PERAN PANTI ASUHAN YATIM PUTRI AISYIYAH SURAKARTA DALAM UPAYA PEMBINAAN AKHLAK ANAK ASUH TAHUN 2013
|
|
- Ivan Chandra
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERAN PANTI ASUHAN YATIM PUTRI AISYIYAH SURAKARTA DALAM UPAYA PEMBINAAN AKHLAK ANAK ASUH TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Disusun oleh: Anisa Fitri Shofiyani G FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
2 TTNIYERSITAS MUTIAMMADTYAH ST]RAKARTA FAKULTAS AGAMA ISLAM Jl. A. Yani Tromol pos l, Pabelan, Kartasura Telp.( 0271) , Fax.7l544 Surakarta 5?102 Surat Persetuiuan Artikel hftiikasi llmiah Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir: Nama NIPAIIK :34t Prograrn Studi : Drs. M. Najmuddin Zlrhdi, M. Ag. Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi (tugas akhir) dari mahasiswa: Nama : Anisa Fitri Shofiyaru NIM : G 000 A90 0W Judul : Pendidikan Agama Islam (Tarbiyatr) : Peran Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Surakarta dalam Upaya Pembinaan AkhlakAnakAsuh Tahun 2013 Naskah artikel tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya. SumkartarJuli 2013 Pembimbing I Gfu, Drs. M. Najmuddin Zuhdi. M. Ae NIK. 340
3 ABSTRAK Pembinaan merupakan suatu proses dinamika kehidupan manusia yang berlangsung secara terus menerus sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan jiwa manusia, yang dimulai sejak dalam kandungan ibunya sampai mencapai masa dewasa. Pembinaan tersebut meliput fisik dan psikis dan yang terpenting adalah. Setiap anak yang dilahirkan telah membawa fitrah beragama dan kemudian selanjutnya bergantung pada pendidikan yang diperolehnya. Sehingga pentingnya peran keluarga dalam proses pembinaan akhlak anak yang menjadi dasar untuk masa depannya. Sebaliknya dengan anak yatim, salah satu problematika hidup anak-anak yatim adalah pengasuhan dan pendidikan mereka. Dengan demikian apakah akhlak anak asuh itu baik atau buruk, kuat atau lemah, beradab atau biadab sepenuhnya ditentukan oleh faktorfaktor yang mempengaruhi dalam perjalanan hidup orang tersebut. Dalam hal ini pendidikan sangat besar peranannya dalam, akhlak dapat dibentuk dengan usaha-usaha yang sistematis dan berencana, sehingga dapat terbentuknya akhlak yang sesuai dengan harapan. Penelitian ini menelaah peran panti asuhan yatim putri Aisyiyah Surakarta dalam upaya anak asuh tahun Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa bentuk-bentuk yang dilakukan panti asuhan yatim putri Aisyiyah terhadap anak asuhnya serta apa faktor pendukung dan penghambat upaya anak asuh di panti asuhan yatim putri Aisyiyah Surakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi, dan analisis data. Analisis data bersifat deskriptif kualitatif yaitu terdiri dari tiga alur kegiatan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dari hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa peran panti asuhan yatim putri Aisyiyah Surakarta secara umum dapat terlihat dari berbagai program kegiatan yang diselenggarakan. Program kegiatan lebih banyak dititik beratkan pada pembinaan yang meliputi pembinaan keagamaan dan pembinaan ketrampilan. Adapun pembinaan keagamaannya yaitu: kajian keislaman, shalat fardlu berjama ah, membaca Al-Qur an dan hafalan juz amma, puasa Senin Kamis, dan menutup aurat. Sedangkan pembinaan ketrampilan meliputi: memasak dan tapak suci. Adapun faktor yang mendukung peran panti asuhan yatim putri Aisyiyah Surakarta antara lain (1) Tersedianya tempat atau asrama, (2) Adanya pengasuh dan anak asuh, (3) Tersedianya dana yang cukup memadai, (4) Materi kajian keislaman, (5) Pembinaan keislaman. Sedangkan faktor penghambatnya antara lain: (1) Berbedanya latar belakang kehidupan anak asuh, (2) Pengaruh dari lingkungan. Kata kunci: Panti asuhan yatim putri Aisyiyah Surakarta, anak asuh, dan anak asuh panti asuhan yatim putri Aisyiyah Surakarta. iv
4 PENDAHULUAN Akhlak manusia merupakan sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya, bersifat konstan, spontan, tidak memerlukan pemikiran dan pertimbangan serta dorongan dari luar. Sifat yang lahir dalam perbuatan baik disebut akhlak mulia, atau perbuatan buruk disebut akhlak tercela sesuai dengan pembinaannya (Asmaran, 1994: 1). Menurut Rahmad Djatmika (1992: 11), peran akhlak dalam kehidupan manusia menempati hal penting sekali, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dan bangsa. Sebab jatuh dan bangunnya, sejahtera dan rusaknya suatu bangsa tergantung bagaimana akhlaknya. Apabila akhlaknya baik (berakhlak), akan sejahteralah lahir batinnya. Akan tetapi apabila Akhlaknya buruk (tidak berakhlak), rusaklah lahir dan batinnya. Dari pemaparan diatas dijelaskan bahwa akhlak sangat penting bagi suatu masyarakat, bangsa dan umat. Kalau moral sudah rusak, ketentraman dan kehormatan bangsa itu akan hilang. Untuk memelihara kelangsungan hidup secara wajar, maka perlu adanya akhlak yang baik. Namun perlu kita sadari bahwa mewujudkan akhlak mulia sangatlah sulit, karena di zaman yang serba modern ini negara kita mengalami krisis akhlakul karimah atau kemerosotan moral. Secara umum setiap anak yang dilahirkan telah membawa fitrah beragama dan kemudian selanjutnya bergantung pada pendidikan yang diperolehnya. Apabila mereka mendapatkan pendidikan yang baik, maka mereka cenderung menjadi orang yang baik dan taat beragama. Akan tetapi sebaliknya, bila benih agama tidak dipupuk dan dibina dengan baik, maka benih itu tidak bisa tumbuh dengan baik pula, sehingga potensi-potensi yang dimiliki itu merupakan modal awal yang perlu dikembangkan, diarahkan dan dibina sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam sehingga kepribadian yang dimiliki bisa sesuai dengan ajaran agama Islam. Sebaliknya dengan anak yatim, salah satu problematika hidup anakanak yatim adalah pengasuhan dan pendidikan mereka. Pada saat orang tua mereka masih hidup, kedua orang tua merekalah yang mengasuh, mendidik dan bertanggung jawab memberikan pendidikan terhadap mereka. Setelah orang tua mereka meninggal dunia, siapakah yang mendidik dan bertanggung jawab memberikan pengasuhan dan pendidikan mereka? Berarti harus ada orang lain yang mendidik dan bertanggungjawab terhadap pendidikan mereka. Mereka tidak bisa dibiarkan hidup terlantar tanpa ada yang mendidik dan pendidikan yang layak sebagaimana halnya anak-anak biasa. Tanpa pendidikan dan orang yang bertanggung jawab, tidak hanya membuat mereka menjadi orang bodoh dan terbelakang, tapi juga menjadikan hidup mereka semakin menderita dan sengsara. Anak yatim apabila tidak mendapat uluran tangan kasih sayang, tidak mempunyai kerabat dekat yang diandalkan untuk memeliharanya dengan baik serta mengurus dan menjaminnya, mendidik dan membimbingnya serta menolong menutupi laparnya, maka 1
5 tidak diragukan lagi situasi kritis ini akan mempercepat anak itu terjerumus ke lembah penyimpangan dan kriminilitas. Panti asuhan yatim putri Aisyiyah adalah salah satu dari lembaga pembinaan pendidikan yang berperan dalam proses pembentukan kepribadian anak didik yang terkhusus anak yatim atau yatim piatu dan anak yang tidak mampu. Panti asuhan yatim putri Aisyiyah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik (anak-anak yatim) secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Anak asuh di panti asuhan yatim putri Aisyiyah Surakarta memiliki latar belakang keluarga yang rata-rata hampir sama yaitu mereka hanya memiliki satu orang tua atau bahkan sudah tidak memiliki orang tua sama sekali. Sehingga mereka tidak merasakan perhatian dan kasih sayang penuh dari kedua orang tuanya. Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian guna memperoleh gambaran secara jelas tentang: Peran Panti Asuhan Putri Aisyiyah Surakarta Dalam Upaya Pembinaan Akhlak Anak Asuh. LANDASAN TEORI Panti adalah rumah, tempat (kediaman), sedangkan asuhan adalah rumah tempat memelihara anak yatim atau yatim piatu dan sebagainya (KBBI, 2008: 134). Secara etimologi, panti asuhan berasal dari dua kata yaitu panti yang berarti suatu lembaga atau satuan kerja yang merupakan prasarana dan saran yang memberikan layanan sosial, dan asuhan yang mempunyai arti berbagai upaya yang diberikan kepada anak yang mengalami masalah kelakuan, yang bersifat sementara sebagai pengganti orang tua atau keluarga agar dapat tumbuh dan berkembang dengan wajar baik secara rohani, jasmani, maupun sosial ( Sedangkan menurut Departemen Sosial Republik Indonesia (1995:4) menjelaskan bahwa: Panti asuhan adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial kepada anak terlantar dengan melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak terlantar, memberikan pelayanan pengganti fisik, mental dan sosial pada anak asuh, sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi perkembangan kepribadiannya sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian dari generasi penerus cita-cita bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta aktif di dalam bidang pembangunan nasional. Kesimpulan dari uraian di atas bahwa panti asuhan merupakan lembaga kesejahteraan sosial yang bertanggung jawab memberikan pelayanan penganti, mengasuh, memelihara, dan mendidik anak agar terpenuhi kebutuhan fisik, mental, dan membekali mereka dengan ketrampilan-ketrampilan supaya 2
6 mandiri serta turut aktif dalam pembangunan nasional. Jadi yang dimaksud dari panti asuhan dalam penelitian ini berarti tempat untuk memelihara, mengasuh serta membina anak yatim, piatu, yatim piatu atau anak terlantar yang ada di panti asuhan yatim putri Aisyiyah Surakarta agar terpenuhi segala kebutuhan fisik, mental dan sosialnya, serta supaya anak dapat berkembang kepribadiaannya sebagai manusia yang aktif dalam pembangunan nasional sesuai dengan ajaran Islam. Menurut Departemen Sosial Republik Indonesia (1997: 7) bila dikaji lebih luas maka peran panti asuhan mempunyai banyak fungsi antara lain sebagai berikut : a. Sebagai pusat pelayanan kesejahteraan sosial anak. b. Sebagai konsultasi kesejahteraan sosial anak. c. Sebagai pusat pengembangan keterampilan d. Tempat konsultasi orang tua atau keluarga dalam melaksanakan usaha kesejahteraan anak dikeluarganya, dengan memantapkan delapan fungsi keluarga, yaitu: 1) Fungsi keagamaan, mendorong anggota keluarga untuk bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2) Fungsi sosial budaya, menjadi transformator nilainilai budaya yang bermutu. 3) Fungsi cinta kasih, sebagai tempat untuk menciptakan tali cinta kasih antar sesama anggotanya, lingkungan maupun masyarakat. 4) Fungsi reproduksi, untuk melanjutkan kehidupan manusia dari generasi ke generasi dan merawat untuk menjadi manusia yang berkualitas. 5) Fungsi pendidikan dan sosialisasi, untuk mendidik anak keturunannya sehingga dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan di sekitarnya maupun dengan masyarakat luas. 6) Fungsi ekonomi, menjadi sumber pendukung bagi pemenuhan anggotanya untuk dapat mandiri dan mengarahkan hidupnya. 7) Fungsi perlindungan, sebagai tempat berlindung dengan memberikan rasa aman bagi setiap anggota keluarganya. 8) Fungsi pengenalan lingkungan hidup, tempat mendidik anggotanya menjadi manusia-manusia yang dapat melestarikan lingkungan hidup (Departemen Sosial RI, Pedoman Penyelenggaraan Pembinaan Kesejahteraan Panti Asuhan, 1995:6). Pembinaan akhlak adalah proses, perbuatan, tindakan, penanaman nilai-nilai perilaku budi pekerti, perangai, tingkah laku baik terhadap Allah SWT, sesama manusia, diri sendiri, dan alam sekitar yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat (Muhammad Azmi, 2006: 57). Menurut Muhammad Azmi (2006: 62-67), ruang lingkup pembahasan akhlak ada empat 3
7 bagian. Adapun pembagian akhlak yang dimaksud adalah akhlak terhadap Allah, Akhlak terhadap sesama manusia, akhlak terhadap diri sendiri, dan akhlak terhadap alam sekitar. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Ditinjau dari jenis penelitiannya, maka penelitian ini termasuk penelitian lapangan (Field research). Penelitian lapangan ini bersifat kualitatif. Menurut Bogdan & Taylor dalam Moleong (2004: 4) penelitian kualitatif didefinisikan sebagai penelitian yang prosedurnya menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Adapun pendekatan yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan deskriptif kualitatif adalah pendekatan yang diarahkan untuk memecahkan masalah dengan cara memaparkan atau menggambarkan apa adanya hasil penelitian (Riduwan, 2010: 65). 2. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, digunakan beberapa metode antara lain: a. Metode Observasi Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan (Subagyo, 1997: 63). b. Metode Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancaca (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2004: 135). c. Metode Dokumentasi Dokumentasi adalah cara memperoleh data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leagger, agenda, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 1998: 135). d. Metode Analisis Data Dalam menganalisis data, penulis menggunakan cara pentahapan secara berurutan dan interaksionis dengan pendekatan deskriptif, yaitu terdiri dari tiga alur kegiatan bersamaan: pengumpulan data sekaligus reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (verifikasi) (Moleong, 2004: 190). Pertama, setelah pengumpulan data selesai, penulis melakukan reduksi data yaitu menggolongkan, 4
8 mengarahkan, membuang data yang tidak perlu, dan pengorganisasian sehingga data terpilah-pilah. Kedua, data yang telah direduksiakan disajikan dalam bentuk narasi. Ketiga, penarikan kesimpulan dari data yang telah disajikan. HASIL PENELITIAN 1. Bentuk-bentuk kegiatan panti asuhan yatim putri Aisyiyah Surakarta dalam upaya anak asuh a. Pembinaan keagamaan, yaitu: 1) Kajian Keislaman Kajian ini merupakan pembinaan akhlak yang mencakup semua ruang lingkup, yaitu akhlak kepada Allah, akhlak kepada Kitab Allah, akhlak kepada Rasulullah, akhlak kepada diri sendiri dan akhlak kepada sesama manusia, sebab dalam kegiatan tersebut, materi yang disampaikan mengenai: pelajaran aqidah yang materinya: sifat-sifat Allah, al-asma' al-husna, iman kepada Allah, Kitab-Kitab Allah, Rasul-Rasul Allah, Hari Akhir serta Qada Qadar sehingga dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Pelajaran akhlak materi yang diberikan yaitu: akhlak terpuji yang terdiri atas ber-tauhiid, ikhlaas, ta at, khauf, taubat, tawakkal, ikhtiyaar, shabar, syukur, qanaa ah, tawaadu', husnuzh-zhan, tasaamuh dan ta aawun, berilmu, kreatif, produktif, dan pergaulan remaja. Serta akhlak tercela meliputi kufur, syirik, riya, nifaaq, anaaniah, putus asa, ghadlab, tamak, takabbur, hasad, dendam, ghibah, fitnah, dan namiimah. Sehingga materi tersebut akan membentuk anak asuh menjadi anak yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan individu maupun sosial. Pelajarn fiqih yang diberikan meliputi: macam-macam shalat, puasa, zakat, haji dan umrah, kurban dan akikah, makanan haram dan halal, perawatan jenazah, dan ziarah kubur. Sehingga dengan materi tersebut dapat memahamkan anak asuh tentang pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk diaplikasikankan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat 5
9 Islam secara kaaffah (sempurna). Pelajaran tarikh yang disampaikan meliputi: sejarah Nabi Muhammad SAW, peradaban Islam pada masa Khulafaurrasyidin, Dinasti Bani Umaiyah, Dinasti Bani Abbasiyah, dan lain sebagainya. Sehingga materi tersebut dapat mengembangkan kemampuan anak asuh dalam mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. Pelajaran Al-qur an hadits diberikan dengan tujuan untuk meningkatkan kecintaan anak asuh terhadap Al- Qur'an dan hadis, serta untuk membekali mereka dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qur'an dan hadis sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan. 2) Shalat Fardlu Berjama ah Shalat fardlu berjamaah merupakan kepada Allah SWT, karena menjalankan perintah Allah SWT (shalat fardlu) adalah bentuk kecintaan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT. Selain itu, shalat merupakan terhadap diri sendiri karena, shalat banyak mengandung hikmah baik ditinjau secara moral (rohani) maupun fisik (jasmani). Tinjauan dari segi moral, shalat merupakan benteng hidup kita agar jangan sampai terjerumus ke dalam perbuatan keji dan munkar. Shalat disamping mengandung hikmah secara moral, juga mengandung hikmah secara fisik terutama yang menyangkut masalah kesehatan. 3) Membaca Al-Qur an dan Hafalan Juz Amma Membaca Al- Qur an dan hafalan juz amma merupakan kepada Allah SWT, karena kegiatan tersebut merupakan bentuk kecintaan kepada Allah SWT. Selain sebagai bentuk ibadah bagi pembacanya, bacaan Al- Qur an juga merupakan terhadap diri sendiri, karena membaca Al Qur'an dapat meningkatkan kinerja otak dan mempertajam ingatan, melebur segala emosi dan amarah yang 6
10 mampu mendamaikan dan memberi ketenangan, memiliki jiwa yang sejuk, penuh dengan kesabaran, hati yang jernih, jiwa dan pikiran yang lapang, dan wajah yang bercahaya. 4) Puasa Senin Kamis Puasa Senin Kamis merupakan pembinaan akhlak kepada Rasulullah SAW, karena puasa Senin Kamis merupakan sunnah Rasul dan dengan berpuasa Senin Kamis berarti telah meneladani Rasulullah SAW yang merupakan tanda kecintaan kepada beliau. Dengan mencintai Rasulullah merupakan bagian dari ketaqwaan kepada Allah SWT. Berpuasa Senin Kamis juga merupakan terhadap Allah SWT, karena dengan berpuasa dapat meningkatkan amalan ibadah kita kepada Allah SWT, menjadikan kita lebih dekat dengan Allah SWT dan lebih bertakwa. Disamping itu, berpuasa juga merupakan akhlak terhadap diri sendiri dan sesama manusia, karena berpuasa akan melatih kesabaran, emosi dan spiritual kita menjadi lebih bersih, melembutkan hati, serta cenderung lebih berempati dengan orang lain. 5) Menutup Aurat Menutup aurat merupakan pembinaan akhlak kepada Allah SWT juga termasuk terhadap diri sendiri, karena segi kesehatan, menutup aurat menghindarkan kita dari penyakit berbahaya, seperti kanker kulit yang timbul akibat sinar UV yang dipancarkan matahari. Oleh karena itu, dengan menutup aurat sinar matahari tidak langsung mengenai kulit, melainkan diterima dulu oleh pakaian, sehingga penyakit tersebut bisa dicegah. 6) Pembinaan Ketrampilan Pembinaan ketrampilan yang dilakukan panti asuhan yatim putri Aisyiyah meliputi: 1) Memasak Memasak merupakan kepada diri sendiri karena untuk melatih kemandirian anak, juga sebagai bekal akhlak terhadap keluarga, karena memasak merupakan kewajiban istri dalam rumah tangga. 2) Tapak Suci Tapak suci merupakan 7
11 terhadap diri sendiri, karena tapak suci bertujuan untuk menjadi lebih berani dalam situasi apapun, trampil menjaga diri, serta pertahanan tubuh menjadi kuat dan sehat. 2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat a. Faktor pendukung 1) Tersedianya Tempat atau Asrama Salah satu faktor pendukung kegiatan adalah tersedianya tempat atau asrama. Anak-anak asuh tinggal dalam satu asrama sehingga memudahkan pengasuh dengan anak panti untuk berinteraksi, bertukar pikiran ataupun yang lainnya. 2) Adanya Pengasuh dan Anak Asuh Pengasuh dalam pelaksanaan kegiatan ini merupakan sebagai subyek dalam., begitu juga dengan adanya anak asuh merupakan pendukung usaha pembinaan akhlak, karena anak asuh sebagai obyek dalam kegiatan tersebut. 3) Tersedianya Dana yang Cukup Memadai Dana merupakan salah satu hal yang paling penting dalam setiap pelaksanaan sebuah kegiatan, karena tanpa dana yang cukup tidak mungkin suatu kegiatan akan berjalan dengan baik sesuai program dan rencana yang telah disusun. 4) Materi Kajian Keislaman Materi yang disampaikan dalam kajian keislaman sangat mendukung pembinaan akhlak anak asuh, karena materi tersebut akan menambah pengetahuan serta meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Materi yang diberikan meliputi: aqidah, akhlak, fiqih, tarikh, dan Al-Qur an hadits. Materi tersebut mencakup semua ruang lingkup pembinaan akhlak yaitu: akhlak kepada Allah, akhlak kepada Rasulullah, akhlak kepada diri sendiri dan akhlak kepada sesama manusia. 5) Pembinaan Keseharian Pembinaan keseharian yang dilakukan panti asuhan yatim putri Aisyiyah Surakarta sangat mendukung pembinaan akhlak anak asuh, karena dalam kegiatan 8
12 tersebut mencakup semua ruang lingkup seperti: menjaga kebersihan dengan diwajibkannya piket harian yang merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap lingkungan, mencuci baju sendiri merupakan pembinaan kemandirian, diwajibkannya shalat tepat waktu berjama ah, tadarus Al-Qur an, berpuasa Senin Kamis, tapak suci, dan memasak. Menurut penulis, panti asuhan yatim putri Aisyiyah Surakarta memiliki sarana prasarana yang berupa asrama yang cukup memadai, sehingga memudahkan dalam aktivitas pembinaan akhlak, guru dan pengasuh yang berkompeten dalam bidangnya sehingga kegiatan belajar mengajar berjalan efektif dan kendala bisa diminimalisir, serta ditunjang oleh kondisi finansial yang sehat. Selain itu, materi yang diberikan mencakup seluruh ruang lingkup, sehingga mempermudah dalam proses pembinaan akhlak anak asuh. Pembinaan kesehariaan yang diberikan oleh panti asuhan yatim putri Aisyiyah kepada anak asuhnya juga mendukung kegiatan. b. Faktor Penghambat 1) Berbedanya latar belakang kehidupan anak asuh Setiap anak asuh memiliki latar belakang, watak dan sifat yang berbeda karena mereka berasal dari lingkungan yang berbeda pula, begitu juga dengan karakter, ada yang berwatak keras, ada yang kalem, dan lainlain, dengan begitu mereka butuh waktu untuk beradaptasi. Sehingga butuhnya pendekatan terhadap anak, agar tahu karakter setiap anak, berikan pengarahan kepada yang bermasalah secara perlahan, serta berikan pembinaan khusus tentang akhlakul karimah. 2) Pengaruh dari lingkungan Lingkungan sangat berpengaruh dalam perilaku anak, ketika anak di lingkungan masyarakat (pergaulan) baik, maka hal tersebut akan berpengaruh positif pada anak dan hal tersebut merupakan penunjang dalam 9
13 SIMPULAN ul karimah. Sebaliknya jika anak tinggal di lingkungan yang rusak, sebab mereka akan bergaul dengan temantemannya dan berinteraksi dengan lingkungannya sehingga kemungkinan besar mereka akan terpengaruh oleh lingkungan pergaulannya. Sehingga perlu adanya pemantauan terhadap lingkungan pergaulan anak, perlu adanya pendekatan yang lebih kepada anak yang bermasalah, beri pengarahan dan pengertian secara perlahan tentang bahayanya lingkungan yang buruk dan berikan pembinaan tentang akhlakul karimah secara khusus. 1. Bentuk-Bentuk Kegiatan Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah surakarta dalam Upaya Pembinaan Akhlak Anak Asuh Bentuk-bentuk kegiatan panti asuhan yatim putri Aisyiyah Surakarta dalam upaya anak asuh meliputi: pembinaan keagamaan dan pembinaan ketrampilan. Adapun pembinaan keagamaannya meliputi: kajian keislaman, shalat fardlu berjama ah, membaca Al-Qur an dan hafalan juz amma, puasa senin kamis, menutup aurat. Sedangkan pembinaan ketrampilan yang dilakukan panti asuhan yatim putri Aisyiyah meliputi: memasak dan tapak suci. 2. Faktor yang mendukung peran panti asuhan yatim putri Aisyiyah Surakarta dalam upaya antara lain (1) Tersedianya tempat atau asrama, (2) Adanya pengasuh dan anak asuh, (3) Tersedianya dana yang cukup memadai (4) Materi kajian keislaman, (5) Pembinaan keseharian. 3. Faktor yang menghambat peran panti asuhan yatim putri Aisyiyah Surakarta dalam upaya. antara lain: (1) Berbedanya latar belakang kehidupan anak asuh, (2) Pengaruh dari lingkungan. SARAN 1. Kepada Panti Asuhan Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan masukan kepada panti asuhan agar selalu mengutamakan pendidikan dan memfokuskan pada akhlak anak, karena pada dasarnya akhlak merupakan pencerminan tentang kadar ketakwaan seseorang. 2. Kepada Pengurus Harapan penulis kepada pengurus agar menambah jumlah tenaga pengasuh yang tinggal di panti asuhan dan hendaknya selalu memperhatikan dan mengevaluasi setiap kegiatan pendidikan yang dilaksanakan dalam upaya anak asuh di Panti Asuhan Yatim Putri Aisiyah Surakarta. 10
14 3. Kepada Pengasuh Penulis berharap agar pengasuh hendaknya menjadi teladan bagi anak asuh, baik itu di dalam panti maupun di luar panti. karena pengasuh merupakan figur yang selalu berada dekat dan diperhatikan oleh anak asuh. 4. Kepada Anak Asuh Harapan bagi anak asuh untuk rajin dan semangat dalam menempuh pendidikan agar mendapatkan ridha Allah SWT, serta dengan pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan yang telah dilaksanakan dapat diterapkan di lingkungannya baik di dalam panti asuhan maupun diluar panti asuhan. DAFTAR PUSTAKA Abrasyi, M. Athiyah Pokok- Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang. Ali, Muhammad Daud Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Anwar, Masy ari Akhlak Al- Qur an. Surabaya: Bina Ilmu. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Asmaran Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: Raja Grafindo Persada Azmi, Muhammad Pembinaan Akhlak Anak Usia Prasekolah, Upaya Mengefektifkan Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Keluarga. Yogyakarta: Belukar Darajat, Zakiyah Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental. Jakarta: Haji Masagung Pendidikan Islam Dalam Keluarga. Bandung: PT Remaja Rosadakarya. Dzaky, Muhammad Hamdani Bakran Konseling dan Terapi Islam. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi kedua. Jakarta: Balai Pustaka. Departemen Sosial RI Pedoman Penyelenggaraan Pembinaan Kesejahteraan Panti Asuhan. Jakarta: Balai Pustaka. Djatmika, Rahmat Sistem Etika Islami (Akhlak Mulia). Jakarta: Pustaka Panjimas. El-Jazairi, Abu Bakar Jabir Pola Hidup Muslim. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Gazalba, Sidi Sistematika Filsafat buku.jakarta: Bulan Bintang. Hadi, Sutrisno Metodelogi Research. Yogyakarta: Andi Offset. Ilyas, Yunahar Kuliah Akhlaq. Yogyakarta: LPPI. Kartini, Kartono Pengantar Metodelogi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju. Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif. 11
15 Bandung : Remaja Rosdakarya. Mushthafa, Ahmad Terjemah Tafsir Al-Maraghi. Semarang: Toha Putra. Nata, Abuddin Akhlak Tasawuf. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Poerwadarminta Kamus Umum Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka. Riduwan Skala Pengukuran Variable-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. Subagyo Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Production. Syarief, Ahmad Hamid Pengembangan Kurikulum. Surabaya: Dina Ilmu. Zabidi, Imam Ringkasan Shoheh Bukhori. Bandung: MIZAN. Zainuddin, dkk Seluk Beluk Pendidikan Dari Al Ghazali. Jakarta: Bumi Aksara. ( 8/panti-asuhan.html diakses Senin, 10 Juni 2013). ( ikel/hikmah2.html diakses Jum at 14 Juni 2013). 12
perbuatan buruk disebut akhlak tercela sesuai dengan pembinaannya masyarakat dan bangsa. Sebab jatuh dan bangunnya, sejahtera dan rusaknya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak manusia merupakan sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya, bersifat konstan, spontan, tidak memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak merupakan salah satu dari tiga kerangka dasar ajaran Islam yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari
Lebih terperinciHUBUNGAN PEMAHAMAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS XI DI SMA N 3 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012
HUBUNGAN PEMAHAMAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS XI DI SMA N 3 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat-Syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi pada diri seseorang yang meliputi tiga aspek
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diartikan sebagai proses yang berkaitan dengan upaya untuk mengembangkan potensi pada diri seseorang yang meliputi tiga aspek kehidupan, yaitu pandangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan akhlak sangat penting ditanamkan sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan agama merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37 ayat (1) tentang Sistem Pendidikan Nasional
Lebih terperinciPERAN PANTI ASUHAN YATIM CABANG MUHAMMADIYAH JUWIRING KLATEN DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK ASUH TAHUN 2014
PERAN PANTI ASUHAN YATIM CABANG MUHAMMADIYAH JUWIRING KLATEN DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN ANAK ASUH TAHUN 2014 NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya secara sadar yang dilakukan
BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya secara sadar yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik terhadap semua aspek perkembangan kepribadian baik jasmani maupun rohani,
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C
Lampiran 3 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C 01. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama
Lebih terperinciKISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016
NO. KISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 STANDAR KOMPETENSI 1. Meningkatkan keimanan kepada Allah SWT
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Metode Sosiodrama. 1. Pengertian Metode Sosiodrama. Metode sosiodrama dan bermain peranan merupakan dua buah
BAB II KAJIAN TEORI A. Metode Sosiodrama 1. Pengertian Metode Sosiodrama Metode sosiodrama dan bermain peranan merupakan dua buah metode mengajar yang mengandung pengertian yang dapat dikatakan bersama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Agama merupakan salah satu sarana pokok dalam ikut serta. dalam pembangunan mental, karena agama memberikan pedoman dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama merupakan salah satu sarana pokok dalam ikut serta mewujudkan pembangunan manusia seutuhnya, yang seimbang sesuai dengan tujuan pembangunan bangsa. Agama
Lebih terperinciSTANDAR ISI PAI SMP AL-QUR`AN & HADITS. No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Kelas/Semester
STANDAR ISI PAI SMP AL-QUR`AN & HADITS 1. 1. Menerapkan Hukum bacaan Al Syamsiyah dan Al Qomariyah 2. 2. Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati 3. 1. Menerapkan hukum bacaan Qalqalah dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga tampaklah keindahan yang tercipta di hamparan bumi ini. Namun Allah SWT menciptakan berbagai macam
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
100 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Peran Lembaga Swadaya Masyarakat Rumpun Aksara dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan di Desa Panti Kecamatan Panti
Lebih terperinciHUBUNGAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN MATA PELAJARAN AKHLAK (STUDI KASUS KELAS VIII DI SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013)
HUBUNGAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN MATA PELAJARAN AKHLAK (STUDI KASUS KELAS VIII DI SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013) NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Guna
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB
Lampiran 2 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB 1. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang
Lebih terperinciDRAF KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
DRAF KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BER NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 KURIKULUM 2006. Menerapkan hukum bacaan nun mati/ tanwin dan mim mati Mengidentifikasi
Lebih terperinciKISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BER NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 KURIKULUM 2006. Menerapkan hukum bacaan nun mati/ tanwin dan mim mati Mengidentifikasi
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI KONTRIBUSI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS 3B DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI KONTRIBUSI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS 3B DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 Oleh: SITI MARFU AH A 510 100 183
Lebih terperinciDRAF KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
DRAF KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BER NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 KURIKULUM 2006. 9. Menerapkan hukum bacaan nun mati/ tanwin dan mim mati Mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama diwahyukan Tuhan untuk kepentingan manusia. Dengan bimbingan agama, diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti untuk menjalankan hidup dan juga
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET B
Lampiran 2 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET B 01. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi menuntut setiap bangsa memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas SDM sangat penting, karena kemakmuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama merupakan pendidikan yang memperbaiki sikap dan tingkah laku manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran keikhlasan, kejujuran, keadilan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan, dan sekaligus untuk
Lebih terperinciKISI-KISI PENULISAN SOAL USBN PAI
KISI-KISI PENULISAN USBN PAI Jenjang Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kurikulum : Kurikulum 2013 Alokasi Waktu : 120 Menit Bentuk Soal : Pilihan Ganda Nomor 1.s.d.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,
1 BAB I PENDAHULUHAN A. Konteks Penelitian Anak dilahirkan dalam keadaan lemah baik secara fisik maupun kejiwaan, sejak lahir seorang anak sudah dianugerahi fitrah (potensi) untuk mengenal Allah swt dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sepanjang perjalanan hidup manusia tidak akan terlepas dari apa yang disebut pendidikan dan sebuah proses belajar. Pendidikan pada dasarnya adalah sebuah objek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa
Lebih terperinciBAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Prestasi Belajar a. Pengertian prestasi belajar Belajar adalah suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi ini ikut menuntut kemajuan dalam segala sektor. Hal ini terlihat dengan adanya persaingan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEGIATAN KEPRAMUKAAN (Studi Kasus Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013)
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEGIATAN KEPRAMUKAAN (Studi Kasus Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
binasa. 1 Keluarga merupakan satu elemen terkecil dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang anak ketika pertama kali lahir kedunia dan melihat apa yang ada didalam rumah dan sekelilingnya, tergambar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan salah satu bidang studi yang. dimasukkan dalam setiap kurikulum formal dan tingkat dasar hingga
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan agama merupakan salah satu bidang studi yang dimasukkan dalam setiap kurikulum formal dan tingkat dasar hingga perguruan tinggi di Indonesia. Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. moral dan sosial sebagai pedoman hidupnya. Dengan demikian pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan potensi yang dimiliki setiap individu sehingga dapat hidup secara optimal, baik sebagai pribadi maupun sebagai bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa kemudian tua. Manusia mengalami proses
Lebih terperinciKISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014
KISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 NO STANDAR KOMPETENSI KEMAMPUAN YANG DIUJI INDIKATOR 1 Meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut undang-undang sistem pendidikan nasional No. 20 tahun 2003 Bab ketentuan umum pasal 1 ayat 1 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, penghayatan dan pengalaman siswa tentang agama Islam sehingga menjadi muslim yang beriman dan
Lebih terperinciKISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama merupakan segi pendidikan yang utama yang mendasari semua segi pendidikan lainnya. Betapa pentingnya pendidikan agama itu bagi setiap warga
Lebih terperincikognitif (intelektual), dan masyarakat sebagai psikomotorik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan agama seharusnya memang sejak dini sudah mulai diberikan kepada anak karena perkembangan jiwa anak telah mulai tumbuh sejak kecil, sesuai dengan fitrahnya.
Lebih terperinci2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian generasi muda. Gejala kemerosotan moral antara lain diindikasikan dengan merebaknya kasus penyalahgunaan
Lebih terperinciPROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN SOLUSINYA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI SKRIPSI
PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN SOLUSINYA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat guna Memperoleh
Lebih terperinciDalam mewujudkan tujuan pendidikan Islam perlu adanya kerjasama dari berbagai pihak, diantaranya keluarga, sekolah dan masyarakat sebagai lembaga
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan semakin menjadi perhatian masyarakat karena pendidikan merupakan milik dan tanggung jawab masyarakat. Pendidikan adalah proses yang berkaitan dengan upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyempurnakan akhlak yang mulia dan sejarah mencatat bahwa faktor pendukung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Misi utama Rasulullah diutus kealam dunia ini adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia dan sejarah mencatat bahwa faktor pendukung keberhasilan dakwah beliau itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Kualitas sumber daya manusia yang berkarakter bukan hanya dilihat dari prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan meningkatnya
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat. Sarjana S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
MENGEMBANGKAN JIWA KEMANDIRIAN DAN KEWIRAUSAHAAN MELALUI GERAKAN PRAMUKA (Studi Kasus di Racana Raden Mas Said dan Nyi Ageng Serang Institut Agama Islam Negeri Surakarta Tahun 2013/2014) NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014)
PENGEMBANGAN KARAKTER KEMANDIRIAN MELALUI PRORGAM BOARDING SCHOOL (Studi Kasus Pada Siswa Di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2013/2014) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dalam pengertian yang lebih luas dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan mendewasakan siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak adalah implementasi dari iman dan segala bentuk perilaku. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam Al-Quran surat Luqman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun di akhirat. Dengan pendidikan seseorang akan memperoleh bekal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan dalam mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu dan masyarakat serta melibatkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an yang mengandung seluruh ilmu pengetahuan adalah salah satu karunia Allah yang sangat besar manfaatnya bagi kehidupan manusia. 1 Macam karunia ini tidak mungkin
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian Kualitatif adalah Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. cukup, yakni pada rata-rata interval 31,13%. Hal tersebut disebabkan. untuk mengikuti dan melaksanakan kegiatan kegiatan keagamaan
BAB V PEMBAHASAN A. Kegiatan Keagamaan Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan keagamaan di lingkungan madrasah dalam kategori cukup, yakni pada rata-rata interval 31,13%.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan baik di dunia. dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah dan penegasan judul Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan dalam mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepanjang perjalanan hidup manusia tidak akan terlepas dari apa yang disebut pendidikan. Pendidikan pada dasarnya adalah untuk mengembangkan potensi invidual sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan yang begitu cepat telah melahirkan manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan yang terus berkembang sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses multi dimensial yang meliputi bimbingan atau pembinaan yang dilakukan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang beradab dan berakhlak mulia akan terbentuk yang akhirnya akan memunculkan
Lebih terperinci2. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)
2. Mata Pelajaran Pendidikan Agama untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan mempunyai peranan yang penting untuk perkembangan tersebut. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinci1. lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi;
5. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB-E) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan masalah masalah
Lebih terperinciPERAN PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN ISLAM DI KABUPATEN SUMBAWA TAHUN
PERAN PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN ISLAM DI KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2005-2010 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat dan Tugas guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciKISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) KURIKULUM 2006
KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) KURIKULUM 2006 SEKOLAH MENENGAH ATAS/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMA/SMK) TAHUN PELAJARAN 2016/2017 DIREKTORAT PENDIDIKAN
Lebih terperinci31. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMP/MTs
31. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMP/MTs KELAS: VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. SIMPULAN
BAB V PENUTUP A. SIMPULAN Simpulan hasil penelitian ini sebagai berikut : 1. Sikap keagamaan keluarga Desa Limpung Kecamatan Limpung Kabupaten Batang Tahun 2012 tergolong baik. Hal ini terbukti dari jawaban
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMA, MA, SMALB, SMK DAN MAK
Lampiran 3 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMA, MA, SMALB, SMK DAN MAK 1. Mata Pelajaran Pendidikan Agama untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak dan kepribadian merupakan kebutuhan penting yang harus ditanamkan pada diri manusia. Akhlak mendapat derajat yang tinggi dalam Islam. Akhlak dapat merubah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6
BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6 A. Analisis Terhadap Konsep Pendidikan Keluarga Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan utama dan pertama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciKISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) KURIKULUM 2006
KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) KURIKULUM 2006 SEKOLAH MENENGAH ATAS/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMA/SMK) TAHUN PELAJARAN 2016/2017 DIREKTORAT PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. SWT. Kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai salah satu rahmat yang tak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Al-Qur'an adalah kitab suci yang merupakan sumber utama ajaran Islam yang menjadi petunjuk kehidupan umat manusia yang diturunkan Allah SWT. Kepada Nabi Muhammad
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang
Lebih terperinciKISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2014/2015 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA KISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH
Lebih terperinciBAB IV RELEVANSI PROPHETIC INTELLIGENCE (KECERDASAN KENABIAN) HAMDANI BAKRAN DENGAN KURIKULUM PAI DI SMA
BAB IV RELEVANSI PROPHETIC INTELLIGENCE (KECERDASAN KENABIAN) HAMDANI BAKRAN DENGAN KURIKULUM PAI DI SMA A. Kurikulum PAI di SMA Pendidikan Agama Islam mempunyai peran yang sangat vital dalam mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya manusia adalah makhluk yang dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, namun dengan demikian ia telah mempunyai potensi bawaan yang bersifat
Lebih terperinciKOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)
KOMPETENSI INTI DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK) MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI KEMENTERIAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi, dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, baik itu kualitas intelektual maupun kualitas mental. Suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses atau upaya dalam menjadikan manusia yang berkualitas, baik itu kualitas intelektual maupun kualitas mental. Suatu negara bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Di Indonesia, pendidikan dilakukan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa
Lebih terperinciMenerapkan hukum bacaan Al Syamsiyah dan Al Qamariyah pada ayat Al Quran. Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati pada ayat Al Quran.
A. Sekolah Menengah Pertama No. 1. Standar Kompetensi Lulusan Menerapkan tatacara membaca Al Quran menurut tajwid, mulai dari cara membaca Al Syamsiyah dan Al Qomariyah sampai kepada menerapkan hukum bacaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan pedoman yang abadi untuk kemaslahatan umat manusia, merupakan benteng pertahanan syari at Islam yang utama serta landasan sentral bagi tegaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rajin pangkal pandai, itulah pepatah yang sering kita dengarkan dahulu sewaktu kita masih duduk di bangku Sekolah Dasar, agar kita mempunyai semangat untuk belajar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam
Lebih terperinciKISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2014/2015 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA 0 KISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI BERCERITA DENGAN HAND PUPPET PADA KELOMPOK B DI TK CEMPAKA MUSUK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014
PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI BERCERITA DENGAN HAND PUPPET PADA KELOMPOK B DI TK CEMPAKA MUSUK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan. yang semakin berat terutama untuk mempersiapkan anak didik agar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan yang semakin berat terutama untuk mempersiapkan anak didik agar mampu menghadapi dinamika perubahan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam rangka membangun manusia Indonesia yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Dalam rangka
Lebih terperinciKISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA KISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada Allah SWT, terampil cerdas memiliki etos kerja yang tinggi, budi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendikan Islam sebagai suatu proses pengembangan potensi kreatifitas anak didik, bertujuan untuk mewujudkan manusia beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, terampil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan merupakan tuntunan yang didapatkan anak untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, membentuk karakter diri, serta mengarahkan anak untuk menjadi pribadi yang
Lebih terperinciBAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL
BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL Setelah diperoleh data yang dibutuhkan, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa semua data untuk menjawab pertanyaan yang
Lebih terperinci