BAB IV ANALISIS OPTIMALISASI MANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS OPTIMALISASI MANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI"

Transkripsi

1 75 BAB IV ANALISIS OPTIMALISASI MANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI SATU ATAP TLOGOPAKIS KECAMATAN PETUNGKRIYONO KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis Pelaksanaan Manajemen Pembelajaran dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMP NegeriSatu Atap Tlogopakis Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan Sekolah SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis telah mengupayakan perencanaan terhadap pembelajaran yang meliputi pengembangan kurikulum mata pelajaran yang ada di SMP Negeri Satu Atap serta penyiapan sumber daya pendukung lainnya (perangkat pembelajaran serta sarana dan prasarana pembelajaran). Seperti diuraikan pada bagian sebelumnya bahwa kurikulum yang digunakan di SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis merupakan yang berlaku/standar secara nasional. Terkait dengan pelaksanaan pembelajaran di SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis pada prinsipnya sama dengan sekolahsekolah lainnya dimana proses pelaksanaan terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti pembelajaran serta kegiatan penutup pembelajaran. Dalam fungsi pelaksanaan ini memuat kegiatan pengelolaan dan kepemimpinan pembelajaran yang dilakukan guru di kelas dan pengelolaan peserta didik. Selain itu, juga memuat kegiatan pengorganisasian yang dilakukan oleh kepala sekolah seperti pembagian pekerjaan ke dalam 75

2 76 berbagai tugas khusus yang harus dilakukan guru, juga menyangkut fungsifungsi manajemen lainnya. Oleh karena itu, dalam hal pelaksanaan pembelajaran mencakup dua hal yaitu, pengelolaan kelas dan peserta didik serta pengelolaan guru. Dua jenis pengelolaan tersebut secara rinci akan diuraikan sebagai berikut: 1. Pengelolaan kelas dan peserta didik Pengelolaan kelas adalah satu upaya memperdayakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif mencapai tujuan pembelajaran.berkenaan dengan pengelolaan kelas sedikitnya terdapat tujuh hal yang harus diperhatikan, yaitu ruang belajar, pengaturan sarana belajar, susunan tempat duduk, yaitu ruang belajar, pengaturan sarana belajar, susunan tempat duduk, penerangan, suhu, pemanasan sebelum masuk ke materi yang akan dipelajari (pembentukan dan pengembangan kompetensi) dan bina suasana dalam pembelajaran. 1 Guru di SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis dapat mengatur dan merekayasa segala sesuatunya, situasi yang ada ketika propses belajar mengajar berlangsung didalam kelas. Pelaksanaan pembelajaran SMP Negeri Satu Atap pada prinsipnya sama dengan sekolah sekolah lainya dimana proses pelaksanaan terdiri dari kegiatan pendahuluan (tahap pra instruksional), kegiatan inti pembelajaran (tahap instruksional), serta kegiatan penutup pembelajaran (tahap evaluasi dan tindak lanjut). 1 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 121.

3 77 2. Pengelolaan guru Pelaksanaan sebagai fungsi manajemen diterapkan oleh kepala sekolah bersama guru dalam pembelajaran agar siswa melakukan aktivitas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Sehubungan dengan itu, peran kepala sekolah memegang peranan penting untuk menggerakkan para guru dalam mengoptimalkan fungsinya sebagai manajer di dalam kelas Guru adalah orang yang bertugas membantu murid untuk mendapatkan pengetahuan sehingga ia dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Guru sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), memiliki posisi sangat menentukan keberhasilan pembelajaran, karena fungsi utama guru ialah merancang, mengelola, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Guru harus dapat menempatkan diri dan menciptakan suasana kondusif, yang bertanggung jawab atas pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak. 2 \Guru SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis sudah melaksanakan standar kompetensi pendidik yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi pribadi, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Adapun dari kompetensi profesional tersebut, Guru SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan mengembangkan empat kompetensi menjadi sepuluh kompetensi profesional yang harus dipraktikan dalam pembelajaran setiap harinya, antara lain: a. Menguasai bahan materi pelajaran 2 Ibid., hlm. 123.

4 78 b. Mengelola program belajar mengajar, meliputi: 1) Merumuskan rencana program pengajaran (RPP) 2) Mengenal dan dapat menggunakan RPP dengan tepat. 3) Melaksanakan RPP dalam proses pembelajaran. c. Mengelola kelas, meliputi: 1) Mengatur tata ruang kelas untuk pelajaran 2) Menciptakan iklim belajar yang serasi. d. Menggunakan media atau sumber, meliputi: 1) Mengenal, memilih dan menggunakan media. 2) Membuat alat bantu pelajaran yang sederhana. 3) Menggunakan berbagai sumber dalam proses belajar mengajar. e. Menguasai landasan-landasan pemikiran. f. Mengelola interaksi-interaksi belajar mengajar. g. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pelajaran. h. Mengenal fungsi layanan dan program bimbingan dan penyuluhan. i. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah. j. Memahami prinsip-prinsipdan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran. Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya, kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dari perbuatan secara profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai guru.

5 79 Secara operasional, proses pelaksanaan juga menyangkut beberapa fungsi manajemen lainnya diantaranya yaitu: a. Fungsi Pengorganisasian (organizing) pembelajaran, fungsi pengorganisasian dalam kegiatan pembelajaran yang dimaksudkan untuk menentukan pelaksana tugas dengan jelas kepada setiap personil sekolah sesuai bidang, wewenang, mata pelajaran, dan tanggungjawabnya. 3 Berdasarkan analisa penulis guru SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis sudah melaksanakan fungsi pengorganisasian dengan baik,dimana kedudukan kepala sekolah adalah memberikan fasilitas dan kelengkapan pembelajaran, dan kedudukan guru menentukan dan mendesain pembelajaran dengan mengorganisasikan alokasi waktu, desain kurikulum, media dan kelengkapan pembelajaran, dan lainnya yang berkaitan dengan suksesnya penyelenggaraan kegiatan belajar. b. Fungsi Pemotivasian (motivating) Pembelajaran Motivating atau pemotivasian adalah proses menumbuhkan semangat (motivation) pada karyawan agar dapat bekerja keras dan giat serta membimbing mereka dalam melaksanakan rencana untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien. 4 Dalam konteks pembelajaran di SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis tugas pemotivasiannya dilakukan kepala sekolah bersama pendidik dalam pembelajaran agar siswa melakukan aktivitas belajar 3 Syaiful Sagala. Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: alfabeta. 2010), hlm Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen; Dasar, Pengertian, dan Masalah, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 216.

6 80 untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Sehubungan dengan itu, peran kepala sekolah memegang peranan penting untuk menggerakkan para guru dalam mengoptimalkan fungsinya sebagai manajer di dalam kelas. Selain itu, pemotivasian dalam proses pembelajaran dilakukan oleh pendidik dengan suasana edukatif agar siswa dapat melaksanakan tugas belajar dengan penuh antusias dan mengoptimalkan kemampuan belajarnya dengan baik. c. Fungsi Facilitating Pembelajaran Fungsi Facilitating meliputi pemberian fasilitas dalam arti luas yakni memberikan kesempatan kepada anak buah agar dapat berkembang ide-ide dari bawahan diakomodir dan kalau memungkinkan dikembangkan dan diberi ruang untuk dapat dilaksanakan. 5 Dalam pembelajaran di SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis pemberian fasilitas meliputi perlengkapan, sarana prasarana dan alat peraga yang menunjang dalam membantu proses pembelajaran masih minim. Padahal fasilitas yang memadai akan membantu proses hafalan para siswa, terutama media yang cocok bagi anak-anak. 5 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011) hlm. 53.

7 81 d. Fungsi Pengawasan (controling) Pembelajaran. Pengawasan adalah suatu konsep yang luas yang dapat diterapkan pada manusia, benda dan organisasi. Pengawasan dalam konteks pembelajaran di SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis dilakukan oleh kepala sekolah terhadap kegiatan pembelajaran pada seluruh kelas, termasuk mengawasi pihak-pihak terkait sehubungan dengan pemberian pelayanan kebutuhan pembelajaran secara sungguhsungguh. Untuk keperluan pengawasan ini, guru mengumpulkan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi kegiatan belajar, serta memanfaatkannya untuk mengendalikan pembelajaran sehingga tercapai tujuan belajar yang telah direncanakan. Pengawasan dalam konteks pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah terhadap kegiatan pembelajaran pada seluruh kelas, termasuk mengawasi pihak-pihak terkait sehubungan dengan pemberian pelayanan kebutuhan pembelajaran secara sungguh- sungguh. Untuk keperluan pengawasan ini, guru mengumpulkan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi kegiatan belajar, serta memanfaatkannya untuk mengendalikan pembelajaran sehingga tercapai tujuan belajar yang telah direncanakan. Penerapan fungsi pengawasan dalam kegiatan pembelajaran, diimplikasikan dengan sejumlah indikator, yaitu (1) mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dibanding dengan rencana pembelajaran, (2) melaporkan penyimpangan untuk tindakan koreksi dan merumuskan tindakan koreksi, menyusun standar-standar

8 82 pembelajaran dan sasaran-sasaran, (3) menilai pekerjaan dan melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan-penyimpangan, baik institusional satuan pendidikan maupun proses pembelajaran. 6 Adapun penerapan fungsi pengawasan dalam kegiatan pembelajaran di SMPN Satu Atap Tlogopakis, didasarkan pada tanggung jawab yang di dalamnya terkandung norma-norma etika, sosial, dan scientific sebagai suatu kesanggupan untuk menjalankan tugas dan kewajiban yang dipikulkan kepadanya dengan sebaikbaiknya. Dengan demikian, maka kegiatan pembelajaran yang dipertanggungjawabkan itu dapat diterima orang lain dan mengandung kebenaran yang bersifat umum. Manajemen yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran, dapat diterima dengan baik oleh siswa, dengan demikian akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pelaksanaan manajemen pembelajaran dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan dari waktu ke waktu semakin bertambah juga masalah-masalah yang ditemui di sekolah. Berdasarkan analisa peneliti, pada awal tahun pelajaran 2014/2015 permasalahn tersebut disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya: 1. Jumlahsiswa SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis yang sangat minim. 6 Syaiful Sagala. Op.Cit., hlm. 145.

9 83 2. Belum tersedianya fasilitas serta tenaga kependidikan untuk pelaksanaan tata usaha sekolah menyebabkan pengetikan, pengadaan maupun penggandaan administrasi sekolah harus dilaksanakan oleh kepala sekolah dengan dibantu oleh guru yang berkompeten dan dilakukan di luar jam mengajar mengingat di sekolah tenaga pembangkit listrik yang tersedia relatif minim, praktis computer belum bias dioperasikan di sekolah. Hal ini pun sering mengganggu jam mengajar guru bidang studi yang merangkap pekerjaan tata usaha sekolah, apalagi saat ada hal-hal mendesak (urgent matters) mengenai administrasi sekolah yang harus segera diselesaikan sehingga dengan terpaksa tidak bias melakukan aktivitas tatap muka di sekolah melainkan dengan alternatif pemberian tugas maupun catatan kepada siswa. 3. Pendapatankeuangansekolah (financial income schools) yang minim daridana BOS, karena besarnya dana BOS yang diterima dihitung berdasarkan jumlah siswa di SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis Petungkriyono yang masih sedikit dengan alokasi dana untuk honor guru hanya 20% per triwulannya, meskipun masih ada alokasi dana untuk honor Guru Tidak Tetap (GTT) dari Pemerintah Daerah khusus untuk guru tidak tetap SMP Satu Atap. Akan tetapi secara umum penerimaan honor guru tidak tetap ini masih relative kecil. Hal ini kemungkinan besar pada masa-masa mendatang baik langsung maupun tidak langsung dapat berpengaruh pada kinerja GTT karena adanya kenaikan harga kebutuhan sehari-hari yang tidak bias diimbangi dengan pendapatan

10 84 mereka dari sekolah. Namun pihak keuangan sekolah akan terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan guru tidak tetap ini dengan berbagai strategi baik dari segi optimalisasi dalam pengelolaan pendapatan keuangan sekolah maupun dalam bentuk pengajuan proposal ke stakeholder pendidikan dalam usaha peningkatkan kesejahteraan GTT di SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis Petungkriyono yang signifikan. 4. Belum tersedianya sarana dan prasarana penunjang pendidikan di SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis Petungkriyono khususnya belum adanya fasilitas belajar komputer siswa, fasilitas kesenian/musik, fasilitas bahasa, fasilitas olah raga standar, tempat ibadah/musholla, pembangkit listrik, toilet siswa maupun sarana dan prasarana penunjang lainnya yang menyebabkan kegiatan belajar siswa mayoritas bersifat teoritis saja (theoretical only), padahal untuk beberapa mata pelajaran mutlak memerlukan sarana dan prasarana penunjang pendidikan ini dalam pencapaian pembelajaran yang berhasil guna, diantaranya: bidang studi Teknologi Informasi dan Komunikasi perlu laboratorium komputer, unit komputer belajar siswa beserta pembangkit listrik/dieselnya karena di daerah ini sumber listrik dari PLN relatif kecil, bidang studi IPA perlu laboratorium IPA, bidang studi Seni Budaya dan Keterampilan perlu sarana kesenian atau pun peralatan musik, bidang studi Pendidikan Jasmani dan Olah Raga Kesehatan perlu sarana dan prasarana (infrastructure) untuk praktek olah raga siswa.

11 85 5. Kurangnya tenaga pendidik/guru bidang studi yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Guru tetap guru PNS di SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis Petungkriyono hany aada 2 orang guru masing-masing ditetapkan berdasarkan SK CPNS Daerah. Mengingat mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional terdiri dari Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan IPA, dan Agama (masih dalam batas wacana) maka selayaknya kelima matapelajaran ini diajarkan oleh guru PNS/Guru tetap bidang studi yang tentunya latar belakang pendidikannya sesuai dengan kompetensi pendidik untuk mengajar di tingkat SMP. Padahal di SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis Petungkriyono baru ada 1 (satu) guru yang mengajar bidang studi yang diujikan dalam Ujian Nasional, yaitu guru Bahasa Inggris. Hal tersebut berimplikasi pada efektifitas dan kualitas pembelajaran yang belum sepenuhnya dapat dipertanggungjawabkan nantinya, mengingat latar belakang pendidikan guru yang tidak sesuai dengan bidang studi yang diajarkan. Namun upaya yang maksimal akan terus diupayakan untuk penyempurnaan pengajaran secara terus-menerus dan periodik oleh seluruh guru yang mengajar di SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis Petungkriyono, namun tidak sesuai dengan tingkat pendidikan atau pun yang berbeda jurusan terhadap latar belakang pendidikannya. Oleh karena banyaknya keterbatasan, kekurangan dan hambatan yang ada dalam penyelenggaraan pendidikan di SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis Petungkriyono yang sedemikian kompleks, diharapkan kepada seluruh tenaga

12 86 pendidik dan tenaga kependidikan bekerja lebih keras, belajar lebih keras serta berpikir lebih keras untuk memunculkan ide-ide kreatif serta inovatif dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah ini karena saya yakin segala keterbatasan yang ada akan dapat diatasi dengan perpaduan antara kreativitas, inovasi, kerja keras dan kerja cerdas. B. Analisis Optimalisasi Manajemen Pembelajaran dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di SMP Satu Atap Tlogopakis Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan. Optimalisasi peran guru sebagai perencana, organisator, pengarah, dan pengendali proses pembelajaran memposisikan guru sebagai manajer pembelajaran (learning manager) dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui penerapan manajemen pembelajaran yang baik, guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar bagi seluruh siswa. Pencapaian tujuan merupakan kunci dalam segenap kegiatan manajerial dengan melakukan tindakan-tindakan yang terukur dalam menetapkan dan memelihara, serta mengendalikan kondisi lingkungan yang responsif sehingga dapat memberi sumbangan secara ekonomis, psikologis, sosial, politis, dan teknis. Substansi yang menjadi garapan manajemen pendidikan sebagai proses atau disebut juga fungsi manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. Aplikasi konsep

13 87 manajemen dalam kegiatan pembelajaran tersebut mengisyaratkan bahwa manajemen pembelajaran merupakan usaha dan tindakan kepala sekolah sebagai manajer instruksional di sekolah, serta usaha dan tindakan guru sebagai manajer pembelajaran di kelas yang dilakukan sedemikian rupa untuk memperoleh hasil dalam rangka mencapai tujuan program sekolah dan program pembelajaran. Efektivitas penerapan fungsi perencanaan dalam kegiatan pembelajaran diindikasikan dengan aplikasi prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran tentang (1) menetapkan apa yang hendak dilakukan oleh guru, kapan dan bagaimana melakukannya dalam implementasi pembelajaran, (2) membatasi sasaran atas dasar tujuan instruksional khusus dan menetapkan pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui proses penentuan target pembelajaran, (3) mengembangkan alternatif-alternatif yang sesuai dengan strategi pembelajaran, (4) mengumpulkan dan menganalisis informasi yang penting untuk mendukung kegiatan pembelajaran, (5) mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan keputusankeputusan yang berkaitan dengan pembelajaran kepada pihak-pihak yang berkepentingan. 7 Dalam meningkatkan prestasi belajar siswa guru SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis berusahamengimplementasikan fungsi perencanaan sebaik mungkin dalam kegiatan pembelajaran, guru mengembangkan sejumlah hlm Syaiful Sagala. Konsep dan Makna Pembelajaran, cet. 8, ( Bandung: Alfabeta, 2010),

14 88 indikator penelitian tentang perencanaan pembelajaran yang mencakup penyusunan kegiatan pembelajaran, penetapan dan pembatasan tujuan pembelajaran, pengembangan strategi pembelajaran, pengumpulan data dan informasi pendukung pembelajaran, dan pengkomunikasian rencana-rencana pembelajaran tersebut kepada pihak terkait. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilkakukan di SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis, optimalisasi manajemen pembelajaran di SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis Petungkriyono untuk meningkatkan prestasi belajar siswa sangatlah kompleks. Optimalisasi tersebut tidak hanya dilakukan oleh para pendidik di sekolah, mengingat SMP Negeri Satu Atap Tlogopakis dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran masih banyak kekurangan. Sehingga untuk dapat melakukan optimalisasi manajemen pembelajarn di sekolah tersebut, maka diperlukan adanya peran pemerintah daerah. 1. Pemerintah daerah bersama institusi yang membawahi program SMP Satu Atap mengadakan pelatihan bagaimana cara mengarsipkan suratmenyurat yang ada di sekolah dan jika diperlukan penambahan tenaga administrasi atau TU (Tata Usaha), segera memperbaiki jalan yang rusak menuju sekolah dan pihak pengelola sekolah mengupayakan pengembangan fasilitas sarana bagi guru yang tinggal jauh dari sekolah dengan mengajukan proposal pengembangan fasillitas sekolah. 2. Pada saat sosialisasi, panitia pengembang SMP Satu Atap harus melengkapi jadwal pelaksanaan penerimaan siswa baru dan sosialisasi bisa dikembangkan melalui penyebaran famplet-famplet selebaran

15 89 pengumuman penerimaan siswa baru melalui perantara siswa dan guru. Pihak pengelola sekolah harus segera melengkapi sarana dan prasarana di kelas seperti alat bantu pembelajaran Matematika, IPA, serta rak atau lemari untuk memajang karya siswa yang berprestasi. 3. Pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan segera mungkin melakukan pelatihan-pelatihan penyusunan kurikulum, silabus dan RPP serta mengaktifkan kembali Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Kelompok Kerja Guru (KKG) di tingkat gugus, kecamatan dan kabupaten. 4. Pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pihak pengembang SMP Satu Atap segera mengadakan pelatihan bagi tenaga administrasi supaya TU yang ada tersebut benar-benar mempunyai keahlian administrasi serta jika diperlukan pemerintah pusat, daerah dan pihak pengembang SMP Satu Atap dapat menambah tenaga TU yang mempunyai keahlian administrasi. 5. Khusus untuk tenaga pendidik, pemerintah daerah dan pihak pengembang dapat mendata kembali guru-guru yang mengajar di SMP Satu Atap dan penempatan guru-guru tersebut sesuai keahlian yang diampunya, jika kurang juga dapat mengangkat tenaga pendidik yang diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Proses pendidikan diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap Prestasi Siswa di SMPN se Kabupaten Tulungagung. Temuan dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KTSP MATA PELAJARAN PAI SDN WATES 01 WONOTUNGGGAL. A. Pelaksanaan KTSP Mata Pelajaran PAI Kelas VI di SD Negeri Wates

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KTSP MATA PELAJARAN PAI SDN WATES 01 WONOTUNGGGAL. A. Pelaksanaan KTSP Mata Pelajaran PAI Kelas VI di SD Negeri Wates BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KTSP MATA PELAJARAN PAI SDN WATES 01 WONOTUNGGGAL A. Pelaksanaan KTSP Mata Pelajaran PAI Kelas VI di SD Negeri Wates Wonotunggal Batang 1. Perencanaan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS. pengaruh antara variabel bebas (Lingkungan Kerja, Kompetensi, dan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS. pengaruh antara variabel bebas (Lingkungan Kerja, Kompetensi, dan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS Bab ini akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan tinjauan pustaka, pengaruh antara variabel bebas (Lingkungan Kerja, Kompetensi, dan Pemberdayaan)

Lebih terperinci

1. Profil SMP Muhammadiyah 2 Depok. SMP Muhammadiyah 2 Depok terletak di Jalan Swadaya IV, Karangasem, Condong Catur, Depok, Sleman.

1. Profil SMP Muhammadiyah 2 Depok. SMP Muhammadiyah 2 Depok terletak di Jalan Swadaya IV, Karangasem, Condong Catur, Depok, Sleman. BAB I PENDAHULUAN Mahasiswa adalah calon guru, maka sudah selayaknya mahasiswa memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang memadai dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Berangkat

Lebih terperinci

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 I. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) huruf A, B, C, atau D pada lembar jawaban! 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Moh.Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Pres, Yogyakarta, 2010, hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Moh.Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Pres, Yogyakarta, 2010, hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan berarti sebagai langkah dan usaha sadar untuk mencerdaskan, mengembangkan potensi diri, menuju insan yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, berilmu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencakup berbagai persoalan yang rumit dan kompleks, baik mencakup

BAB I PENDAHULUAN. mencakup berbagai persoalan yang rumit dan kompleks, baik mencakup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan wadah yang tepat di dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan bukan merupakan tugas yang ringan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan keaktifan anak didik. Keaktifan anak didik tersebut, diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan keaktifan anak didik. Keaktifan anak didik tersebut, diharapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan upaya untuk membuat peserta didik dapat belajar, butuh belajar, terdorong belajar, mau belajar dan tertarik untuk terus menerus belajar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sangat menentukan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sangat menentukan kemajuan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sangat menentukan kemajuan suatu bangsa.kualitas SDM bergantung pada kualitas pendidikan dan peran pendidikan untuk menciptakan

Lebih terperinci

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto,

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto, SOAL PILIHAN GANDA 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah menyebutkan bahwa dimensi kompetensi supervisi meliputi... a. Mengidentifikasi permasalahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas peyelenggaraan pendidikan selalu terkait dengan masalah sumber daya manusia yang terdapat dalam institusi pendidikan tersebut. Masalah sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Guru Berprestasi 1. Pengertian Guru Berprestasi Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Pemilihan Guru Berprestasi Pendidikan Dasar Tingkat Nasional Tahun 2013 yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SOSIOLOGI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SOSIOLOGI SMA NEGERI KOTA BANDUNG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SOSIOLOGI SMA NEGERI KOTA BANDUNG 1 Syaifullah Syam, 2 Yadi Ruyadi, 3 Lisda Apriyani 1 Dosen Prodi Pendidikan Sosiologi FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia 2 Dosen Prodi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Telah kita ketahui bersama bahwa manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam kegiatan suatu organisasi, karena manusia sebagai perencana,

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Praktik pengalaman lapangan dilaksanakan kurang lebih selama dua setengah bulan, dimana mahasiswa PPL harus benar-benar mempersiapkan diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan Sumber daya Manusia salah satunya dilakukan melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun informal. Pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. dokumentasi. Pada uraian ini peneliti akan ungkap dan paparkan mengenai hasil. penelitian yang telah dirumuskan sebagaimana berikut:

BAB V PEMBAHASAN. dokumentasi. Pada uraian ini peneliti akan ungkap dan paparkan mengenai hasil. penelitian yang telah dirumuskan sebagaimana berikut: BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan ini akan dilakukan penulis dengan merujuk pada hasil temuan penelitian yang diperoleh dari lapangan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan karyawan dalam sebuah perusahaan dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan karyawan dalam sebuah perusahaan dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keberadaan karyawan dalam sebuah perusahaan dipandang sebagai sumber daya penggerak perusahaan, yaitu sebagai aspek penggerak dari sumber daya lainnya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. yang bersertifikat pendidik di Kabupaten Kulon Progo dilihat dari segi. kesimpulan yang lebih rinci sebagi berikut:

BAB V PENUTUP. yang bersertifikat pendidik di Kabupaten Kulon Progo dilihat dari segi. kesimpulan yang lebih rinci sebagi berikut: BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kinerja guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SMP Negeri yang bersertifikat pendidik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK DI SDI HIDAYATULLAH SEMARANG

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK DI SDI HIDAYATULLAH SEMARANG BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK DI SDI HIDAYATULLAH SEMARANG Sebagaimana yang telah tercantum dalam Bab I bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk mengusahakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Latar Belakang Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sebagai salah satu lembaga yang menghasilkan tenaga kependidikan telah berusaha meningkatkan kualitas pendidikan

Lebih terperinci

BAB V. Berdasarkan rumusan masalah pada BAB I, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:

BAB V. Berdasarkan rumusan masalah pada BAB I, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu: BAB V KESIMPULAM, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan rumusan masalah pada BAB I, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu: 1. Perencanaan di MAN Lubuk Pakam Kab. Deli Serdang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana yang dapat dilaksanakan oleh orang yang memiliki ilmu dan keterampilan kepada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1. Profil SD Negeri 1 Tegorejo Penelitian Evaluasi Program Supervisi Akademik ini mengambil lokasi di SD Negeri 1 Tegorejo Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Kehidupan masa mendatang cenderung semakin kompleks dan penuh tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap insan yang kompeten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang paling penting karena gurulah yang melaksanakan proses pendidikan langsung menuju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam masyarakat, karena dengan pendidikan, manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam masyarakat, karena dengan pendidikan, manusia dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci utama dari semua kemajuan dan perkembangan yang ada dalam masyarakat, karena dengan pendidikan, manusia dapat mewujudkan semua potensi

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Madrasah, dalam konteks ini Institusi Pendidikan formal yang berbasis Agama

1. PENDAHULUAN. Madrasah, dalam konteks ini Institusi Pendidikan formal yang berbasis Agama 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Madrasah, dalam konteks ini Institusi Pendidikan formal yang berbasis Agama Islam merupakan harapan masa depan umat. Sebab munculnya Madrasah sangat mewarnai bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta peradaban bangsa yang bermatabat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. serta peradaban bangsa yang bermatabat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Standar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pendidikan untuk mewujudkan tujuannya. Guru

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pendidikan untuk mewujudkan tujuannya. Guru 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan komponen pendidikan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan untuk mewujudkan tujuannya. Guru adalah aktor utama yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu usaha menciptakan manusia yang mampu berinovasi dengan mengembangkan potensi dalam dirinya. Selain itu, pendidikan juga meningkatkan

Lebih terperinci

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI) MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH A. Prawacana DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI) Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan formal

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan: 1. Persepsi tentang kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh langsung

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh BAB V PEMBAHASAN 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara. 1 Dalam mewujudkan kecerdasan bangsa yaitu dengan belajar, dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 1 menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata dari rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya perolehan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2010),

BAB I PENDAHULUAN. hlm E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2010), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah mengadakan perubahan besar pada kebijakan pada sektor pendidikan dalam berbagai aspek,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan

BAB I PENDAHULUAN. mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas mengajar dan aktivitas belajar. Pembelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya. Hal ini perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh dalam rangka memacu

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya. Hal ini perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh dalam rangka memacu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar dapat tercapai jika di adakan reformasi pendidikan secara menyeluruh atas berbagai dimensi dan berbagai komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak muliah,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak muliah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional Indonesia bertujuan untuk mengembangkan peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi istilah. 1.1. Latar

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Yermia Yuda Prayitno NIM : 4201409025 Program studi : Pendidikan Fisika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara konseptual desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu

BAB I PENDAHULUAN. Secara konseptual desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara konseptual desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu lembaga yang lebih rendah kedudukannya menerima pelimpahan kewenangan untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Sagala, 2007:1). Pendidikan tidaklah semata-mata untuk menciptakan individu

BAB I PENDAHULUAN. (Sagala, 2007:1). Pendidikan tidaklah semata-mata untuk menciptakan individu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses pelatihan dan pengembangan pengetahuan, keterampilan, pikiran,dan karakter khususnya lewat persekolahan formal (Sagala, 2007:1). Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan zaman, lembaga pendidikan menjadi semakin berkembang dan berkualitas, madrasah merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 11 KAJIAN TEORI. pengetahuan. Kemampuan pemahaman (comprehention) adalah. situasi serta fakta yang diketahuinya. 1 Dapat pula Pemahaman diartikan

BAB 11 KAJIAN TEORI. pengetahuan. Kemampuan pemahaman (comprehention) adalah. situasi serta fakta yang diketahuinya. 1 Dapat pula Pemahaman diartikan 7 BAB 11 KAJIAN TEORI A. Konsep Teoritis 1. Pemahaman Konsep Matematika Pemahaman berasal dari kata dasar paham yang berarti mengerti benar. Pemahaman mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari pengetahuan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan I. PENDAHULUAN Bagian ini akan membahas latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan ruang lingkup penelitian. A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya dilihat dari penguasaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan program kegiatan yang dilakukan oleh pihak Universitas Negeri Yogyakarta sebagai pengembangan kompetensi mahasiswa dan latihan kependidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh peserta didik (in put), pendidik, sarana dan prasarana,

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh peserta didik (in put), pendidik, sarana dan prasarana, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu sistem atau model pendidikan sangat dipengaruhi oleh komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yang antara lain dipengaruhi oleh peserta didik

Lebih terperinci

TESIS. Diajukan kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Penyusunan Tesis

TESIS. Diajukan kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Penyusunan Tesis PERSEPSI GURU TENTANG IKLIM ORGANISASI SEKOLAH, MOTIVASI BERPRESTASI DAN KREATIVITAS TERHADAP PRESTASI KERJA GURU DI SMP NEGERI KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TESIS Diajukan kepada Program Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai tanggung jawab besar dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal merupakan upaya sadar yang dilakukan sekolah dengan berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan kemampuan kognitif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Respon terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi benar-benar bergantung pada kualitas sumber daya manusia, baik dalam kapasitas individu, keluarga,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Bagian ini akan menjelaskan kesimpulan hasil penelitian, implikasi dan beberapa rekomendasi tentang Pembinaan Kemampuan Profesional Guru SD di Kecamatan Bekasi

Lebih terperinci

KESIAPAN DOSEN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

KESIAPAN DOSEN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG KESIAPAN DOSEN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG Oleh: Dina Sri Nindiati* *Program Studi Pendidikan Sejarah, FKIP Universitas PGRI Palembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Penataan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 419 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan sebagaimana dibahas pada Bab IV terdahulu, disampaikan kesimpulan secara umum dan kesimpulan secara khusus yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Sedangkan

Lebih terperinci

V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. simpulan, implikasi dan saran dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Pemahaman wawasan dan landasan kependidikan

V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. simpulan, implikasi dan saran dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Pemahaman wawasan dan landasan kependidikan 196 V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan paparan data dan pembahasan sebelumnya, maka dapat dikemukakan simpulan, implikasi dan saran dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam dunia pendidikan saat ini, peningkatan kualitas pembelajaran baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu diupayakan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran matematika dan salah satu tujuan dari materi yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran matematika dan salah satu tujuan dari materi yang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pemahaman konsep matematika merupakan salah satu tujuan yang mendasar dalam proses pembelajaran matematika dan salah satu tujuan dari materi yang disampaikan oleh guru.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dunia pendidikan Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang memprihatinkan baik dilihat dari sudut pandang internal berhubungan dengan pembangunan bangsa maupun dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Kamaludin, Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Kamaludin, Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam kehidupan manusia dan tidak dapat terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Selain itu, pendidikan dapat menunjang

Lebih terperinci

MENGOPTIMALKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI SEKOLAH DENGAN JUMLAH SISWA SEDIKIT

MENGOPTIMALKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI SEKOLAH DENGAN JUMLAH SISWA SEDIKIT ARTIKEL ILMIAH MENGOPTIMALKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI SEKOLAH DENGAN JUMLAH SISWA SEDIKIT Sunarto, M. Pd SDN GEDONGOMBO II PLOSO JOMBANG JAWA TIMUR 0 PENDAHULUAN Sekolah sebagai institusi pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 5088 siswa SMP dan sederajat di Sumaetra Barat tidak lulus UN

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 5088 siswa SMP dan sederajat di Sumaetra Barat tidak lulus UN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa tahun ini banyak siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) memiliki hasil belajar matematika rendah. Hal ini dibuktikan dengan beberapa pemberitaan di media di beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengkondisikan kelas atau mengelola kelas, agar pelaksanaan. pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengkondisikan kelas atau mengelola kelas, agar pelaksanaan. pembelajaran dapat berjalan dengan efektif. BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Ketika seorang guru melaksanakan proses belajar mengajar, pasti ada kendala yang dihadapinya, bisa seperti murid yang ramai sendiri dan tidak memperhatikan guru

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Dari segi perencanaan RAPBS SMP N 3 Pekuncen disusun oleh Tim yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Dari segi perencanaan RAPBS SMP N 3 Pekuncen disusun oleh Tim yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Dari segi perencanaan RAPBS SMP N 3 Pekuncen disusun oleh Tim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dinamika dalam aktivitas manusia dalam pemenuhan kebutuhannya sangat tinggi, hal ini berdampak kepada persaingan dalam dunia kerja penuh dengan syarat keprofesionalan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI FUNGSI MANAJEMEN DALAM PEMBELAJARAN

OPTIMALISASI FUNGSI MANAJEMEN DALAM PEMBELAJARAN OPTIMALISASI FUNGSI MANAJEMEN DALAM PEMBELAJARAN Saprin Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Kampus II: Jalan Sultan Alauddin Nomor 36 Samata-Gowa Email: saprinsagena@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Hasil dari suatu pendidikan tidak segera dapat kita lihat hasilnya

Lebih terperinci

masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif, sistem penyelenggaraan proses pendidikan (pembelajaran dan

masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif, sistem penyelenggaraan proses pendidikan (pembelajaran dan BAB VI KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Bab IV ini mempakan deskripsi temuan penelitian yang mencakup masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipisah antara unsur yang satu dengan yang lainnya dan juga tidak bisa dipisahkan dengan sistem-sistem kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Telah muncul kesadaran pada diri banyak orang, bahwa pembangunan pendidikan merupakan peristiwa yang tidak akan pernah selesai selagi peradaban manusia masih

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA FITRA YULIA ROZI Guru IPS SMP Negeri 6 Pekanbaru fitria@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan: 1. Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh langsung positif terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah orang yang kerjanya mengajar. 1 Dalam masyarakat. Jawa, guru dilacak melalui akronim gu dan ru. Gu diartikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah orang yang kerjanya mengajar. 1 Dalam masyarakat. Jawa, guru dilacak melalui akronim gu dan ru. Gu diartikan dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Guru adalah orang yang kerjanya mengajar. 1 Dalam masyarakat Jawa, guru dilacak melalui akronim gu dan ru. Gu diartikan dapat digugu (dianut) dan ru bisa diartikan

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMBELAJARAN DAN PRESTASI BELAJAR. 1. Pengertian Manajemen Pembelajaran

BAB II MANAJEMEN PEMBELAJARAN DAN PRESTASI BELAJAR. 1. Pengertian Manajemen Pembelajaran 25 BAB II MANAJEMEN PEMBELAJARAN DAN PRESTASI BELAJAR A. Manajemen Pembelajaran 1. Pengertian Manajemen Pembelajaran Manajemen menurut bahasa, berasal dari bahasa inggri management berasal dari kata to

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DANSARAN. dari ketiga fokus yaitu Kesiapan implementasi Kurikulum 2013

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DANSARAN. dari ketiga fokus yaitu Kesiapan implementasi Kurikulum 2013 110 BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DANSARAN Dalam bab VI ini secara berturut-turut dibahas tentang kesimpulan yang terdiri dari ketiga fokus yaitu Kesiapan implementasi Kurikulum 2013 di SMK Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, di bawah ini di paparkan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, di bawah ini di paparkan 309 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, di bawah ini di paparkan simpulan penelitian sesuai dengan fokus masalah dan pertanyaan penelitian. Pertama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen yang sangat penting untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Penguasaan teori pengetahuan tentang kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara garis besar, pendidikan adalah upaya membentuk suatu lingkungan untuk anak yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya dan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu sekolah ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya adalah keberhasilan dalam pengelolaan manajemen di dalamnya. Sekolah dasar sebagai institusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ajar dan pengalaman belajar yang di programkan, direncanakan dan dirancang

BAB I PENDAHULUAN. ajar dan pengalaman belajar yang di programkan, direncanakan dan dirancang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kurikulum ialah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang di programkan, direncanakan dan dirancang secara sistematik atas

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Yang Dilakukan Guru PAI Dalam Menciptakan Kelas Yang

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Yang Dilakukan Guru PAI Dalam Menciptakan Kelas Yang BAB V PEMBAHASAN A. Strategi Yang Dilakukan Guru PAI Dalam Menciptakan Kelas Yang Kondusif. Pengelolaan kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk memperlancar ataupun memperbaiki suasana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MBS DALAM PENINGKATAN KUALITAS PARTISIPASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER UKS DI MIS SAPUGARUT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MBS DALAM PENINGKATAN KUALITAS PARTISIPASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER UKS DI MIS SAPUGARUT TAHUN PELAJARAN 2014/2015 61 BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MBS DALAM PENINGKATAN KUALITAS PARTISIPASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER UKS DI MIS SAPUGARUT TAHUN PELAJARAN 2014/2015 A. Analisis Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses budaya, sehingga dapat

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini akan dapat membawa dampak yang positif pada masyarakat Indonesia berupa usaha untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2012), hlm.7. 1 Fathurrohman, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras,

BAB I PENDAHULUAN. 2012), hlm.7. 1 Fathurrohman, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas utama guru, dimana pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan peserta

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. setiap tindakan yang dilakukan mulai dari siklus I, II dan III pada pembelajaran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. setiap tindakan yang dilakukan mulai dari siklus I, II dan III pada pembelajaran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan, analisis, refleksi dan perencanaan terhadap setiap tindakan yang dilakukan mulai dari siklus I, II dan III pada pembelajaran Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar, dimana kegiatan tersebut sangatlah penting, artinya akan ada. tersebut yang sudah mengalami proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar, dimana kegiatan tersebut sangatlah penting, artinya akan ada. tersebut yang sudah mengalami proses pembelajaran. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar menuju kearah kedewasaan. Dalam proses pendidikan terdapat adanya kegiatan belajar mengajar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan guru dalam lingkungan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran serta membantu siswa dalam

Lebih terperinci