BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergaulan anak muda di era zaman sekarang sangat memprihatinkan padahal mereka adalah generasi muda untuk suatu bangsa. Tidak dipungkiri, banyak anak muda yang terjerumus dalam pergaulan yang negatif salah satunya adalah obat-obatan penenang yang seharusnya tidak dikonsumsi secara legal. Pergaulan anak muda sangat berperan penting terhadap perilaku dan tindakan para remaja, karena kebanyakan remaja lebih mengikuti teman bergaulnya dibandingkan dengan orang tua. Di jaman yang semakin modern sekarang ini tidak hanya narkoba dengan media obat atau suntikan, tetapi ada media yang digunakan yaitu dengan media lem sintetis Ngelem. Narkoba dengan media lem ini digunakan sebagai media narkoba dengan cara menghisap lem kuning atau lem sintetis. Ngelem merupakan istilah jalanan untuk membahasakan penyalahgunaan zat hirup. Pilihan zat yang paling populer adalah lem sintetis. Istilah Ngelem ini lebih menonjol atau populer untuk bagi anak-anak jalanan, karena narkoba dengan media lem ini lebih ekonomis dari segi harga. Faktor yang menyebabkan anak jalanan terjerumus dalam kehidupan di jalanan, seperti kesulitan keuangan keluarga atau tekanan kemiskinan, ketidak harmonisan rumah tangga orangtua dan masalah khusus yang menyangkut hubungan anak dengan orangtua. Kadangkala pengaruh teman atau kerabat juga ikut menentukan keputusan untuk hidup di jalan. Padahal tak dapat dipungkiri bahwa mereka adalah generasi penerus bangsa untuk masa mendatang. Maka tidak jarang anak jalanan cenderung untuk terjerumus dalam tindakan menyimpang. Salah satu perilaku yang popular menyimpang adalah ngelem, yang secara harafiah berarti menghirup lem. Dalam lem terdapat berbagai jenis bahan kimia diantaranya volatile hidrokarbon, toluene aceton, alifatik acetat, benzine, petroleum naftat, perklorethylen, trikloretane, karbontetraklorida. Selain berisi volatile hidrokarbon, juga mengandung diethyleter, kloroform, nitrous oxyda, macam-macam aerosol, insektiside. 1

2 (Muhammad Khalid dalam koran padek, Merusak Kecerdasan Otak dan Kematian, Padang, diunduh Rabu 29 April 2015 pukul, 13:05 WIB) Efek inhalasi ether atau mitrous oxyda (obat anastesi atau bius umum) yang berupa euphoria ringan, mabuk, pusing kepala tapi masih dapat mengontrol pendapatnya. Sesudah itu ia akan merasa bahwa dirinya tenang, namun pada akhirnya tidak jarang melakukan tindakan anti-sosial dan tindakan impulsif dan agresif. Hal tersebut di atas menjelaskan bahwa ngelem merupakan suatu masalah yang sangat serius karena tidak hanya dapat berakibat buruk bagi kesehatan, tetapi juga menimbulkan masalah sosial bagi kehidupan anak-anak jalanan yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat luas, Dari pemaparan di atas, terdapat beragam dampak negatif dari ngelem, hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk membuat sebuah karya dalam bentuk program liputan investigasi yang berjudul Telusur, dengan harapan program liputan ini dapat memberi informasi kepada masyarakat mengenai penyalahgunaan lem sebagai salah satu bentuk obat penenang. Telusur merupakan sebuah program berita investigasi, dimana berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media televisi, atau media online internet. Penulis mengambil sebuah cerita tentang bagaimana penyalahgunaan lem sebagai sarana obat penenang yang terjadi di kalangan anak jalanan. Karena penulis banyak menemukan anak jalanan di sekitar kota Semarang yang memakai lem sebagai media narkoba dengan cara menghirup lem. Pembuat berita investigasi dengan durasi pendek di tuntut selektif dalam memilih apa saja yang pantas untuk dijadikan sebagai bahan pembuatan berita investigasi, sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat termuat dalam waktu singkat. Dari ide yang telah ada makan dapat di kembangkan dalam bentuk produksi TV dengan format program berita investigasi yang di dalamnya banyak terkandung informasi yang bermanfaat bagi pemirsa. Agar dalam proses produksi pembuatan program berita investigasi berjalan secara lancar, dibutuhkan team yang solid, konsep yang matang dan juga persiapan mental dan materi saat produksi berlangsung. Dari ide yang telah ada maka dapat di kembangkan dalam bentuk produksi TV dengan format program berita investigasi yang di dalamnya 2

3 banyak terkandung pelajaran hidup yang dapat dijadikan manfaat bagi pemirsa terutama generasi muda. Dalam pembuatan program berita investigasi ini pengarah acara (PD) dapat menginterpretasikan naskah seorang produser, menjadi suatu bentuk suasana gambar dan suara, memiliki tanggung jawab menyusun rencana kerja jangka pendek dan menengah, mengarahkan dan mengelola pengembangan dan penerapan rencana kerja tersebut serta mengawasi dan mengevaluasi kinerja dengan memperhatikan efektifitas dan efisiensi operasional. Pembuat berita investigasi dengan durasi pendek di tuntut selektif dalam memilih apa saja yang pantas untuk dijadikan sebagai bahan pembuatan berita investigasi, sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat termuat dalam waktu singkat. Dari ide yang telah ada makan dapat di kembangkan dalam bentuk produksi TV dengan format program berita infestigasi yang di dalamnya banyak terkandung informasi yang bermanfaat bagi pemirsa. 1.2 PERUMUSAN MASALAH Dari alasan tersebut, penulis mengulas permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk penyalahgunaan lem sintetis dan dampak negatif yang terjadi pada anak jalanan. 2. Bagaimana menjadi pengarah acara dalam program yang berformat investigasi agar dapat memberikan yang menarik dan sekaligus memberikan informasi yang aktual. 1.3 TUJUAN Tujuan dari penelitian ini: 1. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang penyalahgunaan lem sintetis dan dampak negatifnya serta menciptakan sebuah karya berformat investigasi yang berjudul Telusur 2. Untuk mengetahui bagaimana menjadi seorang pengarah acara dalam program berita dengan format berita investigasi. 3

4 1.4 BATASAN MASALAH Penulis memiliki batasan batasan yang digunakan untuk memfokuskan arah program ini, baik dari segi tema maupun job decription yang akan lebih ditekankan, yaitu sebagai berikut : 1. Penyalahgunaan lem sintetis dan dampak negatifnya yang terjadi pada kalangan anak jalanan. 2. Penulis menitikberatkan job description selaku pengarah acara (PD) dalam program Telusur sebagai kompetensi pilihan yang dikuatkan dalam berkarya. Pemilihan kompetensi ini dirasa sesuai, untuk menghasilkan sebuah karya investigasi yang baik dan aktual. 1.5 MANFAAT Manfaat Akademis 1. Sebagai dokumen dan arsip dalam bentuk karya audio visual 2. Sebagai referensi untuk pembelajaran mahasiswa di Universitas Dian Nuswantoro Semarang 3. Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu dan kualitas belajar di Universitas Dian Nuswantoro Semarang Manfaat Praktis 1. Menambah ilmu pengetahuan tentang pembuatan program berita khususnya yang berformat investigasi. 2. Sebagai sarana kepedulian sosial dari masyarakat terhadap lingkungan sekitar. 3. Mengaplikasikan ide kreatif menjadi sebuah karya berita investigasi Manfaat Sosial 1. Sebagai sarana media pembelajaran bagi masyarakat yang melihat program ini. 2. Sebagai sarana media informasi tentang berita ivestigasi 1.6 METODE PENGUMPULAN DATA Metode Yang Digunakan Dalam Menyelesaikan Proyek Akhir a. Observasi Mengumpulkan data dengan cara melihat dan mengamati langsung penyalahgunaan lem serta dampak negatifnya. 4

5 b. Wawancara Mengumpulkan data dengan melakukan wawancara langsung kepada pemakai dan seorang pakar kesehatan. c. Studi pustaka Mengumpulkan data dengan survei dan mencari referensi terkait dengan program berita investigasi yang baik dan berkualitas serta mempelajari literatur program televisi Pemilihan Target Target Audien Program acara Telusur memilih target audiens segala umur, karena dalam program ini banyak terkandung informasi mengenai jenis-jenis lem yang disalahgunakan, dampak psikologis. Informasi tersebut dapat dijadikan sumber informasi bagi masyarakat yang menonton agar lebih berhati-hati Pemilihan Narasumber Objek Liputan Program acara Telusur memilih target Narasumber yaitu : a. Narasumber anak jalanan yang berumur 8-19 tahun. b. Narasumber seorang pakar kesehatan Pemilihan Lokasi Dalam memproduksi program liputan investigasi ini penulis memilih lokasi pengambilan gambar di sekitar kota Semarang, seperti Pasar Johar, Stasiun Tawang, jembatan penyebrangan Pasar Bulu, penulis juga mengambil beberapa lokasi lain sebagai penunjang. 5

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 INHALANSIA/SOLVEN/LEM Inhalan atau solven (LEM) merupakan kimia yang menghasilkan pengaruh psikoaktif (mengubah perasaan dan pikiran seseorang) yang kuat pengaruhnya jika dihirup atau bahan yang mudah menguap yang dihirup. Inhalansia contohnya antara lain aerosol, aica aibon, isi korek api gas, cairan dry cleaning, tinner, uap bensin. Umumnya digunakan oleh anak di bawah umur atau golongan kurang mampu /anak jalanan Gambar 2.1 Lem sintetis (Sumber : google) Penggunaan menahun toluen yang terdapat pada lem sintetis dapat menimbulkan kerusakan fungsi kecerdasan otak. Banyak jenis inhalan atau lem yang digunakan anak jalanan yang sering disebut anak jalanan ngelem mirip senyawa organik berupa gas dan pelarut yang mudah menguap. Zat yang ada dalam lem bisa merusak sel-sel otak menjadi tidak normal bahkan bisa menyebabkan kematian. Salah satu zat yang terkandung di dalam lem tersebut adalah Lysergic Acid Diethyilamide (LSD). Selain itu lem sintetis juga mengandung berbagai jenis bahan kimia diantaranya; volatile hidrokarbon, toluene aceton, alifatik acetat, benzine, petroleum naftat, perklorethylen, trikloretane, karbontetraklorida. Selain berisi volatile hidrokarbon, lem juga mengandung diethyleter, kloroform, nitrous oxyda, macam-macam aerosol, dan insektiside yang merupakan bahan berbahaya. 6

7 Efek penggunaan lem pada awalnya akan menjadi nikmat yang luar biasa, sangat tenang dan mendorong perasaan nyaman. Sering kali ada perubahan pada persepsi, pada penglihatan, suara, penciuman, perasaan serta tempat. Namun efek negatif lem dapat menyebabkan hilangnya kendali emosi, disorientasi, depresi, kepeningan, perasaan panik yang akut serta perasaan tak terkalahkan, yang mengakibatkan pengguna menempatkan diri dalam bahaya fisik. Jika ini berkelanjutan maka akan timbul gejala psikotik akut seperti eksitasi, dis-orientasi, halusinasi dengan kesadaran berkabut, bahkan amnesia. Dengan menghirup lem ini, seseorang bisa kehilangan kesadaran kurang lebih 15 menit, bahkan sampai beberapa jam. Jika dosisnya petroleum dan toluene besar, maka akan menimbulkan kejang-kejang, koma, dan bahkan kematian. Selain itu kematian bisa terjadi kerena kecelakaan, seperti kesulitan bernapas sewaktu menghirup lem yang berada di kantong plastik. Zat toluen yang masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan iritasi pada kulit, mata dan saluran pernapasan.selain itu, zat ini juga dapat menyebabkan keracunan sistemik dengan efek pada susunan saraf pusat. (Moci, diakses Senin 22 juni 2015, 20:21) Sejarah Singkat Berlangsung selama abad ke 19 di Eropa dan di AS. Eter digunakan sebagai narkoba untuk rekreasi selama masa Prohibition dalam tahun 1920-an, ketika alkohol menjadi bahan ilegal.dalam tahun 1940-an, pengunaan bahan-bahan pelarut, khususnya bensin, untuk tujuan rekreasi, menjadi populer. Penyalahgunaan Inhalansia di Amerika Serkat meningkat pada tahun 1950-an dan saat ini digunakan luas di antara orang-orang dewasa. Pada tahun 1960-an, menghirup zat pelarut telah menyebar hingga berbagai jenis produk komersial termasuk bahan cat, pelarut pernis, penghapus cat kuku, semir sepatu, lem, bahan cairan penyelut rokok, semprotan cat dan lain-lain. Di tahun-tahun belakangan ini, menghirup bahan perekat dan gas menjadi masalah yang luas pada anak-anak jalanan tanpa rumah di Asia Selatan, Meksiko, Eropa Timur, Kenya dan di wilayah lain di seluruh dunia. Menghirup gas dan zat penyemprot juga secara umum dilakukan di daerah-daerah terpencil di Kanada, Amerika, Australia, Selandia Baru dan beberapa kepulauan Samudera Pasifik. ( diakses Rabu 23 Juni 2015, 11:18 WIB) 7

8 Beberapa hal yang sering dilakukan berkaitan dengan penggunaan inhalansia pada anak jalanan adalah : 1. Faktor Ekonomi Bagi mereka para anak jalanan, masalah ekonomi sudah menjadi masalah utama yang tidak berhujung. Pada waktu tertentu, ketika pikiran mereka merasa lelah akan kesulitan yang terus mereka hadapi, mereka mencoba menghirup lem (ngelem) untuk merelaksasi pikiran mereka. 2. Meredam Rasa Lapar Ngelem menjadi alternatif para anak jalanan untuk meredam rasa lapar yang kerap mereka hadapi. Dengan ngelem, mereka akan tertidur atau hilang kesadaran, sehingga rasa lapar dapat teratasi sementara waktu. 3. Kedinginan Tidur beratapkan langit sudah menjadi hal yang lumrah bagi para anak jalanan. Acapkali mereka menggigil kedingingan, mereka ngelem untuk menghilangkan rasa kedinginan mereka, mengingat efek jangka pendek ngelem yaitu mati rasa. 4. Meredam Rasa sakit Sama halnya dengan ketika mereka menghilangkan rasa kedinginan. Mereka ngelem untuk meredam rasa sakit akibat terluka Efek Jangka Pendek Efek jangka pendek yang dirasakan saat menghirup uap solven meliputi gejala-gejala sebagai berikut: 1. Denyut jantung meningkat 2. Mual muntah 3. Halusinasi 4. Mati rasa atau hilang kesadaran 5. Susah bicara atau cadel 6. Kehilangan koordinasi gerak tubuh (Widya Farmati dalam buku Napza Ditinjau dari Segi Kesehatan, diunduh Jumat 31 Juli 2015) 8

9 2.1.3 Efek Jangka Panjang Karena uap solven tersebut bisa terakumulasi di jaringan tubuh, dalam jangka panjang jika terhirup terus menerus bisa memberikan efek jangka panjang. Di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Kerusakan otak (bervariasi, mulai dari cepat pikun, parkinson dan kesulitan mempelajari sesuatu) 2. Otot melemah 3. Depresi 4. Sakit kepala dan mimisan 5. Kerusakan saraf yang memicu hilangnya kemampuan mencium bau dan mendengar suara 6. Toksis pada hepar, otak, jantung & ginjal 7. Cepat lelah 8. Kelainan pada paru seperti asma dan pneumonitis hipersensitif 9. Kulit membiru 10. Kematian mendadak jika sampai melewati batas ambang toleransi tubuh Ciri-ciri Pemakai Inhalansia 1. Mata merah, berkaca kaca atau berair 2. Pengucapan kata kata yang lambat, bergumam kental dan tidak jelas 3. Terlihat seperti orang mabuk 4. Bau bahan kimia di dalam ruangan Bahaya Pemakaian Inhalansia 1. Merasa dirinya dapat terbang, sehingga dapat terjun dari tempat tinggi tanpa mati 2. Keracunan akut, dapat mati mendadak akibat menghirup inhalansia 3. Kejang saluran nafas 4. Keracunan kronis, merusak organ tubuh otak, ginjal, paru paru, jantung, sum sum tulang 5. Kulit dapat mengelupas karena keracunan terpentine (zat mudah menguap). ( Kidshealth.org/, diakses 22 Juni 2015, 20:21) 9

10 2.2 PENGERTIAN PROGRAM BERITA INVESTIGASI Berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa ( baru ), yang dipilih oleh staff redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca. Entah karena luar biasa, entah karena pentingnya, atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi segi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan. (Dja far H. Assegaff, Jurnalistik Masa Kini (Pengantar Ke Praktek Kewartaan) Cetakan Pertama, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983, hal. 88.) Investigasi adalah aktifitas atau proses pencarian dan pengumpulan data (menggali dan menganalisis) informasi tentang fakta yang menyangkut suatu masalah dengan menggunakan metode tertentu. Menurut Atmakusumah reportase diambil dari kata latinreporting berasal dari kata reportare, yang berarti membawa pulang sesuatu dari tempat lain. Bila dikaitkan dalam dunia jurnalisme, hal itu menjelaskan seorang wartawan yang membawa laporan kejadian dari sebuah tempat di mana telah terjadi sesuatu.sementara, investigative berasal dari kata Latin vestigum, yang berarti jejak kaki.pada sisi ini, hal itu menyiratkan berbagai bukti yang telah menjadi suatu fakta, berbentuk data dan keterangan, dari sebuah peristiwa. Dengan demikian, bila digabungkan reportase investigative, secara harfiah, mengartikan kegiatan orang yang melaporkan adanya jejak-jejak kaki peristiwa tertentu dari tempat kejadian perkara. Dalam kaitan kegiatan pers, hal itu bisa mengkonotasikan berbagai bukti yang dapat dijadikan fakta, yang sengaja dicari dan diselidiki. Untuk melaporkan adanya kesalahan atau pelanggaran, atau kejahatan yang telah dilakukan seseorang atau pihak-pihak tertentu. ( diunduh Jumat 31 Juni 2015 pukul, 20:12 WIB) Tahap awal ialah tahap pelaksanaan kegiatan riset. Dalam proses ini, dikerjakan upayaupaya penelitian seperti pendefinisian isu, pencarian acuan literature teori, pengolahan dan pembahasan akumulasi fakta. Tahapan selanjutnya setelah informasi diperoleh adalah melakukan penyelidikan tentang kebenaran informasi tersebut yang harus dapat memberikan keyakinan bahwa itu semua dapat dijadikan bukti yang tidak terbantahkan. Tahap kedua merupakan tahapan kerja peulisan.berbagai informasi hasil liputan penelitian sebelumnya di format kedalam wacana pelaporan. Pelaporan jurnalistik merupakan kerja penyampaian pesan yang memakai kaidah penulisan berita, yang menekankan pelaporan yang mengandung nilai-nilai seperti pemberian kelengkapan atribut narasumber, 10

11 keseimbangan melaporkan pihak yang berkonflik, keobjektifan fakta-berita, dan kejelasan, keringkasan serta kesederhanaan penyajian berita. Tahap akhir adalah mengemas semua bukti-bukti yang diperoleh dari hasil investigasi kedalam laporan yang singkat namun padat untuk dapat disampaikan dan di pahami oleh pihak-pihak lain yang menerima laporan investigasi tersebut Adapun metode investigasi terdiri dari : 1. Pengamatan lapangan atau lokasi tempat terjadinya investigasi. 2. Penggalian informasi untuk mendukung investigasi. 3. Pendokumentasian investigasi dalam bentuk foto, film, rekaman suara. Jenis-jenis Investigasi dibagi menjadi dua, yaitu ; 1. Langsung : Investigator menjadi bagian secara langsung penyebab masalah (karyawan pabrik, buruh, pengusaha kayu, dll). 2. Tidak Langsung : Investigator merupakan pihak lain dalam persoalan yang terjadi. Dalam penggalian data, apabila kita sudah ditolak, jangan bicara lagi. Kita harus lakukan improfisasi bagaimana agar orang tersebut mau berkata dan gali pengakuannya. Bangun hubungan emosional dulu, jangan langsung kepada pembicaraan, hal ini merupakan tekhnik yang perlu dipraktekkan. Jika menggunakan pendekatan etnis susah, gunakan pendekatan agama atau ikuti style masyarakat setempat, yang penting lakukan improvisasi. (Santana,S. (2009), Jurnalisme Investigasi,(edisi revisi). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia) Teknik Penggalian Data Investigasi Pengumpulan Data 1. Dari dokumentasi berupa surat, laporan, peta, kliping. 2. Wawancara yang bersifat terbuka, terfokus, terstruktur. 3. Untuk wawancara terstruktur biasanya pertanyaan telah disediakan terlebih dahulu. 4. Observasi dilapangan (lanjutan tehnik pengumpulan data). 5. Menggunakan perangkat fisik teknologi seperti foto audio visual. 11

12 2.3 Jurnalisme Investigasi Jurnalisme investigasi merupakan salah satu bagian penting dalam dunia keilmuan jurnalistik. Jurnalisme investigasi tidak hanya sekedar meliput, mencatat jawaban who, what, where, when, how dan why, kemudian merekamnya dan membuatnya menjadi berita. Wartawan yang menggeluti dunia investigasi harus bisa mencari data dan fakta yang lebih mendalam yang berhubungan dengan kasus yang sedang digelutinya. Mulai dari data dan fakta yang tampak di hadapan publik hingga data dan fakta yang belum terungkap di depan publik. Kasus investigasi meliputi hal-hal yang memalukan, penyalahgunaan kekuasaan, dasar faktual dari hal-hal aktual yang tengah menjadi pembicaraan publik, keadilan yang korup, manipulasi laporan keuangan, bagaimana hukum dilanggar, perbedaaan antara profesi dan praktisi, hal-hal yang disembunyikan, dan lain-lain. Wartawan investigasi mencoba mendapatkan kebenaran yang tidak jelas, samar, atau tidak pasti. Topik-topik investigasi mereka mengukur moralitas benar atau salah, dengan pembuktian yang tidak memihak yang didapat melalui riset atau penelitian.tidak hanya sekedar menolak kesepakatan melainkan juga menyatakan apakah sesuatu yang terjadi itu sesuai dengan moral atau tidak. Robert Greene dari newsday memberikan devinisi bahwa investigasi adalah karya sesorang atau tim untuk menguak sesuatu yang disembunyikan dari publik demi kepentingan masyarakat. Kegiatan investigasi sendiri memiliki tiga elemen dasar. Pertama, kegiatan ini merupakan ide orisinil dari investigatornya, bukan merupakan hasil investigasi orang lain yang dilanjutkan oleh sebuah media. Kedua, subjek investigasi merupakan kepentingan bersama yang mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat. Serta yang ketiga adalah bahwa ada pihak-pihak yang mencoba menyembunyikan kasus tersebut dari publik. Sedangkan Goenawan Mohammad menyatakan bahwa kegiatan jurnalistik investigasi merupakan jurnalisme membongkar investigasi. Secara umum investigasi bisa diartikan sebagai upaya pencarian dan pengumpulan data, informasi dan temuan lainnya untuk mengetahui kebenaran atau bahkan kesalahan sebuah fakta. Umumnya memang hanya kalangan-kalangan tertentu saja yang bisa melakukan investigasi akan tetapi tidak menutup kemungkinan bagi masyarakat untuk bisa melakukannya sehingga kegiatan investigasi ini bisa diperluas menjadi kegiatan publik. 12

13 Aktifitas jurnalisme investigasi mencakup fungsi-fungsi to describe, to explain, and to persuade.reporter investigasi mengumpulkan akumulasi materi faktual ke dalam gambaran pengisahan yang utuh.banyak dari berbagai materi itu yang perlu diperjelas dengan mengurutkan kembali letaknya pada sebuah konteks, kemudian menunjukkan keterkaitannya, sebab dan akibatnya, serta konsekuensinya. Pada akhirnya, pekerjaan jurnalisme investigasi justru mengajak masyarakat untuk memerangi pelanggaran yang tengah berlangsung dan dilakukan oleh pihakpihak tertentu.kerja jurnalisme investigasi masuk ke dalam berbagai wacana publik yang tengah bergejolak atau berkonflik.pada saat-saat tertentu, para juranalis investigasi ikut terlibat di dalam alur perkembangan politik nasional. (Santana,S. (2009), Jurnalisme Investigasi,(edisi revisi). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia) 2.4 Cara Kerja Jurnalis Investigasi Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya bahwa investigasi tidak hanya sekedar mengumpulkan data kemudian mengolahnya menjadi berita.namun ada tahapan-tahapan tertentu yang harus dilakukan oleh wartawan investigasi untuk mensukseskan laporan investigasinya. seperti cara kerja investigasi menurut Paul N Williams, seorang wartawan investigasi mengidealisasikan gambaran reportase investigasi secara lengkap melalui bukunya Investigative Reporting and Writing dalam menjelaskan langkah Investigative Reporting, yaitu : 1. Conception Unsur awal dari kerja investigasi ini berkaitan dengan apa yang disebut sebagai pencarian ide. Dan menurut Williams sebuah ide atau gagasan ide bisa didapat melalui saran dari seseorang, menyimak dari berbagai sumber, membaca, kepekaan dalam suatu peristiwa, dan bisa melalui observasi secara langsung. 2. Feasibility Study Hasil dari mengkonsep suatu gagasan atau ide yaitu dengan mengukur kemampuan dan perlengkapan yang diperlukan yang bisa menghambat terhadap jalan kerjanya suatau kegiatan investigasi seperti jumlah anggota investigasi atau tim investigasi, tekanan-tekanan yang didapat baik secara personal maupun intansi media lain, dan menjaga kerahasiaan tema atau usulan investigasi dari individu atau intansi media lain. 3. Go No Go Decision 13

14 Langkah ini merupakan pengukuran dari hasil investigasi yang akan dilakukan. Setiap liputan investigasi harus dapat memperhitungkan hasil akhir dari proyek investigasi atau penyelidikan yang akan dilakukan, dengan kesepakatan melanjuti peliputan atau menghentikan peliputan investigasi. 4. Basebuilding Langkah ini berkaitan dengan upaya dari wartawan untuk mencari dasar pijakan atau dasar teori dalam menganalisis suatu kasus atau peristiwa yang akan dikupas secara lebih mendalam. 5. Planning Langkah perencanaan yang berkaitan dengan langkah kerja yang akan dilakukan baik peliputan yang berawal dari perencanaan, pengumpulan data, penyusunan, dan pemilihan orang yang akan melakukan tugas-tugas tertentu. 6. Original Reseach Kegiatan ini umumnya terbagi menjadi dua, papers trails dan people trails. Papers trails adalah pencarian berbagai keterangan yang bersifat tekstual. Ini meliputi penggalian terhadap sumber-sumber skunder seperti surat kabar, majalah, selebaran, naskah-naskah, buku referensi, desertasi, tesis, database komputer, internet dan lainlain. Di samping itu yang lebih penting adalah dokumen-dokumen primer seperti, naskah, perjanjian, catatan administrasi, pajak, data-data kelahiran, kematian, keuangan, sampai database pemerintah. Sementara itu, people trails meliputi pekerjaan mencari dan mewawancarai sumber-sumber terkait. (Santana,S. (2009), Jurnalisme Investigasi,(edisi revisi). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia) 2.5 Karakteristik Jurnalisme Dari keseluruhan kerja peliputan yang dilakukan jurnalisme investigasi, pada umumnya, ditemukan beberapa unsur yang dapat dikenali yang menjadi karakteristik wacana reportase investigasi. Weinberg memberikan unsur unsur tersebut, sekaligus menunjukkan langkah langkah kerja reportase investigative biasanya dilakukan. Yakni sebagai berikut ; 1. Subjek Investigasi Jurnalisme Investigasi memerlukan pengenalan terhadap subjek subjek liputan.sebelum melakukan kerja investigasinya wartawan-investigator mesti mengukur ketepatan subjek investigasinya. 14

15 2. Hipotesis Riset Bantuan bagaimana yang dibutuhkan, dan bagaimana mengaktualisasikannya? Siapa menang siapa kalah?mengapa?bagaimana?beberapa pertanyaan ini mendasari pengembangan keja jurnalisme investigasi 3. Sumber Sekunder Informasi yang telah di publikasikan atau disiarkan merupakan informasi yang telah menjawab pertanyaan pertanyaan mendasar (answering basic questions).berbagai informasi tersebut disebut materi keterangan dari sumber sekunder.bagi jurnalisme investigasi, bila bahan keterangan tersebut telah layak periksa (independently verified), dapat menjadi petunjuk.pemakaian metode penyelidikan polisi dan peralatan anti kriminalitas.termasuk metode penyamaran serta memakai kamera tersembunyi. 4. Narasumber Tiap dokumen sebenarnya menunjukkan kepada lokasi keberadaan narasumber (human sources) yang hendak di invetigasi keterangannya. 5. Teknik Riset Dalam buku Get the Facts on Anyone : How You Can Use Public Sources to Check the Background of Any Person or Organization, wartawan Dennis King menyatakan istilah paper and people trails untuk pencarian informasi data parallel backgrounding and indirect backgrounding, Latar belakang parallel dan latar belakang tak langsung. Hal ini mengondisikan upaya pengumpulan informasi yang memisahkan, sekaligus menggabungkan, latar belakang informasi yang bersifat parallel dan tak langsung. 6. Mengorganisir Informasi dan Menulis ulang Bahan yang terkumpul dari secondary sources, primary document dan human sources, kerap menjadi terlalu banyak dan luas. Untuk itu, diperlukan langkah pengevalusian secara berkala (mingguan misalnya), membuat pilihan pendahuluan mengenai bahan/ keterangan/ informasi yang paling bernilai (valuable). Jurnalisme investigasi berbeda dengan kegiatan jurnalisme investigasi lainnya.liputan jurnalisme investigasi tidak berdasarkan pada agenda pemberitaan yang terjadwal.peliputannya pun tidak dibatasi pada tekanan-tekanan waktu.wartawan investigasi memaparkan kebenaran yang mereka temukan, 15

16 melaporkan adanya kesalahan-kesalahan serta menyentuh dan mengafeksi masyarakat terhadap persoalan yang ditemukan. Jurnalisme investigasi tidak terikat dengan deadline, yang artinya seorang reporter infestigasi tidak diminta untuk membuat laporan harian.ia memiliki rentan waktu yang lebih lama sehingga ada kebebasan mengembangkan bahan-bahan yang sudah diperoleh. Ia harus menelusuri kasus tersebut sampai benar-benar tuntas serta membuat masyarakat mengetahui akan kebenaran dari kasus tersebut. (Santana,S. (2009), Jurnalisme Investigasi,(edisi revisi). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia) 2.6 Ciri Jurnalisme Investigasi Jurnalisme Investigasi memang berbeda dengan kegiatan jurnalistik pada umumnya. Hugo De Burgh (2000) mengutip Boyd, Lylod, Edwards, Pilger, Tuchman, dan lainnya menjelaskan beberapa unsur dari jurnalisme investigative di dalam campuran bahasan antara teori dan praktek. Dunia Jurnalisme mengenal perangkat nilai berita, seperti unsur-unsur poksimitas, relevansi, kecepatan, drama dan lainnya (Boyd, 1994).Para wartawan membuat berita berdasarkan sumber-sumber yang terkait, teragenda dan menjadi langganan informasi mereka. Selain itu, mereka juga menyeleksi, apa sumber informasi mereka layak atau tidak, mengandung kebenaran atau tidak. (Santana,S. (2009), Jurnalisme Investigasi,(edisi revisi). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia) 2.7 PENGARAH ACARA Pengertian Pengarah Acara Pengarah Acara adalah orang yang bertugas menginterpretasikan naskah seorang produser, menjadi suatu bentuk, suasana gambar dan suara, dalam menginterpretasikan harus selalu mengingat akan kepentingan penontonnya, dengan demikian pola pemikirannya harus sejalan dengan produser, hal demikian dimaksudkan agar hasil karyanya menjadi tontonan yang benar-benar dapat dinikmati Kriteria Menjadi Pengarah Acara Seorang yang mempunyai profesi untuk bertanggung jawab terhadap kreativitas dan kwalitas gambar yang nampak di layar dimana di dalamnya ia bertugas mengontrol teknik sinematik, mempelajari dan meliput jalannya 16

17 acara, dan memimpin kerabat kerja berbagai bidang televisi seperti penata kamera, penata lampu, penata audio dan lain-lain, hingga menjadi tontonan yang berbobot dan dapat dinikmati. (Rukmananda Naratama. (2004), Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta: Grasindo Santana) Beberapa kompetensi atau kriteria orang yang layak dijadikan Pengarah Acara itu antara lain : 1. Memiliki pengetahuan yang cukup tentang perencanaan dan produksi acara televisi 2. Memiliki wawasan yang luas (sehingga memiliki kemampuan konseptual 3. Mampu menterjemahkan naskah kedalam bentuk visual 4. Memahami Philosofis Gambar / Visual 5. Memahami Grammer of Edit 6. Berjiwa seni (pekerja televisi adalah perpaduan antara pekerja teknis dan artistik) 7. Mampu berkomunikasi dengan kelompok produksi (tentunya sesuai kaidah-kaidah pertelevisian) 8. Memiliki ketegasan 9. Memiliki Komitment yang jelas Peranan Pengarah Acara 1. Peranan Presentasional Peranan Pengarah Acara pada tingkat ini terbatas pada teknik penyuguhan acara televisi yang bersifat merangkai gambar dan suara, dari hasil pemikiran seorang perencana acara atau producer.acara yang ditangani masih bersifat umum, misalnya: Siaran Berita, Panel diskusi, Wawancara dan sejenisnya. 2. Peranan yang selektif Pengarah Acara di sini akan memimpin suatu kelompok kerja produksi, di mana anggotanya merupakan tenaga ahli di bidangnya. Pada saat pertemuan pertama kerabat kerjanya akan memberikan saran, pemikiran dan pendapat atas pemikiran dan rencana yang disampaikan Pengarah Acara, di sini Pengarah Acara akan meneliti berbagai saran dan 17

18 pendapat dari kerabat kerjanya untuk kemung-kinannya dapat diterapkan pada saatnya nanti. Pada akhirnya Pengarah Acara akan berkonsentrasi pada tugasnya, sedangkan anggota kerabat kerjanya telah mempersiapkan segala kemampuannya, agar acara yang akan ditangani bersama dapat berhasil sebaik-baiknya. Karena dinamika acara yang ditangani cukup tinggi maka masalah kordinasi di antara anggota kerabatnya merupakan masalah yang mutlak, sehingga setiap anggota dapat mencurahkan ke bidang tugas masingmasing dengan penuh rasa tanggungjawab. 3. Peranan sebagai organisator Sebagai organisator Pengarah Acara akan merancang dan memikirkan seluruh konsep produksi acara yang ditangani, sedangkan pada hal-hal tertentu akan menulis pula naskahnya, merancang staging treatmentnya. Pengarah Acara akan bertindak sebagai pimpinan di dalam melaksanakan produksi, baik dilakukan di dalam studio maupun di luar studio. Segala pemikiran Pengarah Acara yang tertuang di dalam konsep, akan direalisasikan menjadi suatu kenyataan oleh seluruh anggota kerabat kerjanya, sehingga akhirnya acara televisi bisa menjadi kenyataan dan yang lebih penting lagi sesuai dengan selera, keinginan serta kebutuhan khalayak. (Lalu Hendri Bagus. (2013). Crew Produksi Program Televisi Dan Tugasnya. Institut Seni Indonesia Yogyakarta). 18

19 BAB III METODE PENCIPTAAN KARYA 3.1. Deskripsi Karya Penulis memilih format berita investigasi dalam produksi ini, dekskripsi program sebagai berikut: 1. Nama Program : TELUSUR 2. Media : TV 3. Kategori Program : Berita Investigasi 4. Format Program : Investigasi 5. Format Produksi : Outdoor 6. Sifat Produksi : Tapping 7. Sasaran/ Segmantasi : Semua Umur 8. Durasi : ± 15 menit 9. Hari tayang : Minggu 10. Jam tayang : WIB 3.2. Obyek Karya dan Analisa Obyek Dalam karya ini penulis mengangkat tema berita investigasi, mengenai penyimpangan sosial dalam penyalahgunaan lem sintetis sebagai obat penenang dan dampak negatifnya dikalangan anak jalanan. Penyalahgunaan ini kerap terjadi di sekitar masyarakat membuat penulis mengangkat tema penyimpangan sosial dalam berita investigasi. Semarang dipilih karena di kota ini juga sudah mulai banyak yang menggunakan inhalen, kebanyakan dari mereka adalah kalangan anak jalanan. Lem sintetis termasuk dalam zat adiktif yang ternyata memang paling banyak di konsumsi kalangan anak jalanan di Semarang. Penulis memilih lokasi di daerah sekitar pasar Bulu karena di daerah tersebut penulis menemukan banyak anak jalanan yang sedang melakukan inhalen ngelem, kemudian penulis mencari tahu apa sebenarnya yang menjadi Alasan sehingga mereka sampai mengkonsumsi zat adiktif tersebut, dan terakhir penulis juga tidak lupa untuk menginformasikan efek samping juga bahaya yang ditimbulkan jika terus menerus mengkonsumsi zat adiktif tersebut. 19

20 3.3. Komparasi Program Setiap program pasti memiliki ciri khas atau kekuatan program sebagai daya tarik, baik menciptakan konsep baru maupun memodifikasi program yang sudah ada, begitu pula program news investigasi Telusur yang terinspirasi dari beberapa program, diantaranya : a) Reportase Investigasi Reportase Investigasi adalah salah satu acara televisi dari stasiun televisi Trans TV. Reportase Investigasi berisikan materi berita untuk menguak suatu kejadian yang ada di sekitar masyarakat yang dikemas secara investigasi. Reportase Investigasi ini dikemas secara santai dan berada di dalam program Reportase Sore. b) SIGI Sigi investigasi merupakan salah satu program investigasi yang ditayangkan disalah satu TV Swasta yaitu SCTV. Program ini mencoba memotret kejadian yang terdapat unsur - unsur kecurangan terhadap kepentingan masyarakat atau yang berdampak besar bagi masyarakat. Dalam hal ini SCTV dalam program Sigi Investigasi menggunakan Strategi pelaksanaan atau eksekusi dalam investigasi meliputi beberapa tahapan, metode dan teknik. Bagian dari tahapan adalah membentuk tim, melakukan riset, observasi awal, menentukan angle (fokus) dan merumuskan hipotesis, merancang strategi eksekusi, dan menyiapkan skenario pasca publikasi. Dengan memenuhi tiga syarat strategi pelaksanaan investigative reporting tersebut, maka liputan ini termasuk kedalam kategori peliputan investigative reporting Perencanaan Konsep Kreatif dan Konsep Teknis Konsep Kreatif Telusur adalah program televisi yang berformat news investigasi. Program Telusur dikemas secara investigatif untuk menguak berbagai masalah yang ada di sekitar masyarakat, supaya menjadi sumber informasi dan masyarakat lebih waspada. Program acara Telusur di bawakan oleh seorang pembawa acara. Konsep yang penulis tuangkan dalam proyek akhir ini adalah sebuah investigasi gaya penyajian yang ringan dan menarik serta menggunakan struktur penuturan secara runtut. a.) Dalam segi penyajian program acara Telusur menghadirkan 20

21 presenter (host) yang dianggap dapat menjadi daya tarik kemasan acara (Ayawaila, Gerzon R.2008). Implementasi dari karya ini yaitu adanya presenter (host) yang memiliki karakter atraktif, gaya tutur bahasa yang ringan dan tegas. Alur cerita di setiap segmennya di tuturkan tahap demi tahap di sesuaikan dengan realita, disajikan dengan karakter presenter (host) serta narasi yang mendukung, misalnya adegan presenter (host) membawakan acara setiap segmennya dengan mimik dan intonasi yang jelas, sehingga dapat memperkuat keaslian dari program Telusur yang membahas mengenai penyalahgunaan lem sintetis serta dampak negatifnya. Segmen yang di sajikan di tiap alurnya di buat sedetail mungkin sehingga dapat menjadi sumber informasi bagi penonton khususnya di kalangan masyarakat, agar lebih berhati hati dan waspada di lingkungan pergaulannya. b.) Gaya Penyajian Gaya penyajian yang penulis konsep adalah ringan, tegas dan menarik namun tetap memberikan knowledge kepada penonton. Gaya ini dipilih untuk menghindarkan acara yang bersifat membosankan atau bersifat menggurui. Dalam penyajian program Telusur akan menyelipkan vox pop (kumpulan opini atau suara masayarakat) mengenai apa itu ngelem atau inhalen untuk mengetahui sejauh mana masyarakat tahu mengenai penyalahgunaan lem sebagai obat penenang. Serta ilustrasi gambar yang menjelaskan isi cerita atau narasi untuk memperjelas isi sebuah cerita Sinopsis Program yang berdurasi kurang lebih 20 menit ini menginformasikan lebih detail mengenai penyimpangan sosial mengenai inhalen yaitu penyalahgunaan lem sintetis sebagai obat penenang dan dampaknya. Di program Telusur kali ini penulis mengambil objek ngelem di kalangan anak jalanan serta dampak negatifnya, karena banyak faktor yang menyebabkan anak jalanan terjerumus dalam kehidupan di jalanan, seperti: kesulitan keuangan keluarga atau 21

22 tekanan kemiskinan, ketidak harmonisan rumah tangga orangtua dan masalah khusus yang menyangkut hubungan anak dengan orangtua. Kadangkala pengaruh teman atau kerabat juga ikut menentukan keputusan untuk hidup di jalan. Tidak jarang anak jalanan cenderung untuk terjerumus kedalam tindakan menyimpang. Salah satu perilaku yang popular menyimpang adalah ngelem, yang secara harafiah berarti menghirup lem. Adapun lem yang digunakan oleh anak-anak jalanan untuk melakukan aktifitas ngelem tersebut adalah lem sintetis, lem perabotan atau lem alat rumah tangga. Umumnya efek akut bahan ini serupa dengan inhalasi ether atau mitrous oxyda (obat anastesi / bius umum) yang berupa euphoria ringan, mabuk, pusing kepala tapi masih dapat mengontrol pendapatnya. Sesudah itu ia akan merasa bahwa dirinya tenang, namun pada akhirnya tidak jarang melakukan tindakan anti-sosial dan tindakan impulsif dan agressif. Di segmen pertama Telusur menayangkan vox pop dan menjelaskan kegunaan lem sintetis yang sebenarnya, lalu menjelaskan sedikit tentang kehidupan anak jalanan, kemudian di segmen kedua Telusur akan mengungkap lebih dalam mengenai penyalahgunaan lem sintetis dengan menghadirkan narasumber anak jalanan dan menampilkan ilustrasi. kemudian dilanjutkan memberi informasi mengenai apa saja jenis inhalasia yang biasa disalahgunakan sebagai penenang oleh kalangan anak jalanan, lalu di segmen terakhir Telusur akan lebih menjelaskan apa sebenarnya efek samping dan bahaya yang akan ditimbulkan jika menghirup lem dalam jangka waktu panjang, lalu di segmen terakhir host menutup acara serta memberikan kesimpulan. 22

23 Treatment 3.1 Treatment NO VISUAL AUDIO 1 Color bar 2 Identitas karya 3 Count down SEGMEN 1 4 Opening program SFX 5 Opening host LIVE (Lokasi: Wisma Perdamaian, Semarang) 6 Establish SFX (Lokasi: Tugu Muda Semarang, Jembatan penyebrangan Pasar Bulu Semarang) 7 Voxpop masyarakat LIVE (Pertanyaan: Taukah apa itu ngelem / inhalasia?) 8 Host in frame LIVE (Menjebatani dari segmen 1 menuju segmen 2) 9 Video teaser NARASI (kehidupan anak jalanan, fungsi lem sebenarnya, penjelasan mengenai inhalasia) 10 Bumper out SFX SEGMEN 2 11 Bumper in SFX 12 Insert narasumber inhaler NARASI 13 Wawancara narasumber inhaler LIVE (SPYCAM) 14 Ilustrasi inhalasia NARASI (Cara mendapatkan lem sampai mabuk) 15 Video Teaser NARASI (Jenis inhalasia: thinner, bensin, lem, Aseton, cat kuku) 16 Bumper out SFX SEGMEN 3 23

24 17 Bumper in SFX 18 Host in frame LIVE (Mencari tahu kandungan zat yang terkandung dalam lem sintetis dan dampak negatifnya) 19 Establish SFX (Lokasi: RSUP Dr. Kariadi) 20 Insert Dr. Avissena Dutha Pratama, Sp.P LIVE (Penjelasan zat yang terkandung dalam lem sintetis dan bahayanya) 21 Bumper out SFX SEGMEN 4 22 Bumper in SFX 23 Host closing LIVE 24 Credit title SFX (crew) 25 LOGO UDINUS DAN BROADCASTING Naskah Tabel 3.2: Naskah Program Telusur NO VISUAL AUDIO 1 Color bar 2 Identitas karya 3 Count down SFX SEGMEN 1 4 Opening program SFX 5 Opening host SELAMAT SORE PEMIRSA / APA (Lokasi: Wisma KABAR ANDA HARI INI? / Perdamaian, Semarang) KEMBALI BERSAMA SAYA SOIB TIARA DALAM BERITA INVESTIGASI TELUSUR / YANG MENGANGKAT FENOMENA 24

25 6 Establish (Lokasi: Tugu Muda, Jembatan penyebrangan Ps. Bulu) 7 Voxpop masyarakat (Pertanyaan: Taukah apa itu ngelem / inhalasia?) 8 Host in frame (Menjebatani dari segmen 1 menuju segmen 2) YANG TIDAK BIASA DI MASYARAKAT / UNTUK KAMI BAHAS DAN KAMI ULAS SECARA TERBUKA / DAN TAJAM // BERAWAL DARI PENASARAN KEMUDIAN MENJADI KEBIASAAN DAN SUATU KEBUTUHAN / BANYAK REMAJA YANG TERJERUMUS DALAM PERGAULAN NEGATIF // KENAKALAN REMAJA YANG SERING TERJADI NAMUN JARANG DISADARI / DAN DIKETAHUI OLEH ORANGTUA SALAH SATUNYA ADALAH INHALASIA / ATAU YANG SERING DISEBUT DENGAN MABUK LEM // SFX LIVE TERDENGAR ASING MEMANG / BANYAK MASYARAKAT YANG TIDAK TAHU / BAHWA UAP LEM JENIS TERTENTU DAPAT BERDAMPAK NEGATIF APA BILA TERHIRUP SECARA BERLEBIHAN // 25

26 9 Video teaser (kehidupan anak jalanan, fungsi lem sebenarnya, penjelasan tentang inhalasia) JENIS LEM SINTETIS YANG SEJATINYA DIGUNAKAN SEBAGAI PEREKAT LOGAM / FIBER / MAUPUN SEPATU / AKAN SANGAT BERGUNA JIKA DIGUNAKAN DENGAN SEMESTINYA // NAMUN / BAGAIMANA JADINYA JIKA LEM JENIS TERSEBUT DISALAH GUNAKAN? // KAMI AKAN MEMBAHAS LEBIH DALAM MENGENAI PENYALAHGUNAAN LEM SINTETIS / DAN DAMPAK NEGATIFNYA / BERSAMA SAYA SOIB TIARA INILAH TELUSUR // ANAK JALANAN KAMI MENYEBUTNYA / KERASNYA KEHIDUPAN DI KOTA BESAR SEPERTI SEMARANG MEMBUAT ANAK JALANAN HARUS MELUPAKAN MIMPI DAN MENINGGALKAN BANGKU SEKOLAH // BANYAK FAKTOR YANG MENYEBABKAN ANAK JALANAN TERJERUMUS DALAM KEHIDUPAN DI JALANAN / SEPERTI KESULITAN KEUANGAN KELUARGA ATAU TEKANAN KEMISKINAN DAN KETIDAK HARMONISAN RUMAH TANGGA // 26

27 TIDAK JARANG ANAK JALANAN BANYAK YANG TERJERUMUS DALAM TINDAKAN MENYIMPANG/ SALAH SATUNYA YAITU MABUK LEM // LEM SINTETIS YANG LAZIMNYA DIGUNAKAN SEBAGAI PEREKAT SEPATU / SERING DI SALAHGUNAAKAN OLEH ANAK- ANAK JALANAN // KANDUNGAN ZAT KIMIA DALAM LEM SINTETIS YANG MUDAH MENGUAP / DAPAT MENGHASILKAN PENGARUH DALAM MENGUBAH EMOSI DAN PIKIRAN PEMAKAI / ATAU YANG SERING DI SEBUT INHALASIA DALAM ILMU KEDOKTERAN // 10 Bumper out SFX SEGMEN 2 11 Bumper in SFX 12 Insert narasumber inhaler MABUK LEM MEMANG MURAH / KEBANYAKAN MEREKA YANG MENGKONSUMSI ADALAH ANAK-ANAK JALANAN // DALAM SITUASI INI/ KAMI TIM TELUSUR / MENCOBA MENCARI TAU / DAN MENYELIDIKI APA YANG MEMBUAT MEREKA TERJERUMUS DALAM PENYIMPANGAN SOSIAL TERSEBUT // 27

28 13 Wawancara narasumber inhaler LIVE (SPYCAM) (P: PERTANYAAN, J: JAWABAN) P: MULAI NGELEM SEJAK KAPAN MBAK? J: SAYA NGELEM SEJAK UMUR 12 TAHUN P: TAU NGELEM DARI MANA MBAK? J: DARI TEMEN TERUS SAYA COBA- COBA MALAH JADI KETAGIHAN P: YANG MEMBUAT KETAGIHAN ITU APA? J: BAUNYA P: WANGI APA GIMANA? J: IYA BAUNYA WANGI P: SETELAH NGELEM YANG DI RASAIN ITU APA SIH? J: YA GAK ADA RASANYA TOH MBAK P: MAKSUDNYA JADI PUSING ATAU MUAL? J: OH AKU KALO GAK NGELEM MALAH PUSING P: SAYA PERNAH LIAT MBAK NYA WAKTU NGELEM DAN NGOMONGNYA AGAK CADEL, KALO HABIS NGELEM RASANYA KAYA MELAYANG YA? J: IYA KAYA ORANG SUWUNG, ORANG YANG LAGI NGOBAT P: KALAU HABIS NGAMEN UANGNYA SERING BUAT BELI LEM DARI PADA BUAT BELI MAKAN YA MBAK? 28

29 J: YA KADANG MAKAN TOH MBAK, YA PALING BUAT BELI LEM NANTI NGAMEN LAGI TERUS SISANYA DI SETORIN KE IBU SAYA BUAT BANTU BAYAR KOS KAN IBU SAYA NGEKOS P: TERUS KENAPA MILIH MABUK LEM BUKAN MABUK PAKAI OBAT-OBATAN? J: SAYA TAKUT KALAU PAKAI OBAT-OBATAN KAN DI AWASIN SAMA POLISI, TAPI KALAU NGELEM JUGA BIASANYA DI TANGKAP, SAYA GAK PERNAH DI TANGKAP TAPI PACARKU PERNAH MASUK PENJARA GARA-GARA MABUK LEM TERUS SEMINGGU KEMUDIAN KELUAR. DI PENJARANYA GARA-GARA WAKTU LAGI MABUK TERUS MELEMPAR BATU KE IBU-IBU SAMPAI MATANYA IBU ITU CACAT. TAPI SEKARANG NGURANGIN MABUK LEMNYA, DULU SEHARI 3 KALENG SEKARANG KADANG 1 KALENG AJA SISA P: TAU GAK MBAK KALO NGELEM BISA MERUSAK PARU-PARU DAN OTAK? J: SEBENARNYA SAYA TAU MAKANNYA SYA KURANGIN P: BERARTI TAU JUGA KALO 29

30 14 Ilustrasi inhalasia (Cara mendapatkan lem sampai mabuk) NGELEM BISA BERDAMPAK KEMATIAN? J: YO TAU MBAK, SOALNYA TEMAN SAYA JUGA ADA YANG MATI GARA-GARA NGELEM P: ADA NIATAN BERHENTI NGELEM GAK MBAK? J: ADA MBAK, TAPI LINGKUNGANNYA BANYAK YANG NGELEM JUGA JADI SUSAH PADA KENYATAANNYA INHALASIA MASIH BANYAK DISALAHGUNAKANN // BUKAN OBAT YANG DIHIRUP / MELAINKAN ZAT ADIKTIF DALAM BENTUK CAIR YANG DIHIRUP AROMANYA / KARENA ZAT ADIKTIF JENIS INI MEMILIKI SIFAT MUDAH MENGUAP // NGELEM KERAP KALI DI LAKUKAN OLEH SEBAGIAN ANAK JALANAN UNTUK MELEPASKAN DIRI DARI BEBAN HIDUP YANG MEREKA JALAN I// MEREKA DAPAT MENEMUKAN KENIKMATAN SESAAT / KENIKMATAN INI DIPEROLEH DENGAN CARA MENGHISAP ATAU MENGHIRUP AROMA LYSERGIC ASID DIETHILAMIDE / YANG JIKA DI GUNAKAN 30

31 15 Video teaser (Jenis inhalasia: thinner, bensin, lem, aseton, cat kuku) DALAM DOSIS KECIL AKAN MENIMBULKAN EFEK SEPERTI ZAT PSIKOTROPIKA LAINNYA / SEPERTI EUPORIA DAN HALUSINASI // SEMENTARA JIKA DIGUNAKAN DENGAN DOSIS TINGGI DAPAT MENIMBULKAN EFEK KETAKUTAN // BAHKAN LEBIH DARI ITU / ZAT INHALEN DAPAT MENIMBULKAN KERUSAKAN SERIUS PADA ORGAN TUBUH LAINNYA / TERUTAMA PADA PARU-PARU DAN LIVER / SEDANGKAN AKIBAT PALING PARAH DARI PENYALAHGUNAAN ZAT INHALEN INI ADALAH KEMATIAN // INHALEN YANG SERING DISEBUT ANAK JALANAN NGELEM / MERUPAKAN SENYAWA ORGANIK BERUPA GAS DAN PELARUT YANG MUDAH MENGUAP // INHALEN BANYAK TERDAPAT DI PRODUK-PRODUK SEPERTI BENSIN / ASETON / THINNER / DAN LEM SINTETIS // LEM SINTETIS SERING DI PAKAI OLEH ANAK JALANAN KARENA HARGANYA YANG CUKUP 31

32 MURAH // 16 Bumper out SFX SEGMEN 3 17 Bumper in SFX 18 Host in frame (Mencari tahu kandungan SETELAH MENGETAHUI APA ITU INHALEN / KAMIPUN SEGERA zat yang terkandung MENCARI TAHU ZAT APA SAJA dalam lem sintetis dan YANG TEKANDUNG DALAM dampak negatifnya) LEM SINTETIS DAN DAMPAK NEGATIFNYA // 19 Establish SFX (Lokasi: RSUP Dr. Kariadi) 20 Insert Dr. Avissena Dutha LIVE Pratama, Sp.P ZAT YANG DIHIRUP ATAU (Penjelasan efek samping dan bahaya inhalasia) INHALASIA DAPAT BERISI OBAT YANG BIASA DIGUNAKAN DI DUNIA KEDOKTERAN YAITU UNTUK PELEGA SALURAN NAFAS ATAU PENGENCER DA HAK / ADA JUGA ZAT BERBAHAYA YAITU ASAM LISERGAT DIETILAMIDA ATAU LSD / YAITU ZAT SINTETIS YANG TERKANDUNG DI DALAM LEM // ZAT INI JIKA MASUK KE TUBUH MANUSIA DAPAT MENYEBABKAN SUATU REAKSI HALUSINASI. NAH DIA MEMPUNYAI EFEK PSIKO AKTIF SETELAH ADA DI DALAM BADAN SEKITAR 20 SAMPAI 30 MILIGRAM // 32

33 PADA SAAT PENGGUNA MENGHIRUP MEMPUNYAI EFEK HALUSINASI SETELAH SATU JAM PEMAKAIAN DAN DAPAT BERTAHAN SAMPAI DELAPAN JAM // EFEK JANGKA PENDEK JADI PADA PENGGUNA YANG MENGHIRUP SELAIN HALUSINASI DAPAT PULA RASA MUAL ATAU MUNTAH / DAPAT JUGA KARENA ITU MASUK PEMBULUH DARAH SEL PEMBULUH DARA AKHIRNYA MENGGANGGU / IRAMA JANTUNG AKAN BERDEBAR- DEBAR LALU NYERI KEPALA SEPERTI ITU // NAH PADA PENGGUNA YANG MEMAKAI TERUS DALAM WAKTU DELAPAN JAM LALU MEMAKAI LAGI DAN MEMAKAI LAGI AKHIRNYA AKAN TERAKUMULASI DALAM PEMBULUH DARAH YANG DAPAT MENYEBABKAN EFEK JANGKA PANJANG SALAH SATUNYA ADALAH KELAINAN SYARAF / KELAINAN MOTORIKNYA / KELAINAN OTAK TENTUNYA / KARENA MEMPENGARUHI SISTEM SUSUNAN SYARAF PUSAT 33

34 SERTA GANGGUAN EMOSI SEPERTI DEPRESI / MUDAH MARAH SEPERTI ITU // TERIMAKASIH 21 Bumper out SFX SEGMEN 4 22 Bumper in SFX 23 Host closing DARI LIPUTAN TADI KITA BISA MELIHAT BAHWA / PERHATIAN DAN KEIKUT SERTAAN ORANGTUA DALAM MENGAWASI / DAN MENDIDIK ANAKNYA SANGATLAH PENTING / BEGITU JUGA DENGAN LINGKUNGAN DI SEKITARNYA // SAKSIKAN KAMI DALAM EPISODE YANG BERBEDA MINGGU DEPAN HANYA DI TELUSUR // 24 Credit title SFX (crew) 25 LOGO UDINUS DAN BROADCASTING 34

35 Konsep Teknis Pemilihan Alat dan Bahan (Software) Dalam membuat sebuah program acara hendaklah terlebih dahulu memperhatikan alat dan bahan yang akan digunakan, agar nantinya tidak menghambat proses kerja produksi. Begitu juga dalam pembuatan Proyek Akhir ini, yang menggunakan beberapa peralatan yang digunakan selama proses produksi. Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut : Tabel 3.3: Alat dan Bahan JENIS PERALATAN JMLH NAMA TIPE MEREK SPY BPR 6 1 Kamera Kamera 1. DSLR 660D SD memory 2. DSLR D5200 SD memory 3. SONY DCR-PJ5E.Canon.Nikon SONY Clip on Clip on 1 Tripod VCT-D680RM WT330B Sony Lightweight 1 1 Perekam NP355V4X-A021D Samsung 1 Audio Komputer Editing 1. Processor Intel Core i3 2,1 Ghz 2. Kartu Grafis nvidia ge force gt 540 2gb discrate graphic, 3. Ram 2gb 4. HDD 640gb Software : 1. Video 1. Adobe Premier Pro CS 6 dan 35

36 2. Gambar visual 3. Audio 2. Adobe After Effects CS 6 1. Adobe photoshop 1. Nero Wive Edition Set Desain atau Strategi Desain a) Setting Setting tempat program berita investigasi Proyek Akhir ini adalah out door. Karena konsep program ini adalah menampilkan sebagian besar kalangan anak jalanan yang menggunakan lem sintetis sebagai obat penenang. b) Looks, Mood, Tone and Manner (1) Atraktif (2) Tegas (3) Knowledge (4) Modern c) Strategi Verbal Sesuai konsep program berita investigasi dalam Proyek Akhir ini adalah bercerita mengenai investigasi obat penenang yang dipakai anak jalanan. Host di program ini sebagai penghubung ke segmen berikutnya supaya masyarakat lebih mudah untuk mengerti tiap alur di setiap segmen d) Strategi Audio-Visual (1) Ilustrasi musik yang digunakan adalah instrument musik yang tegas supaya lebih menyakinkan penonton mengenai berita investigasi. (2) Tipografi huruf teks di opening tune, menggunakan huruf yang tegas Sistem Kerja atau Produksi Sistem kerja yang digunakan saat produksi berlangsung adalah : a. Pengambilan gambar dengan berpegang pada treatmen, meskipun ada pengembangan adegan dilapangan. b. Menggunakan sistem multi cam (menggunakan lebih dari satu kamera). Satu kamera DCR menjadi kamera master, satu kamera DSLR untuk insert-insert close up maupun detail-detail, dan satu 36

37 kamera DSLR untuk pengambilan establish dan back up insert dan pengambilan detail. c. Berkoordinasi dengan narasumber. Karena ini adalah berita investigasi pengambilan sesuai dengan keadaan. Maka kami mengikuti narasumber meskipun kami mengarahkan sesuai sinematografi yang baik tapi tidak merubah keadaaan atau realita sebenarnya. d. Dalam beberapa adegan obrolan atau secara tidak langsung adalah wawancara, menggunakan Teknik In-action, yaitu wawancara yang dilakukan saat subjek sedang melakukan kegiatan (In-action) Teknik Berkarya Sebagai program director dalam pembuatan berita investigasi Proyek Akhir ini, ada beberapa langkah atau teknik yang dilakukan, yaitu : a. Ide atau gagasan, menentukan ide apa yang akan dibuat. Disini ide yang ditemukan adalah penyalahgunaan lem dan dampak negatifnya. b. Setelah ide telah ditentukan, kemudian melakukan riset atau pengumpulan data sesuai dengan ide yang akan dibahas. Karena yang akan dibahas adalah penyalahgunaan lem dan dampaknya, maka pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan pengguna dan dokter, mencari di daerah Semarang tentang kalangan anak jalanan yang menggunakan lem sebagai obat penenang. Setelah data telah terkumpul, tahap selanjutnya adalah mentranskrip hasil-hasil wawancara dan merekap data-data pustaka yang telah didapat. Kemudian memilah-milah bahan atau data mana yang akan digunakan dan bahan mana yang tidak digunakan. c. Tahap selanjutnya adalah penentuan konsep program akan dibuat seperti apa. Dalam berita investigasi ini konsep yang digunakan adalah bercerita tentang investigasi tentang penyalahgunaan lem dan dampak negatifnya. d. Setelah konsep telah ditentukan, sinopsis dibuat. 37

38 e. Dari sinopsis kemudian lebih diperjelas lagi setiap adegannya dalam treatment. f. Dari treatmen dibuat outline naskah (rancangan naskah). Karena jalan cerita atau naskah bisa saja berubah saat dilapangan. g. Setelah produksi selesai, akan masuk tahap editing, dibuat full naskah untuk memudahkan editor dalam mengedit. Dalam full naskah dijelaskan bentuk narasi dan hasil wawancara yang akan dipakai Proses Berkarya Suatu produksi program berita investigasi yang melibatkan peralatan, orang dan juga biaya yang tidak sedikit, selain memerlukan suatu organisasi yang rapi juga diperlukan suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Setiap tahap harus jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Proses produksi meliputi tiga bagian yaitu pra produksi, produksi dan pasca produksi. Berikut riciannya: Pra Produksi a. Pengumpulkan semua data-data yang diperlukan (riset) untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang lem sebagai obat penenang. b. Membuat sinopsis, treatmen dan perencanaan naskah sebagai landasan saat produksi nanti, kemudian dianalisa dan dipahami. c. Menyusun team work yang akan membantu dari proses pra produksi, produksi dan pasca produksi, berikut susunannya: Tabel 3.4 : Crew Program Telusur NO NAMA JOBDESK 1. Daniar Dian Saputri Produser Fauziyah Amrina Rosyada Ghufriyati 2. Ghufriyati PD/ Director 3. Daniar Dian Saputri Kameraman 4. Fauziyah Amrina Rosyada Penulis Naskah 5. Ghufriyati Peralatan 38

39 Pasca Produksi Produksi Pra Produksi 6. Jefri yanto Editor 7. Fauziyah Amrina Rosyada Unit Manager & Make up 8. Daniar Dian Saputri Dubber 9. Soib Tiara Presenter (Host) d. Melakukan hunting lokasi. e. Pengaturan semua jadwal kegiatan sebagai berikut: Tabel 3.5: Working Schedule Program Telusur Target Per Minggu N Taha Aktifit Okt Apr Mei Juni Juli O pan as Penemu V an ide 2 Riset V V 3 Huntin V V V g 4 Meetin V V V g Produk si 5 Shootin V V V V g 6 Loggin V g 7 Dubing V 9 Editing V 39

40 f. Perencanaan budget, berikut rinciannya: Tabel 3.6: Perencanaan Budget Program Telusur NO JENIS BARANG JUMLAH HARGA 1. Perlengkapan Produksi : 1. Clip On 2. Spy Cam Rp ,00 Rp ,00 2. Konsumsi 3 orang Rp ,00 3. Transportasi Rp ,00 4. Biaya Lain-Lain Rp ,00 Total Pengeluaran Rp ,00 g. Perencanaan Jadwal Shooting Rencana jadwal produksi dibuat supaya penulis dapat mengetahui estimasi waktu yang dibutuhkan untuk produksi Program Telusur ini, adapun rencana produksi yang telah ditentukan: Tabel 3.7: Perencanaan jadwal shooting Program Telusur TANGGAL LOKASI KEGIATAN Feb Pasar Bulu Mengambil gambar 2015 Anak jalanan yang sedang menghirup lem (inhelen) Feb Daerah Pengambilan gambar 2015 Sampangan gaya hidup anak jalanan 3 Maret 2015 RSUP Dr. Kariadi Pengambilan statemen dari dokter mengenai kandungan dan dampak dari lem. 5 Maret 2015 sekitar Tugu pengambilan gambar Muda vox pop 7 Maret 2015 Jembatan Pengambilan gambar penyebrangan ilutrasi dan establish 40

41 18-20 Mei 2015 bulu semarang Wisma perdamaian Take host dan retake host h. Pertemuan Tim Produksi Dalam roduksi ini penulis melakukan tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama menjelaskan mengenai konsep acara kepada tim produksi serta penyusunan job desk masing-masing. Pertemuan kedua persiapan tiap-tiap jobdesk dan sharing tentang program acara yang akan dibuat. Dan yang terakhir persiapan final menuju proses produksi. i. Mempersiapkan segala sesuatu hal mulai dari peralatan, transportasi, akomodasi dan lain-lain Produksi Proses pengambilan gambar dalam pembuatan investigasi Proyek Akhir ini dilakukan beberapa penggambilan gambar dengan rentan waktu yang berbeda supaya tidak menimbulkan rasa curiga terhadap target, wawancara narasumber dan pengambilan adegan presenter (host). Pengambilan gambar dilakukan sesuai dengan treatmen yang telah dibuat walaupun ada pengembangan saat produksi. Berikut proses pengambilan gambar investigasi Telusur penyalahgunaan lem sebagai obat penenang Tabel 3.8: Proses shooting Program Telusur TANGGAL SHOOTING KE- KEGIATAN 17 Feb 2015 Ke satu Pengambilan gambar anak jalanan menggunakan handy cam feb Ke dua Pengambilan gambar kehidupan anak jalanan menggunakan handycam. 4 Mei 2015 Ke tiga Take narasumber 12 Mei 2015 Ke empat Take vox pop 20 Mei 2015 Ke lima Take host 20 Mei 2015 Ke enam Take dokter 25 Mei 2015 Ke tujuh Retake host 41

42 Pasca Produksi Pada proses pasca produksi ini terdiri dari proses editing. Disini semua crew sangatlah penting. Adapun proses pasca produksi antara lain : a. Logging Sebelum pelaksanaan editing, terlebih dahulu melakukan pendataan dengan logging untuk membuat editing list. Logging ini merupakan pendataan timecode yaitu dengan melihat hasil gambar yang telah diambil dan mencatat mana saja yang dipakai maupun yang tidak dipakai. b. Dubbing Sebelum video diedit, terlebih dahulu melakukan proses dubing. Ini dilakukan agar dalam proses edit nanti memudahkan editor untuk menyelaraskan gambar dengan narasi. Narasi dibacakan oleh seorang dubber, dalam berita investigasi ini adalah Daniar dian saputri. c. Offline Editing Proses menyatukan beberapa gambar yang sudah dipastikan akan dipakai. Proses ini hanya sekedar mengurutkan gambar, namun sudah mulai terlihat runtutan ceritanya dari awal hingga akhir. d. Transisi Pemberian transisi antar gambar baik itu cut, dissolve, dip to white maupun dip to black agar lebih sistematis dan dinamis. e. Online Editing Yang meliputi pemberian efek warna, efek suara, dan efek gambar serta memberikan title seperti judul, nama pemain, nama kru. Selain itu diberikan tambahan grafis pada gambar. f. Preview Melihat hasil editing dan melakukan koreksi-koreksi yang diperlukan untuk menambah sempurna hasil gambar dan suara. g. Rendering Proses menyatukan hasil editing video ke dalam sebuah video yang utuh. 42

43 3.6. Jobdesk Pengarah Acara Tanggung Jawab pengarah acara Sebagai pengarah acara dituntut untuk menjadi pengamat yang mengerti kondisi serta kebutuhan dari stasiun televisi, sponsor, dan penonton. Di sini tidak hanya membicarakan persoalan seni visual dan imajinasi personal, tetapi juga dampak karya visual terhadap penonton. Beberapa trik yang dilakukan sutradara untuk mendongkrak rating: 1. Mengubah rundown format acara, 2. Mereposisi pembawa acara, 3. Mengajukan usulan penjadwalan penayangan televisi. Seorang PD (program director) bertanggung jawab menyiapkan detail - detail pra produksi, produksi dan pasca produksi. Setiap pelaksanaan produksi memerlukan tahapan-tahapan yang cermat. Hal ini bukan saja masalah gambar yang harus dicermati dalam pengambilannya namun juga dalam penyusunannya, disamping masalah penataan suara dan beberapa aspek yang tidak bisa diabaikan. Semua anggota kerabat kerja produksi harus mendapatkan informasi secukupnya sehingga semua kegiatan yang mereka lakukan sesuai dengan rencana produksinya. Pada dasarnya proses produksi suatu acara ada tiga tahapan yaitu : a) Pra produksi : Pra produksi adalah suatu kegiatan dalam pencarian ide sampai dengan selesainya naskah suatu program acara yang akan dibuat. Pra Produksi dilakukan untuk merencanakan atau persiapan awal seperti : 1) Ide / gagasan Ide bias berasal dari beragam sumber diri kita sendiri, orang lain, merenung, membaca buku ataupun imajinasi. Satu ide dapat dibagi beberapa tema. 2) Sinopsis Tidak sekedar garis besar jalan cerita,tetapi merupakan : a) Garis besar cerita dari pengembangan tema b) Memuat alur cerita dari awal hingga akhir c) Mengambarkan situasi lokasi dan waktu kejadian serta 43

44 perkembangannya d) Melukiskan karakter tokoh peran/pemain dan pokok pembicaraan e) Sumber informasi penulisan selanjutnya 3) Treatment Pengatagorian setiap permasalahan yang akan dijabarkan berdasarkan garis besar cerita 4) Format / bentuk a. Naskah yang sudah lengkap sebagai perkembangan dari sinopsis yang sudah diisikan interprensi gambaran dari adeganadegan dan suara yang sesuai b. Rancangan bangunan suatu program acara siaran menurut pendekatan teknik pengajian dalam bahasa gambar 5) Scenario Merupakan tulisan pengembangan dari sinopsis dan treatment serta merupakan isi cerita alur dari awal hingga akhir, lalu diterjemahkan kedalam bahasa gambar dan suara, sudah ditulis sangat rinci dan sistematis.ada tiga jenis scenario : a. Full script : untuk drama, iklan b. Semi script : untuk produksi feature dan documenter c. Un script : untuk berita, dibuat setelah melihat gambar yang ada, untuk menjelaskan informasi gambar memakai narasi dengan gaya bahasa serta disinkronkan. 6) Shooting script Ditulis lebih terperinci dari pada naskah, yang didalamnya terdapat pedoman pelaksanaan untuk memterjemahkan naskah kedalam bahasa audio-visual berupa : a. Urutan pengambilan gambar b. Diskripsi gambar c. Jenis suara yang direkam b) Produksi : Produksi adalah suatu kegiatan pengambilan gambar sesuai dengan naskah yang telah buat dalam pra produksi. PD (program directing) harus mengetahui komposisi gambar dan angel camera. 44

45 1) Komposisi gambar Komposisi gambar adalah pengaturan / penataan, penyusunan dan menempatkan unsur-unsur gambar kedalam bingkai gambar. Komposisi gambar harus memperhatikan factor keseimbangan, keindahan, ruang dan warna dari unsur-unsur gambar serta daya tarik tersendiri. Menurut alan wurtzel,ph.d dan Stephen R. acker,ph.d dalam television prodaction mengatakan bahwa komposisi yang baik harus memenuhi beberapa kreteria, yaitu : a. Unsur-unsur gambar menyatu b. Letak : posisi foreground(fg), middelground(mg) atau background(bg) c. Change focus / pull focus / rack focus : pelatihan focus dari satu objek ke objek lain dalam satu frame. d. Suara : dialog, ilustrasi, SFX e. Lighting f. Warna 2) Angle kamera Angle kamera adalah peletakan kamera pada sudut pandang pengambilan yang tepat dan mempunyai motivasi tersendiri. Dalam produksi tv, PD dan peñata kamera harus mengambil sekian banyak shot dari unsur gambar yang ada dilokasi kejadian sesuai dengan alur cerita. Tiap shot membutuhkan penampilan kamera pada posisi yang paling baik, indah dan menarik bagi pandangan mata penonton. PD harus mengetahui angel camera yaitu : 1. Long shot (LS) 2. Medium shot (MS). 3. Close up (CU) 4. Zoom : Pergerakan elemen-elemen lensa sehingga mempengaruhi adanya perubahan sudut pandang dan ukuran gambar. Zoom terdapat dua yaitu : a. Zoom in : Teknik pengambilan gambar dengan pergerakan lensa 45

46 gambar yang luas menuju gambar yang lebih sempit kesatu objek b. Zoom out : Teknik pengambilan gambar dengan pergerakan lensa gambar yang sempit menuju gambar yang lebih luas kesatu objek. 5. Panorama (PAN) : Pergerakan kamera pada bidang horizontal atau kamera meoleh (dari kiri kekanan atau sebaliknya) sesuai kecepatan yang diinginkan, kamera tetap pada porosnya. PAN terdapat dua yaitu : a. Pan kanan : kamera bergerak kekanan dari objek utama b. Pan kiri : kamera bergerak kekiri dari objek utama 6. Tilt Pergerakan kamera dari bidang vertical ( dari atas kebawah atau sebaliknya). Tilt terdapat dua yaitu : a. Tilt up b. Tilt down. (Gunawan,Drs.B.Guntur. (2007). Proses Produksi Acara Televisi. Jakarta: Balai Diklat LPP TVRI) Kerja dan tugas pokok Pengarah Acara a. Menemukan dan Menentukan nada dasar Tugas utamanya adalah mencari motif yang ditemukan dalam sebuah karya lakon (naskah/skenario) dan memberi jiwa (ada ciri khas) agar menjadi suatu wujud yang dikehendaki kemudian. Inilah yang biasa disebut menentukan nada dasar penampilan. Nada dasar ini harus bersifat 1. Menentukan dan memberi suasana khusus 2. Membuat lakon gembira/sedih menjadi lucu/haru 3. Mengurangi bobot tragedi yang terlalu berlebihan 4. Memberikan prinsip dasar pada lakon. 46

47 b. Mengetahui Tata dan Teknik Pertunjukan Pengarah acara paling tidak memiliki pengetahuan tentang tata dan teknik pertunjukan yaitu segala hal yang menyangkut kebutuhan suatu pertunjukan baik kostum, make up, dekorasi bahkan lighting. Ini sangat mendukung nada dasar yang dikehendaki. Atas kemampuan sutradara dalam keadaan ini maka akan hadir kesesuaian antara warna/suara dan perasaan. Inilah penguatan terhadap nada dasar. c. Menciptakan Aspek - Aspek Laku PD memberikan saran kepada pengisi acara agar menciptakan laku simbolik [acting creative]. Laku simbolik adalah cara berperan (kondisi ini biasanya tidak ada dalam instruksi naskah atau skenario). Penciptaan aspek laku ini hanya untuk memperkaya permainan, menguatkan batin seorang peran bagi penonton. (Heriyanto.(2000), Produksi-Acara Televisi, MMTC, Yogyakarta). 47

48 BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA KARYA 4.1 Implementasi Karya Dalam Proyek Akhir ini penulis membuat sebuah program news investigasi TELUSUR, yang membahas mengenai penyalahgunaan lem di kalangan anak jalanan, karena ternyata banyak yang menyalahgunakan lem sintetis ini, sebagai zat yang dapat memabukkan atau membuat euforia tersendiri di tengah keterbatasan mereka untuk menyesuaikan dengan kondisi. Dalam produksi Proyek Akhir News investigasi ini, penulis bertindak sebagai Pengarah Acara. Dimana Pengarah Acara berperan penting dalam membuat rangkaian cerita supaya menjadi satu paket program acara yang utuh. Berikut print out karya serta penjabarannya : Tabel 4.1 Print Out Karya 1 N O PRINT OUT KARYA KETERANGAN GAMBAR NARASI COLOR BAR Gambar 4.1 Color Bar 2 IDENTITAS KARYA Gambar 4.2 Identitas Karya 3 COUNTDOWN Gambar 4.3 Coundown 48

49 4 OPENING TUNE Gambar 4.4 OPENING TUNE Gambar 4.5 OPENING TUNE Gambar 4.6 OPENING TUNE Gambar 4.7 OPENING TUNE 5 JUDUL Gambar 4.8 JUDUL SEGMEN 1 49

50 6 BUMPER IN Gambar 4.9 BUMPER IN 7 HOST OPENING HOST MEMBUKA ACARA MEMPERKENALKAN TEMA TELUSUR EPISODE Gambar 4.10 HOST OPENING MINGGU INI 8 VOXPOP MENAYANGKAN PENDAPAT MASYARAKAT (VOXPOP) Gambar 4.11 VOXPOP MENGANTARKAN PADA 9 HOST PENAYANGAN KEGUNAAN PENGANTAR LEM SINTETIS SERTA SEGMEN DUA KEHIDUPAN ANAK JALANAN Gambar 4.12 HOST PENGANGTAR VIDEO 10 Gambar 4.13 NGELEM SEPATU TEASER (KEHIDUPAN ANAK JALANAN, FUNGSI LEM, INHALASIA) MENJELASKAN KEHIDUPAN ANAK JALANAN, KEGUNAAN LEM SINTETIS, SERTA INHALASIA Gambar 4.14 KEHIDUPAN ANAK JALANAN 50

51 Gamnbar 4.15 INHALASIA 11 BUMPER OUT Gambar 4.16 BUMPER OUT SEGMEN II 12 BUMPER IN Gambar 4.17 BUMPER IN 13 WAWANCARA NARASUMBER INHALER (PENGGUNA LEM SINTETIS) LIVE Gambar 4.18 WAWANCARA NARASUMBER 14 ILUSTRASI INHALASIA MENJELASKAN BAGAIMANA SAAT ANAK JALANAN MENGALAMI MABUK LEM YANG DIPERANKAN OLEH TALENT Gambar 4.19 ILUSTRASI INHALASIA 51

52 15 Gambar 4.20 LEM SINTETIS VIDEO TEASER (JENIS INHALAN : THINNER, BENSIN, CAT KUKU, LEM, TIP-EX, PYLOX) MENUNJUKKAN GAMBAR MACAM MACAM INHALEN. Gambar 4.21 CAT KUKU Gambar 4.22 THINNER Gambar 4.23 PYLOX Gambar 4.24 ASETON 52

53 16 Gambar 4.25 TIP-EX BUMPER OUT Gambar 4.26 BUMPER OUT 17 SEGMEN III BUMPER IN. Gambar 4.27 BUMPER IN 18 HOST IN FRAME MENGANTARKAN PADA SEGMEN WAWANCARA PAKAR KESEHATAN, DOKTER AVISSENA Gambar 4.28 HOST INFRAME 19 ESTABLISH :RSUP Dr. KARIADI Gambar 4.29 ESTABLISH RSUP KARIADI 53

54 20 Gambar 4.30 WAWANCARA PAKAR KESEHATAN GAMBAR WAWANCARA DOKTER AVISENA MENJELASKAN TENTANG ZAT YANG TERKANDUNG DALAM LEM SINTETIS DAN DAMPAK NEGATIF NYA 21 BUMPER OUT Gambar 4.31 BUMPER OUT SEGMEN IV 22 BUMPER IN Gambar 4.32 BUMPER IN HOST MENUTUP 23 HOST CLOSING ACARA DENGAN MEMBERIKAN KESIMPULAN Gambar 4.33 HOST CLOSING 24 CREDIT TITLE CREW Gambar 4.34 CREDIT TITLE 54

55 25 LOGO UDINUS Gambar 4.35 LOGO UDINUS 4.2. Analisa Karya Dengan konsep investigasi yang dikemas secara terpercaya, penulis mencoba menguak lebih dalam mengenai penyalahgunaan lem yang banyak dipakai oleh kalangan anak jalanan. Dengan penyampaian yang tidak terkesan membosankan maupun menggurui. Untuk itu penulis merangkumnya dalam sebuah program news investigasi Telusur episode penyalahgunaan lem dan dampak negatifnya. Program investigasi ini akan dianalisis lebih lanjut menggunakan sistem SWOT yang dijelaskan sebagai berikut : Strength (Kekuatan Karya) a. News investigasi ini mengangkat tentang penyalahgunaan lem serta dampak negatifnya. Mulai cara mendapatkan lem sintetis, serta menginformasikan bahaya dan efek samping dari lem sintetis terutama jika dikonsumsi secara berlebihan. b. Konsep penyajiannya dengan menggunakan presenter (Host) yang mengantarkan di setiap segmen. Disini presenter (Host) membawakan acara di setiap segmen dengan tegas namun santai, Host juga membantu penonton untuk mengikuti alur cerita program news investigasi, agar penonton mengerti setiap detail informasi yang ditampilkan dalam program Telusur. c. Bahasa yang digunakan adalah bahasa tutur sehingga mudah dipahami bagi semua kalangan. d. Disajikan dengan format yang berbeda. e. Riset dilakukan langsung secara mendalam. 55

56 Weakness (Kelemahan Karya) a. Gambar terlalu terang, contrast kurang. b. Audio yang kurang begitu jelas saat pengambilan gambar host, karena menggunakan mic boomer. Sehingga suara atmosfer masih jelas terdengar. c. Ada beberapa bagian, penggunaan narasi terlalu biasa. d. Pengambilan gambar pada saat menggunakan spy cam, kurang tepat pada obyek dan goyang. e. Kurangnya stock gambar Oppurtunities (Kesempatan Karya) Program news investigasi Telusur ini memiliki banyak potensi yang besar untuk diterima oleh khalayak sebagai program acara televisi yang menarik dan mendidik, yaitu memberikan informasi mengenai penyalahgunaan lem dan dampak negatifnya. Untuk itu penulis telah menyiapkan lima tema jika nantinya program ini akan dijadikan program televisi regular. Kelima tema tersebut antara lain : 1. Investigasi Sopir Pengancam Maut 2. Investigasi Pakaian Berjuta Kuman 3. Investigasi Dinginnya Membawa Petaka 4. Investigasi Razia Polisi Ilegal 5. Investigasi Parcel Expired Threat (Ancaman Karya) a. Adanya tayangan news investigasi yang diragukan kebenarannya. b. Banyak lembaga penyiaran swasta / komersil yang menyiarkan news investigasi dengan konsep penyajian yang sama Prospek Program news investigasi Telusur episode penyalahgunaan lem sintetis serta dampak negatifnya dengan berbagai macam kekurangan dan kelebihannya tersebut memiliki begitu besar prospek ke depan. Hal ini berdasarkan keunikan program ini yang menyajikan sebuah news investigasi yang membahas mengenai penyalahgunaan lem serta dampak negatifnya yang dipakai oleh kalangan anak jalanan, sebagai tujuan untuk meringankan beban 56

57 mereka. Dimana hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kemajuan perilaku remaja Indonesia Dengan beberapa alasan tersebut, program ini layak untuk ditayangkan di televisi lokal maupun nasional. Jika program ini ditayangkan di stasiun televisi, maka nantinya program ini akan dibuat program regular yang ditayangkan setiap satu minggu sekali. Nantinya program news investigasi ini akan membahas mengenai beberapa hal yang akan diinvestigasi untuk mengetahui hal yang benar-benar fakta dan menguak sesuatu yang ada di sekitar masyarakat, karena banyak hal-hal yang perlu diinvestigasi karena di era sekarang banyak oknum-oknum nakal yang mencurangi untuk mendapatkan hasil yang lebih dan tentu saja masyarakat lainnya yang menjadi korban Laporan Penciptaan Tabel 4.2. : Laporan Penciptaan NO Perubahan Konsep Proses Kendala Awal Produksi 1 Jadwal 7 hari 10 hari terjadwal - Terkendala pada Produksi (tidak berturut narasumber yang turut) akan diivestigasi, karena narasumber tibatiba tidak bisa ditemui - Ada beberapa adegan host yang harus di re-take - Kesibukan masing-masing kru. 2 Perubahan Rp ,00 Rp ,00 - Karena memakai 57

58 Budget 3 Perubahan Naskah editor selain kru, yang sebelumnya berencana akan memakai editor kru. Adanya penemuan ide saat melakukan investigasi dilapangan, sehingga sedikit merubah naskah, tapi tanpa merubah konsep yang telah dibuat 4.4. Karya Pendukung dan Strategi Promo Sebuah karya diciptakan tentu untuk diperlihatkan atau dipublikasikan kepada semua masyarakat. Untuk itu diperlukan sebuah media promosi. Program yang bagus tanpa teknik strategi promosi yang bagus maka jarang masyarakat mengetahuinya, maka dari itu penulis menggunakan beberapa strategi promo untuk mendukung program ini dikenal oleh masyarakat, bentuk strategi promonya antara lain : a. Youtube Media Youtube adalah media pengunggah video yang paling banyak digunakan oleh netizen (pengguna internet) sehingga dirasa efektif digunakan sebagai media promosi dalam bentuk video, yakni dengan cara melihat ataupun mengunduh video program Telusur episode penyalahgunaan lem sintetis.dan jangka panjang ketika program ini akan berlanjut sebagai program regular yang membahas investigasi lainnya, maka masyarakat yang melewatkan episode tertentu dapat mengunduh dan melihat tayangan ini tanpa harus memantau di televisi. 58

59 b. Facebook Media facebook dijaman sekarang sangat berperan penting dalam memperkenalkan ataupun mempromosikan sebuah karya. Hampir setiap masyarakat memiliki akun facebook yang bisa diakses kapan saja. Dengan menggunakan media ini diharapkan masyarakat bisa melihat link youtube dari facebook yang ditulis di fanpage facebook Telusur. 59

60 BAB V PENUTUP 5.1 Rekomendasi Program news investigasi Telusur diharapkan mampu memberikan informasi mengenai penyalahgunaan lem serta dampak negatifnya, tidak hanya memberikan informasi tetapi juga mengedukasi masyarakat bahwa banyak sekali oknum yang penyalahgunakan lem jenis tertentu sebagai obat penenang disekitar kita yang perlu kita ketahui dan pelajari, karena apabila dari masyarakatnya sendiri tidak mengetahuinya, akan membahayakan bagi remaja di Indonesia. Dengan adanya program news investigasi Telusur, penulis memiliki beberapa masukan yang dapat dijadikan referensi di kemudian hari pada konsep pembuatan karya dengan format news investigasi, khususnya news investigasi seperti ini. Adapun rekomendasi yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut : 1) Riset yang kuat dan mendalam. Karena riset memudahkan kita untuk menentukan konsep penyajian yang ingin ditampilkan dalam karya. 2) Pemilihan narasumber, dalam news investigasi kita harus berhati-hati dalam menentukan narasumber, terlebih narasumber yang on (yang dapat dihubungi) atau berperan dalam konsep news investigasi kita. Karena news investigasi menyajikan hal-hal yang nyata, maka diperlukan narasumber yang memiliki kompetensi dalam bidang yang terkait dengan tema news investigasi kita 3) Merancang konsep, alur cerita agar informasi yang ingin disampaikan sampai dan menarik untuk ditonton. Setiap konsep maupun alur pasti membutuhakan seseorang untuk memimpin dalam pembuatan sebuah program, maka perlu bagi penulis untuk memberikan beberapa masukan bagaimana menjadi pengarah acara, khususnya pengarah acara news investigasi seperti ini. Adapun rekomendasi yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut : 1) Mampu bekerjasama dengan tim produksi 2) Harus mampu menyampaikan maksud atau pesan tayangan audio visual tersebut 3) Mampu mengarahkan tim untuk mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, karena dalam pembuatan investigasi banyak kendala yang dihadapi 60

61 4) Menyajikan cerita yang tidak habis saat selesai ditonton, namun harus berkesan di mata penonton atau membekaskan sesuatu yang berarti di dalam hati penontonnya 5) Dan yang tak kalah penting adalah seorang pengarah acara harus bertanggungjawab atas semua hasil yang telah diproduksi. 5.2 Evaluasi Program news investigasi Telusur ini memiliki begitu banyak kekurangan dan kelebihan yang layak untuk dieksploitasi kembali di kemudian hari. Disamping itu tema penyalahgunaan lem sintetis ini bisa dikemas dengan berbagai cara dan berbagai format. Dengan adanya program news investigasi yang membahas tentang penyalahgunaan lem sintetis dan dampak negatifnya, tentu akan membuat masyarakat kita melek dengan oknum yang tidak bertanggung jawab dengan melakukan penyalahgunaan lem sintetis, yang sering tidak diketahui oleh masyarakat sekitar. Evaluasi yang di dapat setelah program news investigasi ini diproduksi, penulis harus mampu menentukan konsep dan mengatur blocking kamera serta bekerja sama dengan team karena dalam produksi ini, penulis terlibat sebagai pengarah acara. 61

62 DAFTAR PUSTAKA Ayawaila, Gerzon. R. (2008). Dokumenter : Dari Ide Sampai Produksi. Jakarta: FFTV-IKJ Press. Assegaf, Dja far H. (2009). Jurnalistik Masa Kini. Jakarta: Ghalia Indonesia. Effendy, Heru. (2008), Mari Membuat Film. Jakarta: Panduan dan Pustaka Konfiden. Goenawan, Mohammad, Jurnalisme Investigasi, 2009, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Heriyanto. (2000), Produksi-Acara Televisi. Yogyakarta: Perpustakaan Sekolah Tinggi Multi Media Yogyakarta. Paul, N Williams, Investigative Reporting and Writing, 2009, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Robert, Greene. (2009), Berita Investigasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Rukmananda, Naratama. (2004), Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta: Grarindo Santana. Santana, Septiawan K. (2009). Jurnalisme Investigasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Sheila, Coronel. (2009), Langkah Liputan Investigasi, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Lalu, Hendri Bagus. (2013). Crew Produksi Program Televisi Dan Tugasnya. Institut Seni Indonesia 62

63 Sumber Web: diakses 22 Juni diakses 23 Juni Kidshealth.org/, diakses 22 Juni diakses 23 Juni diakses 22 Juni diakses 12 Februari diakses 31 Juli

64 LAMPIRAN 64

BAB I PENDAHULUAN. yang terlibat dalam kekerasan ataupun korban dari tindakan

BAB I PENDAHULUAN. yang terlibat dalam kekerasan ataupun korban dari tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Situasi krisis ekonomi yang tidak kunjung usai mengakibatkan permasalahan sosial di berbagai negara, termasuk Negara Indonesia yang dampaknya di rasakan di wilayah

Lebih terperinci

TEKNIK PENULISAN NASKAH DALAM PRODUKSI PROGRAM NEWS INVESTIGASI TELUSUR Eps. PENYALAHGUNAAN LEM DAN DAMPAK NEGATIFNYA

TEKNIK PENULISAN NASKAH DALAM PRODUKSI PROGRAM NEWS INVESTIGASI TELUSUR Eps. PENYALAHGUNAAN LEM DAN DAMPAK NEGATIFNYA TEKNIK PENULISAN NASKAH DALAM PRODUKSI PROGRAM NEWS INVESTIGASI TELUSUR Eps. PENYALAHGUNAAN LEM DAN DAMPAK NEGATIFNYA Fauziyah Amrina Rosyada, Suhariyanto Program Studi Penyiaran-D3, Fakultas Ilmu Komputer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan, remaja tidak lagi

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan, remaja tidak lagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode peralihan, dimana status individu tidaklah jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan, remaja tidak lagi seorang anak

Lebih terperinci

BAB V PASCA PRODUKSI

BAB V PASCA PRODUKSI BAB V PASCA PRODUKSI 5.1 Editing dan Mixing Setelah melakukan proses produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Pasca produksi yang dilakukan meliputi editing dan mixing. Pembuat karya yang bertugas

Lebih terperinci

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya.

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya. ABSTRAK Televisi memiliki potensi yang besar sebagai sarana untuk menyampaikan isu-isu sejarah yang cenderung membosankan melalui penyajian tayangan news feature, yang bertujuan menyampaikan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Betapa tidak, kegiatan dimaksud selalu hadir di tengah-tengah masyarakat sejalan

BAB I PENDAHULUAN. Betapa tidak, kegiatan dimaksud selalu hadir di tengah-tengah masyarakat sejalan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan jurnalistik sebenarnya telah lama dikenal manusia di dunia ini. Betapa tidak, kegiatan dimaksud selalu hadir di tengah-tengah masyarakat sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu merefleksikan kehidupan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tipe penelitian pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam bidang teknologi dan informasi, hampir semua masyarakat baik yang berada di daerah pekotaan maupun yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. kekuatan terbesar dalam membuat agenda setting bagi permisanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. kekuatan terbesar dalam membuat agenda setting bagi permisanya. 1 BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini kita tidak bisa melepaskan diri dari media massa. Ini terbukti dari adanya berbagai program komunikasi melalui media massa seperti surat kabar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Televisi menampilkan gambar yang menarik dan menghibur, gambar televisi terkadang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Budaya atau kebudayaan merupakan identitas suatu bangsa. Identitas ini yang membedakan kebiasaan, sifat, dan karya-karya seni yang dihasilkan. Indonesia memiliki berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang sudah semakin maju ini, perkembangan teknologi dan komunikasi membuat semua lapisan masyarakat dunia mengikuti perkembangan tersebut dan menjadikan mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, siaran televisi dipandang sebagai salah satu media informasi dan hiburan yang memiliki banyak sekali penonton, tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa merupakan sebuah karya dari peradaban manusia yang sangat bermanfaat. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi semakin berkembang dengan cepat dan pesat. Semakin maju kemampuan teknologi maka juga berpengaruh pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari 9 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari menjamurnya stasiun televisi swasta, dan televisi televisi lokal di daerah. Fenomena

Lebih terperinci

merupakan suatu berita singkat (tidak detail) yang hanya menyajikan informasi terpenting saja terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. adalah berita yang menampilkan berita-berita ringan namun menarik.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 FEATURE Feature adalah artikel yang kreatif, kadang-kadang subyektif, yang terutama dimaksudkan untuk membuat senang dan memberi informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang padat akan aktifitas membutuhkan hiburan dan informasi yang cepat, mudah dan murah. Ketat dan pesatnya persaingan dalam industri televisi khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya, negara kepulauan yang menghubungkan dari Sabang sampai Merauke. Hasil atau produk Indonesia pun sebenarnya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Budaya, Feature, Nusantaraku, Produser, Rasulan. xii + 82 halaman; 17 gambar; 10 tabel Daftar acuan: 14 ( )

ABSTRAK. Kata Kunci : Budaya, Feature, Nusantaraku, Produser, Rasulan. xii + 82 halaman; 17 gambar; 10 tabel Daftar acuan: 14 ( ) ABSTRAK Indonesia memiliki banyak kebudayaan, tradisi, dan adat istiadat yang tidak banyak diketahui oleh generasi muda. Budaya dan tradisi yang dipercaya turun temurun dan merupakan identitas bangsa harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Masyarakat informasi saat ini, telah menjadikan berita sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Masyarakat informasi saat ini, telah menjadikan berita sebagai kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Masyarakat informasi saat ini, telah menjadikan berita sebagai kebutuhan yang penting, bahkan menjadi primer terutama untuk mengisi kebutuhan pikiran tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan selalu ingin berkomunikasi dengan manusia lain untuk mencapai tujuannya. Sebagai makhluk sosial, manusia harus taat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi saat ini menuntut manusia untuk selalu tahu berbagai informasi. Media massa sebagai sarana informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan media penerima suara dan gambar bergerak yang dapat menjangkau khalayak dalam jumlah besar dan dalam waktu yang bersamaan. Penggunaan elemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ragam fenomena pembunuhan yang terjadi disekitar membuat resah. Terlebih kasus-kasus yang melibatkan pembunuhan tanpa sebab atau dikarenakan kehilangan akal sehat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang kian berkembang pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu yang besar. Mereka ingin tahu apa yang terjadi di tengah-tengah dunia global. Program informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konteks-konteks lainnya, yaitu organisasi, publik, kelompok, dan interpersonal.

BAB I PENDAHULUAN. konteks-konteks lainnya, yaitu organisasi, publik, kelompok, dan interpersonal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses komunikasi antar manusia relatif rumit. Tingkat kerumitan ini seiring dengan masing-masing konteks, dimana dengan cirinya menunjukkan bahwa kerumitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap individu berusaha untuk mengenal dan mencari jati dirinya, mengetahui tentang orang lain, dan mengenal dunia luar atau selalu mencari tahu mengenai

Lebih terperinci

: Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi SMART?: SEBUAH TAFSIR SOLUSI IDIOT ATAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI

: Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi SMART?: SEBUAH TAFSIR SOLUSI IDIOT ATAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI Ditulis oleh : Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi Pada 08 November 2015 publikasi film SMART? dalam screening mononton pada rangkaian acara Kampung Seni 2015 pukul 20.30

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPTIF PROSES DAN HASIL PRODUKSI. Profil Tayangan Feature Dibalik Wanita adalah sebagai berikut:

BAB IV DESKRIPTIF PROSES DAN HASIL PRODUKSI. Profil Tayangan Feature Dibalik Wanita adalah sebagai berikut: BAB IV DESKRIPTIF PROSES DAN HASIL PRODUKSI 4.1 Profil Tayangan Profil Tayangan Feature Dibalik Wanita adalah sebagai berikut: Judul Tayangan : Dibalik Wanita Jenis Tayangan : Feature Durasi : 15 menit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kita sebagai suatu kebutuhan, dari hanya sekedar untuk tahu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kita sebagai suatu kebutuhan, dari hanya sekedar untuk tahu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa berkembang pesat di era teknologi saat ini dimana media massa digunakan untuk penyampaian informasi. Informasi saat ini dinilai oleh masyarakat kita sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Mengenai Berita 2.1.1 Pengertian Berita Dari segi Etimologis, berita sering disebut juga dengan warta. Warta berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Vrit atau Vritta,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu merefleksikan kehidupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada empat macam golongan media, antara lain media antarpribadi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stasiun televisi menayangkan berbagai jenis program acara setiap harinya dalam jumlah yang banyak dan beragam. Ada program berita yang terbagi menjadi hardnews dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA ISI PROGRAM. dengan masyarakat. 2. Sigi Investigasi Menampilkan fenomena yang cukup kontroversi di lingkungan masyarakat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA ISI PROGRAM. dengan masyarakat. 2. Sigi Investigasi Menampilkan fenomena yang cukup kontroversi di lingkungan masyarakat. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya NO JUDUL PROGRAM ISI PROGRAM 1. Reportase Kasus yang disajikan Investigasi merupakan fenomena (TRANS TV) yang sangat dekat dengan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang masalah Proses komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Secara umum,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Insert merupakan program infotainment satu satunya yang ada di stasiun televisi Trans TV. Program infotainment yang pernah ditayangkan sampai tiga kali sehari ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. massa yang setiap hari selalu memberitakan mengenai kasus-kasus kejahatan dan

BAB I PENDAHULUAN. massa yang setiap hari selalu memberitakan mengenai kasus-kasus kejahatan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini, kasus kejahatan begitu marak terjadi dalam hitungan detik dan meniti di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari pemberitaan di berbagai media massa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat kita lepaskan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat kita lepaskan dari 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat kita lepaskan dari kehidupan kita sehari hari. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication, berasal

Lebih terperinci

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer)

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer) Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer) Karya Bidang Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat

BAB I PENDAHULUAN. proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media televisi sebagai media komunikasi massa adalah mengutamakan suatu proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat lainnya saat yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi sekarang ini kebutuhan akan informasi sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa komunikasi. Karena komunikasi adalah usaha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia ini semua makhluk hidup pasti akan selalu berusaha memenuhi semua kebutuhan hidupnya, tak terkecuali manusia. Akan tetapi berbeda dengan makhluk hidup

Lebih terperinci

Berita Feature Opini Tajuk Essay Kolom. Sastra Tulisan Ilmiah Tulisan Ilmiah Populer

Berita Feature Opini Tajuk Essay Kolom. Sastra Tulisan Ilmiah Tulisan Ilmiah Populer Menulis di Media Massa Jenis-jenis Tulisan di Media Massa Berita Feature Opini Tajuk Essay Kolom Sastra Tulisan Ilmiah Tulisan Ilmiah Populer Peluang Dimuat Berita Opini Berita Ditulis oleh wartawan Bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa adalah jembatan informasi bagi masyarakat, dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa adalah jembatan informasi bagi masyarakat, dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa adalah jembatan informasi bagi masyarakat, dengan media massa masyarakat dapat mengetahui apa saja yang sedang terjadi disekitarnya. Media massa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan. Karena melalui informasi, manusia dapat mengetahui peristiwa yang sedang dan telah terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, arus informasi yang aktual, akurat dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhannya itu dapat

Lebih terperinci

KUESIONER SURVEI PERILAKU MENONTON DAN PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM JELAJAH DI TRANS TV. : (diisi oleh peneliti)

KUESIONER SURVEI PERILAKU MENONTON DAN PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM JELAJAH DI TRANS TV. : (diisi oleh peneliti) KUESIONER SURVEI PERILAKU MENONTON DAN PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM JELAJAH DI TRANS TV Peneliti bernama Ruth Elisabeth Silitonga, merupakan mahasiswi Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pertelevisian di Indonesia saat ini sangatlah pesat, salah satu buktinya adalah banyak stasiun televisi yang bermunculan. Stasiun televisi

Lebih terperinci

BAB IV A. HASIL KERJA PRAKTIK 1. Peranan Praktikan Dalam proses kerja praktik yang berlangsung, posisi yang dipercayakan terhadap praktikan meliputi beberapa bagian divisi pekerjaan yang meliputi divisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber inspirasi dan keuntungan bagi para penggunanya, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber inspirasi dan keuntungan bagi para penggunanya, hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi telekomunikasi saat ini sangat dirasakan semakin cepat dan menjadi bagian terpenting dari suatu masyarakat, Komunikasi pun dapat menjadi

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Peneliti menyusun simpulan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk

BAB 5 PENUTUP. Peneliti menyusun simpulan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Peneliti menyusun simpulan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui Proses Produksi dan Analisis SWOT program Sexophone di TRANS TV. Berdasarkan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh komunikator kepada komunikan, dengan perantara media sebagai alat yang menjembatani untuk sampainya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan salah satu media massa yang paling kuat pengaruhnya dalam pembentukan sikap dan kepribadian seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh komunikator kepada komunikan, dengan perantara media sebagai alat yang menjembatani untuk sampainya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk mempengaruhi persepsi, pikiran serta tingkah laku masyarakat. Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seperti yang kita ketahui media massa saat ini mengalami perkembangan yang begitu cepat dan pesat. Ditandai dengan bermunculan berbagai macam media massa, baik itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan komunikasi. Tindakan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dalam penelitian ini, peneliti memaparkan konsep manajemen produksi program acara televisi Bincang-Bincang Sore mengenai proses produksi televisi swasta lokal yang berjaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Istilah televisi terdiri dari dua suku kata, yaitu tele yang berarti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. topik secara mendalam dan menguak berbagai kecurangan yang terjadi di sekitar

BAB 1 PENDAHULUAN. topik secara mendalam dan menguak berbagai kecurangan yang terjadi di sekitar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reportase Investigasi merupakan acara news jenis feature yang membahas suatu topik secara mendalam dan menguak berbagai kecurangan yang terjadi di sekitar lingkungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Media massa memiliki tiga fungsi dasar, yaitu fungsi informatif, fungsi edukatif, dan fungsi hiburan. Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di dunia ini mengalami perkembangan, mulai dari informasi, teknologi, gaya hidup, dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi sebagai wadah untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, emosi, keterampilan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. sesuai dengan tujuannya program tersebut dibuat. Program news feature adalah

BAB IV PENUTUP. sesuai dengan tujuannya program tersebut dibuat. Program news feature adalah BAB IV PENUTUP Sebuah stasiun televisi membutuhkan karya karya kreatif setiap hari untuk mengisi slot jam tayangnya. Karya karya program televisi yang dibuat harusnya sebuah program yang berbeda, unik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan salah satu unsur utama dalam segala kegiatan kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi sangat erat kaitannya dengan segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat meliputi aspek sosial, politik, agama, budaya, dan moralitas

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat meliputi aspek sosial, politik, agama, budaya, dan moralitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Media massa memberikan dampak yang sangat besar bagi masyarakat. Internet masih menduduki tingkat teratas sebagai alat akses informasi termudah saat ini, namun dalam

Lebih terperinci

Modul. SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) PRODUKSI BERITA TELEVISI 1 Kamaruddin Hasan 2

Modul. SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) PRODUKSI BERITA TELEVISI 1 Kamaruddin Hasan 2 MATERI: 16 Modul SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) PRODUKSI BERITA TELEVISI 1 Kamaruddin Hasan 2 PRODUKSI BERITA TELEVISI Tele artinya Jauh, sementara Vision artinya Gambar, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang positif di berbagai aspek, antara lain yang paling utama adalah

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang positif di berbagai aspek, antara lain yang paling utama adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa yang maju adalah bangsa yang cerdas dan mau membuka diri terhadap perkembangan zaman. Teknologi yang semakin canggih tidak lepasnya sebagai pendukung

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Editing imovie

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Editing imovie BAB 5 EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Setelah selesai tahapan pra produksi dan tahapan produksi maka tahapan selanjutnya adalah pasca produksi. Dimana dalam tahapan pasca produksi ini adalah sebuah tahapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya stasiun televisi yang mengudara di indonesia. kini stasiun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi manusia. Manusia menggunakan bahasa sebagai media untuk mengungkapkan pikirannya, baik yang dilakukan secara lisan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 24 BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Pada bab 3 ini, menjelaskan tentang metode yang digunakan dan proses perancangan karya dalam proses pengolahan editing berita (pasca produksi) di LPP TVRI D.I.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan Film Pendek Passing note merupakan salah satu media Audio Visual yang menceritakan tentang note cinta yang berlalu begitu saja tanpa sempat cinta itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling sulit dan paling menantang dibandingkan dengan jenis industri lainnya. Mengelola media

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media yang paling mudah dijangkau oleh berbagai kalangan, baik kalangan atas, menengah, maupun kalangan bawah. Harga televisi yang ramah di kantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi maupun hiburan. Saat ini begitu banyak media massa yang kita kenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyampaikan pesannya bersifat audio visual, yakni dapat dilihat dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyampaikan pesannya bersifat audio visual, yakni dapat dilihat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi sebagai salah satu media elektronik, merupakan sebuah media komunikasi yang dinilai paling berhasil dibandingkan dengan media massa lainnya dalam menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa kawat.

BAB I PENDAHULUAN. melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa kawat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi seperti yang dikatakan oleh Onong Uchyana Effendy adalah media komunikasi jarak jauh dengan penayangan gambar dan pendengaran suara, baik melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar umat manusia satu sama lain. Komunikasi begitu sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar umat manusia satu sama lain. Komunikasi begitu sangat penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas dari proses komunikasi, dimulai sejak perolehan bahasa dan tulisan yang digunakan sebagai alat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROSES SIARAN DAKWAH DI RRI (RADIO REPUBLIK INDONESIA) PRO 2 SEMARANG

BAB IV ANALISIS PROSES SIARAN DAKWAH DI RRI (RADIO REPUBLIK INDONESIA) PRO 2 SEMARANG 74 BAB IV ANALISIS PROSES SIARAN DAKWAH DI RRI (RADIO REPUBLIK INDONESIA) PRO 2 SEMARANG 4.1. Analisis Proses Siaran Dakwah Pada Program Acara Zona Religi di RRI (Radio Republik Indonesia) Pro 2 Semarang.

Lebih terperinci

BAB VII ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA

BAB VII ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA BAB VII ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA Gambar 7.1, terdiri dari rokok, minuman keras dan obat-obatan yang semuanya tergolong pada zat adiktif dan psikotropika Gambar 7.1: Zat adiktif dan psikotropika 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat menjadikannya sebagai sarana hiburan utama. Hampir di setiap rumah memiliki televisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang

BAB 1 PENDAHULUAN. penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Televisi merupakan media yang dapat memberikan kepada khalayak penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang didapat ketika melihat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari menjadi kebutuhan untuk bersosialisasi dengan individu atau masyarakat. Komunikasi menjadi sesuatu yang penting dalam kehidupan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan zaman yang kian hari mendorong masyarakat akan hausnya informasi dan hiburan, salah satunya adalah tayangan yang televisi hadirkan juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era saat ini, masyarakat modern dituntut untuk mendapatkan sebuah informasi yang aktual dan akurat. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui beberapa media penyiaran.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai macam jenis program televisi yang dihadirkan ke hadapan penonton di seluruh Indonesia melalui layar kaca setiap harinya, membuat setiap stasiun televisi baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di awal perkembangannya di Indonesia, siaran televisi dimulai pada tahun 1962 saat TVRI menayangkan langsung upacara Hari Ulang Tahun Kemerdekaan vindonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik perhatian bagi masyarakat khususnya di Indonesia. Televisi memiliki keunggulan yang menyebabkan masyarakat

Lebih terperinci

Dasar- dasar Jurnalistik TV

Dasar- dasar Jurnalistik TV Modul ke: 11Fakultas FIKOM Dasar- dasar Jurnalistik TV TIM LIPUTAN BERITA Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING Judul Sub Bahasan TIM LIPUTAN BERITA Kegiatan peliputan berita di lapangan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai kebutuhan pokok,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media massa merupakan alat yang digunakan masyarakat untuk mendapatkan suatu informasi. Di era globalisasi kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan komunikasi saat ini mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi tersebut dapat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi media penyampaian informasi yang paling digemari oleh masyarakat. Melalui televisi, masyarakat tidak hanya mendapatkan informasi tetapi juga pendidikan

Lebih terperinci

Referensi DOKUMENTER. dari Ide sampai ProduksI. Gerzon R. Ayawaila 2008 FFTV IKJ PRESS

Referensi DOKUMENTER. dari Ide sampai ProduksI. Gerzon R. Ayawaila 2008 FFTV IKJ PRESS Referensi DOKUMENTER dari Ide sampai ProduksI Gerzon R. Ayawaila 2008 FFTV IKJ PRESS DOKUMENTER PERTEMUAN 1 Dokumentaris Umumnya sineas dokumenter merangkap beberapa posisi : produser, sutradara, penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian internal dari sistem tatanan kehidupan sosial manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. bagian internal dari sistem tatanan kehidupan sosial manusia dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian internal dari sistem tatanan

Lebih terperinci