PENGARUH VISIBILITY, CREDIBILITY, ATTRACTION, DAN POWER CELEBRITY ENDORSER TERHADAP BRAND IMAGE WARDAH COSMETICS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH VISIBILITY, CREDIBILITY, ATTRACTION, DAN POWER CELEBRITY ENDORSER TERHADAP BRAND IMAGE WARDAH COSMETICS"

Transkripsi

1 PENGARUH VISIBILITY, CREDIBILITY, ATTRACTION, DAN POWER CELEBRITY ENDORSER TERHADAP BRAND IMAGE WARDAH COSMETICS Desi Indrawati Titin Ekowati, S.E, M.Sc Murry Harmawan Saputra, S.E, M.Sc. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO ABSTRAK Desi Indrawati. Pengaruh Visibility, Credibility, Attraction, dan Power Celebrity Endorser Terhadap Brand Image Wardah Cosmetic. Skripsi. Manajemen. Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Purworejo Citra merek merupakan seperangkat ide, keyakinan, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu merek. Iklan merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengkomunikasikan produk dan selebriti sebagai endorser untuk membangun brand image. Celebrity endorser adalah setiap individu yang dikenal publik dan menggunakan faktor ini sebagai bagian dari produk yang mempertunjukkannya pada iklan. Penelitian ini bertujuan untuk: menguji pengaruh visibility, credibility, attraction, dan power celebrity endorser secara parsial maupun simultan terhadap brand image wardah cosmetics, dan menguji manakah variabel yang paling berpengaruh terhadap brand image wardah cosmetics. Populasi penelitian adalah semua konsumen Wardah yang berada di Purworejo. Teknik pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling sebanyak 130 orang. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dengan skala Likert yang sudah diuji cobakan dan telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS diketahui bahwa visibility berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap brand image. Credibility berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap brand image. Attraction berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap brand image dan power berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap brand image. Hasil pengujian secara bersama-sama diketahui bahwa semua variabel berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap brand image. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat sumbangan yang berarti, baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri dari visibility, credibility, attraction, dan power terhadap brand image Wardah cosmetics. Diantara visibility, credibility, attraction, dan power diketahui bahwa variabel power memiliki pengaruh paling besar terhadap brand image. Kata kunci: visibility, credibility, attraction, power, brand image 1

2 A. PENDAHULUAN Perusahaan harus mampu mengembangkan strategi dalam memasarkan produknya seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan penjualan adalah dengan memperkenalkan dan mengkomunikasikan produk melalui media massa (Shimp, 2014:7). Periklanan merupakan salah satu cara yang efektif dalam mengkomunikasikan produk atau jasa untuk meningkatkan kesadaran audiens tentang suatu produk atau jasa. Dalam menyajikan produk atau jasa melalui iklan, seringkali perusahaan menggunakan selebriti sebagai bintang iklan. Oleh pengiklan, selebriti dimanfaatkan untuk mengiklankan produk-produk yang diharapakan akan mempengaruhi pola pikir, sikap, dan perilaku konsumen. Upaya tersebut dikenal dengan istilah celebrity endorser yang dinilai efektif untuk memperkenalkan produk atau jasa atau brand kemasyarakat yang nantinya diharapkan akan berujung pada pembelian secara berulang (Kurniawan dan Kunto, 2014:1). Menurut McCracken (1989:310), celebrity endorser adalah setiap individu yang dikenal publik dan menggunakan faktor ini sebagai bagian dari produk yang mempertunjukkannya pada iklan. Selebriti diharapkan mampu menumbuhkan citra tersendiri terhadap suatu produk dan membuat hubungan emosional dengan konsumen, serta membangun daya tarik merek dengan target pasar yang dituju. Kehadiran selebriti dimaksudkan untuk mengkomunikasikan suatu merek produk dan membentuk identitas serta menentukan brand image produk yang diiklankan. Gencarnya penggunaan selebriti sebagai endorser diberbagai iklan menimbulkan efek positif pada masyarakat, diharapkan positif pula brand image yang terbentuk dibenak konsumen. Brand image merupakan suatu persepsi atau penilaian yang diberikan oleh konsumen terhadap suatu merek. Keberhasilan upaya membangun brand image salah satunya ditentukan oleh persepsi konsumen terhadap selebriti yang menjadi ikon produk tersebut. Menurut Rossiter dan Percy (1985:518), salah satu model yang dapat digunakan untuk mengevaluasi selebriti sebagai endorser adalah dengan menggunakan model VisCAP yang terdiri dari empat unsur yaitu Visibility, Credibility, Attraction, dan Power. Visibility menunjukkan seberapa jauh popularitas selebriti. Karakteristik yang kuat dari endorser akan meningkatkan perhatian konsumen tentang merek, meskipun pengiklan harus berhati-hati bahwa endorser tidak mengaburkan presentasi dari merek itu sendiri. Credibility berhubungan dengan keahlian (pengetahuan selebriti tentang produk) dan objektivitas (kemampuan selebriti untuk memberi keyakinan atau percaya diri pada konsumen suatu produk). Attraction lebih menitik beratkan pada daya tarik selebriti. Daya tarik sang bintang yaitu tingkat disukai dan tingkat kesamaan dengan personality yang diinginkan pengguna produk. Power 2

3 adalah kemampuan selebriti dalam menarik konsumen untuk membeli. Marketing manager Wardah beauty memilih Dewi Sandra sebagai celebrity endorser karena Wardah selalu mengangkat sosok perempuan yang inspiratif yang berkarakter dan cantik. Dewi dirasa mampu mewakili kriteria tersebut untuk para kaum perempuan di Indonesia. Dewi Sandra, seorang musisi muslim yang memakai jilbab merupakan daya tarik tersendiri dan dianggap mewakili merek Wardah yang memposisikan sebagai kosmetik yang halal. ( Dewi Sandra sebagai celebrity endorser produk kosmetik Wardah memiliki penampilan fisik yang menarik dan Dewi juga menggunakan hijab sehingga cocok untuk mengiklankan kosmetik Wardah, akan tetapi, dimungkinkan audiens kurang terpengaruh hanya dengan melihat tampilan fisik Dewi Sandra dan masih kurangnya kepercayaan audiens terhadap Dewi Sandra. Kurangnya daya tarik dan kepercayaan konsumen akan Dewi Sandra sebagai celebrity endorser dapat membuat konsumen enggan untuk menggunakan kosmetik Wardah. Padahal para celebrity endorser tersebut memiliki daya tarik tersendiri yang akan memudahkan dalam proses pengenalan, promosi, dan memberikan informasi tentang produk kosmetik Wardah kepada konsumen, hingga akhirnya mengajak konsumen untuk menggunakaan produk kosmetik Wardah. Dalam hal ini visibility, credibility, attraction, dan power penting untuk dimiliki oleh celebrity endorser karena pada setiap variabel memberikan dampak pada produk yang diiklankan. Hal-hal seperti inilah yang seharusnya mendapat fokus lebih dari perusahaan ketika akan memutuskan siapa yang akan menjadi endorser produk atau brandnya. Jangan sampai upaya yang seharusnya bertujuan meningkatkan awareness dan minat beli malah salah sasaran yang justru merusak citra brand yang ingin ditawarkan ke konsumen. Pengkajian ulang tentang siapa sesungguhnya yang menjadi target produk atau brand, ukuran jangkauan produk atau brand, image yang ingin dibangun terkait brand, dan kesesuaian image endorser dan brand harus dilakukan dengan cermat untuk memperoleh hasil yang maksimal. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apakah visibility, secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand image Wardah cosmetics? 2. Apakah credibility, secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand image Wardah cosmetics? 3. Apakah attraction, secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand image Wardah cosmetics? 4. Apakah power, secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand image Wardah cosmetics? 3

4 5. Apakah visibility, credibility, attraction, dan power celebrity endorser secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand image Wardah cosmetic? 6. Manakah diantara visibility, credibility, attraction, dan power celebrity endorser yang paling berpengaruh terhadap variabel brand image? C. KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 1. KAJIAN TEORI a. BRAND IMAGE Citra merek mempresentasikan asosiasi-asosiasi yang diaktifkan dalam memori ketika berpikir mengenai merek tertentu, asosiasi ini dapat dikonsepkan dalam hal jenis, kebaikan, kekuatan, dan keunikan (Shimp, 2014:40). Kotler (2002:215) mendefinisikan citra merek sebagai perangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu merek. Menurut Kotler (2005:69), citra merek (brand image) muncul bersama produk atau jasa yang sulit dibedakan, atau menilai mutunya, atau menyampaikan pernyataan tentang pengguna. b. CELEBRITY ENDORSER Menurut Belch dan Belch (2003: 168), definisi daripada endorser atau pendukung yang sering disebut sebagai direct source (sumber langsung) yaitu seorang sumber langsung adalah seorang pembicara yang mengantarkan sebuah pesan dan atau memperagakan sebuah produk atau jasa. Selebriti adalah tokoh (aktor, penghibur, atau atlet) yang dikenal karena prestasinya di dalam bidang-bidang yang berbeda dari golongan produk yang didukungnya (Kertamukti, 2015:69). Selebritis sebagai endorser diyakini mampu mempengaruhi pembentukan citra produk dalam benak konsumen. Menurut Mc Cracken (1968:310), celebrity endorser merupakan setiap individu yang dikenal publik dan menggunakan faktor ini sebagai bagian dari produk dengan mempertunjukkannya pada iklan. Penggunaan selebriti dalam iklan sebaiknya dievaluasi, sebab seperti halnya produk, selebriti akan tiba saatnya masuk pada fase decreasing return. Alternatif yang dapat digunakan untuk mengevaluasi selebriti adalah dengan menggunakan model VisCAP (Rossiter dan Percy, 1985:518). VisCAP itu sendiri terdiri dari empat unsur yaitu Visibility, Credibility, Atrraction, dan Power. 1) VISIBILITY Visibility adalah seberapa jauh popularitas yang melekat pada selebriti yang mewakili suatu produk (Rossiter dan Percy, 1985:518). Mekanisme proses yang 4

5 berhubungan dengan visibility adalah ketika endorser dinilai memiliki elemen visibility yang tinggi maka diharapkan hal tersebut dapat terlihat dari perhatian endorser dalam iklan, sehingga merek yang diiklankan juga dipandang atau diakui oleh konsumen (Rossiter dan Percy, 1985:518). 2) CREDIBILITY Credibility adalah sejauh mana keahlian dan objektivitas sang bintang (Rossiter dan Percy, 1985:518). Keahlian mengacu pada pengetahuan, pengalaman, atau ketrampilan yang dimiliki oleh seorang endorser yang berkaitan dengan merek didukung (Shimp, 2014:261). Seorang endorser yang dianggap sebagai ahli pada topik yang diberikan akan lebih persuasif dalam mengubah pendapat penonton yang berkaitan dengannya atau bidang keahliannya daripada endorser yang tidak dianggap sebagai ahli. Objektivitas lebih merujuk pada kemampuan selebriti untuk memberi kepercayaan diri pada konsumen suatu produk. Seorang endorser bertumpu pada persepsi kepercayaan penonton atau motivasi dukungannya (Shimp, 2014:260). 3) ATTRACTION Attraction merupakan sifat selebriti yang dianggap menyenangkan untuk dilihat dari segi konsep dan daya tarik oleh kelompok tertentu (Rossiter dan Percy, 1985:518). Ada dua hal penting dalam penggunaan selebriti jika dihubungkan dengan daya tarik, pertama adalah tingkat disukai audience (likebility), kedua ialah tingkat kesamaan dengan personality yang diinginkan pengguna produk (similarity), dimana keduanya tidak dapat dipisahkan dan harus saling berdampingan. Sebagaimana diterapkan terhadap domain hubungan merek dan selebriti, pentingnya persamaan menyiratkan bahwa umumnya selebriti diinginkan agar sesuai dengan target audiens merek yang didukungnya dalam hal karakteristik demografi dan psikografis yang bersangkutan (Shimp, 2014:262). 4) POWER Power adalah sejauh mana tingkat kekuatan selebriti tersebut untuk membujuk para konsumen dalam mempertimbangkan produk yang sedang diiklankan untuk dikonsumsi (Rossiter dan Percy, 1985:518). Endorser yang memiliki power yang kuat dapat mempengaruhi pikiran konsumen untuk memilih merek dan membuat merek menjadi lebih baik dan melekat pada konsumen, sehingga merek yang diiklankanpun akan memiliki image yang baik pada konsumen. 5

6 2. KERANGKA PIKIR VisCAP Visibility ( X 1 ) H 1 + Credibility ( X 2 ) H 2 + H 3 + Brand Image ( Y ) Attraction ( X 3 ) + H 4 + Power ( X 4 ) H 5 + Keterangan: Gambar 1: Kerangka Pikir : Pengujian hipotesis secara parsial : Pengujian hipotesis secara simultan D. HIPOTESIS 1. Pengaruh Visibility Celebrity Endorser terhadap Brand Image Royan dalam Raymon (2013:17), popularitas yang dimiliki celebrity endorser memberikan dampak pada popularitas produk. Semakin bagus popularitas yang dimiliki celebrity endorser, maka akan memberikan dampak yang positif pada produk. Raymon (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa visibility berpengaruh secara signifikan dengan brand image. Menurut Kurniawan dan Kunto (2014) visibility memiliki pengaruh yang signifikan terhadap brand image yang berarti bahwa peningkatan visibility akan meningkatkan secara signifikan brand image. Maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut: H 1 : Visibility celebrity endorser secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand image Wardah cosmetic 2. Pengaruh Credibility Celebrity Endorser terhadap Brand Image Dalam arti yang paling dasar, kredibilitas mengacu pada kecenderungan untuk percaya seseorang. Ketika sebuah sumber informasi, seperti endorser dianggap kredibel, maka sikap penonton berubah melalui proses psikologis yang disebut internalisasi (Shimp, 2014:260). Menurut hasil penelitian Kurniawan dan Kunto (2014), menunjukkan bahwa responden setuju bahwa variabel credibility mempengaruhi brand image dan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap brand image. Sama halnya dengan hasil penelitian dari Raymon (2013), bahwa kredibilitas endorser mempengaruhi citra merek. Maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut: 6

7 H 2 : Credibility celebrity endorser secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand image Wardah cosmetics 3. Pengaruh Attraction Celebrity Endorser terhadap Brand Image Menurut Rini dan Astuti (2012) variabel attraction berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap brand image. Ada dua hal penting dalam penggunaan selebriti jika dihubungkan dengan daya tarik (attraction), yaitu tingkat disukai audience (likebility) dan tingkat kesamaan dengan personality yang diinginkan pengguna produk, dimana keduanya tidak dapat dipisahkan. Dalam membentuk brand image dapat dilakukan dengan peningkatan daya tarik endorser dan brand imagenya sendiri terbentuk dari peningkatan daya tarik endorser pada diri artis tersebut. Maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut: H 3 : Attraction celebrity endorser secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand image Wardah cosmetics 4. Pengaruh Power Celebrity Endorser terhadap Brand Image Power berhubungan dengan kekuatan yang dimiliki selebriti untuk memerintahkan target audience untuk membeli. Menurut Rini dan Astuti (2012), power berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap brand image. Hasil penelitian dari Raymon (2013) menunjukkan bahwa power memiliki pengaruh yang signifikan terhadap brand image, apabila power meningkat maka akan meningkatkan brand image. Seorang selebriti yang memiliki kharisma yang kuat akan mampu mempengaruhi konsumen untuk memilih merek dan membuat merek menjadi lebih baik dan melekat pada konsumen. Oleh karena itu, endorser yang memiliki power akan mampu menciptakan citra merek yang baik pada konsumen. Maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut: H 4 : Power celebrity endorser secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand image Wardah cosmetic 5. Pengaruh Visibility, Credibility, Attraction, dan Power Celebrity Endorser terhadap Brand Image Visibility, credibility, attraction dan power merupakan empat unsur yang digunakan untuk menilai layak tidaknya seorang endorser, jika nilainya tinggi, maka selebriti akan terus digunakan. Sebaliknya, jika nilainya rendah pemasar harus memilih selebriti lain sebelum merek produk menjadi hancur mengikuti kehancuran popularitas sang artis. Menurut Kurniawan dan Kunto (2014) menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel visibility, credibility, attraction, dan power celebrity endorser terhadap brand image. 7

8 Semakin endorser memiliki unsur-unsur tersebut, semakin baik pula citra merek yang dihasilkan sebagai dampak dari popularitas endorser. Maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut: H 5 : Visibility, Credibility, Attraction, dan Power Celebrity Endorser secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Image. E. METODE PENELITIAN 1. POPULASI DAN SAMPEL Populasi dalam penelitian ini adalah semua konsumen yang berada di Purworejo yang menggunakan kosmetik Wardah dan atau tahu iklan Wardah versi Dewi Sandra atau hanya sekedar tahu produk Wardah tetapi belum menggunakan produk Wardah. Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen yang berada di Purworejo yang menggunakan kosmetik Wardah. Pada penelitian ini digunakan sampel sebesar 130 yang didasarkan atas pertimbangan bahwa 130 responden telah dapat mewakili konsumen atau pelanggan yang memakai produk Wardah. Metode pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling yaitu metode pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu (Jogiyanto, 2013:98). Adapun kriteria yang dapat dijadikan responden adalah: a. Penelitian dilakukan pada responden yang berusia minimal 17 tahun. Karena pada usia tersebut sudah dianggap cukup dewasa dan mempunyai pertimbangan rasional dalam menjawab pertanyaan atau pernyataan kuesioner. b. Responden berdomisili di Purworejo. c. Responden mengetahui iklan Wardah versi Dewi Sandra dan menggunakan kosmetik Wardah dan atau tahu produk Wardah tetapi belum menggunakan produk tersebut. 2. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL a. Visibility (X 1 ) Visibility adalah seberapa jauh popularitas yang melekat pada selebriti yang mewakili produk atau brand (Rossiter dan Percy, 1985:518). Indikator untuk mengukur visibility adalah: 1) Selebriti sebagai artis yang popular 2) Selebriti memiliki kepribadian yang menarik 3) Dikenal sebagai celebrity endorser produk 4) Selebriti memiliki perilaku baik. 8

9 b. Credibility (X 2 ) Credibility adalah sejauh mana keahlian dan obyektivitas sang bintang. Keahlian bersangkutan paut pada pengetahuan celebrity endoser dengan produk yang diiklankan dan objektifitas lebih merujuk pada kemampuan celebrity endoser (Rossiter dan Percy,1985:518). Indikator untuk mengukur credibility adalah: 1) Selebriti memiliki pengetahuan dan keahlian dalam mengkomunikasikan produk 2) Selebriti memiliki kemampuan untuk memberikan keyakinan 3) Selebriti merupakan sosok yang jujur dan dapat dipercaya 4) Selebriti memiliki pengalaman terhadap merek produk. c. Attraction (X 3 ) Attraction merupakan sifat selebriti yang dianggap menyenangkan untuk dilihat dari segi konsep dan daya tarik kelompok tertentu. Attraction lebih menitik beratkan pada daya tarik sang bintang, personality, tingkat kesukaan masyarakat kepadanya dan kesamaan dengan target user (Rossiter dan Percy, 1985:518). Indikator untuk mengukur attraction adalah: 1) Selebriti memiliki daya tarik secara fisik 2) Selebriti memiliki penampilan yang memikat dan memukau 3) Selebriti mampu memberikan inspirasi 4) Selebriti dipandang sebagai sosok yang ramah. d. Power (X 4 ) Power adalah kemampuan selebriti dalam menarik konsumen untuk membeli. Selebriti yang menjadi endorser selain harus terkenal dan menarik juga harus berada pada level pemujaan oleh audience. Pada tingkat ini pemujaan yang tinggi tersebut dengan sendirinya akan menimbulkan dorongan yang kuat pada target audience untuk membeli (Rossiter dan Percy, 1985:518). Indikator untuk mengukur power adalah: 1) Selebriti mampu mempengaruhi persepsi konsumen. 2) Selebriti mampu mempengaruhi ingatan konsumen. 3) Selebriti merupakan sosok yang patut diikuti dan dijadikan panutan. e. Brand Image (Y) Brand Image adalah hasil persepsi dan pemahaman konsumen mengenai merek suatu produk yang dilihat, dipikirkan, atau dibayangkan. Menurut Keller (2003) dalam Kurniawan dan Kunto (2014:3) membangun citra merek yang positif dapat dicapai melalui program marketing yang kuat, unik, dan memiliki kelebihan yang ditonjolkan sehingga mampu 9

10 membedakannya dengan produk pesaing. Berdasarkan definisi tersebut, maka variabel brand image dapat diukur dengan indikator: 1) Kualitas produk. 2) Merek memiliki citra positif dalam benak konsumen. 3) Keunggulan produk dari pesaing. 4) Kemampuan merek untuk diingat. 3. PENGUJIAN INSTRUMEN PENELITIAN Instrumen yang digunakan ialah dengan menggunakan kuesioner yang disusun secara sistematis berisikan beberapa pernyataan yang diberikan kepada responden. Dimana dalam pengujian validitas dan reliabilitas diakukan dengan menggunakan bantuan komputer yaitu SPSS for windows versi 16. Untuk mengukur validitas kuesioner yang diberikan kepada responden maka digunakan rumus korelasi Product Moment (Widoyoko, 2012:147). Kriteria penilaiannya adalah apabila r hitung lebih besar atau sama dengan 0,3 maka butir pertanyaan dikatakan valid, sebaliknya apabila r hitung lebih kecil dari 0,3 maka butir pertanyaan dikatakan tidak valid. Berdasarkan hasil uji validitas dengan Product Moment, nilai koefisien korelasi (r-hitung) per item pernyataan bernilai positif dan lebih besar dari r- min (0,3) artinya kuesioner mampu menghasilkan data yang valid dari variabel-variabel penelitian. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menghitung besarnya nilai Cronbach s Alpha instrumen dari masing-masing variabel yang diuji dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS 16.0 for windows. Menurut Ghozali (2005: 41) suatu instrumen dinyatakan reliabel jika nilai cronbach alpha > 0,6. Hasil uji reliabilitas, semua butir pernyataan menghasilkan nilai Cronbach s Alpha lebih dari 0,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut adalah reliabel. Artinya instrumen penelitian ini dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik dan memenuhi kaidah penelitian. 4. PENGUJIAN HIPOTESIS a. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi berganda adalah alat untuk meramalkan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat. Yang bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara dua atau lebih variabel bebas. Persamaan regresi untuk empat prediktor adalah: 10

11 Y= a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 Dimana : Y a b 1, b 2, b 3, b 4 X 1 X 2 X 3 X 4 = Brand Image = Konstanta = Koefisien Regresi = Visibility = Credibility = Attraction = Power b. Uji Signifikansi Uji signifikansi atau uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Pada tingkat keyakinan 95% dilakukan pengujian hipotesis dengan prosedur membandingkan nilai probabilitas (sig.) dengan alpha 0,05. Kriteria penerimaan atau penolakannya yaitu: 1) Jika ρ value < 0,05 dan nilai koefisien regresi bernilai positif (+), maka hipotesis diterima, artinya ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. 2) Jika ρ value > 0,05 dan nilai koefisien regresi bernilai negatif (-), maka hipotesis ditolak, artinya tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. c. Pengujian Simultan (Uji F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2011:98). Perhitungan regresi menghasilkan nilai F hitung yang digunakan untuk melakukan pengujian secara bersamasama pada koefisien regresi. Selanjutnya nilai F hitung dibandingkan dengan nilai F dengan derajat kepercayaan 95% (α = 5%). Kriteria uji F berdasarkan p value adalah: 1) Jika ρ value < 0,05 dan nilai koefisien regresi bernilai positif (+), maka hipotesis diterima, artinya ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan. 2) Jika ρ value < 0,05 dan nilai koefisien regresi bernilai negatif (-), maka hipotesis ditolak, artinya tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan. 11

12 d. Analisis Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien ini disebut koefisien penentu, karena varians yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel independen. Nilai R 2 ini mempunyai range 0 (nol) sampai 1. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabelvariabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. F. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. HASIL PENELITIAN a. Analisis Regresi Berganda Tabel 1 Hasil uji regresi berganda Variabel Standardized Coefficients Beta Signifikansi Keterangan Visibility (X 1 ) 0,190 0,023 Positif Credibility (X 2 ) 0,269 0,004 Positif Attraction (X 3 ) 0,199 0,025 Positif Power (X 4 ) 0,296 0,000 Positif Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS Berdasarkan Tabel 1, maka persamaan regresi dalam penelitian ini adalah: Y = 0,190 X 1 + 0,269 X 2 + 0, 199 X 3 + 0,296 X 4 b. Uji F ( Pengujian Simultan ) Tabel 2 Hasil Uji F (pengujian simultan) Model F Sig. Regression ,000 Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai F hitung adalah sebesar serta nilai signifikansi uji F sebesar 0,000, dimana nilai tersebut kurang dari 0,05 (α = 5%). Artinya bahwa keempat variabel independen yaitu visibility (X 1 ), credibility (X 2 ), attraction (X 3 ), dan power (X 4 ) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen yaitu brand image (Y). 12

13 c. Koefisien Determinasi (R 2 ) Tabel 3 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Model Adjusted R Square 1 0,465 Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS Dari Tabel 3, menunjukkan besarnya Adjusted R Square adalah 0,465. Hasil ini menunjukkan bahwa 46,5% variabel brand image dapat dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel independen yaitu visibility, credibility, attraction, dan power. Sedangkan sisanya sebesar 53,5% (100% - 46,5%) dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan dalam penelitian ini. 2. PEMBAHASAN a. H 1 : Visibility berpengaruh positif terhadap brand image wardah cosmetics Dari hasil uji regresi berganda dan signifikansi dengan menggunakan uji t diperoleh bahwa variabel visibility memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,190 dengan nilai signifikansi sebesar 0,023 kurang dari 0,05 sehingga hipotesis pertama diterima, bahwa variabel visibility secara positif dan signifikan mempengaruhi brand image. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa visibility endorser yaitu Dewi Sandra dapat mempengaruhi brand image produk Wardah Cosmetics. Hal ini menunjukkan jika visibility yang dimiliki oleh celebrity endorser yaitu Dewi Sandra tersebut diterima baik oleh konsumen, maka akan meningkatkan brand image produk (wardah) yang diiklankan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Raymon (2013), Kurniawan dan Kunto (2014), dan Ash-shiddieg (2014) yang menjelaskan bahwa visibility mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap brand image. Hal ini berarti peningkatan visibility akan meningkatkan secara signifikan brand image Wardah Cosmetics. Semakin bagus popularitas yang dimiliki celebrity endorser, maka akan memberikan dampak yang positif pada produk. Sehingga dipilihlah seorang celebrity endorser yang telah dikenal dan berpengaruh luas dikalangan konsumen agar perhatian konsumen bisa teralihkan ke merek yang diiklankan. b. H 2 : Credibility berpengaruh positif terhadap brand image wardah cosmetics Variabel credibility memiliki nilai koefisien regresi 0,269 dan dengan nilai signifikansi sebesar 0,004 kurang dari 0,05 sehingga hipotesis kedua diterima. Hal ini berarti credibility memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap brand image. Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa hasil penelitian sebelumnya yang meneliti tentang credibility celebrity endorser seperti penelitian yang dilakukan oleh Ash- 13

14 shiddieg (2014) yang menyatakan bahwa kredibilitas endorser mempengaruhi citra merek. Celebrity endorser yang memiliki kredibilitas yang tinggi, dalam hal ini yang berhubungan dengan pengetahuan atau keahlian yang dimiliki oleh selebriti tersebut mengenai produk yang diiklankan dan dapat memberikan keyakinan pada konsumen, maka akan menjadikan merek produk yang diiklankan memiliki citra yang baik pada benak konsumen. Seorang selebriti yang dianggap ahli pada topik yang diberikan akan lebih persuasif dalam mengubah pendapat penonton yang berkaitan dengannya atau bidang keahliannya daripada endorser yang tidak ahli. Sehingga konsumen percaya pada merek produk yang diiklankan. c. H 3 : Attraction berpengaruh positif terhadap brand image wardah cosmetics Variabel attraction memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,199 dengan nilai signifikansi 0,025 lebih kecil dari 0,05 sehingga hipotesis ketiga diterima. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa attraction yang dimiliki celebrity endorser mempengaruhi brand image suatu produk secara positif dan signifikan. Terdapat dua hal penting dalam penggunaan selebriti jika dihubungkan dengan daya tarik (attraction) yaitu tingkat disukai audience dan tingkat kesamaan dengan personality yang diinginkan pengguna produk, dimana keduanya tidak dapat dipisahkan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Rini dan Astuti (2012), Kurniawan dan Kunto (2014), dan Ash-shiddieg (2014) bahwa attraction mempengaruhi brand image secara positif dan signifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden beranggapan bahwa Dewi Sandra memiliki kesamaan dengan personality yang diinginkan oleh target pengguna merek. Dewi Sandra dianggap sebagai artis yang memiliki kecerdasan dan kecantikan sehingga dapat membangun daya tarik sendiri dihati konsumen dan dapat mencerminkan personality dari merek yang ingin dibangunnya melalui iklan. d. H 4 : Power berpengaruh positif terhadap brand image wardah cosmetics Variabel power memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,296 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 sehingga hipotesis keempat diterima. Dari hasil tersebut diketahui bahwa power selebriti berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap brand image Wardah Cosmetics. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumya oleh Rini dan Astuti (2012), Raymon (2013), dan Ashshiddieg (2014) bahwa power berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand image. Power berhubungan dengan kekuatan yang dimiliki selebriti untuk memerintahkan 14

15 target audience untuk membeli. Power yang dimiliki Dewi Sandra sebagai sosok yang inspiratif yang berkarakter, cantik, dan elegan, makin memperkuat karakternya dengan penampilannya yang berhijab dalam karir dan kehidupannya dapat membentuk citra Wardah Cosmetics sebagai kosmetik yang halal dan sesuai dengan Wardah Cosmetics yang selalu mengangkat sosok perempuan yang ispiratif yang berkarakter dan cantik. Dari koefisien regresi dan tingkat signifikansi uji t variabel visibility, credibility, attraction, dan power dari artis Dewi Sandra sebagai celebrity endorser dari Wardah Cosmetics dapat diketaui bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap brand image Wardah Cosmetics dari variabel-variabel bebas adalah variabel power. e. H 5 : Visibility, credibility, attraction, dan power secara simultan berpengaruh terhadap brand image wardah cosmetics Berdasarkan pengujian secara simultan variabel independen terhadap variabel dependen diperoleh nilai F hitung sebesar 28,986 dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa visibility, credibility, attraction, dan power dari artis Dewi Sandra sebagai celebrity endorser Wardah Cosmetics secara simultan atau bersama-sama berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap brand image Wardah Cosmetics. Diketahui bahwa keempat unsur atau karakteristik tersebut (visibility, credibility, attraction, dan power) merupakan sesuatu yang penting untuk dimiliki oleh selebriti sebagai bintang iklan, semakin selebriti memiliki keempat unsur tersebut dalam mengiklankan suatu produk, maka akan membuat merek lebih dikenal dan membuat citra merek semakin baik. G. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel visibility berpengaruh positif terhadap brand image. 2. Variabel credibility berpengaruh positif terhadap brand image. 3. Variabel attraction berpengaruh positif terhadap brand image. 4. Variabel power berpengaruh positif terhadap brand image. 5. Secara simultan atau bersama-sama, variabel visibility, credibility, attraction, dan power berpengaruh positif terhadap variabel brand image. 15

16 DAFTAR PUSTAKA Ash-shiddieq, Fahri, N.T Pengaruh Celebrity Endorser Valentino Rossi Terhadap Brand Image Sepeda Motor Yamaha. Jurnal oktober Bandung: Universitas Telkom. Belch, George E. dan Belch, Michael A Advertising and Promotion An Integrated Marketing Communications Perspective, Sixth Edition. The McGraw-Hill Companies. Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariate. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Jogiyanto, Hartono Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman Edisi 6. Yogyakarta: BPFE. Kertamukti, Rama Strategi Kreatif dalam Periklanan: Konsep Pesan, Media, Branding, Anggaran. Jakarta: Rajawali Pers. Kotler, Philip Manajemen Pemasaran. Diterjemahkan oleh Bob Sabran. Jilid kedua, Edisi Milenium. PT. Prenhallindo, Jakarta. Kotler, Philip Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Indeks. Kurniawan, Fransisca. dan Kunto, Yohanes Analisa Pengaruh Visibility, Credibility, Attraction, Dan Power Celebrity Endorser Terhadap Brand Image Bedak Marcks Venus. Jurnal Manajemen Pemasaran Petra, Vol. 2, No. 1. Surabaya: Universitas Kristen Petra. McCracken, Grant Who is the celebrity endorser? Cultural foundations of the endorcement process. Journal of Consumer Research, vol 16, Oktaviani, Kiki Dewi Sandra Brand Ambassador Terbaru Kosmetik Wardah. Diakses dari pada tanggal 24 Oktober Raymon, Ridho Pengaruh Visibility, Credibility, Attraction, Dan Power Artis Sule Sebagai Brand Ambassador Iklan Kartu Prabayar AS Terhadap Brand Image Kartu Prabayar AS. Skripsi. Pekanbaru: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim. Rini, Endang S. dan Astuti, Dina W Pengaruh Agnes Monica Sebgai Celebrity Endorser Terhadap Pembentukan Brand Image Honda Vario. Bisma Jurnal Bisnis Dan Manajemen, Vol. 6, No. 1. Medan: Universitas Sumatera Utara. Rossiter, John R. dan Percy, Larry Advertising Communication Models. Advances in Consumer Research, Volume 12, Shimp, Terence A Komunikasi Pemasaran Terpadu dalam Periklanan dan Promosi. Jakarta: Salemba Empat. Widoyoko, Eka P Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 16

PENGARUH CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MEREK HONDA VARIO

PENGARUH CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MEREK HONDA VARIO PENGARUH CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MEREK HONDA VARIO Iwan Widodo email: iwanchelski@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat: (1) pengaruh faktor trustworthiness

Lebih terperinci

PENGARUH DEAD ENDORSER PADA KEPRIBADIAN MEREK PADA IKLAN KUKU BIMA ENER G DI TELEVISI (Survei pada Konsumen Kuku Bima Ener G di Purworejo)

PENGARUH DEAD ENDORSER PADA KEPRIBADIAN MEREK PADA IKLAN KUKU BIMA ENER G DI TELEVISI (Survei pada Konsumen Kuku Bima Ener G di Purworejo) PENGARUH DEAD ENDORSER PADA KEPRIBADIAN MEREK PADA IKLAN KUKU BIMA ENER G DI TELEVISI (Survei pada Konsumen Kuku Bima Ener G di Purworejo) Cahyo Wibowo email: c.w1bi@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan selebriti pendukung (celebrity endorser) dilakukan oleh Arina (2007) dengan judul Pengaruh Selebriti Pendukung (celebrity

Lebih terperinci

PENGARUH ATTRACTIVENESS DAN CREDIBILITY BRAND IMAGE FRESHCARE

PENGARUH ATTRACTIVENESS DAN CREDIBILITY BRAND IMAGE FRESHCARE PENGARUH ATTRACTIVENESS DAN CREDIBILITY BRAND IMAGE FRESHCARE Achmad Munif Irawan (achmadmunif23@gmail.com) Endah Pri Ariningsih, S.E., M.Sc (rienendah@gmail.com) Wijayanti, S.E., M.Sc (wijayantiaq2@yahoo.co.id)

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika, dalam Kotler, dan Keller ( 2009: 6):

II. LANDASAN TEORI. Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika, dalam Kotler, dan Keller ( 2009: 6): II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika, dalam Kotler, dan Keller ( 2009: 6): Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

Lebih terperinci

PENGARUH VISIBILITY, CREDIBILITY, ATTRACTION DAN POWER PADA CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU ADIDAS adizero F50 DI PURWOREJO

PENGARUH VISIBILITY, CREDIBILITY, ATTRACTION DAN POWER PADA CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU ADIDAS adizero F50 DI PURWOREJO PENGARUH VISIBILITY, CREDIBILITY, ATTRACTION DAN POWER PADA CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU ADIDAS adizero F50 DI PURWOREJO Tubagus Sutiko Sufi Aji email: deelovely90@ymail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pada populasi besar atau kecil tetapi data dari sampel diambil dari populasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pada populasi besar atau kecil tetapi data dari sampel diambil dari populasi 0 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah studi survey yaitu penelitian yang dilakukan pada populasi besar atau kecil tetapi data dari sampel diambil dari populasi

Lebih terperinci

mempengaruhi pembelian impulsif berupa faktor kognitif? 3. Bagaimana faktor celebrity endorser yang terdiri dari kredibilitas, daya tarik,

mempengaruhi pembelian impulsif berupa faktor kognitif? 3. Bagaimana faktor celebrity endorser yang terdiri dari kredibilitas, daya tarik, Pengaruh Celebrity Endorser pada Faktor Afeksi, Faktor Kognitif, Tingkat Pendapatan, Tendensi Belanja, dan Nilai Produk dalam Pembelian Impulsif Nicholas/ Shellyana Junaedi Latar Belakang Masalah Perusahaan

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian A. Obyek/Subyek Penelitian Obyek yang digunakan adalah kartu pra bayar IM3 Indosat. Subyek yang digunakan adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang beralamat,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi responden disini akan menganalisa identitas para konsumen yang menjadi sampel dalam penelitian mengenai

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI KARYA ILMIAH Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini adalah sepeda motor vario 150 yang berada di kota

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini adalah sepeda motor vario 150 yang berada di kota 25 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/subyek Penelitian Obyek penelitian adalah variabel atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, objek penelitian ini adalah sepeda motor vario 150 yang berada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Iklan Televisi Menurut Hasan (2013), periklanan merupakan alat pemasaran untuk mempromosikan ide, barang, dan jasa secara non personal untuk mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (remaja). Instagram sekarang banyak sekali bermunculan akun-akun yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (remaja). Instagram sekarang banyak sekali bermunculan akun-akun yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Instagram. Instagram kini menjadi market place

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini menyajikan profil perusahaan dan hasil penelitian setelah semua data-data yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul. Berdasarkan teori yang ada, penulis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian 1. Objek Penelitian Converse merupakan salah satu merek di bidang fashion yang memfokuskan bisnisnya di industri sepatu.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek dan Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah smartphone Samsung. Samsung merupakan salah satu produk smartphone

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek penelitian 1. Obyek Objek penelitian menurut Sugiyono (2008) sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah produk fashion pada online shop. Online shop atau Toko online

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat adalah kartu perdana (Starterpark). Banyak produk kartu perdana

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat adalah kartu perdana (Starterpark). Banyak produk kartu perdana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkembangan produk telekomunikasi saat ini telah berkembang dengan pesat. Salah satu produk sarana telekomunikasi yang saat ini mengalami perkembangan pasar cukup

Lebih terperinci

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN PADA SALON D MODE PURWOREJO

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN PADA SALON D MODE PURWOREJO PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN PADA SALON D MODE PURWOREJO Esty Ludriana Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Salah satu perilaku konsumen yang menarik bagi perusahaan adalah

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH MEDIA IKLAN TELEVISI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI MINUMAN FANTA KEMASAN PADA MASYARAKAT PURWOREJO

ANALISIS PENGARUH MEDIA IKLAN TELEVISI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI MINUMAN FANTA KEMASAN PADA MASYARAKAT PURWOREJO ANALISIS PENGARUH MEDIA IKLAN TELEVISI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI MINUMAN FANTA KEMASAN PADA MASYARAKAT PURWOREJO Sugiyanto (cristiansugiyanto243@yahoo.com) Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

PENGARUH VIRAL MARKETING, CELEBRITY ENDORSER DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI DISTRO RMBL

PENGARUH VIRAL MARKETING, CELEBRITY ENDORSER DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI DISTRO RMBL Bisma Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 11, No. 1 Januari 2017 Hal. 62-75 PENGARUH VIRAL MARKETING, CELEBRITY ENDORSER DAN BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI DISTRO RMBL Okta Dwi Kristanto Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah smartphone Samsung, sedangkan subyeknya adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. B. Jenis Data

Lebih terperinci

PENGARUH KREDIBILITAS CELEBRITY ENDORSER DAN DAYA TARIK IKLAN TERHADAP BRAND ATTITUDE OPPO SMARTPHONE

PENGARUH KREDIBILITAS CELEBRITY ENDORSER DAN DAYA TARIK IKLAN TERHADAP BRAND ATTITUDE OPPO SMARTPHONE PENGARUH KREDIBILITAS CELEBRITY ENDORSER DAN DAYA TARIK IKLAN TERHADAP BRAND ATTITUDE OPPO SMARTPHONE Septi Herawati Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma septiherawati90@yahoo.com Abstrak Tujuan dari

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEMBELIAN PONSEL BERBASIS TEKNOLOGI ANDROID DI KABUPATEN PURWOREJO

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEMBELIAN PONSEL BERBASIS TEKNOLOGI ANDROID DI KABUPATEN PURWOREJO FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEMBELIAN PONSEL BERBASIS TEKNOLOGI ANDROID DI KABUPATEN PURWOREJO Oleh: Nani Salisiya Manajemen Nani_salysya@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menyadari fenomena, pemasaran merupakan suatu kegiatan pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menyadari fenomena, pemasaran merupakan suatu kegiatan pokok dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menyadari fenomena, pemasaran merupakan suatu kegiatan pokok dalam mempertahankan keberlangsungan hidup, berkembang serta mencapai tujuan tujuan dari perusahaan. Perusahaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 40 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Penelitian Kepustakaan 1. Study literatur atau studi kepustakaan, yaitu dengan mendapatkan berbagai literatur dan referensi tentang manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minat konsumen terhadap pembelian kosmetik. Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi), omset industri kosmetik tahun

BAB I PENDAHULUAN. minat konsumen terhadap pembelian kosmetik. Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi), omset industri kosmetik tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kosmetik merupakan salah satu produk yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan keinginan konsumen, khususnya perempuan agar tampil lebih cantik dan menarik.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Operasional Variabel Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: 1. Variabel Bebas (Independen) Yaitu variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Adapun yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada daya tariknya. Endorser yang kredibel adalah orang yang. bisa dipercaya dan mempunyai keahlian tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada daya tariknya. Endorser yang kredibel adalah orang yang. bisa dipercaya dan mempunyai keahlian tertentu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan endorser dalam komunikasi merek sangat penting. Karena menunjukan hasil positif, kebutuhan endorser pun semakin berkembang dalam bentuknya saat ini.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tertarik pada produk yang ditawarkan dan diharapkan untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. tertarik pada produk yang ditawarkan dan diharapkan untuk melakukan BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Semua kegiatan pemasaran yang diterapkan dalam perusahaan diarahkan untuk dapat mempengaruhi konsumen, sehingga mereka menjadi tertarik pada produk yang ditawarkan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan pelaksanaan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. iklan (celebrity endorser) berperan sebagai orang yang berbicara tentang produk,

BAB I PENDAHULUAN. iklan (celebrity endorser) berperan sebagai orang yang berbicara tentang produk, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bintang televisi, aktor film, dan atlit terkenal banyak digunakan dalam iklan majalah, maupun TV komersial untuk mendukung suatu produk. Bintang iklan (celebrity

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGI KONSUMEN PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN POND S

PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGI KONSUMEN PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN POND S PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGI KONSUMEN PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN POND S Oleh Titik Dwi Prastiti Berliana Universitas Muhammadiyah Purworejo titikprastiti@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji:

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 PENGARUH HARGA, PROMOSI DAN FASILITAS PENDUKUNG TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 PENGARUH HARGA, PROMOSI DAN FASILITAS PENDUKUNG TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK PENGARUH HARGA, PROMOSI DAN FASILITAS PENDUKUNG TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK ABSTRAK Eptarina Rosanti email: eptarina.rosanti89@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan usahanya. Era ini ditandai dengan semakin berkembangnya

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan usahanya. Era ini ditandai dengan semakin berkembangnya BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjadi objek dalam penelitian ini adalah para pengguna fresh care di Kota

BAB III METODE PENELITIAN. menjadi objek dalam penelitian ini adalah para pengguna fresh care di Kota BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya maka yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah para pengguna fresh care di Kota

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Kotler dan Keller (2012:5) Pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan ingin menciptakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism,

Lebih terperinci

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGAN. (Studi Pada: Bengkel Mandiri Tekhnik Klaten)

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGAN. (Studi Pada: Bengkel Mandiri Tekhnik Klaten) ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGAN (Studi Pada: Bengkel Mandiri Tekhnik Klaten) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ditempuh oleh perusahaan agar produknya tetap diminati konsumen, salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. ditempuh oleh perusahaan agar produknya tetap diminati konsumen, salah satunya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perubahan ekonomi serta kegiatan bisnis yang semakin pesat menuntut perusahaan semakin gencar mengembangkan strategi pemasarannya untuk menarik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian (Riduwan, 2012).

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH DESAIN, KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE SAMSUNG. (Studi Pada Mahasiswa FEB UMS)

ANALISIS PENGARUH DESAIN, KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE SAMSUNG. (Studi Pada Mahasiswa FEB UMS) ANALISIS PENGARUH DESAIN, KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE SAMSUNG (Studi Pada Mahasiswa FEB UMS) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah peserta BPJS Kesehatan Dikantor Cabang Gedong Kuning. akan diteliti adalah peserta BPJS Kesehatan.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah peserta BPJS Kesehatan Dikantor Cabang Gedong Kuning. akan diteliti adalah peserta BPJS Kesehatan. 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah BPJS Kesehatan. Subjek penelitian ini adalah peserta BPJS Kesehatan Dikantor Cabang Gedong Kuning Yogyakarta. B. Jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah merek-merek teratas dalam kategori sepatu olahraga

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah merek-merek teratas dalam kategori sepatu olahraga BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang suatu hal objektif, valid, dan reliabel tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

Lebih terperinci

PENGARUH SERVICE RECOVERY TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN (Studi pada Pelanggan Hotel Ibis Yogyakarta)

PENGARUH SERVICE RECOVERY TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN (Studi pada Pelanggan Hotel Ibis Yogyakarta) 1 PENGARUH SERVICE RECOVERY TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN (Studi pada Pelanggan Hotel Ibis Yogyakarta) Khoiriyatun Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: koiriy_imel@yahoo.com

Lebih terperinci

Management Analysis Journal

Management Analysis Journal Management Analysis Journal 4 (2) (2015) Management Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/maj Alfiyah Nuraini,Ida Maftukhah Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang,

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1 1 BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakterisitik Responden Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar sebanyak 100 orang yang penulis temui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaraan Umum Minyak angin aromatherapy terbuat dari Menthol, Champhor dan essential oil. Aromatherapy atau aromaterapi sendiri berarti istilah generik bagi salah satu

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS LAYANAN BANK DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMILIHAN PRODUK TABUNGAN (STUDI PADA BANK DKI SYARIAH CABANG BANDUNG)

PENGARUH KUALITAS LAYANAN BANK DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMILIHAN PRODUK TABUNGAN (STUDI PADA BANK DKI SYARIAH CABANG BANDUNG) PENGARUH KUALITAS LAYANAN BANK DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMILIHAN PRODUK TABUNGAN (STUDI PADA BANK DKI SYARIAH CABANG BANDUNG) NUR AINI RAMADHANTI 16213585 Latar Belakang Kualitas layanan bank

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yang mengukur dampak antara variabel daya tarik iklan (X 1 ), kreativitas

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yang mengukur dampak antara variabel daya tarik iklan (X 1 ), kreativitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kuantitatif yang mengukur dampak antara variabel daya tarik iklan (X 1 ),

Lebih terperinci

PENGARUH RELATIONSHIP QUALITY

PENGARUH RELATIONSHIP QUALITY PENGARUH RELATIONSHIP QUALITY PADA LOYALITAS NASABAH (SURVEI PADA PD. BPR BANK PURWOREJO) Oleh Sumaryatun Universitas Muhammadiyah Purworejo Sumaryatun19@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 10 BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 2.1 Periklanan 2.1.1 Definisi Periklanan Periklanan adalah alat promosi yang terdiri dari komunikasi nonpribadi, yang dibayar, yang digunakan oleh suatu sponsor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dewasa ini dalam kegiatan promosinya dituntut untuk lebih dari sekedar

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dewasa ini dalam kegiatan promosinya dituntut untuk lebih dari sekedar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan dewasa ini dalam kegiatan promosinya dituntut untuk lebih dari sekedar menciptakan dan mengembangkan suatu produk yang berkualitas, menentukan harga

Lebih terperinci

C. Teknik Pengambilan Sampel dan Populasi

C. Teknik Pengambilan Sampel dan Populasi 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek / Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah Goa Jlamprong yang berada di Desa Mojo, Gunung Kidul Yogyakarta dan Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang digunakan untuk mengetahui nilai variabel X yakni keunggulan asosiasi merek,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian berlokasi di lingkungan Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin, Makassar dan obyek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah pengguna Kartu Provider 3 (tri) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Subjek pada penelitian ini adalah pihak-pihak yang

Lebih terperinci

PENGARUH PRODUCT BUNDLING TERHADAP PEMBELIAN HANDPHONE MEREK NEXIAN DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

PENGARUH PRODUCT BUNDLING TERHADAP PEMBELIAN HANDPHONE MEREK NEXIAN DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO PENGARUH PRODUCT BUNDLING TERHADAP PEMBELIAN HANDPHONE MEREK NEXIAN DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO Reza Fauzia riesha_fle@yahoo.com Universitas Purworejo ABSTRAK Tingkat persaingan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Periklanan

BAB II KAJIAN TEORI Periklanan 2.1. Periklanan BAB II KAJIAN TEORI Monle Lee dan Carla Johson (2004:3), mengartikan periklanan adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan

Lebih terperinci

PENGARUH ENDORSER TERHADAP BRAND IMAGE DRUM TAMA DI SEMARANG

PENGARUH ENDORSER TERHADAP BRAND IMAGE DRUM TAMA DI SEMARANG PENGARUH ENDORSER TERHADAP BRAND IMAGE DRUM TAMA DI SEMARANG Irwan Nurvianto*); Mahmud SE., MM*) *) Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis UDINUS **) Staff pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UDINUS ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN Heru Hermawan email : Heruhermawan1990@gmail.com ABSTRAK Heru Hermawan. Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Kepuasan Konsumen.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/ Subyek Penelitian Menurut Sugiyono (2015) obyek penelitian adalah suatu atribut atau penilaian orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Obyek pada penelitian ini yaitu Iklan True View di YouTube, sedangkan subyek penelitian yaitu mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dalam menjalankan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk brand image yang baik untuk dapat berkompetisi di pasar.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk brand image yang baik untuk dapat berkompetisi di pasar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini menyebabkan persaingan di dunia bisnis semakin kompetitif. Kompetisi ini tidak hanya memberikan peluang tetapi juga menimbulkan tantangan.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH LABEL HALAL,CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN KEPUASAN KONSUMEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

ANALISIS PENGARUH LABEL HALAL,CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN KEPUASAN KONSUMEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING ANALISIS PENGARUH LABEL HALAL,CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN KEPUASAN KONSUMEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi kasus pada kosmetik wardah dikota Surakarta) Disusun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek penelitian 1. Obyek Penelitian Mie Sedaap adalah merek mie instan yang diproduksi oleh Wings Food dan produk mie instan populer kedua

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BISNIS RETAIL DI LOTTEMART SURAKARTA

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BISNIS RETAIL DI LOTTEMART SURAKARTA ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BISNIS RETAIL DI LOTTEMART SURAKARTA Dra. Hj. Istiatin, SE. MM istiatinumi@gmail.com Hj. Sudarwati, SE. MM sudarwatiuniba@gmail.com (Dosen Fakultas Ekonomi Manajemen UNIBA)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan di dunia bisnis saat ini semakin kompleks, dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan di dunia bisnis saat ini semakin kompleks, dinamis dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan di dunia bisnis saat ini semakin kompleks, dinamis dan serba tidak pasti. Perubahan serta pertumbuhan ekonomi dan kegiatan bisnis yang pesat semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang dihadapi perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang dihadapi perusahaan-perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era perdagangan bebas dan globalisasi di tandai dengan semakin meluasnya produk dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang dihadapi perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA GUNADARMA DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE ANDROID MEREK SAMSUNG.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA GUNADARMA DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE ANDROID MEREK SAMSUNG. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA GUNADARMA DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE ANDROID MEREK SAMSUNG Disusun oleh : Nama : Venite NPM : 17212555 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Hadir

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN KEMASAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KECAP CAP SAWI (STUDI KASUS MASYARAKAT KENDAL DOYONG NGADILUWIH)

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN KEMASAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KECAP CAP SAWI (STUDI KASUS MASYARAKAT KENDAL DOYONG NGADILUWIH) PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN KEMASAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KECAP CAP SAWI (STUDI KASUS MASYARAKAT KENDAL DOYONG NGADILUWIH) ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1. Objek dan Subjek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Menurut Umar (2003) objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sedangkan obyek dari penelitian ini adalah produk Eiger. Data yang digunakann dalam penelitian ini adalah data primer,

BAB III METODE PENELITIAN. sedangkan obyek dari penelitian ini adalah produk Eiger. Data yang digunakann dalam penelitian ini adalah data primer, BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian dan Obyek Penelitian Subyek dari penelitian ini adalah pengguna produk Eiger, sedangkan obyek dari penelitian ini adalah produk Eiger B. Jenis dan Sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2015) objek penelitian merupakan suatu atribut atau penilaian orang, subjek atau kegiatan yang mempunyai variasi

Lebih terperinci

Feri Hargiyanto Endah Pri Ariningsih, S.E, M.Sc. Wijayanti, S.E, M.Sc.

Feri Hargiyanto Endah Pri Ariningsih, S.E, M.Sc. Wijayanti, S.E, M.Sc. Pengaruh Visibility, Credibility, Attractiveness dan Power Celebrity Endorser terhadap Keputusan Pembelian ( Studi pada Iklan Indomie Goreng Versi Al Ghazali sebagai Celebrity Endorser ) Feri Hargiyanto

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISA DATA. subyek penelitian. Subyek penelitian ini adalah konsumen yang pernah

BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISA DATA. subyek penelitian. Subyek penelitian ini adalah konsumen yang pernah BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISA DATA 4.1 Gambaran Subyek Penelitian Pembahasan dalam uraian ini adalah tentang gambaran subyek penelitian, dimana subyek penelitian ini menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Pengumpulan Data Penelitian. Yamaha SS Cabang Kedungmundu Semarang. Kuesioner dibagikan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Pengumpulan Data Penelitian. Yamaha SS Cabang Kedungmundu Semarang. Kuesioner dibagikan BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif 1. Deskripsi Pengumpulan Data Penelitian Penelitian ini menggunakan data hasil penyebaran koesioner kepada 100 orang responden calon konsumen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa yang disertai dengan inovasi-inovasi baru yang dilakukan. Banyak tantangan

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa yang disertai dengan inovasi-inovasi baru yang dilakukan. Banyak tantangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya perdagangan bebas saat ini menimbulkan persaingan yang semakin ketat, dinamis, dan kompleks. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian yang digunakan dan definisi operasional dalam penelitian ini adalah : I. Variabel bebas (independent), yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan kerangka pemikiran dan tujuan penelitian di atas, maka

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan kerangka pemikiran dan tujuan penelitian di atas, maka BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Variabel Berdasarkan kerangka pemikiran dan tujuan penelitian di atas, maka variabel dalam penelitian ini adalah variabel dari brand equity. Brand Equity

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penlitian Obyek dalam penelitian ini adalah Paket Internet 3 (Tri). 3 (Tri) merupakan perusahaan layanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah pengguna sepatu Converse, dan lokasi dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang. 3.2 Populasi dan Sampel

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH OLEH MAHASISWA PROGRAM STUDI MANAJEMEN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH OLEH MAHASISWA PROGRAM STUDI MANAJEMEN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH OLEH MAHASISWA PROGRAM STUDI MANAJEMEN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. informed consumer, atau konsumen yang memiliki pengetahuan yang luas

I. PENDAHULUAN. informed consumer, atau konsumen yang memiliki pengetahuan yang luas 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini persaingan dalam bidang pemasaran produk begitu ketatnya, guna mendapatkan pangsa pasar yang tinggi. Persaingan tersebut ditambah dengan semakin kritisnya konsumen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Data dan Sumber Data Data merupakan sekumpulan informasi. Pengertian data dalam bisnis adalah sekumpulan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Menurut

Lebih terperinci

PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP LOYALITAS MEREK PADA KONSUMEN SEPEDA MOTOR HONDA DI KABUPATEN PURWOREJO

PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP LOYALITAS MEREK PADA KONSUMEN SEPEDA MOTOR HONDA DI KABUPATEN PURWOREJO PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP LOYALITAS MEREK PADA KONSUMEN SEPEDA MOTOR HONDA DI KABUPATEN PURWOREJO Henry Cahya Pudyastowo punk_limaperang@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif. Melihat sifat penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. 3.. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Malang.Dilakukan di FE UIN Malang, untuk memudahkan peneliti mengambil sampel dan

Lebih terperinci

PENGARUH IKLAN TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KOSMETIK MEREK WARDAH (Studi Kasus Pada Mahasiswi Universitas Gunadarma Kalimalang).

PENGARUH IKLAN TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KOSMETIK MEREK WARDAH (Studi Kasus Pada Mahasiswi Universitas Gunadarma Kalimalang). Nama PENGARUH IKLAN TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KOSMETIK MEREK WARDAH (Studi Kasus Pada Mahasiswi Universitas Gunadarma Kalimalang). : Dwi Kartika Sari NPM : 18211665 Dosen Pembimbing : Dr. Izzati

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, perusahaan dituntut agar semakin gencar mengembangkan strategi pemasarannya

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, perusahaan dituntut agar semakin gencar mengembangkan strategi pemasarannya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan ekonomi dan kegiatan bisnis yang semakin pesat saat ini, perusahaan dituntut agar semakin gencar mengembangkan strategi pemasarannya untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Pemilihan subyek penelitian Penyusunan Instrumen Penelitian (kuesioner)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak upaya yang dilakukan organisasi atau perusahaan untuk. tuntutan dan persaingan dalam menghadapi perkembangan dunia semakin

BAB I PENDAHULUAN. Banyak upaya yang dilakukan organisasi atau perusahaan untuk. tuntutan dan persaingan dalam menghadapi perkembangan dunia semakin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak upaya yang dilakukan organisasi atau perusahaan untuk memenangkan kompetisi agar dapat memenangkan pasar didalam berbagai tuntutan dan persaingan dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengenai posisi studi ini dibandingkan penelitian-penelitian terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengenai posisi studi ini dibandingkan penelitian-penelitian terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembahasan pada bab ini dimaksudkan untuk memberi penjelasan mengenai posisi studi ini dibandingkan penelitian-penelitian terdahulu berdasarkan variabel-variabel yang menjadi objek

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa, yang menyebabkan persaingan

I. PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa, yang menyebabkan persaingan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik mendorong timbulnya laju persaingan di dalam dunia usaha. Hal ini dapat kita lihat dengan semakin banyaknya perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari 75 juta pelanggan pada tahun 2008 mengalami peningkatan hampir 20%

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari 75 juta pelanggan pada tahun 2008 mengalami peningkatan hampir 20% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri telekomunikasi di Indonesia selama tahun 2009 mengalami pertumbuhan jumlah pelanggan yang sangat fantastis. Pertumbuhan tersebut dapat dilihat dari 75 juta

Lebih terperinci