BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pra-Siklus

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pra-Siklus"

Transkripsi

1 25 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pra-Siklus Observasi Pra-Siklus dilaksanakan tanggal 17 Maret 2015 di kelas X IIS 4 pada sub materi invertebrata dalam satu kali pertemuan selama 3 jam pelajaran (3x45 menit). Metode pembelajaran yang digunakan adalah tanya jawab, diskusi kelompok untuk mengerjakan LKS yang berisi soal-soal tentang materi invertebrata, dan presentasi jawaban soal yang telah dikerjakan. Observasi dilakukan oleh 5 orang observer dengan cara mencatat seluruh percakapan antara peserta didik dan guru serta antar peserta didik selama proses pembelajaran ke dalam lembar observasi. Analisis pertanyaan dilakukan dengan menyeleksi pertanyaan yang teridentifikasi selama proses pembelajaran. Analisis pertanyaan menggunakan rubrik kuantitas dan kualitas sesuai Taksonomi Bloom berdasarkan dimensi pengetahuan dan proses berpikir. Hasil analisis berdasarkan percakapan menunjukkan bahwa peserta didik kurang aktif untuk mengajukan pertanyaan, yaitu hanya 23.33% dari keseluruhan jumlah peserta didik yang mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran. Pertanyaan yang teridentifikasi berjumlah 14 pertanyaan. Hasil analisis pertanyaan peserta didik berdasarkan Taksonomi Bloom pada dimensi pengetahuan berada pada tingkatan faktual dan konseptual, sedangkan berdasarkan proses berpikir berada pada tingkatan C2. Pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik merupakan pertanyaan klarifikasi tentang materi yang telah dipelajari. Hasil wawancara bersama guru biologi menyatakan bahwa kelas X IIS 4 cenderung kurang aktif untuk mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran, sehingga berdasarkan hasil observasi Pra-Siklus dan wawancara dengan guru biologi, dipilih kelas X IIS 4 untuk ditingkatkan kuantitas dan kualitas pertanyaan peserta didiknya. Jumlah pertanyaan peserta didik berdasarkan dimensi pengetahuan dan proses berpikir kegiatan Pra-Siklus disajikan pada Tabel 4.1.

2 26 Tabel 4.1. Jumlah Pertanyaan Peserta Didik Pada Dimensi Pengetahuan dan Proses Berpikir Kegiatan Pra-Siklus Dimensi Tingkatan Proses Pertanyaan Peserta Didik Pengetahuan Berpikir Jumlah % C1 0 0 C Faktual C3 0 0 C4 0 0 C5 0 0 C6 0 0 C1 0 0 C Konseptual C3 0 0 C4 0 0 C5 0 0 C6 0 0 C1 0 0 C2 0 0 Prosedural C3 0 0 C4 0 0 C5 0 0 C6 0 0 C1 0 0 C2 0 0 Metakognisi C3 0 0 C4 0 0 C5 0 0 C6 0 0 Jumlah Berdasarkan Tabel 4.1, kuantitas pertanyaan peserta didik yang teridentifikasi pada kegiatan Pra-Siklus adalah 14 pertanyaan, sedangkan dimensi pengetahuan dan proses berpikir yang menunjukkan kualitas pertanyaan teridentifikasi pada dimensi faktual C2 dan konseptual C2. Pertanyaan faktual C2 sebesar 21.43% dan pertanyaan konseptual C2 sebesar 78.57%. Pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik didukung dengan data sebaran kuantitas dan kualitas pertanyaan yang diajukan peserta didik secara individu. Sebaran kuantitas dan kualitas pertanyaan peserta didik pada dimensi pengetahuan dan proses berpikir pembelajaran Pra-Siklus secara detail dilihat di Gambar 4.1.

3 27 Sebaran Kualitas dan kuantitas Pertanyaan Peserta Didik pada Dimensi Pengetahuan dan Proses Berpikir Faktual Konseptual Prosedural Metakognisi C6 C5 C4 C3 C2 C1 C6 C5 C4 C3 C2 C1 C6 C5 C4 C3 C C1 C6 C5 C4 C3 C2 2 1 C Nomor Absen Gambar 4.1. Sebaran Kuantitas dan Kualitas Pertanyaan Peserta Didik Pada Dimensi Pengetahuan dan Proses Berpikir Pra-Siklus Gambar 4.1 menunjukkan kuantitas dan kualitas pertanyaan peserta didik yang teridentifikasi pada proses berpikir rendah yaitu C1 (mengingat) dan C2 (memahami) (Khan & Inamullah, 2011). Proses berpikir divisualisasikan dalam bentuk pertanyaan, sehingga perlu ada perubahan proses pembelajaran yang meningkatkan kualitas pertanyaan menjadi proses berpikir tingkat tinggi dari C3 (mengaplikasi) sampai dengan C6 (mencipta) yang dilakukan melalui penerapan model PBL, sehingga berdasarkan hasil analisis Pra-Siklus model PBL diterapkan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pertanyaan peserta didik dalam pembelajaran Biologi di kelas X IIS 4. B. Deskripsi Hasil Tindakan Setiap Siklus 1. Siklus I Siklus I diselesaikan dalam dua kali pertemuan pada Tanggal 7 dan 21 April Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan Siklus I adalah 4 jam pelajaran (4x45 menit). Materi Siklus I adalah komponen penyusun ekosistem dan interaksi. commit Model to user pembelajaran yang diterapkan pada

4 28 kegiatan Siklus I adalah model PBL. Pertemuan pertama dilaksanakan dari kegiatan apersepsi sampai dengan fase meeting the problem, problem analysis and learning issues,discovery and reporting. Pertemuan kedua digunakan untuk melanjutkan kegiatan pembelajaran pada fase solution presentation and evaluation dan overview, integration and evaluation. Kegiatan pembelajaran yang direncanakan dimulai dengan pengamatan fenomena tentang semua komponen yang terdapat di dalam pot yang telah lama. Peserta didik mengidentifikasi isi pot dan mencabut tanaman yang berada di dalam pot untuk menemukan keterkaitan antara tanah dan tanaman. Guru meminta peserta didik menyebutkan faktor yang diperlukan tanaman agar tetap hidup untuk menemukan topik pembelajaran, yaitu komponen penyusun ekosistem dan interaksi. Kegiatan apersepsi dilanjutkan dengan share hasil tugas pengamatan yang telah dilakukan oleh peserta didik secara individu di lokasi pengamatan sungai, sawah, kolam dan halaman. Guru meminta peserta didik beropini tentang perbedaan komponen penyusun ekosistem saat musim hujan (hasil pengamatan) dan musim kemarau. Peserta didik diharapkan beropini bahwa komponen penyusun ekosistem saat musim hujan dan kemarau berbeda. Tanaman padi, katak, keong yang menjadi contoh dari komponen biotik ekosistem sawah memiliki jumlah lebih banyak saat musim hujan. Tanah sawah terlihat kering saat musim kemarau dan tanaman padi banyak mengalami kekeringan. Ekosistem sawah yang kering saat musim kemarau menjadikan komponen biotik seperti katak dan keong jarang dijumpai pada musim kemarau, karena kondisi lingkungan tidak sesuai. Langkah selanjutnya adalah peserta didik menyusun permasalahan berdasarkan hasil pengamatan di lokasi sungai, sawah, kolam dan halaman yang dilakukan. Peserta didik menentukan rumusan masalah yang digunakan sebagai dasar kegiatan penyelidikan dan dasar pembentukan jumlah kelompok seperti Tabel 4.2.

5 29 Tabel 4.2. Rumusan Masalah yang Dipilih Pada Fase Problem Analysis and Learning Issues Sesuai Rencana Pembelajaran RPP Siklus I No. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah komponen penyusun ekosistem dan interaksi yang terjadi di dalam ekosistem sawah saat musim kemarau? 2. Bagaimanakah komponen penyusun ekosistem dan interaksi yang terjadi di dalam ekosistem halaman saat musim kemarau? 3. Bagaimanakah komponen penyusun ekosistem dan interaksi yang terjadi di dalam ekosistem kolam saat musim kemarau? 4. Bagaimanakah komponen penyusun ekosistem dan interaksi yang terjadi di dalam ekosistem sungai saat musim kemarau? 5. Bagaimanakah cara mengatasi pertambahan jumlah komponen keong di sawah? 6. Bagaimanakah cara mengatasi pertambahan jumlah komponen tikus di sawah? 7. Bagaimanakah cara mengatasi pertambahan jumlah komponen wereng di sawah? 8. Bagaimanakah cara mengatasi pertambahan jumlah komponen nyamuk di halaman? Berdasarkan rumusan masalah pada Tabel 4.2, peserta didik membagi diri ke dalam kelompok sejumlah rumusan masalah yang dipilih. Kegiatan penyelidikan dilaksanakan setelah peserta didik menyusun dan mempresentasikan rencana penyelidikan secara kelompok. Pelaksanaan kegiatan penyelidikan disesuaikan dengan hasil rencana penyelidikan yang telah disusun oleh peserta didik. Kegiatan penyelidikan diakhiri dengan menyimpulkan solusi permasalahan, mempresentasikan hasil kegiatan penyelidikan yang telah dilakukan kelompok masing-masing dan evaluasi kegiatan pembelajaran. a. Perencanaan Perencanaan pembelajaran Siklus I dimulai dengan menyusun perangkat pembelajaran dan instrument penelitian. Perangkat pembelajaran berupa RPP materi ekosistem dan interaksi (Lampiran 1b), serta LKS (Lampiran 1c) yang disusun dengan berkolaborasi bersama guru. Instrumen penelitian berupa lembar observasi (Lampiran 2b) dan pedoman observasi (Lampiran 2a) untuk mencatat seluruh percakapan peserta didik dan guru selama proses pembelajaran, lembar keterlaksanaan fase PBL (Lampiran 2c), serta lembar wawancara dan pedoman wawancara peserta didik (Lampiran 2d). Perangkat pendukung implementasi kegiatan Siklus I yang perlu disiapkan dalam perencanaan adalah alat dokumentasi dan observer. Jumlah

6 30 observer minimal sesuai dengan jumlah kelompok yang dibentuk berdasarkan kegiatan pembelajaran dalam RPP, yaitu 8 kelompok. b. Pelaksanaan Tindakan 1) Pertemuan Pertama Pelaksanaan pembelajaran Siklus I dimulai dari kegiatan apersepsi dengan menunjukkan pot tanaman yang telah lama untuk memunculkan pertanyaan peserta didik terhadap fenomena yang ditampilkan. Guru meminta perwakilan peserta didik untuk mengidentifikasi isi pot dan beropini tentang keterkaitan dan hubungan antara tanaman, tanah dan cacing yang terdapat di dalam pot. Salah satu perwakilan peserta didik diminta guru untuk mencabut tanaman yang berada di dalam pot dan beropini tentang keadaan tanaman setelah dicabut untuk menunjukkan keterkaitan antara tanaman dan tanah, setelah itu peserta didik diarahkan oleh guru untuk beropini tentang semua faktor yang diperlukan tanaman agar tetap hidup. Kegiatan apersepsi berlangsung selama 12 menit dan dilanjutkan dengan share hasil tugas pengamatan yang telah dilakukan peserta didik selama 23 menit. Share hasil tugas pengamatan dilakukan untuk menemukan topik pembelajaran, yaitu komponen ekosistem dan interaksi. Hasil tugas pengamatan peserta didik dilengkapi dengan perumusan masalah di lokasi masing-masing yang sekaligus menjadi awal fase pertama model PBL, yaitu meeting the problem. Meeting the problem merupakan fase pertama model PBL yang dimulai dengan merumuskan masalah. Meeting the problem berlangsung selama 6 menit. Guru mengarahkan perumusan masalah peserta didik dengan menunjukkan fenomena dari gambar sawah di musim penghujan dan musim kemarau, tanpa meninjau kembali hasil pengamatan yang telah diperoleh peserta didik. Guru seharusnya memberikan arahan kepada peserta didik bahwa hasil pengamatan yang diperoleh merupakan kondisi ekosistem di musim penghujan. Gambar yang ditampilkan merupakan gambar ekosistem saat musim kemarau untuk mempermudah visualisasi peserta didik tentang kondisi ekosistem di musim kemarau, karena pengamatan dilakukan saat musim penghujan. Peserta didik commit selanjutnya to user diminta untuk menyebutkan

7 31 permasalahan dan tujuan pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan. Permasalahan yang telah disusun oleh peserta didik selanjutnya dipilih dan diseleksi sesuai dengan core kurikulum melalui fase problem analysis and learning Issues. Problem analysis and learning Issues berlangsung selama 6 menit. Permasalahan disusun oleh peserta didik berdasarkan identifikasi fenomena tentang semua komponen yang terdapat di dalam pot yang telah lama, serta fakta tentang komponen penyusun ekosistem dan interaksi yang diperoleh saat kegiatan pengamatan di lingkungan masingmasing. Permasalahan yang dipilih peserta didik pada Siklus I kurang sesuai dengan permasalahan yang terdapat pada rencana kegiatan pembelajaran. Jumlah permasalahan yang tertulis dalam rencana kegiatan pembelajaran adalah 6 permasalahan, sedangkan saat pelaksanaan dipilih 8 permasalahan seperti pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Permasalahan yang Dipilih Peserta Didik Pada Fase Problem Analysis and Learning Issues Siklus I No. Pertanyaan 1. Bagaimanakah cara mengatasi tanah yang tandus di musim kemarau? 2. Apakah yang menyebabkan tanaman mati di musim kemarau? 3. Mengapakah tanah yang kering di musim kemarau tidak bisa ditanami? 4. Apakah terdapat zat hara di tanah yang kering? 5. Apakah perbedaan tanaman yang hidup di lahan subur dan di lahan kering saat musim kemarau? 6. Bagaimanakah cara mengatasi tanah kering saat musim kemarau? 7. Bagaimanakah tanaman bisa mengalami kematian saat musim kemarau? 8. Apakah pengaruh hama terhadap komponen ekosistem lain? Jumlah pertanyaan yang telah dipilih peserta didik pada Tabel 4.3 digunakan sebagai dasar pembentukan kelompok. Tahap selanjutnya adalah melengkapi tujuan pembelajaran sesuai dengan permasalahan yang telah dipilih, namun tujuan pembelajaran pada Siklus I tidak disebutkan oleh peserta didik, justru disebutkan oleh guru. Guru meminta peserta didik untuk menyusun rencanaan kegiatan penyelidikan yang menjadi awal dari fase discovery and reporting. Discovery and reporting merupakan fase ketiga model PBL yang berlangsung selama 88 menit dan terdiri dari kegiatan perencanaan

8 32 penyelidikan. Kegiatan perencanaan disusun secara berkelompok oleh peserta didik dengan menggunakan LKS yang terdiri dari rumusan masalah, tujuan, hipothesis dan prosedur kerja. Peserta didik diminta untuk berdiskusi menentukan metode dan cara yang tepat untuk memecahkan permasalahan yang diperoleh, serta menggunakan sumber informasi yang tepat untuk mendesain kegiatan penyelesaian masalah. Hasil rancangan kegiatan penyelidikan yang telah disusun oleh kelompok masing-masing dipresentasikan di kelas secara berurutan. Setiap kelompok diberikan waktu selama 5 menit untuk menyampaikan hasil perencanaan, sedangkan kelompok lain berhak untuk memberikan masukan, tanggapan, saran ataupun kritik untuk menyempurnakan perencanaan kegiatan penyelidikan. Rencana kegiatan penyelidikan yang telah dibuat pada Siklus I dilakukan dengan cara praktikum oleh seluruh kelompok. Guru menyempurnakan rencana kegiatan penyelidikan dengan mengarahkan peserta didik untuk menentukan indikator pengamatan, waktu pengamatan, serta sumber referensi yang digunakan melalui kegiatan tanya jawab. Presentasi rencana kegiatan penyelidikan merupakan kegiatan akhir pada pertemuan pertama. Kegiatan penyelidikan yang telah disampaikan selanjutnya dilaksanakan dalam fase solution presentation and reflection. Kegiatan penyelidikan pada fase solution presentation and reflection dilakukan dalam bentuk penugasan karena keterbatasan waktu. Peserta didik melakukan tugas penyelidikan selama satu minggu dan melengkapi LKS dengan data pengamatan serta pembahasan berdasarkan hasil data yang diperoleh. Hasil penyelidikan selanjutnya dipresentasikan di depan kelas pada pertemuan kedua. 2) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua digunakan untuk mempresentasikan hasil kegiatan penyelidikan melalui fase overview, integration and evaluation. Waktu presentasi dialokasikan selama 45 menit untuk 8 kelompok, namun hanya terdapat satu kelompok yang melakukan kegiatan penyelidikan. 7 kelompok tidak melakukan kegiatan penyelidikan, sehingga hanya satu kelompok yang

9 33 melakukan presentasi dengan alokasi waktu selama 10 menit. Guru menggunakan waktu yang tersisa selama 30 menit untuk membimbing peserta didik melakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk menilai kinerja kelompok dan menyampaikan hambatan yang dialami, sehingga tidak melaksanakan kegiatan penyelidikan yang telah ditugaskan. Kegiatan pembelajaran Siklus I daikhiri dengan penyusunan kesimpulan oleh peserta didik diikuti dengan konfirmasi tentang materi pembelajaran oleh guru. c. Observasi Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran dengan menggunakan 8 orang observer. Mekanisme orbervasi adalah setiap observer mengamati 1 kelompok. Setiap observer dibekali dengan pedoman observasi dan lembar observasi untuk mencatat seluruh percakapan yang terjadi antara guru dan peserta didik serta antar peserta didik selama proses pembelajaran. Proses pembelajaran menggunakan model PBL didokumentasikan menggunakan video dan foto sebagai data pendukung. Hasil observasi Siklus I meliputi: 1) Proses Pembelajaran Hasil observasi proses pembelajaran Siklus I mendapatkan temuan berupakegiatan pembelajaran yang belum sesuai dengan RPP. Temuan Siklus I digunakan sebagai acuan perbaikan kegiatan pembelajaran pada siklus selanjutnya. Data hasil temuan Siklus I secara detail dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Temuan Siklus I No. Fase PBL Temuan Siklus I 1. Meeting the problem Guru menampilkan fenomena berupa gambar tanpa meninjau ulang hasil pengamatan yang telah dilakukan peserta didik. 2. Problem analysis and learning Tujuan pembelajaran disebutkan oleh guru. issues 3. Problem analysis and learning Rumusan masalah yang dipilih tidak sesuai dengan yang issues 4. Solution presentation and reflection 5. Overview, integration and evaluation tertulis dalam RPP. Tidak semua kelompok melaksanakan kegiatan penyelidikan yang ditugaskan karena dilakukan dalam bentuk penugasan. Tidak semua kelompok melaksanakan presentasi hasil penyelidikan karena terdapat 7 kelompok yang tidak melakukan penyelidikan.

10 34 Berdasarkan Tabel 4.4, proses pembelajaran Siklus I berjalan cukup lancar. Peserta didik mampu mengidentifikasi fenomena, merumuskan masalah, menyusun dan mempresentasikan rencana penyelidikan, melaksanakan penyelidikan dan mempresentasikan hasil penyelidikan. Satu dari delapan kelompok yang melaksanakan penyelidikan pada Siklus I dikarenakan penyelidikan dilakukan dalam bentuk penugasan, sehingga kinerja peserta didik tidak terpantau dengan baik. 2) Produk Hasil observasi kegiatan pembelajaran Siklus I diperoleh 156 pertanyaan peserta didik. Jumlah pertanyaan peserta didik pada Siklus I lebih banyak dibandingkan dengan pertanyaan pada kegiatan Pra-Siklus. Kuantitas dan kualitas pertanyaan peserta didik pada kegiatan Siklus I secara detail dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5. Kuantitas dan Kualitas Pertanyaan Peserta Didik Pada Kegiatan Siklus I Dimensi Pengetahuan Faktual Konseptual Prosedural Metakognisi Tingkatan Proses Berpikir Pertanyaan Peserta Didik Jumlah % C C C3 0 0 C C5 0 0 C C C C3 0 0 C C C C C C C C5 0 0 C C1 0 0 C2 0 0 C3 0 0 C4 0 0 C5 0 0 C6 0 0 Jumlah Berdasarkan Tabel 4.5, pertanyaan peserta didik teridentifikasi pada dimensi pengetahuan faktual commit sampai to dengan user prosedural dan tingkatan proses

11 35 berpikir C1 sampai dengan C6. Pertanyaan faktual yang teridentifikasi berada pada proses berpikir C1, C2, C4 dan C6. Pertanyaan konseptual berada pada proses berpikir C1, C2, C4, C5 dan C6, sedangkan pertanyaan prosedural berada pada proses berpikir C1, C2, C3, C4 dan C6. Pertanyaan terbanyak teridentifikasi pada dimensi konseptual C2 sebesar 14.74% dan prosedural C2 sebesar 16.02%. Hasil observasi pembelajaran Siklus I menunjukkan bahwa jumlah peserta didik yang mengajukan pertanyaan mengalami peningkatan. 30 orang peserta didik atau 100% dari jumlah keseluruhan peserta didik di kelas mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran. Data tentang sebaran kuantitas dan kualitas pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik pada kegiatan Siklus I secara individu seperti pada Gambar 4.2. Kuantitas dan Kualitas Pertanyaan Peserta Didik pada Dimensi Pengetahuan dan Proses Berpikir Metakognisi Prosedural Konseptual Faktual C6 C5 C4 C3 C2 C1 C C5 C C C C C C5 1 C C3 1 C C C6 3 C5 C4 1 C3 C C Nomor Absen Gambar 4.2. Sebaran Kuantitas dan Kualitas Pertanyaan Peserta Didik Pada Dimensi Pengetahuan dan Proses Berpikir Kegiatan Siklus I Gambar 4.3 menunjukkan bahwa jumlah pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik secara individu beragam dari 1 pertanyaan sampai dengan 13 pertanyaan. Kuantitas pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik secara umum mengalami peningkatan. Peserta didik nomor 12 mengalami

12 36 penurunan kuantitas pertanyaan dari 2 pertanyaan pada kegiatan Pra-Siklus menjadi 1 pertanyaan pada kegiatan Siklus I, namun kualitas pertanyaan yang disampaikan mengalami peningkatan dari dimensi konseptual C2 menjadi konseptual C6. Dimensi pengetahuan dan proses berpikir yang teridentifikasi pada kegiatan Siklus I lebih beragam dari dimensi faktual sampai dengan prosedural. Pertanyaan dimensi faktual disampaikan oleh 13 orang peserta didik. Pertanyaan dimensi konseptual disampaikan oleh 28 orang peserta didik. Pertanyaan dimensi prosedural disampaikan oleh 24 orang peserta didik, dan belum terdapat pertanyaan dimensi metakognisi yang disampaikan oleh peserta didik. Seluruh pertanyaan yang diajukan peserta didik teridentifikasi pada fase meeting the problem, problem analysis and learning issues, discovery and reporting, serta solution presentation and reflection. Data kuantitas dan kualitas pertanyaan peserta didikm pada setiap fase PBL Siklus I dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6. Kuantitas dan Kualitas Pertanyaan Peserta Didik Pada Setiap Fase PBL Siklus I Fase PBL Meeting the Problem Problem Analysis and Learning Issues Discovery and Reporting Solution Presentation and Reflection Overview, Integration and Evaluation Dimensi Pengetahuan Tingkatan Proses Berpikir C1 C2 C3 C4 C5 C6 Faktual Konseptual Prosedural Metakognisi Jumlah 39 Faktual Konseptual Prosedural Metakognisi Jumlah 9 Faktual Konseptual Prosedural Metakognisi Jumlah 102 Faktual Konseptual Prosedural Metakognisi Jumlah 6 Faktual Konseptual Prosedural Metakognisi Jumlah 0

13 37 Tabel 4.6 menunjukkan bahwa pertanyaan yang teridentifikasi pada setiap fase PBL selama kegiatan pembelajaran Siklus I adalah 25% pada fase meeting the problem, 5.77% pertanyaan pada fase problem analysis and learning Issues, 65.38% pertanyaan pada fase discovery and reporting, 3.85% pertanyaan pada fase solution presentation andreflection, dan tidak terdapat pertanyaan pada fase overview, integration and evaluation. Jumlah pertanyaan terbanyak dijumpai pada fase discovery and reporting, sedangkan jumlah pertanyaan paling sedikit dijumpai pada fase overview, integration and evaluation. d. Refleksi Siklus I Refleksi merupakan tahapan untuk menganalisis kesesuaian rencana dengan hasil observasi tentang pertanyaan peserta didik. Hasil observasi kegiatan Siklus I menunjukkan terdapat peningkatan kuantitas dan kualitas pertanyaan peserta didik dibandingkan dengan kegiatan Pra-Siklus. Perbandingan kuantitas dan kualitas pertanyaan kegiatan Pra-Siklus dan Siklus I dilihat pada Gambar Kuantitas dan Kualitas Pertanyaan Peserta Didik (%) C1 C2 C3 C4 C5 C6 C1 C2 C3 C4 C5 C6 C1 C2 C3 C4 C5 C6 C1 C2 C3 C4 C5 C6 Faktual Konseptual Prosedural Metakognisi Dimensi Pengetahuan dan Proses Berpikir Pertanyaan Pra Siklus Pertanyaan Siklus I Gambar 4.3. Diagram Perbandingan Kuantitas dan Kualitas Pertanyaan Peserta Didik Pada Dimensi Pengetahuan dan Proses Berpikir Kegiatan Pra-Siklus commit dan to user Siklus I

14 38 Berdasarkan Gambar 4.3, kuantitas pertanyaan pada dimensi pengetahuan faktual dan proses berpikir C1, C4 dan C6 mengalami peningkatan, sedangkan pada proses berpikir C2 mengalami penurunan. Peningkatan kuantitas pertanyaan tertinggi pada proses berpikir C1 sebesar 3.2%. Penurunan kuantitas pertanyaan faktual C2 sebesar 15.02%. Pertanyaan faktual C3 dan C5 tidak teridentifikasi pada kegiatan Siklus I. Kuantitas pertanyaan berdasarkan dimensi pengetahuan konseptual pada proses berpikir C1, C4, C5 dan C6 mengalami peningkatan, sedangkan pada proses berpikir C2 mengalami penurunan. Peningkatan kuantitas pertanyaan tertinggi pada proses berpikir C6 sebesar 22.43%. Penurunan kuantitas pertanyaan konseptual C2 sebesar 63.83%. Pertanyaan konseptual C3 tidak teridentifikasi pada kegiatan Siklus I. Kuantitas pertanyaan berdasarkan dimensi pengetahuan prosedural pada proses berpikir C1 sampai dengan C6 mengalami peningkatan, kecuali pada proses berpikir C5. Pertanyaan prosedural C5 tidak teridentifikasi pada kegiatan Siklus I. Peningkatan kuantitas pertanyaan tertinggi pada proses berpikir C2 sebesar 16.02%. Kualitas pertanyaan yang teridentifikasi pada kegiatan Siklus I lebih beragam dibandingkan dengan kegiatan Pra-Siklus. Kualitas pertanyaan pada kegiatan Pra-Siklus berada pada dimensi faktual C2 dan konseptual C2, sedangkan pertanyaan pada kegiatan Siklus I teridentifikasi pada dimensi pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural. Pertanyaan faktual meliputi tingkat berpikir C1, C2, C4, C6. Pertanyaan konseptual meliputi tingkat berpikir C1, C2, C4, C5, C6. Pertanyaan prosedural meliputi tingkat berpikir C1, C2, C3, C4, C6. Kegiatan Siklus I secara umum berjalan dengan baik, namun terdapat temuan selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang digunakan sebagai refleksi. Hasil refleksi kegiatan Siklus I digunakan sebagai acuan perbaikan untuk Siklus II. Hasil refleksi dilihat pada Tabel 4.7.

15 39 Tabel 4.7. Hasil Refleksi Siklus I dan Rencana Perbaikan Siklus II No. Refleksi Siklus I Rencana Perbaikan 1. Kegiatan pembelajaran kurang sesuai dengan Guru membuat outline kegiatan RPP. Guru menampilkan fenomena berupa pembelajaran, sehingga kegiatan gambar tanpa meninjau ulang hasil pembelajaran sesuai dengan RPP. pengamatan yang telah dilakukan peserta didik. 2. Tujuan pembelajaran disebutkan oleh guru. Menuliskan tujuan pembelajaran di 3. Rumusan masalah yang dipilih tidak sesuai dengan yang tertulis dalam RPP. 4. Tidak semua kelompok melaksanakan kegiatan penyelidikan yang ditugaskan karena dilakukan dalam bentuk penugasan. 5. Tidak semua kelompok melaksanakan presentasi hasil penyelidikan karena terdapat 7 kelompok yang tidak melakukan penyelidikan. papan tulis pada kegiatan Siklus II. Memfokuskan pembelajaran sesuai topik, sehingga peserta didik mampu memilih permasalahan sesuai dengan RPP yang direncanakan. Melakukan kegiatan penyelidikan di sekolah, sehingga kinerja peserta didik terkontrol dengan baik. Melakukan kegiatan penyelidikan di sekolah, sehingga kinerja peserta didik terkontrol dengan baik. 2. Siklus II Siklus II diselesaikan dalam satu kali pertemuan pada Tanggal 21 April Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan Siklus II adalah 2 jam pelajaran (2x45 menit). Materi Siklus II adalah macam-macam pencemaran. Kegiatan pembelajaran pada Siklus II dimulai dengan mengidentifikasi fenomena air yang berada di dalam gelas ukur dan ember dengan volume air 30 ml dan 3 liter. Guru meminta perwakilan peserta didik meneteskan larutan teres berwarna merah dengan volume yang sama ke dalam gelas ukur dan ember. Peserta didik membandingkan warna air yang berada di dalam gelas ukur dan ember setelah ditetesi teres untuk menemukan topik pembelajaran, yaitu pencemaran. Teres dianalogikan sebagai polutan, sedangkan air di dalam gelas ukur dan ember merupakan lingkungan. Air di dalam gelas ukur yang semula jernih berubah warna menjadi merah setelah ditetesi teres. Perubahan warna air di dalam gelas ukur menunjukkan pencemaran akibat polutan yang masuk ke dalam lingkungan melebihi ambang batas, sehingga kondisi lingkungan berubah. Air di dalam ember tidak mengalami perubahan warna karena volume polutan commit yang to masuk user ke dalam lingkungan belum

16 40 melebihi ambang batas, sehingga belum terlihat perubahan lingkungan yang signifikan. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan share hasil tugas pengamatan tentang warna air, bau tanah, bau udara dan keberadaan makhluk hidup di lokasi pengamatan pasar, selokan, terminal, sungai dan halaman rumah. Guru meminta peserta didik beropini tentang fenomena pencemaran yang diamati di lokasi masing-masing. Peserta didik menyebutkan permasalahan berdasarkan hasil pengamatan lingkungan dan fakta terhadap fenomena air yang berada di dalam gelas ukur dan ember dengan volume air 30 ml dan 3 liter yang ditetesi teres merah. Peserta didik diminta untuk menyeleksi dan menentukan rumusan masalah yang digunakan sebagai dasar kegiatan penyelidikan. Rumusan masalah yang direncanakan pada kegiatan Siklus II sebanyak 6 rumusan masalah yang berbeda untuk setiap kelompokseperti pada Tabel 4.8. Tabel 4.8. Rumusan Masalah yang Dipilih Pada Fase Problem Analysis and Learning Issues Sesuai Rencana Pembelajaran RPP Siklus II No. Rumusan Masalah 1. Apakah macam-macam pencemaran berdasarkan tempat pencemaran? 2. Apakah macam-macam pencemaran berdasarkan bahan pencemar? 3. Apakah macam-macam pencemaran berdasarkan tingkat pencemaran? 4. Apakah contoh dari macam-macam pencemaran berdasarkan tempat terjadinya? 5. Apakah contoh dari macam-macam pencemaran berdasarkan bahan pencemar? 6. Apakah contoh dari macam-macam pencemaran berdasarkan tingkat pencemaran? Berdasarkan rumusan masalah pada Tabel 4.8, peserta didik diminta untuk membagi diri dalam kelompok dengan jumlah kelompok disesuaikan dengan jumlah rumusan masalah yang dipilih. Kegiatan penyelidikan dilaksanakan setelah peserta didik menyusun dan mempresentasikan rencana penyelidikan secara kelompok. Pelaksanaan kegiatan penyelidikan disesuaikan dengan hasil rencana commit to penyelidikan user yang telah disusun oleh

17 41 peserta didik. Kegiatan penyelidikan diakhiri dengan menyimpulkan solusi permasalahan, mempresentasikan hasil kegiatan penyelidikan yang telah dilakukan dan evaluasi kegiatan pembelajaran. a. Perencanaan Perencanaan pembelajaran Siklus II dimulai dengan menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian. Perangkat pembelajaran berupa RPP materi macam-macam pencemaran (Lampiran 1d) dan LKS (Lampiran 1e) yang disusun dengan berkolaborasi bersama guru. Instrumen penelitian berupa lembar observasi (Lampiran 2b) dan pedoman observasi (Lampiran 2a) untuk mencatat seluruh percakapan peserta didik dan guru selama proses pembelajaran, lembar keterlaksanaan fase PBL (Lampiran 2c), serta lembar wawancara dan pedoman wawancara peserta didik (Lampiran 2d). Perangkat pendukung implementasi kegiatan Siklus II yang perlu disiapkan dalam perencanaan adalah alat dokumentasi dan observer. Jumlah observer minimal sesuai dengan jumlah kelompok yang dibentuk berdasarkan pembelajaran dalam RPP, yaitu 6 kelompok. Hasil refleksi kegiatan Siklus I menunjukkan bahwa terdapat kekurangan pada pelaksanaan pembelajaran, sehingga dilakukan perbaikan pada teknis kegiatan pembelajaran Siklus II. Hasil diskusi dengan guru mata pelajaran Biologi diperoleh kesepakatan bahwa kegiatan pembelajaran yang kurang sesuai dengan rencana RPP Siklus I direvisi mengenai teknis pelaksanaan pembelajarannya. Tujuan pembelajaran yang tidak sempat disebutkan oleh peserta didik pada pembelajaran Siklus I, diusahakan dengan menuliskan tujuan pembelajaran di papan tulis pada kegiatan Siklus II. Rumusan masalah yang tidak sesuai dengan RPP yang direncanakan, diusahakan dengan memfokuskan pembelajaran sesuai topik, sehingga peserta didik mampu memilih permasalahan sesuai dengan RPP yang direncanakan. Kegiatan penyelidikan yang dilakukan dalam bentuk penugasan, direvisi dengan melakukan kegiatan penyelidikan di sekolah, sehingga kinerja peserta didik terkontrol dengan baik. Guru memperjelas instruksi untuk setiap tahap commit pembelajaran to user yang dilakukan, sehingga waktu

18 42 yang digunakan lebih efisien dan mencukupi untuk melaksanakan presentasi hasil penyelidikan. b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan pembelajaran Siklus II dimulai dari kegiatan apersepsi. Kegiatan apersepsi berlangsung selama 15 menit dengan mengidentifikasi fenomena warna air yang berada di dalam 2 toples yang berbeda volume. Toples pertama berisi air sebanyak 200 ml dan toples kedua berisi air sebanyak 1 liter. Guru meminta peserta didik mencampurkan 3 ml larutan pewarna merah untuk makanan ke dalam masing-masing toples. Peserta didik diminta untuk beropini tentang warna air yang berada di dalam kedua toples setelah ditetesi pewarna merah untuk makanan. Peserta didik beropini bahwa kondisi air pada toples kecil mengalami perubahan warna menjadi merah muda, sedangkan kondisi air pada toples besar tidak mengalami perubahan warna. Guru meminta peserta didik menganalogikan teres sebagai polutan, sedangkan air di dalam kedua toples sebagai lingkungan. Warna merah muda pada air di dalam toples kecil menunjukkan terjadinya pencemaran. Peserta didik beropini bahwa pencemaran terjadi akibat air bercampur dengan teres melebihi ambang batas, sehingga kualitas air berkurang. Peserta didik menyebutkan topik pembelajaran tentang pencemaran dan melanjutkan kegiatan apersepsi dengan melakukan share hasil tugas pengamatan. Guru meminta 5 orang peserta didik untuk membacakan hasil pengamatan yang telah dilakukan di sungai, selokan, sawah, kolam ikan, dan daerah sekitar rel kereta api. Hasil pengamatan yang dibacakan oleh peserta didik pada kegiatan share Siklus II, merupakan hasil pengamatan dari tugas Siklus I dengan materi komponen penyusun ekosistem dan interaksi. Tugas pengamatan Siklus II seharusnya adalah pengamatan warna air, bau tanah, bau udara dan keberadaan makhluk hidup di lokasi pasar, selokan, terminal, sungai dan halaman rumah. Guru tidak sempat memberikan tugas kepada peserta didik di akhir pembelajaran Siklus I, sehingga tugas pengamatan tidak terlaksana. Guru meminta peserta didik untuk merumuskan masalah sebagai

19 43 meeting the problem berdasarkan identifikasi tentang fenomena pencemaran, namun rumusan masalah yang ill-structured tidak tersusun. Lima orang peserta didik menyusun rumusan masalah berdasarkan hasil pengamatan dari tugas Siklus I dengan materi komponen penyusun ekosistem dan interaksi. Rumusan masalah yang disusun oleh peserta didik digunakan sebagai permasalahan kelompok masing-masing dari lima lokasi pengamatan. Guru tidak memberikan kesempatan peserta didik yang lain untuk menyusun dan menyampaikan rumusan masalah, sehingga penyusunan rumusan masalah peserta didik kurang terakomodasi pada kegiatan Siklus II. Permasalahan setiap kelompok diseleksi dan dipilih melalui fase problem analysis and learning issues. Peserta didik memilih permasalahan yang mampu diselesaikan melalui fase problem analysis and learning issues yang berlangsung selama 7 menit. Permasalahan yang dipilih pada Siklus II belum sesuai dengan RPP yang direncanakan. Permasalahan yang dipilih dalam fase problem analysis and learning issues dilihat pada Tabel 4.9. Tabel 4.9. Permasalahan yang Dipilih Peserta Didik Pada Fase Problem Analysis and Learning Issues Siklus II No. Pertanyaan 1. Mengapakah tidak terdapat ikan yang hidup di selokan? 2. Bagaimanakah cara membersihkan lumut di kolam? 3. Bagaimanakah cara mengatasi pipa mampet di kolam? 4. Bagaimanakah cara lumut muncul di permukaan kolam? 5. Bagaimanakah keadaan ikan yang terdapat di sungai tercemar? 6. Bagaimanakah keadaan ekosistem sungai yang tercemar? 7. Bagaimanakah cara mengatasi kebisingan di sekitar rel kereta api? 8. Bagaimanakah solusi mengatasi pencemaran sungai? Berdasarkan rumusan masalah yang dipilih pada Tabel 4.9, peserta didik diminta untuk menyusun tujuan pembelajaran setelah menentukan permasalahan yang dipilih, namun belum terlaksana karena guru menyebutkan tujuan pembelajaran secara langsung. Tahap selanjutnya adalah peserta didik membagi diri ke dalam 5 kelompok berdasarkan lokasi pengamatan sungai, selokan, sawah, kolam ikan, dan daerah sekitar rel kereta

20 44 api. Pembentukan kelompok seharusnya dilakukan berdasarkan jumlah rumusan masalah yang dipilih peserta didik. Peserta didik membagi diri ke dalam kelompok dengan cara berhitung dan memulai kegiatan diskusi yang menjadi awal fase discovery and reporting. Discovery and reporting berlangsung selama 20 menit. Peserta didik menyusun rencana kegiatan penyelidikan menggunakan LKS yang diberikan oleh guru. LKS kegiatan perencanaan berisi tujuan, hipothesis, alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan penyelidikan, serta prosedur kerja yang harus disusun secara mandiri melalui kegiatan diskusi kelompok. Rencana kegiatan penyelidikan seluruh kelompok, seharusnya dipresentasikan dalam forum kelas sebelum dilanjutkan ke tahap penyelidikan, namun tidak terlaksana pada Siklus II. Seluruh kegiatan penyelidikan dilakukan melalui kajian literatur yang dilakukan pada fase solution presentation and reflection. Solution presentation and reflection berlangsung selama 30 menit.solution presentation and reflection merupakan kegiatan penyelidikan yang dilakukan peserta didik untuk mengumpulkan data, menyusun pembahasan dan menyusun kesimpulan melalui kajian literatur. Hasil kajian tentang materi pencemaran yang telah diperoleh dalam fase solution presentation and reflection dipresentasikan dalam forum kelas melalui fase overview, integration and evaluation yang berlangsung selama 18 menit. Guru mengonfirmasi hasil kajian tentang macam-macam pencemaran yang disampaikan oleh peserta didik. Peserta didik menuliskan kesimpulan presentasi setiap kelompok di papan tulis. Setiap kelompok diberikan waktu selama 5 menit untuk melakukan presentasi. Presentasi pada Siklus II dilakukan oleh 3 dari 5 kelompok, sedangkan 2 kelompok yang lain tidak melakukan presentasi karena keterbatasan waktu. Peserta didik belum memperoleh kesempatan melakukan evaluasi kinerja anggota kelompok masing-masing, mengevaluasi kegiatan penyelidikan yang telah dilakukan dan mengkritisi sumber belajar yang digunakan, sehingga kegiatan evaluasi pada Siklus 2 belum terlaksana. Guru meminta peserta didik mengumpulkan LKS yang telah diselesaikan commit dan menutup to user pembelajaran dengan memberikan

21 45 tugas pengamatan air, tanah dan udara yang terletak di dekat kota dan jauh dari kota kepada peserta didik secara individu. c. Observasi Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran dengan menggunakan 7 orang observer. Mekanisme observasi adalah 5 orang observer mengamati 5 kelompok dan 2 observer mendokumentasikan proses pembelajaran dalam bentuk foto dan video. Setiap observer dibekali dengan pedoman observasi dan lembar observasi untuk mencatat seluruh percakapan yang terjadi antara guru dan peserta didik serta antar peserta didik selama proses pembelajaran. Proses pembelajaran didokumentasikan menggunakan video dan foto sebagai data pendukung. Hasil observasi Siklus II meliputi: 1) Proses Hasil observasi kegiatan pembelajaran Siklus II mendapatkan temuan berupa kegiatan pembelajaran yang belum sesuai dengan RPP. Temuan Siklus II digunakan sebagai acuan perbaikan kegiatan pembelajaran pada siklus selanjutnya. Data hasil temuan Siklus II secara detail dilihat pada Tabel Tabel Hasil Temuan Siklus II No. Fase PBL Temuan Siklus II 1. Meeting the problem Tugas pengamatan warna air, bau tanah, bau udara dan keberadaan makhluk hidup di lokasi pasar, selokan, terminal, sungai dan 2. Problem analysis and learning issues 3. Problem analysis and learning issues 4. Problem analysis and learning issues halaman tidak terlaksana. Tujuan pembelajaran yang seharusnya disampaikan oleh peserta didik disebutkan oleh guru. Rumusan masalah yang dipilih peserta didik tidak sesuai dengan yang tertulis dalam RPP. Pembentukan kelompok dalam kegiatan problem analysis and learning issues tidak dilakukan berdasarkan jumlah rumusan masalah yang dipilih oleh peserta didik. 5. Discovery and reporting Presentasi rencana penyelidikan tidak terlaksana pada fase discovery and reporting, namun dilaksanakan pada fase overview, integration and evaluation. 6. Overview, integration and evaluation Kegiatan evaluasi pembelajaran oleh peserta didik tidak terlaksana pada fase overview, integration and evaluation.

22 46 Berdasarkan Tabel 4.10, proses pembelajaran Siklus II berjalan cukup lancar. Peserta didik mampu mengidentifikasi fenomena, merumuskan masalah, menyusun dan mempresentasikan rencana penyelidikan, melaksanakan penyelidikan dan mempresentasikan hasil penyelidikan. Rumusan masalah yang dipilih pada pembelajaran Siklus II tidak sesuai dengan RPP dan peserta didik mengalami kesulitan dalam menentukan tujuan pembelajaran. Presentasi rencana penyelidikan dan evaluasi pada fase overview, integration and evaluation tidak terlaksana dikarenakan keterbatasan waktu pembelajaran. 2) Produk Hasil observasi kegiatan pembelajaran Siklus II diperoleh 130 pertanyaan peserta didik. Jumlah pertanyaan peserta didik pada Siklus II lebih sedikit dibandingkan dengan pertanyaan pada kegiatan Siklus I. Kuantitas dan kualitas pertanyaan peserta didik pada kegiatan Siklus II dilihat pada Tabel Tabel Kuantitas dan Kualitas Pertanyaan Peserta Didik Pada Kegiatan Siklus II Dimensi Pengetahuan Faktual Konseptual Prosedural Metakognisi Tingkatan Proses Berpikir Pertanyaan Peserta Didik Jumlah % C C C C4 0 0 C5 0 0 C C1 0 0 C C C C5 0 0 C C C C C C C C1 0 0 C2 0 0 C3 0 0 C4 0 0 C5 0 0 C6 0 0 Jumlah

23 47 Tabel 4.11 menunjukkan bahwa pertanyaan peserta didik teridentifikasi pada dimensi faktual, konseptual dan prosedural. Pertanyaan faktual berada pada proses berpikir C1, C2, C3 dan C6. Pertanyaan konseptual berada pada proses berpikir C2, C3, C4 dan C6, sedangkan pertanyaan prosedural berada pada proses berpikir C1 sampai dengan C6. Pertanyaan terbanyak teridentifikasi pada dimensi procedural C2, sebesar 21.54%. Hasil observasi kegiatan Siklus II menunjukkan bahwa seluruh peserta didik di kelas mengajukan pertanyaan. Jumlah peserta didik yang mengajukan pertanyaan menunjukkan bahwa peserta didik telah berkontribusi aktif selama kegiatan pembelajaran. Data tentang sebaran kuantitas dan kualitas pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik pada kegiatan Siklus II secara individu seperti pada Gambar 4.4. Kuantitas dan Kualitas Pertanyaan Peserta Didik pada Dimensi Pengetahuan dan Proses Berpikir Metakognisi Prosedural Konseptual Faktual C6 C5 C4 C3 C2 C1 C C C C C C C C5 C C3 1 3 C C1 C6 1 C5 C4 C3 1 C C Nomor Absen Gambar 4.4. Sebaran Kuantitas dan Kualitas Pertanyaan Peserta Didik Pada Dimensi Pengetahuan dan Proses Berpikir Kegiatan Siklus II Gambar 4.4 menunjukkan bahwa jumlah pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik secara individu beragam dari 1 pertanyaan sampai dengan 15 pertanyaan. Kuantitas pertanyaan peserta didik secara umum mengalami

24 48 penurunan, tetapi kualitas pertanyaan yang disampaikan mengalami peningkatan. 14 orang dari keselurah jumlah peserta didik di kelas memiliki kuantitas pertanyaan yang meningkat pada kegiatan Siklus II, yaitu nomor absen 3, 4, 6, 10, 12, 13, 16, 17, 20, 22, 23, 24, 27, dan 28. Pertanyaan peserta didik berdasarkan dimensi pengetahuan yang teridentifikasi pada kegiatan Siklus II adalah dimensi pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural. Pertanyaan dimensi faktual disampaikan oleh 5 orang peserta didik. Pertanyaan dimensi konseptual disampaikan oleh 23 orang peserta didik. Pertanyaan dimensi prosedural disampaikan oleh 23 orang peserta didik, dan belum terdapat pertanyaan dimensi metakognisi yang disampaikan oleh peserta didik. Seluruh pertanyaan yang diajukan peserta didik teridentifikasi pada seluruh fase model PBL, yaitu: meeting the problem, problem analysis and learning issues, discovery and reporting, solution presentation and reflection, serta overview, integration and evaluation. Data kuantitas dan kualitas pertanyaan peserta didikm pada setiap fase PBL Siklus II dilihat pada Tabel Tabel Kuantitas dan Kualitas Pertanyaan Peserta Didik Pada Setiap Fase PBL Siklus II Fase PBL Dimensi Pengetahuan Tingkatan Proses Berpikir C1 C2 C3 C4 C5 C6 Faktual Meeting the Problem Konseptual Prosedural Metakognisi Jumlah 5 Faktual Problem Analysis and Learning Konseptual Issues Prosedural Metakognisi Jumlah 10 Faktual Discovery and Reporting Konseptual Prosedural Metakognisi Jumlah 73 Faktual Konseptual Solution Presentation and Reflection Prosedural Metakognisi Jumlah 39 Faktual Overview, Integration and Konseptual Evaluation Prosedural Metakognisi Jumlah 3

25 49 Berdasarkan Tabel 4.12, pertanyaan yang teridentifikasi pada setiap fase PBL selama kegiatan pembelajaran Siklus II adalah 3.85% pertanyaan pada fase meeting the problem, 7.69% pertanyaan pada fase problem analysis and learning issues, 56.15% pertanyaan pada fase discovery and reporting, 30% pertanyaan pada fase solution presentation and reflection, dan 2.31% pertanyaan pada fase overview, integration and evaluation. Jumlah pertanyaan terbanyak dijumpai pada fase discovery and reporting, sedangkan jumlah pertanyaan paling sedikit dijumpai pada fase overview, integration and evaluation. d. Refleksi Siklus II Refleksi merupakan tahapan untuk menganalisis kesesuaian RPP dengan hasil observasi tentang pertanyaan peserta didik. Hasil observasi kegiatan Siklus II menunjukkan terdapat penurunan kuantitas pertanyaan peserta didik, namun terdapat peningkatan kualitas pertanyaan peserta didik dibandingkan dengan kegiatan Siklus I. Perbandingan kuantitas dan kualitas pertanyaan kegiatan Siklus I dan Siklus II dilihat pada Gambar 4.5. Kuantitas dan Kualitas Pertanyaan Peserta Didik (%) C1 C2 C3 C4 C5 C6 C1 C2 C3 C4 C5 C6 C1 C2 C3 C4 C5 C6 C1 C2 C3 C4 C5 C6 Faktual Konseptual Prosedural Metakognisi Dimensi Pengetahuan dan Proses Berpikir Pertanyaan Siklus I Pertanyaan Siklus II Gambar 4.5. Diagram Perbandingan Kuantitas dan Kualitas Pertanyaan Peserta Didik Pada Dimensi Pengetahuan dan Proses Berpikir Kegiatan Siklus I dan Siklus II Gambar 4.5 menunjukkan bahwa pertanyaan faktual C3 yang belum teridentifikasi pada kegiatan Siklus I dijumpai pada Siklus II, sehingga

26 50 kuantitas pertanyaan pada dimensi faktual C3 mengalami peningkatan sebesar 0.77%. Pertanyaan faktual C1, C2, dan C6 mengalami penurunan kuantitas pertanyaan secara berturut-turut sebesar 1.66%, 2.56% dan 1.15%. Pertanyaan faktual C4 dan C5 tidak teridentifikasi pada kegiatan Siklus II Kuantitas pertanyaan berdasarkan dimensi pengetahuan konseptual pada proses berpikir C3 dan C4 mengalami peningkatan, sedangkan pada proses berpikir C2 dan C6 mengalami penurunan. Peningkatan kuantitas pertanyaan konseptual tertinggi pada proses berpikir C4 sebesar 6.03%. Penurunan kuantitas pertanyaan konseptual C2 dan C6 secara berturut-turut sebesar 4.74% dan 4.74%. Pertanyaan konseptual C1 dan C5 tidak teridentifikasi pada kegiatan Siklus II. Kuantitas pertanyaan berdasarkan dimensi pengetahuan prosedural pada proses berpikir C2 dan C3 mengalami peningkatan, sedangkan pada proses berpikir C1, C4 dan C6 mengalami penurunan. Peningkatan kuantitas pertanyaan prosedural C2 dan C3 sebesar 5.52% dan 9.74%. Penurunan kuantitas pertanyaan prosedural C1, C4 dan C6 secara berturut-turut adalah 1.41%, 1.54% dan 0.64%. Kualitas pertanyaan yang teridentifikasi pada kegiatan Siklus II lebih beragam dibandingkan dengan kegiatan Siklus I. Kualitas pertanyaan berdasarkan dimensi pengetahuan pada kegiatan Siklus II sama dengan kegiatan Siklus I yang berada pada dimensi faktual, konseptual dan procedural. Pertanyaan faktual Siklus II meliputi tingkat berpikir C1, C2, C3, C6. Pertanyaan konseptual Siklus II meliputi tingkat berpikir C2, C3, C4, C6. Pertanyaan prosedural Siklus II meliputi tingkat berpikir C1, C2, C3, C4, C5, C6. Kuantitas pertanyaan pada Siklus II mengalami penurunan, namun kualitas pertanyaan memiliki sebaran yang lebih luas. Dimensi pengetahuan dan proses berpikir faktual dan konseptual C1 dan C2 yang tergolong dalam kemampuan berpikir tingkat rendah mengalami penurunan, sedangkan pertanyaan pada dimensi prosedural mengalami peningkatan. Kegiatan pembelajaran Siklus II secara umum berjalan dengan baik, namun terdapat temuan selama commit pelaksanaan to user kegiatan pembelajaran yang

27 51 digunakan sebagai refleksi. Hasil refleksi kegiatan Siklus II digunakan sebagai acuan perbaikan untuk Siklus III. Hasil refleksi dilihat pada Tabel Tabel Hasil Refleksi Siklus II dan Rencana Perbaikan Siklus III No. Refleksi Siklus II Rencana Perbaikan 1. Tugas pengamatan warna air, bau tanah, bau udara dan keberadaan makhluk hidup di lokasi pasar, selokan, terminal, sungai dan halaman tidak terlaksana. Memberikan tugas pengamatan untuk apersepsi Siklus III secara langsung setelah pembelajaran Siklus II berakhir. 2. Tujuan pembelajaran yang seharusnya disampaikan oleh peserta didik disebutkan oleh guru. 3. Rumusan masalah yang dipilih peserta didik tidak sesuai dengan yang tertulis dalam RPP. 4. Pembentukan kelompok dalam kegiatan problem analysis and learning issues tidak dilakukan berdasarkan jumlah rumusan masalah yang dipilih oleh peserta didik. 5. Presentasi rencana penyelidikan tidak terlaksana pada fase discovery and reporting, namun dilaksanakan pada fase overview, integration and evaluation. 6. Kegiatan evaluasi pembelajaran oleh peserta didik tidak terlaksana pada fase overview, integration and evaluation. Memfokuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan rumusan masalah yang dipilih peserta didik melalui pertanyaan yang lebih detail. Memandu peserta didik melalui pertanyaan yang lebih detail, sehingga peserta didik mampu memilih permasalahan sesuai dengan RPP yang direncanakan. Memperjelas instruksi pembentukan kelompok berdasarkan jumlah rumusan masalah. Memperjelas alokasi waktu yang digunakan untuk setiap kegiatan pembelajaran, sehingga semua kegiatan terlaksana. Memperjelas alokasi waktu yang digunakan untuk setiap kegiatan pembelajaran, sehingga semua kegiatan terlaksana. 3. Siklus III Siklus III diselesaikan dalam satu kali pertemuan pada Tanggal 28 April Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan Siklus III adalah 3 jam pelajaran (3x45 menit). Materi Siklus III adalah ciri-ciri dan faktor pencemaran. Kegiatan pembelajaran Siklus III yang direncanakan dimulai dengan share hasil tugas pengamatan perbandingan warna air, bau tanah, bau udara dan keberadaan makhluk hidup di lokasi sungai, halaman, tempat pembuangan sampah yang terletak jauh dari kota dan dekat dengan kota. Lokasi pengamatan yang terletak commit jauh to dari user kota identik dengan wilayah yang

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI PRASIKLUS Penelitian dilaksanakan di kelas X MIA 3 SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015. Observasi yang dilakukan pada tanggal 17, 21, dan

Lebih terperinci

SP Sabila et al. Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Pertanyaan Peserta Didik

SP Sabila et al. Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Pertanyaan Peserta Didik SP-007- Sabila et al. Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Pertanyaan Peserta Didik Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Pertanyaan Peserta Didik melalui Penerapan Problem Based Learning pada Pembelajaran

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran : IPA SMK / MAK Kelas/Semester : XI / 3 Alokasi Waktu : 6 minggu x 2 x @ 45 Menit Standar Kompetensi : Memahami polusi dan dampaknya pada manusia dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan kelas yang dikenai tindakan adalah kelas VIII E yang berjumlah 27 peserta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan kelas yang dikenai tindakan adalah kelas VIII E yang berjumlah 27 peserta 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMP Negeri I Kabila dan kelas yang dikenai tindakan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN ( Pertemuan ke-2)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN ( Pertemuan ke-2) Lampiran A.3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN ( Pertemuan ke-2) Satuan Sekolah : SMP Negeri 1 Cigasong Mata Pelajaran : IPA Biologi Kelas / Semester : VII / 2 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN (X 1 ) sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN (X 1 ) sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN ( 1 ) Mata pelajaran Kelas/tingkat Semester Topik Jumlah pertemuan Kompetensi Inti : Biologi : / SMA : II (Genap) : Keseimbangan Ekosistem ( Pencemaran

Lebih terperinci

Peningkatan Higher Order Question Siswa Menggunakan Model Problem Based Learning pada Pembelajaran Biologi di Kelas X MIA 6 SMA Negeri 4 Surakarta

Peningkatan Higher Order Question Siswa Menggunakan Model Problem Based Learning pada Pembelajaran Biologi di Kelas X MIA 6 SMA Negeri 4 Surakarta SP-8-5 Sulistianti et al. Peningkatan Siswa pada Pembelajaran Biologi, Surakarta Peningkatan Siswa Menggunakan Model Problem Based Learning pada Pembelajaran Biologi di Kelas X MIA 6 SMA Negeri 4 Surakarta

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN ( Pertemuan ke-1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN ( Pertemuan ke-1) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN ( Pertemuan ke-1) Satuan Sekolah : SMP Negeri 1 Cigasong Mata Pelajaran : IPA Biologi Kelas / Semester : VII / 2 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (2 jam pelajaran)

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Riset Aksi Model John Elliot 1

Gambar 3.1. Riset Aksi Model John Elliot 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian PTK ini terdiri dari dua siklus dan diawali

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data penelitian yang diperoleh adalah berupa data observasi berupa pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan Model Problem Based Learning dan pengamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu 50 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Siklus I 1. Implementasi Siklus I Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu pada tanggal 16 September 2014. Pembelajaran pada siklus

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen) 104 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen) Satuan Pendidikan : SMP IT Adzkia Sukabumi Mata Pelajaran : IPA Kelas/ Semester : VII / Genap Materi Pokok : Interaksi Mahluk Hidup Dengan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) : SMP N 2 Yogyakarta. : Hidup sehat dengan air bersih. : 4 x pertemuan (6 x 40 menit)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) : SMP N 2 Yogyakarta. : Hidup sehat dengan air bersih. : 4 x pertemuan (6 x 40 menit) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah Mata Pelajaran Tema Kelas / Semester Alokasi Waktu : SMP N 2 Yogyakarta : IPA Terpadu : Hidup sehat dengan air bersih : VII (Tujuh) / II : 4 x pertemuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di Jl. Margorejo No.580 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Siswa

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01) : 20 x Pertemuan (40 JP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01) : 20 x Pertemuan (40 JP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Tema Sub Tema Alokasi Waktu : SMP Negeri 2 Banjar : Ilmu Pengetahuan Sosial : VII/I : I. Manusia, Tempat, dan Lingkungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngajaran 03, yaitu sekolah dasar di desa Ngajaran Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Mlowo Karangtalun 04 Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. SDN Mlowo Karangtalun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional digunakan untuk memberikan persamaan persepsi terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian. Definisi operasional pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dari 20 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dari 20 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. 16 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C MTs Ma arif NU 1 Jatilawang tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 42 siswa, terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangkuyudan No.2. Lokasi sekolah berada di jalan Samanhudi No.32 Kelurahan Purwosari,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Kelas XI-IIS3 SMA Negeri 6 Surakarta. Terletak di tepi jalan Mr. Sartono nomor 30 Surakarta

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Deskripsi Hasil Penelitian Pra Siklus Sebelum melakukan penelitian dengan menggunakan model kooperatif tipe Numbered Heads

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. minggu pertama semester gasal tahun pelajaran 2016/2017, SMK Negeri 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. minggu pertama semester gasal tahun pelajaran 2016/2017, SMK Negeri 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan peneliti pada minggu pertama semester gasal tahun pelajaran 2016/2017, SMK Negeri 1 Pandak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Kondisi Awal 1.1.1. Kondisi Aktifitas Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran khususnya pembelajaran matematika di SDN Kalangsono 02 Kecamatan Banyuputih Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kopeng 03 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. SD Negeri Kopeng 03 terletak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2013/2014, antara bulan juli sampai bulan september 2013 di SDN Kemligi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas IV SDN Randuacir 01 Salatiga semester 2 tahun 2013/2014 nampak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (dalam Taniredja, 2013, hlm. 15) mengartikan bahwa penelitian

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL (X 0 )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL (X 0 ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL ( 0 ) Mata pelajaran Kelas/tingkat Semester Topik Jumlah pertemuan Kompetensi Inti : Biologi : / SMA : II (Genap) : Keseimbangan Ekosistem ( Pencemaran dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian A. Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Suwawa Kabupaten Bone Bolango pada pelajaran matematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Lokasi Penelitian R 4 R 9 R 8 R7 Toilet R 5 Ruang UKS Ruang piket Mesjid Parkiran Mobil Ruang TU Gerbang Ruang Guru R3 R2 R1 Lapangan Upacara R10 R15 R14 R 13 R12

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus, dan setiap siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan. Siklus I dilaksanakan tanggal 17

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian dilakukan di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga, karena sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah swasta terbaik yang ada

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA 1 EKOSISTEM (Rancangan Percobaan)

LEMBAR KERJA SISWA 1 EKOSISTEM (Rancangan Percobaan) Nama Kelompok Kelas :.. :. :. LEMBAR KERJA SISWA 1 EKOSISTEM (Rancangan Percobaan) Petunjuk: - Kerjakan LKS secara berkelompok dan bekerjasama - Kerjakan secara berurutan - Jika ada hal yang kurang jelas

Lebih terperinci

Tujuan : 1. Mengetahui komponen penyusun ekosistem 2. Mengetahui interaksi antar komponen penyusun ekosistem 3. Mengetahui definisi ekosistem

Tujuan : 1. Mengetahui komponen penyusun ekosistem 2. Mengetahui interaksi antar komponen penyusun ekosistem 3. Mengetahui definisi ekosistem LEMBAR KERJA SISWA 1 Petunjuk: - Kerjakan LKS secara berkelompok dan bekerjasama - Kerjakan secara berurutan - Jika ada hal yang kurang jelas segera sampaikan ke guru Tujuan : 1. Mengetahui komponen penyusun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan dalam penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas, dilaksanakan dalam 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal) Dalam pelaksanaan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) IPS di SD Negeri Beji 2 Ungaran Timur Kabupaten semarang sebelum

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: WAHDANIA NURIS SABILA K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Agustus 2015 HALAMAN JUDUL

SKRIPSI. Oleh: WAHDANIA NURIS SABILA K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Agustus 2015 HALAMAN JUDUL PENINGKATAN KUANTITAS DAN KUALITAS PERTANYAAN PESERTA DIDIK MELALUI PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS X IIS 4 SMA NEGERI 5 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: WAHDANIA NURIS SABILA

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Siklus I 1 108 109 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Siklus I Satuan Pendidikan : SD Lentera Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : IV (Lima) / II (Dua) Materi Pokok : Bangun Ruang Alokasi Waktu :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Guru mengawali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Tahap Pra Siklus Penelitian pada tahap pra siklus ini diawali dengan kegiatan pencarian datadata untuk mengetahui kondisi awal yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Berikut ini diuraikan beberapa definisi operasional dari istilah-istilah yang terkait dalam penelitian ini, diantaranya: 1. Efektivitas Efektivitas yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share

BAB IV HASIL PENELITIAN. Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Prasiklus Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share Berbantuan Video Pembelajaran

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) FISIKA SMA KELAS XI FLUIDA DINAMIS. KOleh : ISTIANAH QUDSI FT, S. Pd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) FISIKA SMA KELAS XI FLUIDA DINAMIS. KOleh : ISTIANAH QUDSI FT, S. Pd RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) FISIKA SMA KELAS XI FLUIDA DINAMIS Penerapan Persamaan Bernoulli pada Gaya Angkat Pesawat Terbang KOleh : ISTIANAH QUDSI FT, S. Pd 19860910 200903 2 003 SMA NEGERI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas 5 SD Negeri Medayu 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, dengan jumlah siswa

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP... Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : VII / 1 Materi Pokok : Perbandingan dan Skala Alokasi Waktu : 1 JP x 30 Menit ( 1 kali pertemuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Rahmawati, 2013:9). Pizzini mengenalkan model pembelajaran problem solving

BAB II KAJIAN TEORI. Rahmawati, 2013:9). Pizzini mengenalkan model pembelajaran problem solving BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis, Model Pembelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS), Pembelajaran Konvensional dan Sikap 1. Model Pembelajaran Search, Solve, Create and

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pelaksanaan tindakan kelas ini menyajikan materi kegiatan pokok ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada siswa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. empat komponen, yaitu perencanaan (plan), tindakan (action), observasi, terkait. Siklus PTK dapat digambarkan sebagai berikut;

III. METODE PENELITIAN. empat komponen, yaitu perencanaan (plan), tindakan (action), observasi, terkait. Siklus PTK dapat digambarkan sebagai berikut; III. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Dan Prosedur Penelitian. Dalam penelitian ini akan digunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart yang terdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan kelas (PTK) ini diuraikan tentang kondisi awal, siklus I, siklus II dan pembahasan antar siklus. Setiap siklus terdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam bab IV ini akan disajikan hasil penelitian dan pembehasan dari siklus I, siklus II, dan siklus III. Tiap siklus mendeskripsikan mengenai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang hasil penelitian dari pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II. Berikut ini akan diuraikan tentang perencanaan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Lembaga pendidikan yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian yaitu SD Kumpulrejo 03 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. 4.2

Lebih terperinci

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN: Halaman

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN: Halaman JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN: 2407-1269 Halaman 263-268 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VII C pada Materi Pencemaran Lingkungan Melalui Model Pembelajaran Learning Cycle di SMP Muhammadiyah

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : XI / Genap Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas X IPA Semester II SMA Negeri di Surakarta. SMA ini terletak di Jalan Muhamad Yamin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang berusaha menerapkan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 1. : 4 x 35 menit ( 2x pertemuan)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 1. : 4 x 35 menit ( 2x pertemuan) LAMPIRAN - LAMPIRAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 1 Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu : SD Negeri Gringgingsari : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) : VI/1 : 4 x 35 menit (

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan-persiapan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan-persiapan yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Penelitian Penelitian tindakan ini dilakukan di SMK Muhammadiyah 1 Klaten Utara. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan-persiapan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu perencanaan (planning), tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pertama kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Konsep inti Kurt Lewin adalah bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebenarnya di lapangan sebagai data awal siswa sebelum peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebenarnya di lapangan sebagai data awal siswa sebelum peneliti BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pra Siklus Tahap pra siklus dilakukan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya di lapangan sebagai data awal siswa sebelum peneliti melakukan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Peneltian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan metode

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan metode BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV/a SDN 005 Padang Luas Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar dengan jumlah siswa 15 yang terdiri dari 8

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan mind mapping dalam meningkatkan kemampuan berpikir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan kelas (PTK) yang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : XI / Genap Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Kondisi Awal 1.1.1. Kondisi Aktifitas Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran khususnya pembelajaran IPA di SDN Kalangsono 02 Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 65 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen dan desain penelitian Pretest and Posttest Control Group Design. 1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngurensiti 02 Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati pada semester I Tahun 2011/2012. Subyek

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XI / 3 (tiga) : Matematika : Wajib :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode yang bertujuan untuk memperoleh suatu gambaran secara faktual dan akurat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain dan Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperkuat upaya pengembangan karakter kemandirian melalui model Project Based Learning (PBL). Penerapan model

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Sub Materi Alokasi Waktu : SMP Citra Bangsa : Matematika : IX (Sembilan)/1 (Satu) : Bangun Ruang Sisi Lengkung

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN 80 Lampiran 2. RPP Kelas Eksperimen RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Muaro Jambi Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : VIII / 1 Materi Pokok : Struktur Tubuh

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS 1. Sekolah : SMKN 2 Pekanbaru 2. Mata Pelajaran : Kimia 3. Kelas/Semester : XI/Ganjil 4. Materi Pokok : Laju Reaksi 5. AlokasiWaktu : 2 JP (1 x pertemuan)

Lebih terperinci

PENUKARAN UANG DI KOPERASI SEKOLAH Oleh:

PENUKARAN UANG DI KOPERASI SEKOLAH Oleh: PENUKARAN UANG DI KOPERASI SEKOLAH Oleh: Nikmatul Husna Sri Rejeki (nikmatulhusna13@gmail.com) (srirejeki345@rocketmail.com) A. PENDAHULUAN Uang adalah salah satu benda yang tidak dapat dipisahkan dalam

Lebih terperinci

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA-KIMIA DENGAN MENGGUNAKAN PERCOBAAN SEDERHANA BERBASIS BAHAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 2 MUARA BATU Juwairiah 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN Sidorejo Lor 05 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah. Penelitian

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MEDIA POWER POINT Nama Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VII (Tujuh) Semester : 2 (Dua)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MEDIA POWER POINT Nama Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VII (Tujuh) Semester : 2 (Dua) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MEDIA POWER POINT Nama Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VII (Tujuh) Semester : 2 (Dua) Standar Kompetensi : Menggunakan konsep himpunan dan diagram

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tahapan-tahapan atau cara dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. IPS terhadap siswa kelas IV SD Negeri Pantiwinaya

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. IPS terhadap siswa kelas IV SD Negeri Pantiwinaya BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pembelajaran IPS terhadap siswa kelas IV SD Negeri Pantiwinaya Kecamatan Purwadadi Kabupaten Subang Tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 62 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data penelitian yang disajikan dalam bab ini adalah hasil penelitian selama menerapkan metode resitasi dengan model PBL dalam memahami bangun

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : XI/2 Materi Pokok : OPTIK GEOMETRI Alokasi Waktu : 1 x 3 Jam Pelajaran A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA3 SMA Perintis I Bandar Lampung

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA3 SMA Perintis I Bandar Lampung III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA3 SMA Perintis I Bandar Lampung dengan jumlah siswa 39 orang, terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 26 orang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : X / 1 (satu) : Matematika : Umum : Persamaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra (Kondisi Awal) Pada kondisi pra siklus dilakukan pengamatan pada pembelajaran IPA yang berlangsung. Pengamatan yang dilakukan mendasarkan pada lembar

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pembelajaran : SMA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pembelajaran : SMA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pembelajaran : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X/I Pokok Bahasan : Kinematika Gerak Alokasi Waktu : 4 x 2 JP A. Kompetensi Inti 1. Menghayati

Lebih terperinci

Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : VII (Satu) / 1 Nama Guru NIP/NIK

Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : VII (Satu) / 1 Nama Guru NIP/NIK KURIKULUM 2013 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS VII (SATU) SMP / MTs Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : VII (Satu) / 1 Nama Guru : NIP/NIK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang dipilih adalah Penelitian Tindakan atau Classroom Action Research maksudnya adalah kegiatan penelitian untuk mendapatkan kebenaran dan manfaat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lampung Tahun Ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri

III. METODE PENELITIAN. Lampung Tahun Ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri III. METODE PEELITIA A. Setting Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA egeri 10 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri dari 10 orang siswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action Research yaitu suatu action research (penelitian tindakan) yang dilakukan di kelas (Wardhani, 2007:1.3).

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : X / 1 (satu) : Matematika : Umum : Matriks

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Penelitian ini menitikberatkan pada tiga aspek, yaitu pelaksanaan peer assessment, model pembelajaran Jigsaw, dan kemampuan berkomunikasi lisan siswa.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XI / 4 (empat) : Matematika : Umum :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bagian pelaksanaan tindakan, akan diuraikan empat subbab yaitu kondisi awal, siklus 1, siklus 2 dan pembahasan

Lebih terperinci