LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT DINAS PETERNAKAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT DINAS PETERNAKAN"

Transkripsi

1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT DINAS PETERNAKAN Jln. Rasuna Said No. 68 Padang, Telp

2 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014 disusun dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang merupakan wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai visi dan misi yang dibebankan kepada Dinas Peternakan dalam kurun waktu tahun Selain itu, laporan ini disusun sebagai sarana pengendalian dan penilaian kinerja dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintah yang baik dan bersih serta sebagai umpan balik dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pada tahun berikutnya. LAKIP Tahun 2014 ini disusun dengan mengacu pada Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun Laporan ini memuat pencapaian kinerja pelaksanaan program/kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi serta Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat Tahun (Revisi ke 2). Pada LAKIP ini dijelaskan upaya mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun kegagalan dalam pelaksanaan program/kegiatan Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat pada tahun Tingkat pencapaian sasaran dan tujuan serta hasil yang diperoleh pada tahun 2014 berorientasi pada pencapaian visi dan misi. Keberhasilan pada tahun 2014 akan menjadi tolok ukur untuk peningkatan kinerja Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Barat di tahun Semoga laporan ini dapat bermanfaat sekaligus sebagai pertanggung jawaban kepada publik atas penyelenggaraan fungsi pembangunan peternakan dan kesehatan hewan untuk terwujudnya Good Governance. KEPALA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA BARAT Drh. ERINALDI, MM Pembina Utama Muda, NIP i

3 RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014 merupakan wujud akuntabilitas pencapaian kinerja dari pelaksanaan Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat Tahun dan Rencana Kinerja Tahunan 2014 yang telah ditetapkan melalui Penetapan Kinerja Tahun Penyusunan LAKIP Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014 ini pada hakekatnya merupakan kewajiban dan upaya untuk memberikan penjelasan mengenai akuntabilitas terhadap kinerja yang telah dilakukan selama tahun Dalam upaya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat telah melaksanakan berbagai kegiatan dan program, dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran, untuk mewujudkan visi dan misi yang telah dituangkan dalam Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat Tahun Visi Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat adalah : Sumbar sebagai Sentra Pengembangan Ternak Unggul untuk Memperkuat Ketahanan Pangan Hewani dan Kesejahteraan Masyarakat Peternakan Sesuai dengan visi tersebut, maka misi Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat adalah : 1. Mengembangkan kawasan utama peternakan 2. Mengembangkan BioTeknologi peternakan 3. Meningkatkan kemampuan SDM peternakan 4. Meningkatkan produksi dan produktivitas ternak berbasis sumber daya lokal yang berkelanjutan 5. Mengembangkan agribisnis peternakan yang berdaya saing 6. Meningkatkan kesejahteraan petani. Dalam rangka pelaksanaan tugas Pemerintahan Daerah Provinsi Sumatera Barat di Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat, maka dirumuskan tujuan dan sasaran strategis yang diharapkan dapat dicapai dalam periode lima tahun, sehingga dapat meningkatkan kapasitas organisasi Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat dan mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka ditetapkan 7 tujuan strategis serta 9 sasaran strategis sebagai berikut : Tujuan strategis 1. Berkembangnya kawasan peternakan 2. Berkembangnya teknologi bidang Peternakan ii

4 3. Meningkatnya kemampuan SDM peternakan 4. Meningkatkan ketersediaan pangan asal ternak 5. Meningkatkan status kesehatan hewan yang kondusif 6. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing agribisnis peternakan 7. Peningkatan produktifitas petani Sasaran strategis 1. Terbentuknya kawasan-kawasan utama peternakan 2. Penerapan bio teknologi Peternakan 3. Terwujudnya SDM peternakan yang profesional 4. Meningkatnya ketersediaan pangan asal ternak 5. Meningkatnya Pengendalian Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Zoonosis 6. Meningkatnya Peternak/Kelompok yang memiliki akses ke perbankan 7. Meningkatnya Kemitraan Usaha yang Saling Menguntungkan 8. Meningkatnya nilai tambah produk olahan hasil peternakan 9. Meningkatnya diversifikasi usaha petani ternak Pelaksanaan pembangunan harus dapat diukur realisasinya. Karena itu, Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat telah menetapkan Indikator Kinerja pada setiap sasaran strategis sebagai alat ukur atas keberhasilan atau kegagalan pembangunan peternakan di Sumatera Barat selama 5 tahun ( ). Adapun hasil pengukuran keberhasilan atau kegagalan dalam capaian setiap sasaran pembangunan Peternakan di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014 dengan alat ukur Indikator Kinerja adalah sebagai berikut : 1. Terbentuknya kawasan-kawasan utama peternakan diukur melalui 1 indikator kinerja dengan capaian sebesar 100 % (kategori baik). 2. Penerapan bio teknologi peternakan diukur melalui 2 indikator kinerja dengan capaian rata-rata sebesar 100,07 % (kategori baik). 3. Terwujudnya SDM peternakan yang profesional diukur melalui 1 indikator kinerja dengan capaian rata-rata sebesar 101,92 % (kategori sangat baik). 4. Meningkatnya ketersediaan pangan asal ternak diukur melalui 3 indikator kinerja dengan capaian rata-rata 97,99 % (kategori baik). 5. Meningkatnya Pengendalian Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Zoonosis diukur melalui 2 indikator kinerja dengan iii

5 rata-rata capaian 130% (kategori sangat baik). 6. Meningkatnya Peternak/Kelompok yang memiliki akses ke perbankan diukur melalui 2 indikator kinerja dengan capaian rata-rata 130 % (kategori sangat baik) 7. Meningkatnya Kemitraan Usaha yang Saling Menguntungkan diukur melalui 1 indikator kinerja dengan capaian 200 % (kategori sangat baik). 8. Meningkatnya nilai tambah produk olahan hasil peternakan diukur melalui 1 indikator kinerja dengan capaian 107,52% (kategori baik). 9. Meningkatnya diversifikasi usaha petani ternak melalui 1 indikator kinerja dengan capaian 100 % (kategori baik). Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat senantiasa berkomitmen untuk kemajuan pembangunan peternakan di Sumatera Barat dibuktikan dengan penghargaan yang diterima kelompok ternak/ dan tenaga medis/paramedis veteriner seleksi Provinsi yang mampu memperoleh prestasi tingkat nasional dalam pemberian penghargaan Ketahanan PanganTingkat Nasional Tahun 2014, dengan kategori sebagai berikut : 1. Peringkat II ( kedua) kategori Petugas Paramedik Veteriner berprestasi : yang bertugas di Puskeswan KotaBukittinggi. 2. Peringkat II (kedua) Kategori Kelompok Ternak Agribisnis : Kelompok Ternak Kambing Ranting Ameh Kec. Canduang Agam 3. Peringkat 6 (enam) besar kategori Kelompok Ternak Sapi Potong berprestasi : Kelompok Sapi Potong Tanjung Lurah Kec. Salimpaung Kab. Tanah Datar. Selain itu, prestasi yang diperoleh atas capaian kinerja dan pelayanan tahun 2014 antara lain : 1. Peringkat pertama untuk penilaian Petugas Informasi Pasar. 2. Bebasnya Sumatera Barat dari penyakit hewan menular yaitu penyakit Hoq Cholera sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 181/Kpts/PD.620/2/2014 Tentang Pernyataan Provinsi Sumatera Barat Bebas Dari Penyakit Hog Cholera (Classical Swine Fever) 3. Diperolehnya sertifikat akreditasi SNI ISO : 2008 persyaratan umum untuk kompetensi laboratorium Uji UPTD BIB Tuah Sakato sudah mendapat akreditasi dari KAN. 4. MoU antara Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat dengan Asurasnsi Jasindo tentang asuransi sapi. Pada tataran implementasi pencapaian sasaran dilakukan dengan melaksanakan program dan kegiatan pembangunan peternakan. Program dan kegiatan yang iv

6 dilaksanakan Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat pada Tahun 2014 yang bersumber dari dana APBD sebanyak 14 Program yang terdiri dari 110 kegiatan. Capaian kinerja program yang merupakan implementasi untuk mewujudkan target sasaran stategis yang telah ditetapkan dapat diuraikan sebagai berikut : Kinerja Program Tahun 2014 Sasaran 1. Terbentuknya kawasan-kawasan utama peternakan 2. Penerapan bio teknologi Peternakan 3. Terwujudnya SDM peternakan yang profesional diukur Program 1. Program Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Pertanian 2. Program Peningkatan Sarana Prasarana Pembangunan Pertanian 3. Program Pengembangan Teknologi Informasi Pertanian dan Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian Tepat Guna 4. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM Pertanian Capaian Kinerja Program 100% 100,07% 101,92% 4. Meningkatnya ketersediaan pangan asal ternak 5. Meningkatnya Pengendalian Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Zoonosis 6. Meningkatnya Peternak/ Kelompok yang memiliki akses ke perbankan 7. Meningkatnya Kemitraan Usaha yang Saling Menguntungkan 8. Meningkatnya nilai tambah produk olahan hasil peternakan 9. Meningkatnya diversifikasi usaha petani ternak 5. Program Peningkatan Produksi dan Mutu Pertanian Secara Berkelanjutan 6. Program Pengamanan Sumber Daya Hewani 7. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan 8. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing Produksi Pertanian 9. Program Pengamanan Sumber Daya Hewani 99,27% 130% 130% 200% 107,52% 100% Jumlah 118,75% Pelaksanaan Program dan Kegiatan Pembangunan Peternakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014 menghasilkan capaian kinerja sebesar 118,75% atau naik 18,70% dari tahun 2013 dan capaian kinerja keuangan 93,36% atau naik 1,32% dari tahun 2013, dengan rincian v

7 realisasi keuangan yang bersumber dari dana APBD adalah sebagai berikut : belanja tidak langsung Rp (98,63%) dengan realisasi fisik 100% dan realisasi belanja langsung Rp (92,14%) dengan realisasi fisik 100% yang dihitung berdasarkan target pelaksanaan kegiatan dari masing-masing program. Merujuk pada serapan anggaran pembangunan peternakan tersebut diatas maka terdapat sisa anggaran APBD sebesar Rp (6,64%), yang merupakan penghematan (efisiensi). Dalam pengelolaan keuangan dan pelaksanaan pencapaian target program dan kegiatan selama tahun 2014 pada prinsipnya tidak dijumpai hambatan/kendala yang berarti. Hal ini terlihat dari tingkat pencapaian target kinerja keuangan yang cukup tinggi yaitu sebesar 93,36%. Namun dapat dijelaskan kegiatan kegiatan yang pencapaian realisasi keuangannya di bawah 90 % yaitu sebagai berikut : 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Secara keseluruhan program administrasi perkantoran mencapai realisasi sebesar 90,22 % dari anggarannya sebesar Rp ,-. Pada kegiatan Penyediaan Jasa Telekomunikasi Sumber Daya Air,Listrik dan Telepon hanya terealisasi 85,13%, hal ini karena efisiensi. Untuk kegiatan Rapat-rapat Koordinasi terealisasi sebesar 82,30% karena efisiensi perjalanan dinas dalam daerah dan luar negeri. Sedangkan untuk kegiatan Penyediaan Jasa Sopir Kantor terealisasi sebesar 85,24% hal ini karena penyesuaian honor tenaga sopir dengan Peraturan Gubernur tentang Standar Biaya Tahun Sedangkan untuk kegiatan Jasa Pengamanan Kantor yang terealisasi sebesar 88,12% adalah karena pengurangan tenaga piket kantor. 2. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur Pada kegiatan pendidikan dan pelatihan formal terealisasi hanya 56,38%, hal ini disebabkan karena beberapa pelatihan untuk aparatur yang tidak direalisasikan karena tidak ada panggilan/undangan dari lembaga pemerintah terkait dan juga adanya efisiensi perjalanan dinas. 3. Program Peningkatan Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Pada kegiatan Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran SKPD terealisasi sebesar 89,45% adalah karena efisiensi perjalanan dinas dalam daerah, begitu juga dengan kegiatan Monitoring dan Evaluasi Program dan Kegiatan SKPD yang terealisasi sebesar 84,48%. vi

8 4. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian dan Perikanan Pada Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian dan Perikanan realisasi keuangan secara keseluruhan adalah sebesar 94,20%. Namun ada beberapa kegiatan dimana realisasi keuangannya berada di bawah 90%, hal ini karena efisiensi perjalanan dinas seperti pada kegiatan Intensifikasi Pemasaran dan Evaluasi Keberhasilan IB Hasil Semen Beku BIB Tuah Sakato ke Kab/Kota terealisasi sebesar 73,89%, Temu Usaha dan Kerjasama Pengembangan Peternakan dengan realisasi sebesar 84,51% karena adanya efisiensi belanja perjalanan dinas luar negeri. Pada kegiatan Pawai Alegoris yang terealisasi sebesar 87,58% hal ini karena efisiensi pada kegiatan jasa design mobil. Pada kegiatan Pawai Alegoris Tahun 2014 dana yang tersedia untuk kegiatan Jasa Design mobil sebanyak 4 mobil, sementara yang direalisasikan ke pihak ke III hanya untuk 3 buah mobil, sedangkan satu buah mobil yang lain designnya dilaksanakan oleh petugas dari Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat. 5. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pembangunan Pertanian Pada Program Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pembangunan Pertanian realisasi keuangannya adalah sebesar 96,07%. Terdapat kegiatan Pembangunan Pagar dan Penataan Perkarangan Kantor BIB Tuah Sakato, dengan realisasi keuangan sebesar 87,94% hal ini karena adanya sisa tender. Pada kegiatan Pengembangan Kawasan Agrowisata Peternakan realisasi keuangannya sebesar 89,27 % hal ini disebabkan pembelian konsentrat sapi perah hanya 5 (lima) bulan karena pengadaan pakannya sejalan dengan dengan pengadaan sapi perah yang terlaksana pada bulan November 2014 ditambah untuk stock pakan konsentrat sapi perah. 6. Program Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Pertanian Program Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Pertanian realisasi keuangannya adalah sebesar 88,63%. Pada Kegiatan Koordinasi Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Peternakan dengan realisasi keuangan sebesar 84,08% hal ini dikarenakan efisiensi belanja bahan bakar minyak. Pada kegiatan Pengembangan Kawasan Ternak Kambing dengan realisasi keuangan sebesar 86,67% hal ini karena adanya sisa tender pengadaan ternak kambing. Sedangkan pada kegiatan Penyusunan Data Base Sarana Prasarana Teknis Peternakan yang terealiasi sebesar 46,34%, hal ini disebabkan karena honor petugas lapangan tidak dibayarkan, pada kegiatan ini petugas pendamping telah mendapatkan honor pada kegiatan lain, sehingga untuk menghindari vii

9 honor petugas dibayarkan kepada petugas yang sama maka untuk kegiatan ini honor tersebut tidak dibayarkan. 7. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM Pertanian Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM Pertanian realisasi keuangannya adalah sebesar 93,62%. Pada program ini terdapat kegiatan Koordinasi Kebijakan dan Pelaksanaan Kemitraan Perunggasan di Sumatera Barat yang terealisasi sebesar 82,06% hal ini karena Pertemuan Perunggasan Sumatera Barat dilaksnakan di bulan Ramadhan, jadi belanja konsumsi peserta sebagian tidak direalisasikan, sementara untuk perjalanan dinas luar daerah tidak direalisasikan karena perjalanan dinas saat pertemuan ditanggung oleh pusat. Sedangkan pada Kegiatan Penyusunan dan Verifikasi Data Base Calon Penerima Hibah Bidang Peternakan dengan realisasi keuangan sebesar 88,71% hal ini adalah karena efisiensi belanja akomodasi yang tidak lagi dilaksanakan di Hotel sebagaimana Peraturan Menpan yang melarang kegiatan dilakukan di hotel. Pada kegiatan Gelar Teknologi Pekan Nasional Tani dengan realisasi keuangan sebesar 83,66% karena efisiensi perjalanan dinas luar provinsi. 8. Program Peningkatan Produksi dan Mutu Pertanian Secara Berkelanjutan Pada Program Peningkatan Produksi dan Mutu Pertanian Secara Berkelanjutan terdapat kegiatan Pengawasan Mutu Pakan Ternak dengan realisasi keuangan sebesar 80,69% hal ini karena efisiensi dari perjalanan dinas. Kemudian terdapat sisa tender pada kegiatan Peningkatan Populasi Ternak Kambing dengan realisasi keuangan sebesar 69,66%. Sedangkan pada kegiatan Pembinaan dan Penerapan Good farming Practice (GFP) pada kelompok budidaya Sapi Perah dengan realisasi keuangan sebesar 83,52% adalah karena efisiensi perjalanan dinas. Terdapat sisa pengadaan ternak sapi hasil embrio transfer pada kegiatan Replacement Bull pada UPTD BIB Tuah Sakato dengan realisasi keuangan sebesar 70,99%. viii

10 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i RINGKASAN EKSEKUTIF... ii DAFTAR ISI... ix DAFTARTABEL... x BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG DASAR HUKUM MAKSUD DAN TUJUAN KELEMBAGAAN PEMBIAYAAN ANALISIS PERKEMBANGAN STRATEGIS BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA RENCANA STRATEGIS PERJANJIAN KINERJA TAHUN PENETAPAN KINERJA (PK) BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA ANALISIS AKUNTABILITAS KEUANGAN BAB IV PENUTUP KESIMPULAN SARAN LAMPIRAN : 1. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN PENETAPAN KINERJA TAHUN PENGUKURAN KINERJA TAHUN CAPAIAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2014 ix

11 DAFTAR TABEL Tabel : 1.1 PNS Berdasarkan Golongan PNS Menurut Pendidikan Formal Daftar Asset Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat Per 31 Desember Matrik Hubungan antara Misi, Tujuan dan Sasaran Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan Rencana Kinerja Tahunan Penetapan Kinerja (PK) Skala Pengukuran Capaian Sasaran Kinerja Tahun Capaian Kinerja Sasaran Berkembangnya Kawasan Peternakan Persentase Kawasan yang Mempunyai Fasilitas Memadai Tahun Capaian Kinerja Sasaran Penerapan Bioteknologi 30 Peternakan Capaian Kinerja Sasaran Penerapan Bio Teknologi Peternakan Tahun Capaian Kinerja Sasaran Terwujudnya Terwujudnya SDM Peternakan yang Profesional Perkembangan Persentase SDM Peternakan yang Bersertifikat Tahun Capaian Kinerja Sasaran Jumlah Produksi Daging, Produksi Telur dan Persentase Peningkatan Produksi Daging Jumlah Produksi Daging, Produksi Telur dan Persentase Peningkatan Produksi Daging Tahun Capaian Kinerja Sasaran Jumlah Penyakit Hewan Menular Strategis dengan 0 Kejadian dan Penurunan Kasus Penyakit Hewan Menular x

12 3.11 Perkembangan Jumlah Penyakit Hewan Menular Strategis dengan 0 Kejadian dan Penurunan Kasus Penyakit Hewan Menular Tahun Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Peternak/ Kelompok Peternak yang memiliki Akses ke Perbankan Realisasi dan Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Peternak/ Kelompok Peternak yang memiliki Akses ke Perbankan tahun Realisasi Penyaluran KUPS Tahun 2013 dan Realisasi Penyaluran KKPE Tahun 2013 dan Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Kemitraan Usaha yang Saling Menguntungkan Capaian Kinerja Sasaran Persentase Peningkatan Nilai Tambah Harga Produk Olahan Hasil Peternakan Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Persentase Peningkatan Nilai Tambah Harga Produk Olahan Hasil Peternakan Tahun Capaian Kinerja Sasaran Persentase Peternak yang Memiliki Usaha Lebih Dari Satu Realisasi dan Capaian Kinerja Sasaran Persentase Peternak yang Memiliki Usaha Lebih Dari Satu Tahun Perolehan PAD Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat Tahun Perkembangan PAD Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat Tahun Realisasi Belanja APBD Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat Tahun Realisasi keuangan Berdasarkan sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan xi

13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Sumatera Barat Nomor 04 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sumatera Barat, dengan tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang peternakan. Mengacu pada Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat sebagai SKPD Pemerintah Daerah diwajibkan menetapkan target kinerja dan melakukan pengukuran kinerja yang telah dicapai serta menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). LAKIP merupakan wujud akuntabilitas instansi pemerintah yang pedoman penyusunannya ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LAKIP Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat tahun 2014 dimaksudkan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan mandat, visi dan misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan di dalam Rencana Kinerja Tahun 2014, serta sebagai umpan balik untuk perbaikan kinerja Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat pada tahun mendatang. Pelaporan kinerja juga dimaksudkan sebagai media untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat dalam satu tahun anggaran kepada masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya. Target kinerja yang harus dicapai Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat tahun 2014, yang merupakan penjabaran dari visi, misi, dan tujuan yang telah dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Tahun dan Rencana Kerja (Renja) Tahun Pengukuran pencapaian kinerja bertujuan untuk mendorong SKPD Pemerintah Daerah dalam meningkatkan transparansi, akuntabilitas dan efektifitas dari kebijakan dan program serta dapat menjadi masukan dan umpan balik bagi pihakpihak yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan kinerja SKPD Pemerintah Daerah. Oleh karena itu, substansi penyusunan LAKIP didasarkan pada hasil-hasil capaian indikator kinerja pada masing-masing unit satuan kerja yang ada di lingkungan 1

14 Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat. 1.2 DASAR HUKUM Landasan hukum penyusunan LAKIP Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat adalah sebagai berikut : 1. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan Dan Kesehatan Hewan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Sisten Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 3. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 5. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 4 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sumatera Barat. 6. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 10 tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. 7. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 1 tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Tahun Anggaran Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 65 Tahun 2012 tentang Pedoman Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat MAKSUD DAN TUJUAN Maksud penyusunan LAKIP Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat ini adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik atas pengelolaan anggaran dan pelaksanaan program/kegiatan dalam rangka mencapai visi dan misi Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat. Tujuan penyusunan LAKIP adalah untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja kegiatan dan sasaran Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan kemudian dirumuskan beberapa rekomendasi. Diharapkan rekomendasi yang dihasilkan dari LAKIP ini dapat menjadi salah satu masukan dalam menetapkan kebijakan dan strategi yang akan datang sehingga dapat meningkatkan kinerja Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat. 2

15 1.4. KELEMBAGAAN Kelembagaan menjadi faktor penentu dalam mencapai keberhasilan kinerja Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat. Kelembagaan menyangkut aspek organisasi, sumber daya manusia, sarana prasarana dan keuangan STRUKTUR ORGANISASI Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Sumatera Barat Nomor 04 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sumatera Barat, dengan tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang peternakan. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sumatera Barat, Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat mempunyai kedudukan, tugas dan fungsi sebagai berikut : a) Kedudukan Dinas Peternakan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. b) Tugas Dinas Peternakan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang peternakan. c) Fungsi 1) Perumusan kebijakan teknis bidang Peternakan; 2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Peternakan; 3) Pembinaan dan fasilitasi bidang Peternakan lingkup Provinsi dan Kabupaten/Kota; 4) Pelaksanaan kesekretariatan Dinas; 5) Pelaksanaan tugas di bidang Peternakan; 6) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang Peternakan; 7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya. Struktur organisasi Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat, sebagaimana Peraturan 3

16 Gubernur Provinsi Sumatera Barat Nomor 110 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas Kepala Dinas, Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Seksi Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat adalah sebagai berikut : 1. Kepala Dinas mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas, menyelenggarakan penetapan kebijakan teknis dinas sesuai dengan kebijakan umum Pemerintah Daerah, menyelenggarakan perumusan dan penetapan pemberian dukungan tugas atas penyelenggaraan pemerintahan Daerah di bidang Peternakan, menyelenggarakan penetapan program kerja dan rencana pembangunan Peternakan; menyelenggarakan fasilitasi yang berkaitan dengan penyelenggaraan program, kesekretariatan, kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner, usaha pengolahan dan pemasaran hasil, produksi peternakan, sumberdaya dan teknologi; menyelenggarakan koordinasi kegiatan teknis sosial; menyelenggarakan koordinasi dan pembinaan UPTD; menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait dan menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Kepala Dinas, membawahi : 1) Sekretariat; 2) Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner; 3) Bidang Bina Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil; 4) Bidang Produksi Peternakan; 5) Bidang Penyuluhan dan Pengelolalan Kawasan; 6) UPTD. 2. Sekretaris mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang program, keuangan, umum dan keuangan. Sekretaris mempunyai fungsi : a. Penyelenggaraan koordinasi perencanaan dan program dinas; b. Penyelenggaraan pengkajian perencanaan dan program kesekretariatan; c. Penyelenggaraan pengelolaan urusan keuangan, umum dan kepegawaian; dengan rincian tugas Sekretaris : a. Menyelenggarakan pengkajian serta koordinasi perencanaan dan program Dinas; b. Menyelenggarakan pengkajian perencanaan dan program kesekretariatan; 4

17 c. Menyelenggarakan pengelolaan administrasi keuangan; d. Menyelenggarakan pengkajian anggaran belanja; e. Menyelenggarakan pengendalian administrasi belanja; f. Menyelenggarakan pengelolaan administrasi kepegawaian; g. Menyelenggarakan penatausahaan, kelembagaan dan ketatalaksanaan; h. Menyelenggarakan pengelolaan urusan rumah tangga dan perlengkapannya; i. Menyelenggarakan penyusunan bahan rancangan pendokumentasian peraturan perundang-undangan, pengelolaan perpustakaan, protokol dan hubungan masyarakat; j. Menyelenggarakan pengelolaan naskah dinas dan kearsipan; k. Menyelenggarakan pembinaan Jabatan Fungsional; l. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; m. Menyelenggarakan pengkajian bahan Rencana Strategis, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), LKPJ dan LPPD Dinas; n. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait; o. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Sekretaris membawahi : a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; b. Sub Bagian Keuangan; c. Sub Bagian Program. 3. Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengendalian dan pemberantasan penyakit hewan, pelayanan medik dan pengawasan obat hewan, dan kesehatan masyarakat veteriner. Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengendalian dan pemberantasan penyakit hewan; b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pelayanan medik dan pengawasan obat hewan; c. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang kesehatan masyarakat veteriner; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan 5

18 fungsinya. dengan rincian tugas : a. Menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner; b. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis pembinaan Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner; c. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner; d. Menyelenggarakan fasilitasi Kesehatan Hewan dan Kesehatan masyarakat Veteriner; e. Menyelenggarakan koordinasi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner; f. Menyelenggarakan fasilitasi dan pengembangan Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner; g. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; h. Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner; i. Menyelenggarakan koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan di Kabupaten/Kota; j. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait; k. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, membawahi : a. Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Hewan; b. Seksi Pelayanan Medik dan Pengawasan Obat Hewan; c. Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner. 4. Kepala Bidang Bina Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang permodalan investasi dan perizinan, informasi, promosi dan pengembangan usaha, dan pasca panen pengolahan hasil dan standarisasi. Kepala Bidang Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang permodalan investasi dan perizinan; b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di 6

19 bidang informasi, promosi dan pengembangan usaha; c. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang Pasca panen pengolahan hasil dan standarisasi; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan fungsinya. dengan rincian tugas : a. Menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil; b. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis pembinaan Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil; c. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil; d. Menyelenggarakan fasilitasi Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil; e. Menyelenggarakan koordinasi Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil; f. Menyelenggarakan fasilitasi dan pengembangan Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil; g. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; h. Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil; i. Menyelenggarakan koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan di Kabupaten/Kota; j. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait; k. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Kepala Bidang Bidang Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil, membawahi : a. Seksi Permodalan Investasi dan Perizinan; b. Seksi Informasi, Promosi dan Pengembangan usaha; c. Seksi Pasca Panen Pengolahan Hasil dan Standarisasi. 5. Kepala Bidang Produksi Peternakan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pakan ternak, perbibitan dan budidaya. Kepala Bidang Produksi Peternakan mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang Pakan Ternak; b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di 7

20 bidang perbibitan; c. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang budidaya. d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan fungsinya. dengan rincian tugas : a. Menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Produksi Peternakan; b. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis pembinaan Produksi Peternakan; c. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi Produksi Peternakan; d. Menyelenggarakan fasilitasi Produksi Peternakan; e. Menyelenggarakan koordinasi Produksi Peternakan; f. Menyelenggarakan fasilitasi dan pengembangan Produksi Peternakan; g. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; h. Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Produksi Peternakan; i. Menyelenggarakan koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan di Kabupaten/Kota; j. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait; k. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Kepala Bidang Produksi Peternakan, membawahi : a. Seksi Pakan Ternak; b. Seksi Perbibitan; c. Seksi Budidaya. 6. Kepala Bidang Penyuluhan dan Pengelolalan Kawasan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan pengembangan sumberdaya, sarana prasarana, optimalisasi pengelolaan kawasan peternakan dan penguatan kelembagaan. Kepala Bidang Penyuluhan dan Pengelolalan Kawasan mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan pengembangan Sumberdaya; b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan pengembangan Sarana Peternakan; c. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan 8

21 penguatan Kelembagaan serta Pengelolaan Kawasan. dengan rincian tugas : a. Menyelenggarakan pengkajian program kerja bidang Penyuluhan dan Pengelolalan Kawasan; b. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis pembinaan Sumberdaya, Sarana, serta Penguatan Kelembagaan dan Pengelolaan Kawasan; c. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi dalam pengembangan Sumberdaya, serta Penguatan Kelembagaan dan Pengelolaan Kawasan; d. Menyelenggarakan fasilitasi pelaksanaan pengembangan Penyuluhan dan Pengelolalan Kawasan; e. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; f. Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan bidang Penyuluhan dan Pengelolalan Kawasan g. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait; h. Menyelenggarakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Kepala Bidang Penyuluhan dan Pengelolalan Kawasan membawahi : a. Seksi Kompetensi Teknis b. Seksi Pengelolaan Kawasan dan Kelembagaan c. Seksi Sarana Prasarana dan Teknologi. 7. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) 8. Kelompok Jabatan Fungsional yang terdiri dari : a. Medik Veteriner b. Paramedik Veteriner c. Pengawas mutu bibit ternak d. Pengawas mutu pakan ternak Unit Pelaksana Teknis Dinas Peternakan sebagaimana diatur dalam Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 8 Tahun 2012 tentang perubahan atas Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 70 Tahun 2009 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat terdiri dari : 1. UPTD Balai Pembibitan Pengembangan dan Makanan Ternak. 2. UPTD Balai Laboratorium Kesehatan dan Klinik Hewan. 3. UPTD Balai Inseminasi Buatan Tuah Sakato. 9

22 4. UPTD Rumah Potong Hewan (RPH) Modern Secara lengkap struktur dan organisasi Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat dapat dilihat pada gambar berikut ini : KEPALA DINAS Drh. Erinaldi, MM KELOMPOK JABATAN FUNSIONAL SEKRETARIS Ir. Esmiralda Anis KA.SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN Isnandar Putra, S.Pt KA.SUB BAGIAN KEUANGAN Sulastri Endang R. SE KA SUB BAGIAN PROGRAM Darmayanti, S.Pt KEPALA BIDANG KESEHATAN HEWAN DAN KESMAVET KEPALA BIDANG BINA USAHA PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL KEPALA BIDANG BINA PRODUKSI PETERNAKAN Drh. M. Kamil, MP Ir. Harmen Afrizal Arman, S.Pt, MP KEPALA BIDANG BINA PENYULUHAN DAN PENGELOLAAN KAWASAN Ir. Zulhasmi KASI PENGENDALIAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT HEWAN Drh. Syaharudin Gafar, MM KASI PERMODALAN INVESTASI DAN PERIZINAN KASI PAKAN TERNAK KASI PENYULUHAN DAN DIKLAT Lina Marni, S.Pt Ir. Elda Catur Ir. Petra KASI PELAYANAN MEDIK DAN PENGAWASAN OBAT HEWAN KASI INFORMASI, PROMOSI DAN PENGEMBANGAN USAHA KASI PERBIBITAN KASI SARANA PRASARANA Drh. Betty Indah P, Ir. Desrianti Ir. Dameria, MP Ir. Hilman KASI KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER KASI PASCA PANEN PENGOLAHAN HASIL DAN STANDARISASI KASI PENYEBARAN DAN PENGEMBANGAN KASI PENGELOLAAN KAWASAN Drh. Catri Eriyani Ir. Elwida, MM Ir.Lasmi Karmila Ir. Rozana Podesta UPTD BIB TS UPTD BLKKH UPTD BPPMT UPTD RPHM Gambar 1. Struktur Organisasi Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat SUMBER DAYA MANUSIA Pegawai Negeri Sipil Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2014 berjumlah 155 orang. Berdasarkan struktur organisasi perinciannya adalah 1 orang Kepala Dinas (Eselon IIa), 1 orang Sekretaris (Eselon III), 4 orang Kepala Bidang (Eselon III), 4 orang Kepala UPTD (Eselon III), 27 orang Kasi/Kasubbag (Eselon) IV, dan 118 orang staf/pelaksana. Komposisi berdasarkan jenis kelamin adalah laki-laki sebanyak 85 orang dan perempuan sebanyak 70 orang. Komposisi PNS menurut pangkat/golongan dan pendidikan disajikan dalam tabel berikut : Tabel 1.1. PNS Berdasarkan Golongan No. Golongan Jumlah (Orang) 10

23 1. Golongan I 5 2. Golongan II Golongan III Golongan IV 22 Tabel 1.2. PNS Menurut Pendidikan Formal No. Pendidikan Formal Jumlah (Orang) 1. Sekolah Dasar (SD) 7 2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 7 3. Sekolah Menengah Umum/Kejuruan D III/ Sarmud 7 5. Strata Strata PRASARANA/SARANA Aset tetap yang berada dalam penguasaan Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat sangat penting dalam upaya mendukung tugas dan fungsi. Aset Tetap mencakup golongan : Tanah; Peralatan dan Mesin; Gedung dan Bangunan; Jalan, Irigasi dan Jaringan; Aset tetap Lainnya. Adapun data rekapitulasi aset tetap berdasarkan golongan pembidangan barang per awal Januari 2015 dapat dilihat pada Tabel

24 Tabel

25 DAFTAR ASET DINAS PETERNAKAN PROVINSI SUMATERA BARAT Per 31 Desember 2014 NO. NAMA/JENIS BARANG JUMLAH HARGA (Rp.) ASET TETAP I TANAH 5 Unit II PERALATAN DAN MESIN Unit Alat-alat Berat 1 Unit Alat-alat Angkutan Darat Bermotor 25 Unit Alat-alat Angkutan Darat Tidak Bermotor 22 Unit Alat-alat Bengkel 5 Unit Alat-alat Pengolahan Pertanian dan 22 Unit Peternakan 6 Peralatan Kantor 46 Unit Perlengkapan Kantor 158 Unit Komputer 100 Unit Meubelair 786 Unit Peralatan Dapur 27 Unit Penghias Rumah Tangga 5 Unit Alat-alat Studio 30 Unit Alat-alat Komunikasi 9 Unit Alat-alat Ukur 11 Unit Alat-alat Kedokteran 28 Unit Alat-alat Laboratorium 119 Unit Alat-alat Persenjataan/Keamanan 1 Unit III Gedung dan Bangunan 37 Unit Gedung dan Bangunan 7 Unit Gedung Rumah Dinas 12 Unit Gedung Gudang 2 Unit Atap, Parkir, Garase, Pagar - Unit - 5 Konstruksi/Pembelian Sarana Umum 16 Unit IV Jalan, Jaringan dan Instalasi V Aset Tetap Lainnya Buku dan Kepustakaan 688 Buku Hewan/Ternak dan Tanaman 653 Ekor VI Aset Lainnya Alat-alat Angkutan Darat Bermotor Gedung dan Bangunan JUMLAH PEMBIAYAAN 13

26 Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya, pada tahun 2014 Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat didukung oleh anggaran yang bersumber dari APBD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014 sejumlah Rp ,- dan APBN Tahun 2014 sejumlah Rp ,- 1.6 ANALISIS PERKEMBANGAN STRATEGIS Usaha peternakan berperan penting dalam penyediaan pangan protein hewani, terutama daging, telur, dan susu. Protein hewani bermanfaat sebagai sumber energi dalam beraktifitas, pertumbuhan sel dan jaringan serta cadangan energi tubuh. Hingga kini pemenuhan protein hewani tidak dapat digantikan dengan zat yang lain. Berdasarkan hasil Widya Karya Pangan dan Gizi tahun 2004 norma gizi protein hewani dianjurkan 15 gram/kapita/hari terdiri dari 9 gram/kapita/hari berasal dari komoditi perikanan dan 6 gram/kapita/hari berasal dari komoditi peternakan. Konsumsi protein hewani asal ternak sebanyak 6 gram/kapita/hari atau setara dengan 10,3 kg daging/kapita/tahun, 6,5 kg telur/kapita/tahun, dan 7,2 kg susu/kapita/tahun (Direktorat Jendral Peternakan, 2006) Jumlah konsumsi protein hewani di Sumatera Barat 7,01 gr/orang/hari. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan standar Widya Karya Pangan dan Gizi tahun Dan angka konsumsi protein hewani Sumatera Barat lebih rendah jika dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia, Thailand, dan Filipina yang ratarata 10 gr/orang/hari. Dengan demikian usaha peternakan masih berpotensi untuk dikembangkan. Subsektor Peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian, yaitu mencakup perunggasan (misalnya ayam dan itik), ruminansia kecil (misalnya kambing dan domba) dan ruminansia besar (misalnya sap i dan kerbau). Disamping itu, juga termasuk produk turunannya seperti susu dan telur. Subsektor peternakan Provinsi Sumatera Barat cukup berpengaruh secara nasional. Pada tahun 2014, populasi sapi potong Sumatera Barat mencapai 2,65% dari populasi nasional. Produksi daging 2,07% dari produksi nasional dan produksi telur 4,27% dari produksi telur nasional. Pelayanan Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat tidak hanya menjamin ketersediaan produksi hasil ternak tapi juga menjamin standar mutu produk hasil ternak yang aman, sehat, utuh dan halal. Undang-undang No. 18 Tahun 2009 tentang 14

27 Peternakan dan Kesehatan Hewan mengamanatkan bahwa semua pemotongan hewan ternak harus dilaksanakan di Rumah Potong Hewan. Hal ini untuk menjamin standar mutu aman, sehat, utuh dan halal tersebut. Karena itu Rumah Potong Hewan juga harus memenuhi standarisasi Nomor Kontrol Veteriner. Saat ini dari 13 RPH Ruminansia di Sumatera Barat masih sedikit atau baru 6 RPH yang ber-nkv. Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat sebagai penerbit NKV sangat berkepentingan agar semua RPH di Sumatera Barat dapat memenuhi standar tersebut. Kendala pembangunan peternakan saat ini adalah kapasitas sumber daya manusia yang terbatas (kebanyakan bukan pekerjaan utama tetapi merupakan pendukung sektor pertanian) dan teknologi. Masyarakat peternak perlu difasilitasi dan dibina dalam upaya meningkatkan kualitas budidaya, pemberian nilai tambah komoditas peternakan, dan diversifikasi produk yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk peternakan, sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan peternak. Kendala lain adalah masih masih banyak beredar produk hasil peternakan yang tidak memenuhi standar keamanan pangan serta ancaman kematian ternak karena penyakit hewan menular. 15

28 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu berisi visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi yang dilaksanakan melalui kebijakan dan program SKPD. RENSTRA Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat merupakan perencanaan jangka panjang dan bersifat global yang perlu dijabarkan dalam perencanaan yang lebih mikro, operasional, dan berjangka pendek dalam satu tahunan berupa Rencana Kinerja Tahunan RENCANA STRATEGIS TAHUN Rencana Stategis Dinas Peternakan Prov. Sumatera Barat Tahun mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Barat Tahun Pembangunan subsektor peternakan yang tercantum dalam RPJMD Sumatera Barat dilaksanakan melalui 5 (lima) program prioritas, yaitu : (1) Program Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Peternakan; (2) Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Pembangunan Pertanian; (3) Program Prioritas 3: Pengembangan Teknologi Informasi Pertanian dan Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian Tepat Guna; (4) Program Prioritas 4 : Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM Pertanian; (5) Program Prioritas 5 : Peningkatan Produksi dan Mutu Pertanian Secara Berkelanjutan; (6) Program Prioritas 6: Pengamanan Sumberdaya Hewani; (7) Program Prioritas 7 : Peningkatan Pemasaran Hasil Produk Peternakan; (8) Program Prioritas 8 : Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing Produksi Pertanian; (9) Program Prioritas 9 : Pengembangan Satu Petani Satu Sapi. Untuk mendukung program diatas, maka telah ditetapkan visi, misi tujuan/sasaran kebijakan pembangunan peternakan Provinsi Sumatera Barat VISI Dalam rangka memberikan arah pandangan kedepan terkait dengan kinerja dan peranan Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat serta untuk memberikan gambaran tentang kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat, maka perlu dirumuskan visi SKPD yang mencerminkan keadaan yang ingin dicapai pada akhir periode perencanaan. Visi dimaksud juga diperlukan untuk menyatukan persepsi dan fokus arah tindakan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi setiap unit kerja dan individu serta sebagai panduan serta acuan dalam menjalankan tugas dan fungsi dalam mencapai sasaran atau target yang ditetapkan. Visi yang dirumuskan tentunya harus selaras dengan arah 15

29 kebijakan dan program pembangunan daerah yang ditetapkan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sumatera Barat Visi Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat adalah: Sumbar Sebagai Sentra Pengembangan Ternak Unggul untuk Memperkuat Ketahanan Pangan Hewani dan Kesejahteraan Masyarakat Peternakan " MISI Sejalan dengan visi Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat, maka diperlukan rumusan mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi yang mencerminkan apa yang akan dapat dicapai (pada level dampak) dan bagaimana mencapainya dalam periode tertentu, beserta ukuran-ukuran pencapaiannya. Misi yang dirumuskan menggambarkan tindakan atau upaya sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat. Selanjutnya misi diharapkan dapat menjadi pedoman untuk mencapai tujuan, sasaran, strategi, kebijakan dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat, yaitu : 1. Mengembangkan kawasan utama peternakan 2. Mengembangkan BioTeknologi peternakan 3. Meningkatkan kemampuan SDM peternakan 4. Meningkatkan produksi dan produktivitas ternak berbasis sumber daya lokal yang berkelanjutan 5. Mengembangkan agribisnis peternakan yang berdaya saing 6. Meningkatkan kesejahteraan petani TUJUAN Tujuan merupakan kondisi yang ingin diwujudkan oleh Dinas Peternakan Sumatera Barat pada lima tahun mendatang, dimana tujuan tersebut selaras dengan visi dan misi. Perumusan tujuan menggambarkan hasil-hasil serta manfaat yang akan diberikan oleh Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat. Dengan berdasarkan pada hasil analisis lingkungan internal dan eksternal, maka tujuan strategis Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat dirumuskan sebagai berikut : 1. Berkembangnya kawasan peternakan 2. Berkembangnya teknologi bidang Peternakan 3. Meningkatnya kemampuan SDM peternakan 4. Meningkatkan ketersediaan pangan asal ternak 16

30 5. Meningkatkan status kesehatan hewan yang kondusif 6. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing agribisnis peternakan 7. Peningkatan produktifitas petani SASARAN STRATEGIS Sasaran yang hendak dicapai atau dihasilkan oleh Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat dalam kurun waktu 5 tahun ( ), dapat dirumuskan berdasarkan tujuan yang ada, yaitu : Tujuan 1 : Berkembangnya kawasan peternakan Dalam rangka mewujudkan tujuan ini, maka sasaran strategisnya adalah: Terbentuknya kawasan-kawasan utama peternakan Tujuan 2 : Berkembangnya teknologi bidang Peternakan Dalam rangka mewujudkan tujuan ini, maka sasaran strategisnya adalah: Penerapan bio teknologi Peternakan Tujuan 3 : Meningkatnya kemampuan SDM peternakan Dalam rangka mewujudkan tujuan ini, maka sasaran strategisnya adalah: Terwujudnya SDM peternakan yang profesional Tujuan 4 : Meningkatkan ketersediaan pangan asal ternak Dalam rangka mewujudkan tujuan ini, maka sasaran strategisnya adalah: Meningkatnya ketersediaan pangan asal ternak Tujuan 5 : Meningkatkan status kesehatan hewan yang kondusif Dalam rangka mewujudkan tujuan ini, maka sasaran strategisnya adalah: Meningkatnya Pengendalian Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Zoonosis Tujuan 6 : Meningkatkan nilai tambah dan daya saing agribisnis peternakan Dalam rangka mewujudkan tujuan ini, maka sasaran strategisnya adalah: a. Meningkatnya Peternak/Kelompok yang memiliki akses ke perbankan b. Meningkatnya Kemitraan Usaha yang Saling Menguntungkan c. Meningkatnya nilai tambah produk peternakan Tujuan 7 : Peningkatan produktifitas petani Dalam rangka mewujudkan tujuan ini, maka sasaran strategisnya adalah: Meningkatnya diversifikasi usaha petani ternak 17

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

(Rp.) , ,04

(Rp.) , ,04 LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN APBD PROVINSI SUMATERA BARAT BELANJA LANGSUNG URUSAN : PILIHAN ( PERTANIAN ) KEADAAN S/D AKHIR BULAN : DESEMBER 2015 DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) 2013 J l. A h m a d Y a n i N o. 2 0 2 S u r a b a y a T e l p ( 0 3 1 ) 8 2 9 2 5 4 5 F a x ( 0 3 1 ) 8 2 9 1 8 5 3 e m a i l : d i s n a k @

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu

Lebih terperinci

BAB II. PERJANJIAN KINERJA

BAB II. PERJANJIAN KINERJA BAB II. PERJANJIAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS TAHUN 2009-2014 Rencana Stategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 2014 mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN KOTA BLITAR TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas tersusunnya Laporan Kinerja

Lebih terperinci

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1 Kota Prabumulih 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Keinginan Pemerintah dan tuntutan dari publik saat ini adalah adanya transparansi dan akuntabilitas terhadap pengelolaan keuangan negara. Dasar dari

Lebih terperinci

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus

(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus BAB XII DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 224 Susunan Organisasi Dinas Pertanian dan Peternakan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian

Lebih terperinci

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari rangkaian mekanisme

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 113 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN KOTA PEKANBARU

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI KEGIATAN APBN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 KEADAAN s/d AKHIR BULAN : DESEMBER 2015

LAPORAN REALISASI KEGIATAN APBN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 KEADAAN s/d AKHIR BULAN : DESEMBER 2015 LAPORAN REALISASI KEGIATAN APBN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 KEADAAN s/d AKHIR BULAN : DESEMBER 2015 SKPD : DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA BARAT REALISASI RUPIAH MURNI REALISASI

Lebih terperinci

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur :

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA. Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur : BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI 3.1.1. Capaian Kinerja Berikut ini merupakan gambaran umum pencapaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur : Tujuan 1 Sasaran : Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Pada bab ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan

Lebih terperinci

DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 2021 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN Jln. Rasuna Said No. 68

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT DINAS PETERNAKAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT DINAS PETERNAKAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT DINAS PETERNAKAN Jln. Rasuna Said No. 68 Padang, Telp. 0751-28077 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Pada bab ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 127 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 127 TAHUN 2016 TENTANG -1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 127 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PETERNAKAN ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

Lebih terperinci

DOKUMEN PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN ANGGARAN 2014

DOKUMEN PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN ANGGARAN 2014 KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

DOKUMEN PENETAPAN KINERJA

DOKUMEN PENETAPAN KINERJA KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 31 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 429 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk pelaksanaan lebih lanjut Peraturan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK PEMERINTAH KABUPATEN SIAK DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2016 1 KATA PENGANTAR Kewajiban penyusunan Perjanjian Kinerja didasarkan pada Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PETERNAKAN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN (Revisi Kedua)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PETERNAKAN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN (Revisi Kedua) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PETERNAKAN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2010 2015 (Revisi Kedua) PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT DINAS PETERNAKAN Jln. Rasuna Said No. 68 Padang, Telp. 0751-28077

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) 351191 Tegal - 52111 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor Kelautan dan Pertanian secara kontinyu dan terarah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bontang, Desember 2015 Kepala, Ir. Hj. Yuli Hartati, MM NIP LAKIP 2015, Kantor Ketahanan Pangan Kota Bontang

KATA PENGANTAR. Bontang, Desember 2015 Kepala, Ir. Hj. Yuli Hartati, MM NIP LAKIP 2015, Kantor Ketahanan Pangan Kota Bontang KATA PENGANTAR Dengan Mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2015 Kantor Ketahanan Pangan Kota Bontang telah selesai disusun.

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2014 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2015 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

.000 WALIKOTA BANJARBARU

.000 WALIKOTA BANJARBARU SALINAN.000 WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA BANJARBARU DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PETERNAKAN KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN KANTOR SERTA SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN BENGKAYANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA :

OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA : OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA : WORKSHOP PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA RABIES DINAS PETERNAKAN KAB/KOTA SE PROVINSI ACEH - DI

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintahan yang akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan aspirasi serta cita-cita masyarakat dalam mencapai masa depan yang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA ( RENJA )

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA ( RENJA ) Pemerintah Kabupaten Blitar PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA ( RENJA ) DINAS PERTERNAKAN KABUPATEN BLITAR TAHUN 2017 Jl. Cokroaminoto No. 22 Telp. (0342) 801136 BLITAR 1 KATA PENGANTAR Puji syukur

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIT 11 (LANTAI 2 DAN 3)

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN

Lebih terperinci

I. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016

I. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016 I. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016 A. Program. Sebagai upaya untuk mewujudkan sasaran pembangunan peternakan ditempuh melalui 1 (satu) program utama yaitu Program Pengembangan Agribisnis. Program ini bertujuan

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 12 Tahun : 2011 Seri : D PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Uraian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Uraian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Uraian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Pembangunan Peternakan Provinsi Jawa Timur selama ini pada dasarnya memegang peranan penting dan strategis dalam membangun

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 21 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 21 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI,

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 103TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 17 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN KATINGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 7 Juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lebih terperinci

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH II. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 01. A. KEBIJAKAN PROGRAM Pada Urusan pilihan Pertanian diarahkan pada Peningkatan produksi pertanian dan pemberdayaan petani lokal serta peningkatan akses modal dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KOTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A Gambaran Umum

BAB I PENDAHULUAN. A Gambaran Umum BAB I PENDAHULUAN A Gambaran Umum Berkenaan dengan upaya penguatan akuntabilitas sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH [ L K j I P LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SKPD DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN BANYUASIN 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016 KATA PENGANTAR Alhamdullilah, puji syukur kehadirat

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN (Berdasarkan Peraturan Bupati Sigi Nomor 28 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah) A.

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKjIP) 2016 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN

LAPORAN KINERJA (LKjIP) 2016 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT LAPORAN KINERJA (LKjIP) 2016 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN LAHAT Jalan Pramuka no.063 Tr.Kemambang Lahat Telepon/Fax (0731) 321886 Kode

Lebih terperinci

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA ACEH,

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA ACEH, PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 18 TAHUN 2001 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA DINAS PETERNAKAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2.

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2. BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PANGAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN CILACAP

Lebih terperinci

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. CAPAIAN KINERJA SKPD Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timnur untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis SKPD sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN BAB II GAMBARAN PELAYANAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN II.1. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP DASAR HUKUM PEMBENTUKAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP Kantor Lingkungan Hidup

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2015

PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2015 PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN ANGGARAN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pengintegrasian Rencana Kerja Pembangunan Perkebunan,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pengintegrasian Rencana Kerja Pembangunan Perkebunan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam rangka pengintegrasian Rencana Kerja Pembangunan Perkebunan, Pertanian, Peternakan, Perikanan,dan Kehutanan Kota Prabumulih, wajib menyusun dokumen Rencana Kerja

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) Instansi Visi : Dinas, : Terwujudnya Masyarakat Yang Sehat dan Produktif Melalui Pembangunan, Kelautan dan yang Berwawasan agribisnis dan Berbasis Sumberdaya lokal Misi 1. Meningkatkan

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2013

LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2013 LAPORAN TAHUNAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Laporan Tahunan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN, PERTANIAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN A. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi A.1. Kedudukan 1. Dinas Pertanian dan Peternakananian merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang Pertanian

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014 BAB I Pendahuluan Bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued yang sedang dihadapi organisasi. 1.1 Latar

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semarang, Pebruari 2014 KEPALA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH

KATA PENGANTAR. Semarang, Pebruari 2014 KEPALA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 disusun dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, KEHUTANAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN

Lebih terperinci

Bagian Kesatu Kepala Balai Pasal 94 (1) Kepala Balai mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan kegiatan teknis operasional Dinas

Bagian Kesatu Kepala Balai Pasal 94 (1) Kepala Balai mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan kegiatan teknis operasional Dinas BAB XXI BALAI PENGEMBANGAN PETERNAKAN PADA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI BANTEN Pasal 93 Susunan Organisasi Balai Pengembangan Peternakan dan Pelayanan Kesehatan Hewan terdiri dari : a. Kepala

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PADA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA BARAT

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PADA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA BARAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PADA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PROVINSI SUMATERA BARAT PEMERINTAH PROPINSI SUMATERA BARAT DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN Jln.

Lebih terperinci

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN JL. Soekarno Hatta no Telp. (0321) , Fax (0321)

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN JL. Soekarno Hatta no Telp. (0321) , Fax (0321) PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN JL. Soekarno Hatta no. 168 172 Telp. (0321) 861784, 861334 Fax (0321) 867163 JOMBANG 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) DINAS PETERNAKAN

Lebih terperinci