at Blessing KJKS Madani, whether included in the group who deserve credit or groups who do not deserve credit. This analysis was done with the help of

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "at Blessing KJKS Madani, whether included in the group who deserve credit or groups who do not deserve credit. This analysis was done with the help of"

Transkripsi

1 ANALISIS PENILAIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPERNGARUHI PEMBERIAN KREDIT PADA USAHA MIKRO DENGAN MODEL DISKRIMINAN PADA KJKS BERKAH MADANI RITA SAHARAH MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI, JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS GUNADARMA ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi layak tidaknya pemberian kredit untuk usaha mikro pada KJKS Berkah Madani. Penelitian menggunakan 100 sampel yang didapat langsung dari KJKS Berkah Madani, yang diambil dengan menggunakan teknik Random Sampling. The Discriminant Analysis for Two Group digunakan untuk menganalisis kelayakan pemberian kredit pada KJKS Berkah Madani, apakah termasuk dalam kelompok yang layak mendapatkan kredit atau kelompok yang tidak layak mendapatkan kredit. Analisis ini dikerjakan dengan bantuan software SPSS versi 17. Hasil pengujian terhadap hipotesis penelitian menunjukkan bahwa variabel Usia, Waktu dan Jaminan yang mempengaruhi layak tidaknya pemberian kredit, sedangkan variabel lainnya yaitu variabel Pinjaman, Angsuran dan variabel Tanggungan tidak memperngaruhi layak tidaknya pemberian kredit. Kata Kunci : Faktor yang Mempengaruhi Pemberian Kredit, Analisis Diskriminan. ABSTRACT This study aimed to determine the factors that influence whether or not giving proper credit to micro businesses on Blessing KJKS Madani. Research using 100 samples obtained directly from KJKS Blessing Madani, who was taken by using Random Sampling technique. The Discriminant Analysis for Two Groups are used to analyze the feasibility of granting loans

2 at Blessing KJKS Madani, whether included in the group who deserve credit or groups who do not deserve credit. This analysis was done with the help of SPSS software version 17. Results of hypothesis testing showed that the variables age, times and assurance that influence whether or not credits worthy, while other variables are variable loans, installment and Dependant variables did not hamper the proper of the credit. Keywords: Factors Affecting the Provision of Credit, Discriminant Analysis. PENDAHULUAN Masa sekarang ini, dimana setiap orang tidak langsung bisa bekerja setelah lulus sekolah ataupun kuliah. Karena sulitnya mendapatkan pekerjaan secara cepat dan mudah. Tetapi hal tersebut tidak membuat mereka berkecil hati untuk terus berusaha. Sekarang ini banyaknya masyarakat yang lebih berminat menjadi wirausaha atau wiraswasta daripada menunggu panggilan kerja. Karena dengan sedikit keahlian yang dimiliki oleh mereka membuat mereka berfikir untuk membuka usaha sendiri walaupun dengan modal seadanya. Tetapi sudah banyak lembaga keuangan bank atau lembaga keuangan bukan bank yang memberikan pinjaman kredit bagi mereka yang mau membuka usaha sendiri. Misalnya koperasi jasa keuangan syariah, yang juga memberikan pelayanan untuk meminjamkan uang kepada usaha mikro dan kecil untuk mengembangkan usahanya. Hanya dengan beberapa persyaratan yang tidak terlalu rumit. Pemerintah sendiri pun sudah mencanangkan program bagi masyarakat untuk membuka lapangan pekerjaan bagi dirinya sendiri ataupun untuk orang dilingkungan sekitarnya. Dilihat dari sistem usaha koperasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya, maka hal itu sangat cocok dengan sistem ekonomi syariah. Ekonomi syariah yang menggunakan prinsip bagi hasil (profit sharing) tidak memberatkan bagi siapapun yang terlibat dalam usaha yang berbasiskan ekonomi syariah tersebut. Sistem bagi hasil yang ditetapkan dalam koperasi syariah sejalan dengan ketentuan agama Islam yang melarang berlakunya sistem bunga sebagaimana ditentukan dalam Al-Qur an Q.S Al-

3 Baqarah 275 : Orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran tekanan penyakit gila. Dengan demikian prinsip bagi hasil ini, tidak hanya menguntungan kepada semua pihak yang didapat, tetapi juga menegakkan agama. Dalam hal ini baik pada koperasi syariah maupun koperasi biasa (non syariah) berlaku ketentuan yang sama, yaitu bahwa tingkat kesehatan keuangan koperasi harus baik. Hal ini juga diadakan oleh departemen koperasi. Oleh karena itu departemen koperasi memberikan petunjuk mengenai cara penilaian kesehatan keuangan koperasi. Menteri koperasi pengusaha kecil dan menengah pada tanggal 25 september 1998 tentang petunjuk pelaksanaan program kesehatan koperasi simpan pinjam dan usaha simpan pinjam. TELAAH PUSTAKA Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Kasmir, 2005 : 92). Kredit adalah pemberian prestasi (misalnya: uang, barang) dengan balas prestasi (kontraprestasi) yang akan terjadi pada waktu yang akan datang (Untung, H Budi, 2000 : 1). Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 pengertian kredit diatur dalam Pasal 1 butir 11: Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yanga dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak lain untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Pasal 1 butir 12 Undang-Undang yang Diubah, merumuskan pengertian: Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan dan kesepakatan antara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak lain yang dibiayai untuk melunasi uang atau tagihan tersebut, setelah jangka waktu yang tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

4 Prinsip Syariah menurut Pasal 1 butir 13 Undang-Undang yang Diubah, adalah aturan perjanjian berdasarkan Hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan / atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah antara lain : Mudharabah, Musyaraqah, Murabahah, Ijarah dan Ijarah Wa Iqtina. Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Kasmir, 2005 : 92). Secara umum, bank wajib memberikan kredit dengan menggunakan prinsip pemberian kredit didasarkan pada 5C atau The 5C s analysis of credit (Kasmir, 2005 : 104), yaitu : 1. Character (Watak), menunjukkan kemungkinan atau probabilitas dari konsumen untuk secara jujur berusaha unutk memenuhi kewajibannya. Factor ini berkaitan langsung dengan sifat konsumen itu sendiri karena setiap transaksi kredit mengandung kesanggupan untuk membayar. Factor ini menentukan apakah calon pelanggan tersebut memiliki kesanggupan dalam menjalankan kredit pada usahanya nantinya. Cara perusahaan untuk melakukan penilaian sifat dari masing-masing calon debitur adalah dengan melakukan wawancara pribadi untuk mengetahui beberapa keterangan atau data mengenai calon debitur tersebut, biasanya pihak kreditur mempercayai bagian marketing yang berkewajiban langsung dalam menilai masing-masing calon debiturnya. 2. Capacity (Kemampuan), menunjukkan pendapat positif mengenai kemampuan dari konsumen. Ini diukur dengan record dari waktu yang lalu dilengkapi dengan observasi fisik pada usaha yang sedang dirintis oleh calon debitur tersebut. Faktor ini berkaitan dengan kemampuan calon debitur tersebut dalam mendapatkan keuntungan dari usahanya. Cara Koperasi Berkah Madani untuk mengetahui seberapa baik tingkat kapasitas yang dimiliki oleh calon debitur adalah dengan mensurvei langsung tempat usaha calon debitur tersebut, dengan begitu kreditur dapat mengetahui kemampuan calon debitur dalam melunasi pinjaman kreditnya dikemudian hari. 3. Capital (Modal), menunjukkan posisi keuangan secara umum, dimana dalam hal ini ditunjukkan oleh bagaimana berkembangnya usaha yang sedang dirintis oleh calon

5 debitur tersebut. Factor ini sangat penting sebab kreditur dapat memprediksi berapa jumlah pinjaman kredit yang akan diberikan pada calon debitur tersebut. 4. Conditional of Economic (Kondisi ekonomi), suatu usaha tidak akan lepas dari pengaruh perekonomian khususnya pada KJKS Berkah Madani. Namun yang dilakukan untuk mengantisipasi hal tersebut kreditur sangat selektif dalam memilih calon debitur sehingga pada suatu saat jika terjadi kredit macet. 5. Collateral (jaminan / Agunan), menunjukkan suatu jaminan yang akan diberikan apabila seorang calon debitur tidak sanggup melunasi kreditnya. Pada KJKS Berkah Madani jaminan yang diberikan bisa bermacam-macam baik itu berupa BPKB Motor, BPKB Mobil, Sertifikat Tanah atau Sertifikat Rumah bahkan Barang-barang elektonik seperti mesin cuci, televise. Tetapi itu semua harus dihitung nilai wajarnya agar sesuai dengan pinjaman yang diberikan. Dalam memberikan suatu kredit terhadap calon debitur, bank atau lembaga lainnya harus melihat beberapa kriteria dalam penentuan layak atau tidak layaknya pengajuan kredit tersebut (Siswanto Sutojo, 2000 : 213). a. Kredit hanya diberikan kepada debitur yang jujur, bahan usahanya dikelola secara professional (untuk debitur korporasi) mempunyai kemampuan melunasi kredit dari sumber dana yang normal, prospek masa depan bidang usahanya cerah dan dalam halhal tertentu didukung jaminan yang cukup baik. b. Setiap rekomendasi persetujuan permintaan kredit harus didukung jadwal pelunasan kredit yang disetujui bank dan calon debitur. Jadwal pelunasan itu dimaksukkan dalam arsip portofolio kredit yang bersangkutan dan dikemudian hari dapat direvisi sesuai perkembangan likuiditas keuangan debitur. c. Selama perjanjian kredit berjalan, bank harus mendapat kepastian bahwa debitur mempunyai kemampuan melunasi kreditnya. Agar dapat melakukan evaluasi tentang hal ini. Paling sedikit setiap tahun sekali debitur wajib menyerahkan daftar keuangan yang (terutama untuk kredit jumlah saldonya diatas 500 juta) telah diatur oleh akuntan publik yang dikenal bank.

6 d. Kredit tanpa jaminan harus dapat diberikan kepada calon debitur perorangan atau badan usaha yang dapat membuktikan bahwa kondisi keuangan dan kemampuan mereka melunasi kredit sangat kuat. Disamping itu prestasi mereka dimasa lampau dalam transaksi kredit cukup memuaskan. e. Kredit yang diberikan kepada direksi atau karyawan bank atau badan usaha yang dimiliki secar langsung atau tidak langsung oleh direksi dan karyawan bank atau anggota keluarga mereka harus memenuhi semua kriteria kelayakan kredit yang berlaku untuk calon debitur biasa. Seku bunga yang dikenakan kepada direksi dan karyawan bank atas suku bunga yang dikenakan kepada debitur biasa. Hal yang sama berlaku untuk badan usaha yang dimiliki direksi dan karyawan bank. Definisi usaha mikro menurut Undang-undang No. 20/2008, tentang usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah. 1. Usaha Mikro Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria sebagai berikut : Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp (Lima Puluh Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp (Tiga Ratus Juta Rupiah). METODE PENELITIAN Objek penelitian yang diambil oleh peneliti adalah KJKS Berkah Madani yang berada di Jl. Akses UI No. 9 Kelapa Dua, Cimanggis, Depok KJKS ini melayani berbagai macam pinjaman kredit yang berbasis syariah, yang mayoritas peminjamnya adalah kalangan mikro. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapat peneliti dari KJKS Berkah Madani. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdapat 7 variabel. Variabel tidak bebas dalam penelitian ini adalah layak dan tidak layak yaitu kelompok 0 untuk layak dan kelompok 1 untuk tidak layak. Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari usia,

7 besarnya pinjaman, jangka waktu pinjaman, tanggungan yang dimiliki oleh debitur, besarnya angsuran perbulan dan jaminan yang diberikan. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah random sampling dengan jumlah debitur 100 orang. Secara pasti tidak ada jumlah sampel yang ideal pada analisis diskriminan. Pedoman yang bersifat umum menyatakan untuk setiap variabel bebas sebaiknya, 5-20 data(sampel). Dengan demikian, jika ada 6 variabel bebas, seharusnya minimal ada 6 x 5 = 30 sampel. Secara terminology SPSS, jika ada 6 kolom variabel bebas sebaiknya ada 30 baris data (Santoso, Singgih, 2005: 106). Metode analisis yang digunakan untuk pengolahan data yaitu dengan menggunakan analisis diskriminan dengan bantuan SPSS versi 17. Analisis diskriminan bertujuan untuk menguji apakah semua variabel bebas berbeda secara nyata berdasar variabel tidak bebas (Singgih Santoso, 2005 : 109). 1. Pengujian Terhadap Kesamaan/Perbedaan Kelompok Rata-Rata 1. Angka Wilk s Lambda Angka ini berkisar antara 0 s/d 1. Semakin mendekati 0 maka data tiap kelompok cenderung berbeda, sedangkan jika angka mendekati 1 data setiap kelompok cenderung sama. Berdasarkan uji persamaan kelompok rata-rata. 2. F. Test dengan Batas Signifikan 0,05 Hipotesis Ho = Tidak ada perbedaan antar kelompok (kelompok yang layak atau layak mendapatkan kredit). tidak Ha = Ada perbedaan antar kelompok (kelompok yang layak atau tidak layak mendapatkan kredit). Jika signifikan > 0,05 berarti tidak ada perbedaan antar kelompok.

8 Jika signifikan < 0,05 berarti ada perbedaan antar kelompok 2. Box s M gunanya untuk menguji varians dari setiap variabel dengan ketentuan 1. Hipotesis Ho = Varians antar Kelompok adalah sama Ha = Varians antar Kelompok adalah berbeda secara nyata. 2. Keputusan dengan dasar signifikan Sig > 0,5 maka Ho diterima Sig > 0,5 maka Ha diterima Y1 = X1 + X2 + + Xn Keterangan : Variabel tidak bebas (X1 dan seterusnya) adalah data metric, yakni data berjenis interval atau rasio, seperti usia seseorang, tinggi sebuah pohon, kandungan zat besi dalam tubuh dan sebagainya. Variabel bebas (Y1) adalah data kategorikal atau nominal, seperti golongan miskin (kode 1), golongan menengah (kode 2), golongan kaya (kode 3)dan sebagainya. Jika data kategorikal tersebut hanya terdiri dari dua kode saja (misal kode 0 untuk debitur layak dan kode 1 untuk debitur tidak layak mendapatkan kredit), maka model bisa disebut Two Group Discriminant Analysis. 3. Cut off score : ZCU = NA ZB + NB ZA NA + NB Dimana :

9 Zcu : Nilai Z kritis NA : Jumlah obyek di dalam A NB : Jumlah obyek di dalam B ZA : Centroid untuk A ZB : Centroid untuk B Kelompokkan ke dalam A jika Zn < Zct Kelompokkan ke dalam B jika Zn > Zct HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pengujian Variabel Bebas Langkah pertama pada analisis diskriminan yaitu menguji apakah semua variabel independent (bebas) berbeda secara nyata dengan variabel dependent (tidak bebas), sehingga dapat diketahui layak dan tidaknya dianalisis pada tabel di bawah ini Tabel 4.1 Tests of Equality of Group Means Wilks' Lambda F df1 df2 Sig. USIA TANGGUNGAN PINJAMAN WAKTU ANGSURAN JAMINAN

10 Analisis : Tabel di atas adalah hasil pengujian untuk setiap variabel bebas yang ada. Keputusan bisa diambil lewat dua cara: a. Dengan Angka Wilk s Lambda Angka Wilk s Lambda berkisar dari 0 sampai 1. Jika mendekati 0 maka data tiap kelompok cenderung berbeda, sedangkan jika angka mendekati 1, data tiap kelompok cenderung sama. Dari tabel terlihat angka Wilk s Lambda berkisar antara 0,943 sampai 1,000 (mendekati 1). Dari kolom sig. bisa dilihat bahwa variabel Tanggungan, Pinjaman dan Angsuran yang cenderung tidak ada perbedaan. Hal ini berarti Tanggungan, Pinjaman dan Angsuran untuk calon debitur yang layak atau tidak layak mendapatkan pinjaman kredit tidak berbeda secara nyata. b. Dengan F. Test Lihat angka Sig. Jika Sig. > 0,05 berarti tidak ada perbedaan anta kelompok Jika Sig. < 0,05 berarti ada perbedaan antar kelompok 2. Uji Varians Untuk menguji apakah data yang ada sudah memenuhi asumsi analisis diskriminan

11 Tabel 4.2 Test Results Box's M F Approx df1 21 df Sig..200 Tests null hypothesis of equal population covariance matrices. Analisis : Jika analisis ANOVA dan Angka Wilk s Lambda menguji means (rata-rata) dari setiap variabel, maka Box s M menguji varians dari setiap variabel. Analisis Diskriminan mempunyai asumsi bahwa : 1. Varians variabel bebas untuk tiap kelompok seharusnya sama. Jika demikian, seharusnya varians dari debitur yang layak mendapatkan kredit sama dengan varians dari debitur yang tidak layak mendapatkan kredit. 2. Varians di antara variabel-variabel bebas seharusnya juga sama. Jika demikian seharusnya varians usia sama dengan varians jangka waktu, sama dengan varians jaminan. Kedua pengertian diatas disimpulkan, seharusnya group covariance matrices adalah relative sama, yang diuji dengan alat Box s M dengan ketentuan : a. HIPOTESIS Ho : group cavarince matriances adalah relative sama Ha : group covariance matriances adalah berbeda secara nyata b. Keputusan dengan dasar signifikansi (Lihat angka Sig.) : Jika Sig. > 0,05 berarti Ho diterima Jika Sig. < 0,05 berarti Ho ditolak

12 Tabel 4.11 Structure Matrix Function 1 USIA.547 WAKTU.535 JAMINAN Pooled within-groups correlations between discriminating variables and standardized canonical discriminant functions Variables ordered by absolute size of correlation within function. a. This variable not used in the analysis. Tabel Structure Matrix menjelaskan korelasi antara variabel independent dengan fungsi diskriminan yang terbentuk. Terlihat variabel Usia paling erat hubungannya dengan fungsi diskriminan, diikuti oleh variabel Waktu dan Jaminan. Catatan : Jika ada tanda huruf a di dekat variabel tersebut, maka variabel tersebut tidak dimasukkan ke dalam model diskriminan. Tabel 4.12 Canonical Discriminant Function Coefficients Function 1 USIA.053 WAKTU.094 JAMINAN (Constant) Unstandardized coefficients Tabel di atas mempunyai fungsi yang hampir mirip dengan persamaan regresi berganda, yang dalam anlisis diskriminan disebut sebagai fungsi Diskriminan. z Score = -2, ,053 USIA + 0,094 WAKTU 0,0581 JAMINAN

13 Kegunaan fungsi ini untuk mengetahui sebuah case (dalam kasus ini adalah seorang debitur) masuk pada Group yang satu, ataukah tergolong pada group yang lainnya. Selain fungsi di atas, dengan dipilihnya Fisher Function Coefficient pada proses analisis, akan terbentuk pula fungsi diskriminan Fisher (lihat pembahasan selanjutnya). Tabel 4.13 Functions at Group Centroids Function KREDIT 1 0 layak tidak layak.484 Unstandardized canonical discriminant functions evaluated at group means Oleh karena ada dua Debitur, maka disebut Two-Group Diskriminan. Dimana group yang satu mempunyai Centroid (Group Means) negative dan group yang lain mempunyai Centroid (Group Means) positif. Angka pada tabel menunjukkan besaran Z yang memisahkan kedua group tersebut. Gambar 4.2 Anggota group layak dan tidak layak Terlihat distribusi anggota group dengan kode 0 (LAYAK) dan kode 1 (TIDAK LAYAK). Dimana dari 100 debitur, 54 orang ada pada group LAYAK dan 46 orang ada pada group TIDAK LAYAK. Tampilan gambar di atas akan digunakan untuk menentukan apakah seorang Debitur tergolong pada Group LAYAK atau TIDAK LAYAK.

14 Tabel 4.14 Prior Probabilities for Groups Cases Used in Analysis KREDIT Prior Unweighted Weighted 0 layak tidak layak Total Tabel di atas memperlihatkan komposisi ke 100 Debitur, yang dengan model diskriminan menghasilkan 54 Debitur LAYAK sedangkan sisanya ada di Group TIDAK LAYAK. Tabel 4.15 Classification Function Coefficients KREDIT 0 layak 1tidak layak USIA WAKTU JAMINAN (Constant) Fisher's linear discriminant functions Sama seperti tampilan Unstandardized (Canonical) sebelumnya, Fungsi Diskriminan dari Fisher pada prinsipnya membuat semacam persamaan regresi, dengan pembagian berdasar kode group : 1. Debitur yang mendapatkan kredit dalam kategori Layak SCORE = -10, ,374 Usia + 0,148 Waktu + 0,692 Jaminan 2. Debitur yang mendapatkan kredit dalam kategori tidak layak SCORE = -12, ,422 Usia + 0,232 Waktu + 0,171 Jaminan 3. Selisih di antara group Layak dan Tidak Layak adalah : (-10, ,374 Usia + 0,148 Waktu + 0,692 Jaminan)-( -12, ,422 Usia + 0,232 Waktu + 0,171 Jaminan) Atau : z Score = 2,299-0,048 Usia 0,084 Waktu + 0,521 Jaminan

15 Perhatikan z score dari fungsi Fisher hampir sama dengan fungsi Unstandadized sebelumnya : z Score = -2, ,053 Usia + 0,094 Waktu - 0,581 Jaminan Untuk aplikasi pada perhitungan score pada Casewise Statistic, akan digunakan fungsi Unstandardized. Sedangkan fungsi Fisher sebenarnya bersifat proporsional dengan fungsi Unstandardized, yang untuk kasus ini, dengan mengalihkan setiap koefisien dari Fisher dengan angka 0,5 maka akan diperoleh fungsi z Score Unstandardized. Tabel Casewise pada prinsipnya ingin menguji apakah model diskriminan yang terbentuk akan mengelompokkan dengan tepat seorang debitur pada kategori layak atau tidak layak mendapatkan kredit. 3. Cut Off Score (Nilai Batas) Dari tabel Prior Probibabilities For Group, didapat jumlah Debitur Layak adalah 54 orang, sedangkan Debitur yang tidak layak adalah 46 orang. Demikian juga angka group Centroid : (54*-0,412) + (46*0,484) = -22, ,264 atau praktis sama dengan 0 Perhitungan Zcu (angka kritis) : Zcu = NA ZB + NB ZA NA + NB Di mana : Zcu : angka kritis, yang berfungsi sebagai cut of score NA dan NB ZA dan ZB : Jumlah sample di group A dan B, yang dalam kasus ini adalah group Layak dan group tidak layak. : angka Centroid pada group A dan group B Perhitungan : Zcu = 54*0, *-0, = 0,07184 atau praktis sama dengan 0 Penggunaan Zcu (Diskriminating Z Score) : Angka skor pada kasus di atas Zcu masuk pada group Tidak Layak (kode 1) Angka skor pada kasus di atas Zcu masuk pada group Layak (kode 0)

16 Sebagai contoh : 1. Case number 1 mempunyai score -0,616. Oleh karena -0,616 < 0, maka debitur dengan no urut 1 masuk pada group 0 (Layak). 2. Case number 2 mempunyai score -3,095. Oleh karena -3,095 < 0, maka debitur dengan no urut 2 masuk pada group 0 (Layak). 3. Case number 16 mempunyai score 1,015. Oleh karena 1,015 > 0, maka debitur dengan no urut 16 masuk pada group 1 (Tidak Layak). Demikian seterusnya semua debitur bisa dikategorikan kepada satu dan satu-satunya group tertentu, group Layak atau group Tidak Layak. Pengelompokkan kasus pada group tertentu bisa dilihat pada actual dan predicted group. Penafsiran dengan melihat setiap baris : 1. Pada baris 1 (case 1) Actual Group = 0. Hal ini berarti data awal Diskriminan.sav menyatakan case 1 dikategorikan sebagai group 0 (Layak). Predicted Group = 0, hal ini berarti dari hasil perhitungan score, case 1 diprediksi masuk ke group 0. Oleh karena sesuai dengan actual group yang juga 0, berarti fungsi diskriminan mampu mengkategorikan case dengan tepat. P(G=g D= d) = 0,642 pada Highest Group. Hal ini berarti kemungkinan case 1 tepat diklasifikasikan ke group 0 adalah 64,2 %. P(G=g D= d) = 0,358 pada Second Highest Group. Hal ini berarti kemungkinan case 1 tidak tepat diklasifikasikan ke group 0 adalah 35,8 %. Jumlah kedua kemungkinan adalah (64,2 % + 35,8 % ) = 100 %. 2. Pada baris 5 (case 5) Actual Group = 1. Hal ini berarti data awal Diskriminan.sav menyatakan case 5 dikategorikan sebagai group 1 Tidak Layak). Predicted Group = 0, hal ini berarti dari hasil perhitungan score, case 5 diprediksi masuk ke group = 0. Oleh karena tidak sesuai dengan actual group yang adalah 1, berarti fungsi diskriminan tidak mampu mengkategorikan case dengan tepat. Hal ini ditandai dengan tanda * * pada angka di case 5 tersebut.

17 Demikian seterusnya untuk kasus lainnya, dengan beberapa kasus tidak tepat diklasifikasikan sehingga diberi tanda * *. Setelah fungsi Diskriminan dibuat, kemudian klasifikasi dilakukan, maka selanjutnya akan dilihat seberapa jauh kalsifikasi tersebut sudah tepat. Atau berapa persen terjadi misklasifikasi pada proses tersebut. Tabel 4.17 Classification Results b,c Predicted Group Membership KREDIT 0 layak 1 tidak layak Total Original Cross-validated a Count % Count % 0 layak tidak layak layak tidak layak layak tidak layak layak tidak layak a. Cross validation is done only for those cases in the analysis. In cross validation, each case is classified by the functions derived from all cases other than that case. b. 68,0% of original grouped cases correctly classified. c. 68,0% of cross-validated grouped cases correctly classified. Pada bagian Original, terlihat bahwa mereka yang pada data awal adalah tergolong layak dan dari klasifikasi fungsi diskriminan tetap pada kelompok layak, adalah 35 orang. Sedangkan dengan model diskriminan, mereka yang pada awalnya masuk group layak ternyata menjadi anggota group tidak layak 19 orang. Demikian juga dengan group tidak layak, yang tetap pada group tidak layak sejumlah 33 dan yang meleset adalah 13 orang. Dengan demikian ketepatan prediksi dari model adalah : ( ) / 100 = 0,68 atau 68 %

18 Oleh karena angka ketepatan tinggi (68 %), maka model diskriminanan di atas sebenarnya bisa digunakan untuk analisis diskriminan. Atau penafsiran tentang berbagai tabel yang ada valid untuk digunakan. Pendapat lain mengatakan bahwa klasifikasi di atas terlalu optimis dan tidak memperhitungkan berbagai bias yang mungkin terjadi. Untuk itu, disarankan juga penggunaan metode Leave-one-out cross validation, untuk mengurangi bias yang mungkin terjadi pada proses klasifikasi di atas. Dari keterangna tabel paling bawah didapat angka ketepatan klasifikasi data ke group dengan metode Leave-one-out cross validation, yaitu tetap 68, % yang masih bisa dikategorikan ketepatan klasifikasi tetap tinggi. Setelah terbukti bahwa fungsi diskriminan mempunyai ketepatan prediksi yang tinggi, maka fungsi diskriminan tersebut bisa digunakan untuk memprediksi sebuah kasus, apakah akan diklasifikasikan ke tipe layak atau tipe tidak layak.

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Print Output dan Analisa Output A. Diskriminan Parameter : 1. Grup 1 : Konsumen (responden) yang sering berkunjung ke... Grup 2 : Konsumen (responden) yang sering berkunjung

Lebih terperinci

Statistika Industri II TIP - FTP UB

Statistika Industri II TIP - FTP UB Statistika Industri II TIP - FTP UB Mirip regresi linier berganda Metode dependen Dimana : Variabel Independen (X1 dan seterusnya) adalah data metrik, yaitu data berskala interval atau rasio. Variabel

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Yth. Responden Dalam rangka memenuhi penelitian, saya sebagai mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya,

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Yth. Responden Dalam rangka memenuhi penelitian, saya sebagai mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Yth. Responden Dalam rangka memenuhi penelitian, saya sebagai mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan

Lebih terperinci

Kuisioner Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tanda X! Keterangan : Pertanyaan Kesetiaan Merek

Kuisioner Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tanda X! Keterangan : Pertanyaan Kesetiaan Merek Kuisioner Saya meminta bantuan Bapak/Ibu/Saudara sekalian untuk mengisi beberapa pertanyaan dibawah ini. Kuisioner yang saya bagikan digunakan sebagai bahan untuk melakukan penelitian. Saya mohon bantuannya

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PEMBERIAN KREDIT DENGAN MODEL DISKRIMINAN PADA KOPERASI KARYAWAN DEPARTEMEN KEHUTANAN

ANALISIS PENILAIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PEMBERIAN KREDIT DENGAN MODEL DISKRIMINAN PADA KOPERASI KARYAWAN DEPARTEMEN KEHUTANAN ANALISIS PENILAIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PEMBERIAN KREDIT DENGAN MODEL DISKRIMINAN PADA KOPERASI KARYAWAN DEPARTEMEN KEHUTANAN Dwi Puji Yuliastuti 20205376 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

Ria Utami Dewi Jururan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Jakarta. Abstrak

Ria Utami Dewi Jururan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Jakarta. Abstrak ANALISIS PERBEDAAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT ANTARA KREDIT USAHA MIKRO DENGAN KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH PADA BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG BEKASI Ria Utami Dewi

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOLEKTIBILITAS PEMBAYARAN KREDIT UKM PETANI BAWANG PADA BANK BRI CABANG BREBES

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOLEKTIBILITAS PEMBAYARAN KREDIT UKM PETANI BAWANG PADA BANK BRI CABANG BREBES FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOLEKTIBILITAS PEMBAYARAN KREDIT UKM PETANI BAWANG PADA BANK BRI CABANG BREBES WENDRA AFRIANA ADI KUSWANTO Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma weiyacb@yahoo.com adikuswanto@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

Analisis Diskriminan

Analisis Diskriminan Analisis Diskriminan Analisis Diskriminan adalah teknik Multivariat yang termasuk pada Dependence Method, dengan ciri adanya variabel dependen dan independen. Dengan demikian, ada variabel yang hasilnya

Lebih terperinci

MODUL 5 ANALISIS DISKRIMINAN

MODUL 5 ANALISIS DISKRIMINAN MODUL 5 ANALISIS DISKRIMINAN TUJUAN PRAKTIKUM Tujuan yang diharapkan dalam pelaksanaan praktikum ini, antara lain : Mahasiswa memahami karakteristik dan kegunaan Metode Analisis Diskriminan. Mahasiswa

Lebih terperinci

FAKTOR PEMBEDA STATUS KREDIT DEBITUR PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN. Abstrak

FAKTOR PEMBEDA STATUS KREDIT DEBITUR PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN. Abstrak FAKTOR PEMBEDA STATUS KREDIT DEBITUR PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN Penulis : 1. Ana Mufidah, SE.,MM 2. Ferisa Ayu Prameswari, SE Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUESIONER. No.Responden :. (diisi peneliti)

Lampiran 1 KUESIONER. No.Responden :. (diisi peneliti) Lampiran 1 KUESIONER No.Responden :. (diisi peneliti) Kepada Responden Yth, Saya Vebi Dwi Yanti selaku mahasiswa Fakultas Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang sedang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 45 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan dari inti karya akhir ini, dimana analisis dan pembahasan akan dilakukan. Analisis dilakukan berdasarkan teori-teori dan metodologi yang telah

Lebih terperinci

DISCRIMINANT ANALYSIS

DISCRIMINANT ANALYSIS DISCRIMINANT ANALYSIS STATISTIK LANJUT MAGISTER PROFESI F.PSI.UI Liche Seniati 1 Discriminant Analysis Merupakan teknik parametrik yang digunakan untuk menentukan bobot dari prediktor yg paling baik untuk

Lebih terperinci

Cara Interpretasi dari Analisis Diskriminan dengan 3 Kelompok

Cara Interpretasi dari Analisis Diskriminan dengan 3 Kelompok Pertanyaan Pertama Cara Interpretasi dari Analisis Diskriminan dengan 3 Kelompok Di bawah ini adalah contoh kasus penelitian. Duduk perkaranya adalah sbb : Sebuah resort meneliti konsumennya. Para konsumen

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data PER, DPR, DY, ROE dan NPM LQ45 tahun 2009

Lampiran 1. Data PER, DPR, DY, ROE dan NPM LQ45 tahun 2009 LAMPIRAN 143 Lampiran 1. Data PER, DPR, DY, ROE dan NPM LQ45 tahun 2009 1 ADRO 12,67 12,45 0,98 24,94 0,16 2 BBCA 17,57 0,25 0,01 24,44 0,25 3 BBNI 12,17 28,9 0,02 12,92 0,1 4 BBRI 12,91 22,27 0,02 26,81

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dapat mengungkapkan konsep gejala/kejadian yang diukur. Pengujian validitas

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dapat mengungkapkan konsep gejala/kejadian yang diukur. Pengujian validitas BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana ketepatan alat ukur dapat mengungkapkan konsep gejala/kejadian yang diukur. Pengujian validitas

Lebih terperinci

ANALISI KINERJA BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA DI INDONESIA

ANALISI KINERJA BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA DI INDONESIA ANALISI KINERJA BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA DI INDONESIA Oleh Poso Nugroho, SE., MM 030343 UNIVERSITAS GUNADARMA Januari 2009 1 ANALISI KINERJA BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA DI INDONESIA Poso Nugroho

Lebih terperinci

keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Hal inilah yang menyebabkan kepuasan konsumen memiliki nilai strategik yang tinggi bagi perusahaan. PT. Tunas

keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Hal inilah yang menyebabkan kepuasan konsumen memiliki nilai strategik yang tinggi bagi perusahaan. PT. Tunas AALISIS KEPUASA PADA PEGGUA JASA LAYAA BEGKEL PT. TUAS RIDEA, TBK Indah Purwanti Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma indah_shichi@yahoo.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT PADA KOPAAS HIPPATAS

FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT PADA KOPAAS HIPPATAS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT PADA KOPAAS HIPPATAS Didin Mukodim 1 Ari Setiawan 2 Universitas Gunadarma 1 didin@staff.gunadarma.ac.id ABSTRACT Banking and non-banking financial

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I 2009

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I 2009 SUPLEMEN 3 ANALISIS KETERKAITAN KENAIKAN NON PERFORMING LOAN DENGAN KARAKTERISTIK BANK UMUM SEBAGAI DAMPAK KRISIS KEUANGAN GLOBAL STUDI KASUS PERBANKAN SUMATERA SELATAN DAN BANGKA BELITUNG Krisis keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang kita ketahui, bahwa akhir-akhir ini nilai standar kelulusan Ujian Nasional (UN) di Indonesia terkhususnya pendidikan di tingkat SMA semakin tinggi. Oleh

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Character terhadap Tingkat Pengembalian Angsuran. Pembiayaan Murabahah pada BMT As-Salam Kras-Kediri Tahun 2015

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Character terhadap Tingkat Pengembalian Angsuran. Pembiayaan Murabahah pada BMT As-Salam Kras-Kediri Tahun 2015 BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Character terhadap Tingkat Pengembalian Angsuran Pembiayaan Murabahah pada BMT As-Salam Kras-Kediri Tahun 2015 Hasil pengujian data di atas dapat diketahui tabel Coefficient

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KARAKTERISTIK NAVIGASI WEB PELANGGAN SHOFIA TOYS DALAM KAITAN PEMBELANJAAN SECARA ONLINE

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KARAKTERISTIK NAVIGASI WEB PELANGGAN SHOFIA TOYS DALAM KAITAN PEMBELANJAAN SECARA ONLINE 36 LAMPIRAN 37 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KARAKTERISTIK NAVIGASI WEB PELANGGAN SHOFIA TOYS DALAM KAITAN PEMBELANJAAN SECARA ONLINE Tabel 1: Kategori Demografi Profil Demografi (%) Silakan Pilih (

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan Praktikum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan Praktikum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisis Diskriminan adalah salah satu teknik statistika yang bisa digunakan pada hubungan dependensi (hubungan antarvariabel dimana sudah bisa dibedakan mana variabel

Lebih terperinci

ANALISIS DISKRIMINAN DALAM MENGKLASIFIKASIKAN PREDIKAT KESEHATAN BANK(STUDI KASUS PADA BANK UMUM SYARI AH)

ANALISIS DISKRIMINAN DALAM MENGKLASIFIKASIKAN PREDIKAT KESEHATAN BANK(STUDI KASUS PADA BANK UMUM SYARI AH) ANALISIS DISKRIMINAN DALAM MENGKLASIFIKASIKAN PREDIKAT KESEHATAN BANK Desi Rahmatina, S.Pd, M.Sc (Universitas Maritim Raja Ali Haji) ABSTRAKSI Penelitian ini mengambil topik mengenai analisis tingkat kesehatan

Lebih terperinci

PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PERILAKU KONSUMEN Dengan METODE DISKRIMINAN (kasus di PT. Gudang Rabat Alfa Retailindo Solo)

PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PERILAKU KONSUMEN Dengan METODE DISKRIMINAN (kasus di PT. Gudang Rabat Alfa Retailindo Solo) PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PERILAKU KONSUMEN Dengan METODE DISKRIMINAN (kasus di PT. Gudang Rabat Alfa Retailindo Solo) Suranto dan Anand Miftachur Riza Lab. Statistika dan Penelitian Operasional

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan mengenai proses dan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Hasil penelitian ini berupa perhitungan statistik yang

Lebih terperinci

BAB 4 PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 PEMECAHAN MASALAH BAB 4 PEMECAHAN MASALAH 4.1. Metodologi Pemecahan Masalah Metodologi pemecahan masalah dari penelitian ini terangkum dalam gambar flowchart dibawah ini. Gambar 4.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu, bidang pendidikan memegang peranan penting. Dengan pendidikan diharapkan kemampuan mutu pendidikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 21 Kemiskinan Definisi tentang kemiskinan telah mengalami perluasan, seiring dengan semakin kompleksnya faktor penyebab, indikator, maupun permasalahan lain yang melingkupinya Kemiskinan

Lebih terperinci

PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PERILAKU KONSUMEN DENGAN METODE DISKRIMINAN

PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PERILAKU KONSUMEN DENGAN METODE DISKRIMINAN PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN BERDASARKAN PERILAKU KONSUMEN DENGAN METODE DISKRIMINAN Suranto Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta Anand

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu, bidang pendidikan memegang peranan penting. Dengan pendidikan diharapkan kemampuan mutu pendidikan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT DAN PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) TERHADAP NON PERFORMING LOAN (NPL) PADA KOPERASI PEMBATIKAN NASIONAL (KPN) SOLO

KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT DAN PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) TERHADAP NON PERFORMING LOAN (NPL) PADA KOPERASI PEMBATIKAN NASIONAL (KPN) SOLO KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT DAN PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) TERHADAP NON PERFORMING LOAN (NPL) PADA KOPERASI PEMBATIKAN NASIONAL (KPN) SOLO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN PELANGGAN, RESPON PLN, STABILASI DAYA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PT PLN WILAYAH BEKASI TIMUR ABSTRAK

PENGARUH LAYANAN PELANGGAN, RESPON PLN, STABILASI DAYA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PT PLN WILAYAH BEKASI TIMUR ABSTRAK PENGARUH LAYANAN PELANGGAN, RESPON PLN, STABILASI DAYA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PT PLN WILAYAH BEKASI TIMUR Bambang Daryoso Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Revita Imaniyar Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit Usaha Mikro Pasal 1 angka (1) Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menyebutkan: Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Data yang dianalisis adalah variabel keamanan parkir, kebersihan pasar,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Data yang dianalisis adalah variabel keamanan parkir, kebersihan pasar, PEGANGAN ASSLAB: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ( Minimal 4 Paragraf) Times New Roman F. 12 Space 2.0 Before After 0pt 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Praktikum ( Minimal 3 Seperti di buku ) 1.4 Batasan

Lebih terperinci

B A B I V A N A L I S I S D I S K R IM I N A N ( D I S C R IM I N A N T A N A L Y S I S ) Analisis Diskriminan adalah suatu metode statistika

B A B I V A N A L I S I S D I S K R IM I N A N ( D I S C R IM I N A N T A N A L Y S I S ) Analisis Diskriminan adalah suatu metode statistika B A B I V A N A L I S I S D I S K R IM I N A N ( D I S C R IM I N A N T A N A L Y S I S ) 5. K o n s e p d a n P e n g e r t i a n D a s a r Analisis Diskriminan adalah suatu metode statistika untuk mengklasifikasikan

Lebih terperinci

PENGARUH NON PERFORMING FINANCING (NPF) TERHADAP TINGKAT RETURN ON ASSET (ROA) BANK SYARIAH

PENGARUH NON PERFORMING FINANCING (NPF) TERHADAP TINGKAT RETURN ON ASSET (ROA) BANK SYARIAH PENGARUH NON PERFORMING FINANCING (NPF) TERHADAP TINGKAT RETURN ON ASSET (ROA) BANK SYARIAH (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk) Oleh: YAYU RAODATUL JANNAH 103403073 Program Studi Akuntansi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Objek

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Objek BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu objek penelitian dan metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah pembiayaan kredit

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

LECTURE 9 REGRESI LOGISTIK & DISKRIMINAN

LECTURE 9 REGRESI LOGISTIK & DISKRIMINAN LECTURE 9 REGRESI LOGISTIK & DISKRIMINAN DR. MUDRAJAD KUNCORO, M.Soc.Sc Fakultas Ekonomi & Pascasarjana UGM Outline: Multinomial Regresi Binary Logistik Analisis Diskriminan Perbandingan multinomial, binary,

Lebih terperinci

Penelitian ini memfokuskan pada sumber daya manusia yang diberi jabatan khusus bendahara sekolah yang berada dibawah naungan dinas pendidikan Daerah K

Penelitian ini memfokuskan pada sumber daya manusia yang diberi jabatan khusus bendahara sekolah yang berada dibawah naungan dinas pendidikan Daerah K MODEL PREDIKSI KELULUSAN PESERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMEGANG KAS DI DINAS PENDIDIKAN DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DENGAN MODEL DISKRIMINAN Muhriah Jl. Bugis No. 38 Rt 06/06 Kebun Bawang Tanjung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian adalah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Populasi sasaran adalah perusahaan sektor tekstil dan garmen

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pendapatan margin pembiayaan murabahah dan pendapatan bagi hasil pembiayaan mudharabah terhadap NPM

Lebih terperinci

PENGARUH PENYALURAN KREDIT TERHADAP PEROLEHAN PENDAPATAN (Studi Kasus : Koperasi Kredit Mitra Usaha Sejahtera Rahastra)

PENGARUH PENYALURAN KREDIT TERHADAP PEROLEHAN PENDAPATAN (Studi Kasus : Koperasi Kredit Mitra Usaha Sejahtera Rahastra) PENGARUH PENYALURAN KREDIT TERHADAP PEROLEHAN PENDAPATAN (Studi Kasus : Koperasi Kredit Mitra Usaha Sejahtera Rahastra) Widi Winarso Akademi Manajemen Keuangan Bina Sarana Informatika Jl. Ciledug Raya

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PRESTASI SISWA SMA NEGERI 1 RANTAU UTARA, KABUPATEN LABUHAN BATU SKRIPSI MUHAMMAD YUSUF

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PRESTASI SISWA SMA NEGERI 1 RANTAU UTARA, KABUPATEN LABUHAN BATU SKRIPSI MUHAMMAD YUSUF ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PRESTASI SISWA SMA NEGERI 1 RANTAU UTARA, KABUPATEN LABUHAN BATU SKRIPSI MUHAMMAD YUSUF 130823028 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

SKRIPSI ERLINDA SIREGAR

SKRIPSI ERLINDA SIREGAR ANALISIS DISKRIMINAN DUA GRUP (TWO-GROUP DISCRIMINANT ANALYSIS ) PADA STATISTIK MULTIVARIAT SKRIPSI ERLINDA SIREGAR 090823054 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Tentang Kredit 2.1.1. Pengertian Kredit Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai tempat meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini menyajikan dan menjelaskan hasil analisis data dari sejumlah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini menyajikan dan menjelaskan hasil analisis data dari sejumlah IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Pada bab ini menyajikan dan menjelaskan hasil analisis data dari sejumlah variabel yang diuji berdasarkan tahun pengamatan. Sebagaimana telah dijelaskan pada bab

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arsanti Kurniasari, dan Kuntjoro Analisis Kebutuhan Pelanggan Puskesmas Pijoan Baru Provinsi Jambi, Vol 1 : 22-28

DAFTAR PUSTAKA. Arsanti Kurniasari, dan Kuntjoro Analisis Kebutuhan Pelanggan Puskesmas Pijoan Baru Provinsi Jambi, Vol 1 : 22-28 DAFTAR PUSTAKA Arsanti Kurniasari, dan Kuntjoro.2006. Analisis Kebutuhan Pelanggan Puskesmas Pijoan Baru Provinsi Jambi, Vol : 22-28 Arsyad, Lincolin.997. Ekonomi Pembangunan. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data Pendapatan Bunga Tabel 4.1 PT Bank Mandiri (Persero), Tbk Perkembangan Pendapatan Bunga Tahun 2007 2011 (dalam jutaan) Tahun Pendapatan Bunga

Lebih terperinci

HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS

HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS UJI RELIABILITAS DAN SELEKSI ITEM a. Pindahkan hasil data item dari tabulasi di Excel ke data view SPSS b. Di bagian variable view rubah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan dapat diartikan sebagai aktivitas bank syariah dalam menyalurkan dananya kepada pihak nasabah yang membutuhkan dana. Penyaluran dana dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang bermacam-macam. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia harus berusaha dengan cara bekerja.

Lebih terperinci

CARA PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN KORELASI

CARA PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN KORELASI CARA PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN KORELASI Penelitian korelasi biasanya ditujukan untuk menguji hubungan antara variabel X (variabel bebas) dengan variabel Y atau variabel terikat atau menguji hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia selalu berhadapan dengan masalah pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia selalu berhadapan dengan masalah pengambilan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap manusia selalu berhadapan dengan masalah pengambilan keputusan. Berbagai masalah yang dihadapi mengharuskan setiap individu untuk dapat mengambil sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap pertumbuhan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia sangat besar, terutama karena kontribusinya dalam Produk Domestik Bruto dan tingginya

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS BAB III SOLUSI BISNIS Dengan melihat permasalahan yang terjadi pada Bank X, maka perlu adanya cara untuk menganalisa variabel-variabel apa saja yang akan menentukan kredit macet atau lancar dengan menggunakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kredit

TINJAUAN PUSTAKA Kredit TINJAUAN PUSTAKA Kredit Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan pada suatu jangka waktu yang disepakati.

Lebih terperinci

Apa yang Membuat Pelanggan Menyukai Kami?

Apa yang Membuat Pelanggan Menyukai Kami? Apa yang Membuat Pelanggan Menyukai Kami? Yummy Fancy Fiesta : Suatu Kisah Riset Pemasaran Y ummy Fancy Fiesta, atau sebut saja Yummy, adalah sebuah restauran (fiktif) dengan semboyan Saat paling lezat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lembaga perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang bertindak sebagai sumber permodalan dan perantara keuangan dengan menyediakan mekanisme transaksi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank Penyaluran kredit merupakan salah satu jasa perbankan yang utama dalam mendukung perputaran ekonomi. Melalui kredit, sektor usaha akan mendapatkan

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL INFORMASI KEUANGAN TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL INFORMASI KEUANGAN TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL INFORMASI KEUANGAN TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA Dara Arum Sari, Mahsina, Juliani Pudjowati Program Studi Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pada Bank Muamalat Indonesia Tbk dan Bank Syariah Mandiri Tbk 1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk menjelaskan atau menggambarkan

Lebih terperinci

Bisma Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 6, No. 1 Januari 2012 Hal

Bisma Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 6, No. 1 Januari 2012 Hal Bisma Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 6, No. 1 Januari 2012 Hal. 34-44 ANALISIS DISKRIMINAN MARKETING MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HARIAN PAGI RADAR JEMBER Sudaryanto Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data data penelitian seperti jumlah data yang diolah, nilai minimum,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMPN 2 Pogalan dengan mengambil populasi seluruh siswa kelas VIII yang ada sebanyak 3 kelas yaitu kelas VIII-A, VIII-B, VIII-C, Terbuka dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mencolok agar anak-anak tertarik untuk mengisinya dengan tabungan

BAB I PENDAHULUAN. yang mencolok agar anak-anak tertarik untuk mengisinya dengan tabungan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya bank dikenal sebagai sebuah tempat dimana kita menyimpan uang kita, tempat yang sangat identik dengan kata menabung. Orang tua kita selalu mengajari kita

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses dan hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software SPSS versi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011

BAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan sarana yang strategis dalam rangka pembangunan ekonomi, peran yang strategis tersebut disebabkan oleh fungsi utama bank sebagai penghimpun

Lebih terperinci

Analisis Diskriminan Dalam Mengklasifikasikan Predikat Kesehatan Bank (Studi Kasus Pada Bank Umum Syari ah)

Analisis Diskriminan Dalam Mengklasifikasikan Predikat Kesehatan Bank (Studi Kasus Pada Bank Umum Syari ah) Analisis Diskriminan Dalam Mengklasifikasikan Predikat Kesehatan Bank (Studi Kasus Pada Bank Umum Syari ah) Desi Rahmatina Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 1. Data Hasil Penelitian A. Data Receivable Financing (Pembiayaan Piutang) Receivable Financing (Pembiayaan Piutang ) merupakan bentuk pinjaman yang digunakan untuk berbagai keperluan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 70 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Logistic Regression Binery Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai sampel penelitian.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. wilayah Semarang dan masih aktif sampai sekarang serta bersedia untuk mengisi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. wilayah Semarang dan masih aktif sampai sekarang serta bersedia untuk mengisi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden Sampel penelitian ini adalah auditor yang bekerja di KAP yang berada di wilayah Semarang dan masih aktif sampai sekarang serta bersedia untuk mengisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT PADA UMUMNYA. A. Pengertian Bank, Kredit dan Perjanjian Kredit

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT PADA UMUMNYA. A. Pengertian Bank, Kredit dan Perjanjian Kredit BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT PADA UMUMNYA A. Pengertian Bank, Kredit dan Perjanjian Kredit 1. Pengertian Bank Membicarakan bank, maka yang terbayang dalam benak kita adalah suatu tempat di

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISI DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISI DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISI DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Umum Penelitian Deskripsi data umum berisi mengenai gambaran umum tempat penelitian yakni di SMP N 1 Pamotan. SMP

Lebih terperinci

UJI VALIDITAS KUISIONER

UJI VALIDITAS KUISIONER UJI VALIDITAS KUISIONER Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin dukur. Dalam pengujian instrumen pengumpulan data, validitas bisa dibedakan menjadi validitas

Lebih terperinci

Lampiran Hasil Output SPSS. Statistics. Skor Kepuasan Pasien Rawat Jalan. Valid 200 Missing 0 Mean Skor Kepuasan Pasien Rawat Jalan Frequenc y

Lampiran Hasil Output SPSS. Statistics. Skor Kepuasan Pasien Rawat Jalan. Valid 200 Missing 0 Mean Skor Kepuasan Pasien Rawat Jalan Frequenc y 1 Lampiran Hasil Output SPSS A. Analisis Univariat 1. Kepuasan Pasien Statistics Skor Kepuasan Pasien Rawat Jalan 200 Missing 0 Mean 46.73 Skor Kepuasan Pasien Rawat Jalan Frequenc y Cumulative 39 4 2.0

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian suatu negara bisa dilihat dari minimalnya dua sisi, yaitu ciri perekonomian negara tersebut, seperti pertanian atau industri dengan sektor perbankan.

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK : PENDEKATAN RASIO NPL, LDR, BOPO DAN ROA PADA BANK PRIVAT DAN PUBLIK

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK : PENDEKATAN RASIO NPL, LDR, BOPO DAN ROA PADA BANK PRIVAT DAN PUBLIK ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK : PENDEKATAN RASIO NPL, LDR, BOPO DAN ROA PADA BANK PRIVAT DAN PUBLIK Nuresya Meliyanti Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Abstraksi Rasio kecukupan modal, likuiditas,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Wawancara Peneliti menggunakan teknik wawancara untuk melakukan studi pendahuluan terkait permasalahan yang ada di lokasi penelitian. Pada penelitian ini, wawancara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan syariah di Indonesia telah berkembang dengan pesat. Seperti yang telah diketahui bukan hanya lembaga perbankan syariah saja, bahkan lembaga keuangan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kredit 2.1.1 Pengertian Kredit Pengertian kredit secara umum, kredit adalah sesuatu yang mempunyai nilai ekonomis pada saat sekarang ini atas dasar kepercayaan sebagai pengganti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin maju,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin maju, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin maju, menyebabkan banyak bermunculan bank-bank yang menawarkan berbagai fasilitas layanan seperti menerima

Lebih terperinci

Gambaran Duplikasi Penomoran Rekam Medis. Gambaran Kualifikasi Pendidikan. Gambaran Pengetahuan. Statistics pemberian nomor. N Valid 60.

Gambaran Duplikasi Penomoran Rekam Medis. Gambaran Kualifikasi Pendidikan. Gambaran Pengetahuan. Statistics pemberian nomor. N Valid 60. Gambaran Duplikasi Penomoran Rekam Medis Statistics N Valid 60 Missing 0 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid duplikasi 24 40.0 40.0 40.0 tidak duplikat 36 60.0 60.0 100.0 Total 60

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT BANK. kelemahan, kelamahan-kelemahan tersebut adalah : 7. a. Hanya menyangkut perjanjian sepihak saja

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT BANK. kelemahan, kelamahan-kelemahan tersebut adalah : 7. a. Hanya menyangkut perjanjian sepihak saja BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT BANK 1. Pengaturan Perjanjian Kredit Pengertian perjanjian secara umum dapat dilihat dalam Pasal 1313 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, yaitu suatu perbuatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses dan hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software MS Excel

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan,yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN KREDIT DARI BADAN KREDIT KECAMATAN (BKK) TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SUKOHARJO TAHUN 2015

ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN KREDIT DARI BADAN KREDIT KECAMATAN (BKK) TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SUKOHARJO TAHUN 2015 ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN KREDIT DARI BADAN KREDIT KECAMATAN (BKK) TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SUKOHARJO TAHUN 2015 Artikel Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pengaruh Pembiayaan Bermasalah terhadap Rasio Likuiditas (Current Ratio)

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pengaruh Pembiayaan Bermasalah terhadap Rasio Likuiditas (Current Ratio) BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Pengaruh dari Pembiayaan Bermasalah terhadap Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas dan Rasio Solvabilitas di Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Amanah Ummah Surabaya 1. Pengaruh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Dalam analisis statistik obyek penelitian pada sub bab ini, peneliti akan menjabarkan hasil perhitungan nilai minimum, nilai maksimum, ratarata

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Pengaruh Debt To Asset Ratio (DAR) dan Fixed Assets Turn Over (FATO) terhadap Return On Asset (ROA) pada Perusahaan Property & Real Eastate yang Terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL

BAB IV ANALISIS HASIL BAB IV ANALISIS HASIL A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil yang telah diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 46 A. Statistik Deskriptif BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean, dan standard deviasi dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Umum Deskripsi data umum berisi mengenai gambaran umum tempat penelitian yakni di MTs N 1 Kudus. MTs N 1 Kudus beralamatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kredit

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kredit BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kredit bermasalah pada Koperasi Pasar di Kota Bandung, banyak faktor yang mempengaruhi kredit

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang sangat berperan dalam kelancaran dan keberhasilan dalam suatupenelitian. Dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA Untuk mendapatkan hasil variabel mana yang paling signifikan dan mendapatkan penghitungan pengaruh hazard dan survival pada masing-masing variabel, maka dilakukan regresi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian 1. Kemampuan Awal Siswa Dalam penelitian ini seperti telah dijelaskan pada bab III, analisis tentang data kemampuan awal digunakan

Lebih terperinci