LAPORAN PRAKTIKUM PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PRAKTIKUM PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)"

Transkripsi

1 LAPORAN PRAKTIKUM PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) DISUSUN OLEH: HAFIIDHA INTAN M ASRI DWI WIDIASTUTI EMY SUCIATI OLLA MITASARI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA 2016

2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia memungkinkan untuk terjadinya kecelakan yang dapat menimbulkan kerugian baik bagi manusia, harta benda, maupun lingkungan. Kerugian yang dirasakan manusia berkaitan erat dengan kondisi kesehatan yang dapat mengakibatkan luka, sakit, cacat fisik, atau kematian. Untuk menghindari peningkatan keparahan luka atau sakit atau cidera pada korban, perlu dilakukan tindakan pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban sesaat setelah kecelakaan terjadi sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari paramedik. Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan atau yang lebih dikenal dengan P3K dilakukan untuk membantu meringankan rasa sakit korban kecelakaan bahkan dapat menyelamatkan korban dari kematian. Tidak hanya pada kecelakaan saja, tindakan P3K juga digunakan untuk menangani korban yang tersedak. Ada kalanya tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan yang tidak tepat dapat menyebabkan kondisi korban semakin parah. Untuk itu, sebelum melakukan tindakan pertolongan pertama maka perlu dilakukan suatu pengenalan atau penilaian awal ( primary assessment ) terhadap kondisi korban dan pemahaman legal aspect dari P3K di suatu tempat. Tahapan penilaian awal tersebut secara garis besar terdiri dari pengecekan kesadaran korban, mengevaluasi jalan napas korban, serta melakukan resusitasi jantung paru (RJP) jika diperlukan. Secara keseluruhan, poin penting yang telah dijelaskan diatas layaknya menjadi suatu perhatian ketika tindakan P3K hendak dilaksanakan. Sebagai calon ahli K3, perlu dipahami bagaimana tahapan dalam melakukan tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan yang benar dan tanngap. Oleh karena itu, perlu dilaksanakan praktikum pertolongan pertama pada kecelakaan yang meliputi penilaian penderita ( primary assessment ), resusitasi jantung paru ( RJP ), dan tersedak ( chocking ) agar dapat di pahami prosedur tindakan P3K yang benar.

3 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah pada praktikum pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) ini adalah : 1. Bagaimana tahapan tahapan dalam melakukan penilaian awal ( primary assessment ) pada pertolongan pertama pada kecelakaan? 2. Bagaimana melakukan resusitasi jantung paru ( RJP ) dengan baik dan benar? 3. Bagaimana mengetahui aspek kelegalan ( legal aspect ) dari tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan? 4. Bagaimana melakukan tindakan pertolongan pertama yang tepat ketika seseorang tersedak? 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum pertolongan pertama pada kecelakaan ( P3K ) ini adalah praktikan diharapkan dapat : 1. Mengetahui tahapan tahapan dalam melakukan penilaian awal ( primary assessment ) pada pertolongan pertama pada kecelakaan. 2. Mampu melakukan resusitasi jantung paru ( RJP ) dengan baik dan benar 3. Mengetahui aspek kelegalan ( legal aspect ) dari tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan. 4. Mampu melakukan tindakan pertolongan pertama yang tepat ketika seseorang tersedak 1.4 Ruang Lingkup Praktikum perolongan pertama pada kecelakaan ( P3K ) ini memiliki batasan batasan diantaranya yaitu : 1. Pelaksanaan praktikum dilaksanakan di ruang Laboratorium Ergonomi PPNS pada tanggal 10 September 2016 pukul WIB. 2. Pelaksanaan praktikum dilaksanakan oleh kelompok 2 ( dua ) dengan anggota yang terdiri atas Hafiidha Intan M., Asri Dwi W., Emy Suciati, dan Olla Mitasari di bawah pengawasan dosen pengampu dr.am Maisarah Misrina.

4 3. Alat ukur yang digunakan dalam melaksanakan praktikum pertolongan pertama pada kecelakaan ( P3K ) kali ini meliputi stetoskop dan spiknomanometer dengan peralatan penunjang lain seperti kain kasa dan servikal collar beserta manekin karet. 1.5 Manfaat Manfaat dari praktikum pertolongan pertama pada kecelakaan ini adalah : 1. Praktikan dapat mengetahui tahapan tahapan dalam melakukan penilaian awal ( primary assessment ) pada pertolongan pertama pada kecelakaan. 2. Praktikan mampu melakukan resusitasi jantung paru ( RJP ) dengan baik dan benar. 3. Praktikan dapat mengetahui aspek kelegalan ( legal aspect ) dari tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan. 4. Praktikan mampu melakukan tindakan pertolongan pertama yang tepat ketika seseorang tersedak

5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penilaian Penderita ( Primary Assessment ) Penilaian penderita ( Primary Assessment ) merupakan suatu sistem untuk mengevaluasi kondisi atau penyakit korban ketika korban tersebut terluka atau merasa sakit. Dalam melakukan penilaian korban atau penderita, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu : a. Bahaya Pertama, Pastikan bahwa saat memberikan pertolongan kepada korban, anda dalam keadaan aman. Gunakan sarung tangan dan peralatan pelindung diri lainnya serta panggilan untuk bantuan segera. Jangan melanjutkan pengobatan jika terlalu berbahaya dan lakukan panggilan untuk mendapatkan bantuan dari orang yang lebih ahli. b. Respon Kedua, anda harus mencoba untuk mendapatkan respon dari korban. Jika mereka dalam keadaan setengah sadar, guncangkan perlahan bahu mereka seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.1, kemudian ajukan pertanyaan, seperti dapatkah anda mendengar saya? lalu minta mereka untuk mencoba meremas tangan anda. Jika korban merespon dan dapat berbicara, tanyakan keluhan yang mereka rasakan seperti susah bicara, pusing, dan lain-lain lalu lanjutkan ke pemeriksaan kedua secara lisan (verbal). Jika mereka tidak merespon, beri tindakan saat mereka pingsan dan panggil ambulans segera. Gambar 2.1 Mengguncangkan bahu korban untuk mendapatkan respon ( Sumber : American Safety and Health Institute, 2016 )

6 c. Riwayat Riwayat merupakan cerita lengkap tentang kejadian atau penyakit. Apa yang terjadi pada si korban sebelum sakit atau kecelakaan adalah hal yang penting untuk mengetahui apa yang salah dengan korban, terutama jika mereka tidak sadar. Untuk mengetahui riwayat korban, dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan seperti : - Apakah mereka menderita alergi? - Adakah penyakit yang sama sebelumnya? - Apakah ini sudah terjadi sebelumnya? - Apa yang mereka lakukan saat itu? - Apa tanda atau gejala yang mereka tunjukkan? Pengamatan saat penilaian penderita ( primary assessment ) Pengamatan yang dilakukan pada saat penilaian penderita, diantaranya yaitu : - Tanda-tanda dan gejala yang muncul pada korban Pengamatan tanda-tanda yang muncul pada korban dilakukan untuk menemukan cidera atau penyakit yang di derita korban. Tanda tanda yang muncul dapat berupa : apakah korban pucat? apakah korban berkeringat?, apakah korban mengalami pendarahan?. Sedangkan pengamatan gejala pada korban dilakukan dengan meminta mereka untuk memberitahu apa yang dirasakan oleh korban seperti, apakah anda menderita sakit?, apakah anda mengelamai sakit kepala, pusing, atau mual?. - Tekanan darah Ketika seseorang kekurangan darah, tekanan darah akan turun, dan kulit korban akan berubah menjadi pucat, dingin, dan berkeringat, serta denyut nadi menjadi lebih cepat dari biasanya. Indikator lain dari kekurangan darah adalah warna lidah yang menjadi pucat. Meskipun pengambilan tekanan darah tidak menjadi bagian dari pertolongan pertama, namun beberapa indikator seperti diatas dapat membantu penolong pertama untuk menduga korban kekurangan darah.

7 Normal atau memadai, seseorang dikatakan tekanan darahnya cukup atau normal jika warna kulit atau kuku tangan segera kembali ketika anda menekan lalu melepaskan tekanannya. Tidak memadai, jika area kulit atau kuku tangan yang telah ditekan dan di lepaskan kembali, warnanya pucat setelah dua detik ( tidak segera kembali ). Hal ini menunjukan bahwa tekanan darah mreka rendah yang mungkin perlu mendapat perhatian khusus. - Warna kulit Pengamatan warna kulit pada korban dilakukan untuk mengindikasi apakah korban kekurangan oksigen atau kekurangan darah. Jika korban kekurangan oksigen, maka kulit bagian lobus telinga, bibir, dan jari akan berubah warna menjadi membiru. Jika korban korban kekurangan darah, maka warna kulit berubah menjadi pucat. - Tingkat kesadaran Pengamatan tingkat kesadaran dilakukan karena kemungkinan korban mengalami tingkat kesadaran yang berbeda. Kesadaran dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu : Sadar, sesesorang dikatakan sadar jika dapat berjalan, berbicara, dan melakukan hal normal lainnya. Tidak sadar, seseorang dikatakan tidak sadar ketika mereka tidak dapat terbangun dari yang terlihat seperti tidur, tetapi tetap bernafas dan mempunyai denyut nadi. Gagal Jantung, penderita collaps yang tidak sadar dan tidak dapat bernapas dengan normal atau sama sekali Tahapan penilaian penderita ( primary assessment ) Ada 2 tahapan dalam penilaian penderita atau korban, yaitu : 1. Pemeriksaan pertama, pada tahapan ini anda harus mencoba untuk mendapatkan respon dari korban seperti yang dijelaskan di atas. 2. Pemeriksaan kedua secara lisan ( verbal ), dilakukan dengan menggunakan prinsip No Touch Technique yang hanya melibatkan pemeriksaan secara visual dan verbal dari cidera yang dialami korban

8 tanpa menyentuh mereka. Dapatkan persetujuan dari korban sadar, atau wali mereka, dan jelaskan apa yang akan anda lakukan. Dengarkan dengan hati hati respon atau jawaban yang diberikan korban dari pertanyaan yang anda berikan. Untuk setiap tahapan pemeriksaan secara lisan ( verbal ), jangan sentuh korban, tanyakan tentang rasa sakit yang diderita korban, dan cari tanda yang terlihat pada diri korban yang mengindikasikan adanya cidera atau penyakit Pemeriksaan secara lisan ( verbal ) Berikut adalah tahapan pemeriksaan secara lisan ( verbal ) : 1. Memberitahukan korban untuk tidak memindahkan leher atau kepala, dan tanyakan : apakah dia tertusuk di tangan atau kaki?, dapatkah anda memindahkan tungkai secara normal?, apakah salah satu tungkai anda terasa lemah?. 2. Mengamati atas kepala, muka, dan hidung korban untuk melihat ada tidaknya pembengkakan, kelainan, pendarahan, atau keluarnya cairan dari telinga. 3. Mengamati naik dan turunnya dada pada kedua sisi untuk melihat ada tidaknya cidera didaerah dada. Lalu mengamati korban ketika bernapas. Apabila napas korban menjadi cepat, menandakan adanya kelainan pada tulang rusuk. Apabila napas korban mendengkur, menandakan system pernapasannya terhambat. Kemudian tanyakan : apakah anda merasa sakit ketika bergerak atau bernapas?. 4. Melihat ada tidaknya memar atau pembengkakan di daerah perut dengan bertanya : apakah anda merasa sakit di daerah perut? jika ada, di bagian mana yang terasa sakit? 5. Mengamati setiap anggota tubuh, mencari ada tidaknya anggota tubuh yang tidak dapat digerakkan, ada tidaknya pembengkakan, kelainan, atau memar, dan sama tidaknya kekuatan di kedua lengan dan kaki. Kemudian tanyakan : apakah anda merasakan sensasi luar biasa?

9 misalnya mati rasa, kedinginan, atau kesemutan?, apakah anda merasakan sakit? 6. Menanyakan bagaimana keadaan punggung korban, seperti terasa sakit, kesemutan, atau mati rasa. Jika tidak ada cedera saraf tulang belakang atau cedera lainnya pada korban yang harus membutuhkan perhatian khusus, maka tidak perlu dilakukan pemeriksaan secara visual lebih lanjut. Kemudian, dengan bantuan orang lain, gulingkan korban secara perlahan ke sampingnya seperti yang terlihat pada Gambar 2.2. Lakukan secara hati hati dan pertahankan korban dalam posisi lurus tanpa memutar leher atau punggung. Selagi masih menyanggah kepala dan leher, cari kelainan, pembengkakan, pendarahan atau memar. Tanyakan dimana anda merasa sakit?. Gambar 2.2 Cara menggulingkan korban kesamping dengan benar ( Sumber : American Safety and Health Institute, 2016 ) Jika ditemukan cidera selama pemeriksaan ini, evaluasi lebih lanjut perawatan apa yang perlu dilakukan. Bilamana ada korban lebih dari satu, utamakan perawatan untuk korban yang tidak sadarkan diri.

10 2.2 Resusitasi Jantung Paru (RJP) Menurut St. John Ambulance Team (2015) resusitasi jantung paru ( RJP ) adalah teknik kompresi dada dikombinasikan dengan bantuan pernapasan. Tujuan dari resusitasi jantung paru paru adalah untuk mempertahankan sementara sirkulasi darah yang mengandung oksigen cukup untuk mempertahankan fungsi otak sampai perawatan khusus tersedia. Tim penyelamat harus memulai RJP jika korban tidak responsif dan tidak bernapas secara normal. Bahkan jika korban mengambil napas sesekali, penyelamat harus segera melakukan RJP. Resusitasi jantung paru sendiri memungkinkan darah yang mengandung oksigen beredar ke organ vital seperti otak dan jantung. RJP dapat pula mempertahankan kadar oksigen di otak seseorang sampai bantuan lebih lanjut tiba. RJP harus dimulai dengan kompresi dada ( Cameron, 2011 ) Tindakan pertolongan pada kodisi darurat Tindakan penilaian setiap keadaan darurat untuk menentukan apakah cara tersebut aman untuk kita, korban dan juga pengamat.berikut cara untuk penilaian tindakan: Amati dan periksa bahaya, seperti lalu lintas yang tidak stabil, jalur listrik berantakan, kekerasan, ledakan atau paparan gas beracun. Mengenakan APD yang sesuai. Menentukan mekanisme cedera atau sifat penyakit. Menentukan jumlah korban yang terluka atau sakit. Menentukan bantuan tambahan mungkin diperlukan. Jika penilaian tindakan muncul tidak aman, pindahkan ke jarak yang aman, memberitahukan personil (tenaga medis) yang tepat Penilaian utama Untuk tindakan lanjutan yaitu jika anda membutuhkan pertolongan lanjutan, segera koordinasikan orang yang lainnya untuk menghubungi bantuan atau jika bisa lakukan sendiri. Selama penilaian utama, periksalah setiap kecelakaan yang mengancam jiwa kondisi, termasuk

11 ketidaksadaran, tidak adanya pernapasan, tidak adanya denyut nadi dan pendarahan parah. Periksa korban dengan hati-hati jika korban sadar. Jika tidak ada respon dari korban,segera memanggil tenaga medis. Catatan tingkat korban kesadaran (LOC) menggunakan skala AVPU. skala AVPU meliputi : Waspada: Mampu merespon pertanyaan Lisan: Mampu bereaksi terhadap suara, mungkin perlu dirangsang untuk menanggapi Menyakitkan: Merespon rangsangan yang menyakitkan Tak ada reaksi / respon : Tidak menanggapi setiap rangsangan Membuka jalan napas dan cepat memeriksa pernapasan dan denyut nadi yang pasti. o Normal (efektif) pernapasan teratur, tenang dan mudah. Atau saat terengah-engah dengan tidak adanya pernapasan lainnya dalam Korban, tidak sadarkan diri /hembusan nafasnya terengah agonal, yang dapat terjadi setelah jantung telah berhenti berdetak. Terengah Agonal tidak bernapas. Perlakukan korban seperti seolah-olah ia tidak bernapas sama sekali Pertolongan Pernafasan untuk dewasa, anak dan bayi : Pengelompokkan usia saat melakukan RJP dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu : Siapapun yang berumur sekitar Berusia 12 tahun atau lebih tua adalah dewasa. Usia 1 tahun hingga sekitar 12 tahun adalahusia seorang anak. Bayi adalah siapa pun yang usianya lebih muda dari 1 tahun. Namun, untuk tujuan tersebut di kutip dari otomatis defibrillator eksternal (AED), Siapapun berusia 1-8 tahun atau berat kurang dari 55 pounds (25kg) dianggap sebagaiusia anak. Jika usia tidak diketahui,

12 jangan tunda untuk segera melakukan perawatan, tindakan cepat dalam melakukan perawatan dapatmenentukan panjang tidaknya usia korban Resusitasi Jantung Paru-Paru pada Anak Untuk membuka jalan nafas anak, penyelamat sebaiknya menggunakan teknik yang sama dengan orang dewasa yaitu head-tilt / chin-lift. Namun, cukup hanya memiringkan kepala sedikit melewati posisi netral, menghindari setiap fleksi pada leher (Epstein, 2015). Posisi dan cara memberikan tekanan pada seorang anak juga sangat mirip dengan orang dewasa. Jika RJP dilakukan oleh satu orang, rasio kompresi untuk ventilasi sama seperti untuk orang dewasa, yaitu, 30 kompresi disertai 2 ventilasi (30: 2). Namun, jika RJP dilakukan dua penyelamat, rasio ini berubah menjadi 15 kompresi disertai 2 ventilasi (15: 2) (Epstein, 2015) Resusitasi Jantung Paru-Paru pada Bayi Meskipun jumlah kompresi tiap menit adalah sama untuk bayi dan orang dewasa atau anak, yang berbeda adalah posisi dan cara memberikan penekanan pada bayi, karena ukuran bayi yang lebih kecil. Kompresi dilakukan dengan jumlah yang sama seperti untuk orang dewasa dan anak-anak, yaitu, antara 100 sampai 120 kompresi per menit. Namun untuk bayi, kedalaman penekanan yang diperbolehkan hanya 1 ½ inci. Untuk melakukan kompresi dengan satu penyelamat, dua jari diletakkan di tengah dada paling dekat dengan kaki bayi, sekitar 1 jari di bawah sternum. Jari-jari harus sejajar, tidak tegak lurus pada tulang dada. Penyelamat dapat menggunakan jari telunjuk dan jari tengah atau jari tengah dan keempat jarinya untuk memberikan kompresi. Sedangkan jika terdapat dua penyelamat, teknik yang digunakan adalah dengan melingkarkan dua jempol serta rasio kompresi untuk ventilasi berubah menjadi 15 kompresi serta 2 ventilasi (15: 2) (Epstein, 2015). Perbedaan resusitasi jantung paru-paru pada tiap rentang usia dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini:

13 Tabel 2.1 Perbedaan resusitasi jantung paru-paru pada tiap rentang usia (Sumber: Eipstein, 2015) 2.3 Aspek Kelegalan P3K ( Legal Aspect First Aid ) Pertolongan pertama adalah perawatan awal yang diberikan kepada seseorang yang tiba tiba jatuh sakit, atau yang telah terluka, sampai perawatan lanjut disediakan atau pulih. Pertolongan pertama yang segera dan efektif dapat mengurangi keparahan cidera atau penyakit dan menyediakan perawatan. Lain negara lain pula hukum yang berlaku di dalamnya, termasuk hukum yang mengatur tentang bagaimana seseorang mendapat perlindungan setelah melakukan pertolongan pertama pada orang yang sakit, terluka atau kehilangan kesadaran akibat dari kecelakaan atau keadaan darurat lainnya.

14 Berikut merupakan beberapa hukum yang mengatur tentang pertolongan pertama dari berbagai negara : Indonesia 1. Pasal 53 (1) UU 23 tahun 1992 tentang Kesehatan 1) Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan profesinya. 2) Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien. 3) Tenaga kesehatan untuk kepentingan pembuktian dapat melakukan tindakan medis terhadap seseorang dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan yang bersangkutan. 4) Ketentuan mengenai standar profesi dan hak-hak pasien diatur dalam peraturan pemerintah. 2. Pasal 54 1) Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan atau kelalaian dalam melaksankan tugas profesinya dapat dikenakan tindakan sangsi 2) Penentuan ada tidaknya kesalahan atau kelalaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditentukan oleh Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan 3) Ketentuan mengenai pembentukan, tugas, fungsi, dan tata kerja Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan ditetapkan dengan keputusan presiden 3. Pasal 24 (1) PP 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan Perlindungan hukum diberikan kepada tenaga kesehatan yang melakukan tugasnya sesuai dengan standar profesi tenaga kesehatan. 4. Pasal 344 KUHP Barang siapa menghilangkan jiwa orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang disebutkannya dengan nyata & sungguh-sungguh dihukum penjara selama-lamanya duabelas tahun.

15 5. Pasal 299 KUHP (1) Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruh supaya diobati, dengan memberitahukan atau menimbulkan harapan bahwa dengan pengobatan itu kandungannya dapat digugurkan, diancam pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak empat puluh lima ribu rupiah. (2) Bila yang bersalah berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan perbuatan tersebut sebagai pekerjaan atau kebiasaan, atau bila dia seorang dokter, bidan atau juru-obat, pidananya dapat ditambah sepertiga. (3) Bila yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan pekerjaannya, maka haknya untuk melakukan pekerjaan itu dapat dicabut. 6. Pasal 531 KUHP Pelanggaran terhadap orang yang memerlukan pertolongan terdapat dalam Pasal 531 KUH Pidana dinyatakan: "Barang siapa menyaksikan sendiri ada orang di dalam keadaan bahaya maut, lalai memberikan atau mengadakan pertolongan kepadanya sedang pertolongan itu dapat diberikannya atau diadakannya dengan tidak akan mengkhawatirkan, bahwa ia sendiri atau orang lain akan kena bahaya dihukum kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp Jika orang yang perlu ditolong itu mati, diancam dengan: KUHP 45, 165, 187, 304s, 478, 525, 566." Pasal 531 KUHP ini berlaku bila pelaku pertolongan pertama dapat melakukan pertolongan tanpa membahayakan keselamatan dirinya dan orang lain.

16 2.3.2 Amerika Dalam American Safety And Health Institute (2008) juga dijelaskan bahwa di Amerika serikat menggunakan prinsip Good Samarian untuk mencegah orang yang telah menelong secara sukarela menjadi sebuah kesalahan yang dapat digugat secara pidana. Hukum Good Samarian merupakan hukum umum. Penolong dapat dilindungi dari kewajiban sepanjang: Penolong cukup berhati-hati Penolong beriktikad baik Penolong tidak memberikan perawatan diluar kemampuannya. Jika Penolong memutuskan untuk membantu orang yang sakit atau terluka, Penolong harus tidak meninggalkan mereka sampai seseorang dengan sama atau lebih tenaga medis mengambil alih. Berdasarkan American Red Cross (2011) Undang undang bervariasi dari satu Negara bagian ke Negara lain sehingga harus menanyakan tentang undang undang Negara anda untuk pertimbangan hukum berikut: Kewajiban untuk bertindak: tugas untuk menanggapi keadaan darur at dan menyediakan perawatan. Lingkup praktek: berbagai tugas dan keterampilan yang telah anda peroleh dalam pelatihan dan mempunyai sertifikasi untuk praktek. Standar perawatan: harapank etika anggota dipanggil saat keadaan daruratakan memberikan perawatan dengan tingkat tertentu dengan pengetahuan dan keterampilan. Kelalaian: kegagalan mengikuti standar dari perawatan, dengan demikian menyebabkan cidera atau kerusakan. Persetujuan: Korban indikasi bahwa seorang penyelamat dapat menyediakan perawatan. Persetujuan harus diperoleh pertama kali, baik secara lisan atau melalui sikap, sebelum memberikan perawatan kepada korban yang terluka atau sakit.

17 Untuk memperoleh persetujuan antara lain: - Memperkenalakan diri anda kepada korban. - Menyatakan tingkat pelatihan. - Bertanya kepada korban apakah anda dapat membantu. - Menjelaskan apa yang anda amati. - Menjelaskan rencana apa yang anda lakukan. Ketika seorang tidak mampu memberikan persetujuan, seperti dalam keadaan bawah sadar, bingung, mental terganggu, luka berat atau kritis, persetujuan yang tersirat. Ini berarti hukum mengasumsikan, korban akan memberikan persetujuan jika bisa. Untuk anak kecil, Anda harus memperoleh persetujuan dari orang tua atau wali. Jika kondisi mengancam kehidupan dan orang tua atau wali tidak hadir, maka menggunakan persetujuan yang tersirat. Penolakan perawatan: korban mengindikasikan bahwa seorang penyelamat mungkin tidak memberikan perawatan. Penolakan perawatan harus dihormati, bahkan jika korban mengalami luka serius atau kritis atau putus asa membutuhkan bantuan. Korban dapat menolak beberapa atau semua perawatan. Pengabaian: Penghentian perawatan setelah perawatan dimulai. Perawatan tetap dilakukan hingga ada yang mengambil alih. Kerahasiaan: Prinsip bahwainformasiperawatan korban dan tidak diinformasikan dengan siapapun kecuali layanan medis darurat (EMS) personil langsung berhubungan dengan perawatan medis korban. Dokumentasi: Catatan tertulis terdiri dari peristiwa-peristiwa perawatan dan fakta-fakta setelah insiden terjadi Australia Hukum Good Samaria, Good Samaria didefinisikan dalam undang-undang sebagai orang yang bertindak tanpa mengharapkan keuangan atau hadiah lainnya untuk memberikan bantuan. Pertama penolong tidak perlu takut gugatan jika mereka datang untuk membantu secara sukarela selama mereka bertindak tidak

18 sembarangan dan mencoba untuk menghindari kerusakan lebih lanjut. Kebanyakan Negaradan wilayah Australia memiliki beberapa bentuk perlindungan Good Samaria. Secara umum perlindungan ini telah dibuat untuk menawarkam jika perawatan dibuat itikad baik. Hukum mengenai tindakan pertolongan pada keadaan darurat di Australia diatur dalam LEGAL CONSIDERATIONS FOR FIRST AIDERS OF AUSTRALIAN LAWS. Penolong (PP) tidak harus sempurna dalam segala kecelakaan. Tapi, yang sangat dibutuhkan penolong adalah kebijaksanaan, rasa ingin menolong dan tindakan yang tepat semaksimal mungkin yang dapat dilakukan penolong. Empat pertimbangan utama penolong P3K adalah sebagai berikut: - Izin Mendapatkan izin untuk melakukan Pertolongan Pertama - Kewajiban untuk Melindungi - Keahlian - Mencatat 2.4 Tersedak ( Chocking ) Tersedak dapat terjadi ketika objek yang solid, seperti sepotong makanan, atau sebuah benda kecil, memasuki bagian menyempit dari jalan pernapasan dan menjadi terjebak (Amerian Safety and Health, 2016). Pada inhalasi, objek dapat ditarik keluar melalui saluran udara dan menghalangi udara memasuki paru-paru. Sebuah dorongan kuat di bawah tulang rusuk dan naik ke diafragma dapat menekan udara di dada dan muncul obstruksi dari saluran udara. Tekanan dada yang kuat pada tulang dada juga dapat memberi tekanan untuk mengeluarkan objek tersebut. Menurut American Safety and Health (2016) terdapat dua obstruksi, yaitu: Obstruksi ringan Untuk memberikan perawatan yang sesuai, pertama Anda harus mampu mengenali perbedaanantara penyumbatan ringan dan penyumbatan parah. Dengan penyumbatan ringan, seseorang dapat berbicara, batuk, atau muntah. Ini jenis penyumbatan biasanya dihapus secara alami melalui

19 batuk kuat. Memungkinkan seseorang dengan penyumbatan ringan untuk cobalah dan mengatasi masalah pada sendiri. Tetap tenang dan siap untuk mengambil tindakan jika hal-hal yang memburuk. Obstruksi parah Ketika terjadi penyumbatan parah, seseorang tidakdapat mengambil dalam cukup udara mengusir objek. Tanda-tanda penyumbatan parah yaitu sangat sedikit atau tidak ada udara asing, minimnya suara, dan ketidakmampuan untuk berbicara atau batuk tegas. Orang memegang tenggorokan ketika mencoba untuk menghapus obstruksi. Orang tanpa pertukaran udara apapun membutuhkan bantuan anda untuk bertahan hidup. Berdasarkan American Red Cross (2011) penanganan untuk korban tersedak dapat dilakukan dengan caraberikut: Sadar tersedak A. Orang dewasa dan anak Jika korban tidak dapat batuk, berbicara atau bernapas: 1. Memberikan 5 pukulan di punggung Tempat satu tangan di dada dan menekuk korban maju di pinggang Pukul korban antara tulang belikat dengan tumit tangan Anda Gambar 2.3 Cara memukul punggung orang yang tersedak (Sumber:American Red Cross, 2011) 2. Memberikan 5 tekanan diperut Tempatkan sisi jempol kepalan tangan ke tengah perut korban, tepat di atas pusar.

20 Genggam tangan yang terkepal dan memberikan tekanan ke atas dengan cepat Gambar 2.4 Cara menekan perut orang yang tersedak (Sumber: American Red Cross, 2011) Lanjutkan memberikan 5 pukulan di punggung dan 5 tekanan diperut sampai: Objek dipaksa keluar. Korban mulai batuk atau bernapas. Korban sadar. Jika korban telah sadar: hati-hati saat menurunkan korban dan menyediakan perawatan untuk korban tersebut. Sementara itu Amerian Safety and Health (2016) menyatakan bahwa penanganan untuk korban yang sedang hamil atau gemuk dan tersedak sendiri berbeda, yaitu sebagai berikut: Hamil atau gemuk Ketika seseorang jelas hamil atau obesitas, penggunaan tekanan dada bukannya tekanan perut. Memposisikan diri tepat di belakang orang tersebut menjangkau bawah ketiak dan tempatkan sisi ibu jari tangan anda di tengah dada pegang tangan anda dengan tangan lain dan dorong lurus ke belakang. Cobalah untuk tidak memberikan tekanan pada tulang rusuk Perawatan diri Jika anda tersedak dan sendirian, mencoba menekan perut anda dengan cepat terhadap permukaan yang kaku atau berusaha batuk atau memuntahkan objek.

21 B. Bayi Jika bayi tidak batuk, menangis atau bernapas: 1. Posisikan wajah bayi kebawah sepanjang lengan dengan hati-hati Sokong kepala dan leher bayi dengan tangan Anda. Menurunkan bayi ke pinggang anda, menahan kepala bayi lebih rendah daripada dadanya. 2. Memberikan 5 dorongan di punggung Memberikan dorongan kuat dengan tumit tangan anda di antara tulang belikat bayi. Gambar 2.5 Cara memberikan dorongan pada punggung bayi (Sumber: American Red Cross, 2011) 3. Posisikan wajah bayi keatas sepanjang lengan Posisi bayi antara kedua lengan, dan menyokong kepala dan leher bayi. Mebalikkan wajah bayi menghadap keatas Menurunkan bayi ke paha dengan kepala bayi lebih rendah dari dadanya Gambar 2.6 Cara membalikkan posisi bayi (Sumber: American Red Cross, 2011)

22 4. Memberikan 5 dorongan didada Menempatkan dua atau tiga jari di tengah dada tepat dibawah garis puting dan tekan dada sekitar 1½ inci. Gambar 2.7 Cara menekan perut bayi yang benar (Sumber: American Red Cross, 2011) Lanjutkan memberikan pukulan kembali 5 dan tekanan dada 5 sampai: Objek sudah keluar Bayi mulai batuk, menangis atau bernapas. Bayi telah sadara Jika bayi sadar: Hati-hati saat menurunkan bayi dan menyediakan perawatan untuk bayi tersedak yang telah sadar Tersedak bawah sadar (pingsan) Jika usaha bantuan pernapasan tidak membuat dada bergerak naik: 1. Kembali miringkan kepala dan memberikan bantuan pernapasan lain 2. Jika dada masih belum bergerak naik, memberikan 30 tekanan di dada Gambar 2.8 Cara menekan perut orang dan bayi yang tersedak (Sumber: American Red Cross, 2011) Catatan: Menghapus resusitasi masker ketika memberikan penekana dada.

23 3. Mencari objek dalam mulut Pegang lidah dan rahang bawah antara ibu jari dan jari-jari dan angkat rahang 4. Jika anda melihat objek, singkirkan Geser jari anda sepanjang bagian dalam pipi menggunakan gerakan mengaitkan. Untuk bayi, gunakan jari kelingking anda Gambar 2.9 Cara mencari objek pada orang yang tersedak (Sumber: American Red Cross, 2011) 5. Memberikan bantuan pernapasan kedua 6. Menyediakan perawatan yang diperlukan Jika napas bantuan yang masih tidak membuat dada bergerak naik, ulangi angkah 2 5 Jika napas bantuan membuat dada bergerak naik, periksa untuk bernapas dan nadi selama tidak lebih dari 10 detik. Jika pingsan tetapi masih bernapas, tempatkan dalam posisi pemulihan. Jika pingsan dan tidak bernapas tetapi masih ada denyut nadi, berikan 1\napas bantuan Jika pingsan dan tidak bernapas atau tidak ada nadi, mulai melakukan CPR.

24 BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1 Diagram Alir Praktikum Berikut Gambar 3.1 yang menggambarkan tentang tahapan tahapan pada praktikum pertolongan pertama pada kecelakan (P3K) kali ini. Persiapan Praktikum Pemahaman Aspek Kelegalan P3K (Legal Aspect First Aid ) Dilakukan sebelum melakukan tindakan P3K agar segala upaya pertolongan yang akan dilakukan nanti tidak bertentangan dengan peraturan ataupun undang undang yang berkaitan dengan P3K di suatu daerah Penillaian Penderita (Primary Assessment ) Dilakukan untuk mendapatkan respon dari korban agar penolong dapat bertindak dan melakukan pemeriksaan sesuai dengan kondisi korban Perlakuan terhadap Pasien Dilakukan dengan mengambil tindakan pertolongan pertama yang di sesuaikan dengan kondisi pasien dengan menggunakan peralatan yang sudah disediakan di ruang Laboratorium Ergonomi. Penarikan Kesimpulan Gambar 3.1 Diagram Alir Praktikum (Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2016)

25 3.2 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam praktikum pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) adalah: 1. Sarung tangan 2. Kain Kasa 3. Servikal Collar 4. Spiknomanometer 5. Stetoskop 3.3 Prosedur Praktikum Langkah kerja yang harus dilakukan dalam pelaksanaan praktikum pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) adalah sebagai berikut: 1. Memahami aspek kelegalan P3K (legal aspect first aid) sebelum melakukan tindakan P3K. 2. Melakukan penilaian penderita ( primary assessment ) dengan cara : a. Mengguncang bahu korban dengan perlahan untuk mendapatkan respon, lalu mengajukan pertanyaan dapatkah anda mendengar saya?. b. Jika korban sadar atau setengah sadar, minta korban untuk tidak memindahkan leher atau kepala. c. Mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan rasa sakit atau cidera yang di derita korban ( apakah korban merasa sakit, sakit kepala, pusing atau mual ) d. Mengamati tanda tanda fisik untuk menemukan cedera yang muncul pada diri korban (korban pucat, berkeringat, atau pucat). e. Menekan kuku tangan korban dan melepaskannya, lalu mengamati perubahan warna kuku tangan segera kembali atau tetap pucat setelah 2 detik. f. Mengamati warna bibir, jari, dan kulit bagian lobus telinga apakah membiru atau tidak. g. Mengamati atas kepala, muka, dan hidung korban dan melihat ada tidaknya pembengkakan, kelainan, pendarahan, atau keluarnya cairan dari telinga.

26 h. Mengamati napas korban dengan melihat naik turunnya dada pada kedua sisi, apakah korban mendengkur? Apakah napas korban menjadi cepat? i. Melihat ada tidaknya memar atau pembengkakan di daerah perut. j. Mengajukan pertanyaan apakah ada tidaknya anggota tubuh yang tidak dapat digerakkan, terasa mati rasa, kedinginan, kesemutan, atau sakit. k. Menggulingkan korban perlahan kesamping dengan mempertahankan korban dalam posisi lurus tanpa memutar leher atau punggung. Selagi menyanggah kepala, mencari kelainan, pembengkakan, pendarahan atau memar yang tidak terlihat. 3. Memberikan perlakuan pada pasien atau korban dengan proses resusitasi jantung paru ( Resusitasi Jantung Paru ) Pada orang dewasa a. Posisi tangan saat melakukan penekanan pada dada adalah letakkan tumit tangan satu di tengah dada (bawah sternum) dan tangan yang satunya menekan diatasnya. b. Penekanan pada dada dilakukan dengan kedalaman tekanan sedikitnya 2 inchi. c. Sedikitnya dilakukan 100 kali penekanan per menit. d. Nafas bantuan dilakukan sampai dada terlihat meningkat sekitar 1 detik per nafas bantuan. e. Jika penyelamat 1 orang, maka dilakukan 30 kali penekanan dada dan 2 kali nafas bantuan. f. Jika penyelamat 2 orang, maka dilakukan 30 kali penekanan dada dan 2 kali nafas buatan. Pada anak-anak a. Posisi tangan saat melakukan penekanan pada dada adalah letakkan tumit tangan satu di tengah dada (bawah sternum) dan tangan yang satunya menekan diatasnya. b. Penekanan pada dada dilakukan dengan kedalaman tekanan sekitar 2 inchi. c. Sedikitnya dilakukan 100 kali penekanan per menit.

27 d. Nafas bantuan dilakukan sampai dada terlihat meningkat sekitar 1 detik per nafas bantuan. e. Jika penyelamat 1 orang, maka dilakukan 30 kali penekanan dada dan 2 kali nafas bantuan. f. Jika penyelamat 2 orang, maka dilakukan 15 kali penekanan dan 2 kali nafas bantuan. Pada bayi a. Posisi tangan dalam menekan adalah dengan satu tangan di dahi bayi dan dua atau tiga jari dari tangan yang satunya berada di tengah dada (setengah lebih rendah dari sternum). b. Penekanan pada dada dilakukan dengan kedalaman sekitar 1,5 inchi. c. Sedikitnya dilakukan 100 kali penekanan per menit. d. Nafas bantuan dilakukan sampai dada terlihat meningkat sekitar 1 detik per nafas bantuan. e. Jika penyelamat 1 orang, maka dilakukan 30 kali penekanan dada dan 2 kali nafas bantuan. f. Jika penyelamat 2 orang, maka dilakukan 15 kali penekanan dan 2 kali nafas bantuan. 4. Memberikan perlakuan pada korban yang tersedak, dengan cara : a. Melakukan 5x pukulan punggung ditulang belikat dengan tumit tangan. b. Gagal melakukan 5x pukulan punggung, maka memberi 5x tekanan perut dengan mengepalkan tangan diantara pusar dan tulang rusuk, lalu mendorong kedalam dan ke atas dengan keras. Namun jika masih tidak keluar menggunakan kombinasi antara 5x pukulan punggung dan 5x tekanan perut. c. Pada korban yang tersedak kemudian tidak sadar, mulai lakukan CPR dan meletakkan korban dipermukaan yang datar. Jika yang tersedak ibu hamil : a. Meletakkan kepalan tangan ditengah-tengah tulang dada penganti heimlich manuver pada ibu hamil

28 Jika yang tersedak bayi : Bayi (sadar) a. Mengendong bayi dengan posisi terlungkup membuat kepala bayi lebih rendah dari pada kakinya. Menyangga kepala dan rahang bawah bayi dengan menggunakan tangan, hati-hati jagan sampai menekan leher bayi. b. Memberi 5x tepukan di punggung (antara 2 tulang belikat bayi) menggunakan tumit tanggan saat menepuk. c. Membalikan bayi ke posisi terlantang membuat kepala bayi lebih rendah dari pada kakinya. Melakukan 5x tekanan dada (menekan tulang dada dibawah kedua puting) hanya menggunakan 2 jari saja (jari telunjuk dengan tengah) kemudian melakukan Chest Thrust mengulangi prosedur no.2 dan no.3 hingga benda asing keluar Bayi (Pingsan) a. Memberikan bayi diatas permukaan rata dan keras b. Membuka mulut bayi jika benda asing terlihat mengambil dengan menggunakan sapuan jari Blind finger sweep. c. Namun jika benda asing tersebut tidak terlihat maka lakukan CPR (30x) tekanan dada (2x) napas buatan d. Memanggil bantuan medis jika benda asing belum keluar

29 DAFTAR PUSTAKA American Red Cross CPR or AED for Professional Recuers and Health Care Providers. Amerika : Stay Well Health & Safety Solutions Queensland Ambulance Service First Aid Pre-Course Workbook. Inggris : Departement of Health Queensland Ambulance American Safety and Health Institute Basic First Aid. USA. Health and Safety Institute Emergency Care and Safety Institute First Aid Standard. USA. Jones and Bartlet Publishes British Red Cross First Aid Emergency Care For The Injury. Inggris : Departement of Health and Safety Environment

Pusat Hiperked dan KK

Pusat Hiperked dan KK Pusat Hiperked dan KK 1. Gangguan pernafasan (sumbatan jalan nafas, menghisap asap/gas beracun, kelemahan atau kekejangan otot pernafasan). 2. Gangguan kesadaran (gegar/memar otak, sengatan matahari langsung,

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT. Klinik Pratama 24 Jam Firdaus

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT. Klinik Pratama 24 Jam Firdaus PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT Klinik Pratama 24 Jam Firdaus Pendahuluan serangkaian usaha pertama yang dapat dilakukan pada kondisi gawat darurat dalam rangka menyelamatkan seseorang dari kematian

Lebih terperinci

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) Artikel ini merupakan sebuah pengetahuan praktis yang dilengkapi dengan gambar-gambar sehingga memudahkan anda dalam memberikan pertolongan untuk

Lebih terperinci

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah langkah penilaian pada penderita

Lebih terperinci

BASIC LIFE SUPPORT A. INDIKASI 1. Henti napas

BASIC LIFE SUPPORT A. INDIKASI 1. Henti napas BASIC LIFE SUPPORT Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan pertolongan yang dilakukan kepada korban yang mengalami henti napas dan henti jantung. Keadaan ini bisa disebabkan karena korban mengalami

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN PERTOLONGAN PERTAMA Jika anda orang yang pertama menemukan kejadian kecelakaan yang serius, jangan menjadikan diri anda sebagai korban. Tetap tenang Ikuti prosedur gawat darurat Pertolongan pertama harus

Lebih terperinci

Bantuan Hidup Dasar. (Basic Life Support)

Bantuan Hidup Dasar. (Basic Life Support) Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support) Sistem utama tubuh manusia Sistem Pernapasan Sistem Peredaran Darah Mati Mati klinis Pada saat pemeriksaan penderita tidak menemukan adanya fungsi sistem perdarahan

Lebih terperinci

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR Apa yang akan Anda lakukan jika Anda menemukan seseorang yang mengalami kecelakaan atau seseorang yang terbaring di suatu tempat tanpa bernafas spontan? Apakah Anda

Lebih terperinci

RESUSITASI JANTUNG PARU ( RJP ) CARDIO PULMONARY RESUSCITATION ( CPR )

RESUSITASI JANTUNG PARU ( RJP ) CARDIO PULMONARY RESUSCITATION ( CPR ) RESUSITASI JANTUNG PARU ( RJP ) CARDIO PULMONARY RESUSCITATION ( CPR ) 1 MINI SIMPOSIUM EMERGENCY IN FIELD ACTIVITIES HIPPOCRATES EMERGENCY TEAM PADANG, SUMATRA BARAT MINGGU, 7 APRIL 2013 Curiculum vitae

Lebih terperinci

LUKA BAKAR Halaman 1

LUKA BAKAR Halaman 1 LUKA BAKAR Halaman 1 1. LEPASKAN: Lepaskan pakaian/ perhiasan dari daerah yang terbakar. Pakaian yang masih panas dapat memperburuk luka bakar 2. BASUH: Letakkan daerah yang terbakar di bawah aliran air

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN Pengertian P3K Pertolongan sementara yang diberikan kepada seseorang yang menderita sakit atau kecelakaan sebelum mendapat pertolongan dari dokter. Sifat dari P3K :

Lebih terperinci

BTCLS BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)

BTCLS BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) BTCLS BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) Tahapan-tahapan BHD tindakan BHD dilakukan secara berurutan dimulai dengan penilaian dan dilanjutkan dengan tindakan. urutan tahapan BHD adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kardiovaskuler masih mendominasi sebagai penyebab kematian tertinggi di dunia (WHO, 2012) dan kematian akibat kecelakaan di jalan raya pada remaja usia

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu. Pengetahuan tau kognitif

Lebih terperinci

CEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA

CEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA Materi 12 CEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA Oleh : Agus Triyono, M.Kes A. CEDERA KEPALA Pengertian : Semua kejadian pada daerah kepala yang dapat mengakibatkan terganggunya fungsi otak baik

Lebih terperinci

NEONATUS BERESIKO TINGGI

NEONATUS BERESIKO TINGGI NEONATUS BERESIKO TINGGI Asfiksia dan Resusitasi BBL Mengenali dan mengatasi penyebab utama kematian pada bayi baru lahir Asfiksia Asfiksia adalah kesulitan atau kegagalan untuk memulai dan melanjutkan

Lebih terperinci

P3K Posted by faedil Dec :48

P3K Posted by faedil Dec :48 P3K Posted by faedil011-06 Dec 2009 20:48 PENDAHULUAN 1. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) merupakan salah satu kegiatan kepramukaan yang memberikan bekal peserta didik dalam hal pengalaman:

Lebih terperinci

Stroke: Pertolongan Pertama

Stroke: Pertolongan Pertama Stroke: Pertolongan Pertama PERTOLONGAN PERTAMA PADA PENDERITA STROKE Dari Mailing List Dokter Indonesia, berita tsb dinyatakan Hoax. Hati2 thp medical hoax, alih-alih menyelamatkan malah bikin keadaan

Lebih terperinci

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI Komponen Ya Dilakukan Tidak Pengertian Gerakan/sentuhan yang diberikan pada bayi setiap hari selama 15 menit, untuk memacu sistem sirkulasi bayi dan denyut

Lebih terperinci

13. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Pesawat Udara SUBSTANSI MATERI

13. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Pesawat Udara SUBSTANSI MATERI 13. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Pesawat Udara Modul Diklat Basic PKP-PK 13.1 Kecelakaan pesawat udara 13.1.1 Terjadinya kecelakaan pesawat udara a. Kecelakaan pesawat udara diketahui sebelumnya;

Lebih terperinci

Universita Sumatera Utara

Universita Sumatera Utara PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth, Bapak/Ibu.. Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

PANDUAN PELAYANAN RESUSITASI RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA BAB I

PANDUAN PELAYANAN RESUSITASI RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA BAB I Lampiran Surat Keputusan Direktur RSPP No. Kpts /B00000/2013-S0 Tanggal 01 Juli 2013 PANDUAN PELAYANAN RESUSITASI RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA 2 0 1 3 BAB I 0 DEFINISI Beberapa definisi Resusitasi Jantung

Lebih terperinci

1. Melakukan kajian situasi

1. Melakukan kajian situasi Kode Unit Judul Unit : O.842340.052.01 : Melakukan PertolonganPertama Deskripsi Unit : Unit ini menjelaskan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan untuk memberikan tindakan pertolongan pertama,

Lebih terperinci

REKOMENDASI RJP AHA 2015

REKOMENDASI RJP AHA 2015 REKOMENDASI RJP AHA 2015 Ivan Laurentius NIM 112014309 Kepaniteraan Klinik Ilmu Anestesi Fakultas Kedokteran UKRIDA Periode 26 Oktober 14 November 2015 Rumah Sakit Bhakti Yudha Depol Pembimbing: dr. Amelia,

Lebih terperinci

SEJARAH CPR. Bermula di Baltimore, Amerika pada tahun Teknik mulut ke mulut ditemui oleh Dr. James Elam & Peter Safar

SEJARAH CPR. Bermula di Baltimore, Amerika pada tahun Teknik mulut ke mulut ditemui oleh Dr. James Elam & Peter Safar DEFINISI CPR:- Satu tindakan bantuan awalan bagi memulihkan mangsa yang terhenti pernafasan dengan menggunakan teknik tekanan di atas dada (tekanan dari luar) dan bantuan hembusan pernafasan SEJARAH CPR

Lebih terperinci

ASKEP KEGAWATAN AKIBAT TENGGELAM. By Yoani Maria V.B.Aty

ASKEP KEGAWATAN AKIBAT TENGGELAM. By Yoani Maria V.B.Aty ASKEP KEGAWATAN AKIBAT TENGGELAM By Yoani Maria V.B.Aty Tenggelam (drowning) merupakan cedera oleh karena perendaman (submersion/immersion) yang dapat mengakibatkan kematian dalam waktu kurang dari 24

Lebih terperinci

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Oleh : Agus Triyono, M.Kes Pengertian Kedaruratan medis adalah keadaan non trauma atau disebut juga kasus medis. Seseorang dengan kedarutan medis dapat juga terjadi cedera.

Lebih terperinci

PANDUAN PENOLAKAN RESUSITASI (DNR)

PANDUAN PENOLAKAN RESUSITASI (DNR) PANDUAN PENOLAKAN RESUSITASI (DNR) A. PENGERTIAN Resusitasi merupakansegala bentuk usaha medis, yang dilakukan terhadap mereka yang berada dalam keadaan darurat atau kritis, untuk mencegah kematian. Do

Lebih terperinci

Pelatihan Internal RSCM Bantuan Hidup Dasar 2015 BANTUAN HIDUP DASAR. Bagian Diklat RSCM

Pelatihan Internal RSCM Bantuan Hidup Dasar 2015 BANTUAN HIDUP DASAR. Bagian Diklat RSCM Pelatihan Internal RSCM Bantuan Hidup Dasar 2015 BANTUAN HIDUP DASAR APA YANG HARUS DILAKUKAN? 2 Kategori penolong (TMRC) (dokter/perawat) (penolong awam) BANTUAN HIDUP DASAR Bantuan hidup dasar (BHD)

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN KAJIAN YURIDIS MENGENAI EUTHANASIA DIPANDANG DARI SEGI HAM

BAB III ANALISIS DAN KAJIAN YURIDIS MENGENAI EUTHANASIA DIPANDANG DARI SEGI HAM BAB III ANALISIS DAN KAJIAN YURIDIS MENGENAI EUTHANASIA DIPANDANG DARI SEGI HAM 3.1 Kronologi kasus Ayah Ana Widiana Kasus berikut merupakan kasus euthanasia yang terjadi pada ayah dari Ana Widiana salah

Lebih terperinci

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN PENJELASAN TENTANG PENELITIAN Judul Penelitian : Pengaruh Progressive Muscle Relaxation terhadap Kecemasan Pasien Penyakit Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa Peneliti

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI BANTUAN HIDUP DASAR

BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI BANTUAN HIDUP DASAR BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI BANTUAN HIDUP DASAR KOORDINATOR SKILLS LAB SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATAOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

Lebih terperinci

PERTOLONGAN GAWAT DARURAT

PERTOLONGAN GAWAT DARURAT PERTOLONGAN GAWAT DARURAT I. DESKRIPSI SINGKAT Keadaan gawatdarurat sering terjadi pada jemaah haji di Arab Saudi. Keterlambatan untuk mengidentifikasi dan memberikan pertolongan yang tepat dan benar dapat

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI RESUSITASI ANAK

BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI RESUSITASI ANAK BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI RESUSITASI ANAK KOORDINATOR SKILLS LAB SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATAOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016

Lebih terperinci

SOAL-SOAL PELATIHAN BLS RS PUSURA SURABAYA

SOAL-SOAL PELATIHAN BLS RS PUSURA SURABAYA SOAL-SOAL PELATIHAN BLS RS PUSURA SURABAYA Pilih jawaban yang paling benar 1. Pada cardiac arrest yang bukan karena asphiksia dilakukan tindakan: a. Pijat jantung b. DC shock c. Pijat jantung nafas buatan

Lebih terperinci

KEDARURATAN LINGKUNGAN

KEDARURATAN LINGKUNGAN Materi 14 KEDARURATAN LINGKUNGAN Oleh : Agus Triyono, M.Kes a. Paparan Panas Panas dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh. Umumnya ada 3 macam gangguan yang terjadi td&penc. kebakaran/agust.doc 2 a. 1.

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN BAB I KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi. Modul ke: Pedologi Cedera Otak dan Penyakit Kronis Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Apakah yang Dimaksudkan dengan Kelumpuhan Otak itu? Kelumpuhan

Lebih terperinci

PEDOMAN SISTEM KESELAMATAN KERJA. Penyusun : Tim Prodi Teknik Komputer Kontrol

PEDOMAN SISTEM KESELAMATAN KERJA. Penyusun : Tim Prodi Teknik Komputer Kontrol PEDOMAN SISTEM KESELAMATAN KERJA Penyusun : Tim Prodi Teknik Komputer Kontrol PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER KONTROL POLITEKNIK MADIUN 2016 P E D O M A N SISTEM KESELAMATAN KERJA Keselamatan kerja di tempat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN [LN 2009/144, TLN 5063]

UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN [LN 2009/144, TLN 5063] UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN [LN 2009/144, TLN 5063] BAB XX KETENTUAN PIDANA Pasal 190 (1) Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan yang melakukan praktik

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) PENGERTIAN : Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cidera / kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar B. MEDIS DASAR: Tindakan perawatan

Lebih terperinci

Penanggulangan Gawat Darurat PreHospital & Hospital *

Penanggulangan Gawat Darurat PreHospital & Hospital * Penanggulangan Gawat Darurat PreHospital & Hospital * PENILAIAN AWAL (PRIMARY SURVEY) HARTONO** *dibacakan pada acara workshop "Penanggulangan Gawat Darurat PreHospital & Hospital IndoHCF, Bidakara Hotel,

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN KARYA TULIS PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN Disusun Oleh: Tito Sucipto, S.Hut., M.Si. NIP. 19790221 200312 1 001 DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Medical Emergency Response Plan (MERP) / Tanggap Darurat Medis (TDM)

Medical Emergency Response Plan (MERP) / Tanggap Darurat Medis (TDM) Medical Emergency Response Plan (MERP) / Tanggap Darurat Medis (TDM) Medical Emergency Response Plan merupakan bagian integral dari tanggap darurat keseluruhan, bertujuan mengurangi dampak penyakit mendadak

Lebih terperinci

(electric shock) adalah sebuah fenomena dalam kehidupan. Secara. tubuh manusia dengan sumber tegangan yang cukup tinggi sehingga dapat

(electric shock) adalah sebuah fenomena dalam kehidupan. Secara. tubuh manusia dengan sumber tegangan yang cukup tinggi sehingga dapat SENGATAN LISTRIK A. Definisi Sengatan Listrik Kesetrum atau dalam bahasa ilmiah disebut sengatan listrik (electric shock) adalah sebuah fenomena dalam kehidupan. Secara sederhana kesetrum dapat dikatakan

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI ( DO NOT RESUCITATE )

SURAT PERNYATAAN JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI ( DO NOT RESUCITATE ) Jl.K.H. ZainalMustofa No. 310 Tasikmalaya Telp. ( 0265 ) 322333, Fax. ( 0265 ) 326767, E-Mail : rumahsakit.tmc@gmail.com www.rstmc.co.id SURAT PERNYATAAN JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI ( DO NOT RESUCITATE

Lebih terperinci

BAB III ANALISA HASIL PENELITIAN

BAB III ANALISA HASIL PENELITIAN BAB III ANALISA HASIL PENELITIAN A. Analisa Yuridis Malpraktik Profesi Medis Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 merumuskan banyak tindak pidana

Lebih terperinci

Seorang laki-laki umur 30 tahun dibawa ke UGD RSAL. Kesadaran menurun, tekanan darah 70/50, denyut nadi 132 kali/menit kurang kuat, repirasi rate 32

Seorang laki-laki umur 30 tahun dibawa ke UGD RSAL. Kesadaran menurun, tekanan darah 70/50, denyut nadi 132 kali/menit kurang kuat, repirasi rate 32 KELOMPOK 9 Seorang laki-laki umur 30 tahun dibawa ke UGD RSAL. Kesadaran menurun, tekanan darah 70/50, denyut nadi 132 kali/menit kurang kuat, repirasi rate 32 kali/menit suara ngorok dan seperti ada cairan

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN PENDAHULUAN Bayi muda : - mudah sekali menjadi sakit - cepat jadi berat dan serius / meninggal - utama 1 minggu pertama kehidupan cara memberi pelayanan

Lebih terperinci

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar Lampiran 4 No. Panduan Senam Bugar Lansia (SBL) Langkah Gerakan SBL Bag. 1 Gerakan Pemanasan Gambar Latihan Pernapasan 1. Meluruskan badan dengan kedua tangan lurus ke bawah sejajar dengan kedua sisi tubuh.

Lebih terperinci

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT302 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ataupun belum terdiagnosis penyakit jantung (AHA, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ataupun belum terdiagnosis penyakit jantung (AHA, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit jantung khususnya penyakit jantung koroner memiliki tingkat kegawatdaruratan paling tinggi dibanding penyakit tidak menular lainnya. Henti jantung adalah

Lebih terperinci

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur Asfiksia Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur 1 Tujuan Menjelaskan pengertian asfiksia bayi baru lahir dan gawat janin Menjelaskan persiapan resusitasi bayi baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada anak kurang begitu diperhatikan oleh berbagai pihak baik oleh orang tua,

BAB I PENDAHULUAN. pada anak kurang begitu diperhatikan oleh berbagai pihak baik oleh orang tua, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah merupakan kelompok usia kritis dikarenakan pada masa tersebut mereka rentan mengalami masalah kesehatan. Masalah kesehatan pada anak kurang begitu

Lebih terperinci

! KARTU PP/ DARSTELLERKARTEN / ACTORS CARDS 1

! KARTU PP/ DARSTELLERKARTEN / ACTORS CARDS 1 KARTU PP/ DARSTELLERKARTEN / ACTORS CARDS 1 "#$%&'()%*&' "#$%&'#$()*+,-+*#.'/0#12.##$.34,./#$5%#'*,+67"894$:(;0;#,&+*3/,)&1/.D.;=#&/+$/$E4,6#$%*+,='/0.,4$#)

Lebih terperinci

BAB XX KETENTUAN PIDANA

BAB XX KETENTUAN PIDANA Undang-undang Kesehatan ini disyahkan dalam sidang Paripurna DPR RI tanggal 14 September 2009 1 PASAL-PASAL PENYIDIKAN DAN HUKUMAN PIDANA KURUNGAN SERTA PIDANA DENDA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...

Lebih terperinci

MODUL BANTUAN HIDUP DASAR DAN PENANGANAN TERSEDAK

MODUL BANTUAN HIDUP DASAR DAN PENANGANAN TERSEDAK MODUL BANTUAN HIDUP DASAR DAN PENANGANAN TERSEDAK TIM BANTUAN MEDIS BEM IKM FKUI 1 PENDAHULUAN Penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian utama di dunia. Berdasarkan WHO tahun 2005, terdapat 17,5

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI RESUSITASI JANTUNG PARU

BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI RESUSITASI JANTUNG PARU BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI RESUSITASI JANTUNG PARU KOORDINATOR SKILLS LAB SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATAOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

Lebih terperinci

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016 Lampiran 1 Nama : Agung Prasetio NIM : 1401100116 No. Kegiatan Penelitian I II III Tahap Persiapan a. Penentuan Judul b. Mencari Literatur c. Penyusunan Proposal d. Konsultasi Proposal e. Perbaikan Proposal

Lebih terperinci

Adult Basic Life Support

Adult Basic Life Support Adult Basic Life Support Bantuan hidup dasar (BHD) merupakan pondasi untuk menyelamatkan hidup seseorang dengan henti jantung. Aspek mendasar dari BHD adalah immediate recognition of sudden cardiac arrest

Lebih terperinci

PROTAP DAN SOP TRIASE DI UNIT GAWAT DARURAT/UGD RUMAH SAKIT

PROTAP DAN SOP TRIASE DI UNIT GAWAT DARURAT/UGD RUMAH SAKIT PROTAP DAN SOP TRIASE DI UNIT GAWAT DARURAT/UGD RUMAH SAKIT I. PENGERTIAN Triase (Triage) adalah tindakan untuk memilah/mengelompokkan korban berdasar beratnya cidera, kemungkinan untuk hidup, dan keberhasilan

Lebih terperinci

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK ppkc Terapi Sentuh (Touch Therapy) Metode sentuh untuk sehat adalah pendekatan atau terobosan baru dalam pemeliharaan kesehatan. Metode inipun bisa digabungkan dengan

Lebih terperinci

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil Senam Hamil Pengertian Senam Hamil Senam ibu hamil adalah jenis olahraga yang ringan untuk ibu hamil, olahraga ini bisa dilakukan untuk ibu hamil yang usia kandungannya di atas 6 bulan. Usia kandungan

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT INTERNAL TIMUS KOMISI III DPR-RI DALAM RANGKA PEMBAHASAN RANCANGAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, HAM

Lebih terperinci

Bab XIV : Kejahatan Terhadap Kesusilaan

Bab XIV : Kejahatan Terhadap Kesusilaan Bab XIV : Kejahatan Terhadap Kesusilaan Pasal 281 Diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah: 1. barang siapa dengan

Lebih terperinci

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3 #7 PENGELOLAAN OPERASI K3 Dalam pengelolaan operasi manajemen K3, terdapat beberapa persyaratan yang dapat dijadikan suatu rujukan, yaitu: 1. OHSAS 18001 2. Permenaker 05/MEN/1996 Persyaratan OHSAS 18001

Lebih terperinci

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum TOKSIKOLOGI Alfi Yasmina BEBERAPA ISTILAH Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik Sola dosis facit venenum 1 KLASIFIKASI Berdasarkan cara: Self-poisoning Attempted poisoning Accidental poisoning

Lebih terperinci

Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995).

Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995). PENYAKIT TERMINAL Pengertian Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995). Penyakit pada stadium lanjut,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, BEDAH MAYAT KLINIS DAN BEDAH MAYAT ANATOMIS SERTA TRANSPLANTASI ALAT ATAU JARINGAN TUBUH MANUSIA (Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1981 Tanggal 16 Juni 1981) Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kecelakaan Lalu Lintas Kota Yogyakarta a. Definisi Kecelakaan Lalu Lintas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kecelakaan Lalu Lintas Kota Yogyakarta a. Definisi Kecelakaan Lalu Lintas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Kecelakaan Lalu Lintas Kota Yogyakarta a. Definisi Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Kecelakaan lalu lintas adalah suatu

Lebih terperinci

PKU Bagi Emergency Rescue Team (ERT) Untuk Mengatasi Kondisi Gawat Darurat Melalui Basic Life Support (BLS)

PKU Bagi Emergency Rescue Team (ERT) Untuk Mengatasi Kondisi Gawat Darurat Melalui Basic Life Support (BLS) PKU Bagi Emergency Rescue Team (ERT) Untuk Mengatasi Kondisi Gawat Darurat Melalui Basic Life Support (BLS) Nurul Hidayah 1 *, Muhammad Khoirul Amin 2 1 Program Studi Profesi Ners/Fakultas Ilmu Kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kejang demam adalah kejang yang terjadi karena adanya suatu proses ekstrakranium tanpa adanya kecacatan neurologik dan biasanya dialami oleh anak- anak.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 13 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bantuan Hidup Dasar (Basic life support) 2.1.1. Definisi Istilah basic life support mengacu pada mempertahankan jalan nafas dan sirkulasi. Basic life support ini terdiri

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 1981 TENTANG BEDAH MAYAT KLINIS DAN BEDAH MAYAT ANATOMIS SERTA TRANSPLANTASI ALAT ATAU JARINGAN TUBUH MANUSIA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam pengembangan usaha

Lebih terperinci

KEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA

KEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA DIABETES HIPOGLIKEMIA GEJALA TANDA : Pusing Lemah dan gemetar Lapar Jari dan bibir kebas Pucat Berkeringat Nadi cepat Mental bingung Tak sadar DIABETES HIPOGLIKEMIA PERTOLONGAN PERTAMA ; Bila tak sadar

Lebih terperinci

BANTUAN NAFAS DENGAN AMBUBAG

BANTUAN NAFAS DENGAN AMBUBAG BANTUAN NAFAS DENGAN AMBUBAG 14.41 No comments BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh

Lebih terperinci

Keterangan : P1,2,3,...P15 : Pertanyaan Kuesioner. : Jawaban Tidak Setuju. No. Urut Resp

Keterangan : P1,2,3,...P15 : Pertanyaan Kuesioner. : Jawaban Tidak Setuju. No. Urut Resp No. Urut Sikap Total Skor Kategori Umur Pendidikan Lama Kerja 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 41 Positif 25 BIDAN 5 Tahun 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 22 Negatif

Lebih terperinci

Petir : Volt Volt = Kvolt PLN : Sumber 1 KVolt Gardu 1000 Volt Rumah 220 Volt Baterei : 9 Volt, 1,5 Volt

Petir : Volt Volt = Kvolt PLN : Sumber 1 KVolt Gardu 1000 Volt Rumah 220 Volt Baterei : 9 Volt, 1,5 Volt Petir : 30.000 Volt 60.000 Volt = 30-60 Kvolt PLN : Sumber 1 KVolt Gardu 1000 Volt Rumah 220 Volt Baterei : 9 Volt, 1,5 Volt Tubuh Manusia: 70 milivolt = 0,07 Volt Biolistrik_02 Listrik Eksternal. Yang

Lebih terperinci

Penerapan Teori Graf untuk Menentukan Tindakan Pertolongan Pertama pada Korban Kecelakaan

Penerapan Teori Graf untuk Menentukan Tindakan Pertolongan Pertama pada Korban Kecelakaan Penerapan Teori Graf untuk Menentukan Tindakan Pertolongan Pertama pada Korban Kecelakaan Rinda Nur Hafizha 13516151 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio Pengertian Polio Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan 1 / 5 bernapas,

Lebih terperinci

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

Mengenal Penyakit Kelainan Darah Mengenal Penyakit Kelainan Darah Ilustrasi penyakit kelainan darah Anemia sel sabit merupakan penyakit kelainan darah yang serius. Disebut sel sabit karena bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit.

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN. BERAT BADAN YANG DIREKOMENDASIKAN kg LINGKAR PERUT YANG DIREKOMENDASIKAN cm

PROFIL KESEHATAN. BERAT BADAN YANG DIREKOMENDASIKAN kg LINGKAR PERUT YANG DIREKOMENDASIKAN cm PROFIL KESEHATAN BERAT BADAN Beberapa simptom berkait dengan carian yang menumpuk di dalam tubuh. Ini terjadi karena jantung kesulitan memompa, jadi carian menumpuk pada kaki, paru paru dan daerah perut.

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL

PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL I. DEFINISI Pelayanan pada tahap terminal adalah pelayanan yang diberikan

Lebih terperinci

Jenis Bahaya Dan Cara Penanganan Kecelakaan Yang Terjadi Laboratorium Biologi

Jenis Bahaya Dan Cara Penanganan Kecelakaan Yang Terjadi Laboratorium Biologi Jenis Bahaya Dan Cara Penanganan Kecelakaan Yang Terjadi Laboratorium Biologi Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Biasanya kecelakaan menyebabkan, kerugian material

Lebih terperinci

MANAJEMEN P3K DI TEMPAT KERJA. Armaidi Darmawan, dr, M.Epid Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Keluarga PSPD Unja

MANAJEMEN P3K DI TEMPAT KERJA. Armaidi Darmawan, dr, M.Epid Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Keluarga PSPD Unja MANAJEMEN P3K DI TEMPAT KERJA Armaidi Darmawan, dr, M.Epid Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Keluarga PSPD Unja Pendahuluan Dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi kecelakaan yang menimpa Kecelakaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil tahu dari manusia, yang sekadar menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya.

Lebih terperinci

Pertolongan Pertama pada kondisi Gawat Darurat

Pertolongan Pertama pada kondisi Gawat Darurat Pertolongan Pertama pada kondisi Gawat Darurat I Prosedur Pertolongan Pertama pada kondisi Gawat Darurat (CPR dan penggunaan AED) Periksa respon korban tidak ada respon Panggil bantuan (Hubungi 119 dan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN 162 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM KESIAPSIAGAAN TRIASE DAN KEGAWATDARURATAN PADA KORBAN BENCANA MASSAL DI PUSKESMAS LANGSA BARO TAHUN 2013 NO. RESPONDEN : I. PETUNJUK

Lebih terperinci

PANDUAN INFORMED CONSENT

PANDUAN INFORMED CONSENT PANDUAN INFORMED CONSENT A. PENGERTIAN Persetujuan tindakan medik atau yang sering di sebut informed consent sangat penting dalam setiap pelaksanaan tindakan medic di rumah sakit baik untuk kepentingan

Lebih terperinci

BAB II BATASAN PENGATURAN KEKERASAN FISIK TERHADAP ISTRI JIKA DIKAITKAN DENGAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN MENURUT KETENTUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA

BAB II BATASAN PENGATURAN KEKERASAN FISIK TERHADAP ISTRI JIKA DIKAITKAN DENGAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN MENURUT KETENTUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA BAB II BATASAN PENGATURAN KEKERASAN FISIK TERHADAP ISTRI JIKA DIKAITKAN DENGAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN MENURUT KETENTUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA A. Batasan Pengaturan Tindak Pidana Kekekerasan Fisik

Lebih terperinci

Primary Survey a) General Impressions b) Pengkajian Airway

Primary Survey a) General Impressions b) Pengkajian Airway Primary Survey Primary survey menyediakan evaluasi yang sistematis, pendeteksian dan manajemen segera terhadap komplikasi akibat trauma parah yang mengancam kehidupan. Tujuan dari Primary survey adalah

Lebih terperinci

RJPO. Definisi. Indikasi

RJPO. Definisi. Indikasi Algoritma ACLS RJPO Definisi Resusitasi atau reanimasi mengandung arti harfiah menghidupkankembali, dimaksudkan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah suatue pisode henti jantung berlanjut menjadi

Lebih terperinci

PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim :

PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim : Lampiran I PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim : 462010066 Saya adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

KOMPLIKASI PHLEBOTOMY

KOMPLIKASI PHLEBOTOMY NAMA NIM/SMT : HALUMMA FADHILAH : P17434113014/ IVA ANALIS KOMPLIKASI PHLEBOTOMY A. Pendarahan Komplikasi pendarahan lebih sering terjadi pada pengambilan darah alteri. Pengambilan darah kapiler lebih

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Saya yang benama Eva Sartika Simbolon sedang menjalani Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1981 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1981 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1981 TENTANG BEDAH MAYAT KLINIS DAN BEDAH MAYAT ANATOMIS SERTA TRANSPLANTASI ALAT DAN ATAU JARINGAN TUBUH MANUSIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA [LN 2009/140, TLN 5059]

UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA [LN 2009/140, TLN 5059] UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA [LN 2009/140, TLN 5059] BAB XV KETENTUAN PIDANA Pasal 111 (1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menanam, memelihara, memiliki, menyimpan,

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

Inform Consent. Purnamandala Arie Pradipta Novita Natasya Calvindra L

Inform Consent. Purnamandala Arie Pradipta Novita Natasya Calvindra L Inform Consent Purnamandala Arie Pradipta Novita Natasya Calvindra L 1 PENDAHULUAN Malpraktek pada dasarnya adalah tindakan tenaga profesional (profesi) yang bertentangan dengan Standard Operating Procedure

Lebih terperinci