harus lolos saringan 3/8 (9,5 mm) dan tidak lebih dari 2 persen harus lolos saringan No. 8 (2,36 mm). PELAKSANAAN PEKERJAAN 1. Cuaca 133

134 Lapis resap pengikat dapat dilaksanakan setelah ada persetujuan dari Konsultan Pengawas, yang juga akan menentukan kualitas aspal yang harus digunakan. Permukaan yang akan dikerjakan harus kering atau agak lembab, dan suhu udara saat itu di tempat teduh di atas 13 C dengan kecenderungan naik atau di atas 15 C dengan kecenderungan turun. 2. Peralatan Peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan Pasal S9.01 (2). 3. Pembersihan permukaan Sebelum dilakukan penyiraman material aspal sebagai lapis resap pengikat, permukaan yang dipersiapkan harus dibersihkan dari kotoran dan material lepas atau yang tidak dikehendaki, dengan power broom atau power blower. Bila Konsultan Pengawas memerintahkan, permukaan harus dikupas tipis dan digilas sebelum material aspal disiramkan. Bila diperlukan Konsultan Pengawas dapat memerintahkan, penyiraman permukaan dengan sedikit air sesaat sebelum material aspaldisiramkan. Sebelum pekerjaan dilaksanakan, daerah yang akan dikerjakan harus mendapat persetujuan terlebih dulu oleh Konsultan Pengawas. 4. Penyiraman, Takaran Pemakaian, Temperatur Penyemprotan Material aspal harus disiramkan pada seluruh lebar bagian jalan dengan distributor aspal secara merata dan menerus. Konsultan Pengawas akan menentukan banyaknya material aspal yang disiramkan, termasuk temperatur penyiramannya. Penyiraman pada bagian sambungan harus diperhatikan jangan sampai melebihi jumlah yang telah ditentukan. Kelebihan material aspal harus dibuang dari permukaan. Daerah yang tidak tersiram atau kurang harus diperbaiki. Kertas karton harus diletakkan pada ujung dimulainya penyiraman dan akhir daerah penyiraman, untuk menjamin bentuk potongan daerah yang dikerjakan berbentuk persegi dan mencegah genangan atau kelebihan penyiraman. 134

135 Jenis Aspal Aspal Cair Aspal Emulsi Takaran Pemakaian Lapis Resap Pengikat (liter/m2) Pada Lapis Pondasi Agregat Lapis Pondasi Bersemen 0,40 1,30 0,20 1,00 Jenis Aspal Rentang Temperatur Penyemprotan, O C Aspal Cair Penguapan Cepat (RC-250) Aspal Cair Penguapan Sedang (MC-70) Aspal Cair Penguapan Lambat (MC-30) Aspal Keras Aspal Emulsi - Tindakan yang sangat hati-hati harus dilaksanakan bila memanaskan setiap aspal cair. Frekuensi pemanasan yang berlebihan atau pemanasan yang berulang-ulang pada temperatur tinggi haruslah dihindari. Setiap bahan yang menurut pendapat Konsultan Pengawas telah rusak akibat pemanasan berlebihan harus ditolak dan harus diganti atas biaya Kontraktor. 5. Penghamparan Material Pengering/penyerap (Blotter Material) Untuk memperkecil kerusakan akibat hujan sebelum permukaan mengering, Konsultan Pengawas dapat memerintahkan penghamparan material pengering untuk menutupi material bitumen yang masih basah. Material pengering harus dihamparkan sedemikian rupa sehingga lintasan roda kendaraan tidak akan melintasi daerah yang tidak tertutup. 135

136 SEKSI 4.5 PEKERJAAN LASTON SETEBAL 12 CM UMUM Pekerjaan ini meliputi pencampuran agregat dengan aspal pada Mesin Pencampur Aspal (Asphalt Mixing Plant = A.M.P), penghamparan pada permukaan jalan dan pemadatan sesuai dengan persyaratan yang berlaku. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN 1. Campuran aspal dan agregat harus terdiri dari bahan-bahan agregat kasar, agregat halus, filler dan aspal. Material yang dicampur harus memenuhi syarat ditinjau dari : a. Ukuran b. Gradasi c. Prosentase campuran dari setiap bahan yang dipakai. d. Prosentase aspal (dalam berat) yang akan ditambahkan pada campuran agregat berkisar antara 5-6% untuk ATB dan 6-7% untuk hotmix yang dihitung dari berat kering agregat. Prosentase dapat ditentukan atas dasar percobaan laboratorium dengan Methode Marshall dan analisa saringan dari campuran agregat yang dipakai dan harus mendapat persetujuan Pengawas. 2. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan kepada Pengawas, rencana perbandingan campuran (mix design) yang akan digunakan untuk campuran aspal. Rencana campuran harus menunjukkan satu angka prosentase untuk tiap-tiap agregat yang melalui ayakan sesuai spesifikasi gradasi campuran yang digunakan untuk campuran aspal. 3. Pekerjaan baru dapat dilaksanakan setelah campuran rencana (mix design) mendapat persetujuan Pengawas. BAHAN 1. Semua material yang digunakan harus mempunyai suatu sifat yang 136

137 disyaratkan sehingga bila dicampur dengan rumus campuran tertentu akan mempunyai kekuatan paling sedikit 70% bila diuji dengan AASHTO T Bahan-bahan yang tidak seizin Pengawas untuk dipergunakan harus disingkirkan dari lokasi dan tidak boleh dipakai. 3. Bahan agregat harus didapat dari pemecahan batu yang tertinggal pada ayakan No. 8. Agregat kasar yang boleh digunakan hanya satu macam dan harus terdiri dari bahan yang awet, kuat, bersih dan tidak tercampur dengan bahanbahan lain. Persyaratan agregat kasar adalah sebagai berikut: a. Nilai Keausan agregat yang diperiksa dengan Los Angeles Abrasion Test pada 500 putaran (AASHTO T-104) harus mempunyai nilai maximum 40%. b. Bila diuji dengan Sodium Sulfate Soundness Test (AASHTO T-104) tidak akan kehilangan berat lebih besar dari 9%. c. Kelekatan terhadap aspal harus lebih besar dari 25%. d. Indeks kepipihan agregat maximum 25%. e. Peresapan agregat terhadap air maksimum 3%. f. Berat jenis semu agregat minimum 2,50. g. Gumpalan lempung agregat maksimum 0,25%. h. Bagian-bagian batu yang lunak dari agregat maksimum 5%. i. Soundness test maksimum 12%. 4. Bagian dari material yang lewat ayakan No.8 dinamakan Agregat halus, dan mungkin terdiri dari pasir bersih, pasir batu, bahan halus hasil pemecahan batu. Agregat halus terdiri dari bahan yang awet, kuat, berbidang kasar, bersudut tajam dan bersih dari kotoran. Agregat halus harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Nilai Sand Equivalent (AASHTO T-176) dari agregat harus minimal 50% b. Berat jenis semu (AASHTO T84 & T85) minimum 2,50. c. Hasil pemeriksaan Atterberg (ASSHTO T 89 & T91) agregat harus non plastis. d. Peresapan agregat terhadap air maksimal 3%. 137

138 e. Benda organik (AASHTO T21) dengan standard warna harus No Sebagai bahan filler dapat dipergunakan debu batu kapur, debu dolomite atau semen portland. Bahan filler tersebut tidak boleh tercampur dengan kotoran atau bahan lain yang tidak dikehendaki dan harus dalam keadaan kering dengan kadar air maksimal 1%. Gradasi Filler 6. Material campuran harus mempunyai gradasi yang merata (homogen) dan memenuhi salah satu persyaratan seperti dibawah ini. a. Gradasi campuran aspal beton untuk lapisan aus (wearing course) dan lapisan perata (levelling course) sebagai berikut: 138

139 b. Gradasi campuran aspal beton untuk lapisan penghubung (binder course)/atb dan lapisan perata (levelling course) sebagai berikut : 7. Persyaratan Aspal yang digunakan untuk lapisan pengikat / ATB dan lapisan perata adalah sebagai berikut : a. Aspal yang digunakan adalah aspal semen Penetrasi 60/80 yang memenuhi persyaratan sebagaimana tertera dibawah: 139

140 b. Untuk keperluan lapis pengikat (tack coat) digunakan aspal cair jenis rapid curing seperti RC 70, RC 250 atau aspal emulsi kationik rapid setting atau aspal emulsi anionik rapid setting seperti CRS, RS. Rapid Curing (RC) 140

141 Medium Curing (MC) CAMPURAN RENCANA 1. Untuk mendapatkan campuran aspal beton yang baik perlu dilakukan perencanaan campuran. 2. Data rencana yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut : a. Jenis agregat b. Gradasi agregat c. Mutu agregat d. Jenis aspal semen e. Rencana tebal lapisan f. Jenis bahan pengisi (filler) 3. Prosentase aspal (dalam berat) yang akan ditambahkan pada agregat kering ditentukan berdasarkan pemeriksaan laboratorium. Dengan methode Marshall Test akan diperoleh kadar aspal optimum, dimana pada kadar aspal tersebut persyaratan-persyaratan berikut harus dipenuhi: 141

Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Pekerjaan Konstruksi - Metode e-lelang Umum dengan Pascakualifikasi - Panitia Pengadaan Barang/Jasa BANDAR UDARA TJILIK RIWUT PALANGKA RAYA KALIMANTAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA MADRASAH ALIYAH NEGERI CENDIKIA JAMBI. Addenda Dokumen Pengadaan. Jasa Lainnya. - dengan Pascakualifikasi-

KEMENTERIAN AGAMA MADRASAH ALIYAH NEGERI CENDIKIA JAMBI. Addenda Dokumen Pengadaan. Jasa Lainnya. - dengan Pascakualifikasi- KEMENTERIAN AGAMA MADRASAH ALIYAH NEGERI CENDIKIA JAMBI Addenda Dokumen Pengadaan Jasa Lainnya - dengan Pascakualifikasi- Kegiatan : Peningkatan Akses Mutu, Kesejahteraan dan Subsidi RA/BA Madrasah Pekerjaan

Lebih terperinci

DOKUMEN PENGADAAN. Nomor : 02/PJSTG-ULPV/TBN/12/2014. Tanggal : 12 Desember 2014 UNTUK

DOKUMEN PENGADAAN. Nomor : 02/PJSTG-ULPV/TBN/12/2014. Tanggal : 12 Desember 2014 UNTUK i DOKUMEN PENGADAAN Nomor : 02/PJSTG-ULPV/TBN/12/2014 Tanggal : 12 Desember 2014 UNTUK JASA KONSTRUKSI Lanjutan Pekerjaan Cut and Fill Sisi Udara (Treshould R/W 09) 1 Paket BANDAR UDARA TEBELIAN SINTANG

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Republik Indonesia Pengadaan - - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor: 002/PL.UM/DOK/II/2015 Tanggal: 2 Februari 2015 untuk Pengadaan PEMBUATAN PAS PAVING

Lebih terperinci

DOKUMEN PENGADAAN PENGADAAN PERALATAN LABORATORIUM PUSAT PENELITIAN FISIKA-LIPI BIRO UMUM DAN PERLENGKAPAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

DOKUMEN PENGADAAN PENGADAAN PERALATAN LABORATORIUM PUSAT PENELITIAN FISIKA-LIPI BIRO UMUM DAN PERLENGKAPAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA DOKUMEN PENGADAAN Nomor: 01/PPBJ-AL.APBN.U/V/2013 Tanggal: 13 Mei 2013 PENGADAAN PERALATAN LABORATORIUM PUSAT PENELITIAN FISIKA-LIPI BIRO UMUM DAN PERLENGKAPAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA Tahun

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Republik Indonesia Standar Pengadaan - - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : 01/SKPD05/PK-69/V/2013 Tanggal : 28 Mei 2013 untuk Pengadaan Pembangunan

Lebih terperinci

3.1 Pemilihan penyedia jasa konsultansi ini dapat diikuti oleh semua penyedia yang tercantum dalam Daftar Pendek. 3.

3.1 Pemilihan penyedia jasa konsultansi ini dapat diikuti oleh semua penyedia yang tercantum dalam Daftar Pendek. 3. 3. Peserta Pemilihan 3.1 Pemilihan penyedia jasa konsultansi ini dapat diikuti oleh semua penyedia yang tercantum dalam Daftar Pendek. 3.2 Peserta kemitraan/kso dilarang untuk mengubah Perjanjian Kemitraan/Kerja

Lebih terperinci

Republik Indonesia ADENDUM I (PERTAMA) Pengadaan Makanan dan Minuman Siswa/Atlit PPLP/D Sumatera Barat Tahun 2013

Republik Indonesia ADENDUM I (PERTAMA) Pengadaan Makanan dan Minuman Siswa/Atlit PPLP/D Sumatera Barat Tahun 2013 Republik Indonesia ADENDUM I (PERTAMA) Pengadaan Makanan dan Minuman Siswa/Atlit PPLP/D Sumatera Barat Tahun 2013 Metode e-lelang Sederhana - dengan Pascakualifikasi- DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI

Lebih terperinci

D O K U M E N P E N G A D A A N

D O K U M E N P E N G A D A A N 1 PEMERINTAH PROVINSI BALI Metode e-lelang Sederhana dengan Pascakualifikasi D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor: 027/6158/PB.ULP.Aset Tanggal : 01 September 2014 Untuk Pengadaan Pekerjaan Belanja Alat

Lebih terperinci

UNIT LAYANAN PENGADAAN Jl. Sudirman No. 40, Tlp ext. 133/(0753) , Fax Lubuk Sikaping

UNIT LAYANAN PENGADAAN Jl. Sudirman No. 40, Tlp ext. 133/(0753) , Fax Lubuk Sikaping PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN UNIT LAYANAN PENGADAAN Jl. Sudirman No. 40, Tlp. 0753-20030 ext. 133/(0753) 7012198, Fax. 0753-20281 Lubuk Sikaping 26313 EMAIL : ulp@pasamankab.go.id Pengadaan ~ ~ Nomor :

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Republik Indonesia Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Pekerjaan Konstruksi - Metode e-lelang untuk Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa

Lebih terperinci

ADENDUM. Dokumen Pengadaan Secara Elektronik KOMISI PEMILIHAN UMUM. Pengadaan Barang. -Metode e-lelang Umum PROVINSI MALUKU. dengan Pascakualifikasi

ADENDUM. Dokumen Pengadaan Secara Elektronik KOMISI PEMILIHAN UMUM. Pengadaan Barang. -Metode e-lelang Umum PROVINSI MALUKU. dengan Pascakualifikasi ADENDUM Pengadaan Barang -Metode e-lelang Umum dengan Pascakualifikasi KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI MALUKU A D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor: 07/ADP-PBJ/IV/2013 Tanggal: 16 APRIL 2013

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Republik Indonesia Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Barang -Metode e-lelang [Umum/Sederhana] dengan Pascakualifikasi PEMERINTAH PROVINSI MALUKU D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor:

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Republik Indonesia Pengadaan Barang - dengan Pascakualifikasi Lembaga Kebijakan /Jasa Pemerintah D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor: 2813/PL.210/I.9/07/2013 Tanggal: 30 Juli 2013 untuk Paket Pekerjaan:

Lebih terperinci

Pengadaan Jasa Konstruksi

Pengadaan Jasa Konstruksi i Nomor: 29.LS /DP/ ADDENDUM/PAN-PBJ/11.SK-02/2013 Tanggal : 30 September 2013 Pengadaan Jasa Konstruksi Pekerjaan : 29.LS Pembangunan Gedung Kantor Administrasi, Ruang Guru dan Perpustakaan SMKN 1 Raman

Lebih terperinci

Pengadaan Barang. Metode e-lelang Sederhana dengan Pascakualifikasi

Pengadaan Barang. Metode e-lelang Sederhana dengan Pascakualifikasi Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Barang Metode e-lelang Sederhana dengan Pascakualifikasi Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Barang Metode e-lelang Sederhana Dengan Pascakualifikasi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN UNIT LAYANAN PENGADAAN Jl. Ruhui Rahayu I DOME BSCC, Gedung MP2 Telp : Balikpapan DOKUMEN PENGADAAN

PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN UNIT LAYANAN PENGADAAN Jl. Ruhui Rahayu I DOME BSCC, Gedung MP2 Telp : Balikpapan DOKUMEN PENGADAAN PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN UNIT LAYANAN PENGADAAN Jl. Ruhui Rahayu I DOME BSCC, Gedung MP2 Telp : 0542 873319 Balikpapan DOKUMEN PENGADAAN NOMOR: 01.2/PDH-SATPOL PP/PAN/I/2014 TANGGAL: 23 Januari 2014

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Republik Indonesia Pengadaan - - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : PK.05-3/DOK-LEL/PIRAMID-BOLAKME/APBD/IV/2014 Tanggal : 14 April 2014 untuk Pengadaan

Lebih terperinci

INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)

INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP) 1 INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP) A. UMUM 1. Lingkup Pekerjaan 1.1 Panitia Pengadaan Barang/Jasa RSKD Duren Sawit mengumumkan kepada para peserta untuk menyampaikan penawaran atas paket pekerjaan pengadaan

Lebih terperinci

A D D E N D U M D O K U M E N P E N G A DA A N

A D D E N D U M D O K U M E N P E N G A DA A N A D D E N D U M D O K U M E N P E N G A DA A N Nomor: 600/381.b/DOK-PENG/ULP/DPU-KT/2015 Tanggal : 18 Agustus 2015 Metode e-lelang Pemilihan Langsung Untuk Pengadaan : PEMBUATAN IRIGASI AIR TANAH TAHUN

Lebih terperinci

A D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N. Nomor: ADD. II-2/DOK-DPU/ULP-KONSTRUKSI/2013. Tanggal: 24 Mei untuk Pengadaan

A D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N. Nomor: ADD. II-2/DOK-DPU/ULP-KONSTRUKSI/2013. Tanggal: 24 Mei untuk Pengadaan A D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor: ADD. II-2/DOK-DPU/ULP-KONSTRUKSI/2013 Tanggal: 24 Mei 2013 untuk Pengadaan Jln Jrs Simpang Meat - Pakkodian, Kec. Tampahan (BKP) Kelompok Kerja Konstruksi

Lebih terperinci

Dokumen Pengadaan. Pengadaan Barang

Dokumen Pengadaan. Pengadaan Barang Dokumen Pengadaan Pengadaan Barang Metode e-lelang Sederhana dengan Pascakualifikasi 1 Bab I Umum A. B. C. D. E. Dokumen Pengadaan ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Republik Indonesia Pengadaan - Metode e- Lelang Umum /Pemilihan Langsung Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah DOKUMEN PENGADAAN Nomor : Mts.15.10.2/KS.01.1/PokjaULP.Rehab/02/2013 Tanggal

Lebih terperinci

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO UNIT LAYANAN PENGADAAN Jl. Gubernur Soeryo No. 1 Sidoarjo Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Pekerjaan Konstruksi - Metode e-lelang Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi

Lebih terperinci

Nomor : 090/PPBJ-Dispora/II/2014 Tanggal : 28 Pebruari 2014

Nomor : 090/PPBJ-Dispora/II/2014 Tanggal : 28 Pebruari 2014 D O K U M E N P E N G A DA A N Nomor : 090/PPBJ-Dispora/II/2014 Tanggal : 28 Pebruari 2014 Untuk Pengadaan : JASA PENGAMANAN KANTOR DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI SUMATERA UTARA PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA

Lebih terperinci

6. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DENGAN EVALUASI SISTEM GUGUR DENGAN AMBANG BATAS

6. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DENGAN EVALUASI SISTEM GUGUR DENGAN AMBANG BATAS 6. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DENGAN EVALUASI SISTEM GUGUR DENGAN AMBANG BATAS a. Pengumuman Prakualifikasi 1) Kelompok Kerja ULP mengumumkan Pelelangan Umum Prakualifikasi

Lebih terperinci

INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)

INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP) INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP) A. Umum 1. Lingkup Pekerjaan 1.1 Peserta menyampaikan penawaran atas paket Pekerjaan. sebagaimana tercantum dalam LDP. 1.2 Peserta yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

Republik Indonesia. Dokumen Pengadaan. Pengadaan Ulang Bibit Sapi PO. Metode LELANG SEDERHANA dengan Pascakualifikasi. Loka Penelitian Sapi Potong

Republik Indonesia. Dokumen Pengadaan. Pengadaan Ulang Bibit Sapi PO. Metode LELANG SEDERHANA dengan Pascakualifikasi. Loka Penelitian Sapi Potong Republik Indonesia Dokumen Pengadaan Pengadaan Ulang Bibit Sapi PO Metode LELANG SEDERHANA dengan Pascakualifikasi Loka Penelitian Sapi Potong D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor: 2395/PL.220/I.5.3/02/2013

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN Republik Indonesia Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha Dokumen Untuk Metode e-seleksi Umum dengan Prakualifikasi Lembaga Kebijakan

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Republik Indonesia Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Pekerjaan Konstruksi - Metoda [Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung] dengan Pascakualifikasi - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa

Lebih terperinci

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI MALUKU

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI MALUKU DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI MALUKU D O K U M E N P E N G A D A A N - PELELANGAN SEDERHANA DENGAN PASCAKUALIFIKASI Nomor : 605/PAN-APBD/VI/13k Tanggal : 7 Juni 2013 PEKERJAAN : PENGADAAN PAKET

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL. Dokumen Pengadaan Secara Elektronik. Pengadaan. Pekerjaan Konstruksi

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL. Dokumen Pengadaan Secara Elektronik. Pengadaan. Pekerjaan Konstruksi PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL Pengadaan - Metode e-lelang [Pemilihan Langsung] dengan Pascakualifikasi - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pekerjaan Pembangunan Pagar Kebun UPTD Meteseh

Lebih terperinci

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Republik Indonesia Pengadaan Barang -Metode e-lelang Sederhana dengan Pascakualifikasi UNIT LAYANAN PENGADAAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : 001/51.1/07/V/2014 Tanggal :

Lebih terperinci

5. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI DAN SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS

5. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI DAN SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS 5. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI DAN SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS a. Pengumuman Prakualifikasi 1) Kelompok Kerja ULP mengumumkan Pelelangan

Lebih terperinci

D O K U M E N P E N G A D A A N

D O K U M E N P E N G A D A A N D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor: 01.1/PPBJ/KPDT/VIII/2012 Tanggal: 23 AGUSTUS 2012 untuk Pengadaan Pekerjaan Pembangunan Dermaga Jeti Panitia Pengadaan Barang/Jasa Satuan Kerja Pengembangan Daerah

Lebih terperinci

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik 1 Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Jasa Lainnya Metode e-lelang Umum/Sederhana - dengan Pascakualifikasiver 1.1 Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 2 D O K U M E N P E N G A

Lebih terperinci

D O K U M E N P E N G A DA A N

D O K U M E N P E N G A DA A N 1 D O K U M E N P E N G A DA A N Nomor : 01 / PAN PBJ / FORM / KPU RIAU / II / 2014 Tanggal : 13 Pebruari 2014 UNTUK PENGADAAN FORMULIR UNTUK KEPERLUAN PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD, DAN DPRD TAHUN 2014

Lebih terperinci

ABUPATEN KENDA KUMEN PENGADA. Nomor: 602.3/1/ULP.VI. ULP.VI.25. untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi KENDAL N KEND

ABUPATEN KENDA KUMEN PENGADA. Nomor: 602.3/1/ULP.VI. ULP.VI.25. untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi KENDAL N KEND PEMERINT TAH KABUPATEN KENDAL POKJA 6 U NIT LAYANAN PE NGADAAN KA ABUPATEN KENDA AL DOK KUMEN PENGADA AN Nomor: 602.3/1/ULP.VI. ULP.VI.25 25/2014 Tanggal: 26 September 2014 untuk Pengadaan GALIAN SEDIME

Lebih terperinci

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA KANTOR WILAYAH BANTEN LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA SERANG DOKUMEN PENGADAAN BAHAN MAKANAN NAPI DAN TAHANAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA KANTOR WILAYAH BANTEN LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA SERANG DOKUMEN PENGADAAN BAHAN MAKANAN NAPI DAN TAHANAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA KANTOR WILAYAH BANTEN LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA SERANG DOKUMEN PENGADAAN BAHAN MAKANAN NAPI DAN TAHANAN -Metode e-lelang Umum/Pelelangan Sederhana dengan Pascakualifikasi~

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik PEMERINTAH KOTA PEKANBARU Pengadaan - - KELOMPOK KERJA (POKJA) UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KOTA PEKANBARU TAHUN ANGGARAN 2015 D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : 006/ULP-KotaPku/DBM-SDA/Jakon/V/2015

Lebih terperinci

A D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N

A D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N A D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor: 67A-DOK/ULP/PERINDUSTRIAN/II/2018 Tanggal: 26 Februari 2018 untuk Pekerjaan Pemeliharaan Instalasi PJU dan Meterisasi PJU Kelompok Kerja Unit Layanan

Lebih terperinci

5. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI DAN SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS

5. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI DAN SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS 5. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI DAN SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS a. Pengumuman Prakualifikasi 1) Kelompok Kerja ULP mengumumkan Pelelangan

Lebih terperinci

A D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N. Nomor : PL.101/31/11/DJPL-17 Tanggal : 25 April untuk. Pengadaan Jasa Lainnya

A D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N. Nomor : PL.101/31/11/DJPL-17 Tanggal : 25 April untuk. Pengadaan Jasa Lainnya A D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : PL.101/31/11/DJPL-17 Tanggal : 25 April 2017 untuk Pengadaan Jasa Lainnya Pemutakhiran Kompetensi Keahlian Pelaut Direktorat Jenderal Perhubungan

Lebih terperinci

Pengadaan Jasa Lainnya

Pengadaan Jasa Lainnya KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA SELATAN RESOR KOTA PALEMBANG Pengadaan Jasa Lainnya Metode e-lelang Sederhana - dengan Pascakualifikasi- KEPOLISIAN RESOR KOTA PALEMBANG KEPOLISIAN

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Republik Indonesia Pengadaan - - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah D O K U M E N P E N G A DA A N Nomor : 01/P.43-KONSTRUKSI/POKJA I-ULP/BR/V/2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Untuk Pekerjaan

Lebih terperinci

Penghijauan Lingkungan (DAK Pendamping)

Penghijauan Lingkungan (DAK Pendamping) PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN Dokumen Pengadaan PENGADAAN Penghijauan Lingkungan (DAK Pendamping) -Metode e-lelang Sederhana dengan Pascakualifikasi Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Banyuasin TAHUN 2014

Lebih terperinci

Addendum Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Addendum Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Kementerian Sosial Addendum Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Jasa Lainnya Metode e-lelang Sederhana - dengan Pascakualifikasi- Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial A D D E N

Lebih terperinci

Nomor: 03.2/PPBJ/DP/BAWASLU/I/2015. Tanggal: 5 Januari 2015. untuk PENGADAAN TENAGA KEBERSIHAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM TAHUN 2015

Nomor: 03.2/PPBJ/DP/BAWASLU/I/2015. Tanggal: 5 Januari 2015. untuk PENGADAAN TENAGA KEBERSIHAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM TAHUN 2015 1 Pengadaan Jasa Lainnya Metode Pelelangan Sederhana dengan Pascakualifikasi DOKUMEN PENGADAAN Nomor: 03.2/PPBJ/DP/BAWASLU/I/2015 Tanggal: 5 Januari 2015 untuk PENGADAAN TENAGA KEBERSIHAN BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik 1 Republik Indonesia Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Jasa Lainnya Metode e-lelang Umum/Sederhana - dengan Pascakualifikasiver 1.1 Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Lebih terperinci

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Kontrak Pemilihan Langsung dengan pascakualifikasi Pokja Unit Layanan Pengadaan Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Aceh Dokumen Lelang

Lebih terperinci

D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor: PR Tanggal: 28 Pebruari 2013

D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor: PR Tanggal: 28 Pebruari 2013 D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor: PR.01.01.107.02.13.0567 Tanggal: 28 Pebruari 2013 untuk Pengadaan MEDIA MIKRO Panitia Pengadaan Reagen, Media Mikrobiologi dan Buffer Stock BALAI BESAR PENGAWAS OBAT

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Republik Indonesia Pengadaan Barang - dengan Pascakualifikasi Lembaga Kebijakan /Jasa Pemerintah D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor: 409/UN19/ULP/POKJA-A/2013 Tanggal: 11 Oktober 2013 untuk Pengadaan

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Republik Indonesia Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Peralatan Perkantoran dan Alat Pengolah Data (Lelang Ulang) -Metode Pelelangan Sederhana dengan Pascakualifikasi STASIUN PENGAWASAN

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Republik Indonesia Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI - Metode e-lelang Umum dengan Pascakualifikasi - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah D O K U

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BREBES

PEMERINTAH KABUPATEN BREBES 1 PEMERINTAH KABUPATEN BREBES D O K U M E N P E N G A D A A N dengan Pascakualifikasi 2 D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : 006 / Pokja / V / 2011 Tanggal : 18 Mei 2011 untuk Kegiatan : Peningkatan

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik BPPTD PALEMBANG Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Pengadaan Inflatable Life Jacket BPPTD Palembang (Lelang Sederhana) Metode e-lelang Sederhana dengan Pascakualifikasi Lembaga Kebijakan

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik PEMERINTAH PROVINSI MALUKU Pengadaan - - SKPD : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Maluku Tahun Anggaran: 2016 Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah A D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Republik Indonesia Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Pekerjaan Konstruksi - Metode e-lelang [Umum/Pemilihan Langsung] dengan Pascakualifikasi - Ver 1.1 Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa

Lebih terperinci

BAB I UMUM. B. Dalam dokumen ini dipergunakan pengertian, istilah dan singkatan sebagai berikut:

BAB I UMUM. B. Dalam dokumen ini dipergunakan pengertian, istilah dan singkatan sebagai berikut: Dokumen Pengadaan 1 BAB I UMUM A. Dokumen Pengadaan ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. B. Dalam dokumen ini dipergunakan

Lebih terperinci

Pengadaan. Pekerjaan Konstruksi

Pengadaan. Pekerjaan Konstruksi Republik Indonesia Pengadaan - Metoda Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : 11 /PAN/2011 Tanggal : 16 September

Lebih terperinci

D O K U M E N P E N G A D A A N

D O K U M E N P E N G A D A A N A D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor: 01.e/SDP/POKJA III/BPKAD/V/2016 Tanggal: 17 Mei 2016 untuk Pengadaan Sistem Informasi Manajemen Barang dan Kekayaan Daerah Pokja III ULP Barang/Jasa

Lebih terperinci

A D D E N D U M D O K U M E N P E L E L A N G A N S E D E R H A N A P A S C A K U A L I F I K A S I

A D D E N D U M D O K U M E N P E L E L A N G A N S E D E R H A N A P A S C A K U A L I F I K A S I KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA GAU MABAJI GOWA Jl.Jurusan Malino KM.26,Samaya Kab. Gowa, Sulawesi Selatan Tlp/Fax (0411)8210735 Email : pstwgaumabaji@depsos.go.id A D

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pembangunan Jembatan Gantung Desa Pendingan

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pembangunan Jembatan Gantung Desa Pendingan Republik Indonesia Pembangunan Jembatan Gantung Desa Pendingan Pengadaan - Metode e-lelang Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi - Ver 1.1 Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah D O K

Lebih terperinci

DOKUMEN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

DOKUMEN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK 1 PEMERINTAH PROVINSI BALI DOKUMEN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK Metode e-lelang Sederhana dengan Pascakualifikasi Nomor : 027/ 3660 / PB.P2 /B.APBJ Tanggal : 25 September 2017 untuk Belanja Modal Pengadaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN DONGGALA ULP II PENGADAAN BARANG RSUD KABELOTA JLN. TRANS SULAWESI NO. KEL. KABONGA KEC.BANAWA LEMBAR PENGESAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN DONGGALA ULP II PENGADAAN BARANG RSUD KABELOTA JLN. TRANS SULAWESI NO. KEL. KABONGA KEC.BANAWA LEMBAR PENGESAHAN PEMERINTAH KABUPATEN DONGGALA ULP II PENGADAAN BARANG RSUD KABELOTA JLN. TRANS SULAWESI NO. KEL. KABONGA KEC.BANAWA LEMBAR PENGESAHAN DOKUMEN PENGADAAN DENGAN PASCA KUALIFIKASI TAHUN ANGGARAN 2011 RSUD

Lebih terperinci

Republik Indonesia. Standar Dokumen Pengadaan. Pengadaan. Pekerjaan Konstruksi. Metoda Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi

Republik Indonesia. Standar Dokumen Pengadaan. Pengadaan. Pekerjaan Konstruksi. Metoda Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi Republik Indonesia Pengadaan Metoda Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : 04/Pokja-LU/DISDIK/2012 Tanggal :

Lebih terperinci

PANITIA PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH DINAS KEBERSIHAN, PERTAMANAN DAN PEMAKAMAN TAHUN ANGGARAN 2011

PANITIA PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH DINAS KEBERSIHAN, PERTAMANAN DAN PEMAKAMAN TAHUN ANGGARAN 2011 Dokumen Pengadaan 1 DOKUMEN PENGADAAN PEMILIHAN LANGSUNG PENGADAAN JASA KONSTRUKSI KEGIATAN PEKERJAAN LOKASI SUMBER DANA : Peningkatan Operasi dan Pemeliharaan IPLT. : Rehab Jalan Operasional IPLT Talang

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan

Standar Dokumen Pengadaan Republik Indonesia Pengadaan Metode Pelelangan Sederhana - dengan Pascakualifikasi - D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor: 01/DP/PPBJ/GOR/2013 Tanggal: 9 Januari 2013 untuk Pengadaan Panitia Pengadaan

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan - Metode Pemilihan Langsung - Ver 1.1 UNIT LAYANAN PENGADAAN KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN A D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : 02.18/IV/BPBD/TP-LANSILOWO/2016 Tanggal : 18 April

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Republik Indonesia Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Pekerjaan Konstruksi - Metoda Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah DOKUMEN

Lebih terperinci

DOKUMEN PENGADAAN. Pengadaan Pekerjaan Konstruksi ULP KABUPATEN HALMAHERA SELATAN. - Metode e-lelang Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi -

DOKUMEN PENGADAAN. Pengadaan Pekerjaan Konstruksi ULP KABUPATEN HALMAHERA SELATAN. - Metode e-lelang Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi - DOKUMEN PENGADAAN Pengadaan Pekerjaan Konstruksi - Metode e-lelang Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi - ULP KABUPATEN HALMAHERA SELATAN A D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor: 196/ADD-DP/PK/ULP-HS/XI/2015

Lebih terperinci

DOKUMEN PENGADAAN CETAK SURAT SUARA. Metode e-lelang Lelang Sederhana dengan Pascakualifikasi. Tanggal : 25 AGUSTUS 2015.

DOKUMEN PENGADAAN CETAK SURAT SUARA. Metode e-lelang Lelang Sederhana dengan Pascakualifikasi. Tanggal : 25 AGUSTUS 2015. DOKUMEN PENGADAAN Nomor: 600/391 a/dok-peng/ulp/dpu-kt/2015 Tanggal : 25 AGUSTUS 2015 Metode e-lelang Lelang Sederhana dengan Pascakualifikasi Untuk Pengadaan : CETAK SURAT SUARA TAHUN ANGGARAN 2015 DAFTAR

Lebih terperinci

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Metode e-lelang Ulang Pemilihan Langsung Metode Satu Sampul Sistem Gugur - Kontrak Harga Satuan KELOMPOK KERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN JASA KONSTRUKSI WILAYAH PERADILAN BANGKA BELITUNG () D O

Lebih terperinci

ADENDUM DOKUMEN PENGADAAN. Pengadaan Reagen dan Media Mikrobiologi Tahun Anggaran 2013 Balai Besar POM di Jayapura

ADENDUM DOKUMEN PENGADAAN. Pengadaan Reagen dan Media Mikrobiologi Tahun Anggaran 2013 Balai Besar POM di Jayapura ADENDUM DOKUMEN PENGADAAN Nomor : 04/RMM/BBPOM/II/2013 Tanggal : 22 Februari 2013 Pengadaan Reagen dan Media Mikrobiologi Tahun Anggaran 2013 Balai Besar POM di Jayapura Metode Pelelangan Sederhana Dengan

Lebih terperinci

3. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE SATU SAMPUL DENGAN EVALUASI SISTEM GUGUR

3. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE SATU SAMPUL DENGAN EVALUASI SISTEM GUGUR 3. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE SATU SAMPUL DENGAN EVALUASI SISTEM GUGUR a. Pengumuman Prakualifikasi 1) Kelompok Kerja ULP mengumumkan Pelelangan Umum Prakualifikasi melalui website Kementerian/Lembaga/Pemerintah

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BPS KABUPATEN PASER

PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BPS KABUPATEN PASER BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PASER PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BPS KABUPATEN PASER Metode Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) KABUPATEN PASER KELOMPOK KERJA VII DAFTAR

Lebih terperinci

LAMPIRAN II TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA BARANG HALAMAN II - 59

LAMPIRAN II TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA BARANG HALAMAN II - 59 2. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA SAMPUL DAN EVALUASI SISTEM NILAI DAN SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS a. Pengumuman Prakualifikasi 1) ULP mengumumkan Pelelangan Umum Prakualifikasi

Lebih terperinci

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik BADAN PENANGGULANGAN LUMPUR SIDOARJO BADAN PELAKSANA ( BAPEL BPLS ) Alamat : Jl. Gayung Kebonsari No.50, SURABAYA 60235 Telp. (031) 8285746, Fax. (031) 8290997 Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan

Lebih terperinci

4. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA SAMPUL DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI ATAU SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS

4. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA SAMPUL DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI ATAU SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS 4. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA SAMPUL DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI ATAU SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS a. Pengumuman Prakualifikasi 1) Kelompok Kerja ULP mengumumkan Pelelangan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN DONGGALA POKJA PENGADAAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL ULP III

PEMERINTAH KABUPATEN DONGGALA POKJA PENGADAAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL ULP III PEMERINTAH KABUPATEN DONGGALA POKJA PENGADAAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL ULP III Nomor : 02.04.DL/ULP III- Pokja /Disdukcapil/Pengadaan-Dgla/X/2011 Tanggal : 5 Oktober 2011 KEGIATAN KOORDINASI

Lebih terperinci

3. PELELANGAN UMUM PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DAN EVALUASI SISTEM NILAI DAN SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS

3. PELELANGAN UMUM PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DAN EVALUASI SISTEM NILAI DAN SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS 3. PELELANGAN UMUM PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DAN EVALUASI SISTEM NILAI DAN SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS a. Pengumuman Prakualifikasi 1) ULP mengumumkan Pelelangan Umum Prakualifikasi

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan

Standar Dokumen Pengadaan i Standar Dokumen Pengadaan KEGIATAN PEMBANGUNAN/REHAB.GEDUNG/KANTOR, DINAS/ MESS PEGAWAI KECAMATAN DI KAB. DONGGALA Pekerjaan Konstruksi PEMBANGUNAN GEDUNG RAPAT KECAMATAN BANAWA Metoda Pelelangan Umum

Lebih terperinci

5. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI DAN SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS

5. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI DAN SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS 5. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA TAHAP DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI DAN SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS a. Pengumuman Prakualifikasi 1) Kelompok Kerja ULP mengumumkan Pelelangan

Lebih terperinci

Nomor : 517/K3/LK/2012. Tanggal: 28 Juni 2012. untuk PENGADAAN ALAT PENGOLAHAN DATA KANTOR KOPERTIS WILAYAH III KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Nomor : 517/K3/LK/2012. Tanggal: 28 Juni 2012. untuk PENGADAAN ALAT PENGOLAHAN DATA KANTOR KOPERTIS WILAYAH III KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 1 DOKUMEN PENGADAAN Nomor : 517/K3/LK/2012 Tanggal: 28 Juni 2012 untuk PENGADAAN ALAT PENGOLAHAN DATA KANTOR KOPERTIS WILAYAH III KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik PROVINSI KEPULAUN RIAU Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Metode Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ii D O K U M E N P E N G A

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA MADRASAH ALIYAH NEGERI CENDIKIA JAMBI. Berita Acara Penjelasan dan Addenda Dokumen Pengadaan. Jasa Lainnya

KEMENTERIAN AGAMA MADRASAH ALIYAH NEGERI CENDIKIA JAMBI. Berita Acara Penjelasan dan Addenda Dokumen Pengadaan. Jasa Lainnya KEMENTERIAN AGAMA MADRASAH ALIYAH NEGERI CENDIKIA JAMBI Berita Acara Penjelasan dan Addenda Dokumen Pengadaan Jasa Lainnya - dengan Pascakualifikasi- Kegiatan : Peningkatan Akses Mutu, Kesejahteraan dan

Lebih terperinci

Pengadaan Pekerjaan Konstruksi. - Metode e-lelang Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi -

Pengadaan Pekerjaan Konstruksi. - Metode e-lelang Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi - Pengadaan Pekerjaan Konstruksi - Metode e-lelang Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi - Dinas Pendidikan Kota Tegal Tahun Anggaran 2014 D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : 07/DISDIK/SDN-DBNG.KLN/VI/2014

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Republik Indonesia Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Pekerjaan Konstruksi - Metoda Pelelangan sederhana dengan Pascakualifikasi - D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor: Ma.13.05/KU.00.2/10

Lebih terperinci

BAB I. UMUM. B. Dalam dokumen ini dipergunakan pengertian, istilah dan singkatan sebagai berikut:

BAB I. UMUM. B. Dalam dokumen ini dipergunakan pengertian, istilah dan singkatan sebagai berikut: BAB I. UMUM A. Dokumen Pengadaan ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. B. Dalam dokumen ini dipergunakan pengertian,

Lebih terperinci

D O K U M E N P E N G A D A A N

D O K U M E N P E N G A D A A N BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Jl. Tamalanrea Raya No. 3, 176 Makassar (0411) 590591, 590597, 590595 D O K U M E N P E N G A D A A N PEKERJAAN REHABILITASI

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI GORONTALO

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI GORONTALO BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI GORONTALO Jl. Tinaloga No. 3, Kota Utara, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo Telp. (0435) 822208/8789256 Faksimile (0435) 822208 Dokumen

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Republik Indonesia Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Metode Pelelangan Umum - dengan Pascakualifikasi - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ii D O K U M E N P E N G A

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAB. BANGKA SELATAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN 2011 DOKUMEN 2011

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Republik Indonesia Pengadaan Barang -Metode e-lelang [Sederhana] dengan Pascakualifikasi Ver 1.1 Lembaga Kebijakan /Jasa Pemerintah D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor: 03/ PJ.BJ /BERAS/2016 Tanggal:

Lebih terperinci

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (BAP) Nomor: 602/388/BAP/POKJA3/II/2014

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (BAP) Nomor: 602/388/BAP/POKJA3/II/2014 Kelompok Kerja 3 Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (BAP) Nomor: 602/388/BAP/POKJA3/II/2014 Pada hari ini Rabu, tanggal Dua Puluh Enam bulan Febuari

Lebih terperinci

3. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA SAMPUL DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI ATAU SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS

3. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA SAMPUL DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI ATAU SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS 3. PELELANGAN UMUM SECARA PRAKUALIFIKASI METODE DUA SAMPUL DENGAN EVALUASI SISTEM NILAI ATAU SISTEM PENILAIAN BIAYA SELAMA UMUR EKONOMIS a. Pengumuman Prakualifikasi 1) Kelompok Kerja ULP mengumumkan Pelelangan

Lebih terperinci

DOKUMEN PENGADAAN PELELANGAN SEDERHANA PENGADAAN JASA KONSUMSI DIKLAT TAHAP II

DOKUMEN PENGADAAN PELELANGAN SEDERHANA PENGADAAN JASA KONSUMSI DIKLAT TAHAP II KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BEA DAN CUKAI Jalan Bojana Tirta III, Rawamangun, Jakarta Timur 13230 Telepon (021) 47862387

Lebih terperinci

BAB I. UMUM. B. Dalam dokumen ini dipergunakan pengertian, istilah dan singkatan sebagai berikut:

BAB I. UMUM. B. Dalam dokumen ini dipergunakan pengertian, istilah dan singkatan sebagai berikut: 1 BAB I. UMUM A. Dokumen Pengadaan ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012

Lebih terperinci

Republik Indonesia. Dokumen Pengadaan. Pengadaan. Jasa Lainnya

Republik Indonesia. Dokumen Pengadaan. Pengadaan. Jasa Lainnya Republik Indonesia Dokumen Pengadaan Pengadaan Metode Pelelangan Sederhana dengan Pascakualifikasi Metode Satu Sampul Sistem Gugur - (Kontrak Harga Satuan/Kontrak Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan/ Kontrak

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan

Standar Dokumen Pengadaan Republik Indonesia Pengadaan Barang -Metode Pelelangan Sederhana dengan Pascakualifikasi Metode Satu Sampul Sistem Gugur (Kontrak Lump Sum) Lembaga Kebijakan /Jasa Pemerintah D O K U M E N P E N G A D

Lebih terperinci