PEMANFAATAN SERBUK SABUT KELAPADANAMPAS TAHU SEBAGAI MEDIA-PAKAN CACING TANAH (Lumbricus Rubellus)
|
|
- Siska Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMANFAATAN SERBUK SABUT KELAPADANAMPAS TAHU SEBAGAI MEDIA-PAKAN CACING TANAH (Lumbricus Rubellus) Haryono Balai Penelitian Ternak, Po. Box 221 Bogor RINGKASAN Cacing tanah jenis Lumbricus rubellus banyak memberikan manfaat bagi manusia, salah satu diantaranya sebagai binatang pengurai limbah organik yang dapat menghasilkan pupuk yang kaya zat hara. Untuk pemeliharaan cacing tanah secara intensif memerlukan pakan dan media organik sekaligus sebagai tempat bertumbuh dan perkembang biakannya. Pemanfaatan limbah industri sabut kelapa yang berupa serbuk sabut (coir dust) sebagai media tumbuh cacing tanah dan ampas tahu untuk bahan pakannya. Cacing tanah sebanyak 320 ekor dipelihara dalam kandang percobaan Balai Penelitian Ternak lokasi Bogor selama 6 minggu untuk mengetahui pertambahan bobot badan dan tingkat kesukaan sertajumlah konsumsi pakan. Dari hasil pengamatan per minggu (rataan bobot awal 0,060 gram/ekor) menunjukkan bahwa kelompok AST (media serbuk sabut kelapa) pertambahan bobot badan yang cukup tinggi = 0,09 g/minggu dibanding kelompok AKT (media kontrol serbuk kayu) sebesar =0,07 g/minggu, bobot badan minggu I s/d VI kelompok AST berturut-turut adalah 0,102 g ; 0,290 g ; 0,340 g ; 0,460 g ; 0,540 gdan 0,60 g dengan menghabiskan pakan ampas tahu sebanyak 321,1 gram, lebih tinggi dari AKThanya 275,3 gram. Kata kunct : Limbah serbuk sabut kelapa, ampas tahu dan cacing tanah. PENDAHULUAN Cacing tanah sangat dikenal di masyarakat, terutama masyarakat pedesaan yang hampir setiap hari menemukannya dikebun, tegalan dan disawah. Cacing tanah jenis Lumbricus rubellus merupakan salah satu bagian dari sistem kehidupan yang berperan sebagai mahluk perombak bahan organik (decomposer). Peranan cacing tanah sangat besar dalam menguraikan senyawa organik menjadi unsur-unsur lebih sederhana yang dibutuhkan oleh mahluk hidup lain, khususnya tanaman. Produksi cacing tanah sangat dipengaruhi oleh pemberian pakan dan media yang digunakan untuk proses pembiakkan. Untuk memperoleh hasil yang optimal maka perlu dicari media dan pakan cacing tanah yang sesuai untuk produksi dan reproduksinya. Salah satunya adalah menggunakan limbah indutri sabut kelapa yang berupa serbuk sabut (coir dust) sebagai media serta ampas tahu sebagai pakannya. Dengan demikian budidaya cacing tanah dapat dianggap sebagai salah satu cara menanggulangi produksi limbah padat organik. 66 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
2 Pengolahan sabut kelapa menjadi bahan baku industri seperti tali/tambang, coco fiber, keset, media hidroponik dan masih banyak lagi yang menghasilkan bahan sisa berupa serbuk sabut kelapa, mempakan salah satu bahan media tumbuh cacing tanah karena sifatnya "porous" sehingga dapat menyerap air yang berlebih agar memudahkan cacing tanah berkopulasi dan meletakkan telurnya. Pabrik tahu menghasilkan bahan sisa biasa dikenal dengan nama ampas tahu yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan cacing tanah, karena mempunyai kualitas yang tinggi dengan kandungan protein sebesar 30,3% (hasil uji lab.balitnak,1999). Selain itu keuntungan dari ampas tahu yang bentuknya lumat/lembek dan sudah setengah masak sehingga mudah dicerna. Oleh karena itu, sejauh mana potensi penggunaan kedua limbah tersebut pemanfaatannya kami ujicobakan pada tahap pemeliharaan anak cacing tanah. lhjuan Tujuan dilakukan pengamatan ini adalah untuk memanfaatkan limbah yang belum pernah dicoba digunakan sebagai media yakni serbuk sabut kelapa tanpa proses fermentasi dan pemberian pakan ampas tahu pada cacing tanah yang mudah didapat dan relatip murah harganya. Ruang Lingkup Ruang lingkup dilakukan percobaan ini lebih ditekankan pada teknik pemelihaaan anak cacing tanah dalam pemanfaatan media serbuk sabut kelapadan ampas tahu untuk mengetahui pertambahan bobot badan anak cacing tanah dan volume/banyaknya media-pakan yang digunakan. TINJAUAN PUSTAKA 1. Klasifikasi dan Indentifikasi Cacing tanah (Lumbricusrubellus) Cacing tanah termasuk dalam hewan tingkat rendah, karena tidak memiliki tulang belakang (avertebrata). Dalam ilmu taksonomi cacing tanah dikelompokkan dalam tiga filum, yaitu : Platyhelminthes, Aschelminthes dan Annelida (Sudiarto,1999). Klasifikasi cacing tanah Lumbricus rubellus menurut Gates (1972) adalah sebagai berikut " Filum : Annelida " Class : Chaetopoda " Ordo :Oligochaeta " Famili : Lumbricidae " Genus : Lumbricus " Species : Lumbricus rubellus Ciri-ciri morfologis dari cacing tanah Lumbricus rubellus adalah panjang tubuh berkisar antara mm, jumlah segmen Jenis ini memiliki tubuh lebih kecil karenakalah bersaing dengan jenis lainnya, namun apabila diternakkan besar tubuhnya bisa menyerupai bahkan lebih besar dari yang lainnya. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 67
3 Cacing tanahmemiliki seta ditubuhnyayang berfungsi sebagai alatgerak, menggenggam permukaan tanah serta membantu proses perkawinan dengan memberikan rangsangan fisik kepada pasangannya. Menurut Palungkun clan Budiarti (1990), cacing tanah tidak memiliki mata tetapi ditubuhnyaterdapat prostomium yang merupakan organ syarafperasa clan berbentuk seperti bibir. Itulah sebabnyacacing tanah clapat menemukan bahan organik sebagai makanannya walaupun ticlak memiliki mata. 2. Media Media adalah tempat bersarang cacingtanah yang harus dipilih clan diatur sedemikian agardapat membantu proses produksi clan reproduksinya. Baiktidaknya mutu media dapat menemukan berhasil atau tidaknya suatu peternakan cacing tanah (Palungkun clan Budiarti, 1990). Media tumbuh cacing tanah hates memiliki beberapa syarat/kondisi yakni menurut Andayani (1993), media yang digunakan harus clapat mempertahankan kelembaban, porous clan mengandung nutrisi yang cukup. Menurut Simanjuntak clan Waluyo (1989), bahan-bahan organik yang layak digunakan sebagai media adalah : kotoran ternak, serbuk gergaji kayo, jerami padi, daun-daunan, lumpur tanah, kompos sampah, ampas singkong clan berbagai macam limbah organik. SerbukSabut Kelapa Serbuk sabut kelapa banyak terdapat pads tempat-tempat sumber kerajinan tangan yang berasal dari serabut kelapa. Selain itu serbuk sabut kelapa juga bebas dari bahan-bahan kimia berbahaya (Faluty,1994). Berdasarkan komposisi buah kelapa terdiri dari sabut 35%, tempurung 25%, daging buah 29% clan air buah 25% (Faluty, 1994). Komposisi kimia serbuk sabut kelapa adalah seperti yang tercantum dalam Tabel 1. Tabel l. Komposisi kimia serbukkasar sabut kelapa Kom osisi : Kadar Air 20,39 Bahan organik 96,43 Abu 3.57 Bahan organik Sumber : Thampan P.K. (1981). Total : 100,00 Nitrogen 0,39 Kalium 0,33 Lignin 43,65 Pentosan 13,10 68 Pusat Penelitian clan Pengembangan Peternakan
4 Serbuk sabut kelapa merupakan komponen yang cukup besar dari sabut kelapa yaitu sekitar 46% (Rumokoi, 1990). Komponen utama dari serbuk sabut kelapa yaitu lignin clan selulosa. Pada proses pembuatan tahu akan menghasilkan bahan sisa berupa ampas tahu yang sering digunakan campuran pakan ternak, karena masih banyak mengandung protein yang sangat bermanfaat untuk pertumbuhan ternak seperti juga cacing tanah. Komposisi nutrisi dari ampas tahu dapat dilihat di Tabel 2. Tabel 2. Komposisi Nutrisi Ampas Tahu Sumber : Sutardi (1997) AMPAS TAHU Manfaat clan Kegunaan Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) Berbagai penelitian menunjukkan bahwa cacing tanah mempunyai manfaat yang dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak, bahkan di beberapa negara telah dijadikan makanan manusia (Simanjuntak clan Waluyo, 1982). Tepung cacing tanah mempunyai kandungan protein cukup tinggi (64-76%) lebih tinggi dari protein pada claging clan tepung ikan, selain itu cacing mengandung asam amino paling lengkap, lemaknya rendah, mudah dicerna clan ticlak mengandung racun (Palungkun clan Budiarti, 1990). Dalam dunia pengobatan tradisional, cacing tanah telah digunakan sebagai bahan ramuan obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Bahkan di negara-negara maju juga digunakan industri kosmetik clan minyak cacing hasil ekstraksi dapat digunakan sebagai pelembab kulit (Simanjuntak clan Waluyo, 1982). Teknik Pembuatan Media-Pakan Dan Pengamatan Pemeliharaan Cacing Tanah Waktu clan Tempat Komposisi Nutrisi Kadar (%) Bahan kering 14,6 Protein 30,2 Serat kasar 22,2 Lemak 9,9 Abu 5,2 Beta-N 32,5 Pengamatan terhadap pemeliharaan pertumbuhan anak cacing tanah ini dilaksanakan pada tanggal 15 Januari sampai dengan 28 Pebruari 2001 dikandang percobaan Balai Penelitian Ternak (Balitnak) lokasi fl. Raya Pajajaran-Bogor. Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian 69
5 Alatdan Bahan Perlengkapan yang digunakan dalam pengamatan ini adalah : kandang rak susun, wadah/baskom plastik untuk media-pakan tempat cacing dipelihara, clan peralatan terdiri dari termometer, ph meter, timbangan, sprayer, gentong plastik serta bahan-bahan terdiri dari media serbuk sabut kelapa, serbuk kayu, ampas tahu clan anak cacing tanah umur 1 minggu. Teknik clan Cara Pembuatan Media-Pakan Media serbuk sabut kelapa ditimbang sebanyak 5 kilogram ditambahkan air sebanyak 3 liter clan diaduk secara merata dalam gentong, kemudian ditutup rapat untuk didiamkan selama 5-7 hari, begitu juga perlakuan serbuk kayu sebagai media kontrol. Media yang siap pakai tersebut masing-masing ditimbang 200 gram untuk diisikan kesetiap wadah/baskom sebanyak 8 wadah sebagai ulangannya. Sedangkan cara pemberian pakan ampas tahu diberikan 3 hari sekali disajikan berupa bubur (kadar air 75%), dengan jumlah kebutuhan konsumsi per harinya disesuaikan dengan berat bobot baclan clan jumlah anak cacing tanah yang hidup pada saat awal clan sampai umur 6 minggu. ph clan Kelembaban Media Untuk dapat hidup clan tumbuh secara normal cacing tanah memerlukan media dengan ph sedikit asam sampai netral yaitu 6-7,2 (Palungkun clan Budiarti, 1990), karena hanya dalam kondisi inilah bakteri yang ada dalam tubuh cacing tanah dapat bekerja secara optimal. Kelembaban yang diperlukan oleh cacing tanah bekisar antara 15-30% clan kokon akan diproduksi secara optimal pada kelembeban 28-42% (Minich, 1977). Cacing tanah pada prinsipnya memerlukan tempat yang teduh clan lembab, sehingga lokasi yang dipilih harus terhindar dari sinar matahari secara langsung. Pemeliharaan clan Pengamatan Cacing Tanah Pemeliharaan clan pengamatan anak cacing tanah dilakukan dengan 2 macam/jenis media (serbuk sabut kelapa clan serbuk gergaji kayu sebagai kontrol pembanding) x 1 pakan (ampas tahu) x 4 ulangan, tiap ulangan di isi anak cacing tanah sebanyak 20 ekor. Penimbangan cacing dilakukan setiap minggu sekali, dengan cara cacing dipisahkan dari medianya sambil clihitung jumlahnya kemudian ditimbang beratnya. Pengamatan media clan pakan dibedakan menjadi 2 kelompok yakni AST : Kelompok anak cacing dengan media serbuk sabut kelapa yang diberi pakan ampas tahu. AKT : Kelompok anak cacing dengan media serbuk kayu sebagai kontrol pembanding media dengan pemberian pakan ampas tahu. 70 Pusat Penelitian clan Pengembangan Peternakan
6 HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan media serbuk sabut kelapa dan serbuk gergaji kayu dibuat secara terpisah, tetap dalam kondisi basah, karena media selain berfungsi sebagai sarang tempat hidup, sekaligus sebagai sumber pakan bagi cacing. Keuntungan penggunaan media ini adalah tidak memakan waktu lama untuk proses pelapukannya, sehingga zat-zat organiknya terurai menjadi bentuk yang sederhana dan tidak beracun, sehingga cocok bagi pertambahan cacing tanah, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Razon, (1981). Setelah anak cacing ditebar dalam media 20 ekor/wadah dan diberi pakan sesuai kebutuhannya, maka diadakan pengecekkan setiap 3 jam sekali, setelah lebih dari satu hari cacing tidak ada, yang kabur meninggalkan media berarti cacing betah dan mediatersebut cocok digunakan. Penggantian media dilakukan apabila kondisinya sudah memadat, maka sirkulasi udara dalam media akan terhambat karena partikel-partikel bahan media mengecil atau menjadi halus, watnanya sudah berubah menjadi hitam, agak lengket karena kandunngan kotorannya(kascing) semakin banyak, maka secara fisik harus diganti. Pada kelompok media serbuk sabut kelapa (AST) penggantiannya lebih lamayakni diganti selama 6 minggu dibandingkan kelompok media serbuk gergaji kayu (AKT) selama 4 minggu sudah mulai hitam clan lengket. Manfaat penggantian media adalah untuk menerapkan pemeliharaan secara intensif, karena sekaligus dapat mengontrol kokon yang ada untuk ditetaskan sehingga dapat mendeteksi urutan pengelolaan sesuai umur cacing. Penimbangan cacing tanah dilakukan setiap minggu untuk mengetahui pertambahan bobot badannya, kemudian dimasukkan lagi kedalam media asalnya. Hasil penimbangan bobot badan cacing tanah tiap minggu dari bobot badan awal masing- masing kelompok sebesar 0,060 gram/ekor, yang paling tinggi diperoleh pada kelompok media AST : serbuk sabut kelapa yakni rata-rata seberat 0,60 gram/ekor dengan pertambahan bobot badan sebesar 0,09 gram per minggu clan badannya lebih cerah/segar hal ini berarti kualitas badannya lebih baik dibandingkan media AKT : serbuk gergaji kayu dengan rata-rata bobot badannya 0,52 gram/ekor pada umur 6 minggu dengan pertambahan bobot badan hanya 0,07 gram/minggu (dapat dilihat pada Tabel 3). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 71
7 Tabel 3. Rataan Bobot Badan Cacing Tanah (gram/ekor) selama 6 minggu $ g.._.. 9._3. (`~-Iakuaii. g M. I M ~ (awal) IiIT6-._. AST : Rataan : AKT Rataan : Sedangkan jumlah konsumsi pakan pada kelompok AST selama 6 minggu sebanyak 321,1 gram lebih banyak dari kelompok AKT hanya 275,3 gram (dapat dilihat pada Tabel 4), berarti perpaduan media-pakan serbuk sabut kelapa dengan ampas tahu lebih disukai oleh Cacing tanah yang berpengaruh baik terhadap proses reproduksi clan produksi kokon. Hal ini disebabkan unsur N total dari serbuk sabut kelapa lebih tinggi (0,39%) dibandingkan serbuk kayu (0,15%) berdasarkan sumber analisa Suprapti,1988. Tabel 4. er Konsumsi Pakan Cacing Tanah (gram/ekor) selama 6 minggu AST Rataan : AKT Rataan : Sesuai pendapat Rukmana (1999) menyatakan bahwa limbah organik yang kaya protein akan direspon lebih cepat oleh Cacing, bahan media serbuk sabut kelapajuga tidak menganclung zat bau yang kurang disukai oleh Cacing Lumbricus rubellus, sehingga dapat meningkatkan konsumsi pakan yang diberikan setiap minggu (dalam Tabel 4). 72 Pusat Penelitian clan Pengembangan Peternakan
8 KESIMPULAN Dari hasil pengamatan selama 6 minggu, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut, sistem pemeliharaan cacing tanah Lumbricus rubellus meliputi persiapan anak cacing, persiapan tempat clan saranaya, pembuatan media, pemberian pakan, penggantian media, kontrol terhadap hama/serangga, penimbangan clan pemanenan cacing harus dilakukan secara cermat clan teratur agar berhasil secara optimal. Penggunaan media dari limbah berupa serbuk sabut kelapa clan pakan ampas tahu menghasilkan rataan bobot badan cacing tanah clan konsumni pakan tertinggi, karena memiliki kandungan protein total lebih tinggi clan baunya lebih disukai sehingga dapat menambah kualitas cacing tanah. Secara fisik kascing (kotoran bekas cacing) yang dihasilkan dari kelompok AST (media serbuk sabut kelapa clan ampas tahu) kualitasnya lebih bagus clan ticlak lengket selama penggantian 6 minggu, clapat digunakan untuk pupuk pada tanaman dengan harga jual yang relatip mahal. DAFTAR PUSTAKA Andayani Potensi Cacing Tanah Lumbricus rubellus Sebagai Bahan Pakan Sumber Protein. Budiarti,A. clan R. Palungkun Cacing Tanah : Aneka cara budidaya, Penanganan lepas panen, Peluang campuran ransum tempk clan ikan. Penebar Swadaya. Jakarta. Faluty Biology ofearthworm. Gates Burmese Earthworm. Vol. 62. New York. Minnich, J The Earthworm Book. How to Raise and Use Earthworm for farm and Garden. Rodale Press. New York. Razon, C.A. and B.E. Razon How to Raise Red Earthworm Profitably. Bureu ofanimal Industry, Phillipines. Rukmana Budidaya Cacing Tanah. Kanisius. Yogyakarta. Rumokoi, M.M.M Potens i prospek pemanfaatan limbah kelapa di Indonesia. Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian 73
BAB I PENDAHULUAN. mudah dibudidayakan, media dan pakannya mudah diperoleh sehingga. dapat berkesinambungan ketersediaannya serta memiliki kandungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cacing tanah merupakan hewan yang cepat berkembangbiak, mudah dibudidayakan, media dan pakannya mudah diperoleh sehingga dapat berkesinambungan ketersediaannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hewan yang menjijikkan dan kurang dimanfaatkan oleh masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cacing tanah mempunyai potensi memberi keuntungan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia. Selama ini cacing tanah dianggap hewan yang menjijikkan dan kurang dimanfaatkan
Lebih terperinciKompos Cacing Tanah (CASTING)
Kompos Cacing Tanah (CASTING) Oleh : Warsana, SP.M.Si Ada kecenderungan, selama ini petani hanya bergantung pada pupuk anorganik atau pupuk kimia untuk mendukung usahataninya. Ketergantungan ini disebabkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Media terhadap Pertambahan biomassa Cacing Tanah Eudrilus eugeniae.
Pertambahan bobot (gram) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Media terhadap Pertambahan biomassa Cacing Tanah Eudrilus eugeniae. Pengambilan data pertambahan biomassa cacing tanah dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut memudahkan hewan tanah khususnya cacing untuk hidup di. sebagai pakan ayam dan itik. Para peternak ikan juga memanfaatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dengan iklim tropik basahnya memberikan keuntungan terhadap kesuburan tanah. Beraneka ragam jenis tumbuhan dapat ditanami. Adanya hujan menyebabkan tanah tidak
Lebih terperinciSTUDY POTENSI DAN PEMANFAATAN CACING TANAH UNTUK PAKAN UNGGAS
STUDY POTENSI DAN PEMANFAATAN CACING TANAH UNTUK PAKAN UNGGAS (Study of Potensial and Using of Earthworms for Poultry Feed) R. H. MATONDANG, P. P. KETAREN, H. RESNAWATI dan A. NATAAMIJAYA Balai Penelitian
Lebih terperinciLampiran I. Bagan Penelitian Menurut Rancangan Acak Lengkap (RAL) Vol. Volll. Vol! Villi. V,ll. Villi. Vdll V.I. Keterangan : Vi V2V3V4V5
33 Lampiran I. Bagan Penelitian Menurut Rancangan Acak Lengkap (RAL) Vol Vol! Volll Villi V21 V2III V4 V4III V2II V,ll Villi V.I V31I Vdll Keterangan : Vi V2V3V4V5 = Perlakuan berbagai bahan dasar pembuatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. glossocolecidae, dan lumbricidae (Khairulman dan Amri, 2009: 1-3).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cacing tanah merupakan hewan tingkat rendah yang tidak memiliki tulang belakang (avertebrata) dan bertubuh lunak. Hewan ini paling sering dijumpai di tanah dan tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar yang terus meningkat. Menurut Trubus (2012), permintaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan salah satu sumber hayati, yang diketahui hidup liar di alam. Selama ini, jamur banyak di manfaatkan sebagai bahan pangan, dan dapat di manfaatkan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kotoran manusia atau hewan, dedaunan, bahan-bahan yang berasal dari tanaman
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Limbah organik adalah limbah yang berasal dari makhluk hidup seperti kotoran manusia atau hewan, dedaunan, bahan-bahan yang berasal dari tanaman dan lain-lain. Limbah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu komoditas pertanian yang mempunyai masa depan baik untuk dikembangkan. Hingga kini semakin banyak orang mengetahui nilai gizi jamur
Lebih terperinciKOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN NINA MARLINA DAN SURAYAH ASKAR Balai Penelitian Ternak, P.O. Box 221, Bogor 16002 RINGKASAN Salah satu jenis pakan
Lebih terperinciI. PENGANTAR. konsumsi (edible mushroom), yang telah banyak dibudidayakan, karena selain
I. PENGANTAR A. Latar Belakang Jamur telah digunakan selama ribuan tahun, baik sebagai makanan maupun obat herbal. Studi-studi menunjukkan bahwa jamur bisa meningkatkan produksi dan aktivitas sel-sel darah
Lebih terperinciSISTEM RAK BERTINGKAT PADA BUDIDAYA CACING TANAH ABSTRAK
SISTEM RAK BERTINGKAT PADA BUDIDAYA CACING TANAH Rr. Aulia Qonita 1, dan Nur Her Riyadi Parnanto 2 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta 2Program Studi Ilmu
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Karakter Sludge Limbah Organik Saus. Proses pengolahan air limbah secara biologis dengan sistem biakan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Karakter Sludge Limbah Organik Saus Proses pengolahan air limbah secara biologis dengan sistem biakan tersuspensi telah digunakan secara luas diseluruh dunia untuk pengolahan air
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Protein merupakan suatu senyawa yang dibutuhkan dalam tubuh. manusia sebagai zat pendukung pertumbuhan dan perkembangan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Protein merupakan suatu senyawa yang dibutuhkan dalam tubuh manusia sebagai zat pendukung pertumbuhan dan perkembangan. Dalam protein terdapat sumber energi dan zat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Suwardjo dan Dariah (1995) mulsa adalah berbagai macam bahan seperti
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mulsa Menurut Suwardjo dan Dariah (1995) mulsa adalah berbagai macam bahan seperti jerami, sebuk gergaji, lembaran plastik tipis, tanah lepas-lepas dan sebagainya yang dihamparkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Budidaya tanaman pada dasarnya akan meninggalkan limbah baik limbah kimia maupun limbah organik, limbah organik biasanya berupa sisa tanaman seperti sisa batang dan daun tanaman
Lebih terperincimerang terutama selulosa (Subaryanto, 2011). Bersumber dari pernyataan tersebut, sangat mungkin sekali mengganti media tumbuh jamur merang yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur merang (Volvariella volvaceae) merupakan jamur konsumsi yang telah lama dibudidayakan karena memiliki rasa yang enak serta memiliki prospek yang cukup
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan taksonomi kapang Rhizopus oligosporus menurut Lendecker
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Kapang Rhizopus oligosporus Kedudukan taksonomi kapang Rhizopus oligosporus menurut Lendecker & Moore (1996) adalah sebagai berikut : Kingdom Divisio Kelas Ordo
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Potong Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha penggemukan. Penggemukan sapi potong umumnya banyak terdapat di daerah dataran tinggi dengan persediaan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Suprihatin (1999) dan Nisandi (2007) dalam Juhansa (2010), menyatakan
TINJAUAN PUSTAKA Limbah Pertanian Suprihatin (1999) dan Nisandi (2007) dalam Juhansa (2010), menyatakan bahwa berdasarkan asalnya limbah dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Limbah organik yaitu sampah
Lebih terperinciGambar 1. Mencit Putih (M. musculus)
TINJAUAN PUSTAKA Mencit (Mus musculus) Mencit (Mus musculus) merupakan hewan mamalia hasil domestikasi dari mencit liar yang paling umum digunakan sebagai hewan percobaan pada laboratorium, yaitu sekitar
Lebih terperinciCARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO
CARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO Kompos merupakan pupuk yang dibuat dari sisa-sisa mahluk hidup baik hewan maupun tumbuhan yang dibusukkan oleh organisme pengurai.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman sawi merupakan jenis sayuran yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Menurut Hamli (2015) salah satu jenis tanaman sayuran yang mudah dibudidayakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi manusia adalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi manusia adalah kebutuhan akan pangan. Seiring meningkatnya permintaan masyarakat akan pemenuhan pangan, maka banyak industri
Lebih terperinciMenurut Syariffauzi (2009), pengembangan perkebunan kelapa sawit membawa dampak positif dan negatif Dampak positif yang ditimbulkan antara lain
n. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dystrudepts Jenis tanah Kebun percobaan Fakukas Pertanian Universitas Riau adalah Dystmdepts. Klasifikasi tanah tersebut termasuk kedalam ordo Inceptisol, subordo Udepts, great
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH RESTORAN UNTUK RANSUM AYAM BURAS
PEMANFAATAN LIMBAH RESTORAN UNTUK RANSUM AYAM BURAS Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA 2000 PEMANFAATAN LIMBAH RESTORAN UNTUK RANSUM
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Botani Tanaman Sawi Sendok. Tanaman sawi sendok termasuk family Brassicaceae, berasal dari daerah pantai Mediteranea yang telah dikembangkan di berbagai
Lebih terperinciPEMBUATAN BIOPLUS DARI ISI RUMEN Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si
PEMBUATAN BIOPLUS DARI ISI RUMEN Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isi rumen merupakan limbah rumah potong hewan ruminansia (sapi, kerbau, kambing dan domba) yang masih belum optimal
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Ubi Kayu Ubi kayu yang sering pula disebut singkong atau ketela pohon merupakan salah satu tanaman penghasil bahan makanan pokok di Indonesia. Tanaman ini tersebar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram putih dikenal sebagai jamur yang mudah dibudidayakan didaerah tropik dan subtropik. Jamur tiram ini juga termasuk dalam kelompok jamur yang sering
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan produksi protein hewani untuk masyarakat Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh peningkatan penduduk, maupun tingkat kesejahteraan
Lebih terperinciPELUANG PEMANFAATAN LIMBAH PISANG SEBAGAI PAKANTERNAK
PELUANG PEMANFAATAN LIMBAH PISANG SEBAGAI PAKANTERNAK A. Ujianto Balai Penelitian Ternak Po.Box 221 Bogor 16002 Kata Kunct : Limbah, Pisang, Pakan Ternak RINGKASAN Limbah pisang merupakan masalah yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang
17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang, akar sekunder yang tumbuh dari akar tunggang, serta akar cabang yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Dalam beberapa tahun terakhir ini, sistem berkelanjutan yang berwawasan lingkungan sedang digalakkan dalam sistem pertanian di Indonesia. Dengan semakin mahalnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan makhluk hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan makhluk hidup atau makhluk hidup yang telah mati, meliputi kotoran hewan, seresah, sampah, dan berbagai produk
Lebih terperinci1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :
BUDIDAYA SAPI POTONG I. Pendahuluan. Usaha peternakan sapi potong mayoritas masih dengan pola tradisional dan skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika dilakukan secara besar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Salah satu masalah yang timbul akibat meningkatnya kegiatan manusia
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang timbul akibat meningkatnya kegiatan manusia adalah beban pencemaran yang melampaui daya dukung lingkungan. Pencemaran di Indonesia telah menunjukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur tiram putih ( Pleurotus ostreatus ) atau white mushroom ini merupakan salah satu jenis jamur edibel yang paling banyak dan popular dibudidayakan serta paling sering
Lebih terperinciPENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan sapi perah selain menghasilkan air susu juga menghasilkan limbah. Limbah tersebut sebagian besar terdiri atas limbah ternak berupa limbah padat (feses) dan limbah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Nutrien Biskuit Rumput Lapang dan Daun Jagung Komposisi nutrien diperlukan untuk mengetahui kandungan zat makanan yang terkandung di dalam biskuit daun jagung dan rumput
Lebih terperinciMANFAAT PENAMBAHAN PUTIH TELUR AYAM KAMPUNG PADA PELET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN IKAN MAS (Cyprinus carpio Linne) Trianik Widyaningrum
MANFAAT PENAMBAHAN PUTIH TELUR AYAM KAMPUNG PADA PELET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN IKAN MAS (Cyprinus carpio Linne) Trianik Widyaningrum Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan Abstrak Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah merupakan hasil sisa produksi dari pabrik maupun rumah tangga yang sudah tidak dimanfaatkan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah merupakan hasil sisa produksi dari pabrik maupun rumah tangga yang sudah tidak dimanfaatkan. Sisa hasil produksi tersebut jika tidak dimanfaatkan kembali akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produksi tanaman singkong di Indonesia sangat tinggi, menurut Badan Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia mencapai 24.044.025 ton
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di
TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman Jahe Iklim Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian 200-600 meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata berkisar 2500-4000 mm/ tahun. Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia mampu mengolah limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Limbah merupakan sisa dari bahan yang telah mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat tingginya permintaan kebutuhan daging ayam broiler. Permintaan pasar yang tinggi terhadap daging ayam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pakan ternak. Produksi limbah perkebunan berlimpah, harganya murah, serta tidak
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya harga pakan untuk unggas merupakan masalah yang sering dihadapi peternak saat ini. Tidak sedikit peternak yang gulung tikar dikarenakan tidak mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada abad ke 21 perkembangan masyarakat di dunia menunjukkan adanya perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada abad ke 21 perkembangan masyarakat di dunia menunjukkan adanya perubahan perilaku dan gaya hidup serta pola konsumsi ke produk perikanan. Adanya keterbatasan kemampuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelinci adalah salah satu ternak penghasil daging yang dapat dijadikan sumber protein hewani di Indonesia. Sampai saat ini masih sangat sedikit peternak yang mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L) Merill) adalah salah satu komoditi tanaman pangan yang penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hampir 100 perusahaan atau pabrik kelapa sawit baik milik
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki hampir 100 perusahaan atau pabrik kelapa sawit baik milik negara maupun swasta. Masing-masing pabrik akan memiliki andil cukup besar dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemberian bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan aktifitas. banyak populasi jasad mikro (fungi) dalam tanah (Lubis, 2008).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberian bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan aktifitas mikroorganisme. Bahan organik merupakan sumber energi dan bahan makanan bagi mikroorganisme yang hidup
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ayam broiler merupakan salah satu ternak yang penting dalam memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat. Ransum merupakan faktor yang penting dalam peningkatan produksi
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan dari bulan Juli 2010 hingga April 2011 di peternakan sapi rakyat Desa Tanjung, Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang, dan di Departemen Ilmu Nutrisi
Lebih terperinciBAB IV HASIL dan PEMBAHASAN A. HASIL 1. Laju pertumbuhan miselium Rata-rata Laju Perlakuan Pertumbuhan Miselium (Hari)
BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN A. HASIL Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama satu bulan penanaman jamur tiram putih terhadap produktivitas (lama penyebaran miselium, jumlah badan buah dua kali
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab
10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Organik Cair Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab pencemaran berupa zat atau bahan yang dianggap tidak memiliki manfaat bagi masyarakat.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bobot (gram) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Kombinasi Media Serbuk Gergaji Batang Pohon Kelapa dan Onggok Aren terhadap Pertumbuhan Cacing Eisenia foetida Salah satu indikator untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pupuk Bokasi adalah pupuk kompos yang diberi aktivator. Aktivator yang digunakan adalah Effective Microorganism 4. EM 4 yang dikembangkan Indonesia pada umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan jenis jamur pangan dari kelompok Basidiomycota. Jamur ini dapat ditemui di alam bebas sepanjang tahun. Jamur
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id HEWAN AVERTEBRATA SEBAGAI PAKAN IKAN LELE, Suatu Bahan Penyuluhan:" Pemanfaatan Belatung Ampas Tahu Sebagai Pakan PURWOKERTO
HEWAN AVERTEBRATA SEBAGAI PAKAN IKAN LELE, Suatu Bahan Penyuluhan:" Pemanfaatan Belatung Ampas Tahu Sebagai Pakan Alternatif Untuk Peningkatan Produksi lkan Lele Dumbo " Bagi Petani ikan Desa Pingit, Kecamatan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Tahap 1. Pengomposan Awal. Pengomposan awal diamati setiap tiga hari sekali selama dua minggu.
Suhu o C IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tahap 1. Pengomposan Awal Pengomposan awal bertujuan untuk melayukan tongkol jagung, ampas tebu dan sabut kelapa. Selain itu pengomposan awal bertujuan agar larva kumbang
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA
PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA DKI Jakarta merupakan wilayah terpadat penduduknya di Indonesia dengan kepadatan penduduk mencapai 13,7 ribu/km2 pada tahun
Lebih terperinciBudidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.
Budidaya dan Pakan Ayam Buras Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau. PENDAHULUAN Ayam kampung atau ayam bukan ras (BURAS) sudah banyak dipelihara masyarakat khususnya masyarakat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nutrien Ransum Berdasarkan hasil analisa proksimat, kandungan zat makanan ransum perlakuan disajikan pada Tabel 10. Terdapat adanya keragaman kandungan nutrien protein, abu
Lebih terperinciJENIS DAN KARAKTER JANGKRIK Jangkrik di Indonesia tercatat ada 123 jenis yang tersebar di pelosok daerah. Namun hanya dua jenis saja yang umum dibudid
RUANG LINGKUP BUDIDAYA PEMELIHARAAN JANGKRIK KALUNG KUNING A. UDJIANTO Balai Penelitian Ternak, Po Box 221, Ciawi Bogor RINGKASAN Komoditas jangkrik ini dapat memberikan tambahan penghasilan disamping
Lebih terperinciVERMIKOMPOS A. Pengertian Vermikompos B. Keunggulan Vermikompos
VERMIKOMPOS A. Pengertian Vermikompos Salah satu cara untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman dan sekaligus menjaga ketersediaan unsur hara di dalam tanah, petani selalu menggunakan pupuk. Pada mulanya
Lebih terperinciDiharapkan dengan diketahuinya media yang sesuai, pembuatan dan pemanfaatan silase bisa disebarluaskan sehingga dapat menunjang persediaan hijauan yan
SILASE TANAMAN JAGUNG SEBAGAI PENGEMBANGAN SUMBER PAKAN TERNAK BAMBANG KUSHARTONO DAN NANI IRIANI Balai Penelitian Ternak Po Box 221 Bogor 16002 RINGKASAN Pengembangan silase tanaman jagung sebagai alternatif
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan diusahakan sebagai usaha sampingan maupun usaha peternakan. Puyuh
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puyuh (Coturnix coturnix japonica) sudah sejak lama dikenal masyarakat dan diusahakan sebagai usaha sampingan maupun usaha peternakan. Puyuh mempunyai potensi besar karena
Lebih terperinciP e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN
PENDAHULUAN Tanah yang terlalu sering di gunakan dalam jangka waktu yang panjang dapat mengakibatkan persediaan unsur hara di dalamnya semakin berkurang, oleh karena itu pemupukan merupakan suatu keharusan
Lebih terperinciPemberian Pakan Ayam KUB Berbasis Bahan Pakan Lokal
Pemberian Pakan Ayam KUB Berbasis Bahan Pakan Lokal Pemberian Pakan Ayam KUB Berbasis Bahan Pakan Lokal Penyusun: Arnold P Sinurat Sofjan Iskandar Desmayati Zainuddin Heti Resnawati Maijon Purba BADAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh kandungan nutrisi yang terdapat dalam pakan. Pakan merupakan campuran berbagai macam bahan organik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Compositae. Kedudukan tanaman selada
Lebih terperinciLimbah dan Pemanfaatannya. Telco 1000guru dengan SMA Batik 1 Solo 23 Februari 2012
Limbah dan Pemanfaatannya Telco 1000guru dengan SMA Batik 1 Solo 23 Februari 2012 Apa sih limbah itu? Sisa proses produksi Bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama
Lebih terperinciBIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013
Sejarah Biogas BIOGAS (1770) Ilmuwan di eropa menemukan gas di rawa-rawa. (1875) Avogadro biogas merupakan produk proses anaerobik atau proses fermentasi. (1884) Pasteur penelitian biogas menggunakan kotoran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang banyak mengandung senyawa organik dan bahan mineral yang cukup baik dari alam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cacing tanah merupakan hewan tingkat rendah yang tidak memiliki tulang belakang (avertebrata) dan bertubuh lunak. Hewan ini paling sering dijumpai di tanah dan tempat
Lebih terperinciNILAI GIZI ECENG GONDOK DAN PEMANFAATAN SEBAGAI PAKAN ternak NON RUMINANSIA NINA MARLINA DAN SURAYAH ASKAR
Temu 7eknis Fungsional Non Penelin 200/ NILAI GIZI ECENG GONDOK DAN PEMANFAATAN SEBAGAI PAKAN ternak NON RUMINANSIA NINA MARLINA DAN SURAYAH ASKAR Balai Penelitian Ternak, P.O.Box 221, Bogor 16002 RINGKASAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu masalah yang timbul akibat meningkatnya kegiatan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang timbul akibat meningkatnya kegiatan manusia adalah beban pencemaran yang melampaui daya dukung lingkungan. Pencemaran di Indonesia telah menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman sawi (Brassica juncea, L.) merupakan kelompok tanaman sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman sawi yang murah dan kandungan nutrisi
Lebih terperinciPEMBUATAN PUPUK ORGANIK
PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 Sesi : PEMBUATAN PUPUK ORGANIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jamur kuping, jamur tiram, jamur merang, jamur shiitake dan sebagainya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembudidayaan jamur terdapat berbagai jenis jamur seperti jamur kuping, jamur tiram, jamur merang, jamur shiitake dan sebagainya. Jamur merupakan bahan
Lebih terperinciVERMIKOMPOS (Kompos Cacing Tanah) PUPUK ORGANIK BERKUALITAS DAN RAMAH LINGKUNGAN
VERMIKOMPOS (Kompos Cacing Tanah) PUPUK ORGANIK BERKUALITAS DAN RAMAH LINGKUNGAN INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (IPPTP) MATARAM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2001
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.
PENDAHULUAN Selama ini para petani telah banyak memanfaatkan bahan organik sebagai pupuk di lahan pertanian, karena bahan tersebut merupakan bahan yang cepat melapuk. Salah satu contoh bahan organik yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur tiram putih yaitu protein
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur tiram putih merupakan salah satu produk pertanianyang mempunyai kandungan gizi tinggi dibandingkan dengan jamur lain. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum sebagai substitusi bungkil kedelai terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram putih merupakan salah satu jamur kayu yang tumbuh di permukaan batang pohon yang sudah lapuk. Jamur tiram putih dapat ditemui di alam bebas sepanjang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Onggok Kering Terfermentasi Probiotik dalam Ransum Terhadap Konsumsi Pakan, Pertambahan Bobot Badan Ayam
Lebih terperinciOLEH: YULFINA HAYATI
PENGOLAHAN HASIL KEDELAI (Glycine max) OLEH: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Dalam usaha budidaya tanaman pangan dan tanaman perdagangan, kegiatan penanganan dan pengelolaan tanaman sangat penting diperhatikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konstruksi, dekorasi, maupun furniture terus meningkat seiring dengan meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia akan kayu sebagai bahan bangunan baik untuk keperluan konstruksi, dekorasi, maupun furniture terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Kerupuk bertekstur garing dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerupuk merupakan suatu jenis makanan kecil yang sudah lama dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Kerupuk bertekstur garing dan dikonsumsi sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah SWT di muka bumi ini sebagai makhluk yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Manusia diciptakan Allah SWT di muka bumi ini sebagai makhluk yang sempurna, dan diciptakannya manusia di bumi sebagai kholifah yang seharusnya kita memperhatikan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (± 45 hari), termasuk dalam famili Brassicaceae. Umumnya, pakchoy jarang dimakan mentah,
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH LUMPUR (SLUDGE) WASTEWATER TREATMENT PLANT PT.X SEBAGAI BAHAN BAKU KOMPOS
31 JTM Vol. 05, No. 1, Juni 2016 PEMANFAATAN LIMBAH LUMPUR (SLUDGE) WASTEWATER TREATMENT PLANT PT.X SEBAGAI BAHAN BAKU KOMPOS Dicky Cahyadhi Progam Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mercu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan tidak akan jadi masalah jika jumlah yang dihasilkan sedikit. Bahaya
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biogas Biogas menjadi salah satu alternatif dalam pengolahan limbah, khususnya pada bidang peternakan yang setiap hari menyumbangkan limbah. Limbah peternakan tidak akan
Lebih terperinciPEMBUATAN KOMPOS DARI AMPAS TAHU DENGAN ACTIVATOR STARDEC
1 PEMBUATAN KOMPOS DARI AMPAS TAHU DENGAN ACTIVATOR STARDEC Farida Ali, Muhammad Edwar, Aga Karisma Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Indonesia ABSTRAK Ampas tahu selama ini tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekurangan makanan pada saat masa penggantian dari makanan kuning telur ke
1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Budidaya perikanan saat ini mengalami kendala dalam perkembangannya, terutama dalam usaha pembenihan ikan. Hal ini terjadi karena tingginya tingkat kematian dari larva
Lebih terperinciSILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA
AgroinovasI SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA Ternak ruminansia seperti kambing, domba, sapi, kerbau dan rusa dan lain-lain mempunyai keistimewaan dibanding ternak non ruminansia yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur merupakan bahan pangan alternatif yang disukai oleh semua lapisan masyarakat. Saat ini jamur yang sangat populer untuk dikonsumsi oleh masyarakat luas
Lebih terperinci